Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

16
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2 Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor Sukarelawati Abstrak This research purposes to know and study the characteristic and perception of the audiences towards the infotainment program on television and the relation between them. The research was conducted in Perumahan Gaperi, Bojong Gede, since November 2008 until 26 January 2009. The research design uses correlation descriptive survey with questioner as a primary instrument data collection. Sampling of this research uses simple random sampling procedure. The amount samples are 80 citizens of Perumahan Gaperi Bojong Gede. The data were analyzed descriptively such as the distribution of frequency and infere ntial analyze uses rank Spearman correlation analyze and Chi-Square. The results indicate that the characteristic of the audiences, such as sex does not have correlation to the information value, and the attractiveness of the program format, the age does not have correlation to the information value, but there has negative correlation to the attractiveness of program format, the audiences exposure does not have correlation to the information value and the attractiveness of the program format, there has positive correlation between the audiences frequency watching the program to the information value, but does not have correlation to the attractiveness of the program format, only the occupation and the past experience of the audiences have correlation to the information value and the attractiveness of the program format. The infotainment was inclined to having negative attention or uneducated from some others, so it was normally if the program was reviewed by the television producer. The attractiveness of the program format tends having not correlation to the audiences, according to the result above it should be better if the producer of the television increases the more interesting to the program format, such as increasing the consistency and objectivity of the information in order to the infotainment has a bright value for the audiences. Key words: characteristic, perception, infotainment, television. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal pokok yang dilakukan manusia dalam keseharian, untuk mengetahui dan mengungkap berbagai gejala sosial dalam suatu interaksi sosial. Salah satu saluran yang digunakan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu menggunakan media massa seperti televisi. Televisi sebagai ruang publik yang menyoroti dan menyikapi berbagai stimuli disajikan melalui berbagai program berita (news), program pendidikan dan hiburan, seperti infotainment yang dikemas dalam bentuk berita. Hal tersebut dimungkinkan karena televisi merupa- kan gabungan dari media dengar dan gambar yang dapat sekaligus menggabungkan penayangan yang bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan. Selain itu, infotainment terkait dengan informasi selebritis, sehingga memungkinkan pula menonjolkan unsur hiburan dengan memperkecil nilai berita yang lain (nilai informasi yang mendidik atau mencerahkan) pemirsa. Menurut Skomis (1985) diacu dalam Syahputra (2006), jika dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, suratkabar, majalah dan buku), maka televisi mempunyai sifat istimewa yang dapat menggabungkan tayangan informatif, hiburan maupun pendidikan. Ragam, format dan nama infotainment bisa mengingatkan pemirsanya pada tayangan televisi tertentu, terkait dengan keyakinan pemirsa pada nilai informasinya. Departemen Komunikasi dan Infor- matika (2006) menyatakan, Infotain- ment awalnya dikemas melalui bincang- bincang gosip yang menyajikan

Transcript of Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Page 1: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

Sukarelawati

Abstrak

This research purposes to know and study the characteristic and perception of the audiences towards theinfotainment program on television and the relation between them. The research was conducted in PerumahanGaperi, Bojong Gede, since November 2008 until 26 January 2009. The research design uses correlation descriptivesurvey with questioner as a primary instrument data collection. Sampling of this research uses simple randomsampling procedure. The amount samples are 80 citizens of Perumahan Gaperi Bojong Gede. The data wereanalyzed descriptively such as the distribution of frequency and infere ntial analyze uses rank Spearman correlationanalyze and Chi-Square. The results indicate that the characteristic of the audiences, such as sex does not havecorrelation to the information value, and the attractiveness of the program format, the age does not have correlationto the information value, but there has negative correlation to the attractiveness of program format, the audiencesexposure does not have correlation to the information value and the attractiveness of the program format, there haspositive correlation between the audiences frequency watching the program to the information value, but does nothave correlation to the attractiveness of the program format, only the occupation and the past experience of theaudiences have correlation to the information value and the attractiveness of the program format. The infotainmentwas inclined to having negative attention or uneducated from some others, so it was normally if the program wasreviewed by the television producer. The attractiveness of the program format tends having not correlation to theaudiences, according to the result above it should be better if the producer of the television increases the moreinteresting to the program format, such as increasing the consistency and objectivity of the information in order tothe infotainment has a bright value for the audiences.

Key words: characteristic, perception, infotainment, television.

1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal pokokyang dilakukan manusia dalamkeseharian, untuk mengetahui danmengungkap berbagai gejala sosialdalam suatu interaksi sosial. Salah satusaluran yang digunakan manusia dalamberinteraksi dengan lingkungannya,yaitu menggunakan media massa sepertitelevisi.

Televisi sebagai ruang publik yangmenyoroti dan menyikapi berbagaistimuli disajikan melalui berbagaiprogram berita (news), programpendidikan dan hiburan, sepertiinfotainment yang dikemas dalambentuk berita. Hal tersebutdimungkinkan karena televisi merupa-kan gabungan dari media dengar dangambar yang dapat sekaligusmenggabungkan penayangan yangbersifat informatif, hiburan maupun

pendidikan. Selain itu, infotainmentterkait dengan informasi selebritis,sehingga memungkinkan pulamenonjolkan unsur hiburan denganmemperkecil nilai berita yang lain(nilai informasi yang mendidik ataumencerahkan) pemirsa. MenurutSkomis (1985) diacu dalam Syahputra(2006), jika dibandingkan dengan mediamassa lainnya (radio, suratkabar,majalah dan buku), maka televisimempunyai sifat istimewa yang dapatmenggabungkan tayangan informatif,hiburan maupun pendidikan.

Ragam, format dan namainfotainment bisa mengingatkanpemirsanya pada tayangan televisitertentu, terkait dengan keyakinanpemirsa pada nilai informasinya.Departemen Komunikasi dan Infor-matika (2006) menyatakan, Infotain-ment awalnya dikemas melalui bincang-bincang gosip yang menyajikan

Page 2: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

83

rangkaian informasi. Kemasanberikutnya berupa bentuk liputankhusus investigasi. Setiap episodedifokuskan untuk membahas isutertentu. Ada pula kemasan dalambentuk news round-up, semacamkompilasi informasi selama periodewaktu tertentu (seminggu), seperti“Espresso Weekend” Satu dua programinfotainment mengambil formatbincang-bincang di antara dua penyiar(host) sehingga nuansa “gosip” lebihterasa. Ragam tayangan infotainmenttelevisi cenderung didominasi olehkehadiran sosok perempuan sebagaipelaku perbincangan (penyiar ataupresenter) dengan label bawel/sukabicara atau bincang-bincang gosip.

