perbedaan bri konvensional dan bri syariah

12
1 Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Dan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Oleh Amelia Ika Pratiwi, SE.,MSA.,CA Abstraksi This study aimed to analyze the ratio of PT. BRI (Persero) Tbk, and PT. BRI Syariah are focused on lending and financing, using the descriptive approach. The data used are primary data and secondary data on the PT. BRI (Persero) Tbk and PT. BRI Syariah. Based on the results of research studies that have been discussed, it can be concluded that the ratio of lending procedures at PT. BRI (Persero) Tbk and PT BRI Syariah, murabaha financing. BRI Syariah can be seen clearly in the agreement (contract) credit, which in the credit agreement on the PT. BRI (Persero) Tbk. not limited by halal and haram (free of contract in any case), while the PT. BRI Syariah murabaha contract should be limited by the things that are good (not free of contract) must be in accordance with Islamic law. In the provision of credit at PT. BRI (Persero) Tbk. Keyword: Credit, Murabahah Financing 1. Latar Belakang Perbankan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Keberadaan bank merupakan hal yang penting dalam dunia usaha. Keterkaitan antara dunia usaha dengan lembaga keuangan bank memang tidak bisa dilepaskan apalagi dalam pengertian investasi dan kredit. Dimana kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2008). Bank konvensional di Indonesia masih mengandalkan pendapatan dari penyaluran kredit, bahkan penyaluran kredit tersebut menjadi penggerak perekonomian di Indonesia. Sebagaimana umumnya Negara berkembang, sumber utama investasi dan modal kerja di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan (Margono,2008). Fungsi utama perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat sebagai pemilik dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Salah satu sumber pendapatan bank yang paling utama adalah dari penyaluran kredit, baik untuk kredit investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Dalam menjalankan fungsi bank tersebut sebagian kalangan masyarakat memandang bahwa dengan sistem konvensional ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam khususnya yang menolak adanya penetapan imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan "bunga" dan termasuk riba.

description

This study aimed to analyze the ratio of PT. BRI (Persero) Tbk, and PT. BRISyariah are focused on lending and financing, using the descriptive approach.The data used are primary data and secondary data on the PT. BRI (Persero) Tbkand PT. BRI Syariah. Based on the results of research studies that have beendiscussed, it can be concluded that the ratio of lending procedures at PT. BRI(Persero) Tbk and PT BRI Syariah, murabaha financing. BRI Syariah can be seenclearly in the agreement (contract) credit, which in the credit agreement on thePT. BRI (Persero) Tbk. not limited by halal and haram (free of contract in anycase), while the PT. BRI Syariah murabaha contract should be limited by thethings that are good (not free of contract) must be in accordance with Islamiclaw.In the provision of credit at PT. BRI (Persero) Tbk.Keyword: Credit, Murabahah Financing

Transcript of perbedaan bri konvensional dan bri syariah

  • 1Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank KonvensionalDan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

    OlehAmelia Ika Pratiwi, SE.,MSA.,CA

    Abstraksi

    This study aimed to analyze the ratio of PT. BRI (Persero) Tbk, and PT. BRISyariah are focused on lending and financing, using the descriptive approach.The data used are primary data and secondary data on the PT. BRI (Persero) Tbkand PT. BRI Syariah. Based on the results of research studies that have beendiscussed, it can be concluded that the ratio of lending procedures at PT. BRI(Persero) Tbk and PT BRI Syariah, murabaha financing. BRI Syariah can be seenclearly in the agreement (contract) credit, which in the credit agreement on thePT. BRI (Persero) Tbk. not limited by halal and haram (free of contract in anycase), while the PT. BRI Syariah murabaha contract should be limited by thethings that are good (not free of contract) must be in accordance with Islamiclaw.In the provision of credit at PT. BRI (Persero) Tbk.Keyword: Credit, Murabahah Financing

    1. Latar BelakangPerbankan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang

    berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara danproses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Keberadaan bank merupakan halyang penting dalam dunia usaha. Keterkaitan antara dunia usaha dengan lembagakeuangan bank memang tidak bisa dilepaskan apalagi dalam pengertian investasidan kredit. Dimana kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktutertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2008).

