Spacia &Angina Ludwig

download Spacia &Angina Ludwig

of 9

Transcript of Spacia &Angina Ludwig

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    1/9

    3.1.3.2 Fascial Space

    Fascia tersusun atas lapisan-lapisan jaringan ikat tipis, disebut dengan fascial planes.

    Ruang antara fascia dan fascial planes ini merupakan potential spaces yang sebenarnya tidak ada

    pada keadaan normal, tetapi bila perlekatan jaringan ikat ini rusak oleh karena proses penyebaran

    infeksi, maka ruang ini bisa terisi dan membesar oleh karena adanya produk radang. Potential

    space ini disebut dengan fascial spaces.

    Fascial space yang terlibat dalam penyebaran infeksi dari gigi disebut fascial space

    primer, infeksi yang meluas dari fascial space primer menuju fascial space sekunder yang

    letaknya lebih posterior dari fascial space primer.

    Facial space atau spasia wajah adalah area fascia-lined yang dapat dikikis atau

    membengkak berisi eksudat purulent. Spasia ini tidak tampak pada orang yang sehat namun

    menjadi berisi ketika orang sedang mengalami infeksi. Ada yang berisi struktur neuroascular

    dan disebut kompartemen, dan ada pula yang berisi loose areolar connectie tissue disebut cleft.

    !nfeksi odontogenic dapat berkembang menjadi spasia-spasia wajah. Proses pengikisan

    "erosi# pada infeksi menembus sampai ke tulang paling tipis hingga mengakibatkan infeksi padajaringan sekitar "jaringan yang berbatasan dengan tulang#. $erkembang atau tidaknya menjadi

    abses spasia wajah, tetap saja hal ini dihubungkan dengan melekatnya tulang pada sumber

    infeksi. %ebanyakan infeksi odontogenik menembus tulang hingga mengakibatkan abses

    estibular. Selain itu terkadang dapat pula langsung mengikis spasia wajah dan mengakibatkan

    infeksi spasia wajah.

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    2/9

    Spasia diklasikfikasikan menjadi spasia primer dan spasia sekunder. Spasia primer

    diklasifikasikan lagi menjadi spasia primer ma&illa dan spasia primer mandibula. Spasia primer

    ma&illa terdapat pada canine, buccal, dan ruang infratemporal. Sedangkan spasia primer

    mandibula terdapat pada submental, buccal, ruang submandibular dan sublingual. !nfeksi juga

    dapat terjadi di tempat-tempat lain yang disebut sebagai spasia sekunder.

    '. Spasia fascia primer ma&illa(

    a. )anine space

    )anine space adalah ruang yang terletak diatas perlekatan m.leator anguli oris dan

    dibawah perlekatan m. leator labii superior. Spasia kanina terbentuk akibat dari infeksi yang

    terjadi pada gigi caninus rahang atas. *igi caninus merupakan satu-satunya gigi dengan akar

    yang cukup panjang untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang aleolar superior hingga

    otot atau facial e&pression. !nfeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar +. leator

    anguli oris dan menembus dasar +. leator labii superior. %etika spasia ini terinfeksi, gejala

    klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian depan dan swelling pada permukaan anterior

    menyebabkan lipatan nasolabial menghilang. Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat

    menyerang daerah infraorbital dan sinus kaernosus.

    b. $uccal space

    Spasium bukal didalamnya terdapat lemak, duktus Stensens, dan arteri fasial. erletak

    antara otot buksinator dan kulit superfisial fasial. Spasia bukalis terikat pada permukaan kulit

    muka pada aspek lateral dan +. buccinators dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis. Spasia

    dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi ma&illa dan mandibula. Penyebab utama

    infeksi spasia bukal adalah gigi-gigi posterior, terutama +olar ma&illa. Spasia bukal menjadi

    berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga

    perlekatan +. buccinators.

    *ejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. %eterlibatan spasia bukal dapat

    menyebabkan pembengkakan di bawah lengkung ygomatic dan daerah di atas batas inferior dari

    mandibula. Sehingga baik lengkung ygomatic dan batas inferior mandibula /ampak jelas pada

    infeksi spasi bukal.

