SCAM POLI IKM.pptx
-
Upload
fandy-hazzy-alfata -
Category
Documents
-
view
24 -
download
4
Transcript of SCAM POLI IKM.pptx
POLI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)
OSCE COMPREHENSIVEREINFORCER 2007
Standar Kompetensi Dokter - Keterampilan KlinisPublic Health Medicine
Semuanya Level 4 menurut Piramid Miller (Mampu melakukan secara mandiri):
• Prevention (vaccination policy included)• Recognition of hazardous behaviour and life style• Performing directed medical examination• Assessment of absent due to illness• Performance of environmental research• Performance of several interventions in the domain of primary, secondary
and tertiary prevention like vaccination, periodical medical examination, social medical support and management, prevention of accident and set up a programme/plan for individuals, their environment or an institution.
• Patient safety
Standar Kompetensi DokterPrioritas Masalah Kesehatan – Masalah
KomunitasKeluarga Berencana - Kesehatan Reproduksi
- Koordinasi di tingkat lapangan- Kontrasepsi mantap (suntik, pil, dst)
Kesehatan Ibu dan Anak- Angka kematian ibu- Angka kematian bayi
Gizi- Gizi buruk
- Sosial ekonomiPenyakit-penyakit diare dan penyakit infeksi lain- Flu burung- HIV Aids- New emerging disease
Imunisasi- Polio- Hepatitis B* Hanya diambil sebagian yang sekiranya cukup banyak dipelajari
Isi File
1. PENDIDIKAN/PENYULUHAN MASYARAKAT2. KONSELING PEMASANGAN KONTRASEPSI
3. ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF)
4. PEMASANGAN IUD/AKDR (COPPER T 380A)5. PENCABUTAN IUD/AKDR (COPPER T 380A)
6. IMUNISASI
1. PENDIDIKAN/PENYULUHAN MASYARAKAT
Hal-hal yang berpengaruh terhadap penerimaan seseorang yang telah diberi
pendidikan tentang kesehatan oleh dokter (1/2)
1. Komunikator Kemampuan menerjemahkan menjadi pesan yang sesuai
dengan media yang tersedia dan sasaran kelompok yang dituju. Kemauan untuk membuat komunikasinya berhasil.
2. Media (saluran, alat bantu, sarana, dan sumber daya pendukungnya) Materi yang disampaikan sesuai media/alat bantu yang
tersedia. Atau, media/alat bantu pendukung (bila sumber daya tersedia) menyesuaikan tujuan/isi materi.
3. Sasaran/penerima Perhatikan daya tangkap kelompok sasaran. Perhatikan kemampuan persepsi kelompok sasaran.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap penerimaan seseorang yang telah diberi
pendidikan tentang kesehatan oleh dokter (2/2)
4. Keluaran/dampak (output)Perhatikan muatan/isi dari tujuan yang ingin dicapai
agar sesuai yang diharapkan.
5. Umpan-balik (feedback)Terutama dengan komunikasi dua arah, agar isi materi
dapat segera diperbaiki, dikoreksi dan disesuaikan secara lebih efektif dan efisien.
6. Lingkungan Isi materi termasuk bentuk penyampaian, harus
memperhatikan lingkungan (fisik, mental, sosial, emosional, spiritual, dsb).
