Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
-
Upload
tutut-n-sudiran -
Category
Documents
-
view
39 -
download
2
description
Transcript of Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
1/57
SKENARIO 2
TRAUMA PELVIS
BLOK EMERGENCY
KETUA : ZORAYA FEBRIANA S. (1102009310)
SEKERTARIS : META ADRIANI(1102009171)
LEORA ANNASTITI H.(1102009158)
NADYA KUNCARANING(1102009198)
NAGUSMAN DANIL(1102009199)
NUR AINI HANIFIAH(1102009208)
PRISCA OCKTA PUTRI
(1102009220)SITI HAWALIA
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
2/57
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Trauma Pelvis(buli-buli) dan Trauma Uretra
2. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinik TraumaPelvis (buli-buli) dan Trauma Uretra
3. Mampu Memilih dan Menginterpretasikan PemeriksaanPenunjang yang Diperlukan
4. Memahami dan Menjelaskan penatalaksanaan Trauma
Pelvis (buli-buli) dan Trauma Uretra5. Memahami dan Menjelaskan Definisi Kesadaran dan
Struktur di Serebral yang Berfungsi mengatur Kesadaran
6. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme GangguanKesadaran
7. Mampu Memahami dan Mengerti Cara Penilaian KesadaranBaik secara Kualitatif dan Kuantitatif Terutama denganPenilaian GCS (Glasgow Coma Scale)
8. Mampu Memahami dan Menjelaskan KasusKegawatdaruratan Mata
9. Mampu dan Memahami Hifema sebagai KasusKegawatdaruratan
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
3/57
Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi
Trauma Pelvis (buli-buli) dan Trauma
Uretra
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
4/57
A. Bila buli-buli yang penuh dengan urine mengalami trauma,
maka akan terjadi peningkatan tekanan intravesikel yang
dapat menyebabkan contosio buli-buli / buli-buli pecah.
Keadaan ini dapat menyebabkan ruptura intraperitoneal.B. Fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea
karena prostat dengan uretra prostatika tertarik ke kranial
bersama fragmen fraktur, sedangkan uretra membranasea
terikat diafragma urogenital.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
5/57
A. fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea karenaprostat dengan uretra prostatica tertarik ke cranial bersamafragmen fraktur, sedangkan uretra membranosa terikat didiafragma urogenital. Rupture uretra posterior dapat terjadi totalatau inkomplit. Pada rupture total, uretra terpisah seluruhnya danligamentum puboprostatikum robek sehingga buli-buli dan prostat
terlepas ke cranial.B. Terjadi rupture uretra beserta corpus spongiosum, darah dan urine
keluar dari uretra tetapi masih terbatas pada fasia buck dan secaraklinis terlihat hematoma yang terbatas pada penis. Namun, jikafasia buck ikut robek, ekstravasasi urin dan darah hanya dibatasioleh
fasia colles, sehingga dapat menjalar hingga skrotum atau kedinding abdomen.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
6/57
Memahami dan Menjelaskan Manifestasi
Klinik Trauma Pelvis (buli-buli) dan
Trauma Uretra
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
7/57
Tanda umum
Sakit perut, lebih rendahDarah dalam urin
Kesulitan mulai buang air
kecilatau ketidakmampuan
untuk mengosongkan
kandung kemih
Nyeri buang air kecil
Nyeri panggul
Parah perdarahan
urine stream Kecil, aliranurin yang lemah
Darurat gejala yang bisa
menjadi tanda-tanda syok
atau perdarahan:
Penurunan kewaspadaan
Koma
lethargyMengantuk,
lesu
Peningkatan denyut jantung
Kulit pucat
Berkeringat
Dingin menyentuh kulit
Catatan: Gejala terjadi
setelah cedera.
