SAP B1 - Indonesia Fixed Asset

SAP Business One 8.81 Expert Empowerment Session

SAP Business One 9

Module : Financial – Fixed Asset

Prepared & Presented by

Yusak Indra Hartanto

Indonesia SAP B1 Certified Consultant

SAP Business One 8.81 ► Expert Empowerment Session © SAP 2010 /

KONSEP & ISTILAH ASET


B. Definisi & Istilah Aset Tetap

1. Fixed Asset (Aset Tetap) adalah aset berwujud yang :

(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa.

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan

(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :

(a) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan

dari aset tersebut; dan

(b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

3. Nilai Residu aset adalah jumlah estimasi yang dapat diperoleh entitas setelah

dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang

diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

4. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara

pihak – pihak yang berkeinginan dan memiliji pengetahuan memadai dalam suatu

transaksi dengan wajar.

5. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset

selama umur manfaatnya.

*) PSAK yang mengatur Fixed Asset adalah PSAK

16


C. Metode Depresiasi Aset

PSAK (Bagian 1)

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama

besar, sehingga grafiknya terhadap waktu dan akumulasi biaya akan berupa garis lurus.

Cara perhitungan :

Contoh :

Tanggal 1 Agustus 2010 PT. STEM membeli sebuah mobil Avanza seharga Rp.170.000.000.

Untuk biaya balik nama, pengujian dan keperluan lainnya dibayar Rp. 5.000.000.

Mobil tersebut di taksir memiliki umur ekonomis 5 Tahun dengan nilai sisa / residu Rp. 50.000.000

Diminta :

a. Hitunglah biaya penyusutan pada tahun 2010

b. Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun

Penyelesaian :

Penyusutan th 2010 dihitung dari tanggal 1 Agustus 2010 – 31 Desember 2010 = 5 Bulan.

Besar Penyusutan th 2010 = 5/12 x { 175 – 50) jt / 5} = Rp. 10.416.666.67’



PSAK (Bagian 2)

Tahun Harga Penyusutan Besar Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

2010 Rp. 175.000.000 10.416.666,67 10.416.666,67 164.583.333.33

2011 Rp. 175.000.000 25.000.000,00 35.416.666,67 139.583.333,33

2012 Rp. 175.000.000 25.000.000,00 60.416.666,67 114.583.333,33

2013 Rp. 175.000.000 25.000.000,00 85.416.666,67 89.583.333,33

2014 Rp. 175.000.000 25.000.000,00 110.416.666,67 64.583.333,33

2015 Rp. 175.000.000 14.583.333.33 125.000.000,00 50.000.000,00

Note :

• Untuk Tahun -1 : 2010 ,

jumlah periode tanggal 1 Agustus 2010 – 31 Desember 2010 = 5 Bulan

• Untuk Tahun ke-5 : 2015,

jumlah periode tanggal 1 January 2015 – 31 July 2015 = 7 Bulan

• Untuk Tahun 2011,2012,2013,2014

Jumlah periode untuk masing – masing tahun. January – Desember = 12 Bulan



PSAK (Bagian 3)

2. Metode Double Declining

Metode double declining berangkat dari anggapan bahwa aktiva baru sangat besar peranannya

dalam usaha mendapatkan penghasilan, peran aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil

seiring dengan semakin tuannya aktiva tersebut.

Contoh :

Pada awal tahun CV. Matahari Fajar membeli peralatan pada tanggal 3 Januari 2007

seharga Rp. 50.000.000,- dengan Umur ekonomis 4 tahun.

Diminta :

a. Hitunglah biaya penyusutan pada tahun 2007

b. Buatlah tabel penyusutan selama 4 tahun

Penyelesaian :

Penyusutan th 2007 = 12 Bulan.

Besar Penyusutan th 2007 =

{ (100%/4) x 2 } x Rp 50.000.000 = Rp 25.000.000

Rumus :

{ (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan atau Nilai Buku



PSAK (Bagian 4)

Tahun Harga Penyusutan Besar Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

2007 Rp. 50.000.000 25.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00

2008 Rp. 50.000.000 12.500.000,00 37.500.000,00 12.500.000,00

2009 Rp. 50.000.000 6.250.000,00 43.750.000,00 6.250.000,00

2010 Rp. 50.000.000 6.250.000,00 50.000.000,00 0



SAP (Bagian 1)

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Untuk metode garis lurus (straight line) metode dan cara perhitungan sama dengan perhitungan

PSAK (Lihat cara perhitungan straight line PSAK)

2. Metode Declining Balance

Dibawah ini adalah konsep dan rumusan yang digunakan SAP dalam menghitung depresiasi

aset dengan metode declining balance.