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    3/9

    c. !nfratemporal space

    !nfratemporal space terletak disebelah posterior dari maksila,dibatasi oleh sisi lateral

    prosesus pterygoideus di sebelah medial, basis cranii di sebelah superior, dan infra temporal

    space berhubungan dengan deep temporal space di sebelah lateral.

    0. Spasia fascia primer mandibula(

    a. Submental space

    Submental space terletak dibawah dagu dan dibatasi oleh kulit serta otot, bagian lateral

    oleh otot digastricus enter anterior, bagian dalam oleh otot mylohyoid, bagian superior oleh

    fascia sericalis dalam, otot platysma, fascia superficialis dan kulit. Spasia ini biasanya terjadi

    karena infeksi dari incisor mandibula. !ncisor mandibula cukup panjang untuk dapat

    menyebabkan infeksi mengikis bagian labial dari tulang apical hingga perlekatan m. mentalis.

    *ejala infeksi berupa bengkak pada garis midline yang jelas di bawah dagu. !nfeksi juga

    dapat terjadi pada batas inferior mandibula hingga ke m. submentalis

    b. Sublingual space

    Spasium sublingual bagian atapnya berbatasan dengan dasar mulut dan lidah. 1i bagian

    dasar dibatasi oleh otot milohyoideus, di bagian lateral dibatasi oleh prosessus aleolaris

    mandibula, dan di bagian medial dibatasi oleh otot genioglosus dan geniohyoideus. $agian

    posterior sublingual berhubungan dengan spasium submandibula.

    c. Submandibular Space

    erletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. 1i bagian superior

    spasium ini terdapat spasium sublingual yang dibatasi oleh otot mylohyoideus. Spasium ini berisi

    kelenjar ludah submandibula yang meluas ke dalam spasium sublingual. !nfeksi berasal dari gigi

    molar mandibula dengan ujung akar di bawah m. mylohyoid dan dari pericoronitis. *ejala

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    4/9

    infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar sudut

    mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan

    2. Spasia fascial sekunder(

    a. +asseter spacia

    Spasium ini terletak antara bagian lateral mandibula dan medial otot masseter. !nfeksi ini

    paling sering diakibatkan penyebaran infeksi dari spasia bukalis atau dari infeksi jaringan lunak

    di sekitar +olar ketiga mandibula. %etika spasia masseter terlibat, area di atas sudut rahang danramus menjadi bengkak. !nflamasi m. masseter ini dapat menyebabkan trismus.

    b.Pterigomandibular spacia

    Spasium ini terletak di sebelah medial mandibula dan lateral otot pterigomandibula

    medialis. Area ini merupakan area tempat penyuntikan larutan anastesi local disuntikan ketika

    dilakukan block pada saraf aleolar inferior. !nfeksi pada area ini biasanya merupakan

    penyebaran dari infeksi spasia sublingual dan submandibula. !nfeksi pada area ini juga sering

    menyebabkan trismus pada pasien, tanpa disertai pembengkakan. !ni lah yang menjadi dasar

    diagnosa pada infeksi ini.

    c. emporal spacia

    Spasium temporal terletak posterior dan superior dari spasium pterigomandibula.

    Spasium ini membagi dua bagian otot temporalis. $agian superfisialis yang meluas ke spasia

    temporal dan bagian dalam yang berhubungan dengan spasium infratemporal. !nfeksi ini, baik

    superficial maupun deep portion hanya terlihat pada keadaan infeksi yang sudah parah.%etika infeksi sudah melibatkan spasia temporalis, itu artinya pembengkakan sudah terjadi

    di sepanjang area temporal ke arah superior menuju arcus ygomaticus dan ke posterior menuju

    sekeliling mata.

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    5/9

    3.1 ANGINA LUDWIG

    3.4.1 Definisi

    Angina 3udwig atau dikenal juga dengan nama Angina 3udoici, pertama kali dijelaskan

    oleh 4ilheim Frederickon 3udwig pada tahun '526, merupakan salah satu bentuk abses leher

    dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher sebagai akibat

    perjalanan infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

    tengah dan leher. ergantung ruang mana yang terlibat, gejala dan tanda klinik setempat berupa

    nyeri dan pembengkakan akan menunjukkan lokasi infeksi. 7ang termasuk abses leher dalam

    ialah abses peritonsil, abses parafaring, abses retrofaring dan angina ludoici "angina 3udwig#

    atau abses submandibular.Angina 3udwig ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau plegmon yang

    progresif dengan tanda khas berupa pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak

    membentuk abses dan tidak ada limfadenopati, sehingga keras pada perabaansubmandibula.Ruang suprahioid berada antara otot-otot yang melekatkan lidah pada os. 8yoid

    dan m. mylohyoideus. Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada

    jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan ke belakang. 1engan demikian dapat

    menyebabkan obstruksi jalan napas secara potensial.

