PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL - HMTS … · Persamaan tsb sama dengan persamaan aliran melalui...

62
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL Partial Differential Equations PDE

Transcript of PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL - HMTS … · Persamaan tsb sama dengan persamaan aliran melalui...

PERSAMAAN DIFERENSIAL

PARSIAL

Partial Differential Equations – PDE

Persamaan Diferensial Parsial – PDE2

Acuan

Chapra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Methods for Engineers,

2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York.

Chapter 23 dan 24, hlm. 707-749.

Persamaan Diferensial Parsial – PDE3

Suatu fungsi u yang bergantung pada x dan y: u(x,y)

Diferensial u terhadap x di sembarang titik (x,y)

Diferensial u terhadap y di sembarang titik (x,y)

x

yxuyxxu

x

u

x

,,lim

0

y

yxuyyxu

y

u

y

,,lim

0

Persamaan Diferensial Parsial – PDE4

Contoh arti

fisik:

u elevasi tanah

pada peta

situasi.

u ditunjukkan

oleh garis-

garis (kontour)

elevasi tanah.

X

Y

buat potongan memanjang di sepanjang

garis ini apa yang akan Sdr lihat?

u(x,y)

Persamaan Diferensial Parsial – PDE5

122

2

2

2

u

y

uxy

x

u

yuy

ux

yx

u58

2

2

2

3

xyx

u

x

u

2

33

2

2

6

xy

uxu

x

u

2

2

Orde PDE adalah orde tertinggi suku derivatif

PDE merupakan fungsi linear apabila

fungsi tsb linear pada u dan derivatif u, dan

koefisien persamaan tsb hanya bergantung

pada variabel bebas (x atau y) atau konstanta

(1)

(2)

(3)

(4)

PDE Order Linear

(1) 2 ya

(2) 3 ya

(3) 3 tidak

(4) 2 tidak

Persamaan Diferensial Parsial – PDE6

02

22

2

2

D

y

uC

yx

uB

x

uA

PDE yang dibahas pada mk Matek di sini

hanya PDE linear berorde dua

PDE linear berorde dua dan fungsi dua

variabel bebas (x,y) dapat dikelompokkan

menjadi:

eliptik

parabolik

hiperbolik

B2 − 4AC kategori

< 0 eliptik

= 0 parabolik

> 0 hiperbolik

A, B, C : fungsi x dan y

D : fungsi x, y, u, ∂u/∂x, dan ∂u/∂x

Persamaan Diferensial Parsial – PDE7

B2 − 4AC Kategori Nama Persamaan

< 0 Eliptik Persamaan Laplace

(permanen, 2D spasial)

= 0 Parabolik Persamaan konduksi panas

(tak-permanen, 1D spasial)

> 0 Hiperbolik Persamaan gelombang

(tak-permanen, 1D spasial)

02

2

2

2

y

T

x

T

t

T

x

Tk

2

2

2

2

22

21

t

y

cx

y

PDE Eliptik (Persamaan Laplace)

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace

Persamaan Diferensial Parsial – PDE8

Persamaan Laplace9

∆z

X

Y

Sebuah plat logam persegi tipis

kedua permukaan dilapisi

dengan isolator panas

sisi-sisi plat diberi panas

dengan temperatur tertentu

transfer panas hanya

dimungkinkan pada arah x

dan y

Ditinjau pada saat transfer

permanen telah tercapai (steady-

state condition)

Persamaan Laplace10

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y Pada steady-state condition, aliran kedalam

sebuah elemen (lihat gambar di samping)

selama periode ∆t haruslah sama dengan aliran

yang keluar dari elemen tsb:

tzxyyqtzyxxq

tzxyqtzyxq

q(x) dan q(y) berturut-turut adalah fluks panas

arah x dan arah y, dalam satuan kal/cm2/s.

q(x)

Persamaan Laplace11

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y Jika semua suku pada persamaan tsb dibagi

dengan ∆z ∆t, maka:

xyyqyxxqxyqyxq

Pengelompokan suku dan perkalian dengan

∆x/∆x atau ∆y/∆y menghasilkan:

0

xy

y

yyqyqyx

x

xxqxq

q(x)

Persamaan Laplace12

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y Pembagian dengan ∆x ∆y menghasilkan:

Mengambil nilai limit persamaan tsb dan

memperhatikan definisi diferensial parsial, maka

diperoleh:

0

y

q

x

q

0

y

yyqyq

x

xxqxq

(persamaan konservasi energi)

q(x)

Persamaan Laplace13

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y

Penyelesaian PDE tsb membutuhkan syarat batas

fluks panas q; padahal syarat batas yang

diketahui adalah temperatur T.

