Ppt Enl Responsi Windi

download Ppt Enl Responsi Windi

of 30

Transcript of Ppt Enl Responsi Windi

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    1/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    2/30

    sinonimLepra, Morbus Hansen, Kusta, Hansen Disease

    definisiPenyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium

    Leprae yang bersifat intraseluler obligat

    Afinitas : saraf perifer, kulit, mukosa sal. Nafas atas

    organ tubuh lain

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    3/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    4/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    5/30

    PB MB

    1. Lesi Kulit (macula

    datar, papul yang

    meninggi, nodus)

    1-5 lesi

    Hipopigmentasi/

    eritema

    Distribusi tidak

    simetris

    Hilangnya sensasi yang

    jelas

    > 5 lesi

    Distribusi lebih

    simetris

    Hilangnya sensasi

    1. Kerusakan saraf

    (menyebabkan

    hilangnya sensasi,

    kelemahan otot yang

    dipersarafi oleh saraf

    yang terkena)

    Hanya satu cabang

    saraf

    Banyak cabang saraf

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    6/30

    PATHOGENESIS

    M. Leprae ditangkapoleh APC

    MHCmempresentasikan

    TCR

    Memproduksisitokin

    Aktivasi To

    Th1

    Th2

    Th 1 akan menghasilkanIL 2 dan IFN meningkatkan

    fagositosis makrofag

    Di dalam fagosit,fenolat glikolipid I akanmelindungi bakteri dari

    penghancuran

    Karena gagal membunuhantigen maka sitokin dan

    growth factors akanterus dihasilkan

    sitoplasma dan organelladari makrofag akan

    membesar

    sel epiteloid membentukgranuloma

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    7/30

    PATHOGENESIS

    Th2 akan menghasilkan IL 4, IL 10, IL 5, IL 13. IL 5 yang akan mengaktifasi

    eosinofil

    mengaktifasimakrofag

    mengaktifasi sel

    B untukmenghasilkanIgG4 dan IgE.

    mengaktifasi selmast

    IL 4 danIL 10

    Pada Tuberkoloid Leprosy Th 1

    akan lebih tinggi dibandingkan

    dengan Th2 sedangkan pada

    Lepromatous leprosy, Th2 akan

    lebih tinggi dibandingkan

    dengan Th1

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    8/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    9/30

    GEJALA KLINIS

    Tuberculoid leprosy (TT, BT).Tampak macula hipopigmentasi yang mati rasa dengan tepi meninggi.

    Ukuran macula bervariasi dari beberapa millimeter sampai lesi yang cukup besar

    Macula berbatas tegas, meninggi, biasanya annular, eritema atau tepinya berwarna

    keunguan dengan bagian tengah hipopigmentasi.Lesi yang lanjut akan mati rasa, tidak berkeringat, dan tidak ada lagi folikel rambut.

    Pada Tuberculoid Leprosy bisa terjadi penebalan saraf perifer (biasanya nervus ulnaris)

    Borderline (BB)

    Lesi kulit bersifat intermediate, antara tuberkuloid dan lepromatousLesi pada tipe ini sangat bervariasi, baik ukuran, bentuk, dan distribusinya

    Bisa didapatkan lesi punched out

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    10/30

    GEJALA KLINIS

    Lepromatous (LL, BL)Tampak papul-papul erithem, lesi membesar, lesi-lesi baru muncul dan

    menyatu satu sama lain.

    nodul yang tersebar simetris bilateral, terutama di cuping hidung, wajah,

    lengan, dan pantat.Pada wajah akan tampak madarosis dan facies leonine

    Tipe BL lesi dimulai dengan macula yang

    menyebar ke seluruh badan. Papul dan

    nodus tegas dengan distribusi simetris.

    Beberapa plak tampak seperti punched out.

    Tanda keruskan saraf berupa hilangnya

    sensasi, hipopigmentasi, berkurangnya

    keringat dan gugurnya rambut lebih cepat

    muncul dibanding tipe LL.

    Penebalan saraf dapat teraba di tempat

    predileksi

    Tipe LL jumlah lesinya sangat banyak, simetris,

    Distribusi lesi khas di wajah dan cuping telinga,

    sedang di badan mengenai badan yang dingin,

    lengan, punggung tangan, dan ekstensor tungkai.

