Persepsi Masyarakat Srondol Wetan pada Universitas ...
Transcript of Persepsi Masyarakat Srondol Wetan pada Universitas ...
0
Persepsi Masyarakat Srondol Wetan pada Universitas
Pandanaran: Studi Kasus pada Program PRs Pemberdayaan
Wanita Oleh: Bramandityo
Abstract
The purpose of this inquire is describe Perception of Srondol Wetan’s society of Pandanaran
University: A case study of Woman Empowerment PRs Program. Regarding the methodology, I
survey new all 29 participant who are representation of PKK’s group of Srondol Wetan. The
sampel was taken by multistage random sampling. Data’s collection either was taken by quistionaire as major data’s analysist, or disclosed question as secondary data. The result show that
perception of society toward Universitas Pandanaran was high (level 3). It does mean that
perception of pandanaran was not connected in ultimate way as it should to be highest (level 4)
one. As there were 4 Indicatior, Society was get level 3 on understanding, interest, motivation, and
expectation. It is interesting, how the score about level of interesting of program (as a
representation of Unpand) was only in level 2 (moderate). It does mean that although the program
was not interesting, but the public’s expectation still in high level (level 3). It is suggested from
this inquiry, that necesity of doing program with interesting’s way to attrack the public. It is
necesarry to implement bigger scope of continued reseach method, such as internal/external
public’s responden.
Kata Kunci: Perception, Society, Women Empowerment, PRs Program
1.1. Pendahuluan:
Latar Belakang
Berbagai kasus penipuan dalam institusi pendidikan menjadi catatan
negatif sebagai hal yang memacu untuk lebih lagi mendapatkan penilaian positif
di mata masyarakat (publik). Dalam Kaitan Marketing Public Relation (Ruslan,
2013: 245), Keberadaan kampus abal-abal
(http://regional.kompas.com/read/2017/03/10/18360131/kemenristekdikti.tutup.14
0.perguruan.tinggi.abal-abal) bahkan diketahui setelah pelaksanaan wisuda
sehingga merugikan banyak pihak khususnya mahasiswa sebagai pihak utama dari
Institusi Pendidikan. Hak konsumen tidak hanya mendapatkan hasil ijasah tetapi
juga proses yang benar (pelayanan, proses belajar, sistem pelayanan, dll).
Berbagai universitas di Asia mendapatkan peringkat terbaik yang terdiri
dari universitas dari malaysia, dan Indonesia. Hal yang menarik bagaimana hanya
2 universitas yaitu UGM dan UI yang masuk dalam 50 peringkat besar, selain itu
di atas peringkat 100. Pembangunan citra secara tanpa realitas justru akan menjadi
momok yang dapat menghancurkan sebagaimana banyak universitas yang tidur
1
dalam kemewahan (http://edukasi.kompas.com) merupakan tamparan bahwa
universitas-universitas di Indonesia yang slogankan sebagai universitas kelas
dunia, tetapi tidak pernah menduduki peringkat puncak di asia.
Dalam kompetisi sengit, kebutuhan universitas untuk mendapatkan
kepercayaan (persepsi) tinggi merupakan hal yang dapat mencegah berbagai
ancaman negatif baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam, berbagai
kebijakan yang muncul dari kekurangpahaman tentang aturan pendidikan karena
kepentingan ekonomi jangka pendek justru akan menghancurkan kepercayaan
publik. Memang secara jangka pendek, kebutuhan dana merupakan hal yang
penting, tetapi hal ini sering bertentangan dengan kepentingan jangka panjang
yaitu membuat kebijakan universitas yang memperhatikan public hearing.
Persepsi publik masyarakat penting bagi sebuah instituasi sebagai salah
satu indikator dari kesuksesan (Ruslan, Rosady. 1997: 81-82). Pembicaraan
persepsi muncul dalam konteks bagaimana kepercayaan publik yaitu bagaimana
menciptakan penilaian positif dari kepada perusahaan (institusi). Persepsi
memiliki hubungan erat dengan citra baik yang bersifat abstrak melalui penilaian
positif secara umum, atau bersifat kongret melalui penelitan positif secara nyata
individu kepada institusi.
