Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

29
Report On The Achievement Of The Millennium Dvelopment Goals In West Sulawesi 2011 Health Sector Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013

Transcript of Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Page 1: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Report On The Achievement OfThe Millennium Dvelopment Goals

In West Sulawesi 2011

Health SectorDinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

Tahun 2013

Page 2: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi BaratJalan Kurungan Bassi No. 19 Mamuju 91511Telpon / Fax : (0426) 21027 / 22579Website: dinkes.sulbarprov.go.idEmail : [email protected]

Page 3: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Pencapaian MDGs Bidang Kesehatan

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARATTAHUN 2012

Page 4: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

KATA PENGANTAR

Page 5: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

BAB I PENDAHULUAN

Komitmen para Kepala Negara dan Perwakilannya yang berasal dari 189 pada Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa di New York pada bulan September 2000 menghasilkan sebuah Deklarasi yang dikenal hingga kini dengan nama Deklarasi Millenium (Millenium Declaration). Kesepakatan tersebut dengan nyata mencerminkan suatu kepedulian dunia internasional terhadap Kehidupan manusia dimuka bumi ini, dimana semua Negara menyatukan visi dan misi untuk saling bersinergi untuk mencapai satu tujuan, yakni Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals).Bangsa Indonesia sesuai dengan landasan konstitusional harus mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan turut andil dalam pembangunan secara global. Atas dasar hal tersebut maka Indonesia bertekad mencapai Tujuan Pembangunan Millenium dengan mengarahkan strategi dan kebijakan pembangunan pada kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup rakyat, seperti yang telah dijabarkan dalam rumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, dan perencanaan pembangunan yang berkesinambungan dalam dua dokumen perencanaan yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ) Tahun 2010-2014.Saat ini upaya percepatan pencapaian target Tujuan Pembangunan Milenium semakin dipacu oleh Pemerintah, terbukti dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, dan Inpres Nomor 3 Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, dimana salah satu penekanannya adalah Percepatan Pencapaian Target MDGs. Pada tingkat Nasional Percepatan Target MDGs secara implisit tertuang kedalam Peta Jalan Percepatan Tujuan Pembangunan Millenium, sedangkan untuk skala Provinsi dijabarkan dalam dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD). Tujuan Penyusunan Pencapaian MDGs adalah agar Pemerintah Daerah memiliki acuan posisi pencapaian MDGs sampai dimana dan menjadi dokumen evaluasi dalam mencapai target MDGs yang lebih baik. Terutama target bidang pembangunan yang masih tertinggal dan mempertahankan capaian di atas rata-rata target MDGs Nasional.

Page 6: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Penyusunan pencapaian MDGs berkaitan erat dengan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Millenium atau RAD MDGs merupakan tahapan penyusunan dokumen perencanaan yang saling terkait dengan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selanjutnya Rencana Aksi Daerah MDGs akan menjadi pedoman dan acuan bagi SKPD di Provinsi Sulawesi Barat dalam rangka pembangunan manusia sebagai fokus. Penyusunan Evaluasi MDGs Bidang kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dan disinkronkan dengan pencapaian target yang disusun ini akan diintegrasikan kedalam RPJMD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 – 2017. Langkah-langkah percepatan target MDGs menjadi prioritas pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Barat, yang sangat membutuhkan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten yang diimplementasikan dalam program-program kerja setiap SKPD dengan indikator maupun target yang telah terukur serta indikasi dukungan pembiayaannya.Dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Pembangunan Millenium Provinsi Sulawesi Barat ini tidak seluruh tujuan (8 tujuan) MDGs dibahas, namun hanya tujuan yang berhubungan dengan kesehatan.

Page 7: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

MDG 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan kelaparan

Sulawesi Barat telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari 20,74 pada tahun 2006 menjadi 13,24 pada tahun 2012.Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 25,4 persen pada tahun 2007 menjadi 20,54 persen pada tahun 2010, sehingga Sulawesi Barat diperkirakan dapat mencapai target MDG sebesar 15,5 persen pada tahun 2015. Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatianan khusus melaui pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui intervensi desa Bangun Mandar; peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial.

