PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

13
31 PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI PEMAHAMAN TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA Oleh I Putu Gede Parmajaya Tenaga Pendidik pada STAHN Mpu Kuturan Singaraja Abstract With the development aspects of psychology including psychological study, through many discussion groups, came the thoughts more carefully. In psychology study clearly a critical component that needs high attention also besides the cognitive aspects, in particular cognitive processes. Important aspects or components of it are the components of knowledge or knowledge learned. Each knowledge or science has important characteristics to consider in studying it. There may be the same traits in two different sciences, even though not all the same characteristics. In Hindu religious subjects, for example, many objects are abstract and immediate assessment using deductive reasoning. At this time has successfully developed a rich taxonomy of value-based tri kaya parisudha by Parmajaya, taxonomy was named Taxonomy Tri Kaya Parisudha. Taxonomy is expected to be used as a measurement of psychological for teachers to gauge the level of bhakti sradha (belief and trust) Hindu students Keywords: Education, Tri Kaya Parisudha I. PENDAHULUAN Pengembangan pendidikan agama Hindu dilakukan untuk menyiapkan manusia-manusia Hindu yang berkualitas, yang tercermin melalui kemampuan berpikir, berkomunikasi, dan berperilaku sesuai dengan identitas ajaran agama Hindu yang bersumber pada konsep ajaran tri kaya parisudha. Kematangan berpikir yang baik dan benar berkata-kata-kata yang baik dan benar, serta berperilaku yang baik dan benar perlu ditingkatkan agar pada era global seperti sekarang ini manusia Hindu mampu bersaing melalui peningkatan kualitas, sumber daya manusianya yang semakin berkualitas, terlebih lagi dalam menyongsong kurikulum 2013. Dalam konsolidasi program dan anggaran diketahui bahwa pemerintah melalui Kemendikbud akan mengimple- mentasikan Kurikulum 2013 secara bertahap. Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Selain itu, penataan kurikulum pada Kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari Undang- Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 5, Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Proses pembelajaran pendidikan agama Hindu di telah diterapkan kurikulum 2013, serta dapat dikemukakan beberapa kelemahan di Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Transcript of PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

Page 1: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

31

PENINGKA TAN KUALIT AS DAN MUTU PENDIDIKANAGAMA HINDU MELALUI PEMAHAMAN TAKSONOMI

TRI KA YA PARISUDHA

OlehI Putu Gede Parmajaya

Tenaga Pendidik pada STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Abstract

With the development aspects of psychology including psychological study,through many discussion groups, came the thoughts more carefully. Inpsychology study clearly a critical component that needs high attention alsobesides the cognitive aspects, in particular cognitive processes. Importantaspects or components of it are the components of knowledge or knowledgelearned. Each knowledge or science has important characteristics to considerin studying it. There may be the same traits in two different sciences, eventhough not all the same characteristics. In Hindu religious subjects, for example,many objects are abstract and immediate assessment using deductive reasoning.At this time has successfully developed a rich taxonomy of value-based trikaya parisudha by Parmajaya, taxonomy was named Taxonomy Tri KayaParisudha. Taxonomy is expected to be used as a measurement of psychologicalfor teachers to gauge the level of bhakti sradha (belief and trust) Hindu students

Keywords: Education, Tri Kaya Parisudha

I. PENDAHULUANPengembangan pendidikan agama Hindu

dilakukan untuk menyiapkan manusia-manusiaHindu yang berkualitas, yang tercermin melaluikemampuan berpikir, berkomunikasi, danberperilaku sesuai dengan identitas ajaranagama Hindu yang bersumber pada konsepajaran tri kaya parisudha. Kematanganberpikir yang baik dan benar berkata-kata-katayang baik dan benar, serta berperilaku yangbaik dan benar perlu ditingkatkan agar padaera global seperti sekarang ini manusia Hindumampu bersaing melalui peningkatan kualitas,sumber daya manusianya yang semakinberkualitas, terlebih lagi dalam menyongsongkurikulum 2013. Dalam konsolidasi programdan anggaran diketahui bahwa pemerintah

melalui Kemendikbud akan mengimple-mentasikan Kurikulum 2013 secara bertahap.Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dariKurikulum Berbasis Kompetensi yang telahdirintis pada tahun 2004 yang mencakupkompetensi sikap, pengetahuan, danketerampilan secara terpadu. Selain itu,penataan kurikulum pada Kurikulum 2013dilakukan sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional dan PeraturanPresiden Nomor 5, Tahun 2010 tentangRencana Pembangunan Jangka MenengahNasional.

Proses pembelajaran pendidikan agamaHindu di telah diterapkan kurikulum 2013, sertadapat dikemukakan beberapa kelemahan di

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 2: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

32 JURNAL PENJAMINAN MUTU

dalam proses pembelajarannya. Di samping itujuga terdapat beberapa keunggulan, terutamadalam kaitannya dengan peningkatan sradhabhakti (keyakinan dan kepercayaan) parasiswanya. Beberapa keunggulan yaitu: (1)kemampuan para guru di dalam melaksanakanpembelajaran di kelas sudah cukup memadai,tetapi belum berorientasi dan menyasar padaperubahan perilaku, (2) siswa belum mampumengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yangdigunakan untuk mempredikasi kemampuanpara siswa dalam belajar sebagai hasil darikegiatan pembelajaran, (3) para siswa belumkreatif di dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ditawarkan oleh guru dalampembelajaran, (4) guru masih menggunakantaksonomi Bloom di dalam pembelajaran, yangterdiri atas ranah kognitif, afektif, danpsikomotor, di mana ketiga ranah dalamtaksonomi Bloom ini bersifat linier sehinggasering kali menimbulkan kesukaran bagi gurudalam menempatkan konten (isi) pembelajaran.Selain hal di atas, dalam observasi awal jugadapat diamati bahwa para guru pendidikanagama Hindu tidak semuanya memahamitentang Taksonomi Bloom, termasukTaksonomi perubahan yang dilakukan olehLorin W. Anderson dan David R. Krathawonl.

Faktor lain diasumsikan para gurupendidikan agama Hindu, mengalami kesulitandi dalam menentukan dan merancang konten(isi) pembelajaran. Hal ini disebabkan olehkarena diketahui pedoman khusus yang bisadipedomani terkait alat ukur psikolgis, sehinggapara guru juga mengalami kesulitan di dalammengadakan evaluasi. Evaluasi dimaksudterutama terkait dengan teori pengukuran sikapdan nilai para siswa, dalam kaitannya denganmodel penilaian menurut kurikulum 2013,seperti penilaian unjuk kerja, penilaian sikap,dan penilaian portofolio.

Selain fenomena di atas, secara umumkemampuan penalaran dan komunikasi parasiswa rendah, padahal di dalam pemecahansuatu permasalahan atau pembuktian deduktif

penalaran dan kemampuan berkomunikasi parasiswa sangat diperlukan. Kenyataan yangterjadi siswa mengalami banyak kesulitan didalam belajarnya, terutama lebih banyakdisebabkan oleh rendahnya kemampuanpenalaran dan kemampuan berkomunikasidalam memecahkan berbagai persoalan didalam belajar. Hal ini tentu sangat paradoksaljika dikaitkan dengan upaya pencapaianpengukuran empat aspek dalam kurikulum2013, yaitu aspek spiritual, aspek sosial, aspekketerampilan, dan aspek pengetahuan.

Pernyataan di atas, sesuai dengan apa yangtersurat dalam Kurikulum Depdiknas (2010:ii)sebagai berikut:

Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional 2010-2014 dan dalam RencanaStrategis Kementerian Pendidikan Nasional2010-2014 selain berisi deskripsi kompetensidasar, dokumen ini berisi pula kompetensi intidan struktur kurikulum. Kompetensi dasardikembangkan dari kompetensi inti, sedangkanpengembangan kompetensi inti mengacu padastruktur kurikulum. Kompetensi inti merupakankompetensi yang mengikat berbagai kompetensidasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, danpengetahuan yang harus dipelajari peserta didikuntuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran. Kompetensi inti harus dimiliki pesertadidik untuk setiap kelas melalui pembelajarandengan pendekatan pembelajaran siswa aktif.Kompetensi dasar merupakan kompetensisetiap mata pelajaran untuk setiap kelas TimPenyusun.

Sinergitas dari ketiga efektivitaspembelajaran tersebut akan menghasilkansebuah transfomasi nilai yang bersifat universal,dan nasional dengan tetap menghayati kearifanlokal yang berkembang dalam masyarakatIndonesia yang berkarakter mulia. Selanjutnya,dalam penerapan kurikulum 2013 diimple-mentasikan adanya penambahan jam pelajaran.Hal tersebut sebagai akibat dari adanyaperubahan proses pembelajaran yang semuladari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari

Page 3: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

33

tahu. Selain itu, konskwensi dari penerapanKurikulum 2013 adalah akan merubah pulaproses penilaian yang semula dari berbasisoutput menjadi berbasis proses dan output.

Dengan semakin berkembangnya aspek-aspek psikologi termasuk psikologi belajar,melalui banyak diskusi berbagai kelompok,muncullah pemikiran-pemikiran yang semakincermat. Dalam psikologi belajar jelas adakomponen penting yang perlu mendapatperhatian tinggi juga di samping aspek kognitif,khususnya proses kognitif. Aspek ataukomponen penting itu adalah komponenpengetahuan atau ilmu yang dipelajari. Tiap-tiap pengetahuan atau ilmu memiliki ciri-ciripenting yang perlu diperhatikan dalammempelajarinya. Mungkin saja ada ciri-ciri yangsama dalam dua ilmu yang berbeda, meskipuntidak semua cirinya sama. Dalam mata pelajaranagama Hindu, misalnya, banyak objek kajianlangsungnya adalah abstrak dan menggunakanpemikiran deduktif.