    3.4.2 Etiologi

    1ilaporkan sekitar 9:;-

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    6/9

    leher, trauma oleh karena bronkoskopi, intubasi endotrakeal, laserasi oral, luka tembus di lidah,

    infeksi saluran pernafasan atas, dan trauma pada dasar atau lantai mulut.=rganisme yang paling banyak ditemukan padapenderita angina 3udwig melalui isolasi

    adalah Streptococcus viridians dan Staphylococcus aureus. $anteri anaerob seringkali juga

    diisolasi meliputi bacteroides, peptostreptococci, dan peptococci. $akteri gram positif yang telah

    diisolasi adalahFusobacterium nucleatum, Aerobacter aeruginosa, spirochetes, dan Veillonella,

    Candida, Eubacteria, dan spesies Clostridium. $akteri *ram negatif yang diisolasi antara lain

    spesiesNeisseria, Escherichia coli, spesies Pseudomonas, Haemophillus inluen!a dan spesies

    "lebsiella.

    3.4.3 Gejala Klinis

    Pasien dengan angina 3udwig biasanya memiliki riwayat ekstraksi gigi sebelumnya atau hygieneoral yang buruk dan nyeri pada gigi. *ejala klinis yang ditemukan konsisten dengan sepsis yaitu

    demam, takipnea, dan takikardi. Pasien bisa gelisah, agitasi, dan konfusi. *ejala lainnya yaitu

    adanya pembengkakan yang nyeri pada dasar mulut dan bagian anterior leher, demam, disfagia,

    odinofagia, drooling, trismus, nyeri pada gigi, dan etid breath. Suara serak, stridor, distress

    pernafasan, penurunan air movement, sianosis, dan #sniing$ position0.

    Stridor, kesulitan mengeluarkan secret, kecemasan, sianosis, dan posisi duduk merupakan tanda

    akhir dari adanya obstruksi jalan nafas yang lama dan merupakan indikasi untuk dipasang alat

    bantu pernafasan2.Pasien dapat mengalami disfonia yang disebabkan oleh edema pada struktur okalis. *ejala

    klinis ini harus diwaspadai oleh klinisi akan adanya gangguan berat pada jalan nafas0.

    3.4.4 atogenesis

    Infeksi Gigi graham adalah yang paling sering menjadi asal mula

    angina ludwig. Karena molar meluas dalam sampai ke mandibula dan hanya

    memiliki selapis tipis korteks yang memisahkan gigi dengan ruang jaringan

    lunak.Angina ludwigs adalah infeksi polimikrobial, umumnya bakteri yg

    terisolasi adalah : streptococcus, staphylococcus, peptostrptococcus,

    prevotella, dan bacterioides.4ilhelm Fredrick on 3udwig pertama kali mendeskripsikan angina 3udwig ini pada

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    7/9

    tahun '526 sebagai gangrenous cellulitis yang progresif yang berasal dari region kelenjar

    submandibula.Berawal dari etiologi di atas seperti infeksi gigi. Nekrosis pulpa karena

    karies dalam yang tidak terawat danperiodontal pocket dalam yang

    merupakan jalan bakteri untuk menapai jaringan periapikal. Karena jumlah

    bakteri yang banyak, maka infeksi yang terjadi akan menyebar ke tulang

    spongiosa sampai tulang cortical. !ika tulang ini tipis, maka infeksi akan

    menembus dan masuk ke jaringan lunak. "enyebaran infeksi ini tergantung

    dari daya tahan jaringan tubuh. Odontogendapat menyebar melalui jaringan

    ikat #perkontinuitatum$, pembuluh darah #hematogenous$, dan pembuluh

    limfe #limfogenous$. %ang paling sering terjadi adalah penjalaran seara

    perkontinuitatum karena adanya elah&ruang di antara jaringan yangberpotensi sebagai tempat berkumpulnya pus. "enjalaran infeksi pada

    rahang atas dapat membentuk abses palatal, abses submukosa, abses

    gingi'a, cavernous sinus thrombosis, abses labial, dan abses fasial.

