Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. Learning Laboratory Building...
Transcript of Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. Learning Laboratory Building...
ii
Editors: Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. Dwi Yanti
Proceeding
Conference On Mathematics, Science, And Education (COMSE 2017) Bengkulu, December 21-23, 2017.
“The Reinforcement of Educational Character Based on Local Wisdom in Global Era”
Reviewers: 1. Prof. Dr. Drs. Hartanto Sunardi, M.Pd, S.T, S.Si. (University of PGRI Adi
Buana Surabaya) 2. Prof. Dr. Sudarwan Danim (University of Bengkulu) 3. Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of Bengkulu) 4. Dr. Saleh Haji, M.Pd. (University of Bengkulu) 5. Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd. (University of Bengkulu) 6. Dr. Bihanuddin, M.Pd. (SMA N. 2 Bengkulu)
Held by:
Postgraduate Study Program of Mathematics Education Faculty of Teacher Training and Education University ofBengkulu
Publisher:
3
Wahyu Widada Dwi Yanti
Proceedings Conference on Mathematics, Science, And Education (COMSE 2017) The Reinforcement of Educational Character Based on Local
Wisdom in Global Era Wahyu Widada & Dwi Yanti (Editor) Mold to 1. Bengkulu: Unit Publishing and Publication of FKIP University of Bengkulu, 2018. vi. 602 hlm: 29 cm
ISBN 978-602-8043-83-0
Knowledge
Title
• Prosiding Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd.
Dwi Yanti
• Published by
Publishing and Publication Unit of FKIP Univ. Bengkulu Learning Laboratory Building of FKIP Road W.R. Supratman, Kandang Lemun, Bengkulu City 38371A Phone. (0736) 21186, 0811737956 Fax. (0736) 21186 Page: fkip.unib.ac.id/unit-penerbitan/ email: [email protected]
• All rights reserved It is prohibited to cite and reproduce in any form without the written permission of the publisher
• Prints to 1: 2018
4
FOREWORD
All praise and gratitude we pray to the presence of Allah SWT because of His grace and
grace, so that the National Conference of Mathematics, Science and Education
(COMSE) Postgraduate Program of Mathematics Education, University of Bengkulu
2017 can be implemented as expected. The National Conference of Mathematics,
Science and Education (COMSE) program of Postgraduate Study of Mathematics
Education of Bengkulu University 2017 which was held due to hard work and
commitment from Postgraduate Study Program of Mathematics Education of Bengkulu
University. The activity is carried out from 21-23 December 2017 in the Hall Dean of
FKIP University Bengkulu. This conference activity is the theme “ The Reinforcement of
Educational Character Based on Local Wisdom in Global Era”.
We are very grateful to the reviewers and editors who have helped to review and edit
the papers in this proceeding. The reviewers in this proceeding are Prof. Dr. Drs.
Hartanto Sunardi, M.Pd, S.T, S.Si. (University of PGRI Adi Buana Surabaya), Prof. Dr.
Sudarwan Danim (University of Bengkulu), Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of
Bengkulu), Dr. Saleh Haji, M.Pd. (University of Bengkulu), Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd.
(University of Bengkulu), Dr. Bihanuddin, M.Pd. (SMA N. 2 Bengkulu). While the editor in
this proceeding is Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of Bengkulu), and Dwi
Yanti (University of Bengkulu).
The author of the article comes from various agencies and various regions, inc luding
Bengkulu, Lubuklinggau, Curup, Rejang Lebong, Jambi, Mukomuko, Jogyakarta, and
others. Hopefully this proceeding can be useful, not only for writers, but also can enrich the
insight of educational knowledge in Indonesia.
Bengkulu, February 2018 Chief Executive
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
274
TABLE OF
CONTENTS
Home Page ...........................................................................................................................