Berdasarkan fenomena seperti yang telahdigambarkan di atas, dan jika dikaitkan denganeksistensi para siswa yang beragama Hindu,maka ada kekhawatiran dikalangan duniapendidikan Hindu dalam melakukanreinterpretasi dan revitalisasi ajaran Hindu.Artinya jika dalam tingkatan kognitif saja masihlemah dan terjadi penyimpangan konsep didalam memahami ajaran Hindu, apalagimerealisasikan ajaran Hindu ke dalamkehidupan sehari-hari. Hal ini bisa terjadi akibatguru kurang memahami tujuan pendidikan yangakan dicapai.

II. PEMBAHASANDalam pembahasan ini diuraikan hal-hal

sebagai berikut.

2.1 Masalah PembelajaranBerdasarkan pernyataan pada latar

belakang di atas, dikenal taksonomi pendidikanyang berguna untuk mengevaluasi hasilpembelajaran siswa tentang metode yang harus

digunakan oleh pendidik khususnya guru dalamproses pembelajaran. Pengelompokan tujuanpendidikan yang dibahas dalam subpembahasan ada tiga domain yakni kognitif,afektif, dan psikomotor. Dengan pembagianketiga domain tersebut, membuat prosespembelajaran lebih mudah dengan mengujikognitifnya yakni segi intelektualnya. Para gurudapat menilai seberapa jauh pemahaman siswatentang materi yang akan diajarkan oleh guru,sehingga guru tidak perlu susah payah untukmemberikan ilmu yang sudah diketahuisebelumnya oleh siswa. Di samping itu untukmembantu guru dalam memberikan pengukuranseberapa jauh daya ingat siswa tentang bahanpembelajaran yang sudah diajarkan oleh guru.

Selain fungsi kognitif, domain selanjutnyayakni afektif. Dalam dimensi ini ditekankansiswa dapat menilai dan merespon balik apayang sudah disampaikan oleh guru. Denganpenilaian ini siswa tidak hanya dijadikan sebagaiobjek tetapi bisa menjadi subjek belajar,dengan melontarkan aspirasinya tentangditerima atau tidaknya pembelajaran yangdisampaikan oleh guru. Ranah terakhir yakniranah (domain) psikomotor. Pada domain inidiadakan yakni penilaian motorik siswa. Dalamhal ini guru dapat menilai keaktifan motorik parasiswa. dan melatih siswa dengan pembelajaranketerampilan, seperti olah tubuh atau gerakpada siswa, kecakapan dalam berdiskusimengeluarkan pendapat, dan sebagainya.Dalam pendidikan Hindu ada berbagai aspekyang relevan dengan taksonomi Bloom,terutama pembelajaran yang dilakukan, yaitusama-sama mendidik siswa untuk mencapaitujuan dalam pembelajaran. Artinya menjadikansiswa memiliki kecerdasan intelektual,kecerdasan emosional bahkan kecerdasansipiritual, dengan berpedoman pada konsep trikaya parisudha.

Berdasarkan pernyataan di atas, diketahuipendidikan merupakan suatu proses generasimuda untuk dapat menjalankan kehidupan danmemenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 4: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

34 JURNAL PENJAMINAN MUTU

dan efisien. Pendidikan lebih luas daripadapengajaran, karena pengajaran sebagai suatuproses transfer ilmu belaka, sedang pendidikanmerupakan transformasi nilai dan pembentukankeperibadian dengan segala aspek yangdicakupnya. Perbedaan pendidikan danpengajaran terletak pada penekananpendidikan terhadap pembentukan kesadarandan keperibadian anak didik di samping transferilmu dan keahlian.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untukmengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalamhal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadibeberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, danpsikomotor. Dari setiap domain atau ranahtersebut dibagi kembali menjadi beberapakategori dan subkategori yang berurutan secarahirarkis (bertingkat), yaitu mulai dari tingkahlaku yang sederhana sampai tingkah laku yangpaling kompleks. Tingkah laku dalam setiaptingkat diasumsikan menyertakan juga tingkahlaku dari tingkat yang lebih rendah.

Selama ini taksonomi Bloom digunakanoleh para guru di Indonesia digunakantaksonomi Bloom sebagai acuan dalampembelajaran. Dalam hal ini, tujuan pendidikandibagi menjadi beberapa domain (ranah) dansetiap domain tersebut dibagi kembali ke dalampembagian yang lebih terperinci berdasarkanherarkinya, yaitu (1) cognitive domain (ranahkognitif), yang berisi perilaku-perilaku yangmenekankan aspek intelektual, sepertipengetahuan, pengertian, dan keterampilanberpikir; (2) affective domain (ranah afektif)berisi perilaku-perilaku yang menekankanaspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,apresiasi, dan cara penyesuaian diri, dan (3)psychomotor domain (ranah psikomotor)berisi perilaku-perilaku yang menekankanaspek keterampilan motorik seperti tulisantangan, mengetik, berenang, dan mengope-rasikan mesin. Beberapa istilah lain yang jugamenggambarkan hal yang sama dengan ketigadomain tersebut di antaranya seperti yangdiungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:

cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenalistilah: penalaran, penghayatan, danpengamalan.

