ppt pbl ipt s1.pptx

43
DEMAM SORE HARI

Transcript of ppt pbl ipt s1.pptx

Slide 1

DEMAM SORE HARI

WRAP UP SKENARIO 1Demam Sore HariKELOMPOK B-8KETUAMildayanti1102014157SEKRETARISMuthia Zahra Ibenzani1102014174ANGGOTALusti Amelia Bahar1102014149Martiana Fahriah1102014151Muhammad Wilianto1102014164Muhammad Hikmah Adha1102011178Olvie Astanaini Annisa1102014205Ramzy Kuswijayanto 1102014219Regi Tri Hantika1102014224Tia Aprilia Anjarnegara1102014264

Demam Sore Hari

Seorang wanita 30 tahun, mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan lebih tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan pagi hari. Pada pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, nadi bradikardia, suhu tubuh hiperpireksia (pengukuran jam 20.00 WIB), lidah terlihat kotor (coated tongue). Dokter menyarankan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis dan cara penanganannya.

PERTANYAAN Mengapa demam dirasakan lebih tinggi pada sore dan malam hari?Bagaimana mekanisme terjadinya infeksi demam tifoid?Mengapa pada pemeriksaan fisik lidah pasien terlihat kotor?Mengapa pasien mengalami bradikardia?Mengapa dokter menyarankan periksa darah?Mengapa demam menyebabkan suhu tubuh hiperpireksia?Bagaimana patogenesis dari demam?Bagaimana tatalaksana pada demam tifoid?

JAWABAN

Karena infektifnya pada sore dan malam hari dan adanya pengaruh lingkungan, kelembaban, dan respon tubuh.Bakteri Salmonella Makanan Saluran Pencernaan Lambung Usus Halus Infeksi Pembuluh Limfe Aliran Darah Bakteri yang Tak Difagosit akan Berkembang di Hati dan Limfa Inflamasi Hati dan Limfa Hepatomegali dan Splenomegali Diinkubasi 5-9 Hari Masuk ke Darah.Karena terjadinya akumulatif dari bakteri salmonella.Apabila suhu tubuh meningkat, maka pembuluh darah mengalami vasodilatasi. Sehingga aliran darah yang mengalir akan lebih banyak dan denyut nadi melambat.Karena untuk mengetahui adanya bakteri salmonella dengan menggunakan tes widal.Karena demam suhu tubuh meningkat, dan suhu tubuh di atas suhu demam [Kumangram (-)].Demam adanya gejala, tanda dari infeksi demam. Adanya rangsangan dari hipotalamus.- Non Farmako: Istirahat yang cukup.Farmako: Pemberian antibiotik.

HIPOTESADemam adalah suhu tubuh yang meningkat di atas normal. Demam yang dirasakan lebih tinggi pada sore dan malam hari. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kelambatan denyut jantung, kenaikan suhu tubuh di atas suhu demam, dan lidah terlihat kotor. Cara penanganannya dengan cara istirahat yang cukup atau pemberian antipiretik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Salmonella harus dilakukan pemeriksaan darah yang disebabkan oleh bakteri Salmonella yang menginfeksi hati dan limfe, sehingga masuk ke aliran darah.

SASARAN BELAJAR

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Demam

LO.1.1. Definisi

LO.1.2. Klasifikasi

LO.1.3. Etiologi

LO.1.4. Mekanisme

L.O.1.5. Tatalaksana

LO.1.1. DEFINISI

Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand).Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature 38,0C atau oral temperature 37,5C atau axillary temperature 37,2C (Kaneshiro & Zieve, 2010).

LO.1.2.KLASIFIKASI

LO.1.4. MEKANISMELI 1.5 Suhu Normal

Suhu tubuh normal : 36,5 37,2Suhu subnormal dibawah: 36Dengan demam pada umunya diartikan suhu tubuh diatas: 37,2 Hiperpireksia adalah suatu keadaan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 atau lebih Hipotermia keadaan suhu tubuh dibawah: 35 Biasanya terdapat perbedaan anatara pengukuran suhu aksila dan oral maupun rektal biasanya berkisar sekita 0,5 Suhu rektal lebih tinggi dari pada suhu oral

SASBEL 2LI.2.Memahami dan Menjelaskan Demam TifoidLO.2.1. DefinisiLO.2.2. EtiologiLO.2.3. EpidemiologiLO.2.4. PatofisiologiLO.2.5. ManifestasiLO.2.6. DiagnosisLO.2.7. PencegahanLO.2.8. TatalaksanaNon FarmakoFarmakoLO.2.9.Komplikasi

LO.2.1. DEFINISI DEMAN TIFOID

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (buku penyakit tropis,2011)LO.2.2. ETIOLOGI

