Riska Fii Ahsani (372370) Grounded Theory.pptx

download Riska Fii Ahsani (372370) Grounded Theory.pptx

of 23

Transcript of Riska Fii Ahsani (372370) Grounded Theory.pptx

Phenomenology

GROUNDED THEORYRiska Fii Ahsani372370

Magister Sains Manajemen Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gajah Mada2015Istilah Grounded Theory pertama kali diperkenalkan oleh Glaser & Strauss pada tahun 1967.Glaser & Straus dalam bukunya The Discovery of Grounded Theory Strategies for Qualitative Research menyatakan: We believe that the discovery of theory from data-which we call grounded theory-is a major task confronting sociology today, for, as we shall try to show, such theory fits empirical situations, and is understanable to sociologists and layman alike.

Sejarah Grounded Theory Definisi GT mengalami perkembangan..GT is a research method that prescribes systematic guidelines for data collection and analysis with the purpose of inductively building a framework explaining the collected data (Charmaz, 2000).GT is an inductive theory discovery methodology that allow researcher to develop a theoritical account of the general features of the topics while simultanneously grounding account in empirical observations of data (Martin & Tuner, 1986, p.141); Fernandez (2004).Grounded theory is a methodology that seeks to construct theory about issues of importance in peoples lives (Glaser, 1978; Glaser & Strauss, 1967; Strauss & Corbin, 1998)

Dari sejumlah definisi dapat disimpulkan GT adalah sebuah metodologi penelitian kualitatif yang menekankan penemuan teori dari data observasi empirik di lapangan dengan metoda induktif (menemukan teori dari sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan konstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi, dan subyektif yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan subyek studi. (Sudira, 2009)Pengertian Tujuan Grounded TheoryCiri-ciri Grounded TheoryNazir (1988: 89-90) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ciri dari GR, antara lain adalah sebagai berikut. :Penggunaan data sebagai sumber teori,Peranan data dalam penelitian sangat menonjol,Pengumpulan data dan analisis dilakukan dalam waktu yang bersamaan,Perumusan hipotesis berdasarkan kategoriPerbedaan GR dengan Jenis Penelitian LainnyaKelebihan Grounded TheoryKekurangan Grounded TheoryGR menggunakan analisis perbandingan dan menyifatkan analisis perbandingan sebagai penemuan yang baru. Karena GR tidak menggunakan probability sampling, maka generalisasi yang dibuat akan mengandung banyak bias.

Akhir suatu penelitian bergantung pada subjektivitas peneliti. Apakah hasilnya suatu teori atau hanya satu generalisasi saja, tidak ada seorang pun yang tahu kecuali peneliti itu sendiri.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa teori yang diperoleh dalam GR tidak didasarkan atas langkah-langkah sistematis melalui siklus empiris dari metode ilmiah. Spekulasi dan sifat impresionistis menjadi kelemahan utamanya sehingga diragukan adanya representativitas, validitas, dan reliabilitas dari data.

GR dapat disamakan dengan pilot studi atau exploratory research belaka.

Karena dalam memberikan definisi banyak sekali digunakan aksioma atau asumsi mereka sendiri, maka sukar sekali dinilai dengan metode-metode umum lainnya yang sering dilakukan dalam penelitian kemasyarakatan.

Prosedur PenelitianProsedur Penelitian (lanjutan)Prosedur Penelitian (lanjutan)Metode Pengumpulan Data dalam GR

.

Pada umumnya, metode pengumpulan data dalam GR menggunakan interview/wawancara dan observasi. Hasil interview atau pencatatan/perekaman (audio atau video) interaksi dan atau kejadian dijelaskan atau dituliskan kembali (ditulis dalam format teks atau ditangkap dalam bentuk identifikasi yang jelas dari sub-elemen). Sebagai contoh, video dapat dianalisis detik per detik. Elemen data kemudian diberi kode dalam kategori apa yang sedang diobservasi.

Dalam pengumpulan data, dibedakan antara empiri dengan data. Hanya empiri yang relevan dengan objek dan dikumpulkan oleh peneliti dapat disebut data. Maka diperlukan proses seleksi dalam kewajaran menangkap semua empiri. Sesudah melakukan observasi atau wawancara, peneliti harus segera membuat catatan hasil rekaman observasi partisipan atau wawancara.Contoh PenelitianTechnological Embeddedness and Organizational ChangeOlga Volkoff and Diane M. Strong, Michael B. Elmes (2007)Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan teori baru mengenai teknologi dan perubahan organisasi . Karena selama ini terdapat berbagai teori menjelaskan bagaimana teknologi menyebabkan perubahan organisasi, namun pada umumnya berfokus pada perubahan teknologi dan mengabaikan pengaruh individu atau fokus pada interaksi sosial dan mengabaikan perubahan teknologi. Penelitian ini menjembatani antarkeduanya 13Background LiteratureOrganizational Change: The Case of Organizational RoutinesAnalisis data penelitian ini mempertimbangkan bagaimana teknologi mempengaruhi berbagai elemen organisasi sebagai tingkat analisis dan bahwa kita mulai dengan pemahaman bagian pokok dari masing-masing elemenStudi GT dimulai dengan tujuan umum meneliti bagaimana teknologi mempengaruhi organisasi-, tidak fokus khusus pada setiap elemen organisasi tertentu seperti rutinitas.Pertama, dalam meneliti perubahan rutinitas organisasi peneliti mengamati bahwa selain ostensive dan performatif aspek, rutinitas juga memiliki aspek material yang melekat dalam teknologi. Kedua, rutinitas bukan satu-satunya elemen organisasi yang mengubah IT. Dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa IT juga dipengaruhi roles dan data. Ketiga, di samping interaksi dari berbagai aspek setiap elemen organisasi, perubahan muncul dari hubungan antara aspek material elemen organisasi yang berbeda. Sebagai contoh, perubahan hubungan IT antara rutinitas dan roles yang melekat ke dalam sistem.Keempat, ada unsur-unsur organisasi lain seperti pola pikir dan budaya organisasi, yang secara fisik tidak melekat dalam teknologi sehingga tidak memperoleh aspek material, berubah dengan pengenalan TI.

