PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT...

8
216 PERUBAIIAN STRUK:IVR SOSIAL NELAYAN AKIBAT MODERNISASI PERIKANAN (Studi l(asus Nelayan Suku Bajo di Dese Lrgasa Kabupeten Muno Provinsi Sulewesi Tenggara) Oteh : Awaluddin Hamzahl ) ABSTRACT The modemizations of fistrery have done through the govemment in order to solve the poverty in the fisherman community of Bajo ethnic. This research was aimed to analyze the impacts of fishery modemization to work pattem, the social structure, and the prosperity level of fisherman of Bajo ethnic. The respondents consisted of 45 ponggawas, 30 local sawies, and 25 sawies from outside village, and 5 people others beconi6 the informants. inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes of job pattem that consisted of increasingly the capacity to explore and number of workers (sawi), the character ofjob tent semi-free labour system, the recruitment of workers became more selectivq and the division of labor became more clear and hierarchism. After that, also occurred the impacts to the social strucfirc epecially on the organizing of sharing holder systenr th* was increasingly more formal, social stratification became more complex, economic activity more differentidd and the pattern of work relation became semi-exploitative. Key words: inpact of moderuization, fisberuln community, Bajo cthnic. PENDAI{ULUAI\ lndonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa ynng menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang memhtang dari Sabang sampai Merauke. Mereka mendiami wilayah- wilayah tersebut secara turun temurun dengan kebudayaan, kelembagaan, serta sistem sosial dan ekonomi lainnya masing-masing. Aktivias ekonomi tersebut tidak lepas dari interaksi antar individu serta kelompok intern etnis tersebut. Dalam interaksi intem masyarakat dalam satu efiris telah menimbulkan poees sosial dalam masyarakat itu sendiri. Geertz dalam Mubyarto et.al (1993) mencatat di Indonesia terdiri dari kurang lebih 300 etnik (suku banpa) dengan kebudayaannya sendiri-sendiri, dengan 250 batusa daerah yang berbeda. Sebagian suku mendiami kawasan sekitar hutan, yang mengandalkan hidup sebagai petani ladang berpindah atau menggantungkan diri dengan memungut hasil hutan yang menyebabkan mereka hidup terisolasi. Sebagian pula bahkan dalam kuantitas besar masyarakat tinggal dan hidup di daerah pantai dan pesisir, dengan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang tidak lepas dari laut (nelayan). Kondisi geografis ekologis desa pesisir mempengaruhi aktivitas ekonomi di dalamnya. Secara geografis, letak kepulauan Nusantara (Indonesia) sangat strar€gis dalam konteks perdagangan laut internasional antara dunia Barat dan Timur. Pada berbagai wilayatr tersebut laut merupakan penghubung antara pulau-pulau tersebut disamping sebagai tempat utama kegiaan penangkapan ikan serta hasil laut lainnya oleh nelayan. Kusumastanto (2002) mencatat di Indonesia terdapat 42kota dan l8l kabupten terletak di kawasan pesisir. Surnberdaya ikan sebagai bahan konsumsi 90% berasal dari wilayah pesisir. Sementara Syam dalam Suhartini, et.al (2005) memperkirakan luas wilayah maritim Indonesia mencapai 5,8 juta Km2 dan dapat menjadi potensi sumbendaya kelautan sebagai salah satu tumpuan harapan masa depan. Winahyu dan Santiasi dalam Mubyafio et.al (1993) menambahkan dengan membandingkan masyarakat desa pesisir dengan masyarakat lain, nelayan merupakan lapisan yang paling miskin, dibanding dengan komunitas di luar pesisir. Pendapatan yang diperoleh nelayan sifatnya harian dan jumlahnya tidak bisa ditentukan. l) Staf Pengajar Pada Jurusan Agribinis Fahtltas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari 2t6

Transcript of PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT...

Page 1: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

216

PERUBAIIAN STRUK:IVR SOSIAL NELAYAN AKIBAT MODERNISASI PERIKANAN(Studi l(asus Nelayan Suku Bajo di Dese Lrgasa Kabupeten Muno Provinsi Sulewesi Tenggara)

Oteh : Awaluddin Hamzahl )

ABSTRACT

The modemizations of fistrery have done through the govemment in order to solve the poverty in thefisherman community of Bajo ethnic. This research was aimed to analyze the impacts of fishery modemization towork pattem, the social structure, and the prosperity level of fisherman of Bajo ethnic. The respondents consisted of45 ponggawas, 30 local sawies, and 25 sawies from outside village, and 5 people others beconi6 the informants.inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes of job pattem that consisted ofincreasingly the capacity to explore and number of workers (sawi), the character ofjob tent semi-free labour system,the recruitment of workers became more selectivq and the division of labor became more clear and hierarchism.After that, also occurred the impacts to the social strucfirc epecially on the organizing of sharing holder systenr th*was increasingly more formal, social stratification became more complex, economic activity more differentiddand the pattern of work relation became semi-exploitative.

