Review Kepustakaan Fome
-
Upload
ramayang-nastiti-estowo -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Review Kepustakaan Fome
5
II. REVIEW KEPUSTAKAAN
1. FOME (Family Oriented Medical Education)
WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015
adalah dengan mempekuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary
Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical
Education (COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah
satunya adalah dengan pelayanan Kedokteran keluarga yang melaksanakan
pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Family Oriented Medical
Education (FOME) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa
kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi
dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga. Hal ini akan menunjang
terbentuknya 6 STARS doctor yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau
World Health Organization (WHO) digambarkan sebagai profil dokter masa
depan yang mencakup dokter sebagai :
1. Pemberi pelayanan (Care provider)
2. Komunikator (Communicator)
3. Pengambil keputusan (Decision Maker)
6
4. Pemimpin masyarakat (Community Leader)
5. Manajer (Manager)
6. Peneliti (Researcher)
Kegiatan FOME bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi
masalah dan risiko kesehatan individu dan keluarga serta menerapkan
tindakan promosi dan pencegahan sesuai pengetahuan yang telah diperoleh
untuk mengatasi masalah tersebut secara profesional. Selain itu adapun
tujuan lainnya yaitu dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan
keluarga binaan, menunjukan sikap yang sesuai dengan sosial budaya
masyarakat, menjelaskan sistem pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat di wilayah tersebut.
2. Keluarga
A. Definisi keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,
1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya (Suprajitno, 2004). Keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
7
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak,
bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN, 1999). Menurut Depkes RI (1988) dalam
Johnson et al. (2009), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
B. Bentuk keluarga
Menurut Shirley (1996) keluarga terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a. Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
Keluarga usila
8
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear
family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),
keponakan.
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan
9
barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh:
dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll).
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian
atau ditinggal mati).
b. Non-Tradiional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
10
Keluarga yan ghidup bersama berganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana ”marital pathners”.
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
11
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
C. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia/PP RI nomor 21 tahun 1994 BAB II pasal 4 tentang
penyelenggaraan pengembangan kualitas keluarga, yaitu meliputi
fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi,
reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan
lingkungan.
Dalam Jhonson et al (2010), ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut:
a) Fungsi biologis
12
1. Meneruskan keturunan
2. Memelihara dan membesarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b) Fungsi psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c) Fungsi sosialisasi
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d) Fungsi ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua,
kesehatan keluarga)
e) Fungsi pendidikan
13
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliknya
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi:
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi kelurga
c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
bagi keluarga.
D. Siklus kehidupan keluarga
Setiap keluarga akan berkembang mengikuti sebuah siklus, dimana
dalam setiap siklus atau tahap perkembangan ada tugas-tugas yang
harus dicapai. Tugas-tugas perkembangan keluarga adalah tanggung
14
jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap
perkembangannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan afektif,
sosial, kesehatan, reproduksi, dan ekonomi dalam keluarga. Tahap-
tahap siklus kehidupan keluarga menurut Duvall (1967) terdiri dari
delapan siklus, yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok
sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
15
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan
menantu
g. Keluarga dengan usia pertengahan
16
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas sosial
h. Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat
3.Kebiasaan Merokok
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga
mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama
dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya
paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan. Banyak penyakit telah terbukti
menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga
bagi orang di sekitarnya.
17
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,
khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan
berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan
organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa
dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,
70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Bahaya merokok
terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan
pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan
kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke,
yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena
berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni
tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain
dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat
digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan
tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
18
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam
hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol,
nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan
menimbulkan kanker (karsinogen).
A. Beberapa zat kimia yang terkandung didalam rokok
- Nikotin
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan
pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan
pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di
Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar
8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin
17 mg per batang.
- Timah hitam (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari
akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah
hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa
19
dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2
bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke
dalam tubuh.
- Gas karbonmonoksida (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk
berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya,
hemoglobin ini berikatan dengan
oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi
karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut
tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan
dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari
1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.
- TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen
padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan
menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada
permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini
bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam
rokok berkisar 24 – 45 mg.
20
B. Dampak merokok terhadap kesehatan
- Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada
jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan
kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul
perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala
klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi
paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab
utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis
kronis, dan asma. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru
telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat
antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker
paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap
rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai
bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya
21
kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul
kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
- Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok
dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per
tahun di negara industri maju,WHO melaporkan lebih dari setengah (6
juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah
penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI
tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat
penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen
(peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab
penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan
penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi
pembuluh darah otak dan perifer. Asap yang diembuskan para perokok
dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping
(side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang
dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan
asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh
orang lain atau perokok pasif. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan
kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak
didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5
22
kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap
utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat
bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok
berhenti. Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin
dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen,
juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga
merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis
dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain
menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan
adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,
kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama
jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak
bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat
timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh
darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin,
menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh
termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin,
mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis
(pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian,
CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas
darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan
bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding
dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan
darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak.