Bloom memimpin pengembangan ranahkognitif yang menghasilkan enam tingkatankognitif. Tingkatan paling sederhana adalahpengetahuan, berikutnya pemahaman,penerapan, analisis, sintesis dan penilaian yanglebih bersifat kompleks dan abstrak.Sedangkan ranah afektif yang berdasarkanpenghayatan dipimpin oleh W. Anderson danDavid R. Krathwohl, ranah psikomotorik yangberhubungan dengan gerakan refleks sederhanakegerakan syaraf dipimpin oleh Anita Harrow.

Ketiga ranah dalam taksonomi Bloomseperti digambarkan di atas bersifat liniersehingga sering kali menimbulkan kesulitan bagiguru dalam menempatkan konten (isi)pembelajaran. Akhirnya pada tahun 1990seorang murid Benjamin Bloom yang bernamaLorin W. Anderson dan David R. Krathwohlmelakukan penelitian dan mengasilkanperbaikan terhadap taksonomi Bloom, danrevisinya diterbitkan pada tahun 2001.Perbaikan yang dilakukan adalah mengubahtaksonomi Bloom dari kata benda (noun)menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukankarena taksonomi Bloom sesungguhnya adalahpenggambaran proses berpikir. Selain itu, jugadilakukan pergeseran urutan taksonomi yangmenggambarkan dari proses berfikir tingkatrendah (low order thinking) ke proses berpikirtingkat tinggi (high order thinking).

Jika diperhatikan perbedaan taksonomiBloom dan taksonomi Anderson akan tampakperubahan seperti: Taksonomi Bloom padaranah cognitive berisi tentang pengetahuan,pemahaman, penerapan, analisis, sintesis danpenilaian, sementara perbaikan taksonomiBloom menjadi: mengingat, memahami,menerapkan, menganalisis, menilai danmenciptakan.

Selama masih menggunakan kata benda,orientasi pembelajaran adalah pada produk,padahal belajar merupakan sebuah proses.

Page 5: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

35

Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukanproses berpikir, sehingga diperbaiki menjadimengingat yang menunjukkan proses palingrendah, sedangkan menciptakan merupakanproses berpikir tingkat paling tinggi. Ini sangatlogis karena orang baru bisa mencipta bila telahmampu menilai adanya kelebihan dankekurangan pada sesuatu dari berbagaipertimbangan dan pemikiran kritis. Kunciperubahan ini terutama terkait denganterminologi. Menurut Anderson dan Krathwohl,istilah knowledge, comprehension, appli-cation, dan selanjutnya tidak menggambarkanpenerapan hasil belajar.

Anderson dan Krathwohl mengusulkanpenggunaan berbentuk gerund, yaitu remembering (ingatan), understanding (pemahaman), applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) creation (penciptaan) dan seterusnya.Terminologi ini lebih cenderung menggam-barkan kompetensi secara spesifik.Istilah knowledge mewakili kata benda umumyaitu pengetahuan. Berbeda denganremembering yang bermakna ingatan. Kata inimemiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasildari proses belajar dengan kegiatan membaca,mendengar, melakukan dan sejenisnya.

Dalam skema terlihat perbedaan istilah danjenis. Selain itu, ada revisi susunan tingkatkompetensi dan ditambahkan satu istilah untukkompetensi kognitif tertinggi yaitu creation. W.Anderson dan David R. Krathwohl berasumsibahwa kemampuan menyintesis merupakankompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima kompetensi lainnya.Dengan alasan itu maka kompetensi tersebutdipindahkan di puncak piramida domainkognitif tetapi mengubah istilah diubahmenjadi creation (penciptaan). Modeltaksonomi Bloom merupakan salah satupengembangan teori kognitif, yang biasa dansering dikaitkan dengan persoalan dalam

merumuskan tujuan pembelajaran dan masalahstandar evaluasi atau pengukuran hasil belajarsebagai pengembangan kurikulum.

Pernyataan di atas identik dengan apa yangtersurat di dalam kitab Upanisad Utama,Radhakrisnan, (1989:143). Lebih lanjutdinyatakan seperti di bawah ini:

Pengetahuan logis yang diperoleh daripelajaran susastra dan pencerminan dariajarannya hanyalah pelajaran yang bersifat tidaklangsung. Dia bukanlah penangkapan langsungdari kenyataan. Pikiran haruslah lulus menjadiyang terealisir. Buah pikiran yang ada di dalamupanisad haruslah secara imajinatif dicamkandan direnungkan. Hal ini seharusnyadiperbolehkan untuk mengendap dalam dantertindih sebelum dia diciptakan kembali dalamhidup. Nididhyasana adalah proses di manakesadaran budhi dirubah menjadi yang vital.Kita melepaskan kebanggaan atas belajar danmemusatkan pikiran pada kebenaran.

Jika pernyataan di atas dikaitkan denganproses pembelajaran pendidikan agama Hindu,maka perubahan taksonomi Bloom sepertidigambarkan di atas perlu diadakan upayapenyesuaian terhadap taksonomi perubahanyang dihasilkan oleh Anderson. Hal ini bertolakdari asumsi bahwa sampai sejauh ini belum adasquen atau urutan secara herarki yang dapatdigunakan untuk mengukur perilaku kegamaanorang Hindu (khususnya para siswa Hindu).Sebagai contoh jika seseorang memilikipengetahuan bahwa kewajiban umat Hinduadalah melaksanakan persembahyangansebanyak tiga kali sehari, yaitu pagi, siang dansore yang dikenal dengan konsep puja trisandhya. Jika ditanyakan, mengapa pada jam(dauh) seperti pagi, siang dan sore harimelaksanakan tri sandhya? Ternyata tidaksemua siswa atau orang Hindu memahami haltersebut. Terlebih lagi bagaimana sikap perilakuyang benar di dalam melaksanakan puja trisandhya.

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 6: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

36 JURNAL PENJAMINAN MUTU

2.2 Dasar PemikiranSelama ini para guru menggunkan

taksonomi Bloom sebagai acuan dalampembelajaran. Bahkan ada guru yang tidakmemahami apa itu taksonomi, padahal 2001Lorin W. Anderson dan David R. Krthawohlsudah melakukan revisi terhadap taksonomiBloom seperti tabel berikut.

akan hakikat diri (12) tanggung jawab(13) memiliki pengetahuan (14) terampildalam berpikirRanah wacika (ranah perkataan)meliputi (1) terampil dalam berbicara (2)tidak berkata-kata kasar (3) tidakmencaci maki (4) tidak berbohong danmembual (5) tidak memfitnah (6) tidak

Pada saat ini telah berhasil dikembangkantaksonomi nilai berbasis tri kaya parisudha olehParmajaya, taksonomi tersebut diberi namaTaksonomi Tri Kaya parisudha. Taksonomidiharapkan bisa digunakan sebagai alat ukurpsikologis bagi para guru untuk mengukurtingkat sradha bhakti (keyakinan dankepercayaan) para siswa Hindu.

2.3 Deskripsi Materi Pendidikan AgamaHindu

2.3.1Ranah Manacika, berkaitan aspek-aspek intelektual dan ranah atau potensiberpikir/nalar terdiri dari : (1) Religius (2)Jujur (3) tidak Iri hati. (4) tidak curang(5) kasih sayang terhadap semuamakhluk (6) yakin terhadap hukumkarmaphala (7) tidak memikirkan milikorang lain (8) tidak berniat jahat (9)mampu mengendalikan diri (1) sadar

ingkar janji (7) lemah lembut dalamberkata-kata (8) pengendalian emosidalam berbicara (9) luwes dalamberbicara (10) santun dalam berbicaraRanah kayika atau ranah perbuatanmeliputi (1) tidak menyakiti (2) tidakmencuri (3) tidak berbuat jahat (4) tidakmembunuh tanpa alasan (5) Hadir tepatwaktu (6) etos kerja (7) terampil (8)sopan santun dalam pergaulan (9)menjadi panutan dalam berbuat (10)bertanggung jawab terhadap tugas (11)pengendalian diri dalam berbuat (12)rajin bekerja (13) tidak memperkosa dan(14) tidak berzina

2.3.2Pilar Pembelajaran/PendidikanPilar pembelajaran/pendidikan yang telahditetapkan oleh UNESCO disebutdengan empat pilar pembelajaran/

Tabel Perubahan Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krthawohl

COGNITIFKNOWLEDGE(K)

C1 C2 C3 C4 C5 C6

FAKTA (K1)KONSEP (K2)PROSEDURAL (K3)META KOGNITIF (K4)

Keterangan:C1 : mengingat (remember)C2 : memahami (understanding)C3 : mengaplikasikan (apply)

C4 : menganalisis (analyze)C5 : mengevaluasi (evaluate)C6 : mencipta (creatie)

Page 7: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

37

pendidikan juga menjadi acuan dalampembelajaran pendidikan agama Hinduadalah (1) Learning to know (belajarmengetahui) pendidikan padahakikatnya merupakan usaha untukmencari agar mengetahui informasi yangdibutuhkan dan berguna bagi kehidupan.Belajar untuk mengetahui (learning toknow) dalam prosesnya tidak sekadarmengetahui apa yang bermakna, tetapijuga sekaligus mengetahui apa yang tidakbermanfaat bagi kehidupan. (2)Learning to do (belajar melakukansesuatu) pendidikan juga merupakanproses belajar untuk bisa melakukansesuatu (learning to do). Proses belajaruntuk menghasilkan perubahan dalamranah kognitif, peningkatan kompetensi,serta pemilihan dan penerimaan secarasadar terhadap nilai, sikap, penghargaan,perasaan, serta kemauan untuk berbuatatau merespons suatu stimulus. (3)Learning to be (belajar menjadisesuatu) penguasaan pengetahuan danketerampilan merupakan bagian dariproses menjadikan diri sendiri (learningto be). Menjadi diri sendiri diartikansebagai proses pemahaman terhadapkebutuhan dan jati diri. Belajarberperilaku sesuai dengan norma dankaidah yang berlaku di masyarakat danbelajar menjadi orang yang berhasilsesungguhnya merupakan prosespencapaian aktualisasi diri. (4)Learning to live together (belajarhidup bersama) kebiasaan hidupbersama, saling menghargai, terbuka,

memberi dan menerima merupakankewajiban umat manusia dengan cirisebagai makhluk individu dan makhluksosial. Kebiasaan hidup bersama(menyama braya), sagalak, sagilik,salunglung sabayantaka merupakanfilosofi/prinsip hidup kebersamaan orangHindu (Bali khususnya), perlu dipupukdan dikembangkan baik di lingkungankeluarga, di sekolah maupun hidupbermasyarakat. Dalam kaitan belajaragama hindu perlu ditambahkan (5)Learning to Believe and Convincethe Almighty God (Belajar untukBeriman dan Bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa). belajar untukberiman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa merupakan suatu prosesbelajar yang terkait dengan sradhabhakti (ideologi/doktrin/kepercayaan)yang telah digunakan sebagai dasarpengembangan taksonomi berbasis trikaya parisudha. Dalam hal ini gurupendidikan agama Hindu agarmenggunakan cara-cara ilmiah di dalammengajarkan materi pendidikan agamaHindu kepada para siswanya. Dengancara-cara ilmiah, serta menghindari cara-cara yang konvensional dan tradisional(gugon tuwon), maka para siswa akanlebih mudah menerima dan meyakiniajaran agama Hindu. Hal ini disebabkanoleh karena belajar agama Hindu tidakmesti dengan cara-cara spiritual.Berdasarkan penjelasan di atas berikutdisajikan tabel taksonomi Tri KayaParisudha seperti berikut.

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 8: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

38 JURNAL PENJAMINAN MUTU

Page 9: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

39Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 10: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

40 JURNAL PENJAMINAN MUTU

Penjelasan TabelPertama; dirumuskan ranah tri kaya

parisudha yang dijabarkan atas dasar dimensikonsep karmaphata sepuluh jumlahnya terdiridari tiga perilaku berdasarkan atas pikiran yangsuci, baik dan benar, empat perilakuberdasarkan atas perkataan yang suci baik danbenar, dan tiga perilaku berdasarkan atasperbuatan yang suci, baik dan benar. Daridimensi karmaphata kemudian dikembangkanke dalam bentuk aspek Sradha Bhakti(doktrin/ideologi/keyakinan), ritual atauperibadatan knowledge atau pengetahuanpemahaman, relasi, etik atau pengalaman(praktek keagamaan), dengan indikator yakinterhadap ajaran panca sradha. Berdasarkanpengembangan ranah, dimensi, aspek danindikator yang telah ditetapkan, maka temuandijabarkan sebagai berikut (1) dapatdirumuskan model taksonomi nilai berbasis trikaya parisudha diberi nama Taksonomi Tri

Kaya Parisudha, (2) model taksonomi nilaiberbasis tri kaya parisudha sangat penting bagidunia pendidikan Hindu, terutama bagi guru dansiswa Hindu, dalam melaksanakan tugas belajardan pembelajaran pendidikan agama Hindu.Oleh sebab itu peneliti mempertahankan polapikir, berangkat dari taksonomi Bloom hasilrevisi Lorin W Anderson dan DavidKrathawohl, (3) memudahkan bagi para gurudi dalam melaksanakan evaluasi belajar bagipara siswanya, dan (4) lebih meningkatkankeyakinan dan kepercayaan (sradha bhakti)para siswa Hindu khususnya dan umat Hinduumumnya, di dalam menjalani kehidupanberagama di lingkunagan keluarga, sekolah dandi masyarakat.

Jika dilihat hubungan antara taksonomi TriKaya parisudha dengan taksonomi Bloom hasilpengembangan Anderson dan Krathawohl,maka dapat dilihat hubungan seperti berikut.