    "enjalaran infeksi pada rahangbawah dapat membentuk abses subingual,

    abses submental, abses submandibular, abses submaseter, dan angina

    (udwig. )jung akar molar kedua dan ketiga terletak di belakang bawah linea

    mylohyoidea #tempat melekatnya m.mylohyoideus$ yang terletak di aspek

    dalam mandibula, sehingga jika molar kedua dan ketiga terinfeksi dan

    membentuk abses, pusnya dapat menyebar ke ruang submandibula dan

    dapat meluas ke ruang parafaringeal.Abses pada akar gigi yang menyebar

    ke ruang submandibula akan menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pada

    gigi, nyeri terjadi jika terjadi ketegangan antara tulang.

    3.4.5en!e"a#an

    Biasanya penyebaran yang luas terjadi pada pasien

    imunokompromise, Angina (udwig juga bisa berkembang pada orang yang

    sehat. *aktor predisposisinya berupa karies dentis perawatan gigi terakhir,

    sikle ell anemia, trauma, dan tindikan pada frenulum lidah. +elain itu

    penyakit sistemik seperti diabetes melitus, neutropenia, aplastik anemia,

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    8/9

    glomerulositis, dermatomiositis, dan lupus eritematosus dapat

    mempengaruhi terjadinya Angina (udwig. "enderita terbanyak berkisar

    antara umur -/- tahun. Kasus ini dominan terjadi pada lakilaki #0:1

    sampai 2:1$.

    3.4.6Potensi Komplikasi

    Angina ludwig berpotensi infeksi serius, merusak saluran pernafasan

    atas, dan menimbulkan edema epiglotis. 3i sisi lain, angina ludwig dapat

    menyebar ke ruang parafaringeal dan dari sana dapat berjalan ke

    mediasinum, produksi epinema thoraksik. Angina (udwig dapat

    berkomplikasi menjadi aspiration pneumonia, erosi meningitis dan 'askular.

    "enyebab kematian paling umum adalah obstruksi akut saluran pernafasan.2.1. Diagnosis $an e%e#i&saan en'njang

    Pada pemeriksaan oral, eleasi dari lidah, terdapat indurasi besar di dasar mulut dan di

    anterior lidah, dan pembengkakan suprahioid. $iasanya terdapat edema submandibular bilateral.

    Pembengkakan pada jaringan anterior leher diatas tulang hyoid sering disebut dengan bull%s nec&

    appearance0.

    %ewaspadaan dalam mengenal tanda-tanda angina 3udwig penting sangat penting dalam

    diagnosis dan manjemen kondisi yang serius ini0,2. erdapat > tanda cardinal dari angina 3udwig,

    yaitu0(

    %eterlibatan bilateral atau lebih ruang jaringan dalam

    *angrene yang disertai dengan pus serosanguinous, putrid iniltration tetapi sedikit atau

    tidak ada pus

    %eterlibatan jaringan ikat, fasia, dan otot tetapi tidak mengenai struktur kelenjar

    Penyebaran melalui ruang fasial lebih jarang daripada melalui sistem limfatik

    Adanya bra'ny indurationdi dasar mulut merupakan gejala klinis sugestif bagi klinisi

    untuk melakukan tindakan stabilisasi jalan nafas dengan secepatnya diikuti dengan konfirmasi

    diagnostik selanjutnya0.

    Foto polos leher dan dada sering menunjukkan pembengkakan sot(tissue, adanya udara,

    dan adanya penyempitan saluran nafas. Sonografi telah digunakan untuk mengidentifikasi

    penumpukan cairan di dalam sot(tissue. Foto panorama dari rahang menunjukkan focus infeksi

    pada gigi0.

  • 7/26/2019 Spacia &Angina Ludwig

    9/9

    2.(. enatala&sanaan

    Algoritma diagnosis dan managemen Angina 3udwig dapat dilihat pada gambar 0.&.

    %arena morbiditas dan mortalitas dari angina 3udwig terutama disebabkan oleh hilangnya

    patensi jalan nafas, proteksi dari jalan nafas merupakan prioritas utama dalam tatalaksana awal

    pasien ini0,