RESUME Prista Mioma-19
-
Upload
kukuhariawijaya -
Category
Documents
-
view
219 -
download
3
description
Transcript of RESUME Prista Mioma-19
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBERFORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa : Rr. Caecilia Yudistika Pristahayuningtyas, S.Kep
NIM : 112311101024
Tanggal Resume : 19 Oktober 2015
Ruangan : Instalasi Bedah Sentral
RESUME KASUS KELOLAAN UTAMA
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Situbondo
No. RM :
Ruangan : Nifas
DiagnosaMedis : Mioma Uteri dengan SVH (Supra Vaginal Hysterectomy)
Pre Operasi
S (Subjektif):
1. Klien mengeluh perdarahan yang berlangsung terus menerus setiap hari
sejak 7 tahun yang lalu.
2. Klien merasakan sakit di bagian perut bawah, awalnya perut teraba seperti
benda kecil di dalam, namun bertahun-tahun ssemakin lama perut semakin
membesar dan benda tersebut semakin teraba.
3. Klien mengatakan sudah empat kali dirawat inap, dilakukan pemeriksaan
dan pengobatan di rumah sakit daerah sekitar tempat tinggal klien.
4. Klien mengatakan siap untuk diangkat rahimnya, karena beliau sangat
berharap, dengan pengangkatan rahim tersebut, penyakit yang dialami
tidak akan kembali, namun terkadang klien merasa takut bila penyakitnya
kembali pada dirinya
O (Objektif):
1. GCS : 4-5-6
2. TD : 120/70 mmHg
3. N : 78x/menit
4. RR : 20x/menit
5. Suhu : 36,9oC
6. Nyeri tekan pada abdomen bagian bawah
7. Terlihat klien tersenyum dan siap menghadapi prosedur operasi, namun
terkadang terlihat gelisah dan takut
A (Analisa):
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan pembuluh darah dan sistem
saraf di sekitarnya pada ruang intra abdomen
2. Kecemasan berhubungan dengan rencana tindakan pembedahan
P (Perencanaan):
1. Dx 1:
a. Kaji karakteristik nyeri dari precipitating, quality, region, severity,
dan time (PQRST), skala nyeri.
b. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
c. Observasi respon non-verbal klien
d. Ajarkan teknik relaksasi nyeri : nafas dalam dan distraksi
1. Dx 2:
2. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
5. Temani klien dalam memenuhi rasa aman dan nyaman
6. Ajarkan teknik relaksasi nyeri : nafas dalam dan pendekatan spiritual
7. Beri reinforcement positif pada klien
I (Implementasi)
PRE OPERATIF
Mempersiapkan klien
Memberikan cairan infus RL 500 ml
Mengajarkan nafas dalam untuk membantu menenangkan klien
Melakukan pendekatan spiritual pada klien untuk mengurangi kecemasan
klien
INTRA OPERATIF
Membantu menyiapkan ruang operasi
Memasang kateter urinari
Mengamati proses operasi yaitu:
1. Memberikan injeksi vena ceftazidime
2. memasang monitor TD, RR dan saturasi O2
3. Menyiapkan instrumentasi operasi
4. Prosedur SGG (Scrubbing, Gowning, Gloving)
5. memberikan obat bius atau anestesi regional
6. memberikan antiseptic keatas abdomen dengan menggunakan alcohol
dan betadine
7. Memasang dug steril yang dialasi dengan menggunakan kertas roti
untuk memfokuskan area insisi
8. Persiapan operasi sudah selesai dan operasi dapat dimulai
POST OPERATIF
1. Mengkaji kesadaran klien
2. Mengkaji tanda vital klien
3. Mengkaji keluhan klien post operasi
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan massage sederhana
Evaluasi
Pre Operasi
S:
1. Klien mengatakan bahwa dengan melakukan teknik relaksasi napas dalam
klien menjadi jauh lebih tenang
2. Klien mengatakan siap menjalani prosedur operasi
3. Klien mengatakan bahwa bagian perut bawah klien masih merasa sakit
O:
1. Klien jauh lebih tenang,
2. TD: 130/80
3. RR: 20x/menit
4. Skala nyeri klien berada pada klien ±5
A:
Nyeri akut dan kecemasan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
PROSES OPERASI
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Situbondo
No. RM :
Ruangan : Nifas
DiagnosaMedis : Mioma Uteri dengan SVH (Supra Vaginal Hysterectomy)
1. PRE OPERASI
Klien dating dari ruangan dengan kondisi sudah memakai baju operasi.
Perawat yang membawa klien melakukan serah terima klien. Setelah klien
di terima, klien segera di masukkan kedalam ruang pre operasi. Klien
diberikan cairan infus RL. Ketika klien merasa cemas diajarkan teknik
nafas dalam dan pendekatan spiritual sederhana untuk mengurangi
kecemasannya.