Program Pemberdayaan Wanita di Kelurahan Srondol Wetan merupakan
bagian dari representasi dari Keberadaan institusi Universitas Pandanaran. Wanita
sebagai tema penting, juga menjadi responden dalam penelitian ini sebagaimana
kelompok PKK merupakan representasi dari satu kelurahan. Persepsi sangat tinggi
tentu menjadi harapan dari setiap program kegiatan public relations. Pengambilan
sampel multistagerandom dalam penelitian kuantitatif deskriptif dapat
menghasilkan kesimpulan yang kuat terkait tingkat representasi sampel dari
keseluruhan polulasi yaitu ketika responden adalah perwakilan dari seluruh wanita
dari kelurahan Srondol Wetan.
2
1.1 Gambar Program Pemberdayaan Wanita
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu sebagai state of the art:
1. Pujiwati, Purnomo. (2004) Citra Universitas Diponegoro Sebagai
Lembaga Pendidikan Tinggi Dalam Pandangan Sivitas Akademika
Staf Administrasi Dan Alumni Universitas Diponegoro. Masters
Thesis Jurusan Magister Ilmu Administrasi, Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro: Citra Undip sebagai Kampus Bagus, Murah,
dan Terkenal. Metodologi Kualitatif.
2. Sri Ati, Yuli Rohmiyati, Desy Ery Danny, Amin Taufik, Heri Yanto.
persepsi mahasiswa fib undip terhadap electronic library upt
perpustakaan universitas diponegoro: Kepuasan Mahasiswa Pada
Pelayanan Universitas. Metodologi menggunakan Trianggulasi.
3. Ika Nurul Fitriani .Persepsi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Perpustakaan Universitas Diponegoro Terhadap Penggunaan Sistem
Informasi Akademik Universitas Diponegoro (Sia Undip): Jenis
Penelitian Mirip yaitu kuantitatif diskriptif. Hasil persepsi mahasiswa
setuju (43%) pada keunggulan SIA Undip.
Urgensi mengetahui pendapat publik (persepsi atau citra) merupakan hal
yang bermanfaat baik bagi universitas sebagai bentuk hasil program Marketing
Public Relations dan juga secara praktis bagi masyarakat yaitu sebagai bentuk
pelayanan dari pihak akademisi kepada tuntutan masyarakat. Keberhasilan
program akan menghasilkan tidak hanya pemahaman, ketertarikan tetapi juga
keluasan pandangan publik akan sebagai bentuk keperdulian publik pada
masyarakat secara keseluruhan. Namun demikian, tujuan teoritis dari penelitian
persepsi adalah menambah khasanah pengetahuan tentang psikologi PRs sehingga
3
penelitian ini sangat merupakan aplikasi tepat ilmu PRs di masyarakat yang lebih
bersifat kongkret (daripada ilmu komunikasi secara umum).
Terkait dengan kebaruan penelitian (research novelty), penelitian tentang
persepsi dilihat dari masyarakat merupakan langkah pioner di Universitas
Pandanaran. Penelitian pada Program PRs pemberdayaan wanita menambah sisi
evaluasi program sehingga input dana tidak terbuang tanpa pengetahuan
bagaimana publik. Penilaian khalayak terhadap Universitas menjadi langkah
terbuka dari akademisi untuk menghindari disruptif.
Keterbatasan Penelitian ini adalah bagaimana terdapat analisis kualitatif
sebagai tambahan data, yang dalam konteks tertentu dipisahkan dari analisis
kuantitatif deskriptif. Program Pemberdayaan Wanita sebagai representasi nyata
dari citra Universitas akan menunjukkan persepsi terhadap Universitas
Pandanaran tersebut sendiri. Berbagai tantangan yang muncul baik dari dalam
Institusi dan dari luar berupa kompetisi dari pihak lain, serta godaan tindakan
pencitraan belaka, mendasari judul penelitian yaitu “Persepsi Masyarakat
Kelurahan Srondol Wetan Universitas Pandanaran: Studi Kasus Pada Program
Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Srondol Wetan Banyumanik Kota
Semarang”.
