Perkeni Diabetes Mellitus

download Perkeni Diabetes Mellitus

of 83

Transcript of Perkeni Diabetes Mellitus

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    1/83

    KONSENSUS

    PENGELOLAAN

    DAN

    PENCEGAHAN

    DIABETES MELITUS

    TIPE

    2

    DI

    INDONESIA

    201 5

    Srtrr

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    2/83

    Daftar

    lsi

    Kata Pengantar

    ..........

    Daftar

    Singkatan

    ...........

    Daftar

    lsi

    ..........

    I

    Pendahuluan

    1.1

    Latar

    Belakang

    1.2

    Permasalahan

    1.3

    Tujuan

    1.4

    Sasaran

    1.5

    Metodologi

    ........

    Definisi,

    Patogenesis, Klasifikasi

    :.............

    ll.1

    Definisi

    ll.2

    Patogenesis

    DM tipe-2

    Pengelolaan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe 2 ...........

    lll.1

    Diagnosis

    ............

    lll.2

    PenatalaksanaanDiabetesMellitus

    lll.3.

    KelainanKomorbid...........

    lll.4

    Penyulit

    Diabetes

    Melitus

    ...........;..

    lll.5

    Pencegahan

    Diabetes Melitus

    Tipe 2 ...........

    Masalah-Masalah

    Khusus

    lV.1

    Diabetes dengan

    lnfeksi

    |V.2.

    Kaki

    Diabetes

    ......

    lv.3

    Diabetes

    dengan

    Nefropati

    Diabetik

    lV.4

    Diabetes

    dengan Disfungsi

    Ereksi

    (DE).......

    lV.5

    Diabetes

    dengan Kehamilan

    ...........

    lV.6

    Diabetes dengan lbadah

    Puasa

    lV.7

    Diabetes

    pada

    Pengelolaan

    Perioperatif

    lV.8 Diabetes

    yang

    Menggunakan

    Steroid

    lv.g Diabetes

    dengan Penyakit

    Kritis

    V

    Penutup

    Vl

    Daftar

    Pustaka

    Tim

    Revisi Konsensus

    Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus Tipe

    2 di lndonesia

    2OL5

    Daftar

    Nama Penandatangan

    Revisi Konsensus

    Pengelolaan

    Dan

    Pencegahan

    Diabetes Melitus

    Tipe

    2 Di

    lndonesia

    i

    iii

    V

    1.

    II

    il

    L

    3

    3

    4

    4

    6

    5

    6

    10

    LL

    LL

    L4

    52

    55

    6L

    55

    65

    55

    67

    69

    70

    7L

    74

    74

    75

    78

    79

    V

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    3/83

    I.

    PENDAHULUAN

     .1

    Latar Belakang

    Hiperglikemia

    adalah

    suatu

    kondisi

    medik

    berupa

    peningkatan

    kadar

    gula

    dalam darah melebihi batas

    normal.

    Hiperglikemia

    merupakan

    salah

    satu

    tanda

    khas

    penyakit

    diabetes

    mellitus

    (DM),.meskipun

    juga

    munlkin

    didapatkan

    pada

    beberapa

    keadaan

    yang

    lain. Saat

    ini

    penyakit

    penelitian

    epidemiologi

    menunjukkan adanya

    kecenderungan

    peningkatan

    angka

    insidensi

    dan

    prevalensi

    DM

    tipe-2

    di

    berbagai

    penjuru

    dunia.

    Badan

    Kesehatan

    Dunia

    (WHO)

    memprediksi

    adanya

    peningkatan

    jumlah

    penyandang

    DM

    yang cukup

    DM

    menjadi

    salah

    satu

    ancaman

    kesehatan

    global.

    Pada buku

    pedoman

    ini,

    hiperglikemia

    yang

    dibahas

    adalah

    yang

    terkait dengan

    DM tipe-2.

    Berbagai

    besar

    pada

    tahun-tahun

    mendatang.

    WHO

    memprediksi

    kenaikan

    jumlah

    penyandang

    DM di

    lndonesia dari

    8,4

    juta

    pada

    tahun

    2000

    menjadi

    sekitar

    21,3

    juta

    pada

    tahun

    2030. Laporan

    ini

    menunjukkan

    adanya

    peningkatan

    jumlah

    penyandang

    DM

    sebanyak

    2-3

    kali lipat

    pada

    tahun

    2035.

    Sedangkan

    lnternationol

    Diobetes Federation

    (lDFl

    memprediksi adanya

    kenaikan

    jumlah

    penyandang

    DM

    di

    lndonesia

    dari

    9,1

    juta

    pada

    tahun

    20L4 menja di'J.A,L

    juta

    pada

    tahun

    2035.

    Berdasarkan

    data

    Badan

    Pusat

    Statistik

    lndonesia

    tahun

    2003,

    diperkirakan

    penduduk

    lndonesia

    yang

    berusia

    diatas

    20

    tahun

    sebanyak

    133

    juta jiwa.

    Dengan

    mengacu

    pada

    pola

    pertambahan

    penduduk,

    maka diperkirakan

    pada

    tahun

    2030

    nanti

    akan ada

    194

    juta

    penduduk

    yang berusia diatas

    20

    tahun.

    Laporan

    hasil

    Riset Kesehatan

    Dasar

    (Riskesdas)

    tahun

    2007

    oleh

    Departemen

    Kesehatan,

    menunjukkan

    bahwa

    rata-rata

    prevalensi

    DM

    di

    daerah

    urban

    untuk

    usia di atas

    15 tahun

    sebesar

    5,7%r.

    Prevalensi

    terkecil

    terdapat di

    Propinsi

    Papua

    sebesar

    t,7Yo,

    dan terbesar

    di

    Propinsi

    Maluku

    Utara dan

    Kalimanatan

    Barat

    yang

    mencapai

    LL,Lyo.

    Sedangkan

    prevalensi

    toleransi

    glukosa

    terganggu

    (TGT),

    berkisar

    antara

    4,09/o

    di

    Propinsi Jambi sampai 2L,8%

    di

    Propinsi

    Papua

    Barat

    dengan

    rerata sebesar

    L0.2%

    Konsensus Pengelolaan

    dan Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe

    2

    -

    2015

    |

    1

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    4/83

    Data-data

    diatas

    menunjukkan

    bahwa

    jumlah penyandang

    DM

    di

    lndonesia

    sangat

    besar'

    Dengan

    kemungkinan

    teriadi

    peningkatan

    jumlah

    penyandan(

    DM;dimasa

    mendatang.akan

    L"iiJai

    u"urn

    yang sangat

    berat

    untuk

    dapdt

    ditangani

    sendiri

    oleh

    dokter

    spesia

    lis/subspesia

    lis

    atau

    bahkan

    oleh

    semua

    tenaga

    kesehatan

    Yang

    ada.

    Penyak-it

    DM

    sangat

    berpenBaruh

    terhadap

    kualitas

    sumber

    day"

    manrsla

    dan

    berdampak

    pada

    peningkatan

    biaya

    kesehatan

    V"it

    .rtro

    besar.

    oleh

    karenya

    semua

    pihak'

    baik

    .masyarakat

    ,.,iprn

    p"*"rintah,

    seharusnya

    ikut

    serta

    secara

    aktif

    dalam

    usaha

    penanggulangan

    DM,

    khususnya

    dalam

    upaya

    pencegahan'

    Peran

    dokter

    umum

    sebagai

    ujung

    tombak

    di

    pelayanan

    kesehatan

    primer

    meniadi sangat penting-

    Kasus

    DIvl

    sederhana

    tanpa

    penyulit

    dapat

    dikelola

    dengan

    tuntas

    oleh

    dokter

    umum

    di

    pelayanan

    kesehatan

    primer'

    Penyandang

    DM

    dengan

    kadar

    gula

    I.r.t

    y"ng sulit

    dikendalikan

    atau

    yang

    berpotensi

    mengalami

    penyulii

    oV

    perlu secara

    periodik

    dikonsultasikan

    kepada

    dokter

    spesialis

    penyakit dalam

    atau

    dokter

    spesialis

    penyakit

    dalam

    tonsuttan

    endokrin

    metabolik

    dan

    diabetes

    di

    tingkat

    pelayanan

    t"r"t"t.n

    yang lebih

    tinggi

    di

    rumah sakit

    rujukan'

    Pasien

    dapat

    dikirim

    kemfiti

    kepada

    dokter

    pelayanan

    primer setelah

    penanganan

    di

    rumah

    sakit

    rujukan

    selesai'

    DM

    merupakan

    penyakit

    menahun

    yang

    akan

    disandang

    seumur

    hidup.

    Pengelolaan

    penyakit

    ini

    memerlukan

    peran

    serta

    aota"r,

    p"r.*.,,

    ,hll

    giri,

    d.n

    tenaga

    kesehatan

    lain

    Pasien

    dan

    keluarga

    juga

    mempunyai

    peran

    yang

    penting'

    sehingga

    perlu

    .""a.'p"ti*

    edukasi

    untuk

    memberikan

    pemahaman

    mengenal

    perjalanan

    penyakit,

    pencegahan,

    penyulit' dan

    penatalaksanaan

    DIvl.

    Pemahaman

    yang baik

    akan

    sangat

    membantu

    meningkatkan

    keikutsertaan

    keluarga

    dalam

    upaya

    penatalaksanaan

    DM

    guna

    ,"n..p"i

    hasil

    yang

    lebih

    baik

    Keberadaan

    organisasi

    profesi

    seperti

    PERKENI

    dan

    lDAl,

    serta

    perkumpulam

    pemerhati

    .DM

    yang

    lain

    seperti

    PERSADIA,

    PEDI,

    dan

    yang lain

    menjadi

    sangat

    dibutuhkan.

    Organisasi

    profesi dapat

    meningkatkan

    kemampuan

    tenaga

    profesi

    kesehatan

    dalam

    penatalaksanaan

    DM

    dan

    perklmpulan

    yang

    lain

    dapat

    membantu

    meningkatkan

    2

    |

    Konsensus

    Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes

    MelitusTipe

    2-2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    5/83

    pengetahuan

    penyandang

    DM tentang

    penyakitnya

    dan

    meningkat(an

    peran

    aktif

    mereka

    untuk

    ikut serta

    dalam

    pengelolaan

    dan

    pengendalian

    DM.

    'Saat

    ini diperlukan

    standar

    pelayanan

    untuk

    penanganan

    hiperglikemia

    terutama

    bagi

    penyandang

    DM guna

    mendapatkan

    hasil

    pengelolaan

    yang

    tepat

    guna

    dan berhasil

    guna,

    serta

    dapat

    ,menekan

    angka

    kejadian

    penyulit

    DM.

    Penyempurnaan

    dan

    revisi

    ltandar

    pelayanan

    harus

    selalu

    dilakukan secara

    berkala

    dan

    disesuaikan

    dengan

    kemajuan

    ilmu mutakhir

    yang

    berbasis

    bukti,

    sehingga

    dapat diperoleh

    manfaat

    yang

    sebesar-besarnya

    bagi

    penyandang

    DM.

    1.2

    Permasalahan

    e

    Jumlah

    penduduk

    lndonesia

    saat

    ini diperkirakan

    mencapai

    240

    juta.

    Menurut data

    RISKESDAS

    2007,

    prevalensi

    nasional

    DM di

    lndonesia untuk

    usia

    di

    atas

    15

    tahun

    sebesar

    5,7%.

