Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan...

39
Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Transcript of Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan...

Page 1: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Punan Kalimantan Timur:S e n s u s P u n a n 2 0 0 2 - 2 0 0 3

Potret

Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Page 2: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Potret Punan Kalimantan Timur:Sensus Punan 2002-2003

SSSSSoooooaaaaaddddduououououon Sn Sn Sn Sn Sitititititooooorrrrrususususus(1), P P P P Patatatatatrrrrricicicicice Le Le Le Le Leeeeevvvvvangangangangang(1&2), Edmo Edmo Edmo Edmo Edmond Dnd Dnd Dnd Dnd Douniasouniasouniasouniasounias(1&2),Dollop MamungDollop MamungDollop MamungDollop MamungDollop Mamung(3) dan Darif Abotdan Darif Abotdan Darif Abotdan Darif Abotdan Darif Abot(3)

(1) Center for International Forestry Research (CIFOR), PO Box 6596, JKPWB Jakarta 10065(2) Centre IRD - Montpellier 911, avenue Agropolis BP 5045, 34042 Montpellier, France(3) Yayasan Adat Punan (YAP), Jl. Anggrek Merpati I/96, Komp. Batu Alam Permai, Samarinda 75124

Page 3: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Diterbitkan olehCenter for International Forestry ResearchCenter for International Forestry ResearchCenter for International Forestry ResearchCenter for International Forestry ResearchCenter for International Forestry ResearchAlamat pos: P.O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, IndonesiaAlamat kantor: Jl. CIFOR, Situ Gede, Sindang BarangBogor Barat 16680, IndonesiaTel. : +62 (251) 622622Fax. : +62 (251) 622100E-mail: [email protected]: http://www.cifor.cgiar.org

Foto sampul oleh Edmond Dounias dan Patrice Levang© 2004 by Center for International Forestry ResearchHak cipta dilindungi. Diterbitkan tahun 2004Dicetak oleh Rediprint

ISBN 979-3361-50-6

Page 4: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

iii

Daftar isi

AbstrakAbstrakAbstrakAbstrakAbstrak iv

1.1.1.1.1. PPPPPeeeeendahndahndahndahndahulululululuanuanuanuanuan 1

2.2.2.2.2. Metodologi penelitianMetodologi penelitianMetodologi penelitianMetodologi penelitianMetodologi penelitian 3

3.3.3.3.3. KKKKKeaeaeaeaeadaan umdaan umdaan umdaan umdaan umum pum pum pum pum peeeeenenenenenelitlitlitlitlitianianianianian 5

4.4.4.4.4. Hasil penelitian dan pembahasanHasil penelitian dan pembahasanHasil penelitian dan pembahasanHasil penelitian dan pembahasanHasil penelitian dan pembahasan 7A. Kependudukan 7B. Akses pada fasilitas 9C. Tingkat kematian anak 10D. Pendidikan 12E. Kondisi tempat tinggal 16F. Kepemilikan aset 17

5.5.5.5.5. KKKKKesimpulanesimpulanesimpulanesimpulanesimpulan 20

6.6.6.6.6. Saran-saranSaran-saranSaran-saranSaran-saranSaran-saran 22

7.7.7.7.7. ReferensiReferensiReferensiReferensiReferensi 23

8. Lampiran8. Lampiran8. Lampiran8. Lampiran8. Lampiran 24

Ucapan terima kasihUcapan terima kasihUcapan terima kasihUcapan terima kasihUcapan terima kasih 32

Daftar tabel

TTTTTabababababeeeeel 1.l 1.l 1.l 1.l 1. Penduduk Punan Kalimantan Timur 8

TTTTTabababababeeeeel 2.l 2.l 2.l 2.l 2. Akses pada fasilitas 9

TTTTTabababababeeeeel 3.l 3.l 3.l 3.l 3. Angka kematian anak usia muda 10

TTTTTabababababeeeeel 4.l 4.l 4.l 4.l 4. Tingkat buta huruf 12

TTTTTabababababeeeeel 5.l 5.l 5.l 5.l 5. Tingkat pendidikan 14

TTTTTabababababeeeeel 6.l 6.l 6.l 6.l 6. Tingkat pemilikan rumah tempat tinggal 16

TTTTTabababababeeeeel 7.l 7.l 7.l 7.l 7. Tingkat hunian masing-masing kategori rumah 16

TTTTTabababababeeeeel 8.l 8.l 8.l 8.l 8. Tingkat pemilikan aset 18

Daftar gambar

Gambar 1Gambar 1Gambar 1Gambar 1Gambar 1. Piramida umur Suku Punan 7

Gambar 2Gambar 2Gambar 2Gambar 2Gambar 2. Boxplot tingkat kematian anak per rumah tangga (kiri) dan per desa (kanan) 10

Gambar 3.Gambar 3.Gambar 3.Gambar 3.Gambar 3. Boxplot penyebaran tingkat buta huruf per desa 12

Gambar 4Gambar 4Gambar 4Gambar 4Gambar 4. Tingkat buta huruf per kelompok umur 13

Gambar 5Gambar 5Gambar 5Gambar 5Gambar 5. Boxplot penyebaran pendidikan masyarakat 14

Page 5: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

iv

Punan adalah salah satu kelompok masyarakat aslipenghuni hutan Borneo di Kalimantan Timur. Punanmempunyai ketergantungan hidup yang sangat tinggipada hutan, baik subsisten maupun sumberpendapatan tunai. Di sisi lain, arus modernisasi dandinamika sosial budaya secara lambat laun telahmenggeser tatanan hidupnya dan menjadi bagian darimodernisasi. Mereka terus beradaptasi terhadapperubahan untuk meningkatkan kesejahteraannyadengan memanfaatkan sumberdaya alam di sekitarnya.Kelompok suku Punan sebagian besar tinggal di dalamhutan yang terpencil. Keterpencilan tersebut bahkanberdampak luas pada ekonomi rumah tangga,kesehatan dan pendidikan yang sangat rendah dan

Abstrak

mereka terus termarjinalkan. Lebih dari itu, komposisipenduduk kelompok suku Punan pun di KalimantanTimur bahkan semakin kecil. Menjadi ironis karenasuku Punan menyebar dalam cakupan wilayah hutanyang sangat luas. Akankah suku Punan selamanyatermarjinalkan hingga identitasnya punah?Jawabannya tergantung pilihannya sendiri. Setidaknyadari sisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi,komunitas suku Punan yang telah tinggal di dekat kotajauh lebih baik dibandingkan mereka yang masihterpencar di tengah hutan, sekalipun terdekat dengansumberdaya alam tersebut. Analisa akan berkembanguntuk melihat dinamikanya.

Page 6: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

1

Pendahuluan 1

Hutan tropis di Kalimantan sudah sejak lama dikenaldunia dengan nama hutan Borneo. Hutan Borneoterkenal sangat kaya sumberdaya alam. Dalam beberapadekade terakhir, berbagai perusahaan skalainternasional telah mengeksploitasi sumberdaya alamtersebut untuk meningkatkan kesejahteraan segelintirumat manusia.

Lalu bagaimana dengan masyarakat asli yang sudahberabad-abad tinggal di tengah-tengah sumberdayaalam berlimpah tersebut? Hutan Borneo, khususnyaKalimantan Timur dihuni berbagai macam kelompoksuku. Kelompok suku Punan adalah satu diantarapenghuni hutan Borneo yang pantas disebut sebagaimasyarakat asli. Dengan berbagai tekanan eksploitasisumberdaya alam, hutan tempat hidup suku Punandan suku asli lainnya telah menyusut drastis danmempengaruhi kehidupan mereka. Punan telahmenunjukkan kemampuannya beradaptasi. Tetapi

akankah mereka memperoleh manfaat dari pesatnyapembangunan atau menemukan sendiri jalan pintasmemanfaatkan sumberdaya hutan adalah pertanyaanpenting yang harus dijawab.

Istilah “Punan” lebih dipandang sebagai sebutanumum untuk kelompok masyarakat pemburu-peramuyang dulu hidup secara berpindah-pindah di hutanKalimantan Timur, lalu Dayak menjadi sebutan untukmasyarakat petani ladang. Kelompok Suku Punanhingga sekarang banyak tinggal di bagian hulu sungaibahkan di tengah hutan yang sangat terpencil. Padamasa lalu, pemerintah telah melabelkan mereka sebagaisuku terasing yang hidup berpindah-pindah di dalamhutan dan tidak punya tempat tinggal menetap, samahalnya dengan beberapa suku lain seperti suku Kubudi Sumatera. Namun seiring dengan perkembanganpembangunan dan arus modernisasi telah terjadidinamika sosial budaya suku Punan (Dounias dkk.

© P

atri

ce L

evan

g

Sumpit: alat tradisional Punan untuk berburu

Page 7: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

2

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

2004; Levang dkk. 2004). Program pemukiman sukuterasing dari departemen sosial sejak tahun 1970-an,yang memukimkan sebagian kecil orang Punan disekitar kota (Sellato 2001; Kaskija 2002), setidaknyamenjadi pelajaran berharga.

Punan tinggal di dalam hutan yang dulu masih utuhdan kaya sumberdaya alam. Kuhn dkk. (2000) telahmemvisualisasikan potret kehidupan Punan di Metut,Kalimantan Timur. Sistem budaya suku Punan yangbersifat terbuka sebagaimana umumnya masyarakatsekitar hutan lainnya di Kalimantan secara lambat-launtelah mengalami pergeseran yang berdampak padaperubahan pola hidup. Mereka yang dulu hidupberpindah-pindah di tengah hutan sebagaipengumpul dan peramu, sejak akhir abad XIX mulaibermukim di dusun-dusun kecil, dan awal abad XXmulai melakukan perladangan sebagaimana sukuDayak di sekitarnya dengan budidaya tanaman panganseperti padi dan ubi-ubian. Namun disampingberladang, aktifitas berburu, menangkap ikan, danmengumpulkan hasil hutan masih tetap sebagaiaktifitas utama dalam kehidupan sehari-hari.

Suku Punan yang tinggal di sekitar hutan mempunyaiketergantungan hidup pada sumberdaya hutan, kayudan bukan kayu sebagai sumber kehidupan, baik untukkebutuhan subsisten seperti sumber makanan, obat-

obatan, tempat tinggal (bahan rumah), ritual budaya(Uluk dkk. 2001). Lebih dari subsisten, hasil hutanmenjadi andalan utama kebutuhan komersial sebagaisumber uang untuk kebutuhan yang terus meningkat.Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik,mereka juga banyak merantau ke “Negeri Jiran”Malaysia mencari kerja sebagai buruh di perusahaanperkebunan sawit atau penebang pohon.Penelitian ini dirancang untuk mendapatkangambaran mengenai situasi riil suku Punan khususnya:

1. Potret demogafi suku Punan.2. Potret sumberdaya masyarakat suku Punan seperti

aspek kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dankepemilikan aset serta dinamikanya.

Sensus sebagaimana dijelaskan dalam bab metodologi,hanya bagian awal dari seluruh rangkaian penelitian.Beberapa pertanyaan penelitian yang dibangun dalamtahap sensus adalah sebagai berikut:

1. Apakah kehidupan penduduk suku Punan yanglebih dekat dengan sumberdaya alam (hutan) lebihbaik dibandingkan mereka yang tinggal di dekatkota?

2. Bagaimana dinamika kesejahteraan suku Punanantar wilayah yang berbeda?

Page 8: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

3

2Metodologi penelitian

Penelitian ini telah dimulai sejak tahun 2002 hinggatahun 2003. Untuk mendapatkan gambaran mengenaisituasi riil suku Punan, telah dilakukan sensus sukuPunan pada banyak desa yang tersebar di pinggirankota sampai ke perkampungan yang sangat terpencil.Sensus bertujuan untuk mengumpulkan data dasarrumah tangga seluruh masyarakat Punan diKalimantan Timur. Sensus bukan saja untuk tujuanilmiah, tetapi juga atas permintaan Yayasan Adat Punanuntuk membantu Yayasan mendapatkan datamenyeluruh atas suku Punan di Kalimantan Timur.Untuk mencapai sebuah perkampungan Punan ditengah hutan Borneo, kadang membutuhkanperjalanan menelusuri sungai selama empat hinggaenam hari atau harus menyewa pesawat. Peneliti terusberupaya mengumpulkan data masyarakat Punansebanyak mungkin dengan mencari berbagai informasiuntuk menemukan desa-desa dimana ada komunitasPunan. Melalui kerjasama yang baik dengan YayasanAdat Punan (YAP), sensus dapat dilakukan denganpencapaian yang memuaskan.

Selama lebih dari setahun, sensus telah mencapai 2.096rumah tangga yang terdiri dari 8.956 jiwa, tersebar di77 lokasi pemukiman atau desa dan 6 kabupaten.Walaupun belum seluruhnya, kami anggap sensusPunan di Kalimantan Tumur sudah mencapai lebihdari 90%. Artinya tidak tertutup kemungkinan masihada desa Punan yang karena keterbatasan sehinggabelum sempat diteliti, seperti Punan Basap/Batu diBerau. Pemukiman Punan di Kalimantan Timur tidakselalu mencakup satu wilayah desa, tetapi kadang kalahanya sebagian dari wilayah desa yang lebih seringdisebut pemukiman. Desa terdiri dari satu ataubeberapa lokasi pemukiman. Tidak jarang pemukiman

Punan mempunyai jarak yang sangat jauh dari pusatdesa sehingga fasilitas di pusat desa sulit dijangkau olehpenduduk Punan. Maka dalam hal ini ketersediaanfasiltias yang menjadi pusat amatan hanya padapemukiman Punan tersebut.

