Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

144
Draft terakhir sebelum final, hal 1 dari 144 PENGAYAAN MUATAN NILAI-NILAI BUDAYA DAMAI DALAM MATERI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH BUKU PANDUAN BAGI GURU Disiapkan oleh: Cardno Emerging Markets (Australia) Pty Ltd. (Cardno), Australia In association with Oxford Policy Management Limited (OPM), United Kingdom untuk:

description

Pendidikan Agama IslamInternalisasi Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin

Transcript of Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Page 1: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 1 dari 120

PENGAYAAN MUATAN NILAI-NILAI BUDAYA DAMAIDALAM MATERI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

BUKU PANDUAN BAGI GURU

Disiapkan oleh:

Cardno Emerging Markets (Australia) Pty Ltd. (Cardno), Australia

In association with Oxford Policy Management Limited (OPM), United Kingdom

untuk:

The Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP)

Jakarta, 12 April 2015

Page 2: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 2 dari 120

Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP)

Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG), Kementerian dan PendidikanGedung E, Lantai 19thJl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta 10270Tel. +62 21 5785 1100, Fax: +62 21 5785 1101Website: www.acdp-indonesia.orgEmail Sekretariat: [email protected]

Pemerintah Republik Indonesia (dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS), Pemerintah Australia melalui Australian Aid, Uni Eropa (UE), dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah membentuk Kemitraan Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (ACDP=Analytical and Capacity Development Partnership). ACDP adalah fasilitas untuk mendorong ialog kebijakan dan memfasilitasi reformasi kelembagaan dan organisasi di bidang pendidikan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dan membantu mengurangi kesenjangan dalam kinerja pendidikan.Fasilitas ini merupakan bagian integral dari Program Pendukung Sektor Pendidikan (Education Sector Support Program/ESSP).Dukungan UE terhadap ESSP meliputi anggaran sektor dan program peningkatan kapasitas untuk Standar Pelayanan Minimum.Dukungan Pemerintah Australia adalah melalui Kemitraan Pendidikan antara Australia dengan Indonesia.Laporan ini disiapkan dengan dukungan hibah dari Pemerintah Australia dan Uni Eropa melalui ACDP.

Para konsultan yang menyiapkan laporan ini adalah:1. Masooda Bano2. Didin Syafruddin3. Azyumardi Azra4. AbuddinNata5. Rusydy Zakaria6. Suparto Sunoko

Penyunting (Editor):Muljani A. Nurhadi

Education Sector Research and Capacity Planning Advisorfor Religious Education, Ministry of Religious Affairs

Pendapat yang disampaikan dalam publikasi ini merupakan tanggung jawab penuh dari para pengarangnya dan tidak serta merta mewakili pandangan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Australia dan Uni Eropa.

Page 3: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 3 dari 120

KATA PENGANTAR PENYUNTINGDalam melakukan fungsinya untuk mendorong dialog dan mendukung kebijakan pendidikan di Indonesia, ACDP telah diminta oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk memberi dukungan dalam penyelenggaraan studi kebijakan di bidang Pendidikan Agama Islam di sekolah. Studi ini dilakukan pada tahun 2013 dan 2014, dalam rangka mendukung kebijakan pendidikan Agama yang ditujukan untuk “membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia”, sebagaimana diamanatkan oleh pasal 37 ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Studi telah menghasilkan lima buah laporan, yang masing-masing berjudul:1. Kajian Kecenderungan Ekstrimisme Agama Islam di Sekolah-sekolah di Indonesia;2. Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Kaitannya dengan Demokrasi, Multikulturalisme, dan Humanisme; and3. Study on Religious Education in Schools: Promoting Democracy, Multiculturalism, and Humanism in Schools (Learning from Malaysia, Marocco, and the UK).4. Strategi dan Desain Pelatihan Bagi Guru dan Pengawas serta Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam; dan5. Pengayaan Aspek Demokrasi, Multikulturalisme, dan Humanisme untuk Kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 di Sekolah (Draft Buku Panduan Bagi Guru).Buku Panduan Bagi Guru ini merupakan hasil kemasan dari Laporan nomor 5, yang disunting agar lebih mudah difahami oleh guru agama Islam di lapangan. Buku Laporan hasil kajian nomor satu sampai dengan tiga dikemas dalam satu laporan hasil penelitian yang diterbitkan secara terpisah, dengan judul “Pendidikan Nilai-nilai Budaya Damai pada Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah, Laporan Hasil Studi“.Sedangkan Laporan nomor empat digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan Buku Panduan Metodologi Pembelajaran dan Disain Pelatihannya, yang sedang disusun oleh Tim Guru Pelatih Nasional di bidang Pendidikan Agama Islam, yang pemberdayaan kapasitas penyusunnya juga didukung oleh ACDP melalui program “Training for Trainers Metodologi Pembelajaran bagi Calon Penatar Nasional Guru Pendidikan Agama Islam”.

Page 4: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 4 dari 120

Jakarta, 12 April 2015Penyunting,Muljani A. Nurhadi

Page 5: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 5 dari 120

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAAssalamua’laikumWr. Wb.

Peran Pendidikan agama Islam di sekolah dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasionalyaitu “untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia”, oleh karena itu setiap peserta didik Muslim pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Sesuai dengan perkembangan lingkungan kehidupan beragama dan percaturan kehidupan sosial yang semakin kompleks, maka Pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, memprogramkan revolusi mental melalui pendidikan agama dengan mengharapkan peranannya yang tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan serta internalisasi nilai-nilai kebajikan dan akhlak mulia, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai budaya damai, yaitu toleransi, penghargaan, dan harmoni di antara siswa-siswa pemeluk agama yang berbeda.Dalam rangka mengimplementasikan arahan RPJM tersebut dalam sub-sektor Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan akan focus pada visinya lima tahun mendatang, yaitu “Terwujudnya Pendidikan Islam yang unggul, bekualitas, moderat, inklusif, responsif, dan menjadi rujukan dunia.” Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah menyelenggarankan pendidikan agama Islam berbasis tafaqquh fi al-dinyang menjunjung tinggi akar tradisi dan kearifan lokal, dengan mengedepankan nilai keislaman rahmatan lil alaminmelalui pembelajaran yang efektif, kreatif dan dialogis untuk mewujudkan karakter peserta didik yang beriman, bertakwa, toleran, dan progresif.Salah satu hasil studi menunjukkan bahwa di sekitar 30% sekolah mulai ada indikasi masuknya benih-benih faham radikal. Walaupun jumlahnya hanya 30%, kalau tidak ditanggulangi segera dan seksama, maka dampaknya akan sangat luar biasa dan merembet lebih luas sampai di luar jangkauan kebijakan yang dapat ditanggulangi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Page 6: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 6 dari 120

Buku Pegangan Guru ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan guru agama Islam dalam memperkaya nilai-nilai budaya damai yang mencakup nilai demokrasi, keberagaman budaya, dan humanisme ke dalam muatan kurikulum pendidikan agama Islam sebagai instrumen menanamkan nilai keislaman rahmatan lil alamin dan sekaligus menangkal masuknya benih radikalisme di sekolah. Sehubungan dengan pentingnya isi Buku ini, saya minta kepada jajaran Direktorat Pendidikan Agama Islam beserta jajarannya di Kantor Wilayah dan Kantor Depertemen tingkat Kabupaten/Kota, serta Pusat dan BalaiPendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kementarian Agama RI untuk mempelajarinya dan menggunakannya sebagai salah satu bahan pengayaan dalam melakukan pelatihan bagi guru agama Islam di sekolah dan Madrasah. Selain itu, saya harapkan kepada dosen-dosen yang menyiapkan calon guru agama Islam baik di perguruan tinggi Islam maupun umum, dapat menggunakan panduan ini sebagai salah satu referensi.Dengan selesainya Buku Panduan ini, sayamengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ACDP yang telah memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan penelitian dan menyusun Buku ini sampai selesai. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan memanfaatkan Buku Panduan guru ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas dan pendidikan agama Islam di sekolah.Kepada para konsultan peneliti Oxford Policy Managementdan Tim Konsultandan Penyunting Buku Panduan Guruini, saya juga sampaikan ucapan terima kasih. Kontribusi Saudara sangat berarti bagi Kementerian Agama RI dalam meningkatkan kompetensi guru agama Islam dalam hal mengintegrasikan dan membelajarkan nilai-nilai budaya damai kedalam pendidikan agama Islam di sekolah.Semoga jerih payah Saudara menjadi amal baik yang diberi balasan setimpal oleh Allah SWT.Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Jakarta, 12 April 2015Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Page 7: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 7 dari 120

Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA NIP: 196901051996031003

Page 8: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 8 dari 120

SAMBUTANDIREKTUR PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMAssalamua’laikum Wr. Wb.

Laporan hasil studi “Pendidikan Nilai-nilai Budaya Damai pada Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah, Laporan Hasil Studi“, menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah menengah sudah memuat nilai-nilai budaya damai sebagai basis untuk menanamkan nilai keIslaman yang moderat, yaitu yang mencerminkan nilai keislaman rahmatan lil alaminuntuk mewujudkan karakter peserta didik yang beriman, bertakwa, toleran, dan progresif, sebagaimanadirumuskan dalamRenstra Pendidikan Islam 2015-19. Namun demikian, isi muatan nilai-nilai tersebut masih terbatas baik dalam arti cakupan maupun kedalamannya, terutama untuk dapat merespon isu-isu kehidupan beragama kontemporer, termasuk masuknya benih faham radikal yang disinyalir sudah mulai masuk ke siswa di sebagian sekolah menengah di Indonesia.Penerbitan Buku Panduan Bagi Guru inimerupakan pilihan kebijakan strategis yang tepat pada saat ini ditinjau dari sudut pandang sebagai berikut:(i) Dari sisi yuridis, pengayaan muatan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah merupakan yuridiksi Direktorat Pendidikan Agama Islam di Kementarian Agama RI agar kurikulum tersebut dapat selalu disesuaikan dalam merespon isu-isu kontemporer yang terjadi di kalangan siswa dan guru untuk dipecahkan;(ii) Dari sisi kebijakan nasional, upaya ini menunjang implementasi kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam ikut membudayakan nilai keislaman yang rahmatan lil alamin, dalam “kerangkareview dan penyempurnaan kandungan mata pelajaran agama yang memperkaya pandangan, memupuk toleransi dan membangun harmoni serta saling memahami antarumat beragama,” seperti yang diamanatkan oleh RPJMN 2015-19;(iii) Dari sisi politis, pengayaan nilai-nilai budaya damai dalam kurikulum pendidikan agama Islam secara tidak langsung

Page 9: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 9 dari 120

dapat memperkuat nilai-nilai keagamaan Islam peserta didik dalam menangkal masuknya benih-benih faham radikal di sekolah;(iv) Dari sisi implementasi, pelaksanaan perluasan dan kedalaman materi pendidikan agama Islam di sekolah dengan guru yang ditingkatkan kemampuan profesionalnya, dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan berkesinambuang baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga hasilnya lebih intensif; dan(v) Dari sisi pembaharuan kurikulum, karena pengayaan nilai-nilai tersebut dilakukan melalui muatan kurikulum dan kompetensi gurunya, maka dapat dilaksanakan secara serentak, cepat, dan terkendali mutunya. Bukuini memuat panduan umum, prinsip dan nilai-nilai dasar budaya damai yang mencakup nilai demokrasi, keragaman budaya, dan humanisme; dan pengayaan nilai-nilai ke dalam muatan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah. Selain itu, disajikan pula berbagai lampiran untuk memperdalam uraian yang telah disajikaan dalam batang tubuh utama Buku ini.Walaupun dirancang sebagai Buku Panduan Guru, Buku ini juga dapat digunakan sebagai buku rujukan untuk pelatihan guru dalam memperluas kedalaman nilai-nilai agama Islam dan metodologi pembelajarannya.Bagi dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi yang menyiapkan guru agama Islam, Buku ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi. Bagi orang tua dan masyarakat, Buku ini juga dapat dipergunakan untuk mendalami lebih jauh tentang nilai-nilai budaya damai yang terkandung di dalam ajaran agama Islam sehingga dapat memberikan pengertian dan bimbingan yang lebih tepat kepada anaknya. Bagi pembaca yang ingin mendalami lebih jauh dari isi Buku ini , di bagian akhir disajikan secara lengkap bahan yang dipergunakan dalam penulisan Buku ini dan dapat ditelusur lebih lanjut dari Daftar Pustaka dan Bahan Bacaan. Buku ini diterbitkan oleh Kementerian Agama RI dan ACDP untuk pertama kalinya, sehingga masih sangat terbuka untuk dikembangkan dan dikoreksi. Segala masukan sangat dihargai dan mohon disampaikan kepada Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat.

Page 10: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 10 dari 120

Jakarta, 12 April 2015Direktur Pendidikan Agama Islam

Dr. H.M. Amin Haedari, M.PdNIP: 196901051996031003

Page 11: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 11 dari 120

DAFTAR ISIKata Pengantar Penyunting …………………………………………………………………………………Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia ……………………………………………………………………………………………..Sambutan Direktur Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam …………………………………………………………………………………………………Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………….Daftar Singkatan …………………………………………………………………………………………………Bab I Pendahuluan …..…………………………………………………………………………….1. Latar Belakang ……………………………………………………………………2. Isi Buku Panduan dan Sajiannya ……………………….…………………Bab II Panduan Umum 1. Pengantar ……………………………………………………………………………2. Tujuan …………………………………………………………………………………3. Kompetensi Yang Diharapkan ………………………………………………4. Pendekatan dan Metodologi ..……………………………………………….5. Struktur Materi Pengayaan ………………………………………………….6. Metode Penyampaian Materi Pengayaan ………………………………6.1. Kombinasa Penyampaian di Dalam Kelas dan Kegiatan Ekstra-kurikuler………………………………………….6.2. Pola Pembelajaran ……………………………………………………6.3. Bahan Pengajaran dan Peralatan Pendukung …………….Bab III Prinsip Dan Nilai-nilai Budaya Damai ………………………………………………1. Pengantar ………………………………………………………………………………………

Page 12: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 12 dari 120

2. Prinsip Dan Nilai-nilai Demokrasi Dalam Islam………………………………….2.1. Prinsip Demokrasi Dalam slam………………………………….2.2. Nilai-nilai yang Tercakup ………………………………………….3. Prinsip Dan Nilai-nilai Multikultural Dalam Islam ..…………………………….3.1. Prinsip Multikulturalisme Dalam Islam……………………….3.2. Nilai-nilai yang Tercakup ………………………………………….4. Prinsip Dan Nilai-nilai Humanisme Dalam Islam …..…………………………….4.1. Prinsip Humanisme Dalam Islam……………………….4.2. Nilai-nilai yang Tercakup ………………………………………….

Page 13: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 13 dari 120

Bab IV Pengayaan Muatan Kurikulum Pendidikan Agama Islam …………………….1. Pengantar …………………………………………………………………………………………2. Pengayaan Kurikulum Untuk Kelas 10 ……………………………………………….2.1. Tujuan …………………………………………………………………………………...2.2. Materi Pengayaan …………………………………………………………………2.3. Prasangka Baik (Huznuzzan) dan Persaudaraan (ukhuwah) …….2.4. Iman Kepada Allah Melalui Pemahaman Sifat-sifat Asmaul Husna2.5. Peran Manusia Sebagai Khalifah (wakil) Di Muka Bumi …………….2.6. Pengelolaan Wakaf ………………………………………………………………….2.7. Metode Dakwah Rasul di Mekkah …………………………………………….2.8. Metode Dakwah Rasul di Madinah ……………………………………………3. Pengayaan Kurikulum Untuk Kelas 11 ……………………………………………….3.1. Tujuan …………………………………………………………………………………..3.2. Materi Pengayaan …………………………………………………………………3.3. Toleransi ………………………………………………………………………………..3.4. Makna Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT …………………………….3.5. Makna Iman Kepada Rasul Allah SWT …………………………………….3.6. Prinsip Dan Praktek Ekonomi Dalam Islam ……………………………..3.7. Pelaksanaan Khutbah, Tablikh, Dan Dakwah …………………………..3.8. Perkembangan Islam Pada Masa Moderen (1800-sekarang) ……

Page 14: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 14 dari 120

4. Pengayaan Kurikulum Untuk Kelas 12 ……………………………………………….4.1. Tujuan …………………………………………………………………………………..4.2. Materi Pengayaan …………………………………………………………………4.3. Berfikir Kritis dan Bersikap Demokratis ………………………………..4.4. Saling Menasehati dan Berbuat Baik (ihsan) ……………………………..4.5. Iman Kepada Qadha dan Qadar ……………………………………………4.6. Pernikahan Dalam Islam …………………………………………………………4.7. Strategi Dakwah Dan Perkembangan Islam di Indonesia…………..4.8. Perkembangan Dan Kemunduran Islam di Dunia ……………………..Daftar Pustaka dan Bahan Bacaan …………………………………………………………………Lampiran-lampiran:Lampiran 1: Pemetaan Materi Pengayaan …………………………………………..Lampiran 2: Piagam Madinah ……………………………………………………………Lampiran 3: Naskah Khutbah Haji Wada’ ……………………………………………Lampiran 4: Naskah Perjanjian Hudaibiah …………………………………………

-------

Page 15: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 15 dari 120

DAFTAR SINGKATANASEAN Association of South East Asian NationsBPUPKI Badan Penyelidik Usaha Persiapan KemerdekaanIndonesiaCO2 Carbon Dioxide (Karbon Dioksida)DPR Dewan Perwakilan RakyatDPRD Dewan Perwakilan Rakyat DaerahGAM Gerakan Acek MerdekaHAM Hak Asasi ManusiaJKN Jaminan Kesehatan NasionalKemenag Kementerian AgamaKemdikbud Kementerian Pendidikan dan KebudayaanK.H. Kiyai HajiKTP Kartu Tanda PendudukLIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaLSM Lembaga Swadaya MasyarakatOKI Organisasi Konferensi IslamOPM Oxford Policy ManagementPAI Pendidikan Agama IslamPLTA Perusahaan Listrik Tenaga AirRPP Rencana Pelaksanaan PembelajaranSAW Shalallahu Alaihi WassalamTV TelevisiUU Undang-undang

Page 16: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 16 dari 120

UUD Undang-undang Dasar

Page 17: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 17 dari 120

BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang

Hasil kajian sebelumnya tentang “Pendidikan Nilai-nilai Budaya Damai pada Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah, Laporan Hasil Studi“,menemukan bahwa benih faham radikal yang masuk ke sekolah dilakukan oleh organisasi masa baik secara langsung, melalui keikutsertaan dalam organisasi tersebut di luar sekolah, maupun tidak langsung, melalui kegiatan Rohis sebagai penceramah. Namun demikian, siswasekolah menengah masih menganggap pendidikan agama Islam di sekolah oleh guru agama Islam sebagai sumber informasi agama Islam yang utama. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam di sekolah dan gurunya, baik yang dilakukan dalam kegiatan intra- maupun ekstra-kurikuler merupakan salah satu point strategis untuk menangkal masuknya faham radikal di kalangan siswa tersebut. Ini menjadi strategis bagi Kementerian Agama, karena berada langsung dalam juridiksi wewenang kementerian sehingga kebijakan yang dirumuskan dapat langsung dieksekusi dalam implementasi. Berbasis temuan di atas, Studi tersebut merekomendasikan bahwa untuk meningkatkan peran pendidikan agama Islam dalam menangkal masuknya faham radikal di sekolah, ada dua strategi yang perlu dilakukan, yaitu: memperkaya muatan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah menengah dengan nilai-nilai budaya damai, dan meningkatkan kemampuan professional guru agama Islam dalam metodologi pembelajaran yang lebih menarik dengan pendekatan kontekstual dan berbasis masalah dan proyek. Pengayaan materi kurikulum dapat dilakukan dengan menerbitkan buku pegangan guru, sedang peningkatan kemampuan professional guru dapat dilakukan dengan mengembangkan program pelatihan yang dilengkapi dengan dokumen pelatihan terstandar.Buku Pegangan Bagi Guru ini disusun dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi yang pertama dengan mengombinasikan pengayaan muatan pendidikan agama Islam di sekolah menengah dengan metodologi pembelajaran yang lebih menarik. Pengayaan dilakukan dengan menyisipkan pendidikan nilai-nilai budaya damai ke dalam silabus mata pelajaran di setiap kelas dan pemberian contoh cara menyajikannya di kelas

Page 18: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 18 dari 120

dengan metodologi pembelajaran yang lebih menarik, dinamis, dan merangsang untuk berfikir. 2. Isi Buku Panduan dan Sajiannya

Buku Panduan ini berisi panduan umum dan panduan yang lebih spesifik tentang pengayaan nilai-nilai, pengertian nilai, dan metode pembelajaran dan latihannya dari komponen nilai budaya damai yang diintegrasikan kedalam pendidikan agama Islam di Sekolah dengan urutan sebagai berikut. Pertama-tama dalam Bab II disampaikan panduan yang bersifat umum yang meliputi latar belakang perlunya materi pengayaan, tujuan, serta kompetensi yang diharapkan dari panduan pengayaan ini.Kemudian djelaskan pendekatan dan metodologi pembelajaran yang dilakukan dalam memberikan muatan pengayaan, muatan pengayaan yang diberikan, serta prinsip umum metode pembelajaran yang harus digunakan dalam memberikan pengayaan tersebut.Kemudian dalam Bab III diteruskan dengan menjelaskan prinsip dan nilia-nilai dasar budaya damai yang mencakup demokrasi, keberagaman budaya, dan humanisme sebagai landasan memahami materi pengayaan yang akan diberikan. Semua prinsip dan nilai-nilai dasar tersebut diambil dari ajaran Islam baik yang tercantum dalam ayat-ayat suci al Qur’an maupun perilaku Rosulullah SAW yang ditungkan dalam hadits.Penjabaran secara detail metodologi pembelajaran untuk setiap nilai disajikan dalam Bab IV yang diintegrasikan kedalam muatan kurikulum setiap tahun mulai dari kelas 10 sampai dengan kelas 12. Ada delapan belas nilai yang dibahas pengertiannya dan metodologi pembelajarannya sesuai dengan relevansinya dengan isi kurikulum di masing-masing kelas.Beberapa latihan diberikan kepada para siswa untuk mendalami nilai yang dipelajari agar terjadi proses pemahaman yang lebih baik di kalangan siswa dengan suasana pembelajaran yang lebih menarik. Buku Panduan ini dilengkapi dengan empat buah lampiran serta daftar pustaka dan bahan bacaan bagi pembaca yang ingin mendalami materi pengayaan lebih lanjut.

-------

Page 19: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 19 dari 120

Page 20: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 20 dari 120

BAB IIPANDUAN UMUM 1. Pengantar

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, tujuan pendidikan nasional di Indonesia tercantum dalam Undang-undang No. 20/2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. UU ini mengatur bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter nasional dan kebudayaan yang bermartabat dalam rangka meningkatkan kehidupan intelektual bangsa yang bertujuan mengembangkan potensi siswa untuk menjadi individu yang beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, berkarakter mulia, sehat, berpengetahuan, terampil, kreatif, mandiri, dan tumbuh menjadi individu demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan nasional tersebut, tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk membentuk Muslim yang berkomitmen terhadap pelaksanaan misi Islam sebagai pembawa rahmat Ilahi untuk seluruh umat manusia seperti yang tercermin dalam perilaku yang demokratis, multikultur, dan manusiawi. Buku pelajaran pendidikan agama di sekolah Indonesia yang ada saat ini diterbitkan oleh bermacam penerbit berisi pengantar yang cukup informatif bagi siswa tentang fondasi Islam sebagai agama, seperti yang diajarkan oleh ulama di masa lampau dan zaman Pertengahan, dengan tambahan analisis oleh ulama modern dan kontemporer. Namun, buku-buku ini cenderung memaparkan agama Islam secara normatif, doktrinal, ideologis, dan tradisional.Materinya dikembangkan hanya berdasarkan Al Qur’an dan Hadits namun kurang analisis multidisiplin yang mendasari perspektif historis, sosial, psikologis, kultural, dan modern. Isinya fokus kepada pemahaman tekstual yang mengarah pada penafsiran mutlak tanpa adanya kesempatan untuk menerapkan konteks isi ajaran dalam isu kontemporer dan kehidupan masa kini. Hal ini membuat pendidikan agama Islam di sekolah dipelajari melalui pandangan kognitif yang mengarahkan siswa untuk belajar dengan menghafal.Pendidikan agama Islam dipandang sebagai subjek yang terpisah dari nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan. Pendidikan agama Islam dititik beratkan kepada hubungan antara Tuhan dan manusia, dan kurang memperhatikan hubungan antara individu dan masyarakat.

Page 21: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 21 dari 120

2. TujuanPanduan bagi guru dalam pengayaan pembelajaran pendidikan Agama Islam di Sekolah ini, ditujukan untuk: i. Memperdalam pengetahuan akan agama Islam melalui pendekatan aktual dan kontekstual untuk meningkatkan keimanan;ii. Membantu guru agama Islam mengajarkan pendidikan Agama Islam di sekolah dengan berbekal materi pengayaan tentang demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan; iii. Memperkaya kapasitas siswa dalam pemahaman dan sikap serta kemampuan menerapkan prinsip dan nilai-nilai Islam dalam rangka memajukan demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan; iv. Memperkaya tujuan kurikulum 2013, yaitu dengan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efekif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

3. Kompetensi Yang DiharapkanSetelah mempelajari dan melaksanakan panduan pengayanaan ini, guru pendidikan Agama Islam akan memiliki kompetensi sbb.:i. Memahami bahwa Islam tidak bertentangan dengan demokrasi, multikulturalisme dan humanisme, dan bahwa nilai-nilai tersebut telah terkandung dalam Islam, sebagaimana ringkasan yang termuat pada lampiran 00. ii. Terampil dalam mengkontekstualisasikan materi pengayaan tentang demokrasi, multikulturalisme dan humanisme dengan konteks kehidupan sosial, politik, ekonomi masa kini yang mudah dikenali oleh siswa.iii. Terampil dalam memaparkan keterkaitan nilai-nilai tersebut di atas baik secara konseptual maupun melalui contoh nyataiv. Terampil dan percaya diri dalam memandu diskusi, berargumentasi dan menjawab pertanyaan siswa atau pihak lain mengenai materi pengayaan.

Page 22: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 22 dari 120

v. Mampu menciptakan budaya kelas dan budaya sekolah yang demokratis, toleran, dan manusiawi melalui penyampaian materi di kelas maupun melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler 4. Pendekatan dan Metodologi

Pengayaan aspek demokrasi, multikulturalisme dan humanisme dalam kurikulum 2013 ini disusun berdasarkan berbagai temuan yang diperoleh dalam kegiatan kajian sebelumnya.Hasil diskusi dan wawancara dengan beberapa sekolah dan beberapa ahli di bidang pendidikan agama Islam menyimpulkan bahwa terdapat beberapa materi yang bisa dimasukkan sebagai pengayaan materi kurikulum pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah.Oleh sebab itu, pendekatan yang dilakukan dalam menangkal faham radikalisme dengan tidak merubah kurikulum yang ada tetapi memperkaya muatan kurikulum pendidikan agama Islam yang sudah dengan menambah materi dan pembahasan nilai-nilai demokrasi, keberagaman budaya, dan humanisme sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Metodologi penambahan isi materi dan pembahasannya dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sbb.:i. Mengandung nilai-nilai Islam yang modern, inklusif dan moderat;ii. Komprehensif (al-syumuliah) baik dari segi isi maupun tujuan;iii. Menyeimbangkan (tawazun) antara tujuan dan isi;iv. Mengaitkan (ittishaliyah) antara kebutuhan siswa dengan komunitas yang lebih luas;v. Mendukung penghargaan (wiqayah) bagi setiap individu yang mempunyai perbedaan;vi. Berdasarkan pada konsep pengembangan (al-tanmiyah) dan transformasi (taghayyur) yang menyeimbangkan kebutuhan atas perubahan sosial dan nilai-nilai keagamaan (ilahiyah); danvii. Merintegrasikan (muwahhidah) antara pengetahuan, pengalaman dan internalisasi nilai-nilai agama sesuai kebutuhan siswa dan masyarakat.Dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut di atas, kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah didekati secara integratif dengan mengikutsertakan muatan ilmu-ilmu umum yang sesuai. Dengan cara itu, pendidikan agama Islam akan dapat memberikan pedoman perilaku sosial yang baik dan membangun budaya komunitas, agar nilai-nilai keagamaan

Page 23: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 23 dari 120

terinternalisasi dan terintegrasi dengan kehidupan sosial dan menjadi budaya komunitas. Kurikulum yang demikian akan mengikutsertakan aspek fisik dan psikhis yang terdiri dari keterampilan hidup sosial, kapasitas intelektual dan kesadaran sosial. Selain itu, kurikulum pendidikan agama Islam dapat mencerminkan nilai kemanusiaan, dan emansipatoris, yaitu memberikan peluang dan kebebasan berekspresi bagi siswa.Terakhir, kurikulum ini juga terkait dengan konteks sosial komunitas di sekelilingnya.5. Struktur Materi Pengayaan

Materi pengayaan ini dirancang sebagai panduan bagi guru agama Islam dan sekaligus sebagai teks pendamping buku pelajaran utama.Materi ini merupakan pelengkap buku pelajaran utama dengan menambahkan materi kontekstualisasi guna memperkuat aspek kognitif, afektif (menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan), mengetahui/kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa dan mengevaluasi), dan keterampilan/psikomotorik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta), dan psikomotor dalam pendidikan agama.Materi pengayaan tidak mengulang isi kurikulum inti pendidikan agama Islam di sekolah, tetapi hanya memberikan materi pendukung untuk ‘memperkaya’ pengajaran kurikulum inti dengan memberikan kontekstualisasi atas isu-isu kontemporer dalam kehidupan sehari-hari siswa, termasuk juga konteks isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya di Indonesia dan dunia yang mendukung demokrasi, multikulturalisme, dan HAM. Untuk membantu guru merencanakan dan memetakan materi pengayaan berdasarkan nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan, di dalam Lampiran 1 disediakan sebuah tabel yang dapat digunakan oleh guru untuk memetakan hubungan antara tiga nilai di atas dengan topik yang ada dalam kurikulum inti. Materi pengayaan disajikan berdasarkan kurikulum tingkatan kelas dan semesternya. Untuk setiap topik akan dijabarkan materi pengayaan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digariskan oleh Kurikulum 2013 dengan fokus pada KI-3 yang merupakan kompetensi inti pengetahuan dan KI-4 yang merupakan kompetensi inti keterampilan.

Page 24: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 24 dari 120

6. Metode Penyampaian Materi PengayaanMetode penyampaian materi pengayaan kepada peserta didik dilakukan baik melalui kegiatan intra- maupun ekstra-kurikuler, dengan menggunakan pola pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013, dan didukung dengan peralatan pembelajaran yang sesuai.Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah metode diskusi atau debat yang terarah. Dalam kelas, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, terdiri atas 4-5 orang per kelompok dengan perannya masing-masing. Tiap anggota kelompok diminta mengemukakan argumen atau topik masing-masing, dan kemudian mendiskusikannya dengan kelompok lain. Guru bertugas menentukan topik (5 buah) dan membagikan secara acak kepada kelompok diskusi. Untuk menjamin objektivitas, setiap topik ditulis dalam gulungan kertas kecil dan setiap pemimpin kelompok harus mengambil satu gulungan kertas.Siswa yang lainnya bisa menjadi penonton, ikut mengajukan pertanyaan kepada kelompok, dan juga menilai kelompok mana yang argumennya paling kuat.Selain itu, dapat juga digunakan metode lain yang kurang terstruktur, seperti metode diskusi terbuka di kelas dengan guru sebagai moderator. Metode ini lebih praktis ketika waktu pelajaran yang tersedia terbatas. Guru dapat mengajak siswa untuk mencari 2-3 topik diskusi dalam satu tema tertentu dan kemudian mempersilakan siswa untuk mendiskusikan dan menyatakan pendapat.Untuk kedua jenis metode di atas, guru harus berperan aktif sebagai moderator serta memberikan contoh-contoh kasus atau mempertegas argumen kedua belah pihak. Penting juga bagi guru untuk membuat aturan diskusi: misalnya, dilarang memakai kata kasar selama diskusi, menghormati kelompok lain dan penonton, serta yang paling penting menghargai moderator (yang bisa diperankan oleh guru atau siswa), batas waktu presentasi, sesi tanya jawab, debat, dan aturan lainnya. Metode ini efektif dalam mendidik siswa tentang bagaimana cara mengatur, menyatakan, dan menilai pandangan dan argumen, yang pada akhirnya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami adanya perbedaan pendapat dan bagaimana mereka saling berhubungan serta berpikiran terbuka terhadap pandangan yang beragam di masyarakat. Kesempatan untuk memaparkan dan mempertahankan argumen akan

Page 25: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 25 dari 120

membuat tingkat partisipasi yang lebih tinggi karena setiap anggota kelompok diharapkan turut berbicara dan membantu kelompok dalam memaparkan argumen. Siswa secara bergiliran dapat menjadi anggota kelompok atau penonton.6.4.Kombinasi Penyampaian Di Dalam Kelas dan Kegiatan Ekstra-kurikuler

Tidak semua topik pelajaran akan diberikan pengayaannya. Pengayaan hanya akan diberikan untuk topik-topik yang sangat terkait dengan nilai-nilai demokrasi, multikultur dan hak asasi manusia. Guru harus menemukan sendiri strategi untuk memadukan kontekstualisasi materi selama pembelajaran di kelas dengan cara: (i) menggabungkan kontekstualisasi melalui contoh-contoh selama pengajaran kurikulum inti; atau (ii) mengalokasikan waktu lebih di luar jam kelas lewat kegiatan ekstra kurikuler (dikoordinasikan oleh sekolah). Waktu tambahan ini tidak harus dijadwalkan secara reguler, tapi bisa dilakukan di waktu tertentu, misalnya selama bulan puasa, dalam acara perayaan agama, atau acara sekolah lainnya . Tabel di Lampiran 00 tentang pemetaan hubungan antara nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme, kemanusiaan dengan topik-topik dalam kurikulum akan membantu guru merencanakan pengajaran materi pengayaan.6.5.Pola Pembelajaran

Pola pembelajaran yang dilakukan adalah pola pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan ciri-ciri sbb.:i. pembelajaran yang berpusat pada peserta didik; ii. pembelajaran interaktif (interaksi guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); iii. pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet; iv. pembelajaran aktif yang diperkuat dengan pendekatan saintifik; v. belajar kelompok (berbasis tim); vi. pembelajaran berbasis multimedia;vii. pembelajaran berbasis multimedia;viii. berbasis pada kebutuhan pelanggan (users) dengan mempekuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik);

Page 26: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 26 dari 120

ix. pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisipliner), dan x. pembelajaran kritis.6.6.Bahan Pengajaran dan Peralatan Pendukung

Materi kontekstualisasi dan pengayaan disampaikan dengan menggunakan bahan pembelajaran dan didukung beragam peralatan mengajar, seperti multi media dan kegiatan lapangan (lihat di bawah). Guru berlatih menggunakan peralatan-peralatan tersebut agar menjadi lebih kreatif dalam mengajarkan materi secara dinamis untuk mempertajam kemampuan psikomotor, afektif dan kognitif siswa. Bahan dan peralatan yang dimaksud adalah:6.3.1.Teks dan Dokumen Pendukung

Guru perlu mempunyai beragam teks dan dokumen pendukung sebagai referensi bagi materi pengayaan. Teks yang utama yaitu Piagam Madinah yang berisi rincian struktur demokrasi dan multikulturalisme di Madinah, bagaimana struktur ini diatur dan dijalankan, serta memberikan perlindungan hak bagi warga dan kaum minoritas.Teks lainnya mencakup kutipan ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan atau mendukung prinsip demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan; seperti Khutbah Haji Wada’ dan Perjanjian Hudaibiyah.Guru juga mencari contoh-contoh dari Nabi Muhammad atau nabi-nabi sebelumnya atau para sahabat, guna memperkuat argumen yang mendukung nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan.6.3.2.Bahan Multimedia

Siswa biasanya lebih tanggap dalam memahami pesan lewat multimedia. Guru dapat menggunakan berbagai media untuk mengajarkan bermacam materi pengayaan sesuai dengan ketersediaan media dan kecocokannya. Media yang paling popular yaitu TV atau video. Guru dapat memutar filem atau rekaman program TV di kelas yang kemudian disertai dengan diskusi. Media lain yang dapat dipergunakan adalah radio dan media cetak. Guru dapat meminta siswa untuk melakukan riset sederhana dengan mengumpulkan kliping atau meneliti artikel surat kabar untuk topik tertentu, lalu dilaporkan dan dipaparkan di kelas. Aktivitas lainnya yaitu siswa membuat majalah dinding untuk merancang produk komunikatif

Page 27: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 27 dari 120

misalnya spanduk, poster, papan cerita, fiksi pendek, komik, untuk memamerkan analisa mereka atas suatu topik atau situasi.Menggunakan media sosial bisa juga menjadi satu cara untuk menarik perhatian siswa untuk suatu topik tertentu. Guru harus sangat berhati-hati menggunakan media ini serta mengawasi penuh penggunaanya. Guru dapat membuat blog khusus untuk siswa memuat artikel pendek, atau yang lain-lain untuk suatu topik tertentu. Diskusi atau obrolan lewat Facebook dan Twitter memerlukan pengawasan yang lebih dari guru sebagai pemilik akun guna membatasi peserta, misalnya, bagi siswa dalam suatu kelas tertentu atau yang menjadi moderator pada saat diskusi. Guru bisa juga membuka akun yang hanya dapat diakses pada waktu tertentu selama jam pelajaran.

6.3.3.Pidato, Obrolan, Ceramah AgamaGuru dapat mengatur siswa untuk berpidato atau berceramah mengenai suatu topik terkait materi pengayaan di kelas atau di acara sekolah. Dapat dimulai dengan guru membimbing siswa bagaimana cara menyampaikan pidato atau ceramah agama tersebut, misalnya dilarang mengumpat, merendahkan kelompok/individu tertentu, serta mengeluarkan sentimen negatif. Alternatif lainnya, guru dapat mengundang pembicara dari luar (dibantu sekolah) untuk berceramah di sekolah tentang suatu topik yang terkait materi pengayaan.Untuk menjadikannya lebih menarik dan dinamis, guru dengan bantuan siswa dapat mengemasnya dalam bentuk obrolan seperti di TV.

6.3.4.Seni atau HiburanDalam proyek-proyek pembangunan komunitas, media ini digunakan supaya komunitas dapat mengekspresikan pandangan dan situasi mereka secara lebih kreatif. Guru dapat menggunakan cara ini dengan menugaskan siswa untuk bermain drama di kelas atau hal lainnya seperti komik stand-up, baca puisi, dan menyanyikan lagu dengan lirik yang relevan terhadap topik dalam materi pengayaan.

6.3.5.Tugas Lapangan

Page 28: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 28 dari 120

Tugas lapangan bisa berupa mengunjungi tempat-tempat menarik yang relevan dengan konteks materi pengayaan, mewawancarai narasumber untuk bahan laporan, atau melakukan beragam kegiatan sosial.6.3.6.Metode Evaluasi

Evaluasi hasil belajar atas materi pengayaan lebih difokuskan pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi daripada sekadar mengenali, mengetahui, dan menanggapi, yakni lebih kepada kemampuan analisa, penilaian, dan pengembangan. Oleh karenanya, metode evaluasi yang digunakan akan lebih bergantung pada kreativitas siswa dalam memperlihatkan kemampuan analisa, menilai dan mengembangkan materi evaluasi seperti misalnya tugas lapangan kelas atau kelompok, laporan penelitian siswa, benda seni, multi media yang dirancang sendiri oleh siswa.Model evaluasi yang demikian ini sudah disesuaikan dengan model penilaian otentik sebagaimana dikehendaki Kurikulum 2013, dengan prinsip, pendekatan, dan karakteristik penilaian sebagai berikut:

i. Prinsip penilaian mencakup sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel dan edukatif.ii. Pendekatannya menggunakan acuan patokan, yaitu semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar, dan sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya; dan ketuntasan belajar yang meliputi nilai kompetensi sikap/afektif, pengetahuan/kognitif dan keterampilan/psikomotorik. iii. Karakteristik penilaian meliputi konsep belajar tuntas dan otentik, yaitu penilaian yang mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah, menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh yang merefleksikan sikap, pengetahuan dan keterampilan), serta tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik; berkesinambungan, berdasarkan acuan kriteria dan menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Untuk menilai sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar-teman dan jurnal catatan guru. Untuk penilaian pengetahuan digunakan tes tulis,

Page 29: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 29 dari 120

tes lisan dan penugasan. Sedangkan untuk penilaian keterampilan digunakan cara praktik, proyek, dan portofolio.

Page 30: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 30 dari 120

BAB IIIPRINSIP DAN NILAI-NILAI BUDAYA DAMAI1. Pengantar

Budaya damai yang dimaksud dalam bab ini adalah prinsip, nilai-nilai, dan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan demokrasi, keberagaman budaya (multikulturalisme), dan humanisme yang dimaksudkan untuk dikembangkan di sekolah dalam rangka untuk menangkal atau merespon balik faham radikalisme yang sudah atau dapat masuk di kalangan siswa di sekolah. Secara lebih detail akan dibahas lebih lanjut dalam sub-bab berikut dimulai dari demokrasi.2. Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi dalam Islam

Kalau diteliti secara mendalam ternyata nilai-nilai demokrasi, keberagaman budaya, dan humanismesudah ada dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut harus dilacak kembali dari sumber ajaran agama Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Hadits.2.1. Prinsip Demokrasi dalam Islam

Ajaran agama Islam pada dasarnya telah mengandung nilai-nilai demokrasi. Guru dapat memulai pemaparannya tentang hal ini ketika membahas topik-topik dalam silabus yang mengandung nilai demokrasi, yaitu: (i) berprasangka baik, (ii)metode dakwah Rasul di Mekkah (Kelas 10), (iii) metode dakwah Rasul di Madinah (Kelas 10), dan (iv) berpikir kritis dan demokratis (Kelas 12). 2.2. Nilai-nilai Yang Tercakup

Nilai-nilai yang terkandung dalam nilai demokrasi dalam Islam mencakup hal-hal sbb.:2.2.1.Ta’aruf (saling mengenal); QS Al-Hujurat (49) ayat 13; QS Al-Hujurat (49) ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah

Page 31: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 31 dari 120

orang yang paling bertakwa di antara kamu.”Ayat ini menjelaskan adanya individu dan kelompok manusia yang memiliki perbedaan jenis kelamin, kelompok dan suku-suku, dan sekaligus menganjurkan, agar satu dan lainnya saling mendekat, mengenal, dan tolong menolong. Dengan demikian, Islam mengakui adanya perbedaan di antara manusia, namun tetap menganjurkan kelompok-kelompok yang berbeda tersebut untuk saling berhubungan, berinteraksi, saling tolong menolong dan menyelesaikan masalah atau perbedaan di antara mereka melalui musyawarah untuk tercapainya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat umum.Inilah prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam Islam.2.2.2.Syura (musyawarah): QS Asy-Syura (42):38; Ali Imran (3):159Surat Asy-Syura (42):38 menggariskan ajaran utama tentang demokrasi dalam Islam, yaitu bermusyawarah yang didasarkan pada ajaran Allah: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” Kata syura berarti membuat atau menyatakan pendapat yang terbaik dengan membandingkannya dengan pendapat lain. Seruan untuk menyelesaikan persoalan dalam interaksi antar manusia melalui musyawarah juga diperkuat dengan QS Ali Imran (3):159 yang menceritakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk bermusyawarah dengan kaum yang menolak ajarannya, dengan kesungguhan, kesopanan, penghormatan, menerima perbedaan pendapat, dan berusaha menerapkan hasil musyawarah: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”2.2.3.Ta’awun (kerja sama, koperasi): QS Al-Maidah, 5:2 Islam menganjurkan kerjasama dalam interaksi sosial antar individu dan kelompok manusia, sebagaimana digariskan dalam QS Al Maidah (5):2: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” Kata ‘al-taawun’ dalam Surat Al Maidah ayat 2 bisa diartikan sebagai kerjasama

Page 32: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 32 dari 120

antar agama, budaya, etnik, bangsa, ras, dll, bukan hanya antar Muslim saja. Dalam hubungannya dengan al taaruf dan al syura di atas, Islam mengajak umatnya untuk bermusyawarah dengan senang hati dan tulus bersama kelompok lain berasaskan saling menghormati dan memahami. 2.2.4.Mashlahat (menguntungkan masyarakat) : QS Al-‘Ashr, 103:1-3 Al-Mashlahah secara harfiah berarti baik, dan berarti pula sesuatu yang membawa keuntungan baik secara sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, budaya dan sebagainya. Kata al-Mashlahah juga dekat dengan kata al-shalih yang dihubungkan dengan amal, yakni amal shalih. Yakni amal yang sesuai dengan nilai-nilai agama sebagaimana terdapat di dalam al-Qur’an dan Hadits. Prinsip ini digariskan dalam QS Al-Ashr (103):1-3: “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan sesabaran.” Surat ini menyiratkan pentingnya interaksi dan kerjasama antar individu dan kelompok manusia yang membawa keuntungan bagi masyarakat umum.Bisa diartikan secara bebas bahwa demokrasi bertujuan memberikan manfaat bagi semua orang.2.2.5. ‘Adl (adil): An-Nisa, 4:58; QS Al-An’am, 6:152Islam mengajarkan agar dalam berinteraksi sosial, manusia berlaku adil terhadap sesama manusia meski dari kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang.Hal ini ditujukan agar interaksi sosial tersebut membawa manfaat bagi semua pihak dan bagi masyarakat umum, serta mencegah adanya pertikaian atau konflik. Hal ini digariskan dalam QS An-Nisa, (4):58 “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu supaya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menghukum di antara manusia hendaknya kamu menghukum dengan adil.” Dan QS Al-An’am, (6):152: “Dan apabila kamu berkata, hendaklah adil walaupun dia adalah kerabat(mu).” Dalam sebuah demokrasi, keadilan memberikan kesempatan yang sama kepada semua tanpa kecuali dalam musyawarah untuk menyatakan pendapat. Keputusan musyawarah harus mempunyai rasa keadilan, menaungi kepentingan seluruh peserta.2.2.6.Al-taghyir (Perubahan):al-Ra’d, 13:11Islam juga mengakui bahwa proses musyawarah akan membawa potensi perubahan, seperti yang digambarkan dalam QS Al-Ra’d (13): 11 dinyatakan: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.” Ayat

Page 33: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 33 dari 120

ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap peserta musyawarah harus siap menerima perubahan karena perubahan adalah ketetapan dari Allah.Islam mengakui adanya kebutuhan untuk berubah guna menyesuaikan kepada konteks sosial dan periode sejarah yang berbeda.Islam mengakui adanya perbedaan di antara manusia, namun tetap menganjurkan kelompok-kelompok yang berbeda tersebut untuk saling berhubungan, berinteraksi, saling tolong menolong dan menyelesaikan masalah atau perbedaan di antara mereka melalui musyawarah untuk tercapainya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat umum.Inilah prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam Islam.3. Prinsip dan Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Islam3.1. Prinsip Multikulturalisme Dalam Islam

Guru menggariskan bahwa definisi multikulturalisme adalah pengakuan, toleransi dan penghormatan terhadap adanya perbedaan dalam masyarakat; sikap akomodatif terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, didasari prasangka baik untuk mencari persamaan di antara perbedaan-perbedaan tersebut untuk memudahkan hubungan sosial, gotong royong demi mencapai kebaikan bersama. Guru menyampaikan prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam pada awal penyampaian materi yang terkait dengan multikulturalisme yaitu: i. prasangka baik/Huzznuzan (Kelas 10), ii. toleransi (Kelas 11), iii. makna iman kepada Kitab-kitab Allah SWT (Kelas 11), iv. makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT (Kelas 11), v. perkembangan Islam pada masa modern (Kelas 11), vi. prinsip-prinsip dan praktek ekonomi dalam Islam (Kelas 11), vii. strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia (Kelas 12), danviii. perkembangan dan kemunduran Islam di Indonesia (Kelas 12).Guru memulai materi ajar dengan menyampaikan definisi multikulturalisme. Definisi ini mengacu pelajaran lainnya terkait prinsip demokrasi dalam Islam yang mengakui adanya perbedaan di antara manusia berdasarkan ras, suku, agama, kebangsaan dan lain-lain, namun Allah tetap menganjurkan manusia untuk saling mengenal, berhubungan sosial, saling tolong menolong dan bermusyawarah untuk mencapai kebaikan bersama. Guru menyampaikan pada siswa bahwa seperti juga

Page 34: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 34 dari 120

demokrasi, maka ajaran Islam mengandung nilai-nilai multikulturalisme sbb. 3.2. Nilai-nilaiYang Tercakup3.2.1.Kalimatun SawaKalimatun sawa mengandung arti perintah untuk berdialog antara individu atau kelompok-kelompok masyarkat yang berbeda bukan semata-mata untuk percakapan tetapi bertujuan untuk saling belajar dari satu sama lain sehingga masing-masing dapat berubah dan berkembang ke arah yang lebih baik. Pesan kesederajatan kemanusiaan merupakan terjemahan dari konsep kalimatun sawa, sebagaimana ditegaskan dalam QS Ali Imran (3):114: Katakanlah wahai semua penganut agama (dan kebudayaan, bersegeralah menuju dialog dan perjumpaan multikulturral (kalimatun sawa) antara kami dan kamu. Dapat disimpulkan dari ayat tersebut bahwa Islam tidak mengakui adanya dominasi satu ras atas ras lainnya, dan tidak pula dapat melakukan tindakan diskriminasi atas nama apapun, apalagi atas nama agama. Dialog dengan kelompok-kelompok yang berbeda akan membuka perspektif baru bagi setiap kelompok sehingga membentuk wawasan yang mendukung kemajemukan dan keragaman. 3.2.2.al-AmanahSecara harfiah amanah berarti terpercaya atau dapat dipercaya.Kata amanah ini seakar dengan kata amana atau al-iman yang berarti percaya pada Tuhan.Dalam pengertian hukum, amanah adalah sesuatu yang dijaga dan dipelihara, dan diberikan kepada yang berhak menerima. Amanah lebih lanjut berarti sebuah kepercayaan atau amanah yang diberikan kepada seseorang untuk disampaikan kepada orang lain yang berhak menerimanya. Sikap amanah ini erat hubungannya dengan kepercayaan kepada Tuhan.Sikap amanah ini merupakan pilar yang sangat penting dalam melakukan relasi dan interaksi sosial dalam konteks kehidupan yang pluralistik dalam kerangka multikultural. Tanpa ada sikap amanah, maka berbagai janji dan komitmen yang dibangun bersama kelompok lain tidak akan kokoh dan terancam bubar. Sikap amanah atau menepati janji (mutual trust) ini adalah suatu kebutuhan bagi terwujudnya kehidupan yang harmonis.3.2.3.Husn al-Dzann (Prasangka Baik)Secara harfiah, husn al-dzann berarti berprasangka baik. Sedangkan dalam arti yang umum husn al-dzann berarti sikap percaya pada orang lain

Page 35: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 35 dari 120

sebagai orang yang baik dan terpercaya, tanpa ada kecurigaan. Dengan demikian husn all-dzann ini erat hubungannya dengan sikap saling percaya atau amanah sebagaimana telah dijelaskan di atas. Secara normatif sikap husn al-dzann ini dapat dipahami dari QS al-Hujurat, 49:12: “Hai orang-orang beriman, jauhilah banyak prasanga, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian menggunjing sebagian lainnya.” 3.2.4.Al-Takaful dan al-Ta’awunTakaful secara harfiah berarti tanggungan, dan dapat pula berarti ketergantungan sosial. Dalam arti yang umum takaful adalah sikap saling memikul beban, saling menopang, saling memberi dan menerima. Sikap ini didasarkan pada prinsip ajaran Islam sebagai agama yang didasarkan pada prinsip persamaan, persaudaraan, keterbukaan dan solidaritas.Hal ini digarsikan dalam Q.S.al-Maidah, 5:2: “Dan tolong menolonglah kamu dengan rela saling berkorban dan memelihara solidaritas dan ikatan sosial, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat kriminal dan konflik komunal. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat sangsi sosialnya.”Secara historis sikap saling memikul beban ini dapat diperlihatkan oleh penduduk Madinah terhadap kaum pendatang (muhajirin) dari Mekkah pada saat melakukan hijrah. Dengan hati yang tulus, tanpa ingin dipuji, dan dalam keadaan hidup pas-pasan, para penduduk Madinah memberikan bantuan apa saja, mulai dari makanan, minuman, tempat tingga, pekerjaan dan lain sebagainya, sehingga mereka (muhajirin) dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.3.2.5.Al-SalamSecara harfiah, al-Salam seakar dengan kata Islam berarti selamat, sentosa, aman, damai, dan harmoni.Inti al-Salam dengan inti ajaran Islam yaitu nirkekerasan atau anti kekerasan, dan cinta perdamaian.Dengan demikian, Islam adalah agama damai dan harmoni dan setiap yang meyakini Islam disebut Muslim. Muslim yang sejati tidak akan menjadi fanatik, bahkan sebaliknya ia cinta damai, mengedepankan harmoni dan rasa aman bagi semua manusia. Pengertian Islam tersebut sejalan dengan missi kerasulan Nabi Muhammad sebagaimana dinyatakan dalam QS al-Ahzaab, (21):107: yang pada intinya untuk memberi rahmat bagi seluruh alam; membina akhlak mulia, mengajarkan tentang iman, Islam dan ihsan. Iman terkait dengan kelurusan hati untuk selalu jujur, amanah, terpercaya, menyebarkan rasa aman, serta amal shalih.

Page 36: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 36 dari 120

3.2.6.Al-AfwuMakna Al-Afwu secara umum adalah keikhlasan untuk memaafkan sebagaimana digariskan dalam Q.S. Ali Imran, 3:133-134: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang dan pada waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain.” Uraian tentang prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam di atas, membuktikan bahwa ajaran Islam mengakui dan mendukung prinsip multikulturalisme, baik secara normatif maupun historis sebagaimana telah diteladankan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.4. Prinsip dan Nilai-nilai Humanisme Dalam Islam4.1. Prinsip Humanisme Dalam Islam

Sebelum penyampaian materi pengayaan, guru perlu menyampaikan bahwa humanisme dalam Islam adalah memandang kesatuan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah dan memiliki asal-usul yang sama. Oleh karena itu humanisme dalam Islam mengharuskan manusia memiliki simpati dan empati satu sama lain, saling menyayangi, saling menghormati. Humanisme juga erat kaitannya dengan peran manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang bertanggungjawab untuk membentuk hubungan-hubungan sosial dengan manusia lain untuk mencapai kebaikan bersama. Guru menyampaikan prinsip-prinsip humanisme dalam Islam sebelum penyampaian topik tentang:i. Iman kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat Asma’ul Husna (Kelas 10)ii. Pengelolaan Waqaf (Kelas 10)iii. Prinsip-prinsip dan praktek ekonomi dalam Islam (Kelas 11)4.2. Nilai-nilai Yang Tercakup4.2.1.Al-Luthf wa al-Rahmah (Simpati dan Empati)Simpati diartikan sebagai rasa kasih, rasa kesudian, sedangkan kata empati merupakan upaya meletakkan cara pandang dari sudut orang yang sedang mengalami kesusahan, yang diekspresikan dengan kata-kata, gerak

Page 37: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 37 dari 120

tubuh bahkan lebih jauh lagi dengan tindakan dan perbuatan untuk mengatasi penderitaan atau musibah yang menimpa orang lain itu. Contoh sikap empati pada masa Nabi Muhammad adalah sikap kaum Anshar di Madinah terhadap orang-orang Muhajirin yang pindah dari Mekkah ke Madinah yang berada dalam keadaan yang serba kekurangan. Mereka berpindah dari Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan kampung halaman, harta benda, dan lainnya; berbekal pakaian, makanan, dan perlengkapan seadannya, tercekam oleh rasa takut, serta nasib dan masa depan yang belum jelas di masa depan. Namun berkat simpati dan empati yang diberikan pendudukan Madinah, akhirnya berbagai penderitaan dan kekurangan yang dialami kaum Muhajirin itu dapat di atasi. Sikap simpati dan empati pendudukan Madinah atas kaum Muhajirin dan Mekkah ini diabadikan di dalam al-Qur’an surat al-Hasyr (59):9: “Dan orang-orang yang menyiapkan rumah dan beriman sebelum mereka (kedatangan Muhajirin), mereka menyayangi orang-orang yang hijrah kepada mereka, dan di dalam dada mereka tidak ada sesuatu keinginan pun dari apa-aoa yang telah diberikan (harta rampasan) kepada mereka (orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang Muhajirin) di atas (kepentingan) mereka, walaupun mereka dalam kesusahan. Dan barangsiapa yang terpelihara dari diri yang kikir, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan”.4.2.2. Al-Ukuhuwah (Persaudaraan)Pilar yang kedua untuk menumbuhkan sikap humanisme ini adalah perasaan bersaudara, atau persaudaraan, yaitu perasaan bersahabat dan bersaudara walaupun berbeda agama, kebangsaan, budaya, bahasa, warna kulit dan sebagainya. Perasaan persaudaraan ini didasarkan pada persamaan keturunan, yaitu dari nenek moyang yang sama: Adam dan Hawa; mengambil bahan makanan dan minuman dari bumi yang sama; menghirup udara dari langit yang sama; bahan dasar dan proses kejadian yang sama; dan berakhir dengan cara yang sama, berupa kematian. Persaudaraan ini juga erat hubungannya dengan perasaan bermasyarakat yang didasarkan pada realita, bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan daya tahan hidupnya manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Nilai-nilai persaudaraan sebagaimana tersebut di atas mendapat perhatian sangat besar dalam pendidikan Islam. Di dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu” (Q.S. Al-Hujurat, 49:10). Dalam rangka menjaga persaudaraan itu, Islam juga memberikan cara atau etika dalam pergaulan, yaitu jangan mengolok-olok

Page 38: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 38 dari 120

(saling merendahkan) antara satu dan lainnya, jangan memanggil orang dengan nama, panggilan, julukan dan gelar yang buruk, menjauhi sikap buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, serta membangun tali persaudaraan walaupun berbeda jenis kelamin, kebangsaan, kesukuan dan sebagainya. Dalam Haditsnya yang diriwayatkan Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Hibban dari Abi Jary al-Hujaimy, Rasulullah SAW melarang meremehkan kebaikan yang diberikan orang lain, walaupun hanya sedikit; dan hendaknya menebar senyum, jangan menampilkan pakaian yang menggambarkan kesombongan, dan tidak membalas celaan orang lain dengan celaan lainnya, tapi maa’fkanlah dia. 4.2.3.Laisa al-Taklif maa laa Yutaq (Tidak Memberi Beban di Luar Kesanggupan Manusia)Yang terkandung dalam nilai ini adalah larangan bagi manusia untuk memberikan beban kepada manusia di luar batas kesanggupannya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa di samping memiliki keistimewaan, manusia juga memiliki kekurangan, baik pada panca indera, fisik, akal, maupun hati nurani. Keadaan ini mesti menjadi bahan pertimbangan ketika akan memberikan tugas atau beban kepada manusia. Kalau seseorang hanya sanggup mengangkat beban 30 kilo gram, maka janganlah diminta mengangkat beban 40 kg; kalau ia hanya memiliki kesanggupan berpikir setingkat sekolah dasar, maka janganlah ia diminta mengerjakan tugas berfikir setingkat perguruan tinggi. Nilai ini merupakan penerapan pemikiran bahwa Allahpun tidak akan memberikan beban kepada manusia yang lebih dari kesanggupan manusia untuk menanggungnya. Nilai ini disimpulkan dari beberapa surat Al Qur’an: “Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.” (Q.S. Al-An’am (6):152 serta Q.S. Al-A’raf(7):42: “dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kpada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.”Salah satu contoh penerapan nilai ini oleh Rasulullah adalah ketika Nabi Muhammad SAW mencegah Umar bin Khattab yang akan membunuh orang Badui yang berkata bahwa Tuhan berada di sebuah tempat. Nabi berkata: “Hai Umar janganlah kau lakukan itu, karena orang Badui itu baru sampai sebatas itu pemikirannya, dan bukan karena menghina Tuhan atau menyesatkan keyakinan.” 4.2.4.al-Tasamuh (Toleransi)

Page 39: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 39 dari 120

Toleransi berarti kesabaran, kelapangan dada, memperlihatkan sifat sabar.Dalam bahasa Arab, toleransi disebut dengan istilah ikhtimal atau tasamuh yang mengandung arti sikap membiarkan berbeda dan tidak memaksa, berlaku baik, lemah lembut, saling memaafkan.Dengan demikian, toleransi memiliki arti yang sangat erat dengan sifat humanisme sebagaimana tersebut di atas, yakni dimensi kelembutan, kesantunan, keramahan, dan kesabaran dari manusia yang dihasilkan oleh kemampuan mengendalikan hawa nafsu, akal sehat dan hati nurani yang jernih.Sedangkan dalam arti yang umum digunakan, toleransi adalah sikap yang tidak saja mengakui, menghormati dan membiarkan terhadap keberadaan agama, budaya, hak asasi, bahasa, dan lainnya yang dimiliki orang lain, tetapi juga berupaya saling mendekati dan mengambil manfaat dari adanya berbagai keragaman yang terjadi antara satu dan lainnya, sehingga timbul kedekatan dan kesatuan sosial. Toleransi sebagai sebuah konsep ajaran Islam, hadir sebagai bukti adanya pengakuan Islam terhadap hak-hak asasi masing-masing individu manusia, seperti hak persamaan dan kebebasan, hak hidup, hak memperoleh pelindungan, hak memperoleh pendidikan, hak kesempatan untuk mengakses berbagai peluang, hak mendapatkan keadilan, rasa aman dan sebagainya. Selanjutnya dalam konteks kerukunan hidup antara manusia, toleransi adalah sikap tolong menolong, saling menghargai, saling menyayangi, saling mempercayai, tidak saling mencurigai, saling menghargai hak-hak sebagai manusia, anggota masyarakat dalam suatu negara. Dalam konteks kehidupan beragama, toleransi berarti menerjemahkan ajaran Islam di tengah kehidupan dengan sikap penghargaan, kemaslahatan, keselamatan, dan kedamaian masyarakat, mencegah kemudlaratan, kerusakan dan bahkan kebencian.Toleransi kehidupan antar ummat beragama juga pernah diperlihatkan oleh para khalifah Islam di Spanyol (abad ke-7 sd 13 M.) yang membiarkan mayoritas penduduk Spanyol untuk memeluk agama Kristen Katholik; dan Khalifah Dinasti Moghul di India (abad ke 13 sd 18 M.) yang membiarkan mayoritas penduduk untuk memeluk agama Hindu. 4.2.5.Al-Tawasuth (Moderat)Kata Moderat berasal dari bahasa Inggris, yang berarti lunak, sedang, tidak berlebih-lebihan.Dalam bahasa Arab, moderat disamakan dengan kata tawasuth yang berarti mediasi (menyelesaikan sengketa dengan menengahi), intervensi (campur tangan) dengan mengambil posisi di tengah.Secara istilah al-tawasuth berarti sikap pertengahan tidak terlalu berkurang atau berlebihan, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak, tidak

Page 40: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 40 dari 120

hanya memperhatikan diri sendiri, atau orang lain, melainkan bersikap pertengahan antara keduanya. Di antara para ulama ada yang menggunakan surat al-Baqarah (2) ayat 143 sebagai rujukan utama dalam membangun sikap moderat. Ayat tersebut selengkapnya berbunyi: “Dan demikian (pula) telah menjadi kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan.”4.2.6.Al-Tawazun (Seimbang dan Emansipatoris) Al-tawazun berasal dari bahasa Arab yang artinya seimbang, yakni keseimbangan dalam memperlakukan diri sendiri serta orang lain. Seimbang dalam melakukan berbagai kebijakan dan keputusan terhadap seluruh masyarakat yang memiliki latar belakang perbedaan agama, status sosial, budaya da lain sebagainya. Sikap ini erat hubungannya dengan sikap emansipatoris, dan sikap emansipatoris erat kaitannya dengan paham humanisme, karena dalam emansipatoris itu terkandung perlakuan yang memanusiakan manusia, serta tidak adanya dominasi antara yang satu atas yang lain. Dengan demikian, di dalam humanisme terdapat perlakuan yang adil, sikap yang santun, dan hubungan yang harmonis antara satu dan lainnya. Ayat al-Qur’an yang sering digunakan untuk mendukung gagasan ini, antara lain ayat yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah merarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.” (Q.S. al-Baqarah, 2:30).4.2.7.Persamaan Humanisme mengharuskan digunakannya kaidah persamaan yang memandang semua manusia sejajar kedudukannya di muka Allah.Dalam hubungan sosial, nilai persamaan termasuk persamaan di hadapan hukum, dalam status sosial. Contoh penerapan nilai ini pada masa Rasulullah adalah sebagaimana yang diperlihatkan oleh Nabi yang menolak permohanan Abbas dan Abu Dzar yang memohon suatu jabatan, dan Nabi memberikan jabatan tersebut kepada orang lain yang bukan dari kalangan bangsawan. Selain itu juga, dalam Islam aturan untuk zakat, diat serta denda bagi semua orang yang kena wajib bayar, tanpa membedakan status sosial dan warna kulitnya.4.2.8.Al Hurriyah (Kemerdekaan)Humanisme akan terlaksana dengan baik apabila didasarkan pada asas kemerdekaan; yaitu kemerdekaan dalam beragama, berumah tangga,

Page 41: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 41 dari 120

melindungi diri, berfikir dan berbicara, hak memperoleh pekerjaan dan kebebasan memilki hasil kerjanya, dan kemerdekaan berpolitik.-------

Page 42: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 42 dari 120

BAB IVPENGAYAAN MUATAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM1. Pengantar

Materi pengayaan yang dimaksud bukanlah menambah materi yang sudah diberikan dalam muatan standar kurikulum nasional, tetapi merupakan pengayaan terhadap isi pokok bahasan yang sudah. Isi materi pengayaan ini adalah 6-6-8, maksudnya ada 6 butir untuk nilai-nilai demokrasi, 6 butir untuk nilai-nilai multicultural, dan 8 butir untuk nilai-nilai HAM, ditempatkan pada pokok bahasan yang sesuai dari silabus maga pelajaran di setiap semester.. Uraian lebih detail dari setiap materi pengayaan tersebut akan disajikan berikut. Karena buku ini merupakan buku panduang, maka pada masing-materi akan diuraikan tujuan, makna dan sumber rujukannya dalam al Qur’an dan Hadits, isi materi pengayaan, dan strategi pembelajaran dalam menyampaikan bahan pengayaan. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa pengayaan muatan kurikulum pendidikan agama Islam dengan nilai-nilai demokrasi, keberagaman budaya, dan humanisme (HAM) dilakukan dengan memberikan penambahan muatan materi kerikulum di setiap kelas untuk memperkaya isi kurikulum yang sudah dalam dalam rangka menangkal menyebarnya faham radikalisme melalui pendidikan agama Islam di sekolah. Untuk memudahkan para guru mengimplementasikannya, maka muatan pengayaan itu disajikan per kompetensi inti dan kompetensi dasar pada setiap kurikulum kelas.

2. Pengayaan Kurikulum Untuk Kelas 102.1. Tujuan

Tujuan materi pengayaan untuk Kelas 10 yaitu untuk melatih siswa memahami kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai berikut:i. Menganalisis QS Al Anfal (8):72; QS Al Hujurat (49):12; & QA Al Hujurat (49):10: serta hadits tentang kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan; ii. Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan dan menerapkannya dalam Kehidupan;

Page 43: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 43 dari 120

iii. Memahami makna Asmaul Husna yang terkait dengan Demokrasi, Multikulturalisme dan Humanisme : Al Rahman, Ar-rahim dan Assalamu; iv. Memahami pengelolaan wakaf sebagai implementasi humanisme dalam Islam;v. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah; dan vi. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.2.2. Materi Pengayaan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi PengayaanKI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

3.1 Menganalisis QS Al Anfal (8):72; QS Al Hujurat (49):12; & QA Al Hujurat (49):10: serta hadits tentang kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan.

3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan dan menerapkannya dalam Kehidupan.

Penjelasan tentang husnuz zan terkait dengan hormat menghormati, pikiran positif, mengacu pada Surat al-Hujurat, 49:11.

3.5 Memahami makna Asmaul Husna yang terkait dengan Demokrasi, Multikuturalisme dan Humanisme: Ar-rahman, ar-rahim dan Assalamu.

Penjelasan keimanan dalam Islam, hubungan antara keimanan dan sifat-sifat keteraturan dan kredibilitas;

Penafsiran progresif terhadap keimanan dalam memajukan masyarakat yang egaliter, demokratis, adil, bebas, dan sosial

3.9 Memahami pengelolaan wakaf4.7.1 Menyajikan dalil tentang

ketentuan wakaf

Fungsisosial waqaf dan sedekah

Pentingnya kesadaran sosial dalam memberantas kemiskinan, mempertahankan solidaritas sosial dan kesetaraan dalam masyarakat.

3.10.1 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah

4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah

Mengikuti contoh Nabi dalam menerapkan pendekatan yang lembut dan persuasif, tanpa paksaan atau kekerasan dalam dakwah di Mekah dan kebijakan multikulturalisme di

Page 44: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 44 dari 120

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi PengayaanMadinah.

3.10.2 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah

4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah

Gambaran detail tentang bagaimana sang nabi menjaga perdamaian dan kerukunan dalam masyarakat plural di Madinah dan bagaimana ini terkait dengan konteks masa kini dalam memajukan demokrasi, multikulturalisme, menjembatani perbedaan dan memajukan toleransi

Penjelasan dan gambaran teks Piagam Madinah yang mengutamakan persatuan, persaudaraan, kesetaraan di seluruh lapisan masyarakat, dan relevansi Piagam Madinah dengan konteks masa kini di Indonesia

Pengaruh revolusioner dari strategi Nabi Muhammad dalam mengembangkan toleransi beragama di Madinah melalu Piagam Madinah dalam sejarah dunia.

2.3. Prasangka baik (Huznuzzan) dan persaudaraan (ukhuwah)2.3.1.Cara Menyampaikan

Guru memulai penyampaian materi ini dengan mengaitkan bahwa berprasangka baik dan menjaga persaudaraan ini adalah salah satu wujud penerapan prinsip demokrasi dan multikulturalisme (lihat bagian sebelumnya). 2.3.2.Menjelaskan nilai-nilai dasarnya

Hubungan sosial antara kelompok manusia yang saling berbeda meski berbeda iman, juga memperkuat rasa persaudaraan (ukhuwah) dan perdamaian seperti digariskan oleh QS Al Hujurat (49):10: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah

Page 45: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 45 dari 120

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Kata ‘al taaruf’ dalam surat Al Hujurat 49:13 dalam Al Qur’an berarti pemahaman bersama. Jika ditafsirkan secara bebas, bisa berarti saling menerima dan menghormati, berprasangka baik satu sama lain, mengakui perbedaan pandangan, praktek, dan budaya. Dalam konteks Indonesia, arti kata ini sangat tepat dengan karakter Indonesia yang multikultural yang menuntut masyarakatnya mengakui dan menghormati perbedaan untuk bisa hidup berdampingan. Dalam surat An Nahl:125Al Qur’an juga mengajak Muhammad untuk berceramah dengan lembut dan mengadakan dialog. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam menentang orang-orang, termasuk orang Muslim, yang memaksakan pendapat terhadap orang lain. Lagipula, Islam memilih jalan non konfrontasi dan bujukan lembut dalam mempengaruhi masyarakat untuk masuk Islam, bukan dengan kekerasan atau penindasan. Terorisme dan kekerasan terhadap sesama, baik itu Muslim atau non Muslim, atau pemaksaan pendapat atau sudut pandang adalah pertentangan dengan nilai-nilai Islam di atas.

Dalam pelaksanaan demokrasi ini, prinsip prasangka baik (huzznuzan) menjadi sangat penting. Prasangka baik terhadap sesama, terutama dalam interaksi sosial penting untuk mencegah kita berburuk sangka terhadap orang lain dan mendorong kita untuk terbuka terhadap perbedaan. Perilaku atau pikiran positif akan membuka kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang sangat jauh berbeda dari kita.Prinsip ini digariskan dalam QS Al Hujurat (49) 11-12:

Minta siswa-siswa menyebutkan contoh-contoh kerjasama antara kelompok-kelompok yang berbeda ras, suku, agama, kebangsaan dan lain-lain. Mulai dari lingkungan terkecil di sekitar mereka seperti organisasi kesiswaan (OSIS), kelompok belajar, Badan Permusyawaratan Desa, contoh-contoh di tingkat nasional seperti organisasi kelompok tani, asosiasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Insinyur Indonesia sampai contoh-contoh tingkat nasional dan internasional seperti PBB, ASEAN.

Page 46: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 46 dari 120

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.Perilaku positif memiliki dimensi sosial yang kuat.Ini adalah suatu kondisi pikiran yang penting untuk mengembangkan perdamaian, toleransi, harmoni, dalam suatu masyarakat. Ini akan mencegah kita dari berburuk sangka terhadap orang lain dan mendorong kita menjadi terbuka terhadap perbedaan. Perilaku atau pikiran positif akan membuka kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang sangat jauh berbeda dari kita.

2.3.3.Guru dapat melanjutkan pengajaran dengan menceritakan kisah Salahudin dan Raja Richard di bawah ini.Salahudin dan Raja Richard

Salahuddin Ayyubi, lebih dikenal sebagai Saladin, adalah pejuang Muslim di abad 12 yang memimpin Kerajaan Ayyubid yang meliputi Mesir dan Suriah sekarang. Dia dikenal dengan usahanya mengusir pejuang Perang Salib dan menaklukkan Yerusalem kembali. Ia menjadi salah satu tokoh Muslim yang paling disegani di abad pertengahan karena kemurahan hatinya terhadap umat Kristiani setelah kebrutalan yang diderita Umat Muslim selama perang Salib. Ketika umat Kristiani berhasil menguasai Yerusalem pada awal perang Salib, mereka membantai umat Muslim beramai-ramai. Namun, ketika Salahudin mengambil alih Yerusalem, ia tidak hanya melindungi umat Kristiani, tapi juga memperlakukan mereka dengan hormat, mengizinkan mereka yang ingin meninggalkan kota dan mereka yang tetap ingin tinggal dengan damai.

Lebih jauh, sikap ksatrianya terhadap Raja Richard I dan sikap saling

Page 47: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 47 dari 120

Cerita di atas menunjukkan bahwa Salahudin berpikir positif bahkan terhadap musuhnya sekalipun.Bukan identitas kelompok yang membentuk sifat kemanusiaan seorang, dalam hal ini Salahudin atau Raja Richard yang notabene bermusuhan dan memiliki sifat-sifat negatif dalam sudut pandang masing-masing.Cerita ini mengajarkan kita bahwa identitas kelompok ataupun penampilan seseorang tidak bisa diartikan sebagai sifat asli orang tersebut.Di Indonesia, di mana ada keberagaman budaya dan agama, perilaku positif diperlukan untuk menjamin dialog antar-agama dan antar-budaya. Hal ini adalah kunci menuju pembentukan masyarakat multikultur. Tanpa perilaku positif, perbedaan agama akan memicu ketegangan dan kekerasan. Kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terhadap suatu agama tertentu dipicu oleh kesalahpahaman dan kecurigaan. Hal ini dapat dicegah seandainya ada dialog antar-agama untuk menciptakan pemahaman dan menemukan kesamaan antar pemeluk agama berbeda. Contoh di bawah menyoroti pentingnya proses ini.

Pendapat kita tentang orang lain seringkali terbentuk oleh informasi atau pengetahuan kita tentang orang tersebut. Kita sering merasa nyaman dengan sedikitnya informasi yang kita miliki tentang orang lain yang belum teruji. Kita mungkin memperoleh informasi ini dari sumber yang dekat dengan kita atau yang memiliki hubungan dengan kita, misalnya keluarga, tetangga, teman sekelas, dan teman

Salahudin dan Raja Richard

Salahuddin Ayyubi, lebih dikenal sebagai Saladin, adalah pejuang Muslim di abad 12 yang memimpin Kerajaan Ayyubid yang meliputi Mesir dan Suriah sekarang. Dia dikenal dengan usahanya mengusir pejuang Perang Salib dan menaklukkan Yerusalem kembali. Ia menjadi salah satu tokoh Muslim yang paling disegani di abad pertengahan karena kemurahan hatinya terhadap umat Kristiani setelah kebrutalan yang diderita Umat Muslim selama perang Salib. Ketika umat Kristiani berhasil menguasai Yerusalem pada awal perang Salib, mereka membantai umat Muslim beramai-ramai. Namun, ketika Salahudin mengambil alih Yerusalem, ia tidak hanya melindungi umat Kristiani, tapi juga memperlakukan mereka dengan hormat, mengizinkan mereka yang ingin meninggalkan kota dan mereka yang tetap ingin tinggal dengan damai.

Lebih jauh, sikap ksatrianya terhadap Raja Richard I dan sikap saling

Kerukunan antar agama di Manado dan Medan

Di Sulawesi Utara, yang mayoritas adalah umat Kristiani, kaum Muslim dan Kristiani saling menolong dan berkunjung satu sama lain pada saat perayaan hari besar agama. Bagi mereka, ini adalah hal yang wajar karena mereka adalah kelurga dan sanak saudara. Semboyan mereka yaitu “Torang Samua Basudara” (atau kita semua adalah bersaudara). Di Medan yang multikultural, umat Muslim hidup bertetangga dengan umat Kristen, Budha, dan Katolik. Identitas agama kurang penting dibandingkan identitas etnik. Suku Tapanuli, suku terbesar di Medan, menganut Islam dan Kristen. Adalah suatu hal yang wajar bagi orang Tapanuli memiliki keluarga dengan keyakinan berbeda. Yang paling penting bagi mereka adalah marga. Hal ini meminimalisir ketegangan antara umat Muslim dan Kristiani, selama mereka masih dalam satu marga.

Kebijaksanaan lokal semacam itu menumbuhkan perilaku positif antar umat beragama, meminimalisir ketegangan dan konflik serta

Page 48: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 48 dari 120

sekelompok.Namun, kita harus ingat bahwa sebagai makhluk sosial, manusia dirancang untuk berhubungan dengan manusia yang memiliki sifat berbeda.Lihat pelajaran terdahulu tentang Peran Manusia sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi.Kita harus memperkaya diri sendiri dengan beragam informasi sebelum menetapkan pandangan tertentu terhadap seseorang atau satu kelompok dan kemudian bertindak atasnya.Al Qur’an mengajarkan kita pentingnya mencari informasi lain dan menguji kebenarannya dalam Surat Al Hujurat:6: “Hai orang orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Surat Al Hujurat: 6).Melalui ayat ini, Allah meminta kita untuk selalu mengecek informasi yang kita dapatkan sebelum membuat keputusan yang salah berdasarkan informasi yang terbatas atau menyesatkan.2.3.4.Latihan (pilih 2 dari latihan-latihan berikut)

Kemudian guru dapat memilih satu dari dua latihan sbb.: Tiup 12 balon sebelum pelajaran dimulai. Gantungkan balon tersebut di papan tulis. Tulis 3 nama kelompok di papan. Pilihlah nama kelompok yang sudah dikenal siswa, termasuk kelompok etnis mereka sendiri, misalnya: Sunda, Batak, Padang, Ambon, Bugis, Cina, Arab, dst. Perlu hati-hati jangan sampai pengelompokan ini menyinggung siswa di kelas, dan jangan sampai hal ini dijadikan bahan ejekan oleh para siswa. Mintalah siswa untuk memikirkan yang baik dan buruk yang merupakan karakter dari 3 kelompok yang tertulis, pastikan sifat baik dan buruk yang tertulis sama jumlahnya, misalnya: ‘orang Batak kasar, orang Sunda malas, orang Ambon suaranya bagus.” Juga sebutkan hal yang menarik dari mereka, misalnya orang Papua makan sagu sebagai bahan makanan pokok atau orang Bali sebagian besar beragama Hindu. Diskusikan di kelas apakah sifat-sifat atau karakter ini memang benar atau hanya persangkaan. Mintalah seorang siswa untuk memecah balon berisi prasangka atau tebakan yang salah tentang kelompok yang tertulis.

Page 49: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 49 dari 120

Singkirkan kursi dan meja dari tengah kelas atau carilah ruang kosong untuk permainan ini. Mintalah siswa menempel selotip secara menyilang dan vertikal, membentuk tanda silang dengan 4 kotak di sisi vertikal dan horizontal. Di bagian horizontal, taruh karton bertuliskan “Benar” dan yang lain “Salah”. Di sisi vertikal, taruh karton lain bertuliskan ‘Positif’ dan ‘Negatif’. Diagramnya harus berbentuk seperti ini: Positif Negatif

Kenali 3 kelompok etnik dengan cara yang sama di latihan no 1, minta siswa menulis sifat-sifat dari 3 kelompok etnis terpilih dan tempelkan di kotak yang sesuai. Lakukan untuk setiap kelompok, diskusikan untuk menentukan apakah sifat itu benar atau salah. Untuk pekerjaan rumah, mintalah siswa mewawancarai siswa lain yang karakternya berbeda dengan dirinya: misalnya lawan jenis, etnis lain, agama lain, tempat tinggal lain, dst. Minta mereka mewawancarai temannya tentang isu atau minat mereka dan cari tahu apakah teman tersebut punya minat yang sama dengan si pewawancara. Minta setiap siswa melaporkan hasilnya berdasarkan kesan mereka terhadap narasumber dan apakah stereotip atau prasangka mereka terbukti atau tidak.

Lihat aksi para pelawak dalam acara komedi stand-up Indonesia lewat You Tube seperti Ernest Prakasa, Boris Manulang, Pangeran Siahaan, yang menggunakan stereotip rasial dan etnis dalam lawakan mereka. Diskusikan acara ini dalam hal pengaruhnya terhadap rasa penghormatan dan pengertian antar kelompok etnik di Indonesia.2.4. Iman Kepada Allah Melalui Pemahaman Sifat-sifat Asmaul Husna

Benar

Salah

Page 50: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 50 dari 120

2.4.1.Cara MenyampaikanGuru dapat membimbing siswa dalam memahami sifat-sifat Asmaul Husna yang paling relevan dengan demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan. Kurikulum inti ini akan membahas tujuh dari 99 sifat Allah. Namun, untuk memperkaya perspektif siswa tentang sifat-sifat Allah terkait demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan, guru dapat memfokuskan pada tiga sifat saja, yaitu: ar-rahman, ar-rohim and assalamu (pengasih, penyayang, dan damai). Arti ar-rahman adalah sifat Allah yang menyayangi tanpa batas serta memberikan karunia (fisik dan non fisik) kepada semua makhluknya tanpa kecuali. Guru dapat memberi beberapa contoh bukti karunia Tuhan dalam bentuk fisik, misalnya makanan, kesehatan, panen melimpah, dan pemandangan indah. Sedangkan contoh untuk karunia non fisik, misalnya kebahagiaan, kemampuan untuk merasakan, dan memiliki hubungan sosial. Ar rahim sering diartikan untuk memperkuat ar rahman, yaitu cinta kasih dan rahmat dari Allah kepada mereka yang menaati perintahnya dan menyembahnya tanpa syarat. Sifat ini berkaitan dengan tingkat keimanan yang lebih transedental dan abstrak dan hanya dialami oleh hamba yang paling taat. Muslim yang berhasil mencapai keseimbangan antara kesalehan individu dan sosial akan dapat memahami dan merasakan ar rahim dalam jiwa mereka.

2.4.2.Penerapannya dalam kehidupan sehari-hariUntuk mempraktikkan sifat ar rahman dan ar rahim dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara berkasih sayang terhadap sesama, menularkan kebaikan dalam hubungan sosial, dan kerelaan untuk berbagi dengan yang membutuhkan. Ketika kita menerapkannya dalam hidup keseharian, kita akan terhindar dari berbuat kerusakan di muka bumi atau menyakiti orang lain. Seperti halnya Tuhan, kita akan memperlakukan sesama manusia dengan baik tanpa memandang agama, etnik, ras, bangsa, status ekonomi. Inilah langkah awal menuju apresiasi terhadap pluralisme dan multikulturalisme.Sifat assalamu (damai) berarti bahwa Allah adalah sumber kedamaian dan merupakan ajakan bagi manusia untuk berdamai seperti yang

Page 51: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 51 dari 120

disabdakan Nabi Muhammad untuk berbagi dan menyebarkan perdamaian kepada seluruh manusia.Islam sendiri berarti ‘damai’, sehingga tidak ada keraguan bahwa Islam adalah agama yang selalu mengutamakan aspek-aspek perdamaian dalam ajarannya.Perdamaian sangat erat kaitannya dengan konsep keimanan karena dalam Islam, keimanan menyangkut keadaan berserah diri sepenuhnya di jalan Allah.“Dan siapa yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?” (Surat An Nisa:125)

Hal ini bisa diartikan bahwa perdamaian dan keimanan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam Islam dan dalam jiwa setiap Muslim yang bertakwa. Satu cara untuk dapat menerapkan sifat-sifat Allah di atas yaitu dengan berempati terhadap sesama. Contohnya, mengajari anak-anak untuk menghargai makanan mereka, menghargai dan berempati dengan usaha petani dalam menanam beras dan sayuran serta kesulitan yang harus dihadapi untuk menghasilkan ‘nasi’yang mereka makan. Hal ini akan membantu memperkuat rasa penghargaan mereka terhadap nasi. Kita juga bisa mengajak mereka berempati kepada hewan dan mengetahui akibat perlakuan buruk pada hewan terhadap keberlangsungan ekosistem.Dalam konteks sosial yang lebih luas, kita bisa berempati terhadap kelompok agama, etnik, ras, bangsa, dan ekonomi lain. Dengan begini, kita akan menghargai persamaan yang ada yang membuat kita semua manusiawi. Pemahaman ini adalah titik tolak yang penting untuk berdamai dengan seluruh kelompok dan menghindari konflik.

2.5. Peran Manusia sebagai Khalifah (wakil) Allah di Muka Bumi2.5.1.Cara Menyampaikan

Guru kemudian mengaitkan topik Iman kepada Allah dengan materi pengayaan tentang peran dan tanggung jawab manusia sebagai Khalifah (wakil) Allah di muka bumi. Pertama-tama dijelaskan maknanya, kemudian bagaimana kongekstualisasi dalam kehidupan sehari-hari, dan kemudian diberikan latihan.

Page 52: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 52 dari 120

2.5.2.Penjelasan tentang maknanya. Sebagai Khalifah Allah di muka bumi, manusia berkewajiban (1) mengembangkan, mengatur, dan memelihara sumber daya alam untuk kesejahteraan umat manusia (sektor sosial ekonomi); serta (2) Mengatur manusia melalui pemerintahan untuk mewujudkan perdamaian dan keteraturan (sektor politik sosial) Terkait dengan dengan pentingnya ibadah kepada Allah, guru harus menjelaskan definisi beribadah yang tidak hanya sebatas ibadah ritual seperti shalat, puasa, dan pelaksanaan haji. Keimanan kepada Allah juga mencakup kegiatan sosial yang bermanfaat bagi sesama.Karenanya Islam menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara kesalehan agama dan kesalehan sosial. Islam menyeru kaumnya untuk terlibat dalam kegiatan sosial sebagai bentuk keimanan kepada Allah yang paling utama dan melaknat mereka yang hanya beribadah secara individu kepada Allah.Kegiatan-kegiatan sosial ini adalah bentuk penerapan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk menegakkan aturan dan ajaran Tuhan, menjamin hubungan sosial, dan memelihara sumber daya alam bagi kemaslahatan umat manusia.Imam Bukhari mengutip Hadits Nabi tentang pentingnya ketaatan sosial: “Allah memberi pahala bagi mereka yang beribadah Shalat Jumat 27 kali lebih banyak daripada shalat sendirian.” Hadits ini menunjukkan bahwa Islam mementingkan kegiatan sosial untuk menjaga hubungan sosial dan persaudaraan di antara kaum Muslim dan masyarakat.

2.5.3.Konsteksualisasi dalam kehidupan sehari-hari: Dalam mengemban tanggung jawabnya, manusia tidak boleh menyalahgunakan keunggulan dan kekuasaan yang diberikan Allah yang berakibat kerusakan di muka bumi dan terhadap sesama manusia. Manusia harus menggunakan anugrah ini sesuai petunjuk Allah atas moralitas dan kewajiban sosial, contohnya, manusia tidak boleh tamak dalam menggunakan sumber daya alam tanpa usaha untuk memelihara dan menumbuhkan demi kepentingan generasi selanjutnya. Hal ini memerlukan tata kelola sumber daya alam dan lingkungan. Lebih jauh, manusia harus memastikan bahwa sumber daya alam didistribusikan secara merata kepada seluruh umat manusia untuk mewujudkan perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan bagi semua.Sejarah telah mengajarkan kita bahwa konflik-konflik antar masyarakat atau negara seringkali disebabkan perebutan sumber daya alam dan lahan.Manusia harus menciptakan pemerintah yang membuat hukum untuk menjamin distribusi sumber daya alam yang

Page 53: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 53 dari 120

adil melalui bantuan perdagangan dan sosial, termasuk bagi si miskin dan si lemah. Dalam konteks saat ini, kita melihat banyak pelanggaran, kekerasan, dan perlakuan kasar terhadap sesama yang dilakukan oleh Muslim yang taat.

2.5.4.Latihan yang diberikan: Pilih serangkaian perilaku manusia dan mintalah siswa untuk menilai perilaku-perilaku ini, apakah mereka mencerminkan sifat Allah yang penyayang, murah, atau damai. Sisipkan beberapa perilaku negative yang tidak sesuai dengan sifat Allah.Fasilitasi diskusi di kelas untuk menilai perilaku ini dan mendiskusikan mengapa siswa merasa sifat ini sesuai atau tidak dengan sifat Allah. Beberapa contoh perilaku untuk didiskusikan: (1) mengajar baca tulis dan berhitung pada anak jalanan (2) menyelenggarakan kegiatan berkemah bagi remaja dari agama dan etnik yang berbeda (3) berceramah dan menghina kelompok agama, etnis lain serta wanita (4) membantu keluarga non-Muslim yang rumahnya kebakaran dengan memberikan naungan sementara (5) mencegah umat Kristiani setempat untuk membangun gereja.

2.6. Pengelolaan Waqaf2.6.1.Penjelasan tentang maknanya:

Guru menekankan bahwa konsep zakat dan waqaf sesusai dengan prinsip multikulturalisme dan humanisme yaitu al-Takaful dan al-Ta’awun (lihat Bab 3.2).Dalam Islam, berbagi harta dan kekayaan dengan golongan kurang mampu melalui zakat dan waqaf adalah salah satu wujud beribadah kepada Allah. Zakat dapat diartikan sebagai ‘tumbuh dan berkembang’ yang berarti memperbanyak harta dengan membagikannya pada orang lain. Oleh karenanya, umat Muslim percaya bahwa membagi hartanya dengan kaum miskin dan lemah sebenarnya berpotensi untuk menambah kekayaan mereka.Islam tidak membatasi zakat dan waqaf hanya untuk Muslim. Faktanya, sehubungan dengan ajaran Islam tentang peran dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, Islam menyuruh

Page 54: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 54 dari 120

manusia membantu yang miskin, tanpa memandang latar belakang agama, ras, kelompok etnis atau kelompok ocial lainnya.2.6.2.Latihan yang diberikan:

Anjurkan siswa untuk menjadi sukarelawan anggota badan zakat (amil) di tempat mereka dan menuliskan pengalaman mereka. 2.7. Metode Dakwah Rasul di Mekah

2.7.1.Cara Menyampaikan Dalam pembahasan materi ini, guru perlu menyampaikan bahwa banyak contoh-contoh metoda dakwah Rasulullah yang mencerminkan penerapan prinsip-prinsip demokrasi (lihat Bab 3 butir 2).Kota Mekah adalah tempat pertama di mana Muhammad memulai penyebaran agama Islam setelah menerima takdirnya sebagai Rasulullah SAW. Visi beliau adalah meningkatkan kehidupan masyarakat dalam mencapai perdamaian, keteraturan, dan kesejahteraan.Untuk mencapainya, Nabi memfokuskan dakwah agama pada aspek akidah dan akhlak. Beliau yakin bahwa perubahan dalam keimanan akan berdampak pada peningkatan karakter dan amal baik. Mekah pada zaman ini dipimpin oleh klan feodal, yang terkuat yaitu kaum Quraisy. Klan-klan tersebut saling bermusuhan dan terjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, antara budak dan tuannya, yang menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebar.Selain itu, pemilik budak menindas budaknya dan sering memperlakukan mereka secara tidak manusiawi dan menyiksa mereka.Nabi berniat mengubah perilaku negatif ini dengan menanamkan kepercayaan bahwa semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang sama, Allah, dan bahwa mereka seharusnya hanya menyembah Allah. Penduduk Mekah pada waktu itu beragama politeisme, memuja berhala dan Muhammad berusaha meyakinkan mereka untuk berubah keyakinan dan menyembah Allah, Tuhan yang Maha Esa. Semua manusia sama di depan Tuhan dan tiada seorangpun yang lebih mulia daripada orang lain. Prinsip egaliter ini membentuk fondasi bagi demokrasi dan keadilan bagi semua. Prinsip egaliter dan pandangan akan masyarakat yang damai, toleran, dan adil, menarik banyak pengikut, terutama dari kalangan budak dan miskin yang memandang Islam sebagai agama penyelamat. Berkat bujukan Nabi

Page 55: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 55 dari 120

dan ceramah halusnya, semakin banyak pengikut dari golongan kaya menganut Islam dan meninggalkan berhala.Kemajuan Nabi dalam penyebaran Islam dipandang sebagai ancaman oleh pemimpin Quraisy dan klan lain di Mekah. Mereka menyerang secara fisik dan non fisik terhadap Muhammad dan pengikutnya untuk menghentikan penyebaran Islam.Contohnya, dalam satu ceramah, kaum Quraisy melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu, membuat giginya tanggal dan terluka.Pengikutnya, yaitu para budak, disiksa dengan kejam. Sementara itu, pendatang dari sekitar kota Mekah berduyun-duyun tiba

untuk mendengarkan ceramah Nabi Muhammad SAW tentang Islam. Sekelompok pendatang ini datang dari Yatrib, yang kemudian mengembangkan komunitas Islam di sana. Karena gangguan dan ancaman terhadap Muslim terus menerus terjadi di Mekah, Muhammad menyuruh pengikutnya pindah ke Yatrib. Mengikuti petunjuk Allah, sang Nabi dan sahabatnya pindah ke Yatrib membentuk kota Muslim yang baru. Yatrib kemudian berubah nama menjadi Madinah. Nabi hijrah tahun 622 dan tahun ini dijadikan kalender Islam yang pertama.2.7.2.Latihan yang diberikan:

Mintalah siswa memerankan situasi di mana mereka tergabung dalam organisasi siswa dari dua sekolah yang bersaing dalam sepakbola dan akhirnya berujung dengan tawuran. Masing-masing organisasi dibebani strategi untuk mencegah tawuran kedua terjadi dan

Bilal al Rabah

Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi Muhammad yang paling terpercaya dan setia. Terlahir sebagai budak keturunan Ethiopia, Bilal termasuk salah satu orang yang pertama masuk Islam di Mekah. Ia tertarik kepada prinsip egaliter dalam Islam yang diserukan Nabi selama di Mekah dan IA meninggalkan berhala. Karenanya, ia disiksa oleh tuannya. Atas permintaan Muhammad, Abu Bakar (salah satu sahabat nabi) membebaskan Bilal, satu dari budak pertama yang dibebaskan Muhamad dan para sahabat. Ia mengikuti Nabi hijrah ke Madinah dan segera menduduki posisi terhormat dalam Islam. Selanjutnya, ia menemani nabi dalam seluruh penaklukan militer, termasuk Perang Badr dan Uhud.

Bilal terkenal dengan suaranya yang merdu dan inilah alasan Nabi memilihnya sebagai muazin yang pertama (penyeru adzan). Posisinya yang terhormat pada masa kelahiran agama Islam sering dianggap sebagai bukti pentingnya pluralisme dan kesetaraan ras dalam fondasi Islam.

Page 56: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 56 dari 120

mengusahakan rekonsiliasi. Mereka diminta menerapkan strategi Nabi Muhammad, yaitu bujukan lemah lembut melalui dialog, tindakan non kekerasan, dan non intimidasi untuk meyakinkan setiap pihak agar berdamai. Setiap kelompok dapat menuliskan strategi dan melaporkannya di depan kelas. Guru dapat menawarkan pilihan kepada masing-masing kelompok untuk melaksanakan strateginya sebagai tugas semester atau tugas tahunan yang terakhir.2.8. Metoda Dakwah Rasul di Madinah

2.8.1.Cara Menyampaikan Sama dengan topik sebelumnya, guru juga dapat mengacu pada nilai-nilai demokrasi dalam Islam sebagaimana dipaparkan sebelumnya dan dicontohkan Nabi Muhammad dalam dakwahnya di Madinah. Nabi Muhammad pertama kali berjumpa dengan orang Madinah (sebelumnya disebut Yatrib) ketika Beliau masih di Mekah.Berbeda dengan perlakuan yang didapat nabi dan para pengikutnya di Mekah, di Madinah rakyat sangat ramah menyambut Beliau dan menerima ajarannya dengan senang hati. Pada saat itu, Madinah sudah berkembang menjadi kota multikultural, dengan penduduk dari berbagai ras dan agama. Sebagian besar penduduk adalah Arab penyembah berhala dan Yahudi yang telah memiliki kepercayaan yang kuat. Ada desakan yang kuat di antara komunitas Arab di Madinah pada saat itu untuk mencari keyakinan dan pemimpin alternatif yang akan memperkuat posisi mereka terhadap Yahudi dan agamanya serta struktur pemerintahan yang akan mengakomodasi dan mengatur lingkungan multikultur di Madinah. Perjanjian Aqaba berisi janji oleh orang Madinah untuk memeluk Islam dan menerima Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabat untuk datang dan menetap di Madinah sebagai imbalan atas naungan di bawah Islam.Rakyat Madinah juga berjanji melindungi Nabi dari serangan kaum kafir Quraisy Mekah, dibuktikan dengan keikutsertaan mereka dalam perang melawan suku Quraisy.Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad membentuk pemerintahan pertama di Madinah berdasarkan prinsip demokrasi, multikulturalisme, dan kemanusiaan.Hal ini dicatat dalam Konstitusi Madinah.Dalam konteks masa kini, Konstitusi Madinah berisi pelajaran sebagai berikut:

Page 57: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 57 dari 120

Bahwa ini adalah konstitusi yang mengakui kemajemukan, sebagai konsep dan realitas sosial. Penduduk Madinah terdiri dari suku Arab, Yahudi, dan imigran lain, semuanya memiliki agama dan kebiasaan sosial yang berbeda. Konstitusi Madinah adalah bukti bahwa perbedaan agama, ras, kelompok etnis bukan halangan untuk bekerjasama dalam hal sosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Konstitusi Madinah memaparkan prinsip-prinsip demokrasi berdasarkan konsultasi dan representasi, dan juga perlindungan terhadap HAM, termasuk hak-hak kaum minoritas. Hal ini berarti bahwa setiap warga negara menerima perlakuan yang sama dan akses terhadap sumber daya alam. Prinsip-prinsip ini tidak hanya ditulis di atas kertas, tapi juga diterapkan dalam kehidupan. Madinah mencontohkan kesuksesan seorang pemimpin politik (Nabi Muhammad) dalam mengkomunikasikan, mengubah, dan menkonsolidasikan konsep sistem pemerintahan yang demokratis dan multikultural dan pada saat yang sama juga selalu memperbaikinya dan membangunnya kembali sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat. Nabi Muhammad dapat menciptakan masyarakat yang benar-benar baru, berbeda dalam hal karakter sosial dan budaya dari masyarakat Arab pada zaman itu. Model masyarakat Madinah telah menjadi inspirasi dan contoh bagi negara Islam masa kini. 2.8.2.Latihan yang diberikan:

Tonton filem ‘The Imam and the Pastor’. Filem dokumenter ini menayangkan pengalaman Imam Mohammad Ashafa dan Pastor James dari Nigeria. Keduanya mantan anggota milisi Nigeria yang berlawanan yang mengalami transformasi diri melalui persahabatan mereka, dan sekarang mereka bekerjasama memimpin Inter Faith Mediation Center (Pusat Mediasi Antar Agama). Diskusikan filem tersebut dengan pertanyaan di bawah ini:

Bagaimana filem ini menginspirasi anda? Dalam hal apa? Bisakah kamu menggambarkan bagaimana Imam Mohammad Ashafa dan Pastor James dapat tetap berpegang teguh pada tradisi religiusnya sekaligus menerima dan menyayangi orang lain? Bisakah kamu menemukan konteks yang sama di Indonesia atau di masyarakat sekitarmu?

