Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

14
ISSN(Cetak) : 2620-6048 ISSN(Online) : 2686-6641 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 375 Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi Septian Putra 1 , Eri samah 2 1.Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPMI 2.Dosen prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPMI Coresponding author Email:[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus. sp) Denga Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi , sekaligus mengetahui interaksi Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus. sp) Denga Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang di laksanakan di Jalan Jalan Balai Desa (Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UPMI Medan), Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat sekitar ± 40 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai juli 2017, dengan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) faktorial. Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu K0 = 0 kg/plot (kontrol), K1 = 1 kg/plot (10 ton/ha), dan K2 = 2 kg/plot (20 ton/ha). Faktor kedua adalah urine sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu U0 = 0 cc/plot (kontrol), U1= 25 cc/plot dan U2 = 50 cc/plot. Parameter yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun (helai), Panjang Akar (cm), Produksi Berat Basah Pertanaman Sampel (gr), Produksi Berat Basah Pertanaman Plot (gr). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, produksi berat basah pertanaman plot, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, produksi berat basah pertanaman plot. Penggunaan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, produksi berat basah pertanaman sampel, produksi berat basah peretanaman plot. Interaksi kedua kombinasi perlakuan menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, produksi berat basah pertanaman sampel, produksi berat basah peretanaman plot. Hal ini disebabkan respon dari kedua perlakuan tersebuat tidak mampu mendukung dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman bayam hijau. Kata Kunci : Bayam, Pupuk Kandang. ABSTRACT This study aims to determine the Growth Response of Green Spinach Plants (Amaranthus. Sp) By Giving Cow Cage Fertilizer and Giving Cow Urine, as well as knowing the interaction of Green Spinach Plant Growth Response (Amaranthus. Sp) By Giving Cow Cage Fertilizer and Giving Cow Urine. This research was a field experiment carried out on Jalan Jalan Balai Desa (Experiment Garden of UPMI Faculty of Agriculture, Medan), Patumbak District, Deli Serdang Regency with a height of about ± 40 m above sea level. The study was conducted in May to July 2017, using factorial randomized block design (RAK). The first factor is cow manure consisting of 3 levels namely K0 = 0 kg / plot (control), K1 = 1 kg / plot (10 tons / ha), and K2 = 2 kg / plot (20 tons / ha). The second factor is cow urine consisting of 3 levels, U0 = 0 cc / plot (control), U1 = 25 cc / plot and U2 = 50 cc / plot. The parameters observed were Plant Height (cm), Number of Leaves (strands), Root Length (cm), Wet Production Weight of Planted Samples (gr), Wet Planting Production Weight of Plots (gr). The results showed the use of cow manure had a significant effect on plant height, number of leaves, production of wet planted plot weight, but did not significantly affect root length, production of wet planted plot weight. The use of cow urine has no significant effect on plant height, number of leaves, root length, production of wet planted samples, production of wet weight of plot plot. The interaction of the two treatment combinations showed no significant effect on plant height, number of leaves, root length, wet weight production of sample plantations, wet weight production of plot plot. This is due to the response of the two treatments are unable to support the growth and production of green spinach plants. Keywords: Spinach, Manure

Transcript of Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

Page 1: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 375

Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP.)

Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi

Septian Putra1, Eri samah2

1.Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPMI

2.Dosen prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPMI Coresponding author

Email:[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau

(Amaranthus. sp) Denga Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi, sekaligus

mengetahui interaksi Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus. sp) Denga

Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pemberian Urine Sapi. Penelitian ini merupakan percobaan

lapangan yang di laksanakan di Jalan Jalan Balai Desa (Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

UPMI Medan), Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat sekitar

± 40 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai juli 2017, dengan metode RAK

(Rancangan Acak Kelompok) faktorial. Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi yang terdiri

dari 3 taraf yaitu K0 = 0 kg/plot (kontrol), K1 = 1 kg/plot (10 ton/ha), dan K2 = 2 kg/plot (20

ton/ha). Faktor kedua adalah urine sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu U0 = 0 cc/plot (kontrol), U1=

25 cc/plot dan U2 = 50 cc/plot. Parameter yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), Jumlah

Daun (helai), Panjang Akar (cm), Produksi Berat Basah Pertanaman Sampel (gr), Produksi Berat

Basah Pertanaman Plot (gr). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk kandang sapi

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, produksi berat basah pertanaman plot,

tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, produksi berat basah pertanaman plot.