1.2. Perumusan Masalah
Program PRs Pemberdayaan Wanita sebagai representasi nyata dari citra
Universitas ditangkap oleh khalayak yang menilai kehadiran Universitas
Pandanaran sebagai institusi yang melakukan pelayanan masyarakat (publik).
Penilaian publik akan menunjukkan persepsi terhadap Universitas Pandanaran
tersebut sendiri. Berbagai tantangan yang muncul baik dari dalam Institusi dan
dari luar berupa kompetisi dari pihak lain, serta godaan tindakan pencitraan belaka
menjadikan kesempatan untuk terus melanjutkan pembentukan identitas
Universitas Pandanaran. Maka perumusan Masalah penelitian ini adalah
“Bagaimanakah persepsi masyarakat Srondol Wetan pada Universitas
Pandanaran melalui Program PRs?”
4
1.3. Kerangka Teori
Penyampaian Pesan Publik Relations
Sebagaimana informasi merupakan awalan pertama persepsi khalayak
terbentuk, terdapat beberapa model Public Relations dalam penyampaian pesan
kepada khalayak (Ruslan, Rosady, 2003: 103-) yaitu model press agenty, model
public information, model two way asymmetrical, dan model two way
simmetrical. Model press agenty merupakan model searah yaitu sumber informasi
sebagai pusat, dan melakukan manipulasi terhadap penerima informasi.
Model public information terjadi ketika PRs seolah-olah membangun
kepercayaan melalui komunikasi searah dengan informasi yang obyektif
meskipun pengirim informasi masih sangat mengontrol jalan komunikasi, tetapi
tidak begitu mementingkan unsur persuasif karena berlaku seperti wartawan.
Model two way asymmetrical terjadi sifat yang lebih dua arah (feedback
diperhatikan) meskipun dominasi tetap pada pengirim sebagaimana pihaknya
yang mengerti informasi, dan bersifat dua arah yaitu unsur kebenaran lebih
diperhatikan lagi dan persuasif dilakukan dengan metode ilmiah. Model two way
simmetrical terjadi ketika model persuasif propaganda dilakukan melalui
komunikasi dua arah yang berimbang sebagaimana terjadi penyelesaian konflik
dengan pemahaman publik bersama, dan komunikasi etis (bersifat membujuk)
dalam membangun saling pengertian-dukungan-keuntungan.
Persepsi
Kotler dalam Wasesa mendefinisikan persepsi sebagai proses seorang
untuk melakukan seleksi, mengorganisasi, dan mengintrepretasi informasi-
informasi yang masuk dalam pikiran menjadi gambar yang penuh arti (Wasesa,
2006: 13). Realitas “dipersepsikan” secara berbeda tergantung jenis publik dari
individu, situasi dan kondisi individu, dan stimuli fisik. Realitas perusahaan
diartikan secara berbeda satu dengan yang lain.
Terdapat 3 jenis proses dalam persepsi, yaitu
1. Selective attention: perhatian seseorang menjadi sumber bagaimana citra
perusahaan. Informasi yang tepat dengan media yang tepat.
5
2. Selective distortion: kecenderungan seseorang untuk memilah informasi yang
muncul dalam dirinya.
3. Selective Retention: kecenderungan informasi mudah diingat karena diberikan
secara berulang-ulang.
Berbagai kecenderungan yang menjadi karateristik publik, sehingga
kebutuhan untuk membangun kredibilitas institusi menjadi penting. Realitas
sebuah institusi pendidikan menjadi penting untuk dibangun dengan kejujuran.
Penipuan realitas dengan memberikan informasi yang tidak benar (minimal
menurut kepantasan) justru akan menciptakan citra yang lemah. Berbagai macam
celah, dapat menjadi ancaman sebagaimana terdapat banyak kepentingan (dari
kompetitor misalnya) sehingga menciptakan citra negatif.
