Rancangan Planned Maintenance System Untuk Item Yang ...
Transcript of Rancangan Planned Maintenance System Untuk Item Yang ...
Rancangan Planned Maintenance System Untuk Item Yang Terdapat di
Kamar Mesin Pada Kapal Bulk Carrier 13601 DWT
Nur Huda salasa Majid 09066378211), Mukti Wibowo 2)
1)Mahasiswa S-1, Teknik Perkapalan Dept.Teknik Mesin. Universitas Indonesia 2)Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Dalam pengoperasian suatu kapal diperlukan suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan bagian-bagian utama pada kapal tersebut. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya masalah yang dapat menghambat kerja kapal, seperti breakdown pada mesin dan sebagainya. Selain itu sistem pemeliharaan yang dilakukan secara terencana dan berkala, juga dapat memperpanjang usia pakai suatu kapal sehingga dapat menambah produktifitas kapal tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pada semua komponen yang terdapat di suatu kapal, juga telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code). Atas dasar itu maka pembuatan suatu sistem perawatan terencana atau biasa disebut Planned Maintenance System (PMS) pada suatu kapal sangatlah diperlukan. Dalam hal ini komponen-komponen yang terdapat pada kamar mesin suatu kapal Bulk Carrier 13601 DWT akan dijadikan objek penelitian untuk pembuatan sistem perawatan tersebut.
Abstract
In the operation of a ship, it is essential to have a system that regulates the maintenance of the main parts of the ship. This is necessary to avoid the problems that can inhibit the ship performance, such as the breakdown in machinery and so on. Moreover, a maintenance system that is done in a well-planned and regular manner can also extend the life of a ship so as to increase the productivity of the ship. Matters related to the maintenance of all components contained in a ship also have been regulated in the International Safety Management Code (ISM Code). On that basis, it becomes necessary to arrange a Planned Maintenance System (PMS) on a ship. In this case the components contained in the engine room of a 13601 DWT Bulk Carrier ship will be the object of research for the preparation of the maintenance system
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Kapal merupakan salah satu sarana transportasi yang paling efektif untuk
mengangkut berbagai keperluan, khususnya dalam jumlah yang besar, jarak yang
cukup jauh dan terpisah oleh area perairan. Dalam dunia bisnis, kapal memegang
peranan penting sebagai alat transportasi utama dalam hal mendistribusikan suatu
produk atau hasil bumi yang merupakan bahan baku produk tersebut ke sejumlah
daerah yang dipisahkan oleh sungai, danau ataupun lautan dalam jumlah yang
cukup besar.
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
Besarnya peran kapal sebagai salah satu tonggak dalam dunia bisnis serta
moda utama transportasi antar pulau, tidak serta merta sebanding dengan kelaikan
kapal tersebut. Banyak kasus kecelakaan kapal tiap tahunnya yang mengakibatkan
kerugian materi yang sangat besar bahkan tak sedikit yang sampai merenggut
korban jiwa. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh sistem perawatan kapal yang
kurang effisien dan tidak berjalan dengan baik atau bahkan tidak ada sama sekali.
Maintenance pada suatu sistem, baik itu permesinan, kelistrikan dan
sebagainya merupakan bagian yang sangat penting untuk menjaga keawetan dan
memperpanjang usia pakai dari alat atau sistem tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu sistem perawatan kapal yang efektif dan effisien serta mudah
untuk diterapkan oleh para awak kapal.
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan sebuah
sistem pemeliharaan kapal berdasarkan referensi-referensi yang telah di dapat
dalam bentuk rancangan PMS (planned maintenance system). Hasil dari PMS ini
diharapkan dapat menjadi referensi untuk pembuatan PMS pada kapal-kapal
perintis yang akan memberikan hasil yang optimal terkait dengan pemeliharaan
kapal tersebut, agar dapat mencapai usia pengoperasian yang maksimal
1.3. Batasan masalah Dalam pembuatan tugas akhir ini terdapat batasan-batasan masalah agar isi
dari tugas akhir ini tidak meluas ke bahasan lain. Batasan masalah tersebut adalah:
1. Pada pembuatan tugas akhir ini yang dijadikan objek penelitian adalah
komponen-komponen yang terdapat di kamar mesin yaitu : main
engine, auxilary engine, boiler, pumps, heat exchanger, purifier, dan
incenerator.
2. Hasil atau Output dari tugas akhir ini adalah rancangan Planned
Maintenance System (PMS) untuk komponen yang terdapat di kamar
mesin berbentuk manual, dengan referensi kapal Bulk Carrier Sartika
Baruna 13601 DWT.
2. TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pemeliharaan Kapal
Ketentuan peraturan untuk pengoperasian kapal telah ditetapkan
berdasarkan konvensi International Maritime Organization (IMO) yang tertuang
pada BAB IX “peraturan Safety of Life at Sea (SOLAS) yang mengatur tentang
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
sistem manajemen keselamatan. Berdasarkan ketentuan ISM Code, pemeliharaan
kapal berari suatu kegiatan yang meliputi :
a. Pemeriksaan Kapal secara reguler termasuk pengujian atau tes
• Pengujian kapal saat penerimaan
Yaitu pemerikasaan apakah suatu peralatan telah memenuhi
persyaratan setelah dilaksanakan pengujian
• Survey
Yaitu pemeriksaan secara reguler dalam rangka pemeliharaan yang
dilakukan oleh pihak yang berwenang yang akan menerbitkan
sertifikat kapal
• Inspeksi
Yaitu pemeriksaan yang merupakan tambahan dari survei dan
dilakukan oleh pihak luar misalnya, pabrik peralatan sebagai layanan
purna jual
• Pemeriksaan sebelum dioperasikan
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan sebelum digunakan untuk
meyakinkan bahwa kapal dalam kondisi yang baik
• Pengujian selama pengoperasian
Yaitu pemeriksaan terhadap keakuratan peralatan yang dioperasikan
dan apabila ada kesalahan operasional / kinerja yang harus ditindak
lanjuti dengan perbaikan, pemeriksaan ini biasa dilakukan oleh
operator atau awak kapal yang mengoperasikan
• Pengujian setelah pengoperasian
yaitu pemeriksaan dengan jadwal pemeriksaan tergantung pada
tingkat pengaruhnya terhadap aspek keselamatan dan tipe peralatan
b. Penggantian bagian dari peralatan yang mengalami keausan
Adalah pemeliharaan dengan mengganti bagian yang mengalami keausan
sesuai dengan peraturan, jenis peralatan, dan kebijakan perusahaan yang
bertujuan untuk mempertahankan kehandalan kinerja operasional kapal dan
peralatannya. Pemeliharaan dengan melakukan penggantian bagian yang aus
ini terdiri dari dua sifat :
• Pemeliharaan Preventif
Yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan secara terencana (sistematis)
yang bertujuan untuk menghindari / mencegah timbulnya sebab
kerusakan atau memperpanjang masa pakai kapal dan peralatannya
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
• Pemeliharaan induktif
Yaitu pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan adanya indikasi akan
terjadinya kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan kapal.
c. Perbaikan bagian yang mengalami kerusakan
Adalah pemeliharaan dengan melakukan pekerjaan perbaikan bagian yang
rusak sehingga dapat berfungsi normal kembali. Jenis pemeliharaan dengan
melakukan perbaikan adalah :
• Pemeliharaan Kuratif
Yaitu pemeliharaan yang bersifat perbaikan atau reparasi yang
dilaksanakan berdasarkan adanya kerusakan yang telah terjadi dan
harus dilakukan tindakan perbaikan sehingga sifatnya tidak terjadwal
dan insidentil.
2.2. Prosedur Pemeliharaan
Dalam PMS sangat perlu ditentukan rencana jadwal pemeliharaan
kapal sesuai dengan lingkup pemeliharaan yang akan dilaksanakan. Jadwal
pemeliharaan kapal dibuat disesuaikan dengan ketentuan klasifikasi, badan
pemerintah dan pabrik pembuat.
a) Ketentuan Klasifilkasi
1. Survei Berkala (Periodical Survey), antara lain :
• Annual Survey (Survei Tahunan)
Yaitu survei yang dilaksanakan setiap selang waktu 12 bulan sejak
tangal dimulainya periode kelas. Waktu survey dalam kurun waktu 3
bulan dari hari terakhir bulan kalender dimana periode kelas yang
sedang berjalan akan berumur 1 tahun, kecuali untuk kapal dengan
akomodasi lebih dari 12 penumpang harus dilaksanakan tidak lebih
lambat dari jatuh tempo.
• Intermediate Survey (Survei Antara)
Yaitu survei yang dilaksanakan 2,5 tahun terhitung dari dimulainya
periode kelas dan setiap pembaruan kelas.
• Renewal Survei (Survei Pembaruan Kelas)
Yaitu survei untuk memperbarui kelas kapal yang dilaksanakan pada
akhir periode kelas (4 atau 5 tahun) dan dapat diperpanjang maksimum
selama 3 bulan atas persetujuan klasifikasi.