Penggunaan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang

akar, produksi berat basah pertanaman sampel, produksi berat basah peretanaman plot. Interaksi

kedua kombinasi perlakuan menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah

daun, panjang akar, produksi berat basah pertanaman sampel, produksi berat basah peretanaman

plot. Hal ini disebabkan respon dari kedua perlakuan tersebuat tidak mampu mendukung dalam

proses pertumbuhan dan produksi tanaman bayam hijau.

Kata Kunci : Bayam, Pupuk Kandang.

ABSTRACT

This study aims to determine the Growth Response of Green Spinach Plants (Amaranthus. Sp) By

Giving Cow Cage Fertilizer and Giving Cow Urine, as well as knowing the interaction of Green

Spinach Plant Growth Response (Amaranthus. Sp) By Giving Cow Cage Fertilizer and Giving

Cow Urine. This research was a field experiment carried out on Jalan Jalan Balai Desa

(Experiment Garden of UPMI Faculty of Agriculture, Medan), Patumbak District, Deli Serdang

Regency with a height of about ± 40 m above sea level. The study was conducted in May to July

2017, using factorial randomized block design (RAK). The first factor is cow manure consisting

of 3 levels namely K0 = 0 kg / plot (control), K1 = 1 kg / plot (10 tons / ha), and K2 = 2 kg / plot

(20 tons / ha). The second factor is cow urine consisting of 3 levels, U0 = 0 cc / plot (control),

U1 = 25 cc / plot and U2 = 50 cc / plot. The parameters observed were Plant Height (cm),

Number of Leaves (strands), Root Length (cm), Wet Production Weight of Planted Samples (gr),

Wet Planting Production Weight of Plots (gr). The results showed the use of cow manure had a

significant effect on plant height, number of leaves, production of wet planted plot weight, but

did not significantly affect root length, production of wet planted plot weight. The use of cow

urine has no significant effect on plant height, number of leaves, root length, production of wet

planted samples, production of wet weight of plot plot. The interaction of the two treatment

combinations showed no significant effect on plant height, number of leaves, root length, wet

weight production of sample plantations, wet weight production of plot plot. This is due to the

response of the two treatments are unable to support the growth and production of green spinach

plants.

Keywords: Spinach, Manure

Page 2: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

376 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

PENDAHULUAN

Tanaman bayam merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dimasa yang akan datang. Dikarenakan, masyarakat mengingat akan fungsi

tanaman bayam sebagai pemenuh kebutuhan gizi masyarakat karena mengandung zat gizi antara lain:

protein, karbohidrat, lemak, zat besi vitamin A, B, C serta serat (Rukmana et al, 2008). Bayam telah lama

dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Bayam merupakan bahan sayuran daun yang

bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun Bayam dapat dibuat berbagai sayur

mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Bayam juga memiliki beberapa manfaat

diantaranya dapat memperbaiki daya kerja ginjal dan melancarkan pencernaan (Sunarjono, 2006).

Sementara itu produksi bayam di Indonesia pada tahun 2012 adalah 154.961 ton, mengalami penurunan

(-3.46 persen) dari tahun sebelumnya. Anjuran konsumsi sayuran di Indonesia mencapai sehat gizi adalah

sebesar 65,5 kg/kapita/tahun (BPS RI, 2012). Pada tahun 2013 luas areal panen bayam nasional di

Sumatera Utara mencapai 3.034 ha dengan produksi 13.463 ton. Dan produksi rata - rata 44,37 kw/ha

(BPS, 2013). Beberapa alasan tersebut mendasari fakta bahwa konsumsi bayam di Indonesia mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Konsumsi bayam untuk bahan makanan pada tahun 2007 sebesar 151,00

ton, pada tahun 2008 sebesar 158,34 ton dan pada tahun 2009 sebesar 168,00 ton (Budi, 2010). Pupuk

kandang sapi memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah. Pupuk kandang sapi menyediakan unsur

makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) serta unsur mikro ( besi, seng, boron, kobalt, dan

molibdenium). Pemberian pupuk kandang sapi pada tanaman bayam dapat meningkatkan hasil produksi

meningkat dan bobot tanaman bayam lebih berat. (Mayadewi, 2007). Pupuk kandang adalah salah satu

pupuk organik yang memiliki kandungan hara yang dapat mendukung kesuburan tanah dan pertumbuhan

mikroorganisme dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara,

juga dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme serta mampu memperbaiki struktur tanah

