Referat Sindroma Nefritik Akut

12
Sindrom Nefritik Akut Clinical Science Session Disusun Oleh: Yanvatra Bayu Perceptor: Yoyoh Yusroh, dr., Sp.A SMF ANAK– RSUD AL IHSAN BANDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

description

referat SNA

Transcript of Referat Sindroma Nefritik Akut

Page 1: Referat Sindroma Nefritik Akut

Sindrom Nefritik Akut

Clinical Science Session

Disusun Oleh:

Yanvatra Bayu

Perceptor:

Yoyoh Yusroh, dr., Sp.A

SMF ANAK– RSUD AL IHSAN BANDUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2010

Page 2: Referat Sindroma Nefritik Akut

Daftar Isi

Daftar Isi.....................................................................................................................................1

Definisi.......................................................................................................................................2

Etiologi.......................................................................................................................................2

Epidemiologi..............................................................................................................................2

Patogenesis.................................................................................................................................2

Temuan Klinis............................................................................................................................5

Temuan Laboratorium................................................................................................................5

Penatalaksanaan.........................................................................................................................6

Komplikasi.................................................................................................................................6

Prognosis....................................................................................................................................7

Daftar Pustaka............................................................................................................................8

Page 3: Referat Sindroma Nefritik Akut

Sindroma Nefritik Akut

Definisi

Suatu sindrom yang ditandai dengan gejala-gejala seperti hematuria, hipertensi,

edema dan insufisiensi renal. Disebut juga sebagai Glomerulonefritis Akut.

Etiologi

Grup A β-hemolytic streptococci strain nephritogenic. Sindrom ini biasanya diawali

oleh faringitis streptococcal (serotype 12), infeksi kulit akibat Streptococcus atau pyoderma

streptococcal (serotype 49).

Epidemiologi

Sindrom ini sering menyerang pada anak-anak usia 5-12 tahun, dan jarang pada usia

kurang dari 3 tahun. Prevalensinya lebih sering pada pria daripada wanita. 90 %

Glomerulonefritits post Streptococcus bermanifestasi menjadi sindrom nefritik akut.

Patogenesis

Glomerulonefritis paska streptokokus dapat diakibatkan sekunder terhadap efek

toksik langung dari protein streptokokal terhadap glomerulus, atau produk streptokokal

tersebut dapat menginduksi kerusakan akibat imun kompleks. Hal ini dapat terjadi akibat

berbagai mekanisme: (1) dengan membawa antigen ke glomerulus (antigen ditanamkan), (2)

dengan deposisi kompleks imun yang bersirkulasi, (3) dengan mengalterasi antigen ginjal

Page 4: Referat Sindroma Nefritik Akut

normal, menyebabkannya menjadi self-antigen, atau (4) dengan menginduksi respon

autoimun terhadap self-antigen (antigenic mimicry). Diduga bahwa lebih dari satu antigen

streptokokal dapat berperan dalam patogenesis glomerulonefritis paska streptokokus, dan

lebih dari satu mekanisme patogenik dapat ikut serta.

Beberapa protein streptokokal telah diimplikasikan dalam patogenesis

glomerulonefritis paska streptokokus. Molekul protein M yang menonjol dari permukaan

streptokokus grup A mengandung epitop yang dapat melakukan cross-reaction dengan

antigen glomerular. M protein tipe V, VI, dan XIX telah menunjukkan kemampuan untuk

merangsang antibodi yang bereaksi dengan beberapa protein myokardium dan otot skelet.

Sebaliknya, antibodi monoklonal yang dihasilkan terhadap korteks ginjal manusia

menunjukan cross-reaction dengan protein M tipe VI dan XII, membuktikan bahwa beberapa

jenis protein M memiliki determinan antigenik yang serupa dengan glomerulus.

