SBP
-
Upload
dhany-wicaksono -
Category
Documents
-
view
85 -
download
1
Transcript of SBP
48
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Fuzzification Unit
SensorKetinggian Air
Sensor PompaOtomatis Fuzzy Reasoning Mechanism
Fuzzy Knowledge Base
Rule Base Data Base
Digital Fuzzy Processor Pada MCS 52
LCD
L297Controller
Stepper
L298DriverStepper
StepperMotor
Defuzzification Unit
Relay
Pompa
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Pengendali Pintu Air
Sistem ini dirancang untuk dapat diterapkan pada pintu air dari sebuah waduk
atau bendungan dengan berbasiskan fuzzy logic untuk membuka dan menutupnya pintu
air. Pada perancangan sistem ini, fuzzification unit yang berupa sensor ketinggian air
merupakan perangkat yang melakukan input fuzzy.
Input ketinggian air akan diproses oleh digital fuzzy processor. Fuzzification
strategy yang digunakan adalah pendekatan fuzzy singleton dimana data-data yang
diperoleh dari sensor dikonversi menjadi suatu membership function secara konseptual.
Input dari fuzzification unit akan diproses oleh fuzzy reasoning mechanism untuk
menghasilkan output berupa ketinggian pintu air. Proses fuzzy yang terjadi adalah SISO
49
(Single Input Single Output). Fuzzy logic controller menggunakan static fuzzy
knowledge base dimana fuzzy number rulesnya adalah angka yang tetap, tidak dapat self
learning .
Bila sensor tergenang air maka sensor akan membaca masing-masing level
ketinggian air. Ketinggian air yang diperoleh merupakan input yang akan diproses oleh
digital fuzzy processor dengan melalui proses fuzifikasi dan defuzifikasi. Digital fuzzy
processor terdiri dari fuzzy reasoning mechanism dan fuzzy knowledge base. Fuzzy
knowledge base terdiri dari rule base dan data base. Rule base merupakan aturan fuzzy
yang berupa IF – THEN sedangkan data base terdiri dari membership function.
Hasil output dari digital fuzzy processor akan diproses oleh defuzzification unit
untuk menghasilkan gerakan yang berupa jumlah putaran clock dan arah putaran
(CW/CCW) pada motor langkah yang merupakan pengaturan ketinggian air.
Defuzzification unit merupakan perangkat yang melakukan output fuzzy, unit ini terdiri
dari tiga modul yaitu L297 controller stepper, L298 driver stepper, dan stepper motor.
L297 memiliki fungsi dasar yaitu sebagai translator, yang membangkitkan rangkaian
fase motor. Fase motor yang digunakan yaitu fase normal. L297 dapat mengatur arah
putaran (CW/CCW) dan clock. L298 memiliki fungsi untuk menjalankan motor langkah
dengan mengatur tegangan output dari L297 dan menjaga arus agar tidak hilang dalam
sens resistor.
Modul LCD menampilkan data sistem untuk mengetahui ketinggian air,
ketinggian pintu air, dan nilai fuzzy set. Modul relay pada modul ini berfungsi sebagai
saklar yang mengatur ON/OFF modul pompa otomatis.
50
Sistem kontrol yang digunakan pada sistem kontrol ini merupakan sistem kontrol
lup terbuka, dimana sinyal keluaran dari sistem tidak mempengaruhi aksi pengontrolan
sistem.
Perancangan alat pada sistem meliputi bidang penyedia air sebagai sumber air
dan bidang penampungan air yang akan menampung air dari bidang penyedia air. Pada
bidang penyedia diinginkan agar volume air selalu terpenuhi. Modul sensor pompa
otomatis berfungsi untuk mengisi agar volume bidang penyedia air selalu terpenuhi. Jika
ketinggian air pada bidang tersebut berkurang atau tidak terpenuhi maka modul sensor
pompa otomatis akan memberikan data high pada mikrokontroler yang mengakibatkan
modul relay akan menghidupkan pompa otomatis.
3.1.1 Rangkaian Sistem Minimum
P10
P16P15P14P13P12P11
P17
P00
P06P05P04P03P02P01
P07
Init1Init0T1T0
EA/VPP
X1X2
Reset
P20
P26P25P24P23P22P21
P27
RDWR PSEN
ALE/PROGTXDRXD
1 8765432
31
1 8765432
Header 8 pin ke Sensor
33uF
33uF11.0592 Mhz
VCC
12345678
3938373635343332
Ke LCD Karacter 4 x 20
Ke Stepper MotorControllers
212223
25262728
AT89C52
Header 8 pin ke Modul Relay
1uF
220 W
1819
9
VCC
P30P31
VS
VCC
Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Minimum
51
Mikrokontroler ini memiliki ROM internal sebesar 8 Kbyte dan memori internal
sebesar 256 byte. Pada rangkaian sistem minimum ini, modul sensor ketinggian air
dihubungkan pada mikrokontroler pada port 1.0 sampai dengan port 1.6, modul LCD
dihubungkan pada port 0.0 sampai dengan 0.7, modul pengontrol motor langkah
dihubungkan pada port 2.0 sampai 2.2.
