Primary Trauma Care

37
PRIMARY TRAUMA CARE PRIMARY TRAUMA CARE ( P T C ) ( P T C ) TRAUMA - TRAUMA - Korban lalin dan industri Korban lalin dan industri - > kelompok usia - > kelompok usia muda muda - Morbiditas dan - Morbiditas dan mortalitas tinggi mortalitas tinggi PTC PTC Pengetahuan dasar dan keterampilan : Pengetahuan dasar dan keterampilan : - Penilaian cepat ( rapid assessment ) - Penilaian cepat ( rapid assessment ) - Resusitasi - Resusitasi - Stabilisasi bagian/ fungsi tubuh yg - Stabilisasi bagian/ fungsi tubuh yg cedera cedera

description

all about primary trauma careberisi semua tentang perawatan - perawatan trauma yang utama dan primer.tentang bagaimana cara penanganan trauma yang penting yang merupakan suatu kegawat daruratan yang terjadi.

Transcript of Primary Trauma Care

PRIMARY TRAUMA CAREPRIMARY TRAUMA CARE( P T C )( P T C )

TRAUMA - TRAUMA - Korban lalin dan industriKorban lalin dan industri - > kelompok usia muda - > kelompok usia muda - Morbiditas dan mortalitas tinggi - Morbiditas dan mortalitas tinggi

PTC PTC Pengetahuan dasar dan keterampilan : Pengetahuan dasar dan keterampilan : - Penilaian cepat ( rapid assessment )- Penilaian cepat ( rapid assessment )- Resusitasi- Resusitasi- Stabilisasi bagian/ fungsi tubuh yg cedera - Stabilisasi bagian/ fungsi tubuh yg cedera PTC identik dengan ATLS dan EMSTPTC identik dengan ATLS dan EMST

P T C PTC Penanganan pokok sejak dini dengan

Sarana minimal

TUJUAN :>Urutan prioritas pengelolaan korban>Penanganan cepat dan tepat kebutuhan medik >korban trauma.>Resusitasi dan stabilisasi korban trauma.>Organisir tata laksana medik dasar korban trauma di Rumah sakit.

TRAUMA DALAM PERSPEKTIFTRAUMA DALAM PERSPEKTIF

> Epidemi trauma terutama dinegara berkembang.> Epidemi trauma terutama dinegara berkembang.> Penambahan jalan raya dan penggunaan > Penambahan jalan raya dan penggunaan kendaraan bermotor jumlah dan kematian kendaraan bermotor jumlah dan kematian korban meningkat. korban meningkat.> Fasilitas kesehatan perifer tak memadai.> Fasilitas kesehatan perifer tak memadai.> Luka bakar banyak dijumpai.> Luka bakar banyak dijumpai.

ABCDE DALAM TRAUMAABCDE DALAM TRAUMAPrioritasPrioritas : : Survey primer. Survey primer. Survey Sekunder. Survey Sekunder.

SURVEY PRIMERSURVEY PRIMER>ABCDE disebut Survey Primer.>ABCDE disebut Survey Primer.>Harus selesai dilakukan dalam 2-5 menit.>Harus selesai dilakukan dalam 2-5 menit.>Dikerjakan berdasar prioritas (Triage) jika korban > 1 orang.>Dikerjakan berdasar prioritas (Triage) jika korban > 1 orang.>ABCDE dikerjakan serentak jika korban mengalami >ABCDE dikerjakan serentak jika korban mengalami ancaman jiwa akibat banyak sistem yang cedera.ancaman jiwa akibat banyak sistem yang cedera.

AIRWAYAIRWAY> Prioritas Pertama bebaskan jalan nafas dan pertahankan > Prioritas Pertama bebaskan jalan nafas dan pertahankan dengan cara : dengan cara : * Bicara pada pasien. * Bicara pada pasien. * Berikan oksigen * Berikan oksigen * Nilai jalan nafas * Nilai jalan nafas

> Obstruksi dengan tanda-tanda> Obstruksi dengan tanda-tanda 1. Suara berkumur. 1. Suara berkumur. 2. Stridor. 2. Stridor. 3. Gelisah 3. Gelisah 4.Otot nafas tambahan / paradok 4.Otot nafas tambahan / paradok

5. Sianosis 5. Sianosis. . > Jaga stabilitas tulang leher.> Jaga stabilitas tulang leher.> Pertimbangkan untuk memasang jalan nafas buatan> Pertimbangkan untuk memasang jalan nafas buatan

