Slide Recruitment n Yield CNPBDP13
-
Upload
citra-nasrani-panjaitan -
Category
Documents
-
view
16 -
download
2
description
Transcript of Slide Recruitment n Yield CNPBDP13
Recruitment and Yield
WHAT ARE POPULATION DYNAMICS?
“A population is a group of fish of the same species that are alive in a defined area at a given time” (Wootton 1990)
Population dynamics: changes in the number of individuals in a population
POPULATION CONCEPT
B = G + R – M - F
recruitment
Individualgrowth
Stockbiomass
Naturalmortality
Fishingmortality
Bioticenvironment
Physicalenvironment
►► Pertambahan IndividuPertambahan Individu
►► Pertambahan BobotPertambahan Bobot
Pertambahan populasiPertambahan populasi
PENGURANGAN POPULASI
Kematian
REKRUITMENPengertian Rekruitmen Rekruitmen adalah penambahan anggota baru ke dalam suatu
kelompok.
Effendie (2002), Dalam bidang perikanan, rekruitmen diartikan sebagai penambahan suplai baru (yang sudah dapat dieksploitasi) ke dalam stok lama yang sudah ada dan sedang dieksploitasi.
Gulland (1969) : proses ikan muda masuk dalam areal eksploitasi dan pertama kali kontak dg alat tangkap
REKRUITMEN
PRE --> FEKUNDITAS, LARVA, JUVENIL
POST --> MSK FASE EKSPLOITASI
REKRUTMEN
1. Proses dari ikan muda tumbuh besar tertangkap
2. Penambahan anggota kedalam populasi Proses Rekrutmen dapat diamati lewat
perubahan tingkah laku ikan :1. Perpindahan habitat Nursary ground Feeding ground
dewasa2. Perubahan kebiasaan Dari melayang dasar dewasa
Tertangkap
EVALUASI REKRUITMENT PENDEKATAN INDIVIDU PENDEKATAN POPULASI
General modeling approach
Egg
Juveniles
Recruits
Larvae
•Fish must pass through 3 or more distinct life history stages before recruiting
• At each stage, survival is dependent on competition,n predation, and environmental influences
Pertambahan IndividuPertambahan Individu
►► Hal ini terjadi karena adanya Hal ini terjadi karena adanya RekruitmenRekruitmen (R) yaitu (R) yaitu masuknya individu ke dalam suatu populasi. masuknya individu ke dalam suatu populasi. ►► Adanya Rekruitmen maka berarti terdapat Adanya Rekruitmen maka berarti terdapat KelahiranKelahiran (N). Yang akan dipelajari adalah bagaimana(N). Yang akan dipelajari adalah bagaimana kontribusi kelahiran terhadap populasi, karena tidakkontribusi kelahiran terhadap populasi, karena tidak semua yang lahir dapat menyumbang populasi. Halsemua yang lahir dapat menyumbang populasi. Hal ini disebabkan adanya Kematian (misal, nurseryini disebabkan adanya Kematian (misal, nursery ground tidak sesuai dll). ground tidak sesuai dll). ►► Selanjutnya dipelajari: bagaimana Rekruitmen dapatSelanjutnya dipelajari: bagaimana Rekruitmen dapat menyumbang populasi. Hal ini karena tidak semuamenyumbang populasi. Hal ini karena tidak semua yang lahir berhasil menjadi dewasa, karena adanyayang lahir berhasil menjadi dewasa, karena adanya kematian.kematian.
RECRUITMENT (RICKER, 1975)
Berdasar situasinya, dibedakan menjadi 3 :
1. KNIFE - EDGED recruitment (Rekruitmen “ujung pisau”) - instantaneous - all fish of a given age become recruited at the same time, all fish of an age enter at the same time of year
2. Platoon recruitment (Rekruitmen dg platoon) - in a give year only a fraction of the youngest age are fully catchable – year class is divided into two platoons -recruited and non-recruited
3. Continuous (Recruitmen berkesinambungan) - there is a gradual increase in vulnerability of members of a year-class– most common
HUBUNGAN ANTARA STOK DEWASA ( JML PEMIJAH) DENGAN REKRUIT :
Bila tidak ada pemijahan, maka tidak ada recruit Semua populasi mpy kapasitas utk tumbuh
kecuali yang akan punah Populasi jumlahnya terbatas, krn faktor alam yg
menambah kecepatan mortalitas
Ada 2 faktor yang berperan dalam mortalitas perekruitmen yang sedang berjalan, yaitu
(1) independent density mortality (2) dependent density mortality
(1) INDEPENDENT DENSITY MORTALITY
Independent density : kematian bukan disebabkan oleh kepadatan ( ex : banjir, kering, suhu ekstrim, pencemaran)
• Mortality is thus a constant proportion and is not a function of density
Density - Independent Population
b – d > 0
Goes to infinity
b – d < 0
Goes to Extinction Never Changes
b – d = 0Pop
ulat
ion
Siz
e
Time Time Time
(2) DEPENDENT DENSITY MORTALITY
Density-Dependent” means that the per-capita demographic rates (birth, recruitment, death) depend on population size
Dependent density : kematian karena tingkah laku populasi yang terlalu padat
DENSITY DEPENDENCE
Population Density
Rate of Change (per capita)
What causes density dependence?
