Proposal Karya Akir Nando NEW
-
Upload
hanny-rusli -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Proposal Karya Akir Nando NEW
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 1/58
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang memerlukan penanganan medis segera
karena akan dapat mengakibatkan obstruksi dari saluran kemih, kerusakan ginjal yang
bersifat permanen dan bisa juga berakibat keadaan gagal ginjal yang dapat mengancam jiwa.
Pielonefritis dibagi atas 2 yaitu: pielonefritis akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri dan lesi pada ginjal yang berkaitan dengan infeksi dari saluran kencing dan
pielonefritis kronis dimana faktor infeksi, refluks vesikoureteral dan obstruksi memegang
peranan penting.1,3
alah satu kuman patogen penyebab pielonefritis yang paling sering adalah
Escherichia coli.
Penanganan dini seringkali sulit untuk dilakukan karena gejala klinis pielonefritis
sering timbul pada stadium lanjut ataupun gejalanya yang tidak jelas sehingga tidak cukup
untuk mencegah terbentuknya jaringan parut ginjal. tudi sebelumnya menyebutkan bahwa
pemberian antibiotik bersamaan dengan antioksidan efektif dalam mengurangi pembentukan
jaringan parut ginjal akibat pielonefritis walaupun penanganannya tertunda hingga !2 jam.2,"
#iduga bahwa radikal bebas berperan dalam pembetukan jaringan parut setelah
pielonefritis akut pada hewan coba monyet dan tikus. $ntioksidan vitamin %$,&,'(
meningkatkan pertahanan jaringan dari stres oksidasi.$khir)akhi ini diketahui bahwa vitamin
' dapat menurunkan lipid peroksidasi dan meningkakan aktivitas en*im antioksidan pada
ginjal tikus. Pemberian dosis tunggal vitamin ' mempunyai efek perlindungan cisplatin
terhadap ginjal tikus.
Penelitian +atemeh dkk terhadap tikus putih dengan memberikan injeksi kuman
Escherichia coli langsung pada parenkim ginjal kemudian dilanjutkan pemberian antibiotik
dengan hasil didapatkan pada kelompok yang diberikan antioksidan terjadi lebih sedikit
terbentuknya jaringan parut ginjal pada pielonefritis daripada kelompok yang tidak diberikan
antioksidan."
Penelitian terakhir menunjukkan antioksidan vitamin %$,&,'( dapatmengurangi
terjadinya jaringan parut ginjal pada fase akut dan kronik pyelonefritis." $jith dkk.
1
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 2/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 3/58
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1. &IN#AL
2.1.1. Anat'm (ungs'nal
injal adalah sepasang organ saluran kemih yang merupakan organ padat, berwarna
merah kecoklatan, terletak di rongga retroperitoneal disamping kanan dan kiri kolumna
vertebralis. /etak setinggi vertebra thorakal 12 sampai lumbal 3 dengan ginjal kiri sedikit
lebih tinggi. -esar dan berat ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin,
umur serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. injal normal laki)laki dewasa berkisar
10 gram dan wanita 130 gram, panjangnya 1)12 cm, lebar 0)! cm, dan tebal 3cm. kuran
ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang menyusunnya,pada manusia kira)kira
terdapat 1,3 juta nefron. efron adalah unit fungsional ginjal yang terdiri dari tubulus dan
glomerulus yang terbentang pada korteks %luar( dan medulla %dalam( ginjal.2,3
lomerulus berdiameter 2 4m terbentuk dari kumpulan)kumpulan kapiler yang
masuk ke dalam ujung nefron %kapsula bowman(. 5apiler)kapiler diberi darah oleh arteriol
aferen dan dialirkan melalui arteriol eferen. 6ubulus kontortus proksimal mempunyai panjang
10 mm dengan diameter 00 4m, dindingnya dibentuk oleh suatu lapisan sel)sel yang saling
bergandengan. Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai brush border karena
mempunyai 17,! 4m mikrovili yang tidak terhitung jumlahnya. 6ubulus kontortus distalis
dilapisi epitel yang lebih rendah dan terdapat hanya sedikit mikrovili. 2,3 6ubulus)tubulus
distalis bersatu membentuk tubulus kolegentes yang panjangnya kira)kira 2 mm dan
melewati korteks dan medula ginjal untuk bermuara ke dalam pelvis pada ujung)ujung
piramid medula. Pelvis renalis dapat seluruhnya intrarenal atau sebagian intra dan
ekstrarenal, kondisi ini akan mempengaruhi derajat kompensasi ginjal bila terjadi obstruksi. 3
injal mendapat aliran darah dari arteri renalis, yang merupakan cabang dari aorta
abdominalis, dan darah dari vena dialirkan melalui vena renalis dan bermuara pada vena kava
inferior. istem arteri ginjal adalah end arteries artinya arteri yang tidak mempunyai
anastomosis dengan cabang)cabang dari arteri lain, jadi apabila terdapat kerusakan pada salah
satu cabang arteri tersebut, akan berakibat timbulnya iskemi atau nekrosis didaerah yang
dilayaninya. 8askularisasi ginjal biasanya satu arteri dan satu vena yang masuk ginjal melalui
hilus pada bagian medial ginjal. $rteri renalis terbagi menjadi arteri segmentalis dan berakhir
sebagai arteriole aferen9yang merupakan end arteries. 5apiler)kapiler yang mensuplai
tubulus)tubulus dari nefron kortikal membentuk jala peritubuler, arteriol)arteriol eferen dari
glomeruli jukstaglomerular mengalirkan darah kedalam vasa rekta. 5elenjar limfe sangat
3
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 4/58
banyak dan dialirkan melalui duktus torasikus ke dalam sirkulasi venosa dalam rongga
toraks. -agian luar ginjal dilapisi kapsul tipis tetapi kuat, bila ginjal mengalami edema atau
hidronefrosis, kapsul membatasi pembengkakan sehingga tekanan jaringan meningkat. 2,3
2.1.2. $rkulas &njal
Pada orang dewasa yang sedang istirahat, ginjal menerima 1,2)1,3 liter darah per
menitnya, korteks menerima lebih banyak daripada medula. 5ebutuhan oksigen korteks lebih
besar dibandingkan dengan medula, yaitu kira)kira m/;1 gram;menit. 5eadaan ini akan
mempengaruhi derajat kerusakan sel pada korteks dan medula bila tekanan oksigen arteri
turun kurang 0< dari normal. 1,2,3
II.2. Pel'ne"rts
Pielonefritis adalah gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang
menyerang pelvis ginjal, tubulus dan jaringan interstisial ginjal dan termasuk penyakit ginjal
yang paling sering terjadi. Pielonefritis dibagi atas 2 yaitu: pielonefritis akut yang disebabkan
oleh infeksi bakteri dan lesi ginjal yang berkaitan dengan infeksi saluran kencing dan
pielonefritis kronis dimana faktor infeksi, refluks vesikoureteral dan obstruksi memegang
peranan penting.1,2
Penyebab infeksi saluran kencing yang paling sering adalah basil gram negatif yang
merupakan bakteri komensal yang berada normal dalam usus, dimana =< disebabkan oleh
kuman Escherichia Coli kemudian diikuti oleh Proteus, 5lebsiella dan 'nterobacter.1,3
$da 2 jalur untuk bakteri bisa mencapai ginjal yaitu melalui aliran darah
%hematogen(, melalui saluran kencing bagian bawah %ascending infection(. >nfeksi hematogen
akan lebih banyak terjadi apabila ada beberapa faktor pencetus seperti obstruksi ureter dan
penderita yang sedang mendapat terapi imunosupresi. ?eskipun ginjal menerima 2< ) 20<
curah jantung namun bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah, kasus penyebaran secara
hematogen kurang dari 3<.1,3
Ascending infection merupakan penyebab tersering dari pielonefritis, bakteri
mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. #alam keadaan normal kandung
kencing adalah steril.
6ahap proses patogenesis terjadinya infeksi ginjal yang melalui jalan ini:
4
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 5/58
• 6ahap awal terjadi kolonisasi bakteri koliform pada uretra distal %kolonisasi awal
terjadinya ascending infection). 5olonisasi ini dipengaruhi dari kemampuan bakteri
melekat pada sel)sel mukosa uretra. Perlekatan bakteri melalui pili dengan reseptor
epitel uroepitelial berperan penting dalam virulensi bakteri. 5emudian masuk kekandung kencing
• #ari uretra ke kandung kencing, bakteri dapat masuk melalui alat instrumen misalnya
sistoskopi, kateterisasi. 5ateterisasi yang lama mempunyai resiko lebih tinggi untuk
terjadinya infeksi. >nfeksi juga dapat terjadi tanpa adanya instrumentasi dan wanita
umumnya lebih sering, hal ini berkaitan karena uretra wanita pendek, wanita tidak
mempunyai antibakterial seperti yang dimiliki cairan prostat pada pria, perubahan
hormonal yang mencakup perlekatan bakteri pada mukosa, trauma uretra selama
berhubungan seksual.
• @bstruksi saluran kencing dan stasis urin. ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kencing secara sempurna akan meningkatkan volume residu urin dan saat
terjadi stasis maka bakteri dapat berkembang dan bermultiplikasi, hal ini biasanya
terjadi pada obstruksi saluran kencing bagian bawah seperti benign prostat
hiperplasia, tumor atau batu saluran kencing
• Aefluks 8esikoureteral, terjadi dimana katup vesikoureteral tidak berfungsi dengan
baik sehingga aliran kencing bersama bakteri akan didorong keatas masuk ke dalam
pelvis ginjal
• Aefluks intrarenal adalah mekanisme dimana bakteri menyebar masuk ke dalam
parenkim ginjal melalui duktus)duktus pada ujung papila. Aefluks paling sering
terjadi pada kutub atas dan bawah ginjal.3
II.2.1. Pel'ne"rts Akut
Pielonefritis akut adalah radang supuratif pada ginjal yang menyerang tubulus,
jaringan interstisial dan pelvis ginjal yang disebabkan oleh bakteri dan kadang)kadang oleh
virus melalui jalan hematogen yang dicetuskan oleh penyebaran septikemia atau melalui
ascending yang berhubungan dengan adanya refluks vesikoureteral.1,2,3
5
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 6/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 7/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 8/58
1!= E @lsson et al, 1= (.1,2
II.2.1.3. PemerksaanLa)'rat'rum
Pemeriksaan urinalisis biasanya dipenuhi leukosit. ering berkelompok,berbentuk batang
atau rantai.ejumlah besar lekosit berbentuk granular atau leukosit berbentuk cast pada
sedimen urin menunjukan pielonefritis akut. 6erdapat tipe spesifik dari cast urin yang
menunjukkan pielonefritis akut yaitu dengan adanya bakteri pada matriks % /indner et al,
1= (.1,2
-akteri di dalam cast tidak mudah ditemukan dengan mikroskop cahaya tanpa
pewarnaan khusus. Pewarnan pada sedimen dengan dye di encerkan dengan toluidine blue or
5@8$ %>.&./. cientific, +ountain 8alley, &$( dapat menemukan bakteri dengan jelas.
Dematuria positif bila terdapat 0)1 eritrosit;/P- sedimen urin. Dematuria disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolithiasis.1,2
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan netrofil,
peningkatan erythrocyte sedimentation rate, peningkatan &)reaktif protein, dan peningkatan
creatinin bila terjadi gagal ginjal, creatinin clearance menurun, kultur darah dapat positif.1,2
Pada pemeriksaan bakteriologi, 5ultur urin positif, tetapi sekitar 2< penderita didapatkan
kultur urinkurang dari 10 cfu;m/dan tidak didapatkan kuman gram negatif pada urine
% Aubin et al, 12 (.1,2
5ultur darah positif pada 20< kasus dari pielonefritis tanpa komplikasi pada
wanita. #an sebagian besar kultur urin tidak menyebabkan perubahan terapi. 5emudiankultur
darah tidak secara rutin dilakukan pada pielonefritis tanpa komplikasi pada wanita.Falaupun
demikian harus hati)hati pada pria dan wanita dengan gejala toksik atau dengan faktor resiko
seperti kehamilan karena bakteremia dan sepsis sering terjadi % 8elasco et al, 23 (.1,2
II.2.2. Pel'ne"rts %r'ns
Pielonefritis kronis adalah penyakit ginjal tubulointerstisial kronis dimana adanya radang
kronis pada tubulointerstisial dan pemarutan pada ginjal dikaitkan dengan lesi patologis pada
kaliks dan perlvis ginjal.2,3
8
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 9/58
Pielonefritis kronis merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal stadium lanjut dan
ditemukan pada 1<)2< penderita dengan transplantasi ginjal atau dialisis. Pielonefritis
kronis dibagi dalam 2 bentuk, yaitu:
1. @bstruktif 5ronis@bstruksi saluran kencing merupakan predisposisi terhadap infeksi ginjal. >nfeksi
yang berulang pada lesi obstruktif yang difus maupun lokal meningkatkan peradangan
ginjal yang berulang dan meningkatkan terbentuknya jaringan parut yang
menyebabkan parenkim ginjal mengalami atropi.
2. efropati refluks
?erupakan bentuk pielonefritis kronis yang paling banyak terbentuk jaringan parut.
6erkenanya ginjal sebagai akibat refluks nefropati terutama pada awal masa kanak)kanakakibat penyulit infeksi ginjal pada refluks vesikoureteral. Aefluks dapat terjadi pada satu atau
kedua ginjal. $kibat refluks ginjal menjadi rusak, terbentuk jaringan parut, atropi ginjal,dan
kemudian diikuti oleh gagal ginjal kronik.
II.2.2.1. M'r"'l'g
Perubahan morfologi ginjal pada pielonefritis kronis lebih khas terlihat secara
makroskopik dari mikroskopik. -ila kedua ginjal kena biasanya pemarutan terjadi secara
ireguler dan asimetris. ?akroskopik Pielonefritis kronis ditandai oleh pemarutan
kortikomedular kasar, dilatasi kaliks dan mendatar atau mengalami deformitas.
ecara mikroskopik terjadi perubahan terutama yang mencakup tubulus dan jaringan
interstisial dimana tubulus sebagian mengalami atropi dan sebagian mengalami dilatasi,
tubulus yang berdilatasi dapat terisi dengan cast coloid. ebukan sel radang kronik pada
jaringan interstisial terutama limfosit dan plasma disertai fibrosis pada korteks dan medula.
Pembuluh darah arkuata dan interlobaris menunjukkan endarteritis obliteratif pada daerah
pemarutan dan arteriosklerosis hialin terlihat pada seluruh ginjal. lomerulus dapat normal
tapi kadang)kadang terdapat fibrosis periglomerulus, obliterasi fibrosis iskemik, prolferasi
dan nekrosis.1
9
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 10/58
ambar 3 : Pielonefritis 5ronis. Permukaan %kiri( menunjukkan jaringan parut irreguler. %kanan( 6ampak kaliksmengalami dilatasi dan tumpul dan ureter dilatasi dan menebal
ambar C : Pielonefritis 5ronis. ?enunjukkan jaringan parut pada korteks dan medula dan kaliks mengalamidilatasi
umber : ?itchell . A, 5umar.8, $bbas. 5.$, +austo. G6he 5idneyH, Pathologyand Basic Desease =th
ed,21
II.2.2.2. Man"estas %lns
ejala dari pielonefritis kronis obstruktif dapat tersembunyi atau menunjukkan tanda)
tanda dari pielonefritis akut rekurren yang disertai nyeri, demam, piuria dan bakteriuria. Pada
nefropati refluks gejalanya juga dapat tersembunyi sehingga penderita sering terlambat
datang memeriksakan diri karena saat diperiksa sudah disertai dengan insufisiensi ginjal dan
hipertensi. 6ubulus mengalami gangguan fungsi dalam mengkonsentrasi sehingga
menyebabkan poliuria dan nokturia.1,2
10
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 11/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 12/58
II.3. *e"'+era,'ne-$ul)atam
II.3.1 %'m+'ss
&efopera*one)ulbactam serbuk steril untuk injeksi, tiap vial mengandung :
&efopera*one natrium dan ulbactam natrium %setara dengan &efopera*one 0 mg dan
ulbactam 0 mg( tersedia dalam 1, g;vial.3=
II.3.2 Nama kma /
&efopera*one natrium : natrium %CA!A()!)%A()2)%")etil)2,3)diokso)1) pipera*inkarboksamido()2)%p)hidroksifenil(asetamido)3%1)metil)D)tetra*ol)0)il(tiometil)=)
okso)0)tia)1)a*abisiklo%".2.(okt)2)ena)kaeboksilat.
ulbactam natrium : natrium %2,0A()3,3)dimetil)!)okso)")tia)1)asabisiklo%3.2.()heptana)2)
karboksilat",")dioksida.
II.3.3 (ARMA%0L0&I /
5omponen antibakteri dalam &efopera*one)ulbactam adalah &efopera*one, yang
merupakan generasi ke)3 sefalosporin yang bekerja dengan cara melawan organisme yang
sensitif selama fase pembelahan aktif yaitu dengan cara menghambat biosintesis dinding sel
mukopeptida. Penelitian biokimia pada sistem sel bebas bakteri telah menunjukkan bahwa
sulbactam merupakan penghambat irreversibel pada kebanyakan organisme yang resisten
terhadap antibiotik I laktam yang penting. 5emampuan ulbactam mencegah kerusakan
penicilin dan sefalosporin oleh organisme yang resisten telah dibuktikan dalam penelitian
menyeluruh menggunakan strain yang resisten dimana ulbactam memperhatikan efek
sinergis bersama penicilin dan sefalosporin. 5arena ulbactam juga berikatan dengan
beberapa protein yang terikat penisilin, strain yang sensitif menjadi lebih sensitif terhadap
&efopera*one)ulbactamdari sefalosporin sebagai monoterapi. 3=
II.3.! MI%R0BI0L0&I /
12
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 13/58
5ombinasi ulbactam dan &efopera*one aktif melawan semua organisme yang
sensitif terhadap &efopera*one, seperti berikut ini : Haemophilus influenzae, Bacteroides dan
Staphylococcus spp, Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter aerogenes, Escherichia coli,
Proteus mirabilis, lebsiella Pneumoniae, !organella morganii, Citrobacter freundii,
Enterobacter cloacae, Citrobacter di"ersus#
&efopera*one)ulbactam secara in vitro aktif melawan skala luas organisme yang secara
klinik bermakna
− ram positif : Staphylococcus aureus %kelompok produksi penisilinase dan non)
penisilinase(, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pnemoniae %dahulu
Diplococcus pneumoniae(, Streptococcus pyogenes $Streptococcus %&hemolytic grup
$(, Streptococcus agalactiae $Streptococcus %&hemolytic grup -(, kebanyakan strain
Streptococcus %&hemolytic lain dan kebanyakan strain Streptococcus faecalis
$Entero'o'us)
− ram negatif : Escherichia coli, lebsiella,Enterobacter, dan Citrobacter spp,
Haemophilus influenzae, Proteus mirabilis, Proteus "ulgaris, !organella morganii
$ dahulu Proteus morganii, Pro"idencia rettgeri $ dahulu Proteus rettgen), Pro"dencia
sp, Serratia sp#$termasu' S#marcescen), Salmonella dan shigella spp, Pseudomonas
aeruginosa dan beberapa Pseudomonas sp# yang lain Acinetobacter calcoaceticus,
(eisseria gonnorhoeae, (eisseria menigitidis, Bordetella pertussis dan ersinia
enterocolitica#
$naerob : basilus gram negatif %termasuk Bacteroides fragilis, Bacteroides lain dan
*usobacterium spp(, gram positif dan gram negati cocci %termasuk peptococcus,
peptostreptococcus dan +eillonella spp#( dan gram positif basilii %termasuk Clostridium,
Eubacterium dan actobacilus spp##)3=
II.3. (ARMA%0%INETI% /
etelah pemberian &efopera*one)ulbactam, waktu paruh rata)rata ulbactam sekitar 1 jam
sedangkan cefopera*one adalah 1,! jam. 5onsentrasi serum menunjukan kesetaraan dengan
dosis yang diberikan. 6idak ditemukan interaksi farmakokinetik antara ulbactam dan
&efopera*one ketika diberikan bersamaan, dalam bentuk ulbactam;&efopera*one.6idak ada
perubahan bermakna dalam farmakokinetik dari komponen &efopera*one)ulbactam yang
dilaporkan dan tidak ada akumulasi yang ditemukan dalam pemberian = J 12 jam.
13
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 14/58
#idistribusikan secara luas ke berbagai jaringan dan cairan termasuk empedu, kantung
empedu, kulit, tuba fallopi, ovarium, usus buntu, uterus dan lain J lain.
ekitar ="< ulbactam dan 20< &efopera*one yang diberikan akan diekskresikan melalui
ginjal. 5ebanyakan dari &efopera*one yang diekskresikan lewat empedu.
II.3.. Inkas
&efopera*one)ulbactam di indikasikan untuk :
)?onoterapi
ntuk pengobatan infeksi berikut yang disebabkan oleh organisme yang sensitif :
saluran pernafasan %atas da bawah(, infeksi saluran kemih %atas dan bawah(, peritonitis,
kolesisititis, kolagitis, dan infeksi intraabdomen yang lain, infeksi kuit dan jaringan
penyangga kulit.
)6erapi kombinasi
6erapi dapat dikombinasikan dengan antibiotik lain apabila ada indikasi.
II.3.4. D'ss an *ara Pem)eran
II.3.4.1 D'ss *e"'+era,'ne-$ul)atam
• #ewasa : dosis yang dianjurkan 2 J "gr. #osis dierikan setiap 12 jam dalam dosis
terbagi. Pada kasus infeksi yang berat, dosis dapat ditingkatkan hingga = gr.
•
$nak)anak : dosis yang dianjurakan " J =mg;kgbb;hari. #osis harus diberikandalam C)12 jam dalam dosis terbagi. Pada infeksi yang sukar disembkan, dosis dapat
ditingkakan hingga 1Cmg;kgbb;hari.
• eonatus : neonatus pada minggu pertama hidupnya, harus diberikan setiap 12 jam
dan dosis maksimum ulbactam pada anak tidak lebih =mg;kgbb;hari. $pabila
diperlukan &efopera*one lebih dari =mg;kgbb;hari, tambahan cefopera*one harus
diberikan terpisah
• sia lanjut : modifikasi dosis mungkin diperluka dan dosis disesuaikan sesuai
kebutuhan.• Pada gangguan fungsi hati : dosis cefopera*one tidak boleh lebih dari 2gr;hari
14
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 15/58
• Pada gangguan fungsi ginjal :
5lirens kreatinin 10)3ml;menit: dosis maksima ubactam tiap pemberian 12jam
adalah 1gr %dosis maksimal ulbactam sehari adalah 2gr(
5lirens kreatinin K10ml;menit: dosis maksimal ulbactam tiap pemberian
12jamadalah 0mgr %dosis maksimal sulbatcam adalah 1 gr(+armakokinetik ulbactam secara bermakna dipengaruhi pleh hemodialisa. Faktu
paruh &efopera*one juga berkurang bermakna selama hemodialisa, oleh karena itu,
dosis harus diberikan secara terjadwal mengikuti periode dialisa.
II.3.4.2 Pem)eran *e"'+era,'ne-$ul)atam
Pemberian i.v>nfus berkala : 1gr &efopera*one)ulbactam direkonstitusi dengan 3,"ml dekstrosa
0< dalam air atau injeksi a&l ,< aatau aLua pro injeksi, kemudian dilarutkan
dalam 2ml cairan infus, diberikan dalam 10 menit sampai C menit.
>njeksi i.v : 1gr &efopera*one)ulbactam dengan 3,ml dekstrosa 0< dalam air atau
injeksi a&l ,< atau aLua pro injeksi dan diberikan minimum dalam 3 menitM
• Pemberian i.m :
8olume pelarut adalah 3,"ml untuk 1 gr &efopera*one)ulbactam.
II.3.5. %'ntrankas
&efopera*one)ulbactam dikontraindikasikan untuk:
Penderita yang diketahui alergi terhadap penisillin, ulbactam, &efopera*one atau golongan
lain sefalospori.3=
II.!. *'l Esherha
Escherichia coli adalah kuman gram negatif, batang non)spora, kadang berflagel.
@rganisme ini merupakan fakultatif anaerob dan fermentasi sediaan agar)agar membentuk
laktat, asetat, dan asam formik.C
15
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 16/58
Escherichia coli merupakan penyebab yang paling sering pada pasien infeksi saluran
kemih bagian atas, secara statistik menyebabkan =<)< kasus pada wanita sehat
mengalalami pielonefritis dan sistitis yang tidak berkomplikasi. E# Coli penyebab infeksi
saluran kemih dan uropatogen lainnya dibedakan berdasarkan genus dan spesiesnya, antara
lain dari adanya kemampuan virulensi spesifik dan kemampuan beradaptasi pada saluran
kemih.=
5emampuan virulensi spesifik itu memberikan uropatogen kemampuan untuk
melakukan mekanisme pertahanan intrinsik yang secara normal melindungi host dari infeksi
saluran kemih seperti aliran kemih, variabilitas pD, osmolaritas, kekurangan *at gi*i,
lepasnya sel)sel epitel dan produksi sitokin yang menghasilkan leukosit P? ke mukosa
kandung kemih. +aktor)faktor klinis lainnya yang mempengaruhi infeksi saluran kemih pada
penjamu, seperti perbedaan penerimaan intrinsik dari host , faktor genetik, dan kebiasaan.
uga berbagai penelitian baru)baru ini secara epidemiologi, pada hewan dan invitro
menunjukkan kemampuan virulensi bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Penelitian baru)
baru ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan bakteri dalam menyebabkan
penyakit bahkan pada host yang sehat. =
Perbedaan virulensi dari E# Coli karena adanya adhesin seperti +imbria P, tipe 1, , #r
dan +1&, toksin dan sitolisin seperti faktor cytoto-ic necrotizing factor, secreted
autotransporter to-in, citolethal distending to-in dan haemolisin, mekanisme pengikatan besi
seperti aerobactin, enterobactin dan yersinia bactin dan komponen permukaan seperti kapsul,
flagela dan lipopolisakarida.=
*imbria P sangat penting pada pielonefritis akibat E# Coli karena *imbria P
memperberat angka kejadian bacteriuria pada awal kejadian. ?ekanismenya karena fimbria
P melekat pada glikospingolipid globoseri. likospingolipid globoseri ini banyak sekali
ditemukan pada ginjal manusia.=
*imbria P ini terlibat juga dalam respon imunologi host yang menetralkan produksi
>g$ secretory %)>g$( dimana )>g$ ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh apabila
terjadi infeksi saluran kemih.=
II.. Reaks In"lamas an (ag'st'ss
16
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 17/58
>nflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan perubahan
mekanis dalam jaringan berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang
mengalami cedera atau terinfeksi. >nflamasi merupakan satu dari respon utama sistem
kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.1,11
>nflamasi distimulasi oleh faktor mediator kimia %histamin, bradikinin, serotonin,
leukotrin dan prostaglandin( yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator
inflamasi didalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran
infeksi1,11
+agositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel)sel fagosit
dengan jalan mencerna mikroorganisme atau partikel asing dan menghancurkannya.
?erupakan sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah terikat akan diliputi oleh
membran makrofag dan masuk ke dalam vesikel yang disebut fagosom. etelah fagosom
menjadi asam, beberapa lisosom makrofag akan terinduksi dan membentuk fusi guna
mengeluarkan en*im protein untuk mendegradasi patogen. +usi antara fagosom dan granula
makrofag disebut fagolisosom dengan respon antimikrobial intraseluler. #egradasi bisa
dilakukan dengan menggunakan oksigen ataupun tanpa oksigen. 1,11
/eukosit adalah sel pertama yang melawan bakteri patogen yang menyerang jaringan.6ahap awal terjadi peningkatan P? yang sekaligus akan meningkatkan pengeluaran radikal
bebas dalam proses fagositosis melawan infeksi. 5adar P? yang tinggi dan reactive o7ygen
spesie %A@( yang berlebihan menyebabkan destruksi jaringan dan merangsang pembentukan
sitokin proinflamasi. 1,11
Proses inflamasi dapat menyebabkan destruksi jaringan . Pada awalnya P? yang
diproduksi memiliki peran protektif terhadap jaringan. amun P? yang secara fungsional
diaktifkan akan menunjukkan peningkatan produksi radikal bebas.1,11
17
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 18/58
II.. Rakal Be)as an Ant'ksan
II..1. Rakal )e)as
Aadikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan %unpaired ele'tron( pada orbit luarnya. 'lektron yang tidak berpasangan
tersebut cenderung untuk membentuk pasangan, dan ini terjadi dengan menarik elektron dari
senyawa lain sehingga terbentuk radikal bebas baru %terjadi reaksi rantai atau chain reaction(.
1",10
N)D O @D N O D)@)D
#ari contoh diatas, jelaslah bahwa radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu :
1. Aeaktifitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron.
2. #apat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal.
ecara biokimia, proses pelepasan elektron dari suatu senyawa disebut oksidasi. Proses
penangkapan elektron disebut reduksi. enyawa yang dapat menarik atau menerima elektron
disebut oksidan atau oksidator, sedangkan senyawa yang dapat melepaskan atau memberikan
elektron disebut reduktan atau reduktor.ifat radikal bebas yang mirip dengan oksidan
18
a!ikal barua!ikal
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 19/58
terletak pada kecenderungannya untuk menarik elektron. Aadikal bebas yang mirip dengan
oksidan tetapi tidak setiap oksidan adalah radikal bebas.10
Aadikal bebas lebih berbahaya dibanding dengan oksidan yang bukan radikal karena
radikal bebas memiliki reaktifitas yang tinggi dan cenderung membentuk radikal baru lagi
sehingga terjadi reaksi rantai %chain reaction(. 10,1C
Aeaksi rantai tersebut baru berhenti apabila radikal bebas itu dapat diredam
%.uenched (. eluruh reaksi radikal bebas dapat dijabarkan menjadi 3 tahap yaitu tahap
inisiasi, propagasi dan terminasi. 5arena reaktifitasnya yang tinggi, radikal bebas tidak stabil
dan berumur sangat pendek sehingga sulit dideteksi kecuali dengan metode khusus seperti
'PA %electron paramagnetic resonance(. 1
enyawa oksigen reaktif merupakan senyawa yang berasal dari oksigen %@ 2( yang
diperlukan oleh semua organisme aerobik termasuk manusia untuk menghasilkan $6P, yaitu
suatu senyawa yang merupakan sumber energi melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria.
1",10
ekitar 1)3< oksigen pernafasan digunakan untuk membuat superoksida sehingga
dapat mencapai 2 kg pertahun. #alam keadaan tertentu pengalihan elektron tersebut berjalan
kurang sempurna, sehingga terjadi senyawa)senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya,
yang akan merusak sel apabila tidak diredam. #alam keadaan normal, dengan sistem proteksi
tubuh yang baik dapat meredam oksidan)oksidan tersebut dengan memproduksi antioksidan
yang memadai. Proses ini terjadi secara terkontrol dan dianggap sebagai suatu Gkontrol
radiasi internalH. -ila keseimbangan ini terganggu, timbullah istilah klinik yang disebut jejas
oksidatif. 1",10,1C
@ksidan yang terlibat dalam berbagai proses patologis sebagian besar justru berasal
dari proses)proses biologis alami dan melibatkan senyawa)senyawa oksigen reaktif.
enyawa)senyawa yang terlibat dalam proses ini disebut sebagai oksidan endogen, sebagian
diantaranya berbentuk radikal seperti radikal hidroksil %@D)(, radikal peroksil %@@D)(, dan
ion superoksida %@2)( dan sebagian yang lain bukan radikal, seperti singlet oksigen %Q@ 2(,
hidrogen peroksida %D2@2( dan ion hipoklorit %&>@)(. elain oksidan endogen, dikenal pula
oksidan eksogen : asap rokok, nitrogen dioksida %@2(, polutan, radiasi sinar gamma,
ultraviolet dan o*on. 1",10,1C
19
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 20/58
enyawa oksigen reaktif berasal dari oksigen %@2(, senyawa yang diperlukan semua
organisme aerobik untuk menghasilkan $6P. Proses tersebut secara sederhana digambarkan
sebagia berikut :
2$#D O 2DO O @2 2$#OO
2D2@ O 'nergi
$#P O P O 'nergi $6P
Pada proses tersebut terjadi reduksi @2 menjadi D2@yang dapat digambarkan sebagai
persamaan reaksi dibawah ini.:
@2 O "DO O e) D2@
Aadikal bebas oksigen dibentuk sebagai suatu proses biokimiawi yang normal dan
dihasilkan pada respirasi mitokondria, metabolisme asam arakidonat dan aktivasi fagosit. 1"
#alam keadaan tertentu pengalihan elektron berjalan kurang sempurna sehingga
terjadi senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya, yang akan merusak sel apabila tidak
diredam. 5eadaan ini disebut jejas oksidatif. ejas oksidatif ini dapat dicetuskan oleh kondisi
panas, trauma, sinar ultraviolet, radiasi, racun, infeksi hiperoksida dan iskemia. 5ondisi ini
akan menimbulkan keadaan :
1. +agositosis dan aktivasi yang menghasilkan @2), D2@2, @.
2. Pelepasan asam arakidonat, pembentukan en*im peroksidase oleh aktivasi en*im
lipooksigenase, siklooksigenase.
3. Pelepasan ion metal dari protein penyimpan dan transpor %+e,&u( yang akan
merangsang pembentukan @D).
". Pelepasan protein heme, yang bereaksi dengan peroksidase dan melepaskan ion +eOO.
0. Nantin oksigenasi dalam mitokondria.
C. angguan pada pertahanan antioksidan.
@ksigen %@2( memiliki 2 elektron yang tidak berpasangan %diradikal(, namun tidak
terlalu reaktif sebab kedua elektron tersebut terletak pada orbital yang berbeda dan
menunjukkan angka kuantum putaran yang sama serta memiliki putaran sejajar % paralel
spin(. >on superoksida, radikal peroksil, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil terjadi
karena pengalihan elektron yang kurang sempurna pada saat terjadi reduksi oksigen. ?olekul
oksigen dapat berubah menjadi sangat reaktif bila kedua elektron tunggalnya disatukan dalam
1 orbita dengan putaran yang berlawanan, molekul oksigen ini disebut dengan singlet
oksigen. 1",10,1C
Didrogen peroksida %D2@2( terutama terbentuk karena aktivitas en*im)en*im oksidase
yang terdapat dalam retikulum endoplasmik %mikrosom( dan peroksisom. enyawa ini
20
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 21/58
merupakan oksidan kuat dan dapat mengoksidasi berbagai senyawa yang terdapat dalam sel.
Aeaksi terbentuknya hidrogen peroksida.
AD2 O @2 A O D2@2
#aya rusak hidrogen peroksida bukan hanya karena senyawa tersebut merupakan
senyawa oksidan kuat, tetapi juga karena D2@2 dapat menghasilkan radikal hidroksil bila
bereaksi dengan logam transisi %+eO dan &OO(.
>on superoksida dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu:
1. ebagai reaksi sampingan yang melibatkan +eOO
a. Proses fosforilasi oksidatif
b. Proses oksigenasi hemoglobin
c. Proses hidroksilasioleh en*im monooksigenasi
d. Aeaksi: +eOO O @2 +eOOO O @2)
2. Aeaksi yang dikatalisis oleh $#D;$#PD oksidase yang terdapat dalam
mitokondria dan granulosit
$#D %$#PD( O @2 $#O%$#PO( O DO
O @2)
3. Aeaksi yang dikatalisis oleh en*im 7antinoksidase %N@(
Nantin O D2@ O 2@2 N)@D O 2@2) O 2DO
$sam urat
#alam keadaan iskemia en*im 7antin dehidrogenase dapat berubah menjadi 7antin
oksidase melalui proses proteolisis. Perubahan ini tidak reversibel, akibatnya jika pasokan
oksigen kembali normal, terbentuklah ion superoksida yang justru merusak jaringan %jejas
reperfusi(. Aeaksinya sebagai berikut :
@2) O DO
@@D%radikal peroksida(
eperti radikal lainnya, radikal peroksida juga sangat reaktif dan dapat membentuk
radikal baru serta D2@2. adi jelas radikal peroksida lebih berbahaya dibandingkan dengan
D2@2. Aeaksinya:
ND O @@D N O D2@2
>on superoksida akan sangat berbahaya apabila terdapat bersamaan dengan D2@2
karena akan membentuk radikal hidroksil %@D( %reaksi Daber)Feiss(.
Aeaksi ini memerlukan +eOOO atau &OO dan melalui 2 tahap:
+eOOO%&OO( O @2)
+eOO%&OO( O @2
+eOO%&OO( O D2@2 +eOOO%&OO( O @D) O @D
21
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 22/58
ecara singkat reaksi Daber)Feiss dapat digambarkan sebagai berikut:
@2) O D2@2 @2 O @D) O @D
enyawa oksigen reaktif merupakan oksidan yang kuat dengan derajat kekuatan yang
berbeda. #ampak negatif tersebut timbul karena reaktifitasnya sehingga dapat merusak
komponen)komponen sel yang penting untuk menjaga integritas dan kehidupan sel. enyawa
radikal hidroksil dapat merusak 3 jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan
integritas sel yaitu asam lemak %khususnya asam lemak tak jenuh(, #$ dan protein. 1",10
#ampak negatif radikal bebas terhadap membran sel terutama melalui asam lemak tidak
jenuh %asam linoleat, linolenat dan arakidonat( yang merupakan komponen terpenting
penyusun membran sel %fosfolipid dan glikolipid(. Aadikal bebas khususnya radikal hidroksil
dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal sebagai peroksidasi lipid.10,1C
#ampak negatif terhadap #$ dapat mengakibatkan perubahan berupa hidroksilasi basa
timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester
#$. -ila kerusakan tidak terlalu parah dapat diperbaiki dengan sistem perbaikan #$
%#$ repair system(. ika kerusakan terlalu parah, maka kerusakan tidak dapat diperbaiki
lagi dan terjadi gangguan replikasi sel. usahnya perbaikan ini justru sering menimbulkan
mutasi karena adanya kesalahan %error prone(. #iantara asam amino yang paling rawan
adalah sistein yang mengandung gugus sulfhidril %D(. ugus ini yang paling peka terhadap
serangan radikal bebas. 1",10,1C
II..2. Ant'ksan
#alam pengertian kimia, senyawa)senyawa antioksidan adalah senyawa)senyawa
pemberi elektron. amun dalam arti biologis, pengertian antioksidan lebih luas, yaitu
merupakan senyawa)senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan, termasuk en*im)
en*im dan protein)protein pengikat logam. #alam meredam dampak negatif oksidan terdapat
strategi 2 lapis yaitu mencegah terhimpunnya senyawa oksidan secara berlebihan dan
mencegah reaksi rantai lebih lanjut. -erdasarkan mekanisme pencegahannya anti oksidan
dibagi menjadi 2 golongan yaitu oksidan pencegahan % pre"enti"e antio'sidants( dan
antioksidan pemutus rantai %chain brea'ing anti o'sidants(. 1",10,1C
istem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap radikal bebas,
memiliki banyak komponen. 5ekurangan salah satu komponen tersebut dapatmenyebabkan
terjadinya penurunan status antioksidan secara menyeluruh, dan berakibat perlindungan
terhadap serangan radikal bebas menjadi lemah.1",10
22
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 23/58
$ntioksidan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan tergantung pada sudut
pandang dari klasifikasi tersebut:
1. $ntioksidan en*imatik dan non en*imatik
$ntioksidan en*imatik: @#, glutation peroksidase, sitokrom oksidase, katalase.
edangkan golongan antioksidan non en*imatik adalah R)karoten, vitamin ', sistein,
seruloplasmin, transferin, albumin, vitamin &, dan urat.
2. $ntioksidan lipofilik dan hidrofilik
Sang termasuk antioksidan lipofilik: R)karoten, vitamin ', sistein, seruloplasmin,
transferin, albumin dan golongan antioksidan hidrofilik adalah: vitamin & dan urat.
3. $ntioksidan eksogen dan endogen
$ntioksidan eksogen yang dapat diperoleh di >ndonesia adalah : G6rioH %R)karoten,
vitamin & dan vitamin '(, alopurinol, asam folat, kedelai %tahu, dll(, kaptopril, &a O)
blocker, manitol, albumin, glutation,dan $& % (&acetyl&cystein(.
$ntioksidan ditinjau dari mekanisme kerjanya terhadap radikal bebas:
%a( $ntioksidan pencegah % pre"enti"e anti&o'sidants(:
Pada dasarnya tujuan antioksidan jenis ini mencegah terjadinya radikal hidroksil,
seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk membentuk radikal hidroksil
diperlukan 3 komponen, yaitu : logam transisi +e atau &u, D 2@2, dan @2). $gar
reaksi +enton dan Daber)Feiss tidak terjadi, maka harus dicegah keberadaan ion
+eOO atau &uOO bebas. ntuk hal ini berperan beberapa protein penting, yaitu
transferin atau feritin untuk mencegah +eOO, dan seruloplasmin atau albumin
untuk mencegah &uOO. Penimbunan @2) dicegah oleh en*im superoksida dismutase
%@#( yang mengkatalasis reaksi dismutase @2), dan D2@2 dicegah oleh en*im
katalase dan peroksidase.
#iantara berbagai peroksidase, yang paling penting adalah glutation peroksidase
%P7(. $pabila radikal hidroksil masih saja terbentuk, masih ada saranan lain
untuk meredamnya, tanpa memberi kesempatan untuk memulai reaksi rantai
dengan melibatkan senyawa)senyawa yang mengandung gugusan sulfihidril
seperti glutation dan sistein.
%b( $ntioksidan pemutus rantai %chain brea'ing anti&o'sidants(
#alam kelompok antioksidan ini termasuk vitamin ' %tokoferol, asam askorbat
%vitamin &(, R)karoten, dan senyawa glutation dan sistein. 8itamin ' dan R)
karoten bersifat lipofilik sehingga dapat berperan pada membran sel untuk
23
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 24/58
mencegah peroksidasi lipid. ebaliknya vitamin &, glutation dan sistein bersifat
hidrofilik yang berperan dalam sitosol.1",10,1C
6erdapat 2 jalur pertahanan antioksidan di dalam sel, yaitu : jalur pertama, ditemukan
dalam membran sel yang larut dalam lemak yang terdiri dari vitamin ', R)karoten, dan
koen*im T. #ari sini, vitamin ' dianggap sebagai antioksidan yang paling potensial dalam
memutuskan rantai dalam membran sel. #i dalam sel terdapat juga antioksidan yang larut
dalam air. #isini termasuk vitamin &, glutation peroksidase, superoksida dismutase, dan
katalase. 1",10,1C
II.4. 6tamn * $e)aga Ant'ksan
8itamin & atau /)asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air %aLueous
antio7idant(. enyawa ini, menurut Uakaria, et al. %1C(, merupakan bagian dari sistem
pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. #alam keadaan
murni, vitamin & berbentuk kristal putih dengan berat molekul 1!C,13 dan rumus molekul
&CDC@C. 8itamin & juga mudah teroksidasi secara reversibel membentuk asam dehidro)/)
asam askorbat dan kehilangan 2 atom hidrogen. 8itamin &memiliki struktur yang mirip
dengan struktur monosakarida, tetapi mengandung gugus enadiol.2=,2,3
ambar ! : Aumus -angun 8itamin &
ebagai antioksidan, vitamin & bekerja sebagai donor elektron, dengan cara
memindahkan satu elektron ke senyawa logam &u. elain itu, vitamin & juga dapat
menyumbangkan elektron ke dalam reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler. 8itamin &
mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel netrofil, monosit, protein lensa,
dan retina. 8itamin ini juga dapat berinteraksi dengan +e)ferritin. #i luar sel, vitamin &
24
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 25/58
mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah terjadinya /#/ teroksidasi,
mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi, dan mengabsorpsi logam dalam saluran
pencernaan %/evine, et al., 10( 2=,2
$sam askorbat dapat meningkatkan fungsi imun, dengan menstimulasi produksi
interferon %protein yang melindungi sel dari serangan virus(. 8itamin ini dapat menstimulasi
kenotaksis dan respons proliferasi netrofil, serta melindungi sel dari serangan radikal bebas
yang diproduksi oleh netrofil teroksidasi. $sam askorbat dinyatakan dapat memacu kerja
sintesis faktor humoral, terutama antibodi >g dan >g?. &ombs %12( melaporkan
temuannya pada manusia, bahwa dosis oral 1g vitamin & per hari dapat meningkatkan
respon hipersesitivitas, sedangkan dosis 2 g per hari tidak memberikan pengaruh nyata.
8itamin & mampu mereduksi radikalsuperoksida, hidroksil, asam hipoklorida, dan oksigen
reaktif yang berasal dari netrofil dan monosit yang teraktivasi. 8itamin ini juga dilaporkan
dapat mencegah terjadinya /#/ teroksidasi dan memindahkan elektronnya ke tokoferol yang
teroksidasi dalam membran sel. 2=,3
$ntioksidan vitamin & mampu bereaksi dengan radikal bebas, kemudian mengubahnya
menjadi radikal askorbil. enyawa radikal terakhir ini akan segera berubah menjadi askorbat
dan dehidroaskorbat. $sam askorbat dapat beraksi dengan oksigen teraktivasi, seperti anion
superoksida dan radikal hidroksil. Pada konsentrasi rendah, vitamin & dapat beraksi dengan
radikal hidroksil menjadi askorbil yang sedikit reaktif, sementara pada kadar tinggi, asam ini
tidak akan bereaksi %Uakaria, et al., 1C(. 2=,2,3
ebagai antioksidan, askorbat akan beraksi dengan radikal superoksida, hidrogen
peroksida, maupun radikal tokoferol membentuk asam monodehidroaskorbat dan atau asam
dehidroaskorbat. -entuk tereduksinya dapat diubah kembali menjadi asam askorbat oleh
en*im monodehidroaskorbat reduktase dan dehidroaskorbat reduktase, yang ekuivalen
dengan $#PD atau glutation tereduksi. #ehidroaskorbat ini selanjutnya dipecah menjadi
tartarat dan oksalat. 2=,2,3
Aeaksi askorbat dengan superoksida secara fisiologis mirip dengan kerja en*im @#sebagai berikut
D2@2) O 2DO O askorbat 2D2@2 O dehidroaskorbat
Aeaksinya dengan hidrogen peroksida dikatalisis oleh en*im askorbat peroksidase
%$sada, 12(.
D2@2 O 2 askorbat 2D2@ O monodehidroaskorbat
8itamin & bekerja secara sinergis dengan vitamin '. 8itamin ' yang teroksidasi oleh
radikal bebas dapat bereaksi dengan vitamin &, kemudian akan berubah menjadi tokoferol
setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin & %-elleville)abet, 1C(.
6okoferoksil radikal O askorbat tokoferol O monodehidroaskorbat
25
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 26/58
Aeaksi di atas menunjukkan adanya 2 produk oksidasi askorbat yang berbeda, yaitu
monodehidroaskorbat dan dehidroaskorbat
?onodehidroaskorbat secara spontan dapat mengalami dismutasi sebagai berikut.
2 monodehidroaskorbat askorbat O dehidroaskorbat
ika tidak, direduksi kembali menjadi askorbat oleh $#PD monodehidroaskorbat
reduktase sebagai berikut:
?onodehidroaskorbat O $#%P(D askorbat O $#%P(
#ehidroaskorbat tidak stabil pada pD di atas C karena senyawa tersebut akan terpecah
menjadi tartarat dan oksalat. ntuk mencegah hal ini, secara cepat dehidroaskorbat direduksi
menjadi ascorbat oleh dehidroaskorbat reduktase yang melibatkan glutation %D(, dalam
reaksi seperti berikut :
2D O dehidroaskorbat O askorbat
uperoksida diubah menjadi hidrogen peroksida secara spontan melalui reaksi
dismutasi atau oleh en*im @#. Didrogen peroksida ditangkap oleh askorbat dan en*im
askorbat peroksidase %$sada, 12(. #alam hal ini monodehidroaskorbat memiliki 2 jalur
regenerasi. alah satunya melalui monodehidroaskorbat reduktase, yang lainnya melalui
dehidroaskorbat reduktase dan glutation, sementara yang berperan sebagai donor elektron
adalah $#PD. alur ini juga memberikan 2 manfaat, yaitu dektoksifikasi hidrogen
peroksida yang diduga berperan dalam reaksi +enton dan oksidasi $#PD. 2=
8itamin & disebut sebagai antioksidan karena dengan memberikan elektron yang
dimilikinya, vitamin & mencegah terjadinya oksidasi pada komponen lainnya. amun, karena
sifat alami reaksi ini, vitamin & sendiri juga teroksidasi dalam proses ini. Perlu dicatat bahwa
ketika vitamin & melepaskan elektronnya, vitamin & menjadi hilang. pesies yang terbentuk
setelah kehilangan 1 elektron yaitu sebuah radikal bebas, asam semidehidroascorbik atau
radikal ascorbyl. ika dibandingkan dengan radikal bebaslainnya %suatu spesies tanpa elektron
pasangannya(, radikal ascorbyl sifatnya relatif stabil dengan waktu paruh selama 1)0 detik
dan sangat tidak reaktif. ifat ini menjelaskan mengapa ascorbat menjadi antioksidan yang
lebih banyak dipakai. #engan kata lain, radikal bebas yang reaktif dan mungkin berbahaya
dapat berinteraksi dengan ascorbat. Aadikal bebas yang reaktif dikurangi, dan radikal
ascorbyl yang kurang reaktif terbentuk pada tempatnya. Penurunan radikal bebas yang reaktif
dengan pembentukan komponen yang kurang reaktif terkadang disebut sebagai radikal bebas
scavenging atau Luenching. adi, ascorbat merupakan radikal bebas scavenging yang baik
karena sifat)sifat kimianya.2=,2,3
Pengendalian yang ketat terhadap konsentrasi vitamin & termediasi oleh transpor
jaringan, absorbsi dan ekskresi. Pada ginjal, vitamin & difiltrasi melalui glomerulus dan
direabsorbsi pada tubulus proksimal oleh media transpor vitamin &. 5etika mekanisme
transpor reabsorbsi mendekati kecepatan maksimal, kelebihan vitamin & tidak akan
26
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 27/58
diabsorbsi dan akan dibuang melalui urine. #osis dimana reabsorbsi mengalami saturasi
adalah ambang batas dosis untuk ekskresi vitamin & dan terjadi pada dosis vitamin & antara
C dan 1 mg per hari. Pada dosis 0 mg atau lebih, seluruh dosis vitamin & yang diserap
akan dieksresikan. Aeabsorbsi dan ekskresi vitamin & oleh ginjal memainkan peranan penting
dalam pengendalian yang ketat terhadap konsentrasi vitamin & pada plasma dan jaringan
pada orang yang sehat, dan pengendalian ini tidak didapati pada pasien)pasien dengan
penyakit ginjal stadium akhir. 2=,2,3
II.5. 6tamn E
II.5.1. (ungs (s'l'gk an (armak'namk
8itamin ' berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi kerusakan membran
biologis akibat radikal bebas. 8itamin ' melindungi asam lemak tak jenuh pada membran
fosfolipid. Aadikal peroksil bereaksi 1 kali lebih cepat dengan vitamin ' daripada dengan
asam lemak tak jenuh, dan membentuk radikal tokoferoksil. 5emudian radikal tokoferoksil
berinteraksi dengan antioksidan lain, misalnya vitamin &, yang akan membentuk kembali
tokoferol. 8itamin ' penting untuk melindungi membran sel darah merah yang kaya asam
lemak tak jenuh ganda. elain itu vitamin ' juga melindungi lipoprotein dalam sirkulasi /#/
teroksidasi, yang memegang peranan penting penyebab aterosklerosis./#/ teroksidasi lebih
mudah diambil oleh makrofag dibandingkan /#/ yang tidak teroksidasi, yang kemudian
membentuk sel busa %foam cells( yang berpengaruh jelek pada sel endotel. 8itamin ' dosis
besar %1Cmg;hari( dapat melindungi /#/ dari oksidasi. ?eskipun masih kontradiktif, hasil
beberapa studi epidemiologi menyatakan bahwa vitamin ' dapat memproteksi penyakit
kardiovaskuler, namun mekanisme kerjanya masih tidak jelas. elain efek antioksidannya,
efek langsung terhadap endotel pembuluh darah, sel otot polos, atau pembekuan darah diduga
turut berperan. 8itamin ' mengatur proliferasi sel otot polos pembuluh darah yang
menyebabkan vasodilatasi dan menghambat aktivasi trombosit maupun adhesi lekosit.
-eberapa *at terdapat pada makanan misalnya selenium, asam amino yang mengandung
sulfur, koen*im T dapat menggatikan vitamin '30,3C,3!
II.5.2. %e)utuhan $ehar
5ebutuhan vitamin ' umumnya sudah dipenuhi pleh makanan sehari)hari.
#iperkirakan asupan 1)3 mg vitamin ' sudah cukup untuk mempertahankan kadarnormal
didalam darah. ?akanan yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, akan meningkatkan
kebutuhan vitamin ' harian. #iet yang mengandung antioksidan selenium dan asam amino
yang mengandung sulfur dapat mengurangi kebutuhan vitamin '. 5ebutuhan akan vitamin '
dapat meningkat pada pasien yang mendapat terapi sediaan besi atau mendapat dosis yang
besar hormon tiroid. #efisiensi vitamin ' juga dapat diperberat oleh suplementasi besi, dan
27
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 28/58
penyembuhannya dapat dengan emberian V)tokoferol 20)3 mg;hari atau pengurangan
suplementasi besi dan asam lemak tidak jenuh.30,3C,3!
II.5.3. (armak'knetk
8itamin ' diasorpsi dengan baik didalam saluran cerna. #alam darah terikat dengan
beta)lipoprotein dan didistribusikan ke semua jaringa. 5adar plasma bervariasi pada individu
normal, dan berfluktuasi tergantung pada kadar lipid terhadap lipid. Aasio vitamin ' terhada
lipid total dalam plasma dalam lasma digunakan untuk memperkirakan statusvitamin '. ilai
dibawah ,=mg;g menunjukan keadaan defisiensi. 8itamin ' sangat sukar untuk melalui
sawar uri,sehingga bayi yang baru lahir hanya mempunyai kadar tokoferol plasma kurang
dari 1;0 kadar kadar tokoferol plasma ibunya, tetapi $> mengandung V tokoferol yang cukup
untuk bayi. 5ebanyakan vitamin ' diekskresi secara lambat kedalam empedu, sedangkan
sisanya diekskresi melalui urin sebagai glukoronida dari asam tokoferonat atau metabolitlain.30,3C,3!
II.5.!. Inkas an D'ss
8itamin ' hanya diindikasikan pada keadaan defisiensi, dimana dapat terlihat dari
kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen
peroksida. Dal demikian dapat terjadi pada bayi prematur, pasien dengan sindrom
malabsorpsi da steatore, dan penyakit dengan gangguan absorbsi lemak.30,3C,3!
#ari beberapa penelitian epidemologik dan uji klinik disimpulkan bahwa peran
suplementasi vitamin ' jangka panjang untuk proteksi resiko penyakit infark miokard dan
kematian karena penyakit jantung koroner masih diragukan;kontradiktif.30,3C,3!
8itamin ' terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan l isomer dari tokoferol, V)
tokoferol asetat,V)tokoferol suksinat. ediaan oral dalam bentuk tablet dan kapsul dan
suntikan tersedia bentuk larutan. #an selain itu vitamin ' juga terdpat dlam sediaan
camouran dengan vitamin lain.
ntuk memperbaiki suatu keadaan defisiensi umumnya dicapai dengan vitamin '
dosis besar, 0)2mg;hari, diberikan secara oral. #osis disesuaikan tergantung pada rasio
vitamin ' terhadap lipid total. $pabila secara oral tidak memberikan hasil yang cukup, dapatdiberikan d,1)V)tokoferol dengan dosis 1)2mg;kg-- perhari secara >?. 30,3C,3!
II.7. #ejas an %ematan $el
II.7.1. De"ns
el normal merupakan mikrokosmos yang berdenyut tanpa berhenti, secara tetapmengubah struktur dan fungsinya %beradaptasi( untuk memberi reaksi terhadap tantangan dan
28
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 29/58
tekanan yang selalu berubah. -ila batas kemampuan adaptasi tersebut dilampaui akan timbul
suatu keadaan yang disebut jejas sel %cell in/ury(. ejas sel dapat bersifat sementara
%re"ersible( atau bahkan kematian sel %irre"ersible cell in/ury( bila rangsangan menetap atau
makin berat. Pola kematian sel akibat jejas dapat berupa nekrosis dan apoptosis, nekrosis
koagulasi umumnya terjadi karena aktivasi program kematian sel yang dikontrol secara
internal. ekrosis ditandai derngan sel yang membengkak, hilangnya integritas mitokondria,
membran plasma, pero7isomal dan lisosom. -ahan)bahan nekrotik dapat mempengaruhi sel
sekitar dengan pelepasan en*im lisosomal dan pro oksidan seperti ion besi. $poptosis
ditandai dengan sel yang berkerut, kondensasi dan fragmentasi kromosom, kolpas struktur
sitoskeletal dan menjadi apoptotic bodies tanpa rupturnya membran mitokondria dan lisosom.
$khirnya apoptotic body ini difagositosis oleh sel sekitar.33,3"
II.7.2. Pen8e)a) jejas sel
?ekanisme biokimia yang bertanggung jawab pada jejas sel sampai kematian sel
sangat kompleks. Aespon sel secara prinsip ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah
: jenis, lama, dan beratnya rangsangan, serta jenis, keadaan, dan kemampuan sel untuk
beradaptasi.
Penyebab jejas sel tersebut secara umum dapat digolongkan dalam beberapa
kelompok :
1. angguan oksigenasi: istilah iskemia dan keracunan oksigen menggambarkan
gangguan oksigenasi dengan pengertian dan pengaruh yang berbeda. elama iskemia,
glikolitik dengan produk)produknya merupakan upaya menjamin tersedianya energi
sehingga iskemia cenderung menyebabkan upaya menjamin tersedianya energi
sehingga iskemia cenderung menyebabkan jejas sel lebih cepat. 6itik pertama
hipoksis ialah pernafasan aerob sel, yaitu fosforilasi oksidatif oleh mitokondria.
?isalnya stenosis arteri femoralis akan menyebabkan atrofi sel)sel otot tungkai,
hipoksia akan terjadi bila tekanan @2 arteri turun 0< dari normal.
2. +aktor fisik : faktor ini meliputi trauma, suhu ekstrem %panas;dingin(,perubahan
atmosfir mendadak, radiasi dan syok elektrik.
29
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 30/58
3. +aktor kimia dan obat: glukosa dan garam hipertonis, logam berat %arsen, sianida,
merkuri(, polusi lingkungan;udara %insektisida, herbisida(, industri;pekerjaan %karbon
monoksida, asbes(.
". +aktor infeksi : virus, bakteri, fungi, parasit.
0. Aeaksi imunologis : misalnya reaksi anafilaktik akibat protein.
C. 5elainan genetik seperti perubahan kromosom dan mutasi gen yang spsifik
!. ?alnutrisi yang meliputi kekurangan kalori, protein atau vitamin.33,3"
II.7.3. Mekansme #ejas $el
?ekanisme biokimia yang berkaitan dengan jejas dan menghasilkan manifestasi pada
sel dan jaringan sangat kompleks dan berkaitan erat dengan intraseluler pathway. ?eskipun
demikian beberapa prinsip umum yang relevan untuk membentuk jejas sel adalah :
• Aespon seluler terhadap stimulus jejas tergantung pada tipe jejas, durasinya dan
tingkat keparahannya. adi, racun yang sedikit atau durasi yang cepat dari iskemik
menyebabkan jejas sel reversibel, sedangkan racun yang banyak atau iskemik yang
lebih panjang bisa menyebabkan jejas sel irreversibel dan kematian sel.
• 5onsekuensi dari stimulus jejas tergantung pada tipe, status, kemampuan adaptasi dan
komponen genetikdari sel yang terkena jejas.
• 'mpat sistem intraseluler yang rentan terhadap jejas antara lain :
1. >ntegritas membran sel, sangat penting untuk homeostasis seluler ion dan osmotik
2. Pembentukan adenosin trifosfat %$6P( secara besar melalui respirasi aerob di
mitokondria
3. intesis protein
". >ntegritas dari komponen genetik
II.19. Pen8em)uhan Luka: Pem)entukan Parut an ()r'ss
30
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 31/58
Penyembuhan luka merupakan faktor penting setelah terjadinya jejas dan
merupakan fenomena kompleks yang melibatkan berbagai proses meliputi inflamasi akut
menyusul terjadinya kerusakan jaringan, regenerasi parenkim, migrasi dan proliferasi sel
parenkim, remodeling jaringan ikat dan komponen parenkim.33,3"
Pada proses penyembuhan luka, pembentukan dan perkembangan pembuluh darah
atau angiogenesis merupakan hal yang sangat penting. 6epi sel endotel pembuluh darah
mengalami proliferasi cepat, terjadi pertumbuhan tunas baru dari endotel pembuluh darah
yang sudah ada dan membentuk jaringan vaskularisasi baru.33,3"
ebagian jaringan dapat mengalami rekonstitusi total sesudah jejas % misalnya tulang
sesudah fraktur atau epitel sesudah terjadi terjadi luka kulit yang superfisial(. -agi jaringan
tubuh yang tidak mampu bergenerasi, perbaikan akan dilaksanakan lewat pengedapan matriks
ekstra sel sehingga terbentuk jaringan parut. ika kerusakannya terus berlangsung, inflamasi
menjadi kronik dan kerusakan serta perbaikan jaringan dapat terjadi bersamaan. Pengendapan
matriks ekstra sel dalam keadaan seperti itu disebut fibrosis. ecarah umum fibrosis
digunakan pada setiap peristiwa pengendapan jaringan ikat yang abnormal. Aangkaian
kesembuhan meliputi :
•
Aespon inflamasi untuk mengeliminasi stimuli awal, menghilangkan jaringan yang jejas dan memulai pengendapan matriks ekstrasel.
• Ploriferasi dan migrasi sel)sel parenkim dan jaringan ikat
• Pembentukan pembuluh darah yang baru%angiogenesis( dan jaringan granulasi
• intesis protein matriks ekstrasel
• Aemodelling jaringan
• 5ontraksi luka dan pemberian kekuatan pada jaringan yang luka
Perbaikan dimulai secara dini dalam proses inflamasi. #alam waktu 2" jam sesudah
jejas, sel)sel fibroblas dan sel)sel endotel pembuluh darah mulai berproliferasi membentuk
jaringan granulasi) suatu utama kesembuhan istilah jaringan granulasi berasal dari gambaran
yang lunak, granular dan berwana merah muda pada permukaan luka. ecarah histologis,
pada jaringan ini terdapat sel)sel fibroblast yang telah berploriferasi disertai sejumlah
pembuluh darah yang baru dalam matriks yang longgar bagian intertisium tamapak
edematous karena pembuluh)pembuluh darah itu bocor sehingga protein dan eritrosit
mengalir keluar.33,3"
31
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 32/58
II.19.1. Ang'geness
$ngiogenesis sangat penting dalam proses penyembuhan luka, pertumbuhan dan
vaskularisasi jaringan yang iskemik. elama perkembangan embrio pembuluh darah
terbentuk melalui vaskulogenesis suatu jaringan vaskular primitif yang dirakit dari prekursor
'&, yaitu $ngioblas dalam jaringan tubuh orang dewasa, pembentukan pembuluh darah
tersebut dinamakan angiogenesis %atau nevaskularisasi(E peristiwa ini terjadi melalui
percabangan pembuluh darah yang sudah ada dan pengerahan sel)sel precursor endotel %'P&(
dari sumsum tulang.33,3"
II.19.1.1. Ang'geness ar sel-sel +rekurs'r en'tel
#alam perkembangan embrio, suatu prekursor yang umum hemangioblas menghasilkan sel)
sel induk hematopoiesis dan sel)sel angioblasE sel)sel angioblas akan berproliferasi,
bermigrasi ke lokasi perifer dan dapat berdiferensiasi menjadi sel)sel endotel yang hilang
pada endotelialisasi implant vascular dan pada vaskularisasi organ yang mengalami iskemia,
luka dikulit serta tumor.33,3"
II.19.1.2. Ang'geness ar +em)uluh arah 8ang suah aa se)elumn8a
$ngiogenesis dari pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya berlangsung secara
bertahap:
1. itrogen oksida menimbulkan dilatasi pembuluh darah yang sudah ada.
2. 8'+ menginduksi peningkatan permeabilitas
3. ?etaloproteinase menguraikan membrane basalis
". $ktivator plasminogen menimbulkan disrupsi kontak antar)sel endotel
0. el)sel endotel berproliferasi dan bermigrasi ke arah stimulus angiogenik
C. 6erjadi maturasi sel endotel yang meliputi inhibisi pertumbuhan dan remodeling menjadi saluran kapiler.
!. 6erjadi perekrutan sel)sel periendotel %perisit untuk kapiler yang kecil dan sel otot
polos vaskuler untuk pembuluh darah yang lebih besar(.33,3"
II.19.1.3. (akt'r Pertum)uhan an Rese+t'r 8ang Terl)at Dalam Ang'geness
8'+ dan angiopoitin %ang( merupakan faktor yang paling pentingE reseptor
tirosinkinase 8'+A)2 %terutama terbatas pada sel endotel dan precursor sel endotel( adalah
reseptor yang paling penting untuk angiogenesis %sekalipun ++)2 dapat pula meningkatkan
proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel)sel endotel(. interaksi 8'+;8'+A)2:
32
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 33/58
• ?emobilisasi sel prekursor endotel dari sumsum tulang meningkatkan proliferasi
serta diferensiasinya pada tempat angiogenesis.
• ?enstimulasi proliferasi dan motilitas sel endotel yang sudah ada sehingga terjadi
peningkatan pembentukan tunas kapiler.
tabilisasi pembuluh darah baru yang masih rapuh memerlukan penyerahan perisit
serta sel)sel otot polos dan pengendapan protein matriks ekstrasel angiopoietin 1 serta
2, P#+ dan 6+;I . turut berpartisipasi dalam proses ini.
• $ngiopoietin 1 berinteraksi dengan reseptor sel endotel untuk merekrut sel)sel
periendotel. >nteraksi tersebut juga memediasi maturasi pembuluh darah dari
saluran sederhana menjadi struktur vascular yang lebih kompleks dan
membantu mempertahankan inaktivasi sel)sel endotel. >nteraksi angiopoietin
2)tie2 menimbulkan efek sebaliknyaE sel)sel endotel menjadi lebih responsif terhadap stimulasi 8'+
• P#+ merekrut sel)sel otot polos.
• 6+;I menstabilkan pembuluh darah yang baru terbentuk itu dengan
meningkatkan produksi matriks sel.33,3"
II.19.1.!. Pr'ten Matrks Ekstrasel $e)aga Regulat'r Ang'geness
?igrasi sel)sel endotel yang terarah dalam angiogenesis dikendalikan olehE• >ntegrin, khususnya VvI3 %sangat penting untuk menbentuk dan mempertahankan
pembuluh darah yang baru terbentuk(.
• Protein matrik seluler yang meliputi trombospondin 1, P$A& dan tenasin &
• Protease %misalnya activator plasminogen dan metaloprotein( yang melakukan
remodeling jaringan selama infasi sel endotel en*im)en*im ini melepaskan 8'+
yang terikat pada matriks dan ++)2 untuk menstimulasi angiogenesis disamping
bekerja sebagai inhibitor yang menghambat angiogenesis % misalnya endostatin yang
merupakan fragmen kecil kolagen N8>>>(.33,3"
II.19.2. Pem)entukan #arngan Parut
II.19.2.1. Mgras an Pr'l"eras ()r')las
Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan pengendapan protein plasma
%misalnya fibronektin dan fibrinogen( sehingga terbentuk matriks bagi pertumbuhan
fibroblast. P#+, '8,++ serta 6+)I dan sitokin >/)1 serat 6+ mengatur migrasi
dan proliferasi fibroblast. 33,3"
II.19.2.2. Pengena+an Matrks Ekstrasel an Pem)entukan Parut
33
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 34/58
5etika perbaikan berlangsung, terjadi penurunan jumlah sel)sel endotel yang
berproliferasi dan sel)sel fibroblastE sel)sel fibroblast menjadi lebih sintetik dan
mengendapkan lebih banyak kolagen serta komponen matriks ekstrasel lainnya. intesis
matriks ekstrasel distimulasi oleh faktor pertumbuhan % misalnya P#+, ++, 6+)I(
dan sitokin %misalnya >/)1( yang disekresikan oleh fibroblast dan leukosit dalam luka
yang sedang menyembuh. Penguraian matriks ekstraseljuga akan berkurang. $khirnya,
rangka jaringan granulasi diubah menjadi jaringan parut yang tersusun dari sel)sel
fibroblast dan kolagen.33,3"
II.19.3. Rem'elng #arngan
Penggantian jaringan granulasi dengan jaringan parut pada akhirnya akan melibatkan
perubahan dalam komposisi matriks ekstrasel. #i samping menggerakkan sintesis matriks
ekstrasel, berbagai faktor pertumbuhan juga memodulasi sintesis dan aktivasi matriks
metalloproteinase %??P( yang merupakan family lebih dari 2 en*im yang menguraikan
matriks ekstraselE produksi ??P dihambat oleh 6+)I. ??P disekresikan sebagai
proen*im dan diaktifkan di luar selE en*im)en*im ini memerlukan *ink untuk aktivitasnya.
• >nterstisial kolagenase memecah kolagen fibrilar tipe >, >> dan >>>.
• elatinase menguraikan kolagen amorf serta fibronektin.
• tromelisin bekerja pada berbagai komponen matriks ekstrasel yang meliputi
proteoglikan, laminin, fibronektin dan kolagen amorf.
• $#$?s %disintegrin and metalloproteinase)domain( merupakan ??P yang
terikat membrane dan melepaskan domain ekstrasel protein permukaan sel
misalnya bentuk precursor 6+ serta 6+)V(.
??P yang sudah diaktifkan akan dihambat dengan cepat oleh berbagai inhibitor jaringan metalloproteinase %6>?Ps(. 'fek netto sintesis versus degradasi matriks
ekstrasel menghasilkan debridema pada tempat yang jejas dan remodeling
kerangka jaringan ikat.33,3"
II.19.!. Pen8em)uhan Luka
Penyembuhan luka melukiskan prinsip)prinsip perbaikan untuk sebagian besar jaringan
tubuh. Pada luka yang sangat superfisial, epitel akan dibangun kembali dan hanya terdapat
sedikit pembentukan parut. Pada jejas yang lebih luas, produk akhirnya mungkin tidak
34
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 35/58
sempurna secara fungsionalE organ)organ pelengkap epidermis %rambut, kelenjar keringat(
tidak mengalami degenerasi dan parut jaringan ikat menggantikan jaringan kolagen yang
secara mekanis berkerja efisien dalam dermis yang asli.
Penyembuhan luka berlangsung secara berurutan melalui fase)fase berbagai proses
yang saling tumpang tindih seperti dijelaskan di bawah :
1. >nduksi inflamasi oleh jejas inisial
2. Pembentukan jaringan granulasi dan reepitelialisasi
3. Pengendapan dan remodeling matriks ekstrasel dengan kontraksi luka.
/uka kulit secara klasik dinyatakan sembuh melalui proses penyembuhan
primer atau penyembuhan sekunder. 5edua proses ini pada hakekatnya
memiliki proses yang samaE perbedaanya lebih dibedakan oleh sifat %luas( luka
itu sendiri.33,3"
II.19.!.1. (akt'r "akt'r L'kal an $stemk 8ang Mem+engaruh Pen8em)uhan
Luka
1. kuran, lokasi dan tipe luka mempengaruhi penyembuhan.
2. +aktor)faktor lokal yang memperlambat penyembuhan meliputi infeksi, gaya
mekanik %misalnya gerakan atau tegangan pada luka( dan benda asing.
3. +aktor)faktor sistemik: status gi*i hospes %misalnya keadaan nutrisi protein
dan asupan vitamin &(, status metabolic %#? memperlambat penyembuhan(,
status sirkulasi atau kecukupan vascular, hormon %misalnya glukokotikoid(
%dapat menghalangi proses inflamasi)reparasi(.33,3"
II.19.!.2. %'m+lkas +aa Pen8em)uhan Luka
1. Pembentukan parut yang tidak sempurna: aringan granulasi atau pengendapan
kolagen serta remodeling yang tidak adekuat dapat menimbulkan luka jahitan yang
membuka atau ulserasi.
2. Pembentukan yang berlebihan: aringan granulasi yang berlebihan %granulasi yang
sangat banyak atau proud flesh( dapat membuat luka menonjol keluar di atas
permukaan kulit dan menghalangi reepitelialisasi. $kumulasi kolagen yang berlebihan
menyebabkan sikatriks hipertrofi yang menonjolE peluasan sikatriks di luar daerah
jejas yang asli tanpa diikuti regresi dinamakan koloid.
3. Pembentukan kontraktur: ?eskipun kontraksi luka merupakan bagian penyembuhan
yang normal, proses kontraksi yang berlebihan disebut kontraktur. 5ontraktur akan
35
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 36/58
menyebabkan deformitas luka %misalnya menimbulkan deformitas cla0 hand Wtangan
seperti cakarX atau membatasi mobilitas sendi(.33,3"
II.19.!.3. ()r'ss
+ibrosis adalah proses pembentukan jaringan fibrin. Proliferasi sel, interaksi
antar)sel atau sel)matriks dan pengendapan matriks ekstrasel yang terlibat dalam
kesembuhan luka juga melandasi fibrosis yang menyertai penyakit inflamasi yang kronik
seperti arthritis rheumatoid dan sirosis. Penyakit inflamasi yang kronik ditandai oleh
persistensi jejas awal %misalnya pajanan toksik yang terus terjadi( atau persistensi respons
inflamasi %misalnya jejas radiasi atau autoimunitas(. Pada sebagian besar kasus, interaksilimfosit)makrofag akan mempertahankan sintesis serta sekresi faktor pertumbuhan dan
sitokin fibrogenik, protease, serta molekul aktif)biologis lainnyaE sebagai akibatnya,
inflamasi yang terus berlanjut akan mendorong jejas jaringan yang progesif dan fibrosis. 33,3"
BAB III
%ERAN&%A %0N$EPTUAL DAN HIP0TE$I$ PENELITIAN
III.1. %erangka Te'r
36
Pielonefritis %infeksi(
"solusi#bs"s$%l"gmon Aeaksi >nflamasi
&nfamasi 'ronis Proses +agositosis
)$ntioksidan
%Pemberian 8itamin & dan
8itamin '(
Aadikal -ebas %A@(
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 37/58
)
III.2. %erangka %'nse+tual
III.3. H+'tess Peneltan
D : 6idak terdapat perbedaan jaringan parut ginjal akibat pielonefritis pada tikus
yang diberi vitamin &dan vitamin ' dengan tanpa pemberian vitamin & dan
8itamin 'D1 : aringan parut ginjal akibat pielonefritis lebih rendah yang diberikan vitamin
&dan 8itamin ' daripada yang tidak diberikan vitamin & dan 8itamin '.
BAB I6
MET0DE PENELITIAN
I6.1. #ens Peneltan
enis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan rancangan bentuk
komparatif dua kelompok
37
5erusakan ukleus5erusakan ?embran el ejas el
8'+A)2
$ngiopoitin)1
P#+
6+ -etaPembentukan aringan parut injal
%+ibrosis(Pel'ne"rts
Reaksi
infamasi
Pem)eran Ant'ksan
6tamn * an ERadikal
Bebas
Jejas Sel
Pem)entukan #arngan
Parut &njal
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 38/58
I6.2. Tem+at an ;aktu Peneltan
1. 6empat : /aboratorium Aiset +5 nsrat
2. Faktu : anuari 210 ) $pril 210
I6.3. $u)8ek Peneltan
ubjek penelitian ini adalah tikus putih % 1attus (o"ergicus) dengan kriteria :
5riteria >nklusi :
a( ehat, bergerak aktif
b( -erusia rata rata 12 mingguc( -erat rata)rata 1!J3 g %2.C Y 20.3 gram(
d( enis kelamin jantan dan betina
5riteria eksklusi :
a( 6ikus putih mati pada saat penelitian berlangsung
I6.!. Besarn8a$am+el
Perhitungan besar sampel berdasarkan permasalahan komparatif 2 kelompok untuk
menguji hipotesis, digunakan rumus %5irk, 10:1"0( :
2Ɵ √ n√ C 3 43' atau n2Ɵ3
n Z besar sampel
Ɵ Z nilai dalam tabel 5irk untuk po0er tertentu,
k Z banyaknya kelompok yang diperbandingkan
& Z suatu nilai yang lebih besar nol %&[( yang ditentukan peneliti
#alam usulan penelitian ini digunakan ƟZ ,0, power Z ,, kZ 2 dan & Z 1,
sehingga berdasarkan perhitungan rumus di atas diperoleh
n Z 23 per kelompok
38
3'
C 3
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 39/58
I6.. 6ara)el Peneltan
1. 8ariabel perlakuan : Pemberian dan tanpa pemberian vitamin & dan '
2. 8ariabel tergantung : aringan parut ginjal.
I6.. De"ns 0+eras'nal
1( Pielonefritis adalah radang ginjal pada tikus putih akibat penyuntikan kuman
E#coli sebanyak ,0 ml yang mengandung 1 bakteri langsung ke parenkim
ginjal
2( Pemberian vitamin & adalah pemberian vitamin & %2 mg;kg--( diberikan
melalui air minum selama 0 hari, dimulai setelah hari ketiga inokulasi
3( Pemberian vitamin ' adalah pemberian injeksi intramuskular satu dosis vitamin '
%1mg;5g berat badan( selama 0 hari, dimulai setelah hari ketiga inokulasi
"( Pemberian &efopera*one)ulbactam adalah pemberian injeksi intramuskular, satu
dosis &efopera*one)ulbactam %1 mg;kg --( selama 0 hari dimulai setelah hari
ketiga inokulasi
0( aringan parut adalah jaringan yang terdiri dari sebagian besar fibroblast inaktif
berbentuk kumparan, kolagen padat, fragmen jaringan elastis dan komponen
matriks ekstraseluler lainnya
I6.4. %erangka Peneltan
39
6ikus putih
>nokulasi dengan E# coli
6anpa pemberianvitamin& dan '
Pemberianvitamin& dan '
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 40/58
I6.5. Pr'seur Peneltan
Dewan percobaan dan perlakuan
1. "C tikus putih % 1attus (o"ergicus) dengan berat rata2 1!J3 g %2.C Y 20.3
gram( dan berusia rata)rata 12 minggu, hewan)hewan ini diberikan makan dan
minum selama masa penelitian.
2. train bakteri penyebab pielonephritis adalah E# coli#
3. 6indakan inokulasi dari kuman E#coli pada ginjal tikus menggunakan anestesi
umum.
". isi sebatas ginjal dicukur dan dilakukan tindakan aseptik.
0. injal kiri diekspose, dilakukan injeksi melalui ginjal kiri atas ,0 ml yang
mengandung 1 bakteri. 6ehnik ini pernah diteliti oleh 5aye W10X, yang
menyebabkan pielonefritis yang berat pada ginjal kiri dan pembentukan abses
yang disebabkan inokulasi langsung dari E# coli#
40
Pemeriksaan P$
etelah = minggu
Pembentukan
jaringan
parut
Pembentukan
jaringan
parut
$nalisis data
Dasil
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 41/58
C. 2 hari setelah inokulasi E# Coli 2 ekor tikus diterminasi, ginjal kiri diotopsi untuk
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi %untuk mendokumentasikan infeksi dan
inflamasi(
!. Dewan)hewan ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok masing)masing
kelompok terdiri atas 23 ekor tikus.
=. 5elompok 1. 6ikus diberikan injeksi &efopera*one)ulbactam intramuskular
tunggal selama 0 hari %1 mg;kg(, dimulai setelah hari ketiga inokulasi
. 5elompok 2. 6ikus diberikan injeksi &efopera*one)ulbactam intramuskular
tunggal selama 0 hari %1 mg;kg( dan satu dosis vitamin & %2 mg( diberikan
melalui air minum per 6 diikuti dengan satu dosis vitamin ' %1g;5g( di
injeksikan intramuskular selama 0 hari dimulai hari ketiga setelah inokulasi
1. = minggu kemudian, setelah dianestesi, hewan coba kemudian diterminasi.
11. #ilakukan insisi midline, kedua ginjal secara aseptik diangkat dan ditimbang.
12. injal kiri dibelah dan difiksasi dengan formalin dikirim untuk pemeriksaan
patologi.
13. ebelumnya dilakukan pemotretan sebelum dan sesudah dibelah
41
48 "kor tikus2 "kor tikus
utih tana2 hari 2 "kor&nokulasi *+oli (0+05
ml, 109 bakt"ri) k"
-okum"ntasi
&n."ksi
3
46 "kor tikus
23 "kor !ib"rikan: inj
".a"ra/onsulbatam10mg$kg & it
200 mg$kg
"rit*
23 "kor !ib"rikan: inj
".a"ra/onsulbatam10mg$kg & s"lama 5
hari
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 42/58
I6.5. Alat an Bahan
$lat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. /arutan alkohol !<
b. /arutan povidone iodine 1<
c. 5asa steril
d. 5etamine
e. #ia*epamf. ulfas atropine
g. &efopera*one)sulbactam
h. 8itamin &
i. arung tangan steril
j. #oek steril
k. puit 1cc, 0cc, 1cc
l. $Lua pro injeksi
m. -enang monofilament non absorbable ";
n. -enang pga "; tapper
o. -isturi 10
p. -isturi 11L. ?eja
42
8 88 mgg
"rminasi "rminasi "rminasi
tosi ginjal tosi ginjal tosi ginjal
histo# histo# histo#
&nt"rr"tasi
s"suai
&nt"rr"tasi
s"suai
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 43/58
r. ?inor set
s. 5andang perawatan
t. $lat tulis
I6.19. %rtera Penlaan
&ara penilaian jaringan parut dinilai perlapangan pandang berdasarkan kategori:
Z tidak ada, bila tidak ada jaringan parut
1 Z Aingan, bila jaringan parut < ) 0<
2 Z edang, bila jaringan parut 0< ) 10<
3 Z -erat, bila jaringan parut [ 10<
I6.11. Analss ata
$nalisis data yang digunakan terdiri atas :
1. $nalisis deskriptif %tabel distribusi frekuensi( untuk data derajat fibroblas atau
jaringan parut dan
2. $nalisis perbandingan dua kelompok dengan uji ?ann)Fhitney
43
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 44/58
BAB 6
HA$IL PENELITIAN DAN ANALI$A DATA
Penelitian ini dilakukan di /aboratorium +akultas 5edokteran A$6 pada bulan
anuari J $pril 210. #ilakukan pada "C ekor tikus yang terbagi atas dua kelompok, dimana
kelompok > tidak mendapatkan perlakuan %tanpa pemberian vitamin & dan vitamin '( dan
kelompok >> yang mendapatkan perlakuan %dengan pemberian vitamin & dan vitamin '(.
Tabel1. Distribusi kategori jaringan parut berdasarkan perlakuan
5ategori aringan Parut
Perlakuan
TotalTanpa Diberi
Ringan 9 11 20
39,1% 47,8% 43,5%
Sedang 10 3 13
43,5% 14,0% 28,3%
Berat 0 0 0
0,0% 0,0% 0,0%
Tidak ada
!"or#al$
4 9 13
28,3%17,4% 39,1%
Total 23 23 4
100,0% 100,0% 100,0%
5eterangan:
Z 6idak ada %tidak ada jaringan parut(
1 Z Aingan %jaringan parut < ) 0<(
2 Z edang %jaringan parut 0< ) 10<(
3 Z -erat %jaringan parut [ 10<(
6abel 2.ilai statistik jaringan parut %<(
Perlakuan " &ini#u# &a'i#u# &edian Rerata Si#pangan Baku
Tanpa 23 0 2 1(00 1(17 (778
Diberi 23 0 2 1(00 (74 (89
Total 4 0 2 1(00 (9 (759
44
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 45/58
Dasil pengujian kenormalan data dengan uji 5olmogorov)mirnov %terlampir(
menyatakan data kedua perlakuan tidak menyebar normal %p K ,0(. @leh sebab itu,
perbedaan jaringan parut %<( kedua perlakuan diuji dengan uji ?ann)Fhitney. Dasil uji ini
menyatakan nilai median kedua perlakuan berbeda sangat bermakna %p K ,1(. #engan
pemberian vitamin & dan vitamin ' menyebabkan adanya pengurangan jumlah jaringan
parut ginjal jika dbandingkan tanpa pemberian vitamin & dan vitamin '.
BAB 6I
PEMBAHA$AN
etelah melakukan uji statistik hasil penelitian dengan menggunakan uji ?ann)
Fhitney untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin & dan vitamin ' terhadap
pembentukan jaringan parut ginjal akibat pielonefritis. Dasil uji ini menyatakan nilai median
kedua perlakuan berbeda sangat bermakna %p K ,1( pada pemberian vitamin & dan vitamin
' terhadap terjadinya jaringan parut.Pemberian vitamin & dan vitamin ' terhadap kejadian jaringan parut ginjal akibat
pielonefritis pada penelitian ini ditemukan bermakna, dimana pada "3 ekor tikus coba
terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan %C1,=<( dengan tanpa perlakuan
%=2,C<(.
8itamin & mempunyai berat molekul yang relatif besar sehingga vitamin & tidak bisa
melewati membran sel dengan cara yang simpel. Perpindahan vitamin & kedalam sel
45
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 46/58
dikendalikan oleh mekanisme yang spesifik yaitu fasilitas difusi dan transport aktif yang
dibantu oleh membran protein seperti glu'osa transporter %/6( dan sodium "itamin C
cotransporter %8&6(.3,"1,"2
#D$ yang merupakan bentuk 8itamin & yang tereduksi dapat diimpor secara tidak
langsung melalui 3 tahap mekanisme yang melibatkan: 1( oksidasi ekstraseluler dari askorbat
menjadi #D$E 2( transport #D$ melalui pengangkut /6E dan 3( reduksi intraseluler dari
#D$ menjadi askorbat.3,"1
Pengangkut /6 memediasi penyerapan #D$ dengan cara energi)independen dan
sifat kinetiknya bisa menjelaskan dengan baik melalui teori kinetik ?ichaelis)?enten.
-erdasarkan afinitas transport, /6 1 dan /6 3 merupakan pengangkut utama untuk
aliran masuk #D$ diantara /6 isoform dan memiliki konstanta kinetik serupa dengan
transport glukosanya. Pengangkut #D$ lainnya, /6 ", teridentifikasi kemudian. /6 1
dan /6 3 memediasi aliran masuk #D$ pada sel(.3,"1,"2
elain oleh /6, vitamin & juga dibawa oleh &86 aktif, dimana 8&6 membawa
askorbat secara langsung ke dalam sel. &86 memiliki afinitas lebih tinggi untuk ascorbat
dibandingkan apa yang dilakukan /6 dan diperkirakan sebagai pembawa vitamin &
dengan afinitas tinggi. istem &86 membawa askorbat bersama gradien sodium
elektrokimia melewati membran sel dan diklasifikasikan sebagai transporter sekunder
aktif.3,"2
#ari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transporter utama vitamin &, /6
dan 8&6 mengatur kadar spesifik vitamin & di jaringan dan harus dipertimbangkan sebagai
terapi untuk mencapai tingkat askorbat intraseluler yang tinggi, sehingga kadar vitamin &
dalam sel sangat tergantung dari kadar glukosa dan sodium. 3,"1,"2
46
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 47/58
8itamin ', dalam bentuk α )tokoferol adalah kunci antioksidan lipofilik pada
sirkulasi manusia dan vaskular dan memainkan peranan penting dalam onset dan
progresifitas. /ipofilik antioksidan, vitamin ' dapat berinteraksi dengan komponen lipid pada
sistem vaskular. /ipid yang terikat α )tokoferol dapat dioksidasi dengan a.ueous&phase
radical , dan bertransformasi menjadi radikal tokoferol reaktif yang kemudian bereaksi
dengan lipid tidak jenuh dari lipoprotein, inisiasi oksidasi lipid dari tokoferol dimediasi oleh
reaksi peroksidase. 8itamin ' teroksidasi dapat menjadi bentuk antioksidan oleh a.ueous&
phase reductant yang lain.3,"
$sam askorbat bereaksi cepat dengan radikal tokoferol, menurunkan sampai kembali
ke bentuk awal. Dal ini dapat mengkonduksi untuk regenerasi vitamin '. $skorbat dapat
mengisolasi radikal aLueous pada plasma sebelum mereka dapat mengoksidasi vitamin '
pada fase lipid dan memungkinkan perlindungan dini untuk lipid yang terikat tokoferol.
8itamin & sebagai katalisator dan efek sinergis dengan antioksidan lain.8itamin '
yang teroksidasi oleh radikal bebas dapat beraksi dengan vitamin &, kemudian akan berubah
menjadi tokoferol setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin &. 6okoferol radikal O askorbat
tokoferol O monodehidroaskorbat. Aeaksi diatas menunjukkan adanya 2 produk oksidasi
askorbat yang berbeda yaitu monodehidroaskorbat dan dehidroaskorbat. 2=,2.. /ebih lanjut
vitamin & dan vitamin ' dapat berinteraksi sinergis. ebagai contoh, bila digunakan secara
bersamaan, mereka secara sinergis meningkatkan copper mediated D o-idation in vitro,
menurunkan regulasi endotelial 8'+ dan reseptornya 8'+)2 dan menurunkan aktivasi
$#PD oksidase sementara meningkatkan supero7ide dismutase, memicu penurunan level
stres oksidasi. 3,"
47
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 48/58
Pada penelitian vitamin & dan vitamin ' diberikan bersama antibiotik setelah !2 jam
inokulasi kuman '.coli karena pemberian dini akan menghambat proses inflamasi yang
berhubungan dengan infeksi menurut 'mamghorashi dkk."
$ntibiotik yang dipakai pada penelitian ini adalah cefopera*one sulbactam dengan
dosis 1mg;kg--;hari yang diberikan !2 jam setelah inokulasi kuman E#Coli. &efopera*one
ulbactam merupakan antibiotik spektrum luas dan bersifat bakterisidal yang secara
farmakologi mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal dan kadarnya di dalam urin
cukup tinggi.1,2
Pielonefritis menyebabkan pembentukan jaringan parut pada ginjal. #ipercaya bahwa
pemberian antibiotik mengurangi proses inflamasi dan pembentukan jaringan parut. Pada
penelitian 'mamghorashi dkk ditemukan gambaran inflamasi jaringan ginjal tikus pada "=
jam setelah inokulasi '.coli dan "= jam setelah pemberian antibiotik ditemukan enumerasi
bakteri dibawah 3 &+;g pada ginjal %ginjal dalam keadaan steril(, sehingga disimpulkan
bahwa pemberian antibiotik tidak mempengaruhi hasil penelitian."
BAB 6II
%E$IMPULAN DAN $ARAN
6II.1. %esm+ulan
#ari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap
kejadian jaringan parut pada pielonefritis %yang diinduksi dengan '. &oli( pada pemberian
vitamin & dan 8itamin '.
6II.2. $aran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah sampel vitamin & dan
vitamin ' untuk mengetahui dosis pemberian vitamin & dan ' yang tepat pada pencegahan
terjadinya jaringan parut ginjal akibat pielonefritis.
48
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 49/58
DA(TAR PU$TA%A
1. $nthony . chaeffer, ?# 'dward ?. chaeffer, ?#, Ph#, G5idney >nfectionsG
Campbell&5alsh 6rologay, th ed, 2!
2. Diep 6. guyen, ?#, G-acterial infections of the enitourinary 6ractH Smith7s
8eneral 6rology, 1!th edition, pp 13)2"#
9# ?itchell . A, 5umar.8, $bbas. 5.$, +austo. G6he 5idneyH, Pathologyand Basic
Desease!th ed, 23, pp 3)"0
". +atemeh 'mamghorashi, eyed ?ohamad @wji, and ?ohammad ?otamedifar,
<'valuation of 'ffectiveness of 8itamins & and ' on Prevention of Aenal car due
to Pyelonephritis in Aat ,:Ad"ances in 6rology, 8ol, 211, pp 1) C
0. . +arshad and +. 'mamghorashi, G6he prevalence of virulence genes of '. coli
strains isolated from children with urinary tract infection,H Saudi ;ournal of idney
Diseases and <ransplantation, vol. 2, no. ", pp. C13JC1!, 2.
C. #oyle, ?.P. and Padhye, 8.. <'scherichia coli: *oodborne Bacterial Pathogens. ?arcel
#ekker, >nc. ew Sork, S. 1=
!. 5ornacki, ./. and ?arth, '.D.. G+oodborne illness caused by Escherichia coliH $ review. .
+ood Protect. 1=2, pp101)1C!.
=. $nn tapleton, G (o"el !echanis of P&*imbriated Escherichia Coli +irulence in
Pyelonephritis H,niversity of Fashington, 20, pp 3"0=)3"C
. . $. Aoberts, . 5. Aoth r., and . #omingue, G>mmunology of pyelonephritis in the
primate model. 8. 'ffect of supero7ide dismutase,H ;ournal of 6rology, vol. 12=, no.
C, pp. 13"J1",1=2.
49
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 50/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 51/58
22. D. ?undi, -. -jorksten, &. vanborg, /. @hman, and &. #ahlgren, G'7tracellular
release of reactive o7ygen species from human neutrophils upon interaction with
Escherichia coli strains causing renal scarring,: ?nfection and ?mmunity, vol. 0, no.
11, pp. "1C=J"1!2, 11.
23. 6. ?atsumoto, S. ?it*unoe, . @gata, ?. 6anaka, 5. 6akahashi, and . 5uma*awa,
G$ntio7idant effect on renal scarring following infection of mannose)sensitive)
piliated bacteria,H (ephron, vol. C, no. 2, pp. 21J210, 12.
2". 6. ?atsumoto, S. ?it*unoe, . @gata, ?. 6anaka, 5. 6akahashi, and . 5uma*awa,
G$ntio7idant effect on renal scarring following infection of mannose)sensitive)
piliated bacteria,H (ephron, vol. C, no. 2, pp. 21J210, 12.20. ?. 5anter, @. &oskun, +. $rmutcu, S. D. *, and . 5i*ilay, GProtective effects of
vitamins &, alone or in combination with vitamin $, on endoto7in)induced o7idative
renal tissue damage in rats,H <oho'u ;ournal of E-perimental!edicine, "ol# 2C, no.
2, pp. 100J1C2, 20.
2C. anong F+, G Pembentukan dan 'kskresi rinH, *isiologi edo'teran, 'disi 1,
'&, 1=3 pp 0)C20
2!. ?. 5adkhodaee, D. 5hastar, D. $. $rab, A. ha*navi, ?. Uahmatkesh, and ?.
?ahdavi)?a*deh, G$ntio7idant vitamins preserve supero7ide dismutase activities in
gentamicininduced nephroto7icity,H <ransplantation Proceedings, "ol# 9, no. ", pp.
=C"J=C0, 2!.
2=. Finarsi D. G8itamin &G $ntioksidan alami dan Aadikal -ebas, 5anisius, 0 ed 2!,
pp 13=)1"!
2. #eswoto A, Deidi, G8itamin &H *arma'ologi dan terapi, +5>. 10th
ed, pp !!!)!!.3. abastian , Padayatty, 5at*, $rie Fang, G8itamin & as $ntio7idant: 'valuation of its
Aule in #isease PreventionH ;ournal of the American College of (utrition, 23, pp
1=)30
31. ishikimi ?, Sagi 5, G-iochemistry and ?olecular -iology of $scorbic $cid
-iocynthesisH, Subcell Biochem, 1C, pp 1!)3
32. 'nglard , eifter , G6he -iochemical +unctions of $scorbid $cidH, Amnu 1e" (utr ,
1=C, pp 3C0)"C
51
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 52/58
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 53/58
;#&#
ab"l 1+ <aringan arut ginjal tikus =ang ti!ak m"n!aat "rlakuan (k"lomok 1)
!an =ang m"n!aatkan "rlakuan (k"lomok 2), s"rta !"rajat jaringan arut+
ikus '"lomok <aringan arut -"rajat1 '1 2 >"!ang
2 '1 2 >"!ang3 '1 2 >"!ang4 '1 1 ingan5 '1 0 6 '1 2 >"!ang7 '1 1 ingan8 '1 0 9 '1 2 >"!ang
10 '1 2 >"!ang11 '1 0 12 '1 0 13 '1 0 14 '1 1 ingan15 '1 2 >"!ang16 '1 1 ingan17 '1 1 ingan18 '1 2 >"!ang19 '1 1 ingan20 '1 2 >"!ang21 '1 1 ingan22 '1 1 ingan23 '1 1 ingan1 '2 0
2 '2 0 3 '2 1 ingan
53
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 54/58
4 '2 2 >"!ang5 '2 1 ingan6 '2 0 7 '2 1 ingan8 '2 1 ingan
9 '2 0 10 '2 2 >"!ang11 '2 1 ingan12 '2 1 ingan13 '2 1 ingan14 '2 1 ingan15 '2 1 ingan16 '2 1 ingan17 '2 0 18 '2 0
19 '2 2 >"!ang20 '2 1 ingan21 '2 0 22 '2 0 23 '2 0
54
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 55/58
HASIL OLAHAN DATA
Report
)aringanParut
*ita#in + dan " &ini#u# &a'i#u# &edian &ean Std( De-iation
Tanpadiberi 23 0 2 1(00 1(17 (778
Diberi 23 0 2 1(00 (74 (89
Total 4 0 2 1(00 (9 (759
Tests of Normality
*ita#in + dan
.ol#ogoro-/S#irno-a
Statiti d Sig(
)aringanParut Tanpadiberi (247 23 (001
Diberi (25 23 (000
a( illieor Signiiane +orretion
Mann-Whitney Test
Ranks
*ita#in + dan " &ean Rank Su# o Rank
)aringanParut Tanpadiberi 23 27(07 22(50
Diberi 23 19(93 458(50
Total 4
Test Statistisa
)aringanParut
&ann/itne6 182(500
ilo'on 458(500
/1(929
6#p( Sig( !1/tailed$ (027
a( :rouping *ariable; *ita#in + dan
55
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 56/58
!itamin " dan # $ Derajat"rosstabulation
Dera<at Total
"or#al Ringan Sedang
*ita#in + dan Tanpadiberi +ount 4 9 10 23
% =itin *ita#in + dan 17(4% 39(1% 43(5% 100(0%
% =itin Dera<at 30(8% 45(0% 7(9% 50(0%
Diberi +ount 9 11 3 23
% =itin *ita#in + dan 39(1% 47(8% 13(0% 100(0%
% =itin Dera<at 9(2% 55(0% 23(1% 50(0%
Total +ount 13 20 13 4
% =itin *ita#in + dan 28(3% 43(5% 28(3% 100(0%
% =itin Dera<at 100(0% 100(0% 100(0% 100(0%
"hi-S%uare Tests
*alue d
6#p( Sig( !1/
ided$
Pearon +i/S>uare 5(892a 2 (027
" o *alid +ae 4
a( 0 ell !0(0%$ a-e e'peted ount le tan 5( Te #ini#u#
e'peted ount i (50(
&AMBAR- &AMBAR PENELITIAN
56
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 57/58
ambar tikus percobaan dan kandang perawatan
ambar ginjal dikeluarkan dan diinjeksi dengan kuman E# Coli
57
8/16/2019 Proposal Karya Akir Nando NEW
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-karya-akir-nando-new 58/58
ambar sampel total ginjal tikus