(Optional) : Alternative Method -> Kalkulasi Batas Bawah

Jika Alternative Method yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, maka

(Nilai perolehan / Umur ekonomis)

Kalkulasi Batas Atas

Melakukan perhitungan depresiasi asset dengan Rumusan :

(Nilai buku) * [1 / (Umur Asset / 12)] * Faktor

Kalkulasi Normal Value

Melakukan perhitungan depresiasi asset dengan Rumusan : [% Depreciation] x Nilai Perolehan atau Nilai Buku



SAP (Bagian 2)

Note :

Jika kalkulasi Normal Value > Kalkulasi Batas Atas, maka SAP akan mengunakan

Nilai batas atas sebagai nilai depresiasi aset

Dan jika Nilai tersebut diatas < dari batas bawah, maka SAP akan mengunakan

Nilai batas bawah sebagai nilai depresiasi aset

Contoh :

Akuisisi date = 1 Jan 2010

Nilai Akuisisi aset = 60.000

Umur aset = 60 bulan

Percentage = 40 %

Faktor = 2

Automatically : Change to None

Penyelesaian :

• Tahun 2010

> Kalkulasi Normal Value : 60.000 x 40 % = 24.000

> Kalkulasi Batas Atas Value : 60.000 x [1/ (60/12)] x 2 = 24.000

Karena nilai normal value <= nilai batas atas, maka SAP akan mengunakan kalkulasi normal

value sebagai nilai depresiasi aset.


CONFIGURATION


Fixed Asset – Asset Class

C

Fix

ed A

ssets

1000

3000

4000

5000

...

000000-099999

100000-199999

200000-299999

300000-399999

400000-499999

500000-599999

600000-699999

Fixed Asset

Master Data

Fixtures

1000

Asset 001111

000000-099999

2000

Fittings

Low Value Assets (LVA)

Real Estate

Machines „normal“ Assets


Fixed Asset – Depreciation Area

Derived

Area

Posting to

G/L

Additional

Area

Asset X

Asset Class

Account

Determination

Depreciation

Areas

Additional

Area Additional

Area

Depreciation

Type

Depreciation

Type Depreciation

Type Depreciation

Type

Ordinary and special

depreciation

No special

depreciation

User dapat maintain lebih dari

Satu depresiasi aset dengan

Depresiasi area.


Fixed Asset – GL ACC Determination


Transaksi Aset


Define an Asset

Master Data

Issue an A/P

Invoice/

Capitalization

document

Depreciation

Run/

Manual

Depreciation

Fixed Asset

Transfer/

Revaluation/

Appreciation

A/R Invoice/

Retirement

document

Item Type:

Fixed Assets

Capitalization

Date: depreciation can

start

Depreciation

Run posts all

planned

depreciations

If A/R Invoice,

check Sales

Item

The Life Cycle of an Asset Mater Data in

SAP Business One

Fixed Assets Sub Ledger

Definition Activation Depreciation Adjustments Retirement


Fixed Asset Master


Fixed Asset – Capitalization

A/P Invoice Capitalization

Debit Credit

Vendor 3200

Acquisition

Clearing Account

3200

Debit Credit

Acquisition

Clearing Account

3200

Asset Balance

Sheet Account

3200


Depreciation Asset


Fixed Asset – Depreciation Run


Fixed Asset – Asset Retirement

A/R Invoice Retirement

Debit Credit

Customer 2000

Revenue

Clearing Account

2000

Debit Credit

Revenue

Clearing Account

2000

Asset Balance

Sheet Account

2000


Asset History Sheet


Import Balance FA


Fixed Asset – Import Balance FA


Hal Penting


Hal Penting FA

1. Opening Balance Fixed Asset hanya dapat dilakukan pada Awal periode Fiscal

2. Salvage Value, jika customer tidak memiliki Salvage Value, maka

Nilai salvage value harus di set 0

3. Depreciation Type harus di pastikan di set direct atau in direct

SAP B1 - Indonesia Fixed Asset

Documents

Transcript of SAP B1 - Indonesia Fixed Asset