(Mayadewi, 2007). Urine sapi memiliki manfaat pada tanaman bayam yaitu:1). Zat perangsang

pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit bayam, 2). Sebagai Pupuk daun Organik dan membuat daun

tanaman bayam tadi terlihat lebih hijau, 3). Karena baunya yang khas urine sapi juga dapat mencegah

datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama

tanaman (Maspary, 2010). Urine sapi merupakan urine yang diambil dari ternak, terutama rumansia yang

terlebih dahulu di fermentasi sebelum digunakan. Urine sapi diperoleh dari fermentasi anaerobik dari

urine dengan nutrisi tambahan menggunakan mikroba pengikat nitrogen dan mikroba dekomposer

lainnya. Dengan demikian kandungan unsur nitrogen dalam urine sapi akan lebih tinggi dibandingkan

dengan urine tanpa fermentasi. Urine sapi memiliki beberapa kandungan yang sangat baik untuk

tanaman, yaitu :1). Mempunyai jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air lebih banyak jika

dibandingkan dengan kotoran sapi padat. 2). Mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan

sebagai pengatur tumbuh yang sangat baik digunakan oleh tanaman (Warasfarm, 2013).

METODE

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok ( RAK) dengan

dua faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Pemberian pupuk kandang sapi (K) terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu :

K0 = 0 kg/plot (kontrol)

K1 = 2 kg/plot (20 ton/ha)

K2 = 3 kg/plot (30 ton/ha)

Faktor II : Pemberian urine sapi (U) terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu:

U0 = 0 cc/plot (kontrol)

U1 = 25 cc/plot

U2 = 50 cc/plot

Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan yaitu:

K0U0 K1U0 K2U0

K0U1 K1U1 K2U1

K0U2 K1U2 K2U2

Jumlah ulangan (blok) = 3 ulangan

Jumlah plot/blok = 9 plot

Jumlah seluruh plot = 27 plot

Jumlah tanaman/plot = 9 tanaman

Jumlah tanaman sampel/plot = 5 tanaman

Jumlah seluruh tanaman sampel = 135 tanaman

Jumlah seluruh tanaman = 243 tanaman

Jarak tanam = 30 x 30 cm

Page 3: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 377

Jarak antar plot = 25 cm

Jarak antar blok = 50 cm

Berdasarkan model linier dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai

berikut:

Yijk = µ + αi + βj + γk + (βγ)jk + ∑ijk

Dimana:

Yijk = Hasil pengamatan pemberian pupuk kandang sapi (K) pada taraf ke-j dan faktor pemberian

urine sapi (U) pada taraf ke-k dalam ulangan ke-i.

µ = Pengaruh nilai tengah.

αi = Pengaruh ulangan ke-i.

βj = Pengaruh pemberian pupuk kandang sapi (K) pada taraf ke-j.

γk = Pengaruh pemberian urine sapi (U) pada taraf ke-k

(βγ)jk = Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi (K) pada taraf ke-j dan pemberian urine

sapi (U) pada taraf ke-k.

∑ijk = Pengaruh galat dari faktor pemberian pupuk kandang sapi (K) pada taraf ke-j dan faktor

urine sapi (U) pada taraf ke-k dalam ulangan ke-i

Analisis selanjutnya dengan mengunakan Uji Jarak Duncan pada taraf F table 5% dan 1% dilakukan

terhadap sidik ragam yang nyata dan sangat nyata.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian mempunyai beberapa aspek penting dalam melaksanakan sebuah penelitian.

Sebelum melaksanakan penelitian dilakukan beberapa kegiatan, yaitu : 1). Persiapan lahan, 2).

Pemupukan, 3). Penanaman.