Check List Pendidikan/Penyuluhan Masyarakat
2. KONSELING PEMASANGAN KONTRASEPSI
Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi: Alat atau obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan (konsepsi) atau pembuahan
Check List KonselingPemasangan Kontrasepsi (1/3)
ALAT KONTRASEPSI
1. Pil KB2. Suntik3. Implan4. IUD (Intra-Uterine Devices) / AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)5. Kondom6. MOW (Medis Operatif Wanita) Tubektomi7. MOP (Medis Operatif Pria) Vasektomi
Pola Perencanaan Keluarga & Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional
(Indikasi Umum)
Pil IUD-mini Sederhana Implan Suntik
IUD Suntik Mini Pil Pil Implan Sederhana
Kontap IUD Implant Suntik Sederhana Pil
IUD Suntik Mini Pil Pil Implan Sederhana Kontap
20 thn 35 thn
Fase menunda/mencegah kehamilan
Fase menjarangkankehamilan
Fase mengakhirikesuburan/kehamilanFase/Tujuan:
Garis Usia:
Pilihan KB:
Check List KonselingPemasangan Kontrasepsi (2/3)
Pil KBNo. (+) (-) ES
1. Mudah Harus disiplin(minum tiap hari)
Pusing & mual di awal pemakaian
2. Nyaman Mempengaruhi produksi ASI (untuk pil dengan estrogen,
ASI berkurang)
Bercak2 merah
(spotting)
3. Kesuburan segera kembali
Tidak cocok wanita > 35 tahun dan perokok
(metabolisme terganggu)
ASI berkurang(pil dengan estrogen)
4. Cocok untuk PUS muda
(tujuan menunda kehamilan)
Meningkatkan risiko infeksi klamidia di sekitar kemaluan
wanita
BB berubah
5. Tidak mempengaruhi produksi ASI (untuk
pil dengan progesteron)
- Flek
6. Tidak mengganggu hub. seksual
- -
7. Sedikit efek samping - -
8. Dapat dihentikan setiap saat
- -
Saat Pemakaian: a. Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut setiap satu hari satu pil.b. Jika pemakai lupa meminumnya 1 hari maka segera minum 2 tablet keesokkan harinya.c. Jika lebih dari 2 hari, pemakai harus meminumnya lagi setelah haid berikutnya, kecuali jika pemakai yakin sedang tidak hamil.
SuntikNo.
(+) (-) ES
1. Praktis, efektif, aman Kembalinya kesuburan agak telat
Pusing, mual (jarang)
2. Tidak mempengaruhi ASI
(cocok untuk ibu menyusui)
Tidak boleh untuk penderita Ca, darah tinggi, jantung, hati
Tidak menstruasi 3
bulan pertama (Gangguan
haid)
3. Tidak dibatasi umur (dapat untuk wanita >
35 tahun hingga perimenopause)
Gangguan haid:a. Siklus haid
(memendek/memanjang)
b. Perdarahan (banyak/sedikit)
c. Perdarahan tidak teratur/bercak
(spotting)d. Tidak haid
Perdarahan lebih banyak (Gangguan
haid)
4. Pencegahan kehamilan jangka panjang
Pengaruh tak dapat dihentikan sewaktu-
waktu sebelum saatnya
Keputihan (Gangguan
haid)
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Perubahan BB Perubahan BB
6. Sedikit efek samping Lama dipakai: densitas tulang turun,
perubahan lipid serum, vagina kering,
libido turun, gg. emosi, jerawat, dsb.
-
7. Klien tak perlu menyimpan obat suntik
-
Saat Pemakaian: a. Depo provera disuntikkan ke dalam otot (IM) setiap 3 bulan sekali. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, bisa diberikan kurang 1 minggu atau lebih 1 minggu dari patokan 3 bulan.
b. Cyclofem disuntikkan setiap 4 minggu ke dalam otot (intra muskuler).
ImplanNo. (+) (-) ES
1. Tidak mempengaruhi
ASI
Harus dipasang dan diangkat
petugas kesehatan terlatih
Gangguan siklus/pola haid
2. Praktis, efektif Pola haid dapat berubah
Keluar bercak2 darah/perdarahan
lebih banyak selama haid
3. Tidak harusmengingat-ingat
Pemakaian tidak dapat dihentikan
sendiri oleh pemakai
Hematoma/pembengkakan dan
nyeri
4. Masa pakai jangka panjang
(3-5 tahun)
- Pusing, mual(jarang)
5. Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan
- Perubahan BB
6. Bisa digunakan ibu yang tidak cocok hormon
estrogen
- -
Saat Pemakaian: a. Pada saat menstruasi.b. 1-2 hari setelah menstruasi.
