Responsi - Iman - Roseolla (Final)
-
Upload
cutex-leeta-adinda -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
description
Transcript of Responsi - Iman - Roseolla (Final)
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
1/19
1
RESPONSI KASUS
Kepaniteraan Muda Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Sumber Waras
Nama Mahasiswa Iman Teguh B
NIM 406127005
Pembimbing Dr. Wiyarni, Sp.A
Tanggal presentasi : 14 juni 2013
Anamnesa diperoleh dari : Ayah pasien dan Ibu pasien (Alloanamnesa)
Tanggal pemeriksaan : 25 Mei 2013
Tanggal masuk rumah sakit : 25 Mei 2013
IDENTITAS PASIEN
Nama : Gara Gemilang
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 12 Februari 2012
Umur : 15 bulan
Agama : Islam
No. Rekam medik : 52-17-21
Dirawat di : RN 1 / 121 kelas II
IDENTITAS ORANGTUA
Ayah
Nama : Sri Mulyono
Usia : 25 tahun
Pendidikan terakhir : -
Pekerjaan saat ini : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku bangsa : WNI
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
2/19
2
Alamat : Kalianyar 4 RT 04/002 no 22 kelurahan kalianyar kecamatan
tambora Jakarta barat
Ibu
Nama : Mustanqinah
Usia : 22 tahun
Pekerjaan saat ini : ibu rumah tangga
Agama : islam
Suku bangsa : WNI
Alamat : kalianyar 4 RT 04/002 no 22 kelurahan kalianyar kecamatan
tambora jakarta barat
Keluhan utama :Demam dengan ruam
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan pasien semakin lama semakin tinggi, namun demam pasien hanya diukur
dengan perabaan punggung tangan dari ibu pasien pada dahi pasien. Pasien mengigil saat
deamam, tidak kejang, tidak ada mimisan, gusi tidak berdarah, tidak mual dan muntah, tidak
ada batuk, tidak ada pilek, tidak sakit kepala, mata tidak merah, tidak ada penurunan berat
badan, tidak mencret, dan tidak ada alergi obat. Tidak ada sakit menelan, tidak sesak nafas,
tidak ada bengkak sendi, tidak ada nyeri tulang dan otot, dan tidak ada sakit telinga.
Sejak tiga hari sebelum masuk kerumah sakit, demam pasien semakin menurun
dan satu hari sebelum masuk rumah sakit timbul bercak kemerahan pada saat demam pasien
sudah turun yang tersebar pada dada, perut, dan kedua lengan tetapi pasien tidak mengeluh
gatal. Pasien sudah berobat ke dokter umu, diberi obat penurun panas, tetapi ibu dan ayah
pasien tidak ingat apa nama obatnya, namun kondisi pasien tetap tidak membaik.
Riwayat buang air kecil : lancar, berwarna kuning bening, tidak ada darah dan pasien tidak
nyeri saat buang air kecil.
Riwayat buang air besar : lancar, berwarna kuning kecoklatan, konsistensi padat, tidak ada
darah, tidak ada lendir, pasien tidak nyeri saat buang air besar.
Nafsu makan menurun terutama sejak sakit, terutama pasien sedikit minum susu.
Pasien untuk keseharian suka minuman dingin. Sakit seperti ini baru pertama kali dialami
oleh pasien.
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
3/19
3
Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Pasien tidak ada riwayat kejang
demam sebelumnya.
Riwayat keluarga
Anak pertama tunggal, ibu dan ayah pasien dalam keadaan sehat.
Riwayat Kehamilan dan persalinan
ANC : Selama kehamilan, ibu pasien rajin kontrol ke bidan. Ibu pasien tidak
pernah sakit berat selama kehamilan. Ibu pasien tidak minum jamu-
jamuan atau obat-obatan selama kehamilan.
Persalinan : Pasien lahir normal (partus spontan), ditolong oleh bidan di rumah
sakit, lahir cukup bulan, langsung menangis, tidak biru dan tidak
kuning.
Berat badan lahir : 2500 gram
Panjang badan lahir : ibu pasien tidak mengingat.