    Bank konvensional di Indonesia masih mengandalkan pendapatan daripenyaluran kredit, bahkan penyaluran kredit tersebut menjadi penggerakperekonomian di Indonesia. Sebagaimana umumnya Negara berkembang, sumberutama investasi dan modal kerja di Indonesia masih didominasi oleh penyalurankredit perbankan (Margono,2008).

    Fungsi utama perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat sebagaipemilik dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Salah satu sumberpendapatan bank yang paling utama adalah dari penyaluran kredit, baik untukkredit investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Dalam menjalankan fungsi banktersebut sebagian kalangan masyarakat memandang bahwa dengan sistemkonvensional ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan masyarakatIndonesia yang mayoritas beragama Islam khususnya yang menolak adanyapenetapan imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan "bunga" dantermasuk riba.

  • 2Dalam hal riba Allah SWT berfirman:

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkansisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jikakamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allahdan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilanriba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)dianiaya. (Q.S Al- Baqarah: 278-279).

    Sistem ekonomi syariah sejalan dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentangPerubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang harusdisempurnakan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Itulah yang menjadi dasardiberlakukannya dua sistem (dual banking syistem) dalam perbankan yangdilakukan secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, dan khususbagi bank syariah hanya menggunakan prinsip syariah.

    Pembiayaan dalam syariah Islam ada dua yaitu mudharabah danmusyarakah. Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bankdengan debitur, dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha kegiatantertentu dari debitur. Sedangkan musyarakah adalah suatu perjanjian pembiayaandimana bank menyediakan sebagian dari pembiayaan bagi usaha tertentu,sebagian lagi disediakan oleh debitur. Perbedaan mendasar pemberian kredit ataupembiayaan antara bank konvensional dengan bank syariah yaitu, Bank syariahtidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yangakan diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan, demikian pula imbalan yangakan diberikan kepada nasabah atas dana yang dititipkan kepada bank. Sedangkandalam bank konvensional penentuan imbalan didalam penyaluran dana kepadamasyarakat dihitung dalam bentuk bunga yang dinyatakan dalam persentasetertentu. Dalam bank konvensional, hubungan antara pihak bank dan nasabahmenjadi tidak seimbang, karena bank selalu berada pada posisi tawar yang lebihtinggi daripada nasabah.

    Berdasarkan perbedaan sistem tersebut, maka penelitian ini mengkajitentang perbandingan antara bank konvensional dan bank syariah khususya dalampenyaluran dananya atau yang biasa dikenal dengan kredit atau pembiayaan.Objek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia, merupakan salahsatu bank umum milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Berdasarkan latarbelakang yang telah peneliti uraikan diatas maka peneliti mengangkat judul :Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit PT. BRI (Persero), Tbk.dan Sistem Pembiayaan PT. BRI Syariah.

    2. Tinjauan Pustaka2.1 Pengertian Bank

    Bank merupakan lembaga intermediatory yang berfungsi menyalurkanuang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian bank menurut Kasmir(2008:25) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah

  • 3menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

    Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November1998 tentang perbankan Bank adalah badan usaha yang menghimpun danadari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2.2 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

    Menurut Ismail (2011:38) perbedaan antara bank konvensional danbank syariah adalah sebagai berikut:1. Investasi, bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak

    pengguna dana, sangat selektif dan hanya boleh menyalurkan dananyadalam investasi halal. Sebaliknya bank konvensional tidakmempertimbangkan jenis investasinya akan tetapi penyaluran dananyadilakukan untuk perusahaan yang menguntungkan, meskipun menurutsyariah Islam tergolong produk yang tidak halal.