IUD (Intra-Uterine Devices) / AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
(1/4)No. (+) (-) ES
1. Praktis, ekonomis Dapat keluar sendiri
(jika ukuran IUD tidak sesuai)
Perdarahan lebih banyak dan lebih
lama saat haid
2. Efektivitas tinggi(kegagalan kecil)
- Bercak2 darah (spotting) pada 1-2
hari setelah pemasangan
3. Kesuburan segera kembali
- Nyeri selama haid
4. Tidak harus mengingat
- Keputihan
5. Tidak mempengaruhi
ASI
- -
IUD (Intra-Uterine Devices) / AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
(2/4)
Indikasi/yang dapat menggunakan:a.Usia reproduktifb.Nuliparac.Ingin kontrasepsi jangka panjangd.Menyusuie.Melahirkan & tidak menyusuif.Abortus & tidak ada infeksig.Risiko rendah IMSh.Tidak ingin metode hormonali. Tidak suka minum pil tiap harij. Tidak ingin hamil setelah 1-5 hari senggama (darurat)k.Perokokl. Gemuk maupun kurusm.Tumor jinak & kanker payudaran.Pusing, sakit kepala
n.Hipertensio.Varises tungkai/vulvap.Penyakit jantungr. Riwayat strokes.Riwayat diabetest.Penyakit hati/empeduu.Malariav.Skistosomiasis (tanpa anemia)w.Penyakit tiroidx.Epilepsi
y.TBC non-pelvikz.Setelah kehamilan ektopikaa.Setelah pembedahan pelvik
Nb: Semua sesuai WHO PENTING!WAJIB HAFAL
IUD (Intra-Uterine Devices) / AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
(3/4)Kontraindikasi:a.Hamil (baik diketahui maupun masih
kemungkinan) Mutlak.
b.Infeksi genital (vaginitis, servisitis).c.PRP (Penyakit Radang Panggul) 3 bulan
terakhir.d.Abortus septik 3 bulan terakhir.d.Perdarahan vagina yang tidak diketahui (hingga dievaluasi).e.Kelainan bawaan uterus & tumor jinak rahim.f. Penyakit trofoblas ganas.g.TBC pelvic.h.Ca alat genital.
i. Ukuran rongga rahim < 5 cm.
Penyakityang KI
PENTING!WAJIB HAFAL
IUD (Intra-Uterine Devices) / AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
(4/4)Saat Pemakaian:a.Setiap waktu dalam siklus haid (begitu juga
pencabutannya), yang dipastikan klien tidak hamil.
b.Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.c.Segera setelah melahirkan, selama 48 jam
pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Ingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
d.Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
e.Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
a-dSaat ada darah keluar dari vaginae KB darurat
Kondom
No. (+) (-) ES
1. Murah Harus memakai kondom baru
Alergi karet
2. Mudah didapat Harus ada persediaan
Sensitivitas glans penis berkurang
3. Tidak perlu resep dokter
Tingkat kegagalan cukup tinggi
-
4. Mudah dipakai sendiri
Dapat sobek -
5. Mencegah PMS Mengganggu kenyamanan
-Saat Pemakaian: Setiap akan berhubungan seksual.
MOW(Tubektomi)
(1/2)
No. (+) (-) ES
1. Permanen Ada risiko dan ES bedah
Infeksi luka pasca operasi
2. Efektivitas langsung setelah
sterilisasi
Permanen, harus dipertimbangkan
baik-baik bila masih ingin punya anak
Perdarahan(hematoma subkutis)
3. Tak mengganggu hub seksual
Sakit dan tidak nyaman jangka pendek setelah
tindakan
Dapat perforasi uterus maupun
kandung kencing
4. Tak ada ES jangka panjang
Harus dilakukan dokter terlatih
Rasa sakit
MOW(Tubektomi)
(2/2)Saat Pemakaian/dilakukan:a. Dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi
apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil
b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c. Pasca persalinan Minilap : dalam waktu 2 hari / setelah 6
minggu / 12 minggu Laparoskopi : tidak tepat untuk klien pasca
persalinand. Pasca keguguran
Triwulan pertama & kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik
MOP(Vasektomi)
No.
(+) (-) ES
1. Permanen Ada risiko dan ES bedah
Abses pada bekas luka
2. Tidak harus mengingat &
memiliki persediaan
Permanen, harus dipertimbangkan
baik-baik bila masih ingin punya
anak
Hematoma skrotum (perdarahan)
3. Tak mengganggu hub seksual
Harus dilakukan dokter terlatih
Sakit
4. Tak ada ES jangka panjang
Harus pakai kontrasepsi lain
(kondom) beberapa hari/minggu hingga
sel mani negatif
-Saat Pemakaian/dilakukan: Setiap saat.
Contoh Tabel RingkasanAlat Kontrasepsi
No.
