reviw-jurnal

39
PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM KELOMPOK KELAS “MATEMATIKA” Review Jurnal International Inquiry Teaching in the College Classroom Disusun oleh : Disusun oleh : YAYUK KUMALASARI A 410 080 170 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of reviw-jurnal

Page 1: reviw-jurnal

PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM KELOMPOK KELAS

“MATEMATIKA”

Review Jurnal International “ Inquiry Teaching in the College Classroom “

Disusun oleh :

Disusun oleh :

YAYUK KUMALASARI

A 410 080 170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2011

Page 2: reviw-jurnal

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala Puji syukur kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan review jurnal dengan judul “PEMBELAJARAN

INKUIRI DALAM KELOMPOK KELAS “MATEMATIKA” (Jurnal

Internasional Inquiry Teaching in the College Classroom) ”. Shalawat dan

salam senantiasa tercurah kepada nabi besar junjungan kita Muhammad SAW yang

menjadi ushwatun khasanah bagi kehidupan umat islam.

Selama penyusunan review ini, penulis tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Pada kesempatan ini, disampaikan

penghargaan dengan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dr. Sutama, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian pengajaran

Matematika, terima kasih atas kesabaran dan ketelitian dalam memberikan

bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran– saran hingga terselesaikannya review

ini.

2. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan review ini.

Dalam penulisan reviw ini, penulis mengharap kritik dan saran

konstruktif demi kesempurnaan review. Harapan penulis, semoga review ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Surakarta, April 2011

Penulis

ii

Page 3: reviw-jurnal

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………........ 2

C. Tujuan ..................................................................................... 3

D. Manfaat ................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran......................................................................... 4

B. Pengertian Matematika……………………………………. 4

C. Strategi Pembelajaran Inkuiri.............................................. 5

BAB III ISI

A. Latar belakang Penelitian..……………………….....………

6

B. Rumusan Masalah Penelitian.……………….……………...

7

C. Metode dan Bahan Penelitian................................................

7

D. Hasil Penelitian.....................................................................

8

BAB IV PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Inkuri............................................... 10

B. Keaktifan Belajar Matematika............................................ 15

C. Hasil Belajar Matematika................................................... 16

D. Pengaruh Strategi pembelajaran Inkuiri terhadap

Prestasi Belajar Matematika.............................................. 17

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………..... 18

Page 4: reviw-jurnal

B. Implikasi……….………………………………………..... 18

C. Saran……………………………………………………... 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya

sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan

tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih

baik. Pembelajaran yang kondusif penuh interaksi timbal balik sangat

didambakan oleh setiap pihak pada lingkup pendidikan terlebih jika

menyangkut mutu sumber daya manusia yang ada. Salah satu kegiatan

pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan yaitu

menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta

didik. Strategi pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai

tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan

aktivitas belajar yang dilakukan pendidik dan peserta didik.

Selain suatu strategi pembelajaran, keaktifan belajar siswa juga

merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses belajar

mengajar. Sikap aktif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek

pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama

pembelajaran. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya

dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu setiap pelajaran selalu dikaitkan

dengan manfaatnya dalam lingkungan sosial masyarakat.

Pembelajaran dengan strategi yang tepat hendaknya dilaksanakan pada

tiap jenjang pendidikan serta dalam semua mata pelajaran termasuk

matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai

peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

iii

Page 5: reviw-jurnal

Matematika juga ilmu yang bertujuan untuk mendidik manusia agar dapat

berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Pemahaman, penguasaan

materi serta prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan proses

kegiatan pembelajaran matematika. Semakin tinggi pemahaman dan

penguasaaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat

keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, prestasi belajar

matematika yang dicapai siswa masih rendah.

Rendahnya prestasi belajar matematika juga disebabkan karena

keaktifan dalam pembelajaran masih sangat rendah. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran matematika belum nampak terutama keaktifan dalam

mengerjakan soal-soal latihan yang masih sangat kurang, begitu juga masih

banyaknya siswa yang jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering

meminta siswa bertanya jika ada hal yang kurang paham serta keberanian

siswa untuk aktif mengerjakan soal di depan kelas juga masih belum nampak.

Sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa di dalam kelas adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

tepat, yaitu strategi pembelajaran inkuiri.

Bertolak dari latar belakang masalah diatas bahwa. Diharapkan dengan

strategi Pembelajaran inkuiri mampu membuat siswa tertarik dalam

mengikuti pelajaran matematika yang pada akhirnya akan berdampak pada

meningkatnya keaktifan belajar didalam kelas dan meningkatkan prestasi

belajar mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat

dirumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah strategi pembelajaran inkuiri dapat digunakan dalam mata

pelajaran matematika?

2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa di dalam kelas setelah

dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri?

3. Adakah peningkatan prestasi belajar matematika setelah dilakukan

pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri?

Page 6: reviw-jurnal

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa di dalam kelas dan prestasi belajar matematika.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan:

a. Keaktifan belajar siswa di dalam kelas melalui strategi pembelajaran

inkuiri

b. Prestasi belajar matematika melalui strategi pembelajaran inkuiri.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada

pembelajaran matematika terutama pada peningkatan keaktifan siswa dan

prestasi belajar siswa melalui strategi pembelajaran inkuiri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Matematika

1) Sebagai referensi guru-guru mata pelajaran matematika

untuk memperbaiki sistem mengajarnya.

2) Sebagai bahan masukan khususnya bagi guru tentang

alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan

keaktifan belajar matematika siswa dengan strategi

pembelajaran inkuiri.

b. Bagi Siswa

Page 7: reviw-jurnal

1)Meningkatkan keaktifan belajar siswa di dalam kelas dalam

pembelajaran matematika.

2)Menumbuhkan semangat dan meningkatkan aktivitas siswa

untuk meningkatkan prestasi belajar.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

Kata pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang berarti

proses membuat orang belajar. Menurut Wina sanjaya (2006 : 107)

pembelajaran adalah proses berpikir bahwa dalam belajar berpikir

menekankan pada proses pencarian dan menemukan pengetahuan melalui

interaksi antar individu dengan lingkungan. Dalam hal ini tidak hanya

menekankan pada pengetahuan materi pelajaran tetapi yang diutamakan

adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuannya sendiri. Pembelajaran

merupakan proses yang bukan hanya memindahkan pengetahuan dari guru

pada siswa, melainkan suatu aktivitas yang memungkinkan siswa dapat

membangun sendiri pengetahuannya.

B. Pengertian Matematika

Menurut Johnson dan Myklebust dalam (Abdurrahman, 2003:252)

meatematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktiknya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.

Menurut Palina dalam (Abdurrahaman, 2003:252), ide manusia

tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan

pengetahuan masing-masing. Ia mengemukakan bahwa matematika adalah

suatu cara untuk menemukakan jawaban terhadap masalah yang dihadapi

manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan

tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan menghitung dan yang

Page 8: reviw-jurnal

paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia sendiri dalam melihat

dan menggunakan hubungan.

Dari beberapa pendapat diatas penulis simpulkan bahwa matematika

adalah bahasa simbol-simbol untuk menemukan sesuatu jawaban terhadap

permasalahan yang dihadapi manusia, baik berupa informasi, pengetahuan

tentang bentuk ukuran, ataupun pikiran manusia untuk melihat dan

menggunakan hubungan-hubungan.

C. Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik.

Teori belajar ini dikembangkan oleh piaget. Menurut Piaget, pengetahuan itu

akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa sejak kecil.

Menurut Piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan

pengetahuanya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya.

Skema itu secara terus menerus diperbaharui dan diubah melaui proses

asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong

siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi

dan akomodasi itu dalam suatu pembelajaran.

