Review Jurnal Studi Pengaruh an Surface Modifier Phenol Dengan Metode Fischer Esterification...
Click here to load reader
Transcript of Review Jurnal Studi Pengaruh an Surface Modifier Phenol Dengan Metode Fischer Esterification...
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
1
Studi Pengaruh Penambahan Surface Modifier Phenol dengan Metode Fischer
Esterification terhadap Konduktivitas Listrik dan Sifat Mekanis Material Pelat Bipolar
Berbasis Nano Komposit MWCNT/PP-Cu
Perkembangan teknologi polymer electrolyte membrane (PEM) pada fuel cells sangat
bergantung kepada performa dari pelat bipolar. Ada hubungan yang sangat kuat antara
material yang digunakan selama proses fabrikasi pelat bipolar dengan sifat-sifat yang
dimiliki. Komposit pelat bipolar grafit-polimer merupakan salah satu produk komersial saat
ini. Beberapa pengisi atau filler berbasis karbon juga diuji dan diteliti efeknya terrhadap sifat
pelat bipolar, seperti carbon nanotube, serat karbon, karbon hitam, grafit berukuran nano dan
expanded graphite. Karakteristik struktural dari partikel-partikel tersebut, seperti morfologi
dan ukuran, memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat akhir pelat bipolar. Bahkan fraksi
volum dari pengisi merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi sifat pelat bipolar[1]
.
Pelat bipolar merupakan komponen penting dari polymer electrolyte membrane (PEM)
pada fuel cells. Pelat bipolar dalam fuel cells berperan dalam manajemen gas dan air,
stabilitas mekanis, dan electrical performance dari fuel cells[2-4]
. Sifat-sifat krusial yang
ditinjau dalam pemilihan material untuk pelat bipolar adalah konduktivitas termal dan listrik,
permeabilitas gas, kekuatan mekanis, ketahanan korosi dan densitas yang rendah. Semua sifat
ini diperhitungkan untuk mememnuhi target yang telah ditetapkan oleh Department of
Energy (DOE), yaitu[5]
:
Berat : < 0.4 Kg kW-1
Kekuatan fleksural : > 25 MPa
Fleksibilitas : 3-5% deflection pada mid-span
Konduktifitas listrik : > 100 S cm-1
Konduktifitas termal : > 10 W (mK)-1
Permeabilitas gas : < 2 x 10-6
cm3 cm
-2 s
-1 pada 80
oC dan 3 atm
Ketahanan korosi : < 1 µAcm-2
Pemilihan material yang sesuai dengan standar DOE tersebut memiliki range yang
cukup luas. Grafit murni merupakan material pertama yang digunakan sebagai pelat bipolar
karena memiliki sifat konduktifitas termal dan listrik yang baik. Namun, adanya sifat getas
dan proses fabrikasi yang memakan biaya yang besar menyebabkan penggunaan grafit murni
sebagai material pelat bipolar menjadi tidak efisien. Beberapa jenis logam dan paduan seperti
stainless steel, aluminium, nikel, tembaga, titanium dan baja karbon pernah digunakan
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
2
sebagai material pelat bipolar. Penggunaan material logam dan paduan ini sebagai pelat
bipolar belum dapat dimaksimalkan karena terkendala dengan massa yang terlalu besar dan
kerentanan terhadap korosi yang dapat menimbulkan masalah lain seperti munculnya gas
beracun akibat produk korosi yang bereaksi dengan katalis[1]
.
Komposit grafit-polimer, baik termoset maupun termoplastik, yang digunakan sebagai
matriks memiliki kelebihan dibanding material logam seperti ketahanan korosi dan berat
yang lebih ringan. Selain itu, material komposit grafit-polimer ini juga dapat diproduksi
dengan cara yang lebih ekonomis, yaitu dengan compression, proses injection atau transfer
molding tergantung jumlah pelat bipolar yang akan diproduksi. Beberapa jenis polimer yang
biasa digunakan secara komersial antara lain polyprophylene (PP), polyphenylene sulfide
(PPS), polyvinylidene fluoride (PVDF) dan phenolic resin. Penggunaan matriks polimer juga
dikarenakan sifat material ini yang lebih permeable terhadap gas meskipun secara
konduktivitas listrik dan sifat mekanis yang lebih rendah dibanding material logam.