Menurut Wardhana (2006a), bahwaenam karakteristik sosok infotainmentIndonesia, yaitu mengarang realitas,menggelapkan fakta, memaksa bertanyapersoalan selebritis yang mestinyapunya hak bungkam, banyak istilahyang disalahkaprahkan, wawancaraeksklusif bersama sumber sebagaikesempatan mempromosikan diri dancenderung prestatif. Dalam hal inipersepsi pemirsa juga menunjukkanadanya keragaman dalam melihatinfotainment. Hasil penelitian Lestari(2005) menunjukkan, penonton taya-ngan infotainment terbanyak 56%adalah wanita. Wanita lebih menyukaitayangan yang bersifat emosional,seperti acara infotainment, karena dalamacara tersebut menyuguhkan kasus-kasus atau masalah realita yangdihadapi orang ternama (selebritis).Wanita akan membicarakan kembalitayangan ini dengan teman wanita dancenderung meniru perilaku selebritistersebut. Bahkan bukan tidak mungkinbila mereka ditimpa masalah yangsama, maka akan menyelesaikan dengancara seperti selebritis yang merekaidolakan, sedangkan pria cenderungberpikir realistis.

Dari beberapa temuan tersebut makatampak adanya perbedaan antarapemirsa dalam memahami realitassosial yang ditayangkan di tiap acarainfotainment. Dengan demikianpenelitian untuk memahami persepsipemirsa tentang tayangan infotainmentdianggap perlu untuk dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Istilah infotainment bagi peng-gemarnya, bukan lagi hal yang asinguntuk mencirikan penamaan masing-masing suatu program di acara televisitertentu di setiap jam tayang. Ciritersebut memberikan gambaran bagipemirsa untuk menonton tayanganinfotainment tertentu guna memenuhikebutuhan suatu informasi atau hanyasekedar mengisi waktu luang. MenurutWardana (2006b), sebutan infotainmentmengindikasikan format dan kemasantayangan program televisi dalammenyajikan informasi. Ciri yang palingmenonjol adalah infotainment me-nyajikan informasi yang dikemas dalambentuk hiburan. Informasi yangditampilkan adalah seputar kehidupanselebritis. Format tayangan infotainmentdimaksudkan agar informasi yangcenderung kaku dan formal diolahmenjadi lebih luwes dan informal.

Ragam kemasan dan penamaandalam format tayangan infotaimentyang beragam antara lain di tujuhstasiun televisi swasta, memungkinkanpersepsi pemirsa yang juga beragampada tiap tayangan infotainment.Karakteristik pemirsa juga cenderungberagam dilihat dari latar belakangsosial budaya. Panjaitan (2006)menyatakan, klasifikasi bakukarakteristik secara demografis dibagimenjadi beberapa area, seperti jeniskelamin, umur, pekerjaan, terutamastatus sosial ekonomi yang dapatmembedakan pengaruh suatu informasi

Page 3: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

84

bagi seseorang berdasarkan kepemilikanatau penggunaan media seperti televisi.

Berdasarkan pemikiran tersebut,pertanyaan penelitian yang diajukanadalah sebagai berikut:1. Bagaimana karakteristik pemirsa

infotainment?2. Bagaimana persepsi pemirsa tentang

tayangan infotainment?3. Bagaimana hubungan karakteristik

dengan persepsi pemirsa tentanginfotainment?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagaiberikut:1. Mengkaji karakteristik pemirsa

infotainment televisi.2. Mengkaji persepsi pemirsa tentang

tayangan infotainment televisi.3. Menganaisis hubungan karakteristik

dengan persepsi pemirsa infotain-ment televisi.

2. Tinjauan Pustaka

Hubungan karakteristik demografisdan psikografis dengan persepsipemirsa infotainment televisimenunjukkan kecenderungan yangberagam, dilihat dari latar belakangsosial budaya. Setiadi (2003)menjelaskan, peubah utama yang dapatdigunakan sebagai dasarpengelompokkan sasaran, antara lainmenyangkut segmentasi demografiterkait dengan umur, jenis kelamin,pendapatan, pekerjaan dan pendidikan.Segmentasi psikografi terkait dengancara-cara atau kebiasaan seseorangdalam bertingkahlaku. Krech andCrutchfield dalam Rakhmat (2007)antara lain menjelaskan bahwa faktoryang menentukan persepsi bukan jenisatau bentuk stimuli, tetapi karakteristikorang, seperti umur, pendidikan, statussosial ekonomi dan pengalaman masalalu. Faktor-faktor inilah yang memberirespons pada suatu stimuli dan

berhubungan nyata dengan persepsiseseorang terhadap suatu stimuli.

Ragam kemasan dan penamaandalam format tayangan infotaimentantara lain di tujuh stasiun televisiswasta, memungkinkan persepsi pemir-sa yang juga beragam ada tiap tayanganinfotainment yang meliputi nilai diinformasi dan daya tarik formattayangan. Departemen Komunikasi danInformatika (2006) menyatakan, televisisebagai media massa memiliki empatfungsi, yaitu menyampaikan informasi,pendidikan, hiburan dan mempengaruhi.Kriteria tersebut sebagai salah satulandasan tayangan informasi yangmemiliki nilai pencerahan (nilaiinformasi yang mendidik danmenghibur).

Departemen Komunikasi danInformatika (2006) menjelaskankembali bahwa acara infotainmenthampir seluruhnya bernuansa hiburandan menceritakan aib selebritas. Unsurpendidikan hampir tidak ada. Pihaktelevisi tidak melakukan fungsi mediasecara proporsional, yaitu fungsiinformasi, pendidikan dan hiburan.Komisi Penyiaran Indonesia Pusatmenyatakan bahwa acara infotainmentberisi tontonan dan tuntutan. Jadi suatulembaga penyiaran dapat menyajikansuatu acara infotainment selama tundukpada Undang-Undang penyiaran,Undang-Undang Pers, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),Pedoman Perilaku Penyiaran danStandar Program Siaran (P3-SPS) yangdikeluarkan oleh Komisi PenyiaranIndonesia (KPI) dan Kode EtikWartawan Indonesia (KEWI). McQuail(1992) dalam Depkominfo (2006),menjelaskan bahwa suatu informasi,pertama, mengandung factualness untukmengukur tingkat korespondensi antarainformasi dan fakta. Indikatornya mainpoint, nilai informasi, readability dancheckability. Kedua, accuracy sebagaikualitas informasi yang juga penting

Page 4: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

85

bagi reputasi sumber informasi.Dimensi akurasi meliputi verifikasiterhadap fakta, relevansi sumberinformasi dan akurasi sumberpenyajian, seperti konfirmasi terhadapsumber informasi, pencantuman sumberinformasi dan tidak ada kesalahanpengutipan data, nara sumber, tanggal,nama dan alamat. Ketiga, completenessseperti memenuhi unsur 5W+1H.Keempat, balance dan kelima, netralityatau ketidakberpihakan dalam keinfor-masian.