Reset pada mikrokontroler bersifat aktif high, digunakan untuk mereset seluruh
isi dari register dan port dari mikrokontroler. Cara kerjanya yaitu pada saat pertama kali
Vcc sebesar + 5 volt diberikan, kapasitor belum memiliki muatan dan terhubung singkat.
Keadaan ini akan mengakibatkan pin RST memiliki logika 1, akan tetapi secara
berangsur-angsur kapasitor 1 µF akan terisi muatan dan kemudian penuh, sehingga arus
searah tidak dapat melaluinya dan mengakibatkan pin RST akan memiliki logika 0.
Ketika saklar ditekan maka kondensator akan membuang muatannya dan arus akan
melewati saklar sehingga akan mereset mikrokontroler.
Rangkaian pembangkit pulsa clock pada mikrokontroler merupakan sebuah
kristal sebesar 11,0592 MHz untuk menggerakkan mikrokontroler dan dua buah
kapasitor berukuran 33 pF untuk menyetabilkan frekuensi.
Pada rangkaian ini terdapat sebuah kapasitor sebesar 1000 µF, fungsinya yaitu
untuk mengurangi ripple tegangan yang diberikan dari power supply ke mikrokontroler.
Dua buah dioda IN 4001 yang berfungsi sebagai penyearah arus dari mikrokontroler ke
modul motor. Satu buah regulator digunakan untuk mengubah tegangan dari + 12 volt
menjadi + 5 volt.
52
3.1.2 Modul Pengendali Motor Langkah
Pada skripsi ini digunakan IC L297 sebagai controller dan IC L298 sebagai
driver motor langkah, alasannya adalah karena keduanya umum dipakai pada
pengendalian motor langkah dan penggunaannya cukup mudah dan ekonomis.
CTL
CLKRSTCW/CCWHALF/FULL
VREF
OSCEN
SEN1SEN2 HOME
INH2INH1
SYNC
ABCD
L297
SEN ASEN B
OUT1OUT2OUT3OUT4
IN1IN2IN3IN4EN AEN B
Vs
L298N
4679
58
57
1012
611
Dari SistemMinimum
10
18
17
13
1514
1
VCC
1119
1K
15
20
16
100nF33nF
VCC
22K
0.33/2W 0.33/2W
100nF
Vs
470uF/50V
4
1314
23
1
3
L298N
8 = gnd9 = vcc
L297
1 = ambang2 = gnd3 = ambang12 = vcc
Gambar 3.3 Modul L297 dan L298
Sistem ini dirancang dengan menggunakan satu buah motor langkah yaitu untuk
menggerakkan pintu air utama yang digerakkan ke atas untuk membuka dan ke bawah
untuk menutup.
L297 memiliki fungsi dasar yaitu sebagai translator, yang membangkitkan
rangkaian fase motor. Translator dapat membangkitkan tiga rangkaian yang berbeda,
dengan memilih input HALF/FULL. Diantaranya yaitu normal, wave, dan half step.
3.1.3 Modul Sensor Ketinggian Air
Pada skripsi ini digunakan modul sensor ketinggian air yang berupa elektroda
yang berupa baut sebagai sensornya. Alasan penggunaannya karena biayanya cukup
ekonomis, rangkaiannnya sederhana, dan memiliki tingkat kesensitifan cukup baik.
53
Ω 1KΩ
Ω 1KΩ
Ω 1KΩ
Ω 1KΩ
Ω 1KΩ
VCC
Ω 1KΩ
1M Ω 1KΩKe Sistem Minimum
P10
P16
P15
P14
P13
P12
P111M
1M
1M
1M
1M
1M
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Ketinggian Air
Rangkaian pengukur ketinggian air ini bersifat aktif low. Cara kerja dari
rangkaian ini yaitu jika baut tidak tergenang oleh air, maka tegangan sebesar + 5 volt
akan masuk ke mikrokontroler dan data akan berlogika high karena arus dari sumber
tidak mengalir ke ground. Dan jika baut tergenang oleh air (short), maka akan
menyebabkan tegangan sebesar + 5 volt mengalir ke ground sehingga mengakibatkan
mikrokontroler mendapatkan input data yang berlogika low karena arus sumber akan
mengalir ke ground.
54
3.1.4 Modul LCD
Ke Sistem MinimumP00
P06P05P04P03P02P01
P07
P27P26P25P24
RS
R/W
E DB0
DB1
DB2
DB3
DB4
DB5
DB6
DB7
A KVoVdd
Vss
LCD Karakter 4x20
R pack
Ω10K
VCC
VCC
5KΩ
VCC
100 Ω
VCC
100 Ω5KΩ
Gambar 3.5 Rangkaian Modul LCD
LCD pada sistem ini akan digunakan untuk menampilkan informasi dari
ketinggian air, seberapa besar ketinggian pintu air, dan fuzzy set sistem
Pada modul ini terdapat dua buah potensio yang masing-masing besarnya 5 K.