Key words: inpact of moderuization, fisberuln community, Bajo cthnic.

PENDAI{ULUAI\

lndonesia merupakan sebuah negara yangmemiliki beragam suku bangsa ynng menyebardan menetap pada berbagai pulau besar maupunpulau-pulau kecil yang memhtang dari Sabang

sampai Merauke. Mereka mendiami wilayah-wilayah tersebut secara turun temurun dengankebudayaan, kelembagaan, serta sistem sosial danekonomi lainnya masing-masing.

Aktivias ekonomi tersebut tidak lepas dariinteraksi antar individu serta kelompok internetnis tersebut. Dalam interaksi intem masyarakatdalam satu efiris telah menimbulkan poees sosial

dalam masyarakat itu sendiri. Geertz dalamMubyarto et.al (1993) mencatat di Indonesia terdiridari kurang lebih 300 etnik (suku banpa) dengankebudayaannya sendiri-sendiri, dengan 250 batusadaerah yang berbeda.

Sebagian suku mendiami kawasan sekitarhutan, yang mengandalkan hidup sebagai petaniladang berpindah atau menggantungkan diridengan memungut hasil hutan yangmenyebabkan mereka hidup terisolasi. Sebagianpula bahkan dalam kuantitas besar masyarakattinggal dan hidup di daerah pantai dan pesisir,dengan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya

yang tidak lepas dari laut (nelayan). Kondisigeografis ekologis desa pesisir mempengaruhiaktivitas ekonomi di dalamnya.

Secara geografis, letak kepulauanNusantara (Indonesia) sangat strar€gis dalamkonteks perdagangan laut internasional antaradunia Barat dan Timur. Pada berbagai wilayatrtersebut laut merupakan penghubung antarapulau-pulau tersebut disamping sebagai tempatutama kegiaan penangkapan ikan serta hasil lautlainnya oleh nelayan. Kusumastanto (2002)mencatat di Indonesia terdapat 42kota dan l8lkabupten terletak di kawasan pesisir. Surnberdayaikan sebagai bahan konsumsi 90% berasal dariwilayah pesisir. Sementara Syam dalamSuhartini, et.al (2005) memperkirakan luaswilayah maritim Indonesia mencapai 5,8 jutaKm2 dan dapat menjadi potensi sumbendayakelautan sebagai salah satu tumpuan harapanmasa depan.

Winahyu dan Santiasi dalam Mubyafio et.al(1993) menambahkan dengan membandingkanmasyarakat desa pesisir dengan masyarakat lain,nelayan merupakan lapisan yang paling miskin,dibanding dengan komunitas di luar pesisir.Pendapatan yang diperoleh nelayan sifatnyaharian dan jumlahnya tidak bisa ditentukan.

l) Staf Pengajar Pada Jurusan Agribinis Fahtltas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari 2t6

Page 2: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

Selain itu pendapatarnya b€rfluktussi dibnukanolch musim s€rta stattrs nclayan itu scrdiri(pemilik kapal atsu anak buatr).

Berdasartwr ukrmrr yang dapet dilitnt darirumah tempat tinggal, pakaiaq pernenuhan gizi,gaya hidup ($e style), status sosial, secara umumnelayan tergolug ti{ak sejahtera Padakomunitas nelaytn terrdapet linghngan hidupyang kumuh serta rund>nrnatr yang sangatsedertrana- flanya sebagian kcil rrhpn yangmemiliki nnnah yang relatif baS$ Oan rumatr-rumatr tersebut umumnya dipunyai oleh pemilikkapal, pernodal, atau rcnlenir.

Fcrnsintah mernandary perlu rrtukrrcmpeftaiki araf hidtp rrlayan Ureha Etehrdidrhng prla oleh pnh* pensrsdtl dalam nrelitntpd€nsi bisnis perikanan. Realisasinp dilah*snantara lain dalam hentuk modernisri perilcanan(R*vltui Birz'; oleh p€rrrcririlatr fur swasta-Modernisasi yang dilalc*an oleh parrtxah danpihak lain dimaksdkan sebsgd bc!A* peddanserta pmingkatdr kosejslderaan ndc1utunuk peningkon Fodukii s€bagli pemmuhankebutuhan ikan daldm lcooto*s nasional marrpunregionol dan lokal. Pnognrn tersehr srra lairtbann&n modifikssi $aran perm*ryrg pernUerlqrkr€dit b€rgulir masyraku p€sbir, p€rryuluhsnlinghngnn pesisir dan larm&

Pds dasarnya setiap progrun yangbersentuhan lanprmg dcrry n masyarakx akanberdampak pada nilai dan nonna scrta hrdaya lokal.Demikian eda @gpn kelesffian lirUhrynn latdan parftai $cbo$i sunber uffiiakcier ndayanHampir selun$ pelah progrsm bcnssl dri luarkomunitas 1ang rc*rdang ti&k nsrikirlut nikidan rsma dalarn srsl kqnnitrs, lcnnli btrlnmenjalankan dan rrencapai tqiuan program Cqialaterschs ditambah dmpn kefirdalran slc€skomuikasi dm informasi yurg sutgd rrudr dryatrn€nggcs€r nilai ideal nsti*li nilsiafunUtrenyatam (rctwl wlrc\.

