SOP Dentist

download SOP Dentist

of 38

Transcript of SOP Dentist

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    1/38

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    2/38

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    3/38

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    4/38

    Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang

    dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun

    berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait, denganmemperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,

    kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan

    masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh

    manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000Tentang Standardisasi Nasional).

    Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun

    dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatutingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    (Reyers, 1983).

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    5/38

    Standar yang berbasis pada sistem manjemen

    kinerja menegaskan spesifikasi suatu kinerja

    antara lain:

    1.Spesifik (specific)

    2.Terukur (measurable)

    3.Tepat (appropriate)4.Andal (reliable)

    5.Tepat waktu (timely)

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    6/38

    4 ketentuan standar :

    Harus tertulis, dapat diterima pada tingkat

    praktik, mudah dimengerti.

    Mengandung komponen struktur (peraturan),

    proses (tindakan), dan hasil.

    Dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dansistem dalam organisasi.

    Harus disetujui dan disahkan oleh pihak yang

    berwenang.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    7/38

    Standard Operat ing Procedure :

    Pedoman tertulis yang dipergunakan untuk

    mendorong dan menggerakan suatu kelompok

    untuk mencapai tujuan organisasi

    Tata cara atau tahapan yang harus dilalui dalam

    suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima

    oleh seseorang yang berwenang atau yang

    bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat

    penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatukegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan

    efisien (depkes, 1995)

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    8/38

    Tujuan SOP :

    1) Agar petugas menjaga konsistensi pada tingkat kinerja

    tertentu.

    2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi

    tiap-tiap posisi dalam organisasi

    3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggungjawab dari petugas terkait

    4) Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau

    kesalahan administrasi

    5) Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan daninefisiensi

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    9/38

    Fungsi SOP :

    a. Memperlancar tugas petugas/tim.

    b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

    c. Mengetahui dengan mudah hambatan-hamabatan

    d. Mengarahkan petugas untuk disiplin

    e. Sebagai pedoman

    Prinsip-prinsip protap :

    a) Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan

    b) Bisa berubah sesuai perkembangan

    c) Memuat segala indikasi dan syarat yang harus

    dipenuhi pada setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan

    d) Harus didokumentasikan

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    10/38

    Jenis dan ruang lingkup SOP :

    1. SOP pelayanan profesi (pelayanan kedokteran,

    keperawatan, dan kebidanan):a. SOP untuk aspek keilmuan; mengenai

    proses kerja untuk diagnostic dan treatment.

    b. SOP untuk aspek manajemen; mengenai proses

    kerja yang menunjang aspek keilmuan dan

    pelayanan

    2. SOP administrasi

    a. perencanaan program dan kegiatanb. keuangan

    c. perlengkapan

    d. kepegawaian

    e. pelaporan

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    11/38

    Tahap-tahap penyusunan SOP :

    1. Merumuskan tujuan, menetapkan judul SOP

    2. Mengidentifikasi kebijakan yang terkait dengan SOP.

    SOP sebagai penterjemahan daripolicy. Berguna:a. untuk menjamin suatu kegiatan

    b. membuat standar kinerja

    c. menyelesaikan konflik dalam tim

    3. Membuat aliran proses

    a. bentuk bagan yangmenggambarkan proses atau urutan

    jalannya kegiatan.

    - memberi gambaran lengkap tentang apa yang dilaksanakan

    - membantu staf memahami peran dan fungsi

    b. bagan dibuat harus didasarkan rujukan tertentu; memuat

    tujuan, apa, siapa yang mengerjakan, bagaimanamengerjakan, kapan dan dimana.

    4. Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiatan.

    Prosedur yang menjamin tercapainya kepuasan kerja dan

    tercapainya tujuan

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    12/38

    Review...