Potensio yang terhubung dari modul mikrokontroler ke pin Vo pada LCD berfungsi
untuk mengatur ketebalan tulisan. Sedangkan untuk mengatur tingkat kecerahan pada
LCD diatur oleh sebuah potensio yang terhubung dari modul mikrokontroler pada port
2.7 menuju pin A pada modul LCD
55
3.1.5 Modul Relay
1 8765432
Dari Sistem Minimum
7815100 Ω
1KΩ1KΩ
1KΩ
200KΩ
200KΩ
200KΩ
200KΩ
200KΩ
21
Ke Sensor Penampungan
Relay
Female Jack
220V+ -
Ke Pompa Air
CB
E
Sensor Pompa
Header Sistem Minimum :Pin 1 = Vs 30VPin 2 = GndPin 3 = Vcc 5VPin 7 = MCS P3.1Pin 8 = MCS P3.0
Header Sensor Pompa :Pin 1 = SensorPin 2 = Gnd
Gambar 3.6 Rangkaian Modul Relay
Pada modul ini terdapat dua buah rangkaian yaitu rangkaian relay dan rangkaian
sensor pengatur pompa yang digunakan untuk mengisi bidang penyedia air agar volume
air selalu terpenuhi. Relay pada modul ini berfungsi sebagai saklar yang mengatur
ON/OFF modul pompa otomatis. Pada saat kondisi sensor pompa tergenang air, maka
sensor akan menjadi low maka rangkaian relay akan terputus dan menyebabkan pompa
menjadi OFF.
Transistor pada rangkaian ini berfungsi sebagai saklar. Jika tegangan pada basis
lebih besar dari tegangan emiter maka transistor akan short sehingga mengakibatkan
tegangan dari regulator 15 V akan langsung ke ground dan relay tidak mendapatkan
tegangan, dengan kata lain relay akan OFF.
56
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Sistem ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman C Keil untuk
mengontrol mikrokontroler AT89C52.
3.2.1 Diagram Alir Pada Mikrokontroler
Gambar 3.7 Diagram Alir Utama Pada Sistem Minimum
57
Start
posisiNext >=posisiAktual ?
putar = posisiNext - posisiAktual;Stepper_Dir = NAIK;
End
P1==0x0FF ?
posisiNext = 14235;tinggiAir = 0;
cetakString(“ “,14,20);cetakString(“7”,16,60);
cetakAngka();
B
A
P1==0x0FE ?
posisiNext = 13182;tinggiAir = 10;
cetakString(“6”,16,60);
cetakAngka();
P1==0x0FC ?
posisiNext = 9100;tinggiAir = 25;
cetakString(“5”,16,60);
cetakAngka();
P1==0x0F8 ?
posisiNext = 8528;tinggiAir = 65;
cetakString(“4”,16,60);
cetakAngka();
Ya
Tidak
YaYa Ya
TidakTidakTidak
putar = posisiAktual - posisiNext;Stepper_Dir = TURUN;Tidak
Ya
Gambar 3.8 Diagram Alir Cek Sensor 1
58
P1==0x0F0 ?
posisiNext = 5850;tinggiAir = 80;
cetakString(“ “,14,20);cetakString(“3”,16,60);
cetakAngka();
B
A
P1==0x0E0 ?
posisiNext = 4732;tinggiAir = 110;
cetakString(“2”,16,60);
cetakAngka();
P1==0x0C0 ?
posisiNext = 2600;tinggiAir = 125;
cetakString(“1”,16,60);
cetakAngka();
posisiNext = 0;tinggiAir = 180;
cetakAngka();
Ya
Tidak
YaYa
TidakTidak
Gambar 3.9 Diagram Alir Cek Sensor 2
59
Start
Sensor_Tampung_Air== Low ?
Pompa_En = Low;
Pompa_En = High;Tidak
Ya
Stepper_En = High;Stepper_Clk = High;delay(70);Stepper_Clk = Low;delay(50);putar=putar-1;
Stepper_Dir == Naik ?Tidak
Ya
posisiAktual = posisiAktual+1;
posisiAktual = posisiAktual-1;
Pompa_En = Low;
Pompa_En = High;Tidak
Ya
Sensor_Tampung_Air== Low ?
End
posisiAktual == 0 ?
tinggiPintu == 0;
cetakAngka ();
cekSensor ();
Stepper_En = Low;
posisiAktual == 650 ?
tinggiPintu == 5;
cetakAngka ();
cekSensor ();
posisiAktual==1300 ?
tinggiPintu ==10;
cetakAngka ();
cekSensor ();
posisiAktual==1950 ?
tinggiPintu ==15;
cetakAngka ();
cekSensor ();
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
B
A
Gambar 3.10 Diagram Alir Putaran Motor 1
60
Gambar 3.11 Diagram Alir Putaran Motor 2
61
Gambar 3.12 Diagram AlirPutaran Motor 3
62
3.3 Rancang Bangun
Rancang bangun sistem dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk pintu air dan mur
baut, sensor ketinggian air dan aquarium sebagai prototipe penampungan air.