CompetitionRequires some limiting resourcee.g. space, food
Cannibalism
PredationNumerical response of predators
DiseaseEpidemics may be related to population size
KURVA REPRODUKSI
Stock – recruitment relationship
STOCK
RECRUIT
Garis bisector
R = P e (Pr – P)Pm
Rr Pr
R : rekruitmen P : stok induk Pr : besarnya penggantian stok
induk Rr : jumlah rekruit dari Pr Pm : stok yang memproduksi
rekruit secara maksimum
REKRUITMEN
STOK DEWASA
REK>STOK
STOK>REK
SIFAT UMUM YG DIKEHENDAKI DALAM
KURVA RECRUIT THD STOCK :
Kurva harus melalui titik nol, yg berarti kalau tidak ada induk maka tidak ada recruit
Kurva itu tidak jatuh pada sumbu X pada tingkatan stok yg tinggi
Kecepatan recruitment (R/P) harus menurun terus dengan bertambahnya stok induk.
Recruitment harus melebihi stok dewasa dalam beberapa bagian batas kisar nilai P
REKRUTMEN ~ REPRODUKSI
• Rasio Betina – Jantan
• Fekunditas
• Jumlah Jantan dan Betina
• Tingkat Kematangan Gonad
• Diameter Telur
RGS – Repport Gonado Somatique
SI ›› Ratio Gonado Somatic
Musim Pemijahan
Stock-recruitment relationships
In more familiar terms:
Nk+1 = recruits (offspring)
Nk = stock (adults)
Plot Nk+1 vs. NkSimple density-independence–if λ = 1, population is constant–if λ < 1, population is decreasing–if λ > 1, population is increasing
Recruitment
Biomass
Growth
Death(Natural mortality)
Fishing mortality
•Yield: porsi atau bagian dari populasi yang diambil oleh manusia.•Lebih mudah dimonitor dibandingkan faktor lainnya
YIELD
Sehingga stok ikan di suatu daerah pada suatu waktu (Nt) adalah :
Nt = No + G + R – M – F
Dimana : No = stok ikan di daerah tersebut pada waktu awal.
G=GrowthR=RekruitmenM=Mortalitas alamiF=Fishing
DARI FAKTOR – FAKTOR DI ATAS, DALAM PENGKAJIAN STOK IKAN TERDAPAT TIGA KONDISI ATAU STATUS STOK, YAITU
1. KelestarianNt = No, dapat dicapai bila :G + R – M – F = 0 atau G + R = M + F
2. ProduktifNt > No, terjadi bila :G + R – M – F > 0 atau G + R > M + F
3. PenguranganNt < No, terjadi bila :G + R – M – F < 0 atau G + R < M + F
MSY CONCEPT
Konsep Maximum Sustainable Yield (MSY), merupakan konsep pengelolaan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab (responsible fisheries) dengan mempertahankan kelestarian atau keberlanjutan sumberdaya yang ada.
WHY DO WE NEED MSY?
Fisheries Management: Need to know, how much can be taken out of
the system, without causing it to collapse: => determine the level at which fisheries
resources can be exploited without exhausting them,
Maximum Sustainable Yield
SUMBER : PUSLITBANG OCEANOGRAFI, 2001
MSY (MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD)
Gulland (1988) : MSY adalah hasil tangkap terbanyak berimbang yang dapat dipertahankan sepanjang masa pada suatu intensitas penangkapan tertentu yang mengakibatkan biomas sediaan ikan pada akhir suatu periode tertentu sama dengan sediaan biomas pada permulaan periode tertentu tersebut.
Diperlukan untuk menentukan hasil tangkapan maksimum yang masih mempertimbangkan kesetimbangan stok.
Terdapat beberapa model MSY : model logistik (produksi surplus), model dynamic pool (model analitik / model Yield per Recruit).