    Tenaga medis adalah salah satu jenis tenaga kesehatansebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) PP No

    32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Selengkapnya

    bunyi Pasal 2 ayat (1) PP 32/1996 sebagai berikut:

    Tenaga kesehatan terdiri dari:

    a. tenaga medis;

    b. tenaga keperawatan;

    c. tenaga kefarmasian;

    d. tenaga kesehatan masyarakat;

    e. tenaga gizi;f. tenaga keterapian fisik;

    g. tenaga keteknisian medis.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    13/38

    Tenaga kesehatan itu sendiri adalah setiap orang

    yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

    memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

    pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

    tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukanupaya kesehatan (Pasal 1 angka 1 PP 32/1996).

    Lebih lanjut, dalam PP 32/1996 dikatakan bahwa

    tenaga medis itu meliputi dokter dan dokter gigi

    (Pasal 2 ayat [2] PP 32/1996).

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    14/38

    Mengapa seorang dokter gigi harus dituntut untuk

    memahami konsep dari Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) ...?

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    15/38

    Pekerja dalam pelayanan kesehatan, seperti pekerjatempat lain, mungkin menghadapi potensi bahaya kimia,

    fisik, ergonomik atau potensi bahaya psikososial (seperti

    stres, pelecehan dan kekerasan).

    Pelayanan kesehatan terdapat potensi bahaya khusus

    yaitu infeksi patogen yang memerlukan upaya preventif

    dan perlindungan yang khusus.

    Suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    yang efektif memerlukan komitmen bersama antarapihak yang kompeten, pengusaha, pekerja dan

    penderita.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    16/38

    Standar Operasional Prosedur Praktik Dokter Gigi

    SOP dalam praktik dokter gigi juga ditekankan pada

    kemampuan bekerja ergonomis, pengelolaan resiko infeksisilang dan relationship.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    17/38

    SOP...?

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    18/38

    SOP...?

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    19/38

    Risiko terpajan patogen seperti HIV dan hepatitis B

    dan C harus diberitahukan secara komprehensif untuk

    memastikan bahwa pencegahan dan perlindungan

    Proses keseluruhan dari manajemen risiko mencakup

    langkah-langkah identifikasi potensi bahaya, penilaian

    risiko dan pengendalian risiko.

    MANAJEMEN RESIKO

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    20/38

    Manajemen risiko dimulai dengan identifikasi keadaan,

    kegiatan dan tugas-tugas dalam tempat kerja yang

    mungkin menyebabkan pekerja sektor kesehatan berisikoterpajan HIV dan infeksi melalui darah lainnya atau infeksi

    oportunistik.

    1. Identifikasi potensi bahaya

    Contoh: bertanya pada pekerja, evaluasi pajanan

    darah/cairan tubuh, tempat kerja dll.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    21/38

    2. Penilaian risiko

    setelah suatu potensi bahaya diidentifikasi, harus

    dilakukan penilaian risiko untuk mengevaluasi tingkat

    dan asal risiko pekerja terpajan terhadap darah atau

    cairan tubuh dan menentukan upaya yang diperlukan

    untuk mengeliminasi potensi bahaya atau meminimalisirfaktor-faktor risiko.

    Contoh: cara penularan, jenis dan frekuensi pajanan terhadap darah

    dan cairan tubuh. faktor-faktor yang menunjang pajanan danrekurensinya seperti tata ruang tempat kerja, cara kerja dan

    kebersihannya. Tersedianya alat pelindung diri. Apakah setiap

    peralatan yang digunakan kelihatannya meningkatkan atau

    menurunkan risiko pajanan. Upaya pengendalian yang ada.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    22/38

    3. Pengendalian risiko

    Tujuan pengendalian risiko adalah mengikuti urutan

    pengendalian, dan memilih cara yang paling efektif dalam

    urutan prioritas untuk keefektifannya dalam meminimalisasi

    pajanan terhadap darah dan cairan tubuh.

    (a) Eliminasi: Upaya yang paling efektif adalah

    membuang secara sempurna potensi bahaya dari

    tempat kerja.