Jika tidak ada atau urin
sedikit dirilis, mungkin adapeningkatan risiko
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003120.htm&usg=ALkJrhiZvkKsWjWlIFRm5DW2Q_2MIQpKVghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003138.htm&usg=ALkJrhixNlFBVfH0tWN1kWFvY1Exs9ZwZQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003143.htm&usg=ALkJrhgvg3FIFLdYVeYlMwVnZEP5kJWVOQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003143.htm&usg=ALkJrhgvg3FIFLdYVeYlMwVnZEP5kJWVOQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003145.htm&usg=ALkJrhhjKKRoAfS2NX-KihKwdOLNQT7wHQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000039.htm&usg=ALkJrhgHLzym_uqfMerv_9XCMlK0jzzeyAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003202.htm&usg=ALkJrhi9tyuKtea_gYqEuzwxA8tMsK19ZAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003088.htm&usg=ALkJrhhOH59K3Rs7eXDFqrom40IgzKnKbwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003208.htm&usg=ALkJrhiCA3xfIf0h3QObz4U4YnrI3eopkQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003088.htm&usg=ALkJrhhOH59K3Rs7eXDFqrom40IgzKnKbwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003399.htm&usg=ALkJrhi9AEO1vfJYwhDYx7Tzkp_DvsG2Uwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003399.htm&usg=ALkJrhi9AEO1vfJYwhDYx7Tzkp_DvsG2Uwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003088.htm&usg=ALkJrhhOH59K3Rs7eXDFqrom40IgzKnKbwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003208.htm&usg=ALkJrhiCA3xfIf0h3QObz4U4YnrI3eopkQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003088.htm&usg=ALkJrhhOH59K3Rs7eXDFqrom40IgzKnKbwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003202.htm&usg=ALkJrhi9tyuKtea_gYqEuzwxA8tMsK19ZAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000039.htm&usg=ALkJrhgHLzym_uqfMerv_9XCMlK0jzzeyAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003145.htm&usg=ALkJrhhjKKRoAfS2NX-KihKwdOLNQT7wHQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003143.htm&usg=ALkJrhgvg3FIFLdYVeYlMwVnZEP5kJWVOQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003143.htm&usg=ALkJrhgvg3FIFLdYVeYlMwVnZEP5kJWVOQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003138.htm&usg=ALkJrhixNlFBVfH0tWN1kWFvY1Exs9ZwZQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003120.htm&usg=ALkJrhiZvkKsWjWlIFRm5DW2Q_2MIQpKVg -
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
8/57
Tanda Khusus
Trauma Buli-Buli
Umumnya fraktur tulang pelvisdisertai perdarahan hebat.
Nyeri suprapubik
Ketegangan otot dinding perut
bawah
HematuriaEkstravasasi kontras pada
sistogram.
Ruptur buli-buli
Ruptur kandung kemih
intraperitoneal dapt
menimbulkan gejala dan tanda
rangsang peritoneum termasuk
defans muskuler dan sindrome
ileus paralitik.
Trauma UretraPada rupture uretraposterior, terdapat tandapatah tulang pelvis. Padadaerah suprapubik danabdomen bagian bawahdijumpai jejas, hematomadan nyeri tekan. Biladisertai rupture kandungkemih bisa ditemukan tandarangsangan peritoneum.
Pada rupture uretra anteriorterdapat daerah memar
atau hematom pada penisdan skrotum. Beberapatetes darah segar di meatusuretra merupakan tandaklasik cedera uretra. Bilaterjadi trauma dan nyeri
perut bagian bawah dandaerah suprapubik. Pada
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
9/57
Mampu Memilih dan Menginterpretasikan
Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
10/57
Trauma Uretra
Rectal toucher
Uretrogramretrograde :untukmengetahuilokasi dan tiperupture
Trauma Buli-buli
Tes buli-buli
Sistografi
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
11/57
Memahami dan Menjelaskan
penatalaksanaan Trauma Pelvis (buli-
buli) dan Trauma Uretra
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
12/57
Trauma Buli-Buli
Pada kontusia buli-buli, cukup dilakukan pemasangankateter dengan tujuan untuk memberikan istirahat pada
buli-buli. Diharapkan buli-buli sembuh seteah 7-10 hari
Pada cedera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi
laparotomi untuk mencari robekan pada buli-buli sertakemungkinan cedera pada organ lain. Jika tidak
dioperasi ekstravasasi urin ke rongga intraperitoneum
dapat menyebabkan peritonitis
Pada cedera ekstraperitoneal, robekan yang sederhana
dianjurkan untuk memasang kateter selama 7-10 hari
dan dilalukan penjahitan luka dengan pemasangan
kateter sistostomi.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
13/57
Trauma Uretra
Kencing Tidak Kencing/Ekstravasasi
urin
OBSERVASIKateter Folly SISTOSOMI
Uretra anterior
Uretra posterior
Reparasi uretra*
(2-3 hari)
Anastomose
(ujung ke ujung)
& kateter silicon
(3 minggu)
Partial
Total
gagal
7-10 hari*
Keterangan
1. Pada uretra posterior disertai cedera organ lain sehingga
tidak mungkin dilakukan reparasi 2-3 hari kemudian,
sebaiknya dipasang kateter secara langsung.
