SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BANTUAN BERAS …
Transcript of SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BANTUAN BERAS …
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
59
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BANTUAN BERAS MISKIN MENGGUNAKAN METODE AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA KECAMATAN BANAWA
Decission Support System for Admission of Poor Rice Assistance Using the AHP (Analytical Hierarchy Process) Method in Banawa
Sub-Distric
Received 14 / 11 / 2018, Revised 20 / 11 / 2018, Accepted 26 / 11 / 2018
Abstract
The rice program for poor families or commonly known as Raskin is one of the government's efforts to
reduce the burden of expenditure on poor families. The Raskin program is to reduce poverty and maintain the
food of economically disadvantaged people so that all parties are expected to participate in the success of this
program so that it can be implemented properly and is beneficial to the community. In general, the problems
that occur in the assistance of Poor Rice assistance are still not optimal, because at the time of selection of poor
rice recipients there is no system that supports so that during the selection process still using estimates only and
there is no calculation at the time of selection of poor rice recipients. So that few or many people sometimes
protest because people are supposed to get help but they don't get the assistance, and vice versa. The purpose of
this study is to help the committee to receive poor rice assistance in selecting people who are entitled to receive
assistance, especially in the district of Banawa. The research method used is the software development method
using the prototype method and decision-making method using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method.
Based on the results of testing conducted with the black box technique, the results show that the decision
support system for receiving poor rice assistance can help the sub-district, especially the committee in selecting
poor rice aid recipients, by comparing the criteria for each alternative and showing the value the highest of
alternatives means that the alternative is the main choice for receiving poor rice assistance.
keywords – decision support system, criteria, AHP, black box, alternatives
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Program beras untuk keluaga miskin atau yang biasa dikenal dengan istilah Raskin merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi beban pengeluaraan keluarga miskin. Program
Raskin adalah untuk menanggulangi kemiskinan dan menjaga pangan masyarakat yang kurang
mampu secara ekonomi sehingga diharapkan semua pihak ikut mensukseskan program ini agar bisa
dilaksanakan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Secara umum permasalahan yang
terjadi pada bantuan pemberian bantuan Beras Miskin masih belum optimal, karena pada saat
pemilihan penerima beras miskin belum ada sistem yang mendukung sehingga pada saat proses
pemilihan masih menggunakan perkiraan saja dan belum adanya perhitungan pada saat pemilihan
penerima beras miskin tersebut. Sehingga sedikit atau banyaknya masyarakat tekadang protes karena
masyarakat yang seharusnya mendapatkan bantuan tetapi mereka tidak mendapatkan bantuan
tersebut, begitupun sebaliknya. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Dengan
Dewi Kusumawati1, Mohammad2
1,2STMIK Bina Mulia Palu; Jl.Letjen Suprapto No 38 palu
e-mail: [email protected], [email protected],
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
60
adanya sistem pendukung keputusan (SPK) bertujuan untuk melakukan pengambilan keputusan
dengan lebih cepat dan akurat. Dengan adanya kemampuan sistem dalam pengambilan keputusan
sesuai dengan metode yang dirancang maka diharapkan proses penyeleksiannyapun menjadi lebih
cepat selesai. Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan cermat akan menjadi kunci
keberhasilan dalam persaingan global dan untuk mengambil sebuah keputusan tentu diperlukan
analisis-analisis dan perhitungan yang matang, tergantung dengan banyak sedikitnya kriteria yang
mempengaruhi permasalahan yang membutuhkan suatu keputusan. salah satu metode yang
digunakan adalah Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP dipilih karena merupakan suatu
bentuk model pendukung keputusan dimana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional
dengan input utamanya persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam masalah
penentuan penerimaan bantuan kepada masyarakat miskin.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumusakan
permasalahan yang akan diselesaikan yaitu bagaimana merancang sebuah sistem pendukung
keputusan menggunakan metode AHP( Analitycal Hirarcy Process) untuk menentukan siapa yang
terpilih untuk memdapatkan bantuan beras miskin berdasarkan dari kriteria yang ditentukan oleh
pihak kecamatan.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Sistem pendukung keputusan yang dibangun adalah sistem pendukung keputusan khusus
untuk penerimaan bantuan beras miskin yang ada di Kantor Kecamatan Banawa.
2. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Kantor Kecamatan Banawa.