HASIL

Hasil pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi terhadap pertumbuhan tanaman

bayam hijau (Amaramthus. SP) dengan parameter yang diamati tinggi tanaman (cm), , jumlah daun

(helai), panjang akar (cm), produksi segar pertanaman sample (gram), dan produksi segar pertanaman

plot (gram).

Tinggi Tanaman (cm)

Dari hasil uji statistik (lampiran 4-9) pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman umur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Demikian juga pemberian urine sapi tidak berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman umur 7 hst, 21 hst, dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur

14 hst. Interaksi pupuk kandang sapi dan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

umur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst.

Tabel 1. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 7 hari setelah tanam.

Tinggi tanaman

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..cm…..

K0 2,56 a U0 2.68

K1 3,02 ab U1 2.94

K2 3,15 b U2 3.10

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 7 hari

setelah tanam (hst) tinggi tanaman yang tertinggi pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha)

dengan rata-rata 3,15 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (kontrol) (0

ton/ha) dengan rata-rata 2,56 cm. Sedangkan pengaruh tunggal pemberian urine sapi yang tertinggi pada

perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 3,10 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan

K0 dengan dosis 0 cc/plot (kontrol) dengan rata-rata 2,68 cm. Pengaruh pupuk kandang sapi terhadap

tinggi tanaman (cm) bayam hijau pada umur 7 hst dapat dilihat pada grafik gambar 1.

Page 4: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

378 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Gambar 1. Grafik tinggi tanaman bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 7 hst.

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

tinggi tanaman umur 7 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi:

ŷ = 0.296x + 2.614 : R2 = 0.908

Pemberian pupuk kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha)

dengan rata-rata 3,15 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (kontrol) (0

ton/ha) dengan rata-rata 2,56 cm.

Tabel 2. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 7 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..cm…..

K0 2,27 2,60 2,80 2,56

K1 2,74 3,13 3,18 3,02

K2 3,02 3,10 3,34 3,15

Rataan 2,68 2,94 3,10

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 7 hari setelah tanam tinggi tanaman yang tertinggi pada perlakuan K2U2 dengan rata-rata 3,34

cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 2,27 cm.

Tabel 3. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 14 hari setelah tanam.

Tinggi tanaman

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..cm…..

K0 5.42 a U0 5.35 a

K1 5.98 b U1 5.92 b

K2 5.82 ab U2 5.95 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 14

hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman pada perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan

K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-rata 5,98 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan

K0 dengan dosis 0 kg/plot (kontrol) (0 ton/ha) dengan rata-rata 5,42 cm. Sedangakan pada perlakuan

pupuk urea yang tertinggi pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 5,95 cm

sedangkan yang terendah pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot (kontrol) dengan rata-rata 5,35 cm.

Pengaruh pupuk kandang sapi terhadap tinggi tanaman (cm) bayam hijau pada umur 14 hst dapat dilihat

pada grafik gambar 2.

Page 5: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 379

Gambar 2. Grafik tinggi tanaman bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 14 hst.

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

tinggi tanaman umur 14 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.196x + 5.547x : R2 = 0.467

Pemberian pupuk kandang sapi pada umur 14 hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman pada

perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha)

dengan rata-rata 5,98 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (kontrol) (0

ton/ha) dengan rata-rata 5,42 cm. Pengaruh pupuk urine sapi terhadap tinggi tanaman (cm) bayam hijau

pada umur 14 hst dapat dilihat pada grafik gambar 3.

Gambar 3. Grafik tinggi tanaman bayam hijau dengan pemberian dosis urine sapi pada umur 14 hst.

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pemberian urine sapi memberikan respon terhadap tinggi

tanaman umur 14 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.0126x + 5.443x : R2 = 0.796

Pemberian urine sapi pada umur 14 hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman pada perlakuan pupuk

kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-rata 5,98

cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (kontrol) (0 ton/ha) dengan rata-

rata 5,42 cm.

Tabel 4. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 14 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..cm…..

K0 4,33 5,45 5,99 5,42

K1 5,60 6,40 5,96 5,98

K2 5,63 5,90 5,92 5,82

Rataan 5,35 5,92 5,95

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 14 hst tinggi tanaman yang tertinggi pada perlakuan K1U1 dengan rata-rata 6,4 cm sedangkan

yang terendah pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 4,33 cm.