Dalam melakukan sensus, kami mengumpulkan datatingkat desa, yaitu: jumlah rumah, jumlah KepalaKeluaraga (KK), ketersediaan penerangan listrik,fasilitas ibadah, penggilingan padi, kios, sekolah,puskesmas, dan pasar. Jika fasilitas tersebut tidak ada,maka dicatat jarak atau waktu yang dibutuhkanuntuk dapat mengaksesnya. Pada tingkat rumahtangga, dikumpulkan data anggota rumah tanggaseperti: umur, hubungan keluarga, jenis kelamindan tingkat pendidikan. Pada masing-masingkeluarga, juga dicatat berapa anak yang lahir danmeninggal pada umur muda. Tidak jarangditemukan dalam keluarga Punan adanya lebih darisatu keluarga tinggal dalam serumah. Biasanya yangterjadi adalah anak yang telah menikah masihserumah dengan orang tuanya, sebelum diamemiliki rumah sendiri. Jika hal itu terjadi atau adalebih dari satu keluarga dalam satu rumah, makaditanyakan ketergantungan satu sama lainnya untukmemastikan apakah rumah tangga dianggap satu atauterpisah. Rumah tangga yang dicatat adalah rumahtangga mandiri terutama dari aspek ekonominya.

Data rumah tangga mencakup kualitas tempat tinggalatau sanitasi dan aset rumah tangga seperti: perahumesin (ketinting dan mesin tempel), chainsaw,genset, TV, Parabola, VCD, kulkas, dan peralatantradisional seperti tempayan, gong, sumpit, manikdan cerapa. Namun dengan beberapa pertimbangan,

© P

atri

ce L

evan

g

Tokoh adat dan pengurus Yayasan Adat Punan

Page 9: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

4

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

terutama keterbatasan data, tidak dilakukan analisapada pemilikan aset tradisional. Peralatan tradisionaltersebut sesungguhnya bernilai sangat tinggi, tetapisangat sulit untuk mengumpulkan data yang benar.Masyarakat sering kurang terbuka, menaruh curiga dankuatir, bahkan merasa tidak senang jika ditanyakan asetperalatan tradisional tersebut. Masyarakat selaluberusaha menyembunyikan informasi kepemilikanaset tersebut yang berdampak pada keterbatasan data.

Umur setiap anggota rumah tangga juga dicatat. Satuhal yang menjadi catatan adalah sulitnya mendapatkanangka umur secara pasti. Data umur yang terkumpulsebagian besar adalah berdasarkan ingatan masyarakat.Hal ini disebabkan karena jarang ditemukan dokumenpencatatan yang baik tentang kelahiran setiappenduduk, terutama orang tua, baik dalam dokumenkantor desa maupun pada masing-masing rumahtangga, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP).Beberapa masyarakat Punan tidak mengetahuiusianya, bahkan tanggal kelahirannya. Dalam haldemikian, tentulah dibutuhkan beberapapendekatan untuk mengetahui umur yangsebenarnya. Beberapa pendekatan yang bisadilakukan adalah menanyakan kepada anggota laindalam rumah tangga seperti anak dan saudara, ataumenghubungkannya dengan kejadian-kejadianbersejarah yang mudah diingat. Beberapa kendaladalam pengumpulan data umur tersebut menjadisalah satu penyebab sehingga beberapa respondentidak tersedia data umur.

Desa-desa pemukiman Punan di Kalimantan Timurterletak menyebar di dalam dan sekitar hutan.Keterpencilan desa atau pemukiman satu denganlainnya mempunyai perbedaan terutama dilihat darilokasi dan aksessibilitasnya. Selain lokasi danaksessibilitas, keterpencilan yang lebih penting dapatdilihat dari ketersediaan fasilitas pasar, fasilitas kios,fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan.Pemukiman Punan dikelompokkan dalam tiga tingkatketerpencilan sebagai berikut:

Sangat terpencilSangat terpencilSangat terpencilSangat terpencilSangat terpencilPemukiman atau desa-desa yang mempunyaiakses sangat buruk, dimana tidak ada pasar,

kios, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan,terletak sangat jauh dari kota dan sulitdijangkau.

Akses sedangAkses sedangAkses sedangAkses sedangAkses sedangPemukiman atau desa-desa terpencar yangmempunyai akses sedang, dimana terdapatsedikitnya satu diantara fasilitas pasar, kios,fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan.Umumnya desa ini terletak agak jauh dari kotatetapi masih dapat dijangkau transportasi airatau darat.

Akses baikAkses baikAkses baikAkses baikAkses baikPemukiman atau desa-desa terbuka yangmempunyai akses baik, dimana terdapatkeseluruhan fasilitas pasar, kios, fasilitaskesehatan dan fasilitas pendidikan, dekatdengan pusat kota dan transportasi lancar.

Berdasarkan ketiga kategori keterpencilan diatas, akandianalisa bagaimana kualitas sumberdaya masyarakatPunan pada masing-masing kelompok populasi.Sungguhkah terjadi perbedaan yang tajam? Bagaimanakualitas sumberdaya manusia ketika mereka menjadikomunitas terdekat dengan sumberdaya alam yangsangat kaya di hutan tropis Kalimantan Timur?Analisis data sensus akan memberikan jawabannya.

Selain metode sensus, juga dilakukan penelitianlanjutan dengan metode survei ekonomi rumahtangga, dan jajak pendapat. Observasi dan wawancarainformal juga dilakukan selama penelitian berlangsung.Namun secara khusus yang akan dibahas dalam tulisanini hanya data hasil-hasil sensus. Hasil survei dan jajakpendapat akan dibahas pada bagian yang terpisah.

Pemasukan dan pengolahan data dengan programkomputer dilakukan dengan menggunakan beberapasoftware seperti Microsoft Excel, Access dan paketsoftware untuk penelitian sosial (SPSS).

Hasil olahan data secara rinci pada masing-masingdesa, kecamatan dan kabupaten dapat dilihat padaLampiran 1, Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Page 10: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

5

3Keadaan umum penelitian

Belum ada data tentang jumlah penduduk suku Punanyang tinggal di Propinsi Kalimantan Timur menjadisalah satu alasan penting Yayasan Adat Punan untukmelakukan sensus Punan. Mereka menyebar di dusun-dusun kecil di pedalaman hutan Borneo. Penelitiankhusus suku Punan merupakan tantangan yang sangatberat. Data awal tentang penyebaran kampung Punandi Kalimantan Timur sangat terbatas. Di sisi lain, sukuPunan yang belum lama mengenal pola hidup menetapdan bertani ladang, masih sering melakukanperpindahan baik secara individu, keluarga maupun

kelompok dari satu kampung ke kampung lain ataumembentuk pemukiman baru dengan berbagai alasanseperti: kesuburan lahan, wabah penyakit mematikan,konflik (dengan ketua kelompok, antar keluargamaupun antar kelompok), atau mencari lapangan kerjabaru. Peta penyebaran wilayah pemukiman Punan diKalimantan Timur menjadi sangat dinamis. Denganpenelitian yang telah dilakukan selama lebih setahundigambarkan penyebaran suku Punan sebagaimanadalam Peta 1.

Pemukiman Suku Punan

© E

dm

ond

Do

unia

s

Page 11: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

6

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Peta 1. Penyebaran suku Punan di Kalimantan Timur

Page 12: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

7

A. Kependudukan

Dalam sub-bab ini akan secara khusus membahaspola-pola sebaran umur penduduk Punan.

Penduduk suku Punan yang telah dilakukan sensusmencapai 8.956 jiwa dalam 2.096 rumah tangga, atauhanya 0,35% dari total penduduk KalimantanTimur yang berjumlah 2,55 juta jiwa (BPS 2002).Mereka tersebar pada 16 kecamatan dalam 6kabupaten. Sebanyak 55% Suku Punan tinggal diKabupaten Malinau. Terbanyak kedua terdapat diKabupaten Berau (15%), dan ketiga di Bulungan(13%). Komposisi Suku Punan di KabupatenMalinau hanya 12,8%, Berau 1% dan Bulungan1,3% (Lampiran 1).

Komposisi penduduk Punan usia dibawah 15 tahunhanya 36,8%, dan hanya 1,6% bertahan hidup sampai65 tahun atau lebih (Tabel 1). Bahkan masyarakatSuku Punan pada kategori sangat terpencil hanya 1%yang berusia diatas 60 tahun. Komposisi laki-laki dan

perempuan usia muda (dibawah 15 tahun) relatifseimbang (36,3% laki-laki dan 37,2% perempuan).Namun pada usia diatas 30 tahun, komposisiperempuan jauh lebih kecil daripada laki-laki. Usiadiatas 65 tahun hanya 1% perempuan, sedangkan laki-laki 2%. Struktur umur Suku Punan mencerminkantingkat kematian anak yang tinggi dan usia harapanhidup yang rendah. Usia harapan hidup perempuanbahkan lebih rendah daripada laki-laki.

Piramida Gambar 1 berbentuk kerucut, serupadengan bentuk piramida negara berkembang padaumumnya, yang mencerminkan tingginya angkakematian balita. Piramida umur di atas jugamencerminkan pola kehidupan Suku Punan diKalimantan Timur. Laki-laki pada usia 15-25 tahunsudah mulai banyak merantau ke luar desanya.Sebaliknya, perempuan tetap tinggal di desa dan padausia 15 tahun justru sudah banyak yang menikah dikampung sendiri atau kampung sekitarnya. Laki-laki

Laki-laki Perempuan

Umur

600 500 400 300 200 100 0 0 100 200 300 400 500 600

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75-79

80-84

85-89

90-94

>95

Gambar 1. Piramida umur Suku Punan

Hasil penelitian dan pembahasan 4

Page 13: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

8

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Tabel 1. Penduduk Punan Kalimantan Timur.

© E

dm

ond

Do

unia

s

Pengumpulan data dilakukan pada setiap kesempatan

Sumber: Sensus Punan 2002-3 (CIFOR-YAP)

0- 4 551 534 1.085 12,2 12,5 12,4 5- 9 554 545 1.099 24,6 25,3 24,910-14 530 511 1.041 36,3 37,2 36,815-19 432 476 908 20-24 347 471 818 25-29 466 440 906 30-34 337 294 631 35-39 376 314 690 40-44 240 210 450 45-49 213 177 390 50-54 168 90 258 55-59 120 98 218 60-64 82 59 141 65-atas 85 53 138 1,9 1,2 1,6Jumlah 4.501 4.272 8.773 Tak menjawab (not stated) 183 Total 8.956

Kelas Jumlah Persentase kumulatif

Umur Laki Perempuan Jiwa Laki Perempuan Jiwa

Page 14: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

9

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Tabel 2. Akses pada fasilitas.

Kios 52 67,5 1.467 70,0Pendidikan 60 77,9 1.778 84,8Kesehatan 28 36,4 865 41,3Pasar 10 13,0 245 11,7Keempat fasilitas 8 10,4 171 8,2Tidak ada fasilitas 12 15,6 204 9,7N (total) 77 2.096

FasilitasJumlah

pemukimanPersentasepemukiman

Jumlahkeluarga

Persentasekeluarga

pada usia lebih 25 tahun banyak yang memilih kembalike kampung, berumah tangga dan mulai berladang.Namun banyak juga diantaranya yang baru memulaitinggal menetap di desa dan membuat ladang sendiri(pisah dari orang tua) setelah umur 35 tahun.

Bagaimana pengaruh keragaman aksesibilitas padakesejahteraan suku Punan?

B. Akses pada fasilitas

Pemukiman Punan kadang-kala mencakup satu desa,tetapi tidak jarang juga hanya berupa kampung ataubagian dari desa. Kadang-kala kampung tempatpemukiman Punan terletak sangat jauh dari pusat desa,sehingga kurang memungkinkan untuk menjangkaufasilitas yang ada di pusat desa. Maka ketersediaanfasilitas dicatat bukan hanya semata berdasarkanketersediaannya di pusat desa, tetapi lebih padaketerjangkauan masyarakat Punan dari tempatpemukimannya. Cakupan penelitian ini sebanyak 77pemukiman/desa terbagi menjadi 3 kategoriberdasakan ketersediaan fasilitas, sebagaimanadisebutkan pada bagian awal metodologi penelitian.Sebanyak 16% pemukiman atau desa-desa Punan,mencakup 10% masyarakatnya masih belummendapatkan satupun diantara keempat fasilitaspenting berikut: fasilitas pendidikan, kesehatan, kiosdan pasar. Pemukiman atau desa tersebut selanjutnyatermasuk dalam kategori “sangsangsangsangsangat tat tat tat tat teeeeerrrrrpppppeeeeencilncilncilncilncil”. Sebanyak74% pemukiman, mencakup 82% masyarakatnyatermasuk dalam kategori “akses seakses seakses seakses seakses sedangdangdangdangdang”. Hanya 10%pemukiman, mencakup 8% masyarakatnya yangtermasuk dalam kategori “akses baikakses baikakses baikakses baikakses baik”, dimana telahtersedia keempat fasilitas1 (Tabel 2).

Perlu dicatat bahwa tingginya persentase pemukimandan keluarga Punan yang mendapatkan akses padafasilitas pendidikan, kios dan kesehatan tidaksepenuhnya dapat menjadi cerminan yang baik darisegi penggunaannya. Misalnya, walaupun tersediafasilitas pendidikan, tetapi sarana dan prasarananyasering kurang memadai, seperti bangunan sekolahyang kurang layak atau jumlah guru yang belumcukup. Demikian juga kios dapat diharapkan sebagaitempat menjual berbagai kebutuhan seperti makanandan obat-obatan tertentu, kadang-kala sangat terbataskarena sulitnya transportasi mendatangkan suplai darikota atau keterbatasan modal.

Rendahnya tingkat ketersediaan fasilitas memberikangambaran awal bahwa, sebagian besar masyarakatSuku Punan belum mendapatkan fasilitas yangmemadai dalam menunjang perekonomian danpeningkatan kualitas SDM-nya. Dalam Tabel 2,tingkat ketersediaan fasilitas pasar adalah yangterendah (12%). Bahkan khusus dalam kategori“akses sedang” hanya 4% masyarakat yangmempunyai akses ke pasar yang tidak terlalu jauhdari desa. Kedua terendah adalah akses ke fasilitaskesehatan. Hanya 41% rumah tangga Punanmempunyai akses pada fasilitas kesehatan. Bahkanitupun masih banyak belum didukung denganfasilitas pengobatan yang memadai.

