Sistem Pelayanan Kesehatan Di Indonesia

download Sistem Pelayanan Kesehatan Di Indonesia

of 3

description

fhduhfdxiughd

Transcript of Sistem Pelayanan Kesehatan Di Indonesia

Sistem pelayanan kesehatan di IndonesiaA. Pendekatan sistem dalam pelayanan kesehatanBanyak ahli yang menjelaskan pengertian sistem. Salah satu diantaranya adalah dikemukakan ludwing von bertalanffy : system as a set of interacting element, or component, may or may not serve a different function, but ultimately they are serve a common purpose to contribute to the over all goal of the system. Atau dengan kata lain sistem dapat diartikan sebagai suatu tatanan yang terdiri dari elemen-elemen atau berbagai komponen yang terpisah an mempunyai fungsi yang berbeda tetapi saling berinteraksi, intelerasi dan interdependensi dalam upaya mencapai tujuan yang berdasarkan kebutuhan dan kepentingan bersama.Defenisi di atas dapat di analogikan pada keluarga sebagai suatu sistem. Komponen-komponen kluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang saling berintegrasi. Tiap anggota kelurga mempunyai pern dan fungsi yang berbeda namun saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mendukung fungsi keluarga secara keseluruhan, antara lain membuat setiap anggota keluarga merasa aman, nyaman, memiliki, dicintai dan kebutuhan hidupnya terpenuhi.B. Sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1. Komponen atau elemen-elemen di dalam sistem saling berhubungan, berinteraksi dan saling bergantung dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan kebutuhan bersama.2. Pengorganisasian komponen di dalam sistem bersifat teratur dan memiliki struktur yang diakui keberadaannya.3. Terdapat komunikasi yang berhubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya di dalam sistem.4. Terdapat batasan yang memisahkan sistem dari lingkungan. Batasan ini berfungsi mengatur pertukaran energy dan informasi yang berlangsung antara sistem dan lingkungannya.5. Berorientasi kepada tujuan yang diharapkan berdasarkan kebutuhan, dan tercapainya tujuan yang menjamin kelanggenan keseluruhan komponen sistem.Berdasarkan jenisnya sistem terdiri dari sistem tertutup dan sistem terbuka. Di dalam sistem terbuka selalu terjadi proses interaksi. Proses interaksi mulai dari masukan sumber, transformasi sumber .C. Sistem kesehatan nasional (SKN)Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan atau pola yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Sistem kesehatan nasional diselenggarakan dan diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban umum. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan pembangunan esehatan yaitu kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya peningkatan derajat kesehatan merupakan tagging jawab seluruh bangsa Indonesia yang meliputi pemerintah, pihak swasta dan setiap warga negra Indonesia. Landasan konstitusional penyelenggaraan SKN adalah UUD 45 sedangkan landasan idiilnya adalah pancasila. D. Upaya kesehatan 1. Jangkauan upaya kesehatan Dalam rangka pemerataan penyumbangan dan pembinaan kesehatan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah telah dibangun puskesmas dan puskesmas pembantu. Menurut SKRT tahun 1980, 26 % dari masyarakat yang sakit tidak mencari pengobatan, 26% mengobati dir sendiri dan 44% berobat secara medik. Penderita yang tidak dapat ditanggulangi oleh puskesmas dirujuk ke rumah sakit. Upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu hanya dimungkinkan jika sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas, yaitu : pembangunan rumah sakit yang memenuhi syarat medis, teknik serta kejelasan tanggun jawab antara puskesmas dan rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.2. Tujuan dan sasaranPembangunan jangka panjang bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama yaitu peningkatana kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bdng kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, pengurangan angka kesakitan/morbiditas dan angka kematian/motalitas serta pengembangan keluarga sejahtera termasuk peningkatan jumlah keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.E. Indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan1. Umur harapan hidup, meningkat dari sekitar 50 tahun pada tahun 1980, menjadi sekurang-kurangnya 60 tahun pada tahun 2000.2. Angka kematian bayi menurun dari sekitar 100/1000 kelahiran hidup pada tahun 1980 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 dari kelahiran hidup tahun 2000. Angka kematian anak balita menurun dari 40/1000 balita saat ini, menjadi setinggi-tingginya 15/1000 anak balita pada tahun 2000.3. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan 2500gram atau kurang, yang dewasa ini adalah sekitar 14% akan turun menjadi sekurang-kurangnya 75 pada tahun 2000.4. Tingkat kecerdasan penduduk yang anatar lain diukur dengan tingkat pendidikan golongn wanita diharapkan meningkat dengan penurunan angka buta huruf sekitar 50% pada tahun 1997 menjadi sekitar 25% pada tahun 2000.5. Angka kesakitan yang di sebabkan oleh penyakit yang menyebabkan diare menurun dari 400/1000 penduduk dewasa ini menjadi setingginya 200/1000 penduduk pada tahun 20006. Angka kesakitan TB paru yang dwasa ini sebesar 3/1000 penduduk, menurun menjadi 2/1000 penduduk pada tahun 2000. Angka kesakitan tetanus Neonatorum berkurang sampai 25% dari 11/1000 kelahiran pada tahun 1980 menjadai 1/1000 kelahiran pada tahun 2000.7. Jumlah penderita kelainan jiwa (psikosis dapat di pertahankan pada rasio 1-3/1000 penduduk dan jumlah penderita gangguan jiwa yang relatife ringan/ neurosis dan gangguan perilaku pada rasio 20-60/1000 penduduk.

Indicator yang berhubungan dengan upaya kesehatan 1. Angka cakupan imuisasi untuk anak-anak di bawah umur 14 bulan 40% pada tahun 1980 meningkat menjadi 80% pada tahun 2000.2. Angka cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih 40% pada tahun 1980 meningkat menjadi 80% pada tahun 2000.3. Angka cakupan penyediaan air bersih pada 18% penduduk pedesaaan dan 40% penduduk kota pada tahun 1980 meningkat menjadi 100% pada tahun 2000.