Page 6: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

380 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Tabel 5. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 21 hari setelah tanam.

Tinggi tanaman

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..cm…..

K0 9,97 a U0 11,19

K1 13,65 b U1 11,33

K2 12,36 b U2 13,46

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 21

hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman pada perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan

K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-rata 13,65 cm sedangkan yang terendah pada

perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (control) (0 ton/ha) dengan rata-rata 9,97 cm. Sedangakan pada

perlakuan urine sapi yang tertinggi pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 13,46 cm

sedangkan yang terendah pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 11,19 cm. Pengaruh

pupuk kandang sapi terhadap tinggi tanaman (cm) bayam hijau pada umur 21 hst dapat dilihat pada grafik

gambar 4.

Gambar 4. Grafik tinggi tanaman bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 21 hst.

Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

tinggi tanaman umur 21 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.194x + 10.80x : R2 = 0.409

Pemberian pupuk kandang sapi pada umur 21 hari setelah tanam (hst) tinggi tanaman pada

perlakuan pupuk kandang sapi yang tertinggi pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha)

dengan rata-rata 13,65 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0 dengan dosis 0 kg/plot (control)

(0 ton/ha) dengan rata-rata 9,97 cm.

Tabel 6. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap tinggi tanaman umur 21 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..cm…..

K0 7,39 9,62 12,92 9,97

K1 13,22 13,30 14,44 13,65

K2 12,97 11,09 13,03 12,36

Rataan 11,19 11,33 13,46

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 21 hst tinggi tanaman tinggi tanaman yang tertinggi pada perlakuan K1U2 dengan rata-rata

14,44 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 7,39 cm.

Page 7: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 381

Jumlah Daun

Dari hasil uji statistik (lampiran 10-15) pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata

terhadap jumlah daun umur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Demikian juga pemberian urine sapi tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 7 hst, 14 hst, dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun

umur 21 hst. Interaksi pupuk kandang sapi dan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun

umur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst.

Tabel 7. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 7 hari setelah tanam.

Jumlah daun

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..helai…..

K0 2,57 a U0 2.68

K1 2,84 ab U1 2.94

K2 3,71 b U2 3.10

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 7 hst

jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk kandang sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan

dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata 3,71 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0

dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-rata 2,57 helai. Sedangakan pada perlakuan urine sapi yang

lebih banyak pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 3,08 helai sedangkan yang

lebih sedikit pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 3,00 helai. Pengaruh pupuk

kandang sapi terhadap jumlah daun (helai) bayam hijau pada umur 7 hst dapat dilihat pada grafik gambar

5.

Gambar 5. Grafik jumlah daun bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 7 hst.

Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

jumlah daun umur 7 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.566x + 2.477 : R2 = 0.914

Pemberian pupuk kandang sapi pada umur 7 hst jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk kandang

sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata 3,71 helai

sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0 dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-rata 2,57

helai.

Tabel 8. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 7 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..helai…..

K0 2,53 2,73 2,46 2,57

K1 2,93 2,60 3,00 2,84

Page 8: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

382 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

K2 3,53 3,80 3,80 3,71

Rataan 3,00 3,04 3,08

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 7 hari setelah tanam jumlah daun yang lebih banyak pada perlakuan K2U1 dan K2U2 dengan

rata-rata 3,8 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0U2 dengan rata-rata 2,46 helai.

Tabel 9. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 14 hari setelah tanam.

Jumlah daun

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..helai…..

K0 4,28 a U0 4,75

K1 4,75 ab U1 4,93

K2 5,55 b U2 4,91

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 14 hst

jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk kandang sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan

dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata 3,71 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0

dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-rata 2,57 helai. Sedangakan pada perlakuan urine sapi yang

lebih banyak pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 3,08 helai sedangkan yang

lebih sedikit pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 3,00 helai. Pengaruh pupuk

kandang sapi terhadap jumlah daun (helai) bayam hijau pada umur 14 hst dapat dilihat pada grafik

gambar 6.

Gambar 6. Grafik jumlah daun bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 14 hst.

Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

jumlah daun umur 14 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.633x + 4.233 : R2 = 0.977

Pemberian pupuk kandang sapi pada umur 14 hst jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk

kandang sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata

3,71 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0 dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-

rata 2,57 helai.

