Sosiologi Hukum

101
SOSIOLOGI HUKUM SOSIOLOGI HUKUM Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara Dr. Bambang Widodo Umar

description

pembelajaran tentang hukum

Transcript of Sosiologi Hukum

Page 1: Sosiologi Hukum

SOSIOLOGI SOSIOLOGI HUKUMHUKUM

Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman NitibaskaraDr. Bambang Widodo Umar

Page 2: Sosiologi Hukum

BUKU ACUAN : A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum & Perkembangan Sosisl.I,

II, III. Pustaka Sinar Hrapan. Jakarta. Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. Kelly H. Delos.1979. Deviant Behavior. St. Marti’s Press. New York. Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT. Raya

Grafindo Persada . Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan Kriminalitas.

Jayabaya University Press. Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan

Berdaulat. Peradaban. Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik dan

Otonomi Daerah. Peradaban. Jakarta. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara, 2006. Tegakan Hukum,

Gunakan Hukum, Gramedia. Jakarta.

Page 3: Sosiologi Hukum

MODUL BELAJARMODUL BELAJAR1.Pemahaman Sosiologi Hukum2.Pendekatan Sosiologi Hukum3.Hukum & Moralitas4.Hukum Modern & Rasional5.Hukum & Keadilan Sosial6.Hukum Dalam Konteks Perubahan

Sosial7.Teori-teori Sosiologi Hukum8.Realita Penegakan Hukum9.Supremasi Hukum

Page 4: Sosiologi Hukum

ARTI SOSIOLOGI HUKUMARTI SOSIOLOGI HUKUM Ilmu pengetahuan ttg interaksi manusia yg

berkaitan dg hukum dlm kehidupan bermasyarakat.

PEMAHAMANNYA : Interaksi Manusia mengandung tiga unsur,

yaitu : Tindakan (act), sesuatu (thing), dan makna (meaning).

Hukum yg dimaksud bukan saja hukum dlm arti tertulis tetapi juga yg tidak tertulis, baik menyangkut falsafah, intelektualitas, maupun jiwa yg melatar belakangi penerapan hukum.

Page 5: Sosiologi Hukum

MASYARAKAT

NORMANORMAUKURAN TTG SEJUMLAH PERI-LAKU YG DITERIMA & DISEPA-KATI SECARA UMUM OLEH MASYARAKAT(VOLKWAYS, MORES, CUSTOMS, LAWS).

BENTUK-BENTUK INTERELASI INDIVIDU DLM MASYARAKATAT:

KERJASAMA (COOPERATION), PENYESUAIAN (ACCOMODATION), PERSAINGAN (COMPETATION), PERTENTANGAN (CONFLICT),

PENGUASAAN (DOMINATION).

NILAINILAIMENTALITA (AKTIVITAS JIWA, CARA BERFIKIR, BERPERASAAN)YG TERBENTUK DR PERILAKUMANUSIA MENJADI SEJUMLAHANGGAPAN

Page 6: Sosiologi Hukum

PERKEMBANGAN HUKUM DI DLM MASYARAKAT

Merupakan himpunan moralitas & wahana utk mencapai cita2 sosial (Durkheim). Masa itu hk dianggap satu-satunya perekat sosial.

Hukum sbg alat paksa pemegang kekuasaan, dipengaruhi olh kepentingan ideal, material, dan kepentingan kelompok-2 dlm masyarakat shg menjadi struktur sosial (Weber).

Masyarakat sll berubah, keberadaan hukum hrs mengabdi kpd kepentingan rakyat utk menekan kaum borjuis (Karl Marx).

Page 7: Sosiologi Hukum

MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUMHUKUM

Mengetahui dan memahami perkembangan hukum Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/tdk tertulis) di dlm ngr/masyarakat.positif (tertulis/tdk tertulis) di dlm ngr/masyarakat.

Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat.dalam masyarakat.

Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.masyarakat.

Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di masyarakat.terjadi di masyarakat.

Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan hukum di masyarakat.kaitan dengan penerapan hukum di masyarakat.

Page 8: Sosiologi Hukum

KOMPONEN QUID JURIS QUID FACTI

Fokus Peraturan-Peraturan Struktur Sosial Proses Logika Akal budi Orientasi Kepentingan Moral Perspektif Seragam Bervariasi Kegunaan Praktis Alamiah Tujuan Pengendalian Keseimbangan

PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN SOSIOLOGIS. DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING

TERKAIT, SALING MELENGKAPI, DAN SALING KONTRADIKSI DLM APLIKASI

PENDEKATAN SOSIOLOGI HUKUM PENDEKATAN SOSIOLOGI HUKUM (Malinowski)(Malinowski)

Page 9: Sosiologi Hukum

Hukum memiliki jangkuan luas dlm Hukum memiliki jangkuan luas dlm kehidupan. Pakar/ oraktisi hukum kehidupan. Pakar/ oraktisi hukum cenderung berorientasi ke “quit juris” cenderung berorientasi ke “quit juris” (kebenaran normatif).(kebenaran normatif).

Masyarakat – potensi harmoni – konflik. Masyarakat – potensi harmoni – konflik. Pakar sosiologi cenderung nerorientasi Pakar sosiologi cenderung nerorientasi ke “quid facti” (kebenaran empiris).ke “quid facti” (kebenaran empiris).

Kebenaran : ditentukan olh kekuasaan Kebenaran : ditentukan olh kekuasaan atau disahkan olh sistem politik.atau disahkan olh sistem politik.

Kebenaran sosiologi hkm: kesesuaian Kebenaran sosiologi hkm: kesesuaian antara fakta empiris dg teori yg antara fakta empiris dg teori yg dijadikan ukuran utk melihat kebenaran.dijadikan ukuran utk melihat kebenaran.

Page 10: Sosiologi Hukum

PERILAKU NORMATIFPERILAKU NORMATIF(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

ATMOSPHERESuasana

STRUKTUR

FUNGSI/TUGAS

PRESSUREDesakan

Pengembangan&

PemeliharaanUNITY

KekompakanLEMBAGA

PENEGAK HUKUMKEPATUHAN

HUKUM

KEWIBAWAAN HUKUM

Page 11: Sosiologi Hukum

TERPOLAINSTRUMENTAL

PENDEKATANSOSIOLOGIS

KRITISKREATIF

OBYEKTIF SUBYEKTIF

PERILAKU

Page 12: Sosiologi Hukum

PERILAKU SOSIOLOGISPERILAKU SOSIOLOGIS(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

PERI

LAKU

MAS

A LA

LU

PERILAKU MASA DATANG

PERI

LAKU

TER

APAN• Apa yg jadi motif

• Bgm pola perilakunya• Apa ciri individu

• Mengarahkan• Mengubah• Mengendalikan

Anda tdk dpt

Memukul bola

Jk hanya bljr dr

buku• Memcoba

• Mempraktekkan

POTENSIMANUSIA

• Kepaduan (cohesiveness)• Komitmen (commitment)

Ikut serta / tdk sibuk dg kegiatan sendiri

Page 13: Sosiologi Hukum

Substansi hukumSubstansi hukum meliputi : aturan, norma, & meliputi : aturan, norma, & pola perilaku (hk yg tertulis & hk yg berlaku – pola perilaku (hk yg tertulis & hk yg berlaku – hidup dalam masyarakat). hidup dalam masyarakat).

Struktur HukumStruktur Hukum meliputi : tatanan daripada meliputi : tatanan daripada elemen lembaga hukum (kerangka organisasi & elemen lembaga hukum (kerangka organisasi & tingkatan dr lembaga kepolisian, kejaksaan, tingkatan dr lembaga kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pemasyarakatan, kepengacaraan). kehakiman, pemasyarakatan, kepengacaraan).

Budaya hukumBudaya hukum meliputi : nilai-nilai, norma- meliputi : nilai-nilai, norma-norma & lembaga-lembaga yg menjadi dasar norma & lembaga-lembaga yg menjadi dasar daripada sikap perilaku hamba hukum.daripada sikap perilaku hamba hukum.

SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM(Friedman)(Friedman)

Adl seperangkat operasional hukum yg meliputi Adl seperangkat operasional hukum yg meliputi sub-sistem hk, struktur hukum, & budaya hukumsub-sistem hk, struktur hukum, & budaya hukum

Page 14: Sosiologi Hukum

RAGAM SISTEM HUKUMRAGAM SISTEM HUKUM (Eric L. Ricgard)(Eric L. Ricgard)

Civil law (Eropa Kontinental) : hukum berdasarkan Civil law (Eropa Kontinental) : hukum berdasarkan kode sipil yg terkodifikasi.kode sipil yg terkodifikasi.

Common law (Anglo Saxon) : hukum berdasarkan Common law (Anglo Saxon) : hukum berdasarkan kebiasaan.kebiasaan.

Islamic Law (Timur Tengah) : hukum berdasarkan Islamic Law (Timur Tengah) : hukum berdasarkan Syariah Islam yg bersumber dari Al-Quran & Hadis.Syariah Islam yg bersumber dari Al-Quran & Hadis.

Socialist law : hukum yg mendasari kepentingan Socialist law : hukum yg mendasari kepentingan umum.umum.

Far East law (Timur Jauh) : hukum berdasarkan Far East law (Timur Jauh) : hukum berdasarkan perpaduan antara civil law, cammon law, dan hukum perpaduan antara civil law, cammon law, dan hukum Islam. Islam.

Page 15: Sosiologi Hukum

FUNGSI HUKUM DI DLM MASYARAKAT1. SBG SARANA KONTROL SOSIAL. Suatu proses yg dilakukan utk mempengaruhi orang-2

agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yg disepakati bersama. Kontrol sosial dijalankan dg menggerakkan bbrg aktivitas alat ngr utk mempertahankan pola hubungan & kaedah-2 yg ada.

2. Pendekatan Autonomy. Fokusnya adl kajian thd ideologi, prinsip-2, doktrin-2,

dik prof hk yg mandiri dkm kaitan manajmen, orgs dll.3.SBG SARANA REKAYASA SOSIAL. Suatu proses yg dilakukan utk mengubah perilaku

masyarakat, bukan utk memecahkan masalah sosial.4.Pendekatan value free. Fokusnya adl kajian tgd isu-2 ttg keadilan kelas, pola-2

diskriminasi rasial. Hk dlm upy pemecahan mslh sosial spt kemiskinan, kelas pekerja, jender, anak-2, manula & gol yg tertindas.

Page 16: Sosiologi Hukum

INTERDEPENDENSI HUKUMINTERDEPENDENSI HUKUM

1.1. Hukum dg Organisasi.Hukum dg Organisasi.2.2. Hukum & keadilan sosial.Hukum & keadilan sosial.3.3. Hukum & kekuasaan.Hukum & kekuasaan.