    Berdasar data

    IDF 20L4,

    saat inl diperkiraan

    9,1

    juta

    orang

    penduduk

    didiagnosis

    sebagai

    penyandang

    DM. Dengan

    angka

    tersebut lndonesia

    menempati

    peringkat

    ke-5

    di

    dunia,

    atau naik dua

    peringkat

    dibandingkan

    data

    IDF

    tahun

    2013 yang menempati peringkat

    ke-7

    di dunia dengan

    7,6

    juta

    orang

    penyandang

    DM.

    Masalah

    yang

    dihadapi

    lndonesia antara

    lain belum

    semua

    penyandang

    DM mendapatkan

    akses

    ke

    pusat

    pelayanan

    kesehatan

    secara memadainya.

    Demikian

    juga

    ketersedian

    obat

    hipoglikemik

    oral

    maupun

    injeksi

    pada

    layanan

    primer

    (Puskesmas)

    serta

    keterbatasan

    sarana/prasarana

    dibeberapa

    pusat

    pelayanan

    kesehatan. Demikian

    juga

    kemampuan petugas kesehatan

    yang

    belum optimal

    dalam

    penanganan

    kasus-kasus

    DM,

    baik

    dalam

    aspek

    preventif,

    promotif,

    kuratif,

    dan rehabilitasi.

    1.3

    Tujuan

    Konsensus

    ini

    dibuat

    dengan

    tujuan untuk

    memberikan

    rekomendasi

    yang

    berbasis bukti

    tentang

    pengelolaan

    DM

    tipe-2.

    Konsensus

    Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe

    2

    -

    2015

    |

    3

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    6/83

    1.4

    Sasaran

    Dokter

    yang

    memiliki-kewenangan

    klinis

    sesuai

    dengan

    tingkat

    kompetensinya.

    '*i

    /

    1.5

    Metodologi

     .5.1

    Penelusuran

    Kepustakaan

    Pedoman

    ini

    menggunakan

    sumber

    pustaka

    dari berbagai

    jurnal,

    termasuk

    jurnal

    elektronik

    seperti

    MedScape,

    PubMed,

    dll

    dengan menggunakan

    kata

    kunci

    penelusuran:

    Diobetes

    Care,

    Treatment

    of Diabetes.

    Penyusunan

    buku

    pedoman

    juga

    menggunakan

    konsensus

    dari

    ADA

    (American

    Diabetes

    Association),

    IDF

    (lnternational

    Diabetes

    Federation),

    AACE

    (American

    Association

    of Clinical

    Endocrinologist)

    dan

    NICE

    (National

    lnstitute

    for

    Helath

    and

    Clinical

    Excellent)

    sebagai rujukan.

    1.5.2

    Penilaian

    -

    Telaah

    Kritis Pustaka

    Setiap

    bukti

    yang

    diperoleh

    telah dilakukan

    telaah

    kritis.

    Pada

    kasus

    tertentu

    melibatkan

    berbagai

    disiplin

    ilmu

    yang

    terkait,

    di

    antaranya

    spesialis

    anak,

    orthopedi,

    bedah

    vaskular,

    rehabilitas

    medik,

    mata,

    urologi,

    kardiologi,

    ginjal,

    farmasi,

    patologi

    klinik,

    radiologi,

    dan lain

    lain

    sehingga

    da

    pat

    dilakukan

    pendekatan

    yang

    multidisiplin

    4

    |

    Konsensus

    Pengelolaan

    dan Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    7/83

    I.5.3

    Peringkat

    Bukti

    untuk Rekomendasi

    Praktik

    Klinis

    Tobel

    2. Peringkot bukti

    untuk

    rekomendasi

    praktik

    klinis

    Bukti,,jb-las

    .yang

    didapatkan

    dari

    generalisqsi'

    percobaan

    klinis

    tera:ndomisasi

    yang

    cukup

    mendukurig

    rdan

    dllakukan

    dengan

    baik,

    antara

    lain:

    1. Bukti

    yang

    didapatkan

    dari

    percobaan

    multisenter

    yang

    dilakukan

    dengan baik.

    2. Bukti

    yang

    didapatkan

    dari

    meta-analisis

    yang

    menggabungkan

    peringkat

    kualitas

    pada

    analisis.

    .

    Penarikan bukti

    noneksperimental,

    yaitu

    "All

    or None" dengan

    A

    aturan

    yang

    dikembangkan oleh

    pusat

    Evidence-Bosed

    Medicine

    Buktl

    Bendukung yang didapatkan

    dari

    percobaan terandomisasi

    yang

    cukup

    mendukung dandilakukan

    dengan

    baik,

    antara

    lain:

    t.

    Bukti

    yang

    didapatkan

    dari

    percobaan yang

    dilakukan

    dengan

    ,

    '

    1

    b;iiflpda satu

    atau

    lebih

    institus't,,:

    ,.i,tr.'i:

    2,:,,,[([1i,,.,,,,,.'yqng

    didapatkan,{q;i:,r,;1,:;meta-analisis

    yang

    menggabungkan

    peringkat

    kualitas

    pada

    analisis.

    Bukti

    pendukung

    yang

    didapatkan

    dari

    studi kohort

    yang

    ,dirla&u|rri dengan

    baik.

    ,r, ,,,',:t:'

    tr;r,::rrrr:

    ,,*,,,,,t,8 lili

    ,,raqS

    didapatkan

    darii:,:sttidi::i:klhqrt;,1:pt'ospektif

    yang

    ^

    dilakukan

    dengan

    baik

    atau

    registri.

    o 2.

    Bukti

    yang

    didapatkan

    dari

    meta-analisis

    yang

    dilakukan

    r:::de:riBdr,i

    baik

    pada

    studi kohort.

    ,,i:r

    .trr::,ii::

    I

    Bukt1:ib€.:ndlk

    ng

    yang

    didapatkan

    :da'ii

    :ltudi

    kasus

    kontrol

    yang

    dilakUkoo

    dengan

    baik.

    Bukt|r,pendukung

    yang

    didapatkan

    dar,i

    kontrbl

    yang

    buruk

    atau

    studi'yang

    tidak terkontrol.

    1.

    Bukti

    yang

    didapatkan

    dari

    percobaan

    klinis

    terandomisasi

    dengan

    satu atau

    lebih kesalahan

    mdjor

    atau

    tiga atau

    lebih

    kesalahan

    minor

    pada

    metodologi

    yang

    dapat

    membuat hasil

    -

    tidak

    berlaku.

    t

    2.

    Bul

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    8/83

    ll.

    Definisi,

    patogenesis,

    Klasifikasi

    ll.1

    Definisa

    '

    )i

    /

    DM

    merupakan

    suatu

    kelompok penyakit

    metabolik

    dengan

    karakteristik

    hiperglikemia

    yang

    terjadi

    karena

    kelainan

    sekresi

    insulin,

    kerja

    insulin

    atau

    kedua-duanya.

     1.2

    Patogenesis

    DM

    tipe-2

    Resistensi

    insulin pada

    otot

    dan

    liver

    serta

    kegagalan

    sel

    beta

    pankreas

    telah

    dikenal

    merupakan

    patofisiologi

    kerusakan

    sentral

    dari

    DM

    tipe-2

    Belakangan

    diketahui

    bahwa

    kegagalan

    sel

    beta

    terjadi

    lebih

    dini

    dan

    lebih

    berat

    daripada yang diperkirakan

    sebelumnya.

    selain

    otot,

    liver

    dan

    sel

    beta,

    organ

    lain

    seperti:

    jaringan

    lemak

    (meningkatnya

    lipolisis),

    gastrointestinal

    (defisiensi

    incretin),

    sel

    alpha

    pancreas

    (hiperglukagonemia),

    ginjal

    (peningkatan

    absorpsi glukosa),

    dan

    otak

    (resistensi

    insulin),

    kesemuanya

    ikut

    berperan

    dalam

    menimburkan

    terjadinya

    gangguan

    toleransi

    glukosa

    pada

    DM

    tipe-2.

    Delapan

    organ

    penting

    dalam

    gangguan

    toleransi

    glukosa

    ini

    (ominous

    octet)

    penting

    dipahami karena

    dasar

    patofisiologi

    ini

    memberikan

    konsep

    tenta

    ng:

    L.

    Pengobatan

    harus

    ditujukan

    guna

    memperbaiki

    gangguan

    patogenesis,

    bukan

    hanya

    untuk

    menurunkan

    HbAlc

    saja

    2.

    Pengobatan

    kombinasi yang

    diperlukan

    harus

    didasari

    atas

    kinerja

    obat

    pada

    gangguan

    multipel

    dari

    patofisiologi

    DM

    tipe 2.

    3.

    Pengobatan

    harus

    dimulai sedini

    mungkin

    untuk

    mencegah

    atau

    memperlambat

    progresivitas

    kegagalan

    sel

    beta

    yang

    sudah

    terjadi

    pada

    penyandang

    gangguan

    toleransi

    glukosa.

    6

    I

    Konsensus

    Pengelolaan

    dan

    pencegahan

    Diabetes

    Metitus

    Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    9/83

    DeFronzo

    pada

    tahun

    2009 menyampaikan,

    bahwa

    tidak

    hanya

    otot,

    liver dan sel

    beta

    pankreas

    saja

    yang

    berperan

    sentral

    dalam

    patogenesis

    penderita

    DM

    tipe-2 tetapi

    terdapat

    organ

    lain

    yang

    berperan

    yang

    disebutnya

    sebagai

    the

    ominous

    octet

    (gambar-1-)

    1\-E

     

    1

    \

    Psts*nrhdisis

    I

    PeffiqtlaHlr€sEilF

    ffi#*,*

    **l,

    ryl

    fr*ca

    ts0tr

    FBrurryl*r

    An&lsrS*ca

    Gambar-l.

    The ominous octet,

    delapan

    organ

    yang

    berperan

    dalam

    patogenesis

    hiperglikemia

    pada

    DM

    tipe

    2

    (Rolph

    A. DeFronzo.

    From the

    Triumvirate

    to the Ominous

    Octet:

    A

    New

    Poradigm

    for

    the Treotment

    of

    Type 2 Diabetes

    Mellitus.

    Diobetes.

    2009;

    58:773-795)

    Secara

    garis besar

    patogenesis

    DM

    tipe-2

    disebabkan

    oleh

    delapan

    hal

    (omnious

    octet)

    berikut

    :

    1.

    Kegagalan

    sel beta

    pancreas:

    Pada

    saat

    diagnosis

    DM

    tipe-2

    ditegakkan,

    fungsi sel beta

    sudah\

    sangat berkurang.

    Obat anti

    diabetik

    yang

    bekerja

    melalui

    jalur

    ini adalah sulfonilurea,

    meglitinid, GLP-1

    agonis

    dan

    DPP-4

    inhibitor.

    2.

    Liver:

    Pada

    penderita

    DM tipe-2

    terjadi

    resistensi

    insulin

    yang

    berat

    dan

    memicu

    gluconeogenesis

    sehingga

    produksi

    glukosa

    dalam

    Xonsensus

    Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    I

    7

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    10/83

    keadaan

    basal

    oleh

    liver

    (HGp=

    hepotic

    grucose

    production)

    meningkat.

    obat

    yang

    bekprja

    melalui

    jalur

    ini

    adalah

    metformin,

    yang

    menekan

    proses

    gluconeo ,bne7is.