Page 9: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 383

Tabel 10. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 14 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..helai…..

K0 4,33 4,40 4,13 4,28

K1 4,73 4,66 4,86 4,75

K2 5,20 5,73 5,73 5,55

Rataan 4,75 4,93 4,91

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 14 hari setelah tanam jumlah daun yang lebih banyak pada perlakuan K2U1 dan K2U2 dengan

rata-rata 5,73 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0U2 dengan rata-rata 4,13 helai.

Tabel 11. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 21 hari setelah tanam.

Perlakuan Jumlah daun

Pupuk kandang sapi

Urine sapi

…..helai…..

K0 6,31 a U0 6,44 a

K1 6,86 ab U1 6,93 ab

K2 7,24 b U2 7,04 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi pada umur 21 hst

jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk kandang sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan

dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata 7,24 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0

dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-rata 6,31 helai. Sedangakan pada perlakuan urine sapi yang

lebih banyak pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata 7,04 helai sedangkan yang

lebih sedikit pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 6,44 helai. Pengaruh pupuk

kandang sapi terhadap jumlah daun (helai) bayam hijau pada umur 21 hst dapat dilihat pada grafik

gambar 7.

Gambar 7. Grafik jumlah daun bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk kandang sapi

pada umur 21 hst.

Pada gambar 7 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

jumlah daun umur 21 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.466x + 6.340 : R2 = 0.988

Pemberian pupuk kandang sapi pada umur 21 hst jumlah daun (helai) pada perlakuan pupuk

kandang sapi yang lebih banyak pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata

7,24 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0 dengan dosis 0 g/plot (kontrol) dengan rata-

rata 6,31 helai.

Page 10: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

384 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Pengaruh urine sapi terhadap jumlah daun (helai) bayam hijau pada umur 21 hst dapat dilihat pada

grafik gambar 8.

Gambar 8. Grafik jumlah daun bayam hijau dengan pemberian dosis urine sapi pada umur 21 hst.

Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa pemberian urine sapi memberikan respon terhadap jumlah daun

umur 21 hari setelah tanam menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 0.012x + 6.507 : R2 = 0.883

Pemberian urine sapi yang lebih banyak pada perlakuan U2 dengan dosis 50 cc/plot dengan rata-rata

7,04 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 6,44

helai.

Tabel 10. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 21 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..helai…..

K0 6,06 6,33 6,53 6,31

K1 6,66 7,06 6,86 6,86

K2 6,60 7,40 7,73 7,24

Rataan 6,44 6,93 7,04

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

pada umur 21 hari setelah tanam jumlah daun yang lebih banyak pada perlakuan K2U2 dengan rata-rata

7,73 helai sedangkan yang lebih sedikit pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 6,06 helai.

Panjang Akar

Dari hasil uji statistik (lampiran 16-17) pemberian pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata

terhadap panjang akar. Demikian juga pemberian urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang

akar. Interaksi pupuk kandang sapi dan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar.

Tabel 11. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi terhadap panjang akar.

Panjang akar

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..cm…..

K0 5,84 U0 5,95

K1 6,19 U1 6,46

K2 6,62 U2 6,24

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa panjang akar (cm) pada perlakuan pupuk kandang sapi yang lebih

panjang pada perlakuan K2 dengan dosis 2 kg/plot (20 ton/ha) dengan rata-rata 6,62 cm sedangkan yang

lebih pendek pada perlakuan K0 dengan dosis (kontrol) (0 kg/plot) dengan rata-rata 5,84 cm. Sedangakan

pada perlakuan urine sapi yang lebih panjang pada perlakuan U1 dengan dosis 25 cc/plot dengan rata-rata

6,46 cm sedangkan yang lebih pendek pada perlakuan U0 dengan dosis 0 cc/plot dengan rata-rata 5,95

cm.

Page 11: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 385

Tabel 12. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap jumlah daun umur 21 hari setelah tanam.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..cm…..

K0 5,50 5,98 6,06 5,84

K1 5,91 6,60 6,06 6,19

K2 6,44 6,80 6,61 6,62

Rataan 5,95 6,46 6,24

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

panjang akar yang lebih panjang pada perlakuan K2U2 dengan rata-rata 6,61 cm sedangkan yang lebih

pendek pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 5,5 cm.

