Resonansi paralel sederhana.docx
Transcript of Resonansi paralel sederhana.docx
-
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
1/18
Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank)
Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi darikapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi induktif bertambah besar apabila frekuensimembesar dan reaktansi kapasitif berkurang apabila frekuensi membesar, maka akan hanya ada satu nilai
frekuensi dimana nilai reaktansi dari keduanya akan sama besar.
Gambar 1Rangkaian resonansi paralel sederhana (rangkaian tank)Pada rangkaian di atas, kita memiliki sebuah kapasitor 10 F dan induktor 100 mH. Karena kita tahu
persamaan untuk menghitung reaktansi pada frekuensi tertentu, dan kita ingin mengetahui pada titik
berapa reaktansi dari kapasitor dan induktor akan sama besar, maka kita hitung reaktansi dari keduanyasecara aljabar sebagai berikut :
Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif
pada saat resonansi, reaktansi kapasitif sama dengan reaktansi induktif
Kalikan sisi sebalah kanan dan kiri persamaan dengan variabel f untuk menghilangkanvariabel f di ruas kanan
kedua sisi dibagi dengan 2f sehingga menyisakan variabel f sendirian di ruas kiripersamaan
Akarkan kedua sisi persamaan
lalu sederhanakan
Jadi kita dapatkan rumus untuk menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian tanktersebut, dimana nilai induktansi (L) dalam Henry dan kapasitansi (C) dalam Farad. Dengan memasukkannilai L dan C pada rangkaian di atas, kita akan mendapatkan frekuensi resonansi sebesar 159.155 Hz.
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-1.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
2/18
Apa yang terjadi pada kondisi resonansi adalah suatu hal yang menarik. Dengan reaktansi induktif dankapasitif yang sama antara satu sama lain, impedansi totalnya akan naik hingga nilainya tak berhingga,yang berarti rangkaian tank tersebut sama sekali tidak mengambil arus dari sumber AC tersebut. Kitadapat menghitung impedansi masing-masing dari kapsitor 100 F dan induktor 100 mH danmemparalelkan keduanya :
XL= 2 f L
XL= (2) () (159.155 Hz) (100 mH)
XL= 100
XC= 1/2fC
XC= 1/ (2)()(159.155 Hz) (10 F)
XC= 100
Lalu kita paralelkan kedua reaktansi ini, menghasilkan nilai impedansi yang tidak kita duga
Kita tidak dapat membagi suatu bilangan denganangka nol, tetapi kita dapat katakan bahwa nilai hasil perhitungannya adalah tak berhingga. Nilaiimpedansinya mendekati tak berhingga apabila reaktansi dari keduanya saling mendekati satu sama lain.
Apa artinya impedansi yang tak berhingga tersebut? Artinya pada rangkaian tank itu (kombinasi LC),rangkaian tersebut sama sekali tidak dialiri arus listrik oleh sumber AC yang terpasang (sama seperti
rangkaian terbuka open circuit). Bila kita mensimulasikan rangkaian tersbut menggunakan simulator,
maka akan diperoleh grafik seperti ini :
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-7.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
3/18
Gambar 2Rangkaian resonansi disimulasikan dengan
SPICE
Gambar 3Grafik hubungan antara arus dengan frekuensi pada rangkaian resonansi paralelSecara tidak sengaja, grafik output yang dihasilkan oleh simulator tersebut dikenal dengan nama grafikBode (Bode plot). Grafik seperti ini menampilkan amplitudo atau beda fasa pada salah satu sumbu dannilai frekuensi di sumbu lainnya. Pada grafik di atas, kenaikan nilai frekuensinya menunjukkankarakteristik tanggapan frekuensi (frekuensi respon) dari rangkaian tank di atas. Tanggapan frekuensiadalah seberapa sensitif amplitudo atau beda fasa akan berubah apabila frekuensinya berubah.
Pada pembahasan di awal, kita menggunakan rangkaian LC murni dan ideal. Sekarang perhatikanrangkaian LC tank pada gambar 4. Rangkaiannya terdiri dari sebuah kapasitor yang diparalel dengansebuah induktor yang tidak ideal karena resistansi dari kawat induktor dipertimbangkan. Resistansi darikawat ini diberi nama Rkawat seperti ditunjukkan pada gambar 4. Tetapi rangkaian pada gambar 4 ini
bukan benar-benar rangkaian paralel karena ada kombinasi seri antara induktor dan resistor. Untuk dapat
menghitung frekuensi pada saat rangkaian bersifat resistif murni, maka rangkaian seri resistor induktor iniharus ditransformasi ke dalam bentuk paralel ekivalennya. Sehingga rangkaiannya menjadi rangkaian
paralel seperti pada gambar 5.
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-2.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
4/18
Gambar 4Rangkaian LC dengan rugi-rugi resistansi pada induktor
Gambar 5Rangkaian paralel RLCPada saat resonansi, reaktansi kapasitif dan induktif pada rangkaian gambar 5 bernilai sama. Jadi, apabilaada reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif yang bernilai sama dan dihubungkan paralel, maka
impedansi totalnya adalah :
Z= (jXL)(-jXC) (jXLjXC)
karena pada saat resonansi, reaktansi kapasitif dan induktif sama X L= XC = X, maka nilai impedansipenggantinya adalah
Z = (jXL)(-jXC) 0 = (impedansinya tinggi sekali)
Jadi, pada saat terjadi resonansi, reaktansi kapasitif dan induktif akan saling menghilangkan sehinggarangkaian penggantinya adalah open circuit (rangkaian terbuka) dan yang tersisa hanyalah resistansi saja.
Jadi impedansi total dari rangkaian paralel RLC ini saat terjadi resonansi adalah murni resistif, ZT= Rp.Kita dapat menurunkan persamaan untuk menghitung frekuensi resonansi rangkaian tank paralel RLC inidengan cara membuat persamaan antara reaktansi kapasitif dengan reaktansi induktif:
XC= XLP
Pertama, ingat rumus untuk mentransformasikan dari rangkaian seri ke rangkaian paralel dari rangkaian
RL
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-4.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
5/18
kita sederhanakan lagi menjadi
Dengan memfaktorkan bagian (LC) pada bagian penyebutnya, frekuensi resonansiparalel dihitung dengan persamaan
Perhatikan bahwa apabila Rkawat2
-
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
6/18
Gambar 7Grafik hubungan antara magnitudo dan sudut fasa dari impedansi dengan frekuensi angularuntuk rangkaian resonansi paralel
Perhatikan bahwa impedansi total dari rangkaian tersebut mencapai nilai maksimum saat terjadi resonansidan nilainya minimum saat = 0 rad/s dan rad/s. Hasil ini berkebalikan dengan rangkaianresonansi seri, dimana pada rangkaian resonansi seri, nilai impedansinya justru bernilai minimum saatterjadi resonansi, dan impedansinya maksimum saat = 0 rad/s dan rad/s. Selain itu, untukrangkaian paralel ini, impedansi totalnya akan bersifat induktif saat frekuensinya kurang dari frekuensiresonansi (p). Bagitu juga sebaliknya, impedansinya bersifat kapasitif saat frekuensinya lebih besar darifrekuensi resonansi (p).
Faktor kualitas, Q, dari rangkaian paralel RLC ini dapat dihitung
Hasil yang kita dapatkan ini persis sama dengan hasil yang kita peroleh saat kita
mengkonversi suatu rangkaian RL seri menjadi rangkaian ekivalen paralelnya (baca di sini untuk lebihlengkapnya). Apabila resistansi dari kawat merupakan satu-satunya resistansi yang ada di dalamrangkaian, maka faktor kualitas (Q) dari rangkaian sama dengan faktor kualitas dari kumparan. Namun,apabila rangkaiannya memiliki resistansi lagi selain resistansi dari kawat, maka resistansi tambahan iniakan mereduksi atau mengurangi faktor kualitas (Q) dari rangkaian.
Untuk rangkaian resonansi paralel RLC, arus yang mengalir pada tiap-tiap komponen dapat dihitung
dengan mudah menggunakan hukum Ohm :
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-13.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-12.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-13.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-12.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-13.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-12.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-7.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
7/18
Saat resonansi, arus yang melewati induktor dan kapasitor memiliki
magnitudo yang sama tetapi beda fasanya adalah 180osehingga arus yang mengalir pada keduakomponen ini akan saling menghilangkan. Perhatikan magnitudo dari arus yang mengalir pada komponenreaktif (kapasitor dan induktor) pada saat resonansi, memiliki nilai sebesar Q sumber arus. Karenanilai faktor kualitas (Q) pada rangkaian paralel biasanya sangat besar, maka kita harus bisa memilihkomponen yang kuat dan tahan saat dialiri arus listrik yang besar saat terjadi resonansi.
Sama seperti saat kita menganalisa untuk menghitung bandwith (lebar pita frekuensi) pada rangkaian
resonansi seri, bandwith adalah lebar pita diantara dua batas frekuensi. Dua frekuensi pembatas ini adalahfrekuensi yang membuat rangkaian hanya menyerap setengah dari daya total yang disuplai dari sumber.Kedua batas frekuensi tersebut (1dan 2) dapat dihitung dengan persamaan
Jadi, bandwith nya dapat dihitung
Apabila nilai Q 10, maka kurva selektivitasnya akan semakin ramping(mendekati bentuk kotak ideal) yang melingkupi frekuensi p, dimana batas frekuensi atas dan bawahnilainya adalah p BW/2. Persamaan menghitung bandwidth (BW) diatas dapat dijabarkan lagi, yaitu
mengalikannya dengan p/p:
Perhatikan bahwa persamaan menghitung BW yang ini sama persis denganmenghitung BW dari rangkaian resonansi seri RLC.
Contoh Soal 1
Untuk rangkaian RLC paralel pada gambar 8,
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-19.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-18.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-17.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-16.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-15.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-14.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
8/18
Gambar 8Rangkaian paralel RLC untuk contohsoal 1a. Hitunglah frekuensi resonansi, r(rad/s) dan fr(Hz) dari rangkaian tank tersebut
b. Hitung faktor kualitas Q dari rangkaian saat resonansi
c. Hitung tegangan rangkaian tersebut saat resonansi
d. Hitung nilai arus yang mengalir pada induktor dan resistor saat resonansi.
e. Hitung bandwith dari rangkaian tersebut, nyatakan dalam satuan radian per sekon dan juga dalam Hz.
f. Gambar respon frekuensi untuk tegangan rangkaian tersebut, tunjukkan nilai tegangan rangkaian saat
daya yang ditransfer ke rangkaian hanya terserap setengahnya.
g. gambarkan kurva selektivitas dari rangkaian yang menunjukkan hubungan antara daya P (watt) dengan (rad/s)
a. Nilai frekuensi resonansi adalah
b. Faktor kualitas saat terjadi resonansi
c. Pada saat resonansi, VC= VL= VR, sehingga
V= IR = (3.6 mA 0o) (500 0o) = 1.8 V 0o
d. Arus yang mengalir pada induktor dan resistor saat resonansi adalah
e. Bandwith dalam satuan rad/s dan Hz :
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-22.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-21.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-20.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-8.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-22.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-21.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-20.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-8.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-22.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-21.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-20.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-8.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-22.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-21.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-20.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-8.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
9/18
f. Frekuensi yang membuat rangkaian hanya menyerapsetengah dari daya yang ditransfer oleh sumber (batas frekuensi atas dan baawah dari bandwith)
Berikut ini grafik respon frekuensi dari tegangan rangkaian(atau hubungan antara tegangan dengan frekuensi)
Gambar 9Respon frekuensi dari
tegangan
g. Daya yang diserap rangkaian saat resonansi sebesar
Dengan begitu kurva selektivitasnya dapat digambarkan sebagai berikut(grafik yang menghubungkan daya yang diserap rangkaian dengan frekuensi)
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-25.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-9.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-24.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-23.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-25.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-9.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-24.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-23.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-25.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-9.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-24.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-23.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-25.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-9.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-24.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-paralel-23.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
10/18
Gambar 10Respon frekuensi dari daya yang diserap rangkaian. Saat
resonansi, daya yang diserap rangkaian maksimal.