    Contohnya : membuang benda-benda tajam dan jarum,

    mengeliminasi semua suntikan yang tidak perlu dan

    menggantinya dengan pengobatan oral dengan efek yang

    sama.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    23/38

    (b) Substitusi: (eliminasi tidak mungkin), pengusaha

    harus mengganti cara kerja dengan cara lain yang

    menimbulkan risiko lebih kecil.

    Contohnya : mengganti dengan bahan kimia yang lebih kurang

    beracun untuk disinfektan.

    (c)Pengendalian rekayasa: pengendalian ini mengisolasi

    atau membuang potensi bahaya dari tempat kerja.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    24/38

    Contoh: kewaspadaan untuk mengolah darah atau cairan tubuh semua

    orang sebagai sumber infeksi potensial, tidak tergantung diagnosis

    atau dugaan risiko.

    (d) Pengendalian administratif: kebijakan tempatkerja

    yang bertujuan untuk membatasi pajanan pada potensi

    bahaya, seperti perubahan jadwal, rotasi, atau akses kedaerah risiko.

    (e) Pengendalian cara kerja: pengendalian ini

    mengurangi pajanan terhadap potensi bahaya pekerjaan

    melalui cara bagaimana pekerjaan dilakukan, melindungi

    kesehatan dan meningkatkan kepercayaan diri pekerjasektor kesehatan dan pasien mereka.

    Contoh: tidak ada penutupan ulang jarum, dan membangun

    cara untuk penanganan dan pembuangan yang aman dari

    alat-alat tajam sebelum memulai suatu prosedur.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    25/38

    (f) Alat Pelindung Diri (APD): Penggunaan APD adalah

    upaya pengendalian yang menempatkan rintangan dan

    saringan antara pekerja dan potensi bahaya.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    26/38

    Fokus: cara kerja aman untuk mengurangi risiko

    penularan penyakit dan infeksi melalui darah lainnya di

    tempat kerja adalah kewaspadaan standar, higene

    perseorangan, dan program pengendalian infeksi.

    Harus disediakan sarana cuci tangan,

    sumber air yang bagus, sabun dan handuk

    sekali pakai.Alternatif lain harus disediakan : alkohol dsb.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    27/38

    Pekerja harus mencuci tangan mereka pada awal dan akhir setiap shift,

    sebelum dan sesudah merawat pasien, sebelum dan sesudah makan,minum, merokok dan pergi ke kamar kecil, dan sebelum dan sesudah

    keluar dari daerah kerja mereka. Pekerja harus mencuci dan

    mengeringkan tangan mereka setelah kontak dengan darah atau cairan

    tubuh dan segera setelah membuka sarung tangan.

    Mereka harus juga mengecek apakah ada sayatan atau lecet padabagian tubuh yang terpajan, dan gunakan perban kedap air untuk

    menutup setiap temuan. Pekerja harus didorong untuk melaporkan

    setiap reaksi yang mereka dapat terhadap cuci tangan yang sering dan

    bahan-bahan yang digunakan, untuk tindakan yang tepat oleh

    pengusaha.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    28/38

    Penanganan benda-benda tajam dan peralatan injeksi

    sekali pakai yang aman.

    Pengusaha harus membuat prosedur untuk menangani

    dan membuang benda-benda tajam, termasuk alat-alatsuntik, dan memastikan bahwa pelatihan, pemantauan

    dan evaluasi penerapannya dilaksanakan dengan baik.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    29/38

    Pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi peralatan

    Tergantung pada penggunaan, ada tiga tingkatpembersihan, disinfeksi dan sterilisasi peralatan:

    (a) bila peralatan hanya digunakan untuk kontak dengan kulit

    yang utuh, hanya diperlukan pembersihan;

    (b) bila peralatan harus kontak dengan lapisan mukosa atau

    terkontaminasi dengan darah, dia memerlukan pembersihan

    dan disinfeksi tingkat tinggi;

