Proposal Karya Akir Nando NEW

58
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang memerlukan penanganan medis segera kar ena aka n dapat men gakiba tka n obs truksi dar i saluran kemih, ker usak an gin jal yan g  bersifat permanen dan bisa juga berakibat keadaan gagal ginjal yang dapat mengancam jiwa.  Pielonefritis dibagi atas 2 yaitu: pielonefritis akut yang disebabkan oleh infeksi  bakteri dan lesi pada ginjal yang berkaitan dengan infeksi dari saluran kencing dan  pielonefritis kronis dimana faktor infeksi, refluks vesikoureteral dan obstruksi memegang  peranan penting. 1,3  alah satu kuman patogen penyebab pi elo nefri ti s yang pali ng serin g adala h  Escherichia coli. Penanganan dini seringkali sulit untuk dilakukan karena gejala klinis pielonefritis sering timbul pada stadium lanjut ataupun gejalanya yang tidak jelas sehingga tidak cukup untuk mence gah terbent ukny a jaring an parut ginjal. tud i sebelumnya meny ebutkan bahwa  pemberian antibiotik bersamaan dengan antioksidan efektif dalam mengurangi pembentukan  jaringan parut ginjal akibat pielonefritis walaupun penanganannya tertunda hin gga !2 jam. 2," #id uga bah wa radika l beb as ber per an dala m pembet uka n jari nga n par ut sete lah  pielonefritis akut pada hewan coba monyet dan tikus. $ntioksidan vitamin %$,&,'( meningkatkan pertahanan jaringan dari stres oksidasi.$khir)akhi ini diketahui bahwa vitamin ' dapat menurunkan lipid peroksidasi dan meningkakan aktivitas en*im antioksidan pada ginjal tikus. Pemberian dosis tunggal vitamin ' mempunyai efek perlindungan cisplatin terhadap ginjal tikus. Penelitian +at emeh dkk terh ada p tikus put ih den gan member ika n inj eksi kuman  Escherichia coli  lan gsung pada parenkim g injal kemu dian dilanjutkan pemberian antib iotik denga n hasil didapatk an pada kelomp ok yang diberi kan antio ksidan terjad i lebih sedikit terbentuknya jaringan parut g injal pada pielonefritis daripada kelompok y ang tidak diberikan antioksidan. " Penelitian terakh ir menun jukka n antioksidan vitamin %$,&, '( dapatmengu rangi terja di nya jari ngan parut gi nja l pada fas e akut da n kr onik py elo nefr iti s. "  $j ith dkk. 1

Transcript of Proposal Karya Akir Nando NEW

Page 1: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 1/58

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang memerlukan penanganan medis segera

karena akan dapat mengakibatkan obstruksi dari saluran kemih, kerusakan ginjal yang

 bersifat permanen dan bisa juga berakibat keadaan gagal ginjal yang dapat mengancam jiwa.

 Pielonefritis dibagi atas 2 yaitu: pielonefritis akut yang disebabkan oleh infeksi

 bakteri dan lesi pada ginjal yang berkaitan dengan infeksi dari saluran kencing dan

 pielonefritis kronis dimana faktor infeksi, refluks vesikoureteral dan obstruksi memegang

 peranan penting.1,3

  alah satu kuman patogen penyebab pielonefritis yang paling sering adalah

 Escherichia coli.

Penanganan dini seringkali sulit untuk dilakukan karena gejala klinis pielonefritis

sering timbul pada stadium lanjut ataupun gejalanya yang tidak jelas sehingga tidak cukup

untuk mencegah terbentuknya jaringan parut ginjal. tudi sebelumnya menyebutkan bahwa

 pemberian antibiotik bersamaan dengan antioksidan efektif dalam mengurangi pembentukan

 jaringan parut ginjal akibat pielonefritis walaupun penanganannya tertunda hingga !2 jam.2,"

#iduga bahwa radikal bebas berperan dalam pembetukan jaringan parut setelah

 pielonefritis akut pada hewan coba monyet dan tikus. $ntioksidan vitamin %$,&,'(

meningkatkan pertahanan jaringan dari stres oksidasi.$khir)akhi ini diketahui bahwa vitamin

' dapat menurunkan lipid peroksidasi dan meningkakan aktivitas en*im antioksidan pada

ginjal tikus. Pemberian dosis tunggal vitamin ' mempunyai efek perlindungan cisplatin

terhadap ginjal tikus.

Penelitian +atemeh dkk terhadap tikus putih dengan memberikan injeksi kuman

 Escherichia coli  langsung pada parenkim ginjal kemudian dilanjutkan pemberian antibiotik 

dengan hasil didapatkan pada kelompok yang diberikan antioksidan terjadi lebih sedikit

terbentuknya jaringan parut ginjal pada pielonefritis daripada kelompok yang tidak diberikan

antioksidan."

Penelitian terakhir menunjukkan antioksidan vitamin %$,&,'( dapatmengurangi

terjadinya jaringan parut ginjal pada fase akut dan kronik pyelonefritis."  $jith dkk.

1

Page 2: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 2/58

Page 3: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 3/58

TIN#AUAN PU$TA%A

2.1. &IN#AL

2.1.1. Anat'm (ungs'nal

injal adalah sepasang organ saluran kemih yang merupakan organ padat, berwarna

merah kecoklatan, terletak di rongga retroperitoneal disamping kanan dan kiri kolumna

vertebralis. /etak setinggi vertebra thorakal 12 sampai lumbal 3 dengan ginjal kiri sedikit

lebih tinggi. -esar dan berat ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin,

umur serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. injal normal laki)laki dewasa berkisar 

10 gram dan wanita 130 gram, panjangnya 1)12 cm, lebar 0)! cm, dan tebal 3cm. kuran

ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang menyusunnya,pada manusia kira)kira

terdapat 1,3 juta nefron. efron adalah unit fungsional ginjal yang terdiri dari tubulus dan

glomerulus yang terbentang pada korteks %luar( dan medulla %dalam( ginjal.2,3

lomerulus berdiameter 2 4m terbentuk dari kumpulan)kumpulan kapiler yang

masuk ke dalam ujung nefron %kapsula bowman(. 5apiler)kapiler diberi darah oleh arteriol

aferen dan dialirkan melalui arteriol eferen. 6ubulus kontortus proksimal mempunyai panjang

10 mm dengan diameter 00 4m, dindingnya dibentuk oleh suatu lapisan sel)sel yang saling

 bergandengan. Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai brush border   karena

mempunyai 17,! 4m mikrovili yang tidak terhitung jumlahnya. 6ubulus kontortus distalis

dilapisi epitel yang lebih rendah dan terdapat hanya sedikit mikrovili.   2,3  6ubulus)tubulus

distalis bersatu membentuk tubulus kolegentes yang panjangnya kira)kira 2 mm dan

melewati korteks dan medula ginjal untuk bermuara ke dalam pelvis pada ujung)ujung

 piramid medula. Pelvis renalis dapat seluruhnya intrarenal atau sebagian intra dan

ekstrarenal, kondisi ini akan mempengaruhi derajat kompensasi ginjal bila terjadi obstruksi. 3

injal mendapat aliran darah dari arteri renalis, yang merupakan cabang dari aorta

abdominalis, dan darah dari vena dialirkan melalui vena renalis dan bermuara pada vena kava

inferior. istem arteri ginjal adalah end arteries  artinya arteri yang tidak mempunyai

anastomosis dengan cabang)cabang dari arteri lain, jadi apabila terdapat kerusakan pada salah

satu cabang arteri tersebut, akan berakibat timbulnya iskemi atau nekrosis didaerah yang

dilayaninya. 8askularisasi ginjal biasanya satu arteri dan satu vena yang masuk ginjal melalui

hilus pada bagian medial ginjal. $rteri renalis terbagi menjadi arteri segmentalis dan berakhir 

sebagai arteriole aferen9yang merupakan end arteries. 5apiler)kapiler yang mensuplai

tubulus)tubulus dari nefron kortikal membentuk jala peritubuler, arteriol)arteriol eferen dari

glomeruli jukstaglomerular mengalirkan darah kedalam vasa rekta. 5elenjar limfe sangat

3

Page 4: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 4/58

 banyak dan dialirkan melalui duktus torasikus ke dalam sirkulasi venosa dalam rongga

toraks. -agian luar ginjal dilapisi kapsul tipis tetapi kuat, bila ginjal mengalami edema atau

hidronefrosis, kapsul membatasi pembengkakan sehingga tekanan jaringan meningkat. 2,3

2.1.2. $rkulas &njal

Pada orang dewasa yang sedang istirahat, ginjal menerima 1,2)1,3 liter darah per 

menitnya, korteks menerima lebih banyak daripada medula. 5ebutuhan oksigen korteks lebih

 besar dibandingkan dengan medula, yaitu kira)kira m/;1 gram;menit. 5eadaan ini akan

mempengaruhi derajat kerusakan sel pada korteks dan medula bila tekanan oksigen arteri

turun kurang 0< dari normal. 1,2,3

II.2. Pel'ne"rts

Pielonefritis adalah gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang

menyerang pelvis ginjal, tubulus dan jaringan interstisial ginjal dan termasuk penyakit ginjal

yang paling sering terjadi. Pielonefritis dibagi atas 2 yaitu: pielonefritis akut yang disebabkan

oleh infeksi bakteri dan lesi ginjal yang berkaitan dengan infeksi saluran kencing dan

 pielonefritis kronis dimana faktor infeksi, refluks vesikoureteral dan obstruksi memegang

 peranan penting.1,2

Penyebab infeksi saluran kencing yang paling sering adalah basil gram negatif yang

merupakan bakteri komensal yang berada normal dalam usus, dimana =< disebabkan oleh

kuman Escherichia Coli kemudian diikuti oleh Proteus, 5lebsiella dan 'nterobacter.1,3

$da 2 jalur untuk bakteri bisa mencapai ginjal yaitu melalui aliran darah

%hematogen(, melalui saluran kencing bagian bawah %ascending infection(. >nfeksi hematogen

akan lebih banyak terjadi apabila ada beberapa faktor pencetus seperti obstruksi ureter dan

 penderita yang sedang mendapat terapi imunosupresi. ?eskipun ginjal menerima 2< ) 20<

curah jantung namun bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah, kasus penyebaran secara

hematogen kurang dari 3<.1,3

 Ascending infection  merupakan penyebab tersering dari pielonefritis, bakteri

mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. #alam keadaan normal kandung

kencing adalah steril.

6ahap proses patogenesis terjadinya infeksi ginjal yang melalui jalan ini:

4

Page 5: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 5/58

• 6ahap awal terjadi kolonisasi bakteri koliform pada uretra distal %kolonisasi awal

terjadinya ascending infection). 5olonisasi ini dipengaruhi dari kemampuan bakteri

melekat pada sel)sel mukosa uretra. Perlekatan bakteri melalui pili dengan reseptor 

epitel uroepitelial berperan penting dalam virulensi bakteri. 5emudian masuk kekandung kencing

• #ari uretra ke kandung kencing, bakteri dapat masuk melalui alat instrumen misalnya

sistoskopi, kateterisasi. 5ateterisasi yang lama mempunyai resiko lebih tinggi untuk 

terjadinya infeksi. >nfeksi juga dapat terjadi tanpa adanya instrumentasi dan wanita

umumnya lebih sering, hal ini berkaitan karena uretra wanita pendek, wanita tidak 

mempunyai antibakterial seperti yang dimiliki cairan prostat pada pria, perubahan

hormonal yang mencakup perlekatan bakteri pada mukosa, trauma uretra selama

 berhubungan seksual.

• @bstruksi saluran kencing dan stasis urin. ketidakmampuan untuk mengosongkan

kandung kencing secara sempurna akan meningkatkan volume residu urin dan saat

terjadi stasis maka bakteri dapat berkembang dan bermultiplikasi, hal ini biasanya

terjadi pada obstruksi saluran kencing bagian bawah seperti benign prostat

hiperplasia, tumor atau batu saluran kencing

• Aefluks 8esikoureteral, terjadi dimana katup vesikoureteral tidak berfungsi dengan

 baik sehingga aliran kencing bersama bakteri akan didorong keatas masuk ke dalam

 pelvis ginjal

• Aefluks intrarenal adalah mekanisme dimana bakteri menyebar masuk ke dalam

 parenkim ginjal melalui duktus)duktus pada ujung papila. Aefluks paling sering

terjadi pada kutub atas dan bawah ginjal.3

II.2.1. Pel'ne"rts Akut

Pielonefritis akut adalah radang supuratif pada ginjal yang menyerang tubulus,

 jaringan interstisial dan pelvis ginjal yang disebabkan oleh bakteri dan kadang)kadang oleh

virus melalui jalan hematogen yang dicetuskan oleh penyebaran septikemia atau melalui

ascending  yang berhubungan dengan adanya refluks vesikoureteral.1,2,3

5

Page 6: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 6/58

Page 7: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 7/58

Page 8: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 8/58

1!= E @lsson et al, 1= (.1,2

II.2.1.3. PemerksaanLa)'rat'rum

 Pemeriksaan urinalisis biasanya dipenuhi leukosit. ering berkelompok,berbentuk batang

atau rantai.ejumlah besar lekosit berbentuk granular atau leukosit berbentuk cast pada

sedimen urin menunjukan pielonefritis akut. 6erdapat tipe spesifik dari cast urin yang

menunjukkan pielonefritis akut yaitu dengan adanya bakteri pada matriks % /indner et al,

1= (.1,2

  -akteri di dalam cast tidak mudah ditemukan dengan mikroskop cahaya tanpa

 pewarnaan khusus. Pewarnan pada sedimen dengan dye di encerkan dengan toluidine blue or 

5@8$ %>.&./. cientific, +ountain 8alley, &$( dapat menemukan bakteri dengan jelas.