STOK
LAJU EKSPLOITASI
R+G-D>Y
R+G-D<Y
(R+G-D) >Y UNDERFISHING(R+G-D)>Y OVERFISHING(R+G-D)= Y MSY
3 HAL PENTING MSY :
(1) Memaksimalkan kuantitas beberapa komponen perikanan
(2) Memastikan bahwa kuantitas-kuantitas tersebut dapat dipertahankan dari waktu ke waktu
(3) Besarnya hasil penangkapan adalah alat ukur yang layak untuk menunjukkan keadaan perikanan
MODEL LOGISTIK (MODEL PRODUKSI SURPLUS)
Tujuan penggunaan model surplus produksi adalah untuk menentukan tingkat upaya optimum (biasa disebut EMSY atau effort MSY), yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang, yang biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari (maximum sustainable yield/MSY).
Model ini sangat cocok diterapkan pada daerah tropis, karena tidak memerlukan data kelas umur.
SURPLUS PRODUCTIONMODELS
Logistic growth: populations increase proportional to their biomass, but the rate of increase slows as the population approaches its carrying capacity.
Rate of change (production) is maximum when the population is at half of its carrying capacity
SURPLUS YIELD MODEL
Dalam penerapan Model Surplus Produksi digunakan analisis regresi linier. Nilai variabel bebas (Effort = E) dan variabel tidak bebas (CPUE) dilakukan scatter ploting pada sumbu x dan y. Kemudian dapat ditarik garis regresinya. Setelah garis regresi diperoleh, maka dapat ditentukan intersep (a) dan koefisien regresinya (b).
Secara alamiah hubungan antara hasil tangkapan (Catch = C) dengan jumlah alat tangkap (Effort = E ) merupakan persamaan parabola sebagaimana grafik berikut :
Upaya Penangkapan pada potensi lestari (Emsy) dihitung denganrumus :
Tangkapan Lestari (Cmsy) dihitung dengan rumus
DYNAMIC POOL MODEL
Dikenal jg dg ‘model ricker’ atau ‘Beverton and Holt’
Lebih mendalam mempertimbangkan beberapa bagian parameter populasi
Data yg dibutuhkan : R, G, M Aplikasinya membutuhkan keterangan lengkap
ttg populasi yang didapat dari analisis CPUE, komposisi umur, dan data tagging.
CATCH PER UNIT EFFORT (CPUE)
Very coarse and very common index of abundance
Effort= 4 nets for 12 hours each= 48 net hours
Catch= 4 fish
CPUE=4/48=0.083
Effort= 4 nets for 12 hours each= 48 net hours
Catch=8 fish
CPUE=8/48=0.167
We conclude population 2 is 2X larger than population 1
1
2
DASAR MANAJEMEN PERIKANAN
Dr. Maria Dyah Nur Meinita, MSc
Fisheries and Marine Science
University of Jenderal Soedirman
HISTORY OF FISHERIES MANAGEMENT
Fisheries have been explicitly managed in some places for hundreds of years.
Example 1, the Māori people, New Zealand residents for about 700 years, enforced strict prohibitions against taking more than could be eaten and about giving back the first fish caught as an offering to sea god Tangaroa
Example 2 is the North Norwegian fishery by the Lofoten islands, where an eighteenth-century law limits fishing during periods when there were an unusually large number of fishers. To avoid taking too many fish out of any one area, gillnetters and longliners not allowed to fish in the same grounds south of Lofoten
Example (3) Budaya Sasi & Kewang di Maluku
Von Benda-Beckmann (1992), sasi diartikan sebagai “ a ban on the use of specific piece of land tree or sea during a certain periode”
FISH DIVERSITY
58% marine, 41% freshwater, ~1% diadromous
97.5% saltwater, 2.5% freshwater
31,500 species ---48,1% dari total jenis hewan di bumi. Burung 8.600 spesies (20,7%), Reptilia 6.000 spesies (14,4 %), Mamalia 4.500 spesies (10,8%), Amphibia 200 spesies (6,0%).
Ukuran ikan:Ukuran ikan:Goby pacific ----------------- Panjang < 5 mmGoby pacific ----------------- Panjang < 5 mm
Hiu (Rhinocodon) ---------- Panjang 21 m dengan berat 25 Hiu (Rhinocodon) ---------- Panjang 21 m dengan berat 25 tonton
FISH BIODIVERSITY AND WHY IT SHOULD MATTER
1. LUAS PERAIRAN INDONESIA
• Negara kepulauan dengan sumber daya perikanan yang tinggi---5,8 juta Km2, ± 6000 jenis ikan yang belum teridentifikasi
2. KANDUNGAN GIZI IKAN- Protein tinggi 15-24% (ikan tawar) dan 9-26% (ikan laut),
Eicosapentaenoic acid (EPA)omega-3 fatty acid, Docosahexaenoic acid (DHA), vitamin A, yodium, mineral, Ca, phosphor, Mg, dan kalsium)
POTENSI PERIKANAN INDONESIA
Korean Style Breaded Fish ( 생선 까스 )
kimbap ( 김밥 )
Tetraodontidae (Ikan Buntal)
51
Opening of Fisheries
As a renewable resource, fish provides us with food: protein, it is also the few “wild” food that consumed.