I Editor dan Reviewer
.................................................................................................................. Ii Foreword
.................................................................................................................................. Iii
table of contents
....................................................................................................................... iv
15. Dwi Yanti Identifikasi Etnomatematika pada Rumah Adat Bubungan Lima di Bengkulu .. 140
16. Elvinawati dan Salastri Rohiat Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Penerapan Reciprocal Teaching pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I .................................................... 152
17. Elya Rosalina, M.Pd. Mat. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) ............................. 160
18. Esti Dhamayanti Pemanfaatan Cacing Lumbricus Bagi Kesehatan .................................... 167
19. M. Fachruddin.S Quality Message Teacher Sm-3t Mathematics Unib in Learning Communication.................................................................................................................... 175
20. Fahrur Razi, M. Si dan Sujita, M. S Analisis Biplot untuk Memetakan Mutu Sekolah Yang Sesuai dengan Nilai Ujian Nasional ............................................................................ 182
21. Felda Sulistiati Penerapan Model Pembelajaran dengan Strategi Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis pada Mata Pelajaran Matematika Diskrit ........................................................ 198
22. Ginta Octizasari Pengembangan Lkpd Berbasis Pendekatan Matematika Realistik dan Pendidikan Karakter pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di SMP Negeri 4 Kota
Bengkulu .............................................................................................................................. 210
23. Gunawan, M.Pd Metode Pola (Teknik Cepat dalam Menyelesaikan Spldv) ...................... 219
24. Hanifah Implementasi Model Apos pada Mata Kuliah Kalkulus Integral pada Pokok Bahasan Fungi Transenden di Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unib TA 2017/2018. ... 230
25. Heri Jumiati Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Kemampuan
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
275
Menulis Karya Tulis Ilmiah Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Lubuklinggau ............................. 239
26. Ikronudi Pengaruh Pembelajaran Pencapaian Konsep Terhadap Kemampuan Bertanya dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika pada Siswa Kelas Vii SMP Negeri 2 Pondok Kubang .................................................................................................................... 249
27. Lia Waroka Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis dan Self Efficacy Siswa Melalui Metode Pembelajaran Guided Discovery di Kelas VII SMPN 6 Bengkulu ............................ 255
28. Lucy Asri Purwasi Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Pengajuan dan Pemecahan Masalah (Jucama) ........................................... 266
29. Maria Luthfiana, Yufitri Yanto Pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X ............................................................................. 274
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA
MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL KELAS X
Oleh: Maria Luthfiana1, Yufitri Yanto2
Email: [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Pada Materi Sistem Persamaan Linear
Kelas X. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS berupa LKS siswa dan LKS guru dengan pendekatan PMRI pada materi sistem persamaan linear tiga variabel untuk siswa kelas X dan mengetahui kualitas LKS dilihat dari aspek
kevalidan dan kepraktisan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan 4-D (four D model). Model ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, and Disseminate. Proses pada tahap Define meliputi: a) analisis awal, b) analisis siswa, c) analisis tugas, d) analisis konsep, dan e) merumuskan tujuan pembelajaran. Proses pada tahap Design meliputi:
a) pemilihan format dan b) desain awal, pada desain awal meliputi pembuatan angket untuk validasi, angket respon siswa, dan penulisan draft awal. Proses pada tahap
Develop meliputi: a) validasi oleh para ahli diikuti dengan revisi, b) uji coba produk. Produk penelitian ini berupa LKS siswa dan LKS guru pada materi sistem persamaan linear tiga variabel dengan pendekatan PMRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) Kevalidan LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mendapat kategori baik pada komponen kelayakan bahasa dengan rata-rata skor sebesar 3,29,
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
276
pada komponen kelayakan isi mendapat kategori sangat baik dengan rata-rata skor
sebesar 3,52, sedangkan pada komponen kelayakan penyajian mendapatkan predikat baik dengan rata-rata skor 3,04. (2) kualitas bahan ajar dilihat dari aspek kepraktisan
termasuk dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,13 ditentukan berdasarkan hasil respon siswa terhadap LKS.
Kata Kunci: Pengembangan, SPLTV , LKS.
PENDAHULUAN
Pada saat ini pendidikan di Indonesia menerapkan K13 revisi 2016, orientasi
kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
(Majid, 2014:28). Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep
tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. (Majid, 2014:16). Dengan kata lain guru adalah fasilisator, selain itu guru harus mampu mengembangkan
bahan ajar yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh ketika belajar
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
277
matematika. Cara yang bisa dilakukan guru untuk menciptakan dan mengembangkan bahab ajar antara lain dengan menggunakan pendekatan dalam
proses pengembangan bahan ajarnya, yang sesuai dengan materi yang akan disampaikaan. Salah satu jenis bahan ajar yang bisa dikembangkan oleh guru
adalah LKS.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak
yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dan juga penugasan. LKS memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, membantu siswa dalam belajar dan memahami materi pembelajaran (Depdiknas dalam Rochim, 2016). Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS berisi
panduan bagi siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto dalam Rupaidah & Danaryanti, 2013). Peran Lembar
Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran salah satunya adalah sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik.