Bayi Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (BCB SMK)
Riwayat imunisasi
BCG : 1 kali, umur 2 bulan, dilakukan di Puskesmas. Scar (+) di lengan kanan atas
Hepatitis B : 3 kali, dilakukan di Puskesmas. (ibu dan ayah lupa setiap berapa bulannya)
DPT : 3 kali, dilakukan di Puskesmas. (ibu dan ayah lupa setiap berapa bulannya)
Polio : 4 kali, dilakukan di Puskesmas. (ibu dan ayah lupa setiap berapa bulannya)
Campak : 1 kali, umur 9 bulan di puskesmas
Riwayat tumbuh kembang
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
4/19
4
Riwayat pertumbuhan : Menurut ibu pasien, berat badan dan tinggi badan pasien
bertambah setiap bulannya, tetapi ibu pasien tidak tahu secara pasti
berapa pertumbuhannya.
Riwayat perkembangan : Usia 6 bulan pasien dapat tengkurap.
Usia 915 bulan
dapat berjalan dengan dituntun Belajar menyatakan satu atau dua
kata
Menirukan suara Mengerti perintah sederhana atau
larangan
Berpartisipasi dalam permainan
Riwayat makanan
01 tahun : ASI eksklusif
1 tahun - sekarang : ASI + Bubur susu, bubur saring, nasi tim saring dalam mangkok kecil
dimasak oleh ibunya, 3 kali sehari, selalu habis. Mulai diberi buah
pada 7 bulan, 1 kali sehari selalu habis.
Pemeriksaan Jasmani
Keadaan umum : kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5). Tampak sakit sedang,
- Tidak irritable- Tidak ikterik- Tidak sianosis- Tidak anemis- Tidak dyspnea- Tidak lethargis.
Tanda vital
Frekuensi nadi : 60 x/menit, reguler
Suhu tubuh : 37C diukur pada axilla
Frekuensi napas : 26 x/menit, reguler
Tekanan darah : 110/60 mmHg
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
5/19
5
Data antropologi
Berat badan : 8,6 kg
Tinggi badan : 78 cm
Lingkar kepala : 48 cm
BB/TB : < -2SD
Status gizi : gizi kurang (WHO < -2SD = gizi kurang)
Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, tidak ada
kelainan di kulit kepala, rambut hitam terdistribusi merata, tidak
mudah dicabut.
Kedudukan bola mata simetris, palpebra superior et inferior,
dekstra et sinistra tidak edema, tidak cekung, konjungtiva palpebra
dekstra et sinistra tidak anemis, sklera dekstra et sinistra tidak
ikterik. Kedua pupil bulat, isokor, diameter 3mm, Refleks cahaya
kedua mata positif.
Bentuk normal, kedua liang telinga lapang, tidak ada sekret, tidak
terdapat serumen di kedua telinga, tidak nyeri tekan tragus, tidak
ada nyeri tarik aurikurel, tidak nyeri tekan mastoid, kelenjar getah
bening pre-retro-post aurikel tidak teraba.
Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, mukosa di kedua
lubang hidung tampak hiperemis, terdapat sekret putih kental,
tidak ada darah, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Bibir tidak kering, perioral tidak sianosis, mukosa mulut tidak
kering, lidah tidak kotor. Tonsil T2-T2tampak hiperemis, tidak
ada kripta pada tonsil, mukosa dinding faring tampak
hiperemis, tidak ada detritus.
Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba, teraba
pembengkakan di kelenjar getah bening submandibula di
sebelah kiri, 1 buah dengan ukuran kurang lebih 2 cm
permukaan licin konsistensi kenyal dapat digerakan dari dasar
serta tidak nyeri tekan, kelanjar getah bening cervical, supra-
infra clavicula tidak teraba.
Inspeksi :
Bentuk normal, simetris dalam diam dan pergerakan napas
Palpasi :
Stem fremitus kanan - kiri, depan - belakang sama kuatPerkusi :
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
6/19
6
Jantung
Abdomen
Anus dan rectum
Genitalia
Anggota gerak
Tulang belakang
Kulit
Status lokalis
Sonor, batas paru hepar di ICS V MCL dextra
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler, tidak ada ronki dan wheezing di kedua paru
Inspeksi :Tidak tampak pulsasi ictus kordis.
Palpasi :Pulsasi ictus kordis teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi :Redup, Batas jantung kanan : Sejajar ICS V Midsternal line
Batas jantung kiri : di ICS V MCL sinistra
Batas jantung atas : di ICS III parasternal line sinistra
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Inspeksi :Tampak datar, terdapat ruam kemerahan dikulit tersebar dan
tidak gatalAuskultasi :Bising usus positif normal 14 kali permenit
Perkusi :Normo Timpani.
