SDLC Joint Application Development(JAD)

JOINT APPLICATION DEVELOPMENT

( JAD )ANGGOTA KELOMPOK 5 :

1.ROIS MA’RUF( 132410101025 )

2.LAILY INDAH PALUPI( 142410101051 )

3.NANDA DWI WICAKSONO( 142410101072 )

4.HOPIE NI MAJA DJ( 142410101078 )

DEFINISI

• JAD merupakan sebuah teknik yang berfokus pada keterlibatan dan komitmen pengguna dalam menentukan kebutuhan dan merancang (desain) aplikasi.

• JAD adalah tim yang nantinya akan membuat rancangan dan mengawasi, memonitor bersama jalannya proyek.

ALUR

1. Proyek diawali

2. Analisis Sistem

3. Perancangan Sistem

4. Review

5. Pengujian Sistem

6. Pelatihan

7. Implemenatsi Sistem

8. Dokumentasi

CONTOH

• Misalnya mengelola dan mengupdate content web dan SIG penataan ruang PU agar tetap operasional dan mengembangkan portal penataan ruang melalui pembuatan aplikasi pelengkap untuk menjadi portal yang mempunyai fungsi utama mengkomunikasikan data spasial kepada stakeholder penataan ruang.

•Dalam pelaksanaan pengembangan sistem ini, akan dilakukan secara Joint Application Development (JAD), konsultan akan bekerjasama dengan tim pengelola portal Penataan Ruang, sehingga ahli teknologi kepada Ditjen Penataan Ruang Departemen PU dapat dilakukan secara lancar

PENERAPAN

•Tugas konsultan adalah memfasilitasi dan mengarahkannya. Model seperti ini yang kemudian memunculkan teknik JAD (Joint Application Design), yang intinya adalah melibatkan dan kolaborasi seluruh stakeholder proyek. salah satu fase dalam implementasi sistem adalah fase transisi, yang pasti akan menuntut perubahan baik kecil maupun besar. Adanya sistem baru, mau tidak mau akan merubah proses bisnis.

•Teknik Joint Application Development (JAD) cocok digunakan untuk proyek yang mmbutuhkan teknik analisis dan perancangan sistem dengan menekankan pengembangan partisipasi antara system owners, users, designer, dan builders.

Secara garis besar yang perlu terlibat adalah :1. Sponsor.

2. Business Users

3. System Analyst (Tim Developer).

4. System Experts.

5. Facilitator.

JURNAL “An Integration of JAD, GSS and CASE Tools

towards the Improvement of Software Quality”

A. Software Quality

The ISO 9126 standard identifies six key quality attributes.

•Functionality - degree to which software satisfies stated needs.

•Reliability - the amount of time the software is up and running.

•Usability - the degree to which a software is easy to use.

•Efficiency - the degree to which software makes an optimum utilization of the resources.

•Maintainability - the ease with which the software can be modified.

•Portability - the ease with which a software can be migrated from one environment to the other.

B. Joint Application Development ( JAD )1. Advantage of JAD

•Menghemat waktu

•Mendasari kerangka untuk pembelajaran bersama, mencurahkan pendapat berbeda, mengikat negosiasi, dan penelusuran kemajuan projek.

•Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kekeliruan, yang dihasilkan dari REQUITMENTawal yang

buruk.

•Menghindari pembengkakan fungsi dan membantu designer untuk menunda penyelesaian solusi sampai setiap person memahami persyaratan yg lebih baik.

•Membangun kesepakatan di antara penggun

•Project teams get and stay focused.

2. Limitations of JAD

•A limited number of people can participate effectively before the meeting becomes inefficient. As one person is talking, other experts are blocked from contributing their ideas and information until it is their turn.

•Some group members will dominate the topic, while others will remain silent.

•Members of upper management usually dominate the meeting and honest participation by subordinates is inhibited.

C. Group Support Systems ( GSS )•The aforementioned problems can be solved by the implementation of Group Support Systems in the JAD workshop.

•GSS are integrated computer and communication systems that support group work.

•The use of a GSS increases task-oriented communication, the quality of decisions, and group members' satisfaction and confidence.

1. Advantage of GSS

•Save time

•Will be creativity

•Stop problems that occur when information is forgotten or misunderstood.

2. Limitation of GSS

•Participants need to be trained on the nuances of the GSS software.

•Usually involved consistency and integration.

• Information overload.

D. Computer-aided Software Engineering ( CASE TOOLS )

•CASE is an encompassing term for an extremely wide variety of tools and methods that automate or aid designing, documenting, maintenance and even for upgradation of an existing software products.

•CASE tools can be classified as either upper, middle and lower.

1. Upper CASE

CASE tools yang didesain untuk mendukung perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC). Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools, Form and report generators, dan Analysis tools. Contoh :

Adobe Premier : perangkat lunak editor yang dikhususkan untuk pengeditan video/film dengan berbagai efek.

2. Lower CASE

CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap implementasi dan maintenance dari SDLC. Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Code generators. Contoh :

Visual Basic : Pemograman yang mudah digunakan untuk pengembangan aplikasi,baik itu aplikasi kecil maupun aplikasi besar

3. Cross life-cycle CASE/Integrated CASE (I-CASE)

CASE tools yang dirancang untuk mendukung aktifikas-aktifitas yang terjadi pada beberapa fase dari SDLC. Mengkombinasikan Upper dan Lower CASE menjadi satu. Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Project management tools. Contoh :

Rational Rose : merupakan software yang menyediakan banyak fungsi-fungsi seperti: design proses generate code, reverse engineering, serta banyak fungsi-fungsi yang lain.

E. Integration Of JAD, GSS And CASE Tools•the introduction of CASE tools during the JAD requirement gathering stage of project development has effectively enhanced the design stage of the process.

• using GSS for systems development activities have made it appear that an ideal approach would be to employ the JAD methodology with appropriate GSS tools to support requirements elicitation.

F. Conclusion •We have proposed a framework to integrate GSS, JAD, and CASE to support requirements specification. Such an approach can reduce the need for a highly skillful JAD session leader, a kind of specialist who is always in short supply. The framework would also increase user’s participation and satisfaction in the process.

•We are also planning to build software bridges based on CASE Data Interchange Format standards to integrate groupware products and CASE products.

•The other pertains to the use of GSS for requirements specification in practice and thus to the improvement of applications development productivity in an efficient and effective way.

THANK YOUANY QUESTION ??

SDLC Joint Application Development(JAD)

Documents

Transcript of SDLC Joint Application Development(JAD)