PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN...

329
PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: MASRUROH NIM: 1403056082 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

description

SKRIPSI MASRUROH UIN WALISONGO 2018 PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA

BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI

TRIGONOMETRI KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

MASRUROH

NIM: 1403056082

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

ii

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

iii

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

v

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

vi

ABSTRAK

Judul : Pengembangan Modul Matematika Berbasis Unity Of Sciences dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMRI) untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Peserta Didik pada Materi Trigonometri Kelas X

Peneliti : Masruroh

NIM : 1403056082

Penelitian ini didasarkan pada masalah sumber belajar peserta didik yang belum sesuai denag kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran matematika di sekolah, dikotomi ilmu antara ilmu agama dengan ilmu sains dan matematika dan rendahnya kemampuan koneksi matematika peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan modul matematika berbasis unity of sciences dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika peserta didik kelas MAS Simbang Kulon Pekalongan pada materi trigonometri kelas X. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model ADDIE terdiri dari analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Tahap analysis meliputi analisis kurikulum, analisis kebutuhan peserta didik, analisis materi. Tahap desaign meliputi penyusunan kerangka dan tampilan modul serta instrumen evaluasi modul. Tahap development meliputi penyusunan modul dan validasi modul. Tahap implementation meliputi pretest, uji coba modul disekolah, posttest. Tahap evaluation meliputi penilaian modul oleh validator ahli; guru; teman sejawat dan peserta didik, analisis pretest dan analisis posttest.

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

vii

Produk penelitian ini berupa modul matematika berbasis unity of sciences dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kevalidan modul termasuk dalam kategori valid. Keempat validator menyatakan bahwa modul layak digunakan dengan revisi sesuai saran. Rata-rata skor yang didapatkan dari ketiga validator yaitu 84,6% yang termasuk kategori valid. (2) Kepraktisan modul termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata angket guru 4, 14 dan skor rata-rata angket peserta didik 4, 05. (3) keefektifan modul yang dikembangkan diperoleh skor gain 3,6 yang termasuk dalam kategori sedang. Keefektifan tersebut menunjukkan bahwa modul matematika yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika peserta didik kelas eksperimen.

Kata kunci: Modul, unity of sciences, PMRI, kemampuan koneksi matematika.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq, dan

rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengembangan Modul Matematika Berbasis

Unity of Sciences dengan Pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Kemampuan

Koneksi Matematika Peserta Didik pada Materi Trigonometri

Kelas X” dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya semoga mendapatkan syafaat

mereka di hari kiamat nanti. Dalam kesempatan ini,

perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang terkait yang telah membantu, baik dalam

penelitian maupun dalam penyusunan skripsi. Ucapan

terimakasih peneliti sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo

Semarang, Bapak Dr. H. Ruswan, M. A

2. Pembimbing Bapak Budi Cahyono, S.Pd., M.Si dan Ibu

Sri Isnani Setiyaningsih, S.Ag., M. Hum atas segala

bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi

3. Dosen wali Ibu Emy Siswanah, M.Sc yang telah

membimbing peneliti selama menuntut ilmu di UIN

Walisongo Semarang

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

ix

4. Segenap dosen jurusan Pendidikan Matematika yang

telah mengajarkan banyak hal selama peneliti

menempuh studi di FST

5. Kepala sekolah MAS Simbang Kulon Bapak KH. Dr.

Muslikh Kudhori, M.Si yang telah memberikan izin

melakukan penelitian

6. Guru pelajaran matematika MAS Simbang Kulon

Bapak H. Saifuddin, S.H., , S.Pd., M.S.I yang telah

memberikan izin dan membimbing peneliti selama

penelitian

7. Guru, karyawan, dan peserta didik MAS Simbang

Kulon yang telah memberikan izin melakukan

penelitian sehingga memberi kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi

8. Bapak Masrukhan dan Ibu Lailatul Mifroh tercinta

yang selalu memberikan pengorbanan dan kasih

sayang dengan ketulusan dan keikhlasan doa sehingga

peneliti bisa menyelesaikan skripsi

9. Miftahus Sa’adah, M. Saifullah Amin dan M. Nafi’udin

adek-adek yang selalu memberikan keceriaan dan

semangat

10. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA dan Ibu Ny. Hj. Fenty

Hidayah yang telah membimbing dan menasehati

selama di Ma’had Al Jami’ah Walisongo

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

x

11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat

kepada peneliti

12. Teman seperjuangan Pendidikan Matematika 2014 C

yang senantiasa memberikan semangat kepada

peneliti

13. Teman KKN-MIT posko 26 al barokah Cepoko Gunung

Pati

14. Santri Ma’had Al Jami’ah Walisongo khususnya santri

angkatan 2014 yang senantiasa memberikan

semangat kepada peneliti

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu,

tetapi kontribusi kalian sangat berharga buat peneliti

Kepada mereka semua, peneliti mengucapkan

“Jazakumullah khairan katsiran”. Semoga amal baik dan jasa-

jasanya diberikan oleh Allah SWT sebagai balasan yang

sebaik-baiknya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat

peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Semarang, 30 Juli 2018

Peneliti,

Masruroh

NIM: 1403056082

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ ii

PENGESAHAN ..................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ........................................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................. xi

DAFAR TABEL ............................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................... 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 11 D. Spesifikasi Produk ....................................................... 13 E. Asumsi Pengembangan .............................................. 14

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ..................................................................... 16 1. Modul ......................................................................... 16 2. Unity of Sciences ....................................................... 23 3. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) ........................................................................ 29 4. Kemampuan Koneksi Matematika ................. 34

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xii

5. Materi Trigonometri ........................................... 36 B. Kajian Pustaka ............................................................... 41 C. Kerangka Berpikir ....................................................... 43

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 45 B. Prosedur Pengembangan .................................................. 46 C. Subjek Penelitian ................................................................. 50 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 51 E. Teknik Analisis Data .......................................................... 53

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data ....................................................................... 74 B. Hasil Penelitian ..................................................................... 75 C. Analisis Data .......................................................................... 95 D. Pembahasan .......................................................................... 118 E. Keterbatasan Penilitian .................................................... 122

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 123 B. Saran ......................................................................................... 124

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2. 1 Kompetensi Dasar 37

Tabel 2. 2 Nilai perbandingan trigonometri 38

sudut istimewa

Tabel 3.1 Design Penelitian Pretest-Posttest 47

Group Control Design

Tabel 3. 2 Kriteria kevalidan modul 52

Tabel 3. 3 Pedoman Penyekoran Angket 54

Tanggapan Peserta Didik

Tabel 3. 4 Konversi Data Kuantitatif ke 55

Kualitataif Skala Lima

Tabel 3. 5 Kriteria Hasil Angket Respon 56

Peserta Didik

Tabel 3. 6 Kriteria Tingkat Kesukaran 65

Tabel 3. 7 Indeks Daya Beda 66

Tabel 3. 8 Interpretasi Indeks Gain 73

Tabel 4. 1 Kompetensi Dasar 77

Tabel 4. 2 Hasil Validasi Modul 92

Tabel 4. 3 Komentar dan Saran dari Validator 92

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pretest 98

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Uji Coba 98

Posttest

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Butir Soal Posttest 98

Tabel 4. 7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal 100

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xiv

Pretest

Tabel 4. 8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal 101

Uji Coba Posttest

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal 102

Posttest

Tabel 4. 10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pretest 103

Tabel 4. 11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba 103

Posttest

Tabel 4. 12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Posttest 104

Tabel 4. 13 Hasil Normalitas Data Tahap Awal 106

Tabel 4. 14 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal 107

Tabel 4. 15 Hasil Perhitungan Uji-t Kesamaan 109

Rata-rata

Tabel 4. 16 Hasil Normalitas Data Tahap Akhir 111

Tabel 4. 17 Uji Homogenitas Tahap Akhir 112

Tabel 4. 18 Hasil Perhitungan Uji-t 115

Tabel 4. 19 Interpretasi indeks gain 116

Tabel 4. 20 Hasil Penghitungan Gain 117

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2. 1 Segitiga siku-siku 38

Gambar 2. 2 Kerangka berpikir 45

Gambar 4.1 Sampul Modul 80

Gambar 4. 2 Sebelum Revisi 92

Gambar 4. 3 Setelah Revisi 92

Gambar 4. 4 Sebelum Revisi 92

Gambar 4. 5 Setelah Revisi 92

Gambar 4. 6 Sebelum Revisi 93

Gambar 4. 7 Setelah Revisi 93

Gambar 4. 8 Sebelum Revisi 93

Gambar 4. 9 Setelah Revisi 91

Gambar 4. 10 Hasil pretes 105

Gambar 4. 11 Kurva kesamaan rata-rata 109

Gambar 4. 12 Hasil posttest 110

Gambar 4. 13 Kurva perbedaan rata-rata 115

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara dan Hasil Wawancara

Lampiran 2 Kisi-Kisi Analisis Kebutuhan Peserta Didik dan

Hasil Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Lampiran 3 Instrumen Validasi

Lampiran 4 Rubrik Instrumen Validasi

Lampiran 5 Hasil Validasi

Lampiran 6 Instrumen Kepraktisan

Lampiran 7 Hasil Kepraktisan

Lampiran 8 Daftar Nama Peserta Didik Kelas X MIA

Lampiran 9 Hasil Uji Coba Soal

Lampiran 10 Kisi-Kisi dan Pedoman Pensekoran soal Pre-

Test

Lampiran 11 Soal Pre-Test

Lampiran 12 Daftar Nilai Pre-Test

Lampiran 13 Uji Normalitas Tahap Awal

Lampiran 14 Uji Homogenitas Tahap Awal

Lampiran 15 Uji Kesamaan Rata-rata

Lampiran 16 Uji Normalitas

Lampiran 17 Soal Uji Coba

Lampiran 18 Analisis Instrumen Soal Uji Coba

Lampiran 19 Kisi-Kisi dan Pedoman Pensekoran soal Post-

Test

Lampiran 20 Soal Post-Test

Lampiran 21 Daftar Nilai Post-Test

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

xvii

Lampiran 22 Uji Normalitas Tahap Akhir

Lampiran 23 Uji Homogenitas Tahap Akhir

Lampiran 24 Uji Perbedaan Rata-rata

Lampiran 25 Uji Gain

Lampiran 26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 27 Hasil Uji Laboratorium Matematika

Lampiran 28 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 29 Lembar Jawab Peserta Didik

Lampiran 30 Dokumentasi

Lampiran 31 Modul Matematika berbasis Unity of Sciences

dengan Pendekatan PMRI

Lampiran 32 Riwayat Hidup

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar sesuai

dengan kebutuhan dan minatnya (Cahyono, 2012: 05).

KTSP (2006) yang disempurnakan pada kurikulum

2013 tujuan pembelajaran matematika yaitu:

memeahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah, menggunakan penalaran

pada poladan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataa matematika.

(Sumarmo, 2014: 07). Berdasarkan uraian tersebut,

salah satu dari tujuan pembelajaran matematika yaitu

peserta didik harus mempunyai kemampuan koneksi

matematika untuk mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran matematika.

Menurut Susanti (2012: 292) koneksi matematika

merupakan jembatan dimana pengetahuan

sebelumnya atau pengetahuan baru digunakan untuk

membangun atau memperkuat pemahaman tentang

hubungan antara atau diantara ide-ide matematika,

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

2

konsep, alur dan representasi. Menurut Saminanto

(2017: 25) indikator kemampuan koneksi matematika

yaitu Koneksi inter konsep matematika yang

mengkaitkan antar konsep atau prinsip dalam satu

topik yang sama, koneksi antar konsep matematika

yang mengkaitkan antara konsep dalam materi

tertentu dengan materi lainnya, koneksi dengan

bidang lain yang mengaitkan antara konsep

matematika dengan konsep ilmu lain selain

matematika dan koneksi dengan kehidupan sehari-

hari yang mengaitkan konsep matematika dengan

kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi

matematika menjadi sangat penting karena akan

membantu penguasaan pemahaman konsep yang

bermakna dan membantu menyelesaiakan tugas

pemecahan masalah melalui keterkaitan antarkonsep

matematika dan antara konsep matematika dengan

konsep disiplin ilmu lain. Apabila kemampuan koneksi

matematika peserta didik kurang maka peserta didik

akan mengalami kesulitan dalam memecahkan suatu

permasalahan yang mempunyai keterkaitan dengan

konsep maupun materi sebelumnya. Peserta didik

yang mempunyai kemampuan koneksi matematika

yang baik akan mampu untuk melakukan proses

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

3

asimilasi mental yang membentuk sambungan baru

antara pengetahuan yang ada dengan mengakomodasi

atau reorganisasi skema lama untuk mengatasi

gangguan dalam struktur pengetahuan mereka untuk

memperbaiki kesalahpahaman. (Susanti, 2012: 295)

MAS Simbang Kulon adalah lembaga pendidikan

yang sederajat SMA yang terletak di Desa Simbang

Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.

MAS Simbang Kulon memiliki tiga program studi yaitu

Ilmu Agama (Putra), Matematika dan Ilmu Alam

(Putra dan Putri), Ilmu-Ilmu Sosial (Putra dan Putri)

MAS Simbang Kulon memiliki dua gedung sekolah

yang terpisah yaitu gedung MAS Simbang Kulon Putra

yang memiliki dua belas kelas dan gedung MAS

Simbang Kulon Putra yang memiliki lima belas kelas.

Berdasarkan hasil tes uji kemampuan koneksi

matematika peserta didik di kelas X MAS Simbang

Kulon Putri pada materi trigonometri menunjukkan

bahwa kemampuan koneksi peserta didik masih

kurang. Peserta didik kesulitan dalam memahami

representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau

prosedur matematika, mengaitkan antara konsep

materi dengan materi lain, mengaitkan matematika

dengan kehidupan sehari-hari, dan mengaitkan

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

4

matematika dengan ilmu lain. Hal tersebut juga

dikatakan oleh guru matematika kelas X MAS Simbang

Kulon Bapak Saifuddin bahwa pada pembelajaran

matematika peserta didik mengalami kesulitan-

kesulitan dalam memahami representasi ekuivalen

suatu konsep, proses, atau prosedur matematika,

mengaitkan antara konsep materi dengan materi lain,

mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-

hari, dan mengaitkan matematika dengan ilmu lain.

Beliau juga mengatakan bahwa terdapat beberapa

materi yang belum dicantumkan dalam bahan ajar

cetak yang tersedia sehingga peserta didik kelas X

belum mempunyai bahan ajar cetak pokok. Jadi, guru

membuat rangkuman materi terlebih dahulu sebelum

mengajar. Khusus untuk bahan ajar yang berupa

bahan cetak seperti modul di MAS Simbang kulon

juga belum digunakan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan berdasarkan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi

(SI) yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 20

dan 21 tahun 2016 mengisyaratkan bahwa

pembelajaran yang sebelumnya menjadikan guru

sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi

belajar berbasis aneka sumber belajar. Guru

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

5

diharapkan mengembangkan materi pembelajaran,

yang kemudian dipertegas malalui Permendikbud

Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses antara

lain pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik. Salah satu elemen dalam RPP adalah

sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa modul,

buku, alat elektronik, alam sekitar, atau sumber

belajar lain yang relevan.

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan

tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri

tanpa atau dengan bimbingan guru (Depdiknas,

2008). Pembelajaran modul menerapkan strategi

belajar peserta didik aktif, karena dalam proses

pembelajarannya, peserta didik tidak lagi berperan

sebagai pendengar dan mencatat ceramah guru, tetapi

mereka adalah pelajar aktif, meskipun pada

prinsipnya modul bersifat individual namun pada saat

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

6

tertentu atau tugas-tugas peserta didik dituntut untuk

bekerja sama dalam kelompok. Berdasarkan hasil

angket analisis kebutuhan peserta didik kelas X MAS

Simbang Kulon Putri diperoleh data 60% peserta

didik tidak menyukai matematika dan 81%

menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran

yang sulit serta pembelajaran matematika di sekolah

menggunakan bahan ajar cetak yang berupa LKS yang

hanya berisi ringkasan materi, contoh soal dan

latihan-latihan soal dan belum dikaitkan dengan

objek-objek atau kejadian-kejadian nyata yang akrab

dengan peserta didik. Oleh karena itu, perlu disusun

dan dikembangkan bahan ajar yang berkualitas

menurut kriteria tertentu. Dengan demikian

pengembangan modul sebagai sumber belajar sangat

mendukung dalam pembelajaran matematika.

MAS Simbang Kulon adalah salah satu sekolah di

kabupaten Pekalongan yang sudah menerapkan

kurikulum 2013 dan memadukan dengan kurikulum

khasnya yang masih melestarikan mata pelajaran

yang bersumber dari kitab karangan ulama’ salaf

sampai sekarang. Sehingga seringkali peserta didik

menganggap bahwa mempelajari ilmu agama jauh

lebih penting dan tidak mengganggap penting dalam

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

7

mempelajari ilmu umum. Matematika sebagai bagian

dari sains, ilmu umum yang sering dikatakan tidak

mempunyai kaitan dengan agama. Anggapan ini

sering disebut dengan dengan dikotomi ilmu. Padahal

baik ilmu agama atau ilmu umum, pada dasarnya

adalah satu kesatuan yang berasal dari dan

bermuara pada Allah melalui wahyu-Nya. Maka dari

itu diperlukan wahdat al ‘ulum atau unity of sciences

agar ilmu-ilmu itu terpadu dan saling melengkapi. Jika

setiap ilmu berlandaskan agama maka manusia tidak

akan melupakan tujuan utama dari ilmu, yaitu untuk

keadilan dan kesejahteraan manusia bersama, bukan

untuk kesejahtraan diri sendiri. Oleh karena itu, perlu

disusun dan dikembangkan bahan ajar yang berbasis

unity of sciences agar ilmu-ilmu tersebut terpadu dan

saling melengkapi dan diharapkan dapat

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Allah SWT

berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 9:

قل أمن هو قانت آنء الليل ساجدا وقائما يذر الخرة وي رجو رحة رب ه

ر أولوا األاا هل يستوي الذين ي علمون والذين ل ي علمون إن -٩ ا ي تذ

Artinya: “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

8

orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. Quraisy Sihab (2006: 196-197) dalam tafsir Al

Misbah menafsirkan kata ( يعلمون ) sama halnya

dengan ilmu pengetahuan, maksudnya adalah

pengetahuan yang bermanfaat, yang menjadikan

seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu

menyesuaikan diri dan amalnya dengan pengetahuan

itu. Kata ( يتذكرون ) berasal dari kata ( ذ ك ر ) yakni

pelajaran atau peringatan dan sebagian orang yang

mengetahui dan tidak mengetahui tidaklah sama

kedudukannya di dunia maupun di akhirat, dihadapan

manusia maupun dihadapan Allah. Maka dari itu

sebagai seorang muslim yang berilmu hendaknya

selain mengetahui juga saling memberitahu antar

sesama agar dapat meningkatkan kualitas ketaqwaan.

Trigonometri merupakan salah satu materi yang

diajarkan pada peserta didik kelas X SMA/MA.

Dalam kehidupan sehari-hari trigonometri dapat

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan

menentukan ketinggian suatu benda, bidang navigasi,

ketinggian gelombang air laut, ilmu falak dan lain lain.

Peserta didik akan lebih mudah memahami konsep

yang dipelajari dan memberikan motivasi kepada

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

9

peserta didik untuk belajar matematika serta

mendapatkan kebermaknaan dalam pembelajarannya.

Apabila peserta didik dibimbing untuk memahami

konsep trigonometri dengan permasalahan sehari-

hari atau permasalahan yang nyata dalam pikiran

peserta didik. Salah satu pendekatan pembelajaran

yang menggunakan permasalahan nyata dari

kehidupan sehari-hari sebagai titik awal

pembelajaran untuk menunjukkan matematika

sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari

peserta didik dikenal dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Penggunaan

pendekatan PMRI akan mendukung peserta didik

untuk mengaitkan matematika dengan permasalahan

matematika disekitar peserta didik sehingga akan

membantu peningkatan kemampuan koneksi

matematika.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya

suatu perubahan dalam pembelajaran matematika.

Salah satu upaya untuk mengenalkan unity of siences

dalam pembelajaran matematika dan menghadirkan

realistik matematika yaitu dengan pendekatan PMRI

di dalam modul matematika berbasis unity of sciences

materi trigonometri kelas X. Sebelumnya bahan ajar

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

10

yang digunakan oleh peserta didik yang berupa LKS

tidak terdapat unity of sciences dan keterkaitan

dengan kehidupan sehari-harinya masih kurang. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “Pengembangan Modul

Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Kemampuan

Koneksi Matematika Peserta Didik pada Materi

Trigonometri Kelas X”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kevalidan modul matematika berbasis

unity of sciences dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematika

peserta didik pada materi trigonometri kelas X?

2. Bagaimana kepraktisan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

untuk meningkatkan kemampuan koneksi

matematika peserta didik pada materi trigonometri

kelas X?

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

11

3. Bagaimana keefektivan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

untuk meningkatkan kemampuan koneksi

matematika peserta didik pada materi trigonometri

kelas X?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kevalidan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik pada materi

trigonometri kelas X.

b. Mengetahui kepraktisan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik pada materi

trigonometri kelas X.

c. Mengetahui keefektivan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

12

(PMRI) untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik pada materi

trigonometri kelas X.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dan hendak dicapai

dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik

Dengan adanya modul ini dapat

mengenalkan unity of sciences dalam

pembelajaran matematika dan membuat

peserta didik lebih mudah memahami materi

trigonometri melalui pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

b. Bagi pendidik

Dengan adanya modul ini dapat

menjadi salah satu alternatif bahan

penunjang pembelajaran untuk belajar

matematika serta memberi informasi dan

wawasan baru dalam pembelajaran dan

mendorong kreativitas untuk

mengembangkan sarana pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan peserta didik

dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

13

Memberikan sumbangan yang berarti

dalam rangka memperbaiki proses

pembelajaran matematika khususnya bagi

tempat penelitian dan sekolah lain pada

umumnya.

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai

pengembangan modul matematika dan

kemudian dapat dijadikan acuan

mengembangkan modul matematika untuk

kelas maupun jenjang pendidikan yang lain.

D. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk media modul matematika adalah

sebagai berikut:

1) Modul matematika berisi materi trigonometri yang

berbasis unity of sciences dengan strategi

spiritualsilasasi nilai-nilai keislaman.

2) Modul matematika berisi materi trigonometri

dengan pendekatan PMRI

3) Modul matematika terdiri dari materi. gambar,

contoh soal, latihan soal, evaluasi dan adanya

informasi mengenai hal-hal dalam kehidupan yang

berkaitan dengan materi, serta adanya tambahan

muatan spiritual melalui beberapa referensi

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

14

mengenai teladan ayat-ayat al-Qur’an yang

menampilkan dimensi sains al-Qur’an.

E. Asumsi Pengembangan

Pengembangan modul matematika ini didasarkan pada

asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Modul matematika berisi materi trigonometri yang

dikaitkan dengan unity of sciences dengan

menggunakan salah satu strateginya, yaitu

spiritualisasi ilmu-ilmu modern untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematika

peserta didik.

2. Modul matematika dengan pendekatan PMRI

3. Modul matematika ini khusus diperuntukkan bagi

guru dan peserta didik kelas X MIA semester genap

hanya pada materi trigonometri.

4. Penelitian ini akan menggunakan metode

penelitian dan pengembangan Research and

Development (R&D).

5. Kualitas media modul matematika dapat

dikembangkan dengan berbagai masukan atau

saran dari ahli sebagai berikut :

a. Ahli materi: merupakan dosen ahli materi

matematika terutama materi trigonometri

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

15

b. Ahli media: merupakan ahli yang mempunyai

pemahaman yang baik tentang media

pembelajaran

c. Guru matematika MAS Simbang Kulon

d. Peserta didik kelas X MIA Putri MAS Simbang

Kulon

Hasil akhir berupa modul matematika berbasis unity

of sciences dengan pendekatan PMRI untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematika peserta

didik pada materi trigonometri kelas X dengan

kevalidan, kepraktisan dan keefektivan yang baik dan

dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada

materi trigonometri serta memungkinkan peserta didik

untuk belajar secara mandiri.

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Modul

a. Pengertian Modul

Menurut Daryanto (2013: 9) modul

merupakan salah satu bahan ajar yang dikemas

secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat

seperangkat pengalaman belajar yang terencana

dan didesain untuk membantu peserta didik

menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul

minimal memuat tujuan pembelajaran, materi,

dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana

belajar yang bersifat mandiri sesuai dengan

kecepatan masing-masing.

Menurut Imas (2014: 61) modul merupakan

salah satu bahan ajar yang disajikan secara

sistematis sehingga pembacanya dapat belajar

dengan atau tanpa seorang guru atau fasilitator.

Dengan demikian maka sebuah modul harus

dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai

pengganti fungsi guru. Modul harus bisa

menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah

diterima peserta didik sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan usianya. Dengan demikian

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

17

modul merupakan salah satu bahan ajar yang

disusun secara sistematis dengan bahasa yang

mudah dipahami dan diterima peserta didik

untuk membantu peserta didik menguasai

tujuan belajar.

b. Karakteristik Modul

Pengembangan modul harus memperhatikan

karakteristik yang diperlukan agar modul dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi dan

motivasi belajar. Menurut Daryanto (2013: 9-11)

karakteristik modul adalah sebagai berikut:

1) Self Instruction

Karakteristik ini memungkinkan seorang

untuk belajar secara mandiri dan tidak

bergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi

karakter self instruction, maka modul harus :

a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas,

dan dapat menggambarkan Kompetensi

Dasar (KD) yang harus dicapai

b) Memuat contoh dan ilustrasi yang

mendukung kejelasan pemaparan materi

pembelajaran

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

18

c) Tersedia soal-soal latihan untuk

mengukur penguasaan materi peserta

didik

d) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan

terkait dengan suasana, tugas atau konteks

kegiatan dan lingkungan peserta didik

2) Self Contained

Artinya seluruh materi pembelajaran

yang dibutuhkan termuat dalam modul

tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah

memberikan kesempatan peserta didik

mempelajari materi pembelajaran secara

tuntas, karena materi belajar dikemas dalam

satu kesatuan yang utuh.

3) Berdiri sendiri (Stand Alone)

Karakteristik modul diantaranya adalah

tidak tergantung pada bahan ajar atau media

lain. Dengan menggunakan modul, peserta

didik tidak perlu bahan ajar lain untuk

mempelajari ataupun mengerjakan tugas

pada modul tersebut. Jika peserta didik masih

bergantung pada bahan ajar lain selain modul

yang diguanakan, maka modul tersebut tidak

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

19

dikategorikan sebagai modul yang berdiri

sendiri.

4) Adaptif

Modul yang baik hendaknya bisa

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta fleksibel

digunakan di berbagai perangkat keras

(hardware).

5) Bersahabat (User Friendly)

Maksud dari akrab dalam karakteristik

ini adalah setiap instruksi dan paparan

informasi yang tampil bersifat membantu dan

bersahabat dengan penggunanya, termasuk

kemudahan penggunanya dalam merespon

dan mengakses sesuai yang diinginkan.

Bahasa yang digunakan juga harus

sederhana, mudah dimengerti, serta

menggunakan istilah yang umum digunakan.

c. Kualiatas Modul

Modul dapat dikatakan berkualitas ditinjau

dari tiga aspek yaitu kevalidan (validity),

keefektivan (effectiveness), dan kepraktisan

(practicality). Menurut Akker (1999: 10):

Validity refers to the extent that the design of the intervention is based on state-of-the-art

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

20

knowledge ('content validity') and that the various components of the intervention are consistently linked to each other ('construct validity'). Practicality refers to the extent that users (and other experts) consider the intervention as appealing and usable in 'normal' conditions. Effectiveness refers to the extent that the experiences and outcomes with the intervention are consistent with the intended aims”.

1) Kevalidan Modul

Depdiknas (2008) menyatakan bahwa

komponen evaluasi kevalidan modul

mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian,

dan kegrafikan. Ditambah dengan kesesuaian

unity of sciences dan kesesuaian PMRI

dengan materi.

Komponen kelayakan isi antara lain

mencakup:

a) Kesesuaian dengan KI dan KD

b) Kesesuaian dengan perkembangan anak

c) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan

ajar

d) Kebenaran substansi materi

pembelajaran

e) Manfaat untuk penambahan wawasan

f) Kesesuaian dengan nilai moral, dan

nilai-nilai sosial

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

21

Komponen kebahasaan antara lain

mencakup:

a) Keterbacaan

b) Kejelasan informasi

c) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa

Indonesia yang baik dan benar

d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan

efisien (jelas dan singkat)

Komponen penyajian antara lain mencakup:

a) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin

dicapai

b) Urutan sajian

c) Pemberian motivasi, daya tarik

d) Interaksi (pemberian stimulus dan

respond)

e) Kelengkapan informasi

Komponen kegrafikan antara lain mencakup:

a) Penggunaan font; jenis dan ukuran

b) Layout atau tata letak

c) Ilustrasi, gambar, foto

Komponen unity of sciences antara lain

mencakup:

a) Unsur spiritual dalam Islam

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

22

b) Kesesuaian ayat Al Qur’an dengan

matematika

c) Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain

d) Kemampuan menanamkan ilmu Islam

e) Kekomprehensifan (lengkap dan

menyeluruh) integrasi unity of sciences

dengan materi

Menurut Ariyadi (2013: 9-11) Komponen

PMRI antara lain mencakup:

a) Penggunaan konteks

b) Pengembangan model dalam penyelesaian

masalah

c) Interaktif

d) Keterkaitan

2) Kepraktisan Modul

Praktis dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) berarti mudah, dan senang

memakainya. Seadangkan kepraktisan berarti

perihal yang bersifat praktis. Jadi aspek

kepraktisan modul yang dikembangkan

terpenuhi jika modul yang dikembangkan

mudah digunakan dan tidak membingungkan

penggunanya.

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

23

3) Keefektivan Modul

Modul yang dikembangkan dinyatakan efektif

apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa

adanya peningkatan kemampuan koneksi

matematika peserta didik dari penggunaan

modul dalam pembelajaran matematika.

2. Unity of Sciences

Menurut Mahfudz Junaedi (2017: 150) kesatuan

ilmu pengetahuan (unity of sciences) merupakan

keterpaduan ilmu pengetahuan manusia baik pada

aspek ontologis, epistomologis maupun aksiologis

pengetahuan tersebut dalam satu kesatuan

kebenaran pengetahuan hakiki dan tauhid sebagai

landasan utamanya. Imam Muhammad al-Ghazali,

pengetahuan adalah salah satu karakter Allah. Dalam

kitab Ihya' 'Ulum al-Din Imam Ghazali (dikutip oleh

Muhaya, 2015: 323) menyatakan:

م ل ع ئ ي الش ة ف ر ع م م ل ع ال ه ى ف ع ت الل ة ف ص ن م و ا ع م ن و ك ي ف ي ك لى

ام ل اع م و م ذ م ه ن و ك

”Pengetahuan adalah mengetahui sesuatu yang menurut untuk hal itu sendiri. Dia adalah dari sifat Allah, Yang Maha Tinggi. Bagaimana itu mungkin bahwa pengetahuan yang disebut sementara itu buruk.”

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

24

Semua ilmu adalah ilmu Allah, sedangkan esensi

Tuhan tidak dapat diketahui, kecuali sejauh rahmat

Allah untuk-Nya. Esensi-Nya diperkenalkan melalui

nama dan sifat-Nya. Jika ilmu pengetahuan yang

dibutuhkan dan harus dimiliki oleh setiap individu,

maka ilmu pengetahuan menjadi ilmu wajib yang

harus dipelajari oleh setiap individu. Jika

pengetahuan tersebut diperlukan untuk kehidupan

sosial, kemudian mencari pengetahuan yang wajib

bagi semua anggota masyarakat. Ini wajib tidak

terkait dengan masalah agama, tetapi tergantung

pada kebutuhan seseorang atau kelompok untuk

kesejahteraan sosial mereka. Imam Al-Ghazali

membagi pengetahuan menjadi dua; pengetahuan

untuk hidup yaitu ilmu yang membahas isu-isu yang

berkaitan dengan kehidupan manusia mengikuti

berkembangnya zaman, seperti ilmu arsitektur,

perdagangan, aritmatika, kesehatan dan sebagainya.

Kedua adalah pengetahuan akhirat. Pengetahuan ini

mengatur dan mengarahkan manusia untuk

mengetahui tata cara beribadah dan mengabdi

dengan Tuhan-Nya dengan benar. (Abdul Muhaya,

2015: 323)

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

25

Dalam pengembangan paradigma integrasi

keilmuan, UIN Walisongo Semarang merancang

integrasi kesatuan ilmu dengan model “Intan Berlian

Ilmu”, yang digagas oleh Abdul Muhaya dan Muhyar

Fanani. Menurut Muhyar Fanani yang dimaksud

dengan paradigma ini adalah bahwa semua ilmu

pada dasarnya adalah satu kesatuan yang berasal

dari dan bermuara pada Allah melalui wahyu-Nya,

baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh

karena itu, semua ilmu mestinya berdialog dan

bermuara pada satu tujuan, yaitu mengantarkan

pengkajinya untuk semakin mengenal dan dekat

dengan Allah. (Toto Suharto, 2015: 270). Sedangkan

Tsuwaibah (2014: 72-73) dalam mengilustrasikan

paradigma integrasi “Kesatuan Ilmu” UIN Walisongo

dengan metapora “intan berlian”, memandang

bahwa intan berlian itu sangat indah, bernilai tinggi,

memancarkan sinar, memiliki sumbu dan sisi yang

saling berhubungan satu sama lain. Sumbu paling

tengah menggambarkan Allah sebagai sumber nilai,

doktrin, dan ilmu pengetahuan. Allah menurunkan

ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat kawniyyah

sebagai lahan eksplorasi pengetahuan yang saling

melengkapi dan tidak mungkin saling bertentangan.

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

26

Eksplorasi atas ayat-ayat Allah menghasilkan lima

gugus ilmu, yaitu: a) Ilmu Agama dan Humaniora

(religion and humanity sciencess); b) Ilmu-ilmu Sosial

(social sciencess); c) Ilmu-ilmu Kealaman (natural

sciencess); d) Ilmu Matematika dan Sains Komputer

(mathematics and computing sciencess); dan e) Ilmu-

ilmu Profesi dan Terapan (professions and applied

sciencess).

Muhyar Fanani (2016: 06) menyebutkan bahwa

tiga strategi UIN Walisongo untuk

mengimlementasikan paradigma kesatuan ilmu

pengetahuan (unity of sciences) adalah sebagai

berikut:

a. Humanisasi ilmu-ilmu keislaman

Humanisasi yang dimaksud adalah

mengkonstruksi ilmu-ilmu keislaman agar

semakin menyentuh dan memberi solusi bagi

persoalan nyata kehidupan manusia Indonesia.

Strategi ini mencakup segala upaya untuk

memadukan nilai universal Islam dengan ilmu

pengetahuan modern guna peningkatan kualitas

hidup dan peradaban manusia.

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

27

b. Spiritualisasi ilmu-ilmu modern

Spiritualisasi adalah memberikan pijakan

nilai-nilai ketuhanan dan etika terhadap ilmu-

ilmu sekuler bahwa pada dasarnya semua ilmu

berorientasi pada peningkatan kualitas atau

keberlangsungan hidup manusia dan alam

semesta serta bukan penistaan atau perusakan

keduanya.

c. Revitalisasi local wisdom

Revitalisasi local wisdom merupakan

penguatan kembali ajaran luhur bangsa.

Revitalisasi local wisdom terdiri dari semua

usaha untuk tetap setia pada ajaran luhur

budaya lokal dan pengembangannya guna

penguatan karakter bangsa.

Menurut Muhyar Fanani (2016: 54-55) terdapat

lima prinsip–prinsip dalam pengembangan

paradigma kesatuan ilmu pengetahuan (unity of

sciences) yaitu:

a. Integrasi

Prinsip ini meyakini bahwa bangunan semua

ilmu pengetahuan sebagai satu kesatuan yang

saling berhubungan yang semuanya bersumber

dari ayat-ayat Allah baik yang diperoleh melalui

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

28

para nabi, eksplorasi akal, maupun eksplorasi

alam.

b. Kolaborasi

Prinsip ini memadukan nilai universal Islam

dengan ilmu pengetahuan modern guna

peningkatan kualitas hidup dan peradaban

manusia.

c. Dialektika

Prinsip ini meniscayakan dialog yang intens

antara ilmu-ilmu yang berakar pada wahyu

(revealed sciences), ilmu pengetahuan modern

(modern sciences), dan kearifan lokal (local

wisdom).

d. Prospektif

Prinsip ini meyakini bahwa paradigma

kesatuan ilmu pengetahuan ini akan

menghasilkan ilmu-ilmu baru yang lebih

humanis dan etis yang bermanfaat bagi

pembangunan martabat dan kualitas bangsa

serta kelestarian alam.

e. Pluralistik

Prinsip ini meyakini adanya pluralitas

realitas, metode, dan pendekatan dalam semua

aktivitas keilmuan.

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

29

Modul matematika berbasis unity of sciences

materi trigonometri yang akan dikembangkan

mengaitakan materi trigonemetri dengan ilmu

falak, ilmu biologi dan ilmu lainnya yang

berkaitan dengan materi serta mengaitkan

dengan kejadian yang ada disekitar lingkungan

peserta didik. Peserta didik tidak hanya

mempelajari materi trigonometri saja, tetapi

juga bisa mengetahui aplikasi trigonometri dan

keterkaitan materi tersebut dengan bidang ilmu

lain sehingga menambah wawasan dan

keimanan peserta didik.

3. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI)

PMRI (Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia) merupakan pendekatan pembelajaran

matematika yang mengadopsi dari teori RME

(Realistic Mathematics Education).

Realistic Mathematics Education hereafter abbreviated as RME is a domain-specific instruction theory for mathematics, which has been developed in the Netherlands. Characteristic of RME is that rich, ‘realistic’ situations are given a prominent position in the learning process. These situations serve as a source for initiating the development of mathematical concepts, tools and procedures

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

30

and as a context in which students can in a later stage apply their mathematical knowledge, which then gradually has become more formal and general, and less context-specific. (Marja van den Heuvel-Panhuizen and Paul Drijvers diakses 5 November 2017)

RME merupakan salah satu teori yang

dikembangkan oleh Freudenthal Institute di

Belanda sejak tahun 1971. Krakteristik dari RME

adalah realistik yang berupa masalah yang dapat

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari atau

masalah yang nyata dalam pikiran peserta didik.

Pendekatan RME bersumber dari pengembangan

konsep matematika yang menjadikan peserta didik

dapat mengaplikasikan matematika dalam

pemecahan masalah yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari sehingga melatih peserta

didik untuk mengkomunikasikan matematika

informal ke formal matematika.

Menurut Freudenthal (dalam Gravemeijer,

1994) yang dikutip oleh Rahmah Johar, Realistic

Mathematic Education (RME) memiliki karakteristik

yaitu:

d. Mengawali pembelajaran matematika dengan

masalah nyata (terkait dengan kehidupan sehari-

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

31

hari peserta didik atau dapat dibayangkan

peserta didik)

e. Menggunakan model penyelesaian masalah yang

dikonstruksi oleh peserta didik melalui

bimbingan guru

f. Menggunakan kontribusi peserta didik melalui

“aneka jawaban’ dan “aneka cara”

g. Memaksimalkan interaksi antara peserta didik-

peserta didik, peserta didik-guru, dan peserta

didik-sumber belajar, dan

h. Mengaitkan materi matematika dengan topik

matematika lainnya.

Sutarto Hadi (2005: 37-38) menyatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan PMRI meliputi

aspek-aspek berikut:

a. Memulai pelajaran dengan mengajukan

masalah atau persoalan yang “real” atau

nyata bagi peserta didik sesuai dengan

pengalaman dan tingkat pengetahuannya,

sehingga peserta didik terlibat dalam pelajaran

secara bermakna.

b. Permasalahan yang diberikan diarahkan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

dalam pelajaran.

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

32

c. Peserta didik mengembangkan model-model

simbolik terhadap persoalan yang diberikan.

d. Pengajaran berlangsung secara interaktif.

Peserta didik menjelaskan dan memberikan

alasan terhadap jawaban yang diberikannya,

memahami jawaban temannya, menyatakan

persetujuan maupun pertidaksetujuan

terhadap jawaban teman, dan melakukan

refleksi terhadap hasil pelajaran.

Prinsip-prinsip RME Gravemeijer dan Van den

Heuvel-Panhuizen yang diinterpretasikan dan

dikembangkan dalam kondisi sosial dan budaya

Indonesia oleh tim Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) USD adalah sebagai

berikut:

a. Murid dan guru aktif (Matematika sebagai

aktivitas manusia).

b. Pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan

menyajikan masalah kontekstual.

c. Guru memberi kesempatan pada peserta didik

menyelesaikan masalah dengan cara sendiri.

d. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan.

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

33

e. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah

dalam kelompok (kecil atau besar).

f. Pembelajaran tidak selalu di kelas (bisa di luar

kelas, duduk di lantai, pergi ke luar sekolah

untuk mengamati atau mengumpulkan data).

g. Guru mendorong terjadinya interaksi dan

negosiasi, baik antara peserta didik dan peserta

didik, juga antara peserta didik dan guru.

h. Peserta didik bebas memilih modus

representasi yang sesuai dengan struktur

kognitifnya sewaktu menyelesaikan suatu

masalah (Menggunakan model).

i. Guru bertindak sebagai fasilitator.

Kalau peserta didik membuat kesalahan

dalam menyelesaikan masalah jangan

dimarahi tetapi dibantu melalui pertanyaan-

pertanyaan dan usaha mereka hendaknya

dihargai.

Melalui modul yang mengaitkan permasalahan

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

peserta didik seperti mengaitkan materi sudut

dengan sudut yang terbentuk dari gerakan sholat

sehingga peserta didik dapat menguasai konsep

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

34

matematika secara menyeluruh serta mendapatkan

kebermaknaan dalam pembelajaran.

4. Kemampuan Koneksi Matematika

Menurut Susanti (2012: 292) koneksi

matematika merupakan jembatan dimana

pengetahuan sebelumnya atau pengetahuan baru

digunakan untuk membangun atau memperkuat

pemahaman tentang hubungan antara atau diantara

ide-ide matematika, konsep, alur dan representasi.

Kemampuan koneksi matematika merupakan salah

satu kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

sekolah menengah. Kemampuan koneksi

matematika menjadi sangat penting karena akan

membantu penguasaan pemahaman konsep yang

bermakna dan membantu menyelesaiakan

pemecahan masalah melalui keterkaitan

antarkonsep matematika dan antara konsep

matematika dengan konsep disiplin ilmu lain.

Menurut National Council of Teachers of

Mathematics (NCTM) (dikutip oleh Sumarmo, 2014:

27) indikator kemampuan koneksi matematika

yaitu:

a. Memahami konsep matematika

b. Menjelaskan keterkaitan antarkonsep

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

35

c. Mengaplikasikan konsep atau algoritma secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah.

Menurut Saminanto (2017: 25) indikator

kemampuan koneksi matematika adalah sebagai

berikut:

a. Koneksi inter konsep matematika yang

mengkaitkan antar konsep atau prinsip dalam

satu topik yang sama

b. Koneksi antar konsep matematika yang

mengkaitkan antara konsep dalam materi

tertentu dengan materi lainnya

c. Koneksi dengan bidang lain yang mengaitkan

antara konsep matematika dengan konsep ilmu

lain selain matematika

d. Koneksi dengan kehidupan sehari-hari yang

mengaitkan konsep matematika dengan

kehidupan sehari-hari

Untuk dapat mengukur sejauh mana peserta

didik mampu melakukan koneksi matematika.

Instrumen yang dibuat dapat memenuhi hal-hal

berikut:

a. Memahami representasi ekuivalen suatu konsep,

proses, atau prosedur matematika

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

36

b. Menemukan keterkaitan antar proses dalam

suatu konsep matematika.

c. Menemukan keterkaitan antar topik matematika

yang satu dengan dengan topik matematika yang

lain.

d. Menemukan keterkaitan antar topik matematika

dengan dengan topik materi yang lain.

e. Membuat peserta didik menemukan keterkaitan

matematika dengan kehidupan nyata peserta

didik.

5. Materi Trigonometri

Materi trigonometri merupakan salah satu

kompetensi yang harus dipelajari oleh peserta

didik SMA/MA Kelas X. Materi trigonometri yang

terdapat dalam modul yang akan dikembangkan

dikaitkan dengan ilmu falak, biologi kegiatan sehari-

hari peserta didik. Berikut dijabarkan kompetensi

dasarnya (Permendikbud no.21 Tahun 201):

Tabel 2. 1 Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

3.7 Menjelaskan rasio

trigonometri (sinus,

cosinus, tangen,

cosecan, secan, dan

cotangen) pada

4.7 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

rasio trigonometri

(sinus, cosinus, tangen,

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

37

Kompetensi Dasar

segitiga siku-siku cosecan, secan, dan

cotangen) pada

segitiga siku-siku

3.8 Mengeneralisasi rasio

trigonometri untuk

sudut-sudut

diberbagai kuadran

dan sudut-sudut

berelasi

4.8 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan dengan

rasio trigonometri

sudut-sudut di

berbagai kuadran dan

sudut-sudut berelasi

3.9 Menjelaskan aturan

sinus dan cosinus

4.9 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan sinus dan

cosinus

3.10 Menjelaskan fungsi

trigonometri dengan

menggunakan

lingkaran satuan

4.10 Menganalisa

perubahan grafik

fungsi trigonometri

akibat perubahan pada

konstanta pada fungsi

y = a sin b(x + c) + d.

a. Konversi sudut derajat dan radian

1 putaran = 2π rad atau 360°= 2π

1°=

atau 1 rad =

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

38

b. Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku

Gambar 2.1

Segitiga Siku-siku

c. Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa

Tabel 2. 2 Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa

0 30 45 60 90

Sin 0

1

Cos 1

0

Tan 0

1

d. Perbandingan trigonometri sebagai berikut:

Kuadran I

sin (90

cos (90

tan (90

Kuadran II atau Kuadran II

sin (90 sin (180

cos (90 cos (180

sin =

csc =

cos =

sec =

tan =

cot =

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

39

tan (90 tan (180

Kuadran III atau Kuadran III

sin (270 sin (180

cos (270 cos (180

tan (270 tan (180

Kuadran IV atau Kuadran IV

sin (270 sin (360

cos (270 cos (360

tan (270 tan (360

e. Identitas trigonometri sebagai berikut:

1. sin² cos² 3.

+ 1 =

2. 1+ cot² = cosec²

f. Beberapa fungsi trigonometri yang telah kita ketahui

antara lain:

1. f(x) = sin x 4. f(x) = cosec x

2. f(x) = cos x 5. f(x) = sec x

3. f(x) = tan x 6. f(x) = cot x

g. Untuk menyelesaikan persamaan trigonometri

digunakan rumus:

1. sin x = sin

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

40

x = + k. 360 atau x = (180 )+ k. 360

2. cos x = cos

x = + k. 360 atau x = - + k. 360

3. tan x = tan x = + k. 180

h. Berikut rumus untuk aturan sinus, cosinus dan luas

segitiga

1. Aturan sinus :

=

=

2. Aturan cosinus : a2 = b2 + c2 – 2 bc cos A

b2 = a2 + c2 – 2 ac cos B

c2 = a2 + c2 – 2 ab cos C

3. Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut

sin (a+b) = sin a cos b + cos a sin b

sin (a-b) = sin a cos b - cos a sin b

cos (a+b) = cos a cos b – sin a sin b

cos (a-b) = cos a cos b + sin a sin b

tan (a+b) =

tan (a-b) =

4. Rumus Luas segitiga

L =

ab sin C, L =

ac sin B dan L =

bc sin A

L =

, L =

, L =

L = dengan s =

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

41

B. Kajian Pustaka

Untuk menghindari kesamaan antara penelitian ini

dengan penelitian terdahulu, dalam kajian pustaka ini

peneliti menelaah beberapa karya ilmiah yang

memberikan gambaran beberapa karya atau

penelitian yang ada relevansinya, antara lain beberapa

hasil penelitian yang telah dilakukan dijadikan peneliti

sebagai referensi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh pendekatan PMRI

terhadap koneksi dan disposisi matenatis peserta

didik SMP” (Anhar: 2017), hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan matematika realistik

berpengaruh terhadap kemampuan koneksi

matematis peserta didik dibanding dengan

pembelajaran konvensional

2. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul

Matematika dengan Pendekatan PMRI untuk Peserta

Didik Kelas X SMK” (Finka: 2014), hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan

memiliki validitas yang baik telah sesuai dengan

standar buku teks BSNP, modul tersebut telah efektif

digunakan dalam pembelajaran matematika di

sekolah dan modul yang dikembangkan praktis yaitu

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

42

mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah.

3. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul

Pembelajaran Matematika berbasis Unity of Sciences

pada Pokok Bahasan Himpunan Kelas VII MTs”

(Umroh: 2017), hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa modul yang dikembangkan memiliki validitas

yang cukup valid, modul yang dikembangkan praktis

yaitu mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran

di sekolah matematika di sekolah dan modul tersebut

telah efektif digunakan dalam pembelajaran.

Beberapa peneliti dari penelitian diatas telah

melakukan penelitian mengenai pengembangan

modul dengan pendekatan PMRI dan pengembangan

modul berbasis unity of sciences. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa modul tersebut memiliki

validitas yang baik, modul yang dikembangkan

praktis yaitu mudah digunakan dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah matematika di sekolah dan

modul tersebut telah efektif digunakan dalam

pembelajaran. Penelitian mengenai pegaruh model

pembelajaran dengan pendekatan PMRI juga

menunjukkan adanya pengaruh dari penggunaan

pendekatan PMRI terhadap kemampuan koneksi

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

43

matematika kelas eksperimen dibandingkan dengan

kelas kontrol. Dalam penelitian ini bukan hanya

meniliti pengaruh pendekatan PMRI terhadap

kemampuan koneksi matematika akan tetapi

seberapa besar peningkatan kemampuan koneksi

matematika dengan pendekatan PMRI. Dalam

penelitian ini akan dikembangkan modul matematika

berbasis unity of sciences sekaligus dengan

pendekatan PMRI yang yang menjadi ciri khas dari

UIN Walisongo untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik pada materi

trigonometri kelas X.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari

penelitian yang diperoleh dari fakta-fakta, observasi

dan kajian kepustakaan (Riduwan, 2008). Setelah

dilakukan analisis bahan ajar, bahan ajar yang

digunakan di MAS Simbang Kulon belum mendukung

peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

matematika. Hal tersebut dibenarkan oleh bapak

Saifuddin guru matematika kelas X di MAS Simbang

Kulon. Bahan ajar yang digunakan peserta didik yaitu

LKS dan peserta didik mengalami kesulitan untuk

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

44

memahaminya. Sehingga diuraikan kerangka berpikir

dalam bentuk bagan seperti gambar 2. 2.

Validasi

Produk awal

Post test Revisi

Produk akhir

Analisis kebutuhan bahan ajar dan kemampuan

koneksi matematika peserta didik di MAS Simbang Kulon

Pretes kemampuan

koneksi matematika

peserta didik

Analisis kebutuhan bahan

ajar dengan wawancara

guru dan angket untuk

peserta didik

Perancangan modul matematika berbasis unity of sciences

dengan pendekatan PMRI materi trigonometri

Pengembangan modul matematika berbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI materi trigonometri

Revisi Uji coba

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah

penelitian dan pengembangan atau yang biasa dikenal

dengan metode Research and Development (R and D).

R and D adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan

menguji keefektivan produk tersebut. Penelitian ini

dirancang sebagai penelitian Research and

Development (R&D) dengan model pengembangan

versi ADDIE. Model pengembangan ADDIE merupakan

salah satu model desain pengembangan sistematik.

Romiszowski (1996) mengemukakan bahwa pada

tingkat desain materi pembelajaran dan

pengembangan, sistematik sebagai aspek prosedural

pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak

praktik metodologi untuk desain dan pengembangan

teks, materi audiovisual dan materi pembelajaran

berbasis komputer. Model ini terdiri dari 5 fase atau

tahap utama, yaitu Analysis, Desaign, Development,

Implementation, dan Evaluation. (Nada Aldoobi 2015,

diakses 24 November 2017). Pada penelitian ini akan

dikembangkan dan dihasilkan suatu produk berupa

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

46

modul matematika berbasis unity of sciences dengan

pendekatan PMRI untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik pada materi

trigonometri kelas X.

B. Prosedur Pengembangan

1. Studi Pendahuluan

a. Analisis

Menurut I Made Tegeh (2014: 42) tahap

analisis meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Analisis kompetensi yang dituntut kepada

peserta didik

2) Analisis karakteristik peserta didik tentang

kapasitas belajar, pengetahuan, ketrampilan,

sikap yang telah dimiliki peserta didik serta

aspek lain yang terkait

3) Analisis materi sesuai dengan tuntutan

kompetensi

b. Desain

Menurut I Made Tegeh (2014: 43) tahap

desain dilakukan dengan kerangka acuan

sebagai berikut:

1) Menentukan sasaran pembelajaran

Membuat garis besar isi modul dengan

menyesuaiakan karakteristik peserta didik.

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

47

2) Menentukan kompetensi pembelajaran

Membuat garis besar isi modul yang berisi

berisi tentang penyajian materi trigonometri

pada modul sesuai dengan kompetensi dasar

yang harus dicapai peserta didik.

3) Menentukan evaluasi pembelajaran

4) Menyusun instrumen penilaian modul yang

meliputi angket penilaian untuk ahli materi

dan ahli media, tes hasil kemampuan koneksi

matematika (pretest dan posttest), angket

respon guru dan angket respon peserta didik.

2. Pengembangan Prototipe (Desain)

Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan

menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam

bentuk fisik, sehingga menghasilkan produk

pengembangan. Menurut I Made Tegeh (2014:

43) tahapan kegiatan pengembangan meliputi:

1) Menyiapkan buku referensi, dan materi yang

berkaitan dengan materi yang akan digunakan

untuk mengembangkan modul

2) Pembuatan bagan dan tabel pendukung

3) Pembuatan gambar-gambar ilustrasi

4) Pengetikan

5) Pengaturan layout

6) Penyusunan instrumen evaluasi

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

48

3. Uji Lapangan (Implementasi)

Tahap implementasi merupakan langkah

realisasi dari tahap perancangan dan

pengembangan. Implementasi produk

pengembangan modul pembelajaran ini dilakukan

pada peserta didik kelas X Putri MAS Simbang

Kulon. Desain penelitian dalam uji coba pada fase

implementation akan menggunaka pretest-posttest

group control design. Pada jenis ini sebelum diberi

perlakuan (treatment) sampel diberikan pretest

terlebih dahulu ntuk mengetahui kemampuan awal

koneksi matematika peserta didik dan di akhir

pembelajaran sampel di berikan posttest. Desain

digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai, yaitu untuk mengetahui peningkatan

kemampuan koneksi matematika pesera didik

terhadap penggunaan modul dalam pembelajaran

matematika.

Berikut desain penelitian ini digambarkan:

Tabel 3.1 Design Penelitian Pretest-Posttest

Group Control Design

Random Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 O2

Kontrol O3 O4

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

49

Keterangan:

: Perlakuan, yaitu pembelajaran dengan modul

matematika

O1: Pretest kelas eksperimen

O3: Pretest kelas kontrol

O2: Posttest kelas eksperimen

O4: Posttest kelas kontrol

Implementasi ini dilaksanakan pada kelas X

MIA MAS Simbang Kulon. Setelah

diimplementasikan, kemudian dilakukan revisi

terhadap modul berdasarkan tanggapan peserta

didik dan guru.

4. Evaluasi

Menurut I Made Tegeh (2014: 43) evaluasi

dilakukan dalam penelitian meliputi evaluasi

formatif yang dilakukan untuk mengumpulkan

data pada setiap tahapan yang digunakan untuk

penyempurnaan dan evaluasi sumatif yang

dilakukan pada akhir program untuk mengetahui

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan

koneksi matematika peserta didik. Pada tahap

evaluasi, peneliti mengevaluasi hal yang terkait

dengan pengembangan modul yaitu evaluasi

formatif dilakukan pada setiap tahapan ADDIE

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

50

yang digunakan sebagai penyempurnaan dan

kevalidan modul. Evaluasi sumatif dilakukan pada

akhir program untuk mengetahui kepraktisan dan

kefektifan modul. Data hasil penelitian yang

dianalisis pada tahap evaluasi formatif adalah

hasil penilaian modul dan saran dari validator.

Data hasil penelitian yang dianalisis pada tahap

evaluasi sumatif adalah hasil lembar respon

peserta didik dan guru terhadap modul, hasil pre-

test dan post-test kemampuan koneksi

matematika peserta didik sebelum dan sesudah

menggunakan modul yang dikembangkan.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kepada peserta didik

kelas X MIA Putri MAS Simbang Kulon Pekalongan

tahun ajaran 2017/2018. Subjek penelitian ini adalah

peserta didik kelas X MIA yang terdiri dari dua kelas

yaitu kelas X MIA-02 dan X MIA-03 yang mendapatkan

materi trigonometri. Implementasi dilakukan kepada

peserta didik kelas X MIA yang ditentukan

menggunakan teknik cluster random sampling yaitu

teknik yang digunakan untuk menentukan objek jika

objek yang diteliti atau sumber data sangat luas

(Sugiyono 2011: 83). Selain peserta didik yang terlibat

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

51

dalam penelitian ini, penelitian juga melibatkan pakar

atau ahli dalam bidang materi yaitu dosen dalam

bidang trigonometri. Pakar atau ahli yang kedua

dalam bidang media yaitu ahli yang berperan dalam

bidang media pembelajaran serta teman sejawat.

Selain dilakukan oleh ahli, guru yang mengampu mata

pelajaran matematika kelas X juga memberikan

respon terkait media yang dibuat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah salah satu

kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh

data yang kemudian diolah untuk memperoleh data

akhir. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan pada saat melakukan tahap analisis.

Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan

tanya jawab secara langsung, antara peneliti dan

subjek yang menjadi sumber data. Sumber data

pada wawancara ini berasal dari guru matematika

MAS Simbang Kulon. Adapun tujuan wawancara

tersebut adalah untuk mengetahui proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

52

tersebut dan untuk menganalisis kebutuhan bahan

ajar dalam pembelajaran matematika disekolah.

2. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data dari ahli

materi, ahli media, guru matematika MAS Simbang

Kulon serta respon peserta didik kelas X MIA MAS

Simbang Kulon terkait media pembelajaran yang

dikembangkan untuk mengetahui kevalidan dan

kepraktisan modul matematika berbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI materi

trigonometri. Penyusunan angket pada penelitian

ini menggunakan skala likert dengan memakai

skala lima.

3. Tes

Instrumen yang digunakan untuk mengukur

keefektivan modul yaitu tes pretest dan posttest

kemampuan koneksi matematika peserta didik

kelas X MIA MAS Simbang Kulon. Hasil dari pretest

untuk mengetahui kemampuan awal koneksi

matematika peserta didik dan hasil posttest

dijadikan dasar untuk mengukur keefektivan

modul. Soal dalam tes hasi pretest dan posttest

berbentuk soal uraian. Penyusunan tes

didasarkan pada materi pembelajaran dan

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

53

indikator dari koneksi matematika. Setiap soal tes

harus diujikan sehingga memenuhi syarat validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda

soal.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut.

1. Analisis data untuk mengukur kevalidan modul

Uji validitas modul diperlukan untuk

menunjukkan kesesuaian antara teori penyusunan

dengan modul yang disusun, menentukan apakah

modul yang telah dibuat itu valid atau tidak.

Apabila tidak atau kurang valid berdasarkan teori

dan masukan perbaikan validator, modul tersebut

perlu diperbaiki. Valid atau tidaknya modul

ditentukan dari kecocokan hasil validasi dengan

kriteria validitas yang ditentukan. Angket validasi

menggunakan rating scale skala 5. Jumlah total

skor validasi kemudian dihitung presentasenya

dengan rumus sebagai berikut:

Setelah itu, skor (%) yang sudah dihasilkan

dikonversikan dalam bentuk tabel 3. 2.

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

54

Tabel 3. 2 Kriteria kevalidan modul

(Akbar, 2013:41)

No Kriteria Validitas Tingkat Validitas

1 85,01% - 100% Sangat valid, atau dapat

digunakan tanpa revisi

2 70,01% - 85% Valid, atau dapat digunakan

namun perlu direvisi kecil

3 50,01% - 70% Kurang valid, disarankan tidak

dipergunakan karena perlu

revisi besar

4 1% - 50% Tidak valid atau tidak boleh

dipergunakan

Modul yang dikembangkan dinyatakan

memiliki derajat validitas yang baik jika minimal

tingkat validitas yang dicapai adalah kategori valid.

2. Analisis data untuk mengukur kepraktisan modul

Analisis kepraktisan dilakukan oleh guru

matematika MAS Simbang Kulon dan peserta didik

kelas X melalui angket respon. Untuk mengetahui

kepraktisan media modul matematika berbasis

unity of sciences dengan pendekatan PMRI. Data

yang diperoleh dari lembar evaluasi modul yang

berupa angket respon untuk guru dan angket

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

55

tanggapan peserta didik dianalisis dengan langkah

sebagai berikut:

a. Tabulasi data yang diperoleh dari lembar

evaluasi modul untuk guru dan angket

tanggapan peserta didik dengan mengelompokan

butir-butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek

yang diamati. Data yang diperoleh dari lembar

evaluasi guru dan angket respons peserta didik

mengunakan skala likert yang disusun dari

beberapa pernyataan dengan pilihan jawaban

sangat setuju (SS), setuju (S), Ragu-ragu (R), tidak

setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Angket

Tanggapan Peserta Didik

Kategori Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b. Data skor yang diperoleh dari angket respon

peserta didik dihitung rata-rata dengan

menggunakan cara : =

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

56

Keterangan:

: skor rata-rata

: jumlah skor yang diperoleh

n : banyaknya butir pertanyaan

Selanjutnya, rata-rata skor yang diperoleh

kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif

skala lima seperti yang ditunjukkan pada tabel 3. 4

berikut:

Tabel 3. 4 Konversi Data Kuantitatif ke Data

Kualitatif dengan Skala Lima

(Widyoko, 2009: 329)

Interval Nilai Kategori

>Mi + 1,8 SBi A Sangat Baik

Mi + 0,6 SBi < Mi +1,8 SBi B Baik

Mi - 0,6 SBi < Mi +0,6 SBi C Cukup Baik

Mi - 1,8 SBi < Mi - 0,6 SBi D Kurang Baik

Mi - 1,8 SBi E Tidak Baik

Keterangan:

= skor rata-rata

Mi = (Skor maksimal ideal + Skor minimal ideal) 3

SBi= (Skor maksimal ideal - Skor minimal ideal)

Skor maksimal ideal = skor tertinggi

Skor minimal ideal = skor terendah

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

57

Tabel diatas dikembangkan dengan skor maksimal

ideal adalah lima dan skor minimal ideal adalah satu.

Tabel pengembangan disajikan dalam tabel 3. 5.

Tabel 3. 5 Kriteria Hasil Angket Respon Peserta

Didik

Interval Nilai Kategori

> 4, 2 A Sangat Baik

3, 4 < 4, 2 B Baik

2, 6 < 3, 4 C Cukup Baik

1,8 < 2, 6 D Kurang Baik

1,8 E Tidak Baik

Keterangan: = skor rata-rata

Modul yang dikembangkan dinyatakan praktis

apabila minimal kriteria respon peserta didik yang

dicapai adalah kategori baik.

Modul yang dikembangkan dinyatakan

praktis apabila minimal kriteria respon peserta

didik yang dicapai adalah kategori baik.

3. Analisis data untuk mengukur keefektivan modul

Analisis data yang dilakukan melalui beberapa

tahap sebagai berikut:

a. Analisis Data Tahap Awal

Analisis data awal bertujuan untuk

mengetahui apakah sampel berasal dari

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

58

kondisi awal yang sama atau tidak. Data yang

dianalisis adalah nilai dari tes awal

kemampuan pemecahan masalah peserta

didik kelas X MIA Putri MAS Simbang Kulon

tahun pelajaran 2017/2018. Pada analisis data

awal penelitian ini meliputi uji normalitas, uji

homogenitas dan uji kesamaan rata-rata.

1) Uji normalitas

Pada tahap uji normalitas data yang

digunakan adalah data nilai tes awal

kemampuan koneksi matematika pada

materi trigonometri. Soal yang diberikan

berbentuk uraian. Tujuan dilakukannya

uji normalitas adalah untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh berdistribusi

normal atau tidak. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Chi-Square .

Hipotesis yang diuji, yaitu :

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Adapun rumus yang digunakan untuk

melakukan uji normalitas adalah Chi-

Square (Sudjana, 2005: 273).

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

59

Rumus Chi-Square:

Keterangan :

= harga Chi-square

= frekuensi observasi (pengamatan)

= frekuensi teoritik (yang

diharapkan).

Menentukan derajat kebebasan (dk),

dalam hal ini data yang terdiri dari k

buah kelas interval sehingga untuk

menetukan kriteria pengujian digunakan

rumus dk = k-3. Dengan k adalah

banyaknya kelas interval dan taraf

signifikansinya adalah α= 5%. Jika

maka berdistribusi

normal, sebaliknya jika

maka tidak berdistribusi normal.

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

60

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk

menunjukkan bahwa penelitian berangkat

dari kondisi yang sama atau homogen. Uji

homogenitas pada tahap ini menggunakan

uji-F. Hipotesis yang dilakukan dalam uji

homogenitas sebagai berikut (Sudjana,

2005: 249):

H0 : =

H1 :

Keterangan:

H0: kedua kelompok sampel homogen

H1: kedua kelompok sampel tidak

homogen

= Varians nilai data kelas X MIA-02

= Varians nilai data kelas X MIA-03

Menurut Sugiyono (2016: 140)

hipotesis diuji menggunakan rumus

sebagai berikut:

Menentukan taraf signifikansi (α) dan

kriteria pengujian sebagai berikut:

Dengan taraf signifikan 5% penolakan H0

dilakukan dengan membandingkan

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

61

Jika maka H0

diterima. Berarti kedua kelompok

homogen dengan derajat kebebasan (dk)

pembilang dk= 1n 1 dan derajat

kebebasan (dk) penyebut dk= 2n 1 .

3) Uji Kesamaan rata-rata

Uji kesamaan rata-rata pada tahap awal

digunakan untuk menguji apakah semua

kelas memiliki kesamaan rata-rata atau

tidak. Perumusan hipotesis yang akan

diuji adalah sebagai berikut :

1 = 2 (kemampuan koneksi

matematika awal peserta didik sama)

H1: 1 2 (kemampuan koneksi

matematika awal peserta didik tidak

sama)

Menurut Sugiyono (2016: 139) rumus t-

test yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a) Polled Varians

Apabila n1 n2 , varians homogen

( 12 = 22)

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

62

1 2

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

x xt

n s n s

n n n n

Keterangan:

1x mean kelas X MIA-02

2x mean kelas X MIA-03

2

1s varians kelas X MIA-02

2

2s varians kelas X MIA-03

1n jumlah sampel kelas X MIA-02

2n jumlah sampel kelas X MIA-03

Taraf signifikan 5% dan dk = 1 2 2n n

(Sugiyono, 2016: 139). Jika hitung tabelt t

maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Separated Varians

Apabila n1 n2 , varians tidak

homogen ( 12 22)

1 2

2 2

1 2

1 2

x x

ts s

n n

Keterangan:

1x mean kelas X MIA-02

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

63

2x mean kelas X MIA-03

2

1s varians kelas X MIA-02

2

2s varians kelas X MIA-03

1n jumlah sampel kelas X MIA-02

2n jumlah sampel kelas X MIA-03

Taraf signifikasi 5% dan harga t

sebagai pengganti harga t tabel

dihitung dari selisih harga t tabel

dengan dk= 1n 1 dan dk= 2n 1 ,

dibagi dua dan kemudian ditambah

dengan t yang terkecil. (Sugiyono,

2016: 139). Jika hitung tabelt t maka H0

diterima dan H1 ditolak.

b. Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen yang telah disusun kemudian diuji

cobakan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda

soal. Uji coba dilakukan pada peserta didik

kelas XI MIA yang telah mendapatkan materi

trigonometri. Tujuannya untuk mengetahui

apakah soal memenuhi syarat tes yang baik

atau tidak.

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

64

1) Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur

tingkat kesahihan suatu instrumen. Uji

validitas yang digunakan adalah korelasi

product moment .

Menurut Arifin (2009: 254) rumus product

moment adalah sebagai berikut:

2 22 2

( )( )

{ ( ) }{ ( )xy

N XY X Yr

N X X N Y Y

Keterangan :

: koefisien korelasi

X : Jumlah skor item

Y : Jumlah skor total

: Kuadrat dari X

: Kuadrat dari Y

: Jumal peserta didik yang

mengikuti tes

Setelah diperoleh selanjutnya untuk

menentukan instrumen tersebut valid atau

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

65

tidak, maka harga tersebut dikonsultasikan

dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

Apabila rtabel maka item soal tersebut

dikatakan valid, sebaliknya bila rtabel

maka item soal tersebut tidak valid

(Sugiyono, 2016: 231).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari

suatu instrumen. Suatu tes dikatakan

reliabel apabila dalam beberapa kali tes

dilakukan selalu menunjukkan hasil yang

relatif sama (Arifin, 2009: 258). Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas soal adalah Cronbach Alpha

sebagai berikut (Arikunto, 2015: 122-125):

Keterangan:

: reliabilitas yang dicari

: jumlah item soal

: varians total

: jumlah varians skor tiap-tiap item.

2

2

11 11

t

i

n

nr

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

66

Setelah diperoleh kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel, apabila harga

> rtabel maka instrumen tersebut reliabel.

3) Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang

untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasa

dinyatakan dengan indeks. Indeks ini

dinyatakan dengan proporsi yang besarnya

antara 0,0 sampai dengan 1,0. Semakin

besar indeks tingkat tingkat kesukaran

berarti soal semakin mudah. Tingkat

kesukaran dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Kriteria tingkat kesukaran (Arifin, 2009:

134-135) sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,0 Mudah

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

67

4) Daya Beda Soal

Daya beda adalah kemampuan sesuatu soal

untuk membedakan antara peserta didik

yang berkemampuan tinggi dengan peserta

didik yang berkemampuan rendah. Daya

beda soal dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

DB =

skor maks

XKA XKA

Keterangan:

DB :daya beda

XKA : rata-rata kelompok atas

XKB : rata-rata kelompok bawah

Skor maks : skor maksimum setiap butir

soal

Kriteria yang digunakan dalam indeks

diskriminasi daya beda (Arikunto,

2015:232):

Tabel 3. 7 Indeks Daya Beda

Indeks Daya Beda Kriteria 00,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat baik

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

68

c. Analisis Data Tahap Akhir

Sebelum melaksanakan analisis tahap akhir,

terlebih dahulu dilakukan analisis dan

penskoran untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kedua kelas tersebut diberikan post-

test kemampuan pemecahan masalah dalam

bentuk uraian. Dari nilai post-test tersebut

diperoleh nilai yang yang kemudian digunakan

pada analisis data tahap akhir.

Langkah-langkah analisis tahap akhir sebagai

berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data nilai post-test

peserta didik berdistribusi normal atau

tidak (Sugiyono, 2015: 75). Uji normalitas

yang digunakan adalah uji Chi-Square

dengan dengan langkah-langkah uji

normalitas pada analisis data tahap awal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk

menyelidiki apakah kedua sampel

memiliki variansi yang sama atau tidak.

Uji homogenitas pada tahap ini

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

69

menggunakan uji-F dengan langkah-

langkah uji homogenitas pada analisis

tahap awal.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui

perbedaan antara kemampuan koneksi

matematika peserta didik kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah

diberi perlakuan yang berbeda yang telah

di uji normalitas dan homogenitas, maka

selanjutnya dilakukan uji tahap akhir

yaitu uji hipotesis yang menggunakan uji-t

satu pihak yaitu pihak kanan (Independent

Sample t-test). Hipotesis yang akan diuji

untuk membandingkan kemampuan

koneksi matematika peserta didik kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah

sebagai berikut :

0 1 2

1 1 2

:

:

H

H

Keterangan:

rata-rata kemampuan koneksi

matematika peserta didik kelas

eksperimen dengan pembelajaran modul

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

70

berbasis unity of sciences dengan

pendekatan PMRI

: rata-rata kemampuan koneksi

matematika peserta didik kelas kontrol

dengan pembelajaran tanpa menggunakan

modul. Menurut Sugiyono (2016: 139)

rumus t-test yang digunakan adalah

sebagai berikut

a) Polled Varians

Apabila n1 n2 , varians homogen

( 12 = 22)

1 2

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

x xt

n s n s

n n n n

Keterangan:

1x : mean kelas eksperimen

2x : mean kelas kontrol

2

1s : varians kelas eksperimen

2

2s : varians kelas kontrol

1n : jumlah sampel kelas eksperimen

2n : jumlah sampel kelas kontrol

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

71

Taraf signifikan 5% dan dk = 1 2 2n n

(Sugiyono, 2016: 139). Jika hitung tabelt t

maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b) Separated Varians

Apabila n1 n2 , varians tidak

homogen ( 12 22)

1 2

2 2

1 2

1 2

x x

ts s

n n

Keterangan:

1x mean kelas eksperimen

2x mean kelas kontrol

2

1s varians kelas eksperimen

2

2s varians kelas kontrol

1n jumlah sampel kelas eksperimen

2n jumlah sampel kelas kontrol

Taraf signifikasi 5% dan harga t sebagai

pengganti harga t tabel dihitung dari

selisih harga t tabel dengan dk= 1n 1 dan

dk= 2n 1 , dibagi dua dan kemudian

ditambah dengan t yang terkecil.

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

72

(Sugiyono, 2016: 139). Jika hitung tabelt t

maka H0 diterima dan H1 ditolak.

4) Uji Gain

Uji Gain digunakan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan koneksi

matematika peserta didik setelah dan

sebelum pembelajaran dilakukan oleh

guru. Indeks Gain ini dihitung dengan

rumus gain dari Hake (1999) yang dikutip

oleh Rustina Sundayana (2014: 151):

Normalized gain (g)

Keterangan:

S post : Skor posttests

S pre : Skor pretests

S ideal: Skor ideal

Modifikasi Rustina Sundayana (2014: 151)

pada interpretasi skor n-gain dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3. 8 Interpretasi Indeks Gain

Nilai Gain Interpretasi

Terjadi penurunan

Tidak terjadi penurunan

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

73

Nilai Gain Interpretasi

Rendah

Sedang

Tinggi

Modul dikatakan efektif apabila

mencapai perolehan skor n-gain minimal lebih

dari 0,3 dengan kategori sedang.

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

74

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa

modul pembelajaran matematika berbasis unity of sciences

dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) pada materi trigonometri. Peserta didik

dapat belajar matematika dan mengetahui wawasan

keislaman dan hal-hal yang ada disekitar yang berkaitan

dengan trigonometri melalui modul ini.

Desain modul pembelajaran matematika yang

dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Halaman Judul

2. Daftar Isi

3. Pendahuluan

4. Panduan Penggunaan Modul

5. Petunjuk Penggunaan Modul

6. Peta Konsep

7. Kata Kunci

8. Tokoh Matematika

9. KI, KD dan Indikator

10. Tujuan Pembelajaran

11. Jendela UOS

12. Kegiatan Belajar

13. Motivasi

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

75

14. Rangkuman

15. Glosarium

16. Daftar Pustaka

17. Daftar Pustaka Gambar

18. Profi Peneliti

Pendeskripsian mengenai produk modul matematika

berangkat dari model pengembangan ADDIE. Adapun

tahap-tahap ADDIE dalam pengembangan produk ini

terdiri dari analysis (analisis), design (perancangan),

development (pengembangan), implementation

(implementasi) dan evaluation (evaluasi).

B. Hasil Penelitian

Sesuai dengan prosedur pengembangan model

ADDIE, berikut merupakan pembahasan setiap tahapan

pengembangan modul.

1. Analysis (Analisis)

Tahap analisis ini terdapat tiga analisis yang

dilakukan, yaitu analisis kompetensi yang dituntut

peserta didik, analisis karakteristik peserta didik

tentang kapasitas belajarnya, pengetahuan,

ketrampilan, sikap yang telah dimiliki peserta didik

serta aspek lain yang terkait dan analisis materi sesuai

dengan tuntutan kompetensi. Berikut ini penjalasan

dari tiga analisis tersebut.

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

76

a. Analisis Kompetensi yang Dituntut Peserta Didik

Analisis kompetensi yang harus dikuasai oleh

peserta didik setelah menggunakan produk

pengembangan diperoleh melalui analisis silabus

yang diberikan oleh Saefuddin selaku guru

matematika kelas X MAS Simbang Kulon. Adapun

kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

3.7 Menjelaskan rasio

trigonometri (sinus,

cosinus, tangen,

cosecan, secan, dan

cotangen) pada

segitiga siku-siku

4.7 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan

dengan rasio

trigonometri (sinus,

cosinus, tangen,

cosecan, secan, dan

cotangen) pada

segitiga siku-siku

3.8 Mengeneralisasi rasio

trigonometri untuk

sudut-sudut

diberbagai kuadran

dan sudut-sudut

berelasi

4.8 Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan

dengan rasio

trigonometri sudut-

sudut di berbagai

kuadran dan sudut-

sudut berelasi

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

77

Kompetensi Dasar

3.9 Menjelaskan aturan

sinus dan cosinus

4.9 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan sinus dan

cosinus

3.10 Menjelaskan fungsi

trigonometri dengan

menggunakan

lingkaran satuan

4.10 Menganalisa

perubahan grafik

fungsi trigonometri

akibat perubahan

pada konstanta pada

fungsi y = a sin b(x +

c) + d.

b. Analisis Karakteristik Peserta Didik

Keadaan peserta didik yang menggunakan

produk pengembangan diperoleh melalui

penyebaran angket analisis kebutuhan dan melalui

wawancara kepada Saifuddin selaku guru

matematika kelas X. Hasil wawancara yang

dilakukan kepada Saifuddin selaku guru matematika

adalah guru menyadari akan perlunya

pengembangan modul matematika sebagai sumber

belajar peserta didik. Pembelajaran matematika di

kelas X MAS Simbang Kulon yang guru ajar sering

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

78

Sumber belajar cetak yang tersedia hanya LKS dan

buku paket yang ada di perpustakaan yang

jumlahnya terbatas sehingga peserta didik kesulitan

dalam mempelajari materi matematika.

Analisis karakteristik peserta didik juga

dilakukan dengan melalui penyebaran angket

kebutuhan peserta didik. Hasil angket kebutuhan

peserta didik kelas X MAS Simbang Kulon

menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan

peserta didik di sekolah adalah LKS. Sebagian kecil

peserta didik tidak menyukai matematika dan

peserta didik menganggap matematika sebagai

pelajaran yang sulit. Mayoritas peserta didik tertarik

dengan pengembangan modul berbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI dan bahan ajar

yang bergambar, berwarna, terdapat motivasi dan

wawasan keislaman. Rekapitulasi hasil angket

kebutuhan peserta didik lebih lengkap terlampir

pada lampiran 2. Berdasarkan hasil wawancara dan

angket kebutuhan peserta didik tersebut peneliti

melakukan pengembangan sumber belajar berupa

modul matematika unity of sciences dengan

pendekatan PMRI yang dapat digunakan sebagai

salah satu sumber belajar peserta didik.

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

79

c. Analisis Materi

Materi yang dikembangkan dalam penelitian

ini adalah trigonometri. Berdasarkan hasil

wawancara terhadap guru matematika, materi

trigonometri termasuk materi yang sulit dipahami

peserta didik. Materi trigonometri merupakan salah

satu materi pada mata pelajaran matematika yang

diajarkan pada peserta didik SMA/MA/SMK/MAK

sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) pada Permendikbud Tahun 2016 No. 24

tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pelajaran kurikulum 2013 pada pendidikan dasar

dan pendidikan menengah. Peneliti kemudian

menganalisis kompetensi dasar dan indikator

pembelajaran. Tujuan dari langkah ini adalah agar

perencanaan pengembangan modul dapat dilakukan

dengan baik.

2. Design (Perancangan)

Setelah dilakukan tahap analisis, tahap

selanjutnya adalah perancangan yang menghasilkan

kerangka modul, tampilan modul, urutan isi modul,

referensi materi, referensi gambar yang digunakan

pada modul dan instrumen penilaian modul.

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

80

a. Kerangka Modul

Kerangka modul meliputi garis besar modul

dan sistematika penyusunan materi

b. Tampilan Modul

Rancangan tampilan modul meliputi

rancangan tampilan sampul, jenis huruf, ukuran

huruf, spasi dan pewarnaan modul.

1) Tampilan Sampul

Tampilan sampul memuat judul modul

dan identitas modul sesuai dengan ciri khasnya

yaitu modul matematika berbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI.

Gambar 4. 1 Sampul Modul

2) Jenis Huruf

Jenis huruf yang digunakan dalam modul

yaitu cambria. Jenis huruf cambria digunakan

untuk menuliskan judul pada sampul depan

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

81

modul, dan uraian materi yang disajikan dalam

modul. Jenis huruf merupakan huruf yang

mudah dan jelas untuk dibaca.

3) Ukuran Huruf

Huruf yang digunakan dalam penelitian

modul ini ada empat macam yaitu 10 point, 11

point, dan 12 point.

4) Spasi

Spasi antar baris yang digunakan dalam

penelitian modul adalah 1 dan 1,5 spasi.

5) Warna Modul

Warna dasar yang digunakan pada sampul

modul dan warna background pada isi adalah

warna orange.

c. Urutan Isi Modul

Urutan bagian isi modul pada setiap kegiatan

belajar yang akan dikembangkan adalah sebagai

berikut: Judul sub bab, Tujuan Pembelajaran,

Kegiatan belajar, Rangkuman, Uji kompetensi.

d. Instrumen Penilaian Modul

Instrumen yang digunakan untuk menilai

kualitas modul yang dikembangkan meliputi lembar

penilaian modul untuk validator, angket respon

peserta didik dan guru terhadap penggunaan modul

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

82

pada pembelajaran, soal pretest dan posttest

kemampuan koneksi matematika yang berbentuk

uraian. Hasil penilaian modul oleh validator

digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan

modul, hasil angket respon peserta didik dan guru

digunakan untuk mengukur tingkat kepraktisan

modul, hasil pre-test dan posttest peserta didik

digunakan untuk menentukan keefektivan modul

terhadap kemampuan koneksi matematika.

Lembar penilaian modul dikembangkan

dengan menggunakan skala penilaian dengan lima

alternatif jawaban yaitu 1 (sangat kurang), skor 2

(kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), dan skor 5

(sangat baik). Lembar penilaian modul untuk

validator terdapat lima aspek komponen yaitu

kelayakan isi, kelayakan penyajian, kesesuaian

modul dengan pendekatan kontekstual, kelayakan

kegrafikan, dan kelayakan bahasa. Lembar penilaian

modul untuk validator dan hasil validasi terlampir

pada lampiran 4 dan 5. Adapun rincian dari tiap

aspek dan indikator penilaian modul yaitu:

1) Kelayakan Isi

Aspek kelayakan isi berisi 16 butir angket

penilaian dengan 5 indikator penilaian yaitu:

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

83

kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD), keakuratan materi,

kemutakhiran materi, ketaatan pada hukum dan

perundang-undangan, dan dimensi ketrampilan.

2) Kesesuaian Modul dengan Basis Unity of Sciences

Aspek ini terdiri dari 4 butir angket penilaian

dengan 4 indikator penilaian.

3) Kesesuaian Modul dengan Pendekatan PMRI

Aspek kesesuaian dengan pendekatan PMRI

terdiri dari 9 butir angket penilaian dengan 2

indikator yaitu.

4) Kelayakan Penyajian

Aspek kelayakan penyajian terdiri dari 17

butir angket penilaian dengan 3 indikator

penilaian yaitu tekhnik penyajian, pendukung

penyajian dan penyajian pembelajaran.

5) Kelayakan Kegrafikan

Aspek kelayakan kegrafikan terdiri dari 16

butir angket penilaian dengan indikator yaitu

konsistensi penyusunan tata letak pada modul,

kesesuaian ilustrasi dan gambar, pengatura

tipografi, pengaturan desain cover/sampul dan

ukuran kertas, dan pengaturan desain layout

halaman.

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

84

6) Kelayakan bahasa

Aspek kelayakan penyajian terdiri dari 11

butir angket penilaian dengan 3 indikator

penilaian.

Angket respon peserta didik dan guru

terhadap penggunaan modul pada pembelajaran

dikembangkan dengan menggunakan skala likert

dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, kurang setuju, dan tidak setuju.

Angket respons peserta didik dan guru tersebut

terdiri dari empat indikator kepraktisan. Peneliti

mengembangkan empat indikator kepraktisan

tersebut menjadi 14 butir penyataan pada lembar

angket peserta didik dan lembar angket respon guru.

Lembar angket respon peserta didik dab guru

terlampir pada lampiran 8. Soal prettest uji coba

terdiri dari 10 soal uraian dan soal posttest uji coba

terdiri dari 10 soal uraian dengan indikator sesuai

indikator materi dan koneksi matematika yang

dikembangkan.

3. Development (Pengembangan)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap

pengembangan modul matematika berbasis unity of

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

85

sciences dengan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) adalah sebagai berikut:

a. Penelitian Draft Modul

Pada tahap penelitian draft modul, garis

besar isi modul dikembangkan menjadi sebuah

bahan ajar berbentuk modul modul brbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI. Rancangan awal

draft modul yang dikembangkan menjadi modul

adalah seperti berikut:

1) Sampul Modul

Sampul modul terdiri dari dua yaitu sampul

depan dan sampul belakang. Sampul depan

terdiri dari judul, gambar, nama penyusun dan

nama dosen pembimbing. Gambar yang dipilih

disesuaikan dengan materi trigonometri yang

dikemas dengan gambar dan warna yang

menarik. Tata letak dari halaman sampul

disesuaikan sedemikian rupa agar tampak

menarik perhatian peserta didik. Sedangkan

sampul belakang terdiri dari nama institusi.

2) Pendahuluan

Pendahuluan berisi daftar isi modul

matematika yang dikembangkan. Daftar isi

berisi materi yang diikuti dan halaman

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

86

kemunculan pada modul. Daftar isi berfungsi

memudahkan peserta didik dalam menentukan

halaman setiap sub bab yang akan dipelajari.

3) Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan berisi petunjuk dalam

menggunakan modul agar mempermudah

peserta didik dalam mempelajari modul.

4) Peta Konsep

Penyusunan peta konsep bertujuan untuk

memberi garis besar atau gambaran umum

tentang isi modul yang akan dipelajari

sehingga materi dalam modul dapat disajikan

secara urut.

5) Tokoh Matematika

Bagian tokoh matematika berisi biografi

singkat tokoh yang berpengaruh di bidang

keilmuan matematika pada bidang

trigonometri. Biografi tokoh matematika yang

dipilih untuk dicantumkan pada modul adalah

Al Buzjani.

6) KI, KD dan Indikator

Modul berisi kompetensi Inti kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang harus

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

87

dikuasai peserta didik setelah mempelajari

modul.

7) Jendela UOS

Berisi wawasan keislaman dan keilmuan yang

terkait dengan materi trigonometri.

8) Kegiatan Belajar

Pemisahan materi dilakukan dalam beberapa

kegiatan belajar. Hal tersebut bertujuan agar

materi yang disampaikan dapat dipelajari

dengan mudah dan urut.

9) Rangkuman

Rangkuman disusun dengan tujuan mengulas

materi yang dianggap penting yang telah

dipelajari.

10) Uji Kompetensi

Bagian uji kompetensi bertujuan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik dalam

memahami keseluruhan materi yang dipelajari.

11) Glosarium

Glosarium berisikan definisi-definisi konsep

yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut

dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat

kembali konsep yang telah dipelajari.

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

88

12) Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun untuk memberikan

informasi dan arahan bagi pembaca yang ingin

meneruskan kajian materi.

13) Daftar Pustaka Gambar

Daftar pustaka gambar disusun untuk

memberikan informasi bagi pembaca

melakukan pengecekan ulang terhadap

gambar-gambar pada modul.

14) Biodata Peneliti

Biodata peneliti disusun untuk memberikan

informasi pemabaca mengenai riwayat hidup

peneliti. Pembaca dapat menghubungi peneliti

apabila ingin bertanya mengenai modul yang

dikembangkan.

b. Penyuntingan Modul

Setelah draft modul selesai disusun

kemudian draft modul tersebut dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing dengan tujuan untuk

mendapatkan saran perbaikan dan

penyempurnaan. Draft modul yang telah

dikonsultasikan tersebut selanjutnya direvisi sesuai

saran dari dosen pembimbing, kemudian

dikonsultasikan kembali hingga draft modul

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

89

tersebut disetujui untuk divalidasikan kepada

validator.

c. Validasi Modul

Validasi modul yaitu penilaian modul kepada

validator beserta saran mengenai kekuarangan dan

kelamahan modul. Kekurangan-kekuragan tersebut

selanjutnya diperbaiki sesuai saran validator.

Setelah melakukan revisi draft modul, peneliti

kembali lagi kepada validator untuk meminta

pertimbangan apakah revisi yang dilakukan sudah

tepat. Validasi modul yang dikembangkan

dilakukan oleh Emy Siswanah selaku dosen

matematika UIN Walisongo Semarang, Saifuddin

selaku guru matematika MAS Simbang Kulon

Pekalongan dan Nafa Indana Zulfa selaku teman

sejawat peneliti. Validasi dilakukan dengan

memberikan lembar penilaian modul beserta

rubriknya yang sesuai dari BSNP, Depdiknas yang

telah dimodifikasi oleh peneliti.

1) Hasil Validasi

a. Validator I

Hasil validasi yang dilakukan oleh Emy

Siswanah selaku dosen matematika UIN

Walisongo Semarang menyatakan bahwa

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

90

modul layak digunakan dengan catatan revisi

sesuai saran dan didukung dengan

perhitungan instrumen validasi diperoleh

skor sebesar 80,7%. Jadi modul termasuk

dalam kategori valid.

b. Validator II

Hasil validasi yang dilakukan oleh Saifuddin

selaku guru matematika MAS Simbang Kulon

menyatakan bahwa modul layak digunakan

dengan catatan revisi sesuai saran dan

didukung dengan perhitungan instrumen

validasi diperoleh skor sebesar 85%. Jadi

modul termasuk dalam kategori valid.

c. Validator III

Hasil validasi yang dilakukan oleh Nafa

Indana Zulfa selaku teman sejawat

menyatakan bahwa modul layak digunakan

dengan catatan revisi sesuai saran dan

didukung dengan perhitungan instrumen

validasi diperoleh skor sebesar 88, 2%. Jadi

modul termasuk dalam kategori valid.

Secara umum, hasil yang diperoleh dari

penilain ketiga validator dapat disimpulkan

bahwa modul layak digunakan dengan revisis

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

91

sesuai saran dengan rata-rata skor 84,6%

seperti disajikan dalam tabel 4. 2 berikut:

Tabel 4. 2 Hasil Validasi Modul

No Validator Skor Keterangan 1 Emy Siswanah 80,7% Valid 2 Saifuddin 85% Valid 4 Nafa Indana Z 88, 2% Sangat Valid

Rata – Rata 84, 6 % Valid

2) Komentar dan Saran

Komentar dan saran dari validator

disajikan dalam tabel 4. 3 berikut:

Tabel 4. 3 Komentar dan Saran dari Validator

No Validator Komentar dan saran

1 Emy Siswanah

a. Tata letak gambar diperhatikan agar tidak menutupi tulisan

b. Gambar diganti dengan gambar ruku’ mendekati 90

c. Menambahkan keterkaitan UOS dengan materi

2 Saifuddin Materi kegiatan pada modul ditambahi rumus jumlah dan selisih dua sudut

3 Nafa Indana Z

Tulisan arab diberi harokat

d. Revisi Modul

Revisi modul dilakukan setelah produk dinilai

kelayakannya oleh validator untuk dijadikan

perbaikan modul.

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

92

Masukan-masukan yang berkenaan dengan

kualitas modul adalah sebagai berikut:

1) Tata letak gambar diperhatikan agar tidak

menutupi tulisan

Gambar 4. 2 Sebelum revisi Gambar 4. 3 Setelah revisi

2.) Gambar diganti dengan gambar ruku’ mendekati

90

Gambar 4. 4 Sebelum revisi Gambar 4. 5 Setelah revisi

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

93

3.) Menambahkan keterkaitan UOS dengan materi

Gambar 4. 6 Sebelum revisi Gambar 4. 7 Setelah revisi

4) Pemberian harokat pada tulisan arab

Gambar 4. 8 Sebelum revisi Gambar 4. 9 Setelah revisi

4. Implementation (Implementasi)

Implementasi modul yang dikembangkan

dilakukan setelah modul dinyatakan valid oleh

validator. Pada tahap implementasi ini, peneliti

melakukan uji coba modul pada pembelajaran. Uji

coba modul dilakukan pada bulan April sampai Mei

2018 di MAS Simbang Kulon Pekalongan. penelitian

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

94

tersebut dilakukan pada peserta didik kelas X MIA-02

MAS Simbanng Kulon Pekalongan.

Peneliti adalah sebagai pengajar dalam kegiatan

uji coba modul. Peneliti tidak menerangkan materi

secara keseluruhan dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk belajar mandiri. Peserta

didik mempelajari materi dan mencoba melakukan

kegiatan belajar sesuai dengan petunjuk pada modul.

Setelah melakukan kegiatan belajar, pada setiap akhir

materi peserta didik mengerjakan soal latihan untuk

meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan materi yang

telah dipelajari. Pada akhir kegiatan pembelajaran

peneliti memberikan lembar angket respon peserta

didik terhadap modul yang digunakan. Selain itu,

peneliti juga memberikan lembar angket respon guru

terhadap modul yang digunakan. Peneliti memberikan

soal posttest kepada peserta didik untuk mengetahui

keefektivan modul terhadap kemampuan koneksi

matematika peserta didik setelah menggunakan

modul.

5. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi meliputi evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan pada

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

95

setiap tahapan ADDIE yang digunakan sebagai

penyempurnaan dan kevalidan modul. Evaluasi

sumatif dilakukan pada akhir tahap untuk mengetahui

kepraktisan dan kefektifan modul. Data hasil

penelitian yang dianalisis pada tahap evaluasi formatif

adalah hasil penilaian modul dan saran dari validator.

Data hasil penelitian yang dianalisis pada tahap

evaluasi sumatif adalah hasil lembar respon peserta

didik dan guru terhadap modul, hasil pretest dan

posttest kemampuan koneksi matematika peserta

didik sebelum dan sesudah menggunakan modul yang

dikembangkan.

C. Analisis Data

Penelitian pengembangan modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan PMRI

bertujuan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan

keefektivan modul yang dikembangkan. Hasil penelitian

yang didapat setelah mengimplementasikan modul yang

dikembangkan yaitu:

1. Kevalidan Modul

Modul yang layak digunakan haruslah melalui

tahap penilaian oleh validator. Setelah melalui validasi

dari dosen matematika, guru matematika, dan teman

sejawat, modul ini dinyatakan layak untuk digunakan

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

96

dengan revisi sesuai saran. Skala penilaian kevalidan

modul yang digunakan adalah skala 1-5. Rata-rata skor

yang diperoleh dari ketiga validator yaitu 84,6%. Dilihat

dari hasil validasi, skor rata-rata dari semua aspek

penilaian adalah yang termasuk klasifikasi valid.

Pengisisan lembar penilaian modul oleh validator

beserta rekapitulai nilainya terlampir pada lampiran 5.

2. Kepraktisan Modul

Kepraktisan modul dilihat dari hasil pengisian

lembar angket respons peserta didik dan guru terhadap

penggunaan modul pada pembelajarn. Skala nilai

kepraktisan modul yang digunakan yaitu skala 1-5. Skor

rata-rata dari semua pengisian lembar angket respons

guru yaitu yang termasuk klasifikasi baik dan skor rata-

rata 4, 14. Sedangkan pengisian lembar angket respon

peserta didik yaitu 4, 05 yang termasuk klasifikasi baik.

Hasil rekapitulasi angket respon peserta didik terhadap

penggunaan modul terlampir pada lampiran.

3. Keefektivan Modul

Teknik analisis keefektivan modul terhadap

peningkatan kemampuan koneksi matematika peserta

didik dibagi menjadi dua yaitu analisis tahap awal dan

analisis tahap akhir. Berikut dipaparkan penjelasannya.

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

97

a. Analisis Instrumen Penelitian

1) Uji validitas

Validitas digunakan untuk mengetahui valid atau

tidaknya item soal tes. Soal yang tidak valid akan

dibuang dan tidak digunakan. Item yang valid

akan digunakan untuk uji selanjutnya. Teknik

yang digunakan untuk mengetahui validitas item

soal adalah korelasi product moment. Instrumen

soal tes sebanyak 10 soal. Berdasarkan hasil

perhitungan validitas diperoleh hasil uji validitas

soal pre test pada tabel 4. 4 sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pretest

Butir soal rtabel Ket

1 0,766 0, 381 Valid 2 0,829 0, 381 Valid 3 0,737 0, 381 Valid 4 0,820 0, 381 Valid 5 0,785 0, 381 Valid 6 0,830 0, 381 Valid 7 0,797 0, 381 Valid 8 0,760 0, 381 Valid 9 0,662 0, 381 Valid

10 0,883 0, 381 Valid

Berdasarkan tabel 4. 4 ditunjukkan bahwa semua

butir soal memiliki kriteria valid, sehingga

selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

98

Hasil uji validitas soal uji coba posttest pada tabel

4. 5 sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Uji

Coba Posttest

Butir soal rtabel Ket

1 0,576 0, 281 Valid 2 0,806 0, 281 Valid 3 0,669 0, 281 Valid 4 0,823 0, 281 Valid 5 0,867 0, 281 Valid 6 0,821 0, 281 Valid 7 0,437 0, 281 Valid 8 0,778 0, 281 Valid 9 0,686 0, 281 Valid

10 0,861 0, 281 Valid

Berdasarkan tabel 4. 5 ditunjukkan

bahwa semua butir soal memiliki kriteria

valid, sehingga selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas. Sedangkan Hasil uji validitas soal

posttest pada tabel 4. 6 sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Butir Soal Posttest

Butir soal rtabel Ket

1 0, 823 0, 284 Valid 2 0, 718 0, 284 Valid 3 0, 773 0, 284 Valid 4 0, 856 0, 284 Valid 5 0, 845 0, 284 Valid 6 0, 788 0, 284 Valid 7 0, 703 0, 284 Valid 8 0, 876 0, 284 Valid

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

99

Berdasarkan tabel 4. 6 ditunjukkan

bahwa semua butir soal memiliki kriteria

valid, sehingga selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas.

b. Uji reliabilitas

Setelah analisis validitas,

selajutnya dilakukan uji reliabilitas pada

instrumen tes. Uji reliabilitas digunakan

untuk mengetahui tingkat konsistensi dari

suatu instrumen. Rumus yang digunakan

untuk menghitung reliabilitas soal adalah

Cronbach Alpha. Berdasarkan perhitungan

reliabilitas soal pretest pada lampiran 9

diperoleh nilai pada 10 soal yang

sudah valid adalah 0,926. Sehingga

diketahui bahwa lebih besar dari

0, 381 maka butir soal yang sudah

valid bersifat reliabel. Sedangkan

perhitungan reliabilitas soal uji coba

posttest diperoleh nilai pada 10 soal

yang sudah valid adalah 0,901. Sehingga

diketahui bahwa lebih besar dari

0, 381 maka butir soal yang sudah

valid bersifat reliabel. Sedangkan

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

100

perhitungan reliabilitas soal uji coba

posttest pada lampiran 18 diperoleh nilai

pada 8 soal yang sudah valid adalah

0,908. Sehingga diketahui bahwa lebih

besar dari 0, 2845 maka butir soal

yang sudah valid bersifat reliabel. Hal ini

dapat diartikan bahwa setiap butir soal

yang valid mampu diujikan kapanpun

dengan hasil tetap atau relatif tetap pada

responden yang sama.

c. Tingkat kesukaran

Uji tingkat kesukaran digunakan

untuk mengetahui tingkat kesukaran item

soal, apakah soal tersebut termasuk soal

yang sukar, sedang atau mudah.

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat

kesukaran soal pre test diperoleh hasil

tingkat kesukaran soal pada tabel 4. 6

sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Butir Soal Pretest

No Butir Soal

Besar Tingkat Kesukaran

Kriteria

1 1 0,671 Sedang 2 2 0,715 Mudah 3 3 0,447 Sedang

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

101

No Butir Soal

Besar Tingkat Kesukaran

Kriteria

4 4 0,597 Sedang 5 5 0,276 Sukar 6 6 0,397 Sedang 7 7 0,430 Sedang 8 8 0,334 Sedang 9 9 0,282 Sukar

10 10 0,600 Sedang

Berdasarkan tabel 4. 7 terdapat 1 soal

yang memiliki kriteria mudah yaitu soal

nomor 2, sedangkan 7 soal yang memiliki

kriteria sedang yaitu butir soal nomor 1, 3,

4, 6, 7, 8 dan 10 dan sukar nomer 5 dan 9.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Butir Soal Uji Coba Posttest

No Butir Soal

Besar Tingkat Kesukaran

Kriteria

1 1 0,689 Sedang 2 2 0,713 Mudah 3 3 0,465 Sedang 4 4 0,606 Sedang 5 5 0,265 Sukar 6 6 0,402 Sedang 7 7 0,469 Sedang 8 8 0,337 Sedang 9 9 0, 287 Sukar

10 10 0,308 Sedang

Berdasarkan tabel 4. 8 terdapat 1 soal

yang memiliki kriteria mudah yaitu soal

nomor 2, sedangkan 7 soal yang memiliki

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

102

kriteria sedang yaitu butir soal nomor 1,

3, 4, 6, 7, 8 dan 10 dan sukar nomer 5 dan

9.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Butir Soal Posttest

No Butir Soal

Besar Tingkat Kesukaran

Kriteria

1 1 0, 713 Mudah 2 2 0, 465 Sedang 3 3 0, 606 Sedang 4 4 0, 265 Sukar 5 5 0, 402 Sedang 6 6 0, 337 Sedang 7 7 0, 286 Sukar 8 8 0, 611 Sedang

Berdasarkan tabel 4. 9 terdapat 1 soal

yang memiliki kriteria mudah yaitu soal

nomor 1, sedangkan 5 soal yang memiliki

kriteria sedang yaitu butir soal nomor 2,

3, 5, 6 dan 8 dan sukar nomer 4 dan 7.

d. Daya beda

Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan kemampuan

peserta ddik yang memiliki kemampuan

tinggi dan kemampuan rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan daya beda

butir soal didapatkan daya beda soal

pretest pada tabel 4. 10.

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

103

Tabel 4. 10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Pretest

No Daya Beda Kriteria Kesimpulan 1 0, 20 Cukup Diterima 2 0, 29 Baik Diterima 3 0, 30 Baik Diterima 4 0, 35 Baik Diterima 5 0, 20 Cukup Diterima 6 0, 29 Baik Diterima 7 0, 33 Baik Diterima 8 0, 30 Baik Diterima 9 0, 28 Cukup Diterima 10 0, 33 Baik Diterima

Berdasarkan tabel 4. 10 hasil analisis

yang diperoleh dari uji coba soal kelas XI MIA-

03, dapat disimpulkan bahwa soal yang

memiliki kriteria baik dan cukup yang dipakai,

Sehingga ada 10 soal yang akan dipakai untuk

post-testt .

Sedangkan hasil perhitungan daya beda

soal posttest pada tabel 4. 11 berikut:

Tabel 4. 11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Uji Coba Posttest

No Daya Beda Kriteria Kesimpulan 1 0,16 Jelek Ditolak 2 0, 29 Baik Diterima 3 0, 26 Cukup Diterima 4 0,33 Baik Diterima 5 0, 22 Cukup Diterima 6 0,28 Cukup Diterima

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

104

No Daya Beda Kriteria Kesimpulan 7 0,13 Jelek Ditolak 8 0,3 Baik Diterima 9 0, 27 Cukup Diterima 10 0, 31 Baik Diterima

Berdasarkan tabel 4. 11 hasil analisis

yang diperoleh dari uji coba soal kelas XI MIA-

03, dapat disimpulkan bahwa soal yang

memiliki kriteria baik dan cukup yang dipakai,

untuk soal yang berdaya beda jelek tidak

dipakai dalam penelitian. Sehingga ada 8 soal

yang akan dipakai untuk post-testt yaitu soal

nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9 dan 10.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Posttest

No Daya Beda Kriteria Kesimpulan 1 0, 29 Baik Diterima 2 0, 26 Cukup Diterima 3 0, 33 Baik Diterima 4 0, 23 Cukup Diterima 5 0, 28 Cukup Diterima 6 0, 30 Baik Diterima 7 0, 28 Cukup Diterima 8 0, 31 Baik Diterima

Berdasarkan tabel 4. 12 hasil analisis

yang diperoleh dari uji coba soal kelas XI MIA-

03, dapat disimpulkan bahwa 8 soal yang

memiliki kriteria baik dan cukup yang dipakai

untuk post-test.

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

105

e. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap akhir menggunakan tiga uji

statistik data yaitu uji normalitas, uji homogenitas

dan uji t pada nilai pretest kemampuan koneksi

matematika kelas eksperimen dan kontrol.

Rekapitulasi nilai hasil pretest kelas kontrol dan

eksperimen adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 10 Hasil Pre-test

1) Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Chi square. Berdasarkan

penghitungan uji normalitas data yang terlampir

diperoleh semua kelas pada populasi

berdistribusi normal. Adapaun hasil uji

normalitas setiap kelas disajikan pada tabel 4. 13.

0

5

10

15

53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88

Hasil Pre-Test

Kelas MIA-02 Kelas MIA-03

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

106

Tabel 4. 13 Hasil Normalitas Data Tahap Awal

Kelas 2

hitung 2tabel Keterangan

X MIA-02 7,4887 7,81 Normal X MIA-03 0,7014 7,81 Normal

Dari tabel diatas diketahui pada kelas X MIA-02

bahwa = 7,4887 dan = 7,81

dengan taraf signifikan 5% dan dk= 6-3=3,

sehingga H0 diterima. Sedangkan pada kelas X

MIA-03 bahwa = 0,7014 dan =

7,81 dengan taraf signifikan 5% dan dk= 6-3=3,

sehingga H0 diterima. Artinya kelas X MIA-02 dan

kelas X MIA-03 berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Setelah data normal, selanjutnya data kedua kelas

dilakukan uji homogenitas. Hal ini bertujuan

untuk menunjukkan bahwa penelitian berangkat

dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis

yang dilakukan dalam uji homogenitas sebagai

berikut (Sudjana, 2005: 249):

H0 : =

H1 :

Keterangan:

H0: kedua kelompok sampel homogen

H1: kedua kelompok sampel tidak homogen

= Varians nilai data kelas X MIA-02

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

107

= Varians nilai data kelas X MIA-03

Uji yang digunakan adalah uji F. Kriteria

pengujiannya hitungF < tabelF maka Ho diterima

dengan taraf signifikasi 5%.

Berdasarkan perhitungan, diketahui hasil uji

homogenitas tahap awal sebagai berikut:

Tabel 4. 14 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal

Sumber variasi Kelas

X MIA-02 Kelas X MIA-03

Jumlah 3424 3321

N 47 46

73 72

Varians (s2) 74 49

Standart deviasi (s) 9 7

Dari tabel diatas, diketahui hitungF =1,51 dan

tabelF = 1,8 dengan dk pembilang= 46-1=45, dk

penyebut= 47-1=46 dan tingkat signifikasi 5%

sehingga Ho diterima. Artinya kedua sampel

mempunyai varians yang sama atau homogen.

3) Uji Kesamaan Rata-Rata

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan

menggunakan uji-t. untuk menguji apakah semua

kelas memiliki kesamaan rata-rata atau tidak.

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

108

Perumusan hipotesis yang akan diuji adalah

sebagai berikut :

1 = 2 (kemampuan koneksi matematika

awal peserta didik sama)

H1 : 1 2 (kemampuan koneksi matematika

awal peserta didik tidak sama)

Varians dari sampel penelitian homogen (

12 = 2

2) dan n1 n2 maka penelitian ini

menggunakan rumus t-test Polled Varians sebagai

berikut:

1 2

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

x xt

n s n s

n n n n

keterangan:

1x mean kelas X MIA-02

2x mean kelas X MIA-03

2

1s varians kelas X MIA-02

2

2s varians kelas X MIA-03

1n jumlah sampel kelas X MIA-02

2n jumlah sampel kelas X MIA-03

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

109

Taraf signifikan 5% dan dk = 1 2 2n n

(Sugiyono, 2016: 139). Jika hitung tabelt t maka H0

diterima dan H1 ditolak.

Berdasarkan penghitungan uji-t yang

terlampir pada lampiran dapat diketahui hasil

penghitungan sebagai berikut:

Tabel 4. 15 Hasil Perhitungan Uji-t Kesamaan

Rata-rata

Sumber variasi Kelas

MIA-02 Kelas

MIA-03 Jumlah 3424 3321

N 47 46 72,851 72,196

Varians (s2) 73,564 48,605 Standart deviasi

(s) 8,577 6,972 t hitung 0,404

Dk 91 t tabel 1,99

Dari tabel diatas dapat digambarkan kurva

hasil pengujian sebagai berikut:

Gambar 4. 11 Kurva Kesamaan Rata-rata

Karena t hitung berada pada daerah penerimaan

Ho maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

110

koneksi matematika awal peserta didik sama.

Diperoleh t hitung = 0,404 dan t (1-1/2(0,05)) = 1,99

(Sudjana, 2005: 239). Karena (Sudjana, 2005: 239)

- t (1-1/2(0,05))< t < t (1-1/2(0,05)) diperoleh -1,99< 0,404<

1,99, maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan koneksi matematika awal peserta didik

sama.

f. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir menggunakan tiga uji

statistik data yaitu uji normalitas, uji homogenitas

dan uji t pada nilai posttest kemampuan koneksi

matematika kelas eksperimen dan kontrol.

Rekapitulasi nilai hasil post-test kelas kontrol dan

eksperimen adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 12 Hasil Post-test

0

5

10

15

65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94

Hasil Post-test

Kelas MIA-02 Eksperimen KelasMIA-03 Kontrol

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

111

1) Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Chi square. Berdasarkan

penghitungan uji normalitas data yang terlampir

pada lampiran diperoleh semua kelas pada

populasi berdistribusi normal. Adapaun hasil uji

normalitas setiap kelas disajikan pada tabel 4. 10

berikut:

Tabel 4. 16 Hasil Normalitas Data Tahap

Akhir

Kelas 2

hitung 2tabel Keterangan

X MIA-02 (Eksperimen)

6,65 7,81 Normal

X MIA-03 (Kontrol)

2, 38 7,81 Normal

Dari tabel diatas diketahui pada kelas X

MIA-02 bahwa = 6,65 dan = 7,81

dengan taraf signifikan 5% dan dk= 6-3=3,

sehingga H0 diterima. Sedangkan pada kelas X

MIA-03 bahwa = 2,38 dan = 7,81

dengan taraf signifikan 5% dan dk= 6-3=3,

sehingga H0 diterima. Artinya kedua sampel kelas

X MIA-02 (eksperimen) dan kelas X MIA-03

(kontrol) berdistribusi normal.

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

112

2) Uji Homogenitas

Setelah data normal, selanjutnya data kedua kelas

dilakukan uji homogenitas. Hal ini bertujuan

untuk menunjukkan bahwa penelitian berangkat

dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis

yang dilakukan dalam uji homogenitas sebagai

berikut (Sudjana, 2005: 249):

H0 : =

H1 :

Keterangan:

H0: kedua kelompok sampel homogen

H1: kedua kelompok sampel tidak homogen

= Varians nilai data kelas X MIA-02

(eksperimen)

= Varians nilai data kelas X MIA-03 (kontrol)

Uji yang digunakan adalah uji F. Kriteria

pengujiannya hitungF < tabelF maka Ho diterima

dengan taraf signifikasi 5%.

Berdasarkan perhitungan, diketahui hasil

uji homogenitas tahap akhir sebagai berikut:

Tabel 4. 17 Uji Homogenitas Tahap Akhir

Sumber variasi Kelas

Eksperimen Kelas X Kontrol

Jumlah 3881 3644

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

113

Sumber variasi Kelas

Eksperimen Kelas X Kontrol

N 47 46

83 79

Varians (s2) 43 52

Standart deviasi (s) 7 7

Dari tabel diatas, diketahui hitungF =1, 22 dan

tabelF = 1,8 dengan dk pembilang= 46-1=45, dk

penyebut= 47-1=46 dan tingkat signifikasi 5%

sehingga Ho diterima. Artinya kedua sampel

mempunyai varians yang sama atau homogen.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui

perbedaan antara kemampuan koneksi

matematika peserta didik kelas eksperimen dan

kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang

berbeda yang telah di uji normalitas dan

homogenitas, maka selanjutnya dilakukan uji

tahap akhir yaitu uji hipotesis yang menggunakan

uji-t satu pihak yaitu pihak kanan (Independent

Sample t-test). Hipotesis yang akan diuji adalah

sebagai berikut :

0 1 2

1 1 2

:

:

H

H

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

114

Keterangan :

rata-rata kemampuan koneksi matematika

peserta didik kelas eksperimen dengan

pembelajaran modul berbasis unity of sciences

dengan pendekatan PMRI

: rata-rata kemampuan koneksi matematika

peserta didik kelas kontrol dengan pembelajaran

tanpa menggunakan modul

Varians dari sampel penelitian homogen (

12 = 2

2) dan n1 n2 maka penelitian ini

menggunakan rumus t-test Polled Varians.

Rumus t-test Polled Varians sebagai berikut:

1 2

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

x xt

n s n s

n n n n

keterangan :

1x mean kelas eksperimen

2x mean kelas kontrol

2

1s varians kelas eksperimen

2

2s varians kelas kontrol

1n jumlah sampel kelas eksperimen

2n jumlah sampel kelas kontrol

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

115

Taraf signifikan 5% dan dk = 1 2 2n n

(Sugiyono, 2016: 139). Jika hitung tabelt t maka H0

diterima dan H1 ditolak.

Berdasarkan penghitungan uji-t yang

terlampir pada lampiran dapat diketahui hasil

penghitungan pada tabel 4. 18.

Tabel 4. 18 Hasil Penghitungan Uji-t

Perbedaan Rata-rata

Sumber variasi Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol Jumlah 3881 3644

N 47 46 82, 58 79, 21

Varians (s2) 42,83 51, 83 Standart deviasi

(s) 6, 522 7, 199 t hitung 2

Dk 91 t tabel 1,661

Dari tabel diatas dapat digambarkan kurva

hasil pengujian sebagai berikut:

Gambar 4. 13 Kuva Perbedaan Rata-rata

Diperoleh t hitung = 2 dan t (0,05;91) = 1,661. Karena 2

> 1,661 dan t hitung berada pada daerah penolakan

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

116

Ho maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata

kemampuan koneksi matematika peserta didik

kelas eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan

koneksi matematika peserta didik kelas kontrol.

4) Uji Gain

Uji Gain digunakan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan koneksi matematika

peserta didik setelah dan sebelum pembelajaran

dilakukan oleh guru. Indeks Gain ini dihitung

dengan rumus gain dari Hake (1999) yang dikutip

oleh Jumiati (2011: 170):

Normalized gain (g)

Keterangan:

S post : Skor posttests

S pre : Skor pretests

S maks: Skor maksimum

Kategori skor n-gain dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4. 19 Interpretasi Indeks Gain

Nilai Gain Interpretasi

Terjadi penurunan

Tidak terjadi penurunan

Rendah

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

117

Nilai Gain Interpretasi

Sedang

Tinggi

Modul dikatakan efektif apabila mencapai

perolehan skor n-gain minimal lebih dari 0,3

dengan kategori sedang. Berdasarkan

perhitungan gain diketahui hasil perhitungan

pada tabel 4. 19.

Tabel 4. 20 Hasil Penghitungan Gain

Kelas Nilai Gain Kriteria

Eksperimen 0,36 Sedang

Kontrol 0, 25 Rendah

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa

niai gain kelas kontrol sebesar 0, 25 termasuk

kategori rendah. Sedangkan nilai gain kelas

eksperimen sebesar 0, 36 termasuk kategori sedang.

Perolehan minimal n-gain lebih dari 0,3. Karena

perolehan skor n-gain yang dicapai kelas kontrol

sebesar 0,36, maka modul matematika berbasis unity

of sciences dengan pendekatan PMRI dapat

diikatakan efektif untuk peningkatan kemampuan

koneksi matematika peserta didik.

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

118 D. Pembahasan

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, diperoleh

produk penelitian berupa modul matematika berbasis

unity of sciences dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada materi

trigonometri. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektivan modul

untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika

peserta didik kelas X MIA MAS Simbang Kulon Pekalongan.

Pengembangan modul menggunakan model

pengembangan ADDIE yang terdiri dari tahap analysis

(analisis), design (perancangan), development

(pengembangan), implementation (implementasi) dan

evaluation (evaluasi). Untuk mengetahui efektivitas modul

untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika

peserta didik, modul diimplementasikan di kelas X MIA

Simbang Kulon Pekalongan. Modul divalidasi oleh dosen,

guru, dan teman sebaya terlebih dahulu sebelum

diimplementasikan di sekolah.

Validasi modul dilakukan untuk mengetahui kualitas

modul dilihat dari komponen kelayakan isi, kelayakan

penyajian, kelayakan bahasa, kelayakan kegrafikan,

kesesuaian unity of sciences dan kesusaian PMRI. Hasil

validasi berupa pernyataan validatior bahwa modul layak

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

119

diuji-cobakan dengan beberapa revisi. Hasil validasi modul

juga diperoleh data kuantitatif yang menunjukkan bahwa

modul yang dikembangkan mendapat kategori valid

dengan skor 84,6% . Hasil validasi ini tidak terlepas dari

proses penyusunan bahan ajar yang memperhatikan

karakteristik self contraction, self contained, berdiri sendiri,

adaptif, bersahabat (user friendly). Pada tahap analisis,

analisis kurikulum mencakup analisis KI dan KD pada

materi trigonometri dilakukan untuk menjabarkan KI dan

KD berupa indikator pencapaian kompetensi pada materi

trigonometri. Selain itu menyebar angket analisis

kebutuhan yang disebar kepada peserta didik kelas X. Hasil

analisis digunakan untuk meyusun kebutuhan modul pada

tahap desain. Berdasarkan hasil validasi oleh validator,

modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria bahan

ajar yang baik menurut BSNP dan Depdiknas berdasarkan

indikator yang telah dimodifikasi yang terdapat dalam

instrumen kevalidan modul dilihat dari komponen

kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan

kelayakan kegrafikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Finka (2014) penelitiannya

yang berjudul “Pengembangan Modul Matematika dengan

Pendekatan PMRI untuk Peserta Didik Kelas X SMK” hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa modul yang

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

120

dikembangkan memiliki validitas yang baik telah sesuai

dengan standar buku teks BSNP, modul tersebut telah

efektif digunakan dalam pembelajaran matematika di

sekolah dan modul yang dikembangkan praktis yaitu

mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

dan penelitian Umroh (2017) yang berjudul

“Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika berbasis

Unity of Sciences pada Pokok Bahasan Himpunan Kelas VII

MTs” (Umroh: 2017), hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa modul yang dikembangkan memiliki validitas yang

cukup valid, modul yang dikembangkan praktis yaitu

mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

matematika di sekolah dan modul tersebut telah efektif

digunakan dalam pembelajaran

Setelah divalidasi, modul diuji-cobakan pada

pembelajaran matematika di kelas X MIA MAS Simbang

Kulon. Berdasarkan analisis data respon peserta didik

terhadap penggunaan modul mendapat kategori baik

dengan skor 4, 05. Sedangkan analisis data respon guru

terhadap penggunaan modul mendapat kategori baik

dengan skor 4, 14. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang

dikembangkan membantu peserta didik dalam

pembelajaran. Hal ini juga tidak terlepas dari penyusunan

modul dengan pendekatan PMRI menggunakan

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

121

permasalahan realistik sehingga memotivasi dan

membantu peserta didik belajar matematika. Modul juga

memuat wawasan keislaman dan bidang ilmu lain terkait

materi trigonometri sehingga peserta didik memperoleh

pengetahuan lebih terkait materi dan mendukung

peningkatan koneksi matematika peserta didik. Hasil

perhitungan gain menunjukkan bahwa kemampuan

peserta didik kelas eksperimen mencapai taraf interpretasi

sedang dengan skor 3,6. Hal ini menunjukkan bahwa

modul matematika berbasis unity of sciences dengan

pendekatan PMRI efektif digunakan untuk meningkatkan

kemampuan koneksi matematika. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anhar

(2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

pendekatan PMRI terhadap koneksi dan disposisi

matematika peserta didik SMP, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan matematika realistik

berpengaruh terhadap kemampuan koneksi matematika

peserta didik dibanding dengan pembelajaran

konvensional.

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

122 E. Keterbatasan Penelitian

Pada tahap implementasi penelitian, materi yang

terdapat pada modul tidak semua dapat duji-cobakan

karena keterbatasan waktu penelitian.

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap

modul yang dikembangkan, dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Pengembangan modul matematika berbasis unity of

sciences dengan pendekatan PMRI untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematika

peserta didik pada materi trigonometri kelas X

menggunakan model pengembangan ADDIE yang

terdiri dari analysis (analisis), design (perancangan),

development (pengembangan), implementation

(implementasi) dan evaluation (evaluasi).

2. Kualitas modul yang telah dikembangkan adalah

sebagai berikut:

a. Kevalidan, yaitu penilaian oleh ahli materi, ahli

media, guru matematika, dan teman sebaya. Semua

validator menyatakan bahwa modul layak

digunakan dengan beberapa revisi. Modul yang

dikembangkan memperoleh skor 84,6% termasuk

dalam kategori valid dengan revisi.

b. Kepraktisan, yaitu hasil angket guru diperoleh

skor rata-rata 4, 14 dan skor rata-rata angket

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

124

peserta didik 4, 05 yang termasuk dalam kategori

baik sehingga modul yang dikembangkan praktis

yaitu modul mudah digunakan peserta didik dalam

pembelajaran.

c. Keefektifan, yaitu hasil posttest kemampuan

koneksi matematika diperoleh hasil gain dengan

skor 3,6 yang termasuk dalam interpretasi sedang

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan kemampuan koneksi matematika

peserta didik pada kelas eksperimen setelah

penggunaan modul dalam pembelajaran.

B. Saran

Beberapa hal yang dijadikan saran dari penelitian yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Modul matematika berbasis unity of sciences dengan

pendekatan PMRI materi trigonometri dapat

digunakan sebagai salah satu pilihan bahan ajar untuk

peserta didik kelas X.

2. Modul matematika berbasis unity of sciences dengan

pendekatan PMRI materi trigonometri dapat

disempurnakan baik dari materi maupun tampilan.

3. Perlu dikembangkan materi lain modul matematika

berbasis unity of sciences dengan pendekatan PMRI

selain materi trigonometri.

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Akker, J. V. D. 1999. Principles and Methods of Development Research . Design Approach and Tools in Education and Training. Belanda: Kluer Academic Publisher diakses 03 Februari 2018

Aldoobie, Nada. 2015. ADDIE Model. American International Journal of Contemporary ResearchVol. 5, No. 6; December 2015. ISSN 2162-142X University Of Northern Colorado 24 November 2017

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta : Gava Media

Departemen Agama. 2005. Alquran dan Terjemahannya. Surabaya: Karya Utama

Depdiknas. 2008. Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas

Fanani, Muhyar. 2015. Buku Ajar Paradigma Kesatuan Ilmu Pengetahuan. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya

Fitri Atiska, Finka. 2014. Pengembangan Modul Materi Matriks dengan Pendekatan Matriks untuk Peserta didik Kelas X SMK. Skripsi. Yogyakarta.: Universitas Negeri Yogyakarta

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

diakses 06 November 2017 diakses 28 Oktober 2017

Hadi, Sutarto. 2017. Pendidikan Matematika Realistik Teori, Pengembangan dan Implementasinya. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada

Hendriyana, Heris dan Utari Soemarmo . 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika Aditama

Jumiati, Martala Sari, dan Dian Akmala. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik dengan Menggunakan Model Number Head Together (NHT) pada Materi Gerak Tumbuhan di Kelas VIII SMP SEI PUTIH KAMPAR. Jurnal FKIP Universitas Lancang Kuning. Volume 02, Nomer 02, Agustus 2011

Junaedi, Mahfudz. 2017. Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam. Depok: Kencana Prenada Media Group

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses di http: //kbbi. kemendikbud. go. id/tanggal 13 Mei 2018

Kurnia, Anhar. 2017. Pengaruh pendekatan PMRI terhadap koneksi dan disposisi matenatis peserta didik SMP. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga diakses 20 Oktober 2017

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Marja van den Heuvel-Panhuizen and Paul Drijvers. Realistic Mathematics Education. Freudenthal Institute for Sciences and Mathematics Education Utrecht University

Muhaya, Abdul. 2015. Unity Of Sciencess According To Al-Ghazali. Jurnal Walisongo, Volume 23, Nomor 2, November 2015. UIN Walisongo Semarang diakses 10 Oktober 2017

Nasiroh, Dewi. 2014. Pengembangan Modul Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Barisan dan Deret untuk Peserta didik SMP Terbuka Kelas IX. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta (UNY) diakses 28 Oktober 2017

Permedikbud Indonesia. 2016. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 20, 21, 22 Tahun 2016. Jakarta: Kemendikbud

Riduwan, Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Saminanto dkk. 2018. Model Pembelajaran CONINCON Untuk Menumbuhkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP/MTs. Semarang: Next Book

Shadiq, Fajar. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika

Shihab, Quraisy. 2006. Tafsir Al Misbah (Yogyakarta: Lentera Hati

Sudijana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2016. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharto, Toto. n. d. The Paradigm of Theo-Anthropo-Cosmocentrism: Reposition Of The Cluster Of Non-Islamic Studies In Indonesian State Islamic Universities. Jurnal Walisongo, Volume 23, Nomor 2, November 2015. IAIN Surakarta diakses 15 Oktober 2017

Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susanti, Elly. 2012. Meningkatkan Penalaran Peserta didik Melalui Koneksi Matematika. Universitas Darul ‘Ulum Lamongan. Yogyakarta: FMIPA UNY Yogyakarta diakses 15 Februari 2018

Tegeh I Made, I Nyoman Jampel. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tsuwaibah. 2014. Epistemologi Unity Of Sciences Ibn Sina Kajian Integrasi Keilmuan Ibn Sina Dalam Kitab Asy-Syifa Juz I Dan Relevansinya Dengan Unity Of Sciences IAIN Walisongo. Laporan penelitian. Semarang: IAIN Walisongo Semarang diakses 13 Oktober 2017

Umroh, Mukholifatul. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika berbasis Unity of Sciences pada Pokok Bahasan Himpunan Kelas VII MTs. Jurnal Semarang: Universitas Islam

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Negeri Walisongo Semarang diakses 13 Juni 2018

Widyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Prmbelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zainab, Dwi Kurniati. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Peserta didik. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah diakses 20 Oktober 2017

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 1 KISI-KISI WAWANCARA DENGAN GURU

Untuk Mengetahui Studi Proses Pembelajaran Matematika MAS Simbang

Kulon Pekalongan

Kisi-kisi dan tujuan Pertanyaan 1. Mengetahui sumber belajar

sebagai analisis kebutuhan modul(analisis kinerja)

1. Sumber belajar apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam kelas?

(jawaban boleh lebih dari satu) Jawab :

Buku Teks Pelajaran LKS Bahan ajar

2. Mengetahui ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah untuk mengetahui perlunya pengembangan modul(analisis kinerja)

2. Bagaimana ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah yang mendukung pembelajaran matematika?

3. Mengetahui ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah untuk mengetahui perlunya pengembangan modul(analisis kinerja)

3. Apakah sudah sesuai dengan proporsi jumlah peserta didik di sekolah Bapak/Ibu?

4. Mengetahui kualitas kontens sumber belajar yang digunakan(analisis kebutuhan)

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah mampu memberikan wawasan dan pembelajaran bermakna kepada peserta didik?

5. Meminta tanggapan guru, kriteria sumber belajar yang baik.(analisis kebutuhan)

5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria sumber belajar yang baik?

6. Menanyakan eksistensi bahan ajar atau media belajar sebagai analisis kebutuhan modul.(analisis kinerja)

6. Apakah Bapak/Ibu membuat bahan ajar atau media belajar sendiri ?

7. Mengetahui metode pembelajaran di kelas untuk mengidentifikasi metode yang tepat untuk menerapkan modul.(analisis kinerja)

7. Metode pembelajaran Matematika yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di kelas?

8. Menanyakan ketepatan modul berbasis unityof science yang sesuai dengan latar belakang peserta didik(analisis kebutuhan)

8. Apakah bapak/ibu pernah mengajar dengan pembelajaran berbasis unity of science dan pendekatan realistik?

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Untuk Mengetahui Studi Proses Pembelajaran Matematika MAS Simbang

Kulon Pekalongan

1. Nama : H. Saefuddin, S.H., S.Pd., M.S.I

2. Sekolah Tempat Mengajar : MAS Simbang Kulon Pekalongan

Pertanyaan Jawaban 1. Sumber belajar apa saja yang

Bapak/Ibu gunakan dalam kelas? (jawaban boleh lebih dari satu) Jawab :

Buku Teks Pelajaran : LKS Bahan ajar/Modul

Sumber belajar utama yaitu LKS.

2. Bagaimana ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah yang mendukung pembelajaran matematika?

Sumber belajar utama yang digunakan berupa LKS. Guru juga menyarankan peserta didik untuk mencari referensi buku teks pelajaran di perpustakaan

3. Apakah sudah sesuai dengan proporsi jumlah peserta didik di sekolah Bapak/Ibu?

Belum memenuhi standar, ada beberapa materi yang belum tercantum di LKS

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah mampu memberikan wawasan dan pembelajaran bermakna kepada peserta didik?

Kurang, jumlah buku matematika kelas X terbaru diperpustakaan masih sedikit

5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria sumber belajar yang baik?

Sistematis, mempermudah peserta didik memahami materi

6. Apakah Bapak/Ibu membuat bahan ajar atau media belajar sendiri ?

Guru seringkali membuat rangkuman materi sebelum pembelajaran

7. Metode pembelajaran Matematika yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di kelas?

Ceramah dan diskusi

8. Apakah bapak/ibu pernah mengajar dengan pembelajaran berbasis unity of sciences dan pendekatan realistik?

Terkadang, yang terpenting bagaimana peserta didik bisa memahami konsep materi

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 2

Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Indikator Pertanyaan

1. Mengetahui tingkat kesukaan peserta didik terhadap pelajaran matematika.

1. Pelajaran apa yang Anda sukai ? a. Matematika b. Fiqih c. Bahasa Indonesia d. Balaghoh e. Lainnya.........

2. Bagaimana pelajaran matematika menurut anda? a. Mudah Alasan…...... b. Sulit Alasan………

3. Faktor apa yang menyebabkan pelajaran matematika sulit? a. Prosedur perhitungan b. Mengaitkan antar proses dalam suatu konsep

matematika c. Merubah dalam bentuk Matematika d. Pemahaman konsep e. Lainnya....

2. Mengetahui kondisi pembelajaran matematika yang dilakukan disekolah.

4. Metode mengajar seperti apa yang diharapakan? a. Ceramah b. Diskusi c. Berbasis masalah d. Pendekatan Realistik e. Lainnya.....

5. Anda lebih memahami materi pelajaran dengan cara.. a. Menyimak penjelasan guru b. Berdiskusi dengan teman c. Mambaca bahan ajar d. Mencari di internet e. Lainnya...

6. Apakah Anda belajar secara mandiri tanpa bantuan pentunjuk guru? a. Pernah b. Tidak pernah

3. Mengetahui referensi yang digunakan pegangan dalam pembelajaran matematika.

7. Apakah di sekolah sudah disediakan sumber pembelajaran matematika? a. Sudah b. Belum

8. Sumber belajar apa yang sering anda gunakan untuk belajar matematika di sekolah? a. Buku paket b. Modul c. LKS d. Internet e. Lainnya....

4. Mengetahui tingkat pemahaman

9. Apakah sumber belajar matematika yang Anda punya mudah dipahami? a. Ya b. Tidak

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Pertanyaan dan ketertarikan peserta didik terhadap buku pegangan yang digunakan.

10. Apakah sumber belajar yang disediakan oleh sekolah menarik untuk dipelajari?

a. Ya. Alasan………………… b. Tidak. Alasan………………...

11. Berapa waktu yang digunakan anda untuk belajar dirumah?

a. ≤ 1 jam b. 1-2 jam c. ≥ 2 jam

12. Apakah anda sering membaca buku? a. Ya b. Tidak

13. Buku apa yang sering anda baca? a. Buku pelajaran c. LKS b. Novel d.Bulletin

5. Mengetahui bahan ajar yang menarik untuk dipelajari.

14. Jika ada buku ajar yang tebal dan tipis dan semuanya memenuhi syarat sebagai sumber belajar, anda akan memilih buku ajar yang tebal atau yang tipis? a. Tebal b. Tipis

15. Berapa ukuran buku ajar yang memudahkan anda untuk membawa dan membacanya? a. 14,85 cm x 21 cm (A5) b. 21 cm x 29,7 cm (A4) c. 21,6 cm x 33 cm (Folio)

16. Jika ada pengembangan buku ajar, konten tambahan apa yang anda harapkan didalam buku ajar tersebut? (Boleh lebih dari satu) a. Gambar/foto d. Motivasi b. Grafik/tabel e. Lainnya c. Latihan soal

17. Bahan ajar yang bagaimana yang anda sukai? (Boleh lebih dari satu) a. Background putih polos dengan tulisan biasa b. Background putih dengan kombinasi tulisan

berwarna c. Background full warna dengan tulisan berwarna

18. Perlukah dalam buku ajar memuat beberapa gambar dan juga berwarna? a. Perlu b.Tidak perlu

19. Apakah anda tertarik untuk belajar, jika buku ajar berwarna dan bergambar? a. Tertarik b.Tidak tertarik

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Pertanyaan 6. Mengetahui

tingkat pemahaman dan ketertarikan peserta didik tentang hubungan matematika dengan kehidupan sehari-hari.

20. Apakah kalian mengetahui keterkaitan materi matematika dengan kehidupan sehari-hari? a. Tahu b. Tidak tahu

21. Menurut Anda apakah perlu sumber belajar matematika memuat materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari? a. Perlu b. Tidak perlu

22. Apakah anda tertarik untuk belajar, jika materi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari? a. Tertarik b.Tidak tertarik

7. Mengetahui tingkat pemahaman dan ketertarikan peserta didik tentang unity of sciences

23. Apakah kalian mengetahui keterkaitan materi matematika ilmu Islam dan ilmu-ilmu lainnya (unity of sciences)? b. Tahu b. Tidak tahu

24. Menurut Anda apakah perlu sumber belajar matematika yang berkaitan dengan ilmu Islam dan ilmu-ilmu lainnya (unity of sciences)?

a. Perlu b. Tidak perlu 25. Apakah anda tertarik untuk belajar, jika materi

berkaitan dengan ilmu Islam dan ilmu-ilmu lainnya (unity of sciences)? a. Tertarik b.Tidak tertarik

26. Apabila sumber belajar matematika diberikan aspek yang memuat keislaman, hal apa yang anda inginkan didalamnya? (Boleh lebih dari satu)

a. Ayat Al-Qur’an dan Hadis yang berkaitan dengan matematika

b. Wawasan keislaman yang berkaitan dengan matematika

c. Lainnya... 8. Mengetahui

ketertarikan peserta didik tentang pengembangan modul berbasis unity of sciences dengan pendekatan PMRI

27. Bagaimana menurut Anda jika dikembangkan modul matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta ilmu Islam dan ilmu-ilmu lainnya (unity of sciences)?

a. Setuju b. Tidak setuju

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 153: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 3

MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI

MATERI TRIGONOMETRI

Mata Pelajaran : Matematika

Sasaran : Peserta Didik Kelas X MAS Simbang Kulon Pekalongan

Judul Skripsi : Modul Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan

Pendekatan PMRI Materi Trigonometri untuk Meningkatkan

Kemampuan Koneksi Matenatika Peserta Didik

Penyusun : Masruroh

Validator : .........................................................................................

Hari, tanggal : .........................................................................................

A. Petunjuk Pengisian

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait dengan kevalidan

modul yang sedang dikembangkan berdasarkan komponen yang telah terlampir.

2. Penilaian dilakukan dengan memberikantanda check (√) pada kolom yang telah disediakan.

3. Makna point validitas pada kolom skor sesuai dengan penjelasan pada rubrik penilain

4. Komentar dan saran perbaikan mohon diberikan secara singkat dan jelas pada point C.

B. Aspek Penilaian

I. Kelayakan isi

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

Kesesuaian materi

dengan KI dan KD

1. Kelengkapan materi

2. Keluasan materi

3. Kedalaman materi

Keakuratan materi 4. Keakuratan fakta / lambang /simbol

5. Keakuratan konsep dan definisi

6. Keakuratan prinsip

7. Keakuratan prosedur dan algoritma

8. Keakuratan contoh

9. Keakuratan soal

Kemutakhiran

materi

10. Materi sesuai dengan perkembangan ilmu

11. Menggunakan contoh terkini (up to date)

Ketaatan pada 12. Ketaatan terhadap HAKI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

hukum dan

perundang-

undangan

13. Bebas SARA, pornografi dan BIAS

(gender, wilayah dan profesi)

Dimensi

keterampilan

14. Cakupan keterampilan

15. Akurasi kegiatan

16. Karakteristik kegiatan mengacu pada

pendekatan kontekstual

II. Kesesuaian Modul dengan Unity of Sciences

Indikator Butir Penilaian Skor

1 2 3 4 5

Unsur spiritual

Islam

17. Masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal

yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

Kesesuaian ayat Al

Qur’an dengan

matematika

18. Kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi

trigonometri

Keterkaitan

dengan disiplin

ilmu lain

19. Masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal

yang disajikan berkaitan dengan cabang

ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi,

dll.)

Kemampuan

menanamkan nilai

Islam

20. Kata mutiara dan syair dari kitab Ta’lim

Muta’allim yang disajikan sebagai

penanaman nilai-nilai Islam

III. Kesesuaian Modul dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI)

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

Karakteristik

PMRI

21. Penyampaian materi diawali dengan masalah

kontekstual atau masalah yang dapat

dibayangkan peserta didik

22. Terdapat soal yang mendorong peserta didik

untuk mengembangkan model sendiri dalam

penyelesaian soal

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

23. Terdapat soal yang mendorong peserta didik

untuk aktif dalam pembelajaran

24. Menyajikan soal yang mencirikan khas

budaya Indonesia

Prinsip PMRI 25. Menyajikan soal latihan yang mendorong

peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran

matematika

26. Menyajikan materi yang dimulai dari masalah

yang realistik yang dapat dibayangkan peserta

didik

27. Materi yang disajikan memperhatikan

pemahaman peserta didik yang berjenjang

dimulai dari menemukan solusi masalah

kontekstual

28. Materi yang disajikan terjalin secara

berkesinambungan

29. Menyajikan materi dan soal latihan yang

membimbing peserta didik untuk menemukan

dan membangun pengetahuan matematikanya

sendiri

C. Catatan dan Saran Perbaikan

................................................................................................................................................... ...........

..............................................................................................................................................................

D. Kesimpulan

Bahan ajar “Modul Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan Pendekatan PMRI Materi

Trigonometri” yang telah dinilai, dinyatakan :

1. Layak digunakan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan

Semarang,

Validator

NIP.

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI

MATERI TRIGONOMETRI

Mata Pelajaran : Matematika

Sasaran : Peserta Didik Kelas X MAS Simbang Kulon Pekalongan

Judul Skripsi : Modul Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan

Pendekatan PMRI Materi Trigonometri untuk Meningkatkan

Kemampuan Koneksi Matenatika Peserta Didik

Penyusun : Masruroh

Validator : .........................................................................................

Hari, tanggal : .........................................................................................

A. Petunjuk Pengisian

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait dengan kevalidan

modul yang sedang dikembangkan berdasarkan komponen yang telah terlampir.

2. Penilaian dilakukan dengan memberikantanda check (√) pada kolom yang telah disediakan.

3. Makna point validitas pada kolom skor sesuai dengan penjelasan pada rubrik penilaian

4. Komentar dan saran perbaikan mohon diberikan secara singkat dan jelas pada point C.

B. Aspek Penilaian

I. Kelayakan Penyajian

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

Teknik penyajian 30. Konsistensi sistematika sajian dalam bab

31. Kelogisan Penyajian

32. Keurutan penyajian

Pendukung

penyajian

33. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi

34. Advance organizer (pembangkit

motivasi belajar) pada awal bab

35. Peta konsep pada setiap awal bab dan

rangkuman pada setiap akhir bab

36. Soal latihan pada setiap akhir kegiatan

belajar

37. Ketepatan penomoran dan penamaan

tabel dan gambar

Penyajian

pembelajaran

38. Keterlibatan aktif peserta didik dan

berpusat pada peserta didik

39. Komunikasi interaktif

40. Pendekatan kontekstual

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

41. Variasi dalam penyajian

42. Self instrucional

43. Self contained

44. Stand alone (berdiri sendiri)

45. Adaptif

46. User friendly

II. Kelayakan Kegrafikan

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

Konsistensi

penyusunan tata

letak pada modul

47. Penempatan unsur tata letak (judul,

subjudul dan uraian materi) berdasarkan

pola untuk setiap kegiatan.

48. Keruntutan dan keterpaduan antar

kegiatan

49. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi

dan keterangan gambar tidak

mengganggu pemahaman.

Kesesuaian ilustrasi

dan gambar

50. Ilustrasi dan gambar disajikan secara

proporsional

51. Gambar yang digunakan sesuai dengan

masalah yang disajikan.

52. Ilustrasi menggambarkan isi atau materi

53. Ilustrasi yang digunakan jelas

Pengaturan

tipografi

54. Ukuran hurufnya proporsional

55. Ketepatan penggunaan variasi huruf

(bold, italic, underline dll)

Pengaturan desain

cover/ sampul dan

ukuran kertas

56. Keseimbnagan ukuran dan komposisi

dari unsur tata letak (judul, ilustrasi dll)

dengan tata letak isi.

57. Ilustrasi cover sesuai materi

58. Kesesuaian ukuran bahan ajar dengan

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Butir Penilaian Skor

1 2 3 4 5

standar ISO

59. Keharmonisan warna dan unsur tata

letak cover

60. Warna judul buku kontras dengan warna

latar belakang

Pengaturan desain

layout halaman isi

61. Penempatan unsur tata letak judul,

subjudul, ilustrasi konsisten sesuai pola.

62. Spasi antara teks proporsional

63. Margin halaman yang berdampingan

proporsional

III. Kelayakan Bahasa

Indikator Butir Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

Bahasa sesuai

dengan tingkat

perkembangan

peserta didik

64. Kesesuaian bahasa dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik

65. Kesesuaian bahasa dengan tingkat

perkembangan emosional peserta didik

Komunikatif 66. Keterpahaman peserta didik

terhadap pesan

Dialogis dan

interaktif

67. Kemampuan memotivasi peserta didik

Kelugasan 68. Ketepatan struktur kalimat

69. Kebakuan istilah

Koherensi dan

keruntutan alur

pikir

70. Keutuhan makna dalam bab / subbab /

alinea

Kesesuaian

dengan kaidah

Bahasa

Indonesia

71. Ketepatan tata bahasa

72. Ketepatan ejaan

Penggunaan istilah

dan simbol/

lambang

73. Konsistensi penggunaan istilah

74. Konsistensi penggunaan

simbol/lambang

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

C. Catatan dan Saran Perbaikan

............................................................................................................................. .................................

..............................................................................................................................................................

D. Kesimpulan

Bahan ajar “Modul Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan Pendekatan PMRI Materi

Trigonometri” yang telah dinilai, dinyatakan :

4. Layak digunakan tanpa revisi

5. Layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran

6. Tidak layak untuk digunakan

Semarang , .........................

Validator,

NIP.

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 4 RUBRIK PENILAIAN

MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI

I. Kelayakan Isi Butir

Penilaian Nilai

Penjabaran 1. Keleng

kapan materi

5 Jika penyajian materi mencakup ≥80% - ≤100% materi Matriks yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

4 Jika penyajian materi mencakup materi ≥60% - <80% Matriks yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

3 Jika penyajian materi mencakup ≥40% - <60% materi Matriks yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

2 Jika penyajian materi mencakup ≥20% - <40% materi Matriks yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

1 Jika penyajian materi mencakup materi <20% Matriks yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

2. Keluasan materi

5 Jika materi yang disajikan memuat ≥80% - ≤100% materi pokok bahasan Matriks yang mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 3 (KI 3).

4 Jika materi yang disajikan memuat ≥60% - ≤80% materi pokok bahasan Matriks yang mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 3 (KI 3).

3 Jika materi yang disajikan memuat ≥40% - ≤60% materi pokok bahasan Matriks yang mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 3 (KI 3).

2 Jika materi yang disajikan memuat ≥20% - ≤40% materi pokok bahasan Matriks yang mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 3 (KI 3).

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

1 Jika materi yang disajikan memuat <20% materi pokok bahasan Matriks yang mendukung tercapainya Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 3 (KI 3).

3. Kedalaman materi

5 Jika Setiap sub bab memuat ≥80% - ≤100% dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dan pemecahan masalah yang mendukung pencapaian KD pada KI-3.

4 Jika Setiap sub bab memuat ≥60% - ≤80% dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dan pemecahan masalah yang mendukung pencapaian KD pada KI-3.

3 Jika Setiap sub bab memuat ≥40% - ≤60% dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dan pemecahan masalah yang mendukung pencapaian KD pada KI-3.

2 Jika Setiap sub bab memuat ≥20% - ≤40% dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dan pemecahan masalah yang mendukung pencapaian KD pada KI-3.

1 Jika Setiap sub bab memuat <20% dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi dan pemecahan masalah yang mendukung pencapaian KD pada KI-3.

4. Keakuratan fakta / lambang /simbol

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan fakta-fakta yang akurat.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan fakta-fakta yang akurat.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan fakta-fakta yang akurat.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan fakta-fakta yang akurat.

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan fakta-fakta yang akurat.

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

5. Keakuratan konsep dan definisi

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan konsep dan definisi yang akurat

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan konsep dan definisi yang akurat

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan konsep dan definisi yang akurat

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan konsep dan definisi yang akurat

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan konsep dan definisi yang akurat

6. Keakuratan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum)

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum) yang akurat.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum) yang akurat.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum) yang akurat.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum) yang akurat.

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan prinsip (Teorema, Aksioma, Dalil, Sifat, Aturan, Hukum) yang akurat.

7. Keakuratan prosedur dan algoritma

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan prosedur dan algoritma yang akurat.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan prosedur dan algoritma yang akurat.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan prosedur dan algoritma yang akurat.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan prosedur dan algoritma yang akurat.

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan prosedur dan algoritma yang akurat.

8. Keakuratan contoh

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan contoh yang akurat baik dari sisi prosedur, kesesuaian dengan materi maupun konsep-konsep yang digunakan dalam contoh tersebut.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan contoh yang akurat baik dari sisi prosedur, kesesuaian dengan materi maupun konsep-konsep yang digunakan dalam contoh tersebut.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan contoh yang akurat baik dari sisi prosedur, kesesuaian dengan materi maupun konsep-konsep yang digunakan dalam contoh tersebut.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan contoh yang akurat baik dari sisi prosedur, kesesuaian dengan materi maupun konsep-konsep yang digunakan dalam contoh tersebut.

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan contoh yang akurat baik dari sisi prosedur, kesesuaian dengan materi maupun konsep-konsep yang digunakan dalam contoh tersebut.

9. Keakuratan soal

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan soal yang akurat.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan soal yang akurat.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan soal yang akurat.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan soal yang akurat.

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan soal yang akurat.

10. Materi sesuai

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan perkembangan ilmu matematika terkini.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan perkembangan ilmu matematika terkini.

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

dengan perkembangan ilmu

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan perkembangan ilmu matematika terkini.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan perkembangan ilmu matematika terkini.

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan sesuai dengan perkembangan ilmu matematika terkini.

11. Menggunakan contoh terkini (up to date)

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan dengan uraian, contoh, dan latihan yang mencerminkan situasi dan kondisi terkini (up to date).

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan dengan uraian, contoh, dan latihan yang mencerminkan situasi dan kondisi terkini (up to date).

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan dengan uraian, contoh, dan latihan yang mencerminkan situasi dan kondisi terkini (up to date).

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan dengan uraian, contoh, dan latihan yang mencerminkan situasi dan kondisi terkini (up to date).

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan uraian, contoh, dan latihan yang mencerminkan situasi dan kondisi terkini (up to date).

12. Ketaatan terhadap HAKI

5 Jika ≥80% - ≤100% materi/isi dan kalimat yang terdapat dalam modul orisinil, tidak menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.

4 Jika ≥60% - ≤80% materi/isi dan kalimat yang terdapat dalam modul orisinil, tidak menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi/isi dan kalimat yang terdapat dalam modul orisinil, tidak menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi/isi dan kalimat yang terdapat dalam modul orisinil, tidak menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

1 Jika <20% materi/isi dan kalimat yang terdapat dalam modul orisinil, tidak menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.

13. Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi)

5 Jika ≥80% - ≤100% materi/isi, bahasa, dan/atau gambar/ilustrasi yang terdapat di dalam modul bebas Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi).

4 Jika ≥60% - ≤80% materi/isi, bahasa, dan/atau gambar/ilustrasi yang terdapat di dalam modul bebas Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi).

3 Jika ≥40% - ≤60% materi/isi, bahasa, dan/atau gambar/ilustrasi yang terdapat di dalam modul bebas Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi).

2 Jika ≥20% - ≤40% materi/isi, bahasa, dan/atau gambar/ilustrasi yang terdapat di dalam modul bebas Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi).

1 Jika <20% materi/isi, bahasa, dan/atau gambar/ilustrasi yang terdapat di dalam modul bebas Bebas SARA, pornografi dan BIAS (gender, wilayah dan profesi).

14. Cakupan keterampilan

5 Jika ≥80% - ≤100% materi dan kegiatan yang disajikan mengembangkan semua aspek keterampilan yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dalam Kompetensi Inti 4 (KI-4).

4 Jika ≥80% - ≤100% materi dan kegiatan yang disajikan mengembangkan semua aspek keterampilan yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dalam Kompetensi Inti 4 (KI-4).

3 Jika ≥60% - ≤80% materi dan kegiatan yang disajikan mengembangkan semua aspek keterampilan yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dalam Kompetensi Inti 4 (KI-4).

2 Jika ≥20% - ≤40% materi dan kegiatan yang disajikan mengembangkan semua aspek keterampilan yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dalam

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Penjabaran

Kompetensi Inti 4 (KI-4).

1 Jika <20% materi dan kegiatan yang disajikan mengembangkan semua aspek keterampilan yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dalam Kompetensi Inti 4 (KI-4).

15. Akurasi kegiatan

5 Jika ≥80% - ≤100% kegiatan yang disajikan dalam setiap sub bab sesuai dengan tuntutan KD dalam KI-4.

4 Jika ≥60% - ≤80% kegiatan yang disajikan dalam setiap sub bab sesuai dengan tuntutan KD dalam KI-4.

3 Jika ≥40% - ≤60% kegiatan yang disajikan dalam setiap sub bab sesuai dengan tuntutan KD dalam KI-4.

2 Jika ≥20% - ≤40% kegiatan yang disajikan dalam setiap sub bab sesuai dengan tuntutan KD dalam KI-4.

1 Jika <20% kegiatan yang disajikan dalam setiap sub bab sesuai dengan tuntutan KD dalam KI-4.

16. Karakteristik kegiatan mengacu pada pendekatan kontekstual

5 Jika ≥80% - ≤100% uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegitaan sesuai pendekatan kontekstual

4 Jika ≥60% - ≤80% uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegitaan sesuai pendekatan kontekstual

3 Jika ≥40% - ≤60% uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegitaan sesuai pendekatan kontekstual

2 Jika ≥20% - ≤40% uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegitaan sesuai pendekatan kontekstual

1 Jika <20% uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan memotivasi peserta didik untuk melakukan kegitaan sesuai pendekatan kontekstual

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

II. Kesesuaian Modul dengan Unity of Sciences

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

17. Masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

5 Jika ≥80% - ≤100% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

4 Jika ≥60% - ≤80% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

3 Jika ≥40% - ≤60% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

2 Jika ≥20% - ≤40% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

1 Jika <20% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan memuat unsur spiritual Islam

18. Kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

5 Jika ≥80% - ≤100% penyajian modul terdapat kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

4 Jika ≥60% - ≤80% penyajian modul terdapat kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

3 Jika ≥40% - ≤60% penyajian modul terdapat kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

2 Jika ≥20% - ≤40% penyajian modul terdapat kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

1 Jika <20% penyajian modul terdapat kesesuaian ayat Al Qur’an dengan materi trigonometri

19. Masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang

5 Jika ≥80% - ≤100% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi, dll.)

4 Jika ≥60% - ≤80% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak,

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi, dll.)

Biologi, dll.)

3 Jika ≥40% - ≤60% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi, dll.)

2 Jika ≥20% - ≤40% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi, dll.)

1 Jika <20% masalah, aktivitas/tugas, dan latihan soal yang disajikan berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan lain (Ilmu Falak, Biologi, dll.)

20. Kata mutiara dan syair dari kitab Ta’lim Muta’allim yang disajikan sebagai penanaman nilai-nilai Islam

5 Jika ≥80% - ≤100% penyajian kata mutiara syair dari kitab Ta’lim Muta’allim sebagai penanaman nilai-nilai Islam

4 Jika ≥60% - ≤80% penyajian kata mutiara syair dari kitab Ta’lim Muta’allim sebagai penanaman nilai-nilai Islam

3 Jika ≥40% - ≤60% penyajian kata mutiara syair dari kitab Ta’lim Muta’allim sebagai penanaman nilai-nilai Islam

2 Jika ≥20% - ≤40% penyajian kata mutiara syair dari kitab Ta’lim Muta’allim sebagai penanaman nilai-nilai Islam.

1 Jika <20% penyajian kata mutiara syair dari kitab Ta’lim Muta’allim sebagai penanaman nilai-nilai Islam

III. Kesesuaian Modul dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI)

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

21. Penyampaian mater

5 Jika ≥80% - ≤100% materi diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik.

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

i diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik

4 Jika ≥60% - ≤80% materi diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik.

1 Jika <20% materi diawali dengan masalah kontekstual atau masalah yang dapat dibayangkan peserta didik.

22. Terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal

5 Jika ≥80% - ≤100% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal.

4 Jika ≥60% - ≤80% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal.

3 Jika ≥40% - ≤60% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal.

2 Jika ≥20% - ≤40% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal.

1 Jika <20% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan model sendiri dalam penyelesaian soal.

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

23. Terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran

5 Jika ≥80% - ≤100% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

4 Jika ≥60% - ≤80% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

3 Jika ≥40% - ≤60% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

2 Jika ≥20% - ≤40% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

1 Jika <20% terdapat soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

24. Menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia

5 Jika ≥80% - ≤100% menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia.

4 Jika ≥60% - ≤80% menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia.

3 Jika ≥40% - ≤60% menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia.

2 Jika ≥20% - ≤40% menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia.

1 Jika <20% menyajikan soal yang mencirikan khas budaya Indonesia.

25. Menyajikan soal latiha

5 Jika ≥80% - ≤100% menyajikan soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

n yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika

4 Jika ≥60% - ≤80% menyajikan soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

3 Jika ≥40% - ≤60% menyajikan soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

2 Jika ≥20% - ≤40% menyajikan soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

1 Jika <20% menyajikan soal yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran matematika.

26. Menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik

5 Jika ≥80% - ≤100% menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik.

4 Jika ≥60% - ≤80% menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik.

3 Jika ≥40% - ≤60% menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik.

2 Jika ≥20% - ≤40% menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik.

1 Jika <20% menyajikan materi yang dimulai dari masalah yang realistik yang dapat dibayangkan peserta didik.

27. Materi yang disajikan

5 Jika ≥80% - ≤100% materi yang disajikan memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual

4 Jika ≥60% - ≤80% materi yang disajikan memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi yang disajikan memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi yang disajikan memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual.

1 Jika <20% materi yang disajikan memperhatikan pemahaman peserta didik yang berjenjang dimulai dari menemukan solusi masalah kontekstual.

28. Materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan

5 Jika ≥80% - ≤100% materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan.

4 Jika ≥60% - ≤80% materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan.

1 Jika <20% materi yang disajikan terjalin secara berkesinambungan

29. Menyajikan materi dan

5 Jika ≥80% - ≤100% menyajikan materi dan soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri.

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir Penilaian

Nilai Rubrik

soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri

4 Jika ≥60% - ≤80% menyajikan materi dan soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri.

3 Jika ≥40% - ≤60% menyajikan materi dan soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri.

2 Jika ≥20% - ≤40% menyajikan materi dan soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri.

1 Jika <20% menyajikan materi dan soal latihan yang membimbing peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuan matematikanya sendiri.

RUBRIK PENILAIAN

MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN

PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI

I. Kelayakan Penyajian

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

30. Konsi

stensi

siste

matik

a

sajian

5 Jika ≥80% - ≤100% sistematika sajian dalam sub

bab konsisten

4 Jika ≥60% - ≤80% sistematika sajian dalam sub

bab konsisten

3 Jika ≥40% - ≤60% sistematika sajian dalam sub

bab konsisten

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

dalam

subba

b

2 Jika ≥20% - ≤40% sistematika sajian dalam sub

bab konsisten

1 Jika <20% sistematika sajian dalam sub bab

konsisten

31. Kelog

isan

Penya

jian

5 Jika ≥80% - ≤100% penyajian menggunakan alur

berpikir induktif

4 Jika ≥60% - ≤80% penyajian menggunakan alur

berpikir induktif

3 Jika ≥40% - ≤60% penyajian menggunakan alur

berpikir induktif

2 Jika ≥20% - ≤40% penyajian menggunakan alur

berpikir induktif

1 Jika <20% penyajian menggunakan alur berpikir

induktif

32. Kerun

tutan

Penya

jian

5 Jika ≥80% - ≤100% penyajian materi runtut (dari

yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak,

dari yang sederhana ke yang kompleks, dari hal-hal

yang sudah dikenal ke hal-hal yang belum dikenal.)

4 Jika ≥60% - ≤80% penyajian materi runtut (dari

yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak,

dari yang sederhana ke yang kompleks, dari hal-hal

yang sudah dikenal ke hal-hal yang belum dikenal.)

3 Jika ≥40% - ≤60% penyajian materi runtut (dari

yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak,

dari yang sederhana ke yang kompleks, dari hal-hal

yang sudah dikenal ke hal-hal yang belum dikenal.)

2 Jika ≥20% - ≤40% penyajian materi runtut (dari

yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak,

dari yang sederhana ke yang kompleks, dari hal-hal

yang sudah dikenal ke hal-hal yang belum dikenal.)

1 Jika <20% penyajian materi runtut (dari yang

mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak, dari

yang sederhana ke yang kompleks, dari hal-hal

yang sudah dikenal ke hal-hal yang belum dikenal.)

33. Keses

uaian

dan

ketep

atan

ilustra

5 Jika ≥80% - ≤100% ilustrasi yang disajikan sesuai

dan tepat dengan materi

4 Jika ≥60% - ≤80% ilustrasi yang disajikan sesuai

dan tepat dengan materi

3 Jika ≥40% - ≤60% ilustrasi yang disajikan sesuai

dan tepat dengan materi

Page 175: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

si 2 Jika ≥20% - ≤40% ilustrasi yang disajikan sesuai

dan tepat dengan materi

1 Jika <20% ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat

dengan materi

34. Adva

nce

organi

zer

(pemb

angkit

motiv

asi

belaja

r)

pada

awal

bab

5 Jika ≥80% - ≤100% sub bab berisi penjelasan

singkat yang membangkitkan motivasi belajar

peserta didik.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub bab berisi penjelasan

singkat yang membangkitkan motivasi belajar

peserta didik.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub bab berisi penjelasan

singkat yang membangkitkan motivasi belajar

peserta didik.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub bab berisi penjelasan

singkat yang membangkitkan motivasi belajar

peserta didik.

1 Jika <20% sub bab berisi penjelasan singkat yang

membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

35. Peta

konse

p

pada

awal

bab

dan

rangk

uman

pada

setiap

akhir

sub

bab

5 Jika terdapat peta konsep dan rangkuman materi

4 Jika terdapat peta konsep dan terdapat 80%

rangkuman materi

3 Jika terdapat peta konsep dan terdapat 60%

rangkuman materi

2 Jika terdapat peta konsep dan terdapat 40%

rangkuman materi

1 Jika hanya terdapat peta konsep saja.

36. Soal

latiha

n

pada

setiap

5 Jika ≥80% - ≤100% soal-soal latihan mendukung

pencapaian KD dan KI

4 Jika ≥60% - ≤80% soal-soal latihan mendukung

pencapaian KD dan KI

Page 176: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

akhir

kegiat

an

belaja

r

3 Jika ≥40% - ≤60% soal-soal latihan mendukung

pencapaian KD dan KI

2 Jika ≥20% - ≤40% soal-soal latihan mendukung

pencapaian KD dan KI

1 Jika <20% soal-soal latihan mendukung

pencapaian KD dan KI

37. Ketep

atan

peno

moran

dan

pena

maan

tabel

dan

gamb

ar

5 Jika ≥80% - ≤100% tabel, gambar, diberi nomor,

nama, atau judul sesuai dengan yang disebut dalam

teks dan urut.

4 Jika ≥60% - ≤80% tabel, gambar, diberi nomor,

nama, atau judul sesuai dengan yang disebut dalam

teks dan urut.

3 Jika ≥40% - ≤60% tabel, gambar, diberi nomor,

nama, atau judul sesuai dengan yang disebut dalam

teks dan urut.

2 Jika ≥20% - ≤40% tabel, gambar, diberi nomor,

nama, atau judul sesuai dengan yang disebut dalam

teks dan urut.

1 Jika <20% tabel, gambar, diberi nomor, nama, atau

judul sesuai dengan yang disebut dalam teks dan

urut.

38. Keterl

ibatan

aktif

pesert

a

didik

dan

berpu

sat

pada

pesert

a

didik

5 Jika ≥80% - ≤100% materi disajikan dengan

bersifat interaktif dan menempatkan peserta didik

sebagai subjek pembelajaran.

4 Jika ≥60% - ≤80% materi disajikan dengan bersifat

interaktif dan menempatkan peserta didik sebagai

subjek pembelajaran.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi disajikan dengan bersifat

interaktif dan menempatkan peserta didik sebagai

subjek pembelajaran.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi disajikan dengan bersifat

interaktif dan menempatkan peserta didik sebagai

subjek pembelajaran.

1 Jika <20% materi disajikan dengan bersifat

interaktif dan menempatkan peserta didik sebagai

subjek pembelajaran.

39. Komu

nikasi

intera

ktif

5 Jika ≥80% - ≤100% materi yang disajikan bersifat

dialogis

4 Jika ≥60% - ≤80% materi yang disajikan bersifat

Page 177: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

dialogis

3 Jika ≥40% - ≤60% materi yang disajikan bersifat

dialogis

2 Jika ≥20% - ≤40% materi yang disajikan bersifat

dialogis

1 Jika <20% materi yang disajikan bersifat dialogis

40. Pende

katan

konte

kstual

5 Jika ≥80% - ≤100% materi yang disajikan

merangsang peserta didik untuk menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari

4 Jika ≥60% - ≤80% materi yang disajikan

merangsang peserta didik untuk menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari

3 Jika ≥40% - ≤60% materi yang disajikan

merangsang peserta didik untuk menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari

2 Jika ≥20% - ≤40% materi yang disajikan

merangsang peserta didik untuk menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari

1 Jika <20% materi yang disajikan merangsang

peserta didik untuk menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari

41. Varia

si

dalam

penya

jian

5 Jika ≥80% - ≤100% materi disajikan dengan

nuansa kreativitas, tidak membosankan peserta

didik.

4 Jika ≥60% - ≤80% materi disajikan dengan nuansa

kreativitas, tidak membosankan peserta didik.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi disajikan dengan nuansa

kreativitas, tidak membosankan peserta didik.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi disajikan dengan nuansa

kreativitas, tidak membosankan peserta didik.

1 Jika <20% materi disajikan dengan nuansa

kreativitas, tidak membosankan peserta didik.

42. Self

instru

cional

5 Terdapat 5 point berikut :

a. Modul mencantumkan tujuan yang dirumuskan

dengan jelas.

b. Modul berisi materi pembelajaran yang

dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik

c. modul menyediakan contoh dan ilustrasi yang

mendukung kejelasan pemaparan materi

Page 178: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

pembelajaran

d. modul menampilkan soal-soal latihan, tugas

dan sejenisnya

e. modul menggunakan bahasa yang sederhana

dan komunikatif

4 Hanya terdapat 4 poin di atas.

3 Hanya terdapat 3 poin di atas.

2 Hanya terdapat 1 poin di atas.

1 Hanya terdapat 1 poin di atas.

43. Self

contai

ned

5 Jika ≥80% - ≤100% materi pembelajaran yang

disajikan terdapat di dalam satu modul secara utuh.

4 Jika ≥60% - ≤80% materi pembelajaran yang

disajikan terdapat di dalam satu modul secara utuh.

3 Jika ≥40% - ≤60% materi pembelajaran yang

disajikan terdapat di dalam satu modul secara utuh.

2 Jika ≥20% - ≤40% materi pembelajaran yang

disajikan terdapat di dalam satu modul secara utuh.

1 Jika <20% materi pembelajaran yang disajikan

terdapat di dalam satu modul secara utuh.

44. Stand

alone

(berdi

ri

sendir

i)

5 Jika modul yang dikembangkan ≥80% - ≤100%

tidak tergantung pada media lain

4 Jika modul yang dikembangkan ≥60% - ≤80%

tidak tergantung pada media lain

3 Jika modul yang dikembangkan ≥40% - ≤60%

tidak tergantung pada media lain

2 Jika modul yang dikembangkan ≥20% - ≤40%

tidak tergantung pada media lain

1 Jika modul yang dikembangkan <20% tidak

tergantung pada media lain

45. Adapt

if

5 Jika ≥80% - ≤100% isi materi dapat digunakan

sampai dengan kurun waktu tertentu.

4 Jika ≥60% - ≤80% isi materi dapat digunakan

sampai dengan kurun waktu tertentu.

3 Jika ≥40% - ≤60% isi materi dapat digunakan

sampai dengan kurun waktu tertentu.

Page 179: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai

Penjabaran

2 Jika ≥20% - ≤40% isi materi dapat digunakan

sampai dengan kurun waktu tertentu.

1 Jika <20% isi materi dapat digunakan sampai

dengan kurun waktu tertentu.

46. User

friend

ly

5 Terdapat 5 poin berikut :

a. Setiap instruksi dan paparan informasi yang

tampil bersifat membantu dan bersahabat

dengan pemakainya

b. Kemudahan pemakai dalam merespon

c. Penggunaan bahasa yang sederhana

d. Penggunaan bahasa mudah dimengerti

e. Menggunakan istilah yang umum

4 Hanya terdapat 4 poin di atas

3 Hanya terdapat 3 poin di atas

2 Hanya terdapat 2 poin di atas

1 Hanya terdapat 1 poin di atas

II. Kelayakan Kegrafikan

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

47. Penempat

an unsur

tata letak

(judul,

subjudul

dan

uraian

materi)

berdasark

an pola

untuk

setiap

kegiatan.

5 Jika ≥80% - ≤100% penempatan unsur tata

letak (judul, subjudul dan uraian materi, dll)

pada setiap kegiatan konsisten mengikuti pola

dan irama yang telah ditetapkan.

4 Jika ≥60% - ≤80% penempatan unsur tata

letak (judul, subjudul dan uraian materi, dll)

pada setiap kegiatan konsisten mengikuti pola

dan irama yang telah ditetapkan.

3 Jika ≥40% - ≤60% penempatan unsur tata

letak (judul, subjudul dan uraian materi, dll)

pada setiap kegiatan konsisten mengikuti pola

dan irama yang telah ditetapkan.

Page 180: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

2 Jika ≥20% - ≤40% penempatan unsur tata

letak (judul, subjudul dan uraian materi, dll)

pada setiap kegiatan konsisten mengikuti pola

dan irama yang telah ditetapkan.

1 Jika <20% penempatan unsur tata letak (judul,

subjudul dan uraian materi, dll) pada setiap

kegiatan konsisten mengikuti pola dan irama

yang telah ditetapkan.

48. Keruntu

tan dan

keterpad

uan

antar

kegiatan

5 Jika ≥80% - ≤100% tata letak setiap kegiatan

belajar disusun secara runtut dan terpadu

4 Jika ≥60% - ≤80% tata letak setiap kegiatan

belajar disusun secara runtut dan terpadu

3 Jika ≥40% - ≤60% tata letak setiap kegiatan

belajar disusun secara runtut dan terpadu

2 Jika ≥20% - ≤40% tata letak setiap kegiatan

belajar disusun secara runtut dan terpadu

1 Jika <20% tata letak setiap kegiatan belajar

disusun secara runtut dan terpadu

49. Penemp

atan

unusr

letak

(judul,

subjudul

,

ilustrasi

dan

keterang

an

gambar)

tidak

mengga

nggu

pemaha

man.

5 Jika ≥80% - ≤100% Penempatan unsur tata

letak pada setiap kegiatan tidak mengganggu

pemahaman peserta didik.

4 Jika ≥60% - ≤80% Penempatan unsur tata

letak pada setiap kegiatan tidak mengganggu

pemahaman peserta didik.

3 Jika ≥40% - ≤60% Penempatan unsur tata

letak pada setiap kegiatan tidak mengganggu

pemahaman peserta didik.

2 Jika ≥20% - ≤40% Penempatan unsur tata

letak pada setiap kegiatan tidak mengganggu

pemahaman peserta didik.

1 Jika <20% Penempatan unsur tata letak pada

setiap kegiatan tidak mengganggu pemahaman

peserta didik.

Page 181: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

50. Ilustrasi

dan

gambar

disajika

n secara

proporsi

onal

5 Jika ≥80% - ≤80% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang

proporsional

5 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang

proporsional

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang

proporsional

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang

proporsional

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan

ilustrasi dan gambar yang proporsional

51. Gambar

yang

digunak

an

sesuai

dengan

masalah

yang

disajika

n.

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan

dengan Ilustrasi dan gambar yang selaras

dengan unsur isi/materi tersebut

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan

dengan Ilustrasi dan gambar yang selaras

dengan unsur isi/materi tersebut

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan

dengan Ilustrasi dan gambar yang selaras

dengan unsur isi/materi tersebut

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan

dengan Ilustrasi dan gambar yang selaras

dengan unsur isi/materi tersebut

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan

Ilustrasi dan gambar yang selaras dengan

unsur isi/materi tersebut

52. Ilustrasi

mengga

mbarka

n isi

atau

materi

5 Jika ≥80% - ≤100% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang sesuai

dengan kegiatan belajar yang ditampilkan.

4 Jika ≥60% - ≤80% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang sesuai

dengan kegiatan belajar yang ditampilkan.

3 Jika ≥40% - ≤60% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang sesuai

dengan kegiatan belajar yang ditampilkan.

2 Jika ≥20% - ≤40% sub-sub materi disajikan

dengan ilustrasi dan gambar yang sesuai

dengan kegiatan belajar yang ditampilkan.

Page 182: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

1 Jika <20% sub-sub materi disajikan dengan

ilustrasi dan gambar yang sesuai dengan

kegiatan belajar yang ditampilkan.

53. Ilustrasi

yang

digunak

an jelas

5 Jika ≥80% - ≤100% ilustrasi dan gambar yang

disajikan tidak menimbulkan salah tafsir

4 Jika ≥60% - ≤80% ilustrasi dan gambar yang

disajikan tidak menimbulkan salah tafsir

3 Jika ≥40% - ≤60% ilustrasi dan gambar yang

disajikan tidak menimbulkan salah tafsir

2 Jika ≥20% - ≤40% ilustrasi dan gambar yang

disajikan tidak menimbulkan salah tafsir

1 Jika <20% ilustrasi dan gambar yang disajikan

tidak menimbulkan salah tafsir

54. Ukuran

hurufny

a

proporsi

onal

5 Jika ≥80% - ≤100% ukuran huruf yang

digunakan sesuai dengan pola yang diterapkan

4 Jika ≥60% - ≤80% ukuran huruf yang

digunakan sesuai dengan pola yang diterapkan

3 Jika ≥40% - ≤60% ukuran huruf yang

digunakan sesuai dengan pola yang diterapkan

2 Jika ≥20% - ≤40% ukuran huruf yang

digunakan sesuai dengan pola yang diterapkan

1 Jika <20% ukuran huruf yang digunakan

sesuai dengan pola yang diterapkan

55. Ketepat

an

penggun

aan

variasi

huruf

(bold,

italic,

underlin

e dll)

5 Jika ≥80% - ≤100% variasi huruf (bold, italic,

underline dll) digunakan dengan tepat.

4 Jika ≥60% - ≤80% variasi huruf (bold, italic,

underline dll) digunakan dengan tepat.

3 Jika ≥40% - ≤60% variasi huruf (bold, italic,

underline dll) digunakan dengan tepat.

2 Jika ≥20% - ≤40% variasi huruf (bold, italic,

underline dll) digunakan dengan tepat.

1 Jika <20% variasi huruf (bold, italic,

underline dll) digunakan dengan tepat.

56. Keseim

bnagan

ukuran

dan

5 Jika ≥80% - ≤100% ukuran dan komposisi dari

unsur tata letak (judul, ilustrasi dll) pada

modul seimbang dan seirama dengan tata letak

isi.

Page 183: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

komposi

si dari

unsur

tata

letak

(judul,

ilustrasi

dll)

dengan

tata

letak isi.

4 Jika ≥60% - ≤80% ukuran dan komposisi dari

unsur tata letak (judul, ilustrasi dll) pada

modul seimbang dan seirama dengan tata letak

isi.

3 Jika ≥40% - ≤60% ukuran dan komposisi dari

unsur tata letak (judul, ilustrasi dll) pada

modul seimbang dan seirama dengan tata letak

isi.

2 Jika ≥20% - ≤40% ukuran dan komposisi dari

unsur tata letak (judul, ilustrasi dll) pada

modul seimbang dan seirama dengan tata letak

isi.

1 Jika <20% ukuran dan komposisi dari unsur

tata letak (judul, ilustrasi dll) pada modul

seimbang dan seirama dengan tata letak isi.

57. Ilustrasi

cover

sesuai

materi

5 Jika gambar yang ada pada sampul

menggambarkan ≥80% - ≤100% isi/materi

yang akan dipelajari

4 Jika gambar yang ada pada sampul

menggambarkan ≥60% - ≤80% isi/materi yang

akan dipelajari

3 Jika gambar yang ada pada sampul

menggambarkan ≥40% - ≤60% isi/materi yang

akan dipelajari

2 Jika gambar yang ada pada sampul

menggambarkan ≥20% - ≤40% isi/materi yang

akan dipelajari

1 Jika gambar yang ada pada sampul

menggambarkan <20% isi/materi yang akan

dipelajari

58. Kesesua

ian

ukuran

bahan

ajar

dengan

standar

ISO

5 Jika ukuran modul ≥80% - ≤100% sesuai

dengan standar ISO (A4 (210 x 297 mm), A5

(148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm))

4 Jika ukuran modul ≥60% - ≤80% sesuai

dengan standar ISO (A4 (210 x 297 mm), A5

(148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm))

3 Jika ukuran modul ≥40% - ≤60% sesuai

dengan standar ISO (A4 (210 x 297 mm), A5

(148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm))

2 Jika ukuran modul ≥20% - ≤40% sesuai

dengan standar ISO (A4 (210 x 297 mm), A5

(148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm))

Page 184: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

1 Jika ukuran modul <20% sesuai dengan

standar ISO (A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x

210 mm), B5 (176 x 250 mm))

59. Keharm

onisan

warna

dan

unsur

tata

letak

cover

5 Jika ≥80% - ≤100% warna dan unsur tata letak

pada cover harmonis

4 Jika ≥60% - ≤80% warna dan unsur tata letak

pada cover harmonis

3 Jika ≥40% - ≤60% warna dan unsur tata letak

pada cover harmonis

2 Jika ≥20% - ≤40% warna dan unsur tata letak

pada cover harmonis

1 Jika <20% warna dan unsur tata letak pada

cover harmonis

60. Warna

judul

buku

kontras

dengan

warna

latar

belakan

g

5 Jika ≥80% - ≤100% warna pada judul buku

yang ditampilkan kontras dengan warna latar

belakang.

4 Jika ≥60% - ≤80% warna pada judul buku

yang ditampilkan kontras dengan warna latar

belakang.

3 Jika ≥40% - ≤60% warna pada judul buku

yang ditampilkan kontras dengan warna latar

belakang.

2 Jika ≥20% - ≤40% warna pada judul buku

yang ditampilkan kontras dengan warna latar

belakang.

1 Jika <20% warna pada judul buku yang

ditampilkan kontras dengan warna latar

belakang.

61. Penemp

atan

unsur

tata

letak

judul,

subjudul

,

ilustrasi

konsiste

n sesuai

pola.

5 Jika ≥80% - ≤100% sistimatika penyajian

unsur tata letak (judul, subjudul, ilustrasi) pada

setiap kegiatan belajar konsisten berdasarkan

pola yang diterapkan.

4 Jika ≥60% - ≤80% sistimatika penyajian unsur

tata letak (judul, subjudul, ilustrasi) pada

setiap kegiatan belajar konsisten berdasarkan

pola yang diterapkan.

3 Jika ≥40% - ≤60% sistimatika penyajian unsur

tata letak (judul, subjudul, ilustrasi) pada

setiap kegiatan belajar konsisten berdasarkan

pola yang diterapkan.

Page 185: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian

Nilai Rubrik

2 Jika ≥20% - ≤40% sistimatika penyajian unsur

tata letak (judul, subjudul, ilustrasi) pada

setiap kegiatan belajar konsisten berdasarkan

pola yang diterapkan.

1 Jika <20% sistimatika penyajian unsur tata

letak (judul, subjudul, ilustrasi) pada setiap

kegiatan belajar konsisten berdasarkan pola

yang diterapkan.

62. Spasi

antara

teks

proporsi

onal

5 Jika ≥80% - ≤100% Spasi antara teks pada

modul proporsional

4 Jika ≥60% - ≤80% Spasi antara teks pada

modul proporsional

3 Jika ≥40% - ≤60% Spasi antara teks pada

modul proporsional

2 Jika ≥20% - ≤40% Spasi antara teks pada

modul proporsional

1 Jika <20% Spasi antara teks pada modul

proporsional

63. Margin

halaman

yang

berdam

pingan

proporsi

onal

5 Jika ≥80% - ≤100% margin halaman yang

berdampingan pada modul proporsional

4 Jika ≥60% - ≤80% margin halaman yang

berdampingan pada modul proporsional

3 Jika ≥40% - ≤60% margin halaman yang

berdampingan pada modul proporsional

2 Jika ≥20% - ≤40% margin halaman yang

berdampingan pada modul proporsional

1 Jika <20% margin halaman yang

berdampingan pada modul proporsional

III. Kelayakan Bahasa

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

64. Kesesuaia

n bahasa

dengan

tingkat

5 Jika ≥80% - ≤100% Bahasa yang digunakan

pada modul sesuai dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

Page 186: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

perkemba

ngan

berpikir

peserta

didik

4 Jika ≥60% - ≤80% Bahasa yang digunakan

pada modul sesuai dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

3 Jika ≥40% - ≤60% Bahasa yang digunakan

pada modul sesuai dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

2 Jika ≥20% - ≤40% Bahasa yang digunakan

pada modul sesuai dengan tingkat

perkembangan berpikir peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

1 Jika <20% Bahasa yang digunakan pada

modul sesuai dengan tingkat perkembangan

berpikir peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

65. Kesesua

ian

bahasa

dengan

tingkat

perkem

bangan

emosion

al

peserta

didik

5 Jika ≥80% - ≤100% bahasa yang digunakan

pada sesuai dengan kematangan sosial

emosional peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

4 Jika ≥60% - ≤80% bahasa yang digunakan

pada sesuai dengan kematangan sosial

emosional peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

3 Jika ≥40% - ≤60% bahasa yang digunakan

pada sesuai dengan kematangan sosial

emosional peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

2 Jika ≥20% - ≤40% bahasa yang digunakan

pada sesuai dengan kematangan sosial

emosional peserta didik kelas X

SMA/SMK/MA/MAK.

1 Jika <20% bahasa yang digunakan pada sesuai

dengan kematangan sosial emosional peserta

didik kelas X SMA/SMK/MA/MAK.

66. Keterpa

haman

peserta

didik

5 Jika ≥80% - ≤100% materi ajar disajikan

dengan bahasa yang mudah dipahami

4 Jika ≥60% - ≤80% materi ajar disajikan

dengan bahasa yang mudah dipahami

Page 187: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

terhadap

pesan

3 Jika ≥40% - ≤60% materi ajar disajikan

dengan bahasa yang mudah dipahami

2 Jika ≥20% - ≤40% materi ajar disajikan

dengan bahasa yang mudah dipahami

1 Jika <20% materi ajar disajikan dengan

bahasa yang mudah dipahami

67. Kemam

puan

memoti

vasi

peserta

didik

5 Jika ≥80% - ≤100% bahasa yang digunakan

mendorong peserta didik untuk mempelajari

modul tersebut secara tuntas

4 Jika ≥60% - ≤80% bahasa yang digunakan

mendorong peserta didik untuk mempelajari

modul tersebut secara tuntas

3 Jika ≥40% - ≤60% bahasa yang digunakan

mendorong peserta didik untuk mempelajari

modul tersebut secara tuntas

2 Jika ≥20% - ≤40% bahasa yang digunakan

mendorong peserta didik untuk mempelajari

modul tersebut secara tuntas

1 Jika <20% bahasa yang digunakan mendorong

peserta didik untuk mempelajari modul

tersebut secara tuntas

68. Ketepat

an

struktur

kalimat

5 Jika ≥80% - ≤100% kalimat yang dipakai pada

modul mengikuti tata kalimat yang benar

dalam Bahasa Indonesia

4 Jika ≥60% - ≤80% kalimat yang dipakai pada

modul mengikuti tata kalimat yang benar

dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

3 Jika ≥40% - ≤60% kalimat yang dipakai pada

modul mengikuti tata kalimat yang benar

dalam Bahasa Indonesia

2 Jika ≥20% - ≤40% kalimat yang dipakai pada

modul mengikuti tata kalimat yang benar

dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

1 Jika <20% kalimat yang dipakai pada modul

mengikuti tata kalimat yang benar dalam

Bahasa Indonesia

Page 188: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

69. Kebaku

an

istilah

5 Jika ≥80% - ≤100% istilah yang digunakan

pada modul sesuai dengan bahasa Inggris yang

benar, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dan/atau istilah matematika yang telah

disepakati

4 Jika ≥60% - ≤80% istilah yang digunakan

pada modul sesuai dengan bahasa Inggris yang

benar, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dan/atau istilah matematika yang telah

disepakati

3 Jika ≥40% - ≤60% istilah yang digunakan

pada modul sesuai dengan bahasa Inggris yang

benar, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dan/atau istilah matematika yang telah

disepakati

2 Jika ≥20% - ≤40% istilah yang digunakan

pada modul sesuai dengan bahasa Inggris yang

benar, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dan/atau istilah matematika yang telah

disepakati

1 Jika <20% istilah yang digunakan pada modul

sesuai dengan bahasa Inggris yang benar,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan/atau

istilah matematika yang telah disepakati

70. Keutuha

n makna

dalam

subbab

5 Jika ≥80% - ≤100% sub bab disajikan dengan

materi yang mencerminkan kesatuan tema

4 Jika ≥60% - ≤80% sub bab disajikan dengan

materi yang mencerminkan kesatuan tema

3 Jika ≥40% - ≤60% sub bab disajikan dengan

materi yang mencerminkan kesatuan tema

2 Jika ≥20% - ≤40% sub bab disajikan dengan

materi yang mencerminkan kesatuan tema

1 Jika <20% sub bab disajikan dengan materi

yang mencerminkan kesatuan tema

71. Ketepat

an tata

bahasa

5 Jika ≥80% - ≤100% uraian materi

antarparagraf yang berdekatan dan

antarkalimat dalam paragraf disajikan dengan

mencerminkan hubungan yang logis.

Page 189: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

4 Jika ≥60% - ≤80% uraian materi antarparagraf

yang berdekatan dan antarkalimat dalam

paragraf disajikan dengan mencerminkan

hubungan yang logis.

3 Jika ≥40% - ≤60% uraian materi antarparagraf

yang berdekatan dan antarkalimat dalam

paragraf disajikan dengan mencerminkan

hubungan yang logis.

2 Jika ≥20% - ≤40% uraian materi antarparagraf

yang berdekatan dan antarkalimat dalam

paragraf disajikan dengan mencerminkan

hubungan yang logis.

1 Jika <20% uraian materi antarparagraf yang

berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf

disajikan dengan mencerminkan hubungan

yang logis.

72.

Ketepat

an ejaan

5 Jika ≥80% - ≤100% ejaan yang digunakan

pada modul sesuai dengan pedoman Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) dan struktur

bahasa Inggris.

4 Jika ≥60% - ≤80% ejaan yang digunakan pada

modul sesuai dengan pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) dan struktur bahasa

Inggris.

3 Jika ≥40% - ≤60% ejaan yang digunakan pada

modul sesuai dengan pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) dan struktur bahasa

Inggris.

2 Jika ≥20% - ≤40% ejaan yang digunakan pada

modul sesuai dengan pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) dan struktur bahasa

Inggris.

1 Jika <20% ejaan yang digunakan pada modul

sesuai dengan pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) dan struktur bahasa

Inggris.

73. Konsist

ensi

penggun

aan

istilah

5 Jika ≥80% - ≤100% istilah yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul.

4 Jika ≥60% - ≤80% istilah yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

Page 190: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Butir

Penilaian Nilai Rubrik

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul.

3 Jika ≥40% - ≤60% istilah yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul.

2 Jika ≥20% - ≤40% istilah yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul.

1 Jika <20% istilah yang menggambarkan suatu

konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya

digunakan dengan konsisten antarbagian

dalam modul.

74. Konsist

ensi

penggu

naan

simbol /

lamban

g

5 Jika ≥80% - ≤100% simbol/lambang yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul

4 Jika ≥60% - ≤80% simbol/lambang yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul

3 Jika ≥40% - ≤60% simbol/lambang yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul

2 Jika ≥20% - ≤40% simbol/lambang yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul

1 Jika <20% simbol/lambang yang

menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas,

atau sejenisnya digunakan dengan konsisten

antarbagian dalam modul

Page 191: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 5

Page 192: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 193: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 194: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 195: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 196: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 197: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 198: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 199: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 200: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 201: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 202: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 203: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 204: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 205: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 206: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 207: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 208: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 209: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 6

KISI-KISI ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

Kreteria Indikator Penilaian Nomer Soal

Respon Peserta

didik

A. Ketertarikan 1,2,3,4,5,6

B. Materi 7,8,9,10,11

C. Bahasa 12,13,14

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyataan dalam angket ini sebelum Anda memberikan penilaian.

2. Anda dimohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai kualitas

tentang Modul Matematika Berbasis Unity of Sciences dengan Pendekatan PMRI Materi

Trigonometri dengan keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

3. Sebelum melakukan penilaian, isilah identitas Anda secara lengkap terlebih dahulu.

IDENTITAS

Nama Peserta didik :

Kelas :

Indikator

Penilaian Pernyataan

Alternatif Penilaian

TS KS R S SS

A. Ketertarikan

1. Tampilan modul matematika menarik

2. Modul matematika ini membuat saya

lebih bersemangat dalam belajar

matematika

3. Dengan menggunakan modul ini

belajar matematika menjadi tidak

membosankan

4. Modul matematika ini membantu saya

menguasai pelajaran matematika,

khususnya materi trigonometri

5. Adanya kata motivasi dalam modul

yang membuat saya lebih semangat

dalam belajar matematika

6. Dengan adanya ilustrasi dapat

memberikan motivasi untuk

memahami materi

B. Materi

7. Penyampaian materi dalam modul

matematika ini membantu saya untuk

memenemukan keterkaitan materi

dengan ilmu-ilmu lain

8. Penyampaian materi dan contoh soal

Page 210: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator

Penilaian Pernyataan

Alternatif Penilaian

TS KS R S SS

dalam modul ini berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari

9. Matei yang disajikan dalam modul iini

mudah saya pahami

10. Penyajian materi dalam modul ini

mendorong saya untuk berdiskusi

dengan teman yang lain.

11. Modul ini memuat tes evaluasi yang

dapat menguji seberapa jauh

pemahaman saya tentang trigonometri

C. Bahasa

12. Kalimat dan paragraf yang digunakan

dalam modul ini jelas dan mudah

dipahami.

13. Bahasa yang digunakan dalam modul

matematika ini sederhana dan mudah

dimengerti.

14. Huruf yang digunakan sederhana dan

mudah dibaca

Pekalongan, .........................

Siswi,

................................................

Page 211: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 212: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 R-01 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3

2 R-02 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4

3 R-03 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5

4 R-04 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3

5 R-05 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4

6 R-06 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3

7 R-07 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5

8 R-08 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9 R-09 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

10 R-10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 R-11 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4

12 R-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 R-13 5 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 R-15 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4

16 R-16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 R-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

18 R-18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 R-19 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4

20 R-20 4 3 3 3 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4

21 R-21 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4

22 R-22 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4

23 R-23 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4

24 R-24 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

25 R-25 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

26 R-26 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4

27 R-27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

28 R-28 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3

29 R-29 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5

30 R-30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

31 R-31 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

32 R-32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 R-33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

34 R-34 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4

35 R-35 4 3 3 3 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4

36 R-36 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4

37 R-37 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4

38 R-38 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4

39 R-39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

40 R-40 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

41 R-41 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4

42 R-42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

43 R-43 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

44 R-44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

45 R-45 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4

46 R-46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

47 R-47 4 3 3 3 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4

196 174 185 188 201 195 198 198 177 190 194 188 197 187

4,17 3,7 3,936 4 4,28 4,15 4,21 4,213 3,766 4,043 4,13 4 4,19 3,979 4,05471

B B B B SB B SB SB B B B B B B B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Guru 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 58 4,142857

Kategori B

Rata-rataJumlahRespondenNoSoal

Kategori

Rata-rata

HASIL ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

RespondenSoal

No

Jumlah

Keterangan: SB: Sangat baik B: Baik

Page 213: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 8

No No

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

21 21

22 22

23 23

24 24

25 25

26 26

27 27

28 28

29 29

30 30

31 31

32 32

33 33

34 34

35 35

36 36

37 37

38 38

39 39

40 40

41 41

42 42

43 43

44 44

45 45

46 46

47

Mita Erviyana

Nadia Ilma Umami

Naimatul Afiyati

Sulmi Akmala

Robiatul Adawiyah

Romaina Sausanalmuna

Saila Arzaqina

Randik Amelia

Reni Fitriyani

Retno Indah Kartika Putri

Nur Afina Lailatun Ni'mah

Nur Anisah

Nurul Aini

Qoriaina

Millati Hanifiyah

Hania Maulina

Hasanatun Nadiyya

Hazna Alya Rizqina

Ireniza Azkiyati

Jihan Salsabilah

Khabibah Thola'ah

Khelimatun Nafi'ah

Khusnul Widad

Lathifah Ulya

Lisa Afifa

Milatul Chasanah

Zanuba Arifah Chafsah

Zulfa NabilaTiflun Khabibah

Violina Alfa Zuhra

Shofia Elfadda Luqnia

Siti Amilah

Siti Nur Haliza

Sulistika Adiningsih Zahrotun Nabilla

Shabrina Alfiatun Nisa

Shilfiyya Haulina

Silvi Maksalina

Siti Khomisah

Vivi Fasihatul Harfiyah

Okta Nadiatul Khusna

Putri Dewi Rikza

Recha Nofillah

Rizqi Amalia

Saniyah

Nuzulia Rahma Nisa' Unnida

Lia Ikhlasia Fitri

Maziyyatus Saniyyah

Nabila Fitriyani

Nabilatul Khanifah

Nadia Fitri Nuraida

Nafa Nur Bahaiyah

Nailil Arifah

Najma Nora Agustina

Nihlatul Maula

Nur Faidah

Nurifa Hayatii Safira

Aulia Azzahra

Lailatul Izza

Dewi Asiyah

Erva Salwa Nahdiana

Evi Sephiana

Fadlilalatul Khasanah

Fatin Farhana

Fia Azmia

Hilya Irbatul Isky

Isna Naaeli Safaqoh

Istiqomah

Khoridatul Fadlilah

Khusna Fauziyah Sa'adah

X MIA-02

Alma Ariyani

Ana Zilah

Arina Manasikana

Arju Nafa' A

Aida Masyitoh

Anis Najibah

Ania Qisthiana

Arinamanasikana

Arrobi'ah Shofa Azmi A.

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X MIA

Dina Ristanti

Eka Fitriyani

Firli Kurnia Sari

Atina Khusna

Bismillahirrohmanirrohim

Desti Fitri Aningtias

Devi Ariyanti

Dilla Azka Fikria

Auni Farkhana

X MIA-03

Ainaul Mardhiyah

Alfira Mikhfiana Alia Salma

Abidah Farkhatunnisa

Adella Ristiyanti

Allisa Qotrunnada

Page 214: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No No

33 33

34 34

35 35

36 36

37 37

38 38

39 39

40 40

41 41

42 42

43 43

44 44

45 45

46 46

47

Sulmi Akmala

Robiatul Adawiyah

Romaina Sausanalmuna

Saila Arzaqina

Randik Amelia

Reni Fitriyani

Retno Indah Kartika Putri

Nurul Aini

Qoriaina

Zanuba Arifah Chafsah

Zulfa NabilaTiflun Khabibah

Violina Alfa Zuhra

Shofia Elfadda Luqnia

Siti Amilah

Siti Nur Haliza

Sulistika Adiningsih Zahrotun Nabilla

Shabrina Alfiatun Nisa

Shilfiyya Haulina

Silvi Maksalina

Siti Khomisah

Vivi Fasihatul Harfiyah

Okta Nadiatul Khusna

Putri Dewi Rikza

Recha Nofillah

Rizqi Amalia

Saniyah

Nuzulia Rahma Nisa' Unnida

X MIA-02 X MIA-03

Page 215: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

42 UC-42 7 10 8 7 5 8 5 7 9 8 74 148

38 UC-38 9 9 5 9 4 7 7 10 6 6 72 144

41 UC-41 7 10 7 7 4 7 4 6 9 9 70 140

37 UC-37 9 10 7 9 5 4 6 5 5 8 68 136

1 UC-01 8 8 8 8 4 6 7 4 4 10 67 134

39 UC-39 6 9 8 6 5 5 8 4 7 9 67 134

9 UC-09 10 6 6 10 4 6 5 3 8 8 66 132

14 UC-14 9 9 6 9 3 6 6 5 4 8 65 130

5 UC-05 9 8 6 9 5 4 7 4 3 8 63 126

4 UC-04 8 10 6 8 3 5 6 4 5 7 62 124

8 UC-08 9 5 6 9 4 6 10 6 2 7 64 128

3 UC-03 6 10 7 6 5 6 7 5 4 10 66 132

40 UC-40 7 10 4 7 3 6 7 5 8 7 64 128

18 UC-18 8 6 8 8 3 6 6 6 2 9 62 124

13 UC-13 9 9 1 9 4 5 6 4 3 8 58 116

19 UC-19 9 8 3 9 4 6 6 5 2 5 57 114

43 UC-43 4 9 9 4 3 6 6 6 2 8 57 114

11 UC-11 7 10 7 7 2 6 5 2 2 8 56 112

15 UC-15 9 9 3 9 4 4 5 4 3 5 55 110

7 UC-07 7 7 6 7 3 4 5 5 2 8 54 108

36 UC-36 9 8 7 9 3 4 3 4 2 6 55 110

6 UC-06 4 10 5 4 5 4 5 4 4 7 52 104

12 UC-12 8 8 5 8 2 4 5 4 2 7 53 106

35 UC-35 9 10 4 9 3 5 4 2 2 7 55 110

24 UC-24 7 7 3 9 3 1 4 4 4 7 49 98

2 UC-02 8 8 8 3 2 5 1 4 3 7 49 98

32 UC-32 10 10 3 8 3 4 4 1 0 8 51 102

16 UC-16 6 6 2 9 3 3 4 2 1 6 42 84

10 UC-10 10 10 4 6 3 4 4 4 0 6 51 102

23 UC-23 8 8 4 6 3 4 6 2 1 9 51 102

17 UC-17 10 10 5 7 2 4 4 1 2 5 50 100

34 UC-34 8 8 2 8 2 2 4 2 2 8 46 92

25 UC-25 9 9 5 7 1 2 3 1 2 6 45 90

22 UC-22 7 7 4 5 1 5 4 4 2 7 46 92

26 UC-26 7 7 4 2 0 2 1 2 2 6 33 66

44 UC-44 7 7 2 2 1 2 3 2 2 3 31 62

33 UC-33 5 5 3 3 2 0 2 1 3 1 25 50

30 UC-30 2 2 5 2 2 2 2 2 1 3 23 46

21 UC-21 5 5 3 3 1 1 2 1 2 1 24 48

31 UC-31 4 4 2 2 0 2 2 1 1 3 21 42

28 UC-28 2 2 1 4 1 2 1 2 0 3 18 36

29 UC-29 1 1 2 1 1 3 1 2 1 1 14 28

46 UC-46 2 2 3 0 1 2 2 2 0 3 17 34

45 UC-45 0 0 1 2 0 2 1 0 1 2 9 18

20 UC-20 2 2 3 1 0 0 4 0 1 2 15 30

27 UC-27 2 0 3 2 0 3 2 1 1 1 15 30

jumlah 309 328 214 279 122 185 2 155 132 281 2207 95,9565

korelasi 0,77042 0,83774 0,68181 0,81561 0,85217 0,8242 0,80226 0,76537 0,65731 0,87556 rata-rata =

r_tabel 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 0,2845 47,97826087

validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Varians Total

𝑆

^2

Varians 7,3628 8,91594 4,80966 8,37343 2,36522 3,75507 4,4657 4,19372 5,40483 6,67681 338,8661836

Alpha 0,92643

Reliabilitas Reliabel

Rata-rata 6,71739 7,13043 4,65217 6,06522 2,65217 4,02174 4,3913 3,36957 2,86957 6,1087 74

Tingkat

Kesukaran0,67174 0,71304 0,46522 0,60652 0,26522 0,40217 0,43913 0,33696 0,28696 0,61087 Skor Maksimal

intepretasi Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Skor Minimal

Daya Pembeda0,20435 0,29565 0,26957 0,33478 0,22609 0,28261 0,31304 0,3 0,27826 0,3087

intepretasi Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Baik N = 39

HASIL UJI COBA SOAL PRE TEST

NO Kode

KE

SIM

PU

LA

N

SOAL

Page 216: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 10

KISI-KISI INSTRUMEN PRE TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA

Indikator Kemampuan Koneksi Matematika:

1. Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur

matematika

2. Mengaitkan antar konsep dalam suatu materi

3. Mengaitkan antar konsep dengan materi lain dalam matematika

4. Mengintegrasikan matematika dengan mata pelajaran lain selain matematika

5. Mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari

Kompetensi

Dasar

Indikator Koneksi

Matematika

Indikator

Pembelajaran

Nomor

Soal

4.4 Menyelesaikan

masalah

yang berkaita

n

dengan penguku

ran

sudut dalam

satuan

radian atau

derajat

Mengaitkan pembelajaran matematika dengan

kehidupan sehari-hari

1. Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan

konsep konferensi sudut derajat dan

radian

1

Mengintegrasikan

matematika dengan mata pelajaran lain

2. Menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan

konferensi sudut

derajat dan radian

2

Mengaitkan antar konsep

dengan materi lain dalam

matematika

3. Menemukan konsep

konferensi sudut

derajat dan radian dengan

menggunakan

konsep sudut pada lingkaran

9

Memahami representasi

ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur

matematika

4. Menemukan konsep

ekuivalensi konferensi sudut

derajat dan radian

8

4.5 Menyele

saikan

masalah kontekst

ual yang

berkaitan dengan

rasio trigonom

etri

Memahami representasi

ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur

matematika

5. Menemukan konsep

ekuivalen rasio trigonometri sudut

istimewa

7

Mengaitkan antar konsep dengan materi lain dalam

matematika

6. Menemukan konsep rasio trigonometri

dengan

menggunakan rumus pytagoras

3

Mengaitkan antar konsep

dalam suatu materi 7. Menemukankan

konsep rasio

4

Page 217: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Kompetensi

Dasar

Indikator Koneksi

Matematika

Indikator

Pembelajaran

Nomor

Soal

(sinus,

cosinus,

tangen, cosecan,

secan,

dan cotangen

) pada

segitiga siku-siku

trigonometri pada

segitiga siku-siku

Mengaitkan pembelajaran

matematika dengan

kehidupan sehari-hari

8. Menyelesaikan

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan

rasio trigonometri pada segitiga siku-

siku

5

Mengaitkan antar konsep

dalam suatu materi

9. Menemukan konsep

perbandingan

trigonometri pada

sudut-sudut

6

Mengintegrasikan matematika dengan mata

pelajaran lain

10. Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan

rasio trigonometri

10

Page 218: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

PEDOMAN PENSKORAN SOAL POST TES KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA

Nama Sekolah : MAS Simbang Kulon

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Trigonometri

Indikator Kemampuan Koneksi Matematika:

6. Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur

matematika 7. Mengaitkan antar konsep dalam suatu materi

8. Mengaitkan antar konsep dengan materi lain dalam matematika

9. Mengintegrasikan matematika dengan mata pelajaran lain selain matematika 10. Mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari

KD:

4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan rasio trigonometri sudut-sudut di berbagai kuadran dan sudut-sudut berelasi

4.6 Menggunakan identitas dasar trigonometri untuk membuktikan identitas

trigonometri lainnya. 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan sinus dan cosinus

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

Indikator: Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur matematika

7

Memahami masalah Diketahui: x cos 60 = sin 45 Ditanyakan: Berapakah nilai besaran

yang harus dikalikan dengan cos 60 agar senilai dengan sin 45 ?

2

Mendiskripsikan topik-topik perbandingan

trigonometri

cos 60 =

sin 45 =

3

Menyelesaikan

permasalahan dengan menghubungkan ekuivalen

suatu konsep

Misalkan besaran yang dikalikan

dengan sin 45 adalah x, maka:

x cos 60 = sin 45

x

=

=

x 2

=

4

Mengecek kembali

masalah

Jadi, besaran yang harus dikalikan

dengan cos 60 agar senilai dengan

sin 45 adalah

1

8 Memahami masalah Diketahui: x

rad = 180

Ditanyakan: Berapakah nilai besaran

yang harus dikalikan dengan

rad

agar senilai dengan 180 ?

2

Page 219: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

Mendiskripsikan topik-

topik sudut

rad =

x

= 90 3

Menyelesaikan

permasalahan dengan menghubungkan ekuivalen

suatu konsep

Misalkan besaran yang dikalikan

dengan

rad adalah x, maka:

x

rad = 180

x 90 = 180

=

=

4

Mengecek kembali

masalah

Jadi, nilai besaran yang harus

dikalikan dengan

rad agar senilai

dengan 180 adalah

1

Indikator: Mengaitkan antar konsep dalam suatu materi

4

Memahami masalah Diketahui cos θ =

,

Ditanyakan:

nilai dari

2

Mendiskripsikan konsep-konsep perbandingan

trigonometri

AB² = AC² - BC²

AB² = 5² - 3²

AB = = = = 4

cos θ =

sec θ =

sin θ =

csc θ =

tan θ =

cot θ =

3

Menyelesaikan

permasalahan dengan menghubungkan antara

konsep-konsep

perbandingan trigonometri

=

=

=

=

x

=

4

6 Memahami masalah Ditanyakan: nilai

1

Mendiskripsikan konsep-

konsep perbandingan

trigonometri

Penyelesaian:

sin 150 = sin (180 - 30 = sin 30 =

cos 300 = cos (360 - 60 ) = cos 60

=

sin 120 = sin (180 - 60 = sin 60 =

cos 330 = cos (360 - 30 ) = cos 30 =

3

Page 220: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

Menyelesaikan permasalahan dengan

menghubungkan antara konsep-konsep

perbandingan trigonometri

=

=

4

Indikator: Mengaitkan antar konsep dengan materi lain dalam matematika

3 Memahami masalah Diketahui:

Gambar segitiga siku-

siku sebagai

berikut:

Ditanyakan:

a. Panjang AC b. 5

sin θ + sec θ + tan θ

Mendiskripsikan konsep

phytagoras

a. AC² = AB² + BC²

AC² = 16² + ²

AC = = = cm

3

Menyelesaikan

permasalahan dengan

menghubungkan antara

konsep phytagoras dan

konsep perbandingan

trigonometri

sin θ + 3 sec θ +tan θ = 5

+

+

=

+

+

=

+

+

=

= 5

4

9 Memahami masalah Diketahui: merupakan sudut keliling dan merupakan sudut pusat yang besarnya 80 Ditanyakan: Besar dan nyatakan dalam bentuk radian!

1

Mendiskripsikan konsep sudut pusat dan sudut

Sudut keliling =

x sudut pusat 2

Page 221: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

keliling Menyelesaikan

permasalahan konsep sudut

pusat dan sudut keliling

=

x

=

x 80 = 40

= 40

4

Menyelesaikan

permasalahan dengan menghubungkan antara

konsep sudut pusat dan

sudut keliling dengan konsep konferensi sudut

= 40 = 40 x

rad =

3

Indikator: Mengintegrasikan matematika dengan mata pelajaran lain

2 Memahami masalah yang

menggunakan konsep matematika dalam

penyelesaian masalah-

masalah bidang ilmu lain

Diketahui:Seorang jama’ah haji

melakukan thowaf dengan mengelilingi ka’bah yang lintasannya

berbentuk lingkaran sebanyak 7 kali

putaran Ditanyakan:

Besar putaran jama’ah haji tersebut

dalam bentuk derajat dan radian!

1

Mendiskripsikan dalam

bentuk model matematika 7 putaran = 7 x 360 = 2520 3

Menyelesaikan

permasalahan matematika

yang berhubungan dengan

masalah bidang ilmu lain

2520 = 2520 x

rad =

4

Mengecek kembali masalah

Jadi, besar putaran jama’ah haji tersebut dalam bentuk derajat dan

radian adalah 2520 dan

1

10 Memahami masalah Diketahui:

Sebuah pesawat terbang yang dinaiki jama’ah umroh dari Indonesia berada

pada ketinggian 1,6 km akan

melakukan manuver dengan menanjak

dan membentuk sudut 30 Ditanyakan:

Berapa lama waktu yang diperlukan

pesawat agar mencapai ketinggian 2,8 km, jika kecepatan pesawat tetap

300km/jam?

