Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

download Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

of 43

Transcript of Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    1/43

    TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

    Formulation and Evaluation of Ascorbic acid Tablets by

    Direct Compression using Microcrystalline Starch as aDirect Compression Excipient

    Disusun Oleh :

    Eka Fitriyani (13330707)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

    JAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    2/43

    ABSTRAK

    TUJUAN: Untuk mengevaluasi sifat tablet yang diproduksi menggunakan eksipien

    microcrystalline starch (MCS) dalampembuatan tablet asam askorbat dengan metode

    kempa langsung dan dibandingkan dengan sifat-sifat tablet yang menggunakan

    microcrystalline cellulose(MCC) sebagai eksipien.

    METODE: MCS diperoleh melalui hidrolisis parsial dari pati singkong (Manihot

    esculenta Crantz) dengan menggunakan enzim -amilase. Hidrolisis dilakukan

    selama 5 jam di bawah suhu terkontrol dan pH (56 C, 6). Turunan MCS diperoleh

    dengan cara penyaringan menggunakan pelarut etanol (95% v / v). Pengkajianpraformulasi menunjukkan bahan eksipien yang cocok untuk pembuatan tablet asam

    askorbat dengan metode kempa langsung yaitu MCC dan MCS.

    HASIL: Sifat fisik tablet yang diformulasikan menggunakan MCS sebanding dengan

    MCC. Tablet diformulasikan dengan MCS memiliki waktu hancur 15 menit dan uji

    disolusi mencapai kadar sebesar 100% asam askorbat dalam waktu 30 menit

    dibandingkan dengan MCC memiliki waktu hancur setelah 60 menit.

    KESIMPULAN: MCS dapat digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan obat yang

    sensitif terhadap panas atau lembab dengan metode kempa langsung.

    Kata kunci: mikrokristalin selulosa, sifat serbuk, teknik pembuatan, hidrolisis parsial,

    -amilase.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    3/43

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hingga saat ini, tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling disukai

    karena memiliki banyak keuntungan untuk dokter dan pasien. Bentuk tablet

    menawarkan sistem penghantaran zat aktif yang aman baik secara fisikokimia

    maupun stabilitasnya dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, serta dapat

    memberikan dosis yang tepat. Oleh karena itu, banyak obat yang dibuat dalam bentuk

    tablet dengan mengontrol kualitasnya secara ketat. Tantangan utama yang dihadapi

    dalam membuat formulasi tablet adalah mempertahankan kualitas tablet. Oleh karena

    itu, harus berhati-hati pada saat membuat desain atau memilih proses pembuatan dan

    komponen yang akan digunakan pada formulasi.

    Kempa langsung telah mengambil peran penting dalam pembuatan tablet

    karena prosesnya dapat mengatasi banyak permasalahan yang terkait dengan metode

    granulasi. Proses yang terdapat pada metode kempa langsung adalah proses yang

    sederhana dan ekonomis karena tidak memerlukan panas atau lembab yang cocok

    untuk senyawa yang tidak stabil. Namun, keberhasilan proses kempa langsung sangat

    ditentukan oleh pemilihan eksipien yang sesuai, karena eksipien menentukan sifat alir

    dan karakteristik campuran serbuk yang akan di kempa secara langsung.

    microcrystalline cellulose (MCC) atau avicel merupakan eksipien yang digunakan

    pada metode kempa langsung dengan sifat kompresibilitas yang sangat baik. MCC

    juga memiliki sifat disintegrasi yang baik, tetapi dapat membuat tablet menjadi sangat

    keras ketika di kempa dengan tekanan tinggi. Karena keterbatasan tersebut, dilakukan

    penelitian untuk menentukaneksipien yang dapat digunakan pada kempa langsung.

    Amilum adalah bahan serbaguna, yang murah dan mudah didapat. Bahan

    diperoleh dari sumber yang dapat diperbaharui serta dapat digunakan secara luas

    dalam pembuatan tablet sebagai pengikat, penghancur, pengencer, pelumas dan

    glidant. Bentuk asli pati memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang buruk sehingga

    tidak cocok untuk metode kempa langsung. Beberapa Peneliti telah melakukan

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    4/43

    upaya-upaya memodifikasi amilum untuk memperbaiki sifat kompresibilitasnya

    sehingga dapat digunakan pada kempa langsung.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi pati secara parsial

    menggunakan hidrolisis enzimatik dan melakukan evaluasi sifat tablet dalam

    formulasi tablet asam askorbat. Asam askorbat adalah obat yang larut dalam air,

    kompresibiltasnya buruk dan sensitif terhadap kelembaban. Berdasarkan latar

    belakang tersebut penilitian ini dilakukan.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    5/43

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Sediaan

    1. Definisi Tablet

    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

    bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

    mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Zat

    tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

    zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok (Farmakope

    Indonesia Edisi III).