Page 9: reviw-jurnal

BAB II

ISI

A. Latar Belakang Penelitian

Strategi pembelajaran Inquiry mengharapkan siswa untuk mengambil

peran aktif dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran dimulai ketika

siswa disajikan dengan masalah dan beberapa saran dan alat untuk menemukan

jawaban dalam pemecahan masalah. Mereka berjuang, dengan bantuan dari

instruktur, melalui masalah sampai mereka mencapai jawaban mereka, karena

usaha mereka sendiri.Beyer (1979) dalam bukunya pada penyelidikan Metode

negara,"Mengajar Inquiry melibatkan menciptakan, melakukan dan

mengevaluasi pengalaman belajar siswa yang memerlukan usaha dengan

melalui proses yang sama dan mengembangkan atau mempekerjakan

pengetahuan yang sama dan sikap mereka akan menggunakan jika terlibat

dalam penyelidikan rasional independen. (84). "

Siswa belajar dari suatu permasalahan dan dengan mengumpulkan

fakta-fakta bersangkutan dengan cara yang logis-terencana. Dalam

perencanaan memerlukan identifikasi fakta dan asumsi, menggunakan

pemikiran kritis, mempertimbangkan berbagai alternatif, dan merangsang

proses mental terhadap sintesis informasi, aplikasi prinsip, dan evaluasi dari

apa yang telah dilakukan (Perancis, 2005; Vega dan Tayler, 2005). Siswa

menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran mereka dengan mengambil peran

aktif. Bahkan, teori keterlibatan siswa berada pada fokus pembelajaran berbasis

penyelidikan. Miley (2009) menunjukkan bahwa, siswa terfokus untuk lebih

tertarik terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan banyak studi

menunjukkan bahwa fasilitasi penyelidikan dengan umpan balik yang cukup

Page 10: reviw-jurnal

baik terhadap memotivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran mereka

sendiri.

Teori keterlibatan berpendapat bahwa siswa yang membuat lebih besar

upaya berinvestasi dalam diri mereka sendiri dan melakukan lebih baik. Survei

Nasional Engagement Mahasiswa, (NSSE) mendukung temuan bahwa

melakukan lebih baik dari pada hanya berpikir (Gordon, Ludlum, dan Hoey,

2008). Siswa ditempatkan dalam kelompok di mana diskusi masalah bisa

dimulai, sedangkan guru memfasilitasi diskusi dengan menyediakan beberapa

fakta dasar, atau memberitahu para siswa di mana untuk menemukan

permasalahan mereka, dalam bentuk yang lebih maju penyelidikan, guru akan

relatif diam, membiarkan siswa keingintahuan alami. Siswa diminta untuk

mempresentasikan dengan sebuah hipotesis yang akan diuji dan memberikan

jawaban atas pertanyaan atau masalah diajukan dan kemudian memikirkan

cara-cara untuk menguji hipotesis (Adamson, dkk, 2000; Ensrud, 1997).

Membangun hipotesis, pengujian, sintesis, evaluasi, dan menerapkan

informasi baru adalah bagian dari penyelidikan pembelajaran dan

mereka.Sebagai fasilitator, guru akan membantu mereka merencanakan dan

melaksanakan penyelidikan mereka. Guru dapat melihat dan mencatat

bagaimana siswa belajar dan dapat menangani setiap masalah yang muncul

(Bender, 2005; Perancis, 2005; Wyatt, 2005; Gearhart & Saxe, 2004).Atau,

guru mendefinisikan pertanyaan, proses menjawab pertanyaan dan sarana yang

digunakan untuk menginterpretasikan temuan, dalam pendekatan lebih

terstruktur (Colburn, 2004).

B. Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menguji kelangsungan pendidikan dasar

universal kualitatif melalui stategi Pembelajaran Inkuiri pada pelajaran

Matematika. Penjelasan secara khusus, Apakah penelitian ini dapat

mengaitkan antara keaktifan belajar dengan prestasi siswa.

C. Metode Dan Bahan Penelitian

Page 11: reviw-jurnal

Pembelajaran ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif

dan studi deskriptif dengan mengambil saampel sebagai perwakilan dari

perguruan tinggiyang menghasilkan data statistik pada pembelajaran inkuiri

dan hasilnya, khususnya di tingkat perguruan tinggi (Gose,2009;.Spronken-

Smith, et al, 2008;. Hsu et al,.2009, Flick, 1997).