Palpasi :Supel, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, hepar tidak teraba, lien
tidak teraba
Tidak tampak kelainan dari luar (tidak tampak benjolan).
Tidak tampak kelainan dari luar, tidak ada tanda-tanda radang,
tidak ada phimosis
Superior et inferior dextra et sinistra tidak edema, tidak terdapat
deformitas, akral hangat.
Letak di tengah, tidak tampak adanya skoliosis, lordosis, kifosis.
Turgor kulit baik
Ruam macula di abdomen, tangan, kaki dan wajah.
Status neurologis
Rangsang meningeal : Kaku kuduk (-)Brudzinski I (-)
Brudzinski II (-/-)
Laseq (-/-)
Kerniq (-/-)
Reflek Fisiologis : Biceps +/+, normalTriceps +/+, normal
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
7/19
7
Patella +/+, normal
Achilles +/+, normal
Reflek patologis : Babinski -/-Chaddock -/-
Oppenheim -/-
RESUME
Telah di periksa seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 4 bulan dengan keluhan utama
demam sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit yang semakin lama semakin tinggi. Tiga hari
sebelum masuk rumah sakit, demam semakin menurun dan satu hari sebelum masuk rumah
sakit muncul bercak kemerehan pada saat demam pasien yang sudah turun yang tersebar
dada, perut, dan kedua lengan. Kemerahan di kulit tidak disertai dengan rasa gatal. Nafsu
makan pasien berkurang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, Compos Mentis (GCS 15), tidak irritable, tidakdyspnea, tidak sianosis, tidak anemis, tidak ikterik, tidak lethargis, status gizi: gizi cukup (WHO).
Frekwensi nadi : 60 x/ menit, reguler Tekanan darah : 110/60 Suhu tubuh : 37,0 C Frekuensi napas : 26 x/ menit, reguler
Tonsil T2-T2, mukosa hiperemis, faring tampak hiperemis hidung mukosa tampakhiperemis, terdapat secret putih kental teraba pembengkakan pada kelenjar getah
bening di sub mandibula sebelah kiri, 1 buah, dengan ukuran kurang lebih 2 cm,
permukaan licin, konsistensi kenyal dapat digerakan dari dasar, tidak nyeri tekan
Diagnosa kerja
Tonsilitis akut Eksantema subitum / Roseola
Diagnosa Gizi :LK/U < 1SD (normal), BB/U < -2SD (gizi kurang) , BB/PB = -2SD (gizi
kurang)
Diagnosa banding
Rhinitis Rubella Campak/Rubeolla
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
8/19
8
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan urine dan feses Pemeriksaan Uji serologis:
o Imunofluoresen indireko Imunosorben enzim
PENATALAKSANAAN
IVFD Dextrose 5% sahli 800cc/24 jam Antipiretik : paracetamol 3x1 cth (8,6 x 10 mg/kg/x 3-4 kali sehari) (sedian syr 120
mg/5ml)
Kebutuhan kalori: 974,1 kkalProtein : 15% x 974,1 kkal: 146,1 kkal36,5 gram
KH : 60% x 974,1 kkal: 584,4 kkal145,09 gram
Lemak : 25% x 974,1 kkal: 243,5 kkal27.05 gram
Pemeriksaan laboratorium
Normal 25-05-13
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13-18 g/dl 12,3
Hematokrit 40-52 % 35,4
Eritrosit 4,4-5,9 jt/ul 4,75
Retikulosit 0,5-1,5 % -Leukosit 4.000-
11.000/ul
10.000
Trombosit 150.000-
440.000/ul
314.000
LED 0-15
mm/jam
18
SEDIAAN HAPUS
Hitung jenis leukosit
Basofil Eosinofil Batang Segmen Limphosit Monosit
0-1 %
1-3 %
2-6 %50-70 %
20-40 %
2-8 %
0
3
238
56
1
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
9/19
9
25-05-2013 (09.00) 26-05-2013(08.45)
Keluhan Utama Demam (+), Menggigil
(+), Batuk (-), Mencret (-),
kejang (-)
Demam (-), Menggigil (-),
Batuk (-), Mencret (-),
Kejang (-)