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

    pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak

    dan tablet kempa (Farmakope Indonesia Edisi IV).

    Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan

    atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat

    diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi (USP 26, Hal 2406).

    Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik

    stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk

    cair, mudah dikemas, praktis, mudahdigunakan, homogen, dan reprodusibel.

    Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan

    reprodusibilitassediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh

    tabletyang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi.Metode

    granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas

    massa tablet (Lachman,Leon., 1994).

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    6/43

    2. Ukuran Tablet

    Menurut R. Voigt :

    Garis tengah pada umumnya 15-17 mm

    Bobot tablet pada umumnya 0,1-1 g

    Menurut Lachman :

    Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci

    Berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg

    Diameternya -7/6 inci

    Menurut Farmakope Indonesia Edisi IIIKecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak

    kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet

    3. Jenis Sediaan Tablet

    Berdasarkan prinsip pembuatan tablet terdiri dari :

    a. Tablet Kempa

    Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada

    serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.

    b. Tablet Cetak

    Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah

    pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal

    yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang

    diberikan.

    4.

    Berdasarkan Tujuan Penggunannya

    a. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

    1) Tablet konvensional Biasa

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    7/43

    Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang

    biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan

    eksipien seperti :

    Pengisi (member bentuk) : laktosa

    Pengikat (member adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran

    cerna) : amylum, gelatin, tragakan

    Disintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

    2) Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

    Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari siklus kompresi

    tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan.

    Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkanzat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).

    3) Tablet Lepas Lambat

    Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut

    melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian

    disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif dalam darah

    cukup untuk beberapa waktu tertentu.

    4) Tablet Lepas Tunda

    Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan

    terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus

    yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.

    5) Tablet Salut Gula

    Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik

    berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap

    lingkungan udara (O2 , Kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak,

    menaikkan penampilan tablet.

    6) Tablet salut Film

    Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari

    bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat dalam saluran

    cerna.penyalutan tidak perlu berkali-kali.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    8/43

    7) Tablet Effervesen

    Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena

    mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

    8) Tablet Kunyah

    Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus

    dikunyah sebelum ditelan.

    b. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

    1) Tablet Bukal

    Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan

    pipi. Biasanya keras dan berisi hormone. Bekerja sistemik, tererosi atau

    terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).

    2) Tablet Sublingual

    Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan dibawah lidah, berisi

    nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke

    jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera

    memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir dibawah lidah.

    3)

    Tablet Hisap atau Lozenges

    Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,

    dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada

    selaput lender mulut.

    4) Dental Cones (Kerucut Gigi)

    Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan

    dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya

    untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri ditempat yang kosong tadi

    dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara

    perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan

    suatu astringen atau koagulan.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    9/43

    c. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh

    1) Tablet Rektal

    Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rectal

    (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

    2) Tablet Vaginal

    Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam

    vagina yang didalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya.

    Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi

    lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk penggunaan steroid dalam

    pengobatan sistemik.

    d. Tablet Kempa untuk Implantasi

    Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet

    harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah

    kehamilan).

    e. Tablet Cetak Untuk Penggunaan Lain

    1) Tablet Triturat untuk Dispensing

    Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan

    tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris

    digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk

    peracikan obat. Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan diatas

    lidah atau ditelan dengan air minum.

    2) Tablet Hipodermik

    Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut

    sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi

    steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril

    3)

    Tablet Dispending

    Tablet yang digunakan oleh apoteker untuk meracik suatu bentuk sediaan

    padat atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan kedalam air dengan

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    10/43

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    11/43

    c. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga

    memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan

    penyimpanan;

    d.

    Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

    Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan,

    antara lain :

    a. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan

    oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,

    penyimpanan, dan pengangkutan;

    b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang

    tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan

    oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;

    c. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;

    d.

    Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;

    e. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;

    f. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;

    g. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak

    memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan

    pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;

    h. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

    tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya

    tablet tidak segera terjadi;

    i. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas

    terkendali);

    j.

    Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang

    tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);

    k.

    Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya

    lebih rendah;

    l. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    12/43

    m. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

    kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

    (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan

    Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

    8. Kerugian Sediaan Tablet

    Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian,

    antara lain :

    a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak

    sadar/pingsan);

    b. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

    Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat

    amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;

    Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup

    besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau

    kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus

    diformulasi sedemikian rupa);

    Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi,

    atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban

    udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan

    kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

    (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

    9. Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet

    Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara

    umum, seperti :a. Capping: pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari

    badan tablet

    b. Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih

    c. Chipping: keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    13/43

    d. Cracking: keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah

    e. Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada

    permukaanpunch

    f.

    Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)

    g. Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak

    merata

    B. Komponen Pembentuk Tablet

    1. Zat aktif

    Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet

    dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain :

    a. Zat aktif tidak larut air

    Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek local pada saluran

    pencernaan (seperti antasida dan adsorben). Zat yang tidak larut air umumnya

    dipengaruhi oleh fenomena permukaan, jika bekerja dengan menggunakan zat

    ini sangatlah penting memperhatikan kemampuan redispersi bahan obat dari

    sediaan menghasilakn ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang

    tinggi. Dengan demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap

    sifat permukaan dari bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam

    saluran cerna dengan sifat permukaan optimum merupakan faktor kritis.

    b. Zat aktif larut air

    Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan

    terdisolusi dan terabsorbsi pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan

    memberikan efek sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat

    terdisintegrasi dan terlarut. Kemampuan terlarutnya didaerah saluran cerna

    tempat bahan tersebut diabsorbsi.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    14/43

    2. Eksipien (bahan pembantu)

    Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan

    sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif,

    membentuk tablet dan mempermudah teknologi teknologi pembuatan tablet.

    Eksipien harus memiliki criteria sebagai berikut :

    Tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)

    Tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua

    Negara

    Tempat produk tersebut dikembangkan

    Harga relatif murah

    Tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis

    Stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi

    dengan zat aktif

    Bebas dari kandungan bakteri pathogen.

    Kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya dan tidak membawa

    pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat aktif dalam

    sediaan.

    a. Bahan pengisi

    Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan

    ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat masa tablet,

    memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta

    mengatasi masalah kelembapan yang mempengaruhi kestabilan zat aktif.

    Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi,berkisar 580% dari bobot

    tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang dinginkan). Bila

    bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet)

    secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

    Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1 0,8 gram, sehingga

    memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan

    pengisi tidak diperlukan. Bahan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    15/43

    daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran.

    Yang umum digunakan adalah pati dan laktosa.

    b.

    Pengikat dan perekat

    Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa

    serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya

    kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan

    dalam bentuk kering dan dalam bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa

    senyawa yang dapat digunakan sebagai pengikat atau perekat antara lain :

    polimer alam, contoh amilum, gom, sorbitol, tragakan, glukosa, gelatin dan

    natrium alginat, polimer sintetik contohnya derivat selulosa, seperti metal

    selulosa, karboksil metal selulosa (CMC), etil selulosa, polivinil pirolidon

    (PVP). Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan yaitu jenis pati

    dengan konsentrasi 5 20%. (Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah,

    bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution,

    muchilago, atau suspensi) namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk

    kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan

    pelarut.

    c. Penghancur

    Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika

    kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air kedalam tablet,

    mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian bagian. Bahan

    ini sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai

    bioavailabilitas yang diharapkan (lachman, 1994 : 702 )

    Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum

    seperti amilum glikoat, senyawa selulosa, dan bahan bahan lain yang

    memperbesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek

    memecahkan dan menghancurkan tablet setelah masuk kedalam saluran

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    16/43

    pencernaan. Amilum digunakan untuk konsentrasi 5% umunya cocok untuk

    membantu penghancuran.

    d.

    Bahan pelincir (lubrikan)

    Lubrikan murni

    Lubrikan murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan

    antar granul dengan dinding cetakan selama pengempaan pengeluaran

    tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid

    lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan

    memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary

    lubrication bekerja karena adanya penempelan dari bagian molekular yang

    mempunyai rantai karbon panjang. Berdasarkan kelarutannya dalam air,

    lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    - Lubrikan larut air

    Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut

    air (misalnya tablet effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi

    yang diinginkan. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan

    sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium asetat,

    natrium klorida, natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril

    sulfat, asam borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol.

    - Lubrikan tidak larut air

    Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada

    konsentrasi yang lebih rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat

    digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air antara lain : magnesium

    stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk.

    Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe

    tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia

    serbuk atau granul dan biaya.

    Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat

    sekaligus memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    17/43

    pelicin. Pada umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat

    siap pakai.

    e.

    Anti lengket (antidheren)

    Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah

    menempelnya massa tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan

    pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah

    menempel, seperti vitamin E. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung

    merupakan material yang memiliki sifat antiadheren yang sangat baik.

    f. Glidan

    Glidan ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau meningkatkan

    fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi

    die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer

    karena disamping dapat berfungsi sebagai glidan juga sebagai disintegran

    dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan

    amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

    g.