• Docking Survey (Survei Alas)
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
Yaitu survei yang dilaksanakan untuk pemeriksaan kondisilambung kapal
di bawah garis air, bukaan dan perlengkapan penutup pada pelat kulit
yang berhubungan dengan instalasi mesin, komponen bagian luar sistem
penggerak. Dilaksanakan 2 kali selama berlakunya kelas atau dalam
waktu 5 tahun. Survei pertama dilaksanakan pada annual survey kedua
atau paling lambatannual survey ketiga. Selang waktunya tidak boleh
lebih dari 36 bulan dan paling lambat setelah 24 bulan.
2. Survei Tidak Berkala
Merupakan survei yang dilaksanakan karena ada indikasi
kemungkinan adanya kerusakan atau telah terjadi kerusakan sehingga perlu
segera dilakukan tindakan. Jenis-jenis survei berkala ialah :
• Survei Kerusakan dan Perbaikan (Damage Survey)
Yaitu survei yang dilaksanakan apabila bagian dari kapal yang
dikelaskan mengalami kerusakan yang dapat mempengaruhi berlakunya
kelas.
• Survei Perombakan
Yaitu survei yang dilaksanakan bila kapal mengalami perombakan
lambung atau mesin kapal.
• Special Survey
Yaitu survei yang dilaksanakan untuk pemeriksaan kondisi teknik dan
merupakan bagian dari quality control.
b) Ketentuan Badan Pemerintah
Penentuan jadwal dilaksanakan oleh instruktur pemerintah
(syahbandar), dimana kapal didaftarkan atau badan lain yang diberi
wewenangnuntuk melaksanakan survei atas nama negara bendera dalam
rangka penerbitan sertifikat statutory, antara lain :
1. Survei Keselamatan Konstruksi
2. Survei Keselamatan Peralatan
3. Survei Keselamatan Radio
c) Ketentuan Pabrik Pembuat
Jadwal pemeliharaan berdasarkan petunjuk pabrik ditentukan
berdasarkan hari kalender, jam kerja operasional, kinerja operasi dengan
empertimbangkan kebijakan perusahaan, mengingat usia kapal dan
kemampuan perusahaan.
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perumusan Masalah dan Studi Literatur
Dalam penelitian kali ini, metode yang digunakan adalah studi literatur
dan pembuatan / perancangan Planned Maintenance System, yaitu suatu
sistem pemeliharaan pada bagian-bagian yang terdapat di kapal. Dalam
kasus ini bagian-bagian tersebut mencakup item yang terdapat di dalam
kamar mesin, yaitu : main engine, auxiliary engine, boiler, pumps, purifier,
heat exchanger, dan incenerator.
Studi literatur yang dilakukan, mencakup pemahaman tentang
pemeliharaan yang digunakan untuk kapal, dan juga fungsi serta perawatan
untuk komponen-komponen yang dijadikan objek penelitian.
3.2. Pengumpulan data Dalam pembuatan Planned Maintenance System ini, terdapat cukup
banyak data yang diambil mengenai perawatan dan running hours dari item-
item tersebut. berikut data kapal dan salah satu contoh sebagian data yang
memuat keterangan untuk main engine :
Tabel 1. Data Kapal
Nama kapal Sartika Baruna Jenis kapal Bulk Carrier Loa 141,40 m Lbp 133,00 m Breadth 24,00 m Depth 12,30 m Design draft 6,10 m Scant draft 7,001 m DWT 13601 ton
Rute Suralaya – Tarahan (6-10
jam) Speed 10 knot
Tabel 2. Data Main Engine
item name work running hours
hours monthly
cylinder head
Pemeriksaan kepala silinder sesuai dengan prosedur pada buku manual
6000 1 year
cylinder head
Pemeriksaan baut-baut kepala silinder
500 1 month
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
cylinder liner
Pemeriksaan kondisi permukaan dalam silinder, dan pengukuran bore size dengan menggunakan cylinder bore gauge
6000 1 year
cylinder liner Overhaul 12000 2 year
3.3. Pengolahan data
Berdasarkan hasil pengambilan data terkait pembuatan skema
rancangan planned maintenance system, maka penulis mulai melakukan
pengolahan data lebih lanjut. Hasil pengolahan data itu berupa tabel-tabel
dalam microsoft excel yang merupakan komponen utama dari planned
maintenance system tersebut dan dapat menjadi acuan dalam pemeliharaan
kapal ataupun dapat menjadi referensi untuk pembuatan sistem
pemeliharaan bagi kapal-kapal perintis. Tabel-tabel yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Tabel maintenance
2. Tabel periodical maintenance schedule
3. Tabel job history
4. Tabel form
4. HASIL DAN PROSEDUR PMS 4.1. Tabel PMS
Pengolahan data yang telah didapat sebelumnya, menghasilkan
sebuah rancangan Planned maintenance System berupa tabel-tabel yang
berisi informasi tentang apa, bagaimana dan kapan pemeliharaan pada
komponen-komponen kapal harus dilakukan, khususnya komponen yang
terdapat di kamar mesin. Dalam kasus ini komponen yang dimaksud adalah,
main engine, auxilary engine, pompa-pompa, boiler, purifier, heat exchanger
dan incenerator.
4.1.1. Tabel Maintenance
Tabel maintenance ini merupakan hasil utama dari rancangan
Planned maintenance system yang telah di buat .Tabel ini berisi
informasi tentang item-item dan komponen-komponen yang harus
dilakukan pemeliharaan secara rutin dan terencana. Tabel ini terdiri dari
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
3 kelompok utama yaitu ,kelompok main engine, auxilary engine, dan
pumps,boiler, and another part.
Selain itu dalam tabel ini terdapat informasi berupa kolom-kolom
mengenai perawatan yang harus dilakukan, running hours , dan tanggal
jatuh tempo perawatan tersebut. Berikut penjelasan mengenai masing-
masing kolom pada tabel.
Gambar 1 tabel maintenance
1. Code
Pada kolom di tabel maintenance, terdapat kolom code di bagian
pertama. Kolom ini memiliki fungsi untuk mengelompokan bagian-bagian
dari pekerjaan pemeliharaan masing-masing elemen di kapal tersebut
dan agar mudah untuk digunakan pada tabel selanjutnya. Pada tabel
maintenance, komponen-komponen pemeliharaan dibagi menjadi 3
kelompok besar, yaitu kelompok Main Engine, Auxilary Engine dan
kelompok Pumps,boiler,etc. Masing- masing kelompok ini memiliki kode
yang berbeda-beda tergantung jenis komponen dan pekerjaannya.
Dalam setiap kode selalu diawali 2 huruf yang merupakan penjelasan
untuk kelompok utama dari komponen tersebut.
Tabel 3 kode huruf utama
kode Nama kelompok / elemen
ME Main Engine
AE Auxilary Engine
PU Pumps
PR Purifier
BO Boiler
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
HE Heat Exchanger
IN Incenerator
Berikut penjelasan masing-masing kode pada 3 kelompok besar
tersebut :
a. Main Engine Code
Format kode untuk main engine dibuat sesuai keterangan nomor main
engine dan pekerjaan pemeliharaannya. Sebagai contoh :
ME.01.B2.1
• ME merupakan kode untuk grup utama dari pekerjaan
pemeliharaan yang akan dilakukan. Dalam kode ini ME berarti grup
utama pekerjaan tersebut adalah Main Engine.
• 01 merupakan kode untuk menjelaskan nomor main engine dalam
kapal tersebut, sekaligus penjelasan jumlah main engine yang
terdapat dalam kapal.
• B2 merupakan kode untuk menjelaskan bagian-bagian utama
dalam main engine yang telah dikelompokan. Dimana kode huruf
sebagai bagian utama main engine dan diikuti kode angka sebagai
informasi letak bagian tersebut pada silinder tertentu, untuk kode
diatas pekerjaan tersebut untuk silinder nomor 2. Berikut
pengelompokan tersebut :
Tabel 4 kode huruf main engine & auxilary engine
kode item
A Turbocharger
B Starting air system
C Piston & rods, pins & bushes
D Main Bearing & Journal
E Lubricating oil system
F Intake & exhaust valve
G Indicator cooks
H Governor
I Fuel injection
J Cylinder head & cylinder liner
K Crank shaft & bed plate
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
L Cooling system
M Cam shaft
• 1 merupakan kode untuk menjelaskan jenis pekerjaan
pemeliharaan yang harus dilakukan. Masing-masing komponen
memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda
b. Pumps, Boiler, Etc Code
Format kode untuk pompa, boiler heat exchanger, purifier dan
incenerator disesuaikan dengan masing-masing grup dan jenis
pekerjaannya. Sebagai contoh : BO.1 , yaitu pemeliharaan boiler
dengan jenis pekerjaan no 1
2. Main group
Kolom ini berisi informasi mengenai kelompok utama dalam
pekerjaan pemeliharaan, seperti main engine, auxilary engine, boiler,
pumps dan sebagainya
3. Item name
Kolom ini berisi penjelasan tentang item atau elemen yang
akan dilakukan pekerjaan pemeliharaan. Sebagai contoh pada tabel
maintenance main engine kolom ini berisi nama item pada main engine
seperti, piston, cylinder dan sebagainya
4. Component name
Kolom ini berisi penjelasan lebih detail mengenai bagian dari
masing-masing item yang akan dilakukan pekerjaan pemeliharaan.
Sebagai contoh, ring piston yang merupakan komponen dari item piston.
5. Job type & job description
Kolom ini berisi tentang penjelasan pekerjaan pemeliharaan
yang dilakukan secara umum dan juga secara detail. Selain itu terdapat
acuan terkait manual book masing-masing item.
6. Frequency
Kolom ini berisi informasi mengenai running hours masing-
masing komponen
7. Start date & due date
Kolom ini berisi informasi kapan pekerjaan pemeliharaan
dimulai dan kapan jatuh tempo pekerjaan tersebut
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
4.1.2. Tabel Periodical Maintenance Schedule
Pada tabel ini dijelaskan lebih detail mengenai waktu pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan selama 5 tahun sejak kapal pertama beroperasi
sampai docking. Konten dari tabel ini antara lain, pekerjaan
pemeliharaan yang harus dilakukan berupa kode pekerjaan di tabel
maintenance, running hours masing-masing komponen pada pekerjaan
tersebut, serta plotting waktu secara detail berupa tanggal bulan dan
tahun. Berikut penjelasan mengenai masing-masing kolom:
Gambar 5. tabel periodical maintenance schedule
1. Year
Pada kolom ini terdapat informasi mengenai tahun untuk
pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan, sehingga akan lebih
mudah mengetahui jenis pekerjaan yang akan dilakukan tiap tahun
2. Month
Pada kolom ini terdapat informasi mengenai bulan untuk
pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan, sehingga akan lebih
mudah mengetahui jenis pekerjaan yang akan dilakukan tiap tahun
3. Work
Pada kolom ini terdapat informasi mengenai pekerjaan
pemeliharaan yang harus dilakukan di tahun dan bulan tertentu
secara spesifik. Pekerjaan pemeliharaan yang tercantum berupa
kode yang dapat di sesuaikan dengan tabel maintenance untuk
mengetahui detail pekerjaan pemeliharaan yang harus dilakukan.
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
4. Frequency
Pada kolom ini terdapat informasi mengenai running hours
untuk setiap pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan.
Frequency dalam tabel ini tersedia dalam 2 bentuk, yaitu dalam
bentuk running hours dan dalam bentuk yang telah dikonversi
menjadi harian, bulanan atau tahunan. Konversi ini di dapatkan
berdasarkan perkiraan waktu tempuh kapal per hari.
5. Date
Pada kolom ini terdapat informasi mengenai tanggal untuk
pekerjaan pemeliharaan yang akan dilakukan secara detail, sehingga
dapat dengan mudah mengetahui secara spesifik pekerjaan
pemeliharaan apa saja yang harus dilakukan pada tanggal-tanggal
tertentu
4.1.3. Tabel Job History
Pada tabel ini dijelaskan mengenai riwayat pekerjaan
pemeliharaan yang telah dan belum dilakukan (lampiran 5). Format pada
tabel job history serupa dengan tabel periodical maintenance schedule,
hanya saja terdapat perbedaan berupa kolom tambahan berupa kolom
catatan dan paraf. Berikut penjelasan mengenai perbedaan kolom
tersebut :
Gambar 6. Tabel Job History
1. Date
Pada kolom ini perbedaan hanya terdapat pada pekerjaan
pemeliharaan yang telah jatuh tempo, yaitu berupa check list untuk
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
pekerjaan yang telah dilakukan dan penandaan untuk pekerjaan
yang tidak dilakukan atau pekerjaan yang mengalami penundaan
pada saat jatuh tempo tersebut. Adapun pekerjaan yang tidak
dilakukan harus tetap dilakukan di waktu lain sebelum jatuh tempo
selanjutnya dengan pemberian tanda yang berbeda pada kolom
tanggal pekerjaan pemeliharaan tersebut dilakukan.
2. Notes
Pada kolom ini disediakan ruang untuk memberikan catatan
kecil mengenai pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan suatu item
dalam 1 bulan apabila diperlukan. Catatan ini juga berfungsi untuk
memberikan ringkasan keterangan terkait penundaan pekerjaan,
pekerjaan yang tidak di lakukan atau permasalahan yang terjadi
selama proses pekerjaan pemeliharaan di bulan tersebut.