    2. Return, return yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak investordihitung dengan menggunakan sistem bagi hasil, sehingga adil bagi keduapihak. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga, bila bank syariahmemperoleh pendapatan besar maka nasabah investor juga akan menerimabagi hasil yang besar, dan sebaliknya bila hasil bank syariah kecil makabagi hasil yang dibagikan kepada nasabah investor juga akan menurun.Dari sisi pembiayaan, bila nasabah mendapat keuntungan besar maka banksyariah juga akan mendapat bagi hasil yang besar, dan sebaliknya bilahasil yang diperoleh nasabah kecil maka bank syariah akan mendapat bagihasil yang kecil juga. Sebaliknya, dalam bank konvensional return yangdiberikan maupun yang diterima dihitung berdasarkan bunga. Bungadihitung dengan mengalikan antara persentase bunga dengan pokokpinjaman atau pokok penempatan dana, sehingga hasilnya tetap.

    3. Perjanjian, merupakan perjanjian yang dibuat antara bank syariah dannasabah investor maupun pengguna dana sesuai dengan kesepakatanberdasarkan prinsip syariah. Dalam perjanjian telah dituangkan tentangbentuk return yang akan diterapkan sesuai akad yang diperjanjikan.Sedangkan perjanjian yang dilaksanakan antara bank konvensional dannasabah adalah menggunakan dasar hukum positif.

    4. Orientasi, orientasi bank syariah dalam memberikan pembiayaannyaadalah falah dan profit oriented. Bank syariah memberikan pembiayaansemata-mata tidak hanya berdasarkan keuntungan yang diperoleh ataspembiayaan yang telah diberikan akan tetapi juga mempertimbangkanpada kemakmuran masyarakat. Sedangkan bank konvensional akanmemberikan kredit kepada nasabah bila usaha nasabah menguntungkan.

    5. Hubungan bank dengan nasabah, bank bukan sebagai kreditor tetapisebagai mitra kerja dalam usaha bersama antara bank syariah dan debitur.Kedua pihak memiliki kedudukan yang sama. Sehingga hasil usaha ataskerja sama yang dilakukan oleh nasabah pengguna dana, akan dibagihasilkan dengan bank syariah dengan nisbah yang telah disepakati bersamadan tertuang dalam akad.

  • 46. Dewan pengawas, meliputi: Komisaris, Bank Indonesia, Bapepam (untukbank syariah yang telah go public) dan dewan pengawas syariah. Dewanpengawas syariah mempunyai tugas mengawasi jalannya operasional banksyariah supaya tidak terjadi penyimpangan atas produk dan jasa yangditawarkan oleh bank syariah sesuai dengan produk dan jasa bank syariahyang telah disahkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

    7. Penyelesaian sengketa, permasalahan yang muncul di bank syariah akandiselesaikan dengan musyawarah. Namun apabila musyawarah tidak dapatmenyelesaikan masalah, maka permasalahan antara bank syariah dannasabah akan diselesaikan oleh pengadilan dalam lingkungan peradilanagama. Sedangkan bank konvensional akan menyelesaikan sengketamelalui negosiasi atau melalui pengadilan negeri setempat.

    2.3 KreditKredit berasal dari bahasa Yunanai, yaitu credere yang berarti

    kepercayaan, atau dari bahasa Latin, yaitu creditum yang berarti kebenaran.Menurut Kasmir (2008:96) Kredit adalah suatu penyediaan uang ataupuntagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjam antara pihak lain yang mewajibkan pihakpeminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil usaha.

    Menurut Undang-Undang Republika Indonesia No. 10 Tahun 1998 bab1 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atautagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktutertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.2.4 Murabahah

    Menurut Ismail (2011:138) murabahah adalah akad jual beli atasbarang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepadapembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkankeuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.