Intorvensi/pembangunan ditrnggepiberagam oleh berba$i kelompok masyankatmaupun tingkatan statifikasi nelapn. Dalamkomtnitas nelayan pcrutstrsn 1lrng mnpekadalatr berubatrnya pola kerjq sistcm suatifikasibaik lrr€na dasar pcngrrost ah Fod*simurpwr menpstrup pla kelonsm. Fenfuhanstrtatifikasi jup t€rjadi padr orgnisasipenangkapan sebgai imdikasi dsri alih tdcplogit€rseh4 sdrfursp kelanbagnm nchlm yelg tcldr

217

t€rbangun sebelrrrurya tliasanya akan t€rjadipcn$slnn pul& T€rjflli pula di\rcrdfloi trrehts€bagFi darreak dari dih tdslologi (Sdiq ml)dirnnm dalsm p€nelitian ini dimosut*m scbsgniitem modcmisasi sddr periliman

Modsmisasi melalui peningkstan danpqrrygunaan teknologi ,la3 t4ng*ap ssa benennpermoOaUn Ucrlmptitrasi @ keirtrl sftttorganbci pernngkapan iktn dm pada akhimlaterjdi perubatran dllarn suatu komunito$ Programmotorisasi perrtru dan modcrnisasi perilsanantangkap pada 1980-an yang dikcml dengnnistilsh Reyolusi Biru, menurut ,Folihin (2005)bukrnnya rncmciptakan p€rilsnen trmboh mqiudan pclakunya (nelayan) nrenjadi sej*trteru

Hel t€rseh$ nr€qiadi p€rtntian kar€natidak semua laprsan nelayan dapat mernrnfratlonpeluang modernisasi. $cbelwr prognmmodemisasi pcrikanan oleh pemerir*n[ rnlayurSr*u Bajo masih didorninasi oleh siscsnp€rikanan tadisional, dimam salatr satu cirinloadalsh sfrukCIr kCInrrdtrs lsrogrn dan tingkstdifercnsigsi sc&l pry nrsih resddr X*lOpnsmial rcla1rn Su}u Bqio sddr bcrlangFurgfryanpdenrisasi rrr{adi folsrs k4iian ddun perclitimini.

Suku Bqio sejak dulu telah rrerempsti lar4pesisir dsn k€prla$aq bol*tn t€rtsan mer,*stidak bisa melangsurgkan alrtivitasnya di dantsndibanding dengm suku lain scp€rti Bugls-b{akassar yong mampu menyclenggnn}rnkehidupannyr di sernua t€rnpt. I{srnpir setiepprogrun rmdernkasi poda kclri&ryons€rta sistsn soeial dalam sudu koannigt€rt€rs& Sr*u Bajo mayoritas bekorja sobsgdrplayrn socara finn terntrrnt" Ol€h karantkehidrperr Suhr Bajo sangs &krt dengan lar4rnrka suatu hal yang pcrlu difaji hhwa bagimcrcke rplayrn den lsut depd diparetg sebsglibulayq sumbcr rn€ilcari naftalr atstprn satfltapclestarian linghrngrn laut dan pesbir. Dirsnilof*Uryon yangsang& sulitdipisd*nn d6r$n hrt,rnenrhu kqiisr Ettstrg euhr Bqio terrrm* dsisisi kdtidrryon sooinl rncqiadi nrcnrik

Kqii{r Feribdi (2fln) adrra lainmeiryimplkan bdrwa dakn tnl trCra mepenc*slsr t€l8h t€rjsdi p€.gpseam dari ci€rlsismial kcpo& sienmi *snad. Fcnditiin himycjup dilah*an oHr Wunawarsih (200t danrrcndrerng hal brsch.* dm nrcnghasilkenks{fueulan dokasi gcrduduk menyebsbknr

AC&IPLIJ$.,V&nE 19 l{a;s 03 @t.ffi9, tStN 085t412t

Page 3: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

218

terjadinya mobilitas vertikal contohnya peralihanposisi sawi menjadi Wrgqwa. Batagai progrunpernbangunan perikanan dan kelarfan telatlmenyentuh dan MamFk langFung maupun tidaklanpung terhadap kehidryan komunias Suku Bajo.