3.3.1 Rancang Bangun Pintu Air dan Mur Baut
Pintu air dibuat bergerak naik turun untuk membuka atau menutup prototipe
sistem. Motor langkah yang digunakan nantinya akan dapat membuka atau menutup
pintu sesuai dengan output yang diberikan.
Untuk membuka atau menutup pintu digunakan sebuah baut yang terpasang pada
motor langkah, serta dua buah mur yang terpasang pada pintu air.
5 cm
30 cm
20 cm12 cm
20 cm
Mur
20 cm
Motor langkahyang dialasi
mika
Gambar 3.13 Rancang Bangun Pintu
63
3.3.2 Rancang Bangun Sensor Ketinggian Air
Sensor ketinggian air yang digunakan adalah sensor elektroda. Dalam
implemetasinya pelat tembaga dapat digantikan dengan baut. Sensor ini memiliki
tingkat ketepatan pengukuran yang tinggi, serta output digital sehingga tidak perlu
menggunakan ADC lagi sebagai input bagi sistem minimum.
40 cm
1 cm0 cm
2.5 cm
6.5 cm
11 cm
8 cm
12.5 cm
18 cm
gnd+ 5 VKe modul sensor ketinggian air
Digunakan kabel sebagaibaut ke modul sensor
penghubung dari mur danketinggian air
Gambar 3.14 Rancang Bangun Sensor Ketinggian air
64
3.3.3 Rancang Bangun Prototipe Akuarium
Prototipe ini menggunakan media kaca dengan dua buah bidang, yaitu bidang
kecil sebagai penyedia air, dan bidang besar sebagai penampungan air. Sensor
ketinggian air ditempatkan pada bidang penampungan air.
Celahselebar 1 cm
60 cm
20 cm
20 cm
20 cm20 cm
40 cm
40 cm
Gambar 3.15 Rancang Bangun Prototipe Akuarium
3.4 Desain Fuzzy Logic
Pada skripsi ini digunakan fuzzy logic dengan fungsi keanggotaan trapesium
untuk fuzifikasi dan fungsi keanggotaan segitiga untuk defuzifikasi karena memiliki
ketepatan penampilan yang lebih baik. Sedangkan aturan dasar fuzzy (fuzzy knowledge
base) yang digunakan yaitu SISO (Single Input Single Output) dengan input dan output
berjumlah satu.
65
3.4.1 Variabel input
Variabel input yang dimasukkan disini adalah ketinggian air yang diukur melalui
suatu sensor ketinggian air di dalam sistem minimum yang diberi range antara 0 cm
sampai dengan 20 cm. Selanjutnya variabel ini akan diproses secara fuzzy oleh
mikrokontroler MCS-52 sesuai dengan fuzzy rule yang diprogramkan.
3.4.2 Variabel output
Variabel output dalam sistem ini adalah suatu aksi naik dan turunnya pintu air
dengan ketinggian tertentu yang mengikuti variabel inputnya yaitu ketinggian air.
Output dalam sistem ini diberikan range nilai antara 0 cm sampai dengan 12 cm.
3.4.3 Fungsi Keanggotaan dan Fuzzy Set
Sebelum melakukan fuzifikasi dan defuzifikasi, perlu diketahui terlebih dahulu
data mengenai debit air dari prototipe pintu air. Pengambilan data dilakukan dengan
membiarkan bidang penampungan air dibiarkan kosong dan bidang penyedia air terisi
penuh oleh air, kemudian pintu air dibuka dengan ketinggian 0.5 cm sampai air yang
berada di bidang penyedia air mengalir ke bidang penampungan air dengan ketinggian 5
cm dengan waktu yang dicatat. Pengambilan data ini dilakukan secara bertahap sampai
ketinggian pitu membuka penuh yaitu 12 cm. Dengan melakukan pengambilan data
seperti ini maka akan dapat ditentukan jumlah sensor yang akan digunakan dan jarak
dari masing-masing sensor. Berikut ini adalah data mengenai debit air yang telah diukur
dengan ketinggian 5 cm (volume = 4 L).
VI = Variabel Input ( ketinggian air dalam cm)
VO = Variabel Output (ketinggian pintu air dalam cm)
66
D = Debit air (L/d)
KVO = Kesimpulan Variabel Output
LS = Letak Sensor (cm)
Tabel 3.1 Data debit air VO Waktu
(m : d) D
0 16 : 15 0.004 0.5 01 : 44 0.038 1 01 : 32 0.043
1.5 01 : 25 0.047
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 0 cm
2 00 : 40 0.1 2.5 00 : 35 0.114 3 00 : 28 0.143
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 2 cm
3.5 00 : 26 0.154 4 00 : 21.5 0.186
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 3.5 cm
4.5 00 : 19 0.211 5 00 : 18 0.222
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 4.5 cm
5.5 00 : 16 0.25 6 00 : 14 0.286
6.5 00 : 14 0.286
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 5.5 cm
7 00 : 13 0.308 7.5 00 : 12 0.333 8 00 : 12 0.333
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 7 cm
8.5 00 : 10.5 0.381 9 00 : 10 0.4
9.5 00 : 10 0.4 10 00 : 10 0.4
10.5 00 : 10 0.4
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 8.5 cm
11 00 : 09 0.444 11.5 00 : 09 0.444 12 00 : 09 0.444
Sedikit perbedaan debit, dapat diwakilkan menjadi satu kesatuan dengan ketinggian pintu air 12 cm
Berdasarkan pada data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat delapan
keadaan dari membuka dan menutupnya pintu air, yaitu pada ketinggian 0 cm atau
menutup, 2 cm, 3 cm, 4.5 cm, 5.5 cm, 7 cm, 8.5 cm, dan 12 cm. Dan oleh karena
terdapat delapan keadaan pintu air maka digunakan tujuh buah sensor yang dengan jarak
antara masing-masing sensor ketinggian air dapat dilihat pada tabel berikut ini.