Keadaan umum Compos mentis GCS 15 ( E4V5M6), tidak sesak napas,
tidak biru, tidak pucat, tidak kuningTTv TD (mmHg) 120/80 115/80
Nadi ( x/menit) 110 108
Suhu tubuh 39 C 37,2 C
RR 24 22
Mulut Bibir tidak kering, tidak tampak sianosis,mukosa mulut
tidak tidak kering, lidah tidak kotor, tonsil T1-T2
hiperemis, faring tidak hiperemis
Thorax Vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung Bunyi Jantung I-II normal, gallop -, murmur-
Abdomen Supel, turgor kulit baik, hepar tidak teraba, lien tidakteraba, turgor kulit normal, timpani, bising usus (+)
Ekstremitas Akral hangat
Kulit Ruam makulopapular
Terapi - IVFD Dextrosa 5 % 800cc/24jam- Paracetamol syrup 3x1 cth
Diagnosa -Tonsilitis akut
-Eksantema subitum
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
10/19
10
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
11/19
11
Berdasarkan WHO
TB < 1SD
U
BB /TB= -2SD (gizi kurang)
BB/U < -2SD (gizi kurang)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad fungtionam : ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANALSIS KASUS
Kenapa eksentema subitum terjadi pada anak berusia 6-3 tahun, Kebanyakan anakmenjadi seropositif untuk HHV-6 pada usia 2 tahun, dann kebanyakan infeksi primer
terjadi pada tahun pertama kehidupan sesudah usia 6 bulan. (Behrman RE, kliegman
RM, Jenson HB, editors:Nelson textbook of pediatrics, ed 16, Philadelphia, 2000,
WB Saunders, Chapter 249.)
Waktu khas munculnya ruam yaitu segera sesudah demam turun, tidak khas untukeksantema virus lain (misalnya, rubella, rubeola, atau infeksi enterovirus). (Behrman
RE, kliegman RM, Jenson HB, editors: Nelson textbook of pediatrics, ed 16,
Philadelphia, 2000, WB Saunders, Chapter 249.) jadi pada kasus ini anak timbul ruamseteleh segera demam turun jadi kemungkinan pasien menderita eksentema subitum.
Apakah pasien ini boleh di tonsilektomi, karena pada pemeriksaan didapatkan tonsilT2-T2 dan hiperemis, . Infeksi tidak selalu menyebabkan hipertrofi tonsil, dan tonsil
yang terinfeksi kronis mungkin ukurannya tidak membesar tonsilektomi sedapat
mungkin dihindari pada anak berusia di bawah 3 tahun (Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak,RespirologiAnak,IDAI,2010:Jakarta)
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
12/19
12
Perbedaan MORBILI
RUBELLA
ROSEOLA INFANTUM
KAWASAKI DISEASE
ERYTHEMA
INFECTIOSUM
SCARLET FEVER
UMUR Bayidewasa mudaDewasa atau dewasa
muda6 bulan3 tahun < 6 tahun 515 tahun 515 tahun
GEJALA KLINIK
Masa inkubasi :
10-12 hari sebelum
timbulnya gejala prodromal
atau 14-16 hari sebelum
timbulnya rash.
Fase prodromal :
panas ringan-sedang, batuk
kering, pilek, conjungtivitis
disertai fotofobia selama 3-5
hari. Biasanya tampak koplik
spots pada hari ke 2-3 yang
timbul dan menghilang
cepat dalam 12-18 jam.
Fase erupsi :
Timbul ruam dari samping
atas leher, belakang telinga,
sepanjang garis rambut,
bagian belakang dari pipi,
rash secara cepat menyebar
ke muka, leher, lengan atas
dan dada atas dalam 24 jam
pertama dan 24 jam
Masa inkubasi:
14-21 hari
Fase prodromal:
Gejala ringan dan lebih
pendek daripada Morbili.
Tanda khas: limfadenopati
retroaurikuler, servical
posterior, suboksipital
yang muncul 24 jam
sebelum timbul rash dan
menetap selama 1 minggu
/ lebih. Panas tidak terlalu
tinggi dan ada selama
timbul ruam kemudian
menetap 1-3 hari.