    3.

    Otot:

    Pada

    penderita DM

    tipe-2

    didapatkan gangguan

    kinerja

    insulin

    yang

    multiple

    di intramioselular,

    akibat

    gngguan

    fosforilasi

    tirosin

    sehingga

    timbul

    gangguan

    transport

    glukosa

    dalam

    sel

    otot,

    penurunan

    sintesis

    glikogen,

    dan

    penurunan

    oksidasi

    glukosa.

    Obat

    yang

    bekerja

    di

    jalur

    ini

    adalah

    metformin,

    dan

    tiazolidindion.

    4.

    Sel lemak:

    sel

    lemak yang

    resisten

    terhadap

    efek

    antilipolisis

    dari

    insulin,

    menyebabkan

    peningkatan

    proses

    lipolysis

    dan

    kadar

    asam

    lemak

    bebas

    (FFA=Free

    Fatty

    Acid)

    dalam

    plasma.

    penigkatan

    FFA

    akan

    merangsang

    proses

    glukoneogenesis,

    dan

    mencetuskan

    resistensi

    insulin

    di

    liver

    dan

    otot.

    FFA

    juga

    akan

    mengganggu

    sekresi

    insulin.

    Gangguan

    yang

    disebabkan

    oleh

    FFA

    ini

    disebut

    sebagai

    lipotoxocity.

    obat

    yang

    bekerja

    dijalur

    ini

    adalah

    tiazolidindion.

    5.

    Usus:

    Glukosa

    yang

    ditelan

    memicu

    respon

    insulin

    jauh

    lebih

    besar

    dibanding

    kalau

    diberikan

    secara

    intravena.

    Efek

    yang

    dikenal

    sebagai

    efek

    incretin

    ini

    diperankan

    oleh

    2

    hormon

    GLp_1

    (glucagon-like

    polypeptide-1)

    dan

    Glp

    (glucose-dependent

    insulinotrophic

    polypeptide

    atau disebut juga gastric inhibitory

    polypeptide).

    Pada

    penderita

    DM

    tipe-2

    didapatkan

    defisiensi

    GLP-1

    dan

    resisten

    terhadap

    Glp.

    Disamping

    hal tersebut

    incretin

    segera

    dipecah

    oleh

    keberadaan

    ensim

    Dpp-4,

    sehingga

    hanya

    bekerja

    dalam

    beberapa

    menit.

    Obat

    yang

    bekeila

    dalam

    menghambat

    kinerja

    Dpp-4

    adalah

    kelompok

    Dpp-4

    inhibitor.

    Saluran

    pencernaan juga

    mempunyai peran

    dalam

    penyerapan

    karbohidrat

    melalui

    kinerja

    ensim

    alfa-glukokinase

    yang

    memecah

    polisakarida

    menjadi

    monosakarida

    yang

    kemudian

    diserap

    oleh

    usus

    dan

    berakibat

    meningkatkan glukosa

    darah

    8

    |

    Konsensus

    Pengelolaan

    dan

    pencegahan

    Diabetes

    Meritus

    Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    11/83

    6,

    setelah

    makan.

    Obat

    yang

    bekerja

    untuk

    menghambat

    kinerja

    ensim

    alfa-glukokinase

    adalah

    akarbosa.

    SeLAlpha

    Pancreas:

    Sel-cr

    pancreas

    merupakan

    organ

    ke-6

    yang

    berperan

    dalam

    hiperglikemia dan

    sudah

    diketahui sejak

    1970.

    Sel-cr berfungsi

    dalam

    sintesis

    glukagon

    yang

    dalam

    keadaan

    puasa

    kadarnya

    didalam

    plasma

    penderita

    meningkat.

    Peningkatan

    ini

    menyebabkan

    HGP

    dalam

    keadaan

    basal

    meningkat

    secara

    signifikan

    dibanding

    individu

    yang

    normal.

    Obat

    yang

    menghambat

    sekresi

    glukagon

    atau

    menghambat

    reseptor

    glukagon

    meliputi

    GLP-1 agonis,

    DPP-4

    inhibitor

    dan amylin.

    Ginjal:

    s

    Ginjal

    merupakan organ

    yang

    diketahui

    berperan

    dalam

    pathogenesis

    DM tipe-2.

    Ginjal

    memfiltrasi

    sekitar

    163

    g glukosa

    sehari. Sembilan

    puluh

    persen

    dari

    glukosa

    terfiltrasi

    ini akan

    diserap

    kembali

    melalui

    peran

    SGLT-2

    (Sodium

    Glucose

    co-

    Transporter)

    pada

    bagian convuloted

    tubulus

    proksimal.

    Sedang

    10%

    sisanya akan

    di

    absorbsi

    melalui

    peran

    SGLT-L

    pada

    tubulus

    desenden

    dan

    asenden, sehingga

    akhirnya

    tidak

    ada

    glukosa

    dalam

    urine.

    Pada

    penderita

    DM terjadi

    peningkatan

    ekspresi

    gen

    SGLT-2.

    Obat

    yang

    menghambat

    kinerja SGLT-2

    ini

    akan

    menghambat

    penyerapan

    kembali

    glukosa

    di

    tubulus

    ginjal

    sehingga

    glukosa

    akan dikeluarkan

    lewat

    urine. Obat

    yang

    bekerja

    di

    jalur

    ini adalah SGLT-2

    inhibitor.

    Dapaglifozin

    adalah

    salah

    satu

    8. Otak:

    lnsulin

    merupakan

    penekan

    nafsu

    makan

    yang

    kuat. Pada

    individu

    yang

    obes baik

    yang

    DM

    maupun

    non-DM,

    didapatkan

    hiperinsulinemia

    yang

    merupakan

    mekanismd

    kompehsasi

    dari

    resistensi

    insulin.

    Pada

    golongan

    ini

    asupan

    makanan

    justru

    meningkat

    mengacu

    akibat

    adanya

    resistensi

    insulin

    yang

    juga

    terjadi

    di otak.

    Obat

    yang

    bekerja dijalur

    lni adalah

    GLP-1 agonis,

    amylin dan bromokriptin.

    7.

    Konsensus

    Pengelolaan dan

    Pencegahan

    Diabetes Melitus

    Tipe

    Z-ZOLS

    |

    9

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    12/83

    ll.3

    Klasifikasi

    Klasifikasi

    DM

    dapat

    diJjhat

    pada

    tabet.1.

    Tabet

    L. Klosifikasietiologis

    DM

    '"

    /

    10

    |

    ronsensus

    Pengelolaan

    dan

    pencegahan

    Diabetes

    MeritusTipe

    z-2ors

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    13/83

    lll. Pengelolaan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    lll.1 diagnosis

    Diagnosis

    DM

    ditegakkan

    atas dasar

    pemeriksaan

    kadar

    glukosa

    darah. Pemeriksaan

    glukosa

    darah

    yang

    dianjurkan

    adalah

    ,pemeriksaan

    glukosa

    secara

    enzimatik dengan bahan

    plasma

    darah

    Vena. Pemantauan hasil

    pengobatan

    dapat

    dilakukan dengan

    menggunakan

    pemeriksaan

    glukosa

    darah

    kapiler

    dengan

    glukometer.

    Diagnosis

    tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya

    glukosuria,

    Berbagai keluhan

    dapat ditemukan

    pada penyandang

    DM.

    Kecurigaan adanya DM

    perlu

    dipikirkan apabila terdapat keluhan

    seperti:

    .

    Keluhan klasik

    DM:

    poliuria,

    polidipsia, polifagia

    dan

    penurunan

    berat badan

    yang

    tidak dapat dijelaskan sebabnya.

    .

    Keluhan

    lain: lemah

    badan,

    kesemutan,

    gatal,

    mata

    kabur,

    dan

    disfungsi ereksi

    pada pria,

    serta

    pruritus

    vulva

    pada

    wanita.

    To

    bel

    j.

    Krite

    rio Dio

    g

    nosi s

    D

    M

    Pemeriksaan

    glukosa

    plasma puasa

    >126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak

    ada

    asupan kalori minimal

    8

    jam.(B)

    Atau

    Pemeriksaan

    elUkasl::piqsma

    >200

    mg/dl z-jam

    setelah Tes

    Toleransi

    Glukosa

    Oral

    (TTGO)

    dengan beban

    75

    gram.

    (B)

    Atau

    Pemeriksaa,n

    glUk.qlA:pQgm9

    :sewa

    ktu >200 mgldl den

    ga

    n

    ke lu h a n klasi k.

    Atau

    Pemeriksaan

    Hb^A1c

    >6,5% dengan rnenggunakan

    metode

    H

    igh-Performance

    Liquid

    GlycohaemAgkibih:

    Catatan: Saat

    ini

    tidak semua

    laboratorium

    di

    lndonesia memenuhi

    standard

    NGSP, sehingga

    harus hati-hati dalam membuat interpretasi

    terhadap

    hasil

    pemeriksaan

    HbA1c. Pada kondisi tertentu seperti: anemia,

    hemoglobinopati,

    riwayat transfusi

    darah

    2-3

    bulan terakhir,

    kondisi-

    kondisi

    yang

    mempengaruhi

    umur eritrosit dan

    gangguan

    fungsi

    ginjal

    maka

    HbAlc

    tidak

    dapat

    dipakai sebagai

    alat

    diagnosis

    maupun

    evaluasi.

    Konsensus

    Pengelolaan dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    11

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    14/83

    Hasil

    pemeriksaan

    yang

    tidak

    memenuhi

    kriteria

    normal

    atau

    kriteria

    DM

    digolongkan

    ke

    dalam

    kelompok prediabetes

    yang

    meliputi;

    toleransiglukosa

    terganggu.(TGT)

    dan

    glukosa

    darah

    puasa

    terganggu

    (GDPT).

    I

    .

    Glukosa Darah

    Puasa

    Terganggu (GDpT):

    Hasil

    pemeriksaan

    ,;lukosa

    plasma

    puasa

    antara

    j_00-125

    mg/dl

    dan

    pemeriksaan

    TTGO

    glukosa

    plasma

    2-jam

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    15/83

    Pemeriksaan Penyaring

    dilakukan

    untuk

    menegakkan

    diagnosis

    Diabetes Melitus Tipe-2

    (DMT2)

    dan

    prediabetes

    pada

    kelompok risiko tinggi

    yang

    tidak menunjukkan

    gejala

    klasik

    DM

    (B)

    yaitu:

    '

    1.

    Kelompok dengan

    berat

    badan

    lebih

    (lndeks

    Massa

    Tubuh

    IMT]

    >29

    kglm2l

    yang

    disertai

    dengan

    satu

    atau

    lebih

    faktor risiko

    .

    sebagai

    berikut:

    '

    a. Aktivitas

    fisik

    yang

    kurang.

    b.

    First-degree reldtive DM

    (Terdapat

    faktor keturunan

    DM

    dalam

    kelua rga).

    c.

    Kelompok ras/etnis

    tertentu.

    d.

    Perempuan

    yang

    memiliki riwayat

    melahirkan bayi

    dengan

    BB

    >4 kg

    atau

    mempunyai

    riwayat

    diabetes

    melitus

    gestasiona

    I

    (DMG).

    e.

    Hipertensi

    (>1,4O/9O

    mmHg

    atau sedang

    mendapat

    terapi

    untuk hipertensi).

    f. HDL

    250

    mg/dL.

    g.

    Wanita

    dengan

    sindrom

    polikistik

    ovarium.

    h. Riwayatprediabetes.

    i.

    Obesitas

    berat,

    akantosis nigrikans.

    j.

    Riwayat

    penya

    kit kardiovaskular.

    2.

    Usia

    >45

    tahun tanpa faktor risiko di

    atas.

    Catatan:

    Kelompok risiko tinggi dengan hasil

    pemeriksaan glukosa plasma

    normal sebaiknya diulang setiap 3

    tahun

    (E),

    kecuali

    pada

    kelompok

    prediabetes

    pemeriksaan

    diulang

    tiap 1

    tahun

    (E).

    Pada keadaan

    yang

    tidak memungkinkan

    dan

    tidak

    tersedia

    fasilitas

    pemeriksaan

    TTGO, maka

    pemeriksaan penyaring

    dengan

    mengunakan

    pemeriksaan glukosa

    darah

    kapiler, diperbolehkan

    untuk

    patokan

    diagnosis DM. Dalam hal in Harus diperhatikan

    adanya

    perbedaan

    hasil

    pemeriksaan glukosa

    darah

    plasma

    vena

    dan

    glukosa

    darah kapiler seperti

    pada

    tabel-6 di bawah ini.

    Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    13

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    16/83

    Tobel-6.

    Kador

    glukoso

    doroh sewoktu don

    puoso

    sebogoi

    potokon

    penyoring

    don didgnosis DM

    (,mg/dl)

    Kadar

    glukosa

    darah

    sewaktu

    (msldl)

    Kadar

    glukosa

    darah

    puasa

    (ms/dl)

    Plasma

    vena

    100

    lll.2

    Penatalaksanaan Diabetes

    Mellitus

    Tujuan

    penatalaksanaan

    secara

    umum

    adalah

    meningkatkan

    kualitas hidup

    penyandang

    diabetes.

    Tujuan

    penatalaksanaan

    meliputi

    :

    1. Tujuan

    jangka

    pendek:

    menghilangkan keluhan DM,

    memperbaiki kualitas hidup, dan

    mengurangi

    risiko komplikasi

    akut.

    2.

    Tujuan

    jangka

    panjang:

    mencegah

    dan

    menghambat

    progresivitas penyulit

    mikroangiopati dan makroangiopati.

    3. Tujuan

    akhir

    pengelolaan

    adalah turunnya

    morbiditas

    dan

    morta litas DM.

    Untuk mencapai

    tujuan tersebut

    perlu

    dilakukan

    pengendalian glukosa

    darah,

    tekanan darah, berat

    badan,

    dan

    profil

    lipid, melalui

    pengelolaan pasien

    secara

    komprehensif.

    lll.2.1

    Langkah-langkah Penatalaksanaan

    Umum

    Perlu

    dilakukan

    evaluasi

    medis

    yang

    lengkap

    pada

    pertemuan

    pertama, yang

    meliputi:

    1. Riwayat Penvakit

    '

    Usia

    dan

    karakteristik saat

    onset diabetes.

    r

    Pola makan,

    status nutrisi, status aktifitas fisik, dan

    riwayat

    peruba

    ha

    n

    berat

    badan.

    '

    Riwayat tumbuh

    kembang

    pada pasien

    anak/dewasa

    muda.

    .

    Pengobatan

    yang

    pernah

    diperoleh sebelumnya

    secara lengkap, termasuk

    terapi

    gizi

    medis

    dan

    14

    |

    Konsensus

    nengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes Melitus Tipe

    2-2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    17/83

    .

    penyuluhan yang

    telah

    diperoleh tentang

    perawatan

    DM secara mandiri.

    .

    Pengobatan

    yang

    sedang dijalani,

    termasuk obat

    yang

    digunakan,

    perencanaan

    makan dan

    program

    latihan

    jasmani.

    .

    Riwayat komplikasi akut

    (ketoasidosis

    diabetik,

    hiperosmolar

    hiperglikem

    ia,

    h ipoglikem

    ia).

    .

    Riwayat infeksi sebelumnya,

    terutama infeksi

    kulit,

    gigi,

    dan

    traktus urogenital.

    .

    Gejala

    dan riwayat

    pengobatan

    komplikasi

    kronik

    .

    pada

    ginjal,

    mata,

    jantung

    dan

    pembuluh

    darah,

    kaki,

    saluran

    pencernaan,

    dll.

    .

    Pengobatan

    lain

    yang

    mungkin berpengaruh

    terhadap

    glukosa

    darah.

    .

    Faktor

    risiko: merokok,

    hipertensi, riwayat

    penyakit

    jantung

    koroner,

    obesitas,

    dan riwayat

    penyakit

    keluarga

    (termasuk

    penyakit

    DM dan

    endokrin

    lain).

    '

    Riwayat

    penyakit

    dan

    pengobatan

    di

    luar

    DM.

    .

    Karakteristik

    budaya,

    psikososial,

    pendidikan,

    dan

    status

    ekonomi.

    Pe

    meriksaan

    Fisik

    r

    Pengukuran

    tinggi

    dan

    berat

    badan.

    .

    Pengukuran

    tekanan darah, termasuk

    pengukuran

    tekanan darah

    dalam

    posisi

    berdiri

    untuk mencari

    kemu ngkinan

    adanya

    hipotensi

    ortostatik.

    r

    Pemeriksaa n funduskopi.

    .

    Pemeriksaan

    rongga mulut

    dan kelenjar tiroid.

    .

    Pemeriksaan

    jantu

    ng.

    .

    Evaluasi

    nadi baik

    secara

    palpasi

    maupun dengan

    stetoskop.

    .

    Pemeriksaan

    kaki

    secara

    komprehensif

    (evaluasi

    kelainan vaskular,

    neuropati,

    dan adanya

    deformitas).

    .

    Pemeriksaan

    kulit

    (akantosis nigrikans, bekas

    Iuka,

    hiperpigmentasi,

    necrobiosis diobeticorum,

    r.ulit

    kering, dan bekas

    lokasi

    penyuntikan

    insulin).

    .

    Tanda-tanda

    penyakit

    lain

    yang

    dapat menimbulkan

    Dlvl tipe

    Iain.

    7.

    Konsensus

    Pengelolaan dan

    Pen.egahan Diabetes Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    115

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    18/83

    3. Evaluasi

    Laboratoriu

    m

    .

    Pemeriksaan kadar

    gula

    darah

    puasa

    dan 2jam

    TTGO.

    r

    Pemeriksaan kadar

    HbhtcT

    4.

    Penapisan

    Kom

    plikasi

    Penapisan komplikasi harus

    dilakukan

    pada

    setiap

    penderita

    yang

    baru

    terdiagnosis DMT2

    melalui

    pemeriksaan:

    .

    Profil

    lipid

    pada

    keadaan

    puasa:

    kolesterol

    total,

    Higti

    Density

    Lipoprote,r?

    (HDL),

    Low

    Density

    Lipoprotein

    (LDL),

    dan trigliserida.

    .

    Tes fungsi hati

    .

    Tes

    fungsi

    ginjal:

    Kreatinin

    serum dan

    estimasi-GFR

    r

    Tes

    urin

    rutin

    .

    Albumin urin

    kuantitatif

    .

    Rasio albu

    min-kreatinin

    sewaktu.

    .

    Elektrokard

    iogram.

    r

    Foto Rontgenthoraks (bila

    ada

    indikasi:

    TBC,

    penyakit

    iantu

    ng

    kongestif).

    .

    Pemeriksaan

    kaki

    secara

    komprehensif.

    Penapisan

    komplikasi dilakukan

    di

    Pelayanan Kesehatan

    Primer.

    Bila fasilitas

    belum tersedia,

    penderita

    dirujuk

    ke

    Pelayanan

    Kesehatan Sekunder

    dan/atau

    Tersier.

    lll.2.2

    Langkah-langkah

    Penatalaksanaan

    Khusus

    Penatalaksanaan

    DM dimulai

    dengan menerapkan

    pola

    hidup sehat

    (terapi

    nutrisi

    medis

    dan

    aktivitas fisik)

    bersamaan

    dengan intervensi farmakologis

    dengan

    obat

    anti

    hiperglikemia

    secara oral dan/atau

    suntikan.

    lobat

    anti

    hiperglikemia

    oral dapat

    diberikan sebagai terapi tunggal atau

    kombinasi.

    Pada keadaan emergensi dengan

    dekompensasi

    metabolik berat,

    misalnya:

    ketoasidosis,

    stres berat,

    berat

    badan

    yang

    menurun

    dengan cepat,

    atau

    adanya ketonuria,

    harus

    segera

    dirujuk ke

    Pelayanan Kesehatan

    Sekunder atau

    Tersie r.

    16

    |

    Konsensus Pengelolaan

    dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    19/83

    Pengetahuan

    tentang

    pemantauan

    mandiri,

    tanda

    dan

    gejala

    hipoglikemia

    dan cara

    mengatasinya

    harus diberikan

    kepada

    pasien.

    Pengetahuan

    tentang

    pemantauan

    mandiri

    iersebut

    dapat

    dilakukan

    setelah mendapat pelatihan

    khusus.

    111.2.2.1 Edukasi

    Edukasi

    dengan

    tujuan

    promosi

    hidup sehat,

    perlu

    selalu

    dilakukan sebagai

    bagian

    dari upaya

    pencegahan

    dan

    merupakan

    bagian

    yang

    sangat

    penting

    dari

    pengelolaan

    DM

    secara

    holistik

    (B).

    Materi

    edukasi

    terdiri

    dari materi

    edukasi

    tingkat

    awal dan materi

    edukasi tingkat

    lanjutan.

    a. Materi edukasi

    pada

    tingkat

    awal

    dilaksanakan

    di Pelayanan

    res?hatan Primer

    yang

    meliputi:

    o

    Materi tentang

    perjalanan penyakit

    DM.

    o

    Makna dan

    perlunya pengendalian dan

    pemantaua

    n

    DM

    secara

    berkelanjutan.

    o

    Penyulit DM dan

    risikonya.

    o lntervensi non-farmakologis

    dan

    farma kologis

    serta target

    pengobatan.

    o

    lnteraksi antara

    asupan makanan,

    aktivitas

    fisik, dan

    obat

    antihiperglikemia

    oral

    atau

    insulin serta obat-obatan

    lain.

    o

    Cara

    pemantauan

    glukosa

    darah

    dan

    pemahaman

    hasil

    glukosa

    darah

    atau urin

    mandiri

    (hanya

    jika

    pemantauan

    glukosa

    da

    rah mandiri

    tidak tersedia).

    o

    Mengenal

    ge.iala

    dan

    penanganan

    awal

    hipoglikemia.

    o Pentingnya

    latihan

    jasmani

    yang

    teratur.

    o

    Pentingnya

    perawatan

    kaki (B).

    o

    Cara

    mempergunakan

    fasilitas

    perawatan

    kesehatan.

    Konsensus Pengelolaan

    dan

    Pencegahan Diabetes

    Melitus Tipe 2

    -

    2015

    |

    17

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    20/83

    b.

    Materi

    edukasi

    pada

    tingkat lanjut

    dilaksanakan

    di

    Pelayanan

    Kesehatan Sekunder dan

    /

    atau

    Tersier,

    yang

    meliputi:

    o

    Mengenal

    dan mencegah

    penyulit akut

    DM.

    o

    Pengetahuan

    mengenai

    penyulit

    menahun

    DM.

    o Penatalaksanaan

    D

    lvl selama

    menderita

    penya

    kit

    lain.

    o Rencana

    untuk kegiatan khusus

    (contoh:

    ola h

    raga

    prestasi).

    o

    Kondisi khusus

    yang

    dihadapi

    (contoh:

    hamil,

    puasa,

    ha ri-hari

    sakit).

    o Hasil

    penelitian

    dan

    pengetahuan

    masa

    kini

    dan

    teknologi mutakhir

    tentang

    DM.

    o

    P

    e

    m

    e

    lih

    a

    ra

    a n/pe

    rawata n kaki. Elemen

    perawatan

    kaki dapat

    dilihat

    pada

    tabel-7.

    Tobel

    7.

    Elemen edukdsi

    perowaton kdki

    1,

    Tidak

    boleh berjalan tanpa

    alas

    kaki,

    termasuk di

    pasir

    dan di

    air.

    2.

    Periksa kaki

    setiap hari, dan dilaporkan

    pada

    dokter

    apabila

    kulit

    terkelupas,

    kemerahan,

    atau

    luka.

    Periksa

    alas kaki

    dari benda

    asing

    sebelum

    memakainya.

    selalu menjaga kaki dalam

    keadaan

    bersih,

    tidak

    basah, danmengoleskan

    krim

    pelembab

    pada

    kulit kakiyang kerng.

    Potong

    kuku secara

    teratur.

    Keringkan

    kaki, sela-sela

    jari

    kaki

    secara teratur

    setelah dari kamar mandi.

    Gunakan kaos kaki

    dari

    bahan katun

    yang

    tidak

    menyebabkan

    lipatan

    pada

    ujung-ujung

    jari

    kaki.

    Kalau

    ada kalus

    atau mata

    ikan,

    tipiskan

    secara

    teratur.

    Jika sudah ada

    kelainan

    bentuk kaki,

    gunakan

    alas kaki

    yang

    dibuat

    khusus-

    Sepatu

    tidak

    boleh

    terlalu

    sempit atau

    longgar,

    jangan gunakan

    hak

    tinggi.

    Hindari

    penegunaan

    bantal atau botol be"isi

    air

    panas/batu

    untuk

    menghanBatkan kaki.

    ,4.

    '6

    7.

    8.

    9.

    10.

    11-

    18

    |

    Konsensus

    eengelolaan

    da n

    Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    21/83

    Perilaku.

    hidup sehat bagi

    penyandang

    Diabetes

    Melitus

    adalah

    memenuhi anjuran:

    .

    Mengikuti

    pola

    makan

    sehat.

    .,

    Meningkatkan kegiatan

    jasmani dan

    latihan jasmani

    yang

    teratur

    .

    Menggunakan obat

    DM dan obat lainya

    pada

    keadaan

    ",

    khusus secara

    aman dan

    teratur.

    .

    Melakukan

    Pemantauan Glukosa Darah

    Mandiri

    (PGDM)

    dan memanfaatkan

    hasil

    pemantauan

    untuk

    menilai

    keberhasilan

    pengobatan.

    .

    Melakukan

    perawatan

    kaki secara berkala.

    .

    Memiliki kemampuan untuk

    mengenal

    dan

    menghadapi

    keadaan sakit akut dengan tep5t.

    .

    Mempunyai

    keterampilan mengatasi

    masalah

    yang

    sederhana,

    dan

    mau

    bergabung

    dengan kelompok

    penyandang

    diabetes

    serta

    mengajak keluarga untuk

    mengerti

    pengelolaan

    penyandang

    DM.

    .

    Mampu memanfaatkan

    fasilitas

    pelayanan

    kesehatan

    yang

    ada.

    Prinsip

    yang

    perlu

    diperhatikan

    pada proses

    edukasi DM

    ada

    la h:

    .

    Memberikan dukungan

    dan

    nasehat

    yang positif

    serta

    hindari

    terjadinya

    kecemasan.

    .

    Memberikan informasi secara

    bertahap, dimulai

    dengan

    hal-hal

    yang

    sederhana

    dan

    dengan

    cara

    yang

    mudah

    dimengerti.

    .

    Melakukan

    pendekatan

    untuk

    mengatasi masalah dengan

    melakuka

    n

    sim ulasi.

    .

    Mendiskusikan

    program pengobatan

    secara

    terbuka,

    perhatikan keinginan paslen. Berikan

    penjelasan

    secara

    sederhana dan

    Iengkap tentang

    program pengobatan

    yang

    diperlukan

    oleh

    pasien

    dan

    diskusikan

    hasil

    pemeriksaan

    laboratorium.

    .

    Melakukan

    kompromi

    dan

    negosiasi

    agar tujuan

    pengobatan

    dapat diterima.

    Konsensus

    Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    19

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    22/83

    Memberikan motivasi

    dengan

    memberikan

    penghargaan.

    Melibatkan keluarga/pendamplng

    dalam

    proses

    edukasi.

    Perhatikan kondisi

    jasmani

    dan

    psikologis

    serta

    tingkat

    pendidikan

    pasien dan

    kelua

    rganya.

    Gunakan alat bantu audio

    visual.

    111.2.2.2 Terapi

    Nutrisi

    Medis

    (TNM)

    TNM merupakan bagian

    penting

    dari

    penatalaksanaan

    DMT2 secara

    komprehensif(A).

    Kunci keberhasilannya adalah

    keterlibatan

    secara

    menyeluruh

    dari

    anggota

    tim

    (dokter,

    ahli

    gizi,

    petugas

    kesehatan

    yang

    lain

    serta

    pasien

    dan

    keluarganya).

    Guna

    mencapai sasaran terapi TNM

    sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan

    setiap

    penyandang

    DM

    (Al.

    Prinsip

    pengaturan

    makan

    pada

    penyandang

    DM

    hampir sama

    dengan

    anjuran

    makan

    untuk

    masyarakat umum,

    yaitu

    makanan

    yang

    seimbang

    dan sesuai

    dengan kebutuhan

    kalori dan

    zat

    gizi

    masing-masing

    indlvidu.

    Penyandang DM

    perlu

    diberikan

    penekanan

    mengenai

    pentingnya

    keteraturan

    jadwal

    makan,

    jenis

    dan

    jumlah

    kandungan kalori, terutama

    pada

    mereka

    yang

    menggunakan

    obat

    yang

    meningkatkan

    sekresi

    insulin atau terapi insulin itu sendiri.

    A. Komposisi

    Makanan

    yang

    Dianjurkan

    terdiri

    dari:

    .

    Karbohidrat

    o Karbohidrat

    yang

    dianjurkan sebesar

    45-65%

    total

    asupan energi. Terutama

    karbohidrat karbohidrat

    yang

    berserat

    tinggi.

    o

    Pembatasan

    karbohidrat

    total

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    23/83

    G ula dalam bumbu

    diperbolehkan

    sehingga

    penyandang

    diabetes dapat

    makan sama

    dengan makanan

    keluarga

    yang lain.

    Sukrosa

    tidak

    boleh

    lebih dari

    5%

    total

    asu

    pan

    energi.

    Pemanis alternatif

    dapat digunakan

    sebagai

    pengganti

    gula,

    asal

    tidak

    melebihi batas

    aman

    konsumsi

    harian

    lAcce

    pted

    Dai ly I nta

    ke

    I

    ADll.

    Dianjurkan

    makan

    tiga

    kali

    sehari

    dan

    bila

    perlu

    dapat

    diberikan

    makanan

    selingan seperti buah

    atau makanan

    lain

    sebagai

    bagian

    dari

    kebutuhan

    kalori

    sehari.

    Lemak

    "

    Asupan

    lemak dianjurkan

    sekitar

    20-

    25%

    kebutuhan

    kalori, dan

    tidak

    diperkenankan

    melebihi

    30%

    total

    asu

    pan

    energi.

    o Komposisi

    yang

    dia

    njurkan:

    0

    lemak

    jenuh

    <

    7

    %

    kebutuhan

    kalori.a

    0

    lemak tidak

    jenuh

    ganda <

    10

    %.

    0

    selebihnya

    dari lemak

    tidak.ienuh

    tunggal.

    o Bahan

    makanan

    yang

    perlu

    dibatasi

    adalah

    yang

    banyak

    mengandung

    lemak

    jenuh

    dan

    lemak

    trans antara

    lain:

    daging

    berlemak

    dan

    susu

    fullcreom.

    o

    Konsumsi

    kolesterol dia

    njurkan

    <

    200

    mg/hari.

    .

    Protein

    "

    Kebutuhan

    protein

    sebesar

    lO

    -

    20%

    total asupa

    n energi.

    Konsensus

    Pehgelolaan dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe

    2

    -

    2075

    |

    27

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    24/83

    o Sumber

    protein yang

    baik

    adalah

    ikan,

    udangi cumi daging

    tanpa

    lemak,

    ayam

    tanpa

    kulit,'pro/uk susu

    rendah lemak,

    kacang-kacanga

    n,

    tahu

    dan

    tempe.

    o Pada

    pasien

    dengan

    nefropati

    diabetik

    perlu

    penurunan

    asupan

    protein

    menjadi

    0,8

    g/kg

    BB

    perhari

    atau 10%

    dari

    kebutuhan energi, dengan

    65%

    diantaranya bernilai

    biologik

    tinggi.

    Kecuali

    pada

    penderita

    DM

    yang

    sudah

    menjalani

    hemodia

    lisis asupan

    protein

    menjadi

    1-1,2

    g/kg

    BB

    perhari.

    Natrium

    o

    Anjuran asupan natrium

    untuk

    penyandang

    DM

    sama dengan

    orang

    sehat

    yaitu

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    25/83

    o

    Pemanis

    alternatif

    dikelom

    pokkan

    menjadi

    pemanis

    berkalori dan

    pemanis

    tak berkalori.

    o

    Pemanis

    berkalori perlu

    diperhitungkan

    kandungan kalorinya sebagai bagian

    dari

    kebutuhan kalori, seperti

    gula

    a lkohol dan fruktosa.

    o

    Gula

    alkohol

    antara lain isomalt,

    lactitol,

    mdltitol,

    mannitol, sorbitol

    dan xylitol.

    o

    Fruktosa

    tidak dianjurkan

    digunakan

    pada

    penyandang

    DM

    karena

    dapat

    meningkatkan

    kadar

    LDL,

    namun tidak

    ada alasan menghindari makanan

    '

    seperti buah dan sayuran

    yang

    mengandung f ruktosa alami.

    o Pemanis tak berkalori termasuk:

    aspartam,

    sakarin,

    acesu

    lfame

    potassiu

    m,

    sukralose,

    neotame.

    B, Kebutuhan Kalori

    Ada beberapa

    cara

    untuk

    menentukan

    jumlah

    kalori

    yang

    dibutuhkan

    penyandang

    DM,

    antara

    lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori

    basal

    yang

    besarnya

    25-30

    kal/kgBB ideal.

    Jumlah

    kebutuhan

    tersebut

    ditambah

    atau

    dikurangi bergantung

    pada

    beberapa

    faktor

    yaitu:

    jenis

    kelamin, umur, aktivitas,

    berat

    badan, dan lain-lain. Beberapa cara

    perhitungan

    berat

    badan ideal adalah sebagai berikut:

    .

    Perhitunga n

    berat

    badan idea I

    (BBl)

    menggunakan

    rumus

    Broca

    yang

    dimodifikasi:

    "

    Berat badan ideal

    =

    90% x

    (TB

    dalam cm

    - 100) x 1 kg.

    o Bagi

    pria

    dengan

    tinggi

    badan di

    bawah

    160 cm dan wanita

    di

    bawah 150 cm,

    rumus dimodifikasi menjadi:

    Berat badan ideal

    (BBl)

    =

    (onsensus

    Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

    -

    2015

    |

    23

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    26/83

    (TB

    dalam cm

    -

    100)

    x

    1

    kg.

    BB

    Normali BB ideal

    1 10

    %

    Kurus:

    kurang'dar/

    BSI

    -

    LO

    %

    Gemuk: lebih

    dari BBI

    +

    10

    %

    r

    Perhitungan

    berat

    badan

    ideal

    menurut

    lndeks

    Massa Tubuh

    (lMT).

    lndeks

    massa tubuh

    dapat dihitung

    dengan

    rumus:

    IMT

    =

    BB(kC)/TB(m'z)

    Klasifikasi

    IMT*

    o BB Kura

    ng

    23,0

    0

    Dengan

    risiko 23,0-24,9

    0

    Obes 125,0-29,9

    o

    Obes ll >30

    *)

    wHo

    wPR/lAsoloTF

    dolam

    The

    Asio-pocific

    Pe

    rspective

    :

    Red

    efi

    ni

    n

    g

    O b e

    sity

    o

    n

    d

    its

    T re

    qtm

    e nt.

    Faktor-faktor

    yang

    mene

    ntu kan kebutu

    ha n

    kalo

    ri

    antara

    la in:

    .

    Jenis Kelamin

    Kebutuhan

    ka lori

    basal

    perhari

    untukperempuan

    sebesar

    25

    kal/kgBB

    sedangkan

    untuk

    pria sebesar 30 kal/kgBB,

    r

    Umur

    o Pasien

    usia

    diatas 40

    tahun,

    kebutuhan

    kalori dikurangi

    5%

    untuk setiap

    dekade

    antara 40

    dan 59 tahun.

    o Pasien usia

    diantara

    60

    dan 69

    tahun,

    dikurangi

    10%.

    o

    Pasien

    usia

    diatas

    usia

    70

    tahun,

    d

    iku

    rangi 20%.

    r

    Aktivitas Fisik

    atau Pekerjaan

    o Kebutuhan kalori

    dapat ditambah

    sesuai

    denga n intensitas

    aktivitas

    fisik.

    24

    |

    Konsensus Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes

    MelitusTipe

    2-

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    27/83

    o

    Penambahan

    sejumidh

    10%

    dari

    kebutuhan

    basal

    diberikan

    pada

    keadaan

    istirahat.

    o

    Penambahan sejumlah

    20%

    pada

    pasien

    dengan aktivitas ringan:

    pegawa

    i

    kantor,

    guru,

    ibu rumah tangga.

    o

    Penambahan

    sejumlah

    30%

    pada

    aktivitas

    sedang:

    pegawai

    industri

    ringan, mahasiswa,

    militer

    yang

    sedang

    tidak

    pera

    ng.

    o

    Penambahan

    sejumlah

    40%

    pada

    aktivitas

    berat:

    petani,

    buruh,

    atlet,

    militer

    dalam

    keadaa n latihan.

    o

    Penambahan sejumlah

    50%

    pada

    aktivitas sangat

    berat: tukang

    becak,

    tu

    ka ng

    ga

    li.

    Stres

    Metabolik

    o

    Penambahan 10-30%

    tergantung

    dari

    beratnya

    stress

    meta bolik

    (sepsis,

    ope

    rasi, trauma).

    Berat

    Badan

    o Penyandang

    DM

    yang gemuk,

    kebutuhan

    kalori

    dikurangi sekitar

    20-

    30%

    tergantung

    kepada

    tingkat

    kege

    mu ka

    n.

    o

    Penyandang

    DM kurus, kebutuhan

    kalori

    ditambah sekitar

    20-30%

    sesuai

    dengan

    kebutuhan

    untuk

    meningkatka

    n

    BB.

    o

    Jumlah

    kalori

    yang

    diberikan

    paling

    sedikit

    1000-1200

    kal

    perhari

    untuk

    wanita dan

    1200-1500

    kal

    perhari

    untuk

    pria.

    Konsensus Pengelolaan dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus Tipe

    2

    -

    2015

    |

    25

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    28/83

    Secara

    umum,

    makanan

    siap saji dengan

    jumlah

    kalori

    yangierhitgrng

    dan komposisi

    tersebut

    di

    atas,

    dibagi dalam

    3/porsi

    besar untuk makan

    paei

    (2O%\,

    siang (30%),

    dan sore

    (25%), serta

    2-3

    porsi

    makanan

    ringan

    lL0-t5%)

    di

    antaranya.

    Tetapi

    pada

    kelompok

    tertentu

    perubahan

    jadwal,

    jumlah

    dan

    jenis

    makanan

    dilakukan sesuai dengan

    kebiasaan. Untuk

    penyandang

    DM

    yang

    mengidap

    penyakit

    lain,

    pola

    pengaturan

    makan

    disesuaikan

    dengan

    penyakit

    pe

    nyerta.

    111.2.2,3

    Jasmani

    Latihan

    jasmani

    merupakan

    salah satu

    pilar

    dalam

    pengelolaan

    DMT2 apabila

    tidak disertai

    adanya nefropati. Kegiatan

    jasmani

    sehari-hari

    dan

    latihan

    jasmani

    dilakukan secara secara teratur

    sebanyak

    3-5 kali

    perminggu

    selama sekitar

    30-45

    menit,

    dengan

    total 1-50

    menit

    perminggu.

    Jeda

    antar latihan

    tidak

    Iebih

    dari

    2

    hari berturut-turut

    (A).

    Dianjurkan untuk

    melakukan

    pemeriksaan

    glukosa

    darah

    sebelum

    latihan

    jasmani.

    Apabila

    kadar

    glukosa

    darah

    250

    mg/dl

    dianjurkan

    untuk

    menunda

    latihan

    jasmani.

    Kegiatan

    sehari-hari

    atau aktivitas sehari-

    hari bukan

    termasuk

    dalam

    latihan

    jasmani

    meskipun dianjurkan

    untuk

    selalu

    aktif

    setiap

    hari.

    Latihan

    jasmani

    selain

    untuk

    menjaga kebugaran

    juga

    dapat

    menurunkan

    berat badan dan

    memperbaiki

    sensitivitas

    insulin,

    sehingga akan

    memperbaiki

    kendali glukosa

    darah.

    Latihan

    jasmani

    yang

    dianjurkan

    berupa latihan

    jasmani

    yang

    bersifat aerobik dengan

    intensitas

    sedang

    (50-

    70% denyut

    jantung

    maksimal)(A)

    seperti:

    jalan

    cepat,

    bersepeda

    santai,

    jogging,

    dan

    berenang.

    26

    |

    Konsensus

    Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    29/83

    Denyut

    jantung

    maksimal

    dihitung

    dengan cara

    mengurangi angka

    220

    dengan

    usia

    pasien.

    Pada

    penderita

    Dl\il

    tanpa kontraindikasi

    ' (contoh:

    osteoartritis, hipertensi

    yang

    tidak

    terkontrol,

    retinopati, nefropati)

    dianjurkan

    juga

    melakukan resistonce troining

    llalihan

    beban) 2-3

    kali/perminggu

    (A)

    sesuai dengan

    petunjuk

    dokter.

    Latihan

    jasmani

    sebaiknya

    disesuaikan

    dengan

    .

    umur dan

    status

    kesegaran

    jasmani.

    lntensitas

    latihan

    jasmani

    pada penyandang

    DM

    yang

    relatif

    sehat bisa ditingkatkan, sedangkan

    pada

    penyandnag

    DM

    yang

    disertai

    komplikasi intesitas

    latihan

    perlu

    dikurangi

    dan

    disesuaikan

    dengan

    masing-masing individu.

    111.2.2.4 Terapi Farmakologis

    Terapi farmakologis

    diberikan bersama dengan

    pengaturan

    makan

    dan

    latihan

    jasmani

    (gaya

    hidup

    sehat). Terapi

    farmakologis

    terdiri

    dari obat oral

    dan

    bentuk suntikan.

    1, Obat

    Antihiperglikemia

    Oral

    Berdasarkan cara

    kerjanya,obat

    a

    ntih

    iperglikem ia

    oral

    dibagi

    menjadi

    5

    golonga

    n:

    a.

    Pemacu

    Sekresi

    lnsulin

    (lnsulin

    SecretdgogueJ

    .

    Sulfonilurea

    Obat

    golongan

    ini

    mempunyai

    efek

    utama meningkatkan sekresi insulin oleh

    sel

    beta

    pankreas.

    Efek samping

    utama

    ada

    lah

    hipoglikemia

    dan

    peningkatan

    berat

    badan. Hati-hati

    menggunaka

    n

    sulfonilurea

    pada

    pasien

    dengan

    risiko

    tinggi hipoglikemia

    (orang

    tua,

    gangguan

    faal hati,

    dan

    ginjal).

    Konsensus

    Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2075

    127

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    30/83

    .

    Glinid

    Glinid mgrupakan

    obat

    yang

    cara

    kerjanya

    'sar{a

    dengan

    sulfonilu

    rea,

    dengan

    penekanan

    pada

    peningkata

    n

    sekresi insulin fase pertama.

    Golongan

    ini

    terdiri dari 2

    macam

    obat

    yaitu

    Repaglinid

    (derivat

    asam benzoat) dan

    Nateglinid

    (derivat

    fenilalanin). Obat ini

    diabsorbsi

    dengan

    cepat

    setelah

    pemberian

    secara

    oral

    dan

    diekskresi

    secara cepat

    melalui hati. Obat

    ini

    dapat

    mengatasi

    hiperglikemia

    post

    pra

    ndia

    l.

    Efek

    samping

    yang

    mungkin

    terjadi

    adala

    h

    h

    ipoglike m

    ia.

    b, Peningkat

    Sensitivitas terhadap lnsulin

    .

    Metformin

    Metform

    in

    mempunyai

    efek utama

    mengurangi

    produksi glukosa

    hati

    (glukoneogenesis),

    dan memperbaiki

    ambilan

    glukosa

    di

    jaringan

    perifer.

    Metformin merupakan

    piliha

    n

    pertama

    pada

    sebagian

    besar kasus DMT2. Dosis

    M etformin

    diturunkan

    pada

    pasien

    dengan

    gangguan

    fungsi

    ginjal

    (GFR

    30-

    60 ml/menit/1,73

    m'z).

    lvletformin

    tidak

    bo

    leh

    diberikan

    pada

    beberapa

    keadaan

    spertij

    G

    FR

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    31/83

    .

    Tiazolidindion(TZD).

    Tiazolidindion

    merupakan agonis darl

    Peroxisome Proliferotor

    Activoted

    Rece

    ptor

    Gammd

    (PPAR-gamma),

    suatu

    reseptor

    inti

    yang

    terdapat antara

    lain

    di

    sel

    otot,

    lemak,

    dan

    hati.

    Golongan

    ini mempunyai

    efek menurunkan

    resistensi insulin dengan

    meningkatka

    n

    jumlah

    protein pengangkut glukosa,

    sehingga

    meningkatkan ambilan

    glukosa

    di

    jaringan

    perifer.

    Tiazolidindion

    men

    ingkatka

    n

    retensi

    ca

    tran tubuh sehingga

    dikontraindikasikan

    pada pasien

    dengan

    gagal

    jantung

    (NYHA

    FC

    lll-tv)

    ka rena dapat memperberat

    edema/retensi

    cairan. Hati-hati

    pada

    gangguan

    faal hati, dan

    bila

    diberikan

    perlu

    pemantauan

    faal hati

    secara

    berkala.

    Obat

    yang

    masuk

    dalam

    golongan

    ini adalah Pioglitazone.

    c.

    Penghambat

    Absorpsi Glukosa di saluran

    pencernaan:

    Pengham bat Glukosidase

    Alfa.

    Obat

    ini

    bekerja dengan

    memperlambat

    absorbsi

    glukosa

    dalam

    usus

    halus,

    sehingga

    mempunyai

    efek menurunkan

    kadar

    glukosa

    darah

    sesudah

    makan.

    Penghambat

    glukosidase

    alfa

    tidak

    diguna kan

    pada

    keadaa

    n:

    GFR

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    32/83

    diberikan

    dengan dosis

    kecil.

    Contoh obat

    golongan,ini

    ada

    lah Acarbose.

    Penghambat DPP-|V

    lDipeptidyl

    Peptidose-

    tvl

    Obat

    golongan penghambat

    DPP-IV

    menghambat kerja

    enzim

    DPP-lV

    sehingga

    GLP-I

    (Glucose

    Like

    Peptide-l)

    tetap dalam

    konsentrasi

    yang

    tinggi dalam bentuk

    aktif.

    Aktivitas GLP-luntuk

    meningkatkan

    sekresi

    insulin

    dan

    menekan

    sekresi

    glukagon

    bergantung

    kadar glukosa darah

    (glucose

    dependent\.

    Contoh obat

    golongan

    ini

    adala h Sitagliptin dan Linagliptin.

    Penghambat

    sGLf-2

    $odium

    Glucose Co-

    tronsporter 2)

    Obat

    golongan penghambat

    SGLT-2

    merupakan obat antidiabetes oral

    .jenis

    baru

    yang

    menghambat penyerapan

    kembali

    glukosa

    di

    tubuli distal

    ginjal

    dengan cara

    menghambat kinerja transporter

    glukosa

    SGLT-2. Obat

    yang

    termasuk

    golongan

    ini

    antara

    lain:

    Canagliflozin,

    Empagliflozin,

    Dapagliflozin,

    lpragliflozin. Dapagliflozin

    baru

    saja mendapat approvable

    letter

    dati

    Badan

    POIVI

    Rl pada

    bulan Mei

    2015.

    d.

    e.

    30

    |

    xonsensus

    tengelolaan

    dan Pencegahan Diabetes Melitur

    Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    33/83

    Tobet

    8. Profil obot dntihiperglikemia orol

    yong

    tersedio di

    lndonesio

    Sulfo ilurea

    Glinid

    Metformin

    Penghambat

    Alfa-

    Glukosidase

    TTiaz

    olidindion

    Penghambat

    DPP-IV

    Penghambat

    SGLT.2

    Meningkatkan

    sekresi

    insulin

    Meningkatkan

    sekresi

    insulin

    I\4enekan

    produksi

    glukosa

    hati

    &

    menambah

    sensitifltas

    terhadap

    insulin

    Menghambat absorpsi

    glukosa

    Menambah

    sensitifitas

    terhadap

    insulin

    Meningkatkan sekresi

    insulin,

    menghambat

    sekresi

    glukagon

    menghambat

    penyerapan

    kembali

    glukosa

    di

    tubuli distal

    ginjal

    BB naik

    hipoglikemia

    BB naik

    hipoglikemia

    Dispepsia,

    diare,

    asidosis

    laktat

    Flatulen, tinja

    lembek

    Edema

    sebah,

    mu ntah

    1.,O-2,O%

    0,5-1,5Yo

    1.,O-2,O%

    0,5-o,a%

    o,5-1,4%

    0,5-0,80/o

    Dehidrasi,

    infeksisaluran 0,8-1,0%

    kemih

    Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

    Diabetes Melitus Tipe

    2

    -

    2015

    |

    31

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    34/83

    Tobel 9. Obot ontihiperglikemia

    oral

    2,5"20 1,2-24 7-2

    Glidanil

    2,5-5

    Glipizide 510 5-24 12-1

    MR

    30,60 30,120 24 1

    80

    40-320 70-20 1-2

    (30)

    \5-1,20 6,8 1"3

    Glimepiride

    1-2-3-4

    1-8 24 7

    Diaelime 1-2-3-4

    1-2-1-4

    5imryl

    7-3

    t-2-34

    Glimetic

    Maprvl

    1-1

    1,)

    2-3

    Glinide

    o,572 t16

    24

    Starlix 50-120 180-360

    Thiazolidinedi

    15 30

    75-45 24

    1

    Tidak

    ganturg

    30

    15-30

    15

    30

    15-30

    50,100 100-300 3

    Eclid

    Biguanide

    500

    500

    3000

    6-A 1-3

    500,850

    500

    500,850

    500

    500

    32

    |

    Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    35/83

    500

    500-450

    500

    850

    1000

    500

    850

    500,850

    500

    a50

    s00-850

    500

    500

    XR 500-750

    500-

    2000

    7-1

    500

    50

    50-100

    7-2

    unc

    itagliptin

    100

    1

    onslvza

    5

    5

    5GLT.2

    Dapagliflozin

    5-10

    510

    24

    unc

    Obat

    1,25/2sA

    2,s/5OA

    5/s00

    L2-24

    1)

    L/250

    2/soa t-2

    15/500

    1sl850

    18 24

    12

    15/850

    7-2

    Sitagliptin

    +

    so/500

    5o/8so

    50/1000

    2

    50/soo

    50/8so

    50/1000

    I

    XR

    s/s00

    1

    Linasliptin

    +

    2,5/5OO

    2,sla5o

    2.5/1AOO

    (onsensus

    Pehgelolaan dan

    Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    33

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    36/83

    2.

    Obat

    Antihiperglikemia

    Suntik

    Termasuk

    anti

    hiperglikemia

    suntik,

    yaitu

    insulin, agonis

    GLP:1 dFn kombinasi insulin

    dan

    agonis

    G

    LP-1.

    a. lnsulin

    lnsulin diperlukan

    pada

    keadaan ;

    .

    HbAlc

    >

    9% dengan kondisi

    dekompensasi

    metabolic

    .

    Penurunan

    berat

    badan

    yang

    cepat

    .

    Hiperglikemia

    berat

    yang

    disertai ketosis

    r

    Krisis

    Hiperglikem

    ia

    .

    Gagal dengan kombinasi

    OHO

    dosis

    optimal

    .

    Stres

    berat

    (infeksi

    sistemik,

    operasi

    besar, infark miokard akut,

    stroke)

    .

    Kehamilan

    dengan DM/Diabetes melitus

    gestasional yang

    tidak terkendali

    dengan

    perenca

    naan makan

    .

    Gangguan fungsi

    ginjal

    atau

    hati

    yang

    berat

    .

    Kontraindikasi

    dan

    atau

    alergi

    terhadap

    oHo

    .

    Kondisi

    perioperatif

    sesuai dengan

    indikasi

    Jenis

    dan Lama Kerja lnsulin

    Berdasarkan

    lama kerja,

    insulin terbagi

    menjadi 5

    jenis,

    yakni

    :

    .

    lnsulin

    kerja

    cepat

    (Ropid-octing

    insulinl

    .

    lnsulin

    kerja

    pendek

    lshort-octing

    insulin)

    .

    lnsulin kerja

    menengah

    Untermediqte-

    acting

    insulin)

    t

    lnsulin

    kerja

    panjang

    (ong-acting

    insulinl

    .

    lnsulin kerja ultra

    panjang

    (Ultro

    long-

    dcting insulin)

    34

    |

    Konsensus

    Pengelolaan

    dah

    Pencegahan

    Diabetes Melitus Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    37/83

    .

    lnsulin

    campuran tetap,

    kerja

    pendek

    dengan

    menengah

    dan

    kerja

    cepat

    engan menengah

    (Premixed

    insulinl

    Jenis

    dan

    lama kerja masing-masing

    insulin

    dapat

    dilihat

    pada

    tabel 10.

    ,

    Efek samping terapi

    insulin

    '

    r

    Efek

    samping utama

    terapi

    insulin adalah

    te rjadinya

    hipoglikem

    ia

    .

    Penatalaksanaan

    h ipoglikemia dapat

    dilihat

    dalam bagian

    komplikasi

    akut

    DM

    .

    Efek

    samping

    yang

    lain

    berupa

    reaksi

    a

    lergi

    terhadap

    insulin

    Tobel

    10. Formokokinetik

    lnsulin Eksogen Berdosorkon

    Waktu Kerjo

    (Time

    Course

    of

    Action)

    Konsensus

    Pengelolaan dan

    Pencegahan Diabetes

    Melitus

    Iipe 2

    -

    2015

    |

    35

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    38/83

    Hampir tan

    pa

    70130

    Humulino

    l7o%

    NPH,30ok

    reguler)

    70/30 M ixtardo

    (70%NPH,30%

    30

    60

    menit

    3-L2

    jam

    7s/2s

    Humalogmix@

    (75% protamin

    lispto,25%

    lispro)

    70130

    Novomix@

    (70%

    protamine

    aspart,30%

    aspart)

    NPH:neutral

    protamine

    Hagedorn; NPL:neutral

    protamine

    Iispro

    Nama obat disesuaikan

    dengan

    yang

    tersedia

    di

    lndonesia.

    x

    Belum tersedia

    di lndonesia

    Dasa r

    pemikiran

    terapi insulin:

    .

    Sekresi

    insulin fisiologis

    terdiri

    dari

    sekresi

    basal

    dan

    sekresi

    prandial.

    Terapi

    insulin

    diupayakan mampu

    meniru

    pola

    sekresi

    insu

    lin

    yang

    fisiologis

    .

    Defisiensi

    insulin mungkin

    berupa defisiensi

    insulin basal, insulin

    prandial

    atau keduanya.

    Defisiensi

    insulin

    basal

    menyebabka

    n

    timbulnya

    hiperglikemia

    pada

    keadaan

    puasa,

    sedangkan defisiensi insulin

    prandial

    akan menimbulkan hipe rglikemia

    setelah

    makan

    35

    |

    Konsensus

    Pengelolaan dan Pencegahah Diabetes

    Melitus Tipe

    2-2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    39/83

    Terapi insulin untuk

    substitusi

    ditujukan

    untuk

    melakukan

    koreksi terhadap defisiensi

    yang

    terjadi.

    Sasaran

    pertama

    terapi hiperglikemia

    adalah

    mengendalikan glukosa

    darah

    basal

    (puasa,

    sebelum

    makan).

