Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D ...

14
E-ISSN: 23389621 362 https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 Pe nge mbangan Me dia Pe mbe lajaran Be rbantuan Aurora 3D Presentation pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas X OTP di SMK Negeri 1 Jombang Syehifan Praha Sadani Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Brillian Rosy Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Abstract Aurora 3D Presentation is a software to create 3D presentation slides that can process slides by producing various images, text and video models in 3-dimensional form. Based on these, this study aims to (1) Describe the results of the development process of learning media, (2) Analyze and find out the feasibility of learning media and (3) Analyze student responses to Aurora 3D Presentation-assisted learning media in general administration subjects in class X OTP at SMK Negeri 1 Jombang. In this study, researchers used the 4D media development model. Where the 4D stage consists of define, design, develop, and disseminate. Based on the results of the validation of Aurora 3D Presentation media development on the validation of the material obtained results of 95.67% with "very strong" indicator statement, while the validation of the media obtained a result of 96% with "very strong" indicator statement. Then there are average results from both aspects of 95.83%. Although there are limitations at the dissemination stage and are limited to limited trials, students' responses to Aurora 3D Presentation-based learning media conducted on 20 students get 96.33% with "very strong" indicator statement. From these results, it is known that the development of instructional media assisted by Aurora 3D Presentation was declared "very feasible". Keywords: Aurora 3D Presentation; Learning Media; Office Layout PENDAHULUAN Kebutuhan manusia akan pendidikan adalah hal yang sangat penting. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Pasal 1 Ayat 1 (2010) tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan memberikan pernyataan bahwa pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan proses pendidikan nasional. Pengertian di atas menjelaskan bahwa suasana dalam kegiatan pembelajaran serta metode pembelajaran merupakan hal yang teramat penting sehingga pendidikan terwujud. Pendidikan yang merupakan kebutuhan manusia pada saaat manusia masih hidup. Berperan penting dikarenakan manusia tidak akan dapat berkembang dan bahkan akan terbelakang dalam menjalani kehidupan ini. Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang mampu bersaing, memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik pendidikan itu harus betul-betul diarahkan. Menurut Arywiantari, Agung, & Tastra, 2015), terdapat banyak aspek masalah yang kemudian timbul dan hanya dapat diselesaikan dengan upaya penguasaan serta peningkatan ilmu teknologi dalam bidang pengetahuan. Perubahan ilmu tersebut telah membawa manusia untuk maju menuju proes kehidupan yang lebih baik, namun juga berarti laju pertumbuhan tersebut telah memaksa manusia untuk berada pada persaingan ilmu yang tidak dapat dihindari. Hal yang sangat luas dalam ilmu tersebut terkandung dalam arti yang bersinggungan dengan perspektif kepribadian manusia. Pendidikan tersebut terkait dengan sanubari, taraf, perasaan,

Transcript of Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D ...

E-ISSN: 23389621 362

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP)

Volume 9, Nomor 2, 2021

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation pada

Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas X OTP di SMK Negeri 1 Jombang

Syehifan Praha Sadani

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Email: [email protected]

Brillian Rosy

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

Email: [email protected]

Abstract

Aurora 3D Presentation is a software to create 3D presentation slides that can process slides by producing

various images, text and video models in 3-dimensional form. Based on these, this study aims to (1) Describe the results of the development process of learning media, (2) Analyze and find out the feasibility of learning media and (3) Analyze student responses to Aurora 3D Presentation -assisted learning media in general

administration subjects in class X OTP at SMK Negeri 1 Jombang. In this study, researchers used the 4D media development model. Where the 4D stage consists of define, design, develop, and disseminate. Based on the results of the validation of Aurora 3D Presentation media development on the validation of the material

obtained results of 95.67% with "very strong" indicator statement, while the validation of the media obtained a result of 96% with "very strong" indicator statement. Then there are average results from both aspects of

95.83%. Although there are limitations at the dissemination stage and are limited to limited trials, students' responses to Aurora 3D Presentation-based learning media conducted on 20 students get 96.33% with "very strong" indicator statement. From these results, it is known that the development of instructional media assisted

by Aurora 3D Presentation was declared "very feasible" .

Keywords: Aurora 3D Presentation; Learning Media; Office Layout

PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan pendidikan adalah hal yang sangat penting. Menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 17 Pasal 1 Ayat 1 (2010) tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan memberikan

pernyataan bahwa pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan

sistem pendidikan nasional oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,

penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan agar proses pendidikan

dapat berlangsung sesuai dengan proses pendidikan nasional. Pengertian di atas menjelaskan bahwa

suasana dalam kegiatan pembelajaran serta metode pembelajaran merupakan hal yang teramat penting

sehingga pendidikan terwujud.

Pendidikan yang merupakan kebutuhan manusia pada saaat manusia masih hidup. Berperan penting

dikarenakan manusia tidak akan dapat berkembang dan bahkan akan terbelakang dalam menjalani

kehidupan ini. Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang mampu bersaing, memiliki budi

pekerti luhur dan moral yang baik pendidikan itu harus betul-betul diarahkan. Menurut Arywiantari,

Agung, & Tastra, 2015), terdapat banyak aspek masalah yang kemudian timbul dan hanya dapat

diselesaikan dengan upaya penguasaan serta peningkatan ilmu teknologi dalam bidang pengetahuan.

Perubahan ilmu tersebut telah membawa manusia untuk maju menuju proes kehidupan yang lebih

baik, namun juga berarti laju pertumbuhan tersebut telah memaksa manusia untuk berada pada

persaingan ilmu yang tidak dapat dihindari.

Hal yang sangat luas dalam ilmu tersebut terkandung dalam arti yang bersinggungan dengan

perspektif kepribadian manusia. Pendidikan tersebut terkait dengan sanubari, taraf, perasaan,

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 363

pemahaman, dan kapabilitas (Roesmaningsih, Susarno, & Hadi, 2015). Pendidikan merupakan proses

sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik. Idelaisme pada pendidikan

mengedepankan nilai-nilai humanisme yang mendasar sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu

membentuk manusia-manusia yang berkualitas (Widodo, 2015). Berdasar kepada pemahaman

tersebut didapat kesimpulan bahwa pendidikan yang merupakan sebuah upaya secara sadar serta

terkonsep yang merupakan kebutuhan fundamental manusia, pendidikan itu sendiri memiliki

keterkaitan pada seluruh perspektif kepribadian manusia, sanubari, pemahaman dan kapabilitas.

Sistem pendidikan nasional dimiliki oleh setiap bangsa yang berdaulat. Masing-masing bangsa

dengan pendidikan nasionalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan dan dihayati oleh falsafah

serta akal budi bangsanya. Berlandaskan filsafat pancasila maka disusun sistem pendidikan nasional

Indonesia yang berkebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945

sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Dengan disusun sedemikian rupa, meski secara

garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain, penyelenggaraan sistem

pendidikan nasional sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia secara

geografis, demografis, historis, dan budaya (Roesmaningsih, Susarno, & Hadi, 2015).

Di Indonesia terdapat beberapa cara untuk menempuh pendidikan, salah satunya yakni dengan

melalui pendidikan formal. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Pasal 1 ayat 6 (2010) tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan memberikan pernyataan bahwa pendidikan formal

adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Dari pernyatan undang-undang di atas bahwa salah satu jalur

pendidikan formal yakni pendidikan menengah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Pasal 1

Ayat 15 (2010) menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau

lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

Berdasar kepada bentuk-bentuk pendidikan dengan taraf menengah tersebut, pada taraf pendidikan

menengah atas dalam bidang kejuruan yang biasa disebut SMK adalah pendidikan formal dalam

bentuk lembaga dengan fungsi guna pendidikan pengembangan bidang kapabilitas terampil, cakap

intelektual dan penguasaan mandiri (Santoso & Agung, 2017). Berdasar kepada pemahaman tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwasanya kegiatan belajar mengajar yang terjadi di SMK memiliki

kebutuhan terhadap penggunaan media pembelajaran yang serasi dengan penyampaian materi

sehingga dapat mempermudah pemahaman peserta didik serta mampu menambah kegemaran dan

juga atensi yang baru, memberikan tambahan stimulan serta gairah dalam pembelajaran. Kegiatan

belajar mengajar ini tidak terlepas dari peran seorang pendidik dalam memberikan pengarahan serta

pemahaman pembelajaran. Seorang pendidik harus dapat mengerti bagaimana peserta didik

mendapatkan pengetahuan dan ilmu dari kegiatan menimba ilmu yang dilakukan. Oleh karenanya

pendidik melakukan berbagai cara inovatif untuk membantu memberikan pemhaman materi

pembelajaran kepada peserta didiknya.

Lembaga pendidikan SMK Negeri 1 Jombang adalah lembaga kejuruan rujukan bagi sekolah lembaga

sekitar yang masih berada di kabupaten Jombang dengan No. Sertifikasi ISO 9001:2008 dan memiliki

akreditasi A. Pada SMK tersebut terdapat sejumlah Kompetensi Keahlian, Kompetensi tersebut

adalah 1) Akuntansi dan Keuangan Lembaga; 2) Multimedia; 3) Bisnis Daring dan Pemasaran; 4)

Perbankan dan Keuangan Mikro; 5) Perhotelan serta 6) Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

SMK Negeri 1 Jombang sendiri merupakan lembaga pendidikan dalam bentuk sekolah negeri yang

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 364

memiliki misi “Merealisasikan persyaratan nilai mata pelajaran sesuai dengan standar nasional”,

maka dari itu SMK Negeri 1 Jombang memberikan prioritas kepada pendidik dalam membantu

kegiatan pengajaran.

Peran aktif guru dalam membantu pemahaman materi pembelajaran sangat dibutuhkan. Menurut

Nasution (dalam Hakim & Dalle, 2015), peranan pendidik tidak boleh bergeser sedikitpun, pendidik

tidak hanya menjumpai permasalahan sentimental dan sosial peserta didik, memandu pembahasan,

memberikan pengarahan tentang peranan buku-buku pada perpustakaan, melainkan pendidik juga

wajib untuk bisa mengoperasikan media elektronik yakni komputer, mengetahui kapabilitas serta

batasan komputer serta mendapati sampai pada titik mana patronasi komputer dapat membantu

peserta didik. Murid juga dapat menunjukan peralihan sikap positif jika peserta didik lebih aktif dan

terstimulan pada saat proses kegiatan pembelajaran (Theng & Mai, 2014).

Berdasarkan hasil studi awal yang peneliti lakukan dengan pengajar salah satu mata pelajaran

Administrasi Umum SMK Negeri 1 Jombang, didapatkan keterangan bahwa tidak jarang para siswa

merasa jenuh dengan media pembelajaran yang digunakan oleh pengajar dalam bentuk presentasi

menggunakan powerpoint. Powerpoint yang digunakan pengajar lebih banyak menggunakan kalimat

tanpa ada animasi maupun transisi.

Dalam studi pendahuluan yang peneliti lakukan, permasalahan tersebut dapat mempengaruhi siswa

kesulitan dalam memperhatikan apa yang dijelaskan oleh pengajar, yang berakibat pada kesulitan

memahami materi. Pada observasi secara langsung yang peneliti lakukan menunjukkan tidak jarang

terjadi percakapan di antara siswa di dalam kelas yang tidak berhubungan dengan materi yang

dijelaskan, merasa mengantuk dan merasa jenuh saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Fungsi media sendiri dijelaskan oleh Arsyad (2013) berpendapat bahwa sarana media ajar yang turut

berdampak pada situasi dan keadaan lingkungan belajar yang didesain dan dibentuk oleh pengajar

merupakan peran fundamental dari media pembelajaran. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Puspita

& Rosy (2017) tentang peran alat bantu ajar atau media yakni alat yang diperbantukan pengajar guna

proses menginformasikan pesan berupa objek pembelajaran yang memiliki fungsi sebagai metode

belajar pada diri peserta didik sehingga terjadinya prosedur komunikasi ajar yang efektif serta

mempertinggi kualitas pengajaran

Dengan fungsi dan manfaat tersebut dimana pentingnya penggunaan media dalam kegiatan

pembelajaran, peneliti mengkaji tentang penggunaan software power point menjadi pilihan yang

sering digunakan dalam memberikan penjelasan. Hal ini dikarenakan power point cukup mudah dan

praktis dalam pengoprasiannya namun meskipun dalam pembuatan media presentasi menggunakan

perangkat lunak power point sebagai media presentasi cukup mudah dan praktis, jika media tersebut

digunakan secara terus menerus serta penggunaan tool animasi dan transisi yang sama, tidak menutup

kemungkinan siswa merasa jenuh dan bosan pada saat memahami materi yang dijelaskan. Hal

tersebut tentunya juga sangat berpengaruh pada saat siswa membuat presentasi kelompok maupun

individu.

Diperlukan pengembangan dalam membuat presentasi menggunakan media elektronik. Berbagai

software atau perangkat lunak pembuat media presentasi menjadi alternatif untuk membuat presentasi

yang berkualitas, namun untuk menemukan media perangkat lunak yang tepat seringkali terjadi

kesulitan dalam mengoperasikan media tersebut, dikarenakan harus mempelajari cara penggunaan,

pembuatan serta pemakaian perangkat lunak tersebut.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 365

Salah satu perangkat kegiatan presentasi yang bisa diperbantukan dalam kegiatan belajar mengajar

terutama presentasi adalah menggunakan media pembelajaran berbasis Aurora 3D Presentation

karena software ini cukup mudah pada saat pemakaian maupun pembuatan media pembelajaran.

Menurut Sari & Pahlevi (2012) penggabungan dari bagian audio-visual yang siswa dapatkan sebagai

materi dalam software ini juga menyediakan alternatif program yang disatukan secara menarik

dengan penggabungan bagian ilustrasi grafis, gerak animasi, dan suara.

Adapun judul penelitian yang menjadi rujukan peneliti dalam memulai ide penelitian yakni dengan

mempelajari beberapa jurnal terdahulu yang sudah peneliti persiapkan, jurnal tersebut antara lain oleh

Santoso & Agung (2017) dengan Judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aurora 3D

pada Mata Pelajaran Rangkaian Elektronika di SMK Negeri 1 Nganjuk”, produk dari penelitian ini

mengindikasikan validitas pengembangan media yang valid serta respon positif yang diperoleh dari

peserta didik. Serta jurnal oleh Sari & Pahlevi (2012) dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran

Aurora 3D Presentation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X APK pada Pelajaran

Kearsipan di SMK Negeri Mojoagung”, produk dari penelitian ini ialah adanya pengaruh dari pada

hasil mengkaji ilmu peserta didik yang memakai bantuan sarana software Aurora 3D Presentaiton,

yang mana pada hasil kajian tersebut peserta didik pada ruang kelas uji percobaan dinyatakan

bertambah kompleks (tinggi) dari pada hasil kajian peserta didik pada ruang kelas pengaturan.

Menjadikan pertimbangan lebih lanjut peneliti guna mengambil keputusan penelitian dengan Aurora

3D Presentation sebagai media pembelajaran.

Tentunya pertimbangan ini tidak hanya didasari pada perbandingan antara Software Aurora 3D

Presentation dengan Microsoft Power Point saja, tentunya media ini memiliki kelebihan

dibandingkan dengan media lain seperti Prezi , Macromedia Flash ,atau Visual Basic, media ini lebih

mudah dalam pembuatan dan pemakaian serta tampilan 3D yang menarik dapat digunakan seorang

guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang berlagsung. Kemudian dari hal tersebut

tujuan dari pada penelitian yang telah diupayakan adalah: 1) mendeskripsikan proses; 2) menganalisis

dan mengetahui kelayakan; 3) menganalisis respon siswa. Berdasarkan kepada uraian yang telah

disebutkan, maka peneliti memiliki ketertarikan untuk membuat kesimpulan judul “Pengembangan

Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation pada Mata Pelajaran Administrasi Umum

Kelas X OTP di SMK Negeri 1 Jombang”.

KAJIAN PUSTAKA

Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2013), kata media sendiri memiliki asal mula bahasa Latin dengan kata dasar

medius yang memiliki makna kata ‘tengah’, ‘perantara’ atau pengantar. Dalam pengucapan tutur kata

Arab, media merupakan suatu perantara pesan yang berasal dari pengirim yang kemudian diterima

penerima pesan. Pendapat di atas memberikan pemahaman secara mendasar bahwa media merupakan

perantara itu sendiri. Media pada pengertian yang berhubungan dengan pendidikan dikemukakan oleh

Gerlach dan Elly (dalam Arsyad, 2013) berpendapat bahwa sebuah kondisi yang membuat peserta

didik berupaya mendapatkan pengetahuan keterampilan yang dasari oleh khalayak, substansi, atau

insiden merupakan pengertian media jika dipahami secara garis besar. Berdasarkan pendapat kedua

yang memperkuat pendapat pertama bahwa secara mendasar media sendiri merupakan kondisi yang

dapat memberikan kita sebuah pengetahuan melalui perantara.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 366

Selain dari kedua pendapat tersebut, Flemming (dalam Arsyad, 2013) berpendapat mengenai media

dalam sudut pandang objek yakni media sebagai alat yang berfungsi sebagai campur tangan dalam

dua pihak dan mendamaikannya, merupakan arti media yang sering di ganti dengan kata mediator.

Sedangkan menurut Arsyad (2013), pada anggapannya media merupakan cara yang dapat merangsang

siswa untuk belajar adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan.

Didukung oleh pendapat Hamalik (dalam Muhson, 2010) bahwa media dibedakan menjadi dua

pengertian yaitu media dalam arti sempit dan media dalam arti luas. Media dalam arti sempit seperti

dalam proses pengajaran yang terencana media pengajaran hanya meliputi media yang dapat

digunakan secara efektif, sedangkan media dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media

komunikasi elektronik yang kompleks, tapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi,

diagram, dan bagan buatan pengajar, objek-objek nyata, serta kunjungan ke luar sekolah. Dari

beberapa pengertian yang telah di sebutkan oleh para ahli dapat dipahami bahwa pertama, para ahli

membatasi pengertian media sebagai perantara atau pengantar pesan; kedua, para ahli membatasi

media sebagai sumber atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional; ketiga, media juga

mencangkup alat alat sederhana yang digunakan dalam sebuah proses menyampaikan.

Menurut Muhson (2010) berpendapat bahwa hal hal yang dapat menyampaikan informasi dari sumber

kepada penerima adalah makna media secara umum. Piranti lunak atau software yang dapat bersifat

pesan atau manifestasi pendidikan yang tersaji dalam pemakaian suatu peralatan bantuan dari piranti

keras atau hardware agar pesan atau manifestasi tersebut dapat sampai merupakan arti dari media

pembelajaran.

Menurut Herry (dalam Santoso & Agung, 2017) menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran terdapat 3

jenis media pembelajaran yaitu: 1) media dalam bentuk visual merupakan media yang diproyeksikan

dan dapat dilihat menggunakan indra penglihatan; 2) media dalam bentuk audio media yang

diperdengarkan dan dapat didengarkan menggunakan indra pendengaran; 3) media audio visual

adalah visualisasi dari audio serta visual.

Berdasar kepada pemahaman yang sudah disebutkan bisa dipahami bahwasanya media ajar ialah

sarana penyalur informasi yang disajikan melalui suatu alat bantu, media dapat berupa visual, audio,

dan audio visual.

Aurora 3D Presentation

Menurut Hakim & Dalle (2015), Software Aurora 3D Presentation adalah software yang memiliki

kemiripan penggunaan seperti software Microsoft Power Point namun memiliki perbedaan pada

pembuatan animasi di dalamnya terdapat beberapa perbedaan. Animasi yang dimaksud telah tersaji

pada software Aurora 3D Presentation, yang lebih unggul pada visual serta text dengan

pengembangan visualisasi 3D.

Menurut Santoso & Agung (2017), piranti Aurora 3D Presentation ialah sebuah media guna

pembuatan slide presentasi 3D. Piranti ini juga dapat mem-publish visual picture, tool, text, video,

data dalam bentuk presentasi dengan sangat menarik, berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Aurora

3D Presentation seperti model 3 dimensi dari tabel, navigasi, wallpapper, grafik, partikel.selain hal

tersebut Aurora 3D Presentation juga memudahkan format publish-nya, kita dapat memilih untuk

menjadikan slide presentasi, exe, video, foto/gambar, sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 367

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan dapat dipahami bahwa Aurora 3D Presentation

merupakan software presentasi yang dapat mengolah slide dengan menghasilkan berbagai gambar,

teks dan model video dalam bentuk 3 dimensi.

Kelebihan dari penggunaan media Aurora 3D Presentation yakni: 1) tersedianya tambahan konten

berupa visual picture, video dalam bentuk text, 3D modeling, tabel, penggunaan navigation, wall

picture, data, graphic particle; 2) penyusunan slide animasi yang mudah menggunakan template slide

maupun animasi; 3) hasil export dari media dapat berupa gambar dan video. Kekurangan dari

penggunaan media Aurora 3D Presentation menurut Rahmadini (2016) adalah belum tersedianya fitur

source code seperti pada software Flash yang berfungsi untuk membantu penataan animasi.

Berdasar pada hal tersebut media Aurora 3D Presentation memiliki pertimbangan penggunaan media

yang lebih berdaya guna, dalam hal tersebut dapat dilihat dari tersedianya alat presentasi yang lebih

majemuk serta mudahnya penggunaan slide animasi.

Mata Pelajaran Administrasi Umum

Menurut Damayanti & Puspasari (2018), bagian dari Kurikulum 2013 revisi terdapat salah satu mata

pelajaran baru yang disebut Administrasi Umum. Dalam mata pelajaran yang telah disebutkan

terdapat salah satu kompetensi dasar, kompetensi dasar tersebut adalah Menerapkan Tata Ruang

Kerja/Kantor (Office Layout).

Berdasarkan hal tersebut peneliti hendak menyajikan pengembangan media dengan materi kompetensi

dasar Menerapkan Tata Ruang Kerja/Kantor (Office Layout). Dalam kompetensi dasar ini

mempelajari beberapa materi seperti pemahaman tata ruang, hakikat, maksud, macam dan kaidah tata

ruang kerja/kantor.

Menurut Haynes, Suckley, & Nunnungton (2017), lingkungan kantor dapat mempengaruhi

produktivitas di tempat kerja. Sedangkan menurut Gie (dalam Safitri & Puspasari, 2013), tata ruang

kantor merupakan penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruangan dan tentang penggunaan ruang

tersebut secara terperinci. Serta menurut Solehudin (2019), layout kantor dapat dikatakan sebagai

penataan, perlengkapan, perabotan, dan personil dalam satu gedung.

Dalam materi yang terdapat dalam kompetensi ini berkaitan dengan pengaturan tata ruang kerja

seperti perabotan, mesin, dan sebagainya untuk memberikan kenyamanan serta kepuasan dalam

melakukan segala aktivitas kantor. Menurut Inamizu (2015), perubahan tata ruang kantor dapat

memberikan tempat yang nyaman untuk meeting sekalipun. Sedangkan menurut Chua, et al. (2017),

desain kantor memiliki pengaruh substansial pada produktivitas pekerja.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Alker (dalam Haynes, Suckley, & Nunnungton, 2017), pada

produktivitas kerja the world green building council dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut

antara lain: 1) kualitas udara, dimana semakin baik udara pada ruangan tersebut mempengaruhi

produktivitas kerja sebanyak 8-11%; 2) temperatur atau suhu, hal ini berpengaruh dikarenakan pekerja

lebih produktif pada 4%-6% ruangan lebih hangat pada biasanya; 3) pencahayaan, rata rata pekerja

menganggap pencahayaan sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan produktivitas; 4) suara,

sebanyak 66% pekerja lebih menurun pada produktivitas kerja apabila terdapat suara bising atau

mengganggu; 5) penataan tempat, para pekerja lebih meningkat produktifitasnya pada ruangan kerja

yang lebih modern dan elegan.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 368

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan dapat dipahami bahwa kompetensi dasar menerapkan

tata ruang kantor yang terdapat dalam mata pelajaran administrasi umum mempelajari tentang

pemahaman tata ruang, hakikat, maksud, macam dan kaidah tata ruang kerja/kantor yang bertujuan untuk menyediakan tempat yang nyaman dan mempengaruhi substansial pada produktivitas pekerja.

METODE PENELITIAN

Intensi dari pada penelitian ini adalah sebagai sebuah pengembangan suatu media pembelajaran,

kemudian adalah jenis atau klasifikasi artikel yang digunakan berbentuk penelitian dan

pengembangan (research and development) yang pada materi selanjutnya disingkat R&D. Dalam hal

ini menurut Sugiyono (2015), proses atau metode penelitian memiliki peran guna memberikan hasil

suatu kreasi serta uji efektif produk tersebut, merupakan pengertian dari metode penelitian dan

pengembangan.

Pengembangan produk perangkat pembelajaran pada penelitian yang telah dilaksanakan ini

berbantuan model pengembangan (4D). Model pengembangan yang peneliti lakukan ini dikemukakan

oleh Trianto (dalam Arywiantari, Agung, & Tastra, 2015) bahwa model pengembangan perangkat

pembelajaran ini memiliki 4 tahapan yakni: 1) tahap pendefinisian atau define; 2) tahap perancangan

atau design; 3) tahap pengembangan atau develop d). tahap pendiseminasian atau desseminate yang

merupakan model desain produk pembelajaran sistematik.

Dalam pemilihan model yang telah disebutkan di atas, peneliti memilih untuk menggunakan model

berbantuan 4D dengan pertimbangan waktu dan biaya serta tahapan-tahapan yang digunakan dalam

metode pengembangan ini sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan. Akan tetapi mengingat

keterbatasan waktu serta biaya dalam penelitian yang peneliti lakukan, maka tahapan pendiseminasian

atau desseminate tidak dapat dilakukan secara maksimal karena hanya sampai pada uji coba terbatas.

Pada penelitian yang peneliti lakukan ini, lokasi yang peneliti pilih sebagai tempat penelitian adalah

SMK Negeri 1 Jombang. Pertimbangan yang peneliti lakukan dalam pemilihan lokasi ini dikarenakan

SMK Negeri 1 Jombang adalah lembaga didik yang berstatus rujukan dimana lembaga pendidikan ini

telah menggunakan kurikulum 2013 revisi sebagai standar pendidikannya. Dengan harapan

kedepanya dapat dijadikan sebagai contoh untuk sekolah lain yang memiiki masalah yang sama.

Pada subjek uji coba, subjek yang digunakan adalah ahli validasi materi dari Pengajar mata pelajaran

Administrasi Umum Kompetensi Kejuruan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran SMK Negeri 1

Jombang, sedangkan untuk validasi media dari Dosen Jurusan Teknologi Perkantoran Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, serta peserta didik progam kejuruan Otomatisasi Tata

Kelola Perkantoran SMKN 1 Jombang dengan jumlah 20 peserta didik/siswa kelas (10)X OTP dengan

tingkat kemampuan heterogen, baik yang berkemampuan dibawah maupun diatas rata-rata.

Dalam teknik analisis data yang akan dipergunakan, memiliki tujuan untuk dapat menganalisa data

yang telah diperoleh supaya mendapatkan hasil dan dapat menyimpulkan dari penelitian

pengembangan media ini. Analisis data yang diperoleh peneliti akan diproses menggunakan rumus

sebagai berikut:

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis validasi yakni media dan validasi materi yang memiliki tujuan

guna mengetahui kelayakan media dan juga kelayakan materi. Berikut merupakan rumus serta sandar

penafsirannya:

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 369

Sumber: diadaptasi dari Riduwan (2013)

Analisis angket respon siswa memiliki tujuan memberikan hasil dari pada respon siswa mengenai

produk media Aurora 3D Presentation yang peneliti lakukan. Berikut merupakan rumus beserta

standar penafsirannya:

Sumber: diadaptasi dari Riduwan (2013)

Berdasar kepada rumus tersebut dikaitkan dengan standar kelayakan pada media dan materi serta

respon siswa berkesinambungan dengan standar penafsiran yang berikutnya akan diperlihatkan pada

tabel 1.

Tabel 1.

STANDAR PENAFSIRAN

Skala (%) Standar Penafsiran

81-100 Sangat Kuat 61-80 Kuat

41-60 Cukup

21-40 Lemah

0-20 Sangat Lemah

Sumber: diadaptasi dari Riduwan (2013)

Berdasar kepada rumus serta standar penafsiran diatas maka pengembangan media Aurora 3D

Presentation dinyatakan layak apabila memenuhi presentasi lebih dai sama dengan (≥) 61% dengan

standar tafsir “kuat atau sangat kuat” pada presentase hasil validitas dari validasi media serta materi

dan juga terhadap respon siswa berdasar kepada tabel di atas .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ruang lingkup pada hasil penelitian ini berupa: 1) hasil produk; 2) hasil validasi ahli media dan

materi, serta 3) hasil respon siswa terhadap pengembangan media berbantuan Aurora 3D

Presentation. Media pengembangan ini di terapkan pada mata pelajaran “Administrasi Umum”

dengan kompetensi dasar “Menerapkan Tata Ruang Kerja/Kantor (Office Layout)”.

