Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

24
ITB J. Vis. Art & Des., Vol. 2, No. 3, 2008, 197-220 197 Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain Produk Kerajinan Kayu di Pekanbaru Bambang Sungkowo Universitas Negeri Padang Abstract. Melayu Riau uses many wooden craft products, ranging from casings for rituals to varieties of souvenirs. As similar to other areas of Indonesia, Melayu Riau community possesses various decorative styles that are rich in motifs and laden with meanings. It is an endless potential source for wooden craftsmen, yet not many have optimally exploited them. This study observes wooden crafts of Melayu Riau in Pekanbaru (especially souvenirs), in order to expose the roles of traditional decorative styles of Melayu, their ridden symbolic meanings, and the possibility of using them as sources for creating various wooden craft products. To address the purpose, the study applied descriptive approach using interviews, document study, and observation as means of data collecting. Results of analysis showed that newly created wooden products from the Center of Melayu Riau Souvenirs support varieties of functions yet their aesthetic qualities are not representatively qualified. Too many products repeatedly use floral and nail kaluk motifs, as if there are no other available motifs. Thus, the products look monotonous in shapes, colors, and applied decorative elements. To make the products representatively qualified, it is better to address the aesthetic qualities of the product by exploiting varieties of motifs, alternate colors, shapes, and decorative elements. Keywords: craft products; Melayu Riau; ornaments. 1 Pendahuluan Sesuai letak geografis yang cukup strategis, kota Pekanbaru memiliki peran sebagai kota transit yang menghubungkan kota-kota besar di Sumatera. Sebagai daerah transit dengan beberapa fasilitasnya berupa pelabuhan udara, pelabuhan sungai, terminal serta fasilitas wisata dan rekreasi yang memadai, kota Pekanbaru banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari luar maupun dalam negeri yang ingin melanjutkan perjalanannya ke daerah lain di Sumatera seperti Medan, Jambi, Padang, Batam dan Malaysia. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh perajin sebagai peluang usaha untuk menyediakan produk-produk kerajinan fungsional, dan cinderamata khas dari Pekanbaru. Hal ini sejalan dengan anjuran dari walikota Pekanbaru melalui Disperindag Kota selaku instansi yang bertanggung jawab terhadap pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) kepada perajin bahwa, setiap jenis produk

Transcript of Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Page 1: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

ITB J. Vis. Art & Des., Vol. 2, No. 3, 2008, 197-220 197

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain

Produk Kerajinan Kayu di Pekanbaru

Bambang Sungkowo

Universitas Negeri Padang

Abstract. Melayu Riau uses many wooden craft products, ranging from casings

for rituals to varieties of souvenirs. As similar to other areas of Indonesia,

Melayu Riau community possesses various decorative styles that are rich in

motifs and laden with meanings. It is an endless potential source for wooden

craftsmen, yet not many have optimally exploited them. This study observes

wooden crafts of Melayu Riau in Pekanbaru (especially souvenirs), in order to

expose the roles of traditional decorative styles of Melayu, their ridden symbolic

meanings, and the possibility of using them as sources for creating various

wooden craft products. To address the purpose, the study applied descriptive

approach using interviews, document study, and observation as means of data

collecting. Results of analysis showed that newly created wooden products from the Center of Melayu Riau Souvenirs support varieties of functions yet their

aesthetic qualities are not representatively qualified. Too many products

repeatedly use floral and nail kaluk motifs, as if there are no other available

motifs. Thus, the products look monotonous in shapes, colors, and applied

decorative elements. To make the products representatively qualified, it is better

to address the aesthetic qualities of the product by exploiting varieties of motifs,

alternate colors, shapes, and decorative elements.

Keywords: craft products; Melayu Riau; ornaments.

1 Pendahuluan

Sesuai letak geografis yang cukup strategis, kota Pekanbaru memiliki peran

sebagai kota transit yang menghubungkan kota-kota besar di Sumatera. Sebagai

daerah transit dengan beberapa fasilitasnya berupa pelabuhan udara, pelabuhan sungai, terminal serta fasilitas wisata dan rekreasi yang memadai, kota

Pekanbaru banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari luar maupun dalam

negeri yang ingin melanjutkan perjalanannya ke daerah lain di Sumatera seperti Medan, Jambi, Padang, Batam dan Malaysia.

Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh perajin sebagai peluang usaha untuk

menyediakan produk-produk kerajinan fungsional, dan cinderamata khas dari

Pekanbaru. Hal ini sejalan dengan anjuran dari walikota Pekanbaru melalui Disperindag Kota selaku instansi yang bertanggung jawab terhadap pembinaan

Industri Kecil dan Menengah (IKM) kepada perajin bahwa, setiap jenis produk

Page 2: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

198 Bambang Sungkowo

kerajinan baik produk kayu, tekstil maupun logam yang diproduksi di

Pekanbaru harus memiliki ciri khas Melayu Riau sebagai identitas produk.

Anjuran tersebut dipertegas dalam misi kota Pekanbaru antara lain yaitu:

melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan Melayu yang mampu mengikuti perkembangan zaman dengan tetap mempertahankan jati diri [1].

Berdasarkan uraian di atas salah satu hasil produk budaya masyarakat Melayu

Riau yang perlu dilestarikan dan dikembangkan dalam konteks kerajinan adalah seni ragam hias tradisional pada produk kerajinan kayu, khususnya pada produk

pewadahan untuk keperluan upacara adat dan bukan untuk keperluan adat

sebagai cinderamata yang pada saat ini jumlahnya semakin berkurang.

Masyarakat Melayu Riau memiliki bermacam jenis dan bentuk ragam hias (ukiran kayu) yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam, tetapi potensi

tersebut baru dimanfaatkan sebagai unsur dekorasi pada kerajinan tekstil dan

bangunan, sedangkan pada produk kerajinan kayu seperti wadah untuk keperluan upacara adat belum dimanfaatkan secara optimal oleh perajin,

akibatnya produk wadah untuk keperluan upacara adat yang ada sekarang ini

sangat minim dengan ragam hias. Kondisi tersebut akibat dari kurangnya pemanfaatan ragam hias sebagai sumber kreatifitas dalam melakukan

diversifikasi produk kerajinan. Diversifikasi produk dalam hal ini bertujuan

untuk menghasilkan produk kerajinan yang bervariasi dalam penggunaan ragam

hias dalam tujuan meningkatkan volume penjualan. Diversifikasi produk dilakukan mengingat kemungkinan terjadinya kejenuhan konsumen terhadap

produk yang ditawarkan yang mengakibatkan menurunya daya beli. Maksud

difersifikasi produk dalam konteks ini yaitu peran ragam hias tradisional sebagai dekorasi produk kerajinan yang ditempatkan dengan berbagai cara atau

pola penempatan sehingga menghasilkan satu jenis produk dengan bermacam-

macam ragam hias.

Penempatan ragam hias umumnya karena permintaan konsumen, tanpa memperhatikan benar atau salah menurut makna simbolik ragam hias, seperti

ragam hias naga berjuang sebagai simbol kepahlawanan dan kekuasaan para

pembesar kerajaan, dalam penggunaan hanya diperbolehkan untuk lingkungan kerajaan, ternyata sekarang diterapkan untuk dekorasi pada kotak serbaguna dan

benda fungsional. Penerapan ragam hias tersebut sangat bertentangan dengan

aturan penempatan ragam hias, tetapi dapat meningkatkan ekonomi perajin tidak dipermasalahkan.