Gambar 1 : Angka Kemiskinan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006 - 2012

Page 8: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Page 9: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

MDG 4 : Menurunkan Angka Kematian AnakAngka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifi kan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan dapat tercapai. Demikian pula dengan target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai. Namun demikian, masih terjadi disparitas regional pencapaian target, yang mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil.Angka kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Barat juga cenderung mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.

Gambar 2 : Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 - 2011

Gambar 3 : Angka kematian Balita Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 - 2011

Page 10: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

MDG 4 : Menurunkan Angka Kematian AnakAngka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifi kan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan dapat tercapai. Demikian pula dengan target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai. Namun demikian, masih terjadi disparitas regional pencapaian target, yang mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil.Angka kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Barat juga cenderung mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.

Gambar 2 : Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 - 2011

Gambar 2 : Angka kematian Balita Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 - 2011

Page 11: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Page 12: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

STATUS PENCAPAIAN MDGs Bidang Kesehatan Provinsi Sulawesi

Barat

Page 13: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Acuan Dasar Saat IniTarget MDGs

2015Status Sumber

1,8Prevalensi balita dengan berat badan rendah / kekurangan gizi

25,4 %(Riskesdas 2007) 20,5% (Riskesdas 2010) 15,50% ► Riskesdas

1.8a Prevalensi balita gizi buruk 10,0 %(Riskesdas 2007) 7,6% (Riskesdas 2010) 3,60% ► Riskesdas1.8b Prevalensi balita gizi kurang 15,4 %(Riskesdas 2007) 13,6% (Riskesdas 2010) 11,90% ► Riskesdas

4,2Angka Kematian Bayi (AKB)per 1000 kelahiran hidup

74 (SDKI 2007)15,2 (Profil Kesehatan

Sulbar 2010)23 ● SDKI, Profil

4,3Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

58 (SDKI 2007) 57,7 (Riskesdas 2010) Meningkat ▼SDKI,

Riskesdas

TINJAUAN STATUS PENCAPAIAN MDGs KESEHATAN DI SULAWESI BARAT

Indikator

Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian AnakTarget 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015

Status: ● Sudah tercapai ►Akan tercapai ▼Perlu perhatian khusus

Page 14: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Acuan Dasar Saat IniTarget MDGs

2015Status Sumber

5,2Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

47,45 (Susenas 2009) 57,8 (Riskesdas 2010) Meningkat ►Susenas, Riskesdas

- 1 kunjungan: 86,6 (SDKI 2007) 88,3 (Riskesdas 2010) ►SDKI,

Riskesdas

- 4 kunjungan: 61,3 (SDKI 2007) 24, 6 ( Riskesdas 2010) ▼SDKI,

Riskesdas

5,6Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB yang tidak terpenuhi)

17,4 (SDKI 2007) 25,8 (Riskesdas 2010) Menurun ►SDKI,

Riskesdas

6,8Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis

0,23 (Riskesdas 2007) 0,7 (Riskesdas 2010) ▼ Riskesdas

Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular LainnyaTarget 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun

Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan IbuTarget 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015

Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

Meningkat

Indikator

Status: ● Sudah tercapai ►Akan tercapai ▼Perlu perhatian khusus

Page 15: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Rumah Suku Bunggu Mamuju Utara

Tujuan 1 : Menangulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Page 16: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

TUJUAN 1:MENANGGULANGI KEMISKINANDAN KELAPARAN

Page 17: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Keadaan Saat IniKeadaan gizi masyarakat telah menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita atau balita dengan berat badan rendah.Sampai saat ini, Sulawesi Barat telah membuat kemajuan yang bermakna dalam upaya perbaikan gizi selama tiga terakhir ini yang ditunjukkan dengan menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita dari 25,4 persen pada tahun 2007 menjadi 20,54 persen pada tahun 2010. (Riskesdas 2010)

Gambar 4Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita

Tahun 2007 dan 2010

Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan (RR) program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di posyandu. Keadaan status gizi masyarakat di Propinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011 menunjukkan jumlah balita yang ada sebanyak 119.374 balita dari jumlah tersebut jumlah balita yang datang dan ditimbang di posyandu sebanyak 81.800 balita dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak54.328 balita dan balita yang berada di bawah garis merah (BGM) sebanyak 3.215 balita.