Nilai informasi yang diharapkandapat dipertanggungjawabkan kepadapublik (pemirsa), bahwa suatu informasiselayaknya mengandung kebenaranantara yang disampaikan dengankejadian atau peristiwa yangsebenarnya. Hal tersebut menyangkutrelevansi sumber, apakah informasitersebut disampaikan oleh seseorangyang sesuai bidangnya. Informasibersifat akurat. Informasi yang disajikanmencantumkan sumber informasi.Informasi sebagai hasil konfirmasidengan sumber beserta alamat dantanggal kejadian. Informasi punselayaknya bersifat komplit, memenuhiberbagai unsur, antara lain memenuhiharapan pemirsa terkait dengan jawabanapa dan siapa, dimana dan kapan,mengapa dan bagaimana sesuatu halyang diinformasikan, serta seimbangdan netral.

Keragaman format dan penamaaninfotainment pun menunjukkan per-saingan yang kuat merebut ratingtertinggi dari pemirsanya (Irianto,2009). Format tayangan infotainmenttelevisi swasta cenderung dalam bentukkompilasi informasi. Alur informasididukung oleh dayatarik formattayangan, yang disisipkan dalamtayangan infotainment, sehinggamenentukan nilai informasi bagipemirsa. Indosiar (2008), memaparkansalah satu “Rundown” program

REALITY # 103. “Rundown programReality Indosiar”, sebagai salah satucontoh format tayangan yang meng-gambarkan proses komunikasi info-tainment, sebagai salah satu pendekat-an yang dapat digunakan untukmendeskripsikan permasalahan peneliti-an, karena dimungkinkan ada kemiripandengan format tayangan infotainmenttelevisi lain. Alur informasi di-sampaikan secara utuh, mulai daripengantar, permasalahan dan pem-bahasan masalah yang sistematis,sehingga sistematika dan kesinambung-an terjaga (Gumilar 2008).

Berdasarkan gambaran Rundowntersebut dapat disimpulkan bahwa adatiga kategori dalam format tayanganinfotainment televisi yang terkaitdengan nilai informasi dan bobotmuatan pesan infotainment, yaitudialog, narasi dan wawancara, sehinggamemperlihatkan, apakah nilai keutuhansuatu acara sebagai patokan suatuprogram televisi sudah terpenuhi.Proses tersebut dipandu oleh presenterlaki-laki atau perempuan, atauperpaduan diantara keduanya.

Persepsi adalah pengalaman tentangobyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh denganmenyimpulkan dan menafsirkan pesan.Persepsi merupakan pemahaman yangmendalam tentang sesuatu danpenafsiran pada stimuli indrawi yangdimulai dari perhatian pemirsa padastimuli (Desiderato dalam Rachmat2007). Pemirsa memperhatikan info-tainment karena memiliki motivasi ataudorongan untuk mengetahui sesuatu haldan masuk ke dalam memori (ingatanatau pengalamannya) sehinggamemungkinkan pemirsa melakukanselektivitas pada tayangan infotainmentterkait, sesuai dengan apa yangdiharapkannya. Semakin dekat pemirsadengan acara infotainment televisitertentu, memungkinkan pemirsa akan

Page 5: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

86

semakin cermat atau kuat memaknaiinformasi tersebut, sehingga dapatmenentukan aktivitasnya di masa yangakan datang antara lain bagaimanamempersepsi infotainment dalam usahamemenuhi kebutuhan suatu informasi.Menurut Setiadi (2003), Pengalamanmasa lalu mempengaruhi sikapseseorang terhadap sesuatu hal, apakahmenyenangkan atau tidak. Jikamenyenangkan, maka sikapnya di masamendatang akan positif, jika tidakmenyenangkan maka sikapnya di masamendatang pun akan negatif.

Persepsi pemirsa tentang tayanganinfotainment televisi, dengan demikiandiasumsikan dapat dilihat dari; apakahisi pesannya memiliki nilai informasiyang mendidik dan menghibur (nilaipencerahan bagi pemirsa) dan apakahformat tayangan infotainment memilikidayatarik bagi pemirsa.

Cara-cara atau kebiasaan seseorangdalam bertingkahlaku sebagai seg-mentasi psikografi sebagaimana di-singgung Setiadi (2003) tersebutdiasumsikan karena adanya faktor keter-dedahan atau terpaan infotainment pada

seseorang dari media infotainment yangmembuka ingatannya sebagai penga-laman masa lalu pemirsa menonton ataumenerima infotainment dan frekuensiseseorang menonton atau menerimainfotainment, akan memperlihatkan per-sepsinya tentang tayangan infotainment.Asmira (2006) menjelaskan bahwafrekuensi keterdedahan adalah jumlahintensitas responden menonton in-formasi setiap hari dalam rentang waktuseminggu.

Penelitian ini menetapkan beberapakarakteristik dalam dimensi demografiyang diamati, yakni meliputi jeniskelamin, umur, pendidikan danpekerjaan dan pada dimensi psikografiyang diamati terkait dengan keter-dedahan pemirsa pada infotainment,pengalaman masa lalu dan frekuensi pe-mirsa menonton tayangan infotainment,dengan persepsi pemirsa tentang nilaiinformasi dan dayatarik formattayangan infotainment.

2.1 Kerangka Pemikiran

Hubungan antar peubah tersebutbila divisualisasikan sebagai berikut:

Peubah bebas Peubah terikat

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan karakteristik pemirsa pada dimensidemografi dan dimensi psikografinya dengan persepsi pemirsa tentangacara Infotainment televisi.

KARAKTERISTIKDemografis:X1 Jenis KelaminX2 Umur - Aktivitas

X3 Pendidikan - Interest

X4 Pekerjaan

PERSEPSIY (Pemahaman atau Pemaknaandan penafsiran)- Nilai Informasi yang men-

didik dan menghibur (NilaiPencerahan).

- Daya Tarik format tayanganinfotainment.

Psikografis :X5 Keterdedahan pemirsa

Menonton/ menerimainfotainment

X6 Pengalaman masa laluX7 Frekuensi menonton atau

menerima infotainment

Page 6: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

87

2.2 HipotesisBerdasarkan kerangka pemikiran,

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:Terdapat hubungan nyata antarakarakteristik pemirsa pada dimensidemografi dan dimensi psikografinyadengan persepsi pemirsa tentang acarainfotainment televisi swasta.

3. Metode Penelitian3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian diadakan di PerumahanGaperi Rt 01 dan Rt 02, Rw 18, DesaBojong Gede, Kecamatan Bojong Gede,Bogor. Penelitian mencapai targetwaktu dua bulan setengah dari tanggal10 Nopember 2008 sampai dengan 26Januari 2009 untuk mengumpulkan dataprimer dan data sekunder di lapanganserta pengolahan data.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian menggunakan metodesurvei deskriptif korelasional, yaitumendeskripsikan secara sistematiskarakteristik populasi secara faktual dancermat. Langkah ini untuk menghimpundata, menyusun data secara statistik danmencari hubungan di antara peubah-peubah yang diteliti. Hubungan dapatbersifat positif atau negatif. Tujuannyameneliti sejauh mana variasi pada satufaktor berkaitan dengan variasi padafaktor lain. Menurut Nazir (2003),metode deskriptif yaitu membuatdeskripsi secara sistematis, faktual danakurat mengenai fakta sertamenjelaskan hubungan antara fenomenayang diteliti.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah pemirsainfotainment televisi swasta yang sudahdewasa terdiri dari laki-laki danperempuan yaitu berusia 17 tahun keatas. Bingkai sampel (frame sampling)

diambil dari seluruh warga Gaperi Rt 01dan Rt 02 Rw 18.

Sampel penelitian adalah wargapenghuni rumah Rt 01 dan Rt 02 Rw 18yang sudah dewasa berusia 17 tahun keatas, terdiri dari laki-laki danperempuan. Responden adalahpenghuni rumah di perumahan Gaperitersebut yang menonton acarainfotainment pada pagi hingga petanghari mulai pukul 05.00-18.00, denganunit analisis individu. Penarikan sampeldilakukan secara acak sederhanaditentukan 50% (80 orang) dari jumlahpopulasi 160 orang, denganpertimbangan sebagai berikut: secarageografis responden ada dalam satuwilayah pemukiman, sehingga penelitilebih mudah mengumpulkan data; biayapenelitian relatif kecil; waktu penelitianrelatif singkat; secara metodologi 50%besar sampel diharapkan akan mencapaihasil yang sempurna atau mendekatipresisi yang tinggi.

3.4 Data dan Instrumentasi

Data penelitian diperoleh dariinformasi berbagai pihak yang terkait,meliputi data primer dan data sekunder,sebagai berikut:1. Data primer, didapat dari wawancara

langsung dengan responden melaluikuesioner yang dibagikan kepadanyauntuk diisi.

2. Observasi lapangan untukmengamati kondisi responden secarapsikologis terkait dengan karak-teristik sosial budaya secaralangsung dan aktivitas pemirsamenonton acara infotainment distasiun televisi swasta tertentudengan persepsinya tentang tayanganinfotainment tersebut.Data sekunder diperoleh melalui

sumber-sumber terkait, yaitu: (1) dataatau dokumen dari petugas Kantor DesaBojong Gede, (2) RW 18, (3) RT 01

Page 7: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

88

dan (4) RT 02 dan dokumen programacara televisi tentang format tayanganinfotainment dan studi kepustakaan.

Instrumentasi data primer dibangundalam bentuk kuesioner. Kuesionerdikelompokkan menjadi dua bagian:(1) berkaitan dengan pendataan

karakteristik responden secarademografik dan pada dimensipsikografiknya.

(2) pertanyaan kepada respondenmengenai persepsinya tentangtayangan infotainment televisiswasta.

3.5 Definisi Operasional

Karakteristik Demografis RespondenX1 Jenis kelamin, merupakan perbedaan

seks responden, dengan kategori (1)laki-laki dan (2) perempuan, denganskala nominal.

X2 Umur, diukur berdasarkan usiaresponden sejak lahir hingga saatpenelitian berlangsung, dihitungdalam satuan tahun, yaitu respondenyang beusia 17 tahun ke atas,dengan menggunakan skala rasio.

X3 Pendidikan responden, merupakanjenjang pendidikan formal yangtelah ditempuh responden berdasar-kan satuan tahun, menggunakanskala ordinal dengan kategori (1)tamat SD, (2) tamat SMP, (3) tamatSMA, (4) Diploma (5) Sarjana.

X4 Pekerjaan, merupakan kedudukanresponden yang melakukan aktivitastertentu. Kategori pekerjaan: (1)pelajar atau mahasiswa (2)karyawan swasta (3) PNS (4) TNIatau Polri (5) Ibu rumah tangga (6)wiraswasta (7) tidak bekerja ataumenganggur, diukur dengan skalanominal.

Karakteristik Psikografis RespondenX5 Keterdedahan responden pada

infotainment, merupakan keter-dedahan seseorang pada infotain-

ment dari media massa infotainmentseperti (1) televisi swasta (2) radio(3) suratkabar (4) majalah ataubulletin (5) internet (6) handphonemaupun (7) media lainnya,digunakan skala nominal.

X6 Pengalaman masa lalu, merupakanpengalaman (memory) respondenpada tayangan infotainment. Jikapengalamannya menyenangkanmaka kesannya bisa positif ataumendukung, seperti untukmengetahui apakah responden (3)selalu menonton (2) kadang-kadangmenonton atau (1) tidak pernahmenonton, diukur dengan skalaordinal.

X7 Frekuensi responden menonton ataumenerima infotainment, merupakanfrekuensi seseorang menonton ataumenerima infotainment yangterdedah dari media infotainmenttelevisi. Frekuensi tersebut dihitungberdasarkan jumlah intensitas seseo-rang menonton infotainment terse-but setiap hari dalam seminggu,diukur dengan skala ordinal (1)jarang (2) kurang sering (3) sering.

Persepsi Pemirsa (Responden)Infotainment

Persepsi pemirsa (responden)tentang acara infotainment televisiswasta merupakan pandangan danpenilaian responden tentang tayanganinfotainment di media televisi swastameliputi dimensi pemahaman ataupemaknaan dan penafsirannya, apakahmengandung nilai informasi yangmendidik sekaligus memberikanpenjelasan tertentu pada sesuatu hal danmenghibur (melepas-kan diri daripermasalahan, kelelahan dankepenatan). Dimensi ini diukur denganSkala Likert dengan kategori responden(1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju(3) kurang setuju (4) setuju (5) sangatsetuju (dari indikator nilai informasi).Dimensi itu pun terkait pada daya tarik

Page 8: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

89

format tayangan infotainment bagipemirsa apakah pada format dialoginteraktifnya, narasi atau padawawancaranya (rekaman hasilwawancara pihak televisi) dalam insertatau sisipan pada tayanganinfotainment, diukur menggunakanskala ordinal (Skala Likert), dengankategori (1) tidak pernah ada muatandayatarik format tayangan (2) jarang (3)kadang-kadang (4) sering (5) sangatsering.

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumenValiditas instrumen menunjukkan

sejauh mana alat ukur tersebutmengukur apa yang ingin diukur.Dengan demikian kuesioner perludiperkuat validitasnya agar mampumewakili indikator peubah penelitian(Singarimbun & Effendy 2006).

Reliabilitas instrumenAlat ukur dikatakan mempunyai

reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya,jika bersifat mantap atau stabil, dapatdiandalkan (dependability) dan dapatdiramalkan (predictability) (Neumandalam Suryadi 2000).

Uji Validitas dan Reliabilitasinstrumen dilakukan melalui uji cobakuesioner pada pemirsa infotainmentyang memiliki karakteristik relatif samadengan calon responden. Uji Cobadilakukan kepada 20 pemirsainfotainment di perumahan Gaperi,Desa Kedung Waringin, Bojong GedeBogor. Hasil Uji coba instrumen denganCronbach Alpha menunjukkan, hasil ujireliabilitas setiap variabel penelitianuntuk 85 items pertanyaan didapat nilaisebesar 0,965 (=0,05;db=18) biladibandingkan dengan nilai untukresponden (n) 20 sebesar 0,956(=0,05;db=18) maka kuesioner baikpeubah bebas (X) maupun peubah tak

bebas (Y) dinyatakan sangat valid dansangat reliabel.

Pengumpulan DataData penelitian digunakan sumber

dari:

1. Data primer, yaitu kuesioner yangdiberikan kepada respondenuntuk diisi.

2. Wawancara langsung denganresponden, terkait dengan perta-nyaan yang ada dalam kuesioner.

Analisis DataData yang diperoleh secara

deskriptif menggunakan analisisstatistik deskriptif berupa: frekuensi,prosentase, rataan, rataan skor dan totalrataan skor. Untuk menganalisishubungan antara peubah X dan Y, yangmeliputi hubungan karakteristikdemografi individu dengan persepsi dankarakteristik psikografi dengan persep-si, yang menggunakan skala ordinal,dianalisis dengan menggunakan ujikorelasi rank Spearman (Singarimbun& Effendi 2006). Sedangkan yangmenggunakan skala nominal meliputikarakteristik jenis kelamin danpekerjaan, dianalisis dengan meng-gunakan Chi Square serta menggunakanprogram SPSS Versi 13,0 for Windows(Uyanto 2006).

4. Hasil dan Pembahasan

Format tayangan infotainment tujuhstasiun televisi swasta cenderung dalambentuk kompilasi informasi, yaitupenggabungan dari beberapa isu seputarkehidupan artis atau orang ternama.Proses tersebut disampaikan secara utuhmulai dari pengantar, permasalahan danpembahasan masalah secara sistematis,sehingga kesinambungan dapat terjaga.Alur informasi dipandu oleh presenter(host) laki-laki atau perempuan, atauperpaduan diantara keduanya. Nilai

Page 9: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

90

informasi infotainment didukung olehobjektivitas informasi melalui narasi,dialog dan wawancara, sebagaidayatarik format tayangan.

4.1 Karakteristik Pemirsa Infotainment

Dari 80 responden yang diamati,pemirsa infotainment cenderungperempuan (59 orang), selebihnya 21orang laki-laki. Sebagian besarperempuan pemirsa infotainment adalahibu rumah tangga (37 dari 59 orang).Kecenderungan 25 orang pemirsa(31,25%) berusia 40 tahun ke atas.

Pemirsa dalam kategori ini masihtergolong usia produktif yang sebagianbesar terdiri dari ibu rumah tangga.Pendidikan ibu-ibu rumah tangga initerbesar adalah berkisar padapendidikan SD-SMA (54,05%) dansisanya berpendidikan diploma(29,73%) dan sarjana (16,22%).Sedangkan pemirsa laki-laki cenderungberpendidikan Sarjana.

Sebanyak 80 pemirsa infotainmentterdedah dari media televisi. Pemirsalaki-laki cenderung berpendidikanSarjana, menyenangi materiinfotainment terbanyak 4 pilihan(36,3%) yaitu tentang aksi sosial,selebihnya tentang karier 3 pilihan(27,3%), perceraian, Pembunuhan,narkoba dan materi lain-lain yaitutentang perkawinan, masing-masing 1pilihan (9,1%).

Pemirsa Ibu rumah tanggaterbanyak 8 pilihan (28,6%) tentangkarier, selebihnya tentang perceraian 6pilihan (21,4%), aksi sosial 5 pilihan(17,8%), pembunuhan 4 pilihan(14,3%), narkoba 3 pilihan (10,7%) danmateri lain-lain tentang politik 2 pilihan(7,1%). Kecenderungan 26 orang iburumah tangga (32,5%) menontoninfotainment televisi selama 7 hari atausetiap hari dalam seminggu.

Dari 32 penamaan tayanganinfotainment 7 stasiun televisi swasta,

sebanyak 14 pemirsa selalu menontontayangan SILET dan 10 pemirsa selalumenonton Cek & Ricek dari RCTI serta10 pemirsa selalu menonton InsertTrans TV. Kecenderungan 61 pemirsakadang-kadang menonton SILET dan62 pemirsa kadang-kadang menontonCek & Ricek RCTI serta 60 pemirsakadang-kadang menonton KISS dariIndosiar.

Beberapa acara infotainment tidakpernah ditonton oleh pemirsa. 77 orangtidak pernah menonton SindanglayaTPI, 76 orang tidak pernah menontonBlow Up Trans 7, serta 75 orang tidakpernah menonton Kipas-Kipas TPI dan75 orang tidak pernah menonton BEBI(Bebas Bicara) Trans TV.

Temuan di atas memperlihatkanadanya keragaman persepsi pemirsatentang tayangan infotainment, antaralain bahwa tidak semua respondenmelihat tayangan infotainment dari 7stasiun televisi swasta dengan 32penamaan infotainment. Hal ini karenamasih ditemukan beberapa stasiuntelevisi mengabaikan dayatarik formattayangan sebagai obyektivitas informasiyang mendukung nilai pencerahaninfotainment bagi pemirsa.