Oleh karena itu, PDE di atas diubah menjadi PDE

dalam T dengan menerapkan Hukum Fourier

untuk konduksi panas.

0

y

q

x

q

(Fourier’s law of heat conduction)

i

Tk

i

TCkqi

q(x)

Persamaan Laplace14

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y

i

Tk

i

TCkqi

q(x)

qi : fluks panas arah i (kal/cm2/s)

k : koefisien difusi thermal (cm2/s)

ρ : rapat massa medium (g/cm3)

C : kapasitas panas medium (kal/g/°C)

T : temperatur (°C)

k´ : konduktivitas thermal (kal/s/cm/°C)

Persamaan di atas menunjukkan bahwa fluks

panas tegak lurus sumbu i sebanding dengan

gradien/slope temperatur pada arah i.

Persamaan Laplace15

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y

02

2

2

2

y

T

x

T

q(x)

Dengan memakai Fick’s Law, maka persamaan

konservasi energi dapat dituliskan sbb.

yxfy

T

x

T,

2

2

2

2

Jika ada source atau sink:

(Persamaan Laplace)

(Persamaan Poisson)

Persamaan Laplace16

∆x

∆yq(x)+q(x+∆x)

q(y)+q(y+∆y)

q(y)

X

Y

i

HKqi

q(x)

qi : debit aliran arah i (m3/m/s)

K : konduktivitas hidraulik (m2/s)

H : tinggi hidraulik (m)

i : panjang lintasan (m)

Persamaan tsb sama dengan persamaan aliran

melalui medium porus (Hukum Darcy).

02

2

2

2

y

H

x

H

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace17

Penyelesaian persamaan Laplace, dan berbagai PDE di bidang

enjiniring, hampir tidak pernah dilakukan secara analitis, kecuali untuk

kasus-kasus yang sederhana.

Penyelesaian hampir selalu dilakukan dengan cara numeris.

Teknik penyelesaian PDE secara numeris

Metode beda hingga (finite difference approximation, FDA)

Metode elemen hingga (finite element method, FEM)

Metode volume hingga (finite volume method, FVM)

Finite Difference Approach – FDA18

∆x

∆y

X

Y Langkah pertama dalam FDA

Domain fisik plat persegi dibagi menjadi

sejumlah pias atau grid titik-titik diskrit.

PDE Laplace diubah menjadi persamaan beda

hingga di setiap titik hitung (i,j).

Di titik hitung interior (simbol bulat hitam):

0 1 2 3 4

0

1

2

3

4

2

1,,1,

2

2

2

,1,,1

2

2

2

2

y

TTT

y

T

x

TTT

x

T

jijiji

jijiji

diferensi tengah

(central difference)

error = O[(∆x)2] &

error = O[(∆y)2]

Finite Difference Approach – FDA19

∆x

∆y

X

Y Persamaan Laplace dalam bentuk beda hingga:

0 1 2 3 4

0

1

2

3

4 022

2

1,,1,

2

,1,,1

y

TTT

x

TTT jijijijijiji

Jika ukuran grid seragam, ∆x = ∆y, maka:

04 ,1,1,,1,1 jijijijiji TTTTT

Finite Difference Approach – FDA20

0754

04

1,22,11,1

1,10,12,11,01,2

TTT

TTTTT

Di titik-titik yang berada di batas domain (simbol

bulat putih), berlaku syarat batas (boundary

conditions) temperatur diketahui/ditetapkan.

BC semacam itu dikenal dengan nama Dirichlet

boundary condition.

Di titik (1,1):50°C

75°C

0°C

100°C

Di 8 titik interior yang lain pun dapat dituliskan

persamaan beda hingga diskrit semacam di atas.X

Y

0 1 2 3 4

0

1

2

3

4

Finite Difference Approach – FDA21

X

Y

0 1 2 3 4

0

1

2

3

4

50°C

75°C

0°C

100°C Dari 9 titik interior diperoleh sistem persamaan

aljabar linear yang terdiri dari 9 persamaan dengan

9 unknowns.