Penyebab demam tifoid adalah bakteri salmonella typhi.salmonella adalah bakteri gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagel, dan tidak membentuk spora. Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57C selama beberapa menit. Kuman ini mempunyai tiga antigen yang penting untuk pemeriksaan laboraturium , yaitu :Antigen O (somatic )Antigen H (flagel)Antigen K (selaput)

Faktor penyebab : Kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar hygiene & sanitasinya yang rendahPengolahan makanan yang masih rendahUrbanisasi Keadaan sosio-ekonomi yang masih rendahPemeliharaan kebersihan pribadi (personal hygiene) kurang baikMakan makanan yang tidak bersihAir minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan & tidak dimasak mendidihKebersihan lingkungan & sanitasi lingkungan yang kurang

LO.2.3. EPIDEMIOLOGI

Angka insiden diseluruh dunia sekitar 17 juta/thn dengan 600.000 orang meninggal karena penyakit ini. WHO memperkirakan 70% kematian terjadi di asia. Insidens demam tifoid yang tergolong tinggi terjadi diwilayah Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan kemungkinan Afrika Selatan (insidens >100 kasus per 100.000 popuasi per tahun). Insiden demam tifoid yang tergolong sedang (10-100 kasus per 100.000 populasi per tahun) berada di wilayah Afrika, Amerika latin, dan Oceania ( kecuali Australia dan Selandia Baru) serta yang termasuk rendah (< 10 kasus per 100.000 populasi per tahun) dibagian dunia lainnya.

LanjutanDi Indonesia, insiden demam tifoid banyak dijumpai pada populasi yang berusia 3-19 tahun. Kejadian demam tifoid di Indonesia juga berkaitan dengan rumah tangga. Yaitu adanya anggota keluarga dengan riwayat terkena demam tifoid. Tidak adanya sabun untuk mencuci tangan, mencuci tangan, menggunakan piring yang sama untuk makan. Dan tidak tersedianya tempat buang air besar dalam rumah. Ditjen Bina Upaya Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI tahun 2010, melaporkan demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 pola penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia (41.081 kasus).

LO.2.4. PATOFISIOLOGI DEMAM TIFOIDLO.2.4.Patofisiologi

LO.2.5. MANIFESTASI

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 20 hari. Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

a. Demam b. Ganguan pada saluran pencernaan c. Gangguan kesadaranLO.2.6. DIAGNOSIS

Dalam mendiagnosa penyakit demam tifoid selain dengan melihat gejala, maka dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan peningkatan suhu, tekanan nadi menunjukkan bradikardi relatif, lidah yang berselaput/kotor (typhoid tongue), pembesaran hati, dan pembesaran limfa. Selain itu untuk lebih meningkatkan keakuratan dalam menegakkan diagnosis maka dibutuhkan pemeriksaan laboratorium.

LO.2.7. PENCEGAHAN

Secara lebih detail, strategi pencegahan demam tifoid mencakup hal-hali berikut:

penyediaan sumber air minum yang baikpenyediaan jamban yang sehatsosialisasi budaya cuci tangan sosialisasi budaya merebus air sampai mendidik sebelum diminumpembrantas lalatimunisasi pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman

LO.2.8.TATALAKSANANon farmakologi :

-Istirahat dan perawatan-Makan yang bergizi-Terapi penunjang secara simptomastis dan suportif serta diet

Farmakologi :SASBEL 3LI.3. Memahami dan Menjelaskan Bakteri Salmonella

LO.3.1.Morfologi

LO.3.2.Klasifikasi

LO.3.3.Transmisi

LO.3.1. MORFOLOGI

Salmonella sp. merupakan kingdom Bacteria, phylumProteobacteria, class Gamma Proteobacteria, ordo Enterobacteriales, Salmonella sp. family dari Enterobacteriaceae, genus Salmonella dan species yaitu e.g. S. enteric

LO.3.2. KLASIFIKASI

Salmonella entericaSalmonella salamae Salmonella orizone Salmonella diarizonae

Salmonella bongori 4 serotipe Salmonella yang dapat menginfeksi manusia.

Salmonella paratyphi A Salmonella paratyphi B Salmonella cholerasuis Salmonella typhi LO.3.3.TRANSISI

Infeksi terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan feses yang terdapat bakteri Salmonella typhi dari organisme pembawa (host).Setelah masuk dalam saluran pencernaan, maka S. typhi menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, paru-paru, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembus sehingga menyerang fetus pada wanita atau hewan betina yang hamil, serta menyerang membran yang menyelubungi otak.Substansi racun dapat diproduksi oleh bakteri dan dapat dilepaskan dan mempengaruhi keseimbangan tubuh.Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi, pada fesesnya terdapat kumpulan S. typhi yang dapat bertahan sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan.Bakteri tersebut tahan terhadap range temperatur yang luas sehingga dapat bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah atau air.