Kontrasepsi
(+) (-) ES
1. Pil KB Mudah, nyaman
Disiplin Pusing, mual, BB berubah
2. Suntik Praktis, efektif, nyaman
Kembali subur agak telat
Pusing, mual, BB berubah
3. Implan Tidak harus ingat2
Dipasang tenaga ahli
Pusing, mual, BB berubah
4. AKDR Tidak harus ingat2
Dapat keluar sendiri,
dipasang tenaga ahli
Nyeri selama
menstruasi
5. Kondom Murah, mudah didapat
Kegagalan cukup tinggi
Alergi karet
6. MOW Permanen Dilakukan tenaga ahli
Sakit
7. MOP Permanen Dilakukan tenaga ahli
Sakit
Check List KonselingPemasangan Kontrasepsi (3/3)
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (1/6)
1 = Aman 2 = Manfaat > Risiko 3 = Manfaat < Risiko 4 = Risiko akan terjadi
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (2/6)
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (3/6)
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (4/6)
A = Aman B = Dapat dilakukan, persiapan khusus C = Ditunda hingga kondisi medis baik, ganti kontrasepsi lainD = Hanya dapat dilakukan tenaga yang sangat berpengalaman & Fasilitas lengkap
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (5/6)
Tabel Kesesuaian Alat Kontrasepsi dengan Kondisi Klien (6/6)
3. ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF)
CHECK LIST ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF) (1/5)
Penting Diperhatikan Libatkan suami dan istri dalam penatalaksanaan infertilitas. Yakinkan bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual
secara rutin (2-3 kali seminggu) tanpa kontrasepsi apapun. Jalin komunikasi yang baik dengan pasien, yakinkan kerahasiaan
pasien terjaga, sehingga pasien nyaman dalam membicarakan hal-hal yang sensitif sekalipun (misalnya bila ada kebiasaan penyimpangan seksual, dll).
INFERTILITASDefinisiSuatu kondisi di mana pasangan suami-istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual: sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Klasifikasi• Infertilitas primer
Pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
• Infertilitas sekunderPasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun
CHECK LIST ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF) (2/5)
CHECK LIST ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF) (3/5)
Faktor Pengaruh Infertilitas (1/2)
PADA WANITA Kontrasepsi Gangguan nutrisi berat penurunan berat badan, aktivitas berat,
obesitas Stres berat dapat menyebabkan anovulasi dan amenore,
disfungsi seksual (misal: vaginismus, dispareunia) Penyalahgunaan zat Pemaparan:• Timbale di industri tembikar, peleburan, pomp bensin, polusi
kendaraan, dll• Karbon dioksida industri tekstil, dll• Benzene pelarut dalam banyak proses industri
CHECK LIST ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF) (4/5)
PADA PRIA Peradangan pada system
urogenital Pemaparan panas
berlebihan, Benzene, Produk minyak bumi menurunkan kualitas semen
Penyakit sistemik Usia optimal konsepsi
untuk pria < 25 tahun dan penurunan jelas keberhasilan konsepsi bila > 35 tahun
Impotensi
Faktor Pengaruh Infertilitas (2/2)•GO penyumbatan vas deferens•Chlamydia uretritis•Mycoplasma spermatogenesis•Virus Mumps dengan penyulit orchitis•Operasi hernia pasokan darah ke testis•Undescensus testis (cryptorchid) kualitas semen•Anomaly congenital dan reparasi saluran kemih /sakrum ejakulasi•Varikokel pasokan darah•Semua demam yang parah menurunkan kualitas semen•DM ejakulasi retrograde•Kemoterapi Ca menghancurkan sel epitel germinal pria permanen•Stres•Penyalahgunaan zat yang berat = alkohol, marijuana, dll hipogonadism dengan spermatogenesis abnormal•Obat kemoterapi Ca, Sulfasalazine, Tranquilizer kualitas sperma buruk•Paparan diethylstilbestrol in utero kelainan saluran genital, kista epididimis, testis maldesensus dan hipoplastik, dan varikokel
CHECK LIST ANAMNESIS DAN KONSELING INFERTILITAS (BERITA SENSITIF) (5/5)
EDUKASI KONSELING INFERTILITAS
Sesuaikan dengan informasi dari Klien:• Anjuran berhubungan seksual 3 – 4 kali seminggu• Menghilangkan kebiasaan buruk merokok dan
mengonsumsi alkohol• Mengusahakan dan menjaga berat badan seimbang• Mengonsumsi vitamin yang dapat memacu kesuburan,
seperti vitamin E, vitamin C, dan suplemen lainnya• Setia, yaitu melakukan hubungan seksual hanya dengan
istrinya saja• Menghindari stres• Mengonsumsi antioksidan (ada di berbagai macam sayur-
sayuran)
4. PEMASANGAN IUD/AKDR (COPPER T 380A)
CHECK LIST PEMASANGAN AKDR (1/5)
CHECK LIST PEMASANGAN AKDR (2/5)
CHECK LIST PEMASANGAN AKDR (3/5)
Persiapan IUD/AKDR
X
½ X
Selalu Horisontal (sejajar lengan IUD/AKDR) bahkan hingga dimasukkan ke Uterus. Putar bila belum horisontal.