Masuknya program modcnrisasi padakomunitas Sutu Bajo jelas bersentuhan dengannilai bud"yq &ya hidup, dan disatu sisiberdampak pada efektivitas dan peningkatan hasiltangkapan nelayan. Alih teknologi dapatdipastikan menaikkan produlsi dan perdapaunrnlayan. Al€n tetapi dampak sosiologi.s ketikamodernisasi akan Otenap*an maupun sedangditerapkan perlu dik4ii dalam lcrangka komuniasnelayan Suku Bajo.

Berdasa*an beftagai uraian temebut aduanpenelitian ini adalatr untuk mengetahui dampakmodernisasi perikanan terhadap perubahanstruktur sosial nelayan Suku Bqio.

METODE PENELITHNLokesi dan Rerpoudcl

Fenelitian dilaksanalcan pada bulan Julisampai dengan September 2W7, di Dcsa LagnsaKecamatan Durul€ Kabupaten Muna ProvinsiSulawesi Tengana.

Se[elatr dilaknlen pengkategtriart diperolehsampel sebanyak l@ rcsporden masing-masing;nelayan pemilik l<apal Qnngawa) sebanyak 45oran& nelayan pekerja (son'i) lokal $€banyak 30orang, nelayan pekeda (sau'i) luar desa sebanyak25 orang. Informan dalam perclitian inidiperoleh: (a) Kepala Desq O) s€olang mantanKepala Desa, (c) Pensiunan Dinas PerikananMuna berdomisili di desa Lagasa (d) PcgawaiTPI, (e) Seorang mantanponggawa.

Metode Pengumpubn DataMetode yang digun*sn untuk

mengumpulkan data primer dsri sumberinformasi adalatr dengan:l. Isiankuesioner.2. Wawancara dengan informan maupun

responden3. Pengamatan lanprmg

partisipasi).(observasi

Andbg DetrAnslisa data dilakuken socara fukriptif

yakni pengembangsn konsep dan menghimpunfakta tetapi tidak melakukan psngujian hipotesqserta analisis hubungan antar variabcl urr* ujihipotesa dengan menggunakan perdekatanku,antiatif dan kualitatif Tqlrafup datakuantitatif primer, dilakukan pengolatran denganmenggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silmgsedeftarn Hasil analisa disimplkan dengandipakaya hasil wawancara nrelrdalam s€rtaobservasi untuk lebih mematrami dan rsdalamidaayang diperoleh rclalui quesioru. Analbis datakualitatif dilakulsn &ngan tatrryn rcduksi danpenyajian data Selanjutnya dilahrkan penyajiandata dalam bentuk tulisan.

IIASIL DAI{PEMBAHASAN

Ihnpek iilodernbd PgrilmrnNelayan di fus llgssa mcnggunakan

berbapi jerds saram tangksp b€neo pcrahu danalat tangkry. Penggrrnan bcrbsgai saranatangkap tersebut terdiri dari pemhu tradisionaldcngnn penggcra* dayung (boseh) dalan istilahlokal disebut bli-kdi, &ngnn dat tangkappancing atau jaring tassi. Selanjr$nla nelayanmenggunakan perahu layar rno8or (nghttu-nglaru), dcnenn ald tanglrap prcing &n jenngtassi (p*ak rosst s€rta satan modcrnisasi b€rupapenerapan teknologi kapal mini pursein lopasius5 - l0 GT furybnahttangkap p*ntctncn(gae\

Pcnggwaan saiap jenis serana tcrs€butmenimbulkan konsekuensi atau dampak yangterjodi yakni moda produksi, struktur sosial sertatingkat kesejalrteraan rplayan. Oldl l<arcns ihlseiap pefialihar p€Nlggwaan samm t€rsebutmenimbulkan perubahan pula pada pola kerjqstruktur sosial serta tingkat kesejatneraan rrclayanitu sendiri. Hasil tangkapnn yang diperoldr jugaberbeda-beda" Pada penggunarn koli-koli ttasilyang diperoleh tidak terlslu banyak oleh karenajangkauan melaut hanya pda pinggiran pantsi.Pada periode solanjutnya hasil png diperolehlebih bisa lebih banyak l$r€na kaergantunganterhadap t€rngp fisik nelayan dapat dibannr olehmesin.

AGNPLUS,Volnne 19 Nwnr 039ptmba 2009, ISSN085{,f-128

Page 4: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

2t9

Tabel l. Perubahan Moda Ptodul$i Jenis Sarana farykap

Jcnis Sorrnr TenghpKon-Koli Nshwl.qskryq , .. Gg,

JumlahPekeria (SapD 2-3 oranga. Sifat

3 - 4 orangBebas

12 - 15 orangSemi bebas

b. Polarekrutnen Sponta4 Komunal Sponta4 Komunal SelektifWaktu Meleut < 7 jam per hari <7 ian, per hari > 12 jam per hariPembosisn Kerie Tidak ada Ada, kurang jelas Jelas