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwapada usia balita, terutama umur dibawah 1 tahun,masyarakat Punan sangat rentan pada penyakit yangberakhir pada kematian. Rendahnya pengetahuan danakses pada kesehatan menjadi masalah penting dalamrangka penyelamatan Suku Punan. Mereka yang

1 Lebih rinci data masing-masing desa tersedia pada tabel Lampiran 1.

Page 15: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

10

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

terjangkit penyakit di desa terpencil banyak yangmeninggal karena tidak sempat ditangani oleh timmedis. Aksesnya yang sulit dan jauh dari desamerupakan penghambat utama dalam pelayanankesehatan Suku Punan yang tinggal di desa di tengahhutan. Sekalipun ada kunjungan rutin tim medis daripuskesmas kecamatan hanya sekali dalam sebulan,itupun sering tidak dilakukan.

Seorang dokter puskesmas di Segah mengeluhkanbahwa hanya karena ketidaktersediaan obat danperalatan medis, pasien dari desa-desa yang cukup jauhdi pedalaman sering terpaksa dikirim ke puskesmas dipusat kecamatan, walaupun tenaga medis sudah adaditempatkan di desa-desa tersebut2. Dalam tiga bulanterakhir tahun 2002, di dua pemukiman kecil yangberdekatan, Long Tami dan Long Titi, sebanyak 26anak-anak dan 2 pemuda meninggal dan diduga karenasakit malaria. Puskesmas terdekat dari dua pemukimantersebut membutuhkan perjalanan darat dua hariditambah satu hari lewat sungai. Rendahnya akses padafasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor

pendorong tingginya angka kematian anak usia muda,sebagaimana dijelaskan pada sub-bab berikut.

Rendahnya ketersediaan fasilitas kesehatan bahkantelah dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu dibeberapa desa di Kecamatan Segah, Kabupaten Berauuntuk mendapatkan keuntungan. Mereka melakukantindakan pengobatan (termasuk penyuntikan) secarailegal tanpa latar belakang pendidikan medis3.

C. Tingkat kematian anak

Tingkat kematian anak sebagaimana dalam Tabel 3merupakan hasil bagi total kematian anak usia mudadengan total kelahiran dari seluruh desa dalam satukategori desa.

Angka kematian anak Punan sebesar 26, artinya bahwatiap 100 anak yang lahir, sebanyak 26 orang meninggalpada usia balita atau usia muda. Tingkat kematiantertinggi pada masyarakat Suku Punan yang tinggal ditengah hutan dalam kategori sangat terpencil. Persentase

Gambar 2. Boxplot tingkat kematian anak per rumah tangga (kiri) dan per desa (kanan).

(%) (%

)

Keterangan:dan

= Median (ukuran pemusatan data rata-rata)= Data pencilan

Tabel 3. Angka kematian anak usia muda.

Angka kematian anak* 36 27 7 26*anak meninggal pada balita atau usia muda (belum kawin)

Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desa

Kategori desa

2 Wawancara dengan dokter Leni di Puskesmas Segah, 18/08/2003: pasien yang mengalami luka robek di lengan karena kecelakaan kerja terpaksaharus mengalami pendarahan berat dalam 4 jam perjalanan naik ketinting dari desa menuju puskesmas.

3 Wawancara dengan kepala desa, tokoh masyarakat dan beberapa masyarakat di Segah.

Page 16: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

11

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

anak meninggal pada desa-desa dengan kategori sangatterpencil adalah lima kali lebih besar daripada desa yangmempunyai akses baik. Kategori akses sedang tetapmempunyai angka kematian yang cukup besar,walaupun didalamnya 50% masyarakatnya telahmendapatkan fasilitas kesehatan. Hal ini membuktikanbahwa walaupun telah ada fasilitas kesehatan di desa-desa yang jauh dari kota, hal itu belum berfungsi efektifsehingga tingkat kematian tetap tinggi. Tingkatkematian anak terendah adalah pada komunitasmasyarakat Suku Punan yang tinggal di desa-desa dekatkota dalam kategori akses baik yang hanya mempunyaiangka kematian anak sebesar 7. Namun belum secarapasti apakah hal ini disebabkan oleh berfungsinyadengan baik fasilitas kesehatan pada kategori akses baiksehingga mampu menekan angka kematian anak.Tingginya angka kematian anak usia muda menjadisalah satu cerminan rendahnya kualitas hidup SukuPunan terutama tingkat kesehatannya.

Pola sebaran tingkat kematian anak dapat dilihat padaGambar 2. Dalam gambar kanan menunjukkan cukupbanyak desa pada kategori sangat terpencil dengantingkat kematian anak mencapai 50%. Artinyasetengah dari seluruh kelahiran anak di desa tersebutmeninggal pada usia bayi, balita atau usia muda.Gambar kiri menunjukkan bahwa pada kategori sangatterpencil masih banyak terdapat rumah tangga dimanatingkat kematian anak mendekati 100%. Artinya,banyak terdapat rumah tangga dimana hampir seluruhanak yang lahir meninggal pada usia bayi, balita atauusia muda.

Pada akses sedang dalam gambar kiri, tampak adanyalingkaran bulat pada tingkat 100%. Artinya bahwa padaakses sedang pun masih terdapat rumah tanggadimana seluruh anak yang lahir meninggal pada usiamuda, tetapi sudah jarang terjadi. Pada tingkat desadalam akses sedang juga terdapat tingkat kematiananak melebihi 50%, tetapi juga jarang terjadi.Sebaliknya pada akses baik dalam gambar kiri hanyamembentuk garis pada tingkat nol dan lainnyatermasuk pencilan luar. Artinya, sudah jarang anakmeninggal pada usia balita atau usia muda. Pada aksesbaik dalam gambar kanan menunjukkan bahwakematian anak pada seluruh pemukiman atau desaPunan dekat kota adalah rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik, tingkat kematian anakpada pemukiman yang sangat terpencil dan kategori

akses sedang sangat tinggi dan tidak berbeda nyata.Namun ada kecenderungan bahwa tingkat kematiananak masih tertinggi pada pemukiman sangatterpencil. Berdasarkan data yang ada, ketersediaanfasilitas kesehatan yang dapat diakses oleh setengahmasyarakat pada kategori akses sedang tidakmemberikan pengaruh yang berbeda nyata padatingkat kematian anak usia muda jika dibandingkandengan desa-desa sangat terpencil yang sama sekalitidak ada fasilitas.

Tingkat kematian anak pada akses baik adalah berbedanyata dengan kedua kategori lainnya. Dalam kategoriakses baik dimana tersedia fasilitas pendidikan,kesehatan, toko dan pasar secara memadai, tingkatkematian anak sangat rendah dibandingkan duakategori lain. Apakah hal ini menunjukkan bahwafasilitas yang memadai tersebut telah memberikanpengaruh yang cukup besar untuk meminimalkantingkat kematian anak? Walaupun belum adajawaban pasti, karena tergantung dari tingkatpenggunaannya oleh masyarakat Punan, setidaknyapenelitian ini telah menunjukkan hal yang sedangterjadi.

Apakah ada perbedaan tingkat kematian anak waktusekarang dengan sebelumnya? Hasil analisa statistiktelah membuktikan adanya perbaikan yang sangatlamban, dimana pada kategori sangat terpencil danakses sedang, tingkat kematian anak rumah tanggamuda cenderung lebih rendah daripada rumah tanggayang lebih tua. Berbeda pada akses baik dimana tidakada kecenderungan tersebut. Hal ini diduga karenatingkat kematian anak yang rendah telah terjadi sejakawal rumah tangga Punan tinggal di dekat kota,sehingga tidak tampak lagi perubahan nyata masasekarang dengan sebelumnya.

Penelitian ini setidaknya telah menjawab bahwaketersediaan fasilitas memberikan pengaruh berbeda.Namun keempat fasilitas yang dimaksud: fasilitaspendidikan, kesehatan, toko dan pasar belum secarakhusus diuji pengaruhnya satu-persatu. Setidaknyadibutuhkan penelitian untuk menjawab sejauh manamasyarakat di “akses baik” menggunakan fasilitaskesehatan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan tentunyasulit dipisahkan karena perbedaan tingkat pendidikandapat merubah persepsi dan perilaku masyarakat padakesehatan. Bahkan tingkat kemampuan ekonomi yangberbeda juga memberikan kesempatan yang berbeda

Page 17: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

12

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Gambar 3. Boxplot penyebaran tingkat buta huruf per desa.

(%) (%

)

pada fasilitas kesehatan. Walaupun ada pengobatangratis sebagai jaminan sosial, realisasinya di lapanganpatut dipertanyakan. Lebih dari itu, faktor kesehatanlingkungan sebagaimana diduga juga berpengaruhpada tingkat kematian anak dan usia harapan hidup.

Bagaimana dengan pendidikan? D. Pendidikan

Dalam sub-bab ini akan dikaji bagaimana perbedaantingkat pendidikan antar kelompok desa dan gender.

Tingkat buta huruf akan dibahas lebih mendalam.Tingkat buta huruf tidak saja dibedakan antarkelompok desa, tetapi juga bagaimana perbedaannyaantara laki-laki dan perempuan. Lebih jauh akandianalisa bagaimana perbedaan sebaran umur gender,khususnya yang buta huruf. Berikutnya adalahanalisa terhadap keseluruhan tingkat pendidikanuntuk mengkaji geo-antropologi juga persoalangender.

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat buta hurufmasih sangat tinggi, dan menjadi cerminan bahwa

tingkat pendidikan Suku Punan masih sangatrendah. Tingkat buta huruf total penduduk Punansebesar 41%, sangat jauh diatas angka buta hurufnasional yang hanya 9,3% (BPS 2002). Bahkan didaerah yang sangat terpencil, tingkat buta hurufperempuan mencapai 77%. Padahal di lain sisi,akses pada fasilitas pendidikan (sekolah) sudahcukup tinggi. Sebanyak 78% pemukiman sukuPunan “telah tersedia” fasilitas pendidikan, dansebanyak 85% masyarakat Punan telah dapatmengakses fasilitas pendidikan tersebut (lihat Tabel2).

Persentase buta huruf, baik laki-laki maupunperempuan pada kategori akses sedang dua kali lebihtinggi daripada akses baik, bahkan pada kategori sangatterpencil tiga kali lebih besar. Lebih rinci polapenyebaran tingkat buta huruf per desa, baik laki-lakimaupun perempuan pada masing-masing kategoridesa, dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada kategori sangat terpencil masih umum ditemukanpemukiman Punan dimana tingkat buta huruf laki-lakimaupun perempuan mencapai 100%. Bahkan adabeberapa pemukiman pada kategori sangat terpencil

Tabel 4. Tingkat buta huruf.

Laki-laki 55 34 17 34Perempuan 77 49 30 49Total penduduk 66 41 23 41

*penduduk usia diatas 10 tahun

Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desa

Persentase penduduk buta huruf (%)*

Page 18: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

13

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Gambar 4. Tingkat buta huruf per kelompok umur.

22,2

25,7

7,0

10,3

13,0

10,3

6,33,27,3

3,9

28,4

44,4

9,8

20,8

18,4

5,8

16,7

7,4

dimana seluruh penduduknya yang berusia diatas 10tahun masih buta huruf. Bahkan hal yang sama jugaterjadi pada perempuan dalam kategori akses sedang,tetapi tidak pada laki-lakinya. Sebaliknya dalamkategori akses baik, persentase buta huruf laki-lakimaupun perempuan sudah sangat rendah.

Sebagaimana dalam Tabel 4, tingkat buta huruf lebihbesar pada akses yang lebih buruk. Pada masing-masing kategori desa, tingkat buta huruf perempuanselalu lebih tinggi daripada laki-laki buta huruf.Seberapa besar perbedaan tingkat buta huruf laki-lakidan perempuan? Tingkat buta huruf perempuansemakin jauh lebih besar dibandingkan laki-laki padakategori akses yang lebih buruk. Hal ini merupakansatu indikasi terjadinya masalah kesenjangan gender,dimana baik pada desa yang dekat kota, terlebih padadesa yang sangat terpencil, laki-laki lebih diutamakanbersekolah daripada perempuan.

Umur rata-rata penduduk buta huruf lebih rendahpada desa yang sangat terpencil dan tertinggi padaakses baik. Dari aspek gender, umur rata-rata laki-lakibuta huruf umumnya lebih tua daripada perempuan.Umur penduduk buta huruf antar kelompok desaadalah berbeda secara signifikan, dimana umurmasyarakat buta huruf pada akses sangat terpencillebih muda, dan akses baik adalah yang tertua.Sesungguhnya secara nyata telah terjadi ketertinggalanpendidikan (khususnya pada tingkat buta huruf) yangsangat jauh, bukan saja dari besarnya persentase butahuruf, tetapi juga dengan umur penduduk buta huruflebih muda pada desa-desa dengan kategori akses yang

lebih buruk dibandingkan akses yang lebih baik.Kecuali pada akses baik, umur rata-rata perempuanbuta huruf lebih muda daripada laki-laki buta huruf,sehingga beban sosial dari ketertinggalan dimaksudpada masing-masing kategori desa bahkan lebih besarpada perempuan.

Dari aspek gender, analisa tingkat buta huruf dan umurpenduduk buta huruf disimpulkan bahwa padakategori “sangat terpencil” dan “akses sedang” tampakkesenjangan antara laki-laki dengan perempuandimana selain persentase yang lebih tinggi, perempuanbuta huruf juga lebih muda daripada laki-laki. Namunmenjadi sangat penting, bahwa fenomenanya berbedapada “akses baik”, walaupun persentase buta hurufperempuan lebih besar dari laki-laki, tetapi rata-ratausia perempuan buta huruf justru lebih muda.

Laki-laki buta huruf didominasi usia muda 10 sampai29 tahun (43%), sedangkan perempuan buta hurufdidominasi usia 30 sampai 49 tahun (56%). Hanya18% perempuan buta huruf kategori usia muda.Walaupun persentase dan jumlah perempuan butahuruf jauh lebih besar dibandingkan laki-laki, tetapisetidaknya dari sisi usia telah tampak perbaikan besarpada perempuan usia muda.

Berdasarkan analisa data buta huruf di atas, aksesfasilitas menggambarkan perbedaan nyata padakemajuan pendidikan. Analisa buta huruf hanyasebagian dari analisis pendidikan. Namun analisatingkat buta huruf dan umur buta huruf telah cukupkuat menunjukkan ketertinggalan pendidikan Punan

Page 19: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

14

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Gambar 5. Boxplot penyebaran pendidikan masyarakat.