2. Pada Uretra anterior ,pemasangan kateter foley di uretraselama 7-10 hari, sampai terjadi epitelisasi uretra yang
tidak
disertai
cederaorgan
intraabdo
men
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
14/57
Memahami dan Menjelaskan Definisi
Kesadaran dan Struktur di Serebral yang
Berfungsi mengatur Kesadaran
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
15/57
Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang
mencerminkan pengintegrasianimpuls aferen dan
eferen.
Semun impuls aferen dapat disebut input dan semua
impuls eferen dapat dinamakan output susunan saraf
pusat.
Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai
kompos mentis, dimana aksi dan reaksi terhadap apayang dilihat, didengar, dihidu, dikecap,dialami dan
perasaan keseimbangan, nyeri, suhu, raba, gerak, getar,
tekan dan sikap, bersifat adekuat yaitu tepat dan sesuai.
Kesadaran yang terganggu adalah dimana tidak terdapataksi dan reaksi, walaupun dirangsang secara kasar.
Keadaan ini disebut koma.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
16/57
Struktur di serebral yang berfungsi mengaturkesadaran
Input susunan saraf pusat dapat dibedakan dalam input
yang bersifat spesifik dan bersifat non-spesifik.Lintasan asendens dalam susunan saraf pusat yang
menyalurkan impuls sensorik protopatik, propioseptik
dan perasa pancaindra dari perifer ke daerah korteks
perseptif primer disebut lintasan asendens spesifik ataulintasan asendens lemniskal.
Ada pula lintasan asendens non pesifik yakni formasio
retikularis di sepanjang batang otak yang menerima dan
menyalurkan impuls dari lintasan spesifik melaluikoleteral ke pusat kesadaran pada batang otak bagian
atas serta meneruskannya ke nukleus intralaminaris
talami yang selanjutnya disebarkan difus ke seluruh
permukaan otak.
Pada manusia usat kesadaran terda at didaerah ons,
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
17/57
Melalui lintasan non pesifik ini, suatu impuls dari perifer
akan menimbulkan rangsangan pada seluruh
permukaan korteks serebri.
Dengan adanya 2 sistem lintasan tersebut terdapatlah
penghantaran asendens yang padadasarnya berbeda.
Lintasan spesifik menghantarkan impuls dari satu titik
pada alat reseptor kesatu titik pada korteks perseptif
primer.
Sebaliknya lintasan asendens nonpesifik
menghantarkansetiap impuls dari titik manapun pada
tubuh ke seluruh korteks serebri. Neuron-neuron di
korteks serebri yang digalakkan oleh impuls asendensnonpesifik itudinamakan neuron pengemban
kewaspadaan ,
sedangkan yang berasal dari formasio retikularis dan
nuklei intralaminaris talami disebut neuron penggalak
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
18/57
Memahami dan Menjelaskan Mekanisme
Gangguan Kesadaran
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
19/57
Gangguan kesadaran dapat disebabkan hal hal berikut :
(dalam klinis dipergunakan istilah
SEMENITE), yaitu:
Sirkulasi (stroke, penyakit jantung)
Ensefalitis (infeksi sistemik, sepsis)
Metabolik (hipoglikemia, hipoksia, koma hepatikum)
Elektrolit (diare, muntah)
Neoplasma
Intoksikasi (obat atau bahan kimia)
Trauma
Epilepsi (pasca serangan grand mal atau pada status
epileptikus)
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
20/57
Individu sehat
konsumsi oksigen
otak: 3,5 ml/100 grotak/menit
aliran darah otak 50ml/100 gr otak/menit.