Dari segi efisiensi, pekerjaan sari meqiadilebih ringan dibandinglcan ketika malggunakanteknologi lama- Pads masa sebelumnya nelayanmemperhitungkan resiko tenagp serta jarak yangsukar dijangkau. Pekerjaan lebih santai, tidakmernerlukan tsnaga untrrk mendayng s€rta tidakmemerlukan perawatan pukat yang sering .seperti

jaring kecil sebelumnya

Tabel 2. Perubatnn Sfiukfir Smial pada nenggunaan Jenis Saram Tangkap

Implikasi peralihan sedap jenis $arana

tangkap adalah berubahnya stnrktur sosialnelayan. Perubahan ditandai oleh munculnyadiferensiasi pckerjaan sebegai korschssip€nggwsan nsiry'nrotor. Berbogpi posisi kerjamenyebabkan nelayan t€rsatifikssi dalamberbspi jenis laprsan. Selain itu terjadinyaperuhhan pola hubungan menjadi hierarkistetapi tidak mengarah pada eksploitatif.

Srnne TrngkrpKolbKali Nshttru-nchstv

Diferensiasi

l.pongava,2.sawi

l. pongava,2. smi3.tri<nglwte

l,nakJrodal pon ga*,a, 2. bas,3.pkrcea,4tukang listrik 5.tukang lingkar,6.tukangtare,T.tukans base, f .1odrane lume

Strrtifikesi1. NelaYan

a Jenis Lapisan

Atrs(Pongawa),Bnweh (Sctilt

AtsQnngm'a)Brwah (sawitukaglwte)

Atrrs(Ponggawa)Menengrb (Bas, t*ang lingkar,t*n€ listibpa*rcea)Bswrb (a*angtue,tr*ang base, tdrang hme)

b.Dasar/ukurankepemilikarL posisi kepemilikaq pooisi

keria,pendapatan kerja,pendapatankepemilikan, pocisi kerjqpendapatan

Stratilikasi2.I(omunitns

Atedlolqldes,imant,

hwth(atta, sani)

Atrs(lolo,kdes,iman,ponggowa),Brwrh (atta, savti,tukang /rae)

Atlt (kdes, iman potgaw a),Meneagrh (bas, tukmg lirrykr,hdrrrg lisrih pakrcca)Bawrh (tukang tarc,

tnkang base, fi)kang lume)

a Jenis Lapisan

AGRIPLUS,Vfu* 19 Nonor 03Septanba 2009, I&tN08tt4l2t

Page 5: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

220

b. Dasar/ukurankepemilikan dankehormatan(asc'ribed and

kepemilikan dankehormatan(ascribed and

(rchieved status)

Pola hubungan

achiarcd status achieved statusnon eksploitatif, non eksploitatifl,

Sistem bagi hasildiseratrkan pada SW/oQrcnggowa'1 SW/o(sawi)wnggawa 50Vokawi\

iter

50% hasil scpi

Perbedaan posisi (diferensiasi pekerjaan)dalam pola kerja tersebut berimplikasi padadiferensiasi sosial karena posisi tenebut bersifatvertikal dan berjenjang serta hierarkis. Posisisawi dengan keahlian khusus akan memperolehbagian lebih banyak dan scwi lainnya. Haltersebut menjadikan kecenderungan sawi unttrk*belajar" sehingga dapat murcapai pisi-posisiyang m€mbutdtkan keahlian khuw.Kecenderungan tersebut terjadi karena dalamaturan bagi hasil posisi-posisi tersebutmemperoleh jumlah'lebih bnyak dari pada posisi

Tabel 3. Posisi baru dalam Pola Kerja kmadaGae

non eksploitatif, heirarkis

potongtengah (biaya potong tengol, (biaya operasional)perasional) 5W/o(ponggmta):

yang hanya meng;andalkan kekuatan fisik sepertisav,ii Waa umumnya Walaupunfirmt*rnya tiOafditetapkan dalam suatu pranata khusrs. Bagd gaeyang memiliki mesin penarik pukat, pisi tukangtare tidak diperlukan lagi karena digantikan olehmesin yang digerakan oleh masinis (bas'1.Sehingga bas biasanya memperoleh hasilpembagian yang cukup banyak Sisfifii stratifikasitersehrt nrcrnpeditutkan rrclayan di Desa Iagasamemiliki sistem stratifikasi terbuka denganberlakunya sistem achia'ed status.