Kekurangan material komposit grafit-polimer ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh
para peneliti untuk menemukan formulasi yang optimal sehingga dapat mencapai target yang
ditetapkan oleh DOE dan dapat diproduksi secara massal[1]
.
Salah satu investigasi mengenai penggunaan material komposit grafit-polimer sebagai
pengganti grafit murni ini dilakukan oleh Radwan Dweiri et al. pada tahun 2007 dan
mendapatkan hasil bahwa selain penambahan polimer polyprophylene (PP) untuk
mengurangi densitas pelat bipolar, penambahan material karbon hitam dapat meningkatkan
konduktivitas listrik dari material komposit pelat bipolar[6]
. Komposisi optimal yang didapat
pada penelitian ini adalah 25 wt.% karbon hitam, 55 wt.% grafit dan 20 wt.% PP. Penelitian
lain mengenai komposisi optimum antara grafit dan matriks polyprophylene (PP) dialkukan
oleh Shu-Hang Liao et al. pada tahun 2008 dimana komposisi yang optimum untuk
menghasilkan pelat bipolar yang baik adalah 20 wt.% PP dan 80 wt.% grafit[7]
.
Penelitian terbaru pada tahun 2012 ini oleh Ha Na Yu et al. mengungkapkan bahwa
salah satu cara untuk meningkatkan konduktivitas pelat bipolar pada Proton Exchange
Membran Fuel Cell (PEMFC) adalah dengan mengurangi contact resistance antara Gas
Diffusion Layer (GDL) dan pelat bipolar[8]
. Teknik yang digunakan adalah proses etching
dengan menggunakan plasma agar resin-rich layer yang berada di permukaan komposit dapat
dihilangkan sehingga electrical resistance dari material dapat berkurang.
Penemuan material carbon nanotube (CNT) pada tahun 1991 oleh Iijima[9]
merupakan
sebuah revolusi baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Material CNT memiliki range
potential application yang sangat besar pada beberapa bidang teknologi selama satu dekade
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
3
ini. Salah satu jenis CNT yang terus dikembangkan aplikasinya adalah Multiwall Carbon
Nanotube (MWCNT). Material MWCNT diklaim sebagai salah satu material yang
menjanjikan dalam dunia nanomaterial karena sifatnya yang high flexibility, densitas yang
rendah, high aspect ratio (biasanya > 103) serta sifat mekanis dan konduktivitas listrik yang
menjanjikan. MWCNT merupakan material penguat yang ideal untuk mengembangkan
polymer nanocomposite generasi baru yang memiliki kekuatan tinggi, ringan dan multi
fungsional[10]
. Efek nanostruktur MWCNT pada sifat komposit pelat bipolar berbasis grafit
dikemukakan oleh S.R. Dhakate et al. Pada tahun 2010. Penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan konduktivitas termal dan listrik akibat orientasi dari MWCNT yang berada di
segala arah komposit sehingga menghasilkan efek yang sinergis pada saat transfer panas
maupun elektron[11]
.
Metode fabrikasi yang dinilai cukup ekonomis dan sederhana untuk memproduksi pelat
bipolar dengan MWCNT sebagai penguatnya adalah proses melt blending. Suhu proses dan
gaya geser yang tinggi dalam proses ini merupakan suatu driving force untuk mendispersikan
material MWCNT ke dalam matriks polimer. Salah satu faktor penting dalam pembuatan
material komposit MWCNT/PP adalah pendispersian material MWCNT itu sendiri. Material
MWCNT ini harus dipastikan memiliki dispersi yang homogen di dalam matriks polimer dan
memiliki interaksi interface yang baik antara matriks polimer dan penguat MWCNT agar
proses transfer tegangan dapat berjalan secara optimal[12]
.
Secara umum, material nano memiliki kecenderungan dispersi dan interaksi interface
yang buruk karena material nano hanya memiliki ikatan interfacial yang lemah. Polimer yang
secara umum bersifat tidak konduktif walaupun diisi dengan filler MWCNT yang konduktif
belum tentu dapat meningkatkan nilai konduktivitas listrik material nanokomposit secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak berfungsinya conductive network yang seharusnya
dibentuk oleh MWCNT[13]
. Namun, jika dilihat dari kristalinitas matriks polimer, material
MWCNT ternyata lebih mudah untuk terdispersi pada matriks polimer yang bersifat low
crystalline. Hal ini telah dibuktikan oleh Shu-Hang Liao et al. pada tahun 2008 bahwa
matriks polimer dengan kristalilnitas rendah memiliki daerah dispersible yang cukup bagi
material MWCNT dibanding material dengan kristalinitas tinggi yang memiliki banyak
daerah lamella (kristalin)[7]
.