Kurang dari itu
O2 ke otak turun
gangguan kesadaran
Kesadaran yang
utuh tergantung
dari integritas daninteraksi antara :
ARAS
(Ascending
Reticular
Activating
System)
Korteks di
hemisfer
kiri
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
21/57
Ada emboli, trombosis, (akibat stroke, proses inflamasi), dan
neoplasma obstruksi pembuluh darah aliran darah ke
otak kerusakan pada ARAS dan korteks Jika terjadi
lebih dari 4 menit
kerusakan ireversibelHipoksia, hipoglikemia Kurangnya O2 dan nutrisi glukosa
(makanan pokok bagi otak) otak kekurangan oksigen dan
nutrisi tidak berfungsi dengan baik kerusakan pada
ARAS dan korteks Jika terjadi lebih dari 4 menit
kerusakan ireversibelDehidrasi (karena diare, muntah, perdarahan) aliran darah
ke otak semua zat yg berguna bagi otak di dalam darah
otak kekurangan oksigen dan nutrisi tidak berfungsi
dengan baik kerusakan pada ARAS dan korteks Jika
terjadi lebih dari 4 menitkerusakan ireversibel
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
22/57
Mampu Memahami dan Mengerti CaraPenilaian Kesadaran Baik secara
Kualitatif dan Kuantitatif Terutama
dengan Penilaian GCS (Glasgow ComaScale)
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
23/57
Penilaian secara kualitatif
Kualitas kesadaran atau isi kesadaran menunjukkan
kemampuan dalam mengenal diri
sendiri dan sekitarnya yang merupakan fungsi hemisfer serebri.
Kompos mentis
Apatis
Delirium
Somnolen
Sopor (stupor)
Koma
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
24/57
Penilaian secara kuantatif
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
25/57
a. Skor 14-15 : compos mentis
b. Skor 12-13 : apatisc. Skor 11-12 : somnolent
d. Skor 8-10 : stupor
e. Skor < 5 : koma
a. GCS 14-15 : Cidera ringan
b. GCS 9-13 : Cidera sedang
c. GCS 3-8 : Cidera berat
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
26/57
Mampu Memahami dan Menjelaskan
Kasus Kegawatdaruratan Mata
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
27/57
Trauma Tumpul Konjungtiva
Hematoma palpebrayang merupakan
pembengkakan ataupenimbunan darah dibawah kulit kelopak
akibat pecahnyapembuluh darahpalpebra
Bila kelopak terpajanke dunia luar dan
konjungtiva secaralangsung kena angin
tanpa dapat
mengedip, makakeadaan ini telahdapat mengakibatkan
edema padakonjungtiva
Hematomasubkonjungtivaterjadi akibat
pecahnya pembuluhdarah yang terdapat
pada atau di bawahkonjungtiva, sepertiarteri konj
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
28/57
Edema kornea
akan memberikankeluhan penglihatan
kabur dan
terlihatnya pelangisekitar bola lampu
atau sumber cahayayang dilihat
Erosi kornea,merupakan keadaanterkelupasya epitelkornea yang dapatdiakibatkan oleh
gesekan keras padaepitel kornea. Erosidapat terjadi tanpa
cedera padamembran basal
Erosi rekuren,biasanya terjadiakibat cedera yangmerusak membranbasal atau tukakmetaherpetik.