Di Meja
Diangkat
CHECK LIST PEMASANGAN AKDR (4/5)
Tangan Kiri
Pemasangan IUD/AKDR Copper T
Tangan
Kanan
Gunting Mayo
CHECK LIST PEMASANGAN AKDR (5/5)
Edukasi Pasca PemasanganWaktu untuk Pemakai Memeriksakan Diri: 1 bulan pasca pemasangan (4-6 minggu) 3 bulan kemudian Setiap 6 bulan berikutnya Bila terlambat haid 1 minggu Perdarahan banyak/keluhan istimewa lainnya
Petunjuk Tambahan bagi Klien: Bulan pertama terutama setelah haid px tali Setelah bulan pertama px tali, bila: kram/kejang perut bawah, perdarahan
(spotting) antara haid/pasca senggama, nyeri pasca senggama/suami tak nyaman saat hub seksual
Copper T-380A dilepas maksimal 10 thn pemasangan Ke klinik bila: tak dapat meraba tali AKDR, terasa bg keras dari AKDR, AKDR
lepas, siklus terganggu, keluar cairan mencurigakan, ada infeksi.
5. PENCABUTAN IUD/AKDR (COPPER T 380A)
CHECK LIST PENCABUTAN AKDR (1/2)
CHECK LIST PENCABUTAN AKDR (2/2)
Catatan:1. Bila benang tidak terlihat, rujuk ke SpOG.2. Untuk Pencabutan AKDR, tidak menggunakan tenakulum.3. Bila benang AKDR tak tampak, periksa di kanalis servikalis dengan
klem lurus/lengkung. Bila tak ditemukan, masukkan klem/alat pencabut AKDR ke dalam cavum uteri untuk menjepit benang/AKDR itu sendiri.
4. Bila AKDR sulit ditarik, putar klem perlahan sambil tetap menarik AKDR.5. Bila sudut uterus & kanalis servikalis tajam, gunakan tenakulum
untuk menjepit serviks, lakukan tarikan ke atas dan ke bawah pelan2 & hati2 sambil memutar klem. Jangan pakai tenaga besar.
Contoh Kasus 11. Tn. & Ny. Salim (25 thn, P1A0, post partum 30 hari)
menyatakan keinginannya utk ikut program KB, sebelum menentukan pilihan metode KB, Ny. Salim ingin mendapatkan konseling ttg KB.
2. Setelah diterangkan mengenai metode kontrasepsi, pasien memutuskan memilih IUD. Saat ini pasien tidak punya riwayat infeksi menular seksual. Apa yang anda lakukan?
Jelaskan sesuai check list. IUD/AKDR aman bila digunakan.
Contoh Kasus 21. Klien adalah wanita 37 thn dengan 4 anak yang tidak ingin
mempunyai anak lagi.Pasti Kontap (lebih ke wanitanya) tubektomi.2. Klien punya riwayat hipertensi.Lakukan PF untuk mengetahui tek. darahnya.3. Ternyata tek. darah 150/90 mmHg. Lakukan yang seharusnya
dilakukan!
Sistolik & Diastolik masih termasuk ketentuan B. Artinya, Kontap tubektomi Dapat dilakukan, dengan persiapan khusus.
Hipertensi terkontrol BKenaikan tek darah:- Sistolik 140-160 atau Diastolik 90-100 B- Sistolik >160 atau Diastolik >100 DPenyakit Vaskular DMultiple penyakit kardiovaskuler D
Contoh Kasus 3Klien adalah wanita 28 thn dengan 2 anak dimana anak terakhir BB-nya 3550 gram. Keluarga punya riwayat diabetes. Apa metode KB yang tepat? BB anak terakhir normal (N = 2000-4000 gr), usia reproduktif, tujuan lebih
ke menjarangkan anak karena masih dimungkinkan ingin punya anak lagi. Kontrasepsi lebih ke arah IUD/AKDR. Diabetes bukan penghalang dilakukannya pemasangan IUD/AKDR.