Produksi Berat Basah Pertanaman Sampel (gr)

Dari hasil uji statistik (lampiran 18-19) pemberian pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi berat basah pertanaman sampel. Demikian juga pemberian urine sapi tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi berat basah pertanaman sampel. Interaksi pupuk kandang sapi dan

urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi berat basah pertanaman sampel.

Tabel 13. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap produksi berat basah pertanaman sampel.

Perlakuan Produksi persampel

Pupuk kandang sapi Urine sapi

..helai…..

K0 82,22 U0 97.77

K1 140,00 U1 126.66

K2 122,22 U2 120,00

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa produksi berat basah pertanaman sampel (gr) pada perlakuan

pupuk kandang sapi yang lebih berat pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-

rata 140 gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan K0 dengan dosis (kontrol) (0 kg/plot) dengan

rata-rata 82,22 gr. Sedangakan pada perlakuan urine sapi yang lebih berat pada perlakuan U1 dengan

dosis 25 cc/plot dengan rata-rata 126,66 gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan U0 dengan dosis

0 cc/plot dengan rata-rata 97,77 gr.

Tabel 14. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap produksi berat basah pertanaman sampel.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..gr…..

K0 70,00 93,33 83,33 82,22

K1 136,66 110,00 173,33 140,00

K2 86,66 176,66 103,33 122,22

Rataan 97,77 126,66 120

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

produksi berat basah pertanaman sampel yang lebih berat pada perlakuan K2U1 dengan rata-rata 176,66

gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 70 gr.

Produksi Berat Basah Pertanaman Plot (gr)

Dari hasil uji statistik (lampiran 18-19) pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap

produksi berat basah pertanaman plot. Demikian juga pemberian urine sapi tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi berat basah pertanaman plot. Interaksi pupuk kandang sapi dan urine sapi tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi berat basah pertanaman plot.

Page 12: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

386 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Tabel 15. Pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap produksi berat basah pertanaman plot.

Produksi persampel

Perlakuan

Pupuk kandang sapi Urine sapi

…..helai…..

K0 287,77 a U0 304,44

K1 562,22 c U1 513,33

K2 495,55 b U2 527,77

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa produksi berat basah pertanaman plot (gr) pada perlakuan pupuk

kandang sapi yang lebih berat pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-rata

562,22 gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan K0 dengan dosis (kontrol) (0 kg/plot) dengan rata-

rata 287,77 gr. Sedangakan pada perlakuan urine sapi yang lebih berat pada perlakuan U2 dengan dosis

50 cc/plot dengan rata-rata 527,77 gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan U0 dengan dosis 0

cc/plot dengan rata-rata 304,44 gr. Pengaruh pupuk kandang sapi terhadap produksi berat basah

pertanaman plot dapat dilihat pada grafik gambar 9.

Gambar 9. Grafik produksi berat basah pertanaman plot bayam hijau dengan pemberian dosis pupuk

kandang sapi.

Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan respon terhadap

produksi berat basah pertanaman plot menunjukkan hubungan linier dengan persamaan regresi :

ŷ = 103.8x + 344.6 : R2 = 0.526

Pemberian pupuk kandang sapi pada produksi berat basah pertanaman plot (gr) pada perlakuan

pupuk kandang sapi yang lebih berat pada perlakuan K1 dengan dosis 1 kg/plot (10 ton/ha) dengan rata-

rata 562,22 gr sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan K0 dengan dosis (kontrol) (0 kg/plot) dengan

rata-rata 287,77 gr.

Tabel 16. Pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

terhadap produksi berat basah pertanaman plot.

Perlakuan Urine sapi Rataan

Pupuk kandang sapi U0 U1 U2

…..gr…..

K0 186,66 246,66 430,00 287,77

K1 286,66 613,33 786,66 562,22

K2 440,00 680,00 366,66 495,55

Rataan 304,44 513,33 527,77

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi dan urine sapi

produksi buah segar pertanaman plot yang lebih berat pada perlakuan K1U2 dengan rata-rata 786,66 gr

sedangkan yang lebih ringan pada perlakuan K0U0 dengan rata-rata 186,66 gr.