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace22

1504

1004

1754

504

04

754

504

04

754

)9

)8

)7

)6

)5

)4

)3

)2

)1

3,33,22,3

3,33,23,12,2

3,23,12,1

3,32,32,21,3

3,22,32,22,11,2

3,12,22,11,1

2,31,31,2

2,21,31,21,1

2,11,21,1

TTT

TTTT

TTT

TTTT

TTTTT

TTTT

TTT

TTTT

TTT

9 persamaan dengan 9 unknowns:

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace23

150

100

175

50

0

75

50

0

75

410100000

141010000

014001000

100410100

010141010

001014001

000100410

000010141

000001014

3,3

3,2

3,1

2,3

2,2

2,1

1,3

1,2

1,1

T

T

T

T

T

T

T

T

T

9 persamaan dengan 9 unknowns dalam bentuk matriks

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace24

Sistem persamaan aljabar yang dihasilkan dari penerapan persamaan beda hingga di semua titik interior

diselesaikan dengan salah satu metode yang telah dibahas pada kuliah sebelum UTS

untuk 9 persamaan, penyelesaian masih dapat dilakukan dengan mudah memakai cara tabulasi spreadsheet

untuk jumlah persamaan yang banyak, seperti biasa ditemui dalam permasalahan civil engineering, perlu bantuan program komputer

MatLab

Numerical Recipes

Etc. (dapat dicari di internet)

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace25

Metode iteratif: Gauss-Seidel iteration method

Dipakai SOR (Successive Over Relaxation) method untuk mempercepat

konvergensi

Kriteria konvergensi

4

1.1..1.1

.

jijijiji

ji

TTTTT

211 ,

1

,

1

. n

ji

n

ji

nTTT

ji

hitungan dilakukan

dengan bantuan

tabulasi spreadsheet

%1maxmax1

,

,

1

,

,

n

ji

n

ji

n

ji

jiT

TT

4

1..1.11.

.

jijijiji

ji

TTTTTatau

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace26

iterasi, n T1,1 T2,1 T3,1 T1,2 T2,2 T3,2 T1,3 T2,3 T3,3 ∆Tmax

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ---

1 28.1250 10.5469 22.7051 38.6719 18.4570 34.1858 80.1270 74.4690 96.9955 100.0%

2 32.5195 22.3572 28.6011 55.8311 60.8377 71.5700 74.4241 87.3620 67.3517 69.7%

3 41.1859 37.8056 45.4653 71.2290 70.0686 51.5471 87.8846 78.3084 71.2700 40.9%

4 48.4201 42.5799 31.3150 66.3094 54.4950 51.8814 75.9144 73.9756 67.8114 45.2%

5 44.7485 27.6695 32.9241 59.9274 52.7977 50.3842 77.8814 74.9462 69.3432 53.9%

6 38.5996 32.7858 33.4767 60.5401 55.5973 52.9643 77.4916 75.9389 69.9171 15.9%

7 43.8224 33.4432 34.4145 63.6144 56.9367 52.7435 79.2117 76.8051 69.8722 11.9%

8 42.6104 33.5140 33.8893 62.4499 56.0988 52.3259 78.2398 75.6765 69.3148 2.8%

9 42.8062 33.0409 33.8179 62.3681 55.7299 52.1605 78.2718 75.9054 69.6173 1.4%

10 42.5003 32.9976 33.7753 62.2418 55.8746 52.3950 78.2943 75.9671 69.5771 0.7%

Teknik Penyelesaian Persamaan Laplace27

Y

0 1 2 3 4

0

1

2

3

4

50°C

75°C

0°C

100°C

42.50 32.99 33.77

62.24 55.87 52.39

78.29 75.96 69.570

20

40

60

80

100

0 1 2 3 4

T°CT°C

i

T°C

j = 1

j = 2

j = 3

X

0

20

40

60

80

100

0 1 2 3 4

T°CT°C

j

T°C

i = 3

i = 1

i = 2

PDE Parabolik

Penyelesaian PDE Parabolik

FDA Skema Eksplisit

FDA Skema Implisit

FDA Skema Crank-Nicolson

Persamaan Diferensial Parsial – PDE28

PDE Parabolik29

panasdingin

Batang logam pipih-panjang

dibungkus isolator panas, kecuali

di kedua ujung batang yang

diberi panas dengan temperatur

berbeda, panas dan dingin.