67
Tabel 3.2 Data letak sensor
VO D KVO LS Keterangan 0 0.004
0.5 0.038 1 0.043
1.5 0.047
0 18 Perubahan debit dari 0.1 L/s menuju ke 0.004 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume 14.4 L dengan konsekuensi pada prototipe pintu air terjadi sedikit perembesan dengan debit 0.004 L/s
2 0.1 2.5 0.114 3 0.143
2
12.5
Perubahan debit dari 0.154 L/s menuju ke 0.1 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume
10 L
3.5 0.154 4 0.186
3.5 11 Perubahan debit dari 0.211 L/s menuju ke 0.154 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume
8.8 L 4.5 0.211 5 0.222
4.5 8 Perubahan debit dari 0.25 L/s menuju ke 0.211 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume
6.4 L 5.5 0.25 6 0.286
6.5 0.286
5.5 6.5 Perubahan debit dari 0.308 L/s menuju ke 0.25 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume
5.2 L 7 0.308
7.5 0.333 8 0.333
7 2.5 Perubahan debit dari 0.381 L/s menuju ke 0.308 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume 2
L 8.5 0.381 9 0.4
9.5 0.4 10 0.4
10.5 0.4
8.5 1 Perubahan debit dari 0.444 L/s menuju ke 0.381 L/s terjadi pada bidang penampungan air dengan volume
0.8 L
11 0.444 11.5 0.444 12 0.444
12 - Debit 0.444 L/s hanya dapat terjadi jika bidang pengampungan air belum terisi air
Jadi jarak sensor-sensornya dimulai dari bawah berturut-turut : 1 cm, 2.5 cm, 6.5
cm, 8 cm, 11 cm, 12.5 cm, dan 18 cm.
Kesimpulan dari prototipe pintu air yang dibuat dapat dijelaskan seperti pada
tabel berikut.
68
Tabel 3.3 Kesimpulan prototipe VI LS VO D 0 12 0.444
0.5 -
12 0.444 1 8.5 0.381
1.5 8.5 0.381 2
1
8.5 0.381 2.5 7 0.308 3 7 0.308
3.5 7 0.308 4 7 0.308
4.5 7 0.308 5 7 0.308
5.5 7 0.308 6
2.5
7 0.308 6.5 5.5 0.25 7 5.5 0.25
7.5
6.5
5.5 0.25 8 4.5 0.211
8.5 4.5 0.211 9 4.5 0.211
9.5 4.5 0.211 10 4.5 0.211
10.5
8
4.5 0.211 11 3.5 0.154
11.5 3.5 0.154 12
11
3.5 0.154 12.5 2 0.1 13 2 0.1
13.5 2 0.1 14 2 0.1
14.5 2 0.1 15 2 0.1
15.5 2 0.1 16 2 0.1
16.5 2 0.1 17 2 0.1
17.5
12.5
2 0.1 18 0 0.004
18.5 0 0.004 19 0 0.004
19.5 0 0.004 20
18
0 0.004
69
Fungsi keanggotaan yang digunakan dalam sistem ini yaitu very low, low,
medium, high, dan very high. Setiap keanggoataan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
10.90.80.70.60.50.40.30.20.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
VL L VHHM
Gambar 3.16 Fungsi Keanggotaan dan Fuzzy Set
• Very low mempunyai karakteristik untuk tinggi air yang berada di antara
range 0 cm sampai dengan 2.5 cm
• Low mempunyai karakteristik untuk tinggi air yang berada di antara
range 0.5 cm sampai dengan 8 cm
• Medium mempunyai karakteristik untuk tinggi air yang berada di antara
range 6 cm sampai dengan 12.5 cm
• High mempunyai karakteristik untuk tinggi air yang berada di antara
range 10.5 cm sampai dengan 18 cm
• Very High mempunyai karakteristik untuk tinggi air yang berada di antara
range 17.5 cm sampai dengan 20 cm
70
Fuzzy set merupakan gabungan dari beberapa fungsi keanggotaan yang ada.