Keterangan: 0 = buta huruf; 1-6 = Sekolah Dasar (1-6); 7-9 = SMP (1-3); 10-12 = SMU (1-3); 13-14 = Akademi – Perguruan Tinggi.

di pedalaman dibandingkan mereka yang tinggal didekat kota dengan akses baik. Apakah fenomena inijuga terjadi pada pendidikan yang lebih tinggi?

Sebagaimana ditampilkan lebih rinci dalam Tabel5, pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, kecualipada akses baik, persentase perempuan yang sekolahsemakin jauh lebih sedikit daripada laki-laki. Analisamenyeluruh tentang pendidikan hanya akan lebihmemperjelas temuan-temuan dari analisa tingkat butahuruf. Akankah sebuah desa dengan tingkat buta huruflebih tinggi mutlak akan lebih tertinggal dibandingkandesa lain dengan tingkat buta huruf lebih rendah?Berikut adalah analisa terhadap tingkat pendidikansecara menyeluruh.

Tabel 5 menunjukkan persentase jumlah pendudukpada setiap tingkatan pendidikan. Ada banyak halyang menarik untuk diamati dari sajian di atas. Padakategori desa sangat terpencil, laki-laki dan perempuanmempunyai persentase buta huruf terbesar dan terus

menurun pada setiap tingkatan pendidikan yang lebihtinggi. Jumlah laki-laki buta huruf lebih kecil danberpendidikan SD ke atas lebih besar dari perempuan.Hal ini menunjukkan bahwa pada seluruh tingkatpendidikan dalam kategori sangat terpencil, tingkatpendidikan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

Namun pada akses sedang hanya perempuan yangmempunyai fenomena yang sama dengan kategorisangat terpencil, dimana persentase buta huruf adalahtertinggi dan semakin kecil pada tingkat pendidikanyang lebih tinggi. Laki-laki justru lebih banyakberpendidikan SD dibandingkan buta huruf.Persentase laki-laki berpendidikan SD ke atas punselalu lebih tinggi daripada perempuan. Disampingitu, persentase laki-laki buta huruf lebih kecil danberpendidikan SD juga lebih banyak daripadaperempuan. Maka kesenjangan pendidikan antaralaki-laki dengan perempuan pada kategori aksessedang lebih besar daripada dalam kategori sangatterpencil.

Tabel 5. Tingkat pendidikan.

Persentase penduduk umur 10 tahun ke atas (%) Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desa L P L P L P L P

Buta huruf 54,9 76,7 33,5 48,9 16,8 29,9 33,6 49,3SD 44,4 23,0 54,5 43,8 61,7 49,5 54,4 42,7SMP 0,4 0,4 7,5 5,8 13,3 14,8 7,5 6,2SMU 0,4 0,0 4,1 1,4 6,3 4,5 4,0 1,6Akademi/PT 0,0 0,0 0,4 0,1 1,9 1,3 0,5 0,2

Page 20: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

15

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Bagaimana dengan kategori akses baik?

Berbeda dengan dua kategori sebelumnya, walaupunhal yang sama terjadi pada kategori akses baik dimanapersentase laki-laki buta huruf lebih kecil danpersentase SD lebih besar daripada perempuan.Namun pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi,perempuan lebih dapat mengejar ketertinggalannyadibandingkan laki-laki. Artinya walaupun kesenjanganpendidikan tetap terjadi terutama pada tingkat butahuruf dan SD, tetapi tidak terjadi pada tingkat yanglebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada tatananmasyarakat Punan yang lebih maju, kesenjanganpendidikan antara laki-laki dengan perempuan dapatdiperkecil.

Untuk lebih rinci, pola sebaran kategori pendidikandisajikan dalam Gambar 5.

Hasil analisa statistik terhadap seluruh tingkatanpendidikan menunjukkan pendidikan masyarakatPunan secara nyata lebih besar pada kategori akses yanglebih baik. Penduduk di desa-desa yang sangat terpencilmempunyai pendidikan yang secara nyata, jauh lebihrendah daripada akses sedang. Penduduk pada kategoriakses baik mempunyai pendidikan yang jauh lebihtinggi dibandingkan dua kategori lainnya. Pada kategoriakses yang lebih baik, masyarakat bukan saja berupayasekedar tidak buta huruf, tetapi semakin banyak yangmencapai pendidikan yang lebih baik hingga perguruantinggi. Sebagaimana ditemukan dalam analisa butahuruf, persoalan pendidikan gender bukan saja terjadipada tingkat buta huruf, tetapi juga muncul dalamseluruh tingkatan pendidikan dalam setiap kategoridesa. Pendidikan laki-laki lebih tinggi secara signifikandibandingkan perempuan pada setiap kategori desa.

Pola kesenjangan juga temuan penting dalam analisisgender ini. Tingkat kesenjangan pendidikan genderterbesar terjadi pada desa-desa kategori sangatterpencil, sedangkan terkecil adalah pada desa-desaakses baik. Pada akses baik, walaupun tingkat butahuruf perempuan masih tetap lebih besar, tetapi dalamtingkatan pendidikan yang lebih tinggi, persentaseperempuan lebih bisa bertahan, sebaliknya laki-lakimenurun tajam. Ini bukan saja menunjukkan bahwakesenjangan gender lebih kecil pada akses baik. Lebihdari itu, hal ini telah membuktikan bahwaperempuan Suku Punan mampu mengunggulilaki-laki Punan dalam hal pendidikan.

Pada bab sebelumnya telah dianalisa dinamika tingkatkematian anak antar waktu. Dinamika pendidikan,khususnya tingkat buta huruf berdasarkan usia butahuruf juga telah dibahas dalam bagian atas. Berikutnyaadalah analisa terhadap dinamika pendidikan secaramenyeluruh berdasarkan usia.

Tingkat pendidikan masyarakat Punan cenderungmengalami peningkatan. Hasil uji statistik pada setiapkelompok desa didapat bahwa secara signifikan, baikdata laki-laki maupun perempuan, pendidikanberkorelasi negatif terhadap usia. Koefisien korelasikategori sangat terpencil, akses sedang, dan akses baikberturut-turut laki-laki sebesar -0,18; -0,23; -0,02 (tidaksignifikan), dan perempuan sebesar –0,29; -0,35; -0,35.Artinya, pada setiap kelompok desa, pendidikan generasiyang lebih muda, baik laki-laki maupun perempuan,relatif lebih tinggi daripada pendidikan generasi yanglebih tua. Hal ini dapat menjadi cerminan bahwa darisisi waktu terjadi perbaikan tingkat pendidikanmasyarakat. Namun koefisien korelasi pada masing-masing kelompok desa, baik laki maupun perempuansangat rendah. Ini juga dapat menjadi cerminanlambannya perbaikan tingkat pendidikan yang terjadi.

Apakah hubungan usia dengan pendidikan juga dapatmengungkap persoalan gender? Sampai tingkat manaperbaikan pendidikan antar generasi terjadi?

Jumlah pengamatan antara laki-laki dan perempuanrelatif sama pada masing-masing kelompok desa.Koefisien korelasi (kedekatan hubungan) usia denganpendidikan pada masing-masing kelompok desa, lebihrendah laki-laki daripada perempuan. Bahkan padakelompok desa akses baik, usia laki-laki denganpendidikan tidak lagi berhubungan secara nyata,sedangkan pada perempuan masih tetap berhubungansecara nyata. Namun demikian, dalam analisasebelumnya telah ditemukan bahwa tingkatpendidikan laki-laki lebih tinggi secara nyata daripadaperempuan. Hal ini membuktikan bahwa pendidikanantar generasi laki-laki telah lebih dulu maju daripadaperempuan. Laki-laki lebih dulu sekolah daripadaperempuan. Di sisi lain, hubungan ini jugamendukung temuan sebelumnya bahwa perempuanmengalami kemajuan yang lebih baik dibandingkanlaki-laki, terutama pada akses baik.

Hubungan usia dengan tingkat pendidikan bukan sajamenjawab persoalan gender, tetapi juga aspek geo-

Page 21: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

16

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

antropologi yang membedakan kelompok desaberdasarkan ketersediaan fasilitas. Koefisien korelasiusia perempuan dengan pendidikan, dalam kelompokdesa akses sedang relatif lebih tinggi daripada yangsangat terpencil, dan tertinggi pada akses baik. Halyang sama juga terjadi pada laki-laki, kecuali pada aksesbaik, dimana koefisien korelasi pada akses sedangcenderung lebih tinggi daripada yang sangat terpencil.Terbukti bahwa transisi pendidikan dengan usiacenderung lebih besar pada akses yang lebih baik.

E. Kondisi tempat tinggal

Tingkat kepemilikan rumah bukan saja dipengaruhikemampuan ekonomi semata, tetapi juga faktor alamdan budaya atau pola hidup suku Punan. Setidaknyaketiga faktor tersebut akan mempengaruhi pilihan-pilihan suku Punan dalam membangun rumah.Masyarakat biasanya akan mencari bahan bangunanyang disediakan alam disekitarnya. Misalnya rumahbambu akan lebih mudah ditemukan pada wilayahtertentu yang banyak tumbuh bambu. Sekalipun kaya,sangat jarang ditemukan suku Punan ditengah hutanmembangun rumah dari beton dan cor dengan lantaikeramik.

Tingkat kepemilikan rumah terendah ternyata adalahPunan yang tinggal di dekat kota (43%) (Tabel 6). Halini dapat menjadi salah satu cerminan bahwa lebihsulit membangun rumah di dekat kota karena biayayang sangat mahal untuk beli tanah, bahan bangunandan tenaga kerja. Ketidakpastian status pemilikan tanahdiduga menjadi salah satu sebab rendahnya pemilikanrumah Suku Punan, khususnya di Respen Sembuak.

Desa-desa yang sangat terpencil juga mempunyaitingkat pemilikan rumah yang relatif lebih rendah(65%) dibandingkan akses sedang (85%). Pola hidup“ngumpul” menjadi salah satu faktor pendorongsehingga rumah tangga Punan di pedalaman yangsangat terpencil lebih banyak memilih tinggal bersamaorangtua dan saudaranya. Mereka juga seringberpindah tempat sehingga tidak ingin menanammodal lebih besar dalam membangun rumah.

Kepemilikan rumah tertinggi adalah pada desa-desaakses sedang, dimana harga tanah belum terlalu mahaldan pola hidup “ngumpul” sudah ditinggalkan. Totaltingkat kepemilikan rumah Suku Punan sebesar 80%sudah cukup tinggi, walaupun mereka tinggal di tengahhutan.

Namun bagaimana layaknya rumah tinggal merekaadalah jauh lebih penting daripada tingkatkepemilikannya.

Persepsi terhadap kelayakan rumah hunian tidak selalusama antara penghuninya dengan orang luar. Ukurandan jenis bahan bangunan merupakan indikator dalampenilaian kelayakan rumah. Berdasarkan bahan-bahanutama lantai, dinding dan atap, rumah hunianmasyarakat Punan dikelompokkan dalam tiga kategorisebagai berikut:••••• KKKKKatatatatateeeeegggggororororori atasi atasi atasi atasi atas

Ketiga komponen lantai, dinding dan atap terbuatdari semen, batu, ubin, batu, cor, papan, sirap atauseng.

••••• KKKKKatatatatateeeeegggggororororori si si si si seeeeedangdangdangdangdangSedikitnya satu dari komponen lantai, dinding

Tabel 7. Tingkat hunian masing-masing kategori rumah.

Kategori atas 52 89 96 87Kategori sedang 10 9 4 9Kategori bawah 38 2 0 4

Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desa

Persentase rumah tangga penghuni

Tabel 6. Tingkat pemilikan rumah tempat tinggal.

Kepemilikan rumah 65 85 43 80N (rumah tangga) 101 1476 171 1748*

* 16 desa (348 rumah tangga dari total 2096) tidak ada data jumlah rumah.

Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desa

Persentase pemilikan rumah

Page 22: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

17

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

dan atap terbuat dari tanah, kulit, bambu, dandaun.

••••• KKKKKatatatatateeeeegggggororororori bi bi bi bi baaaaawwwwwahahahahahKetiga komponen lantai, dinding dan atapterbuat dari tanah, kulit, bambu dan daun.

Analisis kelayakan rumah hunian dilakukanberdasarkan jumlah rumah tangga yang telah dicatatkondisi rumah yang dihuni setiap rumah tangga.Sebanyak 13% rumah tangga suku Punan diKalimantan Timur tinggal di rumah kategori sedangdan bawah. Pada akses baik, hanya 4% rumah tanggatinggal dalam rumah kategori sedang dan tidak adadalam kategori bawah. Sebaliknya di desa-desa yangsangat terpencil, 10% keluarga Punan tinggal dirumah kategori sedang dan 38% dalam kategoribawah. Setengah dari rumah hunian suku Punan dipemukiman yang sangat terpencil hanya berupagubuk kecil yang sangat sederhana. Tingkatkepemilikan rumah boleh dibanggakan, tetapisebaliknya kualitas rumah tinggal Punan terutama padakategori sangat terpencil sangat memprihatinkan.Kualitas rumah sangat berbeda pada akses yangberbeda (Tabel 7).

Sebuah rumah tidak selalu hanya dihuni satu rumahtangga. Tidak jarang ditemukan sebuah rumah dihunibeberapa keluarga yang secara ekonomi, rumah tanggamereka terpisah. Namun umumnya mereka masihmempunyai hubungan kekerabatan yang dekat. Anakbaru menikah yang membentuk rumah tangga barutidak jarang juga tinggal bersama orang tuanya selamabeberapa waktu, sampai mereka mempunyai rumahsendiri. Biasanya rumah tangga baru tersebut akantinggal lebih lama jika kualitas rumahnya lebih baikdengan ukuran yang lebih besar, dan sebaliknya terjadipada rumah yang sangat sempit dengan kualitas lebihburuk. Untuk membangun rumah yang lebih baiktidak terlepas dari modal uang yang lebih besar, karenaada bahan material yang harus dibeli disamping biayatenaga kerja, atau setidaknya biaya konsumsi jika pundibangun dengan gotong-royong.