X

Heat balance di dalam batang

A TCxAtAxxqtAxq

input output storage

t

TC

x

xxqxq

limit persamaan tsb untuk ∆x, ∆t 0

t

TC

x

q

persamaan tsb dibagi vol = ∆xA∆t

PDE Parabolik30

panasdingin

Batang logam pipih-panjang

dibungkus isolator panas, kecuali

di kedua ujung batang yang

diberi panas dengan temperatur

berbeda, panas dan dingin.

X

Hukum Fourier untuk konduksi panas

A

2

2

x

Tk

t

T

x

TCkq

Persamaan heat balance menjadi

Persamaan konduksi panas

Persamaan di atas merupakan persamaan

difusi

transpor polutan

transpor sedimen suspensi

FDA: Skema Eksplisit dan Skema Implisit31

2

2

x

Tk

t

T

Temperatur batang merupakan fungsi waktu dan ruang

terhadap waktu, T berupa suku derivatif pertama

terhadap ruang, T berupa suku derivatif kedua

Langkah hitungan pada FDA

T pada waktu t+∆t dihitung berdasarkan T pada waktu t

T pada waktu t sudah diketahui dari nilai/syarat awal (initial

condition) atau dari hasil hitungan langkah sebelumnya

saat menghitung T di suatu titik pada suku derivatif ruang, T

yang mana yang dipakai?

jika T pada waktu t dinamai skema eksplisit

jika T pada waktu t+∆t dinamai skema implisit

FDA: Skema Eksplisit dan Skema Implisit32

ix

Tk

t

T

titik di

2

2

i

n

i

n

i

x

Tk

t

TT

2

21

2

11

12

x

TTTk

t

TTnn

i

n

in

i

n

i i

2

111

11

12

x

TTTk

t

TTnn

i

n

in

i

n

i i

k konstan di sepanjang batang

dan di sepanjang waktu

Skema Eksplisit

Skema Implisit

∆x seragam di sepanjang batang

FDA: Skema Eksplisit dan Skema Implisit33

t

X

n

n+1

i+1i−1 i

nn

i

n

i

n

i

n

i iTTT

x

tkTT

1212

1

t

X

n

n+1

i+1i−1 i

n

i

n

i

n

i

nTT

x

tkT

x

tkT

x

tk

i

1

12

1

2

1

221

1

Skema Eksplisit Skema Implisit

FDA: Skema Eksplisit34

t

X

n

n+1

82

nn

i

n

i

n

i

n

i iTTT

x

tkTT

1212

1

Skema Eksplisit

1060 4 x (cm)

Konduksi panas di sebuah batang aluminium

pipih panjang

panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

time step, ∆t = 0.1 s

koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm2/s

syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

2

2

x

Tk

t

T

100°C

T=

50

°C

41 530 2 i

FDA: Skema Eksplisit35

iterasi waktu (s) temperatur (°C) di titik hitung

n t T0 T1 T2 T3 T4 T5

0 0 100 0 0 0 0 50

1 0.1 100 2.0875 0 0 1.0438 50

2 0.2 100 4.0878 0.0436 0.0218 2.0439 50

3 0.3 100 6.0056 0.1275 0.0645 3.0028 50

4 0.4 100 7.8450 0.2489 0.1271 3.9225 50

5 0.5 100 9.6102 0.4050 0.2089 4.8052 50

4,3,2,12112

1

iTTT

x

tkTT

nn

i

n

i

n

i

n

i i

Hitungan diteruskan sampai t = 12 s

FDA: Skema Eksplisit36

0

20

40

60

80

100

120

0 2 4 6 8 10

Temperatur(°C)

Jarak (cm)

t = 3 s

t = 12 st = 9 st = 6 s

FDA: Skema Eksplisit37

Konvergensi dan stabilitas hitungan

Konvergensi berarti bahwa jika ∆x dan ∆t mendekati nol, maka penyelesaian

FDA mendekati penyelesaian eksak.