Page 5: Referat Sindroma Nefritik Akut

Bagan 1 Patofisiologi dari glomerulonefritis akut post streptococcal

Page 6: Referat Sindroma Nefritik Akut

Temuan Klinis

1. Onset biasanya dalam 7-14 hari setelah pharyngitis dan dalam 3-6 minggu setelah infeksi

kulit

2. Edema perifer (85%), edema paru(14%), congestive cardiac failure(2%)

3. Hypertensi(60-80%)

4. Haematuria (berwarna seperti teh)

5. Proteinuria

6. Oliguria, kreatinin plasma meningkat

Temuan Laboratorium

Urinalisis:

Proteinuria (+1 sampai +4),

Hematuria makroskopik ditemukan hampir pada 50% penderita,

Leukosituria, granular, eritrosit(++), albumin (+), silinder lekosit (+).

Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal ginjal

seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia.

Serologis

ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B.

Titer ASTO meningkat pada hanya 50% kasus, Pada awal penyakit titer antibodi

sterptokokus belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan secara seri. Kenaikan

titer 2-3 kali berarti adanya infeksi.

antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen sterptokokus biasanya positif.

Peningkatan anti Dnase B

Page 7: Referat Sindroma Nefritik Akut

Penurunan C3 sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut pascastreptokokus

dengan kadar antara 20-40 mg/dl (harga normal 50-140 mg/dl).

Penatalaksanaan

Untuk terapi umum, pasien disarankan istirahat di tempat tidur selama fase akut.

Pasien juga diberi diet kalori adekuat terutama karbohidrat untuk memperkecil katabolisme

endogen dan diet rendah garam. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1

g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).

Untuk terapi khusus, Antibiotik dapat diberikan penisilin prokain 50.000 U/kgBB/kali

IM 2x/hari ataupun penisilin V 50 mg/kgBB/hr PO dibagi 3 dosis untuk infeksi aktif. Apabila

sensitif terhadap penisilin, dapat diberi eritromisin 50 mg/kgBB/hari (4 dosis). Antibiotik

diberikan selama 10 hari.

Untuk pengobatan hipertensi, apabila hipertensi ringan (130/80 mmHg) tidak

diberikan anti-hipertensi. Untuk hipertensi sedang (140/100 mmHg) diberi hidralazin 0,1-0,2

mg/kgBB/kali IM atau 0,75 mg/kgBB/hari (4 dosis) PO, atau nifedipin sublingual 0,25-0,5

mg/kgBB (kemasan 5 mg dan 10 mg). Untuk hipertensi berat diberi klonidin drip dengan

dosis 0,002 mg/kgBB/8jam + 100 mL dekstrosa 5% (mikro drip) atau nifedipin sublingual.

Bila terdapat tanda hipovolemia (edema paru, gagal jantung) disertai oliguria, maka

diberi diuretik kuat seperti furosemid dengan dosis 1-2 mg/kgBB/kali.

Komplikasi

Komplikasi akut dari penyakit ini terutama merupakan akibat hipertensi dan disfungsi

renal akut. Hipertensi terdapat pada 60% pasien dan menyebabkan ensefalopati hipertensif

pada 10% kasus. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi.

Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Ini

Page 8: Referat Sindroma Nefritik Akut

disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak. Komplikasi lain

yang dapat terjadi antara lain kegagalan jantung (jantung dapat membesar dan terjadi gagal

jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium), hiperkalemia,

hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis, kejang, serta uremia.

Prognosis

Sebanyak 95% pasien sembuh total jika ditangani secara tepat ketika fase akut

kemudian kejadian berulang jarang terjadi.

Page 9: Referat Sindroma Nefritik Akut

Daftar Pustaka

1. Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis Associated with Infections. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. Philadelphia: W B Saunders; 2003.

2. Price, Sylvia A, 1995 Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, ed 4, EGC, Jakarta.

3. Garna H, Nataprawira HM, 2005 Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan

Anak, ed 3, Bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas padjadjaran

RSHS, Bandung.