Page 17: Sosiologi Hukum

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG ORGANISASIORGANISASI

HUKUM

ORGANISASI

Input ke dlmorganisasiadl inputbagi peraturan

Out put dari organisasi adl out put bagiperaturan

Page 18: Sosiologi Hukum

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG KEADILAN SOSIALKEADILAN SOSIAL

MASYARAKAT

INDIVIDU

INDIVIDU

MASYARAKAT

perilaku individu +

perilaku organisasi -

Tuntutan individu -

Berbagai inisiatif & kreatif +

kesejahteraan > 0

kesejahteraan < 0

Kontribusi warga masyarakat +

Berbagai pembatasan sikap perilaku -

Page 19: Sosiologi Hukum

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG KEKUASAANKEKUASAAN

H U K U M

KEKUASAAN

Kelangsungan hidup individu tergantung daripada kuatnya hukum

Intput lemahnyaHukum adl outputmenguatnyakekuasaan

Input menguatnyaHukum adl Output melemahnyakekuasaan

Page 20: Sosiologi Hukum

HUKUM DAN MORALITASHUKUM DAN MORALITAS(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

MoralitasMasyarakatmilieu

MasyarakatSui genneris

Disiplin Otonomi

Ilmu

Keteraturantindakan

KeterikatankelompokOtoritas

KepentinganKolektif

Page 21: Sosiologi Hukum

HUKUM DLM KONTEKS PERUBAHAN SOSIALHUKUM DLM KONTEKS PERUBAHAN SOSIAL

S O L I D A R I T A S S O S I A L

KESADARAN KOLEKTIF(Collective Conscience)

M E K A N I SMasy.sederhana

O R G A N I S

HUKUM REPRESIF HUKUM RESTITUTIF

Masyarakat segmental

Masyarakat modern

Page 22: Sosiologi Hukum

PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN SOSIAL vs vs NETRALITASNETRALITAS HUKUMHUKUM

TUJUAN HUKUM1. KEADILAN SOSIAL2. KEBENARAN3. KEMANFAATAN

SOSIAL

ARUS POLITIK GLOBAL

PEMBANGUNAN NAS

PERUBAHAN SOSIAL

MASALAH SOSIAL

NETRALITAS HUKUM

Page 23: Sosiologi Hukum

FENOMENA SOSIOLOGI HUKUMFENOMENA SOSIOLOGI HUKUM Hak atas non-diskriminasi (atas dasar jenis Hak atas non-diskriminasi (atas dasar jenis

kelamin, gender, dan /atau kemampuan kelamin, gender, dan /atau kemampuan melahirkan anak, ras, kebangsaaan dst)melahirkan anak, ras, kebangsaaan dst)

Hak atas perlakuan sama antara laki-laki dan Hak atas perlakuan sama antara laki-laki dan perempuan (dalam bidang khusus, seperti perempuan (dalam bidang khusus, seperti lapangan kerja, sistem peradilan dll)lapangan kerja, sistem peradilan dll)

Hak untuk bebas dari kekerasanHak untuk bebas dari kekerasan Hak sipil dan politik lainnya (berkumpul, Hak sipil dan politik lainnya (berkumpul,

mengelaurkan pendapat dll)mengelaurkan pendapat dll) Hak atas pembagian waris bagi wanita.Hak atas pembagian waris bagi wanita. Perubahan tata-nilai dlm kesenian (musik)Perubahan tata-nilai dlm kesenian (musik) Perkawinan sesasama jenis. dllPerkawinan sesasama jenis. dll

Page 24: Sosiologi Hukum

HUKUM SBG ALAT KEJAHATAN

Law as a tool of crime, perbuatan jahat dg menggunakan hukum sbg alatnya sulit dilacak karena diselubungi olh hk dan berada dlm hukum.Judicial activismKecendrungan hakim mengembangkan atau memperluas pengertian hukum & peraturan konstitusi yg berlaku dgn gunakan interpretsi hukum mnrt pendapatnyaKecendrungan para penegak hukum utk mengarah ke upaya memperluas/mempersempit pengertian peraturan hkm & ketetapan konstitusi diluar kehendak pembuat peraturan hukum & ketetapan tsb

Page 25: Sosiologi Hukum

Judicial crimeJudicial crimeKejahatan yg dilakukan aparat penegak Kejahatan yg dilakukan aparat penegak

hukum, yg salah guanakn jabatan yg buat hukum, yg salah guanakn jabatan yg buat org bersalah atau tidak.org bersalah atau tidak.

Criminal lawyer, jadi langganan para Criminal lawyer, jadi langganan para penjahat &penjahat terorganisir. penjahat &penjahat terorganisir. =>merekayasa alibi, pengaruhi polisi dlm =>merekayasa alibi, pengaruhi polisi dlm buat berita acara, menakuti saksi, buat berita acara, menakuti saksi, menyuap hakim, ancam hakimmenyuap hakim, ancam hakim

Page 26: Sosiologi Hukum

Extra judicial crimeExtra judicial crime Lembaga yg terbentuk krn Lembaga yg terbentuk krn

ketidakpuasan masy thdp kinerja ketidakpuasan masy thdp kinerja penegak hukumpenegak hukum

Masy tdk percaya integritas moral para Masy tdk percaya integritas moral para penegak hkm krn aparat tlah lakukan penegak hkm krn aparat tlah lakukan salgun wewenang salgun wewenang

Page 27: Sosiologi Hukum

MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL Secara umum masalah sosial merupakan penyimpangan Secara umum masalah sosial merupakan penyimpangan perilaku individu maupun lembaga di dalam masyarakat perilaku individu maupun lembaga di dalam masyarakat yg dirasakan mengganggu, berbahaya dan merugikan yg dirasakan mengganggu, berbahaya dan merugikan bagi kepentingan orang banyak atau masyarakat umum.bagi kepentingan orang banyak atau masyarakat umum.

BIDANG-BIDANG PERMASALAHAN SOSBIDANG-BIDANG PERMASALAHAN SOSIALIAL : :

1.1. Folkways Folkways →→ Perangkat peran - Fungsi lembaga. Perangkat peran - Fungsi lembaga.2.2. Mores Mores →→ Perilaku peran - Peran lembaga. Perilaku peran - Peran lembaga.3.3. Customs Customs →→ Kegagalan berperan - Pros pelembagan. Kegagalan berperan - Pros pelembagan.4.4. Laws Laws →→ Konflik peran - Kepentingan - Konflik peran - Kepentingan -

lembaga.lembaga.

Page 28: Sosiologi Hukum

ALIENASI ALIENASI (Ketidakberdayaan, ketidakberartian, (Ketidakberdayaan, ketidakberartian,

ketiadaan norma, keterpencilan, keterasingan, ketiadaan norma, keterpencilan, keterasingan, ketidakseimbangan diri)ketidakseimbangan diri)

Keterasingan diri atas karyanya di dlm Keterasingan diri atas karyanya di dlm masyarakat atau kelompok, disertai masyarakat atau kelompok, disertai perasaan tanpa norma, tanpa arti, tanpa perasaan tanpa norma, tanpa arti, tanpa daya, tanpa kemampuan, tanpa daya, tanpa kemampuan, tanpa perhatian, merasa rendah diri, terisolasi, perhatian, merasa rendah diri, terisolasi, dan tersingkir dlm kehidupan.dan tersingkir dlm kehidupan.

Page 29: Sosiologi Hukum

A N O M IA N O M I Kondisi masyarakat yang tidak memiliki Kondisi masyarakat yang tidak memiliki

seperangkat norma dan sistem nilai seperangkat norma dan sistem nilai yang dihayati kebenarannya, berlaku yang dihayati kebenarannya, berlaku scr konsisten, dan digunakan sebagai scr konsisten, dan digunakan sebagai pedoman oleh warga masyarakatnya. pedoman oleh warga masyarakatnya.

Nilai-nilai lama telah ditinggalkan Nilai-nilai lama telah ditinggalkan sedangkan nilai baru belum terbentuk.sedangkan nilai baru belum terbentuk.

Cara menerapkan nilai lama tidak Cara menerapkan nilai lama tidak sesuai dengan perkembangan, sesuai dengan perkembangan, sedangkan cara baru belum ada.sedangkan cara baru belum ada.

Page 30: Sosiologi Hukum

ANOMALIANOMALI Anomali adalah proses penyimpangan fungsi-Anomali adalah proses penyimpangan fungsi-

fungsi lembaga dalam masyarakat yg tdk fungsi lembaga dalam masyarakat yg tdk segera diperbaiki peranannya sehingga segera diperbaiki peranannya sehingga menimbulkan kegalauan atau keadaan anomi. menimbulkan kegalauan atau keadaan anomi.

Bentuknya berupa pelanggaran thd norma-Bentuknya berupa pelanggaran thd norma-norma sosial yg tlh melembaga atau mapan, norma sosial yg tlh melembaga atau mapan, tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan perubahan scr substansial cara utk mengatasi perubahan scr substansial cara utk mengatasi masalah.masalah.

Page 31: Sosiologi Hukum

INVOLUSIINVOLUSI Involusi adalah kemunduran, kemerosotan Involusi adalah kemunduran, kemerosotan

kebudayaan kr ketidakseimbangan yang terjadi di kebudayaan kr ketidakseimbangan yang terjadi di dalam kehidupan sosial sudah mencapai bentuk dalam kehidupan sosial sudah mencapai bentuk yang pasti, namun tidak berhasil diseimbangkan yang pasti, namun tidak berhasil diseimbangkan atau diubah menjadi suatu pola baru, justru terus atau diubah menjadi suatu pola baru, justru terus berkembang hingga menjadi semakin rumit.berkembang hingga menjadi semakin rumit.

Bentuknya berupa peningkatan teknik Bentuknya berupa peningkatan teknik melangsungkan kehidupan atas dasar ketertutupan melangsungkan kehidupan atas dasar ketertutupan ((exclucivismeexclucivisme), dlm konteks mekanisme daya tahan ), dlm konteks mekanisme daya tahan masyarakat (masyarakat (defence-mechanismedefence-mechanisme), hingga sikap ), hingga sikap sosial mengalami dehumanisasi, kepekaan sosial sosial mengalami dehumanisasi, kepekaan sosial menghilang, persepsi sosial menjadi kabur, menghilang, persepsi sosial menjadi kabur, kebanggan hanya pada lambang-lambang kebanggan hanya pada lambang-lambang kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan panik kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan panik

Page 32: Sosiologi Hukum

POLARISASI POLARISASI Proses terjadinya dua lapisan dalam masyarakat Proses terjadinya dua lapisan dalam masyarakat

(lapisan atas dan lapisan bawah) yang (lapisan atas dan lapisan bawah) yang menunjukkan perbedaan sikap dan kemampuan menunjukkan perbedaan sikap dan kemampuan dalam merespon ilmu pengetahuan dan teknologi dalam merespon ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil pembangunan sedemikian rupa, serta hasil-hasil pembangunan sedemikian rupa, sehingga tingkat kesejahteraan dan kemampuan sehingga tingkat kesejahteraan dan kemampuan kedua lapisan itu jauh berbeda.kedua lapisan itu jauh berbeda.

Bentuk a.l adl kesenjangan dlm kesejahteraan, Bentuk a.l adl kesenjangan dlm kesejahteraan, pendidikan, akses dlm berpolitik dll.pendidikan, akses dlm berpolitik dll.

Page 33: Sosiologi Hukum

STEREOTIPESTEREOTIPE Kesan (pandangan salah, prasangka) tentang Kesan (pandangan salah, prasangka) tentang

ciri-ciri tertentu (khusus) kelompok luar yang ciri-ciri tertentu (khusus) kelompok luar yang telah diterima secara luas oleh masyarakat.telah diterima secara luas oleh masyarakat.

Citra kaku tentang suatu kelompok ras atau Citra kaku tentang suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut.kebenaran citra tersebut.

Kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai Kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai orang besifat terlalu menyederhanakan dan orang besifat terlalu menyederhanakan dan tidak peka terhadap fakta obyektif.tidak peka terhadap fakta obyektif.

Stereotype mungkin ada benarnya, tetapi tidak Stereotype mungkin ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar.seluruhnya benar.

Page 34: Sosiologi Hukum

PATOLOGI SOSIALPATOLOGI SOSIAL

Semua tingkah laku yg bertentangan dg norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesedarhanaan, moralitas, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal (Penyakit Masyarakat).

Perkembangan tdk seimbang dr macam-2 bag kebudayaan, shg melahirkan kesenjangan sosial, kelambatan kultural (cultur lag), disorganisasi sosial, hingga disintegrasi sosial.

Inter-dependensi antara disorganisasi sosial dan lingkungan budaya yg buruk merupakan rangsangan bagi orang normal menjadi sakit sosial (sosiopatik).

Bentuknya : Kemiskinan, Kejahatan, Pelacuran, Alkoholisme, Narkotika, Perjugian, Pelacuran

Page 35: Sosiologi Hukum

EROSION PATRON-CLIENT BOND EROSION PATRON-CLIENT BOND Pengikisan hubungan ketergantungan antara Pengikisan hubungan ketergantungan antara

KlienKlien (yang dipimpin, dilindungi, anggota) (yang dipimpin, dilindungi, anggota) terhadap terhadap PatronPatron (Pelindung, Pemimpin) (Pelindung, Pemimpin) disebabkan oleh menguatnya nilai kesadaran disebabkan oleh menguatnya nilai kesadaran rasional di satu sisi, di sisi laian melemahnya rasional di satu sisi, di sisi laian melemahnya nilai ketauladanan dan rasa tanggungjawab) nilai ketauladanan dan rasa tanggungjawab) Patron Patron sbg pengaruh dr orientasi materi yg sbg pengaruh dr orientasi materi yg menonjol, serta berfikir dan bertindak scr menonjol, serta berfikir dan bertindak scr ekonomis. ekonomis.