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
4
Gambar 1. Skema conductive paths atau conductive networks pada nanokomposit pelat bipolar dengan (a)
persebaran MWCNT yang homogen dan (b) adanya MWCNT yang beragregat[13]
Oleh karena itu, diperlukan adanya utilization terhadap material MWCNT agar dapat
berfungsi secara optimal sebagai penguat dalam matriks polimer. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan fungsionalisasi terhadap material MWCNT. Fungsionalisasi ini
merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mencegah adanya agregasi atau aglomerasi dari
material MWCNT sehingga dapat menghasilkan material komposit MWCNT/PP dengan
dispersi MWCNT yang homogen di dalam matriks sekaligus menghasilkan interface yang
baik. Selain itu, dispersi material MWCNT yang baik juga dapat meningkatkan sifat-sifat
nanokomposit lainnya seperti sifat mekanis, konduktivitas listrik dan konduktivitas termal.
Yongzheng Pan et al. pada tahun 2009 mengungkapkan bahwa: (i) penggunaan
compatibilizer PP-g-MA dapat menurunkan ukuran agregat MWCNT dan meningkatkan
proses dispersi MWCNT dalam matriks polimer; dan (ii) modifikasi MWCNT dengan asam
memiliki kontribusi yang kecil terhadap dispersi MWCNT namun dapat meningkatkan
interfacial adhesion antara MWCNT dan matriks polimer bersama PP-g-MA[14]
.
Pada tahun 2007, Han-Lang Wu et al. meneliti pengaruh MWCNT yang
difungsionalisasi dengan maleic acid dan maleic anhydride terhadap nanokomposit poly(urea
urethane) (PUU) dan menunjukkan bahwa MWCNT yang difungsionalisasi dengan zat kimia
tersebut (Maa-g-MWCNT dan Mah-g-MWCNT) memiliki dispersi yang jauh lebih baik pada
matriks poly(urea urethane) jika dibandingkan dengan MWCNT yang tidak
difungsionalisasi[15]
. Proses dispersi ini dapat terjadi karena terbentuknya ikatan hidrogen
antara MWCNT yang difungsionalisasi dengan matriks PUU. Komposisi optimal yang
didapat berdasarkan penelitian ini adalah 6.63% pada maleic acid dan 5.39% pada maleic
anhydride. Perbedaan bentuk patahan juga dianalisa pada penelitian ini dimana patahan
MWCNT/PUU yang tidak difungsionalisasi memiliki irregular pattern sedangkan
permukaan patahan Maa-g-MWCNT/ PUU dan Mah-g-MWCNT/ PUU memiliki bentuk
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
5
patahan regular pattern. Selain itu, material MWCNT yang difungsionalisasi juga memiliki
kekuatan tarik yang lebih tinggi jika dibandingkan nanokomposit yang tidak
difungsionalisasi.