1

Mendiskripsikan dalam bentuk model matematika

Pesawat tersebut harus menanjak dengan ketinggian 2,8 - 1,6=1,2 km

3

Page 222: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

Menuliskan konsep

matematika yang berhubungan dengan

masalah bidang ilmu lain

Jarak dan waktu yang ditempuh

pesawat untuk menanjak setinggi 1,2 km adalah sebagai berikut:

sin 30 =

4

Menggunakan konsep matematika dalam

penyelesaian masalah-

masalah bidang ilmu lain

sin 30 =

=

= 1,2 x 2 = 2,4

Waktu =

=

= 0,008 jam

= 29 detik

4

Mengecek kembali

masalah

Jadi, jarak yang ditempuh pesawat

adalah 2,4 km dan waktu yang diperlukan pesawat adalah 29 detik

1

Indikator: Mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari

1 Memahami masalah Diketahui:

Jarum jam menunjukkan pukul 16.00

Ditanya:

Berapa besar sudut yang terbentuk

oleh jarum jam yang menunjukkan

pukul 16.00 WIB? Nyatakan dalam

bentuk derajat dan radian!

1

Menuliskan masalah

kehidupan sehari-hari dalam bentuk model

matematika

jam 16.00 =

putaran

3

Menyelesaikan

permasalahan dan

menuliskan hubungan antar

konsep matematika

putaran =

x 360 = 120

120 = 120 x

rad =

4

Mengecek kembali

masalah

Jadi, besar sudut yang terbentuk oleh

jarum jam yang menunjukkan pukul

16.00 WIB adalah 120 (derajat),

(radian)

1

5 Memahami masalah Diketahui:

Sebuah jembatan akan dibangun menyeberangi sungai di depan masjid.

Seorang insinyur dari titik C membuat

1

Page 223: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

No

Soal

SUB

INDIKATOR Soal dan Alternatif Penyelesaian Skor

sudut siku-siku, selanjutnya ia menuju

titik A yang jaraknya 24 m dari titik C

Ditayakan:

Di titik A dia mengukur bahwa besar

sudut A adalah 60 . Tentukan lebar sungai tersebut!

Menuliskan masalah kehidupan sehari-hari

dalam bentuk model

matematika

3

Menyelesaikan

permasalahan dan menuliskan hubungan antar

konsep matematika

tan 60 =

=

BC = m

4

Mengecek kembali

masalah

Jadi, lebar sungai tersebut adalah

m

1

Page 224: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 11 SOAL PRE TES

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : Waktu :

1. Perhatikan gambar berikut

Farida berangkat menuju TPQ pada pukul 16.00 WIB, berapa

besar sudut yang terbentuk oleh jarum jam yang menunjukkan

pukul 16.00 WIB? Nyatakan dalam bentuk derajat dan radian!

2. Perhatikan gambar berikut

Seorang jama’ah haji melakukan thowaf dengan

mengelilingi ka’bah yang lintasannya berbentuk

lingkaran sebanyak 7 kali putaran. Nyatakan besar

putaran jama’ah haji tersebut dalam bentuk derajat

dan radian!

3. Diberikan sebuah segitiga siku-siku seperti gambar berikut ini:

Tentukan: a. Panjang AC b. 5 sin θ + sec θ +tan θ

4. Diketahui cos θ =

, tentukan nilai dari

!

5. Sebuah jembatan akan dibangun menyeberangi sungai di depan

masjid. Seorang insinyur dari titik C membuat sudut siku-siku,

selanjutnya ia menuju titik A yang jaraknya 24 m dari titik C. Di

titik A dia mengukur bahwa besar sudut A adalah 60 .

Tentukan lebar sungai tersebut!

6. Hitunglah

!

7. Berapakah nilai besaran yang harus dikalikan dengan cos 60 agar senilai dengan sin

45 ?

8. Berapakah nilai besaran yang harus dikalikan dengan

rad agar senilai dengan

180 ?

9. Perhatikan gambar lingkaran berikut

Tentukan besar dan nyatakan dalam bentuk

radian!

10. Sebuah pesawat terbang yang dinaiki jama’ah umroh dari Indonesia

berada pada ketinggian 1,6 km akan melakukan manuver

dengan menanjak dan membentuk sudut 30 . Berapa

lama waktu yang diperlukan pesawat agar mencapai

ketinggian 2,8 km, jika kecepatan pesawat tetap

300km/jam?

Selamat Mengerjakan

Page 225: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 12

Page 226: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 13

Hipotesis

Ho: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

Kriterian yanng digunakanHo diterima jika

hitung tabelPengujian HipotesisNilai maksimal = 88Nilai minimal = 53Rentang nilai (R) = 88-53 = 35Banyaknya kelas (k) = = 6,51792 =6 kelasPanjang kelas (P) = 35/6 = 5,8333 = 6

Tabel distribusi nilai pos test kelas eksperimen

fi X i X i2 f i .X i f i .X i

2

53 – 58 3 55,5 3080,3 166,5 9240,75

59 – 64 7 61,5 3782,3 430,5 26475,8

65 – 70 10 67,5 4556,3 675 45562,5

71 – 76 13 73,5 5402,3 955,5 70229,3

77 – 82 8 79,5 6320,3 636 50562

83 – 88 6 85,5 7310,3 513 43861,5

47 30452 3376,5 245932

3376,5

47

73,099

8,5498

<

S =

UJI NORMALITASKELAS X MIA-02

Kelas

S2

=

1 + 3,3 log 47

Jumlah

= = = 71,8404

S2

=

)1(

22

nn

ffn iiii

X

2

1

( )ki i

i i

O E

E

XX

i

ii

f

f

2

𝑋

22

Page 227: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Daftar nilai frekuensi kelas MIA-02

52,50 -2,26 -0,48853 – 58 0,0475 2,2323 3 0,2640

58,50 -1,56 -0,441

59 – 64 0,1360 6,3898 7 0,058364,50 -0,86 -0,305

65 – 70 0,2424 11,3935 10 0,170470,50 -0,16 -0,062

71 – 76 0,1448 6,8070 13 5,6343

76,50 0,54 0,20777 – 82 0,1866 8,7720 8 0,0679

82,50 1,25 0,394

83 – 88 0,0806 3,7866 6 1,293888,50 1,95 0,474

²hitung = 7,4887

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

Karena hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

Ei OiKelas Bk Zi P(Zi)Luas

Daerah

i

ii

E

EO2

i

ii

E

EO2

2 2

Page 228: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 14

Hipotesis

Ho: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

Kriterian yanng digunakan

Ho diterima jika

hitung tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 85

Nilai minimal = 58

Rentang nilai (R) = 85-58 - 65 = 27

Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 46 = 6,487101 = 6 kelas

Panjang kelas (P) = 28/6 = 4,5 = 5

Tabel distribusi nilai pos test kelas kontrol

fi X i X i2 f i .X i f i .X i

2

58 – 62 3 60 3600 180 10800

63 – 67 8 65 4225 520 33800

68 – 72 12 70 4900 840 58800

73 – 77 14 75 5625 1050 78750

78 – 82 6 80 6400 480 38400

83 – 87 3 85 7225 255 21675

46 31975 3325 242225

3325

46

41,896

6,4727

Kelas

<

S =

UJI NORMALITAS

KELAS X MIA-03

S2

=

= = 72,282609

Jumlah

=

S2

=

)1(

22

nn

ffn iiii

X

i

ii

f

f

22

1

( )ki i

i i

O E

E

22

Page 229: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Daftar nilai frekuensi kelas MIA-03

57,50 -2,28 -0,489

58 – 62 0,0542 2,4913 3 0,1039

62,50 -1,51 -0,435

63 – 67 0,1646 7,5734 8 0,0240

67,50 -0,74 -0,270

68 – 72 0,2566 11,8043 12 0,0032

72,50 0,03 0,013

73 – 77 0,2765 12,7190 14 0,1290

77,50 0,81 0,290

78 – 82 0,1529 7,0326 6 0,1516

82,50 1,58 0,443

83 – 87 0,0479 2,2016 3 0,2896

87,50 2,35 0,491

²hitung = 0,7014

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3diperoleh ² tabel = 7,81

Karena hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

Kelas Bk Zi P(Zi)Luas

DaerahEi Oi

i

ii

E

EO2

i

ii

E

EO2

22

Page 230: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 15

Hipotesis

H0 : =

H1 : ≠

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)

F 1/2a (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada a = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 46 - 1 = 45

dk penyebut = nk -1 = 47 - 1 = 46

F tabel =

UJI HOMOGENITAS

s12

s22

s12

s22

Sumber variasi Kelas X MIA-02 Kelas X MIA-03

Jumlah 3424 3321

n 47 46

= 1,5148,61

73 72

Varians (s2) 74 49

1,800

1,5135 1,800

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok

homogen

Standart deviasi (s) 9 7

F =73,56

Daerah penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

𝒙

Page 231: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 16

Hipotesis

Ho : =

H1 : ≠

Ho diterima apabila -t(1-1/2a)< t < t(1-1/2a)(n1+n2-2)

Perhitungan

72,851 - 72,196 0,655

t hitung = = = = 0,403875

1,622808

2,634

t hitung = 0,404

Dengan taraf signifikansi α= 5%, dk = n1+ n2 - 2 = 91

Peluang = 1 - α = 1 - 0,05 =0,95 dari daftar distribusi t didapat t tabel = 1,99

-1,99 1,99

Karena t berada pada daerah penerimaan Ho , maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi

matematika awal peserta didik kelas X MIA-02 dan X MIA-03 sama.

0,404

47+46 - 2 =

n 47 46

72,851 72,196

Varians (s2) 73,564 48,605

Standart deviasi (s) 8,577

UJI KESAMAAN RATA-RATA

Kelas X MIA-02 dan Kelas X MIA-03

6,972

Sumber data

m1 m2

m1 m2

Sumber variasi Kelas MIA-02 Kelas MIA-03

Jumlah 3424 3321

Daerah penerimaan Ho

𝒙

1 2x x

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

n s n s

n n n n

Page 232: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 17

SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : Matematika

Nama :

1. Buktikan sin (a+b) = sin a cos b + cos a sin b

2. Hitunglah nilai sin 75

3. Diketahui cos A =

dan sin B=

. Sudut A dan B adalah sudut

lancip (0<A<

dan 0<B<

). Hitunglah cos(A+B) dan sin (A+B)

4. Hitunglah nilai 105

5. Buktikan tan (a+b) =

6. Tentukanlah luas slah satu ruang dalam sarang lebah dengan

panjang sisi cm!

7. Diketahui sin A =

dengan A merupakan sudut lanci. Tentukan

nilai dari A!

8. Dua orang tentara meninggalkan markas dalam waktu bersamaan.

Tentara pertama mengendarai motor dengan kecepatan 40

km/jam. Tentara kedua mengendarai mobil ke arah tenggara

dengan kecepatan 60 km/jam. Berapakah jarak kedua tentara

tersebut setelah 2 jam? (Arah tenggara dan selatan membentuk

sudut 45 )

Page 233: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 18

Page 234: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 19

KISI-KISI INSTRUMEN P OST TES KEMAMPUAN KONEKSI

MATEMATIKA

Indikator Kemampuan Koneksi Matematika:

11. Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur

matematika

12. Mengaitkan antar konsep dalam suatu materi

13. Mengaitkan antar konsep dengan materi lain dalam matematika

14. Mengintegrasikan matematika dengan mata pelajaran lain selain

matematika

15. Mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari

Indikator Indikator Koneksi

Matematika

Indikator

Pembelajaran

Nomor

Soal

Menyelesaika

n masalah

yang

berkaitan

dengan

jumlah, selisih

sin cos dan

tan dua sudut

dan luas

segitiga

Memahami

representasi

ekuivalen suatu

konsep, proses, atau

prosedur

matematika

11. Menyelesaikan

jumlah tan dua

sudut

5

Mengaitkan antar

konsep dengan

materi lain dalam

matematika

12. Menemukan

konsep sin sudut

ragkap

7

13. Menemukan

konsep sin dua

sudut

2

Mengaitkan antar

konsep dengan

materi lain dalam

matematika

14. Menemukan

konsep cos dua

sudut

4

Memahami

representasi

ekuivalen suatu

konsep, proses, atau

prosedur

matematika

15. Menemukan

konsep

ekuivalensi sin

dua sudut

1

Memahami

representasi

ekuivalen suatu

konsep, proses, atau

prosedur

16. Menemukan

konsep jumlah

sin dua sudut

3

Page 235: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Indikator Indikator Koneksi

Matematika

Indikator

Pembelajaran

Nomor

Soal

matematika

Menyelesaika

n masalah

yang

berkaitan

dengan aturan

sinus dan

cosinus dan

luas segitiga

Mengaitkan

pembelajaran

matematika dengan

ilmu lain dalam

kehidupan sehari-

hari

17. Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan cosinus

8

Mengaitkan

pembelajaran

matematika dengan

ilmu lain dalam

kehidupan sehari-

hari

18. Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

luas segitiga

4

Lampiran 20

Page 236: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

SOAL POST TES

Mata Pelajaran : Matematika

Nama :

1. Buktikan sin (a+b) = sin a cos b + cos a sin b

2. Hitunglah nilai sin 75

3. Diketahui cos A =

dan sin B=

. Sudut A dan B adalah sudut

lancip (0<A<

dan 0<B<

). Hitunglah cos(A+B) dan sin (A+B)

4. Hitunglah nilai 105

5. Buktikan tan (a+b) =

6. Tentukanlah luas slah satu ruang dalam sarang lebah dengan

panjang sisi cm!

7. Diketahui sin A =

dengan A merupakan sudut lanci. Tentukan

nilai dari A!

8. Dua orang tentara meninggalkan markas dalam waktu bersamaan.

Tentara pertama mengendarai motor dengan kecepatan 40

km/jam. Tentara kedua mengendarai mobil ke arah tenggara

dengan kecepatan 60 km/jam. Berapakah jarak kedua tentara

tersebut setelah 2 jam? (Arah tenggara dan selatan membentuk

sudut 45 )

Selamat Mengerjakan

Lampiran 21

Page 237: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 22

Page 238: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Hipotesis

Ho: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis

Kriterian yanng digunakanHo diterima jika

hitung tabelPengujian HipotesisNilai maksimal = 93Nilai minimal = 70Rentang nilai (R) = 94 -70 = 23Banyaknya kelas (k) = = 6,51792 =6 kelasPanjang kelas (P) = 23/6 = 3,8333 = 4

Tabel distribusi nilai pos test kelas eksperimen

fi X i X i2 f i .X i f i .X i

2

70 – 73 5 71,5 5112,3 357,5 25561,3

74 – 77 6 75,5 5700,3 453 34201,5

78 – 81 11 79,5 6320,3 874,5 69522,8

82 – 85 8 83,5 6972,3 668 55778

86 – 89 9 87,5 7656,3 787,5 68906,3

90 – 93 8 91,5 8372,3 732 66978

47 40134 3872,5 320948

3872,547

40,836

6,3903S =

<

Uji Normalitas Nilai AkhirKELAS EKSPERIMEN

Kelas

S2

=

1 + 3,3 log 47

Jumlah

X^ = = = 82,3936

S2

=

)1(

22

nn

ffn iiii

XXX

i

ii

f

f

2 2

2

1

( )ki i

i i

O E

E

2

Page 239: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen

69,50 -2,02 -0,47870 – 73 0,0602 2,8289 5 1,6662

73,50 -1,39 -0,41874 – 77 0,1399 6,5753 6 0,0503

77,50 -0,77 -0,27878 – 81 0,2225 10,4571 11 0,0282

81,50 -0,14 -0,05682 – 85 0,1309 6,1546 8 0,5534

85,50 0,49 0,18786 – 89 0,1804 8,4782 9 0,0321

89,50 1,11 0,367

90 – 93 0,0920 4,3218 0 4,3218

93,50 1,74 0,459

²hitung = 6,6520

Untuk a = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

Karena hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

Ei OiKelas Bk Zi P(Zi)Luas

Daerah

i

ii

E

EO2

i

ii

E

EO2

22

Page 240: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Hipotesis

Ho: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

Kriterian yanng digunakan

Ho diterima jika

hitung tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 93

Nilai minimal = 65

Rentang nilai (R) = 93 - 65 = 28

Banyaknya kelas (k) = = 6,5 =6 kelas

Panjang kelas (P) = 28/6 = 4,666667 = 5

Tabel distribusi nilai pos test kelas kontrol

fi X i X i2 f i .X i f i .X i

2

65 – 69 3 67 4489 201 13467

70 – 74 9 72 5184 648 46656

75 – 79 12 77 5929 924 71148

80 – 84 11 82 6724 902 73964

85 – 89 6 87 7569 522 45414

90 – 94 5 92 8464 460 42320

46 38359 3657 292969

3657

46

49,72

7,051S =

Uji Normalitas Nilai Akhir

KONTROL

1 + 3,3 log 46

Kelas

<

S2

=

= = 79,5

Jumlah

S2

=

)1(

22

nn

ffn iiii

X

i

ii

f

f

2

1

( )ki i

i i

O E

E

2

22

Page 241: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Daftar nilai frekuensi observasi kelas kontrol

64,50 -2,13 -0,483

65 – 69 0,0614 2,8231 3 0,0111

69,50 -1,42 -0,422

70 – 74 0,1611 7,4090 9 0,3416

74,50 -0,71 -0,261

75 – 79 0,2609 11,9997 12 0,0000

79,50 0,00 0,000

80 – 84 0,2609 11,9997 11 0,0833

84,50 0,71 0,261

85 – 89 0,1611 7,4090 6 0,2680

89,50 1,42 0,422

90 – 94 0,0614 2,8231 5 1,6786

94,50 2,13 0,483

²hitung = 2,3825

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3diperoleh ² tabel = 7,81

Karena hitung < tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

Kelas Bk Zi P(Zi)Luas

DaerahEi Oi

i

ii

E

EO2

i

ii

E

EO2

2 2

Page 242: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 23

Hipotesis

H0 : =

H1 : ≠

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)

F 1/2a (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada a = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 46 - 1 = 45

dk penyebut = nk -1 = 47 - 1 = 46

F tabel =

UJI HOMOGENITAS

s12

s22

s12

s22

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol

Jumlah 3881 3644

n 47 46

= 1,2242,54

x 83 79

Varians (s2) 43 52

1,800

Standart deviasi (s) 7 7

F =51,83

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

Page 243: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 24

Page 244: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 25

Rumus gain ternormalisasi:

Spost - - Spre

100 - Spre

Keterangan:

g : gain

Spre-test : nilai rata-rata posttest

Spost-test : nilai rata-rata pretest

Kelas Eksperimen

Spost - - Spre

100 - Spre

83 - 73 10

100 - 73 27

Dari tabel kategori diatas terlihat bahwa dengan gain ternormalisasi sebesar 0,358346 masuk dalam kategori sedang.

Jadi peningkatan kemampuan koneksi matematika peserta didik dalam kategori sedang.

Kelas Kontrol

g = Sf - Si x 100%

100 - Si

79 - 72 7

100 - 72 28

Jadi dari tabel kategori diatas terlihat bahwa dengan gain ternormalisasi sebesar 0,252346 masuk dalam kategori rendah.

Jadi peningkatan kemampuan koneksi matematika peserta didik dalam kategori rendah.

Tabel Kategori Gain Ternormalisasi

g =

g =

UJI GAIN

g = = =

= = 0,358346g =

0,252346

Tabel Kategori Gain Ternormalisasi

Page 245: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MAS Simbangkulon

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X / 1

Materi pokok : Perbandingan Trigonometri Sudut

Berelasi

Alokasi Waktu : 1 × 4 JP ( @ 45 menit )

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai

pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih

lanjut.

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Page 246: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menggeneralisasi

rasio trigonometri

untuk sudut-sudut di

berbagai kuadran dan

sudut-sudut berelasi.

3.8.1. Menentukan rasio

trigonometri sudut

istimewa di kuadran I.

3.8.2. Menunjukkan hubungan

sudut diberbagai kuadran.

3.8.3. Menentukan hubungan

rasio trigonometri

diberbagai kuadran.

3.8.4. Menentukan hubungan

rasio trigonometri

diberbagai kuadran untuk

sudut istimewa.

3.8.5. Menggeneralisasikan rasio

trigonometri untuk sudut-

sudut diberbagai kuadran

dan sudut-sudut berelasi

4.8. Menyelesaikan

masalah kontekstual

yang berkaitan

dengan rasio

trigonometri sudut-

sudut di berbagai

kuadran dan sudut-

sudut berelasi

4.8.1.Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan rasio trigonometri

sudut-sudut di berbagai

kuadran

C. Materi Pembelajaran

Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan sudut-sudut

yang berelasi.

D. Model Pembelajaran

Pembelajaran dengan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia)

E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan: (4 JP)

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Fase/Sintaks Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada

peserta didik

Page 247: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Fase/Sintaks Kegiatan

2. Ketua kelas memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kahadiran peserta didik.

4. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami perbandingan trigonometri sudut berelasi dan memberikan gambaran tentang penggunaan perbandingan trigonometri sudut berelasi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahupeserta didiksehingga diharapkan dapataktif dalam proses pembelajaran, peserta didik diajak memecahkan perbandingan trigonometri sudut berelasi.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

7. Guru mengingatkan kembali pada perbandingan trigonometri sudut di kuadran I.

Kegiatan Inti Mengorientasikan

a. Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi relasi sudut dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional;

b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, misalnya bagaimana menempatkan sudut pada bentuk kuadran;

Mengorganisasikan

kegiatan

pembelajaran

a. Peserta didik diminta memahami

uraian materi pada modul

matematika pada sub bab

perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku dan sudut-sudut

Page 248: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Fase/Sintaks Kegiatan

yang berelasi b. Peserta didik mengidentifikasi

masalah kontekstual yang diberikan

oleh guru.

Membimbing

penyelidikan

mandiri dan

kelompok

a. Peserta didik mendiskusikan dengan

teman keterkaitan antara sudut-

sudut diberbagai kuadran.

b. Peserta didik berdiskusi

menyelesaikan masalah

c. Memotivasi peserta didik untuk meyelesaikan masalah

d. Memberikan umpan balik atas

petanyaan-pertanyaan yang

diajukan peserta didik.

Mengembangkan

dan

mengkomunikasikan

hasil diskusi

a. Peserta didik menyatakan suatu

sudut dalam bentuk sudut lancip b. Peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi

Menganalisis dan

evaluasi poses

pemecahan masalah

a. Peserta didik memberikan masukan

kepada teman yang lainnya.

b. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik terhadap

tanggapan peserta didik terkait

dengan perbandingan trigonometri

sudut berelasi.

Kegiatan Penutup

a. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran proses yang mereka lakukan.

b. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran pada hari itu.

c. Guru menginformasikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya selanjutnya.

d. Guru memberikan tugas (PR) mengenai materi yang telah dipelajari

Page 249: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

G. Teknik Penilaian Test tertulis, Observasi

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media/Alat : White Board, Tayangan Power Point dan Lembar Kerja

Peserta didik

Bahan : Laptop, LCD

Sumber Belajar :

Modul Matematika berbasis Unity of Sciences dengan pendekatan

PMRI

Lampiran-lampiran

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

2. Penyelesaian dan Penskoran LKPD

Mengetahui

Pekalongan, 01 Mei 2018

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

H. Saifuddin, SH, S.Pd, M.S.I Masruroh

NIP : 196609152005011002 NIM. 1403056082

Page 250: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 251: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 252: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MAS Simbangkulon

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Materi pokok : Aturan sinus dan cosinus

Alokasi Waktu : 1 × 4 JP (@ 45 menit )

I. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai

pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih

lanjut.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Page 253: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.10 Menjelaskan aturan

sinus dan cosinus

3.10.1 Peserta didik

mengingatkonsep

perbandingan

trigonometri untuk

sembarang segitiga siku

siku

3.10.2 Peserta didik dapat

membedakan

perbandingan

trigonometri untuk

sembarang segitiga siku-

siku

3.10. Peserta didik dapat

menentukan konsep

aturan sinus.

3.10.4 Peserta didik dapat

menentukan konsep

aturan cosines

4.10 Menyelesaikan masalah

yang berkaitan

dengan aturan sinus dan

cosinus

4.10.1 Menerapkan konsep aturan

sinus dalam

menyelesaikan masalah.

4.10.2 Menerapkan konsep aturan

cosinus dalam

menyelesaikan masalah

B. Materi Pembelajaran

Aturan sinus dan cosinus

Menentukan aturan sinus

Menentukan aturan cosinus

C. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama: (2 JP)

Indikator:

3.10.1 Peserta didik mengingat konsep perbandingan trigonometri

untuk sembarang segitiga

siku-siku

3.10.2 Peserta didik dapat membedakan perbandingan trigonometri

untuk sembarang segitiga

siku-siku

3.10.3 Peserta didik dapat menentukan konsep aturan sinus.

Page 254: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

4.10.1 Menerapkan konsep aturan sinus dalam menyelesaikan

masalah.

Fase/Sintaks Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam kepada peserta

didik

2. Ketua kelas memimpin doa sebelum

memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kahadiran peserta didik.

4. Guru memberikan gambaran tentang

pentingnya memahami aturan sinus dan

memberikan gambaran tentang

penggunaan aturan sinus dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa

ingin tahu peserta didiksehingga

diharapkan dapataktif dalam proses

pembelajaran, peserta didik diajak

memecahkan masalah tentang konsep

perbandingan trigonometri.

6. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

7. Guru mengingatkan kembali pada

perbandingan trigonometri

Kegiatan Inti

Bagikan wacana

pada hari itu

8. Guru meminta peserta didik membaca

materi pada modul

1. Stimulation

(memberi

stimulus);

9. Guru memberikan stimulus kepada

peserta didik untuk mengingat kembali

rumus perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku, dan memberikan

beberapa permasalahan dalam segitiga

sembarang.

2. Problem

Statement

(mengidentifikasi

masalah);

10. Peserta didik berdiskusi dengan

menggambar segitiga ABC sembarang

dan menarik garis tinggi dari titik A

tegak lurus alas BC di titik D.

3. Data Collecting

(mengumpulkan

data);

11. Peserta didik mengumpulkan data berupa

unsur-unsur yang diketahui dalam

segitiga ABC sembarang tersebut

menjadi dua segitiga ABD siku-siku di

titik D dan segitiga ACD siku-siku di

Page 255: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Fase/Sintaks Kegiatan

titik D.

4. Data Processing

(mengolah data);

12. Peserta didik bersama-sama mengolah

data-data yang sudah diketahui

5. Verification

(memverifikasi);

13. Peserta didik menyampaikan hasil

diskusinya dengan salah satu kelompok

presentasi ke depan

6. Generalization

(menyimpulkan);

14. Peserta didik dapat menentukan konsep

aturan sinus dengan bimbingan guru

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Kegiatan Penutup

15. Untuk mengukur pemahaman peserta

didik, guru menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

pada pembelajaran yang telah dilakukan

peserta didik dibawah arahanguru dengan

memberikan beberapa pertanyaan

16. Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi terhadap pembelajaran

proses yang mereka lakukan.

17. Peserta didik dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran pada hari itu.

18. Guru menginformasikan materi pelajaran

pada pertemuan selanjutnya selanjutnya.

19. Guru memberikan tugas (PR) mengenai

materi yang telah dipelajari

Pertemuan Kedua: (2 JP)

Indikator:

3.10.4 Peserta didik dapat menentukan konsep aturan cosinus

4.10.2 Menerapkan konsep aturan cosinus dalam menyelesaikan

masalah.

Fase/Sintaks Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam kepada

peserta didik

2. Ketua kelas memimpin doa sebelum

memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kahadiran peserta didik.

4. Guru memberikan gambaran tentang

pentingnya memahami aturan

Page 256: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Fase/Sintaks Kegiatan

cosinusdan memberikan gambaran

tentang penggunaan aturan

cosinusdalam kehidupan sehari-hari.

5. Sebagai apersepsi untuk mendorong

rasa ingin tahupeserta didiksehingga

diharapkan dapataktif dalam proses

pembelajaran, peserta didik diajak

memecahkan masalah tentang konsep

perbandingan trigonometri.

6. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

7. Guru mengingatkan kembali pada

perbandingan trigonometri

Kegiatan Inti

8. Guru meminta peserta didik membaca

materi pada modul

1. Stimulation

(memberi

stimulus);

9. Guru memberikan stimulus kepada

peserta didik untuk mengingat kembali

rumus perbandingan trigonometri pada

segitiga siku-siku, dan memberikan

beberapa permasalahan dalam segitiga

sembarang.

2. Problem Statement

(mengidentifikasi

masalah);

10. Peserta didik berdiskusi dengan

menggambar segitiga ABC sembarang

dan menarik garis tinggi dari titik A

tegak lurus alas BC di titik D.

3. Data Collecting

(mengumpulkan

data);

11. Peserta didik mengumpulkan data

berupa unsur-unsur yang diketahui

dalam segitiga ABC sembarang tersebut

menjadi dua segitiga ABD siku-siku di

titik D dan segitiga ACD siku-siku di

titik D.

4. Data Processing

(mengolah data);

12. Peserta didik bersama-sama mengolah

data-data yang sudah diketahui

5. Verification

(memverifikasi);

13. Peserta didik menyampaikan hasil

diskusinya dengan salah satu kelompok

presentasi ke depan

6. Generalization

(menyimpulkan);

14. Peserta didik dapat menenmukan kossep

aturan cosinus dengan bimbingan guru

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Kegiatan Penutup

15. Untuk mengukur pemahaman peserta

didik, guru menganalisis dan

Page 257: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Fase/Sintaks Kegiatan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

pada pembelajaran yang telah dilakukan

peserta didik dibawah arahanguru

dengan memberikan beberapa

pertanyaan

16. Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi terhadap

pembelajaran proses yang mereka

lakukan.

17. Peserta didik dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran pada hari itu.

18. Guru menginformasikan materi pelajaran

pada pertemuan selanjutnya selanjutnya.

19. Guru memberikan tugas (PR) mengenai

materi yang telah dipelajari

D. Teknik Penilaian Test tertulis, Observasi

E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media/Alat : White Board, Tayangan Power Point dan Lembar Kerja

Peserta didik

Bahan : Laptop, LCD

Sumber Belajar :

Modul Matematika berbasis Unity of Sciences dengan pendekatan

PMRI

Lampiran-lampiran

3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

4. Penyelesaian dan Penskoran LKPD

Mengetahui

Pekalongan, 01 Mei 2018

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

H. Saifuddin, SH, S.Pd, M.S.I Masruroh

NIP : 196609152005011002 NIM. 1403056082

Page 258: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 259: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 260: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 261: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 27

Page 262: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 263: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 28

Page 264: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 29

Page 265: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X
Page 266: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Lampiran 30

DOKUMENTASI

Page 267: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1

Page 268: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

ii Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Halaman Judul .................................................................................... i

Pendahuluan

A. Panduan Menggunakan Modul ............................................. .iii

B. Petunjuk Penggunaan Modul Bagi Siswa .......................... . v

C. Petunjuk Penggunaan Modul Bagi Guru ........................... .vi

D. Peta Konsep ..................................................... ....................................vii

E. Tokoh Kita dan Kompetensi Inti............................................. viii

Perbandingan Rasio Trigonometri dalam Segitiga........... ... 1

A. Ukuran Sudut (Derajat dan Radian)...................................... 7

B. Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku siku..... 10

C. Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa........ 17

Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Berelasi........... 24

Identitas Trigonometri................................................................ 28

Aturan Sinus, Cosinus dan Luas Segitiga............................... 34

A. Aturan Sinus............................................................................... 34

B. Aturan Cosinus.......................................................................... 35

C. Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut............................... 37

D. Luas Segitiga................................................................................ 37

Fungsi Trigonometri..................................................................... 39

Rangkuman...................................................................................... 43

Uji Kompetensi............................................................................... 46

Glosarium......................................................................................... 48

Daftar Pustaka................................................................................ 49

Biografi Penulis.............................................................................. 51

DAFTAR ISI

Page 269: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

iii Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

PENDAHULUAN

Petunjuk Penggunaan Modul: U Untuk mengetahui cara penggunaan modul Peta Konsep Tokoh Kita: Untuk meng- etahui sejarah ilmuwan Islam Kompetensi Inti Kompetensi dasar dan indikatior: Untuk mengetahui kriterian ketercapaian pembelajaran. Tujuan Pembelajaran

Jendela UOS: Keterkaitan materi dengan ilmu

keislaman dan bidang ilmu lainnya.

Page 270: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

iv Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Ayo Berlatih

Berisi soal- soal latihan d disetiap sub bab

Uji Kompetensi

Berisi soal

latihan di akhir bab

Rangkuman Materi

Glosarium

Berisi istilah singkat yang belum diketahui

Motivasi Islam Berisi motivasi-motivasi Islam yang

berupa mahfudhat dan syair-syair yang bersumber dari kitab Ta’laim Muta’allim

Page 271: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

v Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Gambar1.1 Skema gambar petunjuk penggunaan

modul bagi siswa

Page 272: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

vi Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Gambar1.2 Skema gambar petunjuk penggunaan

modul bagi guru

Page 273: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

vii Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Page 274: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

viii Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan

Page 275: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1

Kompetensi Dasar Indikator

3.7. Menjelaskan rasio

trigonometri

(sinus, cosinus,

tangen, cosecan,

secan dan

cotangen) pada

segitiga siku-siku.

3.7.1. Menjelaskan ukuran

sudut (drajat dan

radian)

3.7.2. Menjelaskan rasio

trigonometri dalam

segitiga siku-siku

3.7.3. Menjelaskan nilai

rasio trigonometri

sudut istimewa

4.7. Menyelesaikan

masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

(sinus, cosinus,

tangen, cosecan,

secan dan

cotangen) pada

segitiga siku-siku.

4.7.1. Menyelesaikan

masalah berkaitan

dengan ukuran

sudut

4.7.2. Menyelesaikan

masalah rasio

trigonometri (sin,

cos, tan, sec, csc, dan

tan) dalam segitiga

4.7.2. Menentukan nilai

rasio trigonometri

dalam sudut

istimewa

Page 276: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

2 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan ukuran sudut (drajat dan radian)

2. Siswa dapat menjelaskan rasio trigonometri dalam segitiga siku-siku

3. Siswa dapat menjelaskan nilai rasio trigonometri sudut istimewa

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan ukuran sudut

5. Siswa dapat menyelesaikan masalah rasio trigonometri (sin, cos, tan, sec, csc, dan tan) dalam segitiga.

6. Siswa dapat menentukan nilai rasio trigonometri dalam sudut istimewa

Dalam penentuan jadwal salat, data astronomi

terpenting adalah posisi matahari dalam koordinat

horizon, terutama ketinggian atau jarak zenit.