Fase erupsi :
Rash muncul dari muka
dan pada saat yang
bersamaan muncul juga di
badan. menyebar cepat
(24 jam) ke seluruh tubuh
dan evolusinya cepat. Hari
Fase prodromal:
Biasanya asimptomatik
atau gejala ringan
traktus respirasi
seperti pilek ringan,
faring sedikit inflamasi,
mata sedikit merah.
Demam 37,9-40C
rata-rata 39C,
panas menghilang
setelah 24-36 jam.
Selama panas anak
menjadi rewel dan
tidak napsu makan.
Keluhan tambahan
berupa pilek, nyeri
tenggorokan, sakit
perut,muntah dan
diare. Di Asia ada ulcus
pada
uvulapalatoglossal
junction (Nagayama
Kriteria diagnosis:
1.Panas 5 hari2.Conjunctivitis
bilateral, bulbar, non-
supuratif
3.Limfadenopaicervikal, biasanya
unilateral,
berdiameter >1,5 cm.
4.Rash polimorfik :urtikarial,
maculopapular,
morbiliformis pada
badan dan
ekstremitas, tapi
keterlibatan awal
pada bagian inguinal
mungkin menjadi
petunjuk awal untuk
diagnosis.
5.Perubahan pada bibirdan mukosa mulut
Masa inkubasi:
Dapat asimptomatik
atau dapat
menyebabkan demam
ringan dengan rash.
Pada anak, tanda awal
dari infeksi ini adalah
pipi yang eritem atau
slapped cheek
appearance sering
dengan halo. Pada awal
episode demam
dengan sakit kepala,
menggigil, myalgia dan
malaise berhubungan
dengan viremia dan
rash muncul setelah 7
hari kemudian. Setelah
1-4 hari dari munculnya
slapped cheek yang
disertai sedikit gatal,
eritematosus, rash
Masa inkubasi :
2-4 hari disertai dengan
panas tiba-tiba, sakit
kepala, muntah, nyeri
tenggorokan dan sakit
menelan. Timbul rash
eritematosus 2-3 hari
setelah sakit dan rash
ini pertama kali terlihat
dari aksila dan inguinal
yang memucat bila
ditekan. Dalam 24 jam
rash menyebar ke
badan. Pastia sign
(linear petekie di
fleksor) membantu
untuk diagnosis.
Setelah 1 minggu
terjadi deskuamasi dari
muka ke badan dan
white strawberry
tongue berubah
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
13/19
13
kemudian menyebar ke
punggung, abdomen, lengan
dan paha. Rash sampai kaki
pada hari 2-3 disertai rash
pada daerah muka mulai
menghilang.
Sewaktu rash muncul
disertai dengan panas
tinggi(40C) dan setelah
ruam timbul sampai kaki (2
hari), suhu kembali normal.
Rash hilang disertai warna
kecoklatan dan bersih dalam
7-10 hari.
ke2 tampak berupa
pinpoint yang sedikit gatal
dan bersih pada hari ke 3.
deskuamasi minimal,
mukosa faring dan
cojungtiva terlihat
inflamasi tapi tidak ada
fotofobia. Demam tidak
terlalu tinggi atau tidak
ada panas selama
timbulnya rash. Rash
menetap selama 1-2 hari,
biasanya 3 hari.
spot) biasa terjadi pada
bayi dengan Raseola.
Fase erupsi:
Rash muncul 12-24 jam
sesudah demam turun
muncul pada badan
dan menyeber ke
leher, wajah dan
ekstremitas atas. Rash
tidak gatal dan tidak
ada vesikel/pustul.
Rash menghilang
setelah 1-3 hari.
Gejala lainnya :
limfadenopati cervikal
dan oksipital ringan,
gejala pernapasan,
diare ringan, kejang,
edema palpebra
ringan, faringitis
papuler.
berupa kering,
bengkak, dan pecah-
pecah pada bibir,
plak pada lidah
(white strawberry
tongue) yang
kemudian menjadi
bercak eritema
dengan papila yang
menonjol
(strawberry
tongue)
6.Perubahan padaekstremitas berupa
eritem pada telapak
tangan dan kaki;
udem pada tangan
dan kaki; deskuamasi
membranosa dari jari
dan ujung jari kaki
pada akhir fase akut.
makulopapular
meyebar ke badan.
Timbulnya rash dapat
berfluktuasi selama 1-3
minggu kedepan.
menjadi red strawberry
tongue. Demam tinggi
dan takikardia sering
terjadi.