2. INTRA OPERASI
Klien dari ruang pre operasi di bawa ke dalam ruang intra operasi
sesuai yang sudah dijadwalkan. Klien dibawa dengan menggunakan
brankard. Setelah masuk di ruang intra operasi, klien di pindahkan dari
brankard ke meja operasi. Di ruang intra operasi di awal saat dilakukan
anestesi terdiri dari 1 dokter anastesi dan 1 perawat anestesi. Kemudian
setelah dilakukan prosedur anestesi terdapat 1 dokter spesialis obgyn, 2
perawat asisten bedah, 1 perawat instrumen, 1 perawat sirkular, dan 2
observer. Klien dilakukan skin test obat ceftazidime untuk mengecek
apakah klien alergi terhadap antibiotic tersebut atau tidak. Selanjutnya
klien dipasang alat-alat monitor. Setelah persiapan klien diinjeksikan obat
anestesi regional sehingga klien lemas dan bagian setengah tubuh, dari
mulai perut hingga ujung kaki menjadi lumpuh sementara. Kemudian
setelah prosedur anestesi selesai, klien dilakukan prosedur antiseptic di
area sekitar yang akan dilakukan pembedahan, dalam hal ini khususnya di
bagian perut di bawah umbilicus.
Perawat dan dokter spesialis yang naik untuk melakukan
pembedahan melakukan SGG yang bermulai dengan mencuci tangan dari
mulai telapak hingga siku tangan yang dilakukan selama 60 detik,
selanjutnya cuci tangan dengan 6 langkah selama 20-30 detik. Kemudian
masuk ke dalam ruangan intra operasi untuk menggunakan gown, dan
APD lainnya. Setelah siap salah satu anggota tim, mengambil iodine dan
kasa yang sudah dicelupkan di iodine untuk di oleskan di daerah yang
akan dilakukan insisi secara vertical (abdomen), setelah selesai daerah
yang tidak dilakukan insisi di tutup dengan menggunakan kain steril
sehingga hanya daerah abdomen yang menjadi focus untuk pembedahan.
Kemudian abdomen siap di insisi dengan menggunakan mess. Setelah
abdomen terbuka terlihat beberapa lapisan abdomen dan bagian mioma
yang sudah membesar, abdomen yang sudah di bedah di buka dengan
menggunakan hug tajam untuk membuka area bedah untuk mengangkat
uterus.
Kemudian dilakukan suction untuk membersihkan cairan dan darah
yang berada dalam rongga abdomen. Setelah uterus terangkat dan
dikeluarkan, dilakukan hecting pada bagian dalam rongga abdomen
terlebih dahulu, kemudian ke bagian terluar abdomen untuk merapatkan
lapisan-lapisan pada abdomen. Langkah selanjutnya mmbersihkan area
hecting dengan menggunakan NaCl dan luka insisi diberi iodine,
kemudian diberi kasa diatasnya dan di fiksasi dengan menggunakan
plester (hepafix). Setelah itu dilakukan pembersihan area disekitar klien,
mulai dari dug yang digunakan saat pembedahan, kertas roti untuk
melapisi bawah dug, hingga underpad yang basah di bersihkan dan diganti
dengan yang baru. Kemudian klien ditutup kembali dengan menggunakan
kain yang digunakan awal untuk menutup dan selanjutnya di bawa ke
ruang post operasi.
Gambar 1. Proses hecting abdomen
Gambar 1. Uterus yang telah diangkat
3. POST OPERASI
Di ruang operasi klien di monitor tanda-tanda vitalnya dan dilakukan
relaksasi napas dalam dan massage sederhana, karena klien merasa mual
dan muntah serta area abdomen atas merasa sakit. Relaksasi ini dilakukan
hingga klien tertidur. Kemudian klien di bawa kembali ke ruang yang
semula klien dirawat, yakni ruang Nifas.
Post Operasi
S (Subjektif):
1. Klien mengatakan bahwa klien merasa mual dan ingin muntah
2. Klien mengatakan nyeri di area perut atas
O (Objektif):
1. Klien jauh lebih tenang,
2. TD: 146/7
3. RR: 24x/menit
4. N: 57
5. Skala nyeri klien sebelum diberi terapi relaksasi ±7
6. Terlihat klien gelisah
A (Analisa):
Nyeri akut berhubungan dengan efek pembedahan
P (Perencanaan):
1. Kaji karakteristik nyeri dari precipitating, quality, region, severity,
dan time (PQRST), skala nyeri.
2. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
3. Observasi respon non-verbal klien
4. Ajarkan teknik relaksasi nyeri : nafas dalam dan massage sederhana
I (Implementasi)
1. Mengkaji karakteristik nyeri dari precipitating, quality, region,
severity, dan time (PQRST), skala nyeri.
2. Memberikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
3. Mengobservasi respon non-verbal klien
4. Mengajarkan teknik relaksasi nyeri : nafas dalam dan massage
sederhana
E (Evaluasi)
S:
1. Klien mengatakan sakitnya berkurang saat melakukan napas dalam dan
dibantu massage sederhana di sekitar area yang sakit
2. Klien mengatakan lebih nyaman
O:
Klien jauh lebih tenang,
1. TD: 130/80
2. RR: 20x/menit
3. N: 60x/menit
4. Skala nyeri klien berada pada klien ±6
5. Terlihat klien tertidur saat dilakukan terapi relaksasi
A:
Nyeri akut teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi