PT. TOLAN TIGA INDONESIA · 1.1.1 Kelebihan okulasi hijau Penggunaan bahan tanam yang diokulasi...

PT. TOLAN TIGA INDONESIA

Doc . No : 1 Issued Note

SOP/Rubber/ESD 1 October 2009

Rev.

1 Page

1 October 2009 1 of 33

1. NURSERY

Pembibitan

1.1. Green Budding Nursery

1.1.1 The advantages of green budding

Planting material strictly prepared by

grafting the young seedling in the polybag

(green budding) is of an alternative of

rubber planting material to be planted in

the field. The advantages to utilize the

green budding seedling compare to

budded stump are as follow:

1. The nursery works are not depend

on climate condition

2. Maintenance and production costs

are cheaper

3. A reduction period of two whorl

seedling production

4. A reduction of immature period; 4-6

months shorter

5. Tolerant of drought condition during

field planting

6. Minimum space requirement for

nursery area

7. Very uniform vigorous growth of

seedlings is possible

8. Fewer seeds are required

1.1. Pembibitan Okulasi Hijau

1.1.1 Kelebihan okulasi hijau

Penggunaan bahan tanam yang diokulasi

langsung polibag (green budding)

merupakan alternatif pengadaan bahan

tanam karet. Keunggulan bibit hasil

okulasi green budding dibandingkan

dengan bibit hasil okulasi konvensional

adalah sebagai berikut :

1. Pembibitan tidak selalu tergantung

kepada iklim

2. Biaya produksi dan pemeliharaan

bibit lebih rendah

3. Waktu untuk menghasilkan bibit

berpayung dua menjadi singkat;

4. Waktu matang sadap adalah 4-6

bulan lebih cepat.

5. Bibit green budding lebih tahan

pada kondisi kering di lapangan.

6. Lahan untuk pembibitan tidak perlu

luas

7. Memungkinkan bagi pertumbuhan

bibit yang jagur dan seragam

8. Kebutuhan biji lebih sedikit




Rev.

1 Page


To support the success of green budding

nursery, there are some requirements to be

fulfilled as follows :

1. Good water availability during nursery

period

2. The budwood multiplying gardens

should be close to nursery site.

3. Skill budding operator should be

available in a reasonable numbers.

4. Discipline in nursery practices

1.1.2 Phasing of operations

(i) Timing of operations for the

production of green budding will

depend much on local circumstances

such as seed availability, optimum

planting, weather, etc.

(ii) The aim is to have available well

developed planting material ready

for planting at the initial of reliable

rainy season.

(iii) The Figure 1.1 showing a specimen

of a work programme showing

various nursery tasks prior to field

planting.

Untuk mendukung keberhasilan

pembibitan green budding, diperlukan

juga beberapa syarat penting:

1. Ketersediaan air yang cukup

sepanjang masa pembibitan.

2. Lokasi kebun entres diharuskan

dekat dengan lokasi pembibitan.

3. Juru okulasi yang terampil untuk

menjamin keberhasilan okulasi

4. Disiplin dalam pelaksanaannya.

1.1.2 Tahap-tahap pelaksanaan

(i) Pelaksanaan penanaman okulasi

hijau, bergantung pada keadaan

sekitarnya seperti ketersediaan

biji, penanaman yang optimum,

musim tanam yang sesuai dll.

(ii) Tujuan utamanya adalah

mempersiapkan bahan tanaman

yang telah tumbuh sempurna pada

awal musim hujan.

(iii) Jadwal pada gambar 1.1 di bawah

ini menunjukkan tahap-tahap

rencana kerja sebelum menanam

ke lapangan.




Rev.

1 Page


1.1.3 Selection of nursery site

1.1.3.1 Location of nursery

(i) The nursery is best sited on level,

fertile and well drained loam soil as

this simplifies preplanting

cultivation giving a good tilth and

suitable soil conditions for healthy

growth

(ii) In areas of low rainfall, sources of

water close to the nursery are

important. Where rainfall is high, the

water table should be below 90 cm.

In low rainfall sites, a water table

up to 60cm is acceptable. All

locations require sufficient drains to

reduce flood in high rainfall periods.

(iii) Nurserie sould be reasonably

sheltered but not over shadowed by

nearby vegetation. Mature rubber

should be at least 15 m away from

the nursery on all sides.

(iv) Whilst the nursery should be as near

the field planting site as possible to

keep transport costs low, the prime

1.1.3 Penentuan lokasi pembibitan

1.1.3.1 Lokasi nursery

(i) Bibitan sebaiknya berada di tanah

datar, subur dan berdrainase baik,

ini mempermudah perawatan pada

pre-planting sehingga tersedia

lahan dan tanah sesuai untuk

pertumbuhan yang sehat.

(ii) Di daerah bercurah hujan rendah

sumber air harus dekat

pembibitan. Bila curah hujan

tinggi air tanah harus lebih rendah

dari 90 cm. Di real rendah curah

hujan air tanah ditoleransi sampai

60 cm. Semua lokasi

membutuhkan jumlah parit cukup

untuk mengurangi masalah banjir

pada curah hujan tinggi.

(iii) Bibitan harus dinaungi secukupnya

tetapi tidak terlindungi oleh

tanaman sekelilingnya. Tanaman

karet tua sekurang-kurangnya harus

15 m dari bibitan dari semua sisi.

(iv) Disamping bibitan harus sedekat

mungkin dengan lokasi penanaman,

untuk merendahkan biaya transport,




Rev.

1 Page


NO. NO. NO. NO. ESTIMATEDESTIMATEDESTIMATEDESTIMATED

ITEMITEMITEMITEM REALIZATIONREALIZATIONREALIZATIONREALIZATION SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT

1 NURSERY PREPARATIONNURSERY PREPARATIONNURSERY PREPARATIONNURSERY PREPARATION E S T IM A T E D

Persiapan PembibitanPersiapan PembibitanPersiapan PembibitanPersiapan Pembibitan R E A L IZ A T IO N

2 COLLECTING SEEDCOLLECTING SEEDCOLLECTING SEEDCOLLECTING SEED E S T IM A T E D

Peengumpulan Bij iPeengumpulan Bij iPeengumpulan Bij iPeengumpulan Bij i R E A L IZ A T IO N

3 PLANTING SEEDPLANTING SEEDPLANTING SEEDPLANTING SEED E S T IM A T E D

Penanaman Bij iPenanaman Bij iPenanaman Bij iPenanaman Bij i R E A L IZ A T IO N

4 PLANTING GERMINATEDPLANTING GERMINATEDPLANTING GERMINATEDPLANTING GERMINATED E S T IM A T E D

SEED TO POLYBAGSEED TO POLYBAGSEED TO POLYBAGSEED TO POLYBAG R E A L IZ A T IO N

Penanaman Kecambah kePenanaman Kecambah kePenanaman Kecambah kePenanaman Kecambah ke

PolibagPolibagPolibagPolibag

5 POLYBAG NURSERY POLYBAG NURSERY POLYBAG NURSERY POLYBAG NURSERY E S T IM A T E D

MANURINGMANURINGMANURINGMANURING R E A L IZ A T IO N

Pemupukan di pol ibagPemupukan di pol ibagPemupukan di pol ibagPemupukan di pol ibag

6 BUDDINGBUDDINGBUDDINGBUDDING E S T IM A T E D

OkulasiOkulasiOkulasiOkulasi R E A L IZ A T IO N

7 CUTTING BACKCUTTING BACKCUTTING BACKCUTTING BACK E S T IM A T E D

Cutting BackCutting BackCutting BackCutting Back R E A L IZ A T IO N

8 SELECTIONSELECTIONSELECTIONSELECTION E S T IM A T E D

SeleksiSeleksiSeleksiSeleksi R E A L IZ A T IO N

9 WEEDINGWEEDINGWEEDINGWEEDING E S T IM A T E D

Pengendal ian GulmaPengendal ian GulmaPengendal ian GulmaPengendal ian Gulma R E A L IZ A T IO N

10 READY FOR FIELD READY FOR FIELD READY FOR FIELD READY FOR FIELD E S T IM A T E D

PLANTINGPLANTINGPLANTINGPLANTING

Tanaman Siap TanamTanaman Siap TanamTanaman Siap TanamTanaman Siap Tanam R E A L IZ A T IO N

WORK ITEMWORK ITEMWORK ITEMWORK ITEMPREVIOUS YEAR MONTH

Figure 1.1 Specimen of a rubber nursery work programme

consideration must be the best site

possible producing first quality

plant.

(v) The same site can be used in the

next year, but not in third year.

lokasi tersebut harus dapat

menghasilkan tanaman berkualitas

terbaik.

(v) Lokasi yang sama dapat digunakan

pada tahun berikutnya, tetapi tidak

boleh digunakan pada tahun ketiga.




Rev.

1 Page


1.1.3.2 Site preparation

(i) The main point in site preparation is to

produce a good weed free tilth. It is

recommended that preparations start

at least two months before the

scheduled planting of germinated seed.

(ii) The nursery should be leveled and flat

with drains. Construct drains where

necessary ensuring that the nursery

will not be flooded.

(iii) If there is a risk of damage by

animals or humans, the area should be

well fenced with barbed wires.

1.1.3.2 Persiapan lokasi

(i) Yang paling penting dalam persiapan

lahan adalah mempersiapkan lahan

bebas gulma. Dianjurkan agar dimulai

minimal dua bulan sebelum

merencanakan penanaman kecambah.

(ii) Tanah lokasi pembibitan harus datar

dan rata dan mempunyai parit

drainase. Buat parit drainase di mana

perlu agar areal tidak tergenang air.

(iii) Jika ada resiko kerusakan akibat

binatang atau manusia, areal harus

dipagar kawat duri.

1.1.4 Seeds

1.1.4.1 Seed requirement

The number of germinated seeds to be

planted for future budding are 4000 seeds

per ha. This allows for a high level of

selection at each stage, i.e. seed, rootstock,

2-whorl stump.

Seed requirement per hectare :

- Seed 4500

- Planted in polybag 2700

(3 seeds /polybag; 70% germination)

1.1.4 Biji

1.1.4.1 Kebutuhan biji

Jumlah kecambah ditanam untuk okulasi

adalah 4000 biji per ha. Ini

memungkinkan seleksi yang ketat pada

setiap tahapan kerja, yaitu biji, batang

bawah, dan bibit payung dua. Kebutuhan

biji per hektar adalah :

- Biji 4500

- Ditanam di polybag 2700

(3 biji / polybag; 70% daya tumbuh)




Rev.

1 Page


- Retain only 1 rootstock per bag

- Budding 900

- Polybags success 750

- Field planting 550

(+15% APM for supplying)

1.1.4.2 Seed collection

(i) Seed should be collected early in the

seed season as quality deteriorates

rapidly the longer the seeds remains on

the ground.

(ii) If it becomes apparent that insufficient

seed will be occur before planting,

immediate steps must be taken to

obtain the balance elsewhere

(iii) Seeds should be collected from

clone GT-1, AV 2037, RRIC, PB 260

which are more than 15 years old trees.

(iv) Seed Characteristics of PB 260

The PB 260 seed is biger in size with

thiny shell and light, generally the

amount of the seeds per kilogram are

of 300 seeds. The PB 260 seeds are not

durable for long. Storing the seeds for

more than 10 days from time of

collection may cause the seeds

- Sisakan hanya 1 pohon per polybag

- Okulasi 900

- Polybag (sudah berhasil) 750

- Tanam ke lapangan 550

(+15% APM untuk sisipan)

1.1.4.2 Pengumpulan biji

(i) Biji dikumpulkan pada awal musim

karena kualitas biji menurun

dengan cepat jika biji semakin

lama ditanah.

(ii) Jika kebutuhan biji tidak mencukupi

sebelumtanam harus diambil

langkah cepat untuk memenuhi

kekurangan biji dari tempat lainnya

(iii) Biji harus dikumpulkan dari klon

GT 1, AV 2037, RRIC, PB 260,

pohon yang berumur >15 tahun.

(iv) Karakteristik Biji PB 260

Biji PB 260 ukurannya lebih besar,

cangkang lebih tipis dan lebih

ringan, jumlah biji per kilogram +

300 biji. Biji PB 260 tidak tahan

disimpan lama. Jika disimpan > 10

hari setelah pengambilan dari

lapangan dalam keadaan segar daya




Rev.

1 Page


viability to decrease. In the case, the

PB 260 seeds should be collected from

the field and should be germinated

without delay.

To prevent low seeds viability the following

items below should be taken into account :

• The seed collection in the field should

be carried out all at once in order to get

fresh rubber seeds in great numbers.

• The seeds should be delivered from the

field as soon as possible.

• The seeds should be immediately

germinated in germination box.

(v) Seed Characteristics of GT1

The GT1 seeds are smaller in size with

thicker and compact shell, generally

the amount are of of 300 seeds per

kilogram. Therefore, the seeds have

better durability. The seeds durability

can persist in 14 days of storaging with

viability more than 70%.

1.1.4.3 Seed Selection

(i) Weight of seed is an important factor,

but not the size. Heavier seeds

germinate more rapidly than lighter

kecambahnya menurun. Jika biji PB

260 digunakan untuk batang bawah

maka dikutip secepatnya dari

lapangan dan segera ditanam.

Untuk menghindari daya kecambah yang

rendah perlu diperhatikan:

• pengumpulan di lapangan harus

dalam waktu bersamaan untuk

mendapatkan jumlah yang besar.

• Pengiriman secepatnya dilakukan,

tidak boleh ditunda.

• secepatnya ditanam ke kotak

pengecambahan..

(v) Karakterisktik Biji GT1

Biji GT1 ukurannya lebih kecil

dengan cangkang lebih tebal dan

lebih padat, umumnya jumlah biji

per kilogram + 300 biji. Dengan

demikian daya tahannya lebih baik.

Biji dapat bertahan selama 14 hari

dengan daya kecambah > 70%

1.1.4.3 Seleksi biji

(i) Berat biji merupakan faktor penting.

Tetapi bukan ukurannya. Biji yang

lebih berat berkecambah lebih cepat




Rev.

1 Page


ones.

(ii) The shells of good seed are shiny and

bouncy. See Figure below for selecting

good seeds.

1.1.4.4 Seed germination

(i) Germination beds must be situated on

level ground and blocked off with

bricks or timber to form beds of

conveniently reached from two sides

(100 cm wide). Beds are best made

from river sand on top of soil sufficient

to raise the bed about 10 cm above the

ground level. This prevents water

logging in wet weather.

(ii) To prevent drying out and sun scorch

fairly dense shade (80%) must be

provided, about 1 m high of front side

and 75 cm high of back side, above the

bed. As seed lose about 50% of their

moisture within three days, only the

freshest seed should be used and

planted in the bed as soon as possible.

dari biji yang ringan

(ii) Biji yang baik, kulitnya mengkilat dan

melenting. Lihat gambar bagaimana

menyeleksi biji yang baik.

1.1.4.4 Pengecambahan biji

(i) Bedeng kecambah dibuat di tanah

datar dan dibatasi oleh batubata atau

papan untuk membentuk bedengan

yang dapat dijangkau dari dua sisi

(lebar 100 cm). Bedengan paling

baik terbuat dari pasir sungai yang

diisikan sedalam 10 cm dengan

permukaan rata. Ini akan mencegah

penggenangan dimusim hujan.

(ii) Untuk mencegah kekeringan dan

terbakar matahari harus disediakan

naungan (80%) dengan tinggi

bedengan 100 cm dibagian depan

dan 75 cm dibagian belakang. Biji

kehilangan 50% kelembabannya

dalam 3 hari, gunakan biji paling

segar dan tanam sesegera mungkin.




Rev.

1 Page


The more cost-effective procedure is

recommended :

(i) It is not necessary to place each seed

with it dorsal side uppermost. Simply

spread the seed loosely over the sand

bed. The geotropic radicles will grow

downwards without twisting.

(ii) Cover the seed with sand or light

loamy sand and lay gunny sacks or

lalang sheet directly over the seedbed

and keep them moist and shaded.

(iii) When germination starts after 7-9 days

lift off the gunny sacks or lalang sheet

one by one and pluck out the the

germination seeds carefully each day,

then replace the gunny sack until one

or two days later. It is suggested to

withdrawal the ungerminated seeds

over 14 days of germination.

(iv) Harvest the seedlings as soon as the

radicle emerges and turn downwards.

The “star” phase is best because very

few rootlets are damaged and there is

minimal disturbance to other seeds not

yet ready to sprout.

Prosedur yang lebih efektif dan murah

direkomendasi sebagai berikut :

(i) Tidak perlu meletakkan punggung

setiap biji menghadap ke atas.

Langsung serakkan biji diatas

bedengan. Bakal akar geotropic akan

tumbuh ke medium tanpa terpelintir.

(ii) Tutupi biji dengan pasir atau pasir

agak berlempung dan letakkan goni

rami atau lalang menutupi bedengan

sambil dijaga agar tetap lembab dan

ternaungi.

(iii) Saat biji mulai berkecambah setelah

7-9 hari angkat goni atau lalang dari

bedengan satu persatu, dan dengan

hati-hati cabut biji yang

berkecambah, lalu tutup kembali

goni sampai dua hari berikutnya.

Dianjurkan untuk membuang biji

yang tidak berkecambah setelah 14

hari.

(iv) Panen kecambah secepatnya begitu

akarnya berkecambah menghadap ke

bawah. Phase “bintang” adalah saat

yang paling baik karena kerusakan

akar dan gangguan terhadap biji lain

yang belum berkecambah sangat

sedikit.




Rev.

1 Page

1 October 2009 10 of 33

(v) When seedlings are planted in the

polybag, the radicle must point

downwards. The orientation of the

seed case is not factor.

1.1.5 Polybag nursery for rootstock

(i) The rootstocks for green budding are

grown in the polybag. The

recommended size of black lay flat

bags is 50cm x 25cm x 0,15mm with

around 30 perforations in the lower 30

cm of the bag.

(ii) Polybags should be filled to within 2

cm of the top of the bag with the best

top soil of good structure. If soil is

heavy, mix in some coarse river sand.

(iii) After soil filling, mix the soil surface

in the polybag with 10 g TSP and 10 g

NPK 15.15.6.4 per polybag

respectively as basic fertilizer.

(iv) Prior to polybags arrangement,

polybag line should be covered with

translucent plastic of 0.04 mm

thickness to prevents the roots

penetrates into soil.

(v) Pada saat kecambah ditanam ke

polybag, bakal akar harus

menghadap ke bawah. Arah

peletakan biji bukan merupakan

faktor penting.

1.1.5 Pembibitan polibag batang bawah

(i) Batang bawah untuk tujuan green

budding ditanam dipolibag. Ukuran

polibeg yang direkomendasikan

adalah 50 cm x 25 cm x 0.15 mm

dengan kira-kira 30 lobang, 30 cm

dari bagian bawah lobang.

(ii) Polybag diisi penuh sampai 2 cm di

bawah bibir polybag, dengan jenis

tanah baik. Jika struktur tanah berat,

campur dengan pasir yang kasar.

(iii) Setelah pengisian tanah di polibag

maka aduk permukaan tanah dengan

pupuk TSP 10gr dan NPK 15.15.6.4,

10gr/ polibag sebagai pupuk dasar.

(iv) Sebelum polibag disusun, terlebih

dahulu jalur polibag dilapisi plastik

transparan ketebalan 0.04mm agar

menghambat akar menembus ke

tanah.




Rev.

1 Page

1 October 2009 11 of 33

(v) The polybags are arranged in twin

lines with the direction of east – west,

and the interlines spacing of 60 cm or

be adjusted to field condition.

1.1.5.1 Seedling planting

(i) The seeds are germinated in germination

bed prior to polybag planting. Good

seed will germinate within 7– 14 days

in the beds. It is advisable to discard

the seeds which have not germinated

after 14 days in the germination bed.

(ii) It is not acceptable to germinate the

seed in the polybag, because of it leads

to retarded growth of the seedling

roots due to relatively compact

structure of the soil in the polybag.

(iii) Plant 3 seeds per polybag and reduce

to 1 seedling after 7-14 days and after

1 month reduce the seedling to 1 best

seedling remains per polybag

(iv) If there is no good seedling in the

polybag replace with a germinated

seeds. Do not pull a seedling from

another polybag as a “supply”.

(v) Polybag disusun berbaris ganda arah

Timur – Barat dengan jarak antar

baris 60cm atau disesuaikan dengan

kondisi lapangan.

1.1.5.1 Penanaman kecambah

(i) Biji terlebih dahulu dikecambahkan di

bedeng pengecambahan sebelum

ditanam dipolybag. Biji yang baik

berkecambah dalam 7-14 hari.

Dianjurkan membuang biji yang

tidak berkecambah setelah 14 hari.

(ii) Hindarkan menanam biji langsung di

polybag, karena menyebabkan

pertumbuhan akar kecambah

bengkok akibat struktur tanah

polibeg yang relatif padat.

(iii) Tanam 3 kecambah per polybag dan

kurangi menjadi 2 bibit pada saat 14

hari dan setelah 1 bulan pilih bibit

yang terbaik untuk dipertahankan .

(iv) Jika tidak ada kecambah yang baik di

polybag, ganti dengan biji yang baru

berkecambah. Jangan mencabut dari

polybag lain untuk menyisip.




Rev.

1 Page

1 October 2009 12 of 33

(v) When picking out the seeds care must

be taken to avoid the damage of the

roots or shoots whilst transferring to

the polybag. When planting out they

must be as in the germination bed with

radicle downwards.

1.1.5.2 Manuring

1.1.5.2.1 Manuring the rootstock in the

polybag

(i) For the purpose of basic manuring mix

10g TSP and 10g NPK 15:15:6:4 with

the soil of the top half of the polybag

before planting the seedling into

polybag. For the next manuring refers

the schedule as below

(ii) Manuring for budded seedlings when

the first whorl from the new scion are

(v) Hati-hati ketika mencabut kecambah

agar tidak merusak akar dan tunas,

juga saat memindahkan ke polybag.

Ketika menanam, posisi kecambah

harus ditanam seperti dibedengan

dengan radikula mengarah ke bawah.

1.1.5.2 Pemupukan

1.1.5.2.1. Pemupukan batang bawah di

polybag

(i) Untuk pupuk dasar di polybag campur

10g TSP dan 10g NPK 15:15:6:4

dengan setengah bagian tanah atas

sebelum menanam kecambah

kedalam polybag. Selanjutnya

dipupuk dengan jadwal di bawah ini:

(ii) Pemupukan untuk batang atas dimulai

jika daun payung pertama dari mata

Manuring for polybag seedlings

Month after planting Dossage

1 6 gr/polybag NPK 15.15.6.4



Catatan : It is not recommended to apply fertilizer 1 month prior

to budding, either for ferrous-containing fungicide application

Table 1. Manuring for polybag seedlings




Rev.

1 Page

1 October 2009 13 of 33

hardened, apply 4 g NPK 15:15:6:4

every 2 weeks.

(iii) If the leafappear pale, apply urea

solution to the plants (30 g urea in 10 l

water for 200 polybag).

1.1.5.3 Watering

(i) Polybag soil should be maintained moist

by liberal applications of water in the

early morning or evening. More may

be required if plants are fully exposed

to sunlight.

(ii) It is recommended to calibrate the

watering in order to water supply is

equivalent with 8 mm perday rainfall.

If the nursery has the rainfall of 8-16

mm the watering should once per day

otherwise no watering needed if the

rainfall more than 16 mm.

okulasi telah mengeras berikan 4 gr

NPK 15:15:6:4 setiap 2 minggu.

(iii) Jika daun tampak pucat, berikan

larutan urea kedalam polybag (30g

urea/ 10 l air untuk 200 polybag).

1.1.5.3 Penyiraman

(i) Tanah dalam polybag dijaga agar tetap

lembab dengan menyiramkan air pagi

dan sore. Penyiraman yang lebih

diperlukan jika tanaman langsung

terkena sinar matahari.

(ii) Disarankan untuk melakukan kalibrasi

penyiraman agar pemberian air setara

dengan curah hujan 8 mm/hari.

Apabila curah hujan di bibitan 8-16

mm penyiraman cukup 1 kali sehari,

bila curah hujan > 16 mm tidak perlu

dilakukan penyiraman.




Rev.

1 Page

1 October 2009 14 of 33

Figure 1.3a Germination bed

Figure 1.3b Seeds arrangement in germination bed

Figure 1.3a Germination bed




Rev.

1 Page

1 October 2009 15 of 33

1.1.6 Pest

If necessary rat and snail bait should be

distributed when seed is planted and for

at least 8 weeks after budding.

Thereafter, bait as necessary. Other pest

should be dealt with as below :

Remarks :

Thiodan 35 ; Spray over top flushes

covering both surfaces. Repeat once again

after 5 days. This insecticide is best if mite

and thrip attack all together.

Kerosene soap emulsion

Spray to cover all parts of the plant.

Repeat once or twice at weekly intervals

* Stock solution is made by dissolving

100 g soft soap in 1 ltr of hot water

nd emulsified with 100 ml kerosene

1.1.6 Hama

Jika perlu umpan tikus dan siput harus

disebarkan pada waktu penanaman biji dan

sekurangnya 8 minggu setelah okulasi.

Pasang umpan bila perlu. Hama lain harus

dikendalikan dengan cara sebagai berikut :

Keterangan :

Thiodan 35 ; Semprot di permukaan atas

dan bawah daun muda. Ulangi setelah 5

hari. Insektisida ini paling baik digunakan

jika tungau dan kutu menyerang serentak

Larutan sabun kerosene

Semprotkan ke semua bagian tanaman.

Ulangi seminggu atau 2 minggu sekali

* Larutan stok dibuat dengan melarutkan

100 g deterjen dalam 1 ltr air panas,

diemulsi dengan 100 ml minyak tanah.

Pest Insecticide Rate of

Application

Dilution

% of

Formulation

Rate

% a.i

Spray

Equipment

Mites &

Thrips

Scale

insects &

mealybug

Caterpillars

& beetles

Thiodan 35

Kerosene-

soft soap

emulsion*

Azodrin 15

Dipterex

95 SP

3 ml/l water

-

-

-

1 ml/l water

2 g/l water

0.3

250 ml stock

solution in 1 l

water

0.1

0.2

0.11

“

0.06

0.19

Knapsack

“

“

“

Table 2. Metode pengendalian hama




Rev.

1 Page

1 October 2009 16 of 33

1.1.7 Disease

(i) In good nurseries disease are not a

problem. Where fungicide treatment

is deemed economically necessary

the following treatments are

recommended at weekly.

(ii) The seedling leaves in the nursery

should be kept well maintained since

poor leaves will cause retardation of

the seedlings growth as well as

delaying planting program.

The budded seedling leaves are sensitive

to diseases infectious strage during the

nursery. Apply the fungicide immediately.

After it has rained and in dry season at

every 2 weeks interval.

1.1.7 Penyakit

(i) Pada pembibitan yang baik penyakit

biasanya bukan masalah. Jika

pengendalian dengan fungisida secara

ekonomis dianggap perlu, perlakuan

berikut direkomendasikan mingguan

.

(ii) Pertumbuhan daun di bibitan harus

dijaga karena bila pertumbuhan daun

lambat akan menghambat pertumbuhan

bibit dan menghambat program

penanaman.

Pertumbuhan daun pada masa pembibitan

sangat peka terhadap serangan penyakit

daun. Jika hujan, maka setelah reda segera

disemprot dengan fungisida. Jika tidak

hujan penyemprotan 2x seminggu.

Disease

Fungicide Consentration Interval

Oidium

Gloeosporium

Helminthosporium

Calixin-750 0.15% Every two weeks

Dithane M-45 0.3% Weekly

Antracol 0.2% Weekly

Dithane M-45 0.3% Weekly

Daconil 0.2% Weekly

Table 3. Metode pengendalian penyakit




Rev.

1 Page

1 October 2009 17 of 33

1.1.8 Selection/culling

(i) At 14 days after germination, culling

should be carried out on retarded

seedlings as well as seedlings

without leaves or seedlings which

grow with more than 1 apical shoots.

(ii) At 1 month after germination, culling

on the less vigorous seedling in

other that only the most vigorous

seedling remains for budding

(iii) Prior to budding the culling is done

to unvigorous, dwarf, and thin

seedlings with small trunk diameter.

1.1.8 Seleksi/culling

(i) Pada umur 14 hari lakukan seleksi

terhadap tanaman yang berkembang

tidak sempurna; yaitu tanaman yang

gagal membentuk daun atau yang

mempunyai tunas pucuk > 1.

(ii) Umur 1 bulan, seleksi satu tanaman

lainnya per polibag dan tinggalkan 1

tanaman yang paling jagur untuk

dipelihara untuk okulasi.

(iii) Menjelang okulasi, seleksi tanaman

yang pertumbuhannya tidak bagus,

tanaman kerdil, diameter sangat kecil.

Figure 1.5 Tool for measuring the diameter of rootstock




Rev.

1 Page

1 October 2009 18 of 33

Note : 5-7 months old 11 mm

8 months old 13 mm

9 months old 15 mm

10 months old 17 mm

1.1.9 Budding

(i) At 3 months after polybag planting;

the seedlings reach a diameter of 6-8

mm; at 10 cm above the ground

level, will be ready for budding.

Budding could be done until the

seedlings 4-5 months old.

(ii) The budding could be done in all

growth stages of the upper whorl;

i.e. in flush or mature leaves stage.

(iii) Remove soils and sands from the

rootstock.

(iv) By using a sharp knife perform a cut

of 6 - 8 mm wide horizontal or 1/3

of trunk diameter made onto the

rootstock to cambium depth, 7-8 cm

height from the ground level. Used a

special budding knife which is

smaller than conventional knife.

(v) The bark is peeled 3-4cm upwards

carefully until exposing the

cambium.

Catatan : 5 -7 bulan 11 mm

8 bulan 13 mm

9 bulan 15 mm

10 bulan 17 mm

1.1.9 Pengokulasian.

(i) Pada umur 3 bulan setelah tanam

diameter batang mencapai + 6-8mm

pada ketinggian 10cm dari permukaan

tanah, sudah mulai dapat diokulasi.

Okulasi dapat dilakukan sampai bibit

berumur 4-5 bulan.

(ii) Okulasi dapat dilakukan pada setiap

tahap perkembangan daun teratas; sejak

flush sampai daun berwarna hijau tua.

(iii) Bersihkan batang dari tanah dan pasir.

(iv) Dengan pisau tajam, buat potongan

horizontal selebar 6 - 8 mm atau 1/3

bagian lilit batang bawah sampai ke

kambium dengan ketinggian 7-8 cm

dari permukaan tanah. Gunakan pisau

okulasi yang lebih kecil daripada pisau

okulasi konvensional.

(v) Kulit dikupas 3-4 cm kearah atas

secara hati-hati sehingga tampak

kambiumnya.




Rev.

1 Page

1 October 2009 19 of 33

(vi) A bud patch about the same size as

the exposed panel, with centrally

sited the bud, about 2 cm above its

base is carefully removed from the

budstick. Do not touch the back of

the budpatch.

(vii) The freshly cut budpatch is placed

inside the newly opened panel. The

peeled bark of the rootstock should

be cut off.

(viii) Secure the patch with translucent

polythene tape, 2 cm wide, 0.15 mm

thick. Bind the tape upward and

clockwise overlapping on each turn.

The tape is about 30 cm long.

(ix) Budding should be opened 21 days

after budding. The success budding

marked by fresh green occurred at

budding point.

(x) The cut back is performed 25 cm

above the bud. The cut surface

loated by coalter.

(xi) It is recommended to to cut back all

succcesfull buddings in a bed at one

(vi) Mata okulasi berukuran sama dengan

jendela batang bawah, mata tunasnya

+2cm diatas dasarnya, diambil dengan

hati-hati dari batang entres. jangan

pegang belakang mata okulasi.

(vii) Mata okulasi yang baru dipotong

diletakkan pada panel yang baru

dibuka. Kulit batang bawah yang

terbuka harus dipotong.

(viii)Balut mata okulasi dengan plastik

transparan lebar 2 cm, tebal 0.15 mm,

ikat dari bawah keatas searah jarum

jam dan selalu menumpang setiap

memutar. panjang plastik 30 cm.

(ix) Budding harus dibuka 21 hari setelah

pelaksanaan okulasi. Okulasi yang

berhasil ditandai dari perisai mata yang

tetap berwarna hijau.

(x) Cut back 25cm di atas tunas pada 6-7

hari setelah pembukaan budding,.

Bekas potongan dioles dengan coalter.

(xi) Potong semua okulasi yang berhasil

sekaligus setelah pengokulasian dan




Rev.

1 Page

1 October 2009 20 of 33

time after the 2nd

round of budding

and opening. Do not leave any

seedling stocks with or without

grafts, but cut every plant. Third

round budding should not be done.

1.1.10 Cutting back techniques

(i) Budding should start in April and

finish by the end of June.

(ii) Seedling stock should ideally exceed

11 mm in diameter at the time of

budding. A Special tool can be used

to measure the diameter of seedling

stock as shown on Figure 1.5

1.1.11 Pruning the watershoots

The emerging stock shoots or waters

hoots should be pruned with a sharp

knife.Until the graft bud has started

growing, prune every 2 days. Later

pruning rounds are 5 of days. Avoid

plucking with fingers.

1.1.12 Preparation For Field Planting

(i) Field Planting is best done after the

1st whorl leaves has fully hardened.

If nursery preparation has fallen

pembukaan okulasi pusingan kedua.

Semua batang bawah yang diokulasi

dan tidak diokulasi dipotong , jangan

ada yang tersisa. Jangan melakukan

okulasi pusingan ketiga.

1.1.10 Teknik cutting back

(i) Okulasi harus dimulai bulan April dan

selesai bulan Juni.

(ii) Besar batang bawah sebaiknya

berdiameter lebih dari 11 mm pada

waktu budding. Dapat digunakan alat

khusus untuk mengukur besar batang

bawah seperti pada gambar 1.5

1.1.11 Penunasan

Tunas yang tumbuh selain dari mata okulasi

ditunas menggunakan pisau tajam. Sampai

mata okulasi mulai membengkak, lakukan

penunasan setiap 2 hari. Rotasi penunasan

selanjutnya adalah 5 hari. Hindari menunas

menggunakan jari tangan.

1.1.12 Persiapan Tanam Ke Lapangan

(i) Penanaman ke lapangan paling baik

pada saat daun payung kedua telah

mengeras. Jika persiapan pembibitan




Rev.

1 Page

1 October 2009 21 of 33

behind schedule it is possible to

plant after the 1st whorl has hardened

and the next whorl has newly

emerged if favourable weather

prevails.

(ii) The selection must be done by an

experienced staff. Under normal

circumstances 80-90% of the plants

should suitable for field planting.

Only those with fully hardened

leaves should be planted out.

Immature plants are to be retained

until the foliage has fully matured.

(iii) Plants have to be handled with great

care but should not be over watered

before planting out as the soil may

collapse before the plastic bag is

fully removed resulting in

transplanting shock or even death.

(iv) When planting, the bottom of the

bag is slit open with a razor blade,

the plant is then correctly placed in

the hole with the budpatch 10 cm

under ground level. Next, cut the

side of the bag from bottom

upwards. Progressively remove the

terlambat dari jadwal, bibit dapat

ditanam setelah daun payung pertama

mengeras dan daun payung berikutnya

sudah mulai muncul dan cuaca

mendukung.

(ii) Seleksi tanaman harus dilakukan oleh

staff berpengalaman. Pada keadaan

normal akan diperoleh 80-90% bibit

layak tanam. Bibit yang daunnya telah

mengeras yang boleh ditanam.

Tanamanyang daunnya belum

mengeras harus ditinggal dibibitan

sampai daunnya mengeras.

(iii) Tanaman ditangani dengan hati-hati,

jangan terlalu banyak disiram sebelum

menanam karena tanahnya akan hancur

sebelum polybag dipindah, serta

menyebabkan transplant shock bahkan

mungkin mati.

(iv) Sewaktu menanam, dasar polybag

dibuka dengan pisau silet, kemudian

tanaman diletakkan tepat ditengah

lubang dengan mata okulasi 10cm di

bawah permukaan tanah. Potong bagian

sisi polybag dari bawah ke atas. Secara

bertahap tarik polybag ketika mengisi




Rev.

1 Page

1 October 2009 22 of 33

bag whilst filling the hole, gently

tamping in.

1.2 Developing Budwood Garden

Budwood garden constitute of a garden

that produce stems contain budpatchs that

will utilize in the vegetative propagation

through budding. To assure the origin of

the clones, the planting material should be

under the recommendataion of

government Rubber Research Institute.

lobang dan perlahan padatkan.

1.2 Pembangunan Kebun Entres

Kebun entres, merupakan kebun penghasil

mata tunas yang akan digunakan sebagai

batang atas dalam perbanyakan tanaman

karet secara okulasi. Untuk menjamin

kemurnian klon, bahan tanam untuk kebun

entres harus mendapat rekomendasi dari

Balai Penelitian Karet.




Rev.

1 Page

1 October 2009 23 of 33

1.2.1 Site requirements

The site of budwood garden should be :

1. The site should be flat

2. Close to access road and water source

3. Not liable for flooding

4. Accessible and monitorable

5. Free from disease inoculum

6. Having good soil structure, texture

7. Close to the nursery

1.2.2 Soil tillage

(i) All the side trees should be felled

and total up rooting, and subsequent

stacking at the outerside.

(ii) The mechanical tillage should be

done to mitigate the infection of

WRD due to high density of tree

population.

(iii) The tillage is done by 2 times ripping

following by 2 times ploughing and

subsequent harrowing. The 2nd

ripping is done by cross the 1st

ripping. The 1st ploughing cross to

2nd

ripping and 2nd

ploughing cross

to 1st ploughing. The depth of

ripping at least 50 cm, and the depth

of ploughing at least of 28 cm.

1.2.1 Syarat lokasi

Lokasi kebun entres sebaiknya :

1. Tofografi rata, kemiringan 0-10%

2. Dekat dengan jalan dan sumber air

3. Tidak tergenang air

4. Mudah diawasi/dicapai

5. Lokasi bebas dari sumber penyakit

6. Struktur, tekstur tanahnya baik

7. Dekat dengan lokasi pembibitan

1.2.2 Pengolahan tanah

(i) Semua pohon di areal pebibitan harus

ditumbang, akar dibongkar bersih dan

dikumpulkan di luar areal.

(ii) Pengolahan tanah secara mekanis, untuk

mengurangi tingkat serangan penyakit

JAP akibat populasi tanaman yang

tinggi.

(iii) Pengolahan tanah dengan 2 kali

ripping, 2 kali luku dan n garu. Ripping

kedua menyilang tegak lurus dari

ripping pertama. Luku pertama

menyilang tegak lurus dari ripping

kedua dan luku kedua menyilang tegak

lurus dari luku pertama. Kedalaman

ripping minimal 50 cm dan kedalaman

luku minimal 28 cm.




Rev.

1 Page

1 October 2009 24 of 33

(iv) The interval of the tillages are 2

weeks, each following by root

collection to remove all the

persistent roots. The root collection

by “giring system” with the interval

between each worker at 1- 2 m.

1.2.3 Planting

Every budwood gardens contains of

various recommended clones. Each clone

is planted in separated sub-block with the

interval of 2 metres. Each sub-block

contains of 100 budwood trees.

(i) The clone informations signboard

should contains of :

• Block identification; contains

information of block number,

name of clones, and the

number of sub-blocks.

• The main signboard contains

information of ownership,

hectarage, and the number of

trees. All information should

be oil painting.

(iv) Interval pengolahan tanah minimal 2

minggu, selalu dikuti dengan ayap akar

untuk membuang sisa akar tanaman

lama. Ayap akar dilakukan dengan

sistem giring dengan jarak antara dua

pekerja 1-2 m.

1.2.3 Penanaman

Dalam setiap kebun entres biasanya terdapat

beberapa klon anjuran. Setiap klon ditanam

pada petak yang terpisah dengan klon lain,

jarak antar petak 2 meter. Pada setiap petak

terdapat 100 pohon entres.

(i) Buat papan tanda penempatan klon

berisi informasi :

• Papan nama blok; berisi informasi

nomor blok, nama klon dan

jumlah petak.

• Papan induk; berisi nama pemilik,

luas hektar, jumlah pohon, nama

klon dan tahun tanam. Penandaan

pada semua papan menggunakan

cat minyak.




Rev.

1 Page

1 October 2009 25 of 33

(ii) The block and sub-block signboards

are placed at the corner of block and

block closer to control road, while

the main signboard placed at the

roadside.

(iii) The plating points of budwood garden

are of 1m x 1m. After cutback 10%

of the area for road utility, the

population of budwood trees are

9000 trees per ha.

(iv) The planting hole should be 60cm x

40cm x 40cm. The manuring in the

planting hole subject to prevailing

Fertilizer Recommendation.

(v) The planting materials that commonly

planted in the budwood gardens are

2 whorls polybag seddlings.

1.2.4 Maintenance

(i) Manual weeding should be done

during 6 months after field planting

with the rotations of 2-3 months.

(ii) When the rootstocks indicating brown

in color, weeding by spraying with

the rotation of 3 months. Care

(ii) Papan nama petak dan blok ditempatkan

disudut petak dan blok yang dekat

dengan jalan control sedangkan papan

induk ditempatkan di tepi jalan.

(iii) Pemancangan jarak tanam di kebun

entres adalah 1m x 1m. Setelah

dipotong 10% dari luas lahan untuk

jalan, jumlah pohon entres per hektar

adalah 9.000 pohon.

(iv) Lobang tanaman dibuat dengan ukuran

60 x 40 x 40 cm. Pemupukan dasar

pada lubang tanam mengikuti

rekomendasi pemupukan yang berlaku.

(v) Bahan tanam yang lazim digunakan

untuk kebun entres adalah bahan tanam

polibag berpayung daun dua.

1.2.4 Pemeliharaan

(i) Penyiangan gulma terutama pada enam

bulan pertama setelah tanam dilakukan

secara manual dengan rotasi 2-3 bulan.

(ii) Pada saat batang sudah berwarna coklat,

penyiangan secara kimia dengan rotasi

3 bulan, tetapi harus hati – hati karena




Rev.

1 Page

1 October 2009 26 of 33

should be taken due to herbicide can

affect to plant scorching. The

watershoot should be removed

during it still young, with the

rotation of two weeks.

(iii) The fertilizer application in budwood

garden subject to Rubber Fertilizer

Recommendation by Agronomist

(iv) Manuring by spreading the fertilizer

evenly between the planting row.

Manuring application is done during

good soil moisture and weed free.

(v) The common disease in the budwood

garden are of the same with the

disease infected the nursery. The

disease control can be seen in the

chapter 12 (Pest and Disease).

1.2.5 Harvesting the brown budwood

and shaping the the canopy trees

(i) For the 7-12 months budding, when

the rootstock indicating brown in

color, the budwood harvested at > 8

- 12 months old. During the 1st year

dapat merusak pohon entres jika kontak

langsung dengan herbisida. Tunas liar

pada batang entres harus dibuang saat

masih muda dengan rotasi dua minggu.

(iii) Pemupukan tanaman karet pada kebun

entres mengikuti rekomendasi

pemupukan karet oleh Agronomis.

(iv) Pemupukan secara merata diantara

barisan tanaman. Pemupukan dilakukan

pada saat keadaan tanah lembab dan

bebas gulma.

(v) Penyakit yang umum dijumpai di kebun

entres hampir sama dengan penyakit

yang umum menyerang tanaman di

pembibitan. Cara pengendalian dapat

dilihat pada Bab I2 (Pest And Disease).

1.2.5 Pemanenan entres untuk Okulasi

Coklat dan pembentukan tajuk

(i) Untuk okulasi batang bawah berumur 7-

12 bulan, pada saat batang berwarna

coklat, entres dapat dipanen pada umur

≥ 8-12 bulan. Pada tahun pertama, dari




Rev.

1 Page

1 October 2009 27 of 33

a budwood tree produce 1 pcs

budwood stick.

(ii) All the budwood trees should be

cutback after budding in the current

year nursery has been done.

(iii) The budwoods are harvested by

cutting the branches at 30-40 cm

above the gorund level just above

the whorl at the cutting slope 45o.

The cutting surface coating with TB

192.

(iv) One or two weeks after harvesting,

all watershoots should be removed

exept of two vigorous shoots

remains growing for further harvest.

Pruning should be done during the

watershoots are in young phase.

(v) The 2nd

harvesting carried out by

cutting the budwood 20 cm above

the growing base. Each budwood

tree will produce 2 budwood stick.

The wild watershoots should be

removed exept of two vigorous

shoots remains growing for further

harvest.

satu pohon entres hanya diperoleh 1

cabang entres.

(ii) Setiap tahun semua pohon entres harus

di dipotong setelah selesai okulasi pada

bibitan tahun berjalan.

(iii) Entres dipanen dengan pemotongan

cabang pada ketinggian 30-40 cm dari

permukaan tanah atau diatas payung

daun dengan kemiringan potongan 450.

Luka potongan dioles dengan TB 192.

(iv) Satu atau dua minggu setelah

pemotongan cabang entres, semua

tunas dibuang kecuali disisakan dua

tunas yang terjagur untuk panen

selanjutnya. Pruning dilakukan pada

saat tunas masih muda.

(v) Panen entres kedua dilakukan dengan

cara memotong entres pada ketinggian

20 cm dari pangkal tempat tumbuhnya.

Dari setiap pohon entres akan diperoleh

2 cabang entres. Tunas yang tumbuh

dari setiap cabang hanya dipelihara dua

tunas yang terjagur.




Rev.

1 Page

1 October 2009 28 of 33

(vi) The 3rd

harvesting will produce 4 bud

wood sticks from each budwood

tree.

(vii) It is not recommended to cut all the

budwood branches altogether, due to

stagnation of the plants and leaves

emerge all at once resulting plant

succeptibility to leaf diseases. For

further harvesting, the branches

remains for growing are not more

than 4 branches per tree.

(viii) The amount of budpatch per metre

budwood of clone RRIC 100 are of

8-10, while clone PB260 has 10-14.

1.2.6 Budwood for green budding

(i) For the purpose of green budding (3-

4 months old), the budwood to be

utilize are of 3-4 months old or at

the same age with the rootstock. To

gain so, the budwood branches are

cutback at 2.5 – 3.5 months prior to

budding.

(ii) During the 1st year, 6 month after

field planting, the trunks are cutback

(vi) Pada panen ketiga, 4 cabang diperoleh

dari setiap pohon entres.

(vi) Pemotongan tajuk sekaligus dalam

waktu yang bersamaan tidak dianjurkan

karena batang utama dapat mengalami

stagnasi. Selain itu, akan

menumbuhkan daun secara serentak

sehingga rentan terhadap penyakit

daun. Untuk tahun-tahun berikutnya,

tunas yang dipelihara per pohon entres

sebaiknya tidak lebih dari empat.

(vii) Jumlah tunas okulasi per meter

entres pada klon RRIC100 yaitu 8-

10, pada klon PB 260; 10-14 mata.

1.2.6 Entres untuk green budding

(i) Untuk okulasi green budding (berumur

3-4 bulan), entres yang digunakan

berumur 3-4 bulan atau umurnya

hampir sama dengan umur batang

bawah. Untuk mendapatkan entres

seperti itu, maka pohon entres dipotong

3-4 bulan sebelum okulasi.

(ii) Pada tahun pertama, 6 bulan setelah

tanam, batang pohon entres dipotong




Rev.

1 Page

1 October 2009 29 of 33

at 50 – 60 cm above the ground

level. Commonly each tree will

produce 6 – 8 young shoots. The

budpatch which is to be used in

green budding is scion or budpatch

llaying on rudimetre leaves. A

young shoot will produce 3 scions.