Hal yang akan diteliti dibagi menjadi sikap belajar siswa, dan hasil

belajar siswa dari pembelajaran menggunakan strategi inkuri. Dan prestasi

belajar siswa akan dijadikan suatu instrumen perbandingan. Nilai dianggap

tinggi untuk penilaian instrumen yang digunakan hal ini karena subyek yang

dipilih berada di luar mereka dari studi utama. Aspek sikap alat memiliki kode

nilai Sangat Setuju (SA = 4), Setuju (A = 3), Tidak Setuju (D = 2), Sangat

Tidak Setuju (SD = 1) pada angket evaluasi. Aspek prestasi yang menjadi

pilihan adalah mencetak satu tanda untuk jawaban yang benar dan nol untuk

jawaban yang salah. Instrumen yang diberikan kepada siswa melalui guru

matematika kelas mereka pada saat dimulainya penelitian dan setelah enam

minggu percobaan dengan pemantauan ketat oleh guru-guru matematika yang

ditugaskan yang menjamin kelancaran hasil kembali ke peneliti.

D. Hasil Penelitian

Metode Inquiry melibatkan peserta didik secara aktif dalam

pembelajaran yang kolaboratif dan keterampilan sosial, dan meminta

kerjasama siswa dari hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran.Guru

membantu siswa memahami asumsi apapun yang dikemukakan.

(Perancis,2005). Harada dan Yoshina mendefinisikan bahwa pendekatan

inkuiri lebih fleksibel dibandingkan dengan pendekatan tradisional dan

mempromosikan penggunaan teknologi sebagai alat, bukan belajar tentang

teknologi (2004). metode pengajaran berbasis Penyelidikan juga dapat

membangun ketrampilan siswa untuk menghubungkan fakta-fakta,

mengeksplorasi kemampuan mereka sendiri, yaitu, untuk "menghubungkan

titik-titik" (Silverbank, 2001). Hsu et al. (2009) mengemukakan bahwa

pendekatan pembelajaran lebih mudah diterapkan dalam matematika, karena

Page 12: reviw-jurnal

lebih rendah tingkat kegagalanya daripada pendekatan tradisional. Kommarraju

dan Karau (2008) mencatat bahwa pembelajaran inkuri mampu menghasilkan

nilai yang berubah-ubah secara luas yang diberikan pada mereka dengan

beragam kelompok siswa.

Penelitian di sebuah perguruan tinggi lain menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran ada siswa yang berpartisipasi lebih aktif dalam diskusi dan siswa

lebih interaksi dalam program kuliah tradisional (Philips & Powers, 1979).

Mereka melaporkan tingkat interaksi tetapi tidak secara statistik menyelidiki

hubungan antara variabel-variabel. Hal ini peneliti mengemukakan bahwa

siswa diajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri menghasilkan hasil belajar

yang lebih baik dan menunjukkan lebih banyak inisiatif yang muncul dalam

kegiatan kelompok yang lebih besar dan fokus pada proses penyidikan di kelas

tersebut.

Hal ini, diperoleh hasil penelitian siswa bahwa pembelajaran inkuiri

membuat kelas lebih kreatif, lebih sering berpartisipasi, memiliki retensi lebih

besar, dan lebih sedikit kegagalanya.(Vega & Tayler, 2005). Pada hasil

pengujian, bagaimanapun juga terdapat perbedaan yang kurang signifikan

meskipun tidak ada data yang spesifik yang dilaporkan, sementara itu juga

memiliki kelemahan yaitu karena sulit untuk digunakan dengan siswa yang

tidak memiliki kemampuan analisa yang baik dan siswa karena yang malas

akan mencapai suawatu kegagalan (Orton-Johnson 2009). Gose (2009) dan

flick (1997) menemukan bahwa jika tidak semua siswa dapat belajar melalui

pembelajaran inkuiri, tetapi mungkin memerlukan sedikit bantuan ekstra dari

guru / fasilitator.

Pembelajaran ini jelas lebih menuntut siswa dan guru yang mungkin

akan memiliki berbeda tingkat keterampilan, pengetahuan, dan motivasi

(Zachry, 1985). Namun, jika pembelajaran inkuiri melibatkan para siswa dan

berbagai kegiatan belajar membuat pembelajaran yang lebih baik maka kita

harus melihat hasil yang lebih baik di kelas yang menggunakan pembelajaran

inkuiri dibandingkan dengan kelas yang berbasis tradisional. Dengan demikian

Siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam tugas dan ujian.

