Presentasi Biotek- Real Time PCR
-
Upload
zuna-miura-cliquers -
Category
Documents
-
view
87 -
download
5
Transcript of Presentasi Biotek- Real Time PCR
Development of real-time PCR technique for the estimation of population density of Pythium intermedium in forest soils Mingzhu Li, Masako Senda, Tsutomu Komatsu, Haruhisa Suga, Koji Kageyama
Presented by :
Ratna Juwita 1509 100 032
Dita Dwi Aprillia 1509 100 068
Sitatun Zunaidah 1509 100 706
P
R
S
D
T
INTRODUCTION
Pythium intermedium
PCR konvensional
real-time PCR
MATERIALS AND METHODS
Isolates and strain maintenance
Collection and preparation of soil
DNA extraction from mycelia
Cloning and sequencing
Primer design
Conventional PCR
Real-time PCR
Soil DNA extraction and purification
Isolates and strain maintenance
12 isolat P. intermedium
36 isolat dari 29 spesies Pythium yang lain
10 isolat dari 8 spesies dari genus yang lain
Corn meal agar
Collection and preparation of soil
200 gr sampel tanah
Dikumpulkan dan disimpan pada suhu 5 C⁰
pH pada 1 M potassium cloride
Populasi P. intermedium diplating dari tanah ke medium
Pythium-selective
DNA extraction from myceliaIsolat Pythium
ditumbuhkan pada medium corn meal atau potato dextrose broth dalam 4-7 hari pada 25 C hingga menghasilkan mycelial mass⁰
diinkubasi 50 C selama 30 menit dan dimasukkan suspensi 3M NaOAc⁰
divortex dan diletakkan di es 15 menit
Suspensi disentrifuge dan supernatan diletakkan dalam tabung, kemudian disentrifuge lagi
Lapisan endapan DNA ditambah etanol dan disentrifuge
DNA pellet dibilas dengan etanol, disentrifuge dan dikeringkan
Terakhir DNA ditutup dalam buffer
Cloning and sequencing
• Penjelasan DNA yang dikloning pada pT7Blue T-vector dengan ligation kit menurut intruksi pabrik
• Daerah kloning ITS menjelaskan penggunaan primer M13M4 dan M13Rv
Primer design
• Pengumpulan dari Pythium urutan daerah ITS, mencakup 5 isolat P. intermedium dan 39 isolat dari 39 spesies yang lain yang digunakan untuk primer design
• Urutan blok dan potensial primer lain dianalisis untuk struktur dimer dan haairpin loop
Conventional PCR
• Reaksi campuran yang mengandung primer, DNA polimerase, campuran dNTP, PCR buffer, dan DNA template dalam dalam volume 25 µL
• Primer ITS 1 dan ITS 4 digunakan untuk menjelaskan daerah ITS dalam siklus panas DNA pada 94 C 5 menit, diikuti 35 reaksi ⁰denaturasi pada 94 C detik, pendinginan 65 ⁰C 30 detik, dan pemanjangan 72 C 1 menit, ⁰ ⁰
dan terakhir pemanjangan 72 C 10 menit⁰• Ukuran yang terkandung diujikan dengan
elektroforesis pada media agarose L03. media pewarna menggunakan ethidium bromide and photographed under ultraviolet light.
Real-time PCR
• Jumlah DNA untuk sampel yang lain digunakan SYBR Premix Ex TaqTM II dengan sistem deteksi sequence ABI PRISM dalam volume 50 µL
• Real-time PCR dikonduksi dalam 95 C 10 ⁰menit (1 siklus), diikuti 94 C 30 detik, 65 ⁰C 31 detik dan 72 C 1 menit (40 siklus)⁰ ⁰
• Pengujian spesifik dilakukan pembangkit garis disosiasi sebelum penjelasan
• Garis peleburan diperoleh dari program ABI PRISM 7000 sistem deteksi sequence
Soil DNA extraction and purification
Tanah diambil medan
magne-tik berupa manik2
Langkah purifikasi Mag extraktor
(Kageyama,et.al. 2003)
Result
Primer design and specificity for P. intermedium
Pf002 Pr002b
P. intermedium
Konvensional PCRHasil spesifikasi yang dikonfirmasi 10 isolatP.intermedium dan 17 isolat dari spesies lain
dengan metodereal-time PCR . Ditampilkan pada tabel 2.