Tabel Hubungan dan Hasil Pengembangan Taksonomi NilaiBerbasis Tri Kaya Parisudha

Keterangan:1. Pada ranah manacika bisa menyentuh

ranah kognitif dan afektif2. Pada ranah psikomotor bisa menyentuh

ranah wacika dan kayika parisudha.

Dari hubungan antara Taksonomi Bloomhasil revisi Anderson dan Krathawohl dantaksonomi tri kaya parisudha di atas, makadapat dijelaskan bahwa ranah taksonomi Bloompada ranah kognitif, berisi pengetahuan yang

Page 11: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

41

sifatnya umum dan tanpa nilai (bebas nilai).Artinya, dalam ranah taksonomi Bloom padaranah pengetahuan berisikan semuapengetahuan yang sifatnya umum dan bebasnilai, berupa pengetahuan yang baik, ataupengetahuan yang tidak baik. Namun padataksonomi hasil pengembangan, yaitu modeltaksonomi nilai berbasis tri kaya parisudha,semua pengetahuan sarat nilai. Dengandemikian tiap-tiap ranah yaitu manacika,wacika dan kayika parisudha, sarat dengannilai-nilai yang baik, karena di dalamnyamengajarkan manusia untuk selalu berpikir,berkata-kata, serta berbuat sesuai dengannorma agama. Dengan demikian, maka hasilpengembangan model taksonomi nilai berbasistri kaya parisudha diasumsikan dapat dijadikanpedoman untuk berpikir yang baik dan benar,berkata-kata yang baik dan benar, berbuatyang baik dan benar. Di bawah ini digambarkanperbandingan taksonomi Bloom dan taksonomitri kaya parisudha seperti berikut.

Gambar Perbandingan Antara Ranahpada Taksonomi Bloom dengan Ranah

Taksonomi Tri Kaya Parisudha

Keterangan:1. Lingkaran abu-abu menunjukkan ranah

kognitif versi Bloom, yang penuh denganberbagai pengetahuan yang bebas nilai

2. Lingkaran warna biru menunjukkan ranahwacika parisudha

3. Lingkaran warna oranye menunjukkanranah kayika parisudha, dan

4. Lingkaran warna ungu menunjukkan ranahmanacika parisudha, yang ketiganyasarat dengan nilai.

Konsep ajaran tri kaya parisudha yangsarat dengan nilai di atas nantinya dapatdijadikan dasar untuk menanamkan pendidikankarakter kepada para siswa, terutama terhadapnilai-nilai etika dan moral yang terkandung didalam konsep ajaran tri kaya parisudha. Halini sejalan dengan pendapat Tirtarahardja,(2005:7) bahwa moral adalah yang sinkrondengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi manusia, sebagai manusiamerupakan moral yang baik atau moral yangtinggi (luhur). Sebaliknya perbuatan yang tidaksinkron dengan kata hati yang tajam ataupunmerupakan realisasi dari kata hati yang tumpuldisebut moral yang buruk atau moral yangrendah (asor) atau lazim dikatakan tidakbermoral. Seseorang dikatakan bermoral tinggikarena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yangtinggi, serta segenap perbuatannya merupakanperagaan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut.Moral bertalian erat dengan keputusan katahati, yang dalam hal ini bertalian erat dengannilai-nilai, maka sesungguhnya moral itu adalahnilai-nilai kemanusiaan

Berdasarkan uraian di atas, makadiharapkan para guru pendidikan agama Hinduuntuk bisa mengajar dengan berpedoman padataksonomi tri kaya parisudha, sehinggapendidikan Hindu bisa berkembang danbersaing di dunia pendidikan global.

III. SIMPULANBerdasarkan penjelasan pada latar

belakang dan pembahasan di atas, dapatdisimpulkan hal sebagai berikut (1) perludipedomani taksonomi tri kaya parisudha dalamproses pembelajaran pendidikan agama Hindusebagai alat ukur psuikologid di dalammengukur tingkat sradha bhakti (keyakinan dan

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya

Page 12: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

42 JURNAL PENJAMINAN MUTU

kepercayaan para siswa Hindu, (2) taksonomitri kaya parisudha dapat digunakan sebagaidasar untuk memudahkan bagi guru di dalammenentukan konten (isi) pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Akker, J. van den 1999. Principles andMethods of Development Research. J.van den Akker..

Ammon, Ursula. 2005, Delphi-Befragung.Quantitative Organisationsforschung.Qualitative-Research.net, Online-Portal fürqualitative Sozialforschung, FreieUniversität Berlin.

Anderson, Lorin W. Krathwohl, D. R. 2001.Taxonomy for Learning Teaching andAssessing, New York SanfransiscoBoston: Logman

Borg and Gall, 1983. Educational Research,An Introduction. New York and London:Longman Inc.

Borg, W.R. and Gall, M.D. 2003. EducationalResearch: An Introduction 4th Edition.London: Longman

Chapman, M.1. 1986. The Structure ofExchanger; Piageta SociologicalTheory, Human Developmaent,29,181—194.