Page 36: Sosiologi Hukum

K R I S I S K R I S I S Krisis adalah proses melemahnya daya Krisis adalah proses melemahnya daya

pengikat sosial berupa nilai-nilai, lembaga-pengikat sosial berupa nilai-nilai, lembaga-lembaga, fungsi-fungsi, status-status, peranan-lembaga, fungsi-fungsi, status-status, peranan-peranan, mekanisme, cara-cara hidup dalam peranan, mekanisme, cara-cara hidup dalam masyarakat masyarakat

Bentuknya berupa kontradiksi-kontradiksi sikap Bentuknya berupa kontradiksi-kontradiksi sikap dan tindakan dlm bentuk arogan, brutal, dan tindakan dlm bentuk arogan, brutal, agresif, anarkhi di masyarakat dalam agresif, anarkhi di masyarakat dalam menghadapi setiap kebijakan yg dianggap tidak menghadapi setiap kebijakan yg dianggap tidak selaras dengan pendapat umumselaras dengan pendapat umum

Page 37: Sosiologi Hukum

C R I M EC R I M E Crime is societal problem not criminal justice Crime is societal problem not criminal justice

problemproblem (Radcliff Brown). (Radcliff Brown). Tindakan yang bertentangan dg rasa solidaritas Tindakan yang bertentangan dg rasa solidaritas

kelompok (Thomas). kelompok (Thomas). Pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan Pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan

kejujuran (Garofalo).kejujuran (Garofalo). Konsep kejahatan sering dilihat dr aspek Konsep kejahatan sering dilihat dr aspek

kegarangan tindakan (Feloni = kejahatan serius; kegarangan tindakan (Feloni = kejahatan serius; Misdemeanor = kejahatan yg kurang serius)Misdemeanor = kejahatan yg kurang serius)

Page 38: Sosiologi Hukum

Organized CrimeOrganized Crime : : Suatu tindak kejahatan yg Suatu tindak kejahatan yg dilakukan oleh sekelompok orang scr sistematis dilakukan oleh sekelompok orang scr sistematis (semacam modus operandi).(semacam modus operandi).Criminal OrganizationCriminal Organization : : Suatu organisasi yg Suatu organisasi yg didirikan oleh para penjahat utk mengoptimalkan didirikan oleh para penjahat utk mengoptimalkan pencapaian tujuan (punya struktur organisasi yg pencapaian tujuan (punya struktur organisasi yg jelas, memiliki keanggotaan tetap, menggunakan jelas, memiliki keanggotaan tetap, menggunakan peralatan teknologi, memiliki aksi kejahatan yang peralatan teknologi, memiliki aksi kejahatan yang berkelanjutan, menggunakan akumulasi kekuasaanberkelanjutan, menggunakan akumulasi kekuasaanState Organized CrimeState Organized Crime : : tindakan yg menurut hk tindakan yg menurut hk ditentukan sbg kejahatan & dilakukan olh pejabat ditentukan sbg kejahatan & dilakukan olh pejabat pmrth dlm menunaikan tugas dr negara.pmrth dlm menunaikan tugas dr negara.Crime againts humanityCrime againts humanity : : 1) kejahatan perang; 2) 1) kejahatan perang; 2) pembersihan etnik (genocide; 3) perbudaan dll.pembersihan etnik (genocide; 3) perbudaan dll.

Page 39: Sosiologi Hukum

TIPE KEJAHATAN PD MASYARAKAT INDUSTRITIPE KEJAHATAN PD MASYARAKAT INDUSTRI Penyelundupan (Penyelundupan (smugglingsmuggling) sbg bentuk ) sbg bentuk

kejahatan konvesional yg berdimensi baru, kejahatan konvesional yg berdimensi baru, memanfaatkan teknologi komunikasi, transpotasi memanfaatkan teknologi komunikasi, transpotasi (kapal curah, (kapal curah, container, cargo air transportation, container, cargo air transportation, diplomatic bagdiplomatic bag dll). dll).

Penyebaran hama & penyakit mll bahan Penyebaran hama & penyakit mll bahan makanan import kadaluarsa, baik berasal dr ngr makanan import kadaluarsa, baik berasal dr ngr pengeksport yg kondisi alat angkutnya buruk, pengeksport yg kondisi alat angkutnya buruk, maupun yg tertahan di pelabuhan tujuan.maupun yg tertahan di pelabuhan tujuan.

Pasar gelap (Pasar gelap (black marketblack market) barang-2 terlarang ) barang-2 terlarang spt makanan, minuman, drug mll pengemasan & spt makanan, minuman, drug mll pengemasan & peredaran yg tdk konvensional (pembuangan peredaran yg tdk konvensional (pembuangan limbah 3B, limbah 3B, debt collectordebt collector).).

Page 40: Sosiologi Hukum

Pemalsuan merk dagang terkenal & Pemalsuan merk dagang terkenal & pembajakan hak paten.pembajakan hak paten.

Penggelapan pajak, pemalsuan restitusi Penggelapan pajak, pemalsuan restitusi pajak.pajak.

Penyalahgunaan credit card, pecurian pulsa Penyalahgunaan credit card, pecurian pulsa telp, money laundry.telp, money laundry.

Pelecehan sex dan child abused, kejahatan Pelecehan sex dan child abused, kejahatan yg bersumber dr tekanan psikologis akibat yg bersumber dr tekanan psikologis akibat kerja berat & diburu wakt.kerja berat & diburu wakt.

Cyber crimeCyber crime (kejahatan maya. (kejahatan maya. Kejahatan asuransi.Kejahatan asuransi.

Page 41: Sosiologi Hukum

TERORISMETERORISME Strategi untuk mencapai suatu tujuan dengan Strategi untuk mencapai suatu tujuan dengan

menggunakan cara kekerasan atau ancaman menggunakan cara kekerasan atau ancaman kekerasan utk memaksa pemerintah, penguasa kekerasan utk memaksa pemerintah, penguasa & rakyat dengan menimbulkan rasa takut.& rakyat dengan menimbulkan rasa takut.

Digunakan olh kelompok yg hanya memperoleh Digunakan olh kelompok yg hanya memperoleh dukungan kecil, tetapi memiliki keyakinan yang dukungan kecil, tetapi memiliki keyakinan yang teguh atas kebenaran tujutannya.teguh atas kebenaran tujutannya.

Berbagai tujuan terorisme : menarik perhatian Berbagai tujuan terorisme : menarik perhatian dunia, mengacaukan stabilitas pemerintahan, dunia, mengacaukan stabilitas pemerintahan, mendukung revolusi, dan balas dendam.mendukung revolusi, dan balas dendam.

Page 42: Sosiologi Hukum

WHITE COLLOR CRIMEWHITE COLLOR CRIME Ciri-2 WCC menurut Laura Snider :Ciri-2 WCC menurut Laura Snider :

- Dilakukan dlm konteks kewenangan.- Dilakukan dlm konteks kewenangan.- Berlindung di balik jabatan.- Berlindung di balik jabatan.- Akibat yg ditimbulkan meluas.- Akibat yg ditimbulkan meluas.- Menguntungkan diri sendiri maupun kelompok.- Menguntungkan diri sendiri maupun kelompok.- Dilakukan dlm konteks sindikat.- Dilakukan dlm konteks sindikat.

Label yg mengandung pesan moral & politik utk kejahatan Label yg mengandung pesan moral & politik utk kejahatan yg dilakukan olh orang-2 yg memiliki kedudukan sosial yg dilakukan olh orang-2 yg memiliki kedudukan sosial tinggi & terhormat dlm pekerjaannya (para pengusaha & tinggi & terhormat dlm pekerjaannya (para pengusaha & eksekutif).eksekutif).

Kegiatan tdk sah tanpa menggunakan kekerasan scr Kegiatan tdk sah tanpa menggunakan kekerasan scr langsung teruama menyangkut penipuan, penyesatan, langsung teruama menyangkut penipuan, penyesatan, penyembunyian informasi, penggelapan dan manipulasi.penyembunyian informasi, penggelapan dan manipulasi.

WCC menggugurkan teori yg menyatakan pelaku kriminal WCC menggugurkan teori yg menyatakan pelaku kriminal adl orang-2 yg berasal dr kelas sosial & ekonomi rendah.adl orang-2 yg berasal dr kelas sosial & ekonomi rendah.

Page 43: Sosiologi Hukum

PENCEGAHAN KEJAHATANPENCEGAHAN KEJAHATAN Perasaan takut thd pelaku kejahatan (karena niat Perasaan takut thd pelaku kejahatan (karena niat

& peluang berbuat jahat longgar), shg perasaan & peluang berbuat jahat longgar), shg perasaan aman masyarakat terganggu.aman masyarakat terganggu.

Akar masalah kejahatan menyangkut Faktor Akar masalah kejahatan menyangkut Faktor Korelatif Kriminogen.Korelatif Kriminogen.

Pencegahan kejahatan adalah upaya bersama Pencegahan kejahatan adalah upaya bersama yang dilakukan oleh aparat dan masyarakat yang dilakukan oleh aparat dan masyarakat umum dalam menjaga kelembagaan sosial, umum dalam menjaga kelembagaan sosial, sistem sosial, dan peran-peran masyarakat sistem sosial, dan peran-peran masyarakat melalui mekanisme yg telah melembaga untuk melalui mekanisme yg telah melembaga untuk mewujudkan perasaan aman.mewujudkan perasaan aman.

Page 44: Sosiologi Hukum

Pencegahan = antisipansi sebelum Pencegahan = antisipansi sebelum masalah terjadi, penanganan kejahatan masalah terjadi, penanganan kejahatan pada hulu permasalahan.pada hulu permasalahan.

Mencegah orang menjadi penjahat & Mencegah orang menjadi penjahat & menjadi korban kejahatan.menjadi korban kejahatan.

Mengendalikan keadaan agar tidak Mengendalikan keadaan agar tidak dimanfaatkan utk berbuat jahat.dimanfaatkan utk berbuat jahat.

Pengenalan metode penanganan Pengenalan metode penanganan kejahatan, serta peluang terjadinya kejahatan, serta peluang terjadinya kejahatan sejak dini (sejak anak-anak kejahatan sejak dini (sejak anak-anak melalui pembinan terhadap kenakalan melalui pembinan terhadap kenakalan remaja.remaja.

Page 45: Sosiologi Hukum

JUDICIAL ACTIVISMJUDICIAL ACTIVISM Kecenderungan hakim mengembangkan Kecenderungan hakim mengembangkan

atau memperluas pengertian hukum dan atau memperluas pengertian hukum dan peraturan konstitusi yang berlaku dengan peraturan konstitusi yang berlaku dengan menggunakan interpretasi hukum mnrt menggunakan interpretasi hukum mnrt pendapatnya.pendapatnya.

Kecenderungan para penegak hukum Kecenderungan para penegak hukum untuk mengarah ke upaya memperluas untuk mengarah ke upaya memperluas atau mempersempit pengertian peraturan atau mempersempit pengertian peraturan hukum dan ketetapan konstitusi di luar hukum dan ketetapan konstitusi di luar kehendak pembuat peraturan hukum dan kehendak pembuat peraturan hukum dan ketetapan tersebut.ketetapan tersebut.

Page 46: Sosiologi Hukum

JUDICIAL CRIMEJUDICIAL CRIMEKejahatan yang dilakukan olh aparat Kejahatan yang dilakukan olh aparat penegak hukum dlm konteks jabatan penegak hukum dlm konteks jabatan dan kekuasaannya untuk menetapkan dan kekuasaannya untuk menetapkan seseorang atau sekelompok orang seseorang atau sekelompok orang salah atau tdk salah dg cara salah atau tdk salah dg cara menyimpangkan perkara dari tujuan menyimpangkan perkara dari tujuan hukum, dengan menguntungkan diri hukum, dengan menguntungkan diri sendiri & merugikan fihak lain yg sendiri & merugikan fihak lain yg berperkara serta merusak tatanan berperkara serta merusak tatanan hukum.hukum.

Page 47: Sosiologi Hukum

CRIMINAL LAWYERCRIMINAL LAWYERAktivitas lawyer yang menjadi langganan Aktivitas lawyer yang menjadi langganan para penjahat khususnya penjahat yg para penjahat khususnya penjahat yg terorganisir. Pekerjaan mereka a.l : terorganisir. Pekerjaan mereka a.l : merekayasa alibi, mengatur pertemuan yb merekayasa alibi, mengatur pertemuan yb bersifat tersembunyi, mempengaruhi polisi bersifat tersembunyi, mempengaruhi polisi dlm membuat berita acara, menakut-nakuti dlm membuat berita acara, menakut-nakuti saksi, mengaburkan peristiwa/ perkara saksi, mengaburkan peristiwa/ perkara melalui mass media, menyuap aparat melalui mass media, menyuap aparat gakkum, hingga mengancam hakim.gakkum, hingga mengancam hakim.