Sumber : riskesdas tahun 2007 dan 2010

Page 18: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Pemantauan pertumbuhan balita biasa dilakukan di posyandu maupun diluar posyandu secara teratur setiap bulan untuk mmngetahui adanya gangguan pertumbuhan. Perubahan berat badan anak dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi anak

Gambar 5Penimbangan Balita Sulawesi BaratTahun 2007 - 2012

Berdasarkan hasil pencatatan pelaporan hasil penimbangan balita di Provinsi Sulawesi Barat dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012 sudah mengalami peningkatan walaupun belum signifikan . Hal ini dapat dilihat dari cakupan D/S provinsi Sulawesi barat tahun 2007 hanya 49,20 % dan meningkat menjadi70,07 % pada tahun 2012. Peningkatan ini belum bisa mencapai target nasional yaitu 75% . Usaha peningkatan cakupan D/S saat ini dilakukan melaui beberapa program pengembangan. Salah satu program yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI adalah Penanggulangan Daerah bermasalah Kesehatan yang melakukan intervensi utama terhadap indikator IPKM. Penimbangan balita dalam IPKM menjadi prioritas utama yang dilaksanakan oleh daerah. 4 Kabupaten bermasalah kesehatan di Sulawesi Barat (Polewali Mandar, Mamasa, Mamuju dan Mamuju Utara) telah melaksanakan sweeping atau kejar timbang bagi balita yang tidak tertimbang di sarana pelayanan kesehatan.

Page 19: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Kotak 1-1.Pencapaian Target MDG 1C di Kabupaten MajeneKabupaten Majene adalah salah satu dari 5 (lima) kabupaten yang ada dalam wilayah Propinsi Sulawesi Barat, yang terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Barat dan memanjang dari selatan ke utara kurang lebih 146 Km dari Kabupaten Mamuju (Ibukota Propinsi Sulawesi Barat). Kabupaten Majene yang beribukota di Kecamatan Banggae mempunyai luas wilayah 947,84 Km2.Secara administrasi wilayah Kabupaten Majene pada tahun 2011 terbagi atas 8 kecamatan, 40 desa/kelurahan (26 desa dan 14 kelurahan) dan 238 dusun/ lingkungan (125 dusun dan 113 lingkungan)Kabupaten Majene merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki prevalensi kekurangan gizi paling rendah pada balita. Berdasarkan hasil riskesdas 2007 prevalensi balita gizi kurang (BB/U) sebesar 19,6 persen masih diatas rata-rata nasional 18,4 persen.Selanjutnya anak balita ditimbang selama 6 bulan terakhir di kabupaten Majene mencapai 62,84 persen (Laporan PWS gizi per Juni 2012). Pelaksanaan penimbangan oleh Posyandui digiatkan oleh Puskesmas. Selain itu di beberapa wilayah terbentuk desa siaga yang mendorong masyarakatnya untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan di wilayah masing – masing.

Page 20: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

1. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran tentang pola gizi seimbang dalam masyarakat, yang disebabkan masih rendahnya pengetahuan, belum optimalnya pemanfaatan potensi pangan lokal, belum mantapnya sosialisasi kepada masyarakat.

2. Belum sinkronnya upaya penanganan masalah gizi dari aspek produksi, distribusi, ketahanan pangan keluarga dan pola konsumsi seimbang dalam keluarga.

3. Belum optimal pola diversifikasi pangan dan pemanfaatan serta pengolahan pangan lokal.

4. Belum tepatnya sasaran penerima bantuan bahan makanan untuk pemulihan gizi buruk dan gizi kurang pada

5. Terbatasnya akses anggota keluarga terhadap informasi tentang pentingnya gizi bagi pembentukan otak dan pertumbuhan anak.