- MengemudikanI Nakhodalponggawa - Menentukan arah kapal

- Menentukan lokasi penangkapan

2 Masinis/Bas- Mengoperasikan mesin- Merawat dan memperbaiki mesin

Pakacca iumlah ikan sebelum ditarikTukans Listrik

7 Tvl<angBage - Memilah ikan dan r*unannya- membaei futrsfiarnte-iamte) basi screi

e .tt;.asa r,,*o Membersihkan air lau dan kotoran lain yang inasnk ke dalamyang8 T*,angLwte

Pada armada yang menggunakan mesingardang, perekruAn sari menjadi lebih selektiflagi. Dua buah armada dengan pongau,a HAmemiliki sebuah mesin gardang. Smi ymg

hanya mengandalkan kekuatan fisik tidak terlalurnenjadi prionias untu bekerja pdagae grdotg

Sementara rtu, terjadi pula perubatrankesejahteraan rrclayan setiap penggunaan saranateseh.rt Kesejatrteraan tersebut berdasarkan

AGRIPLUS,YobIU 19 Nonpr 03 kptarta 2@9, ISSN OgjfiI2B

Page 6: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

indikator pendapatarq pola maler5 kqrdisi nxnalLperdidikan s€rta cara Uerpatoian anggsa keluarga

nelayan. Peningkatan pendapatan tersebut adalah

sebagai implikasi dari alih teknologi sarana

penangkapan. Penggunaan mesin pda pcrahu

akan memudahkan kelompok nelayan untukmenentukan wilayalr angkapan tanpa

mempertimbangkan tenaga untuk mendayung.

22t

Ukuran peralru yang lebih besar ivgamemungkinkan kapasitas muatan ttssil tsngkspenlebih besar. Disamping itu alat tangkap yanglebih modem juga menghasilkan tangkapsn yaog

lebih banyak dibarding sarana sobclumnyaPerubahan perdapatan nelayan dapat dilihat pada

tabel berikut.

kali, nghn+wfuu sampi psda kapol ffiff gtwnrenrnjukan p€ningkatan efelcifitas dan cfigiensipekerjaan.

Darnpak selanjutnya adalah boubafuiyastn*tur scial rnlayan. Ferubatnn ditandai oldttimbulnya diferBnsiasi pekerjaan sebagai

konsehrnsi pcnggunaan mesin/mdor maupt[ldet tangktp yang lebih modern. Berbagai poeisi

kerja nrcnyebabkan nelayan tersatifikasi dalam

beftspi jenis laphan Oleh kareru pada beberapo

aktivitas penangkapan membututlkm tenaga

keda yang terampil, maka pembagian keda(difaerniasi) mulai berlaku DiferEnsiasi peksjltartt€rs€hs rrcriy&t*m pda tcdadinya diftmniiasisosial. Difsensiasi sosial ndayan ters€hsnrenyebabkan pen*atm trukfir sosial dslarn

kehidupan nelayan. Perubalran tersebut berupperubahan pola hubungan eplitcr menjadihierarkis tetapi tidak bersifat ekspldcif, Pada

sistem strdifikasi, pada koffclrs komrrriaq dasarpelryisan beneah M ascribn &ndiM status

nE dsdi hanya berdmar rchieved stafis.Hubwrgan antara pongawa sebagai

pcmilik sarana produksi s€rta savi $€bagai

pekeda bukanlah benifat eksploitatil ltar€nsdisnt m ns'eka masih berlaku nilai-nilai hdayrsaling mernbantu boik dalam kelompok kerjamsuprsr kehidupan settari-hari. Se*ringga polahubungpn tidak benifat eksploiatif scrta salingmembutuhlcan dcngan ksta lain pcrbcdaan

tersebrt tidak menunjukan gejala polarisasi oleh

Walaupun terjdi peninglotan perdapatart

berrdasarkan metode identifikasi Bangdes, periode

penggunsan gae tenehrt secara rat&tata nelayandigolongkan pada kelompok masyarakat miskinbagi sarai yakni berpendapatan kurang dari 360kg beras. Secara visual dalam hal gaya hidupserta bentuk rumah dan perabot di dalarnnya

terdapat 25 responden (55.5o/o) pWawa m€milikirurnah permanen (dirding tembok) pada nrmah didaratan serta 20 (M.4y") nrnah di atas air dengan

kontruksi kayu kelas I dan kelas II yang momilikiperabot rumah tangga s€rta rnobiler lainnya.

Sdangkan bagt sawi lokal dfl luar desa

menggunakan rumatl kontrufsi semi perrnanen

Semrn anggota keluarga nelayan pentah

mengpnyam perdidikan minimal tingkat SD dan

tidak terdapet (V/o) buta huruf.

KESIMPTILAN DAITT SARAN

KesimpulenModemisasi perikanan pada komunitas

nelayan membawa dampak pada berbapi segi

kehidupan nelayan. Penggrnraan saiap jenis

sarana tersebut menimbulkrn konsekrensi atau

dampak ysng teriadi yakni pola kerjq stuktursosial serta tingkat kesejatrteraan rclapn

Moda produlisi pada s€fiap tatnp peralihan

teknologi dari yang paling sedertrana yakctr kdi-

Tabel 4. Peningk*an Pendapatan Nelayan pada Sarana Tangkap

Stetus Nelevan

Pendrpatrn padrSarsna Tansktp (liter berrs)

KoIl.Kolt Nc*rr*nsktlr.u GuPonggawa (n = 45)Sawi L,okal (n - 30).9arryi Luar (n= 23\

lll4746.5

247.780.684.4

1040234.t232.3

AGRIPLUS,V*Taoc 19 Nonor 03 frptat&a 2ff9' /SSAI Sr&128

Page 7: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

')))

karena masih berlakunya tradisi Bajo untuksaling membantu.