CIRI
EKSANTEMA
Eksantema yang terjadi
biasanya berwarna coklat
kemerahan. Lesi di muka,
Eksantema berwarna
merah muda, menyebar
secara cepat keseluruh
Eksantema bersifat
diskrit makulpapular
berwarna merah tua.
Eksantema bersifat
generalisata dan
makulopapular.
Eksantema eritematous
makulopapular.
Eksantema eritematous
terutama di aksila dan
inguinal. Pastia sign
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
14/19
14
dada dan pungung
cenderung bergabung
(konfluen) menjadi
kemerahan yang besar
tanpa batas yang tegas.
Sedangkan pada ekstremitas
masih terlihat sendiri-
sendiri.
tubuh dalam 24-48 jam.
Kemerahan jarang
bergabung sehingga
terlihat sebagai bintik-
bintik merah kecil
(linear petekie di
fleksor) membantu
untuk diagnosis
Perbedaan MORBILI RUBELLA ROSEOLA INFANTUM KAWASAKI DISEASE
ERYTHEMA
INFECTIOSUM
SCARLET FEVER
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
15/19
15
PERJALANAN
PENYAKIT
-
TIMBULNYA RASH - -
HASIL UJI
LABORATORIUM
Serologi :
Peningkatan kadar/titer
antibodi pada uji HI
(hemaglutinasi-inhibisi)
sebanyak 4 kali.
Darah tepi :
Adanya leukopenia
Serologi :
Peningkatan kadar
antibodi
Isolasi usap tenggorok :
Ditemukan virus Rubella
Darah tepi :
Biasanya normal atau
Belum ada
pemeriksaan
penunjang
Darah tepi :
Leukopenia saat timbul
rash
-
Serologi :
B-19 spesifik IgM
meningkat cepat
setelah infeksi dan
menetap selama 6-8
minggu.
Isolasi :
Isolasi usap tenggorok :
Ditemukan
Streptokokus
hemolitikus grup A
Serologis :
ASTO terjadi
peningkatan kadar titer
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
16/19
16
sedikit leukopenia Virus belum bisa untuk
di isolasi jadi untuk
mendeteksi partikel
atau DNA virus yaitu
dengan PCR
(polimerase Chain
Reaction) atau dengan
hibridisasi asam
nukleat.
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
17/19
17
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan
pemeriksaan fisik.
Pada pasien ini terdapat demam tinggi sejak 6 hari sebelum masuk ke rumah sakit.
Pada hari ke -3 demam mulai turun dan satu hari sebelum masuk rumah sakit mulai timbul
bercak kemerahan (rash) di seluruh tubuh di mulai dari dada, yang menyebar ke perut dan
kedua lengan. Rash berupa lesi yang berbentuk morbiliform atau rubella-like dengan
macular, lesi bewarna merah muda, ukuran dengan diameter 1-3 mm. Rash tidak tidak di
sertai dengan rasa gatal pada kulit. Pada saat hari pertama perawatan di rumah sakit, rash
tanpak menyebar ke kedua kaki dan juga pada wajah. Suhu tubuh saat diukur adalah 37 0C.
Tidak ditemukan Nagayanas spots pada palatum molle dan uvula, tidak ada infeksi pada
telinga (seperti otitis media). Tampak adanya infeksi pada saluran pernafasan yang terlihat
pada pemeriksaan fisik berupa faring hiperemis walaupun dalam anamnesa tidak ada batuk
pilek, dan sakit menelan. Teraba pembengkakan di kelenjar getah bening submandibula di
sebelah kiri dengan permukaan licin, konsistensi kenyal, dapat digerakan dari dasar dan tidak
nyeri tekan.