Dematuria positif bila terdapat 0)1 eritrosit;/P- sedimen urin. Dematuria disebabkan oleh

 berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolithiasis.1,2

Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan netrofil,

 peningkatan erythrocyte sedimentation rate, peningkatan &)reaktif protein, dan peningkatan

creatinin bila terjadi gagal ginjal, creatinin clearance menurun, kultur darah dapat positif.1,2

Pada pemeriksaan bakteriologi, 5ultur urin positif, tetapi sekitar 2< penderita didapatkan

kultur urinkurang dari 10  cfu;m/dan tidak didapatkan kuman gram negatif pada urine

% Aubin et al, 12 (.1,2

  5ultur darah positif pada 20< kasus dari pielonefritis tanpa komplikasi pada

wanita. #an sebagian besar kultur urin tidak menyebabkan perubahan terapi. 5emudiankultur 

darah tidak secara rutin dilakukan pada pielonefritis tanpa komplikasi pada wanita.Falaupun

demikian harus hati)hati pada pria dan wanita dengan gejala toksik atau dengan faktor resiko

seperti kehamilan karena bakteremia dan sepsis sering terjadi % 8elasco et al, 23 (.1,2

II.2.2. Pel'ne"rts %r'ns

Pielonefritis kronis adalah penyakit ginjal tubulointerstisial kronis dimana adanya radang

kronis pada tubulointerstisial dan pemarutan pada ginjal dikaitkan dengan lesi patologis pada

kaliks dan perlvis ginjal.2,3

8

Page 9: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 9/58

Pielonefritis kronis merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal stadium lanjut dan

ditemukan pada 1<)2< penderita dengan transplantasi ginjal atau dialisis. Pielonefritis

kronis dibagi dalam 2 bentuk, yaitu:

1. @bstruktif 5ronis@bstruksi saluran kencing merupakan predisposisi terhadap infeksi ginjal. >nfeksi

yang berulang pada lesi obstruktif yang difus maupun lokal meningkatkan peradangan

ginjal yang berulang dan meningkatkan terbentuknya jaringan parut yang

menyebabkan parenkim ginjal mengalami atropi.

2. efropati refluks

?erupakan bentuk pielonefritis kronis yang paling banyak terbentuk jaringan parut.

6erkenanya ginjal sebagai akibat refluks nefropati terutama pada awal masa kanak)kanakakibat penyulit infeksi ginjal pada refluks vesikoureteral. Aefluks dapat terjadi pada satu atau

kedua ginjal. $kibat refluks ginjal menjadi rusak, terbentuk jaringan parut, atropi ginjal,dan

kemudian diikuti oleh gagal ginjal kronik.

II.2.2.1. M'r"'l'g

Perubahan morfologi ginjal pada pielonefritis kronis lebih khas terlihat secara

makroskopik dari mikroskopik. -ila kedua ginjal kena biasanya pemarutan terjadi secara

ireguler dan asimetris. ?akroskopik Pielonefritis kronis ditandai oleh pemarutan

kortikomedular kasar, dilatasi kaliks dan mendatar atau mengalami deformitas.

ecara mikroskopik terjadi perubahan terutama yang mencakup tubulus dan jaringan

interstisial dimana tubulus sebagian mengalami atropi dan sebagian mengalami dilatasi,

tubulus yang berdilatasi dapat terisi dengan cast coloid. ebukan sel radang kronik pada

 jaringan interstisial terutama limfosit dan plasma disertai fibrosis pada korteks dan medula.

Pembuluh darah arkuata dan interlobaris menunjukkan endarteritis obliteratif pada daerah

 pemarutan dan arteriosklerosis hialin terlihat pada seluruh ginjal. lomerulus dapat normal

tapi kadang)kadang terdapat fibrosis periglomerulus, obliterasi fibrosis iskemik, prolferasi

dan nekrosis.1

9

Page 10: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 10/58

ambar 3 : Pielonefritis 5ronis. Permukaan %kiri( menunjukkan jaringan parut irreguler. %kanan( 6ampak kaliksmengalami dilatasi dan tumpul dan ureter dilatasi dan menebal

ambar C : Pielonefritis 5ronis. ?enunjukkan jaringan parut pada korteks dan medula dan kaliks mengalamidilatasi

umber : ?itchell . A, 5umar.8, $bbas. 5.$, +austo. G6he 5idneyH,  Pathologyand Basic Desease  =th

ed,21

II.2.2.2. Man"estas %lns

ejala dari pielonefritis kronis obstruktif dapat tersembunyi atau menunjukkan tanda)

tanda dari pielonefritis akut rekurren yang disertai nyeri, demam, piuria dan bakteriuria. Pada

nefropati refluks gejalanya juga dapat tersembunyi sehingga penderita sering terlambat

datang memeriksakan diri karena saat diperiksa sudah disertai dengan insufisiensi ginjal dan

hipertensi. 6ubulus mengalami gangguan fungsi dalam mengkonsentrasi sehingga

menyebabkan poliuria dan nokturia.1,2

10

Page 11: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 11/58

Page 12: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 12/58

II.3. *e"'+era,'ne-$ul)atam

II.3.1 %'m+'ss

&efopera*one)ulbactam serbuk steril untuk injeksi, tiap vial mengandung :

&efopera*one natrium dan ulbactam natrium %setara dengan &efopera*one 0 mg dan

ulbactam 0 mg( tersedia dalam 1, g;vial.3=

II.3.2 Nama kma /

&efopera*one natrium : natrium %CA!A()!)%A()2)%")etil)2,3)diokso)1) pipera*inkarboksamido()2)%p)hidroksifenil(asetamido)3%1)metil)D)tetra*ol)0)il(tiometil)=)

okso)0)tia)1)a*abisiklo%".2.(okt)2)ena)kaeboksilat.

ulbactam natrium : natrium %2,0A()3,3)dimetil)!)okso)")tia)1)asabisiklo%3.2.()heptana)2)

karboksilat",")dioksida.

II.3.3 (ARMA%0L0&I /

5omponen antibakteri dalam &efopera*one)ulbactam adalah &efopera*one, yang

merupakan generasi ke)3 sefalosporin yang bekerja dengan cara melawan organisme yang

sensitif selama fase pembelahan aktif yaitu dengan cara menghambat biosintesis dinding sel

mukopeptida. Penelitian biokimia pada sistem sel bebas bakteri telah menunjukkan bahwa

sulbactam merupakan penghambat irreversibel pada kebanyakan organisme yang resisten

terhadap antibiotik I laktam yang penting. 5emampuan ulbactam mencegah kerusakan

 penicilin dan sefalosporin oleh organisme yang resisten telah dibuktikan dalam penelitian

menyeluruh menggunakan strain yang resisten dimana ulbactam memperhatikan efek 

sinergis bersama penicilin dan sefalosporin. 5arena ulbactam juga berikatan dengan

 beberapa protein yang terikat penisilin, strain yang sensitif menjadi lebih sensitif terhadap

&efopera*one)ulbactamdari sefalosporin sebagai monoterapi. 3=

II.3.! MI%R0BI0L0&I /

12

Page 13: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 13/58

5ombinasi ulbactam dan &efopera*one aktif melawan semua organisme yang

sensitif terhadap &efopera*one, seperti berikut ini : Haemophilus influenzae, Bacteroides dan

Staphylococcus spp, Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter aerogenes, Escherichia coli,

 Proteus mirabilis, lebsiella Pneumoniae, !organella morganii, Citrobacter freundii,

 Enterobacter cloacae, Citrobacter di"ersus#

&efopera*one)ulbactam secara in vitro aktif melawan skala luas organisme yang secara

klinik bermakna

− ram positif : Staphylococcus aureus %kelompok produksi penisilinase dan non)

 penisilinase(, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pnemoniae  %dahulu

 Diplococcus pneumoniae(, Streptococcus pyogenes $Streptococcus %&hemolytic grup

$(, Streptococcus agalactiae $Streptococcus %&hemolytic grup -(, kebanyakan strain

Streptococcus %&hemolytic  lain dan kebanyakan strain Streptococcus faecalis

$Entero'o'us)

− ram negatif :  Escherichia coli, lebsiella,Enterobacter, dan Citrobacter spp,

 Haemophilus influenzae, Proteus mirabilis, Proteus "ulgaris, !organella morganii

$ dahulu Proteus morganii, Pro"idencia rettgeri $ dahulu Proteus rettgen), Pro"dencia

 sp, Serratia sp#$termasu' S#marcescen), Salmonella dan shigella spp, Pseudomonas

aeruginosa dan beberapa  Pseudomonas sp# yang lain  Acinetobacter calcoaceticus,

 (eisseria gonnorhoeae, (eisseria menigitidis, Bordetella pertussis dan ersinia

enterocolitica#

$naerob : basilus gram negatif %termasuk Bacteroides fragilis, Bacteroides lain dan

 *usobacterium spp(, gram positif dan gram negati cocci %termasuk peptococcus,

 peptostreptococcus dan +eillonella spp#( dan gram positif basilii %termasuk Clostridium,

 Eubacterium dan actobacilus spp##)3=

II.3. (ARMA%0%INETI% /

etelah pemberian &efopera*one)ulbactam, waktu paruh rata)rata ulbactam sekitar 1 jam

sedangkan cefopera*one adalah 1,! jam. 5onsentrasi serum menunjukan kesetaraan dengan

dosis yang diberikan. 6idak ditemukan interaksi farmakokinetik antara ulbactam dan

&efopera*one ketika diberikan bersamaan, dalam bentuk ulbactam;&efopera*one.6idak ada

 perubahan bermakna dalam farmakokinetik dari komponen &efopera*one)ulbactam yang

dilaporkan dan tidak ada akumulasi yang ditemukan dalam pemberian = J 12 jam.

13

Page 14: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 14/58

#idistribusikan secara luas ke berbagai jaringan dan cairan termasuk empedu, kantung

empedu, kulit, tuba fallopi, ovarium, usus buntu, uterus dan lain J lain.

ekitar ="< ulbactam dan 20< &efopera*one yang diberikan akan diekskresikan melalui

ginjal. 5ebanyakan dari &efopera*one yang diekskresikan lewat empedu.

II.3.. Inkas

&efopera*one)ulbactam di indikasikan untuk :

)?onoterapi

ntuk pengobatan infeksi berikut yang disebabkan oleh organisme yang sensitif :

saluran pernafasan %atas da bawah(, infeksi saluran kemih %atas dan bawah(, peritonitis,

kolesisititis, kolagitis, dan infeksi intraabdomen yang lain, infeksi kuit dan jaringan

 penyangga kulit.

)6erapi kombinasi

6erapi dapat dikombinasikan dengan antibiotik lain apabila ada indikasi.

II.3.4. D'ss an *ara Pem)eran

II.3.4.1 D'ss *e"'+era,'ne-$ul)atam

• #ewasa : dosis yang dianjurkan 2 J "gr. #osis dierikan setiap 12 jam dalam dosis

terbagi. Pada kasus infeksi yang berat, dosis dapat ditingkatkan hingga = gr.

$nak)anak : dosis yang dianjurakan " J =mg;kgbb;hari. #osis harus diberikandalam C)12 jam dalam dosis terbagi. Pada infeksi yang sukar disembkan, dosis dapat

ditingkakan hingga 1Cmg;kgbb;hari.

•  eonatus : neonatus pada minggu pertama hidupnya, harus diberikan setiap 12 jam

dan dosis maksimum ulbactam pada anak tidak lebih =mg;kgbb;hari. $pabila

diperlukan &efopera*one lebih dari =mg;kgbb;hari, tambahan cefopera*one harus

diberikan terpisah

• sia lanjut : modifikasi dosis mungkin diperluka dan dosis disesuaikan sesuai

kebutuhan.• Pada gangguan fungsi hati : dosis cefopera*one tidak boleh lebih dari 2gr;hari

14

Page 15: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 15/58

• Pada gangguan fungsi ginjal :

5lirens kreatinin 10)3ml;menit: dosis maksima ubactam tiap pemberian 12jam

adalah 1gr %dosis maksimal ulbactam sehari adalah 2gr(

5lirens kreatinin K10ml;menit: dosis maksimal ulbactam tiap pemberian

12jamadalah 0mgr %dosis maksimal sulbatcam adalah 1 gr(+armakokinetik ulbactam secara bermakna dipengaruhi pleh hemodialisa. Faktu

 paruh &efopera*one juga berkurang bermakna selama hemodialisa, oleh karena itu,

dosis harus diberikan secara terjadwal mengikuti periode dialisa.

II.3.4.2 Pem)eran *e"'+era,'ne-$ul)atam

  Pemberian i.v>nfus berkala : 1gr &efopera*one)ulbactam direkonstitusi dengan 3,"ml dekstrosa

0< dalam air atau injeksi a&l ,< aatau aLua pro injeksi, kemudian dilarutkan

dalam 2ml cairan infus, diberikan dalam 10 menit sampai C menit.

>njeksi i.v : 1gr &efopera*one)ulbactam dengan 3,ml dekstrosa 0< dalam air atau

injeksi a&l ,< atau aLua pro injeksi dan diberikan minimum dalam 3 menitM

• Pemberian i.m :

8olume pelarut adalah 3,"ml untuk 1 gr &efopera*one)ulbactam.

II.3.5. %'ntrankas

&efopera*one)ulbactam dikontraindikasikan untuk:

Penderita yang diketahui alergi terhadap penisillin, ulbactam, &efopera*one atau golongan

lain sefalospori.3=

II.!. *'l Esherha

 Escherichia coli adalah kuman gram negatif, batang non)spora, kadang berflagel.

@rganisme ini merupakan fakultatif anaerob dan fermentasi sediaan agar)agar membentuk 

laktat, asetat, dan asam formik.C

15

Page 16: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 16/58

 Escherichia coli merupakan penyebab yang paling sering pada pasien infeksi saluran

kemih bagian atas, secara statistik menyebabkan =<)< kasus pada wanita sehat

mengalalami pielonefritis dan sistitis yang tidak berkomplikasi.  E# Coli penyebab infeksi

saluran kemih dan uropatogen lainnya dibedakan berdasarkan genus dan spesiesnya, antara

lain dari adanya kemampuan virulensi spesifik dan kemampuan beradaptasi pada saluran

kemih.=

5emampuan virulensi spesifik itu memberikan uropatogen kemampuan untuk 

melakukan mekanisme pertahanan intrinsik yang secara normal melindungi host  dari infeksi

saluran kemih seperti aliran kemih, variabilitas pD, osmolaritas, kekurangan *at gi*i,

lepasnya sel)sel epitel dan produksi sitokin yang menghasilkan leukosit P? ke mukosa

kandung kemih. +aktor)faktor klinis lainnya yang mempengaruhi infeksi saluran kemih pada

 penjamu, seperti perbedaan penerimaan intrinsik dari host , faktor genetik, dan kebiasaan.

uga berbagai penelitian baru)baru ini secara epidemiologi, pada hewan dan invitro

menunjukkan kemampuan virulensi bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Penelitian baru)

 baru ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan bakteri dalam menyebabkan

 penyakit bahkan pada host  yang sehat. =

Perbedaan virulensi dari E# Coli karena adanya adhesin seperti +imbria P, tipe 1, , #r 

dan +1&, toksin dan sitolisin seperti faktor cytoto-ic necrotizing factor, secreted

autotransporter to-in, citolethal distending to-in dan haemolisin, mekanisme pengikatan besi

seperti aerobactin, enterobactin dan yersinia bactin dan komponen permukaan seperti kapsul,

flagela dan lipopolisakarida.=

 *imbria P   sangat penting pada pielonefritis akibat  E# Coli  karena  *imbria P 

memperberat angka kejadian bacteriuria pada awal kejadian. ?ekanismenya karena  fimbria

 P   melekat pada glikospingolipid globoseri. likospingolipid globoseri ini banyak sekali

ditemukan pada ginjal manusia.=

 *imbria P  ini terlibat juga dalam respon imunologi host  yang menetralkan produksi

>g$ secretory  %)>g$( dimana )>g$ ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh apabila

terjadi infeksi saluran kemih.=

II.. Reaks In"lamas an (ag'st'ss

16

Page 17: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 17/58

>nflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan perubahan

mekanis dalam jaringan berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang

mengalami cedera atau terinfeksi. >nflamasi merupakan satu dari respon utama sistem

kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.1,11

>nflamasi distimulasi oleh faktor mediator kimia %histamin, bradikinin, serotonin,

leukotrin dan prostaglandin( yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator 

inflamasi didalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran

infeksi1,11

+agositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel)sel fagosit

dengan jalan mencerna mikroorganisme atau partikel asing dan menghancurkannya.

?erupakan sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah terikat akan diliputi oleh

membran makrofag dan masuk ke dalam vesikel yang disebut fagosom. etelah fagosom

menjadi asam, beberapa lisosom makrofag akan terinduksi dan membentuk fusi guna

mengeluarkan en*im protein untuk mendegradasi patogen. +usi antara fagosom dan granula

makrofag disebut fagolisosom dengan respon antimikrobial intraseluler. #egradasi bisa

dilakukan dengan menggunakan oksigen ataupun tanpa oksigen. 1,11

/eukosit adalah sel pertama yang melawan bakteri patogen yang menyerang jaringan.6ahap awal terjadi peningkatan P? yang sekaligus akan meningkatkan pengeluaran radikal

 bebas dalam proses fagositosis melawan infeksi. 5adar P? yang tinggi dan reactive o7ygen

spesie %A@( yang berlebihan menyebabkan destruksi jaringan dan merangsang pembentukan

sitokin proinflamasi. 1,11

Proses inflamasi dapat menyebabkan destruksi jaringan . Pada awalnya P? yang

diproduksi memiliki peran protektif terhadap jaringan. amun P? yang secara fungsional

diaktifkan akan menunjukkan peningkatan produksi radikal bebas.1,11

17

Page 18: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 18/58

II.. Rakal Be)as an Ant'ksan

II..1. Rakal )e)as

Aadikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan %unpaired ele'tron( pada orbit luarnya. 'lektron yang tidak berpasangan

tersebut cenderung untuk membentuk pasangan, dan ini terjadi dengan menarik elektron dari

senyawa lain sehingga terbentuk radikal bebas baru %terjadi reaksi rantai atau chain reaction(.

1",10

N)D O @D   N O D)@)D

#ari contoh diatas, jelaslah bahwa radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu :

1. Aeaktifitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron.

2. #apat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal.

ecara biokimia, proses pelepasan elektron dari suatu senyawa disebut oksidasi. Proses

 penangkapan elektron disebut reduksi. enyawa yang dapat menarik atau menerima elektron

disebut oksidan atau oksidator, sedangkan senyawa yang dapat melepaskan atau memberikan

elektron disebut reduktan atau reduktor.ifat radikal bebas yang mirip dengan oksidan

18

a!ikal barua!ikal

Page 19: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 19/58

terletak pada kecenderungannya untuk menarik elektron. Aadikal bebas yang mirip dengan

oksidan tetapi tidak setiap oksidan adalah radikal bebas.10

Aadikal bebas lebih berbahaya dibanding dengan oksidan yang bukan radikal karena

radikal bebas memiliki reaktifitas yang tinggi dan cenderung membentuk radikal baru lagi

sehingga terjadi reaksi rantai %chain reaction(. 10,1C

Aeaksi rantai tersebut baru berhenti apabila radikal bebas itu dapat diredam

%.uenched (. eluruh reaksi radikal bebas dapat dijabarkan menjadi 3 tahap yaitu tahap

inisiasi, propagasi dan terminasi. 5arena reaktifitasnya yang tinggi, radikal bebas tidak stabil

dan berumur sangat pendek sehingga sulit dideteksi kecuali dengan metode khusus seperti

'PA %electron paramagnetic resonance(. 1

enyawa oksigen reaktif merupakan senyawa yang berasal dari oksigen %@ 2( yang

diperlukan oleh semua organisme aerobik termasuk manusia untuk menghasilkan $6P, yaitu

suatu senyawa yang merupakan sumber energi melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria.

1",10

ekitar 1)3< oksigen pernafasan digunakan untuk membuat superoksida sehingga

dapat mencapai 2 kg pertahun. #alam keadaan tertentu pengalihan elektron tersebut berjalan

kurang sempurna, sehingga terjadi senyawa)senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya,

yang akan merusak sel apabila tidak diredam. #alam keadaan normal, dengan sistem proteksi

tubuh yang baik dapat meredam oksidan)oksidan tersebut dengan memproduksi antioksidan

yang memadai. Proses ini terjadi secara terkontrol dan dianggap sebagai suatu Gkontrol

radiasi internalH. -ila keseimbangan ini terganggu, timbullah istilah klinik yang disebut jejas

oksidatif. 1",10,1C

@ksidan yang terlibat dalam berbagai proses patologis sebagian besar justru berasal

dari proses)proses biologis alami dan melibatkan senyawa)senyawa oksigen reaktif.

enyawa)senyawa yang terlibat dalam proses ini disebut sebagai oksidan endogen, sebagian

diantaranya berbentuk radikal seperti radikal hidroksil %@D)(, radikal peroksil %@@D)(, dan

ion superoksida %@2)( dan sebagian yang lain bukan radikal, seperti singlet oksigen %Q@ 2(,

hidrogen peroksida %D2@2( dan ion hipoklorit %&>@)(. elain oksidan endogen, dikenal pula

oksidan eksogen : asap rokok, nitrogen dioksida %@2(, polutan, radiasi sinar gamma,

ultraviolet dan o*on. 1",10,1C

19

Page 20: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 20/58

enyawa oksigen reaktif berasal dari oksigen %@2(, senyawa yang diperlukan semua

organisme aerobik untuk menghasilkan $6P. Proses tersebut secara sederhana digambarkan

sebagia berikut :

2$#D O 2DO O @2   2$#OO

2D2@ O 'nergi

$#P O P O 'nergi   $6P

Pada proses tersebut terjadi reduksi @2  menjadi D2@yang dapat digambarkan sebagai

 persamaan reaksi dibawah ini.:

@2 O "DO O e) D2@

Aadikal bebas oksigen dibentuk sebagai suatu proses biokimiawi yang normal dan

dihasilkan pada respirasi mitokondria, metabolisme asam arakidonat dan aktivasi fagosit. 1"

#alam keadaan tertentu pengalihan elektron berjalan kurang sempurna sehingga

terjadi senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya, yang akan merusak sel apabila tidak 

diredam. 5eadaan ini disebut jejas oksidatif. ejas oksidatif ini dapat dicetuskan oleh kondisi

 panas, trauma, sinar ultraviolet, radiasi, racun, infeksi hiperoksida dan iskemia. 5ondisi ini

akan menimbulkan keadaan :

1. +agositosis dan aktivasi yang menghasilkan @2), D2@2, @.

2. Pelepasan asam arakidonat, pembentukan en*im peroksidase oleh aktivasi en*im

lipooksigenase, siklooksigenase.

3. Pelepasan ion metal dari protein penyimpan dan transpor %+e,&u( yang akan

merangsang pembentukan @D).

". Pelepasan protein heme, yang bereaksi dengan peroksidase dan melepaskan ion +eOO.

0. Nantin oksigenasi dalam mitokondria.

C. angguan pada pertahanan antioksidan.

@ksigen %@2( memiliki 2 elektron yang tidak berpasangan %diradikal(, namun tidak 

terlalu reaktif sebab kedua elektron tersebut terletak pada orbital yang berbeda dan

menunjukkan angka kuantum putaran yang sama serta memiliki putaran sejajar % paralel 

 spin(. >on superoksida, radikal peroksil, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil terjadi

karena pengalihan elektron yang kurang sempurna pada saat terjadi reduksi oksigen. ?olekul

oksigen dapat berubah menjadi sangat reaktif bila kedua elektron tunggalnya disatukan dalam

1 orbita dengan putaran yang berlawanan, molekul oksigen ini disebut dengan singlet

oksigen. 1",10,1C

Didrogen peroksida %D2@2( terutama terbentuk karena aktivitas en*im)en*im oksidase

yang terdapat dalam retikulum endoplasmik %mikrosom( dan peroksisom. enyawa ini

20

Page 21: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 21/58

merupakan oksidan kuat dan dapat mengoksidasi berbagai senyawa yang terdapat dalam sel.

Aeaksi terbentuknya hidrogen peroksida.

AD2 O @2   A O D2@2

#aya rusak hidrogen peroksida bukan hanya karena senyawa tersebut merupakan

senyawa oksidan kuat, tetapi juga karena D2@2 dapat menghasilkan radikal hidroksil bila

 bereaksi dengan logam transisi %+eO dan &OO(.

>on superoksida dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu:

1. ebagai reaksi sampingan yang melibatkan +eOO

a. Proses fosforilasi oksidatif 

 b. Proses oksigenasi hemoglobin

c. Proses hidroksilasioleh en*im monooksigenasi

d. Aeaksi: +eOO O @2   +eOOO O @2)

2. Aeaksi yang dikatalisis oleh $#D;$#PD oksidase yang terdapat dalam

mitokondria dan granulosit

 $#D %$#PD( O @2    $#O%$#PO( O DO

O @2)

3. Aeaksi yang dikatalisis oleh en*im 7antinoksidase %N@(

Nantin O D2@ O 2@2   N)@D O 2@2) O 2DO

  $sam urat

#alam keadaan iskemia en*im 7antin dehidrogenase dapat berubah menjadi 7antin

oksidase melalui proses proteolisis. Perubahan ini tidak reversibel, akibatnya jika pasokan

oksigen kembali normal, terbentuklah ion superoksida yang justru merusak jaringan %jejas

reperfusi(. Aeaksinya sebagai berikut :

@2) O DO

@@D%radikal peroksida(

eperti radikal lainnya, radikal peroksida juga sangat reaktif dan dapat membentuk 

radikal baru serta D2@2. adi jelas radikal peroksida lebih berbahaya dibandingkan dengan

D2@2. Aeaksinya:

ND O @@D N O D2@2

>on superoksida akan sangat berbahaya apabila terdapat bersamaan dengan D2@2

karena akan membentuk radikal hidroksil %@D( %reaksi Daber)Feiss(.

Aeaksi ini memerlukan +eOOO atau &OO dan melalui 2 tahap:

+eOOO%&OO( O @2)

+eOO%&OO( O @2

+eOO%&OO( O D2@2   +eOOO%&OO( O @D) O @D

21

Page 22: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 22/58

ecara singkat reaksi Daber)Feiss dapat digambarkan sebagai berikut:

@2) O D2@2   @2 O @D) O @D

enyawa oksigen reaktif merupakan oksidan yang kuat dengan derajat kekuatan yang

 berbeda. #ampak negatif tersebut timbul karena reaktifitasnya sehingga dapat merusak 

komponen)komponen sel yang penting untuk menjaga integritas dan kehidupan sel. enyawa

radikal hidroksil dapat merusak 3 jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan

integritas sel yaitu asam lemak %khususnya asam lemak tak jenuh(, #$ dan protein.  1",10

#ampak negatif radikal bebas terhadap membran sel terutama melalui asam lemak tidak 

 jenuh %asam linoleat, linolenat dan arakidonat( yang merupakan komponen terpenting

 penyusun membran sel %fosfolipid dan glikolipid(. Aadikal bebas khususnya radikal hidroksil

dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal sebagai peroksidasi lipid.10,1C

#ampak negatif terhadap #$ dapat mengakibatkan perubahan berupa hidroksilasi basa

timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester 

#$. -ila kerusakan tidak terlalu parah dapat diperbaiki dengan sistem perbaikan #$

%#$ repair system(. ika kerusakan terlalu parah, maka kerusakan tidak dapat diperbaiki

lagi dan terjadi gangguan replikasi sel. usahnya perbaikan ini justru sering menimbulkan

mutasi karena adanya kesalahan %error prone(. #iantara asam amino yang paling rawan

adalah sistein yang mengandung gugus sulfhidril %D(. ugus ini yang paling peka terhadap

serangan radikal bebas. 1",10,1C

II..2. Ant'ksan

#alam pengertian kimia, senyawa)senyawa antioksidan adalah senyawa)senyawa

 pemberi elektron. amun dalam arti biologis, pengertian antioksidan lebih luas, yaitu

merupakan senyawa)senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan, termasuk en*im)

en*im dan protein)protein pengikat logam. #alam meredam dampak negatif oksidan terdapat

strategi 2 lapis yaitu mencegah terhimpunnya senyawa oksidan secara berlebihan dan

mencegah reaksi rantai lebih lanjut. -erdasarkan mekanisme pencegahannya anti oksidan

dibagi menjadi 2 golongan yaitu oksidan pencegahan % pre"enti"e antio'sidants( dan

antioksidan pemutus rantai %chain brea'ing anti o'sidants(. 1",10,1C

istem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap radikal bebas,

memiliki banyak komponen. 5ekurangan salah satu komponen tersebut dapatmenyebabkan

terjadinya penurunan status antioksidan secara menyeluruh, dan berakibat perlindungan

terhadap serangan radikal bebas menjadi lemah.1",10

22

Page 23: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 23/58

$ntioksidan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan tergantung pada sudut

 pandang dari klasifikasi tersebut:

1. $ntioksidan en*imatik dan non en*imatik 

$ntioksidan en*imatik: @#, glutation peroksidase, sitokrom oksidase, katalase.

edangkan golongan antioksidan non en*imatik adalah R)karoten, vitamin ', sistein,

seruloplasmin, transferin, albumin, vitamin &, dan urat.

2. $ntioksidan lipofilik dan hidrofilik 

Sang termasuk antioksidan lipofilik: R)karoten, vitamin ', sistein, seruloplasmin,

transferin, albumin dan golongan antioksidan hidrofilik adalah: vitamin & dan urat.

3. $ntioksidan eksogen dan endogen

$ntioksidan eksogen yang dapat diperoleh di >ndonesia adalah : G6rioH %R)karoten,

vitamin & dan vitamin '(, alopurinol, asam folat, kedelai %tahu, dll(, kaptopril, &a O)

 blocker, manitol, albumin, glutation,dan $& % (&acetyl&cystein(.

$ntioksidan ditinjau dari mekanisme kerjanya terhadap radikal bebas:

%a( $ntioksidan pencegah % pre"enti"e anti&o'sidants(:

Pada dasarnya tujuan antioksidan jenis ini mencegah terjadinya radikal hidroksil,

seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk membentuk radikal hidroksil

diperlukan 3 komponen, yaitu : logam transisi +e atau &u, D 2@2, dan @2). $gar 

reaksi +enton dan Daber)Feiss tidak terjadi, maka harus dicegah keberadaan ion

+eOO  atau &uOO bebas. ntuk hal ini berperan beberapa protein penting, yaitu

transferin atau feritin untuk mencegah +eOO, dan seruloplasmin atau albumin

untuk mencegah &uOO. Penimbunan @2) dicegah oleh en*im superoksida dismutase

%@#( yang mengkatalasis reaksi dismutase @2), dan D2@2 dicegah oleh en*im

katalase dan peroksidase.

#iantara berbagai peroksidase, yang paling penting adalah glutation peroksidase

%P7(. $pabila radikal hidroksil masih saja terbentuk, masih ada saranan lain

untuk meredamnya, tanpa memberi kesempatan untuk memulai reaksi rantai

dengan melibatkan senyawa)senyawa yang mengandung gugusan sulfihidril

seperti glutation dan sistein.

%b( $ntioksidan pemutus rantai %chain brea'ing anti&o'sidants(

#alam kelompok antioksidan ini termasuk vitamin ' %tokoferol, asam askorbat

%vitamin &(, R)karoten, dan senyawa glutation dan sistein. 8itamin ' dan R)

karoten bersifat lipofilik sehingga dapat berperan pada membran sel untuk 

23

Page 24: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 24/58

mencegah peroksidasi lipid. ebaliknya vitamin &, glutation dan sistein bersifat

hidrofilik yang berperan dalam sitosol.1",10,1C

6erdapat 2 jalur pertahanan antioksidan di dalam sel, yaitu : jalur pertama, ditemukan

dalam membran sel yang larut dalam lemak yang terdiri dari vitamin ', R)karoten, dan

koen*im T. #ari sini, vitamin ' dianggap sebagai antioksidan yang paling potensial dalam

memutuskan rantai dalam membran sel. #i dalam sel terdapat juga antioksidan yang larut

dalam air. #isini termasuk vitamin &, glutation peroksidase, superoksida dismutase, dan

katalase. 1",10,1C

II.4. 6tamn * $e)aga Ant'ksan

8itamin & atau /)asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air %aLueous

antio7idant(. enyawa ini, menurut Uakaria, et al. %1C(, merupakan bagian dari sistem

 pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. #alam keadaan

murni, vitamin & berbentuk kristal putih dengan berat molekul 1!C,13 dan rumus molekul

&CDC@C. 8itamin & juga mudah teroksidasi secara reversibel membentuk asam dehidro)/)

asam askorbat dan kehilangan 2 atom hidrogen. 8itamin &memiliki struktur yang mirip

dengan struktur monosakarida, tetapi mengandung gugus enadiol.2=,2,3

ambar ! : Aumus -angun 8itamin &

ebagai antioksidan, vitamin & bekerja sebagai donor elektron, dengan cara

memindahkan satu elektron ke senyawa logam &u. elain itu, vitamin & juga dapat

menyumbangkan elektron ke dalam reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler. 8itamin &

mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel netrofil, monosit, protein lensa,

dan retina. 8itamin ini juga dapat berinteraksi dengan +e)ferritin. #i luar sel, vitamin &

24

Page 25: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 25/58

mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah terjadinya /#/ teroksidasi,

mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi, dan mengabsorpsi logam dalam saluran

 pencernaan %/evine, et al., 10( 2=,2

$sam askorbat dapat meningkatkan fungsi imun, dengan menstimulasi produksi

interferon %protein yang melindungi sel dari serangan virus(. 8itamin ini dapat menstimulasi

kenotaksis dan respons proliferasi netrofil, serta melindungi sel dari serangan radikal bebas

yang diproduksi oleh netrofil teroksidasi. $sam askorbat dinyatakan dapat memacu kerja

sintesis faktor humoral, terutama antibodi >g dan >g?. &ombs %12( melaporkan

temuannya pada manusia, bahwa dosis oral 1g vitamin & per hari dapat meningkatkan

respon hipersesitivitas, sedangkan dosis 2 g per hari tidak memberikan pengaruh nyata.

8itamin & mampu mereduksi radikalsuperoksida, hidroksil, asam hipoklorida, dan oksigen

reaktif yang berasal dari netrofil dan monosit yang teraktivasi. 8itamin ini juga dilaporkan

dapat mencegah terjadinya /#/ teroksidasi dan memindahkan elektronnya ke tokoferol yang

teroksidasi dalam membran sel. 2=,3

$ntioksidan vitamin & mampu bereaksi dengan radikal bebas, kemudian mengubahnya

menjadi radikal askorbil. enyawa radikal terakhir ini akan segera berubah menjadi askorbat

dan dehidroaskorbat. $sam askorbat dapat beraksi dengan oksigen teraktivasi, seperti anion

superoksida dan radikal hidroksil. Pada konsentrasi rendah, vitamin & dapat beraksi dengan

radikal hidroksil menjadi askorbil yang sedikit reaktif, sementara pada kadar tinggi, asam ini

tidak akan bereaksi %Uakaria, et al., 1C(.  2=,2,3

ebagai antioksidan, askorbat akan beraksi dengan radikal superoksida, hidrogen

 peroksida, maupun radikal tokoferol membentuk asam monodehidroaskorbat dan atau asam

dehidroaskorbat. -entuk tereduksinya dapat diubah kembali menjadi asam askorbat oleh

en*im monodehidroaskorbat reduktase dan dehidroaskorbat reduktase, yang ekuivalen

dengan $#PD atau glutation tereduksi. #ehidroaskorbat ini selanjutnya dipecah menjadi

tartarat dan oksalat. 2=,2,3

Aeaksi askorbat dengan superoksida secara fisiologis mirip dengan kerja en*im @#sebagai berikut

D2@2) O 2DO O askorbat  2D2@2 O dehidroaskorbat

Aeaksinya dengan hidrogen peroksida dikatalisis oleh en*im askorbat peroksidase

%$sada, 12(.

D2@2 O 2 askorbat  2D2@ O monodehidroaskorbat

8itamin & bekerja secara sinergis dengan vitamin '. 8itamin ' yang teroksidasi oleh

radikal bebas dapat bereaksi dengan vitamin &, kemudian akan berubah menjadi tokoferol

setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin & %-elleville)abet, 1C(.

6okoferoksil radikal O askorbat  tokoferol O monodehidroaskorbat

25

Page 26: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 26/58

Aeaksi di atas menunjukkan adanya 2 produk oksidasi askorbat yang berbeda, yaitu

monodehidroaskorbat dan dehidroaskorbat

?onodehidroaskorbat secara spontan dapat mengalami dismutasi sebagai berikut.

2 monodehidroaskorbat  askorbat O dehidroaskorbat

ika tidak, direduksi kembali menjadi askorbat oleh $#PD monodehidroaskorbat

reduktase sebagai berikut:

?onodehidroaskorbat O $#%P(D  askorbat O $#%P(

#ehidroaskorbat tidak stabil pada pD di atas C karena senyawa tersebut akan terpecah

menjadi tartarat dan oksalat. ntuk mencegah hal ini, secara cepat dehidroaskorbat direduksi

menjadi ascorbat oleh dehidroaskorbat reduktase yang melibatkan glutation %D(, dalam

reaksi seperti berikut :

2D O dehidroaskorbat   O askorbat

uperoksida diubah menjadi hidrogen peroksida secara spontan melalui reaksi

dismutasi atau oleh en*im @#. Didrogen peroksida ditangkap oleh askorbat dan en*im

askorbat peroksidase %$sada, 12(. #alam hal ini monodehidroaskorbat memiliki 2 jalur 

regenerasi. alah satunya melalui monodehidroaskorbat reduktase, yang lainnya melalui

dehidroaskorbat reduktase dan glutation, sementara yang berperan sebagai donor elektron

adalah $#PD. alur ini juga memberikan 2 manfaat, yaitu dektoksifikasi hidrogen

 peroksida yang diduga berperan dalam reaksi +enton dan oksidasi $#PD. 2=

8itamin & disebut sebagai antioksidan karena dengan memberikan elektron yang

dimilikinya, vitamin & mencegah terjadinya oksidasi pada komponen lainnya. amun, karena

sifat alami reaksi ini, vitamin & sendiri juga teroksidasi dalam proses ini. Perlu dicatat bahwa

ketika vitamin & melepaskan elektronnya, vitamin & menjadi hilang. pesies yang terbentuk

setelah kehilangan 1 elektron yaitu sebuah radikal bebas, asam semidehidroascorbik atau

radikal ascorbyl. ika dibandingkan dengan radikal bebaslainnya %suatu spesies tanpa elektron

 pasangannya(, radikal ascorbyl sifatnya relatif stabil dengan waktu paruh selama 1)0 detik

dan sangat tidak reaktif. ifat ini menjelaskan mengapa ascorbat menjadi antioksidan yang

lebih banyak dipakai. #engan kata lain, radikal bebas yang reaktif dan mungkin berbahaya

dapat berinteraksi dengan ascorbat. Aadikal bebas yang reaktif dikurangi, dan radikal

ascorbyl yang kurang reaktif terbentuk pada tempatnya. Penurunan radikal bebas yang reaktif 

dengan pembentukan komponen yang kurang reaktif terkadang disebut sebagai radikal bebas

scavenging atau Luenching. adi, ascorbat merupakan radikal bebas scavenging yang baik

karena sifat)sifat kimianya.2=,2,3

Pengendalian yang ketat terhadap konsentrasi vitamin & termediasi oleh transpor 

 jaringan, absorbsi dan ekskresi. Pada ginjal, vitamin & difiltrasi melalui glomerulus dan

direabsorbsi pada tubulus proksimal oleh media transpor vitamin &. 5etika mekanisme

transpor reabsorbsi mendekati kecepatan maksimal, kelebihan vitamin & tidak akan

26

Page 27: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 27/58

diabsorbsi dan akan dibuang melalui urine. #osis dimana reabsorbsi mengalami saturasi

adalah ambang batas dosis untuk ekskresi vitamin & dan terjadi pada dosis vitamin & antara

C dan 1 mg per hari. Pada dosis 0 mg atau lebih, seluruh dosis vitamin & yang diserap

akan dieksresikan. Aeabsorbsi dan ekskresi vitamin & oleh ginjal memainkan peranan penting

dalam pengendalian yang ketat terhadap konsentrasi vitamin & pada plasma dan jaringan

 pada orang yang sehat, dan pengendalian ini tidak didapati pada pasien)pasien dengan

 penyakit ginjal stadium akhir. 2=,2,3

II.5. 6tamn E

II.5.1. (ungs (s'l'gk an (armak'namk 

8itamin ' berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi kerusakan membran

 biologis akibat radikal bebas. 8itamin ' melindungi asam lemak tak jenuh pada membran

fosfolipid. Aadikal peroksil bereaksi 1 kali lebih cepat dengan vitamin ' daripada dengan

asam lemak tak jenuh, dan membentuk radikal tokoferoksil. 5emudian radikal tokoferoksil

 berinteraksi dengan antioksidan lain, misalnya vitamin &, yang akan membentuk kembali

tokoferol. 8itamin ' penting untuk melindungi membran sel darah merah yang kaya asam

lemak tak jenuh ganda. elain itu vitamin ' juga melindungi lipoprotein dalam sirkulasi /#/

teroksidasi, yang memegang peranan penting penyebab aterosklerosis./#/ teroksidasi lebih

mudah diambil oleh makrofag dibandingkan /#/ yang tidak teroksidasi, yang kemudian

membentuk sel busa %foam cells( yang berpengaruh jelek pada sel endotel. 8itamin ' dosis

 besar %1Cmg;hari( dapat melindungi /#/ dari oksidasi. ?eskipun masih kontradiktif, hasil

 beberapa studi epidemiologi menyatakan bahwa vitamin ' dapat memproteksi penyakit

kardiovaskuler, namun mekanisme kerjanya masih tidak jelas. elain efek antioksidannya,

efek langsung terhadap endotel pembuluh darah, sel otot polos, atau pembekuan darah diduga

turut berperan. 8itamin ' mengatur proliferasi sel otot polos pembuluh darah yang

menyebabkan vasodilatasi dan menghambat aktivasi trombosit maupun adhesi lekosit.

-eberapa *at terdapat pada makanan misalnya selenium, asam amino yang mengandung

sulfur, koen*im T dapat menggatikan vitamin '30,3C,3!

II.5.2. %e)utuhan $ehar

5ebutuhan vitamin ' umumnya sudah dipenuhi pleh makanan sehari)hari.

#iperkirakan asupan 1)3 mg vitamin ' sudah cukup untuk mempertahankan kadarnormal

didalam darah. ?akanan yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, akan meningkatkan

kebutuhan vitamin ' harian. #iet yang mengandung antioksidan selenium dan asam amino

yang mengandung sulfur dapat mengurangi kebutuhan vitamin '. 5ebutuhan akan vitamin '

dapat meningkat pada pasien yang mendapat terapi sediaan besi atau mendapat dosis yang

 besar hormon tiroid. #efisiensi vitamin ' juga dapat diperberat oleh suplementasi besi, dan

27

Page 28: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 28/58

 penyembuhannya dapat dengan emberian V)tokoferol 20)3 mg;hari atau pengurangan

suplementasi besi dan asam lemak tidak jenuh.30,3C,3!

II.5.3. (armak'knetk 

8itamin ' diasorpsi dengan baik didalam saluran cerna. #alam darah terikat dengan

 beta)lipoprotein dan didistribusikan ke semua jaringa. 5adar plasma bervariasi pada individu

normal, dan berfluktuasi tergantung pada kadar lipid terhadap lipid. Aasio vitamin ' terhada

lipid total dalam plasma dalam lasma digunakan untuk memperkirakan statusvitamin '. ilai

dibawah ,=mg;g menunjukan keadaan defisiensi. 8itamin ' sangat sukar untuk melalui

sawar uri,sehingga bayi yang baru lahir hanya mempunyai kadar tokoferol plasma kurang

dari 1;0 kadar kadar tokoferol plasma ibunya, tetapi $> mengandung V tokoferol yang cukup

untuk bayi. 5ebanyakan vitamin ' diekskresi secara lambat kedalam empedu, sedangkan

sisanya diekskresi melalui urin sebagai glukoronida dari asam tokoferonat atau metabolitlain.30,3C,3!

II.5.!. Inkas an D'ss

8itamin ' hanya diindikasikan pada keadaan defisiensi, dimana dapat terlihat dari

kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen

 peroksida. Dal demikian dapat terjadi pada bayi prematur, pasien dengan sindrom

malabsorpsi da steatore, dan penyakit dengan gangguan absorbsi lemak.30,3C,3!

#ari beberapa penelitian epidemologik dan uji klinik disimpulkan bahwa peran

suplementasi vitamin ' jangka panjang untuk proteksi resiko penyakit infark miokard dan

kematian karena penyakit jantung koroner masih diragukan;kontradiktif.30,3C,3!

8itamin ' terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan l isomer dari tokoferol, V)

tokoferol asetat,V)tokoferol suksinat. ediaan oral dalam bentuk tablet dan kapsul dan

suntikan tersedia bentuk larutan. #an selain itu vitamin ' juga terdpat dlam sediaan

camouran dengan vitamin lain.

ntuk memperbaiki suatu keadaan defisiensi umumnya dicapai dengan vitamin '

dosis besar, 0)2mg;hari, diberikan secara oral. #osis disesuaikan tergantung pada rasio

vitamin ' terhadap lipid total. $pabila secara oral tidak memberikan hasil yang cukup, dapatdiberikan d,1)V)tokoferol dengan dosis 1)2mg;kg-- perhari secara >?. 30,3C,3!

II.7. #ejas an %ematan $el

II.7.1. De"ns

el normal merupakan mikrokosmos yang berdenyut tanpa berhenti, secara tetapmengubah struktur dan fungsinya %beradaptasi( untuk memberi reaksi terhadap tantangan dan

28

Page 29: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 29/58

tekanan yang selalu berubah. -ila batas kemampuan adaptasi tersebut dilampaui akan timbul

suatu keadaan yang disebut jejas sel %cell in/ury(. ejas sel dapat bersifat sementara

%re"ersible( atau bahkan kematian sel %irre"ersible cell in/ury( bila rangsangan menetap atau

makin berat. Pola kematian sel akibat jejas dapat berupa nekrosis dan apoptosis, nekrosis

koagulasi umumnya terjadi karena aktivasi program kematian sel yang dikontrol secara

internal. ekrosis ditandai derngan sel yang membengkak, hilangnya integritas mitokondria,

membran plasma, pero7isomal dan lisosom. -ahan)bahan nekrotik dapat mempengaruhi sel

sekitar dengan pelepasan en*im lisosomal dan pro oksidan seperti ion besi. $poptosis

ditandai dengan sel yang berkerut, kondensasi dan fragmentasi kromosom, kolpas struktur 

sitoskeletal dan menjadi apoptotic bodies tanpa rupturnya membran mitokondria dan lisosom.

$khirnya apoptotic body ini difagositosis oleh sel sekitar.33,3"

II.7.2. Pen8e)a) jejas sel

 ?ekanisme biokimia yang bertanggung jawab pada jejas sel sampai kematian sel

sangat kompleks. Aespon sel secara prinsip ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah

: jenis, lama, dan beratnya rangsangan, serta jenis, keadaan, dan kemampuan sel untuk 

 beradaptasi.

Penyebab jejas sel tersebut secara umum dapat digolongkan dalam beberapa

kelompok :

1. angguan oksigenasi: istilah iskemia dan keracunan oksigen menggambarkan

gangguan oksigenasi dengan pengertian dan pengaruh yang berbeda. elama iskemia,

glikolitik dengan produk)produknya merupakan upaya menjamin tersedianya energi

sehingga iskemia cenderung menyebabkan upaya menjamin tersedianya energi

sehingga iskemia cenderung menyebabkan jejas sel lebih cepat. 6itik pertama

hipoksis ialah pernafasan aerob sel, yaitu fosforilasi oksidatif oleh mitokondria.

?isalnya stenosis arteri femoralis akan menyebabkan atrofi sel)sel otot tungkai,

hipoksia akan terjadi bila tekanan @2 arteri turun 0< dari normal.

2. +aktor fisik : faktor ini meliputi trauma, suhu ekstrem %panas;dingin(,perubahan

atmosfir mendadak, radiasi dan syok elektrik.

29

Page 30: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 30/58

3. +aktor kimia dan obat: glukosa dan garam hipertonis, logam berat %arsen, sianida,

merkuri(, polusi lingkungan;udara %insektisida, herbisida(, industri;pekerjaan %karbon

monoksida, asbes(.

". +aktor infeksi : virus, bakteri, fungi, parasit.

0. Aeaksi imunologis : misalnya reaksi anafilaktik akibat protein.

C. 5elainan genetik seperti perubahan kromosom dan mutasi gen yang spsifik 

!. ?alnutrisi yang meliputi kekurangan kalori, protein atau vitamin.33,3"

II.7.3. Mekansme #ejas $el

?ekanisme biokimia yang berkaitan dengan jejas dan menghasilkan manifestasi pada

sel dan jaringan sangat kompleks dan berkaitan erat dengan intraseluler pathway. ?eskipun

demikian beberapa prinsip umum yang relevan untuk membentuk jejas sel adalah :

• Aespon seluler terhadap stimulus jejas tergantung pada tipe jejas, durasinya dan

tingkat keparahannya. adi, racun yang sedikit atau durasi yang cepat dari iskemik 

menyebabkan jejas sel reversibel, sedangkan racun yang banyak atau iskemik yang

lebih panjang bisa menyebabkan jejas sel irreversibel dan kematian sel.

• 5onsekuensi dari stimulus jejas tergantung pada tipe, status, kemampuan adaptasi dan

komponen genetikdari sel yang terkena jejas.

• 'mpat sistem intraseluler yang rentan terhadap jejas antara lain :

1. >ntegritas membran sel, sangat penting untuk homeostasis seluler ion dan osmotik 

2. Pembentukan adenosin trifosfat %$6P( secara besar melalui respirasi aerob di

mitokondria

3. intesis protein

". >ntegritas dari komponen genetik 

II.19. Pen8em)uhan Luka: Pem)entukan Parut an ()r'ss

30

Page 31: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 31/58

  Penyembuhan luka merupakan faktor penting setelah terjadinya jejas dan

merupakan fenomena kompleks yang melibatkan berbagai proses meliputi inflamasi akut

menyusul terjadinya kerusakan jaringan, regenerasi parenkim, migrasi dan proliferasi sel

 parenkim, remodeling jaringan ikat dan komponen parenkim.33,3"

Pada proses penyembuhan luka, pembentukan dan perkembangan pembuluh darah

atau angiogenesis merupakan hal yang sangat penting. 6epi sel endotel pembuluh darah

mengalami proliferasi cepat, terjadi pertumbuhan tunas baru dari endotel pembuluh darah

yang sudah ada dan membentuk jaringan vaskularisasi baru.33,3"

ebagian jaringan dapat mengalami rekonstitusi total sesudah jejas % misalnya tulang

sesudah fraktur atau epitel sesudah terjadi terjadi luka kulit yang superfisial(. -agi jaringan

tubuh yang tidak mampu bergenerasi, perbaikan akan dilaksanakan lewat pengedapan matriks

ekstra sel sehingga terbentuk jaringan parut. ika kerusakannya terus berlangsung, inflamasi

menjadi kronik dan kerusakan serta perbaikan jaringan dapat terjadi bersamaan. Pengendapan

matriks ekstra sel dalam keadaan seperti itu disebut fibrosis. ecarah umum fibrosis

digunakan pada setiap peristiwa pengendapan jaringan ikat yang abnormal. Aangkaian

kesembuhan meliputi :

Aespon inflamasi untuk mengeliminasi stimuli awal, menghilangkan jaringan yang jejas dan memulai pengendapan matriks ekstrasel.