3. Kriteria penilaian yang digunakan bersifat dinamis, yaitu kriteria yang ada dapat ditambah atau
dapat dikurangi sesuai dengan kebutuhan dan ketetapan Kantor Kecamatan Banawa.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk membantu panitia penerimaan bantuan beras miskin dalam memilih masyarakat
yang berhak untuk menerima bantuan.
2. Untuk mengolah data kriteria penilaian penerima bantuan yang ditetapkan oleh pihak kantor
Kecamatan Banawa sehingga penilaian dapat bersifat transparan dan dipercaya.
2. Landasan Teori
2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan atau DSS (Decision Suport System) informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data.
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
61
Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat [1].
Tujuan dari DSS adalah [5]
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semiterstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk
menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi.
5. Peningkatan produktivitas.
6. Dukungan kualitas.
7. Berdaya saing.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.2. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an.
Metode ini merupakan salah satu model pengambilan keputusan multikriteria yang dapat membantu
kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa
dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.[3]
2.3. Prinsip Kerja AHP
1. Perumusan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah, maka perlu dilakukan 3 langkah :
a. Penentuan sasaran yang yang ingin dicapai
b. Penentuan kriteria pemilihan
c. Penentuan alternatif pilihan
2. Pembobotan Kriteria
Untuk menentukan bobot dari kriteria dapat dilkukan dengan cara :
a. Menentukan bobot secara sembarang.
b. Membuat skala interval untuk menentukan ranking setiap kriteria.
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
62
c. Menggunakan prinsip kerja AHP, yaitu perbandingan bepasangan (pairwise comparissons),
tingkat kepentingan (importance) suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain dapat dinyatakan
dengan jelas.
3. Penyelesaian dengan manipulasi matriks
Setelah melakukan pembandingan kemudian dimasukan kedalam definisi matrks untuk diolah
dalam menentukan bobot dari kriteria, yaitu dengan jalan menentukan nilai eigen (eigenvector ).
Prosedur untuk mendapatan nilai eigen adalah:
a. Kuadratkan matriks tersebut.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian melakukan normalisasi.
c. Hentikan proses, bila perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan berturut-turut lebih kecil
dari suatu nilai batas tertentu
4. Pembobotan alternatif
Matriks berpasangan dari alternatif-alternatif dari setiap kriteria kemudian disusun untuk dapat
dianalisis, maka jawaban dapat diperoleh dengan jalan mengalikan matriks bobot kriteria.
5. Penyelesaian dengan persamaan matematik
Ada 3 langkah untuk menentukan besarnya bobot yang dimulai dari kasus khusus yang sederhana
sampai dengan kasus-kasus umum, seperti berikut ini :
Langkah 1
W i / W j = a ij ( i,j =1,2,...,n) (1)
W i = bobot input dalam baris
W j = bobot input dalam lajur
Langkah 2
W i = a ij W j (i,j =1,2,...n) (2)
Untuk kasus-kasus umum mempunyai bentuk :
W i = jij
n
ij
wan=
1 (i,j =1,2,...,n) (3)
W i = rataan dari nini wawa ,...,11 (4)
Langkah 3
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
63
Bila perkiraan a ij baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah W i / W j . Jika n juga
berubah maka n diubah menjadi max maka diperoleh :
W i = jij
n
ij
wa=max
1
(i =1,2,...,n) (5)
Pengolahan Horizontal
Pengolahan horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat
hirarki keputusan. Tahapannya menurut Saaty 1983 adalah sebagai berikut :
a. Perkalian baris (z) dengan rumus :
ijn
j
i aZ 1=
=
(6)
b. Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen
=
=
=
=n
i
ij
n
ij
n ij
n
ij
a
a
eVP
1
1
(7)
1eVP adalah elemen vektor prioritas ke-I
c. Perhitungan nilai eigen maksimum
VA = a ij x VP dengan VA = (V ai ) (8)
VB = VA / VP dengan VB = ( V bi ) (9)
Imax = =
n
i
ijan 1
1 (10)
VB i untuk i = 1,2,..., n
VA = VB = vektor antara
d. Perhitungan indeks konsistensi (CI)
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh
kepada kesahihan hasil. Rumusnya sebagai berikut :
1
max
−
−=
n
nCI
(11)
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
64
Untuk mengetahui aapakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui
rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR < 0.1. Rumus
CR adalah : RI
CICR =
(12)
2.4. Kriteria yang Diamati
Adapun parameter yang akan dijadikan tolak ukur dalam sistem pendukung keputusan
penerimaan bantuan beras miskin yaitu:
Tabel 1. Tabel ketentuan kriteria
3. Metode Penelitian
3.1. Tahapan Penelitian
Adapun Tahapan Penelitian yang di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Rumusan masalah berdasarkan kajian latar belakang mengapa dilakukan penelitian ini.