Peran ragam hias pada produk kerajinan, secara visual adalah untuk

menambah nilai keindahan (estetis) suatu bentuk produk dimana ragam hias

tersebut ditempatkan agar lebih menarik dan berguna [2]. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kenji Ekuan yang dikutip dalam buku Eddy

Page 3: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 199

Marizar, bahwa manusia membutuhkan/merindukan keindahan dari setiap

benda pakainya [3]. Tetapi selain sebagai unsur dekorasi pada produk kerajinan,

peran ragam hias bertujuan untuk menghasilkan produk kerajinan kayu yang

memiliki ciri khas dalam rangka untuk menaikkan citra daerah. Maksud menaikan citra daerah dalam konteks ini adalah bahwa peran ragam hias

tradisional pada produk kerajinan yang dihasilkan harus mengekspresikan nilai-

nilai tradisi kesenian Melayu Riau, yaitu melalui seni dekorasi. Setiap ragam hias tradisional menurut pandangan masyarakat Melayu Riau memiliki arti dan

perlambang yang nilainya mengacu pada sifat-sifat benda atau mahkluk yang

dijadikan corak, dipadukan dengan nilai kepercayaan, nilai budaya daerah dan

nilai-nilai luhur agama Islam yang dianutnya.

2 Metodologi

Peran ragam hias tradisional Melayu pada produk kerajinan kayu pada dasarnya bertujuan untuk menjadikan produk tampil lebih indah dan menarik, sehingga

memberi pengaruh terhadap harga jual produk. Dalam hal ini terjadi adanya

perubahan peran ragam hias tradisional yang diterapkan pada produk kerajinan

kayu kearah budaya sekuler, dengan demikian dikhawatirkan peran ragam hias tradisional pada produk kerajinan kayu, terutama pada jenis produk pewadahan

untuk keperluan upacara adat tidak lagi memiliki makna simbolik, tetapi lebih

mengutamakan nilai estetis untuk tujuan ekonomi semata [4].

Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian yang lebih

dalam tentang peran ragam hias tradisional yang terdapat pada produk wadah

untuk keperluan upacara adat yang meliputi : peran ragam hias dalam perspektif makna simbolik dan peran ragam hias sebagai pengusung nilai estetis

untuk meningkatkan varian produk. Detail proses kerja penelitianm dipaparkan

dalam Gambar 1.

Pada karya-karya seni tradisional Melayu, khususnya produk kerajinan kayu yang menggunakan unsur-unsur ragam hias sebagai kekuatan ekspresinya, tidak

seluruhnya memiliki kandungan makna. Banyak diantara produk kerajinan kayu

terutama produk wadah yang ada pada saat ini yang menggunakan ragam hias hanya berfungsi sebagai elemen dekorasi semata.

Berdasarkan hasil identifikasi pada produk kerajinan perwadahan upacara adat,

menunjukkan adanya gejala perubahan peran ragam hias yang mengarah pada

budaya massa. Seperti yang terjadi pada Sentra Melayu Riau Souvenir, keberadaan aktifitasnya cenderung menunjukkan pertumbuhan aktifitas

berkarya berdasarkan pada nilai ekonomi. Pertumbuhan dan produktifitas

berkarya dari para perupanya tidak lagi didasarkan pada pertimbangan spiritual seperti yang pernah dilakukan para perupa pada zaman kerajaan Siak [4].

Page 4: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

200 Bambang Sungkowo

Tradisi kesenian lama yang kaya dengan makna, telah putus dengan adanya

perubahan orientasi pandangan hidup. Ekspresi keseniannya tidak lagi

mengandung makna simbolik dan nilai estetis yang berdasarkan pada bentuk

aslinya, akan tetapi cenderung mengutamakan kondisi pasar.

3 Gambaran Umum Industri Kerajinan Kayu di Pekanbaru

Industri kerajinan kayu di Pekanbaru dewasa ini termasuk salah satu industri

yang dijadikan sebagai penopang hidup rakyat khususnya bagi mereka yang memiliki keterampilan menengah. Industri kerajinan kayu yang paling banyak

menyerap tenaga kerja adalah industri mebel, kusen dan daun pintu/jendela

sedangkan untuk handy craft jumlahnya masih sedikit.

Pada 1993 perkembangan industri kayu di Pekanbaru menunjukan peningkatan

yang sangat pesat. Banyak berdiri industri baru di sepanjang jalan Arengka I

dan Jalan Subrantas/Panam-Pekanbaru. Salah faktor pendorong dari muncul industi kayu ketika itu adalah, terkait dengan akan dilaksanakannya Musabaqoh

Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional pada tahun 1994, dimana dalam areal

MTQ tersebut akan dibangunan rumah adat dari seluruh kabupaten yang ada

dipropinsi Riau dengan hiasan ornamen ukiran Melayu Riau. Oleh karena itu produk kerajinan ukiran kayu sangat dibutuhkan, sehingga bengkel-bengkel

ukiran seperti Kurnia Jaya, Saeniki, Singa 81 dan Anton Selembayung banyak

menerima order ukiran dengan harga yang cukup tinggi, akibatnya upah mengukir ketika itu ditentukan oleh tukang ukir sendiri. Pada watu itulah awal

perkembangan industri kerajinan kayu khususnya ukiran mulai di

masyarakatkan kembali setelah beberapa tahun sebelumya ditinggalkan oleh masyarakat, hingga mencapai kejayaannya sampai sekarang ini.

Kerajinan kayu yang berkembang dari masa kemasa tidak terlepas dari

masyarakat pendukungnya (produsen dan konsumen). Berbagai pergeseran yang

terjadi selalu bertolak dari tujuan pembuatan produk kerajinan itu sendiri.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, geliat para perajin mulai menurun akibat

kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Kenaikan BBM tahun lalu

sangat memukul mereka. Selain kenaikan BBM maraknya penangkapan kayu ilegal berakibat semakin sulit dan mahalnya harga bahan baku, akibatnya biaya

produksi menjadi tinggi. Mengingat kebutuhan masyarakat di Pekanbaru dan

Propinsi Riau pada umumnya terhadap produk kerajinan kayu masih cukup

tinggi, beberapa perajin khususnya mebel mengalihkan usahanya sebagai finishing barang setengah jadi, menjadi barang jadi, terutama perajin yang

berasal dari jepara. Mereka membeli mebel dari Jepara setengah jadi kemudian

di-finishing di Pekanbaru dan hasilnya secara ekonomi sangat menguntungkan.

Page 5: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 201

Jadi wajar saja jika seluruh show room yang ada di Pekanbaru semuanya

menjual mebel produk Jepara.

Gambar 1 Bagan Kerja Penelitian.

Kebudayaan

Melayu Riau

Seni Tradisional

Melayu Riau

Pengaruh

Kebudayaan

Islam

Pengaruh

Kebudayaan

Hindu dan Cina

Ragam Hias Tradisional

Melayu Riau

Ragam Hias

Tradisional Pada

Kerajinan

Analisa Peran Ragam Hias

Tradisional Melayu Riau

Produk kerajinan

kayu

Ragam Hias

Ukiran Kayu

Ragam Hias

Tekstil

Seni Tari Seni Musik Seni Teater Seni Pantun Seni Rupa

Bentuk

Pada Bangunan

Produk Kerajianan

Fungsi

Volume Penjualan

Page 6: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

202 Bambang Sungkowo

Selain produk perabot rumah tangga (mebel) jenis produk lain yang ada di

Pekanbaru adalah kerajinan kayu (handycraft) khususnya produk wadah untuk

keperluan upacara adat dan cinderamata. Pada mulanya produk kerajinan

tersebut hanya berfungsi sebagai benda keperluan adat atau fungsi sakral. Kerajinan dibuat oleh satu orang. Tetapi kini produk tersebut sudah mempunyai

fungsi sekular, sebagai benda pakai sehari-hari yang jumlahnya jauh lebih besar

daripada fungsi spiritual. Kerajinan sudah mendapat tempat di hati masyarakat luas, sehingga dijual secara luas dan mempunyai fungsi ekonomi yang berarti.

Produk wadah untuk keperluan upacara adat dan cinderamata yang memiliki ciri

khas Melayu Riau saat ini mempunyai prospek pasar cukup bagus, mengingat

kebutuhan akan produk wadah dan cinderamata Melayu Riau sangat tinggi. Ini terbukti dari permintaan Dekranasda Propinsi Riau terhadap produk kerajinan

kayu khas Melayu Riau [5].

Dalam perkembangannya industri kerajinan kayu di Pekanbaru juga mengalami pasang surut, ini disebabkan dari berbagai faktor antara lain desain produk yang

kurang baik. Kurang disini dalam arti bahwa desain tidak mengalami

perkembangan sesuai dengan perjalanan waktu, akibatanya produk bersifat monoton dan tidak bervariatif. Inilah permasalahan mendasar yang dihadapi

oleh perajin di kota Pekanbaru pada masa sekarang ini yang segera dicarikan

solusi pemecahannya.

4 Kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam

Mengembangkan Industri Kecil dan Menengah

Kebijakan utama pemerintah kota Pekanbaru dalam program pemberdayaan industri kecil dan kerajinan adalah melakukan pengembangan industri kecil dan

menengah termasuk industri tradisional dan industri rumah tangga untuk

dijadikan kekuatan dan penggerak utama pembangunan ekonomi, dengan mengadakan program pembinaan usaha dan kemampuan bagi para perajin.

Program peningkatan sistem pembinaan dan kemampuan bagi perajin dalam

penguasaan teknologi. Relokasi industri (penyediaan lahan kawasan industri yang terpadu), serta menciptakan sentra-sentra industri kecil menengah.

Sentra dapat diartikan sebagai suatu kosentrasi dari sekumpulan unit usaha yang

sejenis di suatu lokasi yang sama. Unit usaha sejenis diartikan sebagai

kesamaan berdasarkan pada jenis barang yang iproduksi, kesamaan dari bahan/material yang digunakan. Dalam hal ini pemerintah kota Pekanbaru

menetapkan daerah industri kerajinan kayu terkosentrasi di Kecamatan Tampan,

sedangkan kerijinan rotan terkosentrasi di Kecamatan Rumbai. Dengan terkonsentrasinya unit-unit usaha dalam suatu sentra:

Page 7: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 203

1. Secara tidak langsung dapat menciptakan skala ekonomi yang lebih tinggi

dibandingkan jika kegiatan usaha dilakukan oleh masing-masing unit usaha.

2. Akan menciptakan persaingan sehat berdasarkan faktor komparatif dan

indikator kolektif terhadap unit-unit usaha lainnya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk, menjaga kestabilan nilai tawar produk

padakonsumen.

3. Dapat memudahkan calon konsumen ketika mencari industri kerajinan terkait untuk memenuhi kebuhan produk-produknya, karena keberadaan

sentra relatif lebih mudah dicari.

4. Memudahkan dalam melakukan berbagai koordinasi berkaitan dengan

berbagai permasalahan yang terkait dengan usahanya.

Disamping penetapan daerah sentra industri kerajinan, pemerintah kota

Pekanbaru tetap konsen terhadap perkembangan dan kemajuan indutri kecil. Hal

ini dibuktikan dengan diselenggarakannya berbagai pelatihan baik pelatihan manajemen pengelolaan usaha, peningkatan keterampilan, pameran, serta

pemberian bantuan peralatan dan modal usaha. Tetapi program ini tidak

semuanya berhasil mengingat karakter dan mentalitas dari masing-masing perajin berbeda-beda. Disamping itu program pelatihan dan pasca pelatihan

yang belum mendapat perhatian serius dari pihak terkait sehingga perajin

menganggap pogram pelatihan dan bantuan yang mereka dapatkan merupakan

hadiah belaka. Itulah sebabnya setiap program pelatihan yang diselenggarakan tingkat keberhasilannya sangat kecil sekali.

5 Tinjauan Permasalahan yang Dihadapi Perajin Kayu di

Pekanbaru

Secara garis besar permasalahan yang dihadapi perajin kayu di Pekanbaru

terdiri dari empat kelompok yaitu:

5.1 Organisasi dan Manajemen

Berbagai tuntutan pasar hanya dapat dipenuhi jika perajin mengelola

produksinya berdasarkan pola produksi industri kerajinan. Termasuk didalamnya penerapan manajemen industri agar mampu melaksanakan sistem

kerja yang profesional untuk mendukung produksi industri kerajinan yang

berorientasi pada standar ekspor [6].

Dalam kaitan ini pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap

perkembangan usaha sulit ditemukan, antara lain karena pengetahuan perajin

relatif rendah, akibatnya perajin belum mampu menyusun starategi bisnis yang

tepat. Pemisahan antara manajemen keuangan dan keluarga atau rumah tangga

Page 8: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

204 Bambang Sungkowo

belum dilakukan, sehingga perajin mengalami kesulitan dalam mengontrol dan

membuat perencanaan kedepan.

Kemampuan perajin dalam mengorganisasikan diri dan karyawan masih lemah,

sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas dan seringkali pengusaha harus bertindak sendiri. Pelatihan tentang majemen dari instansi terkait selama

ini belum memberikan pengaruh yang berarti terhadap kemajuan, ini disebabkan

materi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan, serta tidak ada kegiatan pendampingan setelah pasca pelatihan..

5.2 Sistim Pemasaran

Pemasaran produk kerajinan dilakukan dengan cara titip jual, melalui hubungan sesama rekan dan konsumen datang langsung ke perajin. Untuk jenis usaha

kecil, seseorang mungkin dapat menangani semua tugas pemasaran, penjualan,

pelayanan terhadap pelanggan, dan sebagainya, tetapi untuk pengembangan kedepan pola seperti ini akan jauh tertinggal. Kita perlu infomasi tentang

perkembangn pasar, pelung pasar, produk yang diminati konsumen dan

sebagainanya.

Uraian diatas adalah kondisi nyata yang ditemukan di lapangan yang merupakan permasalahan di hadapi perajin dibidang pemasaran produk kerajinan kayu.

Kendala tersebut disebabkan kurangnya informasi untuk memasarkan produk,

baik melalui media cetak berupa pemasangan iklan, pembuatan brosur, ataupun memanfaatkan obyek-obyek wisata, dan melalui media elektronik diantaranya

jenis produk yang akan dipasarkan belum bisa diakses melalui jaringan internet.

Akibatnya perajin tidak menjual produknya secara langsung tetapi melalui perantara dengan sistim konsinyasi (titip jual).

5.3 Teknologi

Teknologi dalam hal berkaitan mesin dan peralatan yang digunakan oleh industri Sentra Melayu Riau Souvenir dalam melakukan proses produksi.

Peralatan dalam proses produksi merupakan keterpaduan antara kemampuan

proses produksi dengan permintaan pasar. Peralatan memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan produksi, karena dengan peralatan yang lengkap dapat

mempengaruhi biaya produksi. Dalam proses produksi teknologi yang

digunakan memiliki peran cukup besar sehingga semakin baik kualitas

teknologi yang digunakan, maka semakin banyak manfaat yang diperoleh diantaranya:

1. Proses produksi dapat dilakukan lebih cepat

2. Tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit 3. Kualitas produk lebih maksimal

Page 9: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 205

Dalam kaitan ini industri kerajinan kayu di Pekanbaru sampai saat ini masih

menggunakan peralatan yang multifungsi, artinya peralatan yang digunakan

belum sesuai dengan kebutuhan, sehingga satu alat digunakan untuk bermacam

jenis pekerjaan. Pada umumnya mereka menggunakan peralatan hasil rakitan sendiri sehingga tingkat akurasi ukuran sangat rendah. Ini tentunya disebabkan

oleh terbatasnya modal perajin untuk pengadaan peralatan yang sesuai dengan

standar kebutuhan.

5.4 Masalah Desain

Kegiatan usaha produksi kerajinan kayu khususnya produk wadah dan

cinderamata, yang diproduksi oleh perajin di kota Pekanbaru, pada umumnya bukan desain dari perajin itu sendiri tetapi merupakan hasil tiruan dari produk

lain. Dalam hal ini kreatifitas perajin dalam membuat desian belum dilakukan

secara optimal. Desain masih dianggap sebagai hal yang kurang penting dalam kegiatan industri kerajinan. Sehingga yang terjadi di sentra-sentra industri

kerajinan kayu di Pekanbaru pada saat ini jenis produk sangat terbatas dan

kurang variatif serta memiliki bentuk yang sangat monoton (kaku).

Peran ragam hias sebagai unsur dekorasi pada produk belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga banyak produk kerajinan yang dihasilkan pada saat ini

sangat minim dengan ragam hias.

6 Profil Perajin Sentra Melayu Riau Souvenir

Sentra Melayu Riau Souvenir beralamat di jalan Purwodadi No 152 Kelurahan

Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Panam Pekanbaru, merupakan industri

kerajinan kayu yang memproduksi wadah untuk keperluan upacara adat dan cinderamata khas daerah Riau. Sentra Melayu Riau Souvenir memulai

usahanya pada tahun 1997 dengan modal Rp 1.500.000. Produk yang dibuat

pada waktu itu adalah cendramata berupa gantungan kunci, tepak sirih, kotak tisu dan perabot sekolah (hasil wawancara dengan perajin).

Dengan eksisnya dibidang produksi kerajinan kayu ini, sentra kerajinan kayu

tersebut pernah mendapatkan pembinaan dari Dinas Perindustrian Kota Pekanbaru dan beberapa program pelatihan keterampilan. Program pelatihan

yang pernah diikuti antara lain, tahun 1999 pelatihan peningkatan kualitas

produk, tahun 2000 pelatihan pengembangan usaha, tahun 2002 pelatihan batik

kayu di Yogyakarta dan terakhir tahun 2005 pelatihan peningkatan keterampilan.

Pimpinan Sentra Melayu Riau Souvenir bernama Adi Purnama, alumni IKIP

Medan tahun 1992 jurusan teknik bangunan. Di bawah kendali Adipurnama,

Page 10: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

206 Bambang Sungkowo

Sentra Melayu Riau Souvenir terus menata diri untuk selalu mengikuti

perkembangan produk kerajinan yang diminati pasar. Berbagai terobosan telah

dilakukan diantaranya melakukan kerjasama dengan dinas perindustrian, dinas

pariwisata, dinas pendidikan dan pihak swasta seperti PT. RAPP dan beberapa industri kayu yang ada, terkait dengan pemanfaatan limbah kayu yang

dihasilkan. Hal ini dapat kita lihat dari pembuangan limbah kayu jelutung, yang

dibuang dengan percuma oleh pabrik.

Dalam perjalanannya industri kerajinan kayu yang masih tetap konsen terhadap

pemanfaatan limbah kayu jelutung adalah Sentra Melayu Riau Cinderamata,

50% produknya memanfaatkan hasil limbah kayu jelutung dan kayu peti kemas

mesin/alat berat terutama untuk produk cinderamata. Sedangkan untuk produk wadah dan benda multi fungsi menggunakan kayu balam, jelutung, sungkai dan

rengas.

6.1 Perkembangan Sentra Melayu Riau Souvenir

Kegiatan industri kerajinan ini dimulai tahun 1997 dengan modal Rp

1.500.000,- yang digunakan untuk membeli peralatan dan bahan baku. Peralatan

yang dibeli berupa 1 unit mesin Seckroll seharga Rp 650.000,- sedangkan bahan baku berupa kayu jelutung dan limbah bekas peti kemas alat berat yang

dibeli di PT Trakindo.

Usaha ini pada awalnya merupakan kegiatan hobi Bapak Adi Purnama yang suka membuat kerajinan dari kayu. Dengan ketekunan dan ketabahan usaha ini

mulai dikenal orang terutama di daerah lingkungan tempat tinggal pak Adi.

Dengan berjalannya waktu dan kejelian dalam membaca pasar, mulailah mendapatkan order pembuatan gantungan kunci untuk pesta perkawinan

sebanyak 750 set. Kemudian pertengahan tahun 1998 mendapat orderan

membuat produk kerajinan khas riau dari Disperindag Kota Pekanbaru dengan

nilai Rp 1.300.000,- Dengan tenaga kerja yang sangat mengerti dengan kondisi perkembangan indutri, usaha ini terus menunujukan kemajuan dan lebih dikenal

di Pekanbaru terutama Disperindag. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pak Adi

dengan baik, sehingga awal tahun 2000 melalui wakil kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan kota Pekanbaru Junaidi mengadakan kerjasama

dibidang pembuatan produk kerajinan kayu khas Melayu Riau antara lain:

Bidang Produk

1. Berbagai jenis cinderamata khas Riau. 2. Produk wadah seperti baki, tempat buah, tempat koran/majalah

3. Produk wadah untuk keperluan upacara adat seperti, tepak sirih dan tabak

4. Produk bubutan kayu sungkai dengan berbagai model

Page 11: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 207

5. Produk ukiran untuk berbagai keperluan seperti untuk kedudukan fiting

lampu gantung, ukiran untuk tiang, ukiran untuk tangga dan lain-lain

Bidang Pemasaran Produk 1. Membantu dalam memasarkan produk kerajinan dengan cara menyediakan

fasilitas show room di jalam durian dan di perbatasan kota pekanbaru

dengan kabupaten Kampar. 2. Mengisi stand pameran setiap diadakan pameran. Ini sudah menjadi agenda

yang rutin dari Disperindag kota Pekanbaru.