• Ploriferasi dan migrasi sel)sel parenkim dan jaringan ikat

• Pembentukan pembuluh darah yang baru%angiogenesis( dan jaringan granulasi

• intesis protein matriks ekstrasel

• Aemodelling jaringan

• 5ontraksi luka dan pemberian kekuatan pada jaringan yang luka

Perbaikan dimulai secara dini dalam proses inflamasi. #alam waktu 2" jam sesudah

 jejas, sel)sel fibroblas dan sel)sel endotel pembuluh darah mulai berproliferasi membentuk 

 jaringan granulasi) suatu utama kesembuhan istilah jaringan granulasi berasal dari gambaran

yang lunak, granular dan berwana merah muda pada permukaan luka. ecarah histologis,

 pada jaringan ini terdapat sel)sel fibroblast yang telah berploriferasi disertai sejumlah

 pembuluh darah yang baru dalam matriks yang longgar bagian intertisium tamapak 

edematous karena pembuluh)pembuluh darah itu bocor sehingga protein dan eritrosit

mengalir keluar.33,3"

31

Page 32: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 32/58

II.19.1. Ang'geness

$ngiogenesis sangat penting dalam proses penyembuhan luka, pertumbuhan dan

vaskularisasi jaringan yang iskemik. elama perkembangan embrio pembuluh darah

terbentuk melalui vaskulogenesis suatu jaringan vaskular primitif yang dirakit dari prekursor 

'&, yaitu $ngioblas dalam jaringan tubuh orang dewasa, pembentukan pembuluh darah

tersebut dinamakan angiogenesis %atau nevaskularisasi(E peristiwa ini terjadi melalui

 percabangan pembuluh darah yang sudah ada dan pengerahan sel)sel precursor endotel %'P&(

dari sumsum tulang.33,3"

II.19.1.1. Ang'geness ar sel-sel +rekurs'r en'tel

#alam perkembangan embrio, suatu prekursor yang umum hemangioblas menghasilkan sel)

sel induk hematopoiesis dan sel)sel angioblasE sel)sel angioblas akan berproliferasi,

 bermigrasi ke lokasi perifer dan dapat berdiferensiasi menjadi sel)sel endotel yang hilang

 pada endotelialisasi implant vascular dan pada vaskularisasi organ yang mengalami iskemia,

luka dikulit serta tumor.33,3"

II.19.1.2. Ang'geness ar +em)uluh arah 8ang suah aa se)elumn8a

  $ngiogenesis dari pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya berlangsung secara

 bertahap:

1. itrogen oksida menimbulkan dilatasi pembuluh darah yang sudah ada.

2. 8'+ menginduksi peningkatan permeabilitas

3. ?etaloproteinase menguraikan membrane basalis

". $ktivator plasminogen menimbulkan disrupsi kontak antar)sel endotel

0. el)sel endotel berproliferasi dan bermigrasi ke arah stimulus angiogenik 

C. 6erjadi maturasi sel endotel yang meliputi inhibisi pertumbuhan dan remodeling menjadi saluran kapiler.

!. 6erjadi perekrutan sel)sel periendotel %perisit untuk kapiler yang kecil dan sel otot

 polos vaskuler untuk pembuluh darah yang lebih besar(.33,3"

II.19.1.3. (akt'r Pertum)uhan an Rese+t'r 8ang Terl)at Dalam Ang'geness

  8'+ dan angiopoitin %ang( merupakan faktor yang paling pentingE reseptor 

tirosinkinase 8'+A)2 %terutama terbatas pada sel endotel dan precursor sel endotel( adalah

reseptor yang paling penting untuk angiogenesis %sekalipun ++)2 dapat pula meningkatkan

 proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel)sel endotel(. interaksi 8'+;8'+A)2:

32

Page 33: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 33/58

• ?emobilisasi sel prekursor endotel dari sumsum tulang meningkatkan proliferasi

serta diferensiasinya pada tempat angiogenesis.

• ?enstimulasi proliferasi dan motilitas sel endotel yang sudah ada sehingga terjadi

 peningkatan pembentukan tunas kapiler.

tabilisasi pembuluh darah baru yang masih rapuh memerlukan penyerahan perisit

serta sel)sel otot polos dan pengendapan protein matriks ekstrasel angiopoietin 1 serta

2, P#+ dan 6+;I . turut berpartisipasi dalam proses ini.

• $ngiopoietin 1 berinteraksi dengan reseptor sel endotel untuk merekrut sel)sel

 periendotel. >nteraksi tersebut juga memediasi maturasi pembuluh darah dari

saluran sederhana menjadi struktur vascular yang lebih kompleks dan

membantu mempertahankan inaktivasi sel)sel endotel. >nteraksi angiopoietin

2)tie2 menimbulkan efek sebaliknyaE sel)sel endotel menjadi lebih responsif terhadap stimulasi 8'+

• P#+ merekrut sel)sel otot polos.

• 6+;I menstabilkan pembuluh darah yang baru terbentuk itu dengan

meningkatkan produksi matriks sel.33,3"

II.19.1.!. Pr'ten Matrks Ekstrasel $e)aga Regulat'r Ang'geness

  ?igrasi sel)sel endotel yang terarah dalam angiogenesis dikendalikan olehE• >ntegrin, khususnya VvI3 %sangat penting untuk menbentuk dan mempertahankan

 pembuluh darah yang baru terbentuk(.

• Protein matrik seluler yang meliputi trombospondin 1, P$A& dan tenasin &

• Protease %misalnya activator plasminogen dan metaloprotein( yang melakukan

remodeling jaringan selama infasi sel endotel en*im)en*im ini melepaskan 8'+

yang terikat pada matriks dan ++)2 untuk menstimulasi angiogenesis disamping

 bekerja sebagai inhibitor yang menghambat angiogenesis % misalnya endostatin yang

merupakan fragmen kecil kolagen N8>>>(.33,3"

II.19.2. Pem)entukan #arngan Parut

II.19.2.1. Mgras an Pr'l"eras ()r')las

  Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan pengendapan protein plasma

%misalnya fibronektin dan fibrinogen( sehingga terbentuk matriks bagi pertumbuhan

fibroblast. P#+, '8,++ serta 6+)I dan sitokin >/)1 serat 6+ mengatur migrasi

dan proliferasi fibroblast. 33,3"

II.19.2.2. Pengena+an Matrks Ekstrasel an Pem)entukan Parut

33

Page 34: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 34/58

  5etika perbaikan berlangsung, terjadi penurunan jumlah sel)sel endotel yang

 berproliferasi dan sel)sel fibroblastE sel)sel fibroblast menjadi lebih sintetik dan

mengendapkan lebih banyak kolagen serta komponen matriks ekstrasel lainnya. intesis

matriks ekstrasel distimulasi oleh faktor pertumbuhan % misalnya P#+, ++, 6+)I(

dan sitokin %misalnya >/)1( yang disekresikan oleh fibroblast dan leukosit dalam luka

yang sedang menyembuh. Penguraian matriks ekstraseljuga akan berkurang. $khirnya,

rangka jaringan granulasi diubah menjadi jaringan parut yang tersusun dari sel)sel

fibroblast dan kolagen.33,3"

II.19.3. Rem'elng #arngan

Penggantian jaringan granulasi dengan jaringan parut pada akhirnya akan melibatkan

 perubahan dalam komposisi matriks ekstrasel. #i samping menggerakkan sintesis matriks

ekstrasel, berbagai faktor pertumbuhan juga memodulasi sintesis dan aktivasi matriks

metalloproteinase %??P( yang merupakan family lebih dari 2 en*im yang menguraikan

matriks ekstraselE produksi ??P dihambat oleh 6+)I. ??P disekresikan sebagai

 proen*im dan diaktifkan di luar selE en*im)en*im ini memerlukan *ink untuk aktivitasnya.

• >nterstisial kolagenase memecah kolagen fibrilar tipe >, >> dan >>>.

• elatinase menguraikan kolagen amorf serta fibronektin.

• tromelisin bekerja pada berbagai komponen matriks ekstrasel yang meliputi

 proteoglikan, laminin, fibronektin dan kolagen amorf.

• $#$?s %disintegrin and metalloproteinase)domain( merupakan ??P yang

terikat membrane dan melepaskan domain ekstrasel protein permukaan sel

misalnya bentuk precursor 6+ serta 6+)V(.

??P yang sudah diaktifkan akan dihambat dengan cepat oleh berbagai inhibitor  jaringan metalloproteinase %6>?Ps(. 'fek netto sintesis versus degradasi matriks

ekstrasel menghasilkan debridema pada tempat yang jejas dan remodeling

kerangka jaringan ikat.33,3"

II.19.!. Pen8em)uhan Luka

Penyembuhan luka melukiskan prinsip)prinsip perbaikan untuk sebagian besar jaringan

tubuh. Pada luka yang sangat superfisial, epitel akan dibangun kembali dan hanya terdapat

sedikit pembentukan parut. Pada jejas yang lebih luas, produk akhirnya mungkin tidak 

34

Page 35: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 35/58

sempurna secara fungsionalE organ)organ pelengkap epidermis %rambut, kelenjar keringat(

tidak mengalami degenerasi dan parut jaringan ikat menggantikan jaringan kolagen yang

secara mekanis berkerja efisien dalam dermis yang asli.

Penyembuhan luka berlangsung secara berurutan melalui fase)fase berbagai proses

yang saling tumpang tindih seperti dijelaskan di bawah :

1. >nduksi inflamasi oleh jejas inisial

2. Pembentukan jaringan granulasi dan reepitelialisasi

3. Pengendapan dan remodeling matriks ekstrasel dengan kontraksi luka.

/uka kulit secara klasik dinyatakan sembuh melalui proses penyembuhan

 primer atau penyembuhan sekunder. 5edua proses ini pada hakekatnya

memiliki proses yang samaE perbedaanya lebih dibedakan oleh sifat %luas( luka

itu sendiri.33,3"

II.19.!.1. (akt'r "akt'r L'kal an $stemk 8ang Mem+engaruh Pen8em)uhan

  Luka

1. kuran, lokasi dan tipe luka mempengaruhi penyembuhan.

2. +aktor)faktor lokal yang memperlambat penyembuhan meliputi infeksi, gaya

mekanik %misalnya gerakan atau tegangan pada luka( dan benda asing.

3. +aktor)faktor sistemik: status gi*i hospes %misalnya keadaan nutrisi protein

dan asupan vitamin &(, status metabolic %#? memperlambat penyembuhan(,

status sirkulasi atau kecukupan vascular, hormon %misalnya glukokotikoid(

%dapat menghalangi proses inflamasi)reparasi(.33,3"

II.19.!.2. %'m+lkas +aa Pen8em)uhan Luka

1. Pembentukan parut yang tidak sempurna: aringan granulasi atau pengendapan

kolagen serta remodeling yang tidak adekuat dapat menimbulkan luka jahitan yang

membuka atau ulserasi.

2. Pembentukan yang berlebihan: aringan granulasi yang berlebihan %granulasi yang

sangat banyak atau proud flesh( dapat membuat luka menonjol keluar di atas

 permukaan kulit dan menghalangi reepitelialisasi. $kumulasi kolagen yang berlebihan

menyebabkan sikatriks hipertrofi yang menonjolE peluasan sikatriks di luar daerah

 jejas yang asli tanpa diikuti regresi dinamakan koloid.

3. Pembentukan kontraktur: ?eskipun kontraksi luka merupakan bagian penyembuhan

yang normal, proses kontraksi yang berlebihan disebut kontraktur. 5ontraktur akan

35

Page 36: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 36/58

menyebabkan deformitas luka %misalnya menimbulkan deformitas cla0 hand  Wtangan

seperti cakarX atau membatasi mobilitas sendi(.33,3"

II.19.!.3. ()r'ss

  +ibrosis adalah proses pembentukan jaringan fibrin. Proliferasi sel, interaksi

antar)sel atau sel)matriks dan pengendapan matriks ekstrasel yang terlibat dalam

kesembuhan luka juga melandasi fibrosis yang menyertai penyakit inflamasi yang kronik 

seperti arthritis rheumatoid dan sirosis. Penyakit inflamasi yang kronik ditandai oleh

 persistensi jejas awal %misalnya pajanan toksik yang terus terjadi( atau persistensi respons

inflamasi %misalnya jejas radiasi atau autoimunitas(. Pada sebagian besar kasus, interaksilimfosit)makrofag akan mempertahankan sintesis serta sekresi faktor pertumbuhan dan

sitokin fibrogenik, protease, serta molekul aktif)biologis lainnyaE sebagai akibatnya,

inflamasi yang terus berlanjut akan mendorong jejas jaringan yang progesif dan fibrosis. 33,3"

BAB III

%ERAN&%A %0N$EPTUAL DAN HIP0TE$I$ PENELITIAN

III.1. %erangka Te'r

36

Pielonefritis %infeksi(

"solusi#bs"s$%l"gmon Aeaksi >nflamasi

&nfamasi 'ronis Proses +agositosis

)$ntioksidan

%Pemberian 8itamin & dan

8itamin '(

Aadikal -ebas %A@(

Page 37: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 37/58

  )

III.2. %erangka %'nse+tual

III.3. H+'tess Peneltan

D : 6idak terdapat perbedaan jaringan parut ginjal akibat pielonefritis pada tikus

yang diberi vitamin &dan vitamin ' dengan tanpa pemberian vitamin & dan

8itamin 'D1 : aringan parut ginjal akibat pielonefritis lebih rendah yang diberikan vitamin

&dan 8itamin ' daripada yang tidak diberikan vitamin & dan 8itamin '.