Dantes, Nyoman. 2014. LandasanPendidikan Tinjauan dari DimensiMakropaedagogis, Singaraja: Undiksha.

Dick, Walter, Carey Lou dan James O. Carey.2005. The SystemicThesign OfIntruction, Boston: Pearson.

Fraenkel, J.R. 1981. Helping Students Thinkand Value: Strategies for Teaching theSocial Studies. Second Edition. NewJersey: Prentice-Hall, Inc.

Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, dan WalterR. Borg. 1989. EducationalResearch An

Introduction (4th ed.). New York :Pearson Education, Inc.

Gay, L.R. 1991, Educational Evaluation andMeasurement: Com-petencies forAnalysis and Application. Secondedition. New York: Macmillan PublishingCompan.

Gendler, Margaret E. 1992. Learning &Instruction; Theory Into Practice. NewYork: McMillan Publishing.

Hers, Richard H. et al. 1980. Model of MoralEducation: An Appraisal. New York:Longman Inc.

Hooper, ML. 1994. The Efects of Hight andLow Level Cognitive and LiteracyLanguage Arts Tasks on Motivation andLearning in Multiability MulticulturalClassroom. Devplopment Studies:Learning and Intruction, 4(3), 233-251).

Hoover, Dempsey, K.V. Battiato, C. Walker.2001. Parental Involverment In HomeWork. Educational Psycology. 36,196.209.

Hurlock, Elizaberth, 1980. DevelopmentPsychology a Kite-Span Approach. Alihbahasa oleh Istiwidayanti:PsikologiPerkembangan:Suatu PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan (edV),Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lickona, Thomas. 199.1 Educating forCharacter. How Our School can TeachRespect and Responsibility. New York:Bantam Books.

Lickona, Thomas. 2004 Character Matters.How To Help Our Children DevelopGood Judgment, Integrity, and OtherEssencial Vir tues. New York: BantamBooks.

Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl,2001, Taxonomy Learning, Teaching,

Page 13: PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA …

43

and Assessing, Longman, New York

Plomp, Tj. 1994. Educational Design:Introduction. From Tjeerd Plomp(eds). Educational &Training SystemDesign: Introduction. Design ofEducation and Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma.Netherland. Faculty of EducationalScience andTechnology, University ofTwente

Pohl, M. (2000). Learning to Think, Thinkingto Learn: Models and Strategies toDevelop a Classroom Culture ofThinking. Cheltenham, Vic.: HawkerBrownlow.

Richey, Rita C. J. D. K., Wayne A. Nelson.2009, Developmental Research : Studiesof Instructional Design andDevelopment.

Santrock, John,W. 2007. PsikologiPendidikan, Dallas: University of Texas.

Sunarto, H. Agung Hartono, 2006.Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:Rineka Cipta.

Suparno, Paul. 1997. .Filsafat Konstruk-tivisme dalam Pendidikan, Terjemahan,Yogyakarta: Kanisius

Suparno, Paul. 2001. Teori PerkembanganKognitif Piaget.J. Terjemahan,Yogyakarta: Kanisius.

Suprayoga dan Tabroni. 2001. MetodologiPenelitian Sosial Agama. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Tashakkori, A. & Teddlie, C. 2010. MixedMethodologi MengombinasikanPendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Penyusun, 2013. Kurikulum 2013,Jakarta:Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo,2005.Pengantar Pendidikan, Jakarta:Pt.Asdi mahasatya.

Titib, I Made, Sapariani Ni Ketut, 2006.Keutamaan Manusia dan PendidikanBudhi Pekerti, Surabaya: Paramita.

Titib, I Made, 2011. Bahan Ajar Veda,Surabaya: Paramita

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadudalam Teori dan Praktek. Surabaya:Pustaka Ilmu

Trianto. 2007. Model Pembelajaean InovatifBerorientasi Konstrutivistik. Surabaya:Pustaka Ilmu

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Fokusmedia.

UNESCO United Nations for Education,Scientific and Cultural Organization].(1996). InternationalCommision onEducation for the Twenty First Century.Bangkok, Thailand: UNESCO.

Vidhurdhammabhorn, Bhikku, 1993. KitabSuci Dhammapada, Jakarta: YayasanDhammadipa Arama.

Wasim, Alef Theria. 2005. Kajian danPenelitian Agama, Yogyakarta: Day-dayBunga.

LONTAR:

Lontar Tri Kaya Parisudha/Resi Sesana,Denpasar: Unit Pelaksanaan DokumentasiKebudayaan Bali.

Tutur Kumara Tattwa; Lontar KoleksiGedong Kirtya Singaraja

Peningkatan kualitas dan Mutu Pendidikan Agama HinduMelalui Pemahaman Taksonomi Tri Kaya Parisuda | I Putu Gede Parmajaya