    Menurut Ismail (2011:139), Adapun prosedur atau skemapembiayaan murabahah yaitu dapat dijelaskan pada gambar berikut:

    Gambar 2.1Skema Proses Murabahah

  • 52.5 Kerangka Konseptual

    3. Metedologi Penelitian3.1 Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif. Menurut Indriantorodan Supomo (2009:26) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuanuntuk melakukan pengukuran yang cermat dan sistematis terhadap peristiwatertentu dengan cara menafsirkan data yang telah ada atau mendeskripsikanfakta yang terjadi.3.2 Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. MenurutIndriantoro (1999:30) data kualitatif adalah analisis yang dilakukan dalambentuk uraian atau penjelasan atas dasar kualitatif yang terkait dengan datalainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran ataumemperoleh gambaran baru, menguatkan gambaran yang sudah ada, atausebaliknya.

    PT. BRI (Persero), Tbk. PT. BRI Syariah

    Prosedur PemberianKredit

    (Modal Kerja & investasi)Prosedur Pemberian

    Pembiayaan Murabahah(Modal kerja & investasi)

    Perbandingan

    Kesimpulan

    Analisis:1. Pengajuan berkas2. Penyelidikan berkas3. Wawancara I4. On the spot5. Wawancara II6. Keputusan kredit7. Penandatanganan

    akad kredit8. Penyaluran atau

    pencairan kredit

    Analisis:1. Negosiasi &

    persyaratan2. Akad jual beli3. Beli barang4. Kirim barang5. Terima barang &

    dokumen6. Bayar

  • 62. Sumber Dataa. Data Primer

    Data primer dalam penelitian ini adalah berupa data-data hasilwawancara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung denganpemberian kredit yaitu Deksman (Customer service) dan Mantri (Accountofficer) pada PT. BRI (Persero), Tbk. dan pemberian pembiayaan yaituAccount Officer dan Financing administration pada BRI Syariah.b. Data Sekunder

    Data sekunder dalam penelitian ini adalah sejarah perusahaan, visi danmisi, struktur organisasi, data serta dokumen-dokumen dalam pemberian kreditseperti: Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat Pengakuan Hutang (SPH),Kwitansi pencairan, Akad murabahah.3.3 Metode Analisa Data

    Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisisnon statistik. Metode ini cocok digunakan pada jenis penelitian deskriptifyang bertujuan untuk menggambarkan suatu fonemena dengan caramendeskripsikan fokus penelitian yang akan diteliti. Adapun metode yangdigunakan dalam analisis ini adalah:

    1. Analisis prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2008:115)a. Pengajuan berkas, dalam hal ni pemohon kredit mengajukan kredit

    dengan dilampiri berkas permohonan kredit.b. Penyelidikan berkas pinjaman, bertujuan untuk mengetahui apakah

    berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.c. Wawancara I, merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan

    langsung berhadapan dengan calon peminjam untuk mengetahuikeinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

    d. On the spot, merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan denganmeninjau objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

    e. Wawancara II, merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spotlapangan.

    f. Keputusan kredit, yaitu untuk menentukan apakah kredit akan diberikanatau ditolak.

    g. Penandatanganan akad kredit, merupakan kelanjutan diputuskannyakredit.

    h. Penyaluran kredit, adalah pencairan atau pengambilan uang sebagairealisasi dari pemberian kredit.

    2. Analisis prosedur pemberian pembiayaan murabahah menurut Ismail(2011:139)a. Negosiasi & persyaratan, bank dan nasabah melakukan negosiasi

    tentang rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan.b. Akad jual beli, bank melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana

    bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.c. Beli barang, atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan

    nasabah maka bank syariah membeli barang dari supplier.d. Kirim barang, Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas

    perintah bank.

  • 7e. Terima barang & dokumen, nasabah menerima barang dari supplier danmenerima dokumen kepemilikan barang tersebut.

    f. Bayar, setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabahmelakukan pembayaran kepada bank.

    3. Berdasarkan analisis tersebut selanjutnya akan dilakukan perbandinganantara prosedur pemberian kredit dan prosedur pembiayaan murabahahpada PT. Bank Rakyat Indonesia.

    4. Hasil dan Pembahasan4.1 Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Bank Konvensional

    dan Sistem Pembiayaan Murabahah Bank Syariaha. Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Bank

    Konvensional dan Prosedur Pembiayaan Murabahah BankSyariah.