Commercial fish supplies have two sources:“Capture” fishery: refers to all kinds of harvesting of naturally occurring living resources in both marine and freshwater environments. “Aquaculture” (fish farms): Breeding and rearing of fish, shellfish, or plants in ponds, enclosures, or other forms of confinement in fresh or marine waters for the direct harvest of the product.
52
Figure 1: Inland Capture Fisheries and Aquaculture with Marine Capture Fisheries 1950-2001
53
Status of World Fisheries
Source & © : The State of the World Fisheries and AquaculturePART 1:World review of fisheries and aquaculture, Overviewwww.fao.org/docrep/007/y5600e/y5600e04.htm
Pengelolaan Perikanan
Pengelolaan dahulu
Pengelolaan sekarang
Blue whales were abundant in nearly all the oceans on Earth until the beginning of the twentieth century. For over 40 years, they were hunted almost to extinction by whalers until protected by the international community in 1966.
Landings of Atlantic cod and haddock from Georges Bank for the period 1893-1996. Note the increase in fishing intensity for both species in 1960 through 1980, followed by collapse.
UU Perikanan
UU No. 31 tahun 1985 & UU No. 34 tahun 2004 tentang Perikanan
Apabila diimplementasikan dengan baik akan membebaskan Indonesia dari kategori unregulated fishing dan status open access yang merupakan ancaman terhadap keberlanjutan usaha perikanan di Indonesia
UU No. 22 tahun 1999 & UU no 32 tahun 2005 tenatang pemerintahan Daerah
WHY IS FISHERIES MANAGEMENT SO DIFFICULT
Uncertainity (people don’t trust other people estimates)
Politic Enforcement The simple models don’t describe a complex
world
1. PENUTUPAN MUSIM TANGKAP2. PENUTUPAN DAERAH PERIKANAN3. PELARANGAN BBRP CARA PENANGKAPAN4. PERLINDUNGAN ANAK IKAN5. SISTIM KUOTA
Usaha pengelolaan sumber daya perikanan
PENUTUPAN MUSIM TANGKAP
Kendala yang mungkin timbul:
1) belum adanya kesadaran nelayan tentang pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya ikan yang
2) lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh aparat,
(3) terbatasnya sarana pengawasan.
PENUTUPAN DAERAH PERIKANAN
FIGURE 5.10. ANTICIPATED EVENTS IN MPAS FROM A FISHERIES MANAGEMENT PERSPECTIVE.WITHIN THE RESERVE, NUMBER, SIZE, AND AGE OF RESIDENTSINCREASE IN RESPONSE TO REDUCED FISHING PRESSURE, LEADING TO INCREASED REPRODUCTION AND NET EXPORT OF ADULTS AND LARVAE INTO ADJACENTREGIONS. DIVERSITY CAN ALSO INCREASE. FROM RUSS (2002); USED WITH PERMISSION.
PELARANGAN CARA PENANGKAPAN
1. penggunaan racun ikan dan bahan2. peledak (bom ikan)
PERLINDUNGAN ANAK IKAN
(1) Penentuan ukuran minimum mata jaring (mesh size) pada alat tangkap gill net, purse seine dan alat tangkap tarik, misalnya payang, pukat dan sebagainya.
(2) Penentuan ukuran mata pancing pada longline.
(3) Penentuan lebar bukaan pada alat tangkap perangkap
SISTIM KUOTA
Upaya pembatasan jumlah ikan yang boleh ditangkap disebut Total Allowable Catch (TAC)
Untuk menjaga kelestarian sumberdaya suatu jenis ikan, maka nilai TAC harus di bawah Maximum Sustainable Yield (MSY)–nya
SUCCESSFUL RESTORATION, THEN, INVOLVES A NUMBER OF FACETS:
Scientific studies of the species’ biology, ecology, and behavior provide the data needed to successfully manage the growing populations.
Protection through strict law enforcement, adequate financing, and needed public concern and cooperation to aid population expansion.
Protected reserves, large areas of suitable habitat, and the adaptability of the species further ensure the species’ recovery.
CONSTRAINS OF FISHERY MANAGEMENT
1. “fish” from those of “wildlife,”In the sea, de jure and de facto protections are generally much weaker. Compared to land. Scarce large carnivores such as sharks, tunas, billfishes, groupers, and (in some countries) dolphins are prized mainly for their meat, and management agencies typically deal with them in terms of tonnage, not numbers of individuals.
2. responsibility for managing marine life is often held by agencies different than those that manage activities on land, so marine management agencies generally have no authority to modify terrestrial activities, such as logging, mining, construction, and agriculture, that harm the sea’s ecosystems.