    Hal ini dapat dicapai

    dengan

    terapi oral

    maupun

    insulin.

    lnsulin

    yang

    dipergunakan

    untuk

    mencapai sasaran

    glukosa

    darah basal

    adalah

    insulin

    basal

    (insulin

    kerja sedang atau

    panjang)

    Penyesuaian dosis

    insulin

    basal

    untuk

    pasien

    rawat

    jalan

    dapat

    dilakukan

    dengan

    menambah

    2-+ unit

    setiap 3-4

    hari bila

    sasaran

    terapi

    belum

    tercapa i.

    Apabila sasaran

    glukosa

    darah

    basal

    (puasa)

    telah

    tercapai,

    sedangkan

    HbAlc belum

    mencapai

    target,

    maka

    dilakukan

    pengendalian glukosa

    darah prandial

    (meal-

    reloted).

    lnsulin

    yang

    dipergunakan

    untuk

    mencapai sasaran

    glukosa

    darah

    prandial

    adalah

    insulin

    kerja cepat

    (ropid

    octing)

    Yang

    disuntikan

    5-10 menit

    sebelum

    makan

    atau

    insulin

    kerja

    pendek

    (short

    dcting)

    yang

    disuntikkan

    30

    menit sebelum

    makan.

    lnsulin

    basal

    juga

    dapat

    dikombinasikan

    dengan

    obat antihiperglike

    mia

    oral

    untuk

    menurunkan

    glukosa

    darah

    prandial

    seperti

    golongan

    obat

    peningkat

    sekresi insulin

    kerja

    pendek

    (golongan glinid),

    atau

    penghambat

    penyerapan

    karbohidrat

    dari

    lumen

    usus

    (acarbose),

    atau

    metformin

    (golongan

    biguanid)

    Terapi insulin tunggal

    atau

    kombinasi

    disesuaikan

    dengan

    kebutuhan

    pasien

    dan

    respons

    individu,

    yang

    dinilai dari

    hasil

    pemeriksaan

    kadar

    glukosa

    darah

    harian.

    Konsensus

    Pengelolaah

    dan

    Pencegahan

    Diabetes Melitus

    Tipe

    2

    -

    2015

    |

    37

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    40/83

    Cara

    penyu

    ntikan insulin:

    .

    lnsulin

    gmumnya

    diberikan

    dengan

    suntikan

    di

    bawah

    kutit

    (srfkutan),

    dengan

    arah

    alat

    suntik tegak

    lurus

    terhadap

    cubitan

    permukaan

    kulit

    .

    Pada

    keadaan

    khusus

    diberikan

    intramuskular

    atau

    intravena

    secara

    bolus

    atau drip

    .

    lnsulin

    campura

    n

    lmixed

    insu

    lin)

    merupakan

    kombinasi

    antara

    insulin

    kerja

    pendek

    dan

    insulin kerja

    menengah,

    dengan

    perbandingan dosis yang

    tertentu,

    namun

    bila tidak

    terdapat

    sediaan insulin

    campuran

    tersebut

    atau

    diperlukan

    perbandingan

    dosis

    yang

    lain,

    dapat

    dilakukan

    pencampuran

    sendiri antara

    kedua

    jenis

    insu

    Iin tersebut.

    r

    Lokasi

    penyuntikan,

    cara

    penyuntikan

    maupun

    cara

    insulin

    harus

    dilakukan

    dengan

    benar,

    demikian

    pula

    mengenai

    rotasi

    tem

    pat

    suntik.

    r

    Penyuntkan

    insulin

    dengan

    menggunakan

    semprit

    insulin

    dan

    jarumnya

    sebaiknya

    hanya

    dipergunakan

    sekali, meskipun

    dapat

    dipakai

    2-3 kali oleh

    penyandang

    diabetes

    yang

    sama, sejauh

    sterilitas

    penyimpanan

    terjamin.

    Penyuntikan

    insulin

    dengan

    mengguakan

    pen,

    perlu

    penggantian

    jarum

    suntik

    setiap

    kali

    dipakai, meskipun

    dapat

    dipakai

    2-3

    kali

    oleh

    penyandang

    diabetes

    yang

    sama

    asal

    sterilitas

    dapat dijaga.

    r

    Kesesuaian

    konsentrasi

    insulin

    dalam

    kemasan

    (jumlah

    unit/mL)

    dengan

    semprit

    yang

    dipakai

    (jumlah

    unit/mL

    dari

    semprit)

    harus

    diperhatikan,

    dan

    dianjurkan

    memakai

    38

    |

    Konsensus lengelolaan

    dan Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe

    2-2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    41/83

    konsentrasi

    yang

    tetap.

    Saat

    ini

    yang

    tersedia

    hanya U10O

    (artinya

    100 unit/ml).

    Penyuntikan

    dilakukan

    pada

    daerah:

    perut

    sekitar

    pusat

    sampai

    kesamping,

    kedua

    lengan atas

    samping

    (bukan daerah

    deltoid),

    kedua

    paha

    samping

    Agonis

    GLP-1/lncretin

    Mimetic

    Pengobatan

    dengan

    dasar

    pe

    ningkatan

    GLP-1

    merupakan

    pendekatan

    baru

    untuk

    pengobatan

    DM.

    Agonis

    GLP-1

    daPat

    bekerja

    pada

    sel-beta

    sehingga

    teriadi

    peningkatan

    pelepasan

    insulin,

    mempunyai

    efek

    ment

    run

    kan

    berat

    badan,

    menghambat

    pelepasan

    glukagon,

    dan

    menghambat

    nafsu

    makan. Efek

    penurunan

    berat

    badan agonis

    GLP-1

    juga

    digunakan

    untuk

    indikasi

    menurunkan

    berat badan

    pada

    pasien

    DM

    dengan obesitas.

    Pada

    percobaan binatang,

    obat

    ini

    terbukti

    memperbaiki

    cadangan

    sel

    beta

    pankreas.

    Efek samping

    yang

    timbul

    pada

    pemberian

    obat

    ini antara

    lain

    rasa sebah dan

    muntah.

    Obat

    yang

    termasuk

    golongan

    ini adalah:

    Liraglutide,

    Exenatide,

    Albiglutide,

    dan

    Lixisenatide.

    Salah

    satu obat

    golongan

    agonis

    GLP-1

    (Liraglutide)

    telah beredar

    di

    lndonesia

    sejak

    April

    2015, tiap

    pen

    berisi

    18 mg dalam

    3

    ml.

    Dosis

    awal 0.6

    mg

    perhari

    yang

    dapat

    dinaikkan

    ke 1.2

    mg

    setelah

    satu

    minggu

    untuk

    mendapatkan

    efek

    glikemik

    yang

    diharapkan.

    Dosis

    bisa dinaikkan

    sampai

    dengan

    1.8

    mg.

    Dosis

    harian

    lebih

    dari

    1.8

    mg tidak

    direkomendasikan.

    Masa

    Kerja

    Liraglutide

    selama

    24

    jam

    dan

    diberikan

    sekali sehari

    secara

    subkuta

    n.

    b.

    (onsensus

    Pengelolaan

    dan

    Pencegahan

    Diabetes

    Melitus

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    39

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    42/83

    Terapi

    Kombinasi

    Pengaturan

    diet dan

    kegiatan

    jasmani

    merupakan

    hallt

    yang

    utama

    dalam

    penatalaksanaan

    DM,/

    namun

    bila diperlukan

    dapat

    dilakukan bersamaan dengan pemberian

    obat

    a ntihiperglikemia

    oral

    tunggal

    atau

    kombinasi

    sejak

    dini.

    Pemberian

    obat

    antihiperglikem

    ia

    oral maupun

    insulin

    selalu

    dimulai

    dengan

    dosis

    rendah,

    untuk

    kemudian

    dinaikkan

    secara

    bertahap

    sesuai

    dengan

    respons

    kadar

    glukosa

    darah. Terapi kombinasi

    obat

    a

    ntihiperglikem ia

    oral,

    baik

    secara

    terpisah

    ataupun

    fixed

    dose

    combinotion,

    harus

    menggunakan

    dua macam

    obat

    dengan

    mekanisme

    kerja

    yang

    berbeda.

    Pada keadaan

    tertentu

    apabila

    sasaran

    kadar

    glukosa

    darah

    yang

    belum

    dicapai

    dengan kombinasi

    dua

    macam

    obat, dapat

    diberikan

    kombinasi

    dua

    obat

    antihiperglikem

    ia

    dengan

    insulin.

    pada

    pasien yang

    disertai

    dengan

    alasan klinis

    dimana

    insulin

    tidak memungkinkan

    untuk

    dipakai,

    terapi

    dengan

    kombinasi

    tiga

    obat

    antih iperglikem

    ia

    oral.

    (lihat

    bagan

    2 tentang

    algoritma

    pengelolaa

    n DMT2)

    Kombinasi

    obat antihiperglikem

    ia oral

    dengan

    insulin dimulai

    dengan

    pemberian

    insulin

    basal

    (insulin

    kerja menengah

    atau

    insulin

    kerja

    panjang).

    lnsulin

    kerja

    menengah

    harus diberikan

    jam

    10 malam

    menjelang

    tidur,

    sedangkan

    insulin

    kerja

    panjang

    dapat

    diberikan

    sejak

    sore

    sampai

    sebelum

    tidur.

    Pe.ndekatan

    terapi

    tersebut

    pada

    umumnya

    dapat mencapai

    kendali

    glukosa

    darah yang baik

    dengan

    dosis

    insulin

    yang

    cukup

    kecil. Dosis

    awal insulin

    basal

    untuk

    kombinasi

    adalah

    6-10 unit.

    kemudian

    dilakukan

    evaluasi

    dengan

    mengukur

    kadar

    glukosa

    darah

    puasa

    keesokan

    harinya. Dosis

    insulin

    dinaikkan

    secara

    perlahan

    (pada

    3.

    40

    |

    xonsensus

    Pengelolaan

    dan

    pencegahan

    Diabetes

    Melitus Tipe

    2

    -

    2015

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    43/83

    umumnya

    2

    unit)

    apabila

    kadai

    glukosa

    darah

    puasa

    beluri'r mencapai

    talget.

    Pada

    keadaaan

    dimana

    kadar

    glukosa

    darah

    sepanjang

    hari

    masih

    tidak

    terkendali

    meskipun sudah

    mendapat

    insulin

    basal, maka

    perlu

    diberikan

    terapi

    kombinasi insulin

    basal

    dan

    prandial,

    dan

    pemberian

    obat antihiperglikemia

    oral

    dihentikan

    dengan

    hati-hati.

    Koisersus

    Peigdlolaan dan

    Pencegahan Diabetes

    Melitqs

    Tipe 2

    -

    2015

    |

    41

  • 8/18/2019 Perkeni Diabetes Mellitus

    44/83

    111.2.2.5 Algoritma

    dekompensasi

    bagan 1

    pengobatan

    metabolik

    DMT2 tanpa

    dapat

    dilihat

    pada

    cq

     : :

    i:

    . :;,

    Ei

    u

    cg

    j

    ;

    : :ji 5

    3 Eii ..:

    I

    tf

    :

    E

    :i: F;

    i:,n

    I5

    n:.

    E:

    3ii::

    E

    P

    T

    g

    ,E

     

    -

    .l

    E

    a

    "

    i-

    Ez.

    :