Page 13: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 387

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian pupuk kandang sapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, produksi berat

basah pertanaman sampel, tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 7, 14 dan 21 hst,

produksi berat basah pertanaman plot, dan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun umur 7,

14, dan 21 hst.

2. Pemberian urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 7 dan 21 hst, jumlah

daun umur 7 dan 14 hst, panjang akar, produksi berat basah pertanaman sampel, produksi berat basah

pertanaman plot, dan berpengaruh nyata tinggi tanaman 14 hst, jumlah daun umur 21 hst,

3. Interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan urine sapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman umur 7 hst, 14 hst, 21 hst, jumlah daun umur 7 hst, 14 st, 21 hst, panjang akar, produksi

berat basah pertanaman sampel, dan produksi berat basah pertanaman plot.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. 2004. Pengaruh Pemupukan. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan.

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bilad, M.R., Westbroek, P., Vankelecom, I.F.J., 2011. Agriculture. Journal of Membrane Science 380,

181–191.

BPS, 2015. Republik Indonesia dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik Indonesia.

BPS, 2015. Sumatera Utara dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Medan.

Budi, Gardjita. 2010. Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia. Seminar Nasional PVT

ke-5, 25-26 November 2010. Surabaya.

Burhanudin dan Nurmansyah, 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kapur Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Nilam Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Balai Penelitian

Tanaman Aromatik. Bogor.

Fajri, 2005. Aplikasi Biourine. Agromedia. Jakarta.

Hasibuan B A. 2006. Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian, UniversitasSumatra Utara,

Medan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Vulkanik)

Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Bina Angkasa,

Jakarta.

Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani. Skripsi. Bogor. Institut

Pertanian Bogor. http://kolokiumkpmipb.wordpress.com diakses 16 Maret 2011.

Lingga, P dan Marsono, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Manyun, 2007. Teknik Aplikasi Pemberian Beberapa Pupuk Organik. Agromedia. Jakarta.

Mardalena, 2007. Pupuk Cair Organik. Rineka. Jakarta

Maspary.2010.Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi.http://www.gerbang pertanian.

com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-urine-sapiuntuk.html.Diakses tanggal 16

september 2015.

Mayadewi, N. N. A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan

Gulma dan Hasil Jagung Manis. Jurusan Budidaya Pertanian. Vol 26 (4) : 153 - 159 (2007).

Fakultas Pertanian Unud, Denpasar.

Murni ,A.M dan R.W. Arief., 2008. Teknologi Budidaya bayam. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor.

Redaksi Ciptawidya Swara. 2008. Petunjuk Teknik Budidaya 23 Tanaman Unggul. Jakarta.

Riky, 2013. Pemberian Pupuk Cair Organik. http://cerita-dari itb.blogspot.com/2012/09/pupuk-organik-

cair.html. Diakses tanggal 16 september 2015.

Rivaie, A.A. 2006. Pupuk Kandang Sapi. PT. Kreatif Energi Indonesia.

http://www.indobiofuel.com/menu%20artikel%20jarak%209. Diakses pada 23 Maret 2011.

20.45 wib.

Page 14: Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus SP ...

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

388 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Rizal.dan Syamsu. A. 2012. Pupuk Organik Cair. http://cerita-dari itb.blogspot.com/2012/09/pupuk-

organik-cair.html. Diakses tanggal 16 september 2015.

Rukmana, Rahmat.2008. Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Sarief, E. S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 157 Hal

Setiawan, L. 2007. Optimasi Konsentrasi Larutan Hara Pada Budidaya Selada (Lactuca Sativa L. Var

Gand Rapids) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST). Skripsi. Progam Studi

Hortikultura Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Sumarlin. 2009. Analisis Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan dalam Pemenuhan Kebutuhan

Pangan Penduduk Kabupaten Lampung Barat [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Sunarjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 204 hal.

Utami. N.H, 2009. Aplikasi Pupuk Organik. Rineka cipta.

Warasfarm. 2013. Potensi Urine Sebagai Pupuk Organik Cair. http://warasfarm.

wordpress.com/2013/01/22/potensi-urine-sapi-sebagai-pupuk-organik -cair-poc/. Diakses

tanggal 16 september 2015.