(iii) In the such situation, the leafscion

can be used as budpatch by cutting

the leaves petiole, then can be

utilized after 10-14 days.

(iv) During harvesting young budwood 2

vigorous young shoots remains

growing for further harvest.

(v) In the 2nd

year, at 2-3 months prior to

green budding both growing shoots

are to be cut 30 cm above the 1st cut.

Furthermore, all emerging shoots

remains growing until it reach one

whorl stadium.

(vi) Each tree will produce 10-14 young

shoots. Harvesting should be done in

the morning prior to budding.

(vii) The site of young budwood garden

preferable close to the nursery so

pada ketinggian 50-60 cm dari

permukaan tanah. Dari dari satu pohon

entres diperoleh 6-8 tunas. Mata

okulasi untuk green budding adalah

mata sisik atau mata yang berada pada

bekas daun yang rudimenter. Satu tunas

muda menghasilkan 3 mata sisik.

(iii)Dalam kondisi tertentu mata daun dapat

digunakan dengan memangkas tangkai

daun, setelah 10-14 hari kemudian baru

dapat digunakan untuk okulasi.

(iv) Pada saat panen entres muda, disisakan

sebanyak 2 tunas untuk dipanen

selanjutnya.

(v) Pada tahun kedua, 2-3 bulan sebelum

okulasi, kedua tunas yang dibiarkan

tumbuh pada tahun I dipotong pada

ketinggian 30 cm dari bekas

pemotongan I. Tunas yang tumbuh

dipelihara sampai stadia payung satu.

(vi) Dari setiap pohon entres akan diperoleh

10-14 tunas. Untuk entres muda, panen

dilakukan pagi hari sebelum okulasi.

(vii)Kebun entres muda sebaiknya

berdekatan dengan lokasi pembibitan,




Rev.

1 Page

1 October 2009 30 of 33

harvested budwood can immediately

used for budding in the same day.

1.2.7 Packaging budwood for

forwarding

(i) As soon as the budwoods has been

cut, quick dip the budwood tip in the

liquid wax to prevent dryness. It is

not recommende too longer-dip due

to hot damage of budwood tissues.

(ii) For the purpose of 2 days distance

forwarding, budwood are 1 meter

cut and subsequent quick dip in

liquid wax prior to package in the 50

x 50 x 120 cm wooden box which

can loaded with 75-100 pieces

budwood sticks. Fill the box base

with sawdust 1-1.5 cm tick prior to

loading the budwoods.

(iii) Arrange the budwoods in layers and

each layer is covered by moist

sawdust.

(iv) Clossing the box cover and

thightening with nails. It is not

recommended to >2 days forwarding

due to dryness of the budpatch.

supaya entres yang dipanen dapat

dipakai pada hari yang sama.

1.2.7 Pengemasan entres untuk

pengiriman

(i) Segera setelah entres dipotong,

ujungnya dicelup pada lilin cair.

Tujuannya adalah agar entres tidak

mengalami kekeringan. Pencelupan

tidak boleh terlalu lama karena dapat

merusak jaringan akibat panas.

(ii) Pengiriman jauh yang memerlukan

waktu 2 hari, entres dikemas setelah

dipotong sepanjang 1 m, kedua

ujungnya dicelup kedalam lilin cair

kemudian dimasukkan kedalam peti

kayu berukuran 50 x 50 x 120 cm

kapasitas 75-100 entres. Sebelumnya

bagian bawah peti kayu ditaburi serbuk

gergaji dengan ketebalan 1-1.5 cm.

(iii) Entres disusun secara berlapis dan

setiap lapis ditaburi serbuk gergaji

lembab.

(iv) Selanjutnya peti ditutup dan dipaku.

Pengiriman jarak jauh sebaiknya tidak

lebih dari dua hari karena menyebabkan

mata tunas menjadi kering.




Rev.

1 Page

1 October 2009 31 of 33

(v) During at the destination the opened

budwood box should be placed in

the shaded area and the budwood

should be used as soon as possible.

(vi) For short distance forwarding

(maximum of 1 day), the budwoods

covered by 2 layers of moist papers

or banana stems. Avoid loading too

much budwood in one package due

to damage by frictions.

1.2.8 Clones origination and budwood

rejuvenation

(i) Some watershoots may emerge from

rootstock or clonal contamination

may occurs during initial period.

(ii) First clone origination at 4-5 whorls

stage (8-10 months old) and further

works in every two years.

(iii) Clones origination should be done by

clone identification experts. be done

All trees should Identified. The

unspecified clones should be culled

and by subsequent infilling.

(iv) The budwood garden should be

rejuvenation in every 10 years to

(v) Setelah tiba di tempat tujuan, peti

entres ditempatkan di tempat yang

teduh dalam keadaan terbuka dan entres

segera dipakai.

(vi) Untuk pengiriman dekat (maksimal 1

hari) entres dibungkus dua lapis kertas

lembab atau pelepah pisang. Hindarkan

memuat entres terlalu banyak karena

menyebabkan kerusakan mata tunas

akibat bergesekan.

1.2.8 Pemurnian klon dan peremajaan

kebun entres.

(i) Tunas liar dapat tumbuh dari batang

bawah atau kontaminasi klon lain pada

bahan tanamam pada fase awal tanam.

(ii) Pemurnian klon yang pertama pada

tahap 4-5 payung daun (umur 8-10

bulan), selanjutnya setiap dua tahun.

(iii) Pemurnian klon dilakukan oleh tenaga

ahli di bidang identifikasi klon.Ssemua

pohon harus diidentifikasi . Pohon yang

tidak sesuai dengan spesifikasi klon

dibongkar kemudian disisip.

(iv) Kebun entres diremajakan setiap 10

tahun untuk mempertahankan




Rev.

1 Page

1 October 2009 32 of 33

maintain vigorous and juvenility.

The lack of juvenility means of

inferiority of vegetative growth lead

to generative phase.

(v) Avoid to harvest from >10 years old

trees, due to weak girth development

and adversely faster inflorescences

phase, that lead to longer immature

periodes.

kejaguran dan sifat juvenilitasnya.

Berkurangnya sifat juvenilitas tanaman

berarti pertumbuhan vegetatif lemah

dan tanaman cepat berbunga.

(v) Hindari mengambil mata okulasi dari

pohon entres berumur >10 tahun,

karena pertumbuhan lilit batang lebih

lambat dan tanaman cepat berbunga,

sehingga memperlambat masa TBM.

Figure 1.14.1 Kebun entres




Rev.

1 Page

1 October 2009 33 of 33

Klon A Klon B Klon C Klon D Klon E

Jalan akses kebun entres

Klon F Klon G Klon H Klon I Klon J

Figure 1.14.2 Layout kebun entres

PT. TOLAN TIGA INDONESIA · 1.1.1 Kelebihan okulasi hijau Penggunaan bahan tanam yang diokulasi...

Documents

Transcript of PT. TOLAN TIGA INDONESIA · 1.1.1 Kelebihan okulasi hijau Penggunaan bahan tanam yang diokulasi...