Background LiteratureOrganizational Change: A Mediating TechnologyPenelitian ini memilih untuk melihat sistem perusahaan didefinisikan sebagai paket komprehensif perangkat lunak komersial yang dirancang untuk mendukung dan mengintegrasikan proses organisasi melintasi batas-batas fungsional (Davenport, 1998). Dibangun pada database umum dan digunakan untuk menjalankan rangkaian transaksi organisasi (Klaus et al. 2000, Markus dan Tanis 2000).

Organizational Change: Different Theoretical Perspectivesviews technology as "interpretively flexible" (Orlikowski, 1992)Orlikowski (2000), technology stops being an artifact, and becomes a malleable "technology-in-practice p. 409), whereby users constitute (or reconstitute) emergent technology structures through their actions.ANT offers a high-level explanation based on negotiation, but fails to capture the active role of tech nology in the negotiation.

Organizational Change: A Critical Realist PerspectiveCritical realists carefully separate structure and agency, claiming that other ontological perspectives in socialscience either ignore structure (behavioral approaches), ignore agency (institutional theory), or conflate the two (structuration theory and ANT) (Archer 1995). Only by keeping them conceptually distinct, can we logically discuss their effects on each other.

Background LiteratureOrganizational Change: A Critical Realist PerspectiveCritical realists carefully separate structure and agency, claiming that other ontological perspectives in socialscience either ignore structure (behavioral approaches), ignore agency (institutional theory), or conflate the two (structuration theory and ANT) (Archer 1995). Only by keeping them conceptually distinct, can we logically discuss their effects on each other.

Thus, Archer's (1995) critical realist theory of social change involves cycles of three phases, which weuse in our theory of technology-mediated organizational change, namely, structural conditioning, the preexist ing structural properties that are the consequence of past actions, followed by social interaction, during which agents engage with, and are constrained and enabled by, the preexisting structural conditions, followed by(3) structural elaboration/reproduction, the modification of previous structural properties and the introduction of new ones or the reenforcing of existing structures.

Use of any theoretical perspective requires the use of a methodology that matches the underlying ontology and epistemology.

Critical realist theories, like our new theory, are Explanatory process theories. They explain an event not by predicting what will happen nor describing what did happen but, rather, by identifying the mechanisms that generate what we observe in the empirical domain.MethodologyStrauss and Corbin (1998, p. 268) stipulate four criteria for evaluating a qualitative, grounded theory study. One makes judgments about(1) the data, i.e., the validity, reliability, and credibility of the inputs to the research process,(2) the theory itself, i.e., the credibility of the output of the theory-development process,(3) the adequacy of the research process through which the theory is generated, focusing on analysis methods, and (4) the empirical grounding of the research, i.e., the grounding for the resulting concepts and theory.

Overview of the Research CaseACRO is headquartered in the northeast United States, with approximately 20,000 employees working in plants around the world. In 1998 the company decided to implement SAP's R/3 software suite, and run it as a sin gle system across the entire company. To make implementation manageable, the company divided the project into six phases.

MethodologyData CollectionWe used multiple methods and informants. Specifically, we collected data through observations, interviews, and informal conversations. Over the course of 150 visits (approximately one trip per week over three years), we conducted 72 formal interviews with 60 different people (see Table 1).

Data Analysis and CodingAs field notes and interviews were transcribed, they were coded. Analysis followed Strauss and Corbin's (1998) recommendations for open, axial, and selective coding of all interview data.

Theory Building

Distribution Informant and CodingField Site Observations of Embedded OrganizationalEmbedded RoutinesEmbedded RolesEmbedded DataFurther Consequences of Embeddedness

Theory of Technology-Mediated Organizational ChangeStructural ConditioningSocial InteractionStructural Elaboration/ReproductionThe Change ProcessThe Change ProcessDiscussionResult

Creswell, John W. 1998. Research Design: Qualitative & quantitativee approach. Thousand Oaks, London, New Delhi: SageWidjajani dkk. 2009. Penggunaan Soft System Methodology dan Grounded Theory dalam Membangun Teori pada Penelitian Proses Strategi (Strategy Process Research). (journal.sbm.itb.ac.id/index.php/mantek/article/download/91/82)Volkoff, Olga., Strong, D. M., and Elmes. M. B,. 2007. Technological Embeddedness and Organizational Change. Organization Science. Vol.18, No.5, pp. 832-848.

Referensi Sekian Terima Kasih atas Perhatiannya