Penelitian terdahulu yang mendasari peneliti dalam menggunakan prosedur langkah 4D dalam

penelitian ini merujuk pada hasil penelitian oleh Puspita & Rosy (2017) dengan judul “Pengembangan

Media Pembelajaran Flannelgraph pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Siswa

Kelas X APK 2 di SMK PGRI 4 Pasuruan”, dimana produk dari penelitian ini menggunakan tahapan

4D dan selanjutnya dinyatakan sangat layak pada penggunaan perangkat pembelajaran. Berikutnya

penelitian oleh Safitri & Puspasari (2013) tentang “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis

Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Memahami Asas, Tujuan dan Jenis Tata Ruang Kantor pada

Siswa Kelas X APK 1 di SMK Negeri 10 Surabaya” dengan hasil penelitian dinyatakan layak pada

kurikulum yang menggunakan pendekatan scientific. Untuk memperkuat gagasan peneliti peneliti

merujuk pada penelitian oleh Solehudin (2019) dengan judul penelitian “Role of Office Layout in

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 370

Efforts to Increase Effectiveness and Work Efficiency in Fashion Companies” dengan hasil evaluasi

layout kantor yang baik berasal dari manajemen kelola yang baik. Tiga penelitian terdahulu di atas

mendasari peneliti menyelesaikan penelitian menggunakan tahapan 4D dan mengambil kompetensi

materi Office Layout. Berikut rincian hasil tahapan 4D beserta pembahasan peneliti terkait dengan

media yang peneliti ajukan.

Tahap Pendefinisian

Menurut Trianto (dalam Arywiantari, Agung, & Tastra, 2015), dalam tahap pendefinisian, penentuan

dan pendefinisian syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang

dikembangkan perangkatnya.

Pada tahap pendefinisian telah peneliti bagi menjadi 5 tahap, tahapan tersebut adalah: 1) pada tahap

analisis awal, menemukan seringnya siswa merasa bosan dan jenuh pada materi yang disampaikan

guru. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan guru dalam menjelaskan materi menggunakan metode

ceramah dengan media power point. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti menggunakan

software Aurora 3D Presentation untuk menjadikan media preferensi bagi pengajar pada saat

menjelaskan materi kepada siswa; 2) pada tahap analisis siswa, menggunakan subjek eksperimen

dengan jumlah 20 peserta didik/siswa dari kelas (10) X OTP secara acak di SMK Negeri 1 Jombang;

3) dalam tahap ini analisis tugas mempersiapkan 15 butir soal berupa pilihan ganda yang tersedia

dalam media dan dapat di pantau langsung oleh guru melalui email. Contoh halaman soal

diperlihatkan pada gambar 1.

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2020)

Gambar 1. TAMPILAN HALAMAN SOAL

4) pada tahap analisis konsep, menyertakan materi, gambar serta video pendukung mengenai

penerapan tata ruang kerja atau kantor; 5) pada tahap perumusan, menyesuaikan dengan Kompetensi

Dasar “Menerapkan Tata Ruang Kerja/Kantor (Office Layout)”. Diantaranya adalah prosedur

pengembangan media, validasi/kelayakan media, serta pendapat/respon peserta didik/siswa pada

pengembangan yang peneliti lakukan.

Tahap Perancangan

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 371

Menurut Trianto (dalam Arywiantari, Agung, & Tastra, 2015), dalam tahap perangcangan perangkat

pembelajaran, ada beberapa langkah dalam prosesnya, langkah tersebut antara lain adalah penyusunan

tes dasar, acuan dari pemilihan media yang sesuai, penentuan komposisi.

Pada bagian perancangan telah peneliti bagi menjadi 2 tahap, tahapan tesebut adalah: 1) pada tahapan

pemilihan media pembelajaran, peneliti memilih penggunaan media Aurora 3D Presentation.

Pengoprasian yang mudah serta pada hasil media berbentuk file .exe atau ekstensi sehingga tidak

memerlukan aplikasi Aurora 3D Presentation untuk menjalankan media; 2) pada tahapan

perancangan media terdapat beberapa komponen penyusunnya, antara lain:

a) Pembuka, bagian ini terdapat 2 slide, yang berisi halaman judul dimana halaman judul ini

memuat informasi judul penelitian dan halaman profil pengembang disini memuat tentang

biodata singkat peneliti.

b) Materi Awal, bagian materi awal terdapat 4 slide, yang berisi materi pengertian kantor secara

dinamis dan statis, pengertian tata ruang kantor, penyusunan tata ruang kantor (siklus

penyusunan).

c) Contoh Materi Awal, bagian contoh materi awal terdapat 2slide, yang berisi contoh denah

perencanaan berisi gambar denah perencanaan kantor terbuka, tertutup, berpanorama, gabungan

serta pada slide selanjutnya berisi tentang contoh pencatatan inventaris kantor berisi pencatatan

kantor terbuka, tertutup, berpanorama, gabungan dengan fitur tombol pada bagian bawah gambar

/ tabel dapat disesuaikan dengan menggunakan sistem rotasi pada animasi yang sudah disediakan

pada fitur bawaan software Aurora 3D Presentation.

d) Materi, bagian materi terdapat 7 slide, yang berisi tujuan dengan 10 tujuan utama, asas ruang

kantor menggunakan asas jarak terpendek, asas rangkaian kerja, asas penggunaan bidang

ruangan, asas fleksibilitas, dan terintegrasi dengan menggunakan gambar sebagai contoh

penerapan untuk mempermudah peserta didi dalam belajar serta menggunakan fitur animasi

gerak gambar dapat di tampilkan pada posisi prioritas ataupun sekunder. Contoh diperlihatkan

pada gambar 2.