F. Kepemilikan aset

Aset merupakan salah satu indikator kesejahteraanrumah tangga. Keputusan untuk membeli sebuah asetrumah tangga tidak hanya terkait dengan kemampuanekonomi. Namun kepemilikan aset sangat terkait juga

© P

atri

ce L

evan

g

Pemukiman Punan di Long Tuben, Desa Rian Tubu

Page 23: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

18

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Tabel 8. Tingkat pemilikan aset.

Ketinting 28 48 26 44Mesin tempel 1 5 1 5Chainsaw 6 16 9 15Genset 0 8 0 6Televisi 1 11 23 11VCD Player 3 11 4 9Kulkas 0 2 1 2

Sangat terpencil Akses sedang Akses baik Seluruh desaPersentase pemilikan aset

dengan faktor kebutuhan dan faktor gengsi/nilaiprestise (harga diri). Di Indonesia tidak jarang terjadifaktor gengsi bisa mengalahkan kemampuan ekonomi.Tingkat kepemilikan suatu aset yang lebih tinggi tidakmutlak memberikan gambaran tingkat kesejahteraanyang lebih baik. Nilai aset yang sama juga bisa berbedaantar daerah. Punan yang tinggal di desa yang sangatterpencil harus membayar jauh lebih mahal terhadapsebuah aset yang sama dibandingkan dengan Punanyang tinggal di dekat kota. Misalnya desa yang sangatterpencil, jika membeli barang harus mengeluarkanongkos yang lebih besar dibandingkan orang di kota.Masih di desa yang sangat terpencil, televisiberkomplementer dengan parabola atau setidaknyaVCD. Sebaliknya Punan dekat kota yang membelitelevisi tidak harus beli parabola karena umumnya adapemancar lokal.

Budaya Punan yang sejak lama mengenal purut,keberadaan anggota rumah tangga juga mempengaruhipemilikan aset. Purut sebagaimana sebutan maharpada umumnya adalah permintaan pihak perempuanketika putrinya dilamar laki-laki. Biasanya jumlahnyasangat besar, tetapi pembayarannya dapat bertahaptanpa harus menunda prosesi pernikahan. Rumahtangga yang mempunyai anak laki-laki lebih banyakcenderung akan membayar purut lebih banyak padasaat menikahkan anak. Sebaliknya rumah tangga yangmempunyai banyak anak perempuan berpeluangmendapatkan purut yang lebih banyak pula ketikaanaknya dilamar lelaki lain.

Dalam tulisan ini ada 7 macam aset yang akandianalisis, yaitu; ketinting, mesin tempel, chainsaw,genset, televisi, VCD, dan kulkas (Tabel 8). Asetketinting adalah alat transportasi utama bahkan satu-satunya bagi sebagian besar suku Punan danumumnya masyarakat di Kalimantan. Ketinting

umumnya digunakan untuk transportasi sehari-hari,terutama ke ladang dan ke pasar. Bahkan sama halnyabagi masyarakat Punan yang sudah tinggal di sekitarkota dengan akses baik, ketinting masih tetapmerupakan aset penting. Hal ini tampak pada tingkatkepemilikannya. Pada desa-desa dekat kota, ketintingdan televisi mempunyai tingkat kepemilikan tertinggi.Berbeda dengan desa-desa pada akses sedang dimanachainsaw menjadi kebutuhan terpenting kedua setelahketinting. Chainsaw selain digunakan untuk membukaladang, juga banyak digunakan untuk mengambil kayubaik untuk kebutuhan sendiri atau dijual. Dengantingkat kepemilikan yang lebih rendah, pada desa-desayang sangat terpencil, chainsaw juga merupakan asettertinggi kedua (6%). Secara umum pada desa-desaPunan, ketinting, chainsaw dan televisi merupakan asetterpenting. Hal ini tampak pada tingkat kepemilikanketiganya yang cukup tinggi. Sejauh mana perbedaankepemilikan aset antar masing-masing akses yangberbeda?

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa persentasekepemilikan aset ketinting, mesin tempel, chainsaw,VCD dan kulkas, antar kelompok desa tidak berbedasecara nyata, sedangkan kepemilikan aset televisi dangenset berbeda secara nyata. Tingkat kepemilikanketinting dan chainsaw sama-sama tinggi antara ketigakategori desa. Sedangkan kepemilikan mesin tempel,VCD dan kulkas sama-sama rendah antara ketigakategori desa. Ketinting, mesin tempel dan chainsawmerupakan barang produksi, sedangkan lainnya dapatdikategorikan sebagai barang mewah. Lalu bagaimanamaknanya dalam memandang suku Punan? Persentasekepemilikan aset barang produksi tidak berbeda nyata,sedangkan kepemilikan aset barang mewah cenderungberbeda secara nyata antara kelompok desa akses baik,akses sedang dan sangat terpencil. Persentase pemilikanaset barang mewah relatif rendah kecuali televisi dan

Page 24: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

19

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

VCD. Desa-desa dengan akses yang lebih baikmempunyai tingkat kepemilikan aset barang mewahyang lebih tinggi pula.

Namun bagaimana persisnya kepemilikan barang-barang tradisional yang tergolong barang mewah dancukup mahal? Banyak rumah tangga suku Punan yangwalaupun dengan rumah yang sangat sederhana,tetapi menyimpan aset barang mewah sepertitempayan, gong, manik, sumpit dan cerapa’ yangbernilai cukup tinggi. Hal ini tampak dalampengamatan langsung di lapangan.

Tuntutan ekonomi sebagai dampak dari arusmodernisasi telah mendorong terjadinya pergeserantatanan sosial kelompok suku Punan, dan kebutuhanuang tunai yang semakin tinggi. Keberadaansumberdaya alam di sekitarnya telah semakinmenyusut bahkan sebagian telah habis sehingga tidaklagi sepenuhnya dapat menjadi andalan sumber

© N

ico

las

Cés

ard

pendapatan. Sayangnya ketertinggalan SDM telahmenjadi masalah penting yang sering dihadapi disaatharus berkompetisi mendapatkan kehidupan danpekerjaan yang lebih baik. Lebih dari itu, mereka sejaklama telah termarjinalkan.

Keluar dari keterpencilan atau sekedar mencaripekerjaan buruh di negeri orang (merantau keMalaysia) menjadi salah satu pilihan mereka.Bahkan dengan masuknya berbagai perusahaankomersial, banyak masyarakat lokal telahmenawarkan dan menjual lahannya untukmendapatkan uang tunai (Levang dkk. 2004).

Maka secara umum analisa di atas menunjukkan bahwakehidupan suku Punan pada akses baik jauh lebih baikdibandingkan sesamanya yang masih tetap tinggal dipemukiman asal mereka, setidaknya dalam hal ekonomi,pendidikan dan kematian anak (Levang dkk. 2004).

Ragam rupa aset sebagai mahar atau purut

Page 25: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

20

Kesimpulan5

1. Populasi kelompok Suku Punan di KalimantanTimur sangat kecil (0,35%). Untukmemenangkan berbagai persaingan dalammenuju hidup yang lebih baik, masyarakatSuku Punan harus kerja lebih keras dan terusmeningkatkan SDM-nya, atau mereka akantersingkir selamanya. Namun pola penyebaranSuku Punan yang terpusat di KabupatenMalinau memberikan arti penting di KabupatenMalinau yang patut dipertimbangkan sebagaikekuatan politik dalam memperjuangkanaspirasi atau kepentingannya.

Di satu sisi, sudah menjadi kenyataan diKalimantan Timur, bahwa Suku Punan sulitmendapatkan hak-haknya karena berbagaiketerbatasan terutama SDM. Lebih dari itu,mereka tidak jarang menerima perlakuandiskriminasi. Salah satu tujuan Yayasan AdatPunan adalah untuk mengatasi persoalah tersebutdan melindungi kepentingan Punan.

Disisi lain, tingginya tingkat pengangguranintelektual semakin memperketat persaingan.Dalam era otonomi daerah, persainganmendapatkan pekerjaan akan terus semakin ketatkarena dalam upaya membangun daerahnya,masing-masing pemerintah daerah akanmerekrut para pekerja dengan SDM yang dapatdiandalkan. Label “putra daerah” tidaklah jaminanuntuk memenangkan persaingan.

2. Sebagian besar pemukiman atau desa-desa SukuPunan belum mendapatkan fasilitas yangmemadai untuk menunjang perekonomiandan peningkatan kualitas SDM. Diantarapemukiman Suku Punan di Kalimantan Timurhanya 10% yang masuk kategori akses baik,dimana fasilitas pendidikan, kesehatan, kios danpasar telah tersedia karena dekat dengan kota.Masih banyak pemukiman Suku Punan yangsangat terpencil dimana tidak satupun terdapatfasilitas tersebut. Adapun fasilitas pada beberapa

desa lainnya belum mampu berfungsisebagaimana diharapkan. Tingkat ketersediaanfasilitas pasar adalah yang terendah, dan keduaterendah adalah akses ke fasilitas kesehatan.

3. Masyarakat suku Punan mempunyai tingkatkematian anak yang sangat tinggi dan usia harapanhidup yang rendah. Sebagian besar fasilitaskesehatan yang tersebar dalam pemukimanSuku Punan belum berfungsi efektif terutamakarena tidak didukung dengan sarana danprasarana pengobatan yang memadai.

Tingkat kematian anak balita dan usia mudapada pemukiman yang sangat terpencil, yangtidak tersedia fasilitas kesehatan, tidak berbedatingginya dengan tingkat kematian anak padapemukiman akses sedang dimana setengahnyasudah tersedia fasilitas kesehatan di desa.Rendahnya akses pada fasilitas kesehatan yangmemadai adalah salah satu faktor pendorongtingginya angka kematian. Tingginya angkakematian anak usia muda menjadi salah satucerminan rendahnya kualitas hidup SukuPunan terutama aspek kesehatannya. Hanyamasyarakat Punan yang tinggal di dekat kota,pada kategori akses baik, tingkat kematian anakmenjadi relatif sangat kecil dibandingkankomunitas Punan lainnya di sekitar hutanBorneo.

4. Tingkat pendidikan Suku Punan masih sangatrendah dengan angka buta huruf yang sangattinggi (41%). Fasilitas pendidikan menyangkutsarana dan prasarana yang ada di pemukimanSuku Punan sebagian besar belum berfungsisebagaimana diharapkan, walaupun tingkatketersediaan fasilitas pendidikan telah mencapai85%. Bahkan masih banyak ditemukanpemukiman Suku Punan dalam kategori aksessedang, terlebih sangat terpencil dimana seluruhpenduduknya masih buta huruf.

Page 26: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

21

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

5. Aksesibilitas yang cukup memadai seperti padaakses baik bukan saja mendorong minat SukuPunan pada pendidikan yang lebih tinggi,bahkan tingkat kesenjangan pendidikan genderdapat diperkecil. Sekalipun dalam banyakpenelitian ditemukan kesenjangan pendidikangender, temuan ini memberikan gambaranlebih rinci dan dinamika dari kesenjangangender pada Suku Punan. Pada kategori aksesbaik, terutama pada tingkat pendidikan yanglebih tinggi (di atas SD), perempuan Punanmenunjukkan kemajuan luar biasa sehinggakesenjangan pendidikan gender justru tidakterjadi.

6. Tingkat pemilikan rumah keluarga Punancukup tinggi, tetapi rumah bukan ukurankemewahan bagi Suku Punan. Sebagian besarkomponennya terbuat dari kayu papan dengan

atap seng atau sirap. Bahkan dalam kategori sangatterpencil, 38% rumah hunian dimana komponenlantai, dinding dan atap terbuat dari kulit, bambudan daun. Membeli barang mewah kadang lebihdiutamakan daripada membangun ataumemperbaiki rumah. Bahkan mereka lebih banggamemiliki aset tertentu seperti televisi, VCD danparabola dibandingkan rumah yang lebih baik.Pemilikan aset barang tradisional seperti gong,tempayan, manik dan lain-lain yang termasukbarang mewah dalam beberapa pengamatanlapangan tampak cukup tinggi, bahkan didalambangunan rumah yang sangat sederhana (kategoribawah). Tingkat pemilikan aset produksi relatifsama antar semua pemukiman Suku Punan,sedangkan aset yang tergolong barang mewahtertinggi pada kategori akses baik dan terkecil padakategori sangat terpencil.

Page 27: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

22

6 Saran-saran

1. Dalam rangka penyelamatan Suku Punan, kepadaPemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur,terutama Kabupaten Malinau disarankan untukmemprioritaskan pengadaan fasilitas kesehatandan pendidikan dengan lebih memperhatikankualitas pelayanan yang memadai.

Komunitas Suku Punan sebagai salah satukelompok suku penghuni asli Kalimantanmemiliki hak-hak atas kelimpahan sumberdayaalam Indonesia khususnya Kalimantan Timur.Mereka juga menyimpan banyak pengetahuanlokal yang dapat menjadi aset yang sangatbernilai dalam pembangunan bangsa. NamunSuku Punan masih termarjinalisasi, sehinggamempunyai kualitas SDM yang sangat rendah,dengan tingkat kematian yang sangat tinggi danpendidikan yang sangat rendah bahkan hampirsetengahnya masih buta huruf. Mereka yangtermarjinalisasi pada akhirnya terperangkapdalam kemiskinan.

Rendahnya pendidikan menjadi salah satumasalah penghambat kemajuan Punan.Pendidikan pantas menjadi prioritas utamadalam membangun masa depan Suku Punan,sebelum mereka termarjinalisasi selamanya.

Rendahnya tingkat kesehatan Suku Punan yangtercermin dari tingkat kematian anak balitayang tinggi serta usia harapan hidup yang rendahadalah masalah penting yang harus menjadiprioritas penanganan sebelum Suku Punanpunah.

2. Masih dalam rangka penyelamatan Suku Punanterkait dengan saran pertama, dua alternatif

berikut bisa menjadi pilihan bagi pemerintahdaerah yang perlu dipertimbangkan secaramatang:

• Membuka jalan dan membangun fasilitasyang memadai di tengah hutan. Penyediaanfasilitas pendidikan dan kesehatan dipemukiman terpencil tidak menjadijaminan efektifitas penggunaannya, jikatidak didukung dengan akses transportasiyang lancar. Akses transportasi yang sulitsetidaknya telah menjadi faktor penghambatefektifitas penggunaan fasilitas pendidikandan kesehatan. Tidak ketinggalan aksesinformasi juga menjadi bagian pentingdalam menunjang efektifitas penggunaankedua fasilitas tersebut. Kedua saranatransportasi dan informasi selain sangatdibutuhkan masyarakat di dalam hutan, jugasangat penting bagi para tenaga pengajar dantenaga medis yang sebagian besardidatangkan dari luar daerah (kota).

• Memfasilitasi masyarakat Punan yang inginpindah ke sekitar kota untuk mendapatkanberbagai fasilitas yang ada. MasyarakatPunan telah berupaya beradaptasi untukmeningkatkan kesejahteraannya, tetapiselalu tersingkirkan oleh ketatnyapersaingan di kota yang menuntut SDMyang lebih baik dengan segala “kriteria”lainnya.

3. Yayasan Adat Punan disarankan untukmelakukan penelitian secara berkala untukmendapatkan data dan informasiperkembangan Suku Punan.

Page 28: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

23

Referensi 7

BPS. 2002. Statistik Indonesia 2002. Jakarta.BPS Kalimantan Timur. 2002. Kalimantan Timur

dalam angka. Badan Pusat Statistik PropinsiKalimantan Timur. Samarinda.

Dounias, E., Kishi, M., Selzner, A., Kurniawan, I. danLevang, P. 2004. No longer nomadic: changingPunan Tubu lifestyle requires new health strategies.Cultural Survival Quarterly: Issue 28.2 [serialonline]. http://www.cs.org/publications/csg/[4 Juli2004]

Kaskija, L. 2002. Claiming the forest: Punan localhistories and recent developments in Bulungan,East- Kalimantan. CIFOR, Bogor.

Kuhn, C., Katz, E. dan Levang, P. 2000. At home in theforest: the Punan people of the Malinau river.CIFOR and IRD, Bogor.

Levang, P., Dounias, E. dan Sitorus, S. 2004. Out offorest, out of poverty? In Proceedings of theInternational Conference “Rural Livelihoods,Forests and Biodiversity”, Bonn, 19-23 May 2003.

Uluk, A., Sudana, M. dan Wollenberg, E. 2001.Ketergantungan masyarakat Dayak terhadaphutan: di sekitar Taman Nasional KayanMentarang. CIFOR, Bogor.

Page 29: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

24

8 LampiranLa

mp

iran

1.

Dem

og

rafi

kom

unit

as s

uku

Pun

an d

i K

alim

anta

n Ti

mur

1La

mci

nK

elay

Ber

auSa

ngat

terp

enci

l23

893,

871,

0733

,8 2

Long

Bel

iu/R

T I L

. Bel

iu a

tau

Long

Gie

Kel

ayB

erau

Aks

es s

edan

g32

125

3,91

1,12

15,6

3Lo

ng D

uhun

g/L

amla

iK

elay

Ber

auA

kses

sed

ang

2293

4,23

1,25

30,0

4Lo

ng K

eluh

/Lo

ng B

uyK

elay

Ber

auA

kses

sed

ang

3514

54,

141,

2030

,1 5

Long

Pel

ay/L

amja

nK

elay

Ber

auA

kses

sed

ang

1670

4,38

0,89

25,0

6Lo

ng S

ului

/Nah

as B

anun

gK

elay

Ber

auA

kses

sed

ang

9138

24,

201,

2436

,4 7

Long

La’

ai (

Ga’

ai)

Seg

ahB

erau

Aks

es s

edan

g14

684,

861,

0032

,9 8

Pun

an L

ong

Aya

p/J

o’ J

akan

Seg

ahB

erau

Aks

es s

edan

g19

955,

001,

2423

,3 9

Pun

an M

ahka

mSe

gah

Ber

auA

kses

sed

ang

3615

84,

390,

9617

,210

Pun

an M

alin

au/R

esp

en P

unan

Mal

inau

Seg

ahB

erau

Aks

es s

edan

g19

924,

840,

7830

,811

Pun

an S

egah

/Lo

ng O

keng

Seg

ahB

erau

Aks

es s

edan

g16

684,

251,

0629

,912

Leju

h (K

ayan

/Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g11

454,

091,

3211

,513

Long

Ban

g (K

enya

h)P

eso

Bul

ung

anA

kses

sed

ang

723

3,29

1,30

10,0

14Lo

ng L

asan

(Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g13

453,

461,

5030

,015

Long

Tun

gu

(Ken

yah)

/Keb

urau

Pes

oB

ulun

gan

Sang

at te

rpen

cil

949

5,44

1,23

20,5

16Lo

ng Y

inP

eso

Bul

ung

anA

kses

sed

ang

2192

4,38

1,14

32,1

17N

aha

Aya

(Kay

an)/

S. B

enya

ung

Pes

oB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g13

564,

311,

673,

018

Tele

njau

(Kay

an)/

Ber

un &

Get

awan

Pes

oB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g37

128

3,46

1,06

33,7

19B

amb

ang

/Res

pen

Tan

gap

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g27

108

4,00

0,86

31,0

20D

ulau

/Mua

ra S

ekat

ak B

uji

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g60

231

3,85

0,87

25,7

21K

elem

bun

an (B

erus

u)Se

kata

k B

uji

Bul

ung

anA

kses

sed

ang

1474

5,29

1,09

22,2

22P

unan

Sem

ber

iot/

Hul

u S.

Sem

ber

iot

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

Sang

at te

rpen

cil

1772

4,24

0,80

22,9

23Te

rind

ak (B

erus

u)Se

kata

k B

uji

Bul

ung

anA

kses

sed

ang

1034

3,40

1,27

30,0

24U

jang

(Ber

usu)

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g11

393,

550,

7733

,325

Saja

u/Si

do

mul

yo R

T-7

& B

inai

Tanj

ung

Pal

asB

ulun

gan

Aks

es s

edan

g36

154

4,28

1,03

31,1

26P

unan

Lo

ng M

erah

/Mua

ra M

erah

Long

Bag

unK

utai

Bar

atA

kses

sed

ang

6927

33,

960,

9641

,627

Pun

an D

anum

Par

oi/

Loka

si K

ayu

Mas

(M

uara

Rat

ah)

Long

Hub

ung

Kut

ai B

arat

Aks

es s

edan

g96

447

4,66

1,15

13,6

28B

elin

auTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

aA

kses

sed

ang

2912

54,

310,

9217

,129

Ma.

Keb

agTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

aA

kses

sed

ang

3413

43,

941,

0915

,530

Mua

ra T

ikTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

aA

kses

sed

ang

2712

54,

631,

2316

,531

Salu

ngTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

aA

kses

sed

ang

2277

3,50

0,75

23,8

32Tu

boq

Tab

ang

Kut

ai K

erta

neg

ara

Aks

es s

edan

g56

237

4,23

1,13

27,1

33Lo

ng P

ipa/

Sule

Kay

an H

ilir

Mal

inau

Aks

es s

edan

g66

324

4,91

1,12

18,0

34Lo

ng S

ule/

Sule

Kay

an H

ilir

Mal

inau

Aks

es s

edan

g86

388

4,51

1,05

8,3

35P

unan

Ben

gal

un/M

uara

Man

gku

asar

Mal

inau

Bar

atM

alin

auA

kses

sed

ang

4115

93,

880,

9742

,236

Go

ng S

olo

k/B

eng

awan

gM

alin

au S

elat

anM

alin

auSa

ngat

terp

enci

l12

514,

250,

899,

737

Long

Jal

an/L

. Jal

an &

Tan

jung

Nan

ga

(Ken

yah)

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g53

207

3,91

1,38

36,7

38H

alan

ga/

Ng

gah

Lip

i (Su

ngai

Ran

)M

alin

au S

elat

anM

alin

auSa

ngat

terp

enci

l40

132

3,30

1,11

51,6

39Lo

ng R

at/L

oka

si K

uala

Ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g26

103

3,96

0,81

33,0

40N

unuk

Tan

ah K

iban

g/L

oka

si K

uala

Ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g13

503,

851,

3843

,2

No

.Pem

ukim

an S

uku

Puna

nK

ecam

atan

Kab

upat

enK

ateg

ori

pem

ukim

anRT (K

K)

Pend

uduk

(ora

ng)

Fam

ilysi

ze(o

rang

)

Sex

rati

o(L

/P)

Kem

atia

nan

ak(%

)

Page 30: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

25

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Lam

pir

an 1

. La

njut

an

41B

ila B

ekay

uk/L

oka

si L

ore

hM

alin

au S

elat

anM

alin

auA

kses

sed

ang

4415

03,

411,

1043

,142

Pel

anca

u/Lo

kasi

Lo

reh

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g42

166

3,95

0,99

28,4

43P

unan

Ad

iu/A

diu

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g15

815,

400,

8419

,044

Pun

an M

irau/

Lab

an N

yarit

& K

uala

Mira

uM

alin

au S

elat

anM

alin

auA

kses

sed

ang

2085

4,25

0,85

28,1

45Lo

ng L

ake/

Loka

si S

etur

anM

alin

au S

elat

anM

alin

auA

kses

sed

ang

6428

44,

441,

1530

,946

Pun

an R

ian/

Setu

ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g8

354,

381,

0627

,347

Seta

rap

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g34

164

4,82

0,95

16,5

48Lo

ng A

gis

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es b

aik

4620

14,

370,

951,

749

Long

Lih

i/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

auA

kses

bai

k5

275,

400,

718,

750

Long

Mab

ung

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es b

aik

2010

45,

201,

2510

,551

Long

Pan

gin

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es b

aik

2713

24,

890,

945,

052

Long

Pay

ang

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es b

aik

1472

5,14

1,33

15,1

53Lo

ng T

arau

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es b

aik

2411

44,

750,

886,

154

Men

abur

Bes

ar/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

auA

kses

bai

k17

875,

121,

4112

,555

Men

abur

Kec

il/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

auA

kses

bai

k18

935,

171,

143,

356

Lep

aga/

Lub

uk M

anis

Mal

inau

Uta

raM

alin

auA

kses

sed

ang

1661

3,81

0,91

3,3

57M

enab

ur S

enid

o/L

ubuk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es s

edan

g12

433,

581,

7135

,558

Seb

enua

ng/L

ubuk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es s

edan

g25

933,

720,

804,

359

Sem

olo

n/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es s

edan

g12

473,

920,

8125

,760

Teb

unya

u/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

Aks

es s

edan

g10

474,

700,

9620

,661

Bin

tuan

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l17

744,

350,

7238

,162

Bir

un/L

oka

si P

akin

g B

aru

Me

nta

ran

gM

alin

auA

kses

sed

ang

2613

55,

191,

1318

,863

Long

Im

an/L

oka

si P

akin

g B

aru

Me

nta

ran

gM

alin

auA

kses

sed

ang

2410

44,

331,

2125

,964

Seb

eng

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

en

tara

ng

Mal

inau

Aks

es s

edan

g24

110

4,58

1,24

21,8

65Lo

ng L

ihi/

Long

Tam

iM

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l17

684,

001,

0017

,466

Long

Nya

uM

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l16

835,

191,

1124

,567

Lon

g P

ada

Me

nta

ran

gM

alin

auSa

ngat

ter

pen

cil

2312

55,

430,

8646

,768

Long

Ran

au/L

ong

Lem

unju

ngM

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l17

714,

181,

2230

,069

Long

Tit

i/Lo

ng B

elan

ikM

en

tara

ng

Mal

inau

Aks

es s

edan

g23

105

4,57

1,02

31,3

70M

enab

ur K

ecil/

Long

Bel

ang

a’M

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l6

223,

670,

6946

,471

Ria

n Tu

bu/

Long

Tub

en/T

epuh

Me

nta

ran

gM

alin

auA

kses

sed

ang

1670

4,38

1,06

38,2

72R

ian

Tub

u/M

uara

Ria

nM

en

tara

ng

Mal

inau

Sang

at t

erp

enci

l7

273,

860,

8050

,073

Long

Bel

aka’

Pu

jun

gan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g31

106

3,42

1,12

42,3

74Lo

ng L

ame/

Mua

ra A

ran

Pu

jun

gan

Mal

inau

Aks

es s

edan

g48

190

3,96

1,04

24,0

75Lo

ng S

ebaw

ang

/Lo

ng B

elak

a’P

uju

ng

anM

alin

auA

kses

sed

ang

1970

3,68

1,26

56,1

76Lo

ng T

op

Sung

ai B

oh

Mal

inau

Aks

es s

edan

g10

434,

300,

917,

177

Tang

La’

an (

Put

uk)/

Pa’

Am

aiK

raya

nN

un

uka

nA

kses

sed

ang

2010

05,

000,

8920

,0To

tal

2.09

68.

956

4,27

1,06

25,9

No

.Pem

ukim

an S

uku

Pun

anK

ecam

atan

Kab

upat

enK

ateg

ori

pem

ukim

anRT (K

K)

Pend

uduk

(ora

ng)

Fam

ilysi

ze(o

rang

)

Sex

rati

o(L

/P)

Kem

atia

nan

ak(%

)

Page 31: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

26

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Lam

pir

an 1

. La

njut

an

Ber

au3

23

1.3

85

4,3

1,1

29

,2K

elay

219

904

4,1

1,2

31,3

Sega

h10

448

14,

61,

025

,4

Bul

unga

n2

86

1.1

50

4,0

1,0

26

,9P

eso

111

438

3,9

1,2

25,4

Seka

tak

Buj

i13

955

84,

00,

926

,8Ta

njun

g P

alas

3615

44,

31,

031

,1

Kut

ai B

arat

16

57

20

4,4

1,1

25

,2Lo

ng B

agun

6927

34,

01,

041

,6Lo

ng H

ubun

g96

447

4,7

1,1

13,6

Kut

ai K

erta

neg

ara

16

86

98

4,2

1,1

21

,4Ta

ban

g16

869

84,

21,

121

,4

Mal

inau

1.1

34

4.9

03

4,3

1,0

25

,5K

ayan

Hili

r15

271

24,

71,

113

,3M

alin

au B

arat

4115

93,

91,

042

,2M

alin

au S

elat

an37

11.

508

4,1

1,1

32,9

Mal

inau

Uta

ra24

61.

121

4,6

1,0

9,3

Men

tara

ng21

699

44,

61,

031

,4Pu

jung

an98

366

3,7

1,1

38,1

Sung

ai B

oh10

434,

30,

97,

1

Nun

ukan

20

10

05

,00

,92

0,0

Kra

yan

2010

05,

00,

920

,0

Tota

l2

.09

68

.95

6

4

,27

1,0

6

2

5,9

Kab

upat

enK

ecam

atan

Rum

ahta

ngg

a(K

K)

Pend

uduk

(ora

ng)

Fam

ilysi

ze(o

rang

)

Sex

rati

o(L

/P)

Kem

atia

nan

ak(%

)

Page 32: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

27

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif AbotLa

mp

iran

2.

Ko

mp

osi

si p

end

idik

an k

om

unit

as s

uku

Pun

an d

i K

alim

anta

n Ti

mur

1La

mci

nK

elay

Ber

au30

,060

,070

,040

,00,

00,

00,

00,

00,

00,

0 2

Long

Bel

iu/R

T I L

. Bel

iu a

tau

Long

Gie

Kel

ayB

erau

23,6

33,3

61,8

64,6

10,9

2,1

3,6

0,0

0,0

0,0

3Lo

ng D

uhun

g/L

amla

iK

elay

Ber

au19

,436

,769

,456

,75,

66,

75,

60,

00,

00,

0 4

Long

Kel

uh/L

ong

Buy

Kel

ayB

erau

20,3

36,7

74,6

61,2

3,4

2,0

0,0

0,0

1,7

0,0

5Lo

ng P

elay

/Lam

jan

Kel

ayB

erau

25,0

40,0

50,0

52,0

15,0

8,0

10,0

0,0

0,0

0,0

6Lo

ng S

ului

/Nah

as B

anun

gK

elay

Ber

au63

,668

,335

,231

,71,

20,

00,

00,

00,

00,

0 7

Long

La’

ai (

Ga’

ai)

Seg

ahB

erau

35,5

37,9

61,3

55,2

3,2

3,4

0,0

3,4

0,0

0,0

8P

unan

Lo

ng A

yap

/Jo

’ Jak

anSe

gah

Ber

au28

,627

,867

,366

,74,

12,

80,

02,

80,

00,

0 9

Pun

an M

ahka

mSe

gah

Ber

au25

,031

,975

,063

,80,

01,

40,

02,

90,

00,

010

Pun

an M

alin

au/R

esp

en P

unan

Mal

inau

Seg

ahB

erau

44,1

41,3

47,1

50,0

8,8

8,7

0,0

0,0

0,0

0,0

11P

unan

Seg

ah/L

ong

Oke

ngSe

gah

Ber

au33

,360

,063

,340

,03,

30,

00,

00,

00,

00,

012

Leju

h (K

ayan

/Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

21,4

40,0

71,4

60,0

7,1

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

13Lo

ng B

ang

(Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

75,0

87,5

25,0

12,5

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

14Lo

ng L

asan

(Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

18,2

40,0

68,2

53,3

0,0

0,0

9,1

6,7

4,5

0,0

15Lo

ng T

ung

u (K

enya

h)/K

ebur

auP

eso

Bul

ung

an37

,042

,163

,057

,90,

00,

00,

00,

00,

00,

016

Long

Yin

Pes

oB

ulun

gan

23,5

41,4

67,6

48,3

8,8

6,9

0,0

3,4

0,0

0,0

17N

aha

Aya

(Kay

an)/

S. B

enya

ung

Pes

oB

ulun

gan

31,0

60,0

69,0

40,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

18Te

lenj

au (K

ayan

)/B

erun

& G

etaw

anP

eso

Bul

ung

an51

,058

,146

,939

,52,

02,

30,

00,

00,

00,

019

Bam

ban

g/R

esp

en T

ang

apSe

kata

k B

uji

Bul

ung

an31

,448

,848

,641

,511

,49,

88,

60,

00,

00,

020

Dul

au/M

uara

Sek

atak

Buj

iSe

kata

k B

uji

Bul

ung

an62

,588

,430

,011

,65,

00,

01,

30,

01,

30,

021

Kel

emb

unan

(Ber

usu)

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

16,0

81,8

80,0

13,6

4,0

4,5

0,0

0,0

0,0

0,0

22P

unan

Sem

ber

iot/

Hul

u S.

Sem

ber

iot

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

82,1

100,

017

,90,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

023

Terin

dak

(Ber

usu)

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

72,7

100,

027

,30,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

024

Uja

ng (B

erus

u)Se

kata

k B

uji

Bul

ung

an10

0,0

100,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

025

Saja

u/Si

do

mul

yo R

T-7

& B

inai

Tanj

ung

Pal

asB

ulun

gan

70,4

70,2

29,6

29,8

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

26P

unan

Lo

ng M

erah

/Mua

ra M

erah

Long

Bag

unK

utai

Bar

at8,

214

,462

,765

,816

,415

,311

,84,

50,

90,

027

Pun

an D

anum

Par

oi/

Loka

si K

ayu

Mas

(M

uara

Rat

ah)

Long

Hub

ung

Kut

ai B

arat

35,2

48,7

50,0

37,2

11,1

12,2

2,5

1,3

1,2

0,6

28B

elin

auTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a26

,537

,563

,350

,08,

212

,52,

00,

00,

00,

029

Ma.

Keb

agTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a23

,553

,158

,834

,77,

88,

29,

84,

10,

00,

030

Mua

ra T

ikTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a17

,039

,057

,443

,917

,012

,28,

54,

90,

00,

031

Salu

ngTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a14

,820

,674

,179

,411

,10,

00,

00,

00,

00,

032

Tub

oqTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a23

,036

,358

,653

,88,

010

,010

,30,

00,

00,

033

Long

Pip

a/Su

leK

ayan

Hili

rM

alin

au17

,135

,052

,751

,315

,59,

414

,04,

30,

80,

034

Long

Sul

e/Su

leK

ayan

Hili

rM

alin

au10

,224

,167

,561

,715

,311

,35,

72,

81,

30,

035

Pun

an B

eng

alun

/Mua

ra M

ang

kuas

arM

alin

au B

arat

Mal

inau

66,0

92,2

32,1

7,8

0,0

0,0

1,9

0,0

0,0

0,0

36G

ong

So

lok/

Ben

gaw

ang

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

100,

010

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

37Lo

ng J

alan

/L. J

alan

& T

anju

ng N

ang

a (K

enya

h)M

alin

au S

elat

anM

alin

au69

,182

,527

,217

,53,

70,

00,

00,

00,

00,

038

Hal

ang

a/N

gg

ah L

ipi (

Sung

ai R

an)

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

57,1

81,0

38,1

19,0

2,4

0,0

2,4

0,0

0,0

0,0

39Lo

ng R

at/L

oka

si K

uala

Ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

36,4

70,6

60,6

26,5

0,0

2,9

3,0

0,0

0,0

0,0

40N

unuk

Tan

ah K

iban

g/L

oka

si K

uala

Ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

42,1

71,4

52,6

21,4

5,3

7,1

0,0

0,0

0,0

0,

0

P

erse

ntas

e p

end

uduk

ber

das

arka

n p

end

idik

an (%

)*N

oP

emuk

iman

Suk

u P

unan

Kec

amat

anK

abup

aten

But

a hu

ruf

Seko

lah

Das

ar

SM

P

SM

U A

kad

emi/

PT

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

Page 33: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

28

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Lam

pir

an 2

. La

njut

an

41B

ila B

ekay

uk/L

oka

si L

ore

hM

alin

au S

elat

anM

alin

au28

,641

,746

,952

,18,

22,

114

,34,

22,

00,

042

Pel

anca

u/Lo

kasi

Lo

reh

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

41,4

43,5

53,4

50,0

5,2

6,5

0,0

0,0

0,0

0,0

43P

unan

Ad

iu/A

diu

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

7,1

29,6

78,6

51,9

10,7

14,8

3,6

3,7

0,0

0,0

44P

unan

Mira

u/La

ban

Nya

rit &

Kua

la M

irau

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

70,4

78,1

18,5

15,6

11,1

6,3

0,0

0,0

0,0

0,0

45Lo

ng L

ake/

Loka

si S

etur

anM

alin

au S

elat

anM

alin

au43

,068

,946

,525

,66,

15,

64,

40,

00,

00,

046

Pun

an R

ian/

Setu

ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

73,3

72,7

26,7

18,2

0,0

9,1

0,0

0,0

0,0

0,0

47Se

tara

pM

alin

au S

elat

anM

alin

au26

,143

,953

,645

,515

,94,

54,

34,

50,

01,

548

Long

Ag

is/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au8,

026

,358

,750

,021

,315

,08,

05,

04,

03,

849

Long

Lih

i/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au0,

010

,071

,460

,014

,330

,014

,30,

00,

00,

050

Long

Mab

ung

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

25,0

36,8

50,0

39,5

17,5

15,8

7,5

7,9

0,0

0,0

51Lo

ng P

ang

in/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au12

,030

,662

,040

,814

,018

,410

,08,

22,

02,

052

Long

Pay

ang

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

22,2

30,0

66,7

55,0

3,7

15,0

3,7

0,0

3,7

0,0

53Lo

ng T

arau

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

22,7

35,8

68,2

54,7

4,5

7,5

4,5

1,9

0,0

0,0

54M

enab

ur B

esar

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

23,5

21,4

67,6

53,6

2,9

17,9

5,9

7,1

0,0

0,0

55M

enab

ur K

ecil/

Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

17,9

33,3

61,5

54,5

17,9

12,1

0,0

0,0

2,6

0,0

56Le

pag

a/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

26,1

50,0

65,2

46,2

0,0

3,8

8,7

0,0

0,0

0,0

57M

enab

ur S

enid

o/L

ubuk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

9,5

56,3

85,7

43,8

0,0

0,0

4,8

0,0

0,0

0,0

58Se

ben

uang

/Lub

uk M

anis

Mal

inau

Uta

raM

alin

au25

,030

,367

,963

,60,

06,

17,

10,

00,

00,

059

Sem

olo

n/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

11,1

36,8

88,9

63,2

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

60Te

bun

yau/

Lub

uk M

anis

Mal

inau

Uta

raM

alin

au52

,933

,341

,261

,90,

04,

85,

90,

00,

00,

061

Bin

tuan

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

en

tara

ng

Mal

inau

34,8

51,5

65,2

48,5

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

62B

irun

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

en

tara

ng

Mal

inau

52,3

51,2

38,6

36,6

2,3

7,3

6,8

4,9

0,0

0,0

63Lo

ng I

man

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

en

tara

ng

Mal

inau

18,2

23,1

63,6

66,7

9,1

5,1

9,1

5,1

0,0

0,0

64Se

ben

g/L

oka

si P

akin

g B

aru

Me

nta

ran

gM

alin

au27

,534

,154

,961

,411

,84,

53,

90,

02,

00,

065

Long

Lih

i/Lo

ng T

ami

Me

nta

ran

gM

alin

au5,

645

,094

,450

,00,

05,

00,

00,

00,

00,

066

Long

Nya

uM

en

tara

ng

Mal

inau

76,5

100,

023

,50,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

067

Lon

g P

ada

Me

nta

ran

gM

alin

au60

,995

,539

,14,

50,

00,

00,

00,

00,

00,

068

Long

Ran

au/L

ong

Lem

unju

ngM

en

tara

ng

Mal

inau

83,3

100,

016

,70,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

069

Long

Tit

i/Lo

ng B

elan

ikM

en

tara

ng

Mal

inau

28,1

45,2

68,8

54,8

3,1

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

70M

enab

ur K

ecil/

Long

Bel

ang

a’M

en

tara

ng

Mal

inau

28,6

100,

071

,40,

00,

00,

00,

00,

00,

00,

071

Ria

n Tu

bu/

Long

Tub

en/T

epuh

Me

nta

ran

gM

alin

au20

,054

,573

,345

,56,

70,

00,

00,

00,

00,

072

Ria

n Tu

bu/

Mua

ra R

ian

Me

nta

ran

gM

alin

au71

,485

,728

,614

,30,

00,

00,

00,

00,

00,

073

Long

Bel

aka’

Pu

jun

gan

Mal

inau

20,5

63,3

68,2

36,7

11,4

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

74Lo

ng L

ame/

Mua

ra A

ran

Pu

jun

gan

Mal

inau

34,9

72,9

54,0

27,1

11,1

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

75Lo

ng S

ebaw

ang

/Lo

ng B

elak

a’P

uju

ng

anM

alin

au28

,652

,967

,947

,13,

60,

00,

00,

00,

00,

076

Long

To

pSu

ngai

Bo

hM

alin

au31

,382

,450

,011

,812

,55,

96,

30,

00,

00,

077

Tang

La’

an (

Put

uk)/

Pa’

Am

aiK

raya

nN

un

uka

n6,

934

,572

,444

,83,

420

,713

,80,

03,

40,

0To

tal

33,6

49,3

54,4

42,7

7,5

6,2

4,0

1,6

0,5

0,2

P

erse

ntas

e p

end

uduk

ber

das

arka

n p

end

idik

an (%

)*N

oP

emuk

iman

Suk

u P

unan

Kec

amat

anK

abup

aten

But

a hu

ruf

Seko

lah

Das

ar

SM

P

SM

U A

kad

emi/

PT

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

Page 34: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

29

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Lam

pir

an 2

. La

njut

an

Ber

au3

7,6

45

,75

7,3

50

,93

,82

,61

,00

,80

,20

,0K

elay

41,2

51,5

52,8

46,6

4,1

2,0

1,7

0,0

0,3

0,0

Sega

h31

,637

,065

,157

,53,

33,

50,

02,

00,

00,

0

Bul

unga

n4

9,4

70

,44

5,5

27

,13

,32

,01

,40

,50

,50

,0P

eso

35,5

51,1

60,1

45,3

2,7

2,2

1,1

1,4

0,5

0,0

Seka

tak

Buj

i56

,883

,135

,914

,64,

72,

32,

10,

00,

50,

0Ta

njun

g P

alas

70,4

70,2

29,6

29,8

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Kut

ai B

arat

24

,33

4,5

55

,14

9,1

13

,21

3,5

6,3

2,6

1,1

0,4

Long

Bag

un8,

214

,462

,765

,816

,415

,311

,84,

50,

90,

0Lo

ng H

ubun

g35

,248

,750

,037

,211

,112

,22,

51,

31,

20,

6

Kut

ai K

erta

neg

ara

21

,83

8,1

60

,95

1,2

10

,09

,17

,31

,60

,00

,0Ta

ban

g21

,838

,160

,951

,210

,09,

17,

31,

60,

00,

0

Mal

inau

32

,04

9,5

54

,24

1,7

8,5

6,5

4,6

2,0

0,6

0,3

Kay

an H

ilir

13,3

29,1

60,8

57,0

15,4

10,5

9,4

3,5

1,0

0,0

Mal

inau

Bar

at66

,092

,232

,17,

80,

00,

01,

90,

00,

00,

0M

alin

au S

elat

an46

,062

,344

,031

,96,

54,

43,

31,

20,

20,

2M

alin

au U

tara

18,7

32,6

63,8

51,4

9,9

11,7

6,1

3,3

1,4

0,9

Men

tara

ng38

,554

,553

,841

,44,

32,

73,

01,

30,

30,

0Pu

jung

an28

,967

,061

,533

,09,

60,

00,

00,

00,

00,

0Su

ngai

Boh

31,3

82,4

50,0

11,8

12,5

5,9

6,3

0,0

0,0

0,0

Nun

ukan

6,9

34

,57

2,4

44

,83

,42

0,7

13

,80

,03

,40

,0K

raya

n6,

934

,572

,444

,83,

420

,713

,80,

03,

40,

0

Tota

l3

3,6

49

,35

4,4

42

,77

,56

,24

,01

,60

,50

,2

Per

sent

ase

pen

dud

uk b

erd

asar

kan

pen

did

ikan

(%)*

Kab

upat

enK

ecam

atan

But

a hu

ruf

Seko

lah

Das

arSM

PSM

UA

kad

emi/P

T

LP

L

P

L

P

L

P

L

P

Page 35: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

30

Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003

Lam

pir

an 3

. Ti

ngka

t p

emili

kan

aset

ko

mun

itas

suk

u P

unan

Kal

iman

tan

Tim

ur

1La

mci

nK

elay

Ber

au52

00

00

00

2Lo

ng B

eliu

/RT

I L. B

eliu

ata

u Lo

ng G

ieK

elay

Ber

au91

928

1316

133

3Lo

ng D

uhun

g/L

amla

iK

elay

Ber

au10

00

90

00

04

Long

Kel

uh/L

ong

Buy

Kel

ayB

erau

976

30

33

35

Long

Pel

ay/L

amja

nK

elay

Ber

au10

00

196

66

06

Long

Sul

ui/N

ahas

Ban

ung

Kel

ayB

erau

2527

10

00

07

Long

La’

ai (

Ga’

ai)

Seg

ahB

erau

717

70

00

08

Pun

an L

ong

Aya

p/J

o’ J

akan

Seg

ahB

erau

100

032

05

50

9P

unan

Mah

kam

Seg

ahB

erau

690

173

66

010

Pun

an M

alin

au/R

esp

en P

unan

Mal

inau

Seg

ahB

erau

100

526

165

50

11P

unan

Seg

ah/L

ong

Oke

ngSe

gah

Ber

au75

06

130

00

12Le

juh

(Kay

an/K

enya

h)P

eso

Bul

ung

an73

027

00

00

13Lo

ng B

ang

(Ken

yah)

Pes

oB

ulun

gan

290

140

00

014

Long

Las

an (K

enya

h)P

eso

Bul

ung

an46

00

00

00

15Lo

ng T

ung

u (K

enya

h)/K

ebur

auP

eso

Bul

ung

an89

011

00

00

16Lo

ng Y

inP

eso

Bul

ung

an81

014

00

00

17N

aha

Aya

(Kay

an)/

S. B

enya

ung

Pes

oB

ulun

gan

850

80

00

018

Tele

njau

(Kay

an)/

Ber

un &

Get

awan

Pes

oB

ulun

gan

680

50

00

019

Bam

ban

g/R

esp

en T

ang

apSe

kata

k B

uji

Bul

ung

an48

1526

015

150

20D

ulau

/Mua

ra S

ekat

ak B

uji

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

573

300

88

021

Kel

emb

unan

(Ber

usu)

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

4314

640

1414

022

Pun

an S

emb

erio

t/H

ulu

S. S

emb

erio

tSe

kata

k B

uji

Bul

ung

an6

00

00

00

23Te

rind

ak (B

erus

u)Se

kata

k B

uji

Bul

ung

an60

00

00

00

24U

jang

(Ber

usu)

Seka

tak

Buj

iB

ulun

gan

180

00

00

025

Saja

u/Si

do

mul

yo R

T-7

& B

inai

Tanj

ung

Pal

asB

ulun

gan

7517

613

6156

026

Pun

an L

ong

Mer

ah/M

uara

Mer

ahLo

ng B

agun

Kut

ai B

arat

00

00

00

027

Pun

an D

anum

Par

oi/

Loka

si K

ayu

Mas

(M

uara

Rat

ah)

Long

Hub

ung

Kut

ai B

arat

5727

4627

3231

728

Bel

inau

Tab

ang

Kut

ai K

erta

neg

ara

627

3110

3431

1429

Ma.

Keb

agTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a53

321

2121

213

30M

uara

Tik

Tab

ang

Kut

ai K

erta

neg

ara

787

4848

7063

2231

Salu

ngTa

ban

gK

utai

Ker

tane

gar

a45

923

2332

329

32Tu

boq

Tab

ang

Kut

ai K

erta

neg

ara

809

2943

3441

733

Long

Pip

a/Su

leK

ayan

Hili

rM

alin

au68

027

179

82

34Lo

ng S

ule/

Sule

Kay

an H

ilir

Mal

inau

710

1610

1914

235

Pun

an B

eng

alun

/Mua

ra M

ang

kuas

arM

alin

au B

arat

Mal

inau

370

00

20

036

Go

ng S

olo

k/B

eng

awan

gM

alin

au S

elat

anM

alin

au17

00

08

00

37Lo

ng J

alan

/L. J

alan

& T

anju

ng N

ang

a (K

enya

h)M

alin

au S

elat

anM

alin

au23

00

00

00

38H

alan

ga/

Ng

gah

Lip

i (Su

ngai

Ran

)M

alin

au S

elat

anM

alin

au33

00

00

00

39Lo

ng R

at/L

oka

si K

uala

Ran

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

00

00

00

040

Nun

uk T

anah

Kib

ang

/Lo

kasi

Kua

la R

anM

alin

au S

elat

anM

alin

au0

00

00

00

P

erse

ntas

e p

emili

kan

aset

(%)

Ket

intin

gM

.Tem

pel

Cha

insa

wG

ense

tTV

VC

D

K

ulka

sN

o.

Pem

ukim

an S

uku

Pun

anK

ecam

atan

Kab

upat

en

Page 36: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

31

Soaduon Sitorus, Patrice Levang, Edmond Dounias, Dollop Mamung and Darif Abot

Lam

pir

an 3

. La

njut

an

41B

ila B

ekay

uk/L

oka

si L

ore

hM

alin

au S

elat

anM

alin

au2

00

00

00

42P

elan

cau/

Loka

si L

ore

hM

alin

au S

elat

anM

alin

au36

22

05

00

43P

unan

Ad

iu/A

diu

Mal

inau

Sel

atan

Mal

inau

730

207

1313

044

Pun

an M

irau/

Lab

an N

yarit

& K

uala

Mira

uM

alin

au S

elat

anM

alin

au5

05

00

00

45Lo

ng L

ake/

Loka

si S

etur

anM

alin

au S

elat

anM

alin

au8

02

29

80

46P

unan

Ria

n/Se

tura

nM

alin

au S

elat

anM

alin

au0

00

013

00

47Se

tara

pM

alin

au S

elat

anM

alin

au71

015

96

180

48Lo

ng A

gis

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

150

130

202

049

Long

Lih

i/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au10

020

400

400

050

Long

Mab

ung

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

200

50

2015

051

Long

Pan

gin

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

410

190

4111

452

Long

Pay

ang

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

290

00

140

053

Long

Tar

au/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au21

44

08

00

54M

enab

ur B

esar

/Res

pen

Sem

bua

kM

alin

au U

tara

Mal

inau

290

00

180

055

Men

abur

Kec

il/R

esp

en S

emb

uak

Mal

inau

Uta

raM

alin

au17

06

033

00

56Le

pag

a/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

690

60

310

057

Men

abur

Sen

ido

h/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

170

00

170

058

Seb

enua

ng/L

ubuk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

280

40

84

459

Sem

olo

n/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

420

170

258

060

Teb

unya

u/Lu

buk

Man

isM

alin

au U

tara

Mal

inau

100

00

00

061

Bin

tuan

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

enta

rang

Mal

inau

826

240

041

062

Biru

n/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

enta

rang

Mal

inau

588

278

44

063

Long

Iman

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

enta

rang

Mal

inau

7513

258

88

064

Seb

eng

/Lo

kasi

Pak

ing

Bar

uM

enta

rang

Mal

inau

794

3325

425

065

Long

Lih

i/Lo

ng T

ami

Men

tara

ngM

alin

au6

024

00

00

66Lo

ng N

yau

Men

tara

ngM

alin

au6

013

00

00

67Lo

ng P

ada

Men

tara

ngM

alin

au17

00

00

00

68Lo

ng R

anau

/Lo

ng L

emun

jung

Men

tara

ngM

alin

au0

66

00

00

69Lo

ng T

iti/L

ong

Bel

anik

Men

tara

ngM

alin

au9

017

00

00

70M

enab

ur K

ecil/

Long

Bel

ang

a’M

enta

rang

Mal

inau

00

00

00

071

Ria

n Tu

bu/

Long

Tub

en/T

epuh

Men

tara

ngM

alin

au0

00

00

00

72R

ian

Tub

u/M

uara

Ria

nM

enta

rang

Mal

inau

140

00

00

073

Long

Bel

aka’

Puju

ngan

Mal

inau

163

30

03

074

Long

Lam

e/M

uara

Ara

nPu

jung

anM

alin

au4

00

00

00

75Lo

ng S

ebaw

ang

/Lo

ng B

elak

a’Pu

jung

anM

alin

au11

00

50

00

76Lo

ng T

opSu

ngai

Bo

hM

alin

au50

050

040

4010

77Ta

ng L

a’an

(P

utuk

)/P

a’ A

mai

Kra

yan

Nun

ukan

05

4015

50

0To

tal

43,

8

4,6

14

,7

6,2

11,

2

9,3

1

,5

P

erse

ntas

e p

emili

kan

aset

(%)

Ket

intin

gM

.Tem

pel

Cha

insa

wG

ense

tTV

VC

D

K

ulka

sN

o.

Pem

ukim

an S

uku

Pun

anK

ecam

atan

Kab

upat

en

Page 37: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

32

Buku ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak. Penulis berterima kasihpada lembaga CIFOR dan IRD yang telah memberikan dukungan dana danfasilitasnya, dan YAP atas kerjasamanya. Secara khusus, penulis mengucapkanterima kasih banyak kepada seluruh staf CIFOR, terutama Pak Petrus Gunarso,Paian Sianturi, Iwan Kurniawan, Gideon Suharyanto dan Catur Wahyu atassaran dan kritiknya untuk sentuhan penyempurnaan. Penulis juga berterimakasih banyak kepada seluruh masyarakat kelompok Suku Punan yang telahmemberikan dukungan data dan informasinya selama penelitian.

Ucapan terima kasih

Page 38: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

Center for International Forestry Research (CIFOR) didirikan pada tahun 1993 sebagai bagian darisistem CGIAR, sebagai tanggapan atas keprihatinan dunia akan konsekuensi sosial, lingkungan danekonomi yang disebabkan oleh kerusakan dan kehilangan hutan. Penelitian CIFOR menghasilkanpengetahuan dan berbagai metode yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatyang hidupnya mengandalkan hutan, dan untuk membantu negara-negara di kawasan tropis dalammengelola hutannya secara bijaksana demi manfaat yang berkelanjutan. Berbagai penelitian inidilakukan di lebih dari 24 negara, melalui kerja sama dengan banyak mitra. Sejak didirikan, CIFORtelah memberikan dampak positif dalam penyusunan kebijakan kehutanan nasional dan global.

Page 39: Potret Punan Kalimantan Timur: sensus Punan 2002-2003 · Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 2002-2003 Potret Soaduon Sitorus Patrice Levang Edmond Dounias Dollop Mamung Darif Abot

ISBN 979-3361-50-6

Dalam dekade terakhir telah menjadi anggapan umum bahwa kelompok masyarakat asli yang tinggal di tengah hutan “taman eden” harus tetap dipertahankan. Sayangnya, tinggal di tengah hutan tropika yang sangat kaya sumberdaya alam tidaklah seindah yang dibayangkan oleh banyak orang. Kehidupan masyarakat di tengah hutan tropika, khususnya di Indonesia adalah identik dengan keterpencilan terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan, pasar, kios serta berbagai fasilitas penting lainnya, yang pada akhirnya membuat mereka termarjinalkan. Memindahkan mereka ke tengah kota juga akan termarjinalkan karena sulitnya menghadapi persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Begitulah dilema yang sedang dihadapi masyarakat sekitar hutan, seperti kelompok Suku Punan, salah satu penghuni asli di Kalimantan Timur.

Yayasan Adat Punan bekerja sama dengan CIFOR dan IRD telah melakukan penelitian sosio-antropologi khususnya pada kelompok Suku Punan di Kalimantan Timur. Buku ini secara khusus menyajikan informasi demografi kelompok Suku Punan dari tingkat keterpencilan yang berbeda-beda. Pada bagian akhir disajikan data demografi setiap pemukiman atau desa-desa kelompok Suku Punan di Kalimantan Timur, sebagai data dan informasi yang sangat berguna untuk lebih memahami potret Punan dalam rangka mewujudkan tujuan pengelolaan hutan “masyarakat sejahtera, hutan lestari”.