PT. Toba Pulp Lestari Tobafiber Division fileDEFENISI 1) Inlet sungai adalah titik dimana air sungai...
Transcript of PT. Toba Pulp Lestari Tobafiber Division fileDEFENISI 1) Inlet sungai adalah titik dimana air sungai...
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 1 of 15
01. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memastikan agar pemantuan debit, kualitas air sungai, kualitas air buangan dan kualitas air bersih dilaksanakan secara benar dan tepat serta dilakukan secara aman sesuai dengan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.
02. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup tanggung jawab, aktivitas dan metode dalam penentuan lokasi
pemantauan atau pengukuran, aktivitas atau metode pengukuran dan perhitungan debit
air sungai, metode pengambilan dan pengiriman sampel kualitas air serta penyimpanan,
pemeliharaan, analisis, umpan balik dan pelaporan data hasil pemantuan terhadap
sungai–sungai dan lokasi sample lainnya yang berada di dalam areal IUPHHK PT.Toba
Pulp Lestari Tbk.
03. DOKUMEN DAN ATAU REFERENSI YANG BERHUBUNGAN
PT. Toba Pulp Lestari Tbk ISO 14001 Environment Management System Manual
ANDAL, RKL dan RPL PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
Jadwal Monitoring Lingkungan Tahun Berjalan.
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.112 Tahun 2003, tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep 51/MENLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.
Dokumen Teknis LEI Nomor 03 dan 04, tentang Indikator-indikator Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari.
APD Standar yang digunakan di operasi IUPHHK, TPF-SMK3-020B-LT.
04. BLANGKO DAN ATAU LAMPIRAN YANG BEHUBUNGAN
Tally Sheet Pengukuran Debit Air, TPF-MMP-7007-FM (sampel terlampir)
Register Pengambilan Sampel Air, TPF-MMP-7016-FM (sampel terlampir)
Data Hasil Analisa Kualitas Air Sungai
05. TANGGUNG JAWAB
1) Askep Forest Sustainability and Environmental (FSE) bertanggung jawab untuk memastikan agar pemantauan, pengumpulan data dan sampel, analisa data hasil
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 2 of 15
pemantauan debit, pengambilan sampel untuk kualitas air sungai, air buangan,dan air bersih serta pelaporannya kepada instansi terkait dilakukan secara benar dan tepat.
2) Manager Estate bertanggung jawab memastikan dan memfasilitasi Asisten EFS
Estate dalam melakukan pemantauan debit, pengambilan sampel untuk kualitas air
sungai, air buangan, dan air bersih di sektor/estate masing-masing sesuai dengan
jadwal monitoring yang ditetapkan oleh Askep FSE dan memastikan Alat Pelindung
Diri (APD) yang diperlukan tersedia.
3) Asisten Environment Fire Safety (EFS) Estate bertanggung jawab untuk menentukan lokasi pemantauan, memastikan pelaksanaan pengukuran debit air sungai, pengambilan sampel untuk kualitas air sungai, air buangan, dan air bersih di lapangan, pengiriman sampel air ke Porsea, analisa hasil pemantauan serta pemeliharaan data lingkup estate masing-masing dengan benar dan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
4) Mandor Environment Fire Safety (EFS) Estate bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran debit sungai, pengambilan sampel untuk kualitas air sungai di lingkup estate masing-masing dilakukan dengan benar dan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
06. DEFENISI
1) Inlet sungai adalah titik dimana air sungai masuk ke dalam konsesi atau titik masuknya ke areal operasional PT.Toba Pulp Lestari Tbk.
2) Outlet sungai adalah titik dimana air sungai keluar dari areal konsesi atau titik dimana air sungai keluar dari areal operasional PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
3) Debit air sungai adalah jumlah atau volume air yang mengalir persatuan waktu yang dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m
3/det).
4) Air Limbah Buangan Domestik adalah air yang berasal dari hasil usaha dan atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
5) Air Limbah Buangan Industri adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
6) Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, dimana kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
07. PROSEDUR
1) Lokasi dan Frekuensi Pemantauan Sungai
a. Sungai-sungai yang dilakukan pemantauan debit dan kualitas air sungai adalah:
1. Aek Nauli meliputi: Bah Parlianan, Bah Mabar, Bah Boluk, Bah Haposuk, dan Aek Silau.
2. Habinsaran meliputi: Aek Naoto, Aek Bilah, Aek Simare, Aek Simapur, dan Aek Bombongan.
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 3 of 15
3. Aek Raja meliputi: Aek Bulu dan Aek Sibundong.
4. Tele meliputi: Aek Sulpi, Aek Silang, Aek Sihuliap, Aek Hirta, Aek Simonggo, dan Aek Kombi.
5. Nursery meliputi: Central Nursery dan Asahan Nursery di Kompleks Pembibitan Kecamatan Parmaksian.
b. Pemantauan debit sungai dilakukan sekali sebulan, pemantauan kualitas air sungai dan air limbah buangan dilakukan sekali dalam 6 bulan, dan air bersih dilakukan sekali dalam setahun sesuai dengan jadwal monitoring yang ditetapkan Askep FSE.
2) Penetapan Water Sampling Point
a. Menggunakan Peta Land Use Skala 1:20.000, tentukan titik inlet dan outlet pengambilan sampel air pada sungai yang akan dipantau.
b. Lokasi pemantauan yang dipilih adalah daerah (badan) sungai yang aliran airnya relatif lurus sepanjang 5 sampai dengan 10 meter dan tandai ke dalam peta kerja.
c. Pada lokasi tersebut, pasanglah papan nama ”Water Sampling Point (WSP) atau Lokasi Sampel Air (LSP) ” yang menandai titik tersebut sebagai lokasi pemantauan sungai, meliputi informasi : No WSP/LSP, nama sungai dan inlet atau out let.
d. Jika hulu sungai berada di dalam kawasan konsesi, maka pemantauan debit air sungai hanya dilakukan pada out let saja.
3) Pengukuran Penampang Basah Air Sungai
Note : Pastikan semua tim pengukur telah dilengkapi dengan APD yang sesuai dan
kotak P3K dibawa pada saat ke lapangan.
a. Pada lokasi WSP, tetapkan di ke dua tepi sungai sebagai titik awal pengukuran atau patok ke-0 (Po) dan tepi sungai di seberangnya sebagai titik akhir atau patok ke-n (Pn). Patok dapat diganti dengan batu maupun pohon yang berada disekitar WSP (jika tepi sungai tidak dapat dipasang patok karena bebatuan).
Water Sampling
Point
No: 01
Outlet
Aek Simare
Warna dasar
papan adalah
putih
Warna dasar
tiang putih
Warna tulisan
adalah Merah
Nomor titik
pengambilan
sampel Lokasi : Inlet
atau Outlet
Nama sungai yang
dipantau
Gambar 1. Papan Tanda Water Sampling
Point
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 4 of 15
b. Untuk sungai yang dipasang dengan patok, pada titik awal pasang patok Po dan
titik akhir pasang patok Pn. Patok ini dibuat dari bahan yang tahan lama, dapat
berupa kayu awet, besi, maupun plastik.
c. Patok untuk P0 dan Pn dibuat dari kayu awet berdiameter 5 – 10 cm dengan
panjang disesuaikan dengan kedalaman bibir sungai (P0 dan Pn). Patok yang
memuncul diatas permukaan air (pada saat pemasangan) memiliki panjang 1.5
meter.
d. Patok yang berada diatas tanah dan air, dicat warna kuning dan diberi tulisan
dengan cat/spidol warna merah sesuai dengan patok titik peruntukannya (Po atau
Pn). Hal yang sama juga berlaku untuk batu yang dibuat sebagai penentu Po dan
Pn.
e. Pengukuran lebar sungai dilakukan secara parsial, seksi per seksi, yaitu dengan
mengukur jarak antar patok yang ada (Gambar 3).
f. Rentangkan meteran dari pinggir sungai (patok P0) ke pinggir sungai di
seberangnya (patok Pn) dan catat hasil ukuran ke Tally Sheet (dipakai sebagai
kontrol).
g. Bagi lebar sungai ke dalam beberapa seksi, yaitu seksi ke-j (dimana j= 1, 2, …, n-
1, n) dengan panjang ukuran dasar sepanjang 1 meter.
h. Untuk sungai dengan lebar di bawah 2 meter, panjang ukuran dasarnya adalah 0,5
meter).
tanggul sungai
Gambar 2. Penetapan Posisi Patok
Awal (P0) dan Patok Akhir (Pn)
Pn P0
air
air bagian atas (bibir sungai) tepat besinggungan dengan tanggul sungai
bibir air (sungai)
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 5 of 15
i. Lebar seksi terakhir (Pi =n-1 ke Pi=n) harus diukur dan dicatat panjangnya secara
tepat (hasilnya adalah di bawah 1 meter jika lebar sungai di atas 2 meter dan di
bawah 0,5 meter jika lebar sungai di bawah 2 meter).
j. Catat jarak antar seksi ke dalam tally sheet, yaitu jarak antara patok Pi-1 ke patok
Pi (dimana i= 0, 1, …., n-1, n), yaitu jarak P0 ke P1, P1 ke P2, ……., Pn-1 ke Pn ) dan
kemudian jumlahkan dan bandingkan dengan hasil 7.3.5
k. Pada setiap titik patok pada sungai yang sulit untuk diukur langsung
kedalamannya, dengan menggunakan alat bantu “tongkat pengukur dalam
sungai”.
l. Tongkat pengukur kedalaman sungai dibuat parmanen, dari bahan kayu jenis awet
yang telah dihaluskan permukaannya dan dibuat memiliki ukuran dengan satuan
terkecil dapat mengukur centimeter.
m. Panjang tongkat pengukur kedalaman sungai ini disesuaikan dengan dalam
maksimum sungai yang pernah diukur di Estate (sebagai acuan: jika dalam
maksimum sungai yang pernah diukur adalah 1,5 meter, maka panjang tongkat ini
A1
100 cm 100 cm 100 cm
Papan Tanda
Water Sampling Point
P0
Seksi 2 Seksi 3
Seksi 4
tali meteran
P4
Seksi 1
P1 P2 P3
x cm
A2 A3
A4
Pi = n Pi = n-1
Seksi i = n
Seksi i = n-1
Gambar 3. Tata Letak Seksi dan Patok dalam Pengukuran Luas Penampang Air Sungai
10 cm
100 cm 200 cm 0 cm
Gambar 4. Bentuk Tongkat Pengukur Kedalaman Sungai
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 6 of 15
dibuat sepanjang 2 meter dan jika dalam maksimum sungai yang pernah diukur
adalah 2 meter, maka panjang tongkat ini dibuat sepanjang 2,5 meter, demikian
seterusnya sesuai kondisi sungai yang ada).
n. Jika panjang tongkat pengukur dalam sungai lebih dari 2 meter, maka tongkat
harus disambung dengan 2 skrup sebagai mana pada Gambar 5 di bawah ini :
o. Ketika mengukur kedalaman sungai pada setiap seksi atau patok ukur, harus
dipastikan agar tongkat pengukur menyentuh dasar sungai, tetapi tidak tertancap
pada tanah atau lumpur (harus benar-benar mengukur dalamnya air sungai).
p. Untuk sungai yang dalam dan demi keselamatan kerja, penggunaan patok
pengukur kedalaman sungai dapat dibantu dengan “patok bantu” yang dirangkai
seperti Gambar 6.
q. Hasil pengukuran dalam seksi (patok) dicatat ke dalam Tally Sheet Pengukuran
Debit Air.
4) Pengukuran Kecepatan Air Sungai
a. Pengukuran kecepatan air sungai dilakukan dengan metode pelampung
menggunakan gabus berukuran 1 x 5 x 5 cm yang telah disiapkan sebelum
pengukuran.
skrup 2 meter
1-2 meter
Gambar 5. Penyambungan Tongkat Pengukur Kedalaman Sungai
Gambar 6. Penyambungan Tongkat Pengukur Kedalaman Sungai dengan Tongkat
Bantu
Tongkat pengukur
dalam sungai
Tongkat bantu dalam
mengukur dalam sungai
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 7 of 15
b. Buat patok bantu mengukur kecepatan sepanjang > 5 meter dari Po ke arah hilir
dan tetapkan sebagai titik A dan patok bantu yang lain sepanjang > 5 meter dari
Po ke arah hulu dan tetapkan sebagai B dengan desain seperti Gambar7
c. Di seberangnya, buat patok bantu sepanjang > 5 meter dari Pn ke arah hilir dan
tetapkan sebagai titik A” dan patok bantu yang lain sepanjang > 5 meter dari Po ke
arah hulu dan tetapkan sebagai B”.
d. Pastikan agar jarak antara patok P0 ke A harus sama dengan jarak Pn ke A” dan
Jarak antara patok P0 ke B harus sama dengan jarak Pn ke B”.
e. Jumlahkan jarak antara patok A dengan patok B dan catat ke tally sheet sebagai
jarak aliran air sungai.
f. Garis imajiner dari patok A ke patok A” adalah titik awal perhitungan kecepatan
aliran sungai (stop watch di-on-kan) dan garis imajiner dari patok B ke patok B”
adalah titik akhir perhitungan kecepatan aliran sungai (stop watch di-off-kan).
g. Letakkan pelampung gabus pada permukaan air pada jarak 1 ke arah hulu dari
garis imajiner AA” pada posisi garis ¼ bagian lebar sungai, perhatikan dengan
seksama dan ketika gabus tepat melewati garis imajiner AA” segera on-kan stop
watch, ikuti atau perhatikan gerakan gabus dan jika gabus tepat melewati garis
imajiner BB” segera off-kan stop watch dan catat hasilnya ke tally sheet.
1/4
2/4
3/4
Aliran Air
styrofoam (gabus)
pinggir sungai
Patok A Patok B
Papan Tanda
Water Sampling Point
X meter Y meter
Gambar 7. Penempatan Patok dan Styrofoam Untuk Pengukuran Kecepatan Aliran
Sungai
Pn
P0
Y meter X meter Patok B’ Patok A’
1 m
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 8 of 15
h. Pastikan agar gabus melewati sekitar ¼ bagian sungai di garis imajiner titik Po ke
Pn dan jika tidak, maka harus diulangi.
i. Ulangi langkah 7.4.6 dan 7.4.8 pada garis imajiner lintasan ½ bagian dan ¾ bagian
lebar sungai, kemudian catat hasilnya ke tally sheet.
j. Jika kondisi permukaan sungai tidak memungkinkan untuk melakukan langkah
7.4.6 dan 7.4.8 serta 7.4.9, maka lakukan langkah 7.4.7 dengan mengabaikan
pembagian lebar sungai dan lakukan sebanyak tiga kali pengukuran kemudian
catat hasilnya ke tally sheet.
k. Perhatikan, karena yang dicatat stop watch adalah dalam satuan jam, menit dan
detik, maka harus diubah ke satuan detik dengan menggunakan sistem bilangan
60 (misalnya jika angka yang dicatat oleh stop watch adalah 2’34” yaitu 2 menit
dan 34 detik, maka harus dikonversi ke detik menjadi 154 detik ((2 menit x 60
detik/menit) + 34 detik) dan catat dalam tally sheet.
5) Perhitungan Debit Sungai
a. Luas Penampang Basah Aliran Sungai
1. Luas penampang sungai dihitung dari hasil pengukuran dalam sungai di setiap
patok dalam setiap seksi dengan lebar sungai (penjumlahan lebar seksi atau
jarak antar patok), menggunakan pendekatan perhitungan luas trapesium,
dengan rumus dasar sebagai berikut:
Luas trapesium = ½ (Alas1 + Alas2) X tinggi
2. Luas penampang sungai untuk setiap seksi (seksi ke-i) :
Ai = Luas penampang sungai untuk seksi ke-i
Tinggi Seksi ke-i
Alas2 Seksi ke-i Alas1 Seksi ke-i Pi
Pi-1
Seksi ke-i
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 9 of 15
Ai = ½ (Alas1 Seksi ke-i + Alas2 Seksi ke-i) x Tinggi Seksi ke-i = ½ (Dalam Sungai Di Titik Pi-1 + Dalam Sungai di Titik Pi) X Jarak Pi-1 ke Pi
dimana : Alas1 Seksi ke-i = dalam sungai di patok Pi-1 Alas2 Seksi ke-i = dalam sungai di patok Pi Tinggi Seksi ke-i = Jarak Patok Pi-1 ke Patok Pi
Misalnya, jika menghitung luas seksi ke-3 (artinya: i=3), maka :
Alas1 Seksi ke-3 = Dalam sungai di patok P2 (berasal dari : i=3-1 = 2) Alas2 Seksi ke-3 = Dalam sungai di patok P3 (karena : i = 3) Tinggi Seksi ke-3 = Jarak Patok P2 (berasal dari : i=3-1 = 2) ke Patok P3 (karena : i = 3)
dimana : Ai = Luas penampang basah air sungai pada seksi ke-i (m²) Pi = Titik patok ke-i (dimana i = 0, 1, ...., n-1, n) Si = Titik patok ke-i (dimana i= 1, 2, ...., n-1, n)
Sehingga luas penampang sungai (A) adalah penjumlahan luas semua seksi:
n
A = ∑ Ai = (A1+A2 + ...... + An-1+ An) i=1
b. Kecepatan Aliran Air Sungai
1. Hitung kecepatan pelampung dengan rumus :
Vpi = [ Di / Ti ]
dimana: Vpi = Kecepatan pelampung pada seksi ke-i (m/dtk) Di = Jarak yang ditempuh pelampung pada seksi ke-i dari garis A ke garis B
(meter) Ti = Waktu yang ditempuh pelampung pada seksi ke-i dari garis A ke garis B
(detik)
2. Hitung rata-rata kecepatan pelampung dengan menggunakan persamaan:
n Vp = ∑ Vpi / n = (Vp1+ Vp2 +Vp3) / n i=1
dimana : Vp = Kecepatan rata-rata pelampung (m/dtk) Vpi = Kecepatan pelampung pada seksi ke-i (m/dtk) i = Posisi pengukuran kecepatan (i=1 berada pada posisi ¼ bagian dari
lebar sungai; i=2 berada pada posisi ½ bagian dari lebar sungai dan i=3 berada pada posisi ¾ bagian dari lebar sungai)
n = banyaknya data pengukuran, yaitu 3.
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 10 of 15
3. Hitung kecepatan aliran air sungai dengan menggunakan rumus dibawah:
dimana : VA = Kecepatan aliran air sungai (m/dtk)
Vp = Kecepatan pelampung (m/dtk)
0.8 = Konstanta Faktor koreksi
c. Debit Air
Hitung debit air sungai dengan rumus di bawah ini :
Q = A x VA dimana : Q = Debit aliran sungai (m3/detik)
A = Luas penampang sungai (m2)
VA = Kecepatan aliran air sungai (m/detik)
d. Keterangan
1. Beri tanda pada kotak yang sesuai dengan kondisi cuaca pada saat
pengukuran, 1 hari sebelum saat pengukuran, malam sebelum pengukuran,
dan kondisi atau lihat secara visual kejernihan air sungai.
2. Lakukan pemantauan terhadap papan informasi dan titik-titik penentu lokasi
pemantauan.
3. Lakukan analisa dan kesimpulan dari hasil pengukuran dan pemantauan yang
sudah dilakukan. Sebagai informasi tambahan, dapat dihubungkan dengan
curah hujan 1 bulan sebelum pemantauan, data debit air bulan sebelumnya,
dan lainnya.
e. Pemantauan Kualitas Air
1. Pemantauan Kualitas Air Sungai
a) Asisten Environment HO memastikan seluruh botol sampel disterilkan
terlebih dahulu di Laboratorium Mill Site sehari sebelum botol sampel
tersebut dipergunakan agar botol sampel tidak mengandung unsur kimia
lain yang dapat menyebabkan berubahnya kualitas air.
b) Sebelum pengambilan sampel air, siapkan semua peralatan yang
dibutuhkan yaitu botol sampel yang telah disterilkan, cool box beserta batu
es minimal 3 bungkus plastik ukuran 1 kg.
c) Bilas terlebih dahulu botol sampel dengan air sungai atau yang akan
diambil sebagai sampel sebanyak 2 kali.
d) Catat data pendukung mengenai kondisi cuaca sehari sebelum
pengambilan sampel (hujan atau tidak pada 1 hari/malam atau pagi
sebelum atau saat pengambilan sampel air membantu proses analisa).
VA = [0.8 x Vp]
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 11 of 15
e) Pengambilan sampel air sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau 3
hari setelah hujan.
f) Ambillah contoh air dengan cara membenamkan botol sampel air pada
posisi 0,6 kedalaman aliran air, kemudian tutup secara rapat dan diisolasi
menggunakan lakban. Setiap 1 lokasi titik pengambilan sampel air terdiri
dari 2 botol sampel. Untuk botol yang berukuran 1000 mL diisi penuh,
sedangkan botol yang berukuran 500 mL berisi ¾ volume botol.
g) Buatlah kode sampel air pada botol sampel berdasarkan Tabel 1 dengan
menggunakan spidol permanen sesuaikan dengan Register Register
Pengambilan Sampel Air (TPF-MMP-7009-FM). Setiap 1 titik lokasi
pemantauan terdiri dari 2 botol sampel dengan pelabelan yang sama.
Kemudian masukkan ke dalam cool-box yang sudah berisi es batu.
h) Setelah pengambilan sampel air selesai dilakukan, EFS estate
mengantarkan langsung seluruh sampel ke Laboratorium yang dihunjuk
oleh Askep FSE HO dengan perhitungan waktu mulai dari awal
pengambilan sampel hingga tiba di Laboratorium harus dilakukan tidak
lebih dari 24 jam.
i) Asisten Environment HO harus memastikan sampel-sampel air tersebut
tiba dengan tepat waktu di Laboratorium yang dihunjuk oleh Askep FSE
HO.
j) Setelah hasil analisis diterima dari laboratorium, Asisten Environment HO
menyerahkan copynya ke setiap estate, untuk selanjutnya dilakukan up
date analisis serta saran unpan balik ke manajemen estate.
k) Asisten Environment HO harus mengkonsolidasikan data terbaru analisis
kualitas air beserta saran umpan baik ke manajemen Tobafiber melalui
Askep FSE.
2. Pemantauan Kualitas Air Limbah Buangan
a) Tentukan lokasi/titik pengambilan sampel air untuk limbah buangan.
b) Lokasi tersebut merupakan aliran air buangan perumahan dan kantor
sebelum bertemu dengan aliran sungai/alur.
c) Pada titik lokasi pengambilan sampel air limbah buangan, pasang papan
informasi sebagaimana point 7.2.c dan Gambar 1 (Nama lokasi diganti
menjadi Limbah Buangan).
d) Pada lokasi tersebut, lakukan hal yang sama seperti point 7.e.1.b hingga
7.e.1.h
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 12 of 15
3. Pemantauan Kualitas Air Bersih
a) Tentukan titik lokasi pengambilan sampel air bersih, cari lokasi
penampungan air bersih sebelum didistribusikan ke perumahan dan kantor.
Tempat penampungan air tersebut usahakan memiliki kran untuk membuka
dan menutup air.
b) Pada lokasi tersebut pasang papan informasi sebagaimana point 7.2.c dan
gambar 1 (Nama Lokasi diganti menjadi Air Bersih).
c) Bersihkan/bilas botol sampel dengan air yang akan diambil sebanyak 2 kali.
d) Ambil sampel air dengan membuka kran air bersih tersebut.
e) Lakukan sama sebagaimana point 7.e.1.e hingga 7.e.1.h
Tabel 1. Pemberian Nama Kode Sampel Air
Estate Aek
Nauli KODE
Estate
Habinsaran KODE Nursery Porsea KODE
Bah Parlianan
AEN S01 & AEN
S02
Aek Simapur HAB S01 & HAB
S02
Air Buangan Mist House C. Nursery dan R&D
CN 01
Bah Mabar AEN S03 & AEN
S04
Aek Bombongan
HAB S03 & HAB
S04
Buangan Akhir Central Nursery
CN 02
Bah Buluk AEN S05 & AEN
S06
Aek Simare HAB S05 & HAB
S06
50 meter dari anak Sungai Asahan bergabung dengan buangan C. Nursery
CN 03
Bah Hapasuk
AEN S07 & AEN
S08
Aek Naoto HAB S07 & HAB
S08
Pencampuran saluran pembuangan C. Nursery dengan anak Sungai Asahan
CN 04
Aek Silau AEN S09 & AEN
S10
Aek Bilah HAB S09 & HAB
S10
50 meter dari anak Sungai Asahan setelah bergabung dengan buangan C. Nursery
CN 05
Air Limbah Perumahan/
Kantor
AEN LBP
Air buangan Mist House Nursery Asahan
CN 06
Air Bersih AEN SAM Air Limbah Perumahan / kantor
HAB LBP
Air buangan OGA Nursery Asahan
CN 07
Air Bersih HAB SAM
Air buangan Nursery Asahan & Water Treatment Perumahan
CN 08
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 13 of 15
TW. B
Estate Tele KODE Estate Aek Raja KODE
Aek Silang TEL S01 & TEL S02
Aek Buluh Inlet AER S01
Aek Sulpi TEL S03 & TEL S04
Aek Sibundong Inlet AER S02
Aek Sihuluhap TEL S05 & TEL S06
Outlet Aek Sibundong dan Aek Buluh
AER S03
Aek Hirta TEL S07 & TEL S08
Air Limbah Perumahan / Kantor AER LBP
Aek Simonggo TEL S09 & TEL S10
Air Bersih AER SAM
Aek Kombi TEL S11 & TEL S12
Estate Tapanuli Selatan KODE
Air Limbah Perumahan / Kantor
TEL LBP Air limbah Perumahan / Kantor TAS LBP
Air Bersih TEL SAM Air Bersih TAS SAM
Keterangan: untuk Estate Aek Nauli, Habinsaran, dan Tele, penomoran ganjil untuk inlet dan penomoran genap untuk outlet pada setiap sungai.
08. PENYIMPANAN REKAMAN
Askep FSE dan Asisten EFS Estate bertanggung jawab untuk menyimpan catatan
pemantauan debit sungai, kualitas air sungai, kualitas air buangan, dan air bersih di
wilayah kerjanya masing-masing selama periode 5 tahun, sebagai berikut.
No. Register
Dokumen
Judul Dokumen Penangung Jawab Keterangan
TPF-MMP-7007-FM Tally Sheet Pengukuran Debit Air
EFS Estate & FSE HO
TPF-MMP-7016-FM Register Pengambilan Sampel Air
EFS Estate & FSE HO Disimpan hingga hasil analisa sudah ada.
Data Hasil Analisa Air Sungai
EFS Estate & FSE HO
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 14 of 15
Lampiran 1. Petunjuk Pengisian Tally Sheet Pengukuran Debit Sungai
1. Perhatikan Tally sheet di bawah ini :
Estate : (1)
Tanggal Pengukuran : (2)
Nama Sungai : (3) (4) Inlet Outlet
Patok Seksi
Tetapan : Jarak Ukur (m) = …(9) ..... meter , (k) Koefisien kecepatan pelampung = 0.8
Waktu (detik)
(9 1/4 )
(9 1/2 )
(9 3/4 )
4. Keterangan : Kondisi cuaca pada saat pengukuran : cerah gerimis hujan hujan lebat
Kondisi cuaca 1 hari sebelum saat pengukuran : tidak hujan gerimis hujan
Kondisi cuaca malam sebelum pengukuran : tidak hujan gerimis hujan
Kondisi visual air sungai : jernih keruh sangat keruh
Kondisi Papan Informasi/Sign Board : Baik tidak baik/tidak ada
Kondisi patok/penandaan Po dan Pn : Baik tidak baik/tidak ada
Patok/penandaan bantu mengukur kecepatan : Baik tidak baik/tidak ada
…………………………………………...(lain-lain) : Baik tidak baik/tidak ada
5. Analisa/Kesimpulan (perbandingannya adalah data curah hujan dan pemantauan sebelumnya):
6. Tindakan Perbaikan (jika diperlukan)
No Descripsi PIC
Diperiksa oleh : Diketahui Oleh :
Asisten EFS : Estate Manager :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
Due Dae Actual Date Remarks
(Vp i) Kecepatan
Pelampung (m/det)
(VA = Vp x 0.8)
Kecepatan Aliran Air
(m/det)
(12)(10 1/4 )
(11)(10 1/2 )
(10 3/4 )
(10)
Lebar Sungai (m)
n (5n) (7n)
n-1
(7.1)
(7.2)
(7.3)
Tobafiber Division
TALLY SHEET PENGUKURAN DEBIT AIR
1. Penampang Basah Air SungaiLebar antar
Seksi (meter)
Kedalaman
(meter)Luas Seksi (m
2)
0 (6.0)1 (5.1)
1 (6.1)2 (5.2)
2 (6.2)3 (5.3)
Dalam Sungai (m) (6)
(5n - 1)n-1 (6n-1)
n (6n)
Mandor EFS :
Tanda Tangan :
(Vp)Rata-rata Kecepatan Pelampung
Segmen /
Pengulangan
¼ (tepi 1) / I
½ (tengah) / II
¾ (tepi2) / III
(8)
(7n - 1)
(7)
Diukur oleh:
Gambar Profil Penampang Sungai A = Luas Penampang Sungai (m2)
2. Kecepatan Aliran Air 3. (Q = A x VA)
Debit Air Sungai (M3/det) :
(5)
PT. Toba Pulp Lestari – Tobafiber Division
Standard Operating Procedure
ENVIRONMENTAL MONITORING Document ID Number : TPF-MMP-7002B-PR
Pemantauan Debit Sungai Date / Revision Number : 02 April 2014 / 7
dan Kualitas Air Previous Issue Date : 07 May 2012
Page Number : 15 of 15
2. Pada (1) diisi nama estate atau sector dimana pengukuran debit sungai dilakukan.
3. Pada (2) diisi tangga, bulan dan tahun pengukuran debit sungai dilakukan
4. Pada (3) diisi nama sungai dimana pengukuran debit sungai dilakukan.
5. Pada (4) dipilih ( ) bagian sungai yang dilakukan pengukuran debit sungai (out let atau inlet).
6. Pada (5.1), (5.2), .... (5.n-1), (5.n) diisi hasil pengukuran lebar sungai pada seksi ke-1, ke-2, ..., ke n-1 dan
ke-n (seksi terakhir) sesuai dengan 7.3.9
7. Pada (6.0), (6.1), .... (6.n-1), (6.n) diisi hasil pengukuran kedalaman sungai pada patok seksi ke-0, ke-1,
..., ke n-1 dan ke-n (patok terakhir) sesuai dengan 7.3.10.
8. Pada (7.1), (7.2), .... (7.n-1), (7.n) diisi hasil perhitungan luas penampang seksi ke-1, ke-2, ..., ke n-1 dan
ke-n (seksi terakhir) sebagai berikut :
Pada (7.1) adalah luas seksi ke-1 diisi hasil perkalian [{(6.1) ditambah (6.0)} dibagi 2] dikali
dengan (5.1).
Pada (7.2) adalah luas seksi ke-2 diisi hasil perkalian [{(6.2) ditambah (6.1)} dibagi 2] dikali
dengan (5.2)...dan seterusnya
Pada (7.n) adalah luas seksi ke-n (terakhir), diisi hasil perkalian [{(6.n) ditambah (6.n-1)} dibagi 2]
dikali dengan (5.n).
9. Pada (5) diisi hasil penjumlahan (5.1), (5.2), .... (5.n-1), (5.n)
10. Pada (6) diisi hasil nilai tertinggi dari (6.0), (6.1), .... (6.n-1), (6.n)
11. Pada (7) diisi hasil penjumlahan (7.1), (7.2), .... (7.n-1), (7.n)
12. Pada (8) diisi dengan gambar penampang sungai.
13. Pada (9) diisi dengan jarak ukur kecepatan (biasanya 10 meter)
14. Pada (9 1/4), (9 1/2) dan (9 3/4) diisi hasil pengukuran waktu tempuh pelampung melalui lintasan ¼,½ ,
dan ¾ bagian lebar sungai dalam satuan detik sesuai dengan 7.4.7 atau hasil pengulangan
pengukuran dalam satuan detik sesuai dengan 7.4.10 dan 7.4.11.
15. Pada (10 1/4), (10 1/2,), dan (10 3/4)diisi hasil perhitungan waktu tempuh dibagi dengan jarak ukur,
contoh (10 1/4) merupakan hasil dari (9 1/4)/(9).
16. Pada (10) diisi hasil perhitungan rata-rata kecepatan pelampung.
17. Pada (11) diisi hasil diisi hasil perkalian antara (10) dengan koefisien pelampung, yaitu 0.8.
18. Pada kolom (12) adalah hasil debit air yang diisi dengan perkalian antara (11) dengan (7 ).
19. Pada kolom keterangan dipilih kondisi cuaca dan keberadaan tanda identitas lainnya.
20. Pada kolom Analisa/kesimpulan, diisi dengan hasil fluktuasi debit air (dapat dibandingkan dengan
data curah hujan bulan pemantauan maupun debit air sebelumnya), kondisi perangkat informasi di
lapangan, dan lain-lain yang menggambarkan kondisi debit air sungai.
21. Pada kolom Tindakan Perbaikan, diisi dengan rencana pemenuhan dari ketidaksesuaian yang
ditemukan di lapangan atau berdasarkan hasil analisa yang diperoleh.