Page 13: reviw-jurnal

BAB III

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran inkuiri

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

kemampuan baru. Ketika kita berfikir informasi dan kemampuan apa yang

harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berfikir

strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif

dan efesien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai

akan menentukan bagaimana cara mencapainya.

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.

Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah di upayakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strtegi pembelajaran

dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawa antara guru

dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic,

yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskin yang berarti saya menemukan.

Sedangkan, Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat

diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap

pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang

dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek

pertanyaan.Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh

dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen

untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau

Page 14: reviw-jurnal

rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis

(Schmidt, 2003).

Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh

ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya

memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya

dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta &

Adams, 2004).Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan

meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang

relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,

merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah

diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat

untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta

membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC,

2000).

Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara

terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan

pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri

oleh siswa. Strategi pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk meningkatkan

proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya

matematika, yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat,

kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapatnya

setelah melakukan pengamatan, dan kemampuan menyimpulkan.

Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya

dan intensistas keterlibatan siswa, yaitu:

1. Inkuiri tingkat pertama

Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana

masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian

siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di

bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong

Page 15: reviw-jurnal

kategori inkuiri terbimbing ( guided Inquiry ) menurut kriteria Bonnstetter,

(2000); Marten-Hansen, (2002), dan Oliver-Hoyo, et al (2004).

Sedangkan Orlich, et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran

penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati

untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan

kepadanya.Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan

baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak

awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran

mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang

ilmu tertentu.Orlich, et al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik

dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu:

a) siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik

hingga membuat inferensi atau generalisasi

b) sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek

kemudian menyusun generalisasi yang sesuai,

c) guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian,

data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas,

d) tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi di dalam kelas,

e) kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran,

f) biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa,

g) guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam

kelas.

2. Inkuiri Bebas

Inkuiri tingkat kedua dan ketiga menurut Callahan et al , (1992)

dan Bonnstetter, (2000) dapat dikategorikan sebagai inkuiri bebas

(unguided Inquiry) menurut definisi Orlich, et al (1998). Dalam inkuiri

bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan

merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan

gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu

Page 16: reviw-jurnal

siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti

mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan

mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk

memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.

Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat

kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai

kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Beberapa

karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah, sebagai berikut:

a) siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi

khusus untuk membuat inferensi,

b) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang

kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai,

c) guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi

inisiasi,

d) dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tanpa bimbingan guru,

e) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat

berfungsi sebagai laboratorium,

f) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi

serta melalui interaksi dengan siswa lain,

g) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan

h) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang

dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri,

antara lain:

1. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai konsep dalam matematika

2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi

3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban

4. Mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan

5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data.

Page 17: reviw-jurnal

Sasaran Pembelajaran inkuiri Sasaran pembelajaran yang dapat dicapai

dengan penerapan inkuiri adalah:

1. Sasaran kognitif

a) Memahami bidang khusus dari materi pelajaran

b) Mengembangkan keterampilan proses sains

c) Mengembangkan kemampuan bertanya, memecahkan masalah dan

melakukan penelitian

d) Menerapkan pengetahuan dalam situasi baru yang berbeda.

e) Mengevaluasi dan mensintesis informasi, ide dan masalah baru

f) Memperkuat keterampilan berpikir kritis

2. Sasaran afektif

a) Mengembangkan minat terhadap pelajaran dan bidang ilmu

b) Memperoleh apresiasi untuk pertimbangan moral dan etika yang

relevan dengan bidang ilmu tertentu.

c) Meningkatkan intelektual dan integritas

d) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi

pengetahuan

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang banyak

dianjurkan, karena strtegi ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

1. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan pada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,

sehingga pembelajaran melalui strtegi ini dianggap lebih bermakna.