Klien adalah wanita 32 thn dengan 1 anak, hendak hamil lagi setelah anak berusia 2 tahun. Keluarga punya riwayat Ca mamae. Apa metode KB yang tepat?Usia reproduktif, tujuan lebih ke menjarangkan anak karena jelas ingin punya anak lagi.Kontrasepsi lebih ke arah IUD/AKDR.Ca mamae bukan penghalang dilakukannya pemasangan IUD/AKDR.
Contoh Kasus 4
6. IMUNISASI
• BCG• Typhoid
Oral
• Difteria• Tetanus• Pertusis• Kolera
• Meningo• Pneumo• Hib• Tifoid inj
• Campak• Parotitis• Rubela• Varisela• Rotaviru
s
• OPV• Yellow
Fever
• Influenza• IPV
• Hepatitis B
• Hepatitis A
• Rabies
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri
Vaksin Virus
Vaksin Hidup
Vaksin Inaktif
Nb: Font merah adalah vaksin IMUNISASI DASAR (BCG, Campak, Polio, DPT, Hep B)
Vial Vaccine Monitor (VVM)
Vial Vaccine Monitor (VVM)
Cara menguji vaksin yang
sudahpernah
terpapar panas > 8°C
CHECK LIST TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI
(1/5)
DARI KERTAS FOTO COPY KETIKA SKILLAB
CHECK LIST TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI(2/5)
Lokasi Penyuntikan: Deltoid
ARAH JARUM:Ke Acromion
Lokasi Penyuntikan: Vastus Lateralis
ARAH JARUM:Ke Condylus Lateral
Posisi PenyuntikanPENYUNTIKAN PADA VASTUS LATERAL (kiri)FIKSASI PADA ANAK:Ekstremitas atas kananDi belakang badan ibu melewati ketiak ibu sehingga tak bebas
Ekstremitas atas kiri Lengan tempelkan badan si anak, difiksasi seluruh lengan kirinya oleh ibu sehingga tak bebas
Ekstremitas bawah (kedua kaki)Difiksasi dengan dijepit kedua paha ibu sehingga tak bebas
PENYUNTIKAN PADA DELTOID (kiri)Sama dengan pada Vastus Lateral, bedanya:Ekstremitas atas kiriLengan tempelkan badan si anak, difiksasi lengan bawahnya oleh ibu sehingga tak bebas & bagian deltoid tidak tertutup
Tidak ditemukan gambar yang sesuai
CHECK LIST TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI
(3/5)
Lapisan, Sudut & Jarum Suntik Imunisasi
Intradermal
Subkutan
Intramuskular
45o-60o
80o-90o
BCG
Campak, MMR,Varicella, Hib
DPT, Hepatitis B,Hepatitis A
5o-10o (<30o)
Lapisan Sudut Jenis Imunisasi
Untuk imunisasi Polio (OPV), dilakukan secara Oral
Jarum
Ukuran 25-27;panjang 10 mm
Ukuran 25;panjang 26 mmBayi:Ukuran 27;panjang 12 mm
Dewasa Gemuk:Ukuran 23;panjang 38 mm
Standar jarum suntik: ukuran 23, panjang 25 mmBayi kurang bulan, umur ≤ 2 bulan, bayi2 kecil: Ukuran 26, panjang 16 mm
Ringkasan Imunisasi Dasar 1 TahunBCG Hep. B Hep. B
(BBLR) OPV DPT Campak
Usia 0-2 bln 0, 1, 6 bln
0, 1, 2, 6 bln
0, 2, 3, 6 bln
2, 4, 6 bln 9 bln
Dlm 1 tahun 1x 3x 4x 4x 3x 1x
Dosis 0,05 ml
HbsAg Ibu (+): HbIg 0,5
mlHbsAg Ibu (-): HbIg
0,06 ml
HbsAg Ibu (+): HbIg 0,5 ml + Hbs
0,5 ml
2 tetes(≈0,02
ml)0,5 ml 0,5 ml
CaraPembe
rian
ID(Tdk
diaspirasi)
IM(Aspirasi
dulu)
IM(Aspirasi
dulu)Oral
IM(Aspirasi
dulu)
SC(Aspirasi
dulu)
Lokasi Deltoid kanan
Vastus lateral (ka/ki)
Vastus lateral (ka/ki)
-
Bisa Deltoid /Vastus (ka/ki)
Deltoid (ka/ki)
KeteranganLain
Tidak dilakukan
disinfektan.