Hudojo (dalam harsatuddin, 2014) menyatakan bahwa matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan
mental yang tinggi. Karena itulah matematika sering sekali dianggap momok yang sangat mengerikan bagi para siswa, karena dalam belajar matematika banyak
sekali menggunakan angka, rumus-rumus dan simbol-simbol. Pembelajaran matematika sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari,
setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari pastinya ada kaitanya dengan matematika, salah satu materi dalam matematika yang sangat sering kita temui
dalam keseharian kita adalah materi tentang Sistem Persamaan Linear. Persamaan linear merupakan persamaan dalam bentuk polinomial yang variabelnya berderajat satu atau nol, dan tidak terjadi perkalian antar variabelnya (operasi yang
ada hanya penjumlahan dan pengurangan) (Purwanto dkk, 2005:11). Sedangkan suatu sistem persamaan linear merupakan kumpulan beberapa persamaan linear
(dalam materi ini dibatasi banyaknya pernyataan berhingga.) (Purwanto dkk, 2005:12). Ada beberapa kesulitan dalam materi persamaan linear, Masalah pemodelan menjadi penyebab sulitnya siswa dalam menyelesaikan SPL, untuk itu
pembelajaran mengenai SPL sebaiknya diwali dengan menghadirkan permasalahan nyata untuk memberikan stimulus kepada siswa agar siswa mampu
berpikir kreaktif, menekankan keterampilan „process of doing mathematic’, sehingga mereka dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapi dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik
secara individu maupun secara kelompok, hal ini senada dengan PMRI.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan Pembelajaran Maematika Realistik Indonesia (PMRI). Menurut (Zulkardi dalam
Simanulang, 2013) Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang bertitik tolak dari hal-hal yang
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
278
„real‟ bagi siswa, menekankan keterampilan „process of doing mathematic’ berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga
mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun secara kelompok.
Yang berdasarkan pendapat dari Freudenthal Institute, Utrecht University yang berpendapat bahwa matematika merupakan kegiatan manusia yang lebih menekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan, dan mengembangkan
sendiri pengetahuan yang diperlukan (Gravemeijer dalam Wagimun, 2015). Aktivitas dalam pembelajaran PMRI sesuai dengan prinsip dalam pengembangan
kurikulum 2013 yaitu berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator.
Dari masalah yang dihadapi, peneliti menawarkan solusi yaitu
dengan mengembangkan LKS yang konvensional menjadi LKS yang menarik sehingga produk LKS yang dihasilkan dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi dan penugasan pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada materi Sistem Persamaan Linear
Tiga Variabel Kelas X di SMA Negeri 2 Lubuklinggau. 2. Menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X di SMA Negeri 2 Lubuklinggau yang valid dan praktis.
DASAR TEORI
Menurut Sumantri (2007: 4.6) berkembangnya kemampuan berpikir formal pada remaja ditandai dengan tiga hal penting, yaitu:
1). Anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan. 2). Anak telah mampu berpikir ilmiah. Remaja telah mampu mengikuti langkah-langkah
berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah, menyususn hipotesis, mengumpulkan dan mengola data sampai dengan menarik kesimpulan- kesimpulan. 3). Remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis. Ide-ide atau
pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipadukan dalam suatu kesimpulan yang logis.
Pada tahap perkembangan anak usia SMA pemikiran tentang pembelajaran lebih mampu berpikir secara realistik. Dalam tahap perkembangan ini guru perlu membantu siswa untuk mengasah kemampuan berpikir siswa.
Yaumi (2013:18) berpendapat bahwa Desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanannya termasuk sarana serta
prosedur untuk meningkatkan mutu belajar sehingga desain pembelajaran diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai efektivitas dan efesiensi.
Menurut Rahman (2013:197) model adalah seperangkat prosedur yang
berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Model adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
279
sebagai pedoman dalam merencanakan suatu kegiatan tertentu (Trianto, 2012:45). Desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dengan
penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan (Sanjaya, 2008:197). Sedangkan menurut Wiyani (2013:35) Model desain pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik professional dalam merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya.
Bahan Ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Prastowo, 2014:171). Bahan ajar merupakan bahan atau materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (Prastowo, 2014:176). Sedangkan menurut Sumantri
(2015:217) bahan atau materi ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai para siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-
lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis,
yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan penggunaanya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo,2014:269).
Ada beberapa macam model pengembangan yang dapat diterapkan dalam rangka menemukan suatu bentuk yang sesuai dengan analisis kebutuhan. Salah satu
model pengembangan menurut Thiagarajan & Semmel (dalam Trianto, 2010:93) adalah model 4D. tahap pertama dari Model 4-D adalah pendefinisian, kemudian diikuti dengan tahap perancangan, pengembangan.