Bandwidth Rangkaian Resonansi Paralel
Nilai Q yang rendah akibat resistansi kawat induktor yang tinggi menghasilkan nilai maksimum pada
kurva selektivitasnya menjadi lebih rendah dan bandwidthnya lebih lebar pada rangkaian resonansiparalel. (Gambar 11) Bagitu pula sebaliknya, nilai Q yang tinggi akibat resistansi kawat induktor yang
rendah membuat nilai maksimum pada kurva selektivitasnya lebih tinggi dan bandwidthnya lebih sempit.Nilai Q yang tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan kawat dengan diameter yang lebar saatmembentuk sebuah induktor sehingga resistansi kawat induktor tersebut menjadi lebih rendah.
Gambar 11Pengaruh faktor kualitas, Q,terhadap respon rangkaian resonansi paralel
Bandwidth dari rangkaian resonansi paralel dapat diukur diantara dua frekuensi yang membuat daya yang
diserap rangkaian menjadi separuhnya (frekuensi cutoff atas dan bawah). Apabila ditinjau dari segitegangan/arus, frekuensi cutoff atas dan bawah adalah frekuensi yang menyebabkan tegangan/arus outputmenjadi 0.707 dari tegangan maksimum. Karena P ~ E2= (0.707)2= 0.5P. Karena tegangan juga
proporsional dengan impedansi (P = E2/R), maka kita bisa menentukan frekuensi cutoff atas dan bawah
serta bandwidth dari rangkaian resonansi paralel ini dengan mengguakan kurva impedansi frekuensiseperti pada gambar 12.
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-11.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-10.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-11.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-10.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
11/18
Gambar 12Bandwidth, atau f,
diukur dari 70.7% dari nilai maksimum dari impedansi.Pada gambar 12, impedansi maksimumnya bernilai 500 . Dan 0.707 dari impedansi maksimum tersebutadalah (0.707) (500 ) = 354 . Jadi frekuensi cutoff atas dan bawah adalah frekuensi yang membuatimpedansi rangkaian menjadi bernilai 354 dan frekuensi tersebut adalah 281 Hz untuk f1dan 343 Hzuntuk f2. Sehingga bandwidth nya adalah f2-f1= 62 Hz.
BW = f = fhfl= 343281 = 62 Hz
fl = fcf/2 = 312 31 = 281 Hz
fh= fc+ f/2 = 312 + 31 = 343 Hz
Q = fc/BW = (312 Hz) / (62 Hz) = 5
Dimana :
fc: frekuensi resonansi
fl: frekuensi cutoff bawah
fh: frekuensi cutoff atas
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-paralel-RLC-12.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
12/18
Resonansi Seri Sederhana
Efek yang sama terjadi pada rangkaian seri induktif/kapasitif (gambar 1). Ketika kondisi resonansitercapai (reaktansi kapasitif sama dengan reaktansi induktif), kedua impedansi akan saling menghilangkansatu sama lain dan total impedansinya akan sama dengan nol.
Gambar 1Rangkaian resonansi seri sederhana yang terdiri dari L dan CPada saat frekuensi = 159.155 Hz :
ZL= (0 + j100) dan ZC= (0j100)
Zseri = ZL+ ZC
Zseri= (0 + j100) + (0j100)
Zseri= 0
Bila impedansi serinya sama dengan nol ohm pada frekuensi 159.155 Hz, maka rangkaian tersebut akan
menjadi short circuit pada kedua terminal sumber AC nya pada kondisi resonansi. Kondisi ini tidak baikuntuk rangkaian di atas. Maka kita tambahkan sebuah resistor untuk membatasi arus pada saat shortcircuit terjadi.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, nilai arus yang mengalir pada rangkaian, amplitudonya akansemakin membesar bila frekuensinya diperbesar (dari kiri ke kanan) (gambar 2). Kondisi ini dapat dilihat
pada titik puncak saat frekuensinya bernilai 157.9 Hz.