    Pada stadium lanjut tampak penebalan kulit, cupingtelinga, facies leonine yang disertai madarosis, iritis,

    dan keratitis.

    Kerusakan saraf yang luas menyebabkan gejala

    stocking and glove anaesthesia.

    Pada stadium lanjut saraf perifer mengalami

    degenerasi hialin atau fibrosis yang menyebabkan

    anestesi dan atrofi otot

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    11/30

    Leprosy: tuberculoid type Well-defined,

    hypopigmented, slightlyscaling,

    anesthetic macules

    andplaques on theposterior trunk

    Borderline:raisedredindurated margins andcentral

    clearing. Thereisextension oftheinfection

    indicated by

    theerythematouspapules beyond the margins

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    12/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    13/30

    Diagnosis

    Cardinal Signs

    1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, kelainan kulit/lesi dapat

    berbentuk bercak keputuh-putihan (hipopigmentasi) atau

    kemerah-merahan (eritematous) yang mati rasa (anestesi).

    2. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf.Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan

    kronis saraf tepi (neuritis perifer).

    Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa: gangguan fungsi

    sensoris (mati rasa); gangguan fungsi motoris seperti

    kelemahan otot (parese) atau kelumpuhan (paralise).

    3. Adanya bakteri tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan

    kulit (BTA positif)

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    14/30

    membantu menegakkan diagnosis dan pengamatanpengobatan

    kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosahidung yang diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen

    BAKTERIOSKOPIK

    tipe tuberkuloid tampak tuberkel dan kerusakan saraf yang lebihnyata, tidak ada basil atau hanya sedikit dan nonsolid

    tipe tuberkuloid tampak tuberkel dan kerusakan saraf yang lebihnyata, tidak ada basil atau hanya sedikit dan nonsolid

    Tampak adanya sel Virchow

    HISTOPATOLOGI

    untuk mendiagnosis lepra tipe pausibasiler stadiumawal

    mengidentifikasiM. leprae setelah terapiPCR

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    15/30

    TERAPI

    Tipe PB

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    16/30

    Tipe MB

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    17/30

    REAKSI LEPRA

    REAKSI TIPE 1

    peningkatan responimun seluler

    setelah mendapatkan

    pengobataninflamasi pada lesi yang

    sudah ada. Tidak adagejala sistemik

    ENL

    tipe BL atau LL

    Lesi yang muncul tidakterjadi pada lokasi lesi

    kulit sebelumnya.Predileksinya terjadi

    pada ekstensorekstremitas atas dankaki bagian medial

    terdapat gejala sistemik

    Fenomena lucio

    pada pasien tipe LL

    macula, purpura, yangberubah menjadi lesi

    bulosa dan cepatmengalami ulcerasi,terutama di bawahlutut. Bisa disertai

    dengan rasa nyeri, tapikadang juga tidak sakit

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    18/30

    PRINSIP PENGOBATAN REAKSI KUSTA:

    Pemberian obat antireaksi

    Istirahat atau imobilisasi

    Analgetik, sedative untuk mengatasi rasa nyeri

    Obat antikusta diteruskan

    PENGOBATAN REAKSI KUSTA

    tipe 1: prednisone 40-60 mg/ hari, dosis diturunkan bertahap selama 2-3 bulan

    tipe 2: prednisone 40-60 mg/ hari, diturunkan bertahap,

    thalidomide untuk ENL yang berulang 100-300 mg/ hari

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    19/30

    STATUS PASIEN

    Identitas

    Nama : Tn.W

    Umur : 52 tahun

    Jenis kelamin : Laki-Laki

    Agama : IslamStatus : Menikah

    Pekerjaan : Petani

    Alamat : Lemar Duwur

    03/02, Joho Purwantoro, Wonogiri

    Tanggal periksa : 19 Desember 2011

    No rekam medik : 01102321

    Keluhan utama

    Timbul benjolan-

    benjolan yang

    nyeri di tangan

    dan badan

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    20/30

    RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    2008

    kulit wajah memerah

    Gatal (-)

    mati rasa (-)

    bercak yang mati rasa (-)