Page 48: Sosiologi Hukum

EXTRA JUDICIAL CRIMEEXTRA JUDICIAL CRIME Lembaga yg terbentuk kr ketidakpuasan Lembaga yg terbentuk kr ketidakpuasan

masyarakat atas kinerja para penegak hukum.masyarakat atas kinerja para penegak hukum. Masyarakat tdk mempercayai integritas moral Masyarakat tdk mempercayai integritas moral

para penegak hukum kr aparat tlah para penegak hukum kr aparat tlah melakukan penyalahgunaan wewenang & melakukan penyalahgunaan wewenang & memberi perlindungan thd praktek-2 memberi perlindungan thd praktek-2 kejahatan.kejahatan.

Masyarakat mengganggap tindakannya mrpkn Masyarakat mengganggap tindakannya mrpkn tindakan suci (mahatma) & mrpkn hk positif.tindakan suci (mahatma) & mrpkn hk positif.

Masyarakat melakukan upaya penegakan Masyarakat melakukan upaya penegakan hukum menurut pandangan & cara-cara hukum menurut pandangan & cara-cara mereka sendiri.mereka sendiri.

Page 49: Sosiologi Hukum

PERILAKU KOLEKTIFPERILAKU KOLEKTIF(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)

Tindakan yg dilakukan scr bersama olh sejumlah Tindakan yg dilakukan scr bersama olh sejumlah orang, bersifat temporer (tdk bersifat rutin), tdk orang, bersifat temporer (tdk bersifat rutin), tdk terorganisasi. Cenderung tdk terkendali.terorganisasi. Cenderung tdk terkendali.

Sebagai tanggapan atas rangsangan tertentu Sebagai tanggapan atas rangsangan tertentu atau dipicu olh suatu rangsangan yg sama atau dipicu olh suatu rangsangan yg sama (peristiwa, benda, ide), sangat dimungkinkan (peristiwa, benda, ide), sangat dimungkinkan merusak dan berlaku kriminal.merusak dan berlaku kriminal.

Contoh : Kerumunan berubah menjadi Contoh : Kerumunan berubah menjadi penjarahan.penjarahan.

Penjarahan di New York – 1977, Los Angeles – Penjarahan di New York – 1977, Los Angeles – 1992, 10 Mei 1963 di Bandung, 13-15 Mei 1998 1992, 10 Mei 1963 di Bandung, 13-15 Mei 1998 di Jakarta.di Jakarta.

Perlu disiapkan teknik pengendalian kerumunan.Perlu disiapkan teknik pengendalian kerumunan.

Page 50: Sosiologi Hukum

P A N I K P A N I K Kondisi emosional yg diwarnai olh keputus-Kondisi emosional yg diwarnai olh keputus-

asaan & ketakutan yg tdk terkendali, disertai asaan & ketakutan yg tdk terkendali, disertai penyelematan diri scr kolektif yg didasari olh penyelematan diri scr kolektif yg didasari olh sikap histeris.sikap histeris.

Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr tekanan jiwa (stress) berkepanjangan, berada tekanan jiwa (stress) berkepanjangan, berada dalam keadaan sangat berbahaya & hanya dalam keadaan sangat berbahaya & hanya memiliki kemungkinan membebaskan diri scr memiliki kemungkinan membebaskan diri scr terbatas.terbatas.

Setiap orang menempuh cara utk melindungi Setiap orang menempuh cara utk melindungi dirinya sendiri.dirinya sendiri.

Peran “kepemimpinan” sangat penting dlm Peran “kepemimpinan” sangat penting dlm suasana kepanikan (mengorganisasi agr suasana kepanikan (mengorganisasi agr kerjasama; hilangkan ketidak pastian dg cara kerjasama; hilangkan ketidak pastian dg cara memberi arahan & bangun percaya diri).memberi arahan & bangun percaya diri).

Page 51: Sosiologi Hukum

DESAS-DESUSDESAS-DESUS Berita yang menyebar secara cepat & tidak Berita yang menyebar secara cepat & tidak

berdasarkan fakta (kenyataan), dr soal moral berdasarkan fakta (kenyataan), dr soal moral hingga soal negara.hingga soal negara.

Disebarkan kr dasarnya orang perlu & suka.Disebarkan kr dasarnya orang perlu & suka. Tercipta manakala terjadi ketegangan sosial.Tercipta manakala terjadi ketegangan sosial. Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan

tujuan, lemahkan semangat – digunakan utk tujuan, lemahkan semangat – digunakan utk propaganda.propaganda.

Tdk dpt dibantah scr efektif dg menggunakan Tdk dpt dibantah scr efektif dg menggunakan penjelasan yg benar.penjelasan yg benar.

Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg kebenaran bisa menjadi legenda.kebenaran bisa menjadi legenda.

Page 52: Sosiologi Hukum

GERAKAN SOSIALGERAKAN SOSIAL Perilaku kolektif yg melakukan kegiatan dg kadar Perilaku kolektif yg melakukan kegiatan dg kadar

kesinabungan tertentu utk menunjang atau kesinabungan tertentu utk menunjang atau menolak perubahan yg terjadi di masyarakat menolak perubahan yg terjadi di masyarakat atau kelompok.atau kelompok.

Awal mula gerakan dilakukan olh suatu kelompok Awal mula gerakan dilakukan olh suatu kelompok yg merasa tdk puas thd suatu keadaan; pribadi yg merasa tdk puas thd suatu keadaan; pribadi kecewa; penyaluran kegagalan; atau mereka yg kecewa; penyaluran kegagalan; atau mereka yg merasa hidup kurang berarti.merasa hidup kurang berarti.

Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi, Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi, terarah dan terencana selanjutnya terarah dan terencana selanjutnya terorganisasi. terorganisasi.

Contoh: Gerakan perpindahan, gerakan ekspresif, Contoh: Gerakan perpindahan, gerakan ekspresif, gerakan utopia, gerakan reformasi, gerakan gerakan utopia, gerakan reformasi, gerakan revolusioner, KAMI 1966, Reformasi 1998. revolusioner, KAMI 1966, Reformasi 1998.

Gerakan ini setelah satu - dua dasawarsa Gerakan ini setelah satu - dua dasawarsa mengalami penurunan mengalami penurunan

Page 53: Sosiologi Hukum

CIVIL DISOBEDIENCECIVIL DISOBEDIENCE Pembangkangan sipil adl penyimpangan hk Pembangkangan sipil adl penyimpangan hk

secara umum dan terbuka karena secara umum dan terbuka karena terdorong oleh kata hati serta pandangan terdorong oleh kata hati serta pandangan moral, disertai dengan kesediaan menerima moral, disertai dengan kesediaan menerima sanksi hukum.sanksi hukum.

Aksi tsb merupakan teknik paksaan tanpa Aksi tsb merupakan teknik paksaan tanpa paksaan yang menggunakan tuntutan dr paksaan yang menggunakan tuntutan dr sejumlah orang yang rela menderita demi sejumlah orang yang rela menderita demi menegakkan suatu pandangan moral.menegakkan suatu pandangan moral.

Page 54: Sosiologi Hukum

Pembangkangan sipil disebabkan kr Pembangkangan sipil disebabkan kr muncul-nya kasus-2 yang berkaitan muncul-nya kasus-2 yang berkaitan dengan adanya perasaan kurang puas dengan adanya perasaan kurang puas atas sistem hukum yang tidak adil.atas sistem hukum yang tidak adil.

Aksi ini merupakan tindakan politik yang Aksi ini merupakan tindakan politik yang bukan merupakan tindakan kekerasan bukan merupakan tindakan kekerasan dengan tujuan untuk mengubah hukum dengan tujuan untuk mengubah hukum atau kebijakan pemerintah.atau kebijakan pemerintah.

Pembangkan sipil diilhami oleh pemikiran Pembangkan sipil diilhami oleh pemikiran bhw keadilan yg berlaku di masyarakat bhw keadilan yg berlaku di masyarakat hanya untuk golongan tertentu saja dan hanya untuk golongan tertentu saja dan kurang memperhatikan golongan yang kurang memperhatikan golongan yang lain.lain.

Page 55: Sosiologi Hukum

Pembangkangan sipil bisa mencapai Pembangkangan sipil bisa mencapai tuntutan yang dikehendaki apabila tuntutan yang dikehendaki apabila memiliki disiplin diri yg kuat dari para memiliki disiplin diri yg kuat dari para pelaku, dan tdk mengarah ke tindakan pelaku, dan tdk mengarah ke tindakan kekerasan.kekerasan.

Cara ini umumnya berlaku di negara-Cara ini umumnya berlaku di negara-negara demokrasi di mana para pelaku negara demokrasi di mana para pelaku telah memiliki kesadaran cukup tinggi telah memiliki kesadaran cukup tinggi dlm hidup bernegara. Dengan kata lain dlm hidup bernegara. Dengan kata lain tuntutannya benar-benar utk tuntutannya benar-benar utk kepentingan bangsa dan negara.kepentingan bangsa dan negara.

Page 56: Sosiologi Hukum

Social disobidienceSocial disobidience = Paksaan tanpa = Paksaan tanpa kekerasan (kekerasan (nonviolent coercionnonviolent coercion) sbg teknik ) sbg teknik perlawanan (perlawanan (non resistancenon resistance) atau ) atau perlawanan pasif (perlawanan pasif (pasif resistancepasif resistance). ).

Sasarannya ialah membangkitkan perasaan Sasarannya ialah membangkitkan perasaan simpati masyarakat dan mempermalukan simpati masyarakat dan mempermalukan partai dominan agar partai dominan mau partai dominan agar partai dominan mau membuat kelonggaran.membuat kelonggaran.

Ada masa dan situasi tertentu di mana aksi Ada masa dan situasi tertentu di mana aksi kekerasan lebih sering berhasil daripada kekerasan lebih sering berhasil daripada aksi tanpa kekerasan.aksi tanpa kekerasan.

Page 57: Sosiologi Hukum

HUMAN SECURITY HUMAN SECURITY (Keamanan Manusia)(Keamanan Manusia)

MULTI FASET KEAMANAN MANUSIA :MULTI FASET KEAMANAN MANUSIA : Keamanan kultural & agama.Keamanan kultural & agama. Keamanan harta milik.Keamanan harta milik. Keamanan hak-hak manusia.Keamanan hak-hak manusia. Keamanan perempuan. AnakKeamanan perempuan. Anak dan lansia.dan lansia. Keamanan kerja.Keamanan kerja. Keamanan keluarga & Kediaman.Keamanan keluarga & Kediaman. Keamanan makanan.Keamanan makanan. Keamanan perjalanan.Keamanan perjalanan. Keamanan informasi.Keamanan informasi. Keamanan hak cipta.Keamanan hak cipta. Keamanan pendidikan.Keamanan pendidikan. Keamanan kesehatan. Jiwa & bencana.Keamanan kesehatan. Jiwa & bencana.

Page 58: Sosiologi Hukum

PENDEKATAN DLM KEAMANAN MANUSIA :PENDEKATAN DLM KEAMANAN MANUSIA : Pengusangan perang.Pengusangan perang. Pengusangan kekerasan.Pengusangan kekerasan. Demokratisasi politik, ekonomi & hukum Demokratisasi politik, ekonomi & hukum

(peradilan)(peradilan) Keadilan hukum.Keadilan hukum. Pelestarian lingkungan.Pelestarian lingkungan. Penyelesaian konflik scr damai.Penyelesaian konflik scr damai. Perubahan umur kerja.Perubahan umur kerja. Multikulturalisme & multirelijionisme.Multikulturalisme & multirelijionisme. Hak manusia dg relativism kultural.Hak manusia dg relativism kultural. Ekoteknologi.Ekoteknologi.

Page 59: Sosiologi Hukum

INDUSTRI KEAMANAN :INDUSTRI KEAMANAN : Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah, Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah,

kendaraan, kecelakaan, harta, pekerjaan, kendaraan, kecelakaan, harta, pekerjaan, perjalanan).perjalanan).

Pengawalan, patroli, jaga malam.Pengawalan, patroli, jaga malam. Detektif swasta.Detektif swasta. Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm, Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm,

mata elektronik, senjata api, foto kamera).mata elektronik, senjata api, foto kamera). Praktek dokter.Praktek dokter. Akutansi.Akutansi.