Page 58: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 58 dari 120

Belajar dari pengalaman Imam Ashafa dan Pastor James, buatlah peta sosial tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah atau menyelesaikan konflik antar kelompok sosial di lingkunganmu. Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam proses ini dan apa peran mereka? Bagi kelas menjadi tiga kelompok dan suruh mereka memerankan situasi di sebuah desa di mana terdapat tiga kelompok berbeda yang hidup berdampingan. Kelompok-kelompok ini berbeda dalam hal jumlah anggota dan sumber daya. Kelompok pertama beranggotakan paling banyak, kelompok kedua beranggotakan paling sedikit tapi memiliki kemapuan finansial yang paling kuat, sedangkan kelompok ketiga jumah anggotanya terbanyak kedua. Desa tersebut bergantung pada satu mata air. Namun, mata air itu hanya mengalirkan air bersih di waktu pagi. Kelompok pertama tinggal paling jauh dari mata air, sedangkan kelompok kedua tinggalnya paling dekat dengan mata air. Kelompok ketiga tinggal di tengah-tengah antara kelompok pertama dan kedua. Karenanya, kelompok pertama jarang bisa mengambil air bersih karena sudah diambil duluan oleh kedua kelompok lain. Berdasarkan cerita ini, mintalah setiap kelompok siswa untuk menyusun peraturan yang menjamin bahwa semua kelompok memiliki akses yang sama terhadap mata air. Paparkan rancangan peraturan desa yang disusun masing-masing kelompok siswa dan diskusikan di kelas tentang perlunya kontrak sosial untuk menjamin hubungan yang damai antara kelompok berbeda.

3. Pengayanaan Kurikulum Untuk Kelas 113.1. Tujuan

Tujuan materi pengayaan untuk Kelas 11 yaitu untuk melatih siswa memahami kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai berikut:i. Menganalisis Q.S. Yunus (10): 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5): 32, serta Hadits tentang toleransi dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan; memahami makna toleransi dan kerukunan; dan memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan;ii. Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan dan mendeskripsikan bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan;iii. Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah SWT;

Page 59: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 59 dari 120

iv. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT;v. Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT;vi. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Suci Allah SWT;vii. Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam;viii. Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam;ix. Memahami pelaksanaan kuthbah, tabligh dan dakwah; danx. Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)3.2. Materi Pengayaan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi PengayaanKI-3Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI-4Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

3.2 Menganalisis Q.S. Yunus (10): 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5): 32, serta hadits tentang toleransi dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan;3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan; dan3.7 Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan4.8 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan4.9 Mendeskripsikan bahaya perilaku tindak kekerasan dalam kehidupan

Mengembangkan toleransi beragama dan saling menghormati melalui dialog, menerima perbedaan.

3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab Allah SWT4.5 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT

Mencari persamaan dalam ajaran di Kitab-Kitab menyangkut toleransi, pluralisme dan kemanusiaan. Mempraktikkan makna sebenarnya dari iman kepada Kitab-Kitab Suci melalui toleransi, keterbukaan wawasan, dan upaya-upaya damai.3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah SWT4.6 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran Kesatuan ajaran dan misi semua Nabi Allah. Mempraktikkan contoh-contoh yang baik dari karakter dan perilaku

Page 60: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 60 dari 120

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi Pengayaanyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

beriman kepada Rasul-rasul Suci Allah SWT Rasullullah dalam kehidupan sehari-hari: humanisme, kesopanan, non-kekerasan, saling menghormati, nilai-nilai bersama dan moderasi.3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam4.10 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam

Mempraktikkan prinsip-prinsip transaksi ekonomi Islam terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda di seluruh Indonesia: perdagangan, koperasi, kredit mikro, bantuan sosial, asuransi Transaksi ekonomi Islam dan perlindungan kekayaan dan kepemilikan, hak-hak dasar atas aset Transaksi ekonomi Islam untuk memperkuat perekonomian nasional dan daya saing nasional dalam konteks ekonomi global.3.10 Memahami pelaksanaan kuthbah, tabligh dan dakwah4.12 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah Pentingnya khotbah dalam mewujudkan masyarakat yang toleran dan damai

3.12 Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)4.13 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa kejayaan4.14 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)

Uraian sejarah Islam di Indonesia pada Abad Modern berfokus pada kontribusi KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid, serta nasionalisme dan pengembangan budaya Islam yang bersifat inklusif.

3.3. Toleransi3.3.1.Cara Menyampaikan

Guru memulai penjabaran topik toleransi ini dengan mengaitkan kembali bahwa perilaku toleransi adalah wujud dari penerapan prinsip

Page 61: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 61 dari 120

multikulturalisme dan humanisme dalam Islam, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Islam mengedepankan toleransi beragama sesuai isi Surat al-Kafirunsbb.:"Muhammad, katakan kepada mereka, Hai orang-orang kafir,aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak menyembah yang aku sembah, Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Demikian pula, ayat Yunus: 40-41 menyatakan: "Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya.Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".Ayat-ayat tersebut menyiratkan bahwa umat Islam harus menghormatpengikut agama-agama lain, tanpa harus melepas kepercayaan kepada Islam.Setiap agama memiliki pagar keimanan dan ibadah yang tidak bisa dilanggar.Namun, sikap ini tidak berarti melarang umat Islam hidup bersamaan dengan umat agama lainnya.Iman kita kepada Islam dan komitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip toleransi beragama dan menghormati perbedaan akanmembuat kita menjalin hubungan damai dan harmonis dengan umat lainnya. Islam mengajak umatnya untuk membina hubungan sosial yang baik dan menghormati mereka sebagai manusia meskipun keyakinan mereka berbeda.Islam juga menjunjung tinggi kebebasan beragama, memberikan setiap individu hak untuk memilih agamanya tanpa tekanan untuk menganut agama apapun, termasuk Islam. Hal ini dinyatakan dalam Surat Al Baqarah:256 "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." Oleh karenanya, pengikut agama yang berbeda-beda termasuk Islam harus

Page 62: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 62 dari 120

melakukan ibadah keagamaan masing-masing tanpa mengganggu keyakinan satu sama lain. Dalam penyiaran Islam, Nabi Muhammad tidak melakukanpenekanan dan intimidasi, tetapi berusaha membujuk dan merayu dengan dialog.

3.3.2. Kontekstualisasi dalam kehidupan sehari-hariGunamenciptakan toleransi beragama, kita harus bersikap sebagai berikut:

Mengesampingkan sejarah buruk antara Islam dan Kristen selama Perang Salib dari 13 - 15M, pengusiran Muslim dari Spanyol, penganiayaan terhadap umat Islam oleh Hindu di India, atau oleh mayoritas Buddha di Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingnya. Tidak bertentangan atau berselisih ajaran agama dibandingkan dengan Islam. Misalnya, dalam agama Kristen, ada kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah putra Allah, dan ia disalib untuk menebus dosa-dosa manusia; bahwa Alkitab adalah Perjanjian Baru, sedangkan Tora adalah Perjanjian Lama. Hal ini berbeda dengan keyakinan Islam bahwa Yesus adalah seorang Nabi dan ia tidak disalib dan Alkitab tidak lagi berisikanwahyu-wahyu asli dari Allah kepada Nabi Isa. Hindhuism percaya pada banyak dewa, yang bertentangan dengan monoteisme Islam. Perbedaan-perbedaan ini tidak boleh dipermasalahkan atau diperdebatkan atau aspek perbedaan dengan potensi konflik seperti pembangunan rumah ibadah harus dibandingkandengan pandangan bahwa semua penganut agama memiliki hak untuk memilih agama mereka dan menjalankan praktik ibadahnya masing-masing. Melihat perbedaan antar agama sebagai fakta atau realitas kehidupan dan juga sebagai keinginan Allah sehingga manusia tidak boleh menekankan perbedaan-perbedaan ini untuk menghasut konflik dan

Dalam mempraktekkan toleransi beragama setiap kelompok harus bertanggung jawab atas pilihan agama mereka mereka dan tidak boleh mengalihkan tanggung jawab dari pilihan ini kepada agama-agama lain. Setiap kelompok juga perlu menyadari bahwa hanya Tuhan yang tahu definisi kebenaran sepenuhnya karena konsepsi manusia tentang kebenaran adalah relatif terhadap konteks dan situasi mereka.Sebab itu, kelompok agama manapun tidak boleh memaksakan definisi mereka tentang kebenaran hal-hal rohani kepada kelompok agama lainnya. Sebuah contoh memaksakan konsepsi seseorang tentang kebenaran kepada orang lain adalah kecenderungan umat beragama untuk menganggap bahwa agama mereka adalah terbaik dan unggul dibandingkan dengan agama-agama lain. Hal ini bisa mengakibatkan konflik agama.

Page 63: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 63 dari 120

ketegangan antarumat beragama. Surat al-Maidah: 48, menyatakan: Jika Allah menginginkannya, Allah bisa saja menciptakan manusia sebagai satu umat, tetapi Allah ingin menguji kalian pada apa yang telah diberikanNya sehingga bersaing dalam melakukan perbuatan baik. Hanya kepada Allah kamu akan semua kembali dan Dia akan memberitahu apa yang kalian permasalahkan." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan manusia kebebasan untuk memilih agama berdasarkan preferensi pribadi dan perbedaan diantara agama-agama tidak boleh digunakan sebagai dasar konflik dan untuk mencelakai satu sama lain, melainkan bersaing untuk berbuat baik demi kepentingan semua. Nurcholish Madjid (1992:159) menyatakan, tidak ada masyarakat di dunia yang benar-benar bersatu dengan tidak adanya unsur perbedaan didalamnya. Menghormati multikulturalisme. Sikap ini tidak hanya untuk menghormati agama, tetapi juga kesediaan untuk memberikan kesempatan, untuk berbagi pengalaman, dan memiliki kemauan membantu penganut agama-agama lain. Selalu mencari titik kesamaan atau nilai-nilai bersama lintas agama, berfokus pada humanisme, dan melakukan upaya-upaya perbuatan kebajikan untuk kepentingan semua manusia. Bersedia memaafkan saat berbuat salah atau ketika menyakiti penganut agama lain (Surat Ali Imran: 133-134). Mengedepankan perdamaian dan keharmonisan (Surat al- Ahzab, 21:107). Toleransi beragama juga harus diterapkan pada perbedaan dalam Islam terkait berbagai sekte Islam seperti Syiah dan berbagai golongan Sunni (madzab). Seringkali ketegangan dan konflik dalam Islam lebih besar dari konflik antara Muslim dan pemeluk agama lainnya. Untuk praktik toleransi beragama dalam Islam, kita dapat mengadopsi perilaku atau sikap1 sebagai berikut: Menerima perbedaan sebagai realitas dan fakta kehidupan dan mengapresiasi perbedaan atau keragaman sebagai berkah dan kekayaan sosial yang diberikan oleh Allah, yang tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk memperlakukan umat agama lain secara negatif. Memahami bahwa banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits mengundang interpretasi yang berbeda-beda oleh pembacanya. Perbedaan tafsiran adalah hasil dari interpretasi independen oleh ulama Islam menggunakan alasan dan konteks (ijtihad). Hanya Allah yang dapat

1 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif (2011:540-543)

Page 64: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 64 dari 120

menilai interpretasi mana yang benar, sedangkan manusia memiliki hak prerogatif untuk memilih secara sukarela interpretasi yang akanmereka ikuti. Misalnya, para imam yang memimpin madzhab-madzab berbeda tidak pernah mengamanatkan umat Islam untuk mengikuti madzhabnya secara eksklusif. Sebaliknya, mereka menyerukan umat Islam untuk memilih madzhab terbaik sesuai dengan pemahaman pribadi mereka tentang Alquran dan Hadits. Saling menghormati dan menghormati setiap madzhabatau sekte Islam dan menerima hak mereka untuk menjalankan keyakinannya tanpa intervensi atau ejekan dari pengikut madzhab lain. Melakukan dialog dan kerjasama dengan pengikut madzhab yang berbeda dalam berbagai aspek kehidupan .

3.3.3. Latihan yang diberikan Tayangkanfilem dokumenter "Provokator Damai" di kelas. Dokumenter ini diproduksi oleh dua pemuda Ambon yang menggambarkan upaya pasca bentrokan agama untuk membangun perdamaian antara Muslim dan Kristen di Ambon oleh Jacky Manuputty, seorang aktivis perdamaian di Ambon melalui program 'live-in'. Program ini memberikan pengalaman lintas budaya melalui orang Islam yang tinggal bersama keluarga Kristen, dan sebaliknya, seorang Kristen tinggal dengan keluarga Muslim. Dua produsen dokumenter ini, Rifky Husain dan Ali Madi Salay, adalah finalis Eagle Documentary Filem Award pada tahun 2013. Fokus filem itu pada upaya Jacky Manuputty, seorang aktivis perdamaian di Ambon untuk menghasilkan perdamaian.Pandu diskusi mengenai filem tersebut setelah penayangan.Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:Apa yang menggerakkan Jacky Manuputty untuk mengambil inisiatif melaksanakan program live-in?Apa saja tantangan yang dihadapi oleh Jacky dalam melaksanakan program ini?Bagaimana ia mengatasinya?

Dalam konteks masa kini, kita sering membaca laporan media tentang penganiayaan komunitas Syiah di Madura, atau serangan terhadap orang Kristen di Gereja Filadelfia di Bogor oleh umat Islam. Ini adalah contoh intoleransi agama yang dapat menimbulkan konflik terbuka antara agama-agama seperti yang telah terjadi pada akhir 1990-an di Maluku. Sebagai Muslim yang baik, kita tidak boleh membenarkan tindakan seperti intoleransi agama, justru mempromosikan saling menghormati antar agama dan mengikuti contoh Nabi Muhammad yang memperlakukan penganut agama lain sebagai manusia yang patut di perlakuan seperti umat Islam lainnya.

Page 65: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 65 dari 120

Menurut kalian apakah program ini akan dapat mengatasi ketegangan antar kelompok beragama di Ambon?Apakah dapat mencegah konflik untuk berulang di masa yang akan datang? Bila kalian berada pada situasi atau posisi yang sama dengan Jacky, apakah akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Jacky? Mengapa? Bila tidak, apa yang akan kalian lakukan? Merobohkan Tembok Transparan di Sekolah Kami.Fotokopi atau buat peta sekolah lengkap dengan gambaran gedung-gedung dan fasilitas yang ada di sekolah seperti kafetaria, lapangan olahraga, dll.

Langkah 1.Minta siswa untuk menyebutkan berbagai kelompok atau pengelompokkan yang ada di sekolah, baik yang formal maupun informal.Tegaskan pada siswa bahwa mereka tidak boleh memberikan komentar negative atau memberikan penilaian terhadap kelompok-kelompok tersebut.Kemudian minta siswa untuk mengidentifikasi tempat-tempak kelompok tersebut berkumpul atau ‘nongkrong.’Gambar garis yang membatasi tempat-tempat tersebut untuk menunjukkan ‘tembok-tembok’ transparan yang memisahkan kelompok-kelompok tersebut. (Misal: kelompok atlet berkumpul di pojok lapangan basket di sekolah, kelompok siswa yang dikenal rajin belajar biasa duduk di meja tertentu di kafetaria, kelompok pemusik atau band nongkrong di anak tangga di belakang sekolah dll.) Langkah 2.Tanyakan pada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut: o Mengapa siswa senang berkelompok?Sebutkan faktor-faktor penyebab siswa senang membentuk kelompok. o Kelompok mana saja yang diikuti oleh siswa? Apakah mereka menjadi anggota lebih dari satu kelompok? o Apakah kelompok-kelompok ini punya hubungan baik satu sama lain?Mengapa atau mengapa tidak?o Di mana biasanya kamu melihat kelompok-kelompok ini berkumpul? Di kafetaria? setelah sekolah usai? atau pada perayaan sekolah ? Dan lain lain?