Peluang ini dimanfaatkan oleh Sentra Melayu Riau Souvenir, sehingga pada pertengahan tahun 2003 dilakukan pembinaan dan pelatihan bagi 2 orang tenaga

kerja untuk dilatih dan dimagangkan selama 2 bulan ke Yogyakarta dan terakhi

tahun 2005 pelatihan mebel kayu kelapa di Pasuruan, Jawa Timur.

6.2 Jenis Produk Kayu yan Dihasil Sentra Melayu Riau Souvenir

Sentra Melayu Riau Cinderamata secara umum memproduksi berbagai macam

jenis produk kerajinan khas Riau. Jenis kerajinan yang diproduksi pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu jenis produk untuk keperluan

upacara adat, produk untuk cinderamata dan jenis produk untuk bangunan.

Kelompok produk untuk keperluan upacara adat selalu menggunakan ragam hias sebagai dekorasi, sedangkan untuk keperluan cinderamata disesuaikan

dengan permintaan konsumen.

Tabel 1 Spesifikasi Jenis Produk Wadah.

No Nama Produk Fungsi Produk Ukuran

(Cm) Finishing

Ragam

Hias

1.

Tempat tisu

P = 25 L = 15 T = 12

Cat Impra clear gloss dan doop

A. Router

2.

Tepak sirih

P = 30/24 L = 24/14 T = 15

Cat impra clear gloss dan doop

Bunga Cengkeh

Page 12: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

208 Bambang Sungkowo

No Nama Produk Fungsi Produk Ukuran

(Cm) Finishing

Ragam

Hias

3.

A B

Kotak serbaguna

P = 40 L = 22 T = 15

Cat impra clear gloss dan doop

A. Motif Naga berjuang B. Motif kaluk paku

4.

Tabak Tempat nasi kuning

A: P = 20 x 20 x 10 B: P = 25 x 25 x 10 C: P = 30 x

30 x 10

Cat impra dengan wood stain tea brown + clear gloss dan doop

A, B, C Motif lilit kangkung

5.

A B

Baki, untuk menghidangkan air minum

P = 35 L = 25 T = 6

Cat impra warna natural top coat clear gloss dan doop

A Motif bunga kundur B Motif daun

sirih

6.

Tempat Perhiasan

P = 10 L = 10 T = 6

Cat impra warna tea brown top coat clear gloss dan doop

Tidak ada menerapkan ragam hias

7.

Mangkok Tempat Buah

Oval P = 35 L = 25

T = 6

Cat impra warna natural top coat clear gloss dan

doop

Tidak ada menerapkan ragam hias

8. Tempat Koran Dan Majalah

P = 45 L = 20 T = 35

Cat impra warna natural top coat clear gloss dan doop

Tidak ada menerapkan ragam hias

Page 13: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 209

No Nama Produk Fungsi Produk Ukuran

(Cm) Finishing

Ragam

Hias

9.

Bubutan kayu Untuk pas bunga

D = 10 T = 25

Cat impra warna rotan dengan top coat clear gloss dan

doop

A Stilasi bunga kecubung

10.

Bubutan kayu Untuk pas bunga Bubutan kayu

D = 10 T = 25

Cat impra warna natural dengan top coat clear gloss dan doop

Cat impra Warna

Tekstur

Tabel 2 Spesifikasi Jenis Produk Cinderamata.

No Nama Produk Fungsi Produk Ukuran

(Cm) Finishing Ragam Hias

11.

B B

Benda hiasan di

atas meja kerja

P = 15

L = 5 T = 20 t = 1,2

Cat impra

warna rotan dengan top coat clear gloss dan doop

A.

Selembayung B. Roda gigi C. Logo PLN

12.

AA B B

Benda hiasan yang berfungsi sebagai tempat pena

P = 15 L = 5

T = 25 t = 1,2

Cat impra warna rotan

dengan toop coat clear gloss dan doop

A. Selembayung dua balam stenegger

B. Lebah bergantung

13.

Benda hiasan yang berfungsi sebagai tempat pena

P = 10 L = 5

T = 15

Cat impra warna rotan dengan toop

coat clear gloss dan doop

Layar Lancang Kuning

Page 14: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

210 Bambang Sungkowo

No Nama Produk Fungsi Produk Ukuran

(Cm) Finishing Ragam Hias

14.

Benda hiasan

P = 45 L = 5

Cat akrilik dengan toop coat clear

gloss dan doop

Bagian haluan diberi hias selembanyung

15.

Benda Hias

P = 50 D = 20 t = 2

Pelitur

Kaligrafi Arab

16.

Asbak Rokok

P = 20 L = 20 t = 3

Teak wood

Kaluk paku dan Bunga matahri

17.

Tempat Pena

P = 15 L = 5 T = 20

Cat impra warna tea brown dengan top coat clear gloss dan doop

Candi Muara Takus Rumah Lontik [7]

18.

Tatakan Al-Qur’an

P = 35 L = 20 t = 2.5

Cat akrilik dengan tekni sungging

Kaluk Paku danTampuk Manggis

19

Hias dinding

P = 45 L = 25 t = 3

Cat akrilik dan cat impra

Motif kelopak jambu air Dipadukan

dengan pucuk rebung

Page 15: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 211

6.3 Segi Bentuk Produk Kerajinan Kayu

Produk kerajinan yang menjadi objek utama pada penelitian ini adalah produk

wadah untuk keperluan upacara adat. Produk wadah sebagaimana yang telah disebutkan terdiri dari: tepak sirih, tabak, kotak serbaguna dan baki, namun

yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah produk tepak sirih dan tabak

yang digunakan sebagai wadah untuk keperluan upacara adat.

Tujuan melakukan analisa tersebut di atas adalah untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari masing-masing produk yang dihasilkan sebagai bahan masukan

atau pertimbangan untuk perajin dalam membuat produk dimasa yang akan

datang. Adapun aspek-aspek yang akan dianalisa meliputi aspek bentuk, aspek material dan aspek fungsi. Dari ketiga aspek tersebut, akan dilihat apakah ada

aspek yang dapat mengangkat citra daerah. Untuk melakukan analisa produk

kerajinan kayu dalam kaitan ini digunakan akan diuraikan sebagai berikut yaitu:

6.3.1 Tepak Sirih

1) Bentuk

Secara visual bentuk tepak sirih yang dibuat oleh perajin pada saat ini masih

berpedoman pada bentuk produk yang lama yaitu bentuk trapesium, dengan

ukuran bagian atas 14 cm x 24 cm dan bagian bawah 24 cm x 30 cm dengan tinggi 15 cm. Namun jika mengacu pada ukuran tepak sirih peninggalan

kerajaan Siak, ukuran tersebut tidak proporsional terutama pada ukuran

kemiringan. Ukuran kemiringan tepak peninggal raja Siak 2 : 5. Sedangkan tepak yang ada sekarang ini 3 : 5. Mengingat tepak sirih produk budaya yang

perlu dilestarikan keberadaanya maka dalam membuatnya harus mengikuti

ketentuan terutama berpedoman dari produk yang telah ada. Bentuk trapesium merupakan bentuk segi-empat dimana bagian bawah lebih lebar dari pada

bagian atas sehingga kuat untuk menahan beban dari atas. Bentuk tersebut

memberikan pengertian kekuatan dan keseimbangan kepada masyarakat

Melayu. Kekuatan dalam hal ini diekspresikan dengan bidang lebar bagian

Page 16: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

212 Bambang Sungkowo

bawah, yang merupakan bagian masyarakat Melayu secara luas. Sedangkan

bagian atas memiliki bidang yang lebih kecil dari pada bagian bawah jika

diperpanjang akan membentuk bidang runcing. Hal ini memberi pengertian

bahwa dengan dasar persatuan yang kuat akan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Cita-cita tersebut adalah persahabatan dan kedamaian yang

menghasilkan persatuan yang kuat.

Bidang lengkung bagian bawah dimaksudkan untuk memperindah tampilan produk, dalam hal ini justru menimbulkan kesan yang kurang sopan. Jika

diamati secara teliti dan seksama bidang lengkung tersebut membentuk seperti

posisi orang yang sedang jongkok, sehingga memberikan kesan negatif terhadap

penilaian sebuah produk budaya. Oleh karena itu dalam pembuatan produk yang akan datang bidang lengkung tersebut harus dihilang, jika tetap menggunakan

bidang tersebut harus dibuat dengan bentuk yang mengambil motif kubah.

2) Material

Untuk membuat produk tepak sirih digunakan kayu jelutung. Dalam ilmu bahan

bangunan kayu jelutung/kayu pulai termasuk jenis kayu lunak dan ringan

sehingga tidak tahan terhadap serangan rayap dan cepat lapuk. Mengingat masa pemakaian produk ini cukup lama, maka bahan baku yang digunakan harus

dipilih dari kayu yang keras dan tahan terhadap serangan rayap seperti, kayu

balam, kayu sungkai dan kayu rengas. Jenis kayu tersebut memiliki tekstur

serat dan warna kayu yang bagus. Dalam pembuatan sebuah produk bahan harus menjadi pertimbangan utama, sebab bahan juga merupakan suatu pertimbangan

konsumen untuk membeli sebuah produk. Pertimbangan inilah kiranya yang

harus menjadi perhatian pengrajin untuk beralih dari menggunakan kayu jelutung / kayu lunak ke kayu yang keras.

3) Fungsi

Secara adat tradisi fungsi tepak sirih tidak mengalami perubahan yaitu sebagai

tempat daun risih, gambir, pinang dan kacip. Kacip adalah sejenis gunting yang digunakan untuk mengupas buah pinang. Dalam masyarakat Melayu Riau

fungsi tepak sirih secara simbolik mengandung makna keterbukaan, ramah, dan

mau menerima siapa saja tanpa memandang suku bangsa dan agama. Berdasarkan fungsi produk sebagai pewadahan untuk keperluan upacara adat di

masyarakat Melayu Riau, dalam hal ini mengindikasikan bahwa tradisi

kebudayaan yang diwariskan dari lehulur masih tumbuh dan dijunjung tinggi oleh masyarakat pendukungnya.

Dari perjalanan waktu ke waktu tepak sirih selain sebagai benda wadah untuk

keperluan adat, kini tepak sirih digunakan sebagai cinderamata bagi wisatawan

ataupun tamu pemerintah daerah yang berkunjung ke Pekanbaru. Sebagai

Page 17: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 213

produk cinderamata, tepak sirih dalam hal ini baik fungsi, maupun makna

simbolik ragam hias yang diterapkan tidak mengalami perubahan dalam arti

tetap sebagai produk wadah untuk keperluan upacara adat. Dari hasil keterangan

tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa produk tepak sirih dalam fungsinya sebagai cinderamata memiliki misi sebagai media untuk

mempromosikan hasil budaya daerah terutama, ragam hias tradisional Melayu

Riau kepada masyarakat secara luas. Selain sebagai media pomosi, tepak sirih memiliki nilai komersial, dalam arti produk tersebut kini bukan saja berfungsi

sebagai perlengkapan upacara adat untuk menyambut tamu tetapi secara

komersial telah dijadikan sebagai benda cinderamata khas Pekanbaru.

6.3.2 Tabak

1) Bentuk

Bentuk tabak amat bervariasi, namun secara umum berbentuk trapesium yaitu

besar bagian bawah dan semakin keata semakin mengecil. Tabak terdiri dari

tiga bagian yaitu atas, tengah dan bawah dengan ukuran berbeda-beda. Tiga bagian tersebut melambangkan tiga kehidupan yaitu kehidupan di dunia,

kehidupan di alam kubur dan kehidupan di alam akhirat. Tiga tingkatan

kehidupan tersebut merupakan penggambaran dan sekaligus sebagai nasehat bagi masyarakat Melayu Riau agar selalu ingat kepada Allah. Bentuk tabak

tersebut jika dikaitkan dengan fungsinya sebagai tempat nasi kuning yang diberi

hiasan telur dan bunga kertas yang dijadikan hiasan pada alat pelaminan, sangat mendukung dan sesuai. Sesuai dalam hal ini terkait dengan nasehat adanya tiga

kehidupan yang dapat mengingatkan kedua penganting harus selalu patuh dan

taat menjalankan perintah Allah.

Page 18: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

214 Bambang Sungkowo

2) Material

Penggunaan material pada setiap produk akan berpengaruh terhadap hasil

akhir. Semakin baik material yang digunakan semakin baik kualitas produk

yang dihasilkan. Demikian juga dengan penggunaan material untuk membuat Tabak. Mengingat kegunaan tabak sebagai wadah untuk nasi kuning yang

cukup berat , untuk itu tabak harus dibuat dari bahan kayu yang kuat dan tahan

terhadap beban sehingga usia pemakaiannya tabak dapat bertahan lama.

Kenyataan ini sangat berbeda dengan kondisi tabak yang ada sekarang. Tabak

dibuat dari bahan kayu campuran yaitu, untuk lantai digunakan papan meranti

tebal 2,5 cm tetapi untuk kotak diatasnya dibuat dari kayu jelutung dengan alas

dibawahnya triplek 3 mm. Sifat triplek tidak tahan terhadap air, sedangkan kayu jelutung tidak tahan terhadap rayap. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

penggunaan material pada produk tabak didasarkan pada harga bahan yang

murah dan mudah dalam pengerjaan tanpa, mempertimbangkan kekutan dan usia pemakaian produk, dengan kata lain penggunaan material untuk tabak

didasarkan pada kebutuhan komersial untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya.

