PLENO Skenario 2 Cardio

82
PLENO SKENARIO 2 – BLOK KARDIOVASKULAR Kelompok 7 Advisedly 1018011003 Sanggiani Diah Aulia 1018011022 William Doktrian Julius 1018011024 Faddly Hendarsyah 1018011058 Assyifa Anindya 1018011043 Meta Sakina 1018011076 Ranti Apriliani P 1018011091 Zaky Faris Maulana 1018011106 Anisa Septa Rini 1018011112 Elvi yana 1018011057 Zelvi Ninaprilia 1018011130

description

slide

Transcript of PLENO Skenario 2 Cardio

Page 1: PLENO Skenario 2 Cardio

PLENO SKENARIO 2 – BLOK KARDIOVASKULAR

Kelompok 7

• Advisedly 1018011003• Sanggiani Diah Aulia 1018011022• William Doktrian Julius 1018011024• Faddly Hendarsyah 1018011058• Assyifa Anindya 1018011043• Meta Sakina 1018011076• Ranti Apriliani P 1018011091• Zaky Faris Maulana 1018011106• Anisa Septa Rini 1018011112• Elvi yana 1018011057• Zelvi Ninaprilia 1018011130

Page 2: PLENO Skenario 2 Cardio

Hipertensi

Tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal tekanan darah.

Page 3: PLENO Skenario 2 Cardio

Hipertensi

Hipertensi yg tidak diketahui

penyebabnya didefinisikan sebagai

hipertensi esensial.

Beberapa penulis memilih istilah

hipertensi primer, untuk membedakan

dengan hipertensi sekunder (diketahui

penyebabnya)

Page 4: PLENO Skenario 2 Cardio

Hipertensi sekunder

1. Hipertensi pada penyakit ginjal2. Hipertensi renovaskuler3. Hiperaldosteronisme Primer4. Feokromositoma

Page 5: PLENO Skenario 2 Cardio

Hipertensi lainnya

1. Hipertensi pada kehamilan2. Krisis hipertensi

Page 6: PLENO Skenario 2 Cardio

Epidemiologi

Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah

Lebih dari separuh orang berusia > 65 th menderita hipertensi

Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita hipertensi

Page 7: PLENO Skenario 2 Cardio

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang)

160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90

Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Page 8: PLENO Skenario 2 Cardio

Klasifikasi Hipertensi - Joint National Committee 7

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1

140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2

≥ 160 Atau ≥ 100

Page 9: PLENO Skenario 2 Cardio

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Sistol (mmHg)

Dan/atau

Diastole (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Hipertensi sistol terisolasi

≥ 140 Dan < 90

Page 10: PLENO Skenario 2 Cardio

Patogenesis - patofisiologi

Hipertensi esensial adalah penyakit multi faktorial yg timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu.

Faktor resiko yg mendorong kenaikan tekanan darah: 1. Faktor resiko: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetis 2. Sistem saraf simpatis: tonus simpatis, variasi diurnal 3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan

vasokontriksi (endotel dan otot polos pemb darah) 4. Otokrin setempat yg mempengaruhi sistem Renin,

Angiotensin, dan Aldosteron

Rumus : Tekanan Darah = Curah Jantung X Tahanan Perifer (lihat gbr 1 halaman 611 pada buku ajar Ilmu Penyakit Dalam)

Page 11: PLENO Skenario 2 Cardio
Page 12: PLENO Skenario 2 Cardio

Gejala Klinis

Mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :

• Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan

muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial,

• Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat

hipertensi,

• Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf pusat

• Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerolus

• Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan

tekanan kapiler

Page 13: PLENO Skenario 2 Cardio

Gejala Klinis

Gejala lain:

• Pusing

• Muka merah

• Keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba

• Tengkuk terasa pegal

• Keringat berlebihan

• Gelisah

Page 14: PLENO Skenario 2 Cardio

Kerusakan Organ Target

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui auto antibodi)

Kerusakan organ-organ target yg umum ditemui:1. Jantung: hipertrofi ventrikel kiri, infark

miokard atau angina, gagal jantung2. Otak: Stroke, TIA (transient ischemic attack)3. Penyakit ginjal kronik4. Penyakit arteri perifer5. Retinopati

