PRILAKU LALULINTAS PADA SIMPANG JALAN...

13
PRILAKU LALULINTAS PADA SIMPANG JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN - JALAN TOL SEKSI IV MAKASSAR – JALAN AKSES BANDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN 2012 INTERSECTION TRAFFIC CHARACTERISTICS AT PERINTIS KEMERDEKAAN HIGHWAY – MAKASSAR TOLL HIGHWAY SECTION IV - HASANUDDIN AIRPORT ROAD ACCESS 2012 YEARS Budiman 1 , Muhammad Yamin Jinca 2 , Muhammad Wihardi Tjaronge 2 1. Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen Bina Marga, BBPJN VI Makassar 2. Teknik Transportasi Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Budiman Teknik Transportasi, Pascasarjana Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 HP. 081342050005 [email protected]

Transcript of PRILAKU LALULINTAS PADA SIMPANG JALAN...

PRILAKU LALULINTAS PADA SIMPANG JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN - JALAN TOL SEKSI IV MAKASSAR – JALAN AKSES

BANDARA SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN 2012

INTERSECTION TRAFFIC CHARACTERISTICS AT PERINTIS KEMERDEKAAN HIGHWAY – MAKASSAR TOLL HIGHWAY SECTION IV

- HASANUDDIN AIRPORT ROAD ACCESS 2012 YEARS

Budiman1, Muhammad Yamin Jinca2, Muhammad Wihardi Tjaronge2

1. Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen Bina Marga, BBPJN VI Makassar 2. Teknik Transportasi Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Budiman Teknik Transportasi, Pascasarjana Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 HP. 081342050005 [email protected]

Abstrak Pada akhir-akhir ini secara visual terlihat simpang Jalan Perintis Kemerdekaan - JalanTol Seksi IV – Jalan Akses Bandara Sultan Hasanuddin Makassar macet dan semrawut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prilaku lalulintas dan Karakteristik lalulintas pada persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan-JalanTol Seksi IV Makassar-Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada tahun 2012 guna mengidentifikasi faktor penyebab dan pemecahan masalah kemacetan dan kesemrawuran yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey langsung untuk mengetahui kondisi geometris simpang, waktu siklus dan arus lalulintas pada simpang. Analisis data lalulintas dilakukan dengan pendekatan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Karakteristik arus lalulintas yang diteliti pada simpang tersebut antara lain Rasio arus lalulintas, Derajat kejenuhan, Panjang antrian dan tundaan lalulintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus lalulintas paling tinggi terjadi pada jam puncak malam, dimana arus lalulintas telah melampaui kapasitas lengan pendekat yang ada saat ini. Peningkatan kapasitas jalan pendekat, upaya pengendalian arus lalulintas dan prilaku pengendara perlu dilakukan guna mengurangi titik konflik lalulintas, kemacetan, kesemrawutan dan resiko kecelakaan. Kata kunci : Lalu lintas, Persimpangan, Arus jenuh. Abstract At the current time Perintis Kemerdekaan Highway - Makassar Toll Highway Section IV - Hasanuddin Airport Road Access intersections visually looks in traffic jam and vrowded. The scientific study needed to determine the traffics jam level and the crowded problem source. This research aimed to find out Intersection traffic characteristics at Perintis Kemerdekaan Highway - Makassar Toll Highway Section IV - Hasanuddin Airport Road Access at years 2012. The method used was direct data retrieval survey by measure the existing intersection geometric, total cycle time of the traffics light and direct traffics counting. All of data resulting in survey, were analyzed by Indonesian Highway Capacity Manual 1997 (MKJI;1997). The main object of traffic characteristics research are traffics Saturation Ratio, Dense Saturation, Traffics Queue, and Traffics Total Delay. The results showed that the highest traffics occurs in the evening, where the traffic flow has exceeded the capacity of the existing approached Road. Highway Widening, Traffic Control Management and Motorist behavior control needs to reduce the traffics conflict point, the traffic jam, crowded sources, and the accidents risk.

Keyword: Traffic, Intersection, Dense Saturation.

PENDAHULUAN

Makassar merupakan salah satu kota besar di kawasan timur Indonesia, berdasarkan data

Badan Pusat Statistik Indonesia (2011), jumlah penduduk kota Makassar adalah 1.272.349 juta

jiwa , bertambah menjadi kurang lebih 1,4 juta jiwa pada siang hari. Jumlah kendaraan bermotor

wajib uji di kota Makassar pada tahun (2009) adalah sebanyak 21.219 kendaraan, dibandingkan

tahun (2008) jumlah kendaraan bermotor wajib uji mengalami kenaikan sebesar 6,90% di tahun

(2009), hal tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas transportasi dalam kota Makassar

disiang hari, sehingga sektor transportasi harus segera mendapat perhatian khusus, sedangkan

dari sisi jumlah penduduk kota Makassar dapat dikategorikan sebagai kota Metropolitan.

Pembahasan masalah transportasi darat dan transportasi perkotaan tentu tidak bisa lepas

dari masalah pengelolaan persimpangan jalan. Persimpangan menjadi bagian terpenting dari

jalan perkotaan sebab efisiensi, keamanan, kecepatan, dan tingkat pelayanan jalan tergantung

dari perencanaan persimpangan.

Simpang Jalan Perintis Kemerdekaan merupakan jalan trans sulawesi yang sekaligus

sebagai jalan masuk kota Makassar dari arah utara, yang didalamnya terdapat satu titik

persimpangan jalan yang mempertemukan jalan Akses jalan Bandara Sultan Hasanuddin, Jalan

Tol Seksi IV Makassar dan Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar.

Secara visual terlihat simpang jalan tersebut menjadi macet dan semrawut, untuk itu

dibutuhkan penelitian untuk mengetahui dan mengukur karakteristik arus lalulintas pada

simpang sehingga diketahui faktor penyebab kemacetan dan kesemrawutan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui prilaku lalulintas pada

persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan-JalanTol Seksi IV Makassar-Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar terkait Derajat kejenuhan, Angka henti, Panjang antrian dan Tundaan lalu

lintas.

BAHAN DAN METODE

Sistem Transportasi

Sistem transportasi perkotaan adalah suatu kesatuan dari elemen-elemen atau komponen-

komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pemindahan orang/barang dari

tempat asal ke tempat tujuan yang melayani kawasan perkotaan, Jinca (2010). Pada saat ini biaya

transportasi menjadi sangat besar baik dari sisi waktu dan sisi ekonomi, sehingga dibutuhkan

langkah-langkah perencanaan dan pengendalian transportasi yang baik guna meminimalkan

faktor hambatan transportasi tersebut.

Transportasi perkotaan adalah gabungan dari komponen-komponen yang berinteraksi satu

dengan lainnya membentuk suatu fungsi transportasi (Abubakar, 1999), komponen-komponen

tersebut dikelompokkan menjadi Sarana, Prasarana, Regulasi, serta Manusia dan Barang. Salah

satu prasarana utama transportasi adalah jalan, jalan sendiri tidak bisa lepas dari persimpangan

utamanya didaerah perkotaan.

Persimpangan Sebidang

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun (2006) yang dimaksud dengan

persimpangan sebidang adalah pertemuan dua ruas jalan atau lebih dalam satu bidang, antara

lain simpang tiga dan simpang empat. Jenis - Jenis persimpangan sebidang berdasarkan

bentuknya dapat dibagi atas; simpang tiga, simpang empat, persimpangan berkaki banyak (lebih

dari empat) dan persimpangan dengan bundaran. Berdasarkan pengatuaran sinyal lalu lintas,

simpang dibagi atas (a) Simpang Tak Bersinyal, (b) Simpang tidak bersinyal (unsignalised

intersection).

Analisa Karakteristik lalulintas Simpang Bersinyal

Pada prinsipnya, analisa arus lalulintas simpang bersinyal dilaksanakan dengan urutan

sebagai berikut: (a) Pengamatan geometri dilakukan dengan mencatat lalu menentukan jalan

minor dan jalan utama pada lokasi penelitian. Perhitungan geometri dikerjakan secara terpisah

untuk setiap pendekat, (b) Perhitungan dilakukan per satuan jam atau per periode, didasarkan

pada kondisi arus lalulintas jam puncak pagi, siang, dan sore, (c) Pencacahan arus lalulintas (Q)

untuk setiap gerakan di konversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp)

per-jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan/muatan penumpang (emp), dimana kendaraan

yang melintas dikalikan dengan faktor ekivalensi muatan penumpang tersebut.

Prinsip utama dalam mengkonversi satuan penumpang untuk masing-masing pendekat

dibagi atas tipe arus terlindung dan arus terlawan, yang dibagi atas tiga jenis kendaraan: (a)

Kendaraan ringan; 1,0 untuk terlindung dan 1,0 untuk terlawan, (b) Kendaraan berat; 1,3 untuk

terlindung dan 1,3 untuk terlawan, dan (c) Sepeda motor; 0,3 untuk terlindung dan 0,4 untuk

terlawan.

Metode penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah non-eksperimental dan bersifat deskriptif, yaitu

dengan memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti sebagaimana adanya. Sedangkan

berdasarkan jenis data yang analisa penelitian ini berdasar pada tiga jenis data yaitu deskriptif,

kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur terkait permasalahan yang ada pada

lokasi penelitian, melakukan pengamatan secara visual dilapangan, dilanjutkan pengambilan data

primer dan data sekunder terkait bahasan penelitian. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan

analisis data berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) untuk mengetahui variabel-

variabel yang menunjukkan bahwa simpang dalam keadaan over kapasitas, faktor-faktor tersebut

adalah Tundaan lalulintas, Kinerja persimpangan yang meliputi Waktu sinyal, Kapasitas, Rasio

arus jenuh, Derajat kejenuhan, dan Tundaan total kendaraan setiap lengan simpang jalan. Faktor

tersebut diamati, dicacah dan dinalisis dengan perhitungan prilaku lalulintas simpang jalan

dengan bantuan form SIG-I, SIG-II, SIG-III, SIG-IV dan SIG-V, pada lampiran Manual

Kapasitas Jalan Indonseia (1997).

Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan pada persimpangan bersinyal Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan

Tol Seksi IV – Akses Jalan Bandara Hasanuddin Makassar. Waktu pelaksanan penelitian

direncanakan akan dimulai pada bulan akhir bulan Januari hingga Bulan Mei tahun 2012.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kendaraan yang melintasi titik simpang

bersinyal Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV – Akses Jalan Bandara Hasanuddin

Makassar, sedangkan untuk sampel diambil dari semua kendaraan yang melintasi Simpang dari

semua lengan pendekat selama empat hari pada Jam Puncak pagi 06.00-10.00 WITA, Siang

11.00 - 15.00 WITA dan malam 16.00 - 20.00 WITA.

Analisis Data Lalulintas Simpang Bersinyal

Proses dan urutan analisis data lalulintas pada suatu simpang bersinyal dengan

menggunakan analisis Manual Kajian Jalan Indonesia Tahun (1997), adapun urutannya:

Input data / Data Masukan, adapun urutannya sesuai Manual Kajian Jalan Indonesia (1997)

adalah; (A) Data Masukan: Langkah Masukan Data (Geometrik dan kondisi lingkungan), A-2.

Kondisi dan Arus Lalulintas. (B) Pengunaan Sinyal; (b.1) Fase Sinyal, (b.2) Waktu antar hijau

dan waktu hilang. (C) Penentuan Waktu Sinyal; (c-1) Tipe Pendekat, (c-2) Lebar Pendekat

Efektif, (c-3) Arus jenuh dasar, (c-4) Faktor penyesuaian, (c-5) Rasio arus/arus jenuh dasar, (c-6)

Waktu siklus dan waktu hijau. (D) Kapasitas; (d-1) Kapasitas simpang, (d-2) Keperluan untuk

perubahan (E) Prilaku lalulintas; (e-1) Persiapan, (e-2) Panjang Antrian, (e-3) Kendaraan

terhenti, (e-4) Tundaan.

HASIL

Simpang Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV – Akses Bandara Hasasnuddin

Makassar ini merupakan persimpangan dengan lampu lalulintas yang terdiri atas tiga fase dan

empat lengan/pendekat, masing; (a) Pendekat Jalan Akses Bandara selanjutnya akan disebut

lengan A, (b) Pendekat Jalan tol Seksi IV Makassar selanjutnya akan disebut sebagai lengan B,

(c) Pendekat Jalan perintis kemerdekaan arah Selatan akan disebut lengan C, (d) pendekat Jalan

perintis kemerdekaan arah Utara selanjutnya akan disebut lengan D.

Pada penelitian simpang Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV – Akses bandara

Sultan Hasanuddin Makassar, jenis data yang digunakan secara umum adalah data lapangan

(data yang diambil dari lokasi penelitian) yang meliputi, (a) Pengamatan dan pengukuran

geometrik simpang, (b) Pengamatan kondisi lingkungan, (c) Hambatan samping, (d) Survei

karakteristik lalulintas, (d) Penentuan jam-Jam Puncak di sini berdasarkan fungsi dari Jl. Perintis

Kemerdekaan, Jl. Tol Seksi IV Makassar, Jl. Akses Bandara. Ketiga jalan ini mempunyai fungsi

yang sangat vital, sehingga diambil empat hari penelitian yaitu hari Senin, Rabu, Sabtu dan

Minggu. Data sekunder didapat dengan menginventarisasi data yang merujuk pada instansi-

intansi terkait.

Berdasarkan tabel 1 halaman lampiran, diketahui bahwa arus lalulintas terbesar berada pada

jam puncak malam, dalam pencacahan lalulintas selama empat hari pada jam puncak malam,

nilai rata-rata arus lalulintas pada jam puncak malam untuk masing-masing lengan adalah: (a)

lengan A = 547,5 smp/jam, (b) lengan B = 698,7 smp/jam, (c) lengan C = 1.328,6 smp/jam, (d)

lengan D = 1.571,2 smp/jam. Sehingga untuk perhitungan karakteristik dan prilaku lalulintas jam

puncak malam dapat dilihat pada masing-masing aspek pembahasan dibawah ini.

Arus jenuh dasar didapatkan dengan rumus arus jenuh; = 600 x Wmasuk, (Wmasuk adalah

lebar jalan masuk kedalam lengan simpang yang dianggap mewakili lebar ) yang kemudian

dikalikan dengan Faktor Koreksi arus lalulintas, berdasarkan perhitungan pada tabel 2 lampiran

arus jenuh dasar masing-masing lengan adalah: (a) lengan A = 3.528 smp, (b) lengan B = 5.292

smp, (c) lengan C = 3.554 smp, (d) lengan D = 3.446 smp. Arus jenuh dasar ini tetap tidak

berubah selama fungsi lingkungan jalan dan luas jalan tidak berubah.

Rasio arus jenuh (∑FR) adalah total Perbandingan arus lalulintas dan arus jenuh, adalah nilai

total dari perbandingan Arus lalulintas lengan (Q) dengan Kapasitas Lengan (S), nilai ∑FR

Simpang pada Jam Puncak malam sesuai tabel 2 halaman lampiran adalah 1,12. nilai tersebut

menunjukkan Simpang telah melampaui kejenuhan dan menghasilkan waktu siklus dengan nilai

sangat tinggi atau negatif (MKJI 1997).

Waktu siklus awal merupakan jumlah dari waktu antar hijau ditambah total waktu hijau

untuk semua fase, perhitungan waktu siklus awal simpang adalah 104 detik, yang didapatkan

seperti penjumlahan waktu hijau total dengan waktu hilang total, atau (92 + 12 = 104 detik).

Waktu siklus ini tetap untuk semua Jam Puncak dan setiap hari selama penelitian.

Derajat kejenuhan sesuai hasil perhitungan pada tabel 2 adalah: (a) lengan A = 0,65 (b)

lengan B = 0,55 (c) lengan C = 1,30 (d) lengan D = 1,28. Data Derajat Kejenuhan tersebut

menunjukkan bahwa arus lalulintas simpang pada pendekat C dan Pendekat D melebihi kapasitas

lengan itu sendiri.

Berdasarkan hasil perhitungan pada halaman lampiran, Tabel 3 didapatkan kendaraan antri

(smp/jam) pada masing-masing lengan adalah; (a) Lengan A = 14,22 smp, (b) Lengan B = 17,67

smp, (c) Lengan C = 215,46 smp, (d) Lengan D = 248,30 smp.

Pada tabel 3 halaman lampiran didapatkan antrian maksimum setiap lengan adalah (a)

Lengan A = 34,29 smp, (b) Lengan B = 36,19 smp, (c) Lengan C = 215,38 smp, (d) Lengan D =

215,38 smp. Berdasarkan hal tersebut maka kondisi antrian simpang pada lengan C dan lengan D

telah melampaui batas maksimum.

Tundaan simpang total adalah penjumlahan antara tundaan yang muncul akibat gerakan dan

arus lalulintas (tundaan lalulintas) dengan tundaan yang muncul akibat kondisi geometri

eksisting simpang itu sendiri atau disebut tundaan geometri, (Putranto, 2008). Pada halaman

lampiran tabel 4, hasil perhitungan data lapangan didapatkan Tundaan total masing-masing

lengan adalah: (a) Lengan A = 110,36 (b) Lengan B = 107,59 (c) Lengan C = 750,10 dan (d)

Lengan D = 706,58.

Berdasarkan tundaan tersebut pula dapat disimpulkan bahwa Tingkat pelayanan simpang

bersinyal berada pada level F, dimana Pada tingkat pelayanan ini arus lalulintas berada dalam

keadaan dipaksakan, kecepatan relatif rendah, arus lalulintas sering terhenti sehingga

menimbulkan antrian kendaraan yang panjang dan simpang dinyatakan melebihi kapasitas

(Hudoyo, 2006). adapun kondisi konflik pada persimpangan jalan ini dapat dilihat pada gambar 1

halaman lampiran.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menjelaskan faktor-faktor dan rasio arus lalulintas yang menunjukkan

tingkat kemacetan yang terjadi pada simpang Jalan perintis kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV –

Jalan Akses Bandara Hasanuddin, dengan pendekatan Manual Kajian Jalan Indonesia (1997).

Persimpangan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Tol Seksi IV – Jalan Akses Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar terletak pada titik 5°4'3.81"S dan 119°31'30.18" T. Persimpangan jalan

ini mempunyai empat lengan, masing-masing dua lengan dari Jalan Perintis Kemerdekaan, yaitu

lengan dari utara (dari Kabupaten Maros) dan lengan dari arah selatan (dari arah Kota Makassar),

satu lengan Jalan tol Seksi IV Makassar, dan lengan Jalan akses Bandara Sultan Hasanuddin

Makassar.

Pengambilan data arus lalulintas dilakukan selama empat hari dalam satu minggu, hal ini

dilakukan dengan asumsi dua hari dilakukan pada hari kerja dan dua hari lainnya dilakukan pada

hari libur, sehingga data yang didapatkan dianggap mewakili kondisi sesungguhnya dalam

periode satu minggu. Dalam melakukan perhitungan data yang digunakan adalah nilai rata-rata

dari jumlah arus pada Jam Puncak untuk semua hari pengambilan data.

Pada dasarnya pengurangan panjang antrian, dan angka henti yang yang menyebabkan

kemacetan pada lengan persimpangan dapat dilakukan dengan pengaturan ulang waktu sinyal

pada masing-masing lengan (Putranto 2008), dilakukan dengan pencacahan lalulintas,

perhitungan waktu siklus dan perhitungan panjang antrian maksimal. Namun metode ini hanya

berlaku untuk kondisi simpang jalan yang pendekatnya hanya mengalami kemacetan pada

beberapa lengan saja dan nilai Derajat Kejenuhan tidak melewati titik jenuh, sedangkan untuk

simpang dengan lengan pendekat melewati titik jenuh perlu tinjauan perencanaan dan

pengendalian lalulintas maupun jalan raya secara lebih detail.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, terdapat beberapa masalah lalulintas pada

persimpangan yang merupakan sumber kemacetan dan kesemrawutan, masalah-masalah tersebut

adalah: (a) Masalah kelebihan kapasitas pada Lengan C dan Lengan D, (b) Konflik sekunder

akibat tidak jelasnya aturan keluar masuk kendaraan dari pada Jalan Dakota, Jalan poros bandara

baru dan Jalan bandara baru, (c) Konflik yang muncul akibat semua kendaraan dari setiap

lengan/pendekat yang tidak menghiraukan larangan belok kiri langsung sehingga terjadi

penumpukan jalan masuk maupun jalan keluar lengan pendekat, (d) Kendaraan yang

melakukan gerakan/manuver memutar kendaraan dari arah gerbang Biringkanayya dan Jalan Ir.

Sutami kearah kanan masuk kembali Jalan Tol Seksi IV Makassar (Lengan B) sehingga

menyebabkan tundaan /hambatan pergerakan lalulintas keluar masuk pada jalan Akses Bandara

Hasanuddin Makassar dan lengan Jalan Tol Seksi IV Makassar.

Penelitian tentang persimpangan jalan di kota Makassar telah dilakukan oleh Renta (2007)

yang berjudul Studi Kinerja Pelayanan Simpang Bersinyal Jalan Jenderal Sudirman - Jalan

Jenderal Ahmad Yani - Jalan HOS. Cokroaminoto – Jl. Bulusaraung di Kota Makassar. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa simpang dimaksud telah jenuh dan memberikan

pelayanan yang buruk, dan membutuhkan ketegasan aparat hukum dalam menindak para

pelanggar lalulintas sehingga kemacetan akibat hambaatn samping dapat berkurang.

Studi tentang persimpangan lainnya oleh Hudoyo (2006) yang berjudul Efisiensi Rencana

Fly Over Kalibanteng Kota Semarang Dalam Mengatasi Kemacetan Dari Sisi Pengguna.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan efesiensi pembangunan Fly Over berdasarkan

analisis finansial dengan perbandingan faktor kecepatan dan perbedaan biaya operasi kendaraan

(BOK) pada simpang, baik dengan Fly Over dan tanpa Fly Over. Hasil studi tersebut

menjelaskan beberapa hal antara lain: (1) Efisiensi pembangunan Fly Over Kalibanteng dapat

dilihat dari meningkatnya kelancaran arus kendararaan yang melewati bundaran Kalibanteng, (2)

Efisiensi pembangunan Fly Over Kalibanteng juga dapat dilihat dari penurunan besarnya biaya

operasi kendaraan (BOK) tanpa adanya Fly Over dibandingkan dengan adanya Fly Over.

Besarnya penurunan biaya adalah Rp. 32.548,76 atau sebesar 83,81% yang didapatkan dari hasil

perhitungan BOK sebelum adanya Fly Over dan BOK setelah adanya Fly Over. Sehingga

diketahui bahwa efisiensi pembangunan jalan Fly Over Bundaran Kalibanteng Semarang dari sisi

pengguna bisa dilihat dari ketiga faktor yaitu perubahan kecepatan kendaraan yang

mengindikasikan kelancaran arus lalu lintas, perubahan biaya operasi kendaraan (BOK) dan

perubahan biaya perjalanan kendaraan berdasarkan perubahan BOK. Dengan indikasi tersebut

dan fungsi strategis Bundaran Kalibanteng maka pembangunan Fly Over dapat menyelesaikan

permasalahan percampuran arus primer dan sekunder, sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas

arus keluar dan arus masuk Kota Semarang dari arah barat dan sebaliknya sehingga dapat

mendukung perkembangan Kota Semarang kedepan.

Penelitian tentang persimpangan juga dilakukan oleh Emal (2010), dengan Judul Analisa

Dan Koordinasi Sinyal Antar Simpang Pada Ruas Jalan Dipenogoro Surabaya. Penelitian

menjelaskan keempat simpang pada ruas Jalan Diponegoro sebelumnya belum terkoordinasi,

waktu siklus keempat simpang yang berbeda-beda, di mana hal ini tidak memenuhi syarat

sebagai simpang yang terkoordinasi, koordinasi keempat simpang dilakukan dengan menentukan

waktu siklus yang sama terlebih dahulu. waktu siklus berkinerja terbaik sebesar 130 detik.

Koordinasi sinyal dilakukan dengan menggunakan waktu offset yang telah didapat dari

kecepatan rencana sebesar 40 km/jam. Pada kondisi eksisting, rata-rata keempat simpang

menunjukkan kinerja yang mendekati lewat jenuh. Bahkan untuk Simpang II dan Simpang IV,

kinerja sudah lewat jenuh. Untuk peak hour dalam sehari terjadi pada sore hari. Sedangkan

setelah dilakukan perencanaan waktu siklus baru untuk koordinasi, kinerja semua simpang

menjadi lebih baik, namun masih terdapat beberapa pendekat yang masih memiliki kinerja

sangat buruk.

Penelitian tentang lalulintas pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan Makassar juga dilakukan

Achmad (2009) dengan judul Kinerja Ruas Jalan Arteri Di Kota Makassar. Penelitian ini

menjelaskan bahwa Kinerja Jalan Perintis Kemerdekaan tidak bisa dikatakan baik, ditinjau dari

rendahnya kecepatan kendaraan akibat tingginya arus lalulintas dibeberapa segmen jalan, selain

itu faktor tingginya hambatan samping pada jalan sangat mengganggu kinerja jalan, sehingga

perlu dilakukan penambahan fasilitas jalan seperti trotoar, barrier, jembatan penyeberangan dan

pulau-pulau jalan serta hal penting lainnya adalah penertiban prilaku pengendara yang cenderung

tidak memperhatikan peraturan lalulintas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) Arus lalulintas pada simpang

jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV – Jalan Akses Bandara Sultan Hasanuddin

Makassar, pada jam puncak pagi dan jam puncak malam telah melampaui kapasitas lengan

pendekat, (2) Dibutuhkan peningkatan kapasitas jalan baik dengan simpang tak sebidang

maupun dengan simpang sebidang guna mengurangi kemacetan yang ada, (3) dibutuhkan

pengaturan arus lalulintas baik dengan lampu lalulintas, pembuatan pembatas jalan, serta pulau-

pulau jalan guna menghilangkan kesemrawutan akibat gerakan manufer kendaraan pada

persimpangan.

Untuk penelitian selanjutnya dibutuhkan kajian mengenai nilai waktu perjalanan dalam

kota Makassar, sehingga dapat diketahui kerugian (dalam rupiah) akibat tundaan yang terjadi

pada simpang Jalan Perintis Kemerdekaan - JalanTol Seksi IV – akses Bandara Sultan

Hasanuddin Makassar.

Biaya Operasional Kendaraan akibat kemacetan pada titik persimpangan ini perlu dikaji

lebih lanjut, mengetahui berapa besar manfaat pengelolaan simpang dari faktor ekonomis

terhadap pergerakan masyarakat pengguna jalan. Selain itu studi dan analisa dampak yang

dihasilkan oleh rekayasa/perubahan persimpangan ditinjau dari Aspek lingkungan, Aspek

Teknik, Aspek Sosial, dan Aspek ekonomi, sesuai arahan Undang Undang Jalan Nomor 38

Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Jalan, sehingga dampak-

dampak negatif yang mungkin terjadi dapat diantisipasi lebih dini, sedangkan dampak positif

yang mungkin muncul dapat lebih dikembangkan sehingga memberikan peningkatan pelayanan

prasarana transportasi di kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar I. Dkk. (1999). Rekayasa Lalulintas : Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian lalulintas wilayah perkotaan. Cetakan pertama. Direktorat Bina Sistem Lalulintas Angkutan Kota. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Jakarta.

Ahmad. (2009). Kinerja Ruas Jalan Arteri Di Kota Makassar. Program Passcasarjana Universitas Hasanuddin.

Badan Pusat Statistik Nasional Republik Indonesia (2011). Makassar dalam angka 2010, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Perpustakan Kementerian Pekerjaan Umum (2010), Jakarta.

Emal, Zain Muzabeth Tun Bayasut, (2010). Analisa Dan Koordinasi Sinyal Antar Simpang Pada Ruas Jalan Dipenogoro Surabaya, Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Surabaya.

Hudoyo, Rosid, Efisiensi Rencana Fly Over Kalibanteng Kota Semarang Dalam Mengatasi Kemacetan Dari Sisi Pengguna. Skripsi. Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro. (2006). Semarang.

Jinca. M. Y. (2010). Perencanaan Transportasi. Bahan Ajar Kuliah Perencanaan Transportasi Program Studi Teknik Perencanaan Transportasi. Program Pasca Sarjana UNHAS. Makassar.

Putranto. Leksmono Suryo. (2008). Rekayasa Lalulintas. Indeks. Bandung. Pedoman penulisan jurnal Pascasarjana Universitas Hasanuddin. (online)

http://pasca.unhas.ac.id/pdf/Pedoman-jurnal-ok.pdf. Makassar. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Nomor 36 Tahun (2006). Tentang Jalan. Jakarta. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun (1993). tentang Prasarana Lalulintas Jalan. Perpustakaan

Kementerian Pekerjaan Umum 2010. Jakarta. Renta. Iskandar. Studi Kinerja Pelayanan Simpang Bersinyal Jl. Jenderal Sudirman–Jl. Jendral

Ahmad Yani Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. Bulusaraung di Kota Makassar. Universitas Hasanuddin. (2007). Makasar.

Tabel 1. Arus (Q) Simpang pada masing-masing jam puncak

Jam puncak pagi

(smp/Jam)

Jam puncak siang

(smp/Jam)

Jam puncak malam

(smp/Jam)

420,9 200,30 547,5 569,9 189,99 698,7 885,9 449,81 1.328,6 1.120,8 645,62 1.571,2

Tabel 2. Perbandingan arus dan arus jenuh lalulintas jam puncak malam

Pendekat Q (SMP/Jam)

S (SMP/Jam) FR (Q/S) PR

(FR/IFR) C DS

(Q/C) A 547 3.528 0,16 0,13 848,08 0,646 B 699 5.292 0,13 0,11 1.272,12 0,549 C 1.329 3.554 0,37 0,30 1.025,33 1,296 D 1.571 3.446 0,46 0,37 1.225,86 1,282

∑FR = 1,12

Tabel 3. Rasio kendaraan antri dan antrian maksimum jam puncak malam

Lengan NQ1 NQ2 NQ NQmax Wmasuk QL A - 14,22 14,22 12,00 7,00 34,29 B - 17,67 17,67 19,00 10,50 36,19 C 171,85 43,61 215,46 70,00 6,50 215,38 D 194,55 53,75 248,30 70,00 6,50 215,38

Sumber : MKJI MKJI Hal. II-66 (nilai maksimal dari tetapan gambar)

NQ1 = 0,25xcx[(DS-1)+ (DS− 1) + ( , ) ; NQ2 = cx

0,25 = Konstanta dari rumus MKJI - 1997 DS > 0,5; selain dari itu NQ1 = 0 ; QL = Nqmax x 20/Wmasuk

Tabel 4. Tundaan total kendaraan pada Jam Puncak malam

Pendekat DT DG D A 106,55 3,81 110,36 B 103,71 3,88 107,59 C 729,49 20,61 750,10 D 690,36 16,22 706,58

GAMBAR

Gambar 1. Konflik Pada Simpang Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Tol Seksi IV – Jalan

Akses Bandara Hasanuddin Makassar