SaranLaut sebagai wilayah open acces serta

sumberdaya common property menyebabkanmunculnya persaingan mtw rclayan, sehingganelayan kecil meqiadi tersingkirkan Oleh karenaitu, dalam hal pemberian bantuan s€rta prograrnpengembangan masyarakat pantai, pemerintahhendaknya memperhatikan aspek sosial, budayaserta tingkat kebutuhan nelayan itu sendiri.Pelaksanaan program yang tidak memperhatikanaspek tersebut dapat menyebabkan tujuanprogram yang tidak tercapai misalnya penolakanuntuk mengadopsi, ataupun berdampak pada

rusaknya kehidupan sosial nelayan.Salah satu aspek yang perlu menjadi bahan

pertimbangan pemerintafr adalah bagaimanapemerintah mengetahui sejauhmana pemaknaan

nelayan tersebut terhadap laut maupunpekerjaannya sebagai rrlayan. Pnognam yangberkaitan dengan rrclayan adalah sinerg antaraaspek ekonomi dan aspek budaya Hal tersebutdisebabkan bahwa pada kelompok nelayan terjadikecenderungan pergeseran makna ke arahkomersil (ekonomis) namun tidak meninggalkanmakna budaya- Untuk itu diperlukan interaksiintensif dengan mengikuti tradisi-tradisikomunitas setempat bag pernerintah secarainformal serta meminimalisir 'Jarak" antarapemerintah dan nelayan.

Selanjutnya oleh kare,na ketimpanganpendapatan antara nelayan lapisan atas danlapisan bawah cukup besar, maka perlu adanyakelembagaan sosial (pranata) komunitas dalamhal sistem imbalan antara lapisan atas

Qtonggawa) dengan lapisan bawah (sau'i)sehingga ketimpangan pendapatan pada masing-masing lapisan lebih kecil, serta dapat meredamterjadinya konflik sosial nelayan. Hal tersebutdapat dilakukan dengan membuat aturan bagihasil maupun sistern imbalan lainnya yangmendapat legalitas dari pemerintah.

Penelitian ini dilakukan @a salah satukomunitas Suku Bajo dengan interaksi sosialdengan suku lainnya cukup sering disampingmudahnya akses komunikasi dan informasi. Olehkarena itu penelitian selanjufirya sebaiknya pada

Suku Bajo, yang masih relatif jauh dengankomunitas suku lain serta terbatasnya akses

informasi dan komunikasi. Hal tersebut sangatpenting untuk mengetahui gambaran Suku Bajoyang lebih lengkap.

Dalam hal dampak modernisasi padakesejatrteraan, sebaiknya analisa lebih tajamdilakukan pada pengeluaran rumatr tangganelayan. Hal tersebut dikaitkan dengan aptahsikap dan perilaku boros yang selama ini menjadistereotype nelayan tedapat pula pada nelayanSuku Bajo. Analisa pengeluaran ters€butmenjadikan katagori kelayakan hidup nelayanlebih terukur.

DAFTARPUS;

Abemethy, C L. 2002. Water Institution to EnhanceEconomic Development. Majalah Agricultural +Rural Developmet, No. 2 tahun 2002.

Alimuddin, MR. 2005. Orang Mandar Orang lautJakarta: KPG.

Babbie, E.2004. The Practice of Social Research. l0th Edition. WP Company.

Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan SunrberdayaPerikanan. Jakarta: LISPI.

Dendi, A, HJ Heile dan A Suehman. 2W5.Mengurangi kerniskinan Melalui PengcmbanesnEkonomi Kelurtan Bcrkelaqiutan BerbasisKeralry*an. Makalah disrmpaikan dalam DialogPengernbangan Ekonomi Lokal K8b. Dompu, 8Januari 2005.

[Di{ien Perikanan]. 2000. Buku Stdistik PerikananIndonesia. Jakarta: DKP

Djatmiko,E .1993 Karakteristik dan PermasalahanPedassn di Indonesia, dalam Mubyarto (Ed).Dua Puluh Tahun Penelitian Pedesaan.Yogyakarta: Aditya Media.

[DPK Kab.Munal. 2006. Laporur Kinerja DinasPerikanan dan Kelautan Kab. Muna tahun 2(X)5.Raha: DPK Kab. Mua.

Hafi4 Y, P Hamid S Kila dan Ansaar. 1996. PolaPemukimrn dan kehidupcn Sosial EkonomiMasyarakat Bajou Dacrah Sulawesi Selatan.Jakartil Dedikbud.