Gambar 2. Perbandingan kekuatan tarik nanokomposit pristine MWCNT/PUU dengan functionalized
MWCNT/PUU[15]
Pada tahun 2008, Hui-juan Zhang et al. melakukan penelitian bahwa MWCNT yang
difungsionalisasi dengan maleic anhydride pada matriks PTFE dapat meningkatkan sifat
tribologi dari nanokomposit[16]
. Pada penelitian ini, komposisi MWCNT yang optimum
didapat pada konsentrasi 1wt% MWCNT. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, MWCNT
cenderung membentuk aglomerat dan mengalami penurunan sifat mekanis. Skema proses
fungsionalisasi MWCNT pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3. Proses sintesis MWCNT dengan menggunakan maleic anhydride (MWCNTs-g-MA) [16]
Penelitian tentang penggunaan surface modifier lainnya dilakukan oleh Shu-Hang Liao
et al. pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan merujuk terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Shu-Hang Liao et al. pada tahun 2007 bahwa penambahan
surface modifier dengan penambahan MWCNT sebesar 1 phr dapat meningkatkan kekuatan
tekuk pelat bipolar hingga 48% daripada pelat bipolar tanpa modifikasi[13]
. Surface modifier
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
6
yang dimaksud adalah poly(oxyalkylene)-amine bearing the diglycidyl ether of bisphenol A
(DGEBA) epoxy dengan berat molekul 400 dan 2000 (POA400-DGEBA dan POA2000-
DGEBA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nanokomposit pelat bipolar dengan
MWCNT yang difungsionalisasi dapat meningkatkan konduktivitas listrik dan kekuatan
tekuknya. Sifat mekanis dan electric meningkat secara drastis pada material
MWCNTs/POA400-DGEBA karena proses dispersi yang baik[17]
. Fenomena ini dapat terjadi
karena adanya proses grafting yang lebih tinggi densitasnya dibanding menggunakan rantai
molekul yang lebih besar seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Skema persebaran material MWCNT pada matriks PP dalam sistem nanokomposit pelat
bipolar (a) MWCNTs/POA400-DGEBA dan (b) MWCNTs/POA2000-DGEBA[17]
Pada tahun yang sama (2009), Shu-Hang Liao et al. melakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan modifier POAMA (poly(oxyalkylene)-amines (POA) bearing maleic
anhydride (MA)) yang dicankok (grafted) ke material MWCNT dengan metode reaksi
amidization sehingga membentuk MWCNTs-POAMA[18]
. Pada penelitian ini matriks yang
digunakan adalah vinyl ester yang akan bereaksi dengan MWCNTs-POAMA sehingga
membentuk struktur jaring silang (cross-linked) yang saling menyatu. Pada penelitian ini
ditemukan bahwa MWCNT yang difungsionalisasi memberikan efek dispersi yang lebih baik
dibanding yang tidak difungsionalisasi. Efek dispersi yang lebih baik ini dikarenakan adanya
unsaturated double bonds dari POAMA yang menyebabkan MWCNTs-POAMA membentuk
ikatan kimia yang efektif antara matriks vinyl ester dan MWCNT. Selain itu, sifat mekanis
serta konduktivitas listrik juga meningkat dengan rincian kenaikan sebagai berikut: kekuatan
tekuk (45%), kekuatan impak tanpa takik (90%), konduktivitas listrik secara in-plane (315%)
serta contact resistance (28%)[18]
.
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
7
Gambar 5. Skema struktur cross-linking dari functionalized MWCNT yang bereaksi dengan vinyl ester dan
monomer styrene[18]
Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. menunjukkan bahwa nanokomposit
Thermoplastic Polyurethane (TPU) dengan MWCNT yang dibuat dengan proses melt
extrusion memiliki dispersi MWCNT yang homogen di dalam matriks TPU dan ikatan adhesi
yang kuat pada interface antara MWCNT yang difungsionalisasi dan TPU sebagai matriks[19]
.
Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan modulus Young dan kekuatan tarik serta elongasi
yang tinggi saat mengalami break pada penambahan 9.3% MWCNT.
Secara umum, matriks TPU memiliki kandungan segmen aromatic yang tinggi. Oleh
karena itu, Aruna Kumar Barick et al. pada tahun 2011 melakukan penelitian dengan cara
fungsionalisasi MWCNT dengan asam agar dapat meningkatkan interaksi pada interface
melalui mekanisme ikatan hidrogen[20]
. Hasil pengujian FTIR menunjukkan adanya interaksi
yang kuat antara MWCNT-COOH dengan matriks TPU. Hasil pengamatan foto mikro
dengan FESEM dan TEM menunjukkan bahwa MWCNT yang telah difunsionalisasi
memiliki dispersi yang merata di dalam segmen keras dan lunak pada matriks TPU, namun
mulai terbentuk agregat pada penambahan 5% MWCNT. Hasil pengujian TGA menunjukkan
adanya penggabungan MWCNT yang dapat meningkatakan stabilitas termal karena tingginya
konduktivitas termal dari MWCNT. Hasil pengujian DSC menunjukkan bahwa titik leleh, Tg
dan kristalinitas dari matriks TPU meningkatkan dengan adanya inklusi MWCNT yang
sekaligus menandakan bahwa MWCNT yang difungsionalisasi dengan asam ini dapat
mempengaruhi struktur kristalin dan amorf dari matriks TPU. Dispersi MWCNT yang
homogen di dalam matriks TPU pada penambahan MWCNT yang rendah serta keberadaan
interfacial adhesion yang kuat antara MWCNT yang telah difungsionalisasi dan matriks TPU
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
8
merupakan penyebab adanya peningkatan sifat-sifat material dari nanokomposit
MWCNT/TPU.