Stabilitas berarti bahwa kesalahan hitungan di setiap tahap hitungan tidak

mengalami amplifikasi, tetapi mengecil seiring dengan berjalannya hitungan.

Skema eksplisit konvergen dan stabil jika:

2

12

x

tk

k

xt

2

2

1

≤ ½ dapat terjadi oskilasi kesalahan

hitungan

≤ ¼ tidak terjadi oskilasi kesalahan

hitungan

= 1/6 meminimumkan truncation error

2x

tk

FDA: Skema Eksplisit38

Konvergensi dan stabilitas hitungan

untuk mendapatkan akurasi hasil hitungan, dibutuhkan ∆x kecil, namun

konsekuensi ∆x kecil adalah ∆t pun harus kecil untuk menjamin konvergensi dan

kestabilan hitungan

jika ∆x dikalikan faktor ½, maka ∆t perlu dikalikan faktor ¼ untuk

mempertahankan konvergensi dan kestabilan hitungan

skema eksplisit menjadi mahal, dalam arti beban hitungan bertambah besar

2

12

x

tk

FDA: Skema Eksplisit39

t

X

n

n+1

82

Skema Eksplisit

1060 4

x (cm)

Konduksi panas di sebuah batang aluminium

pipih panjang

panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

time step, ∆t = 0.1 s

koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm2/s

syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

2

2

x

Tk

t

T

100°C

T=

50

°C

Hitung dengan skema eksplisit:2

12

x

tk

PR dikumpulkan minggu depan!

FDA: Skema Implisit40

t

X

n

n+1

82

Skema Implisit

1060 4 x (cm)

Konduksi panas di sebuah batang aluminium

pipih panjang

panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

time step, ∆t = 0.1 s

koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm2/s

syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

2

2

x

Tk

t

T

100°C

T=

50

°C

n

i

n

i

n

i

nTT

x

tkT

x

tkT

x

tk

i

1

12

1

2

1

221

141 530 2 i

FDA: Skema Implisit41

n

i

n

i

n

i

nTT

x

tkT

x

tkT

x

tk

i

1

12

1

2

1

221

1

Hitungan pada saat n+1=1 atau t+∆t = 0.1 s:

5

0

4

1

4

1

3

0

3

1

4

1

3

1

2

0

2

1

3

1

2

1

1

0

0

1

1

2

1

1

020875.004175.1020875.0:4 node

020875.004175.1020875.0:3 node

020875.004175.1020875.0:2 node

020875.0020875.004175.1:1 node

TTTT

TTTT

TTTT

TTTT

020875.02

x

tk 05175.121

2

x

tk

FDA: Skema Implisit42

04375.1

0

0

0875.2

04175.1020875.000

020875.004175.1020875.00

0020875.004175.1020875.0

00020875.004175.1

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

Diperoleh 4 persamaan dengan 4 unknowns

matriks tridiagonal

Apabila jumlah persamaan banyak, penyelesaian dilakukan dengan bantuan

program komputer.

Salah satu teknik penyelesaian yang dapat dipakai adalah tridiagonal matrix

algorithm (TDMA) yang dapat diperoleh dari internet.

FDA: Skema Implisit43

04375.1

0

0

0875.2

04175.1020875.000

020875.004175.1020875.00

0020875.004175.1020875.0

00020875.004175.1

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

Karena hanya 4 persamaan, penyelesaian masih mudah dilakukan dengan bantuan

spreadsheet MSExcel

[A] {T} {RHS}

{T} = [A]−1 {RHS}

Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel

FDA: Skema Implisit44

0023.1

0209.0

0406.0

0047.2

04375.1

0

0

0875.2

960309.00192508.00003859.00

0192508.0960309.00192508.00003859.0

0003859.00192508.0960309.00192508.0

00003859.00192508.0960309.0

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

Penyelesaian persamaan tsb dengan bantuan spreadsheet MSExcel adalah:

[A]−1{T} {RHS}

FDA: Skema Implisit45

0461.2

0209.0

0406.0

1750.4

020875.0

020875.0

RHS

5

1

4

1

3

1

2

0

1

1

TT

T

T

TT

Hitungan pada saat n+1=2 atau t+∆t = 0.2 s:

Matriks koefisien persamaan [A] tidak berubah

Matriks di sebelah kanan tanda “=“ berubah dan merupakan fungsi T pada saat n=1

9653.1

0619.0

1206.0

0101.4

0461.2

0209.0

0406.0

1750.4

960309.00192508.00003859.00

0192508.0960309.00192508.00003859.0

0003859.00192508.0960309.00192508.0

00003859.00192508.0960309.0

2

4

2

3

2

2

2

1

T

T

T

T

FDA: Skema Implisit46

Konduksi atau perambatan panas hasil hitungan dengan skema implisit tampak lebih cepat daripada hasil hitungan dengan skema eksplisit (pada t = 3 s).

0

20

40

60

80

100

120

0 2 4 6 8 10

Tem

pera

tur

(°C

)

Jarak (cm)

t = 3 s

implisit

eksplisit

FDA: Skema Eksplisit dan Implisit

Persamaan dan teknik

penyelesaiannya straight-

forward, penyelesaian dilakukan

node per node

Rentan terhadap konvergensi dan

stabilitas hitungan

Time step terkendala oleh

konvergensi dan stabilitas hitungan

Persamaan dan teknik penyelesaian

lebih “rumit”, penyelesaian dilakukan

secara simultan untuk seluruh node

Konvergensi dan stabilitas hitungan

lebih mudah dijaga

Time step tidak terkendala oleh

konvergensi dan stabilitas hitungan

47

Skema eksplisit Skema implisit

FDA: Skema Eksplisit dan Implisit48

t

X

Skema Eksplisit

1) Saat menghitung T di i, hanya

node-node di dalam segitiga ini

yang berpengaruh dalam

hitungan.

2) Saat menghitung T di i, node-

node di kedua zona ini tidak

diperhitungkan, padahal secara

fisik, justru node-node di sini

berpengaruh thd T di titik i.

i

FDA: Skema Eksplisit dan Implisit49

2

2

x

Tk

t

T

2

111

11

12

x

TTTk

t

TTnn

i

n

in

i

n

i i

Skema Eksplisit

1st order accurate 2nd order accurate

1) Skema implisit menjamin konvergensi dan

stabilitas hitungan, namun aproximasi suku

derivatif waktu dan suku derivatif ruang

memiliki akurasi berbeda.

2) Skema implisit yang memiliki akurasi yang

sama pada aproximasi suku derivatif waktu

dan ruang adalah metode Crank-Nicolson.

FDA: Metode Crank-Nicolson50

t

X

n

n+1

i+1i−1 i

Skema Crank-Nicolson

n+½

Aproximasi suku derivatif waktu ditempatkan

pada waktu n+½

t

TT

t

Tl

i

l

i

1

2

1

1

11

1

2

11

2

222

2

1

x

TTT

x

TTT

x

Tn

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

Aproximasi suku derivatif ruang pada waktu

n+½ dianggap sbg nilai rata-rata derivatif

pada waktu n dan n+1

2

2

x

Tk

t

T

FDA: Metode Crank-Nicolson51

t

X

n

n+1

i+1i−1 i

Skema Crank-Nicolson

n+½

Bentuk beda hingga persamaan parabola dengan

demikian dapat dituliskan sbb.

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

Tx

tkT

x

tkT

x

tk

Tx

tkT

x

tkT

x

tk

12212

1

12

1

2

1

12

12

12

2

2

x

Tk

t

T

FDA: Skema Crank-Nicolson52

t

X

n

n+1

82 1060 4 x (cm)

Konduksi panas di sebuah batang aluminium

pipih panjang

panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 2 cm

time step, ∆t = 0.1 s

koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm2/s

syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

2

2

x

Tk

t

T

100°C

T=

50

°C

41 530 2 i

Skema Crank-Nicolson

FDA: Skema Crank-Nicolson53

Hitungan pada saat n+1=1 atau t+∆t = 0.1 s:

0875.204175.2020875.0:4 node

0020875.004175.2020875.0:3 node

0020875.004175.2020875.0:2 node

1750.4020875.004175.2:1 node

1

4

1

3

1

4

1

3

1

2

1

3

1

2

1

1

1

2

1

1

TT

TTT

TTT

TT

020875.02

x

tk 05175.121

2

x

tk

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i Tx

tkT

x

tkT

x

tkT

x

tkT

x

tkT

x

tk 12212

1

12

1

2

1

121212

FDA: Skema Implisit54

0875.2

0

0

1750.4

04175.2020875.000

020875.004175.2020875.00

0020875.004175.2020875.0

00020875.004175.2

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

Diperoleh 4 persamaan dengan 4 unknowns

matriks tridiagonal

Apabila jumlah persamaan banyak, penyelesaian dilakukan dengan bantuan

program komputer.

