PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

7
WIDYA 30 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012 KEDOKTERAN PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN DAN BRIDGE *Andhi Kartini Thambas A. **Ratna Sari Dewi *Fakultas Kedokteran Gigi Univ.Prof.Dr.Moestopo(B) **Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ABSTRACT Aesthetic Dentistry is improving in line with the shift in demand of dental care that is more focused of crown and bridge, there are several factors to be considered. Harmony between the denture with natural teeth be a mayor factor in preserving the heath of the surrounding tissue. The factors that should be considered in the treatment of crown and bridge are smile analysis, dentofacial orientation, horizontal perspective, shape, color, and position of teeth, materials to be used, as well as the manufacturing process. Determination of the proper design and consideration of the above factors is the key to success in the treatment of crown and bridge PENDAHULUAN Sejalan dengan berkembangnya dunia kedokteran gigi dan berbagai teknologi penunjangnya saat ini maka Estetik Dentistry semakin berkembang dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan perbaikan penampilan. Kemajuan Ilmu pengetahuan secara umum pun sangat berpengaruh pada pergeseran kebutuhan masyarakat akan perawatan gigi yang semula hanya berkisar pada penghilangan rasa sakit dan pemenuhan fungsi pengunyahan, maka saat ini kecenderungan akan perawatan gigi lebih menitikberatkan pada estetika .( Rosenstiel, et al., 2001;262-271,216-229, Patil, et al.,2002;121-128, Dykema R.W., et al.,1989;380-386) Pada pembuatan Crown dan Bridge harus mengacu pada tujuan perawatan pembuatan gigi tiruan, yaitu mengembalikan fungsi fungsi yang hilang, antara lain fungsi pengunyahan, fungsi bicara, fungsi estetik dan mempertahankan kondisi rongga mulut agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut, dalam konteksnya sebagai suatu kesatuan sistem stomatognati.( Rosenstiel, et al.,2001;262-271,216-229, Dharma Robert, 2000;5- 46). Dalam merencanakan sebuah desain gigi tiruan cekat, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah keadaan gigi geligi maupun jaringan lunak disekitar daerah kehilangan gigi. Sudah terbukti dari banyak penelitian yang telah dilakukan bahwa gigi tiruan yang tidak didesain dengan benar akan menyebabkan terjadinya kelainan pada organ mastikasi yang akan berdampak pada sistem stomatognati. Keharmonisan antara gigi tiruan dengan gigi asli menjadi faktor utama dalam pelestarian kesehatan jaringan sekitarnya.( Rosenstiel, et al., 2001;262-271,216-229, Toksavul S, et al., 2004; 92:2: 116-119) Tujuan makalah ini untuk membahas mengenai Pengembangan dan Modifikasi Estetik pada Pembuatan Crown dan Bridge serta beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan agar diperoleh keberhasilan dalam perawatannya. Metoda yang digunakan adalah kajian pustaka dan di analisis secara deskriptif. PEMBAHASAN Pertimbangan estetik Tujuan pembuatan gigi tiruan cekat adalah mengembalikan fungsi fungsi yang hilang, antara lain fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan fungsi estetika harus dipertimbangkan dalam merencanakan pembuatan gigi tiruan cekat. Dalam melakukan evaluasi estetik, susunan gigi tiruan harus dipandang sebagai satu kesatuan yang harmonis dengan keseluruhan lengkung. Analisis senyum Analisis senyum merupakan suatu pendekatan yang cukup berarti untuk memperoleh keselarasan dan

Transcript of PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

Page 1: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 30 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIKDALAM PEMBUATAN CROWN DAN BRIDGE

*Andhi Kartini Thambas A.**Ratna Sari Dewi

*Fakultas Kedokteran Gigi Univ.Prof.Dr.Moestopo(B)**Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

ABSTRACT Aesthetic Dentistry is improving in line with the shift in demand of dental care that is more focused of crown and bridge, thereare several factors to be considered. Harmony between the denture with natural teeth be a mayor factor in preserving the heath ofthe surrounding tissue. The factors that should be considered in the treatment of crown and bridge are smile analysis, dentofacialorientation, horizontal perspective, shape, color, and position of teeth, materials to be used, as well as the manufacturing process.Determination of the proper design and consideration of the above factors is the key to success in the treatment of crown and bridge

PENDAHULUANSejalan dengan berkembangnya dunia kedokteran

gigi dan berbagai teknologi penunjangnya saat ini makaEstetik Dentistry semakin berkembang dalammengantisipasi kebutuhan masyarakat akan perbaikanpenampilan. Kemajuan Ilmu pengetahuan secara umumpun sangat berpengaruh pada pergeseran kebutuhanmasyarakat akan perawatan gigi yang semula hanyaberkisar pada penghilangan rasa sakit dan pemenuhanfungsi pengunyahan, maka saat ini kecenderungan akanperawatan gigi lebih menitikberatkan pada estetika .(Rosenstiel, et al., 2001;262-271,216-229, Patil, etal.,2002;121-128, Dykema R.W., et al.,1989;380-386)

Pada pembuatan Crown dan Bridge harus mengacupada tujuan perawatan pembuatan gigi tiruan, yaitumengembalikan fungsi fungsi yang hilang, antara lainfungsi pengunyahan, fungsi bicara, fungsi estetik danmempertahankan kondisi rongga mulut agar tidakmengalami kerusakan lebih lanjut, dalam konteksnyasebagai suatu kesatuan sistem stomatognati.( Rosenstiel,et al.,2001;262-271,216-229, Dharma Robert, 2000;5-46). Dalam merencanakan sebuah desain gigi tiruancekat, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan,salah satunya adalah keadaan gigi geligi maupun jaringanlunak disekitar daerah kehilangan gigi. Sudah terbuktidari banyak penelitian yang telah dilakukan bahwa gigi

tiruan yang tidak didesain dengan benar akanmenyebabkan terjadinya kelainan pada organ mastikasiyang akan berdampak pada sistem stomatognati.Keharmonisan antara gigi tiruan dengan gigi asli menjadifaktor utama dalam pelestarian kesehatan jaringansekitarnya.( Rosenstiel, et al., 2001;262-271,216-229,Toksavul S, et al., 2004; 92:2: 116-119)

Tujuan makalah ini untuk membahas mengenaiPengembangan dan Modifikasi Estetik pada PembuatanCrown dan Bridge serta beberapa faktor yang perludipertimbangkan agar diperoleh keberhasilan dalamperawatannya. Metoda yang digunakan adalah kajianpustaka dan di analisis secara deskriptif.

PEMBAHASANPertimbangan estetik

Tujuan pembuatan gigi tiruan cekat adalahmengembalikan fungsi fungsi yang hilang, antara lainfungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan fungsi estetikaharus dipertimbangkan dalam merencanakan pembuatangigi tiruan cekat. Dalam melakukan evaluasi estetik,susunan gigi tiruan harus dipandang sebagai satukesatuan yang harmonis dengan keseluruhan lengkung.Analisis senyum

Analisis senyum merupakan suatu pendekatan yangcukup berarti untuk memperoleh keselarasan dan

Page 2: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 31 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

penampilan yang maksimal. Senyuman merupakan salahsatu ekspresi wajah yang sangat penting dan utamadalam mengekspresikan keramahan, persejutuan danrasa penghargaan. Senyum yang lebar terbagi atas tigakategori yaitu senyum yang tinggi, menampakkankeseluruhan panjang servikoinsisal gigi anterior atas dangingiva sekitarnya, senyum rata-rata, menampakkan 75% - 100 % gigi anterior rahang atas dan gingivainterproksimal, senyum yang rendah, menampakkankurang dari 75 % bagian gigi anterior.( Patil, et al,2002;121-128, Dykema R.W, et al, 1989;380-386,Dharma Robert, 2000; 5-46). Dari kriteria tersebut terlihatbahwa gigi-gigi anterior sangat mempengaruhi estetikseseorang, meskipun kedua sisi tidak akan pernah identiksama, namun keseluruhan dari segmen estetik gigianterior selalu berada pada pada golden proportionsampai ke lebar senyum.( Patil, et al., 2002;121-128,Dykema R.W., et al. 1989;380-386)Orientasi Dentofasial

Dengan memahami pengetahuan dan apresiasiterhadap estetik seorang dokter gigi dapat menganalisispenyusunan dentofasial. Dokter gigi yang peduli danperhatian pada nilai dan berbagai parameter yangberkaitan estetik dentistry maka akan mudah untukmencapai tujuan estetik.( Dykema R.W., et al., 1989;380-386, Dharma Robert, 2000; 5-46).

Orientasi estetik yang melibatkan seluruh komponendentofasial dapat diperoleh dengan mempertimbangkanbeberapa referensi, diantaranya proporsi wajah, mesiodistal gigi, serviko insisal, dan simetri. Faktor-faktor inimerupakan komposisi dari estetik dan dapat membantudokter gigi menentukan penampilan gigi geligi, ukurandan susunan serta alignment selama fase diagnosismaupun perawatan. Sebagai bagian dari seni, seorangdokter gigi harus dapat menciptakan gambaran bentukdan guideline untuk mencari batasan batasan fasial zone,sehingga dapat menempatkan muka dalam proporsiyang harmonis dengan fasial frame. (Patil, et al, 2002;121-128, Pellecchia R, et al, 2004; 92:3: 220-223)

Dentofasial frame yang terdiri atas berbagai elementermasuk diantaranya adalah gigi dan gingival, merupakanbagian yang tak terpisahkan dengan bibir dan keseluruhanmuka. Bagian yang tampak dari rongga mulut termasukgigi dan gingival dalam kerangka rongga mulut selama

tersenyum disebut dengan smile window. Ukuran sertaproporsi smile window sangat menentukan dalam estetikaperawatan. (Patil, et al., 2002;121-128, Dykema R.W.,et al., 1989;380-386)Perspektif horisontal

Selain itu referensi yang harus menjadi pertimbanganadalah horizontal perspektif yang dilihat dari garisinterpupil, ophriac dan commissural line. Garis Interpupilmembantu dalam mengevaluasi orientasi bidanghorizontal, termasuk bidang incisal, gingival margin, danmaksila. Garis horizontal yang imajiner melalui bidangincisal dan margin gingival sebaiknya parallel dengangaris interpupil. Referensi ini akan membantu dalammendiagnosis berbagai kondisi asimetris dalam posisigigi maupun lokasi gingival. (Patil, et al., 2002;121-128,Dykema R.W., et al., 1989;380-386)

Selain itu diperlukan evaluasi obyektif dimulai denganmembandingkan bentuk dan ukuran gigi dengan bentukdan ukuran kepala. Standar estetik terkini memandu kitauntuk menggunakan koreskondensi visual antara keduahal tersebut dalam melakukan evaluasi obyektif. Perludiingat bahwa hal tersebut hanyalah sebuah panduan.Seorang dokter gigi memerlukan latihan yang cukupbanyak untuk dapat melakukan kontrol dalam masalahyang berkaitan dengan artistik untuk mencapaipeningkatan yang optimal dalam bidang estetik.( DharmaRobert, 2000; 5-46, Pellecchia R.,et al., 2004; 92:3: 220-223 , Walton J.N.,et al., 1986; 56:4167)

Satu hal yang penting dalam batasan estetik dentistryadalah menentukan letak midline yang tepat. Midlineantara dua insisif pertama rahang atas memiliki dua titikreferensi, yaitu midline wajah ( mata, hidung, bibir ) danmidline gigi anterior bawah. Kesulitan akan timbul padakasus midline gigi atas tidak sesuai dengan midline gigibawah. Dalam hal ini merupakan dilema , untuk mengatasimasalah ini kita menentukan midline gigi sesuai denganmidline wajah.( Dykema R.W.,et al., 1989;380-386,Walton J.N.,et al., 2004; 92:3: 220-223 , Tylman S.D.,etal.,1978; 558-559)Faktor faktor yang perlu dipertimbangkan dalampembuatan Crown & Bridge Untuk memperoleh hasil estetik yang optimal,pembuatan crown & bridge memerlukan beberapapertimbangan, yaitu :

Page 3: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

1989;380-386, Dale, et al, 1992;2005-2008) Sumber cahaya dari lampu seringkali menimbulkan metamerisme,

sehingga warna yang kita pilih ternyata tidak sesuai dengan warna gigiasli yang menjadi acuannya. Sumber cahaya yang paling baik, yangakan memberikan hasil yang sesuai dengan warna acuan adalah cahayamatahari, yang berwarna putih pada tengah hari antar pukul 12.00 siangsampai 13.00. Namun sumber cahaya ini tidak selalu bisa kita manfaatkankarena penentuan warna lebih sering dilakukan pada jam-jam praktekseperti pada malam hari. Saat ini sudah banyak tersedia lampu yangdapat menghasilkan cahaya yang memiliki karakteristik seperti cahayamatahari pada tengah hari.( Dykema R.W.,et al., 1989;380-386, Garber,et al.,1998; 11-23, Pameijer, 1985; 162-168)

Operator juga berperan dalam keberhasilan pemilihan warna,kualitas penglihatan mata operator, kelelahan mata sangat berpengaruhpada akurasi warna yang ditentukan. Lamanya pengamatan jugaberperan dalam menghasilkan warna yang tepat. Selain itu latar belakangjuga berpengaruh dalam menimbulkan metamerisme. Latar belakangyang dimaksud tidak hanya warna cat ruangan, namun termasuk warnabaju pasien, dan warna lipstik.( Patil, et al. 2002;121-128,, DykemaRW, et a l ,1989;380-386,Dharma Robert , 2000; 5-46).4. Bahan

Ada beberapa bahan yang sering digunakan untuk pembuatancrown & bridge, yaitu porselen, metal porselen, akrilik, targis vectris,dan metal. Bahan tersebut masing masing memiliki karakteristik sendiri,sehingga kebutuhan akan estetik dipengaruhi oleh kemampuan kitauntuk memilih bahan. Sampai saat ini porselen masih unggul dalammemberikan hasil estetik yang optimal. Warna yang diperoleh sangatbagus dan dapat menyerupai warna gigi baik dalam pemberian efek-efek tertentu pada warna tersebut sehingga dapat disesuaikan dengankondisi gigi asli yang menjadi acuannya.

Masih berkaitan dengan bahan yang akan dipakai untuk pembuatancrown & bridge, operator dalam melakukan preparasi perlumempertimbangkan jenis bahan dengan pengambilan jaringan gigi.Ketebalan bahan yang diperlukan dipakai sebagai acuan banyaknyajaringan gigi yang dipreparasi, seperti terlihat pada gambar 1 berikut :

WIDYA 32 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

1. BentukDalam melakukan restorasi khususnya

dalam pembuatan crown & bridge harusdipertimbangkan bentuk gigi asli yang adasebagai acuan . Ini dilakukan dengan tujuanagar diperoleh keselarasan dengan kondisijaringan sekitarnya. Pembuatan bentuk gigisenatural mungkin akan mencegahtimbulnya kesan palsu pada gigi tiruannya.Karena estetik tidak selalu bersandar padakondisi yang ideal namun lebih padamembangun sesuatu untuk mencapaikeadaan yang harmonis dan sealamiahmungkin.2. Posisi

Demikian pula halnya dengan posisigigi. Dalam melakukan perawatan untukcrown dan bridge perlu dipertimbangkanposisi gigi asli yang akan digantikan maupunposisi gigi sekitarnya untuk dipakai sebagaiacuan. Posisi crown dan bridge disusunsedemikian rupa sehingga memberikankeserasian dengan lengkung gigi secarakeseluruhan.( Dharma Robert, 2000; 5-46, Weaver J.D.,1989; 61: 429-433, PellecchiaR.,et al., 2004; 92:3: 220-223, KomfeldM.,1974; 378-384,345-346)3. Warna

Dalam melakukan penentuan warna,tidak semudah yang dibayangkan. Banyakfaktor yang mempengaruhi keberhasilanpemilihan warna agar sesuai dengan gigiasli. Kecuali pada kasus diskolorasi yangmemerlukan perbaikan warna hampirsemua gigi, maka penentuan warna hanyatergantung pada harapan pasien untukmemperloleh warna yang lebih estetik.Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkanantara lain, sumber cahaya, mata operator,lama waktu pengamatan, dan latar belakangatau kondisi ruangan. Sumber cahayamerupakan faktor yang dominan dalammelakukan pemilihan warna.( Patil, et al,2002;121-128, Dykema R.W,et al,

Gambar 1.preparasi gigiSumber gambar :Rosenstiel, Land,Fujimoto.ContemporaryFixed Pristhodontic.2nd ed. 2006,Mosby Inc. Toothpreparation for anceramic restoration,chp 11:262-271 ;chp 9:216-229.

Page 4: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 33 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

Pada pembuatan crown & bridge secara umum,teknik pencetakan sangat berpengaruh pula padakeberhasilan perawatan. Pencetakan yang akurat akanmemberi dukungan yang dominan dalam menunjangkeberhasilan. Bahan cetak yang dipilih, teknik pencetakanyang dilakukan cukup menentukan keakuratan hasilcetakan. Sebelum dilakukan pencetakan sebaiknyadilakukan retraksi gingiva,seperti yang terlihat padagambar 2, agar daerah sulkus gingival dapat tercetakdengan sempurna. Benang retraksi dimasukkan ke dalamsulkus gingival dengan hati-hati agar tidak menyebabkankerusakan epitel attachment. Dengan memperolehcetakan daerah marginal gingival akan lebih mudah bagitekniker untuk membuat crown dan bridge yang memilikimarginal fitness yang baik.

Gambar 2. retraksigingivalSumber gambar :Patil, Ratnadeep,2002. EstheticDentistry, an artist’sscience, PRPublication, India ,137

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalahkomunikasi, baik antara dokter gigi dengan pasiennya,maupun dokter gigi dengan laboratorium. Dokter gigiharus dapat menggali sebanyak mungkin informasi yangberkaitan dengan perawatan yang diharapkannya. Melaluianamnesis informasi tersebut dapat digali. Demikianpula dalam menjelaskan rencana perawatan, pasienharus mendapatkan informasi secara jelas dan lengkap.Sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman mengenaiperawatan yang akan diterima oleh pasien. Sedangkankomunikasi dengan pihak laboratorium dilakukan padasaat gigi tiruan akan diproses. Dokter gigi harusmemberikan informasi yang jelas mengenai desain gigitiruan yang akan dibuat.(Komfeld M.,1974; 378-384,345-346, Smith BGN.,1998; 255-260, Brunton PA.,et al.,1999;186:9:2-5)

Pengembangan Dan Modifikasi EstetikIlmu pengetahuan selalu berkembang terus untuk

memperbaiki produk, teori maupun untuk mencarikebenaran relatif. Demikian pula dengan ilmu dan teknikdalam kedokteran gigi. Pengembangan dan modifikasiyang akan dibahas disini menyangkut tiga faktor yaitubahan, teknik dan desain. .(Komfeld M.,1974; 378-384,345-346, Smith BGN.,1998; 255-260, BruntonPA.,et al.,1999; 186:9:2-5)1. Pengembangan bahan

Untuk meningkatkan kualitas dan estetika bahanbahan yang sudah ada dipasaran, selalu dilakukan ujiatau penelitian untuk menghasilkan bahan baru yangsesuai dengan harapan dokter gigi maupun pasien.Dalam lingkup gigi tiruan cekat bahan-bahan yangtersedia antara lain : 1.Mirage ( Mirage system,UK)2.Fortress (Mirage System,UK) 3.Cerec ( Siemens, UK)4.Procera (Nobel, Biocare) 5.Celay (Mikronia, Switzerland)6.Empress (Ivoclar-Vivadent,UK)7.In Ceram ( Panadent, UK )

Bahan-bahan tersebut sebenarnya adalah porselenyang telah dikembangkan, masing –masing memilikikelebihan dan kekurangan. Pada umumnya bahantersebut diproduksi untuk meningkatkan sifat fisik dariporselen selain kekuatan bahan, sisi estetik lebihditonjolkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat akanperawatan gigi yang dapat mengatasi masalah yangberkaitan dengan estetik.(Toksavul S.,et al,2004;92:2:116-119, Pellecchia R,et al, 2004; 92:3: 220-223, SmithBGN, 1998; 255-260, Brunton PA, et al, 1999; 186:9:2-5)

Pengembangan bahan porselen ini dilatar belakangioleh beberapa faktor, antara lain:1. Pasien lebih terbuka akan kemajuan teknologi barudan perawatan yang lebih berkualitas, serta kebutuhanyang meningkat akan restorasi tanpa metal2. Metode terbaru dibutuhkan untuk menghasilkanrestorasi porselen tanpa metal , yang memberikan estetiklebih baik, baik untuk restorasi anterior maupun posterior3. Meningkatnya penggunaan teknik dengan CAD/CAM(Brunton PA et al.,1999:186-189)2. Pengembangan Sistem / Teknik

Pengembangan sistem maupun teknik ini berkaitandengan proses porselen di laboratorium, sebagian dokter

Page 5: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 34 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

gigi mungkin tidak terlalu memahami atau tertarik denganmasalah tersebut. Beberapa teknik / sistem yangdigunakan untuk memproses porselen antara lain:1. Non-cored systems based on sintering of dentalceramic. 2. Computer-aided design/computer-aidedmilling (CAD/CAM) 3. Computer-aided design/computeraided mi l l ing with aluminium oxide coping4. Copy milling 5. Castable ceramics ( lost wax technique)seperti yang terlihat pada gambar 3 berikut:.

Gambar 3. CAD/CAMSumber gambar : British Dental Journal 186, 430 - 434 (1999) Publishedonline: 8 May 1999 | doi:10.1038/sj.bdj.4800134

Sebagian besar teknik ini dilakukan menggunakanteknologi komputer (gambar 4), yang tentu saja biayanyasangat mahal. Sehingga masih banyak laboratorium gigidi Indonesia belum dapat menyediakan alat tersebut.(Pellecchia R.,et al.,2004; 92:3:220-223, Walton J.N.,etal.,1986;56:4167, Brunton PA.,et al.1999;186:9:2-5)

Model yang dikirim ke laboratorium gigi di evaluasidengan program komputer untuk dibuat desain crowndan bridge. Model ditempatkan pada alat khusus untuktempat meletakkan model (rotating platform), padascanner digital yang dihubungkan dengan personalcomputer (PC) dan modem. Model / die di rotasi dengankecepatan tinggi dan dilakukan scanning yang memakanwaktu sekitar 30 detik tiap preparasi. Selanjutnya copingdidesain melalui PC. Dari layar monitor dapat di lihatperkiraan hasil crown dan bridge yang diproses. Kelebihanteknik ini adalah semuanya dirancang dengan sangatteliti dan memiliki tingkat presisi yang tinggi.(Shillingburget al.,1997;433-458, Komfeld M.,1974;378-384,345-346,Garber, et al,1988;11-23)

Gambar 4. desain dengan computerSumber: British Dental Journal 186, 430 - 434 (1999) Published online:8 May 1999 | doi:10.1038/sj.bdj.4800134

3. Pengembangan dan modifikasi desainDesain crown dan bridge sangat menentukan

keberhasilan perawatan gigi tiruan cekat. Oleh karenaitu memerlukan pertimbangan dari berbagai segi untukmendapatkan hasil yang optimal antara lain retensi,resistensi, biokompatibilitas dan estetik.(DharmaRobert,2000;5-46,Walton J.N., et al,1986;56:4167,Pameijer,1985;162-168).

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi serta harapan masyarakat akan hasil yanglebih estetik , maka dikembangkan berbagai desain untukmemenuhi harapan tersebut. Beberapa contohpengembangan dan modifikasi desain antara lain sepertiyang terlihat pada gambar berikut:1. Maryland bridge

Gambar 5 . Maryland bridgeSumber: Fundamentals of Fixed Prosthodontics, 3rd ed.,1997, 538.

Page 6: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 35 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

Gambar 6 . Crownless bridgeworkSumber: http:// www.cbwdental.com

3. Gigi tiruan cekat dengan sayap labial

Gambar 7. Gigi tiruan cekat dengan sayap labialSumber: The design of multiple pontics. J. Prosthet Dent. 1981 ; 6 : 634 .

4. Crown and Bridge porselen dengan kombinasi warna gingival

Gambar 8. Crown and bridge porselen dengan kombinasi warna gingivalSumber: The design of multiple pontics. J. Prosthet Dent. 1981; 6:634

PENUTUPKesimpulan 1. Kunci keberhasilan pada perawatan crown dan bridgeadalah terletak pada penentuan desain yang tepat .2. Desain dengan melakukan analisis senyum, orientasidentofasial, serta mempertimbangkan, bentuk, warna,posisi dan bahan, serta komunikasi antara pasien, doktergigi dan teknisi / laboratorium.Saran -Saran Disarankan kepada praktisi/dokter gigi agar:1. Dalam melakukan perawatan crown and bridgesenantiasa mempertimbangkan berbagai faktor yangmenjadi kunci keberhasilan perawatan.

2. Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai prinsipdasar perawatan gigi tiruan cekat seorang praktisi jugaharus memiliki ketrampilan baik dalam menegakkandiagnosis maupun ketrampilan dalam melakukan setiapprosedur/tahapan perawatan.Estetik saat ini merupakanmasalah penting yang selalu harus menjadipertimbangan, termasuk didalamnya penentuan desainyang tepat dengan melakukan analisis senyum, orientasidentofasial,serta mempertimbangkan bentuk,warna,posisi dan bahan, serta komunikasi antara pasien,dokter gigi dan teknisi/ laboratorium

Page 7: PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI ESTETIK DALAM PEMBUATAN CROWN ...

WIDYA 36 Tahun 29 Nomor 321 Juli - Agustus 2012

KEDOKTERAN

Rosenstiel, Land, Fujimoto. Contemporary Fixed Pristhodontic.2nd ed. 2001, Mosby Inc. Chp 11: Tooth preparation for anceramic restoration.. Chp 9: The metal ceramic preparationShillingburg et al. Fundamentals of Fixed Prosthodontics.3rd ed. Quintessence Publishing Co. Inc.1997.

Smith BGN. Planning and Making Crown and Bridge. Mosby Third Edition,1998.Toksavul S, Turkün M, Toman M. Esthetic Enhacement of Ceramic

Crown With Zircomia Dowels and Cores. A Clinical Report.J Prost Dent. 2004.

Tylman S.D., Malone W.F.P. Tylman's Theory and Practiceof Fixed Prosthodontics.,Mosby Company, Saint Louis,1978

Walton J.N., Gardner F.M. Agar J.R. A Survey of Crown and FixedPartial Denture Failure: Length of service and reasons forreplacement. J Prosthet Dent.1986.

Weaver J.D. Telescopic coping in restorative dentistry. J Prosthet Dent, 1989.

DAFTAR PUSTAKABrunton PA, Smith P, McCord JF, Wilson NHF. Procera all-ceramic

crowns: A New Approach to an Old Problem. Britis DentalJournal, 1999.

Dale, Barry. Esthetic Dentistry, Lea & Fabriger,1992.Dharma Robert, Veneer,Dentalintas Mediatama, Jakarta,2000.Dykema R.W., Goodacre C.J., Philips R.W. Johnston's Modem

Practice In Fixed Prosthodontics. Fourth Edition, W.B.Saunders Company,1989

Garber, David, Porcelain Laminate Veneers Quinstence, PublishingCo. Inc, London, 1988,

Komfeld M. Mouth Rehabilitation Clinical and LaboratoryProcedures.Mosby Company, St. Louis,1974.

Pameijer, Jan, Periodontal dan occlural factor in crown and bridgesprocedures, PBC, Amsterdam,1985

Patil, Ratnadeep,Esthetic Dentistry, an artist’s science, PR Publication, India,2002.Pellecchia R, Kang K.H. & Hirayamie H. Fixed Partial Denture

Supported by All Ceramic Copings. A Clinical Report. JProst Dent. 2004.

PEMELIHARALAH GIGI AGAR

SELALU BERSIH DAN SEHAT

UNTUK MENAMBAH

KEINDAHAN DAN

KENIKMATAN