Secara interpersonal, persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses aktif,
komunikator mencerap, mengatur dan menafsirkan pengalaman secara selektif
(Tubbs, Steward L. Dan Sylvia Moss. 2001: 65). Terdapat kemungkinan
kesalahan dalam melakukan penafsiran atas realita yang bahkan menghasilkan
konflik dalam komunikasi (karena filter perseptual budaya, stereotip, perbedaan
individu, perbedaan konteks). Berbagai detail prinsip persepsi penting bila
diterapkan bagaimana kompleksitas persepsi individu terhadap kita (organisasi
kita). Ketiga unsur persepsi, pengamat, obyek, dan konteks merupakan jalinan
kompleks untuk memperbaiki komunikasi sehingga memerlukan proses kemauan
untuk mengalami persepsi orang lain (disebut empati).
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakmat,
2009: 50). Persepsi menafsirkan makna informasi indrameliputi sensasi, atensi,
ekspektasi, motivasi dan memori. Individu mendapatkan pengetahuan dari
informasi yang diterima (dan merasakan). Motivasi dan Harapan kemudian
menimbulkan batas antara individu dan sosial menjadi kabur sebagaimana
informasi yang didapat kemudian berkaitan dengan orang lain dan masyarakat.
1. Perhatian adalah proses mental dalam saat menseleksi realitas. Perhatian
terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan
6
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain (rakhmat,
2009:52).
2. Interest (ketertarikan): merupakan bagian perasaan yang membuat kita
menyukai satu hal berdasarkan kepentingan.
3. Motivasi: Proses konstruktif yang banyak melibatkan unsur motivasi sosial
(Rakhmat,2009:90).
4. Ekspetasi (Harapan): Harapan peranan tentang kewajiban, tugas, dan hal yang
berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok (Rakhmat, 2009:122).
Citra atau Reputasi
Frank Jefkin mengatakan bahwa citra itu tidak dapat dibuat (Jefkin,
1994:19). Citra merupakan bayangan yang didapat dari pengetahuan seseorang
terhadap kegiatan nyata perusahaan. Kenyataan berasal dari ppa yang dilakukan
oleh perusahaan (dalam hal ini universitas) melalui program-program yang nyata.
Pada sisi lain, bayangan tidak seharusnya dibuat karena merupakan refleksi dari
keberadaan (karena itu tidak seharusnya dan tidak makes sense) sehingga hal yang
seharusnya dilakukan adalah membentuk identitas perusahaan. Sebuah ciri khas
yang membedakan dengan insititusi lain, yaitu melalui program kerja yang nyata
tetapi unggul.
Terdapat hubungan erat citra dan reputasi sebagaimana konsep reputasi
merupakan titik pertemuan antara Citra Organisasi oleh publik luar dan
pandangan publik internal berupa indentitas organisasi. Reputasi memiliki konsep
yang lebih luas karena dipengaruhi oleh pihak luar (calon mahasiswa) dan pihak
dalam mahasiswa baru yang sudah menjadi anggota. Reputasi ada perpaduan
antara indentitas dan citra organiasi (Irianta, Yosal. 2008:102).
7
1.4. Alur Pikir
Gambar 1.2 Alur Pikir
1.5. Metodologi Penelitian dan Pembahasan
Metodologi Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe kuantitatif
deskriptif (Sugiyono, 2007: 14). Dalam penelitian ini, populasi penelitian yaitu
keseluruhan masyarakat srondol wetan yaitu berjumlah 19.846. Penulis
menetapkan tingkat kesalahan sebesar 10%. Sebagaimana merupakan studi kasus
program pemberdayaan wanita, Dengan menggunakan Multistage random
sampling maka anggota kelompok PKK yang hadir merupakan representasi dari
seluruh jumlah popolasi.
Sumber data penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer
adalah data dari kuesioner. Data sekunder diambil dari studi kepustakaan dari
buku-buku referensi yang berhubungan dengan objek penelitian, internet,
intranet,serta sumber lain. Terkait dengan Analisi data, penulis menggunakan
skala likert sebagai penilaian kuesioner yang dibagikan (4 skala).