Page 60: Sosiologi Hukum

TANTANGAN KEAMANAN MANUSIA MASA DEPAN :TANTANGAN KEAMANAN MANUSIA MASA DEPAN : Pangan, air, tanah, udara.Pangan, air, tanah, udara. Ekologi.Ekologi. Informasi.Informasi. Kemiskinan mayoritas.Kemiskinan mayoritas. Hak intelektual.Hak intelektual. Bencana alam.Bencana alam. Perpecahan keluarga.Perpecahan keluarga. Kesehatan.Kesehatan. Radikalisasi agama.Radikalisasi agama. Terorisme.Terorisme. Trans-nasitional crime.Trans-nasitional crime. Keseimbangan biomassa.Keseimbangan biomassa.

Page 61: Sosiologi Hukum

PROBLEM SOSIAL MASA KINIPROBLEM SOSIAL MASA KINI Upaya mempersenjatai diri dan upaya mengurangi Upaya mempersenjatai diri dan upaya mengurangi

persenjataan persenjataan (armament and(armament and disarment)disarment) Masalah Hak Asasi ManusiaMasalah Hak Asasi Manusia Alih teknologi, inflasi, tawar-menawar secara Alih teknologi, inflasi, tawar-menawar secara

kolektifkolektif (collective bargaining)(collective bargaining) Biaya pemerintahan Biaya pemerintahan (government budgeting),(government budgeting), Inovasi kelembagaan Inovasi kelembagaan (institutional innovation),(institutional innovation), Restrukturisasi sosial Restrukturisasi sosial (social restructuring)(social restructuring) Keikutsertaan buruh dalam mengelola perusahaan, Keikutsertaan buruh dalam mengelola perusahaan,

juga dalam hal penentuan kebijaksanan juga dalam hal penentuan kebijaksanan (codetermination)(codetermination) serta keterlibatan buruh dlm serta keterlibatan buruh dlm manajemen manajemen (worker’s self management)(worker’s self management)

Page 62: Sosiologi Hukum

KONFIGURASI PROBLEM SOSIALKONFIGURASI PROBLEM SOSIAL

PROBLEM MAKRO STRATEGIS

PROBLEM MESSO TAKTIS

PROBLEM MIKRO TEKNIS

GRAND THEORYGRAND THEORY

MIDDLE RANCE THEORYMIDDLE RANCE THEORY

LOWER THEORYLOWER THEORY

MASALAH KELEMBAGAANMASALAH KELEMBAGAAN

MASALAH ORGANISASIMASALAH ORGANISASI

MASALAHMASALAHINDIVIDUINDIVIDU

Page 63: Sosiologi Hukum

Masalah Makro :Masalah Makro :- Hak Atas Kekayaan Intelektual.- Hak Atas Kekayaan Intelektual.- Fungsi Lembaga Arbritase.- Fungsi Lembaga Arbritase.- Sistem Kepolisian Nasional.- Sistem Kepolisian Nasional.

Masalah Messo :Masalah Messo :- Persaingan Usaha.- Persaingan Usaha.- Kepailitan Perusahaan.- Kepailitan Perusahaan.- Transaksi Bisnis Nasional – Internasional.- Transaksi Bisnis Nasional – Internasional.- Peranan lembaga.- Peranan lembaga.- Perbankan.- Perbankan.

Masalah Mikro :Masalah Mikro :- Perlidungan konsumen.- Perlidungan konsumen.- Perlindungan wanita.- Perlindungan wanita.- PHK.- PHK.- Kenakalan remaja.- Kenakalan remaja.

Page 64: Sosiologi Hukum

MASALAH-2 SOSIAL YURIDISMASALAH-2 SOSIAL YURIDIS Hak Atas Kekayaan Intelektual berdasarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual berdasarkan

UU No.7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta UU No.7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta (Tinjauan dari teori fungsional).(Tinjauan dari teori fungsional).

Eksistensi Badan Arbritase Nasional Indonesia Eksistensi Badan Arbritase Nasional Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa (Tijauan dari Dalam Penyelesaian Sengketa (Tijauan dari teori konflik…).teori konflik…).

Sistem Kepolisian Nasional Indonesia Dalam Sistem Kepolisian Nasional Indonesia Dalam Kerangka Penegakan Hukum (Tinjauan dari Kerangka Penegakan Hukum (Tinjauan dari teori konflik…).teori konflik…).

Konspirasi Tender Dalam Hukum Persaingan Konspirasi Tender Dalam Hukum Persaingan Usaha (tinjauan dari teori konspirasi).Usaha (tinjauan dari teori konspirasi).

Tanggungjawab Kepailitan Perusahaan Tanggungjawab Kepailitan Perusahaan (Tijauan dari teori d(Tijauan dari teori differential associationifferential association))

Contoh:

Page 65: Sosiologi Hukum

Kontrak Investasi Antara Perusahaan Nasional Kontrak Investasi Antara Perusahaan Nasional dengan Investor……(Tinjauan dari teori dengan Investor……(Tinjauan dari teori funsional)funsional)

Peranan KPK Dalam Mendinamisir CJS Guna Peranan KPK Dalam Mendinamisir CJS Guna Mengoptimalkan Pemberantasan Korusi di Mengoptimalkan Pemberantasan Korusi di Indonesia Tinjauan dari teori fungsional).Indonesia Tinjauan dari teori fungsional).

Koordinasi Kerja Antara Polri dan BC Dalam Koordinasi Kerja Antara Polri dan BC Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Penyelundupan Pemberantasan Tindak Pidana Penyelundupan di…(Tinjauan dari teori fungsional).di…(Tinjauan dari teori fungsional).

Transfer Dana Secara Elektronik Melalui Kartu Transfer Dana Secara Elektronik Melalui Kartu Kredit (tinjauan dari teori pertukaran) Kredit (tinjauan dari teori pertukaran)

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna Produk ……(Tinjauan dari teori Pengguna Produk ……(Tinjauan dari teori konflik…)konflik…)

Page 66: Sosiologi Hukum

Perlidungan Hukum Terhadap Wanita Korban Perlidungan Hukum Terhadap Wanita Korban Kejahatan Perkosaan Tinjauan dari teori social Kejahatan Perkosaan Tinjauan dari teori social reality of crime).reality of crime).

PHK Terhadap Karyawan Yang Melanggar PHK Terhadap Karyawan Yang Melanggar Perjanjian Kerja (tinjauan dari teori konflik…). Perjanjian Kerja (tinjauan dari teori konflik…).

Keputusan Hakim Atas Tindak Pidana Yang Keputusan Hakim Atas Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Anak-anak (Tinjauan dari teori Dilakukan Oleh Anak-anak (Tinjauan dari teori social reality of crime).social reality of crime).

Tindak Pidana Aborsi Ditinjau Dari UU No. 23 Tindak Pidana Aborsi Ditinjau Dari UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Tinjauan dari Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Tinjauan dari teori kontrol sosial).teori kontrol sosial).

Penanggulangan Narkotika Di Lingkungan Penanggulangan Narkotika Di Lingkungan Remaja Berdasarkan UU No.22 Tahun 1991 Remaja Berdasarkan UU No.22 Tahun 1991 Tinjauan dari teori kontrol sosial).Tinjauan dari teori kontrol sosial).

Page 67: Sosiologi Hukum

Sikap Para Gelandangan Terhadap perilaku Seks Sikap Para Gelandangan Terhadap perilaku Seks (Tinjauan dari teori differential assosiation).(Tinjauan dari teori differential assosiation).

Konflik Ambon Ditinjau dari teori Konflik….Konflik Ambon Ditinjau dari teori Konflik…. Fenomena Inul Daratista Dalam Konteks Fenomena Inul Daratista Dalam Konteks

Pornoaksi Ditinjau dari teori Anomi.Pornoaksi Ditinjau dari teori Anomi. Analisis Terorisme Di Indonesia (Ditinjau dari Analisis Terorisme Di Indonesia (Ditinjau dari

teori konflik…).teori konflik…). Ada Tommy Di Tenabang Ditinjau dari teori Ada Tommy Di Tenabang Ditinjau dari teori

funsionalist R.K Merton.funsionalist R.K Merton. Kiprah Ustad Abu Ba’asir Ditinjau dari teori Kiprah Ustad Abu Ba’asir Ditinjau dari teori

labeling.labeling.

Page 68: Sosiologi Hukum

Tawuran Antar Warga Masyarakat Desa Gabus Tawuran Antar Warga Masyarakat Desa Gabus Dan Dese Jatimulyo (Tinjauan dari teori anomi Dan Dese Jatimulyo (Tinjauan dari teori anomi R.K. Merton).R.K. Merton).

Pemberian Release & Discharge Ditinjau dari Pemberian Release & Discharge Ditinjau dari Teori Social Reality of Crime.Teori Social Reality of Crime.

Kejahatan Carding Ditinjau Dari Teori Kejahatan Carding Ditinjau Dari Teori Differential Association.Differential Association.

Tindak Pidana Korupsi Yang Melibatkan Akbar Tindak Pidana Korupsi Yang Melibatkan Akbar Tanjung Ditinjau Dari Teori Labeling.Tanjung Ditinjau Dari Teori Labeling.

Rudy Ramli Dalam Kasus Bank Bali Ditinjau Rudy Ramli Dalam Kasus Bank Bali Ditinjau Dari Teori Differential Association.Dari Teori Differential Association.

Page 69: Sosiologi Hukum

Analisis Kasus Teluk Buyat Ditinjau Dari Teori Analisis Kasus Teluk Buyat Ditinjau Dari Teori Konflik.Konflik.

Kelompok Kapak Merah Ditinjau Dari Teori Kelompok Kapak Merah Ditinjau Dari Teori Differential Association.Differential Association.

KKN H.M Soeharto Ditinjau Dari Teori Social Reality KKN H.M Soeharto Ditinjau Dari Teori Social Reality Of Crime.Of Crime.

Eksistensi Hukum Internasional Pasca Agreasi Eksistensi Hukum Internasional Pasca Agreasi Amerika Serikat Ke Irak (Tinjauan dari teori konflik).Amerika Serikat Ke Irak (Tinjauan dari teori konflik).

Pegawai Tengah Karier Sebagai Change Leader The Pegawai Tengah Karier Sebagai Change Leader The Telkom Way 135 Menuju Transformasi Customer Telkom Way 135 Menuju Transformasi Customer Centric Company (Tinjauan dari teori pertukaran).Centric Company (Tinjauan dari teori pertukaran).

Page 70: Sosiologi Hukum

TEORI FUNGSIONALTEORI FUNGSIONAL(Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H. (Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H.

Spenser)Spenser) Kohesi sosial dalam masyarakat : Kohesi sosial dalam masyarakat : Di setiap masyarakat senantiasa dijumpai suatu Di setiap masyarakat senantiasa dijumpai suatu

keterkaitan (kohesi). Dalam masyarakat seperti keterkaitan (kohesi). Dalam masyarakat seperti itu terdapat pengelompokan intermedier atas itu terdapat pengelompokan intermedier atas lembaga‑lembaga kemasyarakatan, sehingga di lembaga‑lembaga kemasyarakatan, sehingga di dalamnya ada semacam struktur tertentu. dalamnya ada semacam struktur tertentu.

Jika dalam pengelompokan membagi nilai Jika dalam pengelompokan membagi nilai dengan norma‑norma yang sama, maka dengan norma‑norma yang sama, maka masyarakat memiliki aturan dalam pergaulan masyarakat memiliki aturan dalam pergaulan hidup, di mana orang‑orang mempunyai ikatan hidup, di mana orang‑orang mempunyai ikatan erat dalam pengelompokan intermedier, erat dalam pengelompokan intermedier, sehingga mereka mengindahkan nilai‑nilai dan sehingga mereka mengindahkan nilai‑nilai dan norma pergaulan hidup tersebut. norma pergaulan hidup tersebut.

Grand Theory

Page 71: Sosiologi Hukum

TEORI KONFLIKTEORI KONFLIK (Hobbes, Karl Maarx, Galtung, Dahrendorf, (Hobbes, Karl Maarx, Galtung, Dahrendorf,

Simmel, Coser, Slotkin)Simmel, Coser, Slotkin) Konflik merupakan fenomena yg normal Konflik merupakan fenomena yg normal

dan natural.dan natural. Konflik dpt menimbulkan keadaan tidak Konflik dpt menimbulkan keadaan tidak

enak, meresahkan, menegangkan, enak, meresahkan, menegangkan, menakutkan namun syarat bagi suatu menakutkan namun syarat bagi suatu perubahan.perubahan.