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2020)

Gambar 2. TAMPILAN SLIDE MEDIA

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 372

e) Materi Penutup, bagian materi penutup terdapat 5 slide, yang berisi jenis jenis tata ruang kantor

dimana pada setiap jenis tata ruang terbuka, tertutup, berpanorama, dan gabungan memiliki

contoh penataan tata ruang dalam bentuk 3D guna memudahkan peserta didik dalam

mengimajinasikan bentuk tata kelola kantor tata kelola tersebut di tampilkan ke dalam bentuk

video 3 dimensi 360°. Contoh diperlihatkan pada gambar 3.

Sumber: Dokumentasi Peneliti (2020)

Gambar 3. TAMPILAN SLIDE 3D TATA RUANG KANTOR BERPANORAMA

f) Penutup, bagian penutup terdapat 2 slide, dimana slide penutup ini meliputi soal yang selanjutnya

terintegrasi dengan google form dan juga penggunaannya mempermudah pengajar dalam

memberikan tugas dikarenakan form soal yang selanjutnya dikerjakan oleh peserta didik akan

tampil secara langsung hasilnya pada email yang sudah di integrasikan pengajar dalam soal

tersebut serta dalam halaman terakhir berisi sumber materi, gambar dan video yang peneliti

gunakan dalam membuat produk penelitian.

Tahap Pengembangan

Seperti yang sudah peneliti laksanakan dalam langkah pengerjaan produk penelitian ini, pada langkah

selanjutnya telah penliti selesaikan beberapa langkah validasi dan memperoleh hasil validitas yang

sesuai dengan harapan peneliti, hasil tersebut antara lain peneliti jelaskan sebagai berikut.

Menurut Trianto (dalam Arywiantari, Agung, & Tastra, 2015), dalam tahap pengembangan perangkat

pembelajaran, bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dari hasil revisi dari masukan

para ahli. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti memulai menyelesaikan langkah untuk penyesuaian

produk yang sedang peneliti kerjakan, penyelesaian langkah tersebut memiliki beberapa tahapan

validitas, yang selanjutnya telah peneliti rangkum dengan prosedur sebagai berikut.

Pada tahap pengembangan telah peneliti bagi menjadi beberapa tahap, tahapan tersebut adalah:

1) pada tahapan yang pertama adalah validasi, merupakan tahapan pengembangan media yang

dilakukan sesuai prosedur media dan materi yang sudah dipersiapkan beberapa menunjukkan

kualitas dari pengerjaan isi serta tujuan yang selanjutnya dinilai berdasarkan kecakapan dalam

memberikan instruksi, dan yang terakhir pada prosedur pengerjaan teknis. Hal berikut merupakan

hasil akumulasi dari ahli materi dan ahli media yang akan diperlihatkan pada tabel 2.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 373

Tabel 2.

HASIL AKUMULASI AHLI MATERI DAN MEDIA

No Perspektif Penilaian Materi % Penilaian Media % Ket.

1 Kualitas Isi dan Tujuan 34 97 24 96 Sangat Kuat

2 Kualitas Instruksional 34 97 25 100 Sangat Kuat

3 Kualitas Teknis 28 93 37 92 Sangat Kuat

Rata-rata 95,67 % 96% Sangat Kuat

Sumber: Data Diolah Peneliti (2020)

2) pada tahapan yang kedua adalah revisi, merupakan tahapan pengembangan media yang sudah

dilakukan peneliti atas prosedur dasar pasca tahap pertama selesai. Pada tahapan kedua ini

terdapat beberapa langkah yang diambil langkah tersebut mengindikasikan kesesuaian peneliti

dalam menyelesaiakan prosedur, pada tahapan kedua ini memiliki 2 langkah yang

berkesinambungan, 2 langkah tersebut antara lain: a) revisi atas dasar saran dari ahli materi

adalah menambahkan narasi audio pada media dengan tujuan membantu mempermudah dalam

menjelaskan; b) revisi atas dasar saran dari ahli media adalah perbaikan pada jenis font dengan

tujuan mempermudah cara baca, perbaikan warna font dengan tujuan agar mudah terbaca dan

tidak kontras dengan background.

3) pada tahapan yang ketiga adalah tahapan uji coba terbatas,dimana tahapan ini merupakan tahapan

pengembangan media yang dilakukan peneliti kepada peserta didik kelas X(10) OTP SMKN 1

Jombang. Yang mana selanjutnya pada tahap ini siswa dengan jumlah 20 orang memberikan

tanggapan mengenai media yang telah diujicobakan, jumlah tersebut didasari pada jumlah

minimal penelitian dan berdasar kepada tingkat heterogenitas dalam kelas ajar. Berikut hasil

akumulasi angket respon siswa diperlihatkan pada tabel 3.

Tabel 3.

HASIL ANGKET RESPON SISWA

No Perspektif Penilaian Ʃ (20 Siswa) % Ket.

1 Kualitas Isi dan Tujuan 115 96 Sangat Kuat

2 Kualitas Instruksional 96 96 Sangat Kuat

3 Kualitas Teknis 78 97 Sangat Kuat

Rata-rata 96,33% Sangat Kuat

Sumber: Data Diolah Peneliti (2020)

KESIMPULAN

Berdasar acuan tujuan penelitian mendiskripsikan proses hasil penelitian serta pembahasan yang telah

dituntaskan oleh peneliti, dihasilkan sebuah media pembelajaran berbantuan Aurora 3D Presentation

pada kompetensi dasar menerapkan tata ruang kerja/kantor (Office Layout) dengan berdasar pada

prosedur pengembangan 4D yang memiliki tahapan antara lain pendefinisian, perancangan,

pengembangan, dan pendiseminasian. Meski dalam tahap prosedur pengembangan terdapat batasan

penelitian pada langkah pendiseminasian, batasan tersebut terjadi karena adanya faktor waktu

sehingga pada langkah pendiseminasian tidak dapat dilakakuan dengan maksimal.