Analisis data pada penelitian ini bersifat analisis data deskriptif
(menggunakan program SPSS) yaitu dengan tabel distribusi frekuensi . Uji
Validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung (dengan bantuan SPSS)
dengan r tabel (Tabel product Moment, taraf signifikansi 10%) (Arikunto, 2010:
Persepsi
(rakhmat,
2005: 50)
Masyarakat
Citra
(Jefkin,
1994:19)
Reputasi
(Irianta,
Yosal.
2008:102)
Psikologi Public
Relations
Indikator Persepsi
Attensi, Interest, Motivasi, Harapan
Unpand
Program
PRs
Metodology:
Deskriptif, Multistage random, Uji Validitas& Reliabilitas
8
211). Uji Reliabilitas Kuisioner dilakukan dengan melihat angka Alpha Cronbach
dengan persyaratan reliable bila menunjukkan angka lebih > dari 0,6 (Gozhali,
2001: 129).
Pembahasan
Uji Validitas
Uji Validitas dan Reliabilitas penting untuk memastikan bahwa setiap
pertanyaan kuisioner layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.21 Validitas Kuisioner
Berdasarkan Tabel terlihat semua pertanyaan dalam kuisioner yaitu
Persepsi Masyarakat Srondol Wetan terhadap Program Pembedayaan wanita
Universitas Pandanaran valid karena lebih daripada r tabel (n: 29 yaitu 0,381)
(Pengetahuan 0.519, Ketertarikan 0.663, Motivasi 0.682, Harapan Manfaat 0.766, Harapan
Kesesuaian 0.566) kecuali pada poin pertanyaan sumber media informasi (Sumber
Media Informasi -0.037) Hal ini dikarenakan terdapat pertanyaan yang bermakna
kualitatif (jawaban dll).
Uji Realibilitas
Berdasarkan Tabel terlihat variabel persepsi adalah reliabel sebagaimana
lebih dari 0.6 yaitu berada pada angka cronbach Alpha: 0,695.
Kesimpulan Persepsi
Kategori Persepsi
Frequency Percent
Valid tidak baik 1 3.4
kurang baik 2 6.9
9
baik 19 65.5
sangat baik 7 24.1
Total 29 100.0
Tabel 1.4 Kategori Persepsi
Berdasarkan Tabel 1.1 tentang kesimpulan persepsi bahwa mayoritas
responden sebanyak 19 orang atau 65,5% mempunyai persepsi baik (level 3)
terkait dari program kampanye pemberdayaan wanita Universitas Pandanaran. Hal
ini berarti bahwa persepsi responden adalah tinggi, meskipun belum sangat tinggi.
Persepsi Masyarakat terhadap Universitas pandanaran ada pada level 3.
Universitas Pandanaran melalui program Public Relations Pemberdayaan wanita
dinilai belum maksimal sebagaimana jika maksimal tentu akan mencapai level 4
sangat tinggi. Wanita melakukan seleksi, organisasi, dan intrepretasi berbagai
informasi tentang urgensi peran wanita dalam menciptakan keluarga bahagia.
Dalam jaman media sosial, peran wanita untuk menjaga anak-anak sebagai
generasi milenial (Moriarty, Mitchell, Wells, 2009: 167-168) terkait bagaimana
pengawasan penggunaan media menentukan bagaimana perjalanan keluarga
bahagia diwujudkan.
Berdasarkan tabel ketertarikan, terlihat bagaimana mayoritas responden
melakukan seleksi, yaitu memberikan penilaian yang kurang tinggi (lumayan).
Hal ini membuktikan bahwa meskipun tingkat penerimaan informasi lebih tinggi
(level 3), tetap saja merupakan tantangan untuk membuat perhatian (perasaan
suka) khalayak. Program Pemberdayaan wanita meskipun informatif, tetapi
kurang menarik. Hal ini karena keterbatasan alat yaitu kerusakan alat pada saat
pelaksanaan program.