Hasil analisis (Tabel 2) menun-jukkan, ada korelasi nyata antara nilaiinformasi dan dayatarik format tayang-an (infotainment yang mencerahkandidukung oleh obyektivitas informasimelalui narasi oleh narator dan dialogatau hasil wawancara pihak televisidengan selebritis atau sumber terkait).

4.2 Hubungan Karakteristik danPersepsi Pemirsa Infotainment

Hasil penelitian pada karakteristikjenis kelamin menunjukkan bahwa jeniskelamin pemisa tidak berkorelasidengan nilai informasi dan tidakberkorelasi dengan dayatarik formattayangan. Hasil penelitian padakarakteristik pekerjaan menunjukkan

Page 10: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

91

bahwa pekerjaan pemirsa memilikikorelasi dengan nilai informasi, tetapitidak memiliki korelasi dengandayatarik format tayangan infotainment.Selanjutnya hipotesis “untuk beberapapeubah yang ditunjukkan berhubungannyata, dinyatakan diterima”.

Tabel 1 menunjukkan bahwa jeniskelamin pemirsa atau responden tidakberhubungan dengan persepsi pemirsatentang nilai informasi (p>0,05). Iniberarti bahwa pemirsa perempuanmenganggap infotainment memilikinilai informasi. Tabel 2 menunjukkanbahwa jenis kelamin pemirsa tidakberkorelasi dengan dayatarik formattayangan (p>0,05), yang berarti bahwapemirsa perempuan menganggapinfotainment memiliki dayatarik formattayangan, tetapi pemirsa perempuanjuga yang cenderung menganggapinfotainment tidak memiliki dayatarikformat tayangan.

Temuan ini memberikan asumsi,bahwa ada kecenderungan 37 ibu rumahtangga dari 59 pemirsa perempuan di

Perumahan Gaperi Genteng Biru RT 01dan 02, RW 18 memiliki kedekatandengan infotainment sehingga persepsipemirsa tersebut lebih kuat tentangnilai informasi, dibanding pemirsa lain-nya. Hasil analisis menunjukkan, materitentang Karir cenderung disenangipemirsa perempuan, yaitu sebanyak 45orang dan di antara pilihan tersebut adayang juga menyenangi materi lain,seperti 37 orang senang materi tentangaksi sosial, 26 orang tentang materiperceraian atau perselingkuhan, 22orang tentang narkoba, dan 4 orangmenyenangi materi lain-lain yaitutentang politik, pernikahan, keluargadan materi yang murni hanyamengandung nilai berita dan tidakmengandung nilai hiburan. Selanjutnyabahwa sebagian pemirsa perempuanmenyampingkan perhatian padadayatarik format tayangan yangmeliputi dialog, narasi dan wawancara,sehingga mereka tidak bisamempersepsi infotainment secaramendalam.

Tabel 1Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009

Jenis Kelamin Nilai Informasi TotalSetuju Tidak Setuju

Laki-laki16 (23,9%) 5 (38,5%) 21 (26,4%)

Perempuan51 (76,1%) 8 (61,5%) 59 (73,6%)

Total67 (100,0%) 13 (100,0%) 80 (100,0%)

Sumber: Diolah dari data primer, 2009

Page 11: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

92

Tabel 2Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong Gede2009

Jenis Kelamin Daya Tarik TotalSetuju Tidak Setuju

Laki-laki7 (18,9%) 14 (32,6%) 21 (26,3%)

Perempuan30 (81,1%) 29 (67,4%) 59 (73,7%)

Total37 (100,0%) 43 (100,0%) 80 (100,0%)

Karakteristik Jenis

Tabel 1 menunjukkan bahwa jenispekerjaan pemirsa berkorelasi denganpersepsi pemirsa tentang nilai informasi(p<0,05). Ini berarti bahwa ibu rumahtangga yang menganggap infotainmentmemiliki nilai informasi dan karyawanswasta menganggap infotainment tidakmemiliki nilai informasi. Selanjutnya,Tabel 3 menunjukkan bahwa jenispekerjaan tidak berkorelasi terhadappersepsi pemirsa tentang dayatarikformat tayangan (p>0,05). Perhatianpemirsa yang terfokus padainfotainment, terlebih pemirsa yangmenyenangi tayangan tersebut bisamemperkuat kedekatan atau persepsinya

tentang infotainment baik menyangkutnilai informasi maupun dayatarikformat tayangan.

Peluang laki-laki menontoninfotainment lebih sempit karenaterbatas waktu dan pekerjaan, sepertikaryawan swasta yang terikat padadisiplin kerja, sehingga perhatian padainfotainment bisa terbagi bahkanmenonton hanya sekilas atau sepintasatau hanya untuk mengisi waktu luang.Hal tersebut mempengaruhi persepsinyaatau kedekatan pemirsa tersebut denganinfotainment baik menyangkut nilaiinformasi maupun dayatarik formattayangan.

Tabel 3Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009

Pekerjaan Nilai Informasi TotalSetuju Tidak Setuju

Ibu rumah tangga35 (52,2%) 2 (15,4%) 37 (46,3%)

Karyawan swasta12 (17,9%) 7 (53,8%) 19 (23,7%)

Pelajar/Mahasiswa4 (6,0%) 1 (7,7%) 5 (6,3%)

PNS7 (10,4%) 1 (7,7%) 8 (10,0%)

Tidakbekerja/menganggur 5 (7,5%) 0 (0.0%) 5 (6,2%)Wiraswasta

4 (6,0%) 2 (15,4%) 6 (7,5%)

Total 67 (100,0%) 13 (100,0%) 80 (100,0%)

Sumber: Diolah dari data primer, 2009

Page 12: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

93

Tabel 4Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong Gede,2009

Pekerjaan Daya Tarik TotalSetuju Tidak Setuju

Ibu Rumah Tangga16 (43,2%) 21 (48,8%) 37 (46,2%)

Karyawan Swasta8 (21,6%) 11 (25,6%) 19 (23,7%)

Pelajar/Mahasiswa4 (10,8%) 1 (2,2%) 5 (6,3%)

PNS2 (5,4%) 6 (14,0%) 8 (10,0%)

TidakBekerja/Menganggur 3 (8,2%) 2 (4,7%) 5 (6,3%)Wiraswasta

4 (10,8%) 2 (4,7%) 6 (7,5%)Total

37 (100,0%) 43 (100,0%) 80 (100,0%)

Sumber: Diolah dari data primer, 2009

Karakteristik Umur

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilaikoefisien korelasi peubah umur danpeubah nilai informasi bernilai negatif(-), Hasil analisis menunjukkan(p>0,05) sehingga tidak ada korelasiantara umur dan persepsi pemirsatentang nilai informasi infotainment.Umur pemirsa 20-60 tahun ke atas.Pemirsa yang berusia 60 tahun ke atasterdiri dari pemirsa laki-laki yang tidakbekerja dan ibu rumah tangga, merekatergolong pemirsa yang tidak produktifdan secara fisik maupun psikis memilikiketerbatasan atau kekurangan padakemampuan mendengar, melihat danmemahami tayangan infotainment,sehingga tidak bisa secara maksimalmempersepsi nilai informasi.