Tujuan penelitian untuk menentukan hasil yang dicapai dari penelitian ini.
2. Studi pustaka, yaitu untuk mencari referensi teori yang sesuai dengan masalah
penelitian yang akan diselesaikan. Studi pustaka yang dilakukan meliputi pencarian
penelitian yang sejenis, teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari
berbagai sumber buku, jurnal penelitian dan lain-lain.
3. Observasi tempat penelitian yang bertujuan untuk memperoleh lebih detail mengenai masalah
yang akan diselesaikan, serta melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan
masalah penelitian dan mengkaji dokumen yang terkait dengan penelitian, sehingga
diperoleh identifikasi masalah yang akurat.
4. Spesifikasi kebutuhan
Nama kriteria Tingkat
Kepetingan
Pekerjaan 3
Penghasilan 1
Jumlah tanggungan 1
Kondisi rumah 9
Jaringan listrik 5
Sumber air 5
Usia 1
Status perkawinan 3
Status kepemilikan rumah 3
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
65
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh pada tahap observasi, dan wawancara,
maka langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan dari perangkat lunak yang dibagun
dalam hal ini adalah sistem pendukung keputusan penerima bantuan beras miskin.
5. Desain perangkat lunak
Berdasarkan spesifikasi kebutuhan yang diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
membuat rancangan untuk perangkat lunaknya, yaitu rancangan aliran proses sistem, aliran
data sistem, dan rancangan antar muka sistem.
6. Pembuatan perangkat lunak
Rancangan yang dibangun pada tahap desain akan diimplementasikan ke dalam pembuatan
perangkat lunak atau yang sering disebut dengan coding. Pembuatan perangkat lunak sistem
pendukung keputusan pemilihan penerima bantuan beras miskin. dibuat dengan
menggunakan tools berbasis web seperti macromedia dreamweaver, bahasa pemrograman
PHP, , CSS dan database management system yang digunakan adalah MySQL.
7. Pengujian perangkat lunak
Perangkat lunak sistem pendukung keputusan yang telah selesai dibangun akan diuji
fungsionalitasnya. Pengujian fungsional dari perangkat lunak akan menggunakan teknik
pengujian black box. Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pendukung
keputusan telah mampu memenuhi semua kebutuhan fungsional yang telah ditetapkan oleh
pengguna.
8. Pembahasan hasil penelitian
Hasil pengujian yang telah dilakukan, selanjutnya akan dibahas pada tahap pembahasan
hasil penelitian. Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui lebih jelas hasil dari penelitian,
apakah masalah pemilihan penerima bantuan beras miskin. telah dapat diselesaikan sesuai
dengan tujuan penelitian atau masih terdapat masalah yang belum dapat diselesaikan.
9. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dari tahap sebelumnya, maka langkah akhir dari
tahap penelitian ini adalah membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan
saran untuk penulis lainnya yang ingin mengembangkan jenis penelitian yang sama.
3.2. Model Perancangan Sistem
Model perancangan system yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
model waterfall. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara
sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung.[2]
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak adalah proses pengumpulan dilakukan secara intensif
untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak
seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini
perlu untuk didokumentasikan. Pada tahap ini dilakukan proses pengenalan dan pemahaman
menyeluruh mengenai masalah dan kebutuhan pada system informasi produk hukum.
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
66
2. Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan
program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
antarmuka dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari
tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi
program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga
perlu didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program, desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak.
Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada
tahap desain.
4. Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional dan memastikan
bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error)
dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pemeliharaan Perangkat lunak yang
sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut
bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan
lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan
perkembangan fungsional atau unjuk kerja.
Berikut adalah gambar model air terjun
Gambar 1. Ilustrasi Model Waterfall [2]
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi, dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan
diteliti tentang keadaan sebenarnya.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan pihak yang terkait baik secara lisan maupun tertulis. Penulis
melakukan wawancara kepada panitia Penerimaan bantuan beras miskin yang telah ditetapkan
serta melakukan wawancara kepada camat selaku pengambil keputusan.
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
67
3. Kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku, literatur, dokumen serta bahan pustaka
lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Penulis mempelajari buku, artikel
dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.