Dibandingkan dengan angka lebih tinggi pada ekspektasi, motivasi
(Rakhmat, 2009: 122) sebagai salah satu indikator persepsi memperlihatkan
bahwa program sebenarnya sudah berhasil memotivasi khalayak untuk
membagikan informasi-hiburan dari program kepada sesama, meskipun dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan program untuk membuat khalayak perduli pada
urusan kemasyarakatan mempunyai level yang lebih tinggi.
10
Sebagaimana tingkat pemahaman, ketertarikan, dan Harapan belum
maksimal, namun demikian pemahaman masyarakat akan urgensi pesan program
dapat dikatakan sebagai persetujuan masyarakat akan keberadaan institusi
universitas pandanaran, minimal dari sisi citra (Jefkin, 1994:19). Sebagaimana
menurut jefkin, citra memang tidak seharusnya dibuat. Citra merupakan hasil, dan
identitas yang dapat dibuat yaitu sebuah universitas melalui berbagai
program/kebijakan yang memperhitungkan masukan dari publik. Secara kongkret,
program Universitas Pandanaran harus terus diwujudkan dalam dukungan
pendanaan nyata pada selain program yang sudah ada, khususnya dukungan pada
program kegiatan hmj komunikasi sebagai institusi yang ikut menaungi program
ini. Pertanyaan tentang “Reputasi dan citra” (Irianta, Yosal. 2008:102) menjadi
tamparan keras sejalan dengan godaan yang telah terjadi di beberapa universitas
lain yang dinilai melakukan penipuan publik. Untuk terus mendapatkan persepsi
baik dari publik, penyampaian komunikasi seharusnya terus dilakukan dengan
Model two way simmetrical (Ruslan, Rosady, 2003:105) yang berfokus pada
penyelesaian/solusi nyata dibanding dengan kepentingan politis satu/atau
beberapa pihak.
11
Berikut ini akan dijelaskan detail dari pertanyaan tiap indikator dari
variabel persepsi:
Pengetahuan Motivasi
Frequency Percent Frequency Percent
tidak
paham
2 6.9 tidak
setuju
3 10.3
agak
paham
8 27.6 lumayan 5 17.2
paham 16 55.2 setuju 17 58.6
sangat
paham
3 10.3 sangat
setuju
4 13.8
Total 29 100.0 Total 29 100.0
Sumber Media Informasi Bermanfaat
Frequency Percent Frequency Percent
surat
pemberitahuan
(dari
kelurahan/ tim
KKN)
10 34.5
tidak
setuju 1 3.4
SMS/WA 5 17.2 lumayan 3 10.3
dari
pemberitahuan
langsung
(tetangga /
pengurus)
13 44.8
setuju 19 65.5
dll 1 3.4 sangat
setuju 6 20.7
Total 29 100.0 Total 29 100
Ketertarikan Harapan Sesuai
Frequency Percent Frequency Percent
tidak
menarik
2 6.9 tidak
sesuai
1 3.4
lumayan 13 44.8 agak
sesuai
5 17.2
menarik 11 37.9 sesuai 19 65.5
12
sangat
menarik
3 10.3 sangat
sesuai
4 13.8
Total 29 100.0 Total 29 100.0
Tabel 1.5 Detail dari tiap Indikator dari variabel Persepsi
Pengetahuan
Berdasarkan Tabel 1.2 bahwa mayoritas responden sebanyak 17 orang
atau 44,8% menyatakan setuju (level 3) akan membagikan sesuatu pada orang lain
terkait hal yang didapat dari program kampanye pemberdayaan wanita Universitas
Pandanaran. Hal ini berarti bahwa motivasi memberi tahu orang lain adalah tinggi.
Sumber Media Informasi
Berdasarkan Tabel 1.2 bahwa Mayoritas Responden yaitu 13 orang atau
44,8% menyatakan setuju bahwa Pemberitahuan Langsung (Tetangga/Pengurus
Warga) merupakan sumber Media Informasi tentang acara ini. Hal ini berarti
bahwa word of mouth merupakan sumber bagi responden (masyarakat).