3. Sign
Kolom ini memiliki fungsi untuk memberikan bukti keabsahan
pekerjaan pemeliharaan masing-masing item di bulan tersebut telah
dilakukan sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah ditentukan.
Kolom ini diisi dengan paraf oleh orang yang paling bertanggung
jawab dalam hal perawatan pada peralatan dan permesinan di kapal,
dalam kasus ini salah satunya adalah chief engineer.
4.1.4. Form
Dalam penerapan rancangan PMS ini diperlukan beberapa
form yang digunakan untuk menunjang kesuksesan sistem pemeliharaan
yang akan dilaksanakan. Selain itu form-form tersebut juga berfungsi
sebagai laporan dan arsip dari pekerjaan pemeliharaan. Berikut form-
form yang terdapat dalam rancangan PMS ini :
1. Form laporan harian
Form ini berisi laporan harian mengenai pekerjaan yang telah
dilakukan beserta kode pekerjaan tersebut, serta pekerjaan yang tidak
dilakukan atau ditunda beserta kode pekerjaannya. Dalam form ini juga
terdapat kolom catatan untuk memberikan keterangan mengenai
pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan di tanggal tersebut. form ini diisi
oleh operator yang melakukan pekerjaan pemeliharaan saat itu
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
2. Form laporan bulanan
Form ini berisi informasi pekerjaan pemeliharaan yang telah dan
belum dilaksanakan di bulan tersebut berupa kolom-kolom. Kolom
tersebut berisi jenis pekerjaan pemeliharaan, kode pekerjaan, tanggal
pekerjaan, orang yang melakukan pekerjaan, dan catatan mengenai
pekerjaan tersebut. form ini diisi oleh chief engineer.
3. Form pemesanan spare part
Form ini digunakan ketika persedian spare part di kapal berkurang
atau tidak sesuai dengan yang disyaratkan. Form ini terdiri dari kolom-
kolom yang berisi informasi jenis spare part yang dibutuhkan,
banyaknya, ketersediaan dikapal, dan urgentcy dari kebutuhan spare
part tersebut.
4.2. Prosedur –prosedur PMS 4.2.1. Prosedur Penerapan dan Penggunaan PMS
Pada prosedur penerapan dan pengunaan PMS terdapat
bebrapa tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai sistem
pemeliharaan yang efektif dan efisien. Berikut tahapan-tahapannya
1. Training PMS
Training PMS dilakukan untuk memberi pemahaman mengenai cara
kerja, alur dan cara menggunakan sistem ini kepada pihak-pihak
yang berkaitan dengan penerapan PMS . hal ini dilakukan agar
dalam pelaksanaanya tidak mengalami kesulitan
2. Sistematika PMS
Agar penerapan PMS dapat berjalan dengan baik, perlu di buat
skema sistematika dalam penggunaanya. Berikut skema sistematika
penggunaan PMS tersebut :
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
Gambar 7. skema sistematika PMS
3. Evaluasi berkala
Dalam penerapan PMS , untuk mendapatkan hasil yang maksimal
perlu dilakukan evaluasi secara berkala agar dapat mengetahui hasil
pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan, kekurangan dan
masalah yang terjadi selama pekerjaan pemeliharaan berlangsung.
Hal ini diperlukan agar pada pekerjaan pemeliharaan selanjutnya
masalah yang terjadi dapat diminimalisir, dan agar dapat
berkembangnya sistem pemeliharaan yang digunakan.