    Penelitian ini telah melakukan perbandingan dalammenganalisa prosedur pemberian kredit dan pembiayaan murabahahantara bank konvensional dan bank syariah studi kasus pada PT. BRI.Hasil dari perbandingan tersebut selanjutnya akan dianalisis dandibahas guna mengetahui perbandingan prosedur pemberian kreditdan pembiayaan murabahah pada PT. BRI. Analisis perbandinganprosedur pemberian kredit dan murabahah pada PT. BRI dilakukandengan cara membandingkan dikaitkan dengan teori-teori yangmendukung sehubungan dengan prosedur pemberian kredit bankkonvensional dan prosedur pembiayaan murabahah bank syariah.Hasil perbandingan prosedur pemberian kredit BRI Konvensional danpembiayaan murabahah BRI Syariah akan disajikan dalam analisisdan pembahasan yang akan dirangkum dalam tabel berikut ini :

    Tabel 4.1Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan

    Pembiayaan Murabahah Serta Akad dan Perjanjian Kredit padaPT. Bank Rakyat Indonesia

    No BRI Konvensional BRI Syariah1. Dalam menilai kelayakan calon

    nasabah bank lebih menekankanpenilaian terhadap aspekjaminan.

    Dalam menilai kelayakan calonnasabah bank lebih menekankanpenilaian terhadap karakter calonnasabah.

    2. Perjanjian kredit BRIkonvensional tidak dibatasi olehhalal dan haram (bebasberkontrak dalam hal apa saja).

    Akad Murabahah BRI Syariahharus dibatasi oleh hal-hal yanghalal dan baik (tidak bebasberkontrak) harus sesuai syariatIslam.

    3. Perjanjian Kredit bank BRIKonvensional memakai prinsipbunga dalam persentase pastiyang telah ditetapkan oleh bank.

    Akad Murabahah BRI Syariahtidak memakai bunga melainkanmemakai margin keuntungan yangpenetapannya ada kesepakatanbersama antara bank dengannasabah.

  • 84. BRI Konvensional tidak diawasioleh Dewan Pengawas Syariah,hanya komite pemutus kredityaitu bagian analisis kredit(account officer) dan kepala unit.

    BRI Syariah diawasi oleh DewanPengawas Syariah dalammemutuskan akad murabahah,agar sesuai dengan prinsip syariahdan tidak keluar dari tuntunansyariah, dan juga diketahui olehkomite pemutus kredit danpimpinan cabang.

    5. Perjanjian kredit BRIKonvensional tertuang jumlahkredit, suku bunga, jangkawaktu, cara pembayaran, dendaketerlambatan angsuran,jaminan, asuransi, dll

    Akad murabahah BRI Syariahtertuang jumlah pembiayaan,margin keuntungan, jangka waktu,cara pembayaran, dendaketerlambatan angsuran, jaminan,asuransi syariah, uang muka, dll

    6. Penandatanganan PerjanjianKredit oleh BRI Konvensionalyakni pihak pertama dan pihakkedua. Pihak pertama oleh bankBRI (penandatanganandilakukanoleh kepala unit) dan pihakkedua oleh nasabah.

    Penandatanganan AkadMurabahah oleh BRI Syariahyaitu pihak pertama BRI Syariah(pimpinan cabang dan sertadiketahui oleh Dewan PengawasSyariah) dan pihak kedua olehnasabah.

    7. Didalam pemberian kredit BRIKonvensional, pihak bankmemberikan uang kepadanasabahnya.

    Didalam pemberian pembiayaanmurabahah BRI Syariah, pihakbank memberikan barang kepadanasabahnya dan bukan uang.

    Sumber : PT. Bank Rakyat IndonesiaDidalam menilai kelayakan calon nasabah sebelum diberikan

    fasilitas kredit atau pembiayaan pada bank BRI Konvensional lebihmenekankan penilaian terhadap aspek jaminan yang lengkap, dimanajaminan harus bisa mengcover seluruh pinjaman yang akan diberikansedangkan pada BRI Syariah lebih mengutamakan pada kepercayaan,dimana penilaian ditekankan pada aspek karakter calon nasabah,apabila nasabah memiliki karakter yang baik atau akhlak yang baikmaka ia akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa membayar angsuransesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, namun pihakbank juga tidak mengabaikan resiko yang bisa terjadi.