Ketertarikan
Berdasarkan Tabel 3.4 bahwa mayoritas responden sebanyak 13 orang
atau 44,8% menyatakan bahwa ketertarikan program kampanye pemberdayaan
wanita Universitas Pandanaran adalah lumayan (level 2). Hal ini berarti bahwa
tingkat ketertarikan terhadap program lumayan.
Movitasi Memberi Tahu Orang Lain
Berdasarkan Tabel 1.4 bahwa mayoritas responden sebanyak 17 orang
atau 44,8% menyatakan setuju (level 3) akan membagikan sesuatu pada orang lain
terkait hal yang didapat dari program kampanye pemberdayaan wanita Universitas
Pandanaran. Hal ini berarti bahwa motivasi memberi tahu orang lain adalah tinggi.
Bermanfaat Sesuai Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan Tabel 1.5 bahwa mayoritas responden sebanyak 19 orang
atau 65,5% menyatakan setuju (level 3) kemanfaatan program kampanye
pemberdayaan wanita Universitas Pandanaran untuk masyarakat. Hal ini berarti
bahwa harapan responden program ini bermanfaat adalah tinggi.
13
Harapan Sesuai Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan Tabel 1.6 bahwa mayoritas responden sebanyak 19 orang
atau 65,5% menyatakan setuju (level 3) pada kesesuaian program kampanye
pemberdayaan wanita Universitas Pandanaran untuk masyarakat. Hal ini berarti
bahwa harapan responden adalah tinggi.
1.6. Simpulan dan Rekomendasi/Saran
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Pengetahuan, Motivasi, dan Harapan mendapatkan nilai pada level 3
sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat srondol wetan
terhadap universitas pandanaran (melalui program PRs Pemberdayaan
wanita) ada pada angka yang tinggi tetapi tidak maksimal).
2. Ketertarikan Masyarakat berada pada level 2 sehingga dapat dikatakan
bahwa keberadaan Universitas Pandanaran melalui Program PRs
Pemberdayaan Wanita kurang menarik.
3. Secara Keseluruhan, Persepsi Masyarakat Srondol Wetan pada Universitas
Pandanaran dalam studi kasus Program PRs Pemberdayaan Wanita adalah
pada tingkat yang tidak maksimal (level 3).
Rekomendasi/Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka terdapat beberapa saran yang penulis ajukan:
1. Meskipun persepsi masyarakat Srondol Wetan pada level 3, hal ini
menyiratkan bahwa perlu mengadakan kegiatan yang lebih
informatif tetapi bersifat sesuai dengan perkembangan generasi
baru (entertainment).
2. Sesuai dengan model PRs two way simmetrical Perlu diadakan
penelitian lanjutan yaitu penelitian dengan menerapkan variabel
persepsi baik pada variabel dependen atau variabel dependen.
Pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat seharusnya
didukung pendanaan baik dari Universitas, terutama Keberanian
14
Rektor Unpand dalam memberikan dukungan dana dalam
penelitian opini publik demi menjaga ciri universitas (penelitian
sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi) dan bagi
indikator kinerja pengelola universitas.
3. Mahasiswa perlu banyak dicoach dan dilibatkan dalam
mewujudkan penelitian lanjutan sebagaimana keterlibatan tinggi
pada program. Perlu ketulusan dari peneliti untuk menimba dan
membagikan (tidak menyimpan sendiri).
4. Kesadaran Masyarakat akan pengetahuan, perasaan tertarik, dan
harapan tentang peran wanita tidak hanya menjadi wacana teoritis,
tetapi justru membuat setiap wanita di kalangan universitas
pandanaran memberi contoh baik bertindak mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
15
Daftar Pustaka
Ati, Sri. Yuli Rohmiyati, Desy Ery Danny, Amin Taufik, Heri Yanto. Tanpa
Tahun. Persepsi Mahasiswa FIB Undip Terhadap Electronic Library Upt
Perpustakaan Universitas Diponegoro. Jurnal Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriani, Ika Nurul . Tanpa Tahun. Persepsi mahasiswa program studi s1 ilmu
perpustakaan Universitas diponegoro terhadap penggunaan sistem Informasi
akademik universitas diponegoro (sia undip). Jurnal Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Jefkins, Frank. 1994. Public Relations Untuk Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Moriarty, Mitchell, Wells, 2009. Advertising. Jakarta: Prenadamedia Group.