Terjadinya erosi korneaberulang akibat epiteltidak dapat bertahanpada defek epitelkornea
Trauma Tumpul Pada Kornea
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
29/57
Trauma tumpul padda uvea dapatmengakibatkan kelumpuhan ototsfingter pupil atau iridoplegia sehinggapupil menjadi lebar atau midriasis.
Iridoplegia
Trauma tumpul dapat mengakibatkanrobekan pada pangkal iris sehinggabentuk pupil menjadi berubah. Pasienakan melihat ganda dengan satumatanya
Iridodialisis
. Pada mata akan terlihat mata merah,akibat adanya darah di dalam bilik matadepan maka akan terdapat suar danpupil yang mengecil dengan tajampenglihatan menurun.
Iridosiklitis
Trauma tumpul uvea
Trauma tumpul pada
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
30/57
Dislokasi lensa :Dislokasi lensa
terjadi padaputusnya zonulaZinn yang akanmengakibatkan
kedudukan lensaterganggu
Subluksasi lensa: Subluksasilensa terjadi
akibat putusnyasebagian zonulaZinn sehingga
lensa berpindahtempat.
Katarak trauma:Kontusio lensamenimbulkan
katarak sepertibintang, dan
dapat pula dalambentuk katarak
tercetak(imprinting) yang
disebut cincinVossius.
Trauma tumpul pada
lensa
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
31/57
Trauma tumpul retina dan koroid
Edema retina dan koroid : Edema retina akan
memberikan warna retina yang lebih abu-abu akibatsukarnya melihat jaringan koroid melalui retina yang
sembab, penglihatan akan sangat menurun.
Ablasi retina : Pada pasien akan terdapat keluhan
seperti adanya selaput yang seperti tabir mengganggulapang pandangnya. Bila terkena atau tertutup daerah
makula maka tajam penglihatn akan menurun.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
32/57
Trauma tumpul saraf optik
Avulsi papil saraf optik : Pada trauma tumpul dapat
terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola
mata
Optik neuropati traumatik:Trauma tumpul dapat
mengakibatkan kompresi pada saraf optik, perdarahan
dan edema sekitar saraf optik. Penglihatan akan
berkurang setelah cedera mata. Tanda lain yang dapat
ditemukan adalah gangguan penglihatan warna dan
lapangan pandang.
TRAUMA TUMPUL P t l k
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
33/57
TRAUMA TUMPUL
MATA
Penatalaksanaan
Bola mata
Hematoma kelopak hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah
lama, untuk memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompreshangat pada kelopak mata.
konjungtiva
Edema konjungtiva diberikan dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan di dalam
selaput lendir konjungtiva. Pada kemotik konjungtiva berat dapat
dilakukan insisi sehingga cairan konjungtiva kemotik keluar melali insisi
tersebut.
Hematoma
subkonjungtiva
Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah dengan kompres
hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam
1-2 minggu tanpa diobati.
kornea
Edema kornea Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti NaCl 5%
atau larutan garam hipertonik 2-8%, glukose 40% dan larutan albumin.
Erosi kornea Untuk mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika seperti antibiotika
spektrum luas neosporin, kloramfenikol, dan sulfasetamid tetes mata.
Erosi kornea
rekuren
melumas permukaan kornea sehingga regenerasi tidak cepat terlepas
untuk membentuk mdengan memberikan sikloplegik embran basal
kornea.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
34/57
Trauma tumpul Penatalaksanaan
Uvea
Iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter
dan pemberian roboransia.
Iridodialisis Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan
pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.
Itidosiklitis Pada uveitis anterior diberikan tetes mata midriatik dan steroid topikal.
Bila terlihat tanda radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
35/57
Trauma tembus bola mata
Trauma yang dapat mengakibatkan robekan pada
konjungtiva saja, kornea, sklera, bahkan bisa sampai
menembus koroid dan retina. Tergantung pada
kedalaman tembusnya.
Patofisiologi & manifestasi klinis :
Trauma tembus bentuk dan letak pupil berubah,
terlihat ruptur pada kornea atau sklera, terdapat jaringan
prolaps seperti cairan mata, iris, lensa, COA, bahkan
retina TIO ; terdapat banyak cairan dan jaringan
prolaps di COA juga menyebabkan COA dangkal.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
36/57
Penatalaksanaan :
Secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topikal, mata
ditutup, segera dibawa ke dokter mata.