23
Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol
HDL lebih rendah.
- Penyakit jantung koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati
mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4
kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini
meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis
dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula
darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa
risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50
persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat
penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding
pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai
bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat,
sering akan berakhir dengan amputasi.
- Penyakit (stroke)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke
banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian
24
lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan
kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada
pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam
8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah
14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi
pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok
penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS. Kini makin
banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu
hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada
pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut
ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok
jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu,
keluarga, perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul
akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama
tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau
kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi
perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan
penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak
sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan
meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
- Ganggu kesehatan jiwa
25
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas
hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang
melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang
memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih
buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya
satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien
gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada
50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat
rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National
Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki
risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan
remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih
sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak
merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan
depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi
menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki
gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas). Sebagian besar
penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya.
Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala
putus obat ( withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan
berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba
berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini
tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha
26
berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi. Selain itu, gejala
putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan
bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat
gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa
lelah dan peningkatan berat badan). Nikotin sebagai obat gangguan
kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan
kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan
kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok
dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat
sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,
menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa
penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada
dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk
digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki
terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis
yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran
pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan
merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat
analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam
pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan
bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai
27
karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran
untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
- Sistim reproduksi
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2
dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan
rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai
usia dewasa Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur
The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre,
ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif
lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. pria akan mengalami 2 kali
resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan
DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita
hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut
mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di
Inggris, berhubungan erat dengan merokok. 120.000 pria di Inggris
yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat
merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus
kanker rahim per tahunnya.
4. Gizi seimbang
A. Definisi gizi seimbang
28
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-
1955 sebagai terjemahan kata bahasa inggris nutrition. Kata gizi berasal
dari bahasa arab “ghidza”yang berarti makanan. Menurut dialek mesir,
ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition
dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”. WHO mengartikan ilmu gizi
sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup.
Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair
dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan,
pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Zat gizi
(nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah
dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan
menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui
dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh.
Pengertian gizi seimbang yaitu makan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai
dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dalam derajat
kesehatan, tumbuh kembang serta produktivitasnya yang optimal.
29
Gambar 1. Piramida Makanan
B. Penerapan 13 Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Kongres Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun 1992 telah
merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) untukmenghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang
andal. Di Indonesia PUGS tersebut dijabarkan sebagai 13 pesan dasar
yang seyogyanya dapat dijadikanpedoman bagi setiap penduduk.
Adapun 13 pesan dasar pugs menurut DEPKES RI,1996 adalah sebagai
berikut :
30
1. Makanlah beraneka ragam makanan
Tujuan pesan ini adalah agar kebutuhan gizi seseorang tercukupi
secara lengkap yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Tujuan pesan adalah agar seseorang dapat menjalankan aktivitas fisik
seperti bekerja, belajar, berpikir atau pun berolahraga.
3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari
Tujuan pesan adalah agar konsumsi sumber karbohidrat yang diperoleh
dari makanan pokok tidak berlebihan.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi
sehari
Tujuan pesan adalah agar konsumsi lemak dan minyak dalam makanan
sehari-hari sebaiknya 15 – 25 % dari kebutuhan energi untuk
menurunkan resiko penyakit jantung.
31
5. Gunakan garam beryodium
Tujuan pesan adalah menurunkan kejadian gangguan kesehatan akibat
kekurangan yodium (GAKY) di indonesia.
6. Makanlah makanan sumber zat besi
Tujuan pesan adalah mengatasi masalah anemia gizi besi yang dapat
menghambat upaya pengembangan kualitas sumberdaya. Kriteria
penilaian : konsumsi bahan pangan sumber zat besi cukup.
7. Berikan air susu ibu (asi) saja sampai bayi umur 6 bulan setelah itu
perlu diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
Tujuan pesan adalah agar ibu menyusui hanya memberikan asi saja
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan lain (asi ekslusif).
8. Biasakan makan pagi
Tujuan pesan adalah agar setiap keluarga selalu menyempatkan makan
pagi untuk mendukung produktivitas dan daya tahan dalam
beraktivitas.
9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup
32
Tujuan pesan adalah agar memakai air bersih dan matang untuk
keperluan konsumsi. Minum air matang (mineral) minimal 8 gelas.
10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur
Tujuan pesan adalah agar menjaga kebugaran dan kesehatan dengan
berolahraga. Aktif berolahraga minimal 2 kali seminggu.
11. Hindari minum minuman berakohol
Tujuan pesan adalah supaya setiap orang tidak minum minuman
beralkohol yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Tujuan pesan adalah agar makanan yang dikosumsi bergizi lengkap,
bebas bahan kimia dan layak sehingga aman bagi kesehatan. Selalu
memilih makanan yang baik kualitasnya (bergizi, bebas bahan kimia,
layak dan aman dikonsumsi).
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Tujuan pesan adalah membiasakan masyarakat untuk memilih
makanan berlabel jelas dan membaca label pada makanan kemasan
yang akan dibeli.