    Perjanjian atau Akad kredit pada bank BRI Konvensional tidakdibatasi masalah halal atau haram, dan para nasabah bebas berkontrakkredit untuk keperluan apa saja sedangkan Perjanjian atau Akadpembiayaan murabahah BRI Syariah harus benar dan jelas kemanaarah kredit ditujukan dan harus menjurus kearah yang halal dan tidakmenyimpang dari syariat Islam, seperti untuk pembiayaan grosirrokok, kafe dangdut, bisnis bola sodok, bisnis kolam renang umum,bisnis diskotik, bisnis hiburan malam dan bisnis-bisnis yang dilarangdidalam agama dan syariat Islam.

    Didalam bank BRI konvensional memakai sistem keuntunganbunga maka terdapat unsur riba, bunga berbunga, sedangkan didalam

  • 9bank BRI syariah tidak terdapat unsur riba dan tidak memakai bungamelainkan memakai margin keuntungan yang diperoleh dari transaksijual beli antara bank dan nasabah. Dari sistem keuntungan yangditerapkan oleh BRI Konvensional maka dari pendapatan bunga itulahyang ditentang dalam ajaran syariat Islam, sedangkan sistemkeuntungan yang diambil dari bank syariah yakni dari pendapatanmargin. Sesuai dengan Landasan syariah yang menyebutkan bahwa:

    ...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkanriba... (Al-Baqarah : 275).

    Pada BRI Konvensional, suku bunganya sudah ditetapkan olehbank dalam persentase pasti, dan pemberian bunga akan disesuaikandengan jumlah pinjaman yang diminta oleh nasabah, baik untuk kreditinvestasi maupun kredit modal kerja. Sedangkan didalam pembiayaanmurabahah pada BRI Syariah penentuan besarnya margin keuntungandari pembiayaan yang akan diberikan harus ada kesepakatan bersamaantara bank dengan nasabah.

    Didalam BRI konvensional tidak terdapat Dewan PengawasSyariah, sedangkan dilingkungan BRI syariah harus terdapat DewanPengawas Syariah, karena untuk mengawasi jalannya operasional bankuntuk selalu murni dalam syariah dan tidak menyimpang dari aturannorma-norma yang berlaku didalam tuntunan umat Islam.

    Pada BRI Konvensional bunga sebagai Objek atau Komoditi,bank memberikan kredit modal kerja atau investasi dengan carameminjamkan atau memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu yangdibutuhkan nasabah untuk mendanai seluruh kebutuhan yangdiperlukannya, sedangkan pada BRI Syariah barang sebagai objek,bank memberikan pembiayaan murabahah investasi atau murabahahmodal kerja tidak dengan memberikan uang kepada nasabah melainkanbarang atau objeknya dengan sistem jual beli barang atas barang yangdiinginkan nasabah sesuai spesifikasi.

    b. Analisis Perhitungan Suku Bunga dan Margin serta PembayaranAngsuran pada BRI Konvensional dan BRI Syariah

    1) Perhitungan kredit didalam manajemen bank BRI Konvensionalmenggunakan sistem Flat Rate, dan dapat dilihat pada tabel berikutini.