    Pembasah (surfaktan)

    Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah untuk

    dibasahi. Zat berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah dalam

    waktu hancurnya, oleh karena itu diperlukan suatu zat pembasah. Zat

    pembasah membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam tablet sehingga

    dapat terjadi kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih

    cepat.

    h. Penyerapan cairan (adsorben)

    Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan

    seperti minyak, ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi

    dalam tablet tanpa perubahan zat tersebut menjadi basah. Beberapa contoh zat

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    18/43

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    19/43

    SweetenersdanFlavor

    Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-

    tablet kunyah, hisap, buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain

    yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di mulut.

    Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

    Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau Buatan

    Mannitol Sakarin

    Lactosa Siklamat

    Sukrosa Aspartame

    Dektrosa

    C.Metode Pembuatan Tablet

    Sediaan tablet dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,

    granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan

    tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat

    tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar

    kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

    1. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien

    menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam

    jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat

    digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap

    lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena

    sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode granulasi

    basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai

    mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut

    digranulasi.

    Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu

    perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,

    suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    20/43

    campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam

    campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan

    memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di

    antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang

    ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling

    penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan

    pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua

    bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab

    maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat

    penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga

    luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah

    pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat

    penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

    2.

    Granulasi Kering disebut jugaslugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan

    eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang

    selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih

    besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat

    granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya

    didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif

    yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau

    zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.

    Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin cetak

    tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga

    diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses

    selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang

    daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum

    memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi

    kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor

    yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    21/43

    memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang

    lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin

    ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir

    dintara penggiling.

    3. Metode Kempa Langsung,yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung

    campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih

    dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat

    pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil

    dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada

    beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin

    langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung

    dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan

    tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara

    umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;

    alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu

    menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan

    keuntungan metode kempa langsung yaitu :

    Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

    Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka

    waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat,

    tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.

    Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan

    lembab

    Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses

    granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi

    partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus

    terlebih dahulu.

    Kerugian metode kempa langsung :

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    22/43

    Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan

    pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya

    dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam

    tablet.

    Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung

    karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses

    pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan

    mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat

    seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna

    kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi

    selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktifdalam granul terganggu.

    Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus

    bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan

    adhesifitas yang baik.

    D.

    Evaluasi Granul dan Tablet

    1. Kemampuan alir dan sudut istirahat

    Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang

    seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan

    bahan di sekitar fasilitas produksi. Sifat aliran dipengaruhi oleh ukuran dan

    bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan bulat menunjukkan aliran yang

    lebih baik. Metode untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang sering

    digunakan adalah metode corong (langsung) (Sari, 2010).

    Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling sederhana

    untuk menetapkan kemampuan alir granul secara langsung, yakni kecepatan

    alir granul dengan bobot tertentu melalui corong diukur dalam detik. Suatu

    penutup sederhana ditempatkan pada lubang keluar corong lalu diisi dengan

    granul yang telah ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup dibuka, waktu

    yang dibutuhkan granul untuk keluar dicatat. Dengan membagi massa serbuk

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    23/43

    dengan waktu keluar tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga dapat

    digunakan untuk perbandingan kuantitatif granul yang berbeda.

    Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk

    mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai

    efektivitas bahan pelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat

    permukaan granul (Voigt, 1995).

    Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung untuk

    mengukur mampu alir granul karena hubungannya dengan kohesi antar

    partikel. Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat dan

    salah satunya yang digunakan adalah metode corong (Sari, 2010).

    2. Kerapatan curah dan kerapatan mampat

    Tap density atau densitas ketuk adalah densitas yang ditentukan dengan

    membagi berat dengan volume setelah dilakukan pengetukan. Pada

    pengetukan ini proses yang terjadi adalah pemampatan. Alat Tap density

    terdiri dari tiga bagian yaitu holder, mesin pengetuk dan penghitung ketukan.

    Holder digunakan untuk menyimpan tabung berukuran. Tabung berukuran ini

    biasanya menggunakan gelas ukur, alat ini fungsinya untuk wadah sampel

    yang diuji, mesin pengetuk berfungsi untuk mengangkat gelas ukur yang

    tersimpan dalam holder kemudian membiarkan jatuh demikian seterusnya

    hingga sampel terketuk-ketuk, dan penghitung ketukan akan menghitung

    jumlah ketukan sesuai dengan angka yang ditentukan.