4.2.2. Prosedur Pengantian Spare Parts dan Overhaul Penggantian spare part pada kapal harus mengikuti aturan yang
ada, agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak galangan dan
klasifikasi yang dapat mengakibatkan tidak boleh beroperasinya kapal
dan sebagainya. Berikut poin-poin mengenai prosedur penggantian
spare part :
• Komponen pada kamar mesin yang dirasa tidak laik dan tidak sesuai
dengan batasan aturan yang diperbolehkan, perlu dilakukan
penggantian atau overhaul meskipun belum sampai pada waktu
jatuh temponya
• Penggantian spare part atau overhaul yang tidak sesuai dengan
waktu jatuh temponya, atau bukan pada saat docking atau annual
survey perlu diinspeksi ulang dan disaksikan oleh pihak klasifikasi
untuk mendapatkan persetujuan dan sertifikat terkait hal tersebut
pengecekan jadwal pekerjaan pada tabel periodical
maintenance schedule
Pengecekan jenis pekerjaan pada
tabel maintenance
lakukan pekerjaan pemeliharaan
penggantian spare part (jika
diperlukan)
pengecekan ketersedian spare
part
Pengisian laporan pemeliharaan harian
pengisian laporan bulanan
pengisian tabel job history
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
• Chief engineer bertanggungjawab dalam memastikan ketersediaan
spare part yang ada dalam kapal
• Penggantian spare part atau overhaul untuk komponen yang tidak
sesuai dengan waktu jatuh temponya harus diberikan catatan khusus
pada laporan harian dan bulanan
4.2.3. Prosedur Pemesanan Spare parts
Ketersediaan spare parts di kapal menjadi suatu hal yang sangat
penting, mengingat kapal dapat mengalami kerusakan kapan pun. Oleh
karena itu ketersediaan spare part harus selalu dicek dan dipastikan
masih sesuai dengan aturan yang ada. Apabila harus melakukan
pembaharuan, maka terdapat prosedur yang harus diikuti. Prosedu-
prosedur tersebut adalah sebagai berikut :
• Chief engineer bertanggung jawab atas ketersediaan spare parts
dalam kapal
• Penggunaan spare part yang tersedia dalam spare parts storage,
dalam rangka penggantian spare parts untuk komponen suatu mesin,
harus dengan sepengetahuan chief engineer.
• Ketersedian spare parts dikapal harus selalu dicek secara rutin dan
berkala
• Chief engineer bertanggung jawab untuk selalu melakukan kordinasi
dengan pihak superintendent mengenai kebutuhan spare part
Apabila pada ketersediaan spare parts terdapat item yang jumlahnya
tidak memnuhi aturan, maka harus melakukan pemesanan spare part
dengan mengisi form yang telah ada
5. ANALISA DAN KESIMPULAN
5.1. Analisa 5.1.1. Analisa Data
Pada analisa data terkait rancangan PMS ini, terdapat beberapa
kekurangan yang ditemukan. Salah satu kekurangannya yaitu terdapat
beberapa komponen dalam kamar mesin yang tidak di ikutsertakan
dalam rancangan PMS yang telah di buat seperti refrigerant system dan
sebagainya. Hal ini dikarenakan minimnya data referensi yang
didapatkan mengenai pemeliharaan elemen-elemen lain di kamar mesin
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
serta terbatasnya waktu pembuatan rancangan PMS ini. Selain itu pada
kapal yang digunakan sebagai referensi pembuatan PMS ini hanya
terdapat elemen-elemen yang umumnya ada pada kamar mesin,
sehingga apabila terdapat kapal lain dengan jumlah dan jenis elemen-
elemen pada kamar mesin yang lebih banyak maka perlu dilakukan
pengembangan lebih lanjut terkait rancangan PMS ini.
Kekurangan lain yang telah di analisa dari rancangan PMS ini
adalah kurang presisinya running hours dalam bentuk harian, mingguan,
bulanan, ataupun tahunan. Hal ini terkait kepada tanggal jatuh tempo tiap
item yang nantinya akan mengalami beberapa ketidaksesuaian di
lapangan. Kekurangan ini diakibatkan oleh tidak diperhitungkannya
waktu antrian kapal untuk dapat bersandar dan melakukan bongkar
muat. Karena diasumsikan tidak ada gangguan eksternal selama
pengoperasian kapal.
5.1.2. Analisa Tabel
Pada analisa tabel terkait rancangan PMS yang telah dibuat ini,
penulis menemukan beberapa kekurangan, diantaranya belum adanya
tabel untuk memberikan informasi mengenai ketersediaan dan
kebutuhan cadangan spare part di kapal. Hal ini dikarenakan masih
minimnya data terkait hal tersebut yang dapat dijadikan referensi
pembuatan PMS ini.
Selain itu terdapat kekurangan lain yaitu belum terdapatnya
kolom-kolom pelengkap di masing-masing tabel. Seperti pada tabel
maintenance , kekurangan yang ditemukan adalah belum terdapatnya
kolom work instruction yang menjelaskan lebih rinci mengenai instruksi
kerja tiap-tiap item secara spesifik, alat yang digunakan dan sistematika
pekerjaan tersebut. Hal ini dikarenakan waktu yang terbatas dalam
pembuatan PMS ini dan juga referensi yang di dapat belum maksimal.
Namun dalam rancangan PMS ini hal tersebut di antisipasi dengan
memberikan petunjuk dan saran untuk melihat pada masing-masing
manual book tiap komponen untuk mendapat informasi lebih rinci
mengenai hal tersebut.