BAB I6

MET0DE PENELITIAN

I6.1. #ens Peneltan

enis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan rancangan bentuk 

komparatif dua kelompok 

37

5erusakan ukleus5erusakan ?embran el ejas el

8'+A)2

$ngiopoitin)1

P#+

6+ -etaPembentukan aringan parut injal

%+ibrosis(Pel'ne"rts

Reaksi

infamasi

Pem)eran Ant'ksan

6tamn * an ERadikal

Bebas

 Jejas Sel

Pem)entukan #arngan

Parut &njal

Page 38: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 38/58

I6.2. Tem+at an ;aktu Peneltan

1. 6empat : /aboratorium Aiset +5 nsrat

2. Faktu : anuari 210 ) $pril 210

I6.3. $u)8ek Peneltan

ubjek penelitian ini adalah tikus putih % 1attus (o"ergicus) dengan kriteria :

5riteria >nklusi :

a( ehat, bergerak aktif 

 b( -erusia rata rata 12 mingguc( -erat rata)rata 1!J3 g %2.C Y 20.3 gram(

d( enis kelamin jantan dan betina

5riteria eksklusi :

a( 6ikus putih mati pada saat penelitian berlangsung

I6.!. Besarn8a$am+el

Perhitungan besar sampel berdasarkan permasalahan komparatif 2 kelompok untuk

menguji hipotesis, digunakan rumus %5irk, 10:1"0( :

2Ɵ   √  n√  C 3 43' atau n2Ɵ3

n Z besar sampel

Ɵ Z nilai dalam tabel 5irk untuk po0er  tertentu,

k Z banyaknya kelompok yang diperbandingkan

& Z suatu nilai yang lebih besar nol %&[( yang ditentukan peneliti

#alam usulan penelitian ini digunakan ƟZ ,0, power Z ,, kZ 2 dan & Z 1,

sehingga berdasarkan perhitungan rumus di atas diperoleh

n Z 23 per kelompok 

38

3' 

C 3

Page 39: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 39/58

I6.. 6ara)el Peneltan

1. 8ariabel perlakuan : Pemberian dan tanpa pemberian vitamin & dan '

2. 8ariabel tergantung : aringan parut ginjal.

I6.. De"ns 0+eras'nal

1( Pielonefritis adalah radang ginjal pada tikus putih akibat penyuntikan kuman

 E#coli  sebanyak ,0 ml yang mengandung 1  bakteri langsung ke parenkim

ginjal

2( Pemberian vitamin & adalah pemberian vitamin & %2 mg;kg--( diberikan

melalui air minum selama 0 hari, dimulai setelah hari ketiga inokulasi

3( Pemberian vitamin ' adalah pemberian injeksi intramuskular satu dosis vitamin '

%1mg;5g berat badan( selama 0 hari, dimulai setelah hari ketiga inokulasi

"( Pemberian &efopera*one)ulbactam adalah pemberian injeksi intramuskular, satu

dosis &efopera*one)ulbactam %1 mg;kg --( selama 0 hari dimulai setelah hari

ketiga inokulasi

0( aringan parut adalah jaringan yang terdiri dari sebagian besar fibroblast inaktif 

 berbentuk kumparan, kolagen padat, fragmen jaringan elastis dan komponen

matriks ekstraseluler lainnya

I6.4. %erangka Peneltan

39

6ikus putih

>nokulasi dengan E# coli

6anpa pemberianvitamin& dan '

Pemberianvitamin& dan '

Page 40: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 40/58

I6.5. Pr'seur Peneltan

Dewan percobaan dan perlakuan

1. "C tikus putih % 1attus (o"ergicus) dengan berat rata2 1!J3 g %2.C Y 20.3

gram( dan berusia rata)rata 12 minggu, hewan)hewan ini diberikan makan dan

minum selama masa penelitian.

2. train bakteri penyebab pielonephritis adalah E# coli#

3. 6indakan inokulasi dari kuman  E#coli  pada ginjal tikus menggunakan anestesi

umum.

". isi sebatas ginjal dicukur dan dilakukan tindakan aseptik.

0. injal kiri diekspose, dilakukan injeksi melalui ginjal kiri atas ,0 ml yang

mengandung 1  bakteri. 6ehnik ini pernah diteliti oleh 5aye W10X, yang

menyebabkan pielonefritis yang berat pada ginjal kiri dan pembentukan abses

yang disebabkan inokulasi langsung dari E# coli#

40

Pemeriksaan P$

etelah = minggu

Pembentukan

 jaringan

 parut

Pembentukan

 jaringan

 parut

$nalisis data

Dasil

Page 41: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 41/58

C. 2 hari setelah inokulasi E# Coli  2 ekor tikus diterminasi, ginjal kiri diotopsi untuk 

dilakukan pemeriksaan patologi anatomi %untuk mendokumentasikan infeksi dan

inflamasi(

!. Dewan)hewan ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok masing)masing

kelompok terdiri atas 23 ekor tikus.

=. 5elompok 1. 6ikus diberikan injeksi &efopera*one)ulbactam intramuskular 

tunggal selama 0 hari %1 mg;kg(, dimulai setelah hari ketiga inokulasi

. 5elompok 2. 6ikus diberikan injeksi &efopera*one)ulbactam intramuskular 

tunggal selama 0 hari %1 mg;kg( dan satu dosis vitamin & %2 mg( diberikan

melalui air minum per 6 diikuti dengan satu dosis vitamin ' %1g;5g( di

injeksikan intramuskular selama 0 hari dimulai hari ketiga setelah inokulasi

1. = minggu kemudian, setelah dianestesi, hewan coba kemudian diterminasi.

11. #ilakukan insisi midline, kedua ginjal secara aseptik diangkat dan ditimbang.

12. injal kiri dibelah dan difiksasi dengan formalin dikirim untuk pemeriksaan

 patologi.

13. ebelumnya dilakukan pemotretan sebelum dan sesudah dibelah

41

48 "kor tikus2 "kor tikus

utih tana2 hari 2 "kor&nokulasi *+oli (0+05

ml, 109 bakt"ri) k"

 

-okum"ntasi

&n."ksi

3

46 "kor tikus

23 "kor !ib"rikan: inj

".a"ra/onsulbatam10mg$kg & it

200 mg$kg

"rit*

 

23 "kor !ib"rikan: inj

".a"ra/onsulbatam10mg$kg & s"lama 5

hari

Page 42: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 42/58

I6.5. Alat an Bahan

$lat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. /arutan alkohol !<

 b. /arutan povidone iodine 1<

c. 5asa steril

d. 5etamine

e. #ia*epamf. ulfas atropine

g. &efopera*one)sulbactam

h. 8itamin &

i. arung tangan steril

 j. #oek steril

k. puit 1cc, 0cc, 1cc

l. $Lua pro injeksi

m. -enang monofilament non absorbable ";

n. -enang pga "; tapper 

o. -isturi 10

 p. -isturi 11L. ?eja

42

8 88 mgg

 "rminasi "rminasi "rminasi

tosi ginjal tosi ginjal tosi ginjal

histo# histo# histo#

&nt"rr"tasi

s"suai

&nt"rr"tasi

s"suai

Page 43: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 43/58

r. ?inor set

s. 5andang perawatan

t. $lat tulis

I6.19. %rtera Penlaan

&ara penilaian jaringan parut dinilai perlapangan pandang berdasarkan kategori:

Z tidak ada, bila tidak ada jaringan parut

1 Z Aingan, bila jaringan parut < ) 0<

2 Z edang, bila jaringan parut 0< ) 10<

3 Z -erat, bila jaringan parut [ 10<

I6.11. Analss ata

$nalisis data yang digunakan terdiri atas :

1. $nalisis deskriptif %tabel distribusi frekuensi( untuk data derajat fibroblas atau

 jaringan parut dan

2. $nalisis perbandingan dua kelompok dengan uji ?ann)Fhitney

43

Page 44: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 44/58

BAB 6

HA$IL PENELITIAN DAN ANALI$A DATA

Penelitian ini dilakukan di /aboratorium +akultas 5edokteran A$6 pada bulan

anuari J $pril 210. #ilakukan pada "C ekor tikus yang terbagi atas dua kelompok, dimana

kelompok > tidak mendapatkan perlakuan %tanpa pemberian vitamin & dan vitamin '( dan

kelompok >> yang mendapatkan perlakuan %dengan pemberian vitamin & dan vitamin '(.

Tabel1. Distribusi kategori jaringan parut berdasarkan perlakuan

  5ategori aringan Parut

Perlakuan

TotalTanpa Diberi

Ringan 9 11 20

39,1% 47,8% 43,5%

Sedang 10 3 13

43,5% 14,0% 28,3%

Berat 0 0 0

0,0% 0,0% 0,0%

Tidak ada

!"or#al$

4 9 13

28,3%17,4% 39,1%

Total 23 23 4

100,0% 100,0% 100,0%

5eterangan:

Z 6idak ada %tidak ada jaringan parut(

1 Z Aingan %jaringan parut < ) 0<(

2 Z edang %jaringan parut 0< ) 10<(

3 Z -erat %jaringan parut [ 10<(

6abel 2.ilai statistik jaringan parut %<(

Perlakuan " &ini#u# &a'i#u# &edian Rerata Si#pangan Baku

Tanpa 23 0 2 1(00 1(17 (778

Diberi 23 0 2 1(00 (74 (89

Total 4 0 2 1(00 (9 (759

44

Page 45: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 45/58

Dasil pengujian kenormalan data dengan uji 5olmogorov)mirnov %terlampir(

menyatakan data kedua perlakuan tidak menyebar normal %p K ,0(. @leh sebab itu,

 perbedaan jaringan parut %<( kedua perlakuan diuji dengan uji ?ann)Fhitney. Dasil uji ini

menyatakan nilai median kedua perlakuan berbeda sangat bermakna %p K ,1(. #engan

 pemberian vitamin & dan vitamin ' menyebabkan adanya pengurangan jumlah jaringan

 parut ginjal jika dbandingkan tanpa pemberian vitamin & dan vitamin '.

BAB 6I

PEMBAHA$AN

etelah melakukan uji statistik hasil penelitian dengan menggunakan uji ?ann)

Fhitney untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin & dan vitamin ' terhadap

 pembentukan jaringan parut ginjal akibat pielonefritis. Dasil uji ini menyatakan nilai median

kedua perlakuan berbeda sangat bermakna %p K ,1( pada pemberian vitamin & dan vitamin

' terhadap terjadinya jaringan parut.Pemberian vitamin & dan vitamin ' terhadap kejadian jaringan parut ginjal akibat

 pielonefritis pada penelitian ini ditemukan bermakna, dimana pada "3 ekor tikus coba

terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan %C1,=<( dengan tanpa perlakuan

%=2,C<(.

8itamin & mempunyai berat molekul yang relatif besar sehingga vitamin & tidak bisa

melewati membran sel dengan cara yang simpel. Perpindahan vitamin & kedalam sel

45

Page 46: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 46/58

dikendalikan oleh mekanisme yang spesifik yaitu fasilitas difusi dan transport aktif yang

dibantu oleh membran protein seperti  glu'osa transporter   %/6( dan  sodium "itamin C 

cotransporter  %8&6(.3,"1,"2

#D$ yang merupakan bentuk 8itamin & yang tereduksi dapat diimpor secara tidak 

langsung melalui 3 tahap mekanisme yang melibatkan: 1( oksidasi ekstraseluler dari askorbat

menjadi #D$E 2( transport #D$ melalui pengangkut /6E dan 3( reduksi intraseluler dari

#D$ menjadi askorbat.3,"1

Pengangkut /6 memediasi penyerapan #D$ dengan cara energi)independen dan

sifat kinetiknya bisa menjelaskan dengan baik melalui teori kinetik ?ichaelis)?enten.