2. Strategi pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar

sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai

dengan perkembangan psikologi perkembangan modern yang menganggap

belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keunggulan lain adalah Strategi pembelajaran inkuiri dapat melayani

kebutuhan siswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata. Artinya,

siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

Page 18: reviw-jurnal

Selain mempunyai keunggulan, Strategi pembelajaran inkuiri juga

mempunyai kelemahan, di antaranya:

1. Jika strategi pembelajaran inkuiri sebagai srategi pembelajaran, maka akan

sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan sisiwa.

2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentukr

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya, memerlukan waktu yang

panjang sehingga guru sulit menyesuaikanya dengan waktu yang telah

ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit

diimplementasikan oleh setiap guru.

B. Keaktifan Belajar Matematika

Keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus

mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani dan rohani. Keaktifan

jasmani/rohani itu meliputi, antara lain:

a. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid

harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif/diaktifkan untuk memecahkan

masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil

keputusan.

c. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan

pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak,

kemudian pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi: dalam hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya karena akan berdampak positif pada hasil

belajarnya.

Menurut Sudjana (1988: 72) mengemukakan keaktifan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

Page 19: reviw-jurnal

b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapi.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

g. Melatih diri dalam memecahkan soal/masalah yang sejenis.

h. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya.

Schroeder dan koleganya (Mel Silberman, 2001: 7) menyimpulkan

bahwa model mengajar dan belajar aktif menciptakan gabungan yang paling

bagus untuk peserta didik sekarang. Agar efekitf, hendaknya pendidik

menggunakan hal-hal berikut: diskusi kelompok kecil dan proyek (penelitian),

presentasi kelas dan berdebat, latihan pengalaman lapangan, simulasi, dan

studi kasus. Nilai dari belajar aktif berasal dari berfikir tentang aktivitas ketika

mereka melakukan dan mendiskusikan maknanya dengan yang lain-lain.

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah

makhluk yang aktif, anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai pengetahuan besar tetapi kebanyakan anak yang belajar banyak

menghadapi masalah dan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya ke guru.

Ahmad Rohani (2004: 9-10) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

proses dimana peserta didik harus aktif.

Implikasinya:

1) Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta didik, guru perlu:

Mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi peserta didik.

Memberi tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah,

menganalisis, mengambil keputusan, dan sebagainya.

2) Untuk membangkitkan keaktifan jasmani, maka guru perlu:

Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan.

Mengadakan pameran, karya wisata, dan sebagainya.

Page 20: reviw-jurnal

Melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika

sangat penting karena siswa sebagai subjek didik dalam kegiatan belajar

mengajar haruslah merencanakan dan melaksanakan sendiri kegiatan belajar.

Penyusunan dan pelaksanaan program belajar mengajar hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga siswa belajar aktif. Jadi

keaktifan dalam belajar matematika siswa adalah memberikan kesempatan

kepada siswa untuk terjun langsung dalam menyelesaikan atau meneliti sebuah

masalah matematika..

C. Hasil Belajar Matematika

Suatu proses pembelajaran siswa yang belajar akan mengalami

perubahan. Bila sebelum belajar kemampuannya hanya 25% misalnya, maka

setelah belajar selama lima bulan akan menjadi 100%. Hasil belajar tersebut

meingkatkan kemampuan mental. Ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Berkat tindak pembelajaran, siswa melakukan

peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya menjadi lebih

baik karena evaluasi dari guru maka siswa digolongkan telah mencapai hasil

belajar.

Menurut Adurrahman (1999: 37) hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan

suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan relatif menetap. Kegiatan belajar dalam kegiatan yang terprogram

dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran instruksional, tujuan belajar

telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar

adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Menurut Romizoeski dalam Abdurrahman (1999: 38) hasil belajar

merupakan keluaran (output) dari suatu system pemprosesan masukan (input).

Masukan dari system tersebut berupa macam-macam informasi, sedangkan

keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Perbuatan merupakan suatu

petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dikelompokkan

menjadi pengetahuan dan keterampilan.