Hayami, Y dan M Kikuchi 1981. Dilenra EkonomiDesa. Suatu Pendekatan Ekonomi T€dtadapPerubalnn Kelanbagaan di Asia" Jakarta: YOI

AGRIPLUS,VobnI 19 Nometr 03WtEnbn 2009, ISJ,N08r1t4128

Page 8: PERUBAIIAN STRUK:IVR NELAYAN AKIBAT PERIKANANfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2009/AGP1903008.pdf · inrpacts of modernization to the fisherman community were shown by changes

Ife, J. lDS. An hroduction b ermmunity Work:Cr€ating Community Altenrative, Vision,Analysis and Pratice. Melbourne: Longman.

Juwono, PH, 199E. Ketika Nelayan Harus SandarDayung. Studi Nelayan Miskin di Desa

Kirdowono. Jakarta: Konphalindo.

Kusnadi. 2000. Nelayan, Strategi Adaptasi dart

Jaringan Sosial. Bandung: HIJP.

Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan. Kemiskinandan Perebutan Sumber Daya Perikanan.Yogyakarta: LkiS

Kusumastanto, T 2002. Reposisi Ocean Policy dalunPembangunan Ekonomi Indonesia di EraOtonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru Besar TetapIlmu Kebijakan Ekonomi Perikanan danKelautan. Bogor: FPIK- IPB.

Kusurnastanto, T dan A. Satria 2A07. StrategtPernbangunan Desa Pesisir Mandiri. Makalatldisampaikan pada Sdniloka " Menqiu Desa 2030 *,

9-10 Mei 2007.

Lampe, M 2003. Budaya Bahari dalun Kontdcs Globaldan Mod€rn. Makrlatr disamp.ikm @ Serninar

kebulayaan nasiond, Bukifrirg| 2&23 oldober2W3

Masyhuri. 2001. Adaptssi Kclcmbagaan EkonomiMasyarakat Nelayan dahm Pernenfaatan

Sumberdaya Alam Indonesia Jalrarta: P2E-LIPI.

Mead, D dan MY l.er,.2007. Mapprng Indonesian BqiauConnnunities in Sulawesi. www. SIL-Internatipnal.com (l 9 juli 2007)

Peribadi. 2000. Kedudulsn dan Pcranan PcrempuanDalam Sistem Kekerabatan lvlaspakat Bqio.Tesis Pasca Sarjana IPB Bogor.

Rice, RC. 1991. Environmental Degradation,Pollution, and the Exploitation of Indonesia'sFislxry Resources dalarn I'h{icto, J (Ed),

kdonesia: Rsorroes, Ecohg/ sd EnvircrynentSingapuu Orforrd univenity hess

223

Ri@r, G dan DJ Godman. 2003. Tood SosiolostMod€nr Cf€rj). Jsklrta: Ksrcana.

Rusli, S Sumardjo E Soetarlo, B Krisnamurti, YSyaukat dan MF Sitorus. 1995. MetodologiIdentifikasi Golongan dan Dacrah Miskin. SuatuTinjauan dan Altematif. Jakarta; Grasindo.

Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi MasyarakatPesisir. Jakarta: Cidesindo.

Soernardjan, S and Breazeal€, K. 193. C\lnml Chmgein Rursl In&rpsia: Impact of VillageDevelopment. Suakara-In&ncsia: S€behs MattUniversity Press-YIIS East-West CenterHonolulu.

Solihin, A. 2005 Merancang Revitalisasi Perikanan.rtww.penulislepas.com (lE Scpt€rnber 2005)

Suhartini, A Halim, I Hambali dan A Basyid (Eds).2005. Modcl - Modcl Pembcrdayaan Masyarakat.Yogyakarta: LKis

Suwarsono, dan So, AY 2000. Perubahan Sosial danPanbangunan di Indonesia. Jakarta: PcnerbitLP3ES.

Syahnri. 2003. Alt€rnatif Kouep Kelanhgnan unukParajamm Operasiuralisri dalom PcnelitianSosiologi. Forum Penelitian Agroekonomi. Vol2l tw.2.

Wahyono A, AR Patji, DS Laksono, R Indrawarsih,Srdiyono dan S Ali. 2m0. Hek Ulay* Itut diKawasan Timur Indoncsia Jakarta: Mediahessindo.

Wariyanto, A. 2004. Perlu Pemberdayaan Nelayan.hqg:/i, w.kalyqurnitr&or.id(10 April 2fi)4)

Winahyu dan Santiasi. 1993. Pengunbangan DesaPantai, dalam Mubyarto dkk, Dua Puluh TehunPenelitian Pedcsaan. Yogyakarta: Aditys Media.

Yudanan IW, DA Budiori dsn I"A Wikanta, 1993.Peirgaruh Modcrnisasi Terhadap OrganisasiSosial (Studi Kasus Noleyan desa Serangon

Bali). Dcnpasae FISIP Unud.

AGRIPLUS,Vohmc 19 Nomor 03 Septanbn 2009, ISSN 085{,{128