IndikasiIndikasi

1. Obstruksi jalan nafas sukar diatasi.1. Obstruksi jalan nafas sukar diatasi.2. Luka tembus leher dengan hematom besar.2. Luka tembus leher dengan hematom besar.3. Apnea3. Apnea4. Hipoksia4. Hipoksia5. Trauma kepala berat.5. Trauma kepala berat.6. Trauma dada.6. Trauma dada.7. Trauma wajah / maxillo facial7. Trauma wajah / maxillo facial

BREATHINGBREATHING Nilai Pernafasan Dengan CaraNilai Pernafasan Dengan Cara> Inspeksi / lihat frekwensi nafas (look)> Inspeksi / lihat frekwensi nafas (look) - Sianosis - Sianosis - Luka tembus dada - Luka tembus dada - Flail chest - Flail chest - Sucking wounds - Sucking wounds - Gerakan nafas tambahan - Gerakan nafas tambahan

> Palpasi / Raba ( Feel> Palpasi / Raba ( Feel ) ) - Pergeseran letak trakhea - Pergeseran letak trakhea - Patah tulang IGA - Patah tulang IGA - Emfisema kulit. - Emfisema kulit. - Cari hematoraks, pneumotoraks - Cari hematoraks, pneumotoraks

>Auskultasi / dengar ( lisen )>Auskultasi / dengar ( lisen ) - Suara nafas, detak jantung, bising usus. - Suara nafas, detak jantung, bising usus.

- Suara nafas tambahan / abnormal - Suara nafas tambahan / abnormal..

Distres respirasi :Distres respirasi : Dekompresi rongga pleura Dekompresi rongga pleura Oksigen Oksigen Tutup luka robek dada Tutup luka robek dada Pernafasan Buatan ( intubasi trakea, Pernafasan Buatan ( intubasi trakea, krikotiroidotomi krikotiroidotomi

CirculationCirculation

Perbaiki sirkulasi agar memadaiPerbaiki sirkulasi agar memadai - Hentikan perdarahan external - Hentikan perdarahan external - Pasang infus dengan jarum besar ( - Pasang infus dengan jarum besar ( 14-16 G14-16 G))

Gangguan sirkulasiGangguan sirkulasi 1. 1. Syok hemoragik ( Hipovolemik )Syok hemoragik ( Hipovolemik ) 2. Syok kardiogenik. 2. Syok kardiogenik. 3. Syok Neurogenik. 3. Syok Neurogenik. 4. Syok septik. 4. Syok septik.

•Syok Hipovolemik Syok Hipovolemik - Perdarahan rongga perut dan dada - Perdarahan rongga perut dan dada - Perdarahan patah tulang paha (2 liter ) - Perdarahan patah tulang paha (2 liter ) - Perdarahan patah tulang panggul > 2 liter - Perdarahan patah tulang panggul > 2 liter

Syok KardiogenikSyok Kardiogenik - Kontusio miokard - Kontusio miokard - Tamponade jantung. - Tamponade jantung. - Pneumotorak tension. - Pneumotorak tension. - Luka tembus jantung - Luka tembus jantung - Infark miokard - Infark miokard

Syok NeurogenikSyok Neurogenik - Hilang tonus simpatis - Hilang tonus simpatis - Hipotensi tanpa takhikardi. - Hipotensi tanpa takhikardi.

Syok SeptikSyok Septik - Jarang pada fase awal. - Jarang pada fase awal. - Luka tembus abdomen dan luka bakar. - Luka tembus abdomen dan luka bakar. - Angka kematian karena gagal organ - Angka kematian karena gagal organ

DISABILITYDISABILITY> Nilai Dengan Cepat :> Nilai Dengan Cepat : - Sadar atau tidak - Sadar atau tidak - Hanya respon terhadap nyeri - Hanya respon terhadap nyeri - Tidak dianjurkan mengukur GCS - Tidak dianjurkan mengukur GCS

A V P UA V P U A : AwakeA : Awake V : Verbal V : Verbal P : Pain P : Pain U : Unresponsive U : Unresponsive

EKSPOSUREEKSPOSURE* Lepas baju dan penutup tubuh pasien.* Lepas baju dan penutup tubuh pasien.* Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang* Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang Imobilisasi inline Imobilisasi inline

SURVEY SEKUNDERSURVEY SEKUNDER* Dilakukan bila ABC stabil* Dilakukan bila ABC stabil* Pemeriksaan “ HEAD – TO – TOE EXAMINATION “* Pemeriksaan “ HEAD – TO – TOE EXAMINATION “

KEPALAKEPALA -Kelainan kulit kepala dan bola mata -Kelainan kulit kepala dan bola mata -Telinga bagian luar dan membrana timpani -Telinga bagian luar dan membrana timpani -Cedera jaringan lunak periorbital -Cedera jaringan lunak periorbital

LEHERLEHER -Luka tembus leher. -Luka tembus leher. -Emfisema subkutan -Emfisema subkutan -Deviasi trakhea -Deviasi trakhea

-Vena leher yang mengembang -Vena leher yang mengembang

NEUROLOGIKNEUROLOGIK - Penilaian fungsi otak dengan GCS - Penilaian fungsi otak dengan GCS - Penilaian fungsi medula spinalis dengan - Penilaian fungsi medula spinalis dengan aktivitas motorik. aktivitas motorik. - Penilaian rasa raba / sensasi dan reflek - Penilaian rasa raba / sensasi dan reflek

D A D AD A D A - Clavicula dan semua tulang iga - Clavicula dan semua tulang iga - Suara nafas dan jaringan jantung. - Suara nafas dan jaringan jantung. - E K G ( bila tersedia ) - E K G ( bila tersedia )

RONGGA PERUTRONGGA PERUT - Luka tembus abdomen. - Luka tembus abdomen. - Trauma tumpul. - Trauma tumpul. - Rectal toucher - Rectal toucher..

PELVIS dan EKSTREMITASPELVIS dan EKSTREMITAS - Suspek fraktur pelvis - Suspek fraktur pelvis - Denyut nadi – nadi perifer. - Denyut nadi – nadi perifer.

-Luka, memar dan cedera lain -Luka, memar dan cedera lain..

SINAR “ XSINAR “ X “ “ ( ( Bila MungkinBila Mungkin ) ) -Dada dan tulang leher -Dada dan tulang leher -( 7 ruas tulang leher harus tampak ) -( 7 ruas tulang leher harus tampak ) -Pelvis dan tulang panjang. -Pelvis dan tulang panjang. -Kepala -Kepala

TRAUMA DADATRAUMA DADA

> SEPEREMPAT KEMATIAN TRAUMA > SEPEREMPAT KEMATIAN TRAUMA

TRAUMA DADA. TRAUMA DADA. > KEMATIAN SEGERA OLEH KARENA > KEMATIAN SEGERA OLEH KARENA JANTUNG dan PEMBULUH DARAH BESAR. JANTUNG dan PEMBULUH DARAH BESAR. > FASE BERIKUT OLEH KARENA > FASE BERIKUT OLEH KARENA OBSTRUKSI JALAN NAFAS, OBSTRUKSI JALAN NAFAS, TAMPONADE JANTUNG dan ASPIRASI TAMPONADE JANTUNG dan ASPIRASI

PENGELOLAANPENGELOLAAN : : * SEBAGIAN BESAR DAPAT DIKELOLA * SEBAGIAN BESAR DAPAT DIKELOLA DENGAN CARA SEDERHANA TANPA DENGAN CARA SEDERHANA TANPA PEMBEDAHAN PEMBEDAHAN

•FRAKTUR IGAFRAKTUR IGA : : > Dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru.> Dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru. > Pada pasien tua trauma ringan > Pada pasien tua trauma ringan fraktur iga fraktur iga > Dapat stabil 10 – 14 hari. > Dapat stabil 10 – 14 hari. > Callus 6 minggu. > Callus 6 minggu.

Flail ChestFlail Chest > > Bagian yang tidak stabil bergerak sendiri Bagian yang tidak stabil bergerak sendiri > berlawanan dengan dinding dada saat bernafas. > berlawanan dengan dinding dada saat bernafas. > Aliran udara dalam paru tidak efisien distress > Aliran udara dalam paru tidak efisien distress respirasi respirasi

..

Pneumotoraks tensionPneumotoraks tension.. > > Berbahaya oleh karena tekanan dada Berbahaya oleh karena tekanan dada dan mediastinum tergeser sesak dan hipoksia. dan mediastinum tergeser sesak dan hipoksia. > Trakhea terdoong ke > Trakhea terdoong ke sisi sehatsisi sehat khas.khas. > Lakukan “ Needle Thoracostomy “ sebelum > Lakukan “ Needle Thoracostomy “ sebelum drain torak drain torak

Hemotoraks :Hemotoraks : >Sering pada luka tembus / tusuk. >Sering pada luka tembus / tusuk. >Perdarahan >Perdarahan syok hemoragik. syok hemoragik. >Dapat terjadi distres nafas karena kolap paru. >Dapat terjadi distres nafas karena kolap paru. >Lakukan pemasangan pipa / chest tube ukuran >Lakukan pemasangan pipa / chest tube ukuran besar pada hemotorak 500-1500 ml dilanjutkan drain. besar pada hemotorak 500-1500 ml dilanjutkan drain. >Pada hemotorak 1500-2000 ml atau perdarahan >Pada hemotorak 1500-2000 ml atau perdarahan 200-300 ml/jam pelu torakotomi. 200-300 ml/jam pelu torakotomi.

Kontusio paruKontusio paru..Gejala sesak nafas / pyspnea, hipoksemia, takhikardi, Gejala sesak nafas / pyspnea, hipoksemia, takhikardi, suara nafas patah tulang iga sianosis proses, tanda dan suara nafas patah tulang iga sianosis proses, tanda dan gejala mungkin berjalan perlahan dan makin memburuk gejala mungkin berjalan perlahan dan makin memburuk

dalam 24 jamdalam 24 jam..

sucking woundsucking wound > > Perlukan dinding dada kolap karena Perlukan dinding dada kolap karena terpapar udara luar terpapar udara luar > Mediastinum terdorong kesisi sehat. > Mediastinum terdorong kesisi sehat. > Lakukan penutupan dengan selembar > Lakukan penutupan dengan selembar plastik diplester pada tiga sisi plastik diplester pada tiga sisi

Kontusio miokardKontusio miokard

> > Kematian mendadakKematian mendadak

> Oleh karena trauma tumpul disertai fraktur > Oleh karena trauma tumpul disertai fraktur sternum dan fraktur iga. sternum dan fraktur iga. > Diagnosa ditunjang ekg dan kadar serum > Diagnosa ditunjang ekg dan kadar serum enzim jantung. enzim jantung. > Dapat menyebabkan infark miokard. > Dapat menyebabkan infark miokard.

Tamponade perikardTamponade perikard > Sering akibat trauma tembus > Sering akibat trauma tembus > Gejala ; syok, vena leher menggembung > Gejala ; syok, vena leher menggembung (distended) ekstremitas dingin, suara jantung lemah (distended) ekstremitas dingin, suara jantung lemah tapi pneumotoraks (-). tapi pneumotoraks (-). > Terapi pericardio sintesis. > Terapi pericardio sintesis.

Cedera pembuluh darah besarCedera pembuluh darah besar.. > Cedera pada vena atau arteri pulmonaris fatal. > Cedera pada vena atau arteri pulmonaris fatal.

Ruptur trakhea dan bronkhus utamaRuptur trakhea dan bronkhus utama > Angka kemtian 50 %. > Angka kemtian 50 %. > Ruptur bronkhi 80 % terjadi 2,5 cm. > Ruptur bronkhi 80 % terjadi 2,5 cm. > Disekitar cairan batuk darah, sesak nafas. > Disekitar cairan batuk darah, sesak nafas. > Empisema subkutan dan mediastinum, sianosis. > Empisema subkutan dan mediastinum, sianosis.

Trauma esofagusTrauma esofagus

> Jarang pada trauma tumpul.> Jarang pada trauma tumpul. > Luka tusuk pada esofagus karena mediastinitis. > Luka tusuk pada esofagus karena mediastinitis.

> Gejala dini nyeri tajam > Gejala dini nyeri tajam mendadak di epigastrium mendadak di epigastrium dan dada menjalar kepunggung. dan dada menjalar kepunggung. > Sesak nafas, sianosis dan syok > Sesak nafas, sianosis dan syok fase lambat fase lambat

Cedera diafragmaCedera diafragma > Serius pada trauma tumpul dada. > Serius pada trauma tumpul dada. > Diagnosis sering terlewat > Diagnosis sering terlewatUntuk itu cedera diafragma dicurigai pada :Untuk itu cedera diafragma dicurigai pada : - Luka tusuk dada dibawah ICS 4 anterior - Luka tusuk dada dibawah ICS 4 anterior

- Luka tusuk dada didaerah ICS - Luka tusuk dada didaerah ICS 6 lateral6 lateral - Luka tusuk dada didaerah ICS 8 posterior - Luka tusuk dada didaerah ICS 8 posterior

- Lebih sering terjadi pada sisi - Lebih sering terjadi pada sisi kirikiri

Ruptura aorta thorakalisRuptura aorta thorakalis > Akibat gaya deselerasi seperti tabrakan > Akibat gaya deselerasi seperti tabrakan mobil kecepatan tinggi atau jatuh dari tempat tinggi. mobil kecepatan tinggi atau jatuh dari tempat tinggi. > Angka kematian tinggi. > Angka kematian tinggi.

Trauma abdominalTrauma abdominal> Pada trauma ganda > Pada trauma ganda sering mengalami cedera sering mengalami cedera hepar, lien hepar, lien> Anggap cedera abdomen sampai terbukti lain.> Anggap cedera abdomen sampai terbukti lain.

Ada dua jenis Ada dua jenis 1. Trauma penetrasi luka tusuk dan luka tembak1. Trauma penetrasi luka tusuk dan luka tembak2. Trauma non penetrasi kompresi2. Trauma non penetrasi kompresi

> Perlu “PERITONEAL LAVAGE”> Perlu “PERITONEAL LAVAGE”> Perlu pemeriksaan rektum> Perlu pemeriksaan rektum * Tonus sfinkter anus. * Tonus sfinkter anus. * Integritas dinding rektum * Integritas dinding rektum * Darah dalam reptur. * Darah dalam reptur. * Posisi postat * Posisi postat> Pemasangan Kateter penting> Pemasangan Kateter penting

* Pada wanita harus dianggap hamil sampai terbuti tidak.* Pada wanita harus dianggap hamil sampai terbuti tidak.* Perlu DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage ) pada :* Perlu DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage ) pada : > Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya > Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya > Trauma bagian bawah dada. > Trauma bagian bawah dada. > Hipotensi, hematokrit turun tanpa hiasan jelas > Hipotensi, hematokrit turun tanpa hiasan jelas > Gangguan kesadaran > Gangguan kesadaran > Cedera medulla spinalis. > Cedera medulla spinalis. > Patah tulang pelvis. > Patah tulang pelvis.

DPL tidak dilakukan pada DPL tidak dilakukan pada > Hamil > Hamil > Pernah operasi abdominal > Pernah operasi abdominal > Operator tidak pengalaman > Operator tidak pengalaman > Bila hasil tidak merubah penatalaksanaan > Bila hasil tidak merubah penatalaksanaan

•Problem Spesifik Pada Trauma AbdominalProblem Spesifik Pada Trauma Abdominal Patah tulang pelvis cedera urologis Patah tulang pelvis cedera urologis dan perdarahan masif dan perdarahan masif Penting : - Pemeriksaan reptur Posisi prostat Penting : - Pemeriksaan reptur Posisi prostat

Darah Darah Laberasi Laberasi

- Rontgen Pelvis - Rontgen PelvisPenanganan :Penanganan : - ABC - ABC - Tranfusi - Tranfusi - Imobilisasi dan penilaian untuk operasi - Imobilisasi dan penilaian untuk operasi - Analgetik - Analgetik

Trauma kepalaTrauma kepala* Pengelolaan dini sangat penting* Pengelolaan dini sangat penting* Angka kematian menjadi 2 x lebih banyak * Angka kematian menjadi 2 x lebih banyak pada pasien dengan hipotensi dan hipoksi. pada pasien dengan hipotensi dan hipoksi.

PatologiPatologi1. 1. Perdarahan ekstra dural ( epidural) akut :Perdarahan ekstra dural ( epidural) akut : > Hilang kesadaran dengan cepat setelah > Hilang kesadaran dengan cepat setelah “ LUCID INTERVAL” “ LUCID INTERVAL” > Perdarahan arteri meningea media. > Perdarahan arteri meningea media. > Hemiparesis pada sisi berlwanan. > Hemiparesis pada sisi berlwanan. > Pupil yang FIXED, REAKSI (-) pada sisi yang sama > Pupil yang FIXED, REAKSI (-) pada sisi yang sama

2. Perdarahan Subdural Akut.2. Perdarahan Subdural Akut. > Robek vena antara antara koritex dan dura. > Robek vena antara antara koritex dan dura. > Kontusio jaringan otak. > Kontusio jaringan otak. Keadaan 1 dan 2 Keadaan 1 dan 2 PERLU OPERASI. PERLU OPERASI.

3.Fraktur Basis Krani3.Fraktur Basis Krani > Memar biru hitam pada kelopak mata > Memar biru hitam pada kelopak mata (Racoon Eyes) atau (Racoon Eyes) atau > Memar diatas prosesus mastoid (Batlle’s Sign) atau > Memar diatas prosesus mastoid (Batlle’s Sign) atau > Cairan keluar dari hidung atau telinga. > Cairan keluar dari hidung atau telinga.

4.Commotio cerebri gangguan kesadara temporer4.Commotio cerebri gangguan kesadara temporer5.Fraktur depresi tulang tengkorak ada pecahan 5.Fraktur depresi tulang tengkorak ada pecahan tulang menembus dura dan jaringan otak. tulang menembus dura dan jaringan otak.6.Hematoma intra serebral akibat kontusio keadaan 6.Hematoma intra serebral akibat kontusio keadaan 3,4,5 dan 6 konservatif 3,4,5 dan 6 konservatif

•Kesalahan Yang Sering Terjadi Pada Waktu EvaluasiKesalahan Yang Sering Terjadi Pada Waktu Evaluasi > Trauma kepala dan resusitasi adalah > Trauma kepala dan resusitasi adalah > Kegagalan ABC dan prioritas pengelolaan > Kegagalan ABC dan prioritas pengelolaan > Kegagalan menemukan Patologi lain. > Kegagalan menemukan Patologi lain. > Kegagalan menilai keadaan Neurologi awal. > Kegagalan menilai keadaan Neurologi awal.

> Kegagalan evaluasi ulang kondisi pasien yang > Kegagalan evaluasi ulang kondisi pasien yang memburuk.memburuk.

Penanganan Trauma KepalaPenanganan Trauma Kepala> Stabilisasi jalan nafas, Pernafasan dan > Stabilisasi jalan nafas, Pernafasan dan Sirkulasi (Imobilisasi Leher). Sirkulasi (Imobilisasi Leher).> Tanda-tanda fungsi vital dan derajat kesadaran > Tanda-tanda fungsi vital dan derajat kesadaran dicatat berulang-ulang. dicatat berulang-ulang. * Trauma kepala berat (GCS * Trauma kepala berat (GCS 8 ) 8 ) * Trauma kepala sedang (GCS 9 – 12 ) * Trauma kepala sedang (GCS 9 – 12 ) * Trauma kepala ringan (GCS * Trauma kepala ringan (GCS 13 ) 13 )

Keadaan Memburuk Akibat PerdarahanKeadaan Memburuk Akibat Perdarahan > Pupil dilatasi atau anisokor > Pupil dilatasi atau anisokor pe pe an TIK. an TIK. > Hipotensi (trauma kepala tidak pernah > Hipotensi (trauma kepala tidak pernah menyebabkan hipotensi pada dewasa) menyebabkan hipotensi pada dewasa) > Nafas lambat karena hiperkarbi > Nafas lambat karena hiperkarbi > Respon Cushing (Bradikardi, Hipertensi dan > Respon Cushing (Bradikardi, Hipertensi dan Nafas lambat) Nafas lambat) Prognosis jelek Prognosis jelek

Penanganan medik dasar trauma kepala beratPenanganan medik dasar trauma kepala berat> Intubasi dan Hiperventilasi> Intubasi dan Hiperventilasi> Sedatif dan pelumpuh otot.> Sedatif dan pelumpuh otot.> Batasi cairan> Batasi cairan> Head Up 20°> Head Up 20°> Cegah hipertermi> Cegah hipertermi

Trauma Spinal (Tulang Belakang)Trauma Spinal (Tulang Belakang)Sering terjadi pada trauma gandaSering terjadi pada trauma gandaPenanganan :Penanganan :A A membebaskan jalan nafas dan membebaskan jalan nafas dan melindungi tulang leher. melindungi tulang leher.B B Bantuan pernafasan Bantuan pernafasanC C Circulation Circulation Bantuan sirkulasi Bantuan sirkulasi dan pemantauan tekananDarah. dan pemantauan tekananDarah.D D Disability Disability Pemantauan kesadaran Pemantauan kesadaran dan Kerusakan Syaraf pusat. dan Kerusakan Syaraf pusat.EE Exposure Exposure melepas baju pasien dan melepas baju pasien dan periksa lengkap periksa lengkap

Dilakukan dalam posisi netral (Tanpa Fleksi, ekstensi dan Dilakukan dalam posisi netral (Tanpa Fleksi, ekstensi dan rotasi pada tulang belakang)rotasi pada tulang belakang)Lakukan dengan cara “LOG – Rolling “Lakukan dengan cara “LOG – Rolling ““ Evaluasi Fungsi Neurologis“ Evaluasi Fungsi Neurologis > Respon Motorik > Respon Motorik > Respon Sensorik. > Respon Sensorik.