-
Bila (+) Hep. B >
1 thn, tak
perlu vaksin.
- -
Cubit tebal ketika
penyuntikan.
Tidak dilakukan dep kapas,
kecuali darah.
Terlambat > 1 thn, diganti MMR.
Bila > 3 bln, hrs Uji
Tuberkulin. Harus (-).
Berikan Paracetamol (10mg/kgBB) sekitar 30 menit sebelum dilakukan imunisasi.
Vaksin Hep. B pada Prematur & BBLR
Ibu HBsAg (+) Ibu HBsAg (-) Ibu HBsAg (?)
HBsAg Ibu
Bayi Berat Lahir ≥ 2000 g
Bayi Berat Lahir < 2000 g
(+)
(1) Vaksin HepB + HBIg (dalam umur 12 jam).
(2) Imunisasi 3 dosis pada 0,1, dan 6 bln umur kronologis.
(3) Periksa anti-HBs dan HBsAg pada umur 9–15 bln.
(4) Bila HBsAg dan anti-HBs negatif, reimunisasi dengan 3 dosis, dengan interval 2 bulan, dan periksa kembali HBsAg dan anti-HBs.
(1) Vaksin HepB + HBIg (dalam umur 12 jam).
(2) Imunisasi 4 dosis vaksin pada 0,1,2-3, dan 6 bulan umur kronologis.
(3) Periksa anti-HBs dan HBsAg pada umur 9–15 bln.
(4) Bila HBsAg dan anti-HBs negatif, reimunisasi dengan 3 dosis, dengan interval 2 bulan, dan periksa kembali HBsAg dan anti-HBs.
(-)
(1) Dianjurkan vaksin HepB saat lahir.
(2) Imunisasi HepB dalam 3 dosis pada umur 0–2, 1–4, dan 6–18 bln umur kronologis.
(3) Bila vaksinasi kombinasi mengandung HepB, berikan saat usia 6–8 minggu umur kronologis.
(4) Evaluasi anti-HBs dan HBsAg tidak perlu dilakukan.
(1) Vaksin HepB dosis-1 dlm 30 hari umur kronologis, bila klinis stabil, atau pada saat keluar dari RS sebelum 30 hari umur kronologis.
(2) Imunisasi HepB dalam 3 dosis pada umur 1–2, 2–4, 6–18 bln umur kronologis.
(3) Bila vaksinasi kombinasi mengandung HepB, berikan saat usia 6–8 minggu umur kronologis.
(4) Evaluasi anti-HBs dan HBsAg tidak perlu dilakukan.
(?)
(1) Vaksin Hepatitis B (dalam 12 jam) + HBIg (dalam 7 hari) bila hasil pemeriksaan HBsAg ibu positif.
(2) Periksa HBsAg ibu segera.
(1) Vaksin Hepatitis B + HBIg (dalam 12 jam).
(2) Periksa HBsAg ibu segera, bila tidak dapat dilaku- kan dalam 12 jam, berikan HBIg.