Page 15: PLENO Skenario 2 Cardio

Adanya kerusakan organ target akan

memperburuk prognosis

Tingginya morbiditas dan mortalitas

terutama disebabkan oleh timbulnya

penyakit kardiovaskuler

Page 16: PLENO Skenario 2 Cardio

Faktor-faktor Resiko

1. Merokok

2. Obesitas

3. Kurangnya aktifitas fisik

4. Dislipidemia: (kolesterol, LDL, trigliserid) tinggi dan HDL rendah

5. Diabetes Mellitus

6. Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/mt

7. Umur (Laki-laki > 55 th, dan perempuan 65 th)

8. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler prematur (laki-laki < 55 th dan perempuan < 65 th)

Page 17: PLENO Skenario 2 Cardio

Evaluasi Hipertensi

Tujuan: • Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-

fakto resiko kardiovaskuler lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yg mempengaruhi prognosis dan menentukan pengobatan.

• Mencari penyebab kenaikan tekanan darah.

• Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskuler.

Page 18: PLENO Skenario 2 Cardio

• Evaluasi dengan melakukan anamnesis

tentang keluhan pasien, riwayat penyakit

dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang.

• Kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Pada

hipertensi berat mengeluh: sakit kepala,

epistaksis, mata kabur.

Page 19: PLENO Skenario 2 Cardio

Anamnesis

1. Lama menderita HT dan derajat tekanan darah

2. Indikasi adanya hipertensi sakunder: penyakit ginjal kronik

3. Faktor resiko kardiovaskuler4. Gejala kerusakan organ target:

a. Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, TIA, defisit sensorik dan motorik

b. Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak napas, sembab kaki

c. Ginjal: haus , poliuri, nokturi, hematurid. Arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio

intermiten5. Pengobatan hipertensi sebelumnya6. Faktor-faktor pribadi, keluarga,

lingkungan

Page 20: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah, penyakit penyerta, kerusakan

organ target kemungkinan adanya hipertensi

sekunder

Pengukuran tekanan darah (dikamar periksa):

duduk dikursi setelah beristirahat 5 menit, kaki

dilantai dan lengan setinggi jantung,

pengukuran dilakukan dua kali dengan sela 1 – 5

menit

Page 21: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan penunjang

Test darah rutin (Hb, lekosit, trombosit,

hematokrit), gula darah puasa, kolesterol

total, LDL, HDL, Trigliserida, asam urat,

ureum, kreatinin, kalium, urin rutin, EKG

Page 22: PLENO Skenario 2 Cardio

KOMPLIKASI

Gagal Ginjal Ensefalopati hipertensi Penyakit Jantung Hipertensi Penyakit Arteri Koronaria Aneurysma

Page 23: PLENO Skenario 2 Cardio

PENATALAKSANAAN

Page 24: PLENO Skenario 2 Cardio

PRINSIP PENATALAKSANAAN

Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang masih dapat ditoleransi penderita.

Meningkatkan kemungkinan kwalitas dan harapan hidup penderita.

Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali seoptimal mungkin komplikasi yang sudah terjadi.

Page 25: PLENO Skenario 2 Cardio

PENATALAKSANAAN UMUM

1. Diet rendah garam : dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari. Disamping bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.

2. Diet rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan darah.3. Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah dibuktikan dalam

banyak penelitian bisa menurunkan tekanan darah.4. Menurunkan berat badan : setiap penurunan 1 kg berat badan akan

menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5 mmHg.5. Olah raga teratur : berguna untuk membakar timbunan lemak dan

menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah.

6. Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.

7. Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.

Page 26: PLENO Skenario 2 Cardio

Golongan Diuretik

Hidroklorotiasid 25 mg(HCT) Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang. Dosis : 1-2 X 25-50 mg. Efek samping : hipokalemi, hiponatremi, hiperurikalemi,

hiperkolesterolemi, hiperglikemi, kelemahan atau kram otot, muntah dan disines.

Kontra indikasi : DM, Gout Artritis, riwayat alergi (Sindrom Steven Johnson).

Catatan : terapi hipertensi pada usia lanjut dengan HCT lebih banyak efek

sampingnya dari pada efektifitasnya. Untuk menghindari efek hipokalemi maka diberikan asupan Kalium 1

X 500 mg, atau memperbanyak makan pisang. Furosemid 40 mg

Indikasi : hipertensi ringan sampai berat. Dosis : 1-2 X 40-80 mg. Efek samping : sama dengan HCT. Kontra indikasi : DM, gout artritis, riwayat alergi (Sindrom Steven

Johnson).

Page 27: PLENO Skenario 2 Cardio

Golongan Beta-Blocker

Propranolol 40 mg Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang. Dosis : 3 X 40-160 mg. Efek samping : depresi, insomnia, mimpi buruk,

pusing, mual, diare, obstipasi, bronkospasme, kram otot dan bradikardi serta gagal jantung.

Kontra indikasi : DM, gagal jantung, asma, depresi.

Page 28: PLENO Skenario 2 Cardio

Golongan Blok Ganglion

Klonidin 0,15 mg Indikasi : hipertensi sedang sampai berat. Dosis : 2-3 X 0,15-1,2 mg Efek samping : mulut kering, kelelahan,

mengantuk, bradikardi, impotensi, gangguan hati dan depresi.

Kontra indikasi : hepatitis akut, sirosis hepatis, depresi.

Reserpin 0,25 mg dan 0,1 mg. Indikasi : hipertensi sedang sampai berat. Dosis : 1-2 X 0,1-0,25 mg Efek samping : bradikardi, eksaserbasi asma,

diare, penambahan berat badan mimpi buruk, depresi.

Kontra indikasi : asma, depresi.

Page 29: PLENO Skenario 2 Cardio

Golongan Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE I) Kaptopril 25 mg

Indikasi : hipertensi ringan sampai berat Dosis : dosis awal 2-3 X 12,5-25 mg, bila

setelah 1-2 minggu belum ada respon dosis dinaikkan 2-3 X 50 mg.

Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan.

Efek samping : pruritus, retensi kalium ringan, proteinuri, gagal ginjal, neutropeni dan agranulositosis, mual dan muntah, gangguan pengecap, parestesia, bronkospame, limfadenopati dan batuk-batuk.

Kontra indikasi : asma

Page 30: PLENO Skenario 2 Cardio

Golongan Antagonis Kalsium

Diltiazem 30 mg Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang. Dosis : 3-4 X 30 mg. Efek samping : Bradikardi, dizziness, sakit kepala, mual,

muntah, diare, konstipasi, udem ekstremitas bawah, shoulder and elbow pain.

Kontra indikasi : Sick sinus Syndrome, AV Block.

Nifedipin 10 mg Indikasi : hipertensi ringan sampai berat. Dosis : 3 X 10-20 mg Efek samping : sama dengan diltiasem. Kontra indikasi : sama dengan diltiasem.

Page 31: PLENO Skenario 2 Cardio

SENI TERAPI

Hipertensi Ringan (diastol 90 - 110 mmHg) Pilihan obat pertama : diuretik atau beta blocker Obat tambahan : Diuretik + Beta blocker

Hipertensi sedang (diastol : 110-130 mmHg) Pilihan obat pertama : Diuretik + Beta blocker Obat tambahan : Klonidin

  Hipertensi Berat (diastol > 130 mmHg)

Pilihan obat pertama : Klonidin + Diuretik. Obat tambahan : Beta Blocker

Page 32: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI

Page 33: PLENO Skenario 2 Cardio

LATAR BELAKANG

Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat

dunia Beberapa penulis 1% dari penderita

hipertensi akan mengalami krisis hipertensi

Majalah the Lancet dan WHO Kejadian krisis hipertensi akan m↑ dari 0,26% th 2000 0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di dunia

Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis hipertensi yang disepakati bersama.

Page 34: PLENO Skenario 2 Cardio

DEFINISI

Krisis hipertensi Suatu keadaan peningkatan tekanan

darah yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera.

Page 35: PLENO Skenario 2 Cardio

KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI

1. Hipertensi emergensi Kenaikan TD mendadak yg disertai

kerusakan organ target yang progresif. Di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.

2. Hipertensi urgensi Kenaikan TD mendadak yg tidak

disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.

Page 36: PLENO Skenario 2 Cardio

MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI

1. Bidang neurologi: Sakit kepala, hilang/ kabur

penglihatan, kejang, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran (somnolen, sopor, coma).

2. Bidang mata: Funduskopi berupa perdarahan

retina, eksudat retina, edema papil.3. Bidang kardiovaskular Nyeri dada, edema paru.

Page 37: PLENO Skenario 2 Cardio

4. Bidang ginjal:

Azotemia, proteinuria, oligouria.

5. Bidang obstetri

Preklampsia dg gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan kesadaran/ gangguan serebrovaskuler.

Page 38: PLENO Skenario 2 Cardio

FAKTOR RISIKO

Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi

Kehamilan Penggunaan NAPZA Penderita dg rangsangan simpatis yg

tinggi seperti luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala.

Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal

Page 39: PLENO Skenario 2 Cardio

PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI

Anamnesis R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis

obat anti hipertensi, keteraturan konsumsi

obat). Ganguan organ (kardiovaskuler, serebrovaskular,

serebrovaskular, renovaskular, dan organ lain).

Page 40: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan fisik Sesuai dengan organ target yang

terkena Pengukuran TD di kedua lengan Palpasi denyut nadi di keempat

ekstremitas Auskultasi untuk mendengar ada/

tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung

dan ronki paru. Pemeriksaan neurologis umum Pemeriksaan funduskopi

Page 41: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan laboratorium awal dan penunjang

Pemeriksaan laboratorium awal: a. Urinalisis b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah

dan elektrolit. Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks Pemeriksaan penunjang lain bila

memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram,

ultrasonogram.

Page 42: PLENO Skenario 2 Cardio

PENETAPAN DIAGNOSTIK

Walau biasanya pd krisis hipertensi ditemukan TD ≥180/120 mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target yang terjadi.

Page 43: PLENO Skenario 2 Cardio

TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI

Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan pemberian obat anti hipertensi oral.

Page 44: PLENO Skenario 2 Cardio

TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI

Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadai

Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin

TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb:

a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata

(mean arterial blood pressure) diturunkan 20-

25%.

Page 45: PLENO Skenario 2 Cardio

b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.

c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.

Page 46: PLENO Skenario 2 Cardio

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA HIPERTENSI EMERGENSI

Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul)

a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan

infus glucosa 5% 500cc dan diberikan

dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15

menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg

diharapkan tercapai.

b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi

selama 4 jam kemudian diganti dg tablet

clonidin oral sesuai kebutuhan.

Page 47: PLENO Skenario 2 Cardio

c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena bahaya rebound phenomen, dimana TD naik secara cepat bila obat dihentikan.

Page 48: PLENO Skenario 2 Cardio

Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul)

a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit

kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam

selama 20 menit. b. Bila TD telah turun >20% dari awal,

dosis diberikan 30 mg/jam sampai target

tercapai. c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-

10 mg/jam dg observasi 4 jam kemudian diganti

dg tablet oral.

Page 49: PLENO Skenario 2 Cardio

Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul)

a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.

b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6

mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai. Labetalol (Normodyne) IV

Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.

Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV

Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.

Page 50: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI PD KEADAAN KHUSUS

Krisis hipertensi pd gangguan otak

1. Stroke

A. Infark: aterotrombotik, kardioembolik,

lakunar.

TD sistolik >220 mmHg dan diastolik

>120 mmHg. Pengukuran dilakukan dua

kali dalam jangka waktu 30 menit

Tidak ada tanda-tanda yg meningkatkan TD

seperti nyeri kepala/artikular, kandung kemih

penuh.

Page 51: PLENO Skenario 2 Cardio

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur dengan batas penurunan maksimal

TD 20-25% dari mean arterial blood pressure.

Jika TD sistolik 180-220 mmHg dan TD

diastolik 105-120 mmHg, dilakukan penatalaksanaan seperti terapi pd

hipertensi urgensi.

Page 52: PLENO Skenario 2 Cardio

b. Perdarahan: perdarahan intraserebral,

perdarahan subarachnoid, pecahnya Arteriovenous

Malformation (AVM).TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg.

Pengukuran dilakukan dua kali dalam jangka waktu 30 menit.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD seperti nyeri kepala/ artikular, kandung kemih penuh.

Page 53: PLENO Skenario 2 Cardio

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur tatalaksana krisis hipertensi dg batas penurunan TD 20-25% dari mean arterial blood pressure.

Target TD adalah sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg.

Page 54: PLENO Skenario 2 Cardio

Obat Dosis Mulai kerja Lama kerja

Efek samping Keterangan

Labetolol 20-80 mg iv bolus setiap 10 menit at 2 mg/menit, infus kontinyu

5-10 menit 3-6 jam Nausea, vomtus ,hipotensi, blok atau gagal jantung,kerusakan hati, bronkospasme

Terutama untuk kegawatdaruratan hipertensi, kecuali pd gagal jantung

Nikardipin 5-15 mg/jamInfus kontinyu

5-15 menit Sepanjang infus berjalan

Takikardi Larut dalam air, tidak sensitif terhadap cahaya

Diltiazem 5-40 µg/kg/menit infus kontinyu

5-10 menit 4 jam Blok nodus A-V, denyut prematur atrium, terutama usia lanjut

Krisis hipertensi

Tabel No. 1. Obat-obat parenteral untuk terapi emergensi hipertensi pada stroke akut

Page 55: PLENO Skenario 2 Cardio

2. Ensefalopati hipertensi TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120

mmHg. Pengukuran dua kali dalam jangka waktu 30 menit.

Terdapat gangguan kesadaran, retinopati dg papiledema, peningkatan tekanan intrakranial sampai kejang.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD Obat antihipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.

Page 56: PLENO Skenario 2 Cardio

3. Cedera kepala dan Tumor intrakranial

Terdapat gejala tekanan intrakranial yg meningkat seperti: sakit kepala hebat, muntah proyektil/ tanpa penyebab gastrointestinal, papiledema (sembab papil), kesadaran menurun.

TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg . Pengukuran 2x dlm jangka waktu 30 menit.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD

Page 57: PLENO Skenario 2 Cardio

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.

Khusus untuk tumor intrakranial hipofisis perlu dilakukan pemeriksaan hormonal dan penatalaksanaan sesuai dg hipertensi krisis dengan gangguan endokrin.

Page 58: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT JANTUNG

Krisis Hipertensi dan Diseksi aorta

Definisi

Suatu kondisi akibat robekan pada dinding aorta

sehingga lapisan dinding aorta terpisah dan

darah dapat masuk ke sela-sela lapisan dinding

pembuluh darah aorta.

Page 59: PLENO Skenario 2 Cardio

MANIFESTASI KLINISKeluhan dapat bervariasi

1. Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri teriris sudah maksimal dirasakan saat awal, lokasi nyeri sesuai lokasi dimana robekan aorta tadi.

2. Rasa nyeri dada seperti nyeri dada khas infark miokard, bila proses diseksi menjalar ke ostium arteri koronaria.

3. Rasa nyeri leher disertai pandangan kabur, bila proses diseksi ekstensi ke arteri karotis.

4. Sinkope merupakan petanda komplikasi yg fatal, spt tamponade jantung, hipoperfusi serebri.

Page 60: PLENO Skenario 2 Cardio

DIAGNOSIS

Kecurigaan diagnosa Diseksi Aorta berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik cukup unruk menatalaksana sebagai diseksi aorta.

Diagnosa pasti dengan pencitraan:

1. Ekokardiografi transesofageal (TEE)

2. CT scan dengan kontras.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Page 61: PLENO Skenario 2 Cardio

Prinsip tatalaksana/ sasaran tekanan darah

Atasi rasa nyeri dg morfin iv. Menurunkan TD diastolik segera (dalam 10-20 menit) dg target TD sistolik 110-120 mmHg dan frekwensi nadi 60 x/mnt.

β-blocker merupakan obat pilihan utama untuk mengurangi shear stress dan mengontrol TD

Terapi medikamentosa dapat dilakukan pd diseksi aorta desenden tanpa komplikasi ke organ lain (hipoperfusi ginjal, ekstremitas dan mesenterika)

Setelah pasien stabil, idealnya 24-48 jam, obat IV diganti dengan oral.

Page 62: PLENO Skenario 2 Cardio

Tabel No.1 Obat-obat intravena Diseksi Aorta yg ada di Indonesia

OBAT DOSIS Bolus DOSIS PEMELIHARAAN

Penyekat Beta Propanolol 1 mg IV setiap 3-5

menit(max 6.15 mg/kgBB)

2-6 mg IVSetiap 4-6 jam

Kalsium Antagonis Diltiazem Verapamil

0,25 mg/kg IV dalam 2 menit setelah 15 menit 0,35 mg/kg IV

0,075-0,1 s/d 2,5-5 mg/kgSelama 2 menit

5 mg/jam dapat dititrasi 2,5-5 mg/jam, max 15 mg/jam

5-15 mg/jam IV drip

Page 63: PLENO Skenario 2 Cardio

Krisis Hipertensi dengan edema paruDefinisi

Suatu keadaan timbulnya tanda dan gejala gagal jantung yang disertai dengan peningkatan tekanan darah dan gambaran rontgen toraks sesuai dengan edema paru.

Page 64: PLENO Skenario 2 Cardio

Manifestasi Klinis

Keluhan/ gejala:1. Sesak Nafas2. Orthopnea3. Dyspnea d’effort

Page 65: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan fisik

1. TD sesuai definisi krisis hipertensi2. Frekwensi pernafasan meningkat3. Pada pemeriksaan jantung

ditemukan S3 dan/ atau S4 gallop.4. Pada pemeriksaan paru suara nafas

ekspirasi memanjang disertai ronchi basah halus seluruh lapangan paru.

5. Peningkatan tekanan vena jugularis.

Page 66: PLENO Skenario 2 Cardio

DIAGNOSIS

1. Peningkatan tekanan darah sesuai krisis hipertensi

2. Gejala dan tanda gagal jantung3. Edema paru pada foto thorax

Page 67: PLENO Skenario 2 Cardio

Prinsip Tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah

1. O2 dengan target saturasi 02 perifer > 95%, bila perlu dapat digunakan CPAP atau ventilasi mekanik non-invasif bahkan ventilasi mekanik invasif.

2. Pemberian Nitroglycerin sublingual, bila perlu dilanjutkan dg pemberian drip.

3. Pemberian diuretik loop IV (Furosemid)

4. Pemberian obat anti hipertensi IV at sublingual

5. Bila tidak ada kontra indikasi morfin IV dapat dipertimbangkan.

Page 68: PLENO Skenario 2 Cardio

Target penurunan TD sistolik atau diastolik sebesar 30 mmHg dalam beberapa menit.

Sasaran akhir TD sistolik < 130 mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg.

Sebaiknya dicapai dalam 3 jam

Page 69: PLENO Skenario 2 Cardio

Tabel No 2 Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi pd edema paru dan sindroma koroner akut

Obat Golongan Dosis Onset kerja

Masa kerja

Efek samping

Sodiumnitroprusid

VasodilatorArteri & vena

0,25-10Mg/kg/mnt

Segera stlh distop

1-2 mnt

Mual, hipotensi,keracunan tiosianat, methemoglobinemia dan sianida.

Nitrogliserin

Vasodilator:Arteri & vena

5-300 mcg/mnt

1-5 mnt 3-5 mnt

Sakit kepala, mual, takikardia, muntah toleransi

Isosorbid dinitrat

Vasodilator:Arteri & vena

1- 10 mg/jam

1-5 mnt 3-5 mnt

Sakit kepala,mual, takikardia, muntah, toleransi

Nikardipin Kalsiumantagonis

5-15mg/jam

5-15menit

30-40 menit

Hipotensi,takikardi,mual muntah, muka merah

Furosemide

Diuretik loop

20-40 mg 10-20 mnt

4-6 jam

HipokalemiHipovolemia

Page 70: PLENO Skenario 2 Cardio

Krisis Hipertensi pd Sindroma Koroner Akut

Definisi Krisis hipertensi yang terjadi pada

pasien dengan sindroma koroner akut.

Sindroma koroner akut tdd : 1. angina pektoris tidak stabil, 2. Infark miokard non ST elevasi 3. Infark miokard dengan ST elevasi

Page 71: PLENO Skenario 2 Cardio

Manifestasi Klinis

KeluhanNyeri dada dg penjalaran ke leher atau lengan kiri dengan durasi lebih dari 20 menit dan dapat disertai dg gejala sistemik berupa keringat dingin, mual dan muntah dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda gagal jantung.

Temuan KlinisPemeriksaan fisik dapat normal atau tanda-tanda gagal jantung

Page 72: PLENO Skenario 2 Cardio

Diagnosis1. Anamnesis2. EKG3. Enzim petanda kerusakan otot jantung

(CKmb, Troponin T)

Page 73: PLENO Skenario 2 Cardio

Prinsip tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah

1. Penyekat Beta dan nitrogliserin merupakan anjuran utama.

2. Bila tidak terkontrol dapat diberikan gol kalsium antagonis parenteral, nicardipin dan diltiazem bila tidak ada kontraindikasi.

3. Sasaran TD sistolik adalah <130 mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg.

4. Penurunan TD harus dilakukan secara bertahap.

5. Penurunan TD perlu pemantauan ketat agar TD diastolik tidak lebih rendah dari 60 mmHg, karena dapat mengakibatkan iskemia miokard bertambah berat.

Page 74: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT GINJAL

Stenosis arteri renalis dicurigai biladitemukan:

1. Ditemukan hipertensi sebelum usia 30 th khususnya jika tidak ada riwayat hipertensi di keluarga.

2. Ditemukan hipertensi berat (hipertensi stadium II dengan TD > 160/100 mmHg) setelah usia > 50.

3. Ditemukan hipertensi yg refrakter dan sulit dikendalikan dengan obat kombinasi lebih dari 3 macam ( termasuk diuretik)

Page 75: PLENO Skenario 2 Cardio

4. Terjadinya peningkatan TD tiba-tiba pd keadaan pasien hipertensi yg terkontrol baik sebelumnya.

5. Hipertensi maligna ( hipertensi dg keterlibatan gangguan organ lain seperti gagal ginjal akut, perdarahan retina, gagal jantung, dan kelainan neorologis.

6. Peningkatan plasma kreatinin dalam waktu singkat setelah pemberian golongan obat ACEI/ARB

Page 76: PLENO Skenario 2 Cardio

Pemeriksaan penunjang diagnostik

1. Arteriografi ginjal (pemeriksaan baku emas)

2. Magnetic resonance angiography.3. Computed tomography angiography.4. Duplex doppler ultrasonography.

Page 77: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI PD GANGGUAN ENDOKRIN

Krisis Feokromositoma Keganasan pd kelenjar adreno-medulari

menyebabkan terjadi krisis hipertensi, karena kelebihan produksi epinefrin dan non epinefrin dilepaskan ke dalam peredaran darah. Juga karena stimulasi beta reseptor ginjal oleh kadar katekolamin yg tinggi menyebabkan dilepaskannya renin yg pd akhirnya meningkatkan tekanan arteri

Page 78: PLENO Skenario 2 Cardio

Diagnosis feokromositoma ditegakkan dengan pemeriksaan katekolamin plasma, katekolamin urine dan atau metabolitnya dalam urine 24 jam

( seperti metanefrin dan VMA= Vanil mandelic acid).

Feokromositoma jarang ditemukan, tetapi merupakan penyebab yang penting pada krisis hipertensi.

Page 79: PLENO Skenario 2 Cardio

KRISIS HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Keadaan yg menyertai krisis hipertensi adalah preeklampsi.

Dapat ditemukan gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri sampai gangguan serebrovsaskuler.

Bila terjadi kejang penderita masuk stadium eklampsia.

Page 80: PLENO Skenario 2 Cardio

Krisis hipertensi hanya dapat diakhiri dengan proses persalinan dan penanggulangan dilakukan sesuai penanggulangan krisis hipertensi dg perhatian khusus pd kehamilan.

Keputusan untuk melakukan terminasi kehamilan/ proses persalinan dilakukan oleh ahli medis di bidang kebidanan. (Obstruksi ginekolog)

Page 81: PLENO Skenario 2 Cardio

HIPERTENSI KRISIS PD PENGGUNA NAPZA

Sejumlah obat/ senyawa yg termasuk NAPZA dapat menimbulkan krisis hipertensi, terutama pada pasien yg sudah hipertensi.

Senyawa tersebut adalah, kokain, amfetamin, metamfetamin, phencyclidine.

Penanganan disesuaikan dengan penatalaksanaan krisis hipertensi.

Page 82: PLENO Skenario 2 Cardio

TERIMA KASIH