Gambar 6. Skema interaksi ikatan hidrogen antara MWCNT dan matriks TPU[20]
Selain pengaruh surface modifier atau fungsionalisasi terhadap MWCNT, pada tahun
2010, Ji Hoon Lee et al. meneliti bahwa adanya moisture absorption dapat mempengaruhi
sifat-sifat MWCNT, baik yang telah dimodifikasi maupun tidak[21]
. Pada penelitian ini Lee
menggunakan tiga kondisi MWCNT, yaitu unmodified, oxidized dan silanized. Sampel
nanokomposit dengan MWCNT silanized memiliki kekuatan tarik, modulus elastis, dan
transmittance yang lebih baik dibanding dua jenis lainnya. Kesimpulan lainnya adalah
adanya pengaruh moisture absorption dapat menurunkan sifat mekanis dari komposit.
Sebelumnya pada tahun 2009, Ji Hoon Lee et al. juga melakukan penelitian mengenai efek
carbon fillers terhadap sifat pelat bipolar komposit berbasis polimer dan mendapatkan hasil
bahwa konduktivitas listrik tertinggi dicapai ketika total conducting filler mencapai 75 vol.%.
Dia juga menemukan adanya batas (threshold) terhadap material karbon yang berfungsi
sebagai filler ini, yaitu 5 vol.% untuk karbon hitam, 2 vol.% untuk MWCNT dan 7 vol.%
untuk serat karbon. Di atas batas ini, konduktivitas listrik akan menurun seiring dengan
peningkatan kandungan filler karena resin tidak mampu lagi mengikat filler-filler ini secara
kuat[22]
.
Salah satu metode lain untuk meningkatkan dispersi dari MWCNT adalah penggunaan
pelarut phenol dengan metode esterifikasi (pembentukan ester) sehingga material MWCNT
yang digunakan memiliki gugus ester yang berfungsi sebagai jembatan antara MWCNT dan
matriks polimer yang digunakan. Prinsip kerja surface modifier ini menyerupai prinsip kerja
maleic anhydride yang digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun pelarut phenol
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
9
ini memiliki keunggulan dimana harganya yang lebih murah sehingga lebih ekonomis dalam
proses fabrikasi.
Berdasarkan berbagai penelitian di atas, dapat dilihat bahwa secara umum pengaruh
surface modifier atau fungsionalisasi terhadap MWCNT umumnya dapat meningkatkan
berbagai macam properties dari material komposit pelat bipolar. Hal ini dikarenakan prinsip
kerja dari surface modifier yang mampu membentuk suatu ikatan kimia yang akan
menjebatani penguat MWCNT dengan matriks polimer yang akan digunakan. Dengan adanya
ikatan kimia antara penguat MWCNT dan matriks polimer maka akan meningkatkan
kemampuan dispersi material MWCNT sehingga tidak membentuk agregat atau aglomerat.
Pada penelitian untuk thesis ini akan melanjutkan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya saat skripsi tentang Pengaruh Penambahan Fraksi Volum Penguat MWCNT
terhadap Konduktivitas Listrik dan Sifat Mekanis Material Pelat Bipolar Berbasis
Nanokomposit MWCNT/PP-Cu. Perbedaannnya adalah penggunaan surface modifier berupa
phenol dengan metode Fischer Esterification untuk meningkatkan dispersi sekaligus
kompatibilitas antara penguat MWCNT dan matriks polimer polypropylene (PP).
Karakterisasi yang akan dilakukan antara lain: pengujian konduktivitas listrik dengan metode
four-point probe, pengujian tarik dan fleksural, pengujian densitas dan porositas, analisa
gugus fungsi dengan FTIR, pengamatan permukaan patahan dengan SEM dan AFM, analisa
komposisi kimia dengan EDS serta pengujian stabilitas termal dengan menggunakan TGA.
Dengan meningkatnya proses pendispersian serta kompatibilitas ini diharapkan dapat
memenuhi standar material untuk pelat bipolar sesuai yang telah ditetapkan oleh DOE[5]
.
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
10
1. Antunes, R.A., et al., Carbon materials in composite bipolar plates for polymer
electrolyte membrane fuel cells: A review of the main challenges to improve electrical
performance. Journal of Power Sources, 2011. 196(6): p. 2945-2961.