Kecenderungan pemirsa ibu rumahtangga yang berusia 40 tahun ke atas,tergolong usia produktif. Ibu rumahtangga ini memiliki kedekatan denganinfotainment, sehingga lebih kuatmempersepsi nilai informasi. Sementara

hasil pengujian hipotesis peubah umurdan peubah dayatarik format tayanganbernilai negatif (p<0,05). Ini berartibahwa semakin tua usia pemirsa, makacenderung menganggap tayanganinfotainment tidak memuat dayatarikformat tayangan. Berdasarkan temuanini mempertegas bahwa kecenderunganibu rumah tangga berusia di atas 40tahun yang masih tergolong produktifserta menyenangi infotainment(memiliki kedekatan dengan infotain-ment), lebih fokus memperhatikandayatarik format tayangan, sebagaipendukung objektivitas informasi.Pemirsa dapat lebih percaya bahkanbisa mengikuti atau meniru cara-carajejak tokoh, sebagai solusi bagi pemirsabila menghadapi hal yang sama dengantokoh yang diidolakan.

Karakteristik Pendidikan

Hasil analisis korelasi RankSpearman (Tabel 6) menunjukkanbahwa nilai koefisien korelasi peubah

Page 13: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

94

pendidikan dan peubah nilai informasibernilai negatif (-). Hasil pengujianhipotesis diperoleh (p<0,05). Ini berartibahwa terdapat korelasi negatif antarapendidikan penonton dan persepsinyatentang nilai informasi suatuinfotainment, dimana semakin tinggipendidikan seorang penonton, maka iacenderung akan menganggap bahwatayangan infotainment tidak memilikinilai informasi.

Sebanyak 30 orang (37,5%) dari 59pemirsa perempuan berpendidikancenderung sarjana. Hasil analisismenunjukkan, dari 59 pemirsa perem-puan tersebut ditemukan 37 pemirsa iburumah tangga yang berpendidikan SD-SMA, relatif memiliki waktu luanguntuk menonton infotainment.Seseorang yang memiliki pendidikantinggi (Diploma atau Sarjana) ataubanyak memiliki pengalaman dalambidang tertentu biasanya memilikitingkat kecerdasan yang relatif lebihbaik dalam menyerap atau menyeleksisuatu informasi secara objektif danterbuka, sehingga bisa mempersepsidan menempatkan hal tersebut(infotainment) pada porsi yangsebenarnya. Bila melihat kecenderunganpemirsa ibu rumah tanggaberpendidikan SD-SMA, dapatdiasumsikan merupakan pemirsa yangtergolong memiliki kedekatan terhadapinfotainment, sedangkan 6 orang iburumah tangga berpendidikan sarjana dan11 orang ibu rumah tangga berpendi-dikan diploma, merupakan pemirsayang tergolong relatif lebih objektif danterbuka dalam mempersepsi tayanganinfotainment.

Nilai koefisien korelasi peubahpendidikan dan peubah dayatarik formattayangan (Tabel 6) bernilai negatif (-).Hasil pengujian hipotesis diperoleh(p>0,05), sehingga tidak ada korelasiantara pendidikan pemirsa dan dayatarikformat tayangan. Dari temuan ini dapatdiasumsikan, bahwa pemirsa masih

dapat menilai atau mempersepsi nilaiinformasi infotainment, tetapi dapatterjadi pemirsa mengabaikan formattayangan infotainment.

Karakteristik Keterdedahan

Nilai koefisien korelasi peubahketerdedahan dan peubah nilaiinformasi bernilai positif (+), sementarauntuk peubah dayatarik bernilai negatif(-). Hasil pengujian hipotesis diperoleh(p>0,05) untuk korelasi antaraketerdedahan dan nilai Informasi sertakorelasi antara keterdedahan dandayatarik, sehingga keterdedahan tidakberkorelasi dengan persepsi pemirsatentang nilai informasi dan dayatariksuatu tayangan infotainment.

Hasil analisis menunjukkan, 80pemirsa (responden) terdedah info-tainment dari televisi. Pemirsamenonton tayangan infotainment daritelevisi pada dasarnya merupakankegiatan selektivitas pemirsa padakebutuhan suatu informasi, akan tetapisejauhmana kedekatan pemirsa denganinformasi tersebut menentukankekuatan pemaknaan dan penafsiran(persepsi) pemirsa pada nilai informasidan dayatarik format tayanganinfotainment. Kedekatan pemirsadengan infotainment tergantung padakepentingan atau kebutuhan yangdiharapkan pemirsa dari infotainmenttersebut.

Karakteristik Frekuensi

Nilai koefisien korelasi peubahfrekuensi dan peubah nilai Informasidan dayatarik keduanya bernilai positif(+). Hasil pengujian hipotesismenunjukkan (p<0,05) untuk peubahfrekuensi dan nilai informasi, sementarauntuk peubah frekuensi dan dayatarikformat tayangan menunjukkan (p>0,05).Ini berati terdapat korelasi positif antarafrekuensi menonton dan persepsipemirsa tentang nilai informasi suatu

Page 14: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

95

infotainment, dimana semakin seringseseorang menyaksikan atau melihattayangan infotainment, maka iacenderung akan menganggap bahwatayangan infotainment memiliki nilaiinformasi, tetapi tidak terdapat korelasiantara frekuensi menonton dan persepsipemirsa tentang dayatarik formattayangan infotainment.