3.4. Analisa Data
Data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data akan dianalisa dengan menggunakan 2 (dua)
metode yaitu:
1. Metode pengembangan perangkat lunak
Data yang diperolah akan dianalisa dengan mengacu pada salah satu tahap metode
pengembangan perangkat lunak yaitu analisa data. Tahap analisa data dilakukan untuk
memperoleh kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan fungsional dan kebutuhan non
fungsional. Kebutuhan fungsional dibutuhkan untuk mengetahui layanan yang disediakan
oleh perangkat lunak untuk menyelesaikan masalah yang ada. Fungsi atau layanan yang
terdapat pada perangkat lunak didasarkan pada masalah kebutuhan dari pengguna.
Sedangkan kebutuhan non fungsional dibutuhkan untuk mendukung dalam pembuatan
perangkat lunak.
2. Metode AHP
Metode AHP merupakan salah satu metode atau model yang digunakan pada sistem
pendukung keputusan. Analisa data yang dilakukan dengan metode AHP adalah untuk
mengolah data kriteria penerima bantuan beras miskin.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Desain Sistem yang Diusulkan
Berdasarkan gambaran sistem pemilihan penerima bantuan beras miskin yang selama ini
berjalan di kantor kecamatan Banawa, terdapat beberapa kendala diantaranya:
1. Seleksi administrasi yang dilakukan pihak panitia membutuhkan waktu yang lama untuk
memeriksa seluruh berkas dokumen yang ada.
2. Penilaian yang dilakukan terkadang dipengaruhi faktor pertemanan, hubungan keluarga,
senioritas dan lain-lain sehingga mengakibatkan penilaian yang tidak objektif
3. Data calon penerima bantuan disimpan dalam sebuah aplikasi office dimana apabila
melakukan pencarian atau perubahan data membutuhkan waktu yang lama.
Berdasarkan kendala tersebut, maka peneliti membuat suatu sistem yang dapat membantu
panitia dalam melakukan proses seleksi penerima bantuan dengan menggunakan software aplikasi
yang membantu memberikan pengambilan keputusan hasil seleksi penerima bantuan secara akurat
dan transparan.
Software aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi yang dapat digunakan oleh seluruh panitia
dalam waktu yang bersamaan dengan tampilan yang menarik dan membantu dalam proses pencarian
dan perubahan data dengan waktu yang cepat karena seluruh data disimpan ke dalam basis data serta
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
68
melakukan proses penilaian dimulai dari penilaian terhadap kriteria sampai penilaian masing-masing
calon penerima bantuan terhadap kriteria. Adapun desain proses dari aplikasi yang peneliti usulkan:
Gambar 2. Use case system yang diusulkan
4.2. Implementasi SPK
Berdasarkan perancangan antar muka yang telah dibuat, maka rancangan tersebut
diimpelemntasikan dalam bahasa pemograman we yaitu PHP dengan database MySQL. Adapun
tampilan dari aplikasi system pendukung keputusan penerima bantuan beras miskin dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 3. form kriteria penilaian
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
69
Gambar 4. form perbandingan kriteria
Gambar 5. form konsisten kriteria
Gambar 6. form evaluasi data calon penerima
5. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam laporan ini, maka dapat disimpilkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat dapat membantu dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan masyarakat yang layak untuk mendapatkan bantuan beras miskin.
2. Dengan menggunakan metode analitycal hirarcy process dapat membuat sistem pendukung
keputusan untuk menentukan bantuan beras miskin,dengan menggunakan beberapa kriteria
diantaranya jumlah pengasilan, pekerjaan, usia.
DAFTAR REFERENSI
[1] Kusrini. 2007 “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan” Andi Offset Yogyakarta
[2] Pressman, Roger, S. 2001. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, Fifth Edition.
McGraw Hill Companies,Inc. United Stated.
[3] Saaty, Thomas, L. 1993. “Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin”. PT.Pustaka
Binaman Pressindo.
ScientiCO : Computer Science and Informatics Journal Vol. 1, No. 2, (2018) E-ISSN : 2620-4118
70
[4] Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi Offset.
[5] Turban, Efraim dan Jay E Aronson. 2005. Decission Support Systems and Intelligent Systems.
Yogyakarta: Andi Offset..
[6] Turban, Efraim, dan Jay E. Aronson (2000). Decision Support Systems And Intelligent
System, Sixth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.