Menurut (Soedjadi, 2007) ada lima karakteristik pendidikan matematika
realistik yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain bahan pembelajaran. Yaitu menggunakan konteks, menggunakan model, menggunakan
kontribusi siswa, dan keterkaitan antar topik.
Menurut Fajar dan Nur (2010) pengembangan LKS berbasis PMR harus
memenuhi standar bahan ajar PMRI, yaitu:
1. Bahan ajar yang disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Bahan ajar menggunakan permasalahan realistik untuk memotivasi siswa dan
membantu siswa belajar matematika.
3. Bahan ajar memuat berbagai konsep matematika yang saling terkait sehingga siswa memperoleh pengetahuan matematika yang bermakna dan utuh.
4. Bahan ajar memuat materi pengayaan yang mengakomodasi perbedaan cara dan kemampuan berpikir siswa.
5. Bahan ajar dirumuskan / disajikan sedemikian sehingga mendorong / memotivasi siswa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif serta berinteraksi dalam belajar.
Kerangka Berpikir
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
280
Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah Kurikulum 2013 (K13), pada penerapan K13 guru diwajibkan untuk menggunakan bahan ajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai macam bahan ajar yang digunakan guru untuk membantu dalam proses
belajar agar tercapainya tujuan pembelajaran, salah satunya yaitu LKS. Namun pada kenyataannya LKS yang digunakan guru kurang membangkitan semangat belajar siswa, karena pada umumnya desain, bahasa maupun ilustrasi dalam LKS bersifat
abstrak, sehingga siswa kesulitan dalam mencerna bahasa dan ilustrasi yang disajikan dalam LKS tersebut. Pengembangan LKS matematika dengan pendekatan
PMRI dapat menjadi salah satu wadah untuk menampung rasa ingin tahu dan cara berpikir kreaktif siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan LKS dengan pendekatan PMRI dapat mengembangkan respon siswa, stimulus yang diberikan
lebih beragam jika disertakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan
suatu LKS yang dapat menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berpedoman dengan kurikulum 2013 dan pendekatan PMRI.
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu menyusun suatu prototype LKS, kemudian prototype tersebut
divalidasi oleh para ahli. Para ahli yang dimaksud yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Setelah divalidasi dan diberi masukan dari para ahli prototype direvisi menurut saran dan masukan para ahli. Selanjutnya prototype diujikan dalam
pembelajaran yang sebenarnya, dalam tahap uji coba siswa diberikan angket untuk menetahui minat siswa terhadap LKS. Tahapan terahir yaitu menghasilkan LKS dengan pendekatan PMRI yang telah divalidasi ahli bahasa, media, dan materi.
Peneliti mengembangkan suatu LKS berbasis pendekatan PMRI dengan
model direvisi sampai dinyatakan valid setelah dinyatakan valid LKS dengan pendekatan PMRI layak diujicobakan di SMA Negeri 2 Lubuklinggau sehingga dapat menguji desain dan bahasa yang baik dengan menggunakan instrumen
wawancara, dan angket respon siswa.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research & Development (R&D). metode penelitian dan pengembangan adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti dalam upaya
mengembangkan produk yang telah ada (inovasi) maupun untuk menciptakan produk baru (kreasi) yang teruji. Dalam penelitian ini dikembangkan LKS dengan
pendekatan PMRI yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat menghasilkan hasil belajar yang baik. Pengembangan LKS ini, mengacu pada pengembangan perangkat model 4-D (four D model) yang dikemukakan oleh
Thiagarajan. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, and Disseminate.
Prosedur atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadaptasi pengembangan perangkat model 4-D (four D model) dari
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
281
Trianto. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, model 4-D didasarkan pada alasan sebagai berikut:
1. Lebih tepat digunakan sebahai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran. 2. Model bisa dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. 3. Tahapan dalam pengembangan produk model 4-D lebih runtun.
4. Adanya tahap validasi dan uji coba menjadikan draf yang dihasilkan lebih sempurna.
Tahap pertama dari model 4-D adalah Define (pendefinisian), kemudian diikuti dengan tahap Design (perancanngan), tahap Develop (pengembangan), dan satu tahap yang belum tercantum di dalam gambar tersebut adalah tahap Disseminen
(penyebarluasan). Karena hasil penelitian ini tidak disebarkan pada sekolah lain (selain tempat peneliti) maka hanya digunakan tiga tahap, yaitu sampai tahap develop.