SASBEL 4LI.4. Memahami dan Menjelaskan Antibiotik Tifoid

LO.4.1.Farmakokinetik dan efek samping LO.4.2.FarmakodinamikLO.4.3.Efek SampingLO.4.4.Kontraindikasi

LO.4.1.Farmakokinetik

FARMAKOKINETIKMempelajari nasib obat dalam tubuhPrinsipnya adalah perpindahan obat melintasi dinding sel.Faktor obat penentu perlintasan dinding: besar dan bentuk molekul, derajat ionisasi, kelarutan dalam lemak, dan ikatan protein. Nasib obat dalam tubuh:- ABSORBSI- DISTRIBUSI - BIOTRANSFORMASI- EKSKRESIJENIS :A. Kloramfenikol B. Tiamfenikol C. KontrimoksazolD. Fluorokuinolon

LO.4.2. FARMOKODINAMIK

Mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.Tujuan:- Efek utama obat- Interaksi obat Jaringan- Urutan peristiwaMekanisme Kerja ObatObat + Reseptor EfekEfek obat Mengubah kecepatan kegiatan faal tubuhHanya memodulasi efek yang sudah adaObat yang memiliki efek intrinsik yg sama dgn senyawa endogen AgonisObat yg tdk memiliki efek intrinsik dan hambat efek endogen Antagonis

Obat dari farmakodinamik

Kloramfenikol

Tiamfenikol

Kontrimoksazol

FluorokuinolonLO.4.3. EFEK SAMPING

1 Kotrimoksazol:Menimbulkan megaloblastik, leukopenia, trombositopenia dan 75% efek samping terjadi pada kulit, Gejala-gejala saluran cerna; mual, muntah, diare jarang terjadiGlositis dan stomatitis relatif sering. Reaksi susunan saraf pusat berupa sakit kepala, depresi, dan halusinasi disebabkan oleh sulfonamid.

2. Kloramfenikol:Reaksi hematologikAda 2 bentuk, yang pertama ialah reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang. Bentuk yang kedua adalah anemia aplastik dengan pansitopenia yang irreversibel dan memiliki prognosis sangat buruk.Reaksi saluran cernaBermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare, dan enterokolitisSindrom GrayPada neonatus, terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200mg/kgBB) dapat timbul sindrom gray.3. Tiamfenikol Depresi ertropoesis,leukopeni, dan peningkatan kadar serum ion. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500, demam rata-rata turun pada hari kelima sampai keenam.4. Fluorokuinolon Obat ini bermanifestasi dalam bentuk mual,muntah,rasa tidak enak diperut, kejang dan delitrium.LO.4.4. KONTRAINDIKASI

1. Kotrimoksazol:Tidak dianjurkan untuk mengobati:Faringitis oleh S.pyogenesInfeksi genitalia2. Kloramfenikol:Kloramfenikol dikontraindikasikan untuk neonatus, pasien dengan gangguan faal hati dan pasien yang hipersensitif terhadapnya.

3. Kuinolon:1. Penggunaan KlinikInfeksi saluran kemihSeperti prostatitis, uretritis, servisitis, dan pielonfritis.Infeksi saluran cernaSeperti demam tifoid dan paratifoidInfeksi saluran nafas bawahSeperti bronkitis, pneumonia, sinusitisPenyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin :GonoreInfeksi jaringan lunak dan tulangSeperti osteomielitis. Untuk infeksi pasca bedah oleh kuman enterokokus Ps. Aeroginosa atau stafilokokus yang resisten terhadap Beta Laktam atau Aminoglikosid.

2. Sediaan di Pasaran

SpirofloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750 mg bahkan ada yang 1.000 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan spirofloksasin 200 mg/100 ml.OfloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan ofloksasin 200 mg/100 ml.MoksifloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan moksifloksasin 400 mg/250 ml.LevofloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan levofloksasin 500 mg/100 ml.

PefloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan pefloksasin 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan pefloksasin 400 mg/125 ml dan ampul dengan kandungan pefloksasin 400 mg/5 ml.NorfloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg.SparfloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 200 mg.LornefloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg.FlerofloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100 ml.GatifloksasinAntibiotika kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk injeksi dengan kandungan 400 mg/40

DAFTAR PUSTAKA www.medicastore.comSudoyo A W, dkk (2009) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, Jilid I, FKUI, JakartaSudoyo A W, dkk (2009) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, Jilid III, FKUI, JakartaBrooks GF, Butel JS, Morse SA (2004) Jawetz, Melnick & Adelbergs Mikrobiologi Kedokteran, edisi 22, Mc-Graw Hill companies ilnc, USASyarif, Amir, dkk (2007) Farmakologi dan Terapi, edisi 5, JakartaKAMUS SAKU KEDOKTERAN DORLAND hal 425

TERIMAKASIH