Dalam sistem, kelima fungsi keanggotaan dipadukan menjadi satu sehingga terlihat
seperti gambar di atas. Dengan adanya penggabungan ini, maka secara otomatis akan
terdapat toleransi antara variabel-variabel dua buah fungsi keanggotaan yang beririsan.
Untuk menentukan fungsi keanggotaan dari variabel-variabel yang terdapat didalam
irisan dua buah fungsi keanggotaan dengan menggunakan derajat kecocokannya, yang
lebih dikenal lagi dengan sebutan fire strength α.
Dalam menentukan seberapa besar ketinggian dalam aksi menutup dan
membukanya pintu air, perlu didefinisikan universal set. Unsur-unsur universal set
tersebut adalah ketinggian air.
U = 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..., 20
U himpunan ketinggian air
5 fuzzy set, yaitu : very low, low, medium, high, dan very high
Tabel fuzzy set di atas sebagai berikut :
Tabel 3.4 Fungsi Keanggotaan Fuzzy Set Elemen-elemen U (ketinggian air)
Very low µF (u)
Low µF (u)
Medium µF (u)
High µF (u)
Very high µF (u)
0 1 0 0 0 0 0.5 1 0 0 0 0 1 1 0.15 0 0 0
1.5 0.65 0.35 0 0 0 2 0.3 0.5 0 0 0
2.5 0 0.65 0 0 0 3 0 0.85 0 0 0
3.5 0 1 0 0 0 4 0 1 0 0 0
4.5 0 1 0 0 0 5 0 1 0 0 0
5.5 0 1 0 0 0 6 0 1 0 0 0
6.5 0 0.75 0.25 0 0
71
7 0 0.5 0.5 0 0 7.5 0 0.25 0.75 0 0 8 0 0 1 0 0
8.5 0 0 1 0 0 9 0 0 1 0 0
9.5 0 0 1 0 0 10 0 0 1 0 0
10.5 0 0 1 0 0 11 0 0 1 0.15 0
11.5 0 0 1 0.35 0 12 0 0 1 0.5 0
12.5 0 0 0 0.65 0 13 0 0 0 0.85 0
13.5 0 0 0 1 0 14 0 0 0 1 0
14.5 0 0 0 1 0 15 0 0 0 1 0
15.5 0 0 0 1 0 16 0 0 0 1 0
16.5 0 0 0 1 0 17 0 0 0 0.65 0
17.5 0 0 0 0.3 0 18 0 0 0 0 0.3
18.5 0 0 0 0 0.65 19 0 0 0 0 1
19.5 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 1
3.4.4 Notasi Fuzzy Set
Berdasarkan pada persamaan 2.9, maka notasi dari kelima fuzzy set ini meliputi :
• Very low = 1/0 + 1/0.5 + 1/1 + 0.65/1.5 + 0.3/2
• Low = 0.15/1 + 0.35/1.5 + 0.5/2 + 0.65/2.5 + 0.85/3 + 1/3.5 + 1/4 + 1/4.5 + 1/5 +
1/5.5 + 1/6 + 0.75/6.5 + 0.5/7 + 0.25/7.5
• Medium = 0.25/6.5 + 0.5/7 + 0.75/7.5 + 1/8 + 1/8.5 + 1/9 + 1/9.5 + 1/10 + 1/10.5
+ 1/11 + 1/11.5 + 1/12
72
• High = 0.15/11 + 0.35/11.5 + 0.5/12 + 0.65/12.5 + 0.85/13 + 1/13.5 + 1/14 +
1/14.5 + 1/15 + 1/15.5 + 1/16 + 1/16.5 + 0.65/17 + 0.3/17.5
• Very high = 0.3/18 + 0.65/18.5 + 1/19 + 1/19.5 + 1/20
3.4.5 Support dari Fuzzy Set
Berdasarkan pada persamaan 2.7, maka support dari kelima fuzzy set ini meliputi
• Supp very low = 0, 0.5, 1, 1.5, 2
• Supp low = 1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5, 5.5, 6. 6.5, 7, 7.5
• Supp (medium) = 6.5, 7, 7.5, 8, 8.5, 9, 9.5, 10, 10.5, 11.5, 12
• Supp high = 11, 11.5, 12, 12.5, 13, 13.5, 14, 14.5, 15, 15.5, 16, 16.5,
17, 17.5
• Supp very high = 18.5, 19, 19.5, 20
3.4.6 Crossover Point
Crossover point yaitu Elemen u dalam U dimana ( ) 5.0=uFµ .