Diberi anti tetanus profilaktik, analgetik (untuk
menghilangkan rasa nyeri), kalau perlu penenang.
Selamanya diberikan antibiotik sistemik.
Dipuasakan untuk tindakan pembedahan.Tidak boleh diberikan salep, steroid lokal.
Trauma Kimia
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
37/57
Trauma Kimia
Trauma Asam
Patogenesis
Bahan kimiaasam
Bahan asam dapat
berikatan dengan
protein
Menyebabkankoagulasi
protein plasma
Koagulasi protein sebagai barier yang
membatasi kerusakan lebih lanjut
Luka
tersebut
pada
permukaanmata
Asam msk ke bilik
mata dengan
menimbulkan irise
katarak
Gangguan pengelihatan
konjungtiva bulbi
hiperemis dan pupil
melebar
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
38/57
Trauma Basa
Bahan kimia alkali
Pecah/rusak sel jaringan dan persambungan yang
disertai dislokasi asam lemak membranselmenyebabkan penetrasi lebih lanjut
Mukopolisakarida jaringan menghilang dan terjadipenggumpalan sel kornea
Serat kolagen kornea akan membengkak dan korneamati
Edema sehingga terdapat sebukan sel PMN ke dalamstroma, cenderung disertai masuknya pembuluh darah(neovaskularisari)
Dilepaskan plasminogen activator dan koligenase(merusak kolagen kornea)
Terjadi gangguan penyembuhan epitel
Berkelanjutan menjadi ulkus kornea/perforasi kelapisan lebih dalam
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
39/57
Penatalaksanaan Trauma Kimia
Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi
kasus trauma okular adalah :
1. Memperbaiki penglihatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempertahankan arsitektur mata.
4. Mencegah sekuele jangka panjang.
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa
pada mata adalah :2,5
Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi
dengan garam fisiologik selama mungkin. Irigasi dilakukansampai pH menjadi normal, paling sedikit 2000 ml selama 30
menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih baik.
Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat
dilakukan pemeriksaan dengan kertas lakmus. pH normal air
mata 7,3.
P b i tibi tik d d b id t t k h
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
40/57
Pemberian antibiotika dan debridement untuk mencegah
infeksi oleh kuman oportunis.
Pemeberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris mengatasi
iritis dan sinekia posterior.
Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk
mencegah terjadinya glaucoma sekunder.
Pemberian Steroid secara berhati-hati karena steroid
menghambat penyembuhan. Steroid diberikan untuk
menekan proses peradangan akibat denaturasi kimia dankerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid topical
ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama pasca
trauma. Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid
walaupun diberikan dalam dosis tinggi tidak mencegah
terbentuknya fibrin dan membrane siklitik.
Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk
menghalangi efek kolagenase. Diberikan satu minggu
sesudah trauma karena pada saat ini kolagenase mulai
terbentuk.
Pemberian Vitamin C untuk embentukan arin an kola en.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
41/57
Trauma Radiasi Elektromagnetik
Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah:
Sinar infra merah
sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana
matahari, dan pada saat bekerja di pemanggangan.
Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya sinar
infra merah terlihat. pupilnya lebar atau midriasis, maka suhu
lensa akan naik sebanyak 9 derajat celsius. Demikian pula iris
yang mengabsorbsi sinar infra merah akan panas, sehingga
berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya.
Absorpsi sinar infra merah oleh lensa akan mengakibatkan
katarak dan eksfoliasi kapsul lensa.
Sinar UltravioletSinar ultra violet banyak terdapat pada saat bekerja las, dan
menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari di atas
salju. Sinar ultra violet akan segera merusak epitel kornea.