2. R.A. Antunes, M.C.L.O., G. Ett, V. Ett, Hydrogen Energy, 2010. 35: p. 3632–3647.
3. M.-C. Hsiao, S.-H.L., M.-Y. Yen, C.-C.M. Ma, S.-J. Lee, Y.-H. Chen, C.-H. Hung,
and X.-F.X. Y.-F. Lin, Power Sources, 2010. 195: p. 509–515.
4. A. Hermann, T.C., P. Spagnol, Hydrogen Energy, 2005. 30: p. 1297–1302.
5. 2010; Available from:
http://www1.eere.energy.gov/hydrogenandfuelcells/mypp/pdfs/fuelcells.pdf.
6. Dweiri, R. and J. Sahari, Electrical properties of carbon-based polypropylene
composites for bipolar plates in polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC).
Journal of Power Sources, 2007. 171(2): p. 424-432.
7. Liao, S.-H., et al., Preparation and properties of carbon nanotube/polypropylene
nanocomposite bipolar plates for polymer electrolyte membrane fuel cells. Journal of
Power Sources, 2008. 185(2): p. 1225-1232.
8. Yu, H.N., et al., Plasma treatment of the carbon fiber bipolar plate for PEM fuel cell.
Composite Structures, (0).
9. Iijima, S., Nature 354, 1991. 7: p. 56-58.
10. J.N. Coleman, U.K., W.J. Blau, Y.K. Gun’ko, Carbon 44, 2006. 9: p. 1624-1652.
11. Dhakate, S.R., et al., CNTs nanostructuring effect on the properties of graphite
composite bipolar plate. International Journal of Hydrogen Energy, 2010. 35(9): p.
4195-4200.
12. N.G. Sahoo, S.R., J.W. Cho, L. Li, S.H. Chan, Prog. Polym. Sci 35, 2010. 7: p.
837-867.
13. Liao, S.-H., et al., Preparation and properties of carbon nanotube-reinforced vinyl
ester/nanocomposite bipolar plates for polymer electrolyte membrane fuel cells.
Journal of Power Sources, 2008. 176(1): p. 175-182.
14. Pan, Y., et al., Correlation between dispersion state and electrical conductivity of
MWCNTs/PP composites prepared by melt blending. Composites Part A: Applied
Science and Manufacturing, 2010. 41(3): p. 419-426.
15. Wu, H.-L., et al., Preparations and properties of maleic acid and maleic anhydride
functionalized multiwall carbon nanotube/poly(urea urethane) nanocomposites.
Composites Science and Technology, 2007. 67(9): p. 1854-1860.
M.Ekaditya Albar / 1106154305 REVIEW JURNAL
11
16. Zhang, H.-j., et al., Enhanced wear properties of hybrid PTFE/cotton fabric
composites filled with functionalized multi-walled carbon nanotubes. Materials
Chemistry and Physics, 2009. 116(1): p. 183-190.
17. Liao, S.-H., et al., Preparation and properties of functionalized multiwalled carbon
nanotubes/polypropylene nanocomposite bipolar plates for polymer electrolyte
membrane fuel cells. Journal of Power Sources, 2010. 195(1): p. 263-270.
18. Liao, S.-H., et al., Novel functionalized carbon nanotubes as cross-links reinforced
vinyl ester/nanocomposite bipolar plates for polymer electrolyte membrane fuel cells.
Journal of Power Sources, 2010. 195(23): p. 7808-7817.
19. W. Chen, X.T., Y. Liu, Compos. Sci. Technol, 2006. 66: p. 3029-3034.
20. Barick, A.K. and D.K. Tripathy, Preparation, characterization and properties of acid
functionalized multi-walled carbon nanotube reinforced thermoplastic polyurethane
nanocomposites. Materials Science and Engineering: B, 2011. 176(18): p. 1435-1447.
21. Lee, J.H., K.Y. Rhee, and J.H. Lee, Effects of moisture absorption and surface
modification using 3-aminopropyltriethoxysilane on the tensile and fracture
characteristics of MWCNT/epoxy nanocomposites. Applied Surface Science, 2010.
256(24): p. 7658-7667.
22. Lee, J.H., et al., Effect of carbon fillers on properties of polymer composite bipolar
plates of fuel cells. Journal of Power Sources, 2009. 193(2): p. 523-529.