Page 66: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 66 dari 120

o Faktor apa saja yang menyebabkan ‘tembok-tembok’ pemisah antar kelompok tetap tegak berdiri?o Apakah kelompok-kelompok ini memiliki batas-batas lunak (berarti mereka dapat pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain) atau mereka memiliki batas-batas keras (berarti mereka tidak dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain)? o Dapatkah anggota tertentu pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain tapi anggota lain tidak bisa? Mengapa?Apa yang menyebabkan beberapa anggota tertentu tersebut bisa berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain sementara anggota lain tidak bisa? o Bagaimana seorang siswa baru mengenali dan memahami tembok-tembok transparan ini? o Apakah ada kekuatan-kekuatan tertentu yang berupaya merobohkan tembok-tembok ini?Dapatkah disebutkan?o Sebutkan sebanyak mungkin persamaan di antara kelompok-kelompok tersebut. o Apakah anggota kelompok lebih memperhatikan perbedaan di antara kelompok daripada persamaannya? Mengapa? Langkah 3.Jajaki penyeberangan antar kelompok:o Apa keuntungan menyeberangi batas-batas antar kelompok dari satu kelompok ke kelompok yang lain? o Apa yang terjadi bila seseorang berupaya menyeberangi atau menembus tembok-tembok transparan yang membatasi antar kelompok? o Apa peluang atau keuntungan bila menyeberang dari satu kelompok ke kelompok yang lain? o Apakah kamu ingin menyeberang ke kelompok lain? Mengapa atau mengapa tidak?o Mengapa penting memiliki keterampilan untuk dapat menyeberangi batas-batas kelompok?Bagaimana keterampilan ini bisa membantu kamu di masa yang akan datang? o Apakah ada siswa-siswa tertentu yang lebih mampu menembus batas antar kelompok atau menyeberang ke kelompok lain daripada kelompok siswa yang lain? Mengapa?Dapatkah kamu

Page 67: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 67 dari 120

menyebutkan nama siswa yang kamu ketahui yang lebih mampu menembus atau menyeberangi kelompok daripada yang lain? Bagimana siswa ini bisa melakukan hal ini dengan baik?Pelajaran apa yang bisa kamu tarik dari siswa ini? Langkah 4.Mengikuti pelajaran yang diambil dari pengalman Jacky Manuputty di Ambon, minta para siswa untuk mengusulkan beberapa aktivitas yang dapat mereka lakukan untuk merobohkan tembok-tembok transparan yang memisahkan kelompok-kelompok di sekolah. Guru dapat memberi contoh, misalnya, dengan meminta kelompok-kelompok untuk mencampur keanggotaannya atau mengundang anggota baru secara rotasi.Hal ini bisa dilakukan dengan tindakan sederhana seperti merubah susunan tempat duduk yang biasa digunakan oleh kelompok tertentu saat makan siang di kafetaria.Jajaki berbagai inisiatif ini dan dukung kegiatan siswa untuk mempraktikkannya.

Langkah 5.Minta siswa untuk menuliskan pengalaman mereka dalam melaksanakan latihan ini dan apa pelajaran yang dapat diambil.

3.4. Makna Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT3.4.1. Tujuan

Tujuan umum topik ini adalah agar guru dapat menyampaikan kepada siswa bahwa Kitab Allah dari Taurat, Injil dan Al Qur'an diberikan kepada umat manusia untuk menyelamatkan manusia dari perbuatan dosa dan untuk selalu membuat kebajikan.Iman kepada Kitab-Kitab Allah berarti menghormati Kitab-Kitab Allah yang merupakan sumber pedoman yang terintegrasi bagi umat manusia untuk berbuat baik, dan untuk percaya bahwa Al-Qur'an adalah Kitab suci terakhir yang diturunkan Allah sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.Kitab-Kitab yang diturunkan Allah sebelum Al Qur’an adalah:i. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa (Surat Al Maidah 5:44) ii. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As. [Surat Al-Isra 17:55)iii. Injil diturunkan kepada Nabi Isa [Surat Al-Ma’idah 5: 46]

Page 68: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 68 dari 120

iv. Sahifah: Ajaran-ajaran Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. (Surat An-Najm (53): 36-37].3.4.2.Cara guru menyampaikan

Guru harus mengajarkan kepada siswa prinsip-prinsip topik ini: Agar siswa memahami bahwa Kitab-Kitab Allah berasal dari sumber yang sama: yaitu Allah, dan karena itu harus diperlakukan sebagai pedoman terpadu dan universal bagi seluruh umat manusia. Hal ini juga berkaitan dengan keterkaitan dan universalitas ajaran para nabi, dan Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus oleh Allah. Firman Allah dalam Kitab-Kitab suci bersifat universal, dan tidak bertentangan dengan logika, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya isi Kitab-Kitab justru memperkuat logika karena logika menyatakan bahwa orang-orang yang berbuat baik akan membawa kebaikan di dunia ini. Kitab-Kitab Allah juga mendorong umat manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai cara memperkuat keimanan kepada Allah dan Nabi-NabiNya. Sebagai kesimpulannya, manusia seharusnya tidak meremehkan Kitab-Kitab selain Al-Qur'an atau merendahkan agama lain yang mengikuti Kitab-Kitab lainnya karena berasal dari sumber yang sama dan menyampaikan kebenaran universal dan ajaran bagi umat manusia.

Dari uraian tersebut, guru dapat menyimpulkan bahwa Iman kepada Kitab-kitab Allah juga bermakna agar manusia menghargai dan bersikap toleran terhadap agama-agama lain yang Kitab-kitabnya berasal dari Allah.Guru menekankan kembali prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam sebagai penutup topik ini. 3.4.3. Latihan yang diberikan:

Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yang melakukan penelitian terhadap Al-Qur'an, Alkitab dan Taurat. Berhati-hatilah dalammenjelaskan kepada siswa bahwa ini hanyalah demi latihan, dan kegiatan yang akan dilakukan terbatas pada penelitian, bukan ibadah. Berikan masing-masing kelompok pekerjaan rumah untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang masing-masing Kitab katakan terkait hal-hal berikut: Percaya pada Tuhan Yang Maha Esa

Page 69: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 69 dari 120

Perdamaian Perbuatan Kebajikan Perbuatan-Perbuatan Dosa Membantu orang-orang miskin dan lemah Para Nabi Para Malaikat Kitab-Kitab Allah agama lainnya Moralitas Hari Kiamat Surga dan Neraka

Mintalah setiap kelompok untuk mencari informasi baik dari buku-buku di perpustakaan atau sumber lain di internet, bahkan jika mungkin mewawancarai para pemimpin agama terkait isu-isu di atas. Siapkan tabel atau matriks ukuran poster yang menggambarkan aspek-aspek dari ajaran masing-masing agama dan minta masing-masing kelompok untuk mengisi hasil penelitian mereka ke dalam tabel tersebut.Adakan diskusi di kelas tentang persamaan dan ajaran ketiga agama.3.5. Makna Iman Kepada Rasul Allah SWT

3.5.1. TujuanSeperti pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, maka topik mengenai Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT ditujukan untuk menekankan pentingnya menghormati semua Nabi-nabi Allah SWT yang membawa satu

kesatuan misi untuk menyampaikan ajaran Allah SWT.3.5.2.Cara Menyampaikan

Al-Qur'an tidak eksplisit dalam hal jumlah nabi-nabi Allah, tetapi di antara para nabi ada yang dikategorikan sebagai Ulul Azmi atau nabi dengan status terkemuka di mata Allah dalam hal tekad dan kesabaran dalam menyiarkan Islam. Surat Al Ahqaaf ayat 35 menyatakan:

Sebelum memulai penyampaian materi, guru meminta para siswa untuk menyebutkan nabi-nabi Allah SWT yang mereka ketahui. Guru kemudian melengkapi jawaban mereka dengan menambahkan nabi-nabi yang masuk kategori ulul azmi dan menjelaskan artinya.

Page 70: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 70 dari 120

"Wahai Muhammad, dalam menghadapi kafir bersabarlah, sesabar para Nabi Ulul Azmi (yang memiliki keberanian dan tekad) yang datang sebelum kamu." Sementara Surat Asy Syura ayat 13 menyebutkan nama-nama para nabi yang termasuk dalam kategori Ulul Azmi:

“Allah telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”

Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nabi-nabi yang termasukUlul Azmi adalah nabi yang memiliki pengaruh global dalam ajaran agama, menciptakan struktur agama dan menyampaikan kitab suci sebagai pedoman bagi para pengikutnya.Ayat-ayat ini juga menegaskan kesatuan misi para nabi dari Nuh sampai dengan Muhammad, dan manusia tidak boleh membantah perbedaan antara ajaran nabi yang berbeda, melainkan memanfaatkan kesamaan dan keterkaitan diantara mereka.Iman kepada para nabi harus dipahami sebagai iman dalam substansi Islam yang disampaikan oleh para nabi secara terpadu dan bersatu bagi umat manusia untuk percaya pada Tuhan, dan untuk mematuhi instruksi dan larangan-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Ayat Al Baqarah 2:136 dalam Al-Qur'an:

Ulul Azmi adalah sebuah gelar kenabian istimewa yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid. Dari 25 nabi yang wajib diketahui dalam agama Islam, terdapat 5 nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa danMuhammad.

Page 71: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 71 dari 120

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma´il, Ishaq, Ya´qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".Ayat tersebut menjelaskan titik kesamaan antara agama yang berbeda yang dibawa oleh Nabi yang berbeda.Ini adalah fondasi dasar konsep multikulturalisme yang menghargai pluralisme dan berusaha untuk menemukan titik kesamaan diantara perbedaan dan menyebabkan kerjasama yang baik.Namun, gagasan misi 'terpadu' para nabi telah mengalami distorsi karena adanya konflik antar agama, yaitu perang Salib antara Kristen dan Islam pada abad ke-13 sampai ke-15; distorsi oleh kalangan orientalis di Barat yang mencemarkan Islam, dan kecenderungan setiap agama untuk menyoroti perbedaan daripada kesamaan antara mereka.Dalam konteks saat ini, konflik dan ketegangan tersebut sering diwujudkan dalam konflik tentang pembangunan rumah ibadah seperti yang telah terjadi di Indonesia.Ketegangan ini bisa di atasi dengan mengedepankan titik persamaan atau nilai-nilai bersama, toleransi beragama, saling menghormati dan pengendalian diri.Selanjutnya guru harus menekankan pentingnya bagi umat Islam untuk mengadopsi pikiran terbuka dan toleran terhadap agama lain yang berasal dari para nabi ini.Dalam mempertahankan kepercayaan kepada para Nabi, di samping ketertarikan kepada keberanian dan tekad mereka, umat Islam juga harus mengikuti dan menerapkan perilaku dan karakter para Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Di antara karakter yang menonjol yang bisa menjadi contoh dan harus diikuti oleh manusia adalah:

Jujur (siddiq). Para nabi adalah pemimpin yang tegas dan efektif terutama karena mereka dikenal atas kejujurannya, dan tidak akan berbohong untuk alasan apapun. Sangat jarang ditemukankualitas tersebut diantara pemimpin masa kini, seperti yang kita lihat dalam berbagai kasus korupsi yang terungkap. Sebagai pemimpin di dalam komunitas sekolah, para siswa harus menerapkan nilai kejujuran dalam karya akademik mereka dan dalam hubungan sosial di antara teman-teman sekolah dan rekan-rekan lainnya. Sebagai pemimpin masyarakat

Page 72: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 72 dari 120

masa depan, siswa perlu mematuhi nilai kejujuran dan memahami konsekuensi dari ketidakjujuran untuk karir mereka. Terpercaya, Handal (amanah). Para nabi Allah melaksanakan tugas-tugas mereka untuk menyampaikan wahyu dari Allah seperti yang diperintahkan oleh Allah, memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai nabi, sampai mengorbankan kepentingan pribadi mereka. Kontekstualisasinya, siswa harus belajar sejak dini bagaimana menjadi seorang profesional yang baik dan mempersiapkan diri untuk karir masa depan. Profesionalisme tidak hanya memerlukan kompetensi dalam area pekerjaan tertentu yang diperoleh melalui pelatihan akademis, tetapi juga kualitas lain seperti bisa diandalkan, bisa dipercaya, integritas dan akuntabilitas. Cerdas (fathanah). Para nabi Allah perlu memiliki kecerdasan tidak hanya untuk memahami makna aktual dari firman-firman Allah, tetapi juga harus bisa menafsirkan firman Allah dalam situasi kontekstual. Mereka juga diharuskan untuk mencari solusi terhadap masalah atau tantangan yang dihadapinya dalam menyiarkan agama Islam. Untuk itu diperlukan ketajaman dalam kualitas kecerdasan yang tidak hanya terdiri dari kapasitas kognitif, tetapi juga sosial dan emosional. Siswa juga harus mengadopsi karakter ini agar tidak hanya 'pintar' secara akademik, tetapi juga dapat menerapkan keterampilan akademik tersebut dan berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan disekitarnya (keluarga, sekolah, masyarakat ) dengan mencari solusi yang efektif . Komunikatif (tabligh). Kata tabligh secara harfiah berarti ‘menyampaikan’, dan ini merupakan tanggung jawab utama para nabi, yaitu menyampaikan firman-firman Allah. Nabi Muhammad dikenal untuk sikapnya yang bijaksana dan non-konfrontatif namun persuasif dalam mengkomunikasikan ajaran Islam. Bagi Nabi Muhammad, ajaran agama yang terbaik disampaikan melalui diskusi interaktif dengan cara yang damai dan ramah. Dalam konteks sekarang, karakter ini juga bisa berarti memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi bahkan perbedaan pandangan melalui cara yang positif dan damai. Ini merupakan karakter penting untuk dicontoh oleh siswa yang berusia remaja, yaitu dalam usia di mana manusia cenderung terbawa oleh emosi. Siswa harus didorong untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan cara yang positif dan efektif.

Seperti pada topik Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT, maka guru mengakhiri topik ini dengan menekankan pentingnya bersikap toleran

Page 73: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 73 dari 120

dan menghargai keberadaan agama-agama lain dengan Rasul-rasul yang menyampaikan firman Allah SWT.Guru kemudian menutup penyampaian topik ini dengan meminta siswa-siswa untuk menyebutkan kembali prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam.3.5.3.Latihan yang diberikan

Latihan untuk topik ini juga dapat dilakukan untuk topik Iman kepada Kitab-Kitab Allah karena kedua topik mempunyai tujuan yang sama, yaitu siswa dapat menghormati agama-agama lain yang memiliki asal-usul sama dengan Islam. Bagilah kelas menjadi tiga kelompok. Berikan masing-masing kelompok tali sepanjang 1 meter. Tugas setiap kelompok adalah menyeberangi sungai khayalan yang penuh dengan buaya untuk mendapatkan harta karun. Tim pertama yang berhasil menyeberangi sungai akan mendapatkan harta karun. Tugas masing-masing kelompok adalah untuk menyeberangi sungai menggunakan tali yang melambangkan perahu, rakit atau jembatan. Pada saat yang bersamaan kelompok tersebut harus mencegah kelompok lainnya menyeberangi sungai dan sekaligus melawan buaya. Tunjuk beberapa siswa untuk menjadi 'buaya' yang terus-menerus mencoba untuk menangkap anggota tim yang sedang menyeberangi sungai. Setelah 5 menit, jika tidak ada tim yang berhasil menyeberangi sungai hentikanlah permainan dan minta para kelompok untuk merenungkan kegagalannya. Apa penyebab dari kegagalan mereka menyeberangi sungai? (misalnya karena tali tidak cukup untuk membawa seluruh anggota kelompok, serangan buaya, terlalu fokus mencegah tim lain untuk menyeberangi sungai). Jelaskan kepada siswa bahwa ketiga tim mewakili tiga agama berbeda yang memiliki nabi yang sama: Kristen, Yahudi dan Islam dan setiap agama mengakui keberadaan Kitab Allah mereka masing-masing. Sungai dan buaya merupakan tantangan yang harus dihadapi manusia untuk mencapai surga (harta diseberang sungai). Tali merupakan ajaran agama untuk membantu manusia menghadapi tantangan. Instruksikan siswa untuk mengulangi permainan, tetapi kali ini pilih 3 siswa untuk mewakili 3 Nabi yang berbeda untuk masing-masing agama (tim). Sebelum menyeberangi sungai, setiap tim meminta nasihat kepada Nabinya, dan masing-masing Nabi akan memberikan tambahan tali untuk membantu mereka menyeberangi sungai dan tongkat untuk memukul

Page 74: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 74 dari 120

buaya. Setiap Nabi akan memberikan tali dan tongkat yang sama panjangnya kepada masing-masing tim.Permainan ini melambangkan bagaimana tiga agama yang berbeda melalui nabi dan kitab mereka sebenarnya menyampaikan pesan-pesan keselamatan kepada manusia tentang: percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, mewujudkan perdamaian, melakukan perbuatan baik dan membantu yang lemah, dan ajaran agama lainnya.

3.6. Prinsip dan Praktek Ekonomi Dalam Islam3.6.1.Tujuan

Penyajian topik ini ditujukan untuk menejelaskan prinsip dan praktek ekonomi dalam Islam sebagai perwujudan dari salah satu nilai demokrasi3.6.2.Cara Menyampaikan

Pertama-tama guru menerangkan kepada siswa bahwa prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam pada dasarnya adalah perwujudan demokrasi yaitu dalam menerapkan nilai-nilaiMashlahat (menguntungkan masyarakat) dan ‘adl (lihat uraian sebelumnya).Hukum Islam dan aturan-aturan tentang transaksi ekonomi pada umumnya ditujukan untuk melindungi hak-hak ekonomi masyarakat dari praktik-praktik kecurangan seperti penindasan terhadap pekerja atau buruh, kecurangan dalam timbangan, monopoli dan penipuan yang sudah umum dalam ekonomi kapitalis.Oleh karenanya penting untuk ditekankan bahwa transaksi ekonomi Islam tidak hanya didasari hukum penawaran dan permintaan seperti dalam sistem kapitalis, tetapi juga tujuan akhir yaitu promosi kesejahteraan masyarakat umum.Aspek distribusi dalam transaksi ekonomi adalah penting dalam Islam dan harus diupayakan agar kekayaan tidak hanya beredar di antara segelintir orang kaya atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam suratAn Nisa: 29, Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu."

Page 75: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 75 dari 120

Untuk melindungi kepentingan ekonomi publik, hukum dan peraturan Islam juga mengamanatkan pentingnya kontrak yang adil dan transparan