Sinar ultra violet biasanya memberikan kerusakan terbatas
pada kornea, sehinga kerusakan pada lensa dan retina tidak
PEMERIKSAAN KHUSUS MATA
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
42/57
PEMERIKSAAN KHUSUS MATA
Pemeriksaan khusus mata meliputi semua pemeriksaan yang
dapat memperkuat atau menegakkan diagnosis dari penyakit
Mata yang sedang di derita. Pemeriksaan meliputi :
1. Pemeriksaan tajam penglihatan, yang dilakukan dengan
menggunakan Snellen Chart yang
2. Pemeriksaan gerakan bola mata ,
3. Pemeriksaan mata bagian luar dan system lakrimal dengan
menggunakan senter dan loupe
4. pemeriksaan segment anterior mata
5. pemeriksaan segmen posterior, dengan funduscopymenggunakan ophthalmoscope direct
/ indirect.
6. pemeriksaan tekanan bola mata , bias dengan cara digitmenggunakan jari atau dengan
tonometer schiotz/ tonometer aplanasigoldmaan.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
43/57
Trauma Kimia
basa / alkali
PH 7,3
Tajam penglihatan menurun karena adanya edema
kornea
Pada pemeriksaan dengan flourescein dan slit lamp
terlihat membrane sel epitel rusak / hilang
Sindrom kekeringan air mata
Simblefaron
Konjungtiva dan sclera pucat
Penurunan atau peningkatan TIO
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
44/57
Asam
PH (dalam waktu 30 menit setelah trauma)
Hyperemia
Komosis konjungtiva bulbi
TIO pada hari pertama
Membrane fibrosa menggantikan kedudukan sel endotel
Trauma Radiasi
Fotofobia
Blefarospasme
Lakrimasi
Infiltrate kornea
T T l B l M t
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
45/57
Trauma Tumpul Bola Mata
Pemeriksaan visus
Reflex pupil
Pemeriksaan dengan slit lamp dan fluorescein
TIO
Funduscopy dengan pupil dilebarkan
Pemeriksaan laboratorium darah
Trauma Tajam Bola Mata
Penglihatan menurun , karena media refrakta keruh
TIO menurun, karena aquos humour keluar melalui luka
tembusHarus dilakukan pemeriksaan radiologi foto orbita
menggunakan marker (ring/lensa kontak cpmberg) untuk
menentukan ada tidaknya benda asing atau untuk
mengetahui lokasi benda tersebut di ekstraokuler atau
intraokuler
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
46/57
Mampu dan Memahami Hifema sebagaiKasus Kegawatdaruratan
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
47/57
Definisi
Hifema adalah darah yang ada di dalam bilik mata
depan(kornea dan iris) dapat terjadi akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
Etiologi
Penyebeb hifema
trauma tumpul padamata seperti terkenabola, batu dll.
hifema juga dapatterjadi karena
kesalahan proseduroperasi mata.
Keadaan lainyangdapatmenyebabkanhifema namun
jarang terjadi adalahadanya tumor mata
Pembagian hifemamenurut etio
Hifema traumatic
Hifema akibattindakan medis
Hifema akibatinflamasi yang parah
pada iris dan badansiliar, sehinggapembuluh darahpecah.
Hifema akibatkelainan sel darah
merah ataupembuluh darah.
Klasifikasi Hifema dibagi 2:
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
48/57
Klasifikasi Hifema dibagi 2:
KLASIFIKASI I
Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi 2 :
Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga
hari ke-2
Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah
terjadi trauma.
KLASIFIKASI II
Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurutSheppard berdasarkan tampilan klinisnya :
Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA.
Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah
COA.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
49/57
Manifestasi Klinis
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertaidengan mata yang berair.
Penglihatan pasien akan sangat menurun.
Terdapat tumpukan darah yang terlihat dengan
mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak.
Bila pasien duduk, hifema akan terlihat
terkumpul di bagian bawah bilik mata depan
dan hifema dapat memenuhi seluruh ruangan
bilik mata depan.
Selain itu dapatterjadi peningkatan tekananintraocular, merupakan keadaan yang harus
diwaspadai karena dapatmenyebabkan
glaucoma sekunder.