Selanjutnya setelah diketahui proses hasil, berdasar kepada acuan tujuan penelitian menganalisis dan

mengetahui kelayakan diketahui hasil validasi pengembangan media Aurora 3D Presentation pada

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 374

validasi materi mendapatkan perolehan persentase sebesar 95,67% pada keterangan “sangat kuat”,

sedangkan dalam validasi media mendapatkan perolehan persentase sebesar 96% pada keterangan

“sangat kuat”. Kemudian terdapat hasil rata – rata dari kedua aspek tersebut sebesar 95, 83%.

Berdasar pada hasil perolehan kedua validasi tersebut diketahui bahwa penelitian dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation Pada Mata Pelajaran

Administrasi Umum Kelas X OTP Di SMK Negeri 1 Jombang” dinyatakan “sangat layak”.

Dari prosedur uji layak media peneliti melanjutkan berdasarkan acuan tujuan penelitian menganalisis

respon siswa, Meskipun terdapat batasan pada tahap pendiseminasian dan hanya terbatas pada uji

coba terbatas, respon siswa terhadap penelitian yang peneliti lakukan pada 20 siswa memperoleh hasil

sebesar 96,33% dengan keterangan “sangat kuat”. Berdasar pada hasil perolehan respon siswa

tersebut diketahui bahwa penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan

Aurora 3D Presentation Pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas X OTP Di SMK Negeri 1

Jombang” dinyatakan “sangat layak”.

Berdasarkan penelitian yang telah diselesaikan tentunya terdapat batasan dalam melaksanakan

penelitian sehingga penelitian yang dilakukan memiliki celah serta kekurangan. Dengan merujuk pada

kekurangan tersebut diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menyelesaikan hal hal sebagai

berikut agar celah serta kekurangan yang menjadi batasan pada peneletian ini dapat terselesaikan.

Menyelesaikan langkah diseminasi yang belum peneliti selesaikan yakni terhambat karena

keterbatasan waktu, sehingga akan lebih banyak pendidik maupun peserta didik yang dapat menikmati

mudahnya menggunakan software Aurora 3D Presentation sebagai acuan media belajar baik utama

maupun alternatif. Melanjutkan pada materi kompetensi yang lain dan tidak hanya terbatas pada

materi office Layout, yang mana dalam materi tersebut terfokus pada pengetahuan dasar tentang tata

ruang kantor. Serta dapat memberikan pengetahuan lanjutan seperti halanya studi kasus dan

penyelesaianya guna mengimplementasikan pada kehidupan nyata jika terdapat permasalahan yang

sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arywiantari, D., Agung, A. A. G., & Tastra, I. D. K. (2015). Pengembangan Multimedia Interaktif

Model 4D pada Pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Singaraja. Jurnal Edutech Undiksha, 3(1),

1-12.

Chua, S., et al. (2017). Personalisation of Internet Based Business Office Layout. Journal of Building

performenance, 8(1), 39-46.

Damayanti, I. F. & Puspasari, D. (2018). Pengembangan Modul Mata Pelajaran Administrasi Umum

Berbasis Scientific Approach pada Kelas X OTKP 1 di SMK YPM 3 Taman Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran UNESA, 6(2), 1-9.

Hakim, M. L. & Dalle, J. (2015). Aurora 3D Presentation dalam Pembelajaran Bangun Sisi Lengkung

di Kelas IX SMPN 24 Banjarmasin. JPM IAIN Antasari, 02(2), 103-122.

Haynes, B., Suckley, L., & Nunnungton, N. (2017). Workplace Productivity and Office Type: an

Evaluation of Office Occupier Differences Based on Age and Gender. Journal of Corporate

Real Estate, 19(2), 111-138.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Aurora 3D Presentation …

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Volume 9, Nomor 2, 2021 375

Inamizu, N. (2015). Impact of Change in Office Layout on Employees’ Communication Satisfaction.

Annals of Business Administrative Science, 14(1), 335-350.

Muhson. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal

Pendidikan Akuntansi Indonesia, VIII(2), 1-10.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Puspita, R. D. & Rosy, B. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Flannelgraph pada Mata

Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran Siswa Kelas X APK 2 di SMK PGRI 4 Pasuruan.

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran UNESA, 6(1), 1-8.

Rahmadini, D. (2016). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbantu 3D Aurora pada Materi Ajar

Fungsi Menu dan Ikon Microsoft Excel Siswa Kelas VIII SMPN 2 Batang. Edu Elektrika Jurnal UNNES, 6(1). 31-36.

Riduwan, A. (2013). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Roesmaningsih, Susarno, & Hadi, L. (2015). Teori dan Praktik Pendidikan. Surabaya: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Safitri, A. & Puspasari, D. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013

Kompetensi Dasar Memahami Asas, Tujuan dan Jenis Tata Ruang Kantor pada Siswa Kelas X

APK di SMK Negeri 10 Surabaya. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 3(2), 1-15.

Santoso, B. & Agung, Y. A. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aurora 3D pada

Mata Pelajaran Rangkaian Elektronika di SMK Negeri 1 Nganjuk. Jurnal Pendidikan Teknik

Elektro UNESA, 6(1), 45-51.

Sari, Y. N. & Pahlevi, T. (2012). Pengaruh Media Pembelajaran Aurora 3D Presentation terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X APK pada Mata Pelajaran Kearsipan di SMK Negeri Mojoagung.

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran UNESA, 5(2), 1-7.

Solehudin, N. (2019). Role of Office Layout in Efforts to Increase Effectiveness and Work Efficiency

in Fashion Companies. Course Hero, 1(1), 1-15.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Theng, F. & Mai. (2014). Interactive Multimedia Learning: Innovating Classroom Education in a

Malaysian University. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 13(2), 99-110.

Widodo, H. (2015). Potret Pendidikan di Indonesia dan Kesiapannya dalam Menghadapi Masyarakat

Ekonomi Asia (MEA). Jurnal Cendekia, 13(2), 293-307.