6. Rendahnya tingkat ketahanan pangan keluarga.7. Rendahnya akses keluarga terhadap informasi harga kebutuhan pokok di pasar.8. Rendahnya akses masyarakat terhadap pangan.9. Masih terdapat kesenjangan status gizi balita antar Kabupaten menjadi tantangan

yang harus dihadapi Sulbar.10. Rendahnya pemahaman penduduk, terutama di perdesaan tentang pentingnya gizi

bagi anak.11. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita yang tinggi di wilayah perdesaan terkait

erat dengan kemiskinan, pendidikan yang rendah .

Tantangan

Page 21: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Posyandu di Kecamatan Bonehau Mamuju

Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak

Page 22: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Page 23: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Keadaan Saat IniTarget yang akan dicapai pada tujuan ini adalah: menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990 – 2010 dengan indikator (1) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup; (2) Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup; dan (3) Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak.Angka Kematian Bayi atau AKB di Provinsi Sulawesi Barat adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Gambar 4Angka Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Barat

Tahun 2007 - 2011Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2011 sebesar 15,2/1000 kelahiran hidup meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 15,1/1000 kelahiran hidup. AKB tahun 2010 dan tahun 2011 merupakan kejadian kematian bayi disarana kesehatan atau kejadian yang dilaporkan, sehingga angka tersebut tidak mencerminkan keseluruhan kematian bayi yang terjadi dalam kurun waktu 2010 dan 2011 di Provinsi Sulawesi Barat.

Page 24: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Angka kematian balita atau AKABA menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berdasarkan laporan Dinas kesehatan 5 Kabupaten di Propinsi Sulawesi Barat, Angka kematian balita tahun 2007 sebesar 17,2 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 11,4 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 14,02 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2010 menurun menjadi 16,42 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2011 menjadi 12,1/1000 Kelahiran hidup . Hal ini menandakan Angka Kematian Balita 3 tahun terakhir sifatnya fluktuatifKasus kematian Balita berhubungan erat dengan kondisi lingkungan, perilaku, infeksi penyakit, status gizi dan imunitas serta mutu dari pelayanan kesehatan. Format pelaporan program KIA yang selama ini digunakan tidak bisa mengakomodasi jumlah kematian balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas sehingga data kematian balita (1 – 4 th) tidak bisa diketahui.

Angka Kematian Balita

Page 25: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Persentase Imunisasi Campak di Provinsi Sulawesi Barat adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima minimal satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun, dan dinyatakan dalam persentase. Indikator ini merupakan ukuran pemantauan untuk cakupan imunisasi dasar. Karena imunisasi campak diberikan pada usia 9-11 bulan, sehingga dapat menunjukkan kelengkapan imunisasi anak. Disamping itu imunisasi campak yang diberikan kepada anak, dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit campak, yang dapat memberikan dampak terhadap penurunan angka kematian balita. Cakupan imunisasi campak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketersediaan tenaga kesehatan berkompeten, kualitas sistem pelayanan kesehatan anak, partisipasi masyarakat di suatu wilayah. Total jumlah bayi di provinsi Sulawesi barat adalah 24,999 jiwa, sementara yang di telah dimunisasi campak 23,031 jiwa atau sebesar 92,1 % dari total populasi

Page 26: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran orang tua tentang pola gizi berimbang dan pola asuh anak yang benar.

2. Masih rendahnya peran orang tua, termasuk kaum bapak dalam mendukung program posyandu dan desa Siaga.

3. Masih kurangnya peran kader posyandu dan jejaring Siaga.4. Peran anggota keluarga yang masih kurang terhadap upaya pemeriksaan

kehamilan dan pemeriksaan kesehatan bayi dan balita.5. Kurangnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan.6. Belum semua bidan mengikuti pelatihan penanganan bayi Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), Manajemen Terpadu Bayi Muda dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBM/MTBS).

7. Masih kurangnya akses pelayanan kesehatan anak berkualitas di unit pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa / Poskesdes).

Tantangan

Page 27: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Tujuan 5 : Menurunkan Angka Kematian Ibu

Page 28: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Tujuan 5 : Menurunkan Angka Kematian Ibu

Page 29: Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012

Tujuan 5 : Menurunkan Angka Kematian Ibu