Pada hari kedua perawatan, suhu tubuh saat diukur adalah 36,80C dan rash mulai
memudar dan tidak terjadi deskuamasi maupun pigmentasi. Pada pemeriksaan fisik pada
pasien ini di dapatkan pembersaran tonsil yaitu T2-T2 dan tampak hiperemis. Berdasarkan
perjalanan penyakit, gejala klinis, serta pemeriksaan fisik tersebut maka diagnosa kerja
pasien ini sewaktu diperiksa adalah exanthema subitum dan tonsilitis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Normal 25-05-13
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13-18 g/dl 12,3
Hematokrit 40-52 % 35,4
Eritrosit 4,4-5,9 jt/ul 4,75
Retikulosit 0,5-1,5 % -
Leukosit 4.000-
11.000/ul
10.000
Trombosit 150.000-
440.000/ul
314.000
LED 0-15
mm/jam
18
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
18/19
18
SEDIAAN HAPUS
Hitung jenis leukosit
Basofil Eosinofil Batang Segmen Limphosit Monosit
0-1 %
1-3 %
2-6 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %
0
3
2
38
56
1
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan darah
rutin seperti jumlah leukosit, dimana dapat dijumpai leukositosis. Selama 24-36 jam pertama
panas, jumlah leukosit dapat mencapai 16000-20000/mm3dengan peninggian netrofil. Pada
hari ke-2 dapat timbul leucopenia (3000-5000/mm3) biasanya pada hari ke 3-4 panas. Dapat
terdapat netropenia absolute dengan limfositosis relative (90%). Kadang-kadang dapat timbul
monosit dalam jumlah besar.(Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis,
IDAI 2010 : Jakarta.) Pada pasien ini demam hari pertama dan hari berikutnya tidak di rumah
sakit, pasien baru datang pada hari ke-6 sebelum masuk ke rumah sakit, jadi pemeriksaan
laboratorium terkesan normal pada pasien ini.
PENATALAKSANAAN
1.Infus dextrose 5% 800 ml/24 jam diberikam dengan pertimbangan pasien kurang
minum dan tidak mau makan. Cairan yang diberikan sebanyak terapi rumatan yg
memakai rumus Haliday-segar (100x8 = 800cc/24 jam). Cairan yang dipilih adalah cairan
dextrose 5% karena cairan ini merupakan larutan infus karbohidrat yang tinggi kalori.
2. paracetamol diindikasikan untuk menurunkan panas dan aman untuk anak dibanding
dengan jenis antipiretik yg lainnya, pada pasien ini diberikan dosis sebesar 3x1 cth (8,6x
10mg/kgbb/x dibagi 3-4 dosis perhari) (sediaan syr 120 mg/5ml) atau (drops 80mg/tetes)
3. istirahat dan minum air yang cukup (ASI)
Tidak ada terapi spesifik yang direkomendasikan untuk infeksi primer dari HHV-6, karena
pada umumnya anak dengan eksentema subitum dapat sembuh sempurna hanya dengan
pengobatan simptomatik saja. (Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis,
IDAI 2010 : Jakarta.)
KOMPLIKASI
Penderita dengan eksentema subitum memiliki komplikasi-komplikasi yang
umumnya terjadi pada susunan saraf pusat. Komplikasi yang jarang terjadi adalahmeningoensefalitis atau ensefalitis, dan hemiplegia. Kejang demam merupakan komplikasi
-
5/22/2018 Responsi - Iman - Roseolla (Final)
19/19
19
yang paling sering terjadi saat infeksi akut dan timbul pada anak dengan infeksi primer
dengan usia antara 12-15 bulan. HHV-6 dapat bertahan dalam cairan serebrospinal setelah
infeksi primer pada anak sehat. Hal ini berhubungan dengan kejadian kejang demam berulang
pada anak. Predileksi yang sering adalah pada lobus temporal dan lobus frontal. HHV-6
seperti telah dijelaskan dapat menginvasi otak secara langsung dan sel-sel neural, baik pada
individu yang sehat maupun pada penderita yang imunokompromais. (Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis, IDAI 2010 : Jakarta). Pada pasien ini tanda-tanda timbulnya komplikasi belum terlihat, oleh karena itu di sarankan kepada orang tua
segera di bawa ke rumah sakit apabila menemukan tanda seperti kejang, anak selalu
mengantuk, nafsu makan berkurang, atau minat terhadap lingkungan sekitar yang berkurang.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonamPada pasien ini roseola infatum terjadi tanpa adanya infeksi sekunder yang dapat
mengancam nyawa
Quo ad fungtionam : ad bonamPada pasien ini roseola infatum dapat sembuh sempurna tanpa adanya sekuele
karena tidak ada komplikasi yang dapat menimbulkan kecatatan
Quo ad sanationam : dubia ad bonamKarena telah terinfeksi maka akan membentuk antibodi, namun dapat terinfeksi lahi
bila terjadi keadaan imunokompromais.