    3. Uji Susut Pengeringan (LOD)

    Granul dibuat dengan maksud untuk memperbaiki sifat alir massa serbuk yang

    akan dibuat menjadi sediaan tablet, kapsul, puyer, ataupun suspensi kering.

    Salah satu cairan pembasah yang dapat digunakan adalah air sehingga setelah

    melalui proses pengeringan, kadar air granul harus dievaluasi untuk

    mengetahui kadar air yang tertinggal di granul. Salah satu metode yang dapat

    digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode gravimetri dengan cara

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    24/43

    membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul

    sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan berlangsung, air yang masih

    tertinggal dalam granul akan menguap (Lachman dkk, 1989).

    Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip

    gravimetri adalah moisture analyzer. Dilihat dari katanya moisture analyzer

    artinya penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah

    kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap

    akibat panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Temperatur moisture balance

    bisa di set sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengukur kadar air granul,

    moisture balance cukup diset pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut

    menguapnya air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam

    pembuatan granul (Ansel, 1999).

    Penentuan kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan timbangan dengan

    cara menentukan nilai bobot akhir dan bobot awal dari granul. Uji kadar air

    dengan menggunakan metode LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan

    kadar kelembaban berdasarkan bobot basah.

    Timbangan yang digunakan dalam melakukan uji susut pengeringan dikenal

    timbanganMoisture Balance. Timbangan tersebut sangatlah unik karena bisa

    mengeluarkan panas. Kegunaan timbangan ini adalah untuk mengetahui

    seberapa banyak kadar air yang tersembunyi dalam setiap barang yang diuji

    (Lachman dkk, 1989).

    4. Uji Keseragaman bobot

    Timbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan

    neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual,

    neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca

    digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap

    penimbangan). Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang

    memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau

    benda sampai batas 0,0001 g (Robbins, 2011).

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    25/43

    Neraca atau timbangan baik yang digital ataupun manual harus diletakkan

    pada bidang datar, dimana tiap sudut harus benar-benar setimbang.

    Kesetimbangan ini mutlak perlu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang

    akurat, jadi kesetimbangan ini untuk menempatkan titik berat berada pada

    poros timbangan bukannya pada salah satu sisi. Kesetimbangan dapat dilihat

    pada indikator kesetimbangan yang terdapat pada setiap timbangan. Neraca

    digital ditunjukkan dengan water pass yang berupa bulatan besar yang

    didalamnya terdapat bulatan kecil (Hamdani, 2012).

    5. Uji Keseragaman Ukuran

    Jangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan untuk

    mengukur dimensi benda bagian dalam dan luar. Ditinjau dari cara

    pembacaannya, jangka sorong dapat dibagi dua yaitu jangka sorong manual

    dan digital. Penggunaan jangka sorong manual lebih sulit bila dibandingkan

    dengan yang digital, karena hasil pengukuran diinterpretasi dari skala oleh

    pengguna, sedangkan hasil pengukuran menggunakan yang digital dapat

    dibaca langsung pada layar LCD. Versi manual memilki dua skala imperial

    (skala dalam inci) dan metrik (skala dalam milimeter).

    Fungsi jangka sorong antara lain mengukur panjang suatu benda dengan

    ketelitian sampai 0,1 mm, rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan

    untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll, dan

    tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti

    kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil (Admin,

    2013).

    Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar,

    diameter dalam, dan kedalaman benda. Bagian-bagian utamanya adalah

    rahang tetap yang memiliki skala utama dengan lebar skala terkecil 1 mm dan

    rahang geser yang memiliki skala nonius/vernier. Lebar skala nonius masing-

    masing 0,9 mm. hal ini dimungkinkan karena panjang seluruh skala nonius

    adalah 9 mm tetapi dibagi menjadi 10 buah skala. Jadi, selisih satu skala pada

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    26/43

    rahang tetap dan rahang geser adalah (1-0,9)mm atau 0,1 mm (Tim Fisika,

    2007).

    6.

    Uji Waktu Hancur

    Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah

    kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan

    berukuran mesh-10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu

    akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya

    (Lachman, dkk., 1994).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia

    dan fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya

    diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang

    menyebabkan tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Hancurnya

    tablet tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan

    bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan

    memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan

    mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet yang keras

    dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

    7. Uji Friabilitas

    Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan

    permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan

    pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah

    menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam

    friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat

    diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan

    adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran (Andayana, 2009). Kerapuhan dapat

    dievaluasi dengan menggunakan friabilator (contoh nya Rosche friabilator)

    (Sulaiman, 2007).

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    27/43

    Tablet yang akan diuji memiliki berat antara rentang 6 6,5 gram, terlebih

    dahulu dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet

    tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak

    100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit.

    Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang

    dengan seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum

    dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari

    1% (Andayana, 2009). Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot

    akibat abrasi yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga

    persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang.

    Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang

    masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil

    (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan

    mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet (Sulaiman,

    2007).

    Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam

    proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet

    tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran

    meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang

    sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang

    telah dilakukan (Andayana, 2009).

    8. Uji Kekerasan

    Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang

    mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan

    memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan

    dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik

    pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan

    adalah Hardness Tester. Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan

    ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    28/43

    dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan

    pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan

    (Parrott, 1971).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi

    dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari

    tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan

    akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras

    memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang

    rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik

    dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak,

    artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg.

    Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat

    kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet

    yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit

    penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet

    lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan

    waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Sulaiman, 2007).

    Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet

    retak atau pecah.

    E. VITAMIN C

    Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang

    disebut juga sebagai asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air.

    Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin

    C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila

    terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil

    dalam larutan asam. Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah

    (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan

    diserap di saluran cerna melalui transpor aktif).

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    29/43

    Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi

    hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.

    Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel

    di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane

    kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam

    kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,

    perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk

    mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam

    pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat,

    maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan

    lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan

    serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi.

    Selain itu vitamin c diperlukan untuk absorbsi dan metabolisme besi, vitamin

    C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah

    untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit

    dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem

    meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah

    mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh

    terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya

    Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis

    tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling,

    1971).

    Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam

    mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan

    metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan

    sintesis kolesterol. Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa

    progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia

    seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas

    pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara

    tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    30/43

    menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada

    orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada

    orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan

    bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi

    vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% .

    F. Microcrystalline cellulose (MCC) atau avicel

    Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena

    volume spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.

    Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.

    Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik)

    dan friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.

    Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan

    cairan penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna

    dan obat yang merata.

    Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras

    dengan sedikitfines.

    Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan. Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi

    dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.

    Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi

    seperti clay yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi

    keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.

    Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping

    dan friabilitas tablet.

    Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi

    pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.

    Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan

    pengikat tambahan.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    31/43

    60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa

    lembab mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan

    dengan sedikitfine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.

    Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

    Sebagai disintegran :

    Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10%

    atau lebih tinggi.

    Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.

    Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet

    lengket pada lidah saat akan digunakan.

    G. Microcrystalline starch (MCS) atau amilum

    Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud

    bubukputih, tawar dan tidak berbau. Amilum sering disebut juga dengan sebutan

    pati. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk

    menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka

    panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang

    penting.

    Amilum mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5

    g/cm3.Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air

    dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna ungu

    pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sehingga

    menghasilkan glukosa.

    Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam

    komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan

    amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekatpadates iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini

    belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

    Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari

    Zea maysLinne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bubuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tes_iodin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tes_iodin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amilosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bubuk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    32/43

    tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum singkong berbentu polygonal,

    membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm

    Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam,

    masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda. .

    Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai

    bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi

    tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.

    Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum

    terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien

    dan sebagai basis untuk supositoria

    Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal

    ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang

    kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai

    pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai

    musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah.

    Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan

    sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan

    tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar,

    pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam

    pasaran adalah Volex

    Fungsi amilum dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan

    sudah ada sediaan yang dipasarkan. Sebaiknya dapat dimaksimalkan

    penggunaannya dan dilestarikan pula tanaman-tanaman yang mengandung

    amilum untuk kelancaran dalam bidang farmasi.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    33/43

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    34/43

    8. Friabilator Erweka

    9. Spektrofotometer Uv-Vis (Helios Zeta UV - VIS Spectrophotometer, Thermo

    Fischer Scientific Inc, Cambridge, UK)

    B. Ekstraksi dan modifikasi pati

    Pati diekstraksi dari umbi singkong (Manihot esculenta Crantz) yang baru

    dipanen menggunakan prosedur standar yang diterdapat dalam literature dengan

    modifikasi menggunakan Metode Buwalda dan Arends-Scholte [3] untuk

    mempersiapkan pati mikrokristalin.

    Bubur singkong yang mengandung pati 40% b / b disiapkan dalam gelas

    kimia. Gelas diletakkan diatas water bath (Digital thermostatic water bath

    Mcdonald Scientific International, Lagos, Nigeria) pada suhu dibawah 56 C.