Page 21: reviw-jurnal

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas, maka

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu

yang menjadi wujud dari usaha seseorang setelah memperoleh pengalaman

belajar atau setelah mereka mempelajari sesuatu dari suatu strategi

pembelajaran. Perubahan tingkah laku atau tindakan merupakan suatu proses

sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan sehingga

diperoleh pengetahuan baru dalam rangka mendapatkan sesuatu.

D. Pengaruh Strategi pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar

Matematika

Proses belajar mengajar ditujukan untuk memperoleh perubahan pada

diri siswa yang sedang belajar yang ditunjukkan dengan sustu kemampuan

yang disebut prestasi.

Menurut Oemar Hamalik (2001:5), prestasi belajar merupakan suatu

perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih berkualitas. Prestasi individu

yaitu hal-hal yang telah dicapai seseorang yang disebut prestasi belajar.

Jadi prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk kemampuan sebagai pencerminan hasil belajar yang

telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Maka prestasi

belajar matematika adalah keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah

melalui suatu proses belajar matematika yang ditunjukkan kecakapan

(kemampuan) dalam menguasai materi pelajaran matematika.

Presatasi belajar matematika ternyata juga dapat dicapai oleh siswa

yaitu melalui suatu strategi yang diterapakan dalam suatu proses pembelajaran

didalam kelas, yaitu strategi pembelajaran inkuiri.

Page 22: reviw-jurnal

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang disajikan dalam pembahasan dapat

ditarik kesimpulan bahwa Strategi pembelajaran inkuiri dapat digunakan

untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan

tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran,

khususnya matematika, yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan

pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan

pendapatnya setelah melakukan pengamatan, dan kemampuan menyimpulkan.

Pembelajaran inkuiri melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam

pembelajaran matematika dalam kelas sangat penting, karena melibatkan para

siswa dalam berbagai kegiatan belajar, dengan demikian siswa memperoleh

hasil belajar yang lebih baik dan peningkatan prestasi belajar matematika

dalam tugas dan ujian.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan tersebut dapat di ambil suatu implikasi bahwa

jika strategi Pembelajaran inkuiri diterapkan dalam proses pembelajaran

matematika maka dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

matematika didalam kelas dan mampu meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Guru

a. Guru hendaknya memberikan pengarahan kepada siswa mengenai sikap

belajar yang positif dengan latihan dan pengalaman dari keadaan yang

Page 23: reviw-jurnal

tidak tahu menjadi tahu yang diukur melalui toleransi, kebersamaan,

gotong-royong, rasa setiakawan dan kejujuran untuk menciptakan suatu

pembelajaran yang efektif.

b. Guru memberikan motivasi, pembelajaran yang bervariasi agar siswa

tidak bosan dan merasa senang, tertarik dengan mata pelajaran, sehingga

tumbuh minat dalam belajar.

c. Guru lebih mempersiapkan secara matang cara membawa diri untuk

menciptakan suatu suasana kelas yang menyenangkan sehingga akan

terwujud suatu proses pembelajaran di dalam kelas yang baik sehingga

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Siswa

a. Siswa hendaknya memperbaiki sikap belajarnya baik di dalam sekolah

maupun di luar sekolah yang akan memebuat siswa mudah dalam

menerima pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi.

b. Siswa hendaknya memiliki semangat belajar dengan cara berlatih terus

menerus dan berupaya untuk memahami ilmu yang disampaikan.

c. Siswa hendaknya lebih banyak mencari pengetahuan dari pengalaman

yang berhubungan dengan matematika agar lebih benar-benar memahami

materi dan bisa teringat lama dalam fikiran.

Page 24: reviw-jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Pramesti. 2009. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe EVERYONE IS A

TEACHER HERE Dalam Upaya Untuk meningkatkan Keaktifan Siswa

Pada Himpunan. Skripsi: UMS(Tidak Diterbitkan).

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Sagala, Saiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.Alfabeta.

Sanjaya, wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sutama. 2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui

Pembenahan Gaya Mengajar di SLTP N 18 Surakarta. Yogyakarta:

Program Pasca Sarjana UNY.(Tidak Di Terbitkan)

http://hasannurdin.blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-matematika-

dengan.html