    Oleh dokter umum didiagnosiskusta

    2009

    mulai minum obat paket

    selama 1 tahun

    Dilanjutkan minum obat pilwarna hijau 3x1 tab

    Sering muncul benjolan2

    merah yang nyeri

    Oleh dokter Sp.KK diberi obatdexamethason 0,5 mg 1x2 tab

    5 hari sebelumke RSDM

    muncul benjolan kemerahan di

    hamper seluruh tubuh

    diawali dari tangan kanan dankiri, terasa nyeri

    diawali dari tangan kanan dan

    kiri, terasa nyeri

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    21/30

    Riwayat Penyakit

    DahuluRiwayat penyakit serupa : (+)

    kambuh-kambuhan

    Riwayat alergi makanan :

    disangkal

    Riwayat alergi obat

    : AmoxicillinRiwayat atopi :

    disangkal

    Riwayat diabetes mellitus :

    disangkal

    Riwayat hipertensi

    : (+) sejak 2 tahun yang

    lalu

    Riwayat terapi lepra RFT 1,5

    tahun

    Riwayat Penyakit

    KeluargaRiwayat penyakit serupa :

    disangkal

    Riwayat alergi

    : disangkal

    Riwayat atopi

    : disangkalRiwayat diabetes mellitus :

    disangkal

    Riwayat hipertensi

    : disangkal

    Tetangga dekat rumah ada yangmenderita penyakit serupa

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    22/30

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status generalis

    Keadaan umum :

    baik, compos mentis

    Vital sign :TD : 150/90 mmHg

    HR : 80 kali/ menit

    RR : 20 kali/ menit

    t : 38C

    Kepala : mesocephal

    Mata :lagoftalmus (-), madarosis (-/-)

    Mulut : dalam batas normal

    Leher : dalam

    batas normal

    Thorax :

    lihat status dermatologi

    Thorax :

    lihat status dermatologi

    Abdomen : lihat

    status dermatologi

    Ekstremitas atas : lihat

    status dermatologi

    Ekstremitas bawah : lihatstatus dermatologi

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    23/30

    STATUS DERMATOLOGI

    Regio Generalisata: nodul eritem multiple diskret, disertai papul,

    plakat eritem

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    24/30

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    25/30

    Pemeriksaan saraf

    Sensibilitas Lesi

    Raba: + pada nodul

    Tajam/tumpul: dbn

    Panas/dingin: dbn

    Pemeriksaan Sensorik

    N. Ulnaris :

    dbn/ hipoestesi

    N. Medianus :dbn/ hipoestesi

    N. Tibialis Posterior :

    dbn/ hipoestesi

    Pembesaran SarafN. Auricularis Magnus : -/-

    N. Medianus : -/-

    N. Ulnaris : -/-

    N. Radialis : -/-

    N. Peroneus Lateralis : -/-

    N. Tibialis anterior : -/-

    Pemeriksaan Motorik

    N. Ulnaris :

    kuat/lemah

    N. Medianus : kuat/ kuat

    N. Radialis : kuat/ kuat

    N. Tibialis Posterior : kuat/ kuat

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    26/30

    DIAGNOSIS BANDING

    Morbus Hansen MB, cacat

    derajat 2, dengan reaksi Eritema

    Nodusum Lepromatosum

    Drug Eruption

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    27/30

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan

    bakterioskopik:

    Indeks Bakteri +5

    Indeks Morfologi 0%

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    28/30

    DIAGNOSIS KERJA

    Morbus Hansen Multi Basiler, RFT 1,5 tahunReaksikusta Eritema Nodusum Lepromatosum

    cacat derajat 2

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    29/30

    TERAPI

    Non medikamentosa

    Konsultasi ke bagian

    neurologi untuk menangani

    gangguan saraf Memakai sandal atau

    melindungi kaki, mencegah

    terjadinya luka

    Memakai sarung tangan jika

    memegang benda panas

    Merawat kulit agar tidak

    kering dan pecah

    Medikamentosa

    Metil prednisolon 32

    mg/ hari tab 16 mg

    (1-1-0)

    Aspirin 3x1 tablet

    Cimetidin 3x1 a.c

    Nervaplus 1x1

  • 8/3/2019 Ppt Enl Responsi Windi

    30/30

    PROGNOSIS

    Ad vitam : dubia

    ad bonam

    Ad sanam : dubia

    ad bonam Ad fungsionam : dubia

    ad malam

    Ad kosmetikam : dubia

    ad malam