    Kemudian pH dibuat 6 dengan cara menambahkan campuran 0,1 N HCl dan 0,2%

    v / g -amilase (BAN 240L) ke dalam bubur singkong dan diaduk terus menerus

    selama 5 jam. Setelah 5 jam pH akan menurun sampai 2,5 kemudian dinetralisis

    dengan penambahan 0,1 N NaOH yang dapat menaikkan pH sampai 7. Campuran

    tersebut dibiarkan mengendap dan lakukan dekantasi untuk menhilangkan

    supernatan. Endapan kemudian dicuci dengan aquadest beberapa kali sebelum

    ditambahkan 100 ml etanol (95% v / v) untuk memperoleh mikrokristalin pati

    (MCS).

    C. Penentuan sifat serbuk

    Kadar air ditentukan dengan menimbang lima (5) gram serbuk dan dikeringkan

    pada 105 C dalam oven (Gallenkamp Oven BS Size 3, England) hingga

    diperoleh bobot konstan. Persentase (%) bobot yang hilang dihitung sebagai kadar

    air.

    Sudut istirahat ditentukan dengan menggunakan metode yang dijelaskan oleh

    Alebiowu [4]. Sebanyak dua puluh (20) gram serbuk ditempatkan dalam alat yang

    berbentuk tabung silinder dengan cara mengalirkan sejumlah serbuk melalui

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    35/43

    corong pada ketinggian tertentu, kemudian sudut yang dibentuk oleh permukaan

    serbuk dengan bidang alas atau dasar diukur dengan alat pengukur serbuk atau

    dapat dihitung melalui rumus :

    Hitung dan catat rata-rata dari tiga pengukuran.

    Kompresibilitas partikel ditentukan menggunakan metode pycnometric

    perpindahan cair dengan xylene sebagai fluida perpindahan [5]. Kompresibilitas

    dihitung dengan cara mengetuk sejumlah serbuk didalam gelas ukuran silinder

    [6]. Pengukuran kompresibilitas dapat dilakukan dengan membandingkan selisih

    tap density dan Bulk density dengan tap density, seperti pada persamaan :

    D. ilusi Kapasitas

    Perbandingan yang disiapkan untuk campuran obat dan zat tambahan pengisi-

    pengikat adalah 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, dan

    90:10. Kemudian dikempa pada berbagai tingkat tekanan menggunakan mesin

    cetak tablet single punch (Type EKO, Erweka Apparatebau - G.m.b.H

    Heusenstamm, West German). Lalu catat dan tentukan hasil perbandingan yang

    terbaik.

    E. Formulasi Tablet

    Formulasi tablet asam askorbat terdapat pada Tabel 1. Tablet dibuat dengan

    meode kempa langsung. Asam askorbat dan MCC/MCS dicampur terlebih dahulu

    selama 5 menit menggunakan mortir dan stamfer sampai homogen. Setelah

    homogen tambahkan asam stearat dan talk selama 5 menit. Kempa csmpuran

    tablet menggunakan mesin tablet single punch (Type EKO, Erweka - Apparatebau

    - G.m.b.H Heusenstamm, West Jerman) yang dilengkapi dengan punch berukuran

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    36/43

    12mm pada berbagai tekanan. Tablet yang telah dikempa kemudian disimpan

    pada silica gel selama 24 jam agar lebih elastis, stabil dan keras serta mencegah

    penurunan nilai yield. Bobot tablet yang diinginkan adalah 500mg.

    F.

    Evaluasi tablet

    Timbang bobot masing-masing 20 tablet timbangan elektronik (Mettler Analytical

    Balance, Philip Harris Ltd, Inggris) dan hitung rata-rata bobotnya.

    Mengukur kekuatan tablet dilakukan dengan menghancurkan 10 tablet untuk tiap

    batch menggunakan Mosanto hardness tester. Kekuatan dihitung dengan

    menggunakan persamaan di bawah ini:

    Keterangan : Ts adalah kekuatan tarik

    Cs adalah kekuatan menghancurkan

    D dan t adalah diameter dan tebal tablet

    kerapuhan ditentukan menggunakan friabilator Erweka. Sebanyak 10 tablet per

    batch ditimbang dan dibiarkan jatuh dalam drum friabilator yang diputar pada

    kecepatan 25rpm selama 4 menit. Kemudian bersihkan tablet dan timbang

    kembali. Hilangnya bobot dinyatakan dalam persentase dari berat asli sepuluhtablet yangdihitung sebagai nilai kerapuhan tablet.

    Uji waktu hancur atau uji disintegrasi ditentukan menggunakan 6 buah tablet per

    batch dalam air suling pada suhu 37 0,5 C menggunakan mesin uji disintegrasi

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    37/43

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    38/43

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sifat serbuk dari MCS dan MCC yang telah diperoleh disajikan pada Tabel 2.

    Sudut istirahat memberikan informasi mengenai besarnya kekompakan serbuk [10].