CHECK LIST TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI
(4/5)
Pasca ImunisasiEDUKASI- Menjelaskan adanya reaksi/Syok Anafilaktik- Diminta menunggu 30 menit (jangan pulang dulu)- Tidak boleh menyusui/memberikan ASI ± 2 jam- Menjelaskan jadwal kapan imunisasi berikutnya- Memberikan Paracetamol tiap ± 3-4 jam (10mg/kgBB),
max 6 kali/hari
YANG KITA LAKUKAN- Melakukan penatalaksanaan Syok Anafilaktik (bila ada):
Beri Adrenalin, secara IM, lokasi di sisi satunya bagian yang disuntik
Dosis Adrenalin 0,1-0,3 ml/kgBB dengan pengenceran 1:10.000
- Menulis Rekam Medis
Keterlambatan Jadwal Imunisasi(Contoh)
Imunisasi-1Imunisasi-2 Imunisasi-3
JADWALSEHARUSNYA
Imunisasi-1 Imunisasi-2 Imunisasi-3
JADWALKETERLAMBATAN
2 bln 4 bln 6 bln
2 bln 5 bln 7 bln
Imunisasi-4
10 bln
Imunisasi-4
11 bln
Terlambat 1 bulan
2 2 4
2 4
Ikuti interval (jarak) sesuai jadwal seharusnya
CHECK LIST TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI
(5/5)DARI BUKU SKILLAB
QUIZ
Kasus 1Sepasang suami (30 thn) datang bersama istrinya (29 thn).Keduanya bermaksud menjarangkan untuk dikaruniai anak.Pasangan tersebut telah memiliki 2 orang anak, ingin punya anak lagi sekitar 4 tahun kemudian.Sekarang istri tidak hamil.Suami mengalami hipertensi, istri berbadan besar (obesitas) dengan riwayat DM.Suami ingin istri metode KB suntik.Istri tidak ingin semua metode KB yang mengandung hormon.Metode KB yang tepat adalah:
50 : 50
A. Suami: KondomIstri: Suntik
C. Suami: KondomIstri: Implan
B. Suami: VasektomiIstri: Tubektomi
D. Suami: KondomIstri: IUD/AKDR Copper T 380A
Kasus 2Sepasang suami (28 thn) datang bersama istrinya (26 thn).Keduanya bermaksud konsultasi agar dikaruniai anak.Pasangan tersebut telah menikah hampir 2 thn yang lalu.Sampai saat ini, selama berhubungan seksual tidak pernah memakai alat kontrasepsi apapun.Berhubungan seksual sekali seminggu.Suami bekerja di pabrik sejak 4 tahun yang lalu, kemudian pindah bekerja di restoran sebagai koki mulai 2 bulan yang lalu, istri adalah penjual jajanan keliling sejak 3 tahun yang lalu.Keduanya tidak pernah merokok maupun minum alkohol, berolahraga lari pagi seminggu sekali.Pada PF istri tak ditemukan kelainan berarti. Begitu juga pada suami.Edukasinya:
50 : 50
A. Lebih meningkatkan frekuensi hubungan seksual
C. Banyak makan vitamin & antioksidan
B. Mengganti pekerjaan suami
D. Lebih meningkatkan olahraga
Kasus 3Seorang ibu datang membawa seorang anak perempuannya.Dari hasil anamnesis, diketahui usianya 4 bulan, bayi lahir preterm dengan berat badan 3500 gram. Tidak ditemukan riwayat yang patologis dalam keluarganya.Dari hasil pemeriksaan fisik, semuanya DBN. KU: normal. TD: 85/50 mmHg. N: 120x/mnt. RR: 45x/mnt. T: 36,5oC (aksila).Imunisasi wajib yang tidak dapat diberikan:
50 : 50
A. BCG
C. DPT
B. Campak
D. Polio
Kasus 4Seorang ibu datang membawa seorang anak laki-lakinya.Dari hasil anamnesis, diketahui usianya 6 bulan, bayi lahir preterm BB: 2 kg. Tidak ditemukan riwayat patologis di keluarganya.Dari hasil pemeriksaan fisik, termasuk vital sign semuanya DBN. KU: normal.Sebelumnya belum pernah imunisasi BCG.Dilakukan Tes Tuberkulin hasilnya (-).Kemudian dilakukan imunisasi wajib yang seharusnya.Setelah sampai di rumah, timbul KIPI berupa demam.Kemungkinan imunisasi wajib penyebab demam terbesar & edukasinya:
50 : 50
A. Hepatitis B;Beri Adrenalin 0,1-0,3 ml/kgBB pengenceran 1:10.000
C. BCG;Beri Adrenalin 0,1-0,3 ml/kgBB pengenceran 1:10.000
B. OPV;Beri Paracetamol 10 mg/kgBB tiap ± 3-4 jam
D. DPT;Beri Paracetamol 10 mg/kgBB tiap ± 3-4 jam
Kasus 5
Hal yang tidak benar mengenai IUD/AKDR:
25 : 75
A. Klien yang terpasang IUD/AKDR diminta datang 1 bulan lagi untuk memeriksakan diri
C. Bila saat pencabutan IUD/AKDR tak terlihat tali, maka dirujuk ke dokter spesialis Obsgyn
B. Copper T-380A dilepas maksimal 10 thn pemasangan
D. Saat pencabutan IUD/AKDR, serviks harus dijepit dengan tenakulum pada arah jam 12
TERIMA KASIH