Fenomena yang dicari kaitannya dengan posisi

matahari adalah fajar ( morning twilight ), terbit,

melintasi meridian, terbenam, dan senja ( evening

twilight ). Dalam hal ini astronomi berperan

menafsirkan fenomena yang disebutkan dalam

Page 277: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

3 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

dalilagama (Al-Qur'an dan hadits Nabi) menjadi

posisi matahari.

Awal waktu

shubuh ditandai oleh

nampaknya fajar

shadiq, jika matahari

20 dibawah ufuk. Jadi

jarak zenit matahari sampai terbitnya matahari

berjumlah: 110 (90 +20 ). Waktu awal zhuhur

adalah tergelincirnya matahari yaitu setelah matahari

bergerak dari meridian, poros bayang-bayang sebuah

benda membelok ke arah timur dan sudut yang

dibuatnya dengan garis i’tidal bukan lagi 90 .

Dalam penentuan waktu awal ashar, apabila

matahari bergerak ke arah barat dan ujung

bayangan-bayang sebuah tongkat bergerak secara

perlahan ke arah timur sehingga ukuran panjang

bayang-bayang yang berangsur-angsur bertambah

sepanjang tongkat tersebut. Jika dibandingkan

dengan panjangnya seaktu matahari berkulminasi,

Gambar 1.3 Meneropong Hilal

Page 278: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

4 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

ketika itu waktu ashar telah masuk Badan Hisab dan

Ru'yat Departemen Agama RI menggunakan

rumusan: "panjang bayangan waktu asar = bayangan

waktu dzhuhur + tinggi bendanya.

Waktu isya’ mulai masuk ditandai dengan

warna merah di langit bagian barat tempat matahari

terbenam, sudah hilang sama sekali. Dalam astronomi

itu dikenal sebagai akhir senja astronomi

(astronomical twilight ) bila jarak zenit matahari z =

108 atau matahari 18 dibawah ufuk gelap. Selaras

dengan fakta sains diatas, dalam Al-Qur’an Allah SWT

berfirman :

كانالفجرقرآنإنالفجروقرآنالليلغسقإلىالشمسلدلوكالصلاةأقم

مشهودا

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) shubuh. Sesungguhnya salat shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)” [QS. Al-Israa’ : 78].

Page 279: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

5 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

A. Ukuran Sudut (Derajat dan Radian)

Alternatif Penyelesaian:

Pada saat pukul 11.05 berarti jarum panjang pada

jam menunjuk angka 1 dan jarum pendek

menunjuk ke angka 11. Artinya besar sudut yang

terbentuk adalah 60°. (Besar sudut setiap dua

angka yang berdekatan adalah 30°).

Masalah 1

Nyatakan besar sudut yang

terbentuk oleh jarum jam

pukul 11.05 dalam bentuk

radian!

ك ع ط ق ه ع ط ق ت م ل ن ا يف س ال ك ت ق و ال

Waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak

menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu

(Al- Mahfudzat)

Perbandingan Rasio Trigonometri dalam Segitiga

Gambar 1.4 Jam

Page 280: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

6 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Masalah 2.

Besar sudut yang terbentuk

dari gerakan ruku’ Laila

adalah

. Nyatakan besar

sudut tersebut dalam bentuk derajat!

Alternatif Penyelesaian:

Diketahui besar sudut yang terbentuk dari gerakan

ruku’ Pak Ustadz Hasyim

maka:

Tahukah Kamu??

Rukuk dalam sholat ditandai tulang belakang yang

lurus sehingga jika diletakkan segelas air di atas

punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala

lurus dengan tulang belakang. Manfaat dari gerakan

ini untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi

tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan syaraf

pusat. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka

aliran darah akan maksimal pada tubuh bagian

tengah. Tangan yang bertumpu pada lutut akan

merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah.

Selain itu, rukuk merupakan latihan bagi kemih

untuk mencegah gangguan prostat. (Izzudin: 2008)

Gambar 1.5 Gerakan Ruku’

Page 281: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

7 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Ada dua ukuran yang digunakan untuk

menentukan besar suatu sudut, yaitu derajat “ ° “ dan

radian “ radian”. Setiap satu putaran penuh sama

dengan 360° atau 1° didefinisikan sebagai besarnya

sudut yang dibentuk oleh

kali putaran. Jadi,

hubungan antara satuan derajat dengan satuan

radian adalah:

Sudut adalah hasil rotasi dari sisi awal ke sisi

akhir. Suatu sudut bertanda positif apabila

putarannya berlawanan arah dengan jarum jam, dan

jika putarannya searah dengan jarum jam, maka

sudut tersebut bertanda negatif.

1 putaran = 2π rad atau

360°= 2π

1°=

atau

1 rad =

Page 282: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

8 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Gambar sudut-sudut dibawah ini dan tentukan

setiap sudut pada koordinat kartesius.

a. 60° b. -45°

Sudut bertanda positif

a.

b.

Sudut bertanda negatif

Page 283: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

9 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

No Gerakan Sholat Derajat Radian

1. Berdiri

2. Ruku’

3. Sujud

Nyatakan besar sudut yang terbentuk dari

gerakan-gerakan sholat dalam bentuk

derajat!

1.

2.

3. 2

4. 150 1

5.

Gambar 1.6 Gerakan Sholat

Page 284: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

10 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

B. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku- Siku

Bagaimana cara menghitung tinggi menara?

Pada peradaban kehidupan budaya Dayak, kajian

mengenai trigonometri sudah tercermin dari berbagai

ikon kehidupan mereka. Misalnya, para arsitektur sudah

menerapkan kesetimbangan

bangun pada rumah tersebut

Gambar 1.8 Rumah Dayak

Gambar 1.7 Orang mengamati tinggi menara

berdiri kokoh sebagai hasil

hubungan yang tepat antara

Page 285: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

11 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi

pak Yahya adalah 1,6 m. Dia mempunyai seorang

anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah

Dasar Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang

baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada

ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu.

Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8 m. Suatu sore,

disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput

liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda

di tanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur

panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan

tiang bendera, yaitu 3 m dan 15 m.Tetapi dia tidak

dapat mengukur panjang bayangannya sendiri

karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika

besar sudut yang dikaitkan dengan panjang sisi-

sisinya. Apakah para arsitektur tersebut

mempelajari trigonometri juga?

Page 286: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

12 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur

bayangan kamu sendiri? Pada cerita diatas, telah

menggunakan konsep kesebangunan untuk

menyelesaikan suatu masalah tersebut.

AB = tinggi tiang bendera = 8 m

BC = panjang bayangan tiang = 15 m

DE = tinggi pak Yahya = 1,6 m

EC = panjang bayangan pak Yahya = 3 m

FG = tinggi Dani = 1,2 m

GC = panjang bayangan Dani

Berdasarkan segitiga diatas terdapat tiga segitiga,

yaitu sebagai berikut.

E G

Page 287: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

13 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Karena adalah sebangun,

maka berlaku:

Dengan menggunakan Teorema Phytagoras diperoleh

nilai dari

Berdasarkan ∆ABC, ∆DEC, dan ∆FGC diperoleh

perbandingan sebagai berikut.

a.

Perbandingan ini disebut dengan sinus sudut C,

ditulis sin x°=

b.

Perbandingan ini disebut cosinus sudut C, ditulis

cos x°=

Page 288: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

14 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

c.

Perbandingan ini disebut dengan tangen sudut C,

ditulis tan x° =

Hubungan perbandingan sudut

(lancip) dengan panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-

siku dinyatakan dinyatakan dibawah ini.:

sin =

=

csc =

=

cos =

=

sec =

=

tan =

=

cot =

=

Page 289: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

15 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Diberikan segitiga ABC siku-siku di B.

. Tentukan cosA, tanA, sinC, cosC,

dan cot C!

Alternatif Penyelesaian:

Jadi, kita memperoleh panjang sisi AB= .

a.

b.

c.

d.

e.

Diketahui:

, artinya

=

Page 290: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

16 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Seseorang yang memiliki tinggi 160 cm akan mengukur tinggi menara masjid. Ia berdiri di depan masjid dengan jarak 5 m. Apabila panjang bayangan orang tersebut 2 m, maka tinggi menara masjid tersebut adalah… m

2. Segitiga ABC siku-siku di B. Jika panjang AB=8 dan panjang BC=6. Tentukan sin A , cos A, tan A, sin C, cos C dan tan C

3. Dua orang murid dengan tinggi badan yang sama yaitu 145 cm sedang berdiri memandang puncak tiang bendera di sekolahnya. Murid pertama berdiri tepat 10 m didepan murid kedua. Jika sudut elevasi murid pertama 60 dan murid kedua 30 maka dapatkah kalian menghitung tinggi tiang tersebut?

ـد ام ـــح م الـل ـك ل ان ـو ــن وع ـل ــض وف # ــه ــل ه ل ـن ي ز ـم ل الـع ن ــإ ف ـم ـل ع ت

“Belajarlah kalian, karena sesungguhnya ilmu adalah

perhiasan bagi ahlinya, dan menjadi keutamaan serta

sebagai penolong bagi setiap hal yang terpuji”

Syaikh Muhammad bin al-Hasan bin Abdillah

-Ta’lim Muta’allim-

Page 291: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

17 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

C. Perbandingan Trigonometri Sudut Istimea

1. Sudut 45

D a C

a

a

A a B

sin 45 =

=

=

x

=

=

cosec 45 =

=

=

cos 45 =

=

=

x

=

=

sec 45 =

=

=

tan 45 =

=

= 1

cot 45 =

=

= 1

45

AC² = AB² + BC²

AC² = a² + a² =2a

AC = ² = a

Page 292: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

18 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

2. Sudut 30

C

A a D a B

sin 30 =

=

=

cosec 30 =

=

= 2

cos 30 =

=

=

sec 30 =

=

=

tan 30 =

=

=

cot 30 =

=

=

sin 60 =

=

=

cosec 60 =

=

=

cos 60 =

=

=

sec 60 =

=

= 2

tan 60 =

=

= cot 60 =

=

=

30

CD² = AC² + AD²

CD² = (2a)² - a² = 4a²-a² = 3a²

CD =

2a

Page 293: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

19 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

3. Sudut 0

sin 0 =

=

= 0 cosec 0 =

=

=

cos 0 =

= 1 sec 0 =

=

= 1

tan 0 =

=

= 0 cot 0 =

=

=

4. Sudut 90

sin 90 =

= 1 cosec 90 =

=

= 1

cos 90 =

=

sec 90 =

=

=

tan 90 =

=

= cot 90 =

=

= 0

Sebuah jembatan akan dibangun

menyeberangi sungai di depan

masjid. Seorang insinyur dari titik C membuat sudut

siku-siku, selanjutnya ia menuju titik A yang jaraknya 24

m dari titik C. Di titik A dia mengukur bahwa besar

sudut A adalah 60 . Tentukan lebar sungai tersebut!

Page 294: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

20 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menggeneralisasi rasio trigonometri untuk sudut-sudut di berbagai kuadran dan sudut-sudut berelasi

3.8.1 Menjelaskan konsep sudut-sudut berelasi

3.8.2 Mengidentifikasi rasio trigonometri untuk sudut-sudut diberbagai kuadran

4.8 Menggunakan

rasio trigonometri

sudut-sudut di

berbagai kuadran

dan sudut-sudut

berelasi untuk

menyelesaikan

masalah.

4.8.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep sudut-sudut berelasi

4.8.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio trigonometri untuk sudut-sudut diberbagai kuadran

Page 295: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

21 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan konsep sudut-sudut

berelasi

2. Siswa dapat mengidentifikasi rasio trigonometri

untuk sudut-sudut diberbagai kuadran

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan konsep sudut-sudut berelasi

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan rasio trigonometri untuk sudut-

sudut diberbagai kuadran

Trigonometri

adalah salah satu cabang

ilmu matematika yang

di aplikasikan dalam

berbagai ilmu maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang

astronomi aplikasi trigonometri dapat menghitung

jarak ke bintang-bintang yang lebih dekat. Aplikasi

trigonometri dalam ilmu falak dapat membantu

Gambar 1.9 Ka’bah

Page 296: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

22 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

meningkatkan akurasi penentuan posisi atau arah

kiblat secara tepat dari berbagai penjuru bagi umat

Islam yang tinggal jauh dari Mekah, dapat

menghitung awal waktu sholat dan dapat membantu

dalam penentuan penganggalan kalender Hijriah.

Dalam hal ini aplikasi matematika khususnya

trigonometri dalam membantu meningkatkan akurasi

penentuan posisi atau arah kiblat yang benar.

هكت قلبن رى قد السماءفوج لة ل ي نكف لن و ت ر ضاهاقب ف ول

هك جدشط روج رامال مس ال تم ماوحي ث وجوهكم ف ولواكن شط ره قأنهلي ع لمونال كتابأوتواالذينوإن رب م من ال وما ملوني ع عمابغافل الل

Artinya : “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang di beri al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan” (QS. Al-Baqarah : 144).

Page 297: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

23 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Berdasarkan asbabun nuzul ayat tentang arah

qiblat di atas disertai dengan hadits-hadits Rasulullah

SAW., para fuqaha bersepakat menempatkan

menghadap ka’bah sebagai qiblat merupakan syarat

sah bagi seseorang yang hendak melakukan shalat.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah “ Apakah

menghadap qiblat harus persis ke Baitullah atau

perkiraan saja? Dalam masalah ini tentunya perlu

dipikirkan bahwa Islam adalah agama yang mudah

untuk dijalankan. Allah tidak akan membebankan

sesuatu di luar kemampuan makhluk-Nya,

sebagaimana firman Allah SWT:

عهاإلن ف س اللٱيكل فل وس

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286).

Teknik pengukuran arah kiblat dapat dilakukan

dengan banyak metode, antara lain sebagai berikut:

1. Metode pengukuran arah kiblat menggunakan

alat bantu kompas

Page 298: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

24 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

2. Metode pengukuran arah kiblat menggunakan

alat bantu tongkat istiwak dengan mengambil

bayangan matahari sebelum zawal dan

sesudah zawal.

3. Metode pengukuran arah kiblat menggunakan

rasyd al-qiblah global.

4. Metode pengukuran arah kiblat menggunakan

rasyd al-qiblah lokal

5. Metode pengukuran arah kiblat menggunakan

alat bantu teodholit dari posisi matahari

setiap saat

6. Metode pengukuran arah kiblat dengan

segitiga siku-siku dari bayangan matahari

setiap saat

Kuadran II (90 < < 180 ) Kuadran I ( 0 < < 90 ) sin positif, Semua Positif

cos dan tan bertanda negatif

Kuadran III (180 < < 270 ) Kuadran IV (270 < < 360 )

tan positif, cos positif, sin dan cos tan dan sin bertanda negatif bertanda negatif

Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Berelasi

Gambar 1.10 Sudut diberbagai Kuadran

Page 299: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

25 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Perbandingan trigonometri sebagai berikut:

Kuadran I

sin (90

cos (90

tan (90

Kuadran II atau Kuadran II

sin (90 sin (180

cos (90 cos (180

tan (90 tan (180

Kuadran III atau Kuadran III

sin (270 sin (180

cos (270 cos (180

tan (270 tan (180

Kuadran IV atau Kuadran IV

sin (270 sin (360

cos (270 cos (360

tan (270 tan (360

Page 300: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

26 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Masalah 1: Di daerah pedesaan yang jauh dari

bandar udara, sudah menjadi kebiasan bagi anak-

anak melihat atau mendengar pesawat udara jika

sedang melintasi perkampungan mereka. Ahmad,

mengamati sebuah pesawat udara yang terbang

dengan ketinggian 20 km. Dengan sudut elevasi

pengamat (Ahmad) terhadap pesawat adalah sebesar

θ°. Tentukanlah jarak pengamat ke pesawat jika :

θ = 3 °, θ = 9 °, dan θ = 12 °

Ahmad

Sketsa pengamatan terhadap pesawat dengan sudut elevasi θ

Gambar 1.11 Anak mengamati pesawat

Page 301: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

27 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Penyelesaian:

Untuk menentukan jarak pengamat terhadap

pesawat, dengan diketahui ketinggian terbang

pesawat, kita menentukan sin θ

Untuk θ = 3 °,

maka sin 30° =

⇔ d =

=

= 40km

Untuk θ = 9 °,

maka sin 90° =

⇔ d =

=

= 0km

Karena jarak pesawat ke tanah adalah 20 km, dan

setelah dihitung menggunakan sudut elevasi 90°,

Page 302: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

28 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

ditemukan d = 20 km, artinya posisi pesawat berada

di atas anak.

Untuk θ = 12 °, sin 120°= +sin60°

maka sin 120° =

⇔ d =

=

= 40 km

Untuk sudut elevasi 120°, diperoleh d = 40 km,

artinya pesawat bergerak sedemikian sehingga

posisinya berada di arah berlawanan dengan Ahmad.

Jika .

Tentukan nilai dari sinθ, cosθ dan tanθ dengan

menggunakan rumus relasi sudut!

1) c ²= a²+b²

sin

, cos

, dan tan

sin²

cos²

Identitas Trigonometri

C

Page 303: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

29 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

sin² cos²

=

=

1

sin² cos²

)

(sin² cos² =

x1

x sin² +

x cos² =

+

=

1+ cot² = cosec²

3)

(sin² cos² =

x1

x sin² +

x cos² =

+ 1 =

tan² + 1 = sec²

Buktikan identitas trigonometri berikut:

a.

= sec – 1

b. (sec -tan ) x (sec -tan )=1

c. 1-

= sin

Page 304: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

30 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Kompetensi Dasar Indikator

3.9Menjelaskan

aturan sinus dan

cosines

3.9.1. Menjelaskan aturan

sinus

3.9.2. Menjelaskan aturan

cosines

4.9Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan sinus dan

cosines

4.9.1.Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan sinus

4.9.2.Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

aturan cosines

3.10Menjelaskan fungsi trigonometri dengan menggunakan lingkaran satuan

3.10.1Menjelaskan fungsi

trigonometri dengan

menggunakan

lingkaran satuan

Page 305: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

31 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Kompetensi Dasar Indikator

4.10 Menganalisa perubahan grafik fungsi trigonometri akibat perubahan pada konstanta pada fungsi y = a sin b(x + c) + d.

4.10.1 Menganalisis grafik

sin, cos dan tan.

4.10.2 Menganalisa

perubahan grafik

fungsi trigonometri

akibat perubahan

pada konstanta pada

fungsi y= a sin b(x + c)

+ d.

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan aturan sinus

2. Siswa dapat menjelaskan aturan cosinus

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan aturan sinus

4. Siswa dapat .menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan aturan cosinus

5. Siswa dapat menjelaskan fungsi trigonometri

dengan menggunakan lingkaran satuan

6. Siswa dapat menganalisis grafik sin, cos dan tan

Page 306: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

32 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

7. Siswa dapat menganalisa perubahan grafik fungsi

trigonometri akibat perubahan pada konstanta

pada fungsi y= a sin b(x + c) + d

Sarang lilin yang dibangun lebah di dalam tempat

tinggalnya untuk meletakkan telur dan menyimpan

bahan makanan merupakan contoh atas

kecanggihan penciptaan Maha Pencipta yang

dianugerahkan-Nya kepada lebah. Sarang yang

berisikan ribuan lubang bersegi enam digunakan

sebagai tipuan untuk mengasuh anak-anak lebah

atau gudang-

gudang untuk

menyimpan

madu dan bibit

pembuah. Suatu

yang menakjubkan, bahwa bentuk persegi enam

dari lubang yang membutuhkan jumlah bahan

Gambar 1.12 Sarang Lebah

Page 307: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

33 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

bangunan yang lebih sedikit, selain juga ia cocok

untuk pertumbuhan anak lebah yang dipelihara

dalam lubang-lubang ini. Bentuk segi enam adalah

bentuk geometrik yang terbaik yang menghasilkan

kekosongan-kekosongan perantara dan bahwa

jumlah lubang dari kekosongan-kekosongan ini

pada luas tertentu melebihi jumlah bentuk-bentuk

lain pada luas yang sama. Bagaimana cara

menghitung luas sarang lebah yang berbentuk segi

enam? Kita dapat menemukan luas sarang lebah

yang berbentuk segi enam dengan menggunakan

rumus luas segitiga yang akan kita pelajari bersama

pada materi trigonometri ini.

3 Manajemen Kesuksesan Hidup:

1. Manajemen waktu

2. Manajeman Prioritas

3. Manajemen taqorrub ila Allah

-KH. Fadlolan Musyaffa’-

Page 308: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

34 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Garis Tinggi dan Garis Berat pada Sembarang

Segitiga

Garis tinggi adalah suatu garis yang dibentuk dari

suatu sudut dan yang berpotongan tegak lurus

dengan sisi dihadapannya.

Garis berat adalah suatu garis yang dibentuk dari

suatu sudut dan memotong sisi dihadapannya

menjadi dua bagian yang sama panjang.

A. Aturan Sinus

Perhatikan bahwa sin A =

=

h = b sin A ….(1)

sin B =

=

h = a sin B ….(2)

Aturan Sinus, Cosinus dan Luas Segitiga

Page 309: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

35 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh

a sin B = b sin A ….(3)

Dengan membagi persamaan (3) dengan sin A

sin B, diperoleh:

=

Dengan cara yang sama akan kita peroleh:

=

B. Aturan Cosinus

Pada segitiga ADC, dari perbandingan

trigonometri diperoleh:

cos A =

atau AD = AC cos A = b cos A

(DC)2 = (AC)2 – (AD)2

= b2 – (b cos A)2 = b2 – b2 cos2 A

Pada suatu segitiga sembarang ABC dengan sudut-

sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi di hadapan

sudut-sudut tersebut berturut-turut a, b dan c

berlaku aturan sinus sebagai berikut:

=

=

:

Page 310: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

36 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Pada segitiga BDC, menurut teorema

phytaghoras berlaku:

(BC)2 = (BD)2 – (DC)2

= (BA - AD)2 + b2 – b2 cos2 A

= (c – b cos A)2 + b2 – b2 cos2 A

= c2 – 2 bc cos A + b2 cos2 A + b2 – b2

cos2 A

= c2 – 2 bc cos A + b2

a2 = b2 + c2 – 2 bc cos A

Dengan cara yang sama akan kita peroleh:

b2 = a2 + c2 – 2 ac cos B

c2 = a2 + c2 – 2 ab cos C

Pada suatu segitiga sembarang ABC dengan sudut-

sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi di hadapan sudut-

sudut tersebut berturut-turut a, b dan c berlaku

aturan cosinus:

a2 = b

2 + c

2 – 2 bc cos A

b2 = a

2 + c

2 – 2 ac cos B

c2 = a

2 + c

2 – 2 ab cos C

Page 311: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

37 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

C. Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua

Sudut

sin (a+b) = sin a cos b + cos a sin b

sin (a-b) = sin a cos b - cos a sin b

cos (a+b) = cos a cos b – sin a sin b

cos (a-b) = cos a cos b + sin a sin b

tan (a+b) =

tan (a-b) =

D. Luas segitiga

Perhatikan segitiga ADC

sin A =

h = b sin A

Sehingga luas segitiga ABC adalah

L =

ch=

cb sin A =

bc sin A

Diketahui luas segitiga

ABC adalah L =

ch.

Ayo temukan pembuktian rumus trigonometri

jumlah dan selisih dua sudut diatas

Page 312: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

38 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Dengan cara yang sama, akan diperoleh

rumus untuk luas segitiga sebagai berikut:

L =

ab sin C dan L =

ac sin B

Jika diketahui satu sisi dan dua sudut, rumus untuk

menentukan luas segitiga adalah sebagai berikut:

Jika diketahui ketiga sisinya, rumus untuk

menentukan luas segitiga adalah sebagai berikut:

Pada suatu segitiga sembarang ABC dengan sudut-

sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi di hadapan

sudut-sudut tersebut berturut-turut a, b dan c

berlaku:

L =

ab sin C, L =

ac sin B dan L =

bc sin A

L =

, L =

, L =

L = dengan s =

Page 313: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

39 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Masih ingat dengan sarang lebah yang

berbentuk hexagonal (segi6)?

Bagaimana cara menghitung luas

segi6? Tentukan luas salah satu ruang

dalam sarang lebah dengan panjang sisi 2 cm!

Fungsi trigonometri merupakan fungsi yang

memetakan himpunan bilangan x R ke himpunan

bilangan real oleh suatu relasi sinus, cosinus,

tangen, cotangen, secan dan cosecan.

Beberapa fungsi trigonometri yang telah kita

ketahui antara lain:

1. Grafik fungsi sinus, f(x) = sin x

a. f(x) = sin x c. f(x) = tan x e. f(x) = sec x

b. f(x) = cos x d. f(x) = csc x f. f(x) = cot x

Fungsi Trigonometri

Page 314: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

40 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Grafik fungsi sinus, f(x) = sin x

Nilai fungsi f(x) = sin x, 0 x 2 untuk x

sudut-sudut istimewa.

2. Grafik fungsi cosinus, f(x) = cos x

Nilai fungsi f(x) = cos x, 0 x 2 untuk x

sudut-sudut istimewa.

Page 315: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

41 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

3. Grafik fungsi tangen, f(x) = tan x

Nilai fungsi f(x) = sin x, 0 x 2 untuk x

sudut-sudut istimewa.

4. Grafik fungsi f(x)= a sin kx+b

Seperti halnya dalam menggambar

grafik fungsi trigonometri lainnya,

menggambar grafik fungsi trigonometri

f(x)= a sin kx + b dilakukan dengan bantuan

tabel dan lingkaran satuan.

Grafik fungsi f(x) = a sin kx + b dapat pula

dilukiskan melalui langkah-langkah berikut.

a. Buat grafik fungsi yang berpadanan,

yaitu grafik fungsi g(x) = sin kx

b. Kalikan setiap ordinat dan fungsi

tersebut dengan a sehingga diperoleh

fungsi lain, yaitu h(x) = a sin kx

Page 316: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

42 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

c. Lukis grafik fungsi h(x) = a sin kx

kemudian geser grafik fungsi tersebut

ke arah sumbu Y (keatas maupun ke

bawah) sejauh b satuan sedemikian

sehingga diperoleh grafik fungsi

f(x) = a sin kx + b.

1. Gambarlah grafik fungsi trigonometri y = sin x dan

y = 3 sin x, untuk .

2. Lukislah grafik fungsi trigonometri berikut untuk

a. y = -2 cos x + 2

b. b. y= -2 cos x + 1

3. Gambarlah grafik fungsi trigonometri y = cos x dan

y = 4 cos x, untuk .

ك س ن ت م ل اه ج ه ن م ر ـب ك أ و #ـك ت ه ـت م م ـال ع ر ي ـب ك اد ـس ف “Celaka orang yang besar yaitu orang alim yang tidak

mengamalkan ilmunya, dan lebih celaka lagi yaitu orang bodoh yang melakukan ibadah”

Syaikh al-Imam al-Ajall Burhanuddin az-Zarnujiy

-Ta’lim Muta’allim-

Page 317: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

43 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Konversi sudut derajat dan radian

1 putaran = 2π rad atau 36 °= 2π

1°=

atau 1 rad =

2. Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku

3. Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa

0 30 45 60 90

Sin 0

1

Cos 1

0

Tan 0

1

sin =

csc =

cos =

sec =

tan =

cot =

Page 318: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

44 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

4. Perbandingan trigonometri sebagai berikut:

Kuadran I

sin (90

cos (90

tan (90

Kuadran II atau Kuadran II

sin (90 sin (180

cos (90 cos (180

tan (90 tan (180

Kuadran III atau Kuadran III

sin (270 sin (180

cos (270 cos (180

tan (270 tan (180

Kuadran IV atau Kuadran IV

sin (270 sin (360

cos (270 cos (360

tan (270 tan (360

Page 319: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

45 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

5. Identitas trigonometri sebagai berikut:

a. sin² cos² c.

+ 1 =

b. 1+ cot² = cosec²

6. Beberapa fungsi trigonometri yang telah kita

ketahui antara lain:

a. f(x) = sin x d. f(x) = cosec x

b. f(x) = cos x e. f(x) = sec x

c. f(x) = tan x f. f(x) = cot x

7. Untuk menyelesaikan persamaan trigonometri

digunakan rumus:

a. sin x = sin

x = + k. 360 atau x = (180 )+ k. 360

b. cos x = cos

x = + k. 360 atau x = - + k. 360

c. tan x = tan x = + k. 180

8. Berikut rumus untuk aturan sinus, cosinus dan

luas segitiga

Aturan sinus :

=

=

Aturan cosinus: a2 = b2 + c2 – 2 bc cos A

b2 = a2 + c2 – 2 ac cos B

Page 320: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

46 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

c2 = a2 + c2 – 2 ab cos C

9. Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut

sin (a+b) = sin a cos b + cos a sin b

sin (a-b) = sin a cos b - cos a sin b

cos (a+b) = cos a cos b – sin a sin b

cos (a-b) = cos a cos b + sin a sin b

tan (a+b) =

tan (a-b) =

10. Rumus Luas segitiga

L =

ab sin C, L =

ac sin B dan L =

bc sin A

L =

, L =

, L =

L = dengan s =

Page 321: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

47 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

1. Ubahlah perbandingan trigonometri berikut

menjadi perbandingan trigonometri sudut

lancip!

a. sin 280 b. cos 316 c. tan 345

2. Perhatikan gambar !

Jika AB= 4 cm dan sin =

.

Berapa nilai dari tan ….

3. Lukislah grafik fungsi

trigonometri berikut untuk 0 x 2

a. y = 2 sin x + 2

b. y = 2 cos x + 2

4. Segitiga ABC dengan b = 15 cm, c = 10 cm dan

B = 30. Berapa nilai cos C, tg A dan panjang

sisi a ?

5. Seorang muslim yang sedang hendak pergi

kemasjid di jalan yang tempatya tinggi

melihat pucak masjid. Dari tempat berdiri

orang muslim tersebut, bila melihat puncak

Page 322: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

48 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

masjid sudut elevasinya 42 . Saat melihat

dasar menara sudut depresinya 36 . Tiggi

menara masjid adalah 2.000 meter di atas

permukaan laut. Berapa ketiggian jalan

tempat seorang muslim tersebut berdiri?

6. Sebuah balon A dihubungkan dengan tanah C

menggunakan kabel sepanjang 200m, pada

sudut 60 ke arah atas terhadap garis

mendatar. Tentukan tinggi balon dari tanah

(asumsikan kabelnya tidak kendur).

7. Sebuah pesawat terbang yang

dinaiki jama’ah

umroh dari

Indonesia

berada pada

ketinggian 1,6 km akan melakukan manuver

dengan menanjak dan membentuk sudut 30 .

Berapa lama waktu yang diperlukan pesawat agar

mencapai ketinggian 2,8 km, jika kecepatan

pesawat tetap 310km/jam?

8. Hitunglah nilai sin 75 dan cos75!

Page 323: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

49 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Azimut :Sudut putar dari arah Barat hingga

Timur. Sebagai referensi sudut nol

dipakai arah mata angin Utara.

Tanda (+) berarti arah putar searah

jarum jam dari sudut nol, tanda (-)

untuk arah sebaliknya. Sebagai

contoh, dari sudut nol ke arah Timur

tepat adalah 90 derajat, dan Barat

adalah sudut -90 derajat

Sudut elevasi :Sudut yang dibentuk antara garis

mendatar dan garis pandang

tersebut

Sudut depresi: Sudut yang dilewati garis pandang

ketika didepresikan dari garis

mendatar

Page 324: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

50 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Sygma

Fathu, Lillah Muhammad. 2015 Kajian dan Analisis

Kitab Ta’lim Muta’alilim. Kediri: Santri Salaf Press

Jamil, A. 2016. Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi).

Jakarta: Amzah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.

Matematika Untuk SMA/MA/SMA/MAK Kelas X

Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Kuntarti dkk. 2007. Matematika SMA dan MA untuk

Kelas XII Semester 1 Program IPA Standar Isi

2006. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Maghfirah, Nurul. 2015. 99 Fenomena Menakjubkan

dalam Al-Qur’an. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Page 325: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

51 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Marwanta, dkk., 2009. Matematika SMA kelas X,

Bogor: Yudhistira

Raharjo, Darno. 2008. Matematika 3 Dimensi Sajian

Unik Matematika dalam Dimensi Spiritual,

Teoretis, dan Aplikatif. Bandung: Tinta Emas

Sharman dkk. 2013. Jelajah Matematika 2A SMA kelas

XI. Jakarta: Yudhistira

Sinaga, Bornok dkk. 2013. Matematika

SMA/MA/SMK/MAK kelas X. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

2016.

Al Qosam, Izzudin. 2013. Rahasia Sholat Malam.

Jombang: Darul Hikmah

Page 326: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

52 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

https://www.google.com/2015/01/rumah-adat-

masyarakat-dayak-kalimantan-barat.html

https://www.ilmusiana.com/2015/06/sejarah-adanya-

kabah-di-mekkah.html diakses pada 10 November

2017

https://matematikabijak.blogspot.com/2012/01/heksa

gonal-sarangebah.html diakses pada 10

November 2017

https://mengenaltatacarasholat.blogspot.co.id/

https:/2017/01/inilah-tips-belajar-gerakan-

sholat.html diakses pada 15 Desember 2017

https://www.tribunnews.com/images/editorial/vie

w/676091/teropong-hilal.html diakses pada 13

November 2017

Page 327: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

53 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Nama : Masruroh

TTL : 23 April 1997

NIM : 1403056082

Alamat : Watusalam Gg.1 Buaran Pekalongan

No. Hp/WA : 085742112843

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. RA (YAROHIS) Simbang Wetan Pekalongan

2. MII (YAROHIS) Simbang Wetan Pekalongan

3. SMP Islam (YAROHIS) Simbang Wetan Pekalongan

4. MAS Simbang Kulon Pekalongan

5. S1 Pendidikan Matematika UIN Walisongo

Page 328: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

Trigonometri

54 Matematika SMA/MA Wajib Kelas X

Page 329: PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS UNITY OF SCIENCES DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Masruroh

2. Tempat & Tgl. Lahir : Pekalongan, 23 April 1997

3. Alamat Rumah : Watusalam RT/RW: 14/07

Buaran Pekalongan

4. HP : 085742112843

5. E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal:

a. RA Simbang Wetan Pekalongan

b. MII Simbang Wetan Pekalongan

c. SMP Islam Simbang Wetan Pekalongan

d. MAS Simbang Kulon Pekalongan

2. Pendidikan Non Formal:

a. Ponpes Roudhotul Hufadz Banyurip Pekalongan

b. Ma’had Al Jami;’ah Walisongo Semarang