Salah satu teknik penyelesaian yang dapat dipakai adalah tridiagonal matrix

algorithm (TDMA) yang dapat diperoleh dari internet.

FDA: Skema Implisit55

Karena hanya 4 persamaan, penyelesaian masih mudah dilakukan dengan bantuan

spreadsheet MSExcel

[A] {T} {RHS}

{T} = [A]−1 {RHS}

Gunakan fungsi =MINVERSE(…) dan =MMULT(…) dalam MSExcel

0875.2

0

0

1750.4

04175.2020875.000

020875.004175.2020875.00

0020875.004175.2020875.0

00020875.004175.2

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

FDA: Skema Implisit56

0225.1

0107.0

0210.0

0450.2

0875.2

0

0

0450.4

4898271.00050086.00000512.00

0050086.04898271.00050086.00000512.0

0000512.00050086.04898271.00050086.0

00000512.00050086.04898271.0

1

4

1

3

1

2

1

1

T

T

T

T

Penyelesaian persamaan tsb dengan bantuan spreadsheet MSExcel adalah:

[A]−1{T} {RHS}

FDA: Skema Crank-Nicolson57

0901.4

0427.0

0841.0

1797.8

RHS

Hitungan pada saat n+1=2 atau t+∆t = 0.2 s:

Matriks koefisien persamaan [A] tidak berubah

Matriks di sebelah kanan tanda “=“ berubah dan merupakan fungsi T pada saat n=1

0036.2

0422.0

0826.0

0071.4

0901.4

0427.0

0841.0

1797.8

4898271.00050086.00000512.00

0050086.04898271.00050086.00000512.0

0000512.00050086.04898271.00050086.0

00000512.00050086.04898271.0

2

4

2

3

2

2

2

1

T

T

T

T

FDA: Skema Crank-Nicolson58

Konduksi atau perambatan panas hasil hitungan dengan skema Crank-Nicolson tampak mirip dengan hasil hitungan dengan skema eksplisit (pada t = 3 s).

0

20

40

60

80

100

120

0 2 4 6 8 10

Tem

pera

tur

(°C

)

Jarak (cm)

t = 3 s

implisit

Crank-Nicolson

eksplisit

FDA: Skema Crank-Nicolson59

2

2

x

Tk

t

T

2

11

2

1

1

11

1

12

12

x

TTTk

x

TTTk

t

TTn

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

Skema FDA

= 0 : skema eksplisit

= 1 : skema implisit

= ½ : skema Crank-Nicolson

FDA

FDA Persamaan Parabolik60

Bentuk umum FDA persamaan diferensial parsial parabolik

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

Tx

tk

Tx

tk

Tx

tkT

x

tkT

x

tkT

x

tk

12

2

12

1

12

1

2

1

12

1

121

121

Skema FDA

= 0 : skema eksplisit

= 1 : skema implisit

= ½ : skema Crank-Nicolson

FDA: Persamaan Parabolik61

t

X

n

n+1

82 1060 4 x (cm)

Konduksi panas di sebuah batang aluminium

pipih panjang

panjang batang, L = 10 cm, ∆x = 1 cm (!!)

time step, ∆t = 0.1 s

koefisien difusi thermal, k = 0.835 cm2/s

syarat batas: T(x=0,t)= 100°C dan

T(x=20,t) = 50°C

nilai awal: T(x,t=0) = 0°C

100°CT

= 5

0°C

82 1060 4 i

Hitung sampai steady-state condition

Skema eksplisit

Skema implisit

Skema Crank-Nicolson

PR/

Tugas

1

2

2

x

Tk

t

T

5 7 93

∆x = 1 cm

62