    Tabel 4.2Perhitungan Kredit pada PT. BRI Tbk

    Perhitungan Angsuran Kredit PT BRI TbkKebutuhan Investasi Rp. 12.000.000Jangka waktu 12 BulanSuku Bunga 1,93% Flat

    Pokok Pinjaman Rp. 1.000.000

    Bunga Rp. 231.600Angsuran Per Bulan Rp. 1.231.600 Tetap/Fixed

    Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

  • 10

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah plafon kreditRp.12.000.000,- dengan jangka waktu 1 tahun (12 bulan) dan sukubunga yang berlaku saat itu adalah 1,93 % perbln (23,16% perthn)flat. Pokok pinjaman sebesar Rp. 1.000.000,- diperoleh dari jumlahplafon : jangka waktu (Rp.12.000.000,- : 12 bulan), Bunga sebesarRp. 231.600,- diperoleh dari (bunga x pinjaman/plafon) : 12 bulanyaitu, (23,16% x Rp. 12.000.000,-) : 12 bulan. Jadi angsuranperbulan yaitu Rp. 1.000.000,- + Rp. 231.600,- = Rp. 1.231.600,-.(tetap selama 1 tahun/ 12 bulan).

    2) Sedangkan pada Bank BRI Syariah menerapkan prinsip margin(keuntungan yang disepakati antara Bank dengan Nasabah, akibatdari transaksi jual-beli murabahah) baik murabahah investasimaupun modal kerja. Berikut ini disajikan tabel angsuranmurabahah.

    Tabel 4.3Perhitungan Pembiayaan Murabahah BRI Syariah

    Perhitungan Angsuran Murabahah PT BRI SyariahKebutuhan Investasi Rp. 12.000.000Uang Muka Rp. 4.000.000Pembiayaan Bank Rp. 8.000.000Jangka Waktu 12 BulanEkspektasi Margin 2 % Flat

    Harga Beli Bank Rp. 8.000.000Margin Bank Rp. 1.920.000Harga Jual Bank Rp. 9.920,000

    Angsuran Per Bulan Rp. 826.666.67 Tetap / fixedSumber : PT Bank Rakyat Indonesia Syariah

    Dari tabel diatas dapat dilihat, kebutuhan investasi sebesarRp. 12.000.000, dan nasabah menyediakan uang muka sebesarRp.4.000.000,- maka pihak bank BRI syariah membiayaiRp.8.000.000,- untuk jangka waktu 1 tahun (12 bulan) denganmargin kesepakatan 2% perbln (24% perthn). Harga Beli bankyaitu sebesar Rp. 8.000.000,- dengan Margin keuntungan bankyaitu 2% x 8.000.000,- x 12 bulan = 1.920.000,-. Jadi Harga Jual(HJ) bank yaitu = HB (Harga Beli) + M (Margin). Harga Jual (HJ)= 8.000.000,- + 1.920.000,- = 9.920.000,-. Kemudian angsuranperbulan HJ (Harga Jual) : JW (Jangka Waktu) = 9.920.000,- :12bulan = 826.666.67 perbln (tetap selama 1 tahun atau 12 bulan).

    3) Pada tabel 4.8 dibawah ini, pada kolom bank BRI konvensionaldapat dilihat bahwa total angsuran kredit perbulannya yakni Rp.1.231.600 bersifat tetap (fixed) artinya tidak akan berubah,meskipun terjadi kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga yangditetapkan oleh BI, pembayaran angsuran tetap sampai denganjangka waktu pelunasan. Sedangkan pada bank BRI Syariah,angsuran pembiayaan perbulannya pada kolom BRI Syariah yakniRp.826.666,67 dimana didalam pembiayaan murabahah baik untukinvestasi maupun modal kerja, nasabah harus menyediakan uang

  • 11

    muka sebagai tanda keseriusan nasabah untuk bisa memperolehpembiayaan murabahah. Angsuran perbulan akan tetap atau fixedsampai akhir pembiayaan sesuai dengan kesepakatan yang telahditetapkan di akad. Didalam pembiayaan murabahah ini nasabahtidak mendapat uang tetapi barang atau objek murabahah. Pihakbank syariah memberikan barang bukan uang.