Pujiwati, Purnomo. 2004. Citra Universitas Diponegoro Sebagai Lembaga
Pendidikan Tinggi Dalam Pandangan Sivitas Akademika Staf Administrasi Dan
Alumni Universitas Diponegoro. Masters Thesis Jurusan Magister Ilmu
Administrasi, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Ruslan, Rosady. 1997. Praktek dan Solusi Public Relations dalam situasi krisis
dan pemulihan citra. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 2003. Metodologi Public Relations. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Rakhmat, Jalaudin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tubbs, Steward L. Dan Sylvia Moss. 2001. Human Communication: prinsip-
prinsip Dasar. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.
16
Wasesa, Silih Agung. 2006. Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sumber Internet
http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/20/09451919/Universitas.yang.Tidur.dal
am.Kemewahan
http://regional.kompas.com/read/2017/03/10/18360131/kemenristekdikti.tutup.14
0.perguruan.tinggi.abal-abal
17
0
Tabel Induk
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7
No Gender Umur Pendidikan Hp Email total kategori
1 2 45 5 08985808419 1a 3 3 3 3 4 3 positif 16 4
2 2 31 5 089664519574 1a 3 4 3 4 4 2 positif 16 4
3 2 5 3 3 3 3 3 3 15 3
4 2 50 5 085876353782 1a 3 1 3 3 3 3 positif 15 3
5 1 42 5 085713781992 1a 3 1 1 3 3 3 positif 13 3
6 2 5 3 3 2 2 3 3 13 3
7 2 5 3 3 2 1 2 2 10 2
8 2 43 5 082325763313 1a 3 5 2 3 3 2 positif 13 3
9 2 49 5 082324964320 1a 3 1 4 4 4 4 positif 19 4
10 2 45 5 081391947676 1a 2 1 2 3 3 3 1a 13 3
11 1 54 5 081390201362 1a 3 1 3 3 3 3 positif 15 3
12 2 43 3 1a 1a 3 1 3 3 3 3 positif 15 3
13 2 57 5 081805905547 1a 2 1 2 1 3 3 1a 11 3
14 2 45 3 08179519073 1a . . . . . . 1a 0 1
15 1 30 4 08156526862 [email protected] 3 4 2 3 3 3 1a 14 3
16 2 40 4 082216628277 1a 3 4 2 3 3 3 1a 14 3
17 2 53 5 085712545070 1a 1 4 2 3 3 3 1a 12 3
18 1 41 5 1a 2 4 2 3 3 3 1a 13 3
19 2 35 4 085747407929 1a 3 1 2 3 3 3 positif 14 3
20 1 22 5 1a 1a 2 4 2 2 2 3 1a 11 3
21 2 29 5 08773285416 [email protected] 2 4 2 2 3 2 1a 11 3
22 2 27 5 085643628082 [email protected] 3 4 3 3 3 3 positif negatif 15 3
1
23 1 45 5 081329227794 1a 3 4 3 3 4 4 1a 17 4
24 2 5 2 4 3 3 3 3 1a 14 3
25 2 5 2 4 3 2 3 3 1a 13 3
26 1 1 1 1 1 1 1a 5 1
27 2 50 4 08156633198 [email protected] 4 3 3 3 3 3 1a 16 4
28 1 20 4 1a 1a 4 1 4 4 4 4 positif 20 4
29 1 22 5 082133214664 [email protected] 4 4 4 4 4 4 positif 20 4
30 2 30 5 1a 1a 2 4 2 2 2 2 1a 10 2
0