3) Fungsi

Tabak adalah produk wadah yang digunakan untuk tempat nasi kuning yang di

atasnya diberi hiasan telur dan bunga kertas dengan berbagai warna. Tabak

dalam masyarakat Melayu Riau berfungsi sebagai elemen dekorasi pada perangkat pelaminan. Tabak diletakkan didepan sebelah kanan bawah atau

dilantai tepat didepan penganting bersanding. Fungsi tabak sampai saat ini

belum mengalami perubahan dalam arti masih tetap digunakan sebagai tempat nasi kuning pada acara adat perkawinan di masyarakat Melayu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi tabak sebagai unsur

dekorasi pada pelaminan memikili peran yang sangat penting, dalam arti

sebagai media untuk menyampaikan pesan dan nasehat kepada kedua pengantin, jika merujuk pada tiga tingkatan dari bentuk tabak yang memiliki arti

tiga kehidupan.

7 Peran Ragam Hias Pada Produk Tepak Sirih dan Tabak

Sebagai industri kerajinan kayu yang dipercaya untuk membuat produk

kerajinan khas Riau dalam membuat produk kerajinan, perajin Sentra Melayu

Riau Souvenir selalu menerapkan ragam hias tradisional sebagai elemen dekorasi produk.

Page 19: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 215

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, peran ragam hias tradisional Melayu

pada produk kerajinan kayu dalam konteks ini pada prinsipnya bertujuan untuk

meningkatkan nilai keindahan pada produk dalam rangka meningkatkan

volume penjualan. Namun yang lebih penting dari penerapan ragam hias tradisional pada produk tepak sirih dan tabak adalah untuk memberikan makna

simbolik sesuai dengan fungsinya sebagai pewadahan untuk keperluan upacara

adat.

7.1 Peran Ragam Hias Sebagai Identitas Budaya Daerah

Untuk melakukan analisa peran ragam hias pada produk kerajinan kayu, sebagai

identitas budaya, mengacu pada makna simbolik ragam hias tradisional Melayu, dengan cara mengkorelasikan peran ragam hias pada produk kerajinan kayu

yang ada, sehingga diketahui apakah ragam hias yang diterapkan pada produk

sesuai atau tidak. sehingga dapat digunakan sebagai pedoman pembuatan produk dimasa mendatang.

Peran ragam hias sebagai identitas budaya, memiliki nilai implisit (simbolik)

yang ada hubungannya dengan pandangan hidup dari masyarakat,. Nilai

tersebut mengacu pada sifat-sifat asal dari setiap benda atau makluk yang dijadikan motif yang dipadukan dengan nilai-nilai luhur dalam agama Islam.

Oleh karena itu penempatan ragam hias harus berpedoman pada nilai simbolik

ragam hias dan kegunaan produk, dengan demikian dalam penerapannya harus mengikuti pattern (pola) yang ada, terutama hubungan antara makna simbolik

ragam hias tradisional dengan produk kerajinan yang dibuat. Karena

penempatan ragam hias yang tidak sesuai dengan produk yang akan diberi dekorasi, akan mengurangi nilai secara inplisit pada produk itu sendiri. Contoh,

produk tepak sirih sebagai hasil produk budaya masyarakat Melayu Riau yang

digunakan untuk tempat daun sirih, gambir, pinang dan gunting untuk

dipersembahkan kepada tamu pada rangkaian upacara adat tradisi dalam penyambutan tamu, akan berubah maknanya secara implisit jika pada produk

tersebut ditempakan ragam hias naga berjuang [8].

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ragam hias yang selalu diterapkan pada produk kerajinan kayu untuk jenis produk wadah untuk keperluan upacara

adat pada saat ini, sebagian besar menggunakan ragam hias yang bersumber dari

flora, seperti ragam hias kaluk paku, ragam hias bunga cengkeh dan ragam hias

bunga kundur. Ragam hias tersebut merupakan ragam hias tradisional Melayu Riau yang diadopsi dari jenis flora yang ada di Propinsi Riau.

Dari analisa yang dilakukan terhadap produk yang dijadikan obyek dalam

penelitian ini, penempatan ragam hias pada produk tepak sirih dan tabak sudah sesuai dengan kandungan makna simbolik, yang dianggap telah mencerminkan

Page 20: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

216 Bambang Sungkowo

salah satu identitas budaya Melayu Riau. Tetapi jika mengacu pada produk

tepak sirih peninggalan kerajaan Siak, berdasarkan nilai estetis keindahan pada

produk penerapan ragam hias masih sangat jauh dari yang diharapkan. Oleh

karena itu untuk pembuatan produk yang akan datang perlu dilakukan pemilihan ragam hias yang lebih kreatif sehingga menghasilkan produk yang berkualitas

dan memiliki makna yang relevan antara ragam hias dan fungsi produk.

Tabel 3 Makna Simbolik Ragam Hias Pada Produk Kerajinan.

No Jenis Produk

Peran Ragam Hias Sebagai Identitas Budaya

Peran/Tujuan Kelompok Nama Asal Simbol

1.

Tepak Sirih

Ukuran Produk Panjang :

30/24 Lebar : 24/14 Tinggi : 15 Fungsi : Sebagai tempat sirih Material : Kayu jelutung Teknik

pengerjaan 1. Kerja

bangku 2. Ukiran

langsung 3. Ukiran

tempel

Pasar: 1. Harga Rp

45.000,- 2. Untuk

pasar regional

Animo

Masyarakat Penggunaan tepak sirih

Sebagai Unsur

Dekorasi produk yang memiliki makna simbolik

Flora

Jenis kuntum bunga

Bunga

cengkeh

Melayu

Riau diadopsi dari motif bunga cengkeh

● Motif

Sebagai simbol kasih sayang, kecucian, persahabatan, ketulusan, kehalusan budi pekerti dan kelembutan hati

Melihat penggunaan tepak sirih untuk upacara adat merupakan simbol dari sikap ramah tamah, mau menerima

siapa saja, sikap terbuka, dan menjaga persahabatan `maka,makna simbolik motif bunga cengkeh yang diterapkan

dapat, mendukung penggunaan tepak sirih. ● Warna dasar Coklat sebagai simbol tanah

yang memiliki makna kesuburan,

Page 21: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 217

No Jenis Produk

Peran Ragam Hias Sebagai Identitas Budaya

Peran/Tujuan Kelompok Nama Asal Simbol

sebagai wadah untuk keperluan

upacara adat, mendapat sambutan dari masyarakat sangat bagus. Sementara segmen juga sangat bagus,

terbukti dari data penjualan showroom Dekranasda Propinsi Riau, didukung dengan data-data jenis

produk dari industri.

kemakmuran Penggunaan warna coklat

terkait dengan kekayaan dan kemakmuran masyarakat Melayu yang diekspresikan melalui upacara adat.

Catatan: Kelemahan

1. Penyusunan motif hiasan pada bagian sudut produk masih kosong sehingga terkesan minim ornament.

2. Desain bentuk motif tidak mengikuti bentuk dan ukuran produk, ini terlihat dari perbandingan panjang dan lebar motif Kayu yang digunkan mudah dimakan rayap/cepat lapuk.

Kelebihan

1. Penerapan motif sesuai dengan penggunaan tepak sirih sebagai wadah untuk untuk keperluan upacara adat

2.

Tabak

Ukuran Produk:

Panjang: 20,25,30 cm Lebar: 20,25,30 cm

Sebagai Unsur

Dekorasi produk yang memiliki makna simbolik

Flora

Jenis sulur

Lilit

kangkung

Melayu

Riau diadopsi dari tumbuhan kangkung.