Konflik sosial merupakan pertentangan Konflik sosial merupakan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang antara dua pihak atau lebih yang menyangkut masalah ekonomi, menyangkut masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan agama, ras.kekuasaan, keyakinan agama, ras.

Grand Theory

Page 72: Sosiologi Hukum

Teori‑teori Teori‑teori Under ControlUnder Control atau teori‑teori untuk atau teori‑teori untuk mengkaji perilaku jahat seperti teori mengkaji perilaku jahat seperti teori Disorganisasi Sosial, teori Netralisasi dan teori Disorganisasi Sosial, teori Netralisasi dan teori Kontrol Sosial. Teori ini secara umum membahas Kontrol Sosial. Teori ini secara umum membahas mengapa ada orang melanggar hukum meskipun mengapa ada orang melanggar hukum meskipun kebanyakan orang tidak demikian.kebanyakan orang tidak demikian.

Teori‑teori Teori‑teori Kultur, Status Kultur, Status dan dan OpportunityOpportunity seperti seperti teori Status Frustasi, teori Kultur Kelas dan teori teori Status Frustasi, teori Kultur Kelas dan teori Opportunity Opportunity yang menekankan mengapa adanya yang menekankan mengapa adanya sebagian kecil orang menentang aturan yang sebagian kecil orang menentang aturan yang telah ditetapkan masyarakat di mana mereka telah ditetapkan masyarakat di mana mereka tinggal. tinggal.

Teori Teori Over ControlOver Control yang terdiri dari teori yang terdiri dari teori Labeling, Labeling, teori Konflik Kelompok dan teori Marxis. teori Konflik Kelompok dan teori Marxis. Teori ini lebih menekankan kepada masalah Teori ini lebih menekankan kepada masalah mengapa orang bereaksi terhadap kejahatan.mengapa orang bereaksi terhadap kejahatan.

Lower Theory

Page 73: Sosiologi Hukum

A N O M IA N O M I(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

Anomi adalah keadaan Anomi adalah keadaan deregulation deregulation dalam dalam masyarakat, karena tidak ditaatinya masyarakat, karena tidak ditaatinya aturan‑aturan yang telah mapan (aturan lama aturan‑aturan yang telah mapan (aturan lama ditinggalkan sedangkan aturan baru belum ditinggalkan sedangkan aturan baru belum ada), kehidupan menjadi seolah-olah tanpa ada), kehidupan menjadi seolah-olah tanpa pedoman, orang sulit manangkap apa yang pedoman, orang sulit manangkap apa yang diharapkan dari orang lain baik untuk bersikap diharapkan dari orang lain baik untuk bersikap maupun bertindak, sehingga keadaan menjadi maupun bertindak, sehingga keadaan menjadi galau atau membingungkan.galau atau membingungkan.

Page 74: Sosiologi Hukum

A N O M IA N O M I(R.K.MERTON)(R.K.MERTON)

Innovation Innovation (pembaharuan)(pembaharuan) adalah keadaan di mana adalah keadaan di mana tujuan dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan tujuan dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan tetapi tdk terjadi perubahan sarana yang dipergunakan tetapi tdk terjadi perubahan sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Masyarakat masih ada yang untuk mencapai tujuan. Masyarakat masih ada yang percaya dengan cara-cara lama untuk mencapai tujuan, percaya dengan cara-cara lama untuk mencapai tujuan, namun beralih menggunakan sarana baru jika menemui namun beralih menggunakan sarana baru jika menemui halangan terhadap cara yang digunakan untuk mencapai halangan terhadap cara yang digunakan untuk mencapai kesusksesan.kesusksesan.

Conformity Conformity (menyetujui)(menyetujui) adalah suatu keadaan di mana adalah suatu keadaan di mana warga masyarakat menerima tujuan dan sarana‑sarana warga masyarakat menerima tujuan dan sarana‑sarana baru (baru (legitimate meanlegitimate mean) yang berkembang di ) yang berkembang di masyarakat karena ada tekanan sosial. Di sisi lain masyarakat karena ada tekanan sosial. Di sisi lain meskipun masyarakat memiliki sarana yang terbatas meskipun masyarakat memiliki sarana yang terbatas tetapi tidak melakukan penyimpangan, mereka tetapi tidak melakukan penyimpangan, mereka melanjutkan pencapaian tujuan hidup dan percaya atas melanjutkan pencapaian tujuan hidup dan percaya atas legitimasi sarana-sarana konvensional dengan mana legitimasi sarana-sarana konvensional dengan mana kesusksesan akan dicapai.kesusksesan akan dicapai.

Page 75: Sosiologi Hukum

Ritualism Ritualism (tatacara keagamaan)(tatacara keagamaan) yaitu keadaan di yaitu keadaan di mana warga masyarakat yang telah menerima tujuan mana warga masyarakat yang telah menerima tujuan dan sarana-sarana baru, namun sarana sarana baru dan sarana-sarana baru, namun sarana sarana baru tidak kunjung diadakan. Masyarakat meredakan tidak kunjung diadakan. Masyarakat meredakan ketegangan dengan menurunkan skala aspirasi ketegangan dengan menurunkan skala aspirasi sampai pada batas yang bisa mereka capai daripada sampai pada batas yang bisa mereka capai daripada mengejar tujuan budaya kesuksesan yg hanya ilusi.mengejar tujuan budaya kesuksesan yg hanya ilusi.

Retreatism Retreatism (penarikan diri)(penarikan diri) yaitu keadaan di mana yaitu keadaan di mana warga masyarakat melepaskan tujuan budaya sukses warga masyarakat melepaskan tujuan budaya sukses dan sarana-sarana sah. Warga masyarakat mulai dan sarana-sarana sah. Warga masyarakat mulai menyesuaikan diri dari menurut cara-cara sendiri, menyesuaikan diri dari menurut cara-cara sendiri, misalnya dengan mabok-mabokan, pecandu narkoba misalnya dengan mabok-mabokan, pecandu narkoba hingga puncaknya bunuh diri.hingga puncaknya bunuh diri.

Rebellion Rebellion (pemberontakan)(pemberontakan) yaitu keadaan di mana yaitu keadaan di mana tujuan dan sarana yang terdapat dalam masyarakat tujuan dan sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak, berusaha untuk mengganti atau mengubah ditolak, berusaha untuk mengganti atau mengubah seluruhnya. Meraka juga menginginkan utk mengubah seluruhnya. Meraka juga menginginkan utk mengubah sistem melalui sistem melalui social disobidien social disobidien (pembangkangan (pembangkangan sosial)sosial)..

Page 76: Sosiologi Hukum

EXCHANGE THEORYEXCHANGE THEORY(Peter Blau)(Peter Blau)

Premis-premisnya :Premis-premisnya : Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh

sistem stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan sistem stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan wewenang.wewenang.

Perbedaan status dlm masyarakat berakibat adanya Perbedaan status dlm masyarakat berakibat adanya perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga, perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga, status yg rendah ditentukan olh status yg tinggi.status yg rendah ditentukan olh status yg tinggi.

Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin para anggota merasa puas thd kepemimpinannya, para anggota merasa puas thd kepemimpinannya, atau memahami apa yang diharuskan olh pimpinan, atau memahami apa yang diharuskan olh pimpinan, karena setiap pertukaran salalu diikuti oleh pamrih karena setiap pertukaran salalu diikuti oleh pamrih atau balasan.atau balasan.

Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat tergantung pd hasil perbandingan cost dan reward yg tergantung pd hasil perbandingan cost dan reward yg menguntungkan semua pihak.menguntungkan semua pihak.

Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan melalui kekuasaan yg memaksa.melalui kekuasaan yg memaksa.

Page 77: Sosiologi Hukum

TEORI KONTROL SOSIALTEORI KONTROL SOSIAL(Reiss) (Reiss)

Lahirnya teori Kontrol Sosial dilatarbelakangi Lahirnya teori Kontrol Sosial dilatarbelakangi oleh tiga aspek perkembangan dalam oleh tiga aspek perkembangan dalam masyarakat : (1) Adanya reaksi dari teori masyarakat : (1) Adanya reaksi dari teori labeling dan konflik yang dilandasi tingkah laku labeling dan konflik yang dilandasi tingkah laku kriminal. Sebagaimana acuan, teori ini kurang kriminal. Sebagaimana acuan, teori ini kurang menganalisis masalah kriminal dan hanya menganalisis masalah kriminal dan hanya mengarah pada subyek perilaku menyimpang; mengarah pada subyek perilaku menyimpang; (2) Munculnya studi tentang (2) Munculnya studi tentang criminal justice criminal justice sebagai suatu ilmu telah mempengaruhi hukum sebagai suatu ilmu telah mempengaruhi hukum menjadi lebih pragmatis serta berorientasi pada menjadi lebih pragmatis serta berorientasi pada sistem; dan (3) Teori Kontrol Sosial dikaitkan dg sistem; dan (3) Teori Kontrol Sosial dikaitkan dg teknik penelitian, khususnya terhadap tingkah teknik penelitian, khususnya terhadap tingkah laku remaja, yakni laku remaja, yakni self report survey. self report survey.

Page 78: Sosiologi Hukum

TEORI KONTROL SOSIALTEORI KONTROL SOSIAL(Nye)(Nye)

Menurut Nye, manusia diberi kendali supaya Menurut Nye, manusia diberi kendali supaya tidak melakukan pelanggaran, proses sosialisasi tidak melakukan pelanggaran, proses sosialisasi yang yang adequat adequat (memadai) akan mengurangi (memadai) akan mengurangi terjadinya delinkuensi. Pendidikan terhadap terjadinya delinkuensi. Pendidikan terhadap seseorang untuk melakukan pengekangan seseorang untuk melakukan pengekangan keinginan keinginan (impulse). s(impulse). selain itu, kontrol intemal elain itu, kontrol intemal dan ekstemal harus kuat utk membangun dan ekstemal harus kuat utk membangun ketaatan terhadap hukum ketaatan terhadap hukum (law‑abiding).(law‑abiding).

Premis teori Kontrol Sosial :Premis teori Kontrol Sosial : 11.. Harus ada kontrol intemal maupun Harus ada kontrol intemal maupun

ekstemal.ekstemal. 22 . . Manusia diberikan kaidah‑kaidah supaya Manusia diberikan kaidah‑kaidah supaya

tidak melakukan pelanggaran.tidak melakukan pelanggaran. 3.3. Proses sosialisasi yang Proses sosialisasi yang ade quat ade quat (memadai) (memadai)

akan mengurangi terjadinya delinkuen.akan mengurangi terjadinya delinkuen. 44.. Ketaatan thd hukum Ketaatan thd hukum (law abiding).(law abiding).

Page 79: Sosiologi Hukum

TEORI LABELINGTEORI LABELING(Micholowsky)(Micholowsky)

Premis-premis teori Premis-premis teori LabelingLabeling sebagai berikut : sebagai berikut : 1. Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat 1. Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat

atas tingkah laku seseorang. atas tingkah laku seseorang. 2. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap 2. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap

sebagai penjahat. sebagai penjahat. 3. Umumnya tingkah laku seseorang yang dicap jahat 3. Umumnya tingkah laku seseorang yang dicap jahat

menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat.penjahat.

4. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai 4. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi penjahat terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut diartikan sebagai hubungan timbal balik antara tersebut diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu, antar kelompok dan antar individu dan kelompok. individu, antar kelompok dan antar individu dan kelompok.

5. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau 5. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau kelompok yang dicap sebagai penjahat akan kelompok yang dicap sebagai penjahat akan menyesuaikan diri dengan cap yang disandangnya.menyesuaikan diri dengan cap yang disandangnya.

Page 80: Sosiologi Hukum

Teori Labeling Howard S. BeckerTeori Labeling Howard S. Becker menekankan menekankan dua aspek: dua aspek:

(1) Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana (1) Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana orang‑orang tertentu sampai diberi cap atau label orang‑orang tertentu sampai diberi cap atau label sebagai penjahat; dan (2) Pengaruh daripada sebagai penjahat; dan (2) Pengaruh daripada label itu sebagai konsekuensi penyimpangan label itu sebagai konsekuensi penyimpangan tingkah laku, perilaku seseorang bisa sungguh2 tingkah laku, perilaku seseorang bisa sungguh2 menjadi jahat jika orang itu di cap jahat. menjadi jahat jika orang itu di cap jahat.

Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, yaitu: (1) yaitu: (1) Individual deviation, Individual deviation, di mana timbulnya di mana timbulnya penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan psikis dari dalam; (2)psikis dari dalam; (2)Situational deviation, Situational deviation, sebagai hasil stres atau tekanan dari keadaan; sebagai hasil stres atau tekanan dari keadaan; dan (3) dan (3) Systematic deviation, Systematic deviation, sebagai pola‑pola sebagai pola‑pola perilaku kejahatan terorganisir dalarn sub‑sub perilaku kejahatan terorganisir dalarn sub‑sub kultur atau sistem tingkah laku.kultur atau sistem tingkah laku.

Page 81: Sosiologi Hukum

Pada dasarnya teori Pada dasarnya teori labeling labeling menggambarkan:menggambarkan: (1) Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya (1) Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya

bersifat kriminal; (2) Predikat kejahatan dilakukan bersifat kriminal; (2) Predikat kejahatan dilakukan oleh kelompok yang dominan atau kelompok oleh kelompok yang dominan atau kelompok penguasa; (3) Penerapan aturan tentang kejahatan penguasa; (3) Penerapan aturan tentang kejahatan dilakukan untuk kepentingan pihak yang berkuasa; dilakukan untuk kepentingan pihak yang berkuasa; (4) Orang tidak menjadi penjahat karena melanggar (4) Orang tidak menjadi penjahat karena melanggar hukum, tetapi karena ditetapkan demikian oleh hukum, tetapi karena ditetapkan demikian oleh penguasa; dan (5) Pada dasarnya semua orang penguasa; dan (5) Pada dasarnya semua orang pernah melakukan kejahatan, sehingga tidak patut pernah melakukan kejahatan, sehingga tidak patut jika dibuat kategori orang jahat dan orang tidak jika dibuat kategori orang jahat dan orang tidak jahat. Premis tersebut menggambarkan bahwa jahat. Premis tersebut menggambarkan bahwa sesungguhnya tidak ada orang yang bisa dikatakan sesungguhnya tidak ada orang yang bisa dikatakan jahat apabila tidak terdapat aturan yang dibat oleh jahat apabila tidak terdapat aturan yang dibat oleh penguasa untuk menyatakan bahwa sesuatu penguasa untuk menyatakan bahwa sesuatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang diklasifikasikan sebagai kejahatan.orang diklasifikasikan sebagai kejahatan.

Page 82: Sosiologi Hukum

DIFFERENTIAL ASSOCIATIONDIFFERENTIAL ASSOCIATION THEORYTHEORY(Edwin H. Sutherland) (Edwin H. Sutherland)

Sembilan premis perilaku jahat :Sembilan premis perilaku jahat : 1.1. Perilaku kejahatan adalah perilaku yang Perilaku kejahatan adalah perilaku yang

dipelajari, bukan warisan.dipelajari, bukan warisan. 2.2. Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi

dengan orang lain dalam suatu proses komu nikasi. dengan orang lain dalam suatu proses komu nikasi. Komunikasi tersebut dapat bersifat lisan atau Komunikasi tersebut dapat bersifat lisan atau dengan bahasa tubuh).dengan bahasa tubuh).

3.3. Bagian terpenting dalam proses mempelajari Bagian terpenting dalam proses mempelajari perilaku kejahatan terjadi dalam hubungan personal perilaku kejahatan terjadi dalam hubungan personal yang intim. Secara negatif ini berarti bahwa yang intim. Secara negatif ini berarti bahwa komunikasi interpersonal seperti melalui bioskop, komunikasi interpersonal seperti melalui bioskop, surat kabar, secara relatif tidak berperanan penting surat kabar, secara relatif tidak berperanan penting dalam terjadinya kejahatan).dalam terjadinya kejahatan).

Page 83: Sosiologi Hukum

4. Ketika perilaku kejahatan dipelajari, maka yang 4. Ketika perilaku kejahatan dipelajari, maka yang dipelajari termasuk: (a) teknik melakukan dipelajari termasuk: (a) teknik melakukan kejahatan, (b) motif- motif, dorongan‑dorongan, kejahatan, (b) motif- motif, dorongan‑dorongan, alasan‑alasan pembenar dan sikap‑sikap tertentu).alasan‑alasan pembenar dan sikap‑sikap tertentu).

5.5. Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui definisi- definisi dari peraturan hukum. Dalam suatu definisi- definisi dari peraturan hukum. Dalam suatu masyarakat, kadang seseorang dikelilingi oleh masyarakat, kadang seseorang dikelilingi oleh orang‑orang yang secara bersa maan melihat apa orang‑orang yang secara bersa maan melihat apa yang diatur dalam peraturan hukum sebagai yang diatur dalam peraturan hukum sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dan dipatuhi, sesuatu yang perlu diperhatikan dan dipatuhi, namun kadang ia dikelilingi orang‑orang yang namun kadang ia dikelilingi orang‑orang yang melihat aturan hukurn sebagai sesuatu yang melihat aturan hukurn sebagai sesuatu yang memberikan peluang dilakukannya kejahatan. memberikan peluang dilakukannya kejahatan.

6.6. Seseorang menjadi delinkuen karena ekses Seseorang menjadi delinkuen karena ekses pola‑pola pikir yang lebih melihat aturan hukurn pola‑pola pikir yang lebih melihat aturan hukurn sebagai pernberi peluang melakukan kejahatan sebagai pernberi peluang melakukan kejahatan daripada melihat hukurn sebagai sesuatu yang daripada melihat hukurn sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan dipatuhi)harus diperhatikan dan dipatuhi)

Page 84: Sosiologi Hukum

7.7. Asosiasi Diferensial bervariasi dalam Asosiasi Diferensial bervariasi dalam frekuensi, durasi, prioritas serta intensitasnya.frekuensi, durasi, prioritas serta intensitasnya.

8.8. ProsesProses mempelajari perilaku jahat mempelajari perilaku jahat diperoleh lewat hubungan dengan pola‑pola diperoleh lewat hubungan dengan pola‑pola kejahatan dan mekanisme yang lazim terjadi kejahatan dan mekanisme yang lazim terjadi dalam setiap proses belajar secara urnum.dalam setiap proses belajar secara urnum.

9. Sementara itu perilaku jahat merupakan 9. Sementara itu perilaku jahat merupakan ekspresi dari kebutuhan nilai umum, namun ekspresi dari kebutuhan nilai umum, namun tidak dijelaskan bahwa perilaku yang bukan tidak dijelaskan bahwa perilaku yang bukan jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan dan nilai‑nilai umum yang sama. dan nilai‑nilai umum yang sama.

Page 85: Sosiologi Hukum

SOCIAL REALITY OF CRIME THEORYSOCIAL REALITY OF CRIME THEORY(Richard Quinney)(Richard Quinney)

Premis 1:Premis 1: Definisi ttg tindak kejahatan Definisi ttg tindak kejahatan (perilaku yg melanggar hukum) adalah (perilaku yg melanggar hukum) adalah perilaku manusia yang diciptakan oleh para perilaku manusia yang diciptakan oleh para pelaku yang berwenang dalam masyarakat pelaku yang berwenang dalam masyarakat yang terorganisasi secara politik, atau yang terorganisasi secara politik, atau kualifikasi atas perilaku yang melanggar kualifikasi atas perilaku yang melanggar hukum dirumuskan oleh warga‑warga hukum dirumuskan oleh warga‑warga masyarakat yang mempunyai kekuasaan.masyarakat yang mempunyai kekuasaan.

Premis 2:Premis 2: Kejahatan adalah gambaran perilaku Kejahatan adalah gambaran perilaku yang bertentangan dengan kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan kelompok masyarakat yang memiliki kelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk membentuk kebijakan publik, kekuasaan untuk membentuk kebijakan publik, atau perumusan pelanggaran hukum atau perumusan pelanggaran hukum merupakan perumusan tentang perilaku yang merupakan perumusan tentang perilaku yang bertentangan dengan kepentingan pihak‑pihak bertentangan dengan kepentingan pihak‑pihak yang membuat perumusan. yang membuat perumusan.

Page 86: Sosiologi Hukum

Premis 3:Premis 3: Definisi tindak kejahatan diterapkan di Definisi tindak kejahatan diterapkan di dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk membentuk pelaksanaan dan administrasi hukum membentuk pelaksanaan dan administrasi hukum pidana. Kepentingan penguasa ikut mencampuri di pidana. Kepentingan penguasa ikut mencampuri di semua tahap dimana kejahatan itu diciptakan. semua tahap dimana kejahatan itu diciptakan.

Premis 4:Premis 4: Pola aksi tindakan melanggar hukum Pola aksi tindakan melanggar hukum atau tidak tergantung pada faktor : (1) atau tidak tergantung pada faktor : (1) kesempatan dalam masyarakat; (2) pengalaman kesempatan dalam masyarakat; (2) pengalaman belajar; (3) identifikasi pada pihak‑pihak lain; (4) belajar; (3) identifikasi pada pihak‑pihak lain; (4) konsep diri. konsep diri.

Premis 5:Premis 5: Pemahaman ttg tindak kejahatan Pemahaman ttg tindak kejahatan dibentuk dan diserap ke dalam kelompok- dibentuk dan diserap ke dalam kelompok- kelompok masyarakat lewat sarana komunikasi.kelompok masyarakat lewat sarana komunikasi.

Page 87: Sosiologi Hukum

CULTURE CONFLICT THEORYCULTURE CONFLICT THEORY(Thorsten Sellin)(Thorsten Sellin)

Premis 1: Premis 1: Bertemunya dua budaya besar.Bertemunya dua budaya besar.Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan pada batas daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan pada batas daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan tersebut mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara tersebut mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara mereka baik dalam kaitan agama, orientasi kerja, cara mereka baik dalam kaitan agama, orientasi kerja, cara berdagang dan budaya minum-minuman keras, judi dan berdagang dan budaya minum-minuman keras, judi dan lain-lain yang dapat mernperlemah budaya kedua belah lain-lain yang dapat mernperlemah budaya kedua belah fihak.fihak.

Premis 2: Premis 2: Budaya besar menguasai budaya kecil.Budaya besar menguasai budaya kecil.Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya memperluas daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini memperluas daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini terjadi biasanya dengan menggunakan undang undang terjadi biasanya dengan menggunakan undang undang dimana suatu kelompok budaya diperlakukan untuk daerah dimana suatu kelompok budaya diperlakukan untuk daerah lain. lain.

Premis Premis 3: 3: Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya lain.lain.Konflik budaya timbul karena orang‑orang yang hidup dalam Konflik budaya timbul karena orang‑orang yang hidup dalam budaya tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.budaya tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.

Page 88: Sosiologi Hukum

SUB-CULTURE THEORYSUB-CULTURE THEORY Teori Teori sub‑culture sub‑culture membahas kenakalan membahas kenakalan

remaja serta perkembangan dari berbagai remaja serta perkembangan dari berbagai tipe gang anak-anak di AS.tipe gang anak-anak di AS.

Teori sub‑culture dipengaruhi oleh kondisi Teori sub‑culture dipengaruhi oleh kondisi intelektual (intelektual (intelectualintelectual heritage) heritage) aliran aliran Chicago, konsep anomie Robert K. Merton Chicago, konsep anomie Robert K. Merton dan Solomon Kobrin yang melakukan dan Solomon Kobrin yang melakukan penelitian terhadap hubungan antara gang penelitian terhadap hubungan antara gang jalanan dengan orang laki‑laki yang berasal jalanan dengan orang laki‑laki yang berasal dari komunitas kelas bawah (dari komunitas kelas bawah (lower classlower class). ). Hasil penelitiannya menunjukkan ada kaitan Hasil penelitiannya menunjukkan ada kaitan antara hierarki politis dengan kejahatan antara hierarki politis dengan kejahatan teroganisir.teroganisir.