• Crossover Point dari very low terletak pada u = 1.75
• Crossover Point dari low terletak pada u = 2 dan 7
• Crossover Point dari medium terletak pada u = 7 dan 12.25
• Crossover Point dari high terletak pada u = 12 dan 17.25
• Crossover Point dari very high terletak pada u = 18.25
73
3.4.7 Ketinggian
Berdasarkan pada persamaan 2.11, maka ketinggian dari kelima fuzzy set ini
• Height (Veryv Low) = 1.0
• Height (Low) = 1.0
• Height (Medium) = 1.0
• Height (High) = 1.0
• Height (Very High) = 1.0
3.4.8 Scalar Cardinality
Berdasarkan pada persamaan 2.10, maka scalar cardinality dari kelima fuzzy set
ini meliputi:
• |Very low| = 1 + 1 + 0.65 + 0.3 = 2.95
• |Low| = 0.15 + 0.35 + 0.5 + 0.65 + 0.85 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 0.75 +
0.5 + 0.25 = 10
• |Medium| = 0.25 + 0.5 + 0.75 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 10.5
• |High| = 0.15 + 0.35 + 0.5 + 0.65 + 0.85 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 +
0.65 + 0.3 = 10.45
• |Very high| = 0.3 + 0.65 + 1 + 1 + 1 = 3.95
3.4.9 Pendefinisian Fuzzy Rules
Pendefinisian fuzzy rules dengan menggunakan struktur fungsi IF – THEN yang
format umumnya adalah sebagai berikut :
IF (Fuzzy condition) THEN (Fuzzy action)
74
Dengan demikian aksi dari variabel output yang akan dihasilkan pada pemrosesan fuzzy
akan ditentukan oleh kondisi variabel input yang diterimanya.
Sehingga dalam mendefinisikan fuzzy rules dapat ditulis seperti ini :
• IF tinggi air is very low THEN pintu air is open very high
• IF tinggi air is low THEN pintu air is open high
• IF tinggi air is medium THEN pintu air is open medium
• IF tinggi air is high THEN pintu air is open low
• IF tinggi air is very high THEN pintu air is open very low
3.4.10 Fire Strength α Dari Rules
Fire strength digunakan untuk mengukur derajat dari kecocokan antara input
fuzzy set dengan spesifikasi nilai fuzzy set untuk setiap variabel fuzzy dalam kontrol fuzzy
rule. Perhitungan dari fire strength untuk setiap variabel fuzzy biasanya menggunakan
peta keanggotaan. Pada gambar di bawah ini dimisalkan variabel input ketinggian air
adalah 7.5 cm. Variabel ini merupakan irisan dari dua buah fungsi keanggotaan low dan
fungsi keanggotaan medium, akan tetapi untuk setiap fungsi keanggotaan memiliki
derajat kecocokan yang berbeda-beda.
75
10.90.80.70.60.50.40.30.20.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
VL L VHHM
Gambar 3.17 Penentuan Fire Strength
Pada kasus diatas dengan variabel input ketinggian air 7.5 cm maka akan
diperoleh fire strength α untuk fungsi keanggotaan low sebesar 25% atau 0,25 dan fire
strength α untuk fungsi keanggotaan medium sebesar 75% atau 0,75.
Hubungan fire strength α dengan kontrol fuzzy rules adalah untuk mengevaluasi
rules yang digunakan sehingga dengan fire strength α yang telah diketahui kita dapat
memperoleh besarnya truth value yang akan digunakan dalam proses defuzifikasi
Rule evaluation :
IF ketinggian air is Low THEN pintu air is open high
With truth value 0,25
IF ketinggian air is Medium THEN pintu air is open low
With truth value 0,75
76
3.4.11 Defuzifikasi
Defuzifikasi diperlukan untuk mengetahui spesifikasi action berupa besarnya
ketinggian pintu air yang akan dihasilkan. Defuzifikasi menggunakan metode Center of
Area (COA), dimana COA adalah metode yang digunakan untuk mencari nilai kontrol
crisp sesuai dengan persamaan 2.30.
Berikut ini adalah karakteristik variabel output yang digunakan untuk setiap
fuzzy action.
10.90.80.70.60.50.40.30.20.1
09 6 3121.54.57.510.5
10.5
22.53.5
456.5
788.59.5
101111.5 5.5
HVH VLLM
0
Gambar 3.18 Proses Defuzifikasi
Sebelum melakukan proses defuzifikasi, perlu diketahui setiap titik potong dari
dua fuzzy action yang beririsan. Adapun perhitungan ini dilakukan untuk menambah
tingkat ketelitian dari proses defuzifikasi itu sendiri jika terdapat perpotongan antara dua
buah fungsi keanggotaan defuzifikasi. Berikut ini merupakan perhitungan untuk
mengetahui setiap titik potong dari dua buah fuzzy output yang beririsan berdasarkan
pada persamaan 2.22.