5.1.3. Analisa Keseluruhan
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
Secara keseluruhan rancangan PMS ini sudah dapat diterapkan
pada suatu kapal, dan dapat menjadi acuan untuk pembuatan PMS lain
terutama untuk kapal perintis, seperti tujuan dari pembuatan skripsi ini
sendiri. Namun terkait dengan pengembangan PMS ini agar bisa
mendapatkan hasil yang lebih optimal, penulis berharap agar ada
kelanjutan dalam pengembangan PMS ini dengan mengacu pada analisa
yang sebelumnya telah dibuat mengenai data dan tabel. Selain dari
analisa tersebut penulis juga menganalisa secara umum kekurangan
yang dapat dilengkapi agar pelaksanaan PMS ini berjalan lebih
maksimal.
Analisa secara umum mengenai kekurangan PMS ini adalah
belum terciptanya rancangan PMS dalam bentuk komputerisasi, dan
terhubung secara online agar berbagai pihak yang berkaitan dengan
perawatan pada kapal dapat mengakses, mengawasi, dan mengevaluasi
berjalannya pekerjaan pemeliharaan yang terdapat dalam PMS ini. Hal
ini diperlukan mengingat kekurangan sistem yang dibuat dalam bentuk
manual adalah sulitnya mengakses data yang berhubungan dengan
perawatan kapal, mengingat banyaknya data yang terdapat dalam sistem
ini. Selain itu sistem yang hanya dibuat dalam bentuk manual tidak lebih
praktis dibanding sistem secara komputerisasi.
Kekurangan ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman penulis
mengenai pembuatan sistem secara komputerisasi dan juga minimnya
waktu yang digunakan untuk membuat rancangan PMS ini. Penulis
berharap di waktu berikutnya kekurangan ini dapat dilengkapi dan
dikembangkan lebih lanjut.
Sejauh ini penulis baru menemukan kekurangan-kekurangan
keseluruhan secarra umum seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan lain yang dapat
ditemukan dalam rancangan PMS ini. Oleh karena itu penulis berharap
apabila rancangan PMS yang telah di buat ingin dikembangkan lebih
lanjut, agar di lengkapi kekurangan yang telah di analisa dan di analisa
kembali apabila masih terdapat kekurangan tersebut.
5.2. Kesimpulan
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014
Dari permasalahan yang terjadi mengenai kerusakan-kerusakan yang
terjadi di kapal yang dapat mengakibatkan tidak beroperasinya kapal,
menurunnya produktifitas suatu kapal, dan bahkan lebih parah dapat
menyebabkan kecelakaan yang dapat merenggut korban jiwa, Maka penulis
membuat beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut dan berkaitan dengan
tujuan dibuatnya tugas akhir ini.
Pertama, perawatan semua bagian dalam kapal mulai dari
permesinan, konstruksi sampai perlengkapan dan peralatan keselamatan
merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena
telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code) , dan
juga agar dalam pengoperasiannya dapat meminimalisir masalah yang
terjadi, dan memperpanjang usia pakai dan produktifitas kapal.
Kedua, pembuatan suatu sistem pemeliharaan yang baik, terencana,
dan mudah dalam penerapan, akan meningkatkan efektifitas dari sistem
tersebut sehingga pemeliharaan yang dilakukan akan memberikan hasil
yang maksimal.
Ketiga, sistem pemeliharaan yang baik perlu didukung dengan
ketersediaan prosedur-prosedur sistem tersebut, agar mudah dalam
pengaplikasiannya, selain itu juga perlu didukung oleh kedisiplinan SDM
yang berperan langsung dalam menerapkan sistem tersebut, karena tidak
akan berhasil suatu sistem apabila tidak dijalankan sesuai dengan prosedur
dan aturan yang telah dibuat.
6. DAFTAR PUSTAKA
Calder, Nigel. (2007). Marine engine diesel : maintenance, troubleshooting and
repair (3rd ed.). Blacklick, OH : McGraw-hill.
George, M.c. (1995). Marine auxiliary machinery (7th ed.). Oxford : Butterworth-
Heinemann
Taylor, D.A. (1996). Introduction to Marine engineering (6th ed). Oxford :
Elsevier Butterworth-Heinemann
Daihatsu standard manual for PL-24. Japan : Daihatsu
Aditya, hanum . (2013, May 9). Personal interview
Pesi. (2013 June 4). Personal interview
Rancangan planned maintenance..., Nur Huda Salasa Majid, FT UI, 2014