● Motif

Sebagai simbol semangat dalam menjalani hidup, terus berjuang pantang menyerah. Makna simbolik dari motif ini

memberi pesan bahwa hidup ini banyak tantangan dan rintangan

Page 22: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

218 Bambang Sungkowo

No Jenis Produk

Peran Ragam Hias Sebagai Identitas Budaya

Peran/Tujuan Kelompok Nama Asal Simbol

Tinggi : 10,10,10 cm

Fungsi : Sebagai tempat nasi kuning untuk dekorasi penghias

pelaminan Material : Kayu Jelutung dan kayu rengas. Teknik

Pengerjaan 1. Ukiran

langsung 2. Ukiran

temple Pasar : Harga Rp

125.000/pc Untuk Regional

yang perlu diperjuangkan.

● Warna dasar Coklat sebagai simbol tanah yang memiliki makna kesuburan, kemakmuran

Penggunaan warna coklat terkait dengan kekayaan dan kemakmuran masyarakat Melayu

Catatan: Kelemahan

Penggunaan jenis ragam hias sebagai unsur dekorasi produk tabak, terlalu sederhana sehingga

terkesan produk murahan

Desain bentuk ragam hias tidak mengikuti bentuk dan ukuran produk, sehingga masih terdapat

bidang kosong

Kayu yang digunakan mudah dimakan rayap/cepat lapuk.

Ragam hias tidak variatif

Kelebihan

Penerapan ragam hias sesuai dengan penggunaan tabak sebagai penghias alat pelaminan.

Finishing menggunakan cat impra, sehingga produk tahan terhadap serangan rayap

Page 23: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau 219

7.2 Peran Ragam Hias Tradisional untuk Meningkatkan Volume

Penjualan Produk Kerajinan

Agar produk kerajinan yang dihasilkan Sentra Melayu Riau Souvenir memiliki

keunggulan yang kompetitif sebagai modal utama dalam memasuki pasar

diperlukan pemahaman secara menyeluruh dari semua aspek yang dapat

menunjang terciptanya produk kerajinan yang unggul. Diantanya adalah dengan cara mengembangkan gagasan karya, yaitu mencari kemungkinan

alternatif pola penempatan, olah bentuk dan olah warna ragam hias produk

kerajinan yang dapat diterima pasar sebagai produk potensial.

Kemungkinan alternatif yang dapat dilakukan dalam rangka menghasilkan

produk kerajinan yang unggul satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan

ragam hias tradisional sebagai dekorasi produk. Dalam konteks ini ragam hias

tradisional dimanfaatkan sebagai sumber kreatifitas untuk menghasilkan produk kerajinan yang bervariatif (diversifikasi) sehingga, konsumen akan memiliki

banyak pilihan terhadap produk yang diinginkan Diversifikasi produk kerajinan

dilakukan mengingat kemungkinan adanya kejenuhan dari konsumen terhadap produk kerajinan yang ditawarkan, sehingga berdampak pada daya beli.

Diversifikasi dapat berupa produk baru ataupun produk lama dengan cara

dimodifikasi ragam hias, material dan bentuk.

Dalam melakukan diversifikasi produk kerajinan untuk meningkatkan volume

penjualan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh perajinan Sentra Melayu Riau

Souvenir. Adapun cara atau langkah-langkah untuk melakukan diversifikasi

terhadap hasil produk kerajinan Sentra Melayu Riau Souvenir pada saat ini yaitu, melakukan olah penempatan ragam hias, olah bentuk ragam hias dan olah

pewarnaan/finishing.

8 Kesimpulan

Sentra Melayu Riau Souvenir merupakan industri kerajinan kayu di Pekanbaru

yang memproduksi benda wadah untuk keperluan upacara adat seperti tepak

sirih dan tabak. Dalam menjalankan usaha sebagai perajin yang memproduksi benda pewadahan, Sentra Melayu Riau Souvenir mengalami berbagai

permasalahan terkait dengan pengetahuan tentang peran ragam hias sebagai

unsur dekorasi pada produk. Namun demikian berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada produk tepak sirih dan tabak dapat disimpulan sebagai berikut:

Dari produk pewadahan untuk keperluan upacara adat ternyata penempatan

ragam hias memiliki makna simbolik yang dapat mendukung fungsi ataupun

kegunaan produk, artinya makna simbolik ragam hias yang terdapat pada produk pewadahan memiliki makna simbolik yang sama dengan ragam hias

Page 24: Peran Ragam Hias Tradisional Melayu Riau pada Desain ...

220 Bambang Sungkowo

yang terdapat pada produk pewadahan hasil peningglan kerajaan Siak. Dengan

demikian ragam hias yang ditempatkan pada produk tepak sirih dan tabak yang

ada sekarang ini dapat digunakan sebagai unsur dekorasi yang memiliki makna

simbolik.

Peran ragam hias tradisional Melayu Riau dalam rangka meningkatkan jumlah

varians produk pewadahan untuk keperluan upacara adat, belum dimanfaatkan

secara optimal oleh perajin yang ada di Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produk pewadahan yang yang ada sekarang ini, memiliki kesamaan

ragam hias dengan jenis produk yang lain, artinya satu jenis ragam hias

digunakan untuk menghias beberapa jenis produk

Dapat disimpulkan bahwa ragam hias sebagai sumber kreatifitas bagi perajin untuk menghasilkan varian produk dalam rangka meningkatan volume

penjualan produk belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain: peran lembaga pendidikan yang lebih berkompeten dalam pelestarian budaya daerah, belum menyentuh sampai ke perajin sehingga

perbendaharaan perajin terhadap jenis ragam hias tradisional Melayu yang

ditempatkan pada produk kerajinan kayu sangat sedikit.

Daftar Pustaka

[1] Yudoseputro,Wiyoso. 1983. Seni Kerajinan Indonesia, Proyek

Pengadaan Buku Dirjendikdasmen Depdikbud.

[2] Selamat Isa, Muhammad. 2001. Gagasan Pembangunan & Kekuatan

Jatidiri: Riau Menuju Jalan Puncak, Pusat Kajian Warisan Melayu Riau, Bengkalis.

[3] Marizar, Eddy S.. 2005. Designing Furniture: Teknik Merancang Mebel

Kreatif, Media Pressindo, Yogyakarta.

[4] Yusuf, Yusmar. 1996. Gaya Riau Sentuhan Fenomenologis Budaya

Melayu di Tengah Globalisasi, Pusat Pengkajian Bahasa Dan

Kebudayaan Melayu, Universitas Riau, Pekanbaru.

[5] Ghalib, Wan. 1991. Umar, Said Mahmud dan Kadir, Moh. Daud, Adat

Istiadat Melayu Riau Di Bekas Kerajaan Siak Sri Inderapura, Lembaga Adat Daerah Riau Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Riau,

Pekanbaru.

[6] Hasan, Bachtiar. 2002. Manajemen Industri, Pustaka Ramadhan,

Bandung.

[7] Dekranasda Propinsi Riau. 2005. Data Hasil Penjualan Cinderamata.

[8] Malik, Abdul. 2003. Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau, Adicita Karya

Nusa, Yogyakarta.