1. Tahap pendefinisian (Define) Pendefinisian dalam hal ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran. Di dalam menetapkan kebutuhan pembelajaran hal yang perlu diperhatikan
antara lain mengenai kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, tingkat atau tahap perkembangan siswa, dan kondisi sekolah. Ada lima langkah pokok di dalam tahap ini, yaitu: analisis awal, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran. 2. Tahap Perencanaan (Design)
Tahap ini memiliki tujuan untuk menyiapkan prototype perangkat pembelajaran, dengan langkah yaitu, Penyusunan tes acuan patokan,
pemilihan media, pemilihan format, dan desain awal lks.
3. Tahap Pengembangan Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan LKS dengan
pendekatan PMRI yang sudah di validasi dan direvisi berdasarkan masukan para ahli dan hasil ujicoba ke siswa.
4. Tahap Penyebaran (Desseminate) Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah dikembangkan dalam
penelitian ini adalah LKS berbasis PMRI yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan tahap ini juga untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam proses pembelajaran
karena keterbatasan penelitian, maka tahap diseminasi ini tidak dilakukan.
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah berupa angket dan wawancara terhadap respon siswa pada produk LKS. Menurut Sugiyono (2012:199) Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Analisis Data kuantitatif a. Analisis Kevalidan
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
282
Lembar penilaian akan menghasilkan data yang akan digunakan untuk menentukan kevalidan produk berupa LKS dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia yang dikembangkan. Data penilaian kevalidan LKS diperoleh dari dosen ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Data lembar penilaian
kevalidan LKS dianalisis dengan langkah- langkah sebagai berikut.
1. Tabulasi data
Pedoman pemberian skor LKS untuk ahli bahasa, ahli materi, dan ahli media diisi dengan ketentuan sesuai tabel berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Skor Lembar Penilaian Kevalidan LKS
Skor Kriteria
4 Sangat baik
3 Baik
2 Kurang baik
1 Sangat kurang baik
Adaptasi Sugiyono, 2015:166)
2) Menghitung skor rata-rata dari seluruh aspek yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : ∑ = Skor rata-rata seluruh aspek X = Jumlah skor seluruh aspek N = Banyaknya butir pernyataan
3) Mengubah skor rata-rata seluruh aspek menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria penilaian.
b. Analisis Kepraktisan
Kepraktisan LKS dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dapat dilihat dari hasil analisis angket respon siswa. Data lembar
penilaian kepraktisan LKS dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi data
Pedoman pemberian skor kepraktisan LKS dapat dilihat pada tabel 3.4.
Pedoman Pemberian Skor Lembar Penilaian Kepraktisan LKS
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
283
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Nilai
Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 4
Setuju Tidak Setuju 3
Tidak Setuju Setuju 2
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 1
(adaptasi Widoyoko, 2009:236)
2) Menghitung skor rata-rata dari seluruh aspek yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
∑
Keterangan :
∑ =Skor rata-rata seluruh aspek X = Jumlah skor seluruh aspek
N = Banyaknya butir pernyataan
3) Mengubah skor rata-rata seluruh aspek menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria penilaian .
Dari hasil pengolahan data ini menggambarkan aspek kevalidan dan kepraktisan terhadap LKS yang Dikembangkan. Analisis kevalidan dan
kepraktisan dilakukan pada tahap ketiga dari model pengembangan 4-D.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Ketrampilan Proses Di Sman 4 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4 (4), 350-356.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadjar S. dan Nur A. Mustajab. (2010). Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Realistik di SMP. Yogyakarta: PPPPTK. Hamalik, O. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan Yang Akan Datang Berbasis Karakter.Jurnal Didaktik Matematika, 1 (2), 30- 42.
Helmanda, R. dkk. 2012. Pengembangan Handout Matematika Berbasis Pendekatan Realistik Untuk Siswa SMP Kelas VII Semester 2.
Jurnal Pendidikan Matematika, 1 (3). 75-79 Kemendikbud RI. 2016. MATEMATIKA
untukkelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kementrian VIII
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
284
Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prastowo, A. 2014. Pengembangan LKS Tematik Tinjauan Teoritis Dan Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Purwanto, H. dkk. Aljabar Linier. Jakarta: PT. Ercontara Rajawali. Rahman, M. & Amri, S. 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Rochim, M. dkk. 2016. Pengembangan LKS Dengan Pendekatan PMRI Pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Untuk SMP Kelas VIII. Jurnal
Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 4 (1), 35-43.
Roslina & Mahdi, M. 2015. Kemampuan Menguasai Materi Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Siswa Sma Negeri 14 Iskandar Muda Banda Aceh. Jurnal Ilmiah “Integritas”, 1 (2), 43-52.
Rupaidah, A. & Danaryanti, A. 2013. Pengembangan Lks Dengan Pendekatan Realistik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 10-17.