Rasa nyeri pada mata disertai epifora dan
blefarospasmeRasa sakit
mual dan muntah karena kenaikan tekanan
intracranial okuler (TIO)
penglihatan kaburpenurunan visus
infeksi conjungtiva
Pewarnaan darah padadinding kornea dan
kerusakan jaringan kornea
Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan
iridodialisis
pada anak-anak sering terjadi somnolen
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
50/57
PATOFISIOLOGI
Hifema dapat terjadi sesudah suatu trauma tembus ataupuntumpul pada mata, akan tetapi dapat juga terjadi secara
spontan.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
51/57
Diagnosis dan pemeriksaan penunjang
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
52/57
Diagnosis dan pemeriksaan penunjang
anamnesis
Riwayat trauma
- kapan terjadinya trauma
- Perlu ditanyakan adanya penyakit lain yang menyertai sepert
kelainan pembekuan darah seperti sel sabit, penyakit hati, danpemakaian aspirin atau obat tertentu.
pemeriksaan
Menggunakan slit lamp digunakan untuk menilai jumlah akumulasi darah,memastikan tidak ada darah yang mengeras, dan penyerapan darahtetap lancar.
Pemeriksaan Laboratorium: untuk mengetahui keadaan sel darah sabit
Pemeriksaan Radiologi: tidak terlalu diperlukan tetapi dapat menilaiadanya tulang orbita yang patah atau retak
Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan ketajaman penglihatan - Lapangan pandang
- Pengukuran tonometri
- Slit lamp biomicroscopy
- Pemeriksaan oftalmoskopi
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
53/57
PENATALAKSANAAN
1) Menghentikan perdarahan.
2) Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder.
3) Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan
mempercepat absorbsi.
4) Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi
yang lain.
5) Berusaha mengobati kelainan yang menyertainya.Penanganan hifema
konservativ
Tirahbaring
Bebatmata
Pemakaian
obat-
obatan
oprasi
Terlampir*
Perawatan yang disertai dengan tindakan operasi
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
54/57
Perawatan yang disertai dengan tindakan operasi
Perawatan cara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan
glaucoma sekunder, tanda
imbibisi kornea atau hemosiderosis cornea.Dan tidak adapengurangan dari tingginya
hifema dengan perawatan non-operasi selama 35 hari.
untuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan
pembedahan bila tekanan bola matamaksimal > 50 mmHg selama 5 hari atau tekanan bola mata
maksimal > 35 mmHg
selama 7 hari.
Untuk mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bilatekanan bola mata rata-
rata > 25 mmHg selama 6 hari atau bila ditemukan tanda-
tanda imbibisi kornea.
Tindakan operatif dilakukan untuk mencegah terjadinya
Tindakan operasi yang dikerjakan adalah :
1. Parasentesis
2. Melakukan irigasi di bilik depan bola mata dengan
larutan fisiologik.
3. Dengan cara seperti melakukan ekstraksi katarak
dengan membuka korneoscleranya sebesar 1200
KOMPLIKASI
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
55/57
KOMPLIKASI
1. Perdarahan sekunder
2. Glaukoma sekunder
3. Hemosidoresis kornea
4. Sinekia posterior
5. Atropi optic
6. Uveitis
PENCEGAHAN
Hifema dapat terjadi bila terdapat trauma pada mata.
Gunakan kacamata pelindung saat bekerja di tempatterbuka atau saat berolahraga.
PROGNOSIS
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
56/57
PROGNOSIS75% pasien dengan hifema memiliki ketajaman mata akhir
6/12
Prognosis dari hifema traumatic sangat tergantung pada
tingginya hifema, ada atau tidaknya komplikasi dari
perdarahan atau traumanya, cara perawatan dan keadaan
dari penderintanya sendiri.
Hifema yang penuh mempunyai prognosis yang lebih burukdaripada hifema sebagian dengan kemungkinan timbulnya
glaucoma dan hemosiderosis.
-
5/25/2018 Skenario 2 Blok Emergency Trauma Pelvic
57/57
Terimakasih
Wassalam