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-1.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
13/18
Gambar 2Grafik hubungan arusdengan frekuensi pada rangkaian resonansi seri
Anda harus berhati-hati pada rangkaian resonansi LC seri karena arus yangmengalir dalam rangkaian sangatlah besar pada kondisi resonansi, kondisi ini memungkinkan
dihasilkannya tegangan tinggi yang berbahaya pada kapasitor dan induktor, karena kedua komponentersebut memiliki impedansi. Dari rangkaian pada gambar 3, dapat dihitung :
Gambar 3Rangkaian resonansi serifr= 159.155 Hz, L = 100 mH, R = 1
XL= 2fL = 2(159.155) (100 mH) = j100
XC= 1/2fC = 1/2(159.155)(10 F) = -j100
Z= 1 + j100j100 = 1
I= V/Z= (1 V) / (1 ) = 1 A
VL= IZL= (1 A) (j100) = j100 V
VC= IZC= (1 A) (-j100) = -j100 V
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-1.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-3.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
14/18
VR= IR = (1 A) (1 ) = 1 V
Vtotal = j100j100 + 1 = 1 V
Kemungkinan nilai tegangan pada kapasitor dan induktor adalah sebesar 100 V. Tegangan ini akan
membuat kedua komponen stress, anda harus menentukan rating kerja dari tiap-tiap komponen tersebut.Walaupun nilai tegangan pada kedua komponen tersebut sangatlah besar, tetapi nilainya akan salingmenghilangkan, yang satunya sebesar 100 V dan yang satunya sebesar -100V , sehingga totaltegangannya sebesar nilai sumber yaitu 1 V.
Pada pembahasan resonansi di atas, kita menggunakan rangkaian LC seri yang ideal. Sekarang kita akanmempertimbangkan resistansi (R) sehingga rangkaiannya menjadi rangkaian seri RLC.
Gambar 4Rangkaian seri RLCKarena rangkaian pada gambar 4 adalah rangkaian seri, kita dapat menghitung impedansi totalnya :
ZT= R + jXLjXC
ZT= R + j(XLXC) persamaan 1
Resonansi terjadi saat reaktansi (X) rangkaian sama dengan nol, sehingga total impedansi rangkaianmenjadi resistif (R) murni. Sebagaimana kita ketahui, reaktansi induktor dan kapasitor memiliki rumus :
XL= L = 2fL persamaan 2
XC= 1/C = 1/2fC persamaan 3
Perhatikan persamaan 1, dengan cara membuat nilai reaktansi induktif (XL) sama dengan reaktansi
kapasitif (XC), maka kedua nilai reaktansi ini akan saling menghilangkan karena reaktansi induktifbernilai imajiner positif dan reaktansi kapasitif bernilai imajiner negatif. Dengan begitu, impedansi
total, ZT, sama dengan resistansi R saja. Jadi, pada saat resonansi :
ZT= R persamaan 4
Dengan menyamadengankan raktansi induktif dan kapasitif, kita dapat menentukan frekuensi yang
membuat rangkaian beresonansi (frekuensi resonansi) yang memiliki satuan rad/s
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-4.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
15/18
persamaan 5Karena perhitungan untuk mendapatkan frekuensi angular, , yang memi liki satuan rad/s lebih mudahdaripada kita harus menghitung frekuensi, f, yang memiliki satuan hertz (Hz). Perhitungan lebih jauhyaitu menghitung tegangan dan arus biasanya lebih mudah menggunakan daripada f. Namun, terkadangkita juga perlu menghitung frekuensi resonansi dalam bentuk frekuensi f ( satuan Hz), ingat hubunganantara frekuensi angular, , dengan frekuensi, f :
= 2 f persamaan 6
Kita subsitusikan persamaan 6 ke persamaan 5, sehingga frekuensi resonansi dapat dihitung
persamaan 7Subskrip s dibawah huruf f menunjukkan frekuensi yang dihitung adalah frekuensi resonansi rangkaian
seri.