Page 89: Sosiologi Hukum

Ada dua teori sub-cultureAda dua teori sub-culture TeoriTeori Delinquent Sub‑CultureDelinquent Sub‑Culture Albert K. Cohen dalarn bukunya Albert K. Cohen dalarn bukunya Delinquent Boys Delinquent Boys

(1955) berusaha memecahkan masalah (1955) berusaha memecahkan masalah kenakalan remaja dengan meggabungkan teori kenakalan remaja dengan meggabungkan teori Disorganivasi Sosial Disorganivasi Sosial dari Shaw dan McKay, teori dari Shaw dan McKay, teori Differential Association Differential Association Edwin H. Sutherland Edwin H. Sutherland dengan teori dengan teori Anomie R.K. Merton. Anomie R.K. Merton. Cohen Cohen menyimpulkan bahwa kondisi tsb menyebabkan menyimpulkan bahwa kondisi tsb menyebabkan terjadinya peningkatan perilaku delinkuen terjadinya peningkatan perilaku delinkuen kalangan remaja di daerah kumuh (kalangan remaja di daerah kumuh (slumslum). ). Konklusinya menyebutkan bahwa perilaku Konklusinya menyebutkan bahwa perilaku delinkuen di kalangan remaja kelas bawah delinkuen di kalangan remaja kelas bawah merupakan cermin ketidak puasan warga merupakan cermin ketidak puasan warga terhadap norma dan nilai kelompok kelas terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi kultur Amerika.menengah yang mendominasi kultur Amerika.

Page 90: Sosiologi Hukum

Teori Differential Opportunity (Perbedaan kesempatan)Teori Differential Opportunity (Perbedaan kesempatan) Teori ini dikernukakan oleh Richard A.Cloward dan Teori ini dikernukakan oleh Richard A.Cloward dan

Leyod E. Ohlin yang membahas perilaku delinkuen Leyod E. Ohlin yang membahas perilaku delinkuen remaja remaja (gang) (gang) di Amerika. Menurut Cloward, deviasi di Amerika. Menurut Cloward, deviasi perilkau remaja itu terjadi karena ada perbedaan perilkau remaja itu terjadi karena ada perbedaan kesernpatan yang dimiliki anak‑anak untuk mencapai kesernpatan yang dimiliki anak‑anak untuk mencapai tujuan hidupnya. tujuan hidupnya.

Tiga tipe Tiga tipe gang gang kenakalan remaja:kenakalan remaja: (1) (1) Criminal Sub- Criminal Sub- SultureSulture, , bilamana masyarakat terintegrasi dg baik, mk bilamana masyarakat terintegrasi dg baik, mk gang gang akan berlaku sebagai kelompok yang belajar dari akan berlaku sebagai kelompok yang belajar dari orang dewasa. Aspek itu berkorelasi dengan organisasi orang dewasa. Aspek itu berkorelasi dengan organisasi kriminal; (2) kriminal; (2) Retreatist Sub‑cultureRetreatist Sub‑culture, , remaja tidak remaja tidak memiliki struktur kesempatan shg banyak melakukan memiliki struktur kesempatan shg banyak melakukan perilaku menyimpang (mabuk‑mabukan, perilaku menyimpang (mabuk‑mabukan, penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya); (3) penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya); (3) Conflict Sub‑culture,Conflict Sub‑culture, terdapat dalam masyarakat yang terdapat dalam masyarakat yang tidak terintegrasi sehingga para remaja menunjukkan tidak terintegrasi sehingga para remaja menunjukkan perilaku bebas. Ciri khas perilaku bebas. Ciri khas gang gang ini adl kekerasan, ini adl kekerasan, perampasan harta benda, dan perilaku menyimpang perampasan harta benda, dan perilaku menyimpang lainnya.lainnya.

Page 91: Sosiologi Hukum

TEORI KEKERASAN KOLEKTIFTEORI KEKERASAN KOLEKTIF(Tilly)(Tilly)

Kekerasan Kolektif Primitif – pada dasarnya non Kekerasan Kolektif Primitif – pada dasarnya non politis, ruang lingkupnya terbatas pada st komunitas politis, ruang lingkupnya terbatas pada st komunitas lokal (contoh : pengeroyokan thd pencopet yg lokal (contoh : pengeroyokan thd pencopet yg tertangkap tangan).tertangkap tangan).

Kekerasan Kolektif Reaksioner – merupakan reaksi Kekerasan Kolektif Reaksioner – merupakan reaksi thd penguasa, pelaku dan pendukungnya tdk thd penguasa, pelaku dan pendukungnya tdk semata-mata berasal dr st komunitas lokal, semata-mata berasal dr st komunitas lokal, melainkan siapa saja yg merasa sesuai dg tujuan melainkan siapa saja yg merasa sesuai dg tujuan kolektif atau tdk setuju dg sistem yg tdk adil kolektif atau tdk setuju dg sistem yg tdk adil (contoh : demonstrasi buruh)(contoh : demonstrasi buruh)

Kekerasan Kolektif Modern – merupakan sarana utk Kekerasan Kolektif Modern – merupakan sarana utk mencapai tujuan politis atau ekonomis dlm mencapai tujuan politis atau ekonomis dlm masyarakat (contohnya: kerusuhan 14 Mei 1998 di masyarakat (contohnya: kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta).Jakarta).

Page 92: Sosiologi Hukum

TEORI KONSPIRASITEORI KONSPIRASI(Mathias Brockers)(Mathias Brockers)

Mutasi dlm kehidupan tdk saja terjadi atas dsr Mutasi dlm kehidupan tdk saja terjadi atas dsr pertarungan atau persaingan soal keberadaan, pertarungan atau persaingan soal keberadaan, ttp juga persekutuan & kerjasama yg justru ttp juga persekutuan & kerjasama yg justru memungkinkan terjadinya evolusi.memungkinkan terjadinya evolusi.

Dlm kehidupan A bersepakat dg B tanpa diketahui Dlm kehidupan A bersepakat dg B tanpa diketahui C utk memperoleh keuntungan adl wajar.C utk memperoleh keuntungan adl wajar.

Konspirasi mengandung bujukan atau rayuan, Konspirasi mengandung bujukan atau rayuan, bukan sekedar bernada sama. Kata-kata yg saling bukan sekedar bernada sama. Kata-kata yg saling terkait membuat hal-hal yg rumit menjadi terkait membuat hal-hal yg rumit menjadi sederhana.sederhana.

Jika tidak ada bukti yg difinitif, kebenaran harus Jika tidak ada bukti yg difinitif, kebenaran harus diuji scr berulang-ulang.diuji scr berulang-ulang.

Page 93: Sosiologi Hukum

Kecenderungan melempar tggjwb mslh Kecenderungan melempar tggjwb mslh yg rumit & menyengsarakan merupakan yg rumit & menyengsarakan merupakan ciri perilaku manusia.ciri perilaku manusia.

Misteri yg tdk mampu dijelaskan scr Misteri yg tdk mampu dijelaskan scr logika akan dilarikan kpd “sdh kehendak logika akan dilarikan kpd “sdh kehendak Tuhan” sbg Sang Pencipta.Tuhan” sbg Sang Pencipta.

Konspirasi membuat masalah yg rumit Konspirasi membuat masalah yg rumit menjadi sederhana, dan menjadi alat menjadi sederhana, dan menjadi alat ideal utk propaganda.ideal utk propaganda.

Syak wasangka adl suatu keraguan, Syak wasangka adl suatu keraguan, kritik dpt dijadikan bukti bagi realitas kritik dpt dijadikan bukti bagi realitas utk kemajuan.utk kemajuan.

Page 94: Sosiologi Hukum
Page 95: Sosiologi Hukum

REALITAS HUKUM(Law on books & Law in action)

Terjadinya perbedaan karena : Apakah “pola tingkah laku sosial” tlh mengungkapkan

materi hk yg diumuskan dlm peraturan. Apakah keputusan pengadilan sama dg apa yg

diharuskan dlm peraturan. Apakah tujuan yg dikehendaki hukum sama dg efek

peraturan itu dlm kehidupan masyarakat.

* SIKAP AMBIVALEN MERUPAKAN PENGHALANG BAGI TEGAKNYA HUKUM * KEKUASAAN YG TDK BERPARADIGMA HK MERUPAKAN PELUANG

TERJADINYA PELANGGARAN HAM(D.L KIMBAL)

Page 96: Sosiologi Hukum

PERSPEKTIF HUKUMPERSPEKTIF HUKUMCIVIL LAW(Eropa Kontinental)Peranan ngr dlm

pembuatan UU dominanHk tertulis sbg andalan bagikepastian hk

CAMMON LAW(Anglo Saxon)

Hk tertulis & konvensiMendapat tempat yg

pentingHakim dpt membuat hk mll

Vonis-2 tanpa hrs terikatpd hk tertulis

KEADILAN DIUTAMAKAN

ORIENTASI

CAMMON LAW CIVIL LAWKOMPONEN

PEMBUATAN

FUNGSI

PELUANG

Partisipatif dgmengundangkanseluas-luasnyaparmas baik scrindividu maupunkelompok

Aspiratif,memenuhi kehen-dak masyarakatyg dkontestasikanscr demokratis

Limitatif karenamemuat kttn prin-sip scr rinci & ketatshg tdk dpt diinter-pretasikan scr sepi-hak olh pmrth, kecuali hal-2 teknis

Sentralistik karenapembuatannya lbhbanyak ditentukanolh lbg-2 ngr trtmpemerintah

Positivis instrumentalis dlm arti isinyalbh mencerminkankehendak atau altjustifikasi atas program yg akan dilakukan pmrth

Interpretatif krn hanya memuatmslh-2 pokok utkditafsirkan dg prtnrendah yg dibuatolh pemrth, dmninterpretasi seke-dar menyangkuthal-2 teknis

MASYARAKAT

Page 97: Sosiologi Hukum

KRITERIA YURISPRUDESIAL SOSIOLOGICAL

Fokus Peraturan-Peraturan Struktur Sosial Proses Logika Perilaku Cakupan Universal Bervariasi Perspektif Partisipan Pengamat Kegunaan Praktis Alamiah Tujuan Pengendalian Keseimbangan

PENDEKATAN HUKUM (Donald Black)PENDEKATAN HUKUM (Donald Black)

PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN SOSIOLOGIS. DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING

TERKAIT, SALING MELENGKAPI, DAN SALING MEMBERIKAN SUMBANGAN DLM APLIKASI

Page 98: Sosiologi Hukum

HUKUMHUKUM

* Perwujudan nilai-2 normatif (abstrak)* Instrumen utk pengendalian sosial

SOSIOLOGISOSIOLOGI

Memenuhi kebutuhan konkrit (aturan main)dalam kehidupan msyarakat

Page 99: Sosiologi Hukum

Hukum memiliki daya mengatur jika scr reltif Hukum memiliki daya mengatur jika scr reltif sdh dipersatukan dlm kelompok-2 sosial, sdh dipersatukan dlm kelompok-2 sosial, apalagi dlm sistem sosial.apalagi dlm sistem sosial.

Hukum bersifat memaksa ttp paksaan itu Hukum bersifat memaksa ttp paksaan itu bukanlah merupakan syarat utama, bukanlah merupakan syarat utama, kemanfaatanlah yang menjadi ukuran utama.kemanfaatanlah yang menjadi ukuran utama.

Pemaksaan itu lebih utk melindungi sistem Pemaksaan itu lebih utk melindungi sistem sosial daripada hukum.sosial daripada hukum.

Obyek Sosiologi hukum : karakteristik hukum Obyek Sosiologi hukum : karakteristik hukum masyarakat, ideologi, kelembagaan sosial, masyarakat, ideologi, kelembagaan sosial, organisasi formal dan sosial, dan dinamika organisasi formal dan sosial, dan dinamika sosial.sosial.

Page 100: Sosiologi Hukum

ALIH-ALIH PELEMBAGAAN HUKUM GOVERNMENT

POLITIC (Subyektivasi) RULE MAKING INSTITUTION FEED BACK NORM (Obyektivasi)

RULE MAKING INSTITUTION

SANCTION (Internalisasi)

ALL OTHER SOCIETAL ALL PERSONAL FORCE

STATERule

Occupation

Page 101: Sosiologi Hukum

FILSAFAT FILSAFAT KEBENARAN : Absolut (kitab suci). Otoriter (kekuasaan, kedudukan : Presiden, Panglima, Gubernur dll). Mistik (Dewa, paranormal, dukun dll). Logika rasional (pemikiran manusia=wisdom). Ilmiah (pakar, ilmuwan). Indrawi BENAR Fakta sosial apa Filsafat mempertentangkan mengapa Materi/Bentuk bagaimana PERUBAHAN Sifat