    Tabel 4.4Perhitungan Bunga dan Margin pada BRI Konvensional

    dan BRI SyariahBRI Konvensional BRI Syariah

    Kredit Konvensional Pembiayaan MurabahahBunga 1,93%/bln(23.16%/tahun) flat Margin 2%/bln (24%/tahun) flatJangka Waktu 1 Tahun (12 Bln) Jangka Waktu 1 Tahun (12 Bln)Pinjaman Rp. 12.000.000,- Pinjaman Rp. 12.000.000,- , Uang

    Muka Rp. 4.000.000,-Angsuran Pokok =Rp.12.000.000,- :12 Bln = Rp. 1.000.000,- perbln

    Angsuran Pokok =Rp 8.000.000,-:12 Bln = Rp. 666.666,67 perbln

    Bunga = (23.16 % x 12.000.000) :12bln = Rp. 231.600,- perbln

    Margin = (24% x 8.000.000) : 12bln= Rp.160.000,- perbln

    Angsuran perbln = Rp.1.231.600,- Angsuran perbln = Rp. 826.666,67Angsuran tetap, meskipun terjadikenaikan atau penurunan tingkatsuku bunga BI.

    Angsuran tetap sampai akhirpembiayaan, sesuai dengankesepakatan diakad.

    Sumber : Data diolah dari PT. Bank Rakyat IndonesiaBerdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perhitungan

    suku bunga atau margin pada BRI Konvensional maupun BRISyariah tidak ada perbedaan karena sama-sama menggunakanmetode perhitungan flate rate, dimana pembebanan bunga ataumargin setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pulapokok pinjaman setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas.

    4) Didalam BRI Konvensional apabila nasabah tidak dapatmengembalikan angsuran tepat pada waktunya, maka bank secaraotomatis memberlakukan bunga tidak hanya terhadap cicilan yangmasih harus dibayar, tetapi juga terhadap bunga bulan sebelumnya(bunga berbunga) artinya nasabah akan dikenakan tambahan bungaatas keterlambatan pembayaran yaitu sebesar 50% x suku bungapada saat itu x tunggakan (pokok+bunga), tambahan bunga tersebutakan dikenakan apabila nasabah terlambat membayar lebih dari 7hari masa kerja bank.

    5) Sedangkan pada BRI Syariah apabila nasabah tidak dapatmengembalikan angsuran tepat pada waktunya, maka nasabah akandiberikan denda yang besarnya sesuai kesepakatan bersama antarabank dengan nasabah. Itu dilakukan agar nasabah disiplin dalammembayar angsuran. Denda tidak diberikan dalam bentukpersentase namun diberikan dalam bentuk nominal. Denda akandihitung perhari sejak keterlambatan pembayaran angsuran.

  • 12

    5. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti bahas maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa perbandingan prosedur pemberian kredit pada PT. BRI(Persero), Tbk dan pembiayaan murabahah pada PT. BRI Syariah dapat terlihatjelas didalam perjanjian (akad) kreditnya, dimana didalam perjanjian kredit padaPT. BRI (Persero), Tbk. tidak dibatasi oleh halal dan haram (bebas berkontrakdalam hal apa saja), sedangkan pada PT. BRI Syariah akad murabahah harusdibatasi oleh hal-hal yang baik (tidak bebas berkontrak) harus sesuai dengansyariat Islam.

    Didalam pemberian kredit pada PT. BRI (Persero), Tbk. Bankmemberikan kredit dengan cara memberikan pinjaman sejumlah uang tertentuyang dibutuhkan nasabah sedangkan pada PT. BRI Syariah, bank memberikanpembiayaan murabahah tidak dengan memberikan uang kepada nasabahmelainkan barang yang menjadi objek murabahah. Selain itu pemberian kreditpada PT. BRI (Persero), Tbk. memakai sistem bunga dalam persentase pasti yangtelah ditetapkan sebelumnya dan dihitung dengan menggunakan metode flat rate,sedangkan pada PT. BRI Syariah menggunakan margin keuntungan yangpenentuan besarnya margin ada kesepakan bersama antara bank dengan nasabah,dan persentase margin tidak akan berubah sampai akhir kontrak.

    Daftar PustakaAmuaz, Perbedaan Karakteristik Bank Syariah dan Bank Konvensional, 2008.Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.Rachdian , Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional, 2011.