77
• Fuzzy output very high dan high
Garis output pada very high :
(x1, y1) = (8.5, 0)
(x2, y2) = (12, 1)
Persamaan garis : )5.8(5.3
1−= xy
2x - 7y = 17
Garis output pada high :
(x1, y1) = (9, 0)
(x2, y2) = (7, 1)
Persamaan garis : )9(21
−−= xy
x + 2y = 9
Titik potong :
x + 2y = 92x - 7y = 17
2x + 4y = 182x - 7y = 17 -
11y = 1y = 1/11 = 0.09
82.811
98
=
=x
Jadi titik potong terletak pada (8.82, 0.09)
• Fuzzy output high dan medium
Garis output pada high :
(x1, y1) = (5, 0)
(x2, y2) = (7, 1)
Persamaan garis : x - 2y = 5
78
Garis output pada medium :
(x1, y1) = (5.5, 0)
(x2, y2) = (4.5, 1)
Persamaan garis : 2x + 2y = 11
Jadi titik potong terletak pada (5.33, 0.167)
• Fuzzy output medium dan low
Garis output pada medium :
(x1, y1) = (3.5, 0)
(x2, y2) = (4.5, 1)
Persamaan garis : 2x - 2y = 7
Garis output pada low :
(x1, y1) = (4, 0)
(x2, y2) = (2, 1)
Persamaan garis : x + 2y = 4
Jadi titik potong terletak pada (3.67, 0.167)
• Fuzzy output low dan very low
Garis output pada low :
(x1, y1) = (0, 0)
(x2, y2) = (2, 1)
Persamaan garis : x - 2y = 0
Garis output pada very low :
(x1, y1) = (0.5, 0)
(x2, y2) = (0, 1)
79
Persamaan garis : 2x + y = 1
Jadi titik potong terletak pada (0.4, 0.2).
Seperti yang telah dijelaskan pada contoh ketinggian air diatas, maka variabel
output berupa ketinggian pintu air dapat dihitung seperti di bawah ini.
10.90.80.70.60.50.40.30.20.1
09 6 3121.54.57.510.5
10.5
22.53.5
456.5
788.59.5
101111.5 5.5
HVH VLLM
Gambar 3.19 Contoh Proses Defuzifikasi
Pada rule evaluation yang telah dijelaskan di atas diketahui setelah melalui
proses evaluasi rules fungsi keanggotaan low akan melakukan fuzzy action open high
dan berdasarkan fire strength α diperoleh besarnya truth value sebesar 25% atau 0.25,
sedangkan untuk fungsi keanggotaan medium akan melakukan fuzzy action open medium
dan berdasarkan fire strength α diperoleh besarnya truth value sebesar 75% atau 0.75.
Dengan menggunakan metode COA, maka akan didapat nilai dari kontrol crisp yang
berupa ketinggian pintu air.
++++++++++++
=25.025.025.025.025.025.0
)25.0(6)25.0(5.6)25.0(7)25.0(5.7)25.0(8)25.0(5.8int airupTinggi
5.075.05.0167.025.0)5.0(4)75.0(5.4)5.0(5)167.0(33.5)25.0(5.5
++++++++
80
= 67.302.21
= 5.73 cm
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa variabel output yang dihasilkan
akan selalu mengikuti variabel inputnya yang berupa ketinggian air. Dengan cara yang
sama, berikut ini merupakan tabel ringkasan hubungan antara variabel input dan variabel
output dalam fuzzy set yang perhitungan secara detailnya dapat dilihat pada lampiran E.
Sedangkan proses fuzifikasi defuzifikasi dan look up table dilampirkan pada lampiran D
dan F.
Tabel 3.5 Hubungan Variabel Input dan Output VI Fungsi keanggotaan Defuzifikasi VO 0 Very low Open very high 10.95 0.5 Very low Open very high 10.95 1 Very Low dan low Open very high dan open high 10.14
1.5 Very low dan low Open very high dan open high 9.2 2 Very low dan low Open very high dan open high 8.45
2.5 Low Open high 7 3 Low Open high 7
3.5 Low Open high 7 4 Low Open high 7
4.5 Low Open high 7 5 Low Open high 7
5.5 Low Open high 7 6 Low Open high 7
6.5 Low dan medium Open high dan open medium 6.56 7 Low dan medium Open high dan open medium 6.13
7.5 Low dan medium Open high dan open medium 5.73 8 Medium Open medium 4.5
8.5 Medium Open medium 4.5 9 Medium Open medium 4.5
9.5 Medium Open medium 4.5 10 Medium Open medium 4.5
10.5 Medium Open medium 4.5 11 Medium dan high Open medium dan open low 3.64
11.5 Medium dan high Open medium dan open low 3.19 12 Medium dan high Open medium dan open low 3.02
81
12.5 High Open low 2 13 High Open low 2
13.5 High Open low 2 14 High Open low 2
14.5 High Open low 2 15 High Open low 2
15.5 High Open low 2 16 High Open low 2
16.5 High Open low 2 17 High Open low 2
17.5 High Open low 2 18 Very high Open very low 0
18.5 Very high Open very low 0 19 Very high Open very low 0
19.5 Very high Open very low 0 20 Very high Open very low 0
3.5 Spesifikasi Sistem
Setelah melakukan pengambilan data berupa debit dan volume air dari prototipe
sistem dengan membuat masing-masing fungsi keanggotaan fuzifikasi dan defuzifikasi
serta melakukan perhitungan melalui metode defuzifikasi Center of Area maka didapat
spesifikasi sistem yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6 Spesifikasi Sistem Ketinggian Sensor (cm) Ketinggian Pintu Air (cm)
0 10.95 1 10.14
2.5 7 6.5 6.56 8 4.5 11 3.64
12.5 2 18 0