    (c) bila peralatan kontak dengan jaringan normal yang tidak terinfeksi,

    dia memerlukan pembersihan dan sterilisasi. Pembersihan harus

    selalu mendahului disinfeksi dan sterilisasi. Pembersihan harus

    dilakukan dengan deterjen dan air yang cukup

    Untuk poin c : sarung tangan harus dipakai selama pembersihan; alat-alat

    harus dicuci dan digosok untuk mengangkat semua kontaminasi yang

    tampak, harus hati-hati selama pembersihan untuk menghindari percikan;

    pelindung mata harus dipakai bila percikan mungkin terjadi.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    30/38

    Pembersihan tumpahan darah

    Tumpahan darah harus dinilai dan ditangani segera.

    Menggunakan sarung tangan, bahan penyerap

    seperti kain atau serbuk, bahan disimpan dalamkantong sampah antibocor, daerah tersebut

    didesinfektan, untuk tumpahan besar disiram air,

    dan melaporkan kejadian pajanan.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    31/38

    Binatu (Laundry)

    Handuk, kain, baju Op dll dicuci dengan deterjen.

    Untuk yang terkontaminasi harus dicuci dengan

    deterjen menggunakan air panas dengan mesin cuci

    rumah tangga, dan air panas dengan suhu palingkurang 80C, atau cuci kering diikuti penyeterikaan.

    Bila mencuci dengan tangan tidak bisa dihindari,

    memakai sarung tangan karet rumah tangga.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    32/38

    Pengelolaan limbah

    Limbah pelayanan kesehatan mempunyai potensi

    lebih besar menyebabkan infeksi dan kesakitan

    daripada jenis limbah lainnya.

    Penanganan limbah pelayanan kesehatan yang

    buruk dapat menimbulkan konsekuensi yang serius

    terhadap kesehatan masayarakat dan lingkungan.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    33/38

    Prosedur khusus pada limbah infeksious dan benda

    tajam dan harus mencakup:

    (a) pengemasan dan penandaan limbah per kategori;

    (b) pembuangan awal dari limbah di daerah dimana

    tidak dihasilkan limbah;

    (c) pengumpulan dan transportasi limbah keluar dari

    daerah;

    (d) penyimpanan, pengolahan dan pembuangan akhir

    limbah sebagimana dituntut oleh peraturan danpedoman teknis yang relevan.

    1. A. Prss, E. Giroult and P. Rushbrook (eds.): Safe managemen t of wastes from health-care activities

    (Geneva, WHO, 1999), http://www.who.int/water_sanitation_health /medicalwaste/wastemanag/e/.

    2. WHO/World Bank: health-care waste management at a glance, June 2003,

    http://www.healthcarewaste. org/linked/onlinedocs/WW08383.pdf.

    3. 3. ILO: Technical and ethical guidelines for workers health surveillance (Geneva,1998),http://www.ilo.org/ public/english/protection/safework/cops/english/index.htm.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    34/38

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    35/38

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    36/38

    Keputusan Menkes RI. No. 432/Menkes/SK/2007. Pedoman Manajemen Kesehatan

    dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    37/38

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 BAB III PENYELENGGARAAN

    PRAKTIK

    Pasal 20(1) Dokter dan Dokter Gigi yang telah memiliki SIP berwenang untuk

    menyelenggarakan praktik kedokteran, yang meliputi antara lain:

    a. mewawancarai pasien;

    b. memeriksa fisik dan mental pasien;

    c. menentukan pemeriksaan penunjang;

    d. menegakkan diagnosis;

    e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;

    f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;

    g. menulis resep obat dan alat kesehatan;

    h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;i. menyimpan dan memberikan obat dalam jumlah dan jenis yang sesuai

    dengan standar; dan

    j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik

    di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

  • 8/10/2019 SOP Dentist

    38/38