Nuclear rDNA copy number
Kuantifikasi ITS region hanya dapat ditentukan jika tidak ada variasi yang tampak dalam rDNA copy number diantara isolat P. intermedium.
Untuk membandingkan jumlah salinan antara isolat P.intermedium dilakukan dengan evaluasi nilai Ct (Tabel 3).
DNA diekstraksi dari lima isolat dan diberi konsentrasi Ct values10 ng / mL. Nilai Ct berkisar dari 11.01 -11,69 di antara lima isolat (Tabel 3).
Sebagai kontrol lanjut , diamplifikasi DNA dari empat tambahan isolat, dengan konsentrasi Ct values 1ng/mL dengan rentang (15,34-15,54)
Rentang kecil nilai Ct dihasilkan dari konsentrasi DNA normal menunjukkan kemiripan tiap salinan pada ITS region isolat. P.intermedium
Sensitivity and standard curve
Empat isolat P.intermedium digunakan untuk
mengestimasi detection limits dengan metode real-time PCR
Setiap isolat dengan konsentrasi DNA template 1 ng memiliki detection limits 10 fg (10 kali lipat seri pengenceran DNA template )
Beberapa isolat P.intermedium dapat dideteksi pada 1 fg DNA template (hasil tidak ditunjukkan) karena amplifikasi pada tingkat ini kurang akurat
Kurva standar yang dihasilkan menggunakan range DNA dari 4 isolat 10 fg -1ng. Gradien garis pada 4 isolat berkisar 3,669-3,932, dan efisiensi amplifikasi dari semua 4 isolat lebih dari 80% dengan koefisien korelasi yang tinggi (R² : A, 0,998; B, 0,999, C, 0,995; D, 0,999).
Artinya Ct values pada semua konsentrasi sangat konsisten, pada koefisien correlation 0,994 dan efisiensi amplifikasi dari 84% (Figure2).
Efisiensi amplifikasi DNA copy number pada P.intermedium sangat tinggi dan sangat mirip meskipun isolat berasal dari host dan lokasi geografis yang berbeda .
Real-time PCR for natural infested soil samples
• Menggunakan 11 sampel tanah yang diperoleh dari tempat yang berbeda di kota Gifu dan Mie
• Konsentrasi DNA ditentukan dengan metode real-time PCR.
• Dibuat kurva standart untuk mengetahui adanya korelasi antara kepadatan populasi Pythium intermedium dengan konsentrasi DNA
Terdapat korelasi yang signifikan antara kerapatan populasi Pythium intermedium dan konsentrasi DNA. Sehingga metode Real-time PCR dan ektrasi DNA dapat dikatakan cukup akurat untuk penentuan estimasi kerapatan populasi Pythium intermedium.
Practical use of the developed procedure to determine the distribution of P.intermedium in forest soils
Estimasi kepadatan populasi P.intermedium dilakukan pada hutan heterogen dan hutan cedar dengan membuat plot 30x30 m dan dibagi menjadi 9 subplot. Kemudian diambil 25 sampel tanah pada 4 subplot secara acak.
25 sampel tanah ditentukan kepadatan populasi pada setiap sample dengan rel-time PCR dan extrapolation algorithm
25 sampel tanah dicampur dan ditentutkan kepadatan populasi pada setiap sample dengan rel-time PCR dan extrapolation algorithm
Kepadatan populasi P.intermedium ditentukan dengan cara soil dilution plating
Menggunakan 3 metode yaitu :
Discussion
• Uji kuantitatif yang dikembangkan untuk menentukan kepadatan populasi Pythium intermedium dengang metode rel-time PCR dan ekstrasi DNA yang dilakukan bersama memiliki proses yang lebih cepat dan akurat.
• Dengan analisis regressi dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi DNA yang memiliki korelasi yang signifikan dengan kepadatan populasi Pythium intermedium
• Nilai kepadatan populasi yang diperoleh dari sample tanah yang telah dicampur dengan metode PCR hampir sama dengan metode dilution plating walaupun hasil dari PCR sedikit lebih besar.
Terimakasih