Karakteristik Pengalaman Masa Lalu

Nilai koefisien korelasi peubahpengalaman masa lalu dan peubah nilaiinformasi serta dayatarik formattayangan, keduanya bernilai positif (+).Hasil pengujian hipotesis menunjukkanbahwa untuk korelasi antarapengalaman dan nilai informasi sertauntuk korelasi antara pengalaman dandayatarik menunjukkan (p<0,05),

sehingga terdapat korelasi positif antarapengalaman masa lalu dan persepsipemirsa tentang nilai informasi dandayatarik format tayangan. Hal inidimaksudkan, semakin banyak tayanganinfotainment yang pernah dilihat atauditonton pemirsa, maka ia cenderungakan menganggap bahwa tayanganinfotainment memiliki nilai informasidan memiliki dayatarik formattayangan. Hasil analisis tersebut dapatdiasumsikan, pengalaman pemirsaselalu menonton, kadang-kadang atautidak pernah menonton tayanganinfotainment dari 7 stasiun televisiswasta, dengan format dan penamaanmasing-masing memberi pengalamanpemirsa pada nilai informasiinfotainment yang didukung olehdayatarik format tayangan infotainment.

Tabel 5Korelasi Peubah Umur, Pendidikan, Frekuensi, Pengalaman, Materi dan Keterdedahandan Persepsi Pemirsa tentang Nilai Informasi dan Daya Tarik FormatTayangan.Tayangan Infotainment, Bojong Gede, 2009.

n=80X

YUmur Pendidikan Keterdedahan Frekuensi Pengalaman

Y1 rho

sig

-0.131

0.123

-0.223*

0.023

0.158

0.081

0.456**

0.000

0.916**

0.000

Y2 rho

sig

-0.389**

0.000

-0.059

0.301

-0.044

0.350

0.124

0.137

0.214*

0.028

Sumber: Diolah dari data primer, 2006

5. Simpulan dan Saran5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dananalisis data, maka dapat ditariksimpulan sebagai berikut:1. Karakteristik pemirsa infotainment

adalah sebagian besar (73,75%)

perempuan yang berstatus iburumah tangga, berusia 40 tahun,rata-rata berpendidikan SD dantertinggi SMA, menonton infotain-ment setiap hari dalam satu minggu.Dari tujuh stasiun televisi swasta,tayangan yang paling seringditonton pemirsa tersebut adalah

Page 15: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Sukarelawati

96

Silet dan Cek & Ricek dari RCTIserta Insert dari Trans tv.

2. Pemirsa ibu rumah tangga yangmemiliki kedekatan denganinfotainment menganggap tayanganinfotainment memiliki nilaiinformasi yang mencerahkan, yangdidukung oleh konsistensi atauobjektivitas informasi melaluidialog, narasi dan wawancara,sebagai daya tarik format tayangan,sehingga pemirsa menghendakiinfotainment memiliki nilaiinformasi dan memuat dayatarikformat tayangan, karena masih dite-mukan televisi swasta menayang-kan infotainment yang menyam-pingkan dayatarik format tayangan.

3. Karakteristik pemirsa; yaitu jeniskelamin tidak berkorelasi dengannilai informasi dan dayatarik formattayangan, umur pemirsa tidakberkorelasi dengan nilai informasi,tetapi ada korelasi negatif dengandayatarik format tayangan,pendidikan pemirsa berkorelasinegatif dengan nilai informasi,tetapi tidak berkorelasi dengandayatarik format tayangan,keterdedahan pemirsa tidakberkorelasi dengan nilai informasidan dayatarik format tayangan. Adakorelasi positif antara frekuensipemirsa menonton dan nilaiinformasi, tetapi tidak berkorelasidengan dayatarik format tayangandan hanya karakteristik pekerjaandan pengalaman masa lalu pemirsayang memiliki korelasi dengan nilaiinformasi dan dayatarik formattayangan.

5.2 Saran

1. Infotainment cenderung mendapatsorotan negatif dari beberapakalangan pemirsa, maka sewajarnyatayangan infotainment di televisi

dibenahi atau ditinjau ulang olehberbagai pihak yang terkait.

2. Daya tarik format tayangancenderung tidak berkorelasi dengankarakteristik pemirsa infotainment,dengan demikian pihak televisisebaiknya meningkatkan formattayangan yang lebih menarik, antaralain dengan meningkatkan nilaikonsistensi atau objektivitasinformasi agar infotainmentmemiliki nilai pencerahan bagipemirsa.

Daftar Pustaka

Asmira, D. 2006. Keterdedahan IklanDi Televisi dan Perilaku Khalayak(tesis). Bogor: Institut PertanianBogor.

Departemen Komunikasi danInformatika. 2006. MenggugatInfotainment. Bandung: SimbiosaRekatama Media.

Gumilar G. 2008. Menyikapi Tayangandi Televisi Indonesia.http://www.gumilarcenter.com/makalah/tayangan%20di%20televisi.pdy.html. [19 Mei 2008].

Indosiar. 2008. Ramai-Ramai Artis JadiPenyanyi (rundown program reality#103). Jakarta: Indosiar.

Irianto AM. 2009. TayanganInfotainment 210 Episode PerMinggu. Depok.http://forum.detik.com/showthread.php?t=17116. [ 17 April 2008]

Lestari D. 2005. Pemenuhan Kebutuhandan Penilaian Mahasiswa IISIPJakarta Yang Menonton TayanganInfotainment Pada Televisi Swastadi Jakarta (skripsi). Jakarta:Fakultas Ilmu Komunikasi, InstitutIlmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.

Nazir M. 2003. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rakhmat, J. 2007. PsikologiKomunikasi. Bandung: RemadjaRosda Karya.

Page 16: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi ...

Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di TelevisiKasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor

97

Setiadi NJ. 2003. Perilaku Konsumen,Konsep dan Implikasi untuk Strategidan Penelitian Pemasaran. Jakarta:Prenada Media.

Singarimbun M, Effendo S. 2006.Metode penelitian Survei. Jakarta:LP3ES.

Suryadi R. 2000. HubunganKarakteristik dengan Persepsi dariPenyuluh dan Petani Kecil tentangKendala Berkomunikasi (tesis).Bogor: Program PascasarjanaInstitut Pertanian Bogor.

Syahputra I. 2006. JurnalistikInfotainment, Kancah BaruJurnalistik dalam Industri Televisi.Yogyakarta: Pilar Media.

Uyanto SS. 2006. Pedoman AnalisisData dengan SPSS. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Wardana. 2006a. Infotainmentperbincangan Khususnya IbuRumah Tangga, Seputar MasalahPerceraian Selebritis. PikiranRakyat. Bandung: Fakultas IlmuKomunikasi, Unisba.

________. 2006b . Fatwa NahdatulUlama tentang PengharamanInfotainment.http://www.fajar.co.id.news.php?newsid=25920. [September 2006].