-erdasarkan afinitas transport, /6 1 dan /6 3 merupakan pengangkut utama untuk 

aliran masuk #D$ diantara /6 isoform dan memiliki konstanta kinetik serupa dengan

transport glukosanya. Pengangkut #D$ lainnya, /6 ", teridentifikasi kemudian. /6 1

dan /6 3 memediasi aliran masuk #D$ pada sel(.3,"1,"2

elain oleh /6, vitamin & juga dibawa oleh &86 aktif, dimana 8&6 membawa

askorbat secara langsung ke dalam sel. &86 memiliki afinitas lebih tinggi untuk ascorbat

dibandingkan apa yang dilakukan /6 dan diperkirakan sebagai pembawa vitamin &

dengan afinitas tinggi. istem &86 membawa askorbat bersama gradien sodium

elektrokimia melewati membran sel dan diklasifikasikan sebagai transporter sekunder 

aktif.3,"2

#ari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transporter utama vitamin &, /6

dan 8&6 mengatur kadar spesifik vitamin & di jaringan dan harus dipertimbangkan sebagai

terapi untuk mencapai tingkat askorbat intraseluler yang tinggi, sehingga kadar vitamin &

dalam sel sangat tergantung dari kadar glukosa dan sodium. 3,"1,"2

46

Page 47: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 47/58

8itamin ', dalam bentuk α  )tokoferol adalah kunci antioksidan lipofilik pada

sirkulasi manusia dan vaskular dan memainkan peranan penting dalam onset dan

 progresifitas. /ipofilik antioksidan, vitamin ' dapat berinteraksi dengan komponen lipid pada

sistem vaskular. /ipid yang terikat α  )tokoferol dapat dioksidasi dengan a.ueous&phase

radical   , dan bertransformasi menjadi radikal tokoferol reaktif yang kemudian bereaksi

dengan lipid tidak jenuh dari lipoprotein, inisiasi oksidasi lipid dari tokoferol dimediasi oleh

reaksi peroksidase. 8itamin ' teroksidasi dapat menjadi bentuk antioksidan oleh a.ueous&

 phase reductant  yang lain.3,"

$sam askorbat bereaksi cepat dengan radikal tokoferol, menurunkan sampai kembali

ke bentuk awal. Dal ini dapat mengkonduksi untuk regenerasi vitamin '. $skorbat dapat

mengisolasi radikal aLueous pada plasma sebelum mereka dapat mengoksidasi vitamin '

 pada fase lipid dan memungkinkan perlindungan dini untuk lipid yang terikat tokoferol.

8itamin & sebagai katalisator dan efek sinergis dengan antioksidan lain.8itamin '

yang teroksidasi oleh radikal bebas dapat beraksi dengan vitamin &, kemudian akan berubah

menjadi tokoferol setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin &. 6okoferol radikal O askorbat

 tokoferol O monodehidroaskorbat. Aeaksi diatas menunjukkan adanya 2 produk oksidasi

askorbat yang berbeda yaitu monodehidroaskorbat dan dehidroaskorbat.  2=,2.. /ebih lanjut

vitamin & dan vitamin ' dapat berinteraksi sinergis. ebagai contoh, bila digunakan secara

 bersamaan, mereka secara sinergis meningkatkan copper mediated D o-idation in vitro,

menurunkan regulasi endotelial 8'+ dan reseptornya 8'+)2 dan menurunkan aktivasi

 $#PD oksidase sementara meningkatkan supero7ide dismutase, memicu penurunan level

stres oksidasi. 3,"

47

Page 48: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 48/58

Pada penelitian vitamin & dan vitamin ' diberikan bersama antibiotik setelah !2 jam

inokulasi kuman '.coli karena pemberian dini akan menghambat proses inflamasi yang

 berhubungan dengan infeksi menurut 'mamghorashi dkk."

$ntibiotik yang dipakai pada penelitian ini adalah cefopera*one sulbactam dengan

dosis 1mg;kg--;hari yang diberikan !2 jam setelah inokulasi kuman E#Coli. &efopera*one

ulbactam merupakan antibiotik spektrum luas dan bersifat bakterisidal yang secara

farmakologi mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal dan kadarnya di dalam urin

cukup tinggi.1,2

Pielonefritis menyebabkan pembentukan jaringan parut pada ginjal. #ipercaya bahwa

 pemberian antibiotik mengurangi proses inflamasi dan pembentukan jaringan parut. Pada

 penelitian 'mamghorashi dkk ditemukan gambaran inflamasi jaringan ginjal tikus pada "=

 jam setelah inokulasi '.coli dan "= jam setelah pemberian antibiotik ditemukan enumerasi

 bakteri dibawah 3 &+;g pada ginjal %ginjal dalam keadaan steril(, sehingga disimpulkan

 bahwa pemberian antibiotik tidak mempengaruhi hasil penelitian."

BAB 6II

%E$IMPULAN DAN $ARAN

6II.1. %esm+ulan

#ari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap

kejadian jaringan parut pada pielonefritis %yang diinduksi dengan '. &oli( pada pemberian

vitamin & dan 8itamin '.

6II.2. $aran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah sampel vitamin & dan

vitamin ' untuk mengetahui dosis pemberian vitamin & dan ' yang tepat pada pencegahan

terjadinya jaringan parut ginjal akibat pielonefritis.

48

Page 49: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 49/58

DA(TAR PU$TA%A

1. $nthony . chaeffer, ?# 'dward ?. chaeffer, ?#, Ph#, G5idney >nfectionsG

Campbell&5alsh 6rologay, th ed, 2!

2. Diep 6. guyen, ?#, G-acterial infections of the enitourinary 6ractH Smith7s

8eneral 6rology, 1!th edition, pp 13)2"#

9# ?itchell . A, 5umar.8, $bbas. 5.$, +austo. G6he 5idneyH,  Pathologyand Basic

 Desease!th ed, 23, pp 3)"0

". +atemeh 'mamghorashi, eyed ?ohamad @wji, and ?ohammad ?otamedifar,

<'valuation of 'ffectiveness of 8itamins & and ' on Prevention of Aenal car due

to Pyelonephritis in Aat ,:Ad"ances in 6rology, 8ol, 211, pp 1) C

0. . +arshad and +. 'mamghorashi, G6he prevalence of virulence genes of '. coli

strains isolated from children with urinary tract infection,H Saudi ;ournal of idney

 Diseases and <ransplantation, vol. 2, no. ", pp. C13JC1!, 2.

C. #oyle, ?.P. and Padhye, 8.. <'scherichia coli: *oodborne Bacterial Pathogens. ?arcel

#ekker, >nc. ew Sork, S. 1=

!. 5ornacki, ./. and ?arth, '.D.. G+oodborne illness caused by Escherichia coliH $ review. .

+ood Protect. 1=2, pp101)1C!.

=. $nn tapleton, G (o"el !echanis of P&*imbriated Escherichia Coli +irulence in

 Pyelonephritis H,niversity of Fashington, 20, pp 3"0=)3"C

. . $. Aoberts, . 5. Aoth r., and . #omingue, G>mmunology of pyelonephritis in the

 primate model. 8. 'ffect of supero7ide dismutase,H  ;ournal of 6rology, vol. 12=, no.

C, pp. 13"J1",1=2.

49

Page 50: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 50/58

Page 51: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 51/58

22. D. ?undi, -. -jorksten, &. vanborg, /. @hman, and &. #ahlgren, G'7tracellular 

release of reactive o7ygen species from human neutrophils upon interaction with

 Escherichia coli strains causing renal scarring,: ?nfection and ?mmunity, vol. 0, no.

11, pp. "1C=J"1!2, 11.

23. 6. ?atsumoto, S. ?it*unoe, . @gata, ?. 6anaka, 5. 6akahashi, and . 5uma*awa,

G$ntio7idant effect on renal scarring following infection of mannose)sensitive)

 piliated bacteria,H (ephron, vol. C, no. 2, pp. 21J210, 12.

2". 6. ?atsumoto, S. ?it*unoe, . @gata, ?. 6anaka, 5. 6akahashi, and . 5uma*awa,

G$ntio7idant effect on renal scarring following infection of mannose)sensitive)

 piliated bacteria,H (ephron, vol. C, no. 2, pp. 21J210, 12.20. ?. 5anter, @. &oskun, +. $rmutcu, S. D. *, and . 5i*ilay, GProtective effects of 

vitamins &, alone or in combination with vitamin $, on endoto7in)induced o7idative

renal tissue damage in rats,H <oho'u ;ournal of E-perimental!edicine, "ol# 2C, no.

2, pp. 100J1C2, 20.

2C. anong F+, G Pembentukan dan 'kskresi rinH,  *isiologi edo'teran, 'disi 1,

'&, 1=3 pp 0)C20

2!. ?. 5adkhodaee, D. 5hastar, D. $. $rab, A. ha*navi, ?. Uahmatkesh, and ?.

?ahdavi)?a*deh, G$ntio7idant vitamins preserve supero7ide dismutase activities in

gentamicininduced nephroto7icity,H <ransplantation Proceedings, "ol# 9, no. ", pp.

=C"J=C0, 2!.

2=. Finarsi D. G8itamin &G $ntioksidan alami dan Aadikal -ebas, 5anisius, 0 ed 2!,

 pp 13=)1"!

2. #eswoto A, Deidi, G8itamin &H *arma'ologi dan terapi, +5>. 10th

ed, pp !!!)!!.3. abastian , Padayatty, 5at*, $rie Fang, G8itamin & as $ntio7idant: 'valuation of its

Aule in #isease PreventionH ;ournal of the American College of (utrition, 23, pp

1=)30

31. ishikimi ?, Sagi 5, G-iochemistry and ?olecular -iology of $scorbic $cid

-iocynthesisH, Subcell Biochem, 1C, pp 1!)3

32. 'nglard , eifter , G6he -iochemical +unctions of $scorbid $cidH, Amnu 1e" (utr ,

1=C, pp 3C0)"C

51

Page 52: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 52/58

Page 53: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 53/58

;#&#

 ab"l 1+ <aringan arut ginjal tikus =ang ti!ak m"n!aat "rlakuan (k"lomok 1)

!an =ang m"n!aatkan "rlakuan (k"lomok 2), s"rta !"rajat jaringan arut+

 ikus '"lomok <aringan arut -"rajat1 '1 2 >"!ang

2 '1 2 >"!ang3 '1 2 >"!ang4 '1 1 ingan5 '1 0 6 '1 2 >"!ang7 '1 1 ingan8 '1 0 9 '1 2 >"!ang

10 '1 2 >"!ang11 '1 0 12 '1 0 13 '1 0 14 '1 1 ingan15 '1 2 >"!ang16 '1 1 ingan17 '1 1 ingan18 '1 2 >"!ang19 '1 1 ingan20 '1 2 >"!ang21 '1 1 ingan22 '1 1 ingan23 '1 1 ingan1 '2 0

2 '2 0 3 '2 1 ingan

53

Page 54: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 54/58

4 '2 2 >"!ang5 '2 1 ingan6 '2 0 7 '2 1 ingan8 '2 1 ingan

9 '2 0 10 '2 2 >"!ang11 '2 1 ingan12 '2 1 ingan13 '2 1 ingan14 '2 1 ingan15 '2 1 ingan16 '2 1 ingan17 '2 0 18 '2 0

19 '2 2 >"!ang20 '2 1 ingan21 '2 0 22 '2 0 23 '2 0

54

Page 55: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 55/58

HASIL OLAHAN DATA

Report

)aringanParut

*ita#in + dan " &ini#u# &a'i#u# &edian &ean Std( De-iation

Tanpadiberi 23 0 2 1(00 1(17 (778

Diberi 23 0 2 1(00 (74 (89

Total 4 0 2 1(00 (9 (759

Tests of Normality

*ita#in + dan

.ol#ogoro-/S#irno-a

Statiti d Sig(

)aringanParut Tanpadiberi (247 23 (001

Diberi (25 23 (000

a( illieor Signiiane +orretion

Mann-Whitney Test

Ranks

*ita#in + dan " &ean Rank Su# o Rank

)aringanParut Tanpadiberi 23 27(07 22(50

Diberi 23 19(93 458(50

Total 4

Test Statistisa

)aringanParut

&ann/itne6 182(500

ilo'on 458(500

/1(929

 6#p( Sig( !1/tailed$ (027

a( :rouping *ariable; *ita#in + dan

55

Page 56: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 56/58

!itamin " dan # $ Derajat"rosstabulation

Dera<at Total

"or#al Ringan Sedang

*ita#in + dan Tanpadiberi +ount 4 9 10 23

% =itin *ita#in + dan 17(4% 39(1% 43(5% 100(0%

% =itin Dera<at 30(8% 45(0% 7(9% 50(0%

Diberi +ount 9 11 3 23

% =itin *ita#in + dan 39(1% 47(8% 13(0% 100(0%

% =itin Dera<at 9(2% 55(0% 23(1% 50(0%

Total +ount 13 20 13 4

% =itin *ita#in + dan 28(3% 43(5% 28(3% 100(0%

% =itin Dera<at 100(0% 100(0% 100(0% 100(0%

"hi-S%uare Tests

*alue d  

 6#p( Sig( !1/

ided$

Pearon +i/S>uare 5(892a 2 (027

" o *alid +ae 4

a( 0 ell !0(0%$ a-e e'peted ount le tan 5( Te #ini#u#

e'peted ount i (50(

&AMBAR- &AMBAR PENELITIAN

56

Page 57: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 57/58

ambar tikus percobaan dan kandang perawatan

ambar ginjal dikeluarkan dan diinjeksi dengan kuman E# Coli

57

Page 58: Proposal Karya Akir Nando NEW

8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 58/58

ambar sampel total ginjal tikus