Saat resonansi, arus total yang mengalir dalam rangkaian dapat dihitung dengan hukum Ohm
persamaan 8
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat menghitung tegangan pada masing-masing komponendengan persamaan matematis sebagai berikut
VR= IR 0o persamaan 9
VL= IXL90o persamaan 10
VC= IXC-90o persamaan 11
Gambar 5Diagram fasor dari tegangan dan arus rangkaian
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-2.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-4.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-3.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-2.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
16/18
Diagram fasor dari tegangan dan arus dari rangkaian resonansi seri ditunjukkan pada gambar 5.Perhatikan diagram fasor tersebut, karena reaktansi induktif dan kapasitif memiliki magnitudo yang sama,
maka magnitudo tegangan pada komponen kapasitor dan induktor harusnya sama tetapi fasanya berbeda180
o. Selain itu, kita juga dapat menghitung daya dari tiap-tiap komponen. Untuk daya resistor disebut
dengan daya aktif/rata-rata dan memiliki satuan watt. Sedangkan induktor dan kapasitor disebut dengandaya reaktif dengan satuan VAR.
PR= I2R (W)
QL= I2XL(VAR)
QC= I2XC(VAR)
Diagram fasor dari ketiga daya tersebut ditunjukkan pada gambar 6
Gambar 6Diagram fasor dari daya
Impedansi Rangkaian Resonansi Ser i
Pada bagian ini, kita akan mencari tahu bagaimana impedansi rangkaian resonansi seri berubah-ubahnilainya sebagai fungsi dari frekuensi. Atau dengan kata lain, kita akan mencari tahu bagaimana pengaruh
frekuensi terhadap nilai impedansi rangkaian seri RLC. Hal ini disebabkan impedansi induktor dankapasitor bergantung pada frekuensi, jadi nilai impedansi totalnya juga bergantung pada nilai frekuensi.Agar analisa aljabar kita sederhana, frekuensi yang kita gunakan adalah yang memiliki satuan radian
per sekon. Apabila memang perlu dinyatakan dalam frekuensi dengan satuan Hz, maka kita dapatmenggunakan persamaan 6.
Impedansi total dari rangkaian resonansi seri adalah
Magnitudo dan sudut fasa dari vektor impedansi, ZT, dinyatakan dalam bentuk
persamaan 12 persamaan 13pada saat frekuensi sama dengan frekuensi resonansi atau = s
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-7.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-6.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/persamaan-resonansi-seri-5.jpghttp://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-6.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
17/18
ZT= R
dan
= tan-10 = 0o
pada saat frekuensi kurang dari frekuensi resonansi atau < s, atau apabila kita mengecilkan frekunsimaka impedansi total, ZT, akan semakin besar. Bila frekuensinya terus diturunkan hingga = 0, makaimpedansi totalnya mencapai nilai maksimum (sangat besar sekali) sehingga rangkaiannya seakan-akanmenjadi open circuit. Pada kondisi ini, rangkaian menjadi open circuit disebabkan impedansi kapasitor
yang sangat besar sekali. Atau lebih mudahnya, apabila kita menggunakan frekuensi 0 Hz, ini sama sajakita memberikan tegangan DC pada rangkaian. Sebagaimana kita tahu, apabila kita memberi teganganDC pada kapasitor, maka kapasitor akan menjadi open circuit.
Pada kondisi ini ( < s), reaktansinya akan bersifat kapasitif. Perhatikan persamaan 1, 2, dan 3. Semakinkecil frekuensi, reaktansi kapasitif akan semakin besar, dan reaktansi induktif semakin kecil (|X C|> XL).
Jadi, reaktansi gabungan dari keduanya akan menghasilkan nilai negatif (XL |XC| < 0). Sudut fasa bernilai sekitar 0ohingga -90o(berada di kuadran empat dalam diagram fasor).
Kondisi sebaliknya terjadi saat > s. Dengan memperbesar frekuensi, maka reaktansi induktif akansemakin besar dan reaktansi kapasitif semakin kecil (XL> XC). Pada saat > srangkaian bersifatinduktif. Sudut fasa dari impedansi akan bernilai positif (XLXC> 0) dan vektornya berada dalamkuadran 1 diagram fasor.
Gambar grafik yang menyatakan hubungan antara magnitudo dan sudut fasa impedansi ZTterhadap
frekuensi, ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7Gambar kiri : grafik hubungan antara magnitudo impedansi dengan frekuensi, gambar kanan :grafik hubungan sudut fasa impedansi dengan frekuensi
http://elkaasik.com/wp-content/uploads/2013/12/resonansi-seri-RLC-7.jpg -
5/19/2018 Resonansi paralel sederhana.docx
18/18
Filter SAW
SAW (gelombang akustik permukaan ) filter adalahelektromekanisperangkat yang umum digunakan
dalamfrekuensi radio aplikasi. Sinyal listrik diubah menjadi gelombang mekanik dalam perangkat
dibangun daripiezoelektrikkristal atau keramik; gelombang ini tertunda karena merambat di perangkat,
sebelum dikonversi kembali ke sinyal listrik dengan lebih lanjutelektroda . Keluaran yang tertunda yang
digabungkan untuk menghasilkan implementasi analog langsung darirespon impuls terbatas filter. Teknik
ini filtering hybrid juga ditemukan dalamfilter analog sampel . Filter SAW terbatas pada frekuensi hingga
3 GHz. Filter tersebut dikembangkan oleh ProfesorEdward George Sydney Paige dan lain-lain.
Pengertian Filter SAW (Surface Acoustic Waves)
Filter Saw adalah sebuah gelombang akustik permukaan (SAW) filter meliputi sejumlah transduserinterdigital terletak pada substrat piezoelektrik sepanjang arah propagasi gelombang permukaan,setidaknya satu-port SAW resonator tunggal yang dihubungkan secara seri dengan sisi output dari filterSAW, sedangkan resonansi frekuensi resonator SAW diatur pada tingkat yangl ebih tinggi dari passband
dari filter SAW.Filter SAWSAW (Surface Acoustic Waves) filter adalah perangkat elektromekanis yangumum digunakan dalam aplikasi frekuensi radio. Sinyal listrik diubahmenjadi gelombang mekanik dalamperangkat terbuat dari kristal piezoelektrik atau keramik, gelombang ini tertunda karena merambat diseluruh perangkat,sebelum dikonversi kembali ke sinyal listrik oleh elektroda lanjut. Output yang tertundayang digabungkan untuk menghasilkan implementasi analog langsungdari filter respon impulse yangterbatas. Teknik hybrid filtering ini juga ditemukan dalam sampel analog filter. Filter SAW terbatas pada
frekuensi hingga 3 GHz.Filter tersebut dikembangkan oleh Profesor Edward George Sydney Paige danlain-lain.
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Surface_acoustic_wave&usg=ALkJrhhjalw9BosImYOzNI9p6u2pWbypCAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electromechanical&usg=ALkJrhjqUJg8i0VwuY69r7rKWjTvZhMt4Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Radio_frequency&usg=ALkJrhidbwigyaPls8R_dD8Xx-N3rWrz3Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Piezoelectric&usg=ALkJrhjI8ybCvhaTIz5P77mi92DHWB1hQwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electrode&usg=ALkJrhiCbm85tdFqaANTld2rM7gSncN3NQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Finite_impulse_response&usg=ALkJrhhMwmOYpYo1ByksULOtzYiUtLS_lghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Analog_sampled_filter&usg=ALkJrhjezWMY_wzrkPKYnVmNByzkx-fqtQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_George_Sydney_Paige&usg=ALkJrhhTiKB6kP-4Amb8RKWJDjZ2LbvKEghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_George_Sydney_Paige&usg=ALkJrhhTiKB6kP-4Amb8RKWJDjZ2LbvKEghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Analog_sampled_filter&usg=ALkJrhjezWMY_wzrkPKYnVmNByzkx-fqtQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Finite_impulse_response&usg=ALkJrhhMwmOYpYo1ByksULOtzYiUtLS_lghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electrode&usg=ALkJrhiCbm85tdFqaANTld2rM7gSncN3NQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Piezoelectric&usg=ALkJrhjI8ybCvhaTIz5P77mi92DHWB1hQwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Radio_frequency&usg=ALkJrhidbwigyaPls8R_dD8Xx-N3rWrz3Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electromechanical&usg=ALkJrhjqUJg8i0VwuY69r7rKWjTvZhMt4Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dsaw%2Bfilter%2Bwiki%26espv%3D2%26biw%3D1024%26bih%3D634&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Surface_acoustic_wave&usg=ALkJrhhjalw9BosImYOzNI9p6u2pWbypCA