    Serbuk kohesif memiliki sudut istirahat antara 40 dan 60 ketika diukur dengan salah

    satu metode standar [11].

    Nilai sudut istirahat yang diperoleh untuk kedua bahan lebih besar dari 40 .

    Ini berarti bahwa kedua bahan memiliki sifat aliran yang buruk dan oleh karena itu

    memerlukan talc sebagai glidant untuk meningkatkan aliran serbuk selama

    pengempaan tablet.

    Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai bulk dan tap bahan. Nilai

    untuk MCS lebih tinggi dibandingkan dengan MCC, hal ini menunjukkan bahwa

    MCS memiliki kekompakkan yang lebih baik dibandingkan dengan MCC. Hal ini

    kemungkinan akan mempengaruhi tingkat konsolidasi formulasi yang mengandung

    bahan sebagai pengisi-pengikat selama kompresi. Kepadatan partikel untuk kedua

    bahan sebanding meskipun MCC sedikit lebih berat. Porositas serbuk memberikan

    indikasi informasi kemudahan serbuk untuk kompak jauh lebih rendah MCS (56%)

    dibandingkan dengan MCC (74%). Indeks Carr dan rasio Hausner serta sudut

    istirahat digunakan untuk memprediksi sifat aliran serbuk [12]. Nilai-nilai yang tinggi

    menunjukkan aliran bahan yang buruk. MCS memiliki nilai kelembaban yang tinggi,

    hal ini berarti MCS cenderung higroskopis dan kemungkinan akan mempengaruhi

    stabilitas tablet selama penyimpanan dibandingkan dengan MCC yang memiliki

    kelembaban lebih rendah (10%). Terdapat sedikit perbedaan dalam kekuatan

    pengembang antara MCS dan MCC sedangkan nilai kapasitas hidrasi untuk kedua

    bahan sebanding. Variasi dalam pengembang dan kapasitas hidrasi pengisi-pengikat

    ini selalu akan mempengaruhi laju disintegrasi tablet yang diformulasikan.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    39/43

    Hasil untuk perbandingan formulasi terdapat pada Tabel 3. Ilusi kapasitas atau

    DC sementara masih memperoleh tablet dengan kualitas yang dapat diterima [2].

    Nilai kompaktibilitas yang tinggi ditunjukkan dengan MCC dibandingkan dengan

    MCS untuk proporsi campuran yang sama. Ini menunjukkan bahwa MCC memiliki

    pengenceran kapasitas tertinggi yang dapat dikaitkan dengan kemampuannya untuk

    berubah bentuk secara plastis pada tekanan rendah dan yang struktur permukaan yang

    berpori memungkinkan untuk menggabungkan proporsi obat kurang kompresibel dan

    masih mempertahankan kompresibilitasnya [13].

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    40/43

    Hasil evaluasi dari sifat tablet terdapat pada Tabel 4. Kedua batch melewati

    syarat pengujian bobot yaitu tidak melebihi batas 5% (475-525mg) [14]. Nilai

    disintegrasi batch 2 yang mengandung MCC sebagai pengisi-pengikat secara

    signifikan lebih tinggi daripada batch 1 yang mengandung MCS.

    MCC merupakan polimer turunan selulosa dengan rantai lurus. Tidak seperti amilum,

    strukturnya tidak melingkardan molekulnya memiliki konformasi seperti tangkai dan

    karena struktur mikrofibrilar dari MCC gugus hidroksil ganda pada residu glukosa

    memiliki ikatan hydrogen satu sama lain sehingga membuat ikatan rantainya kuat dan

    akhirnya menghasilkan sifat daya rentang yang tinggi. Nilai friabilitas juga relative

    rendah untuk tablet batch 2 dibandingkan dengan batch 1. Hal ini juga bisa dijelaskandengan melihat kekerasan tablet bath 2 [2].

    Waktu hancur tablet bacth 1 dalam tabel hancur setelah 15 menit jauh lebih cepat

    daripada tablet batch 2 yang memerlukan waktu lebih dari 1 jam untuk hancur. Waktu

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    41/43

    disintegrasi menunjukan waktu disolusi. Pelepasan obat jauh lebih cepat pada tablet

    yang mengandung MCS dibandingkan tablet mengandung MCC. Pelepasan obat

    mencapai 100% setelah 30 menit pada tablet yang mengandung MCS, sedangkan

    MCC hanya mencapai 27%. Data pelepasan obat terdapat pada gambar 1. Parameter

    hasil evaluasi tablet ditampilkan pada table 4.

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    42/43

  • 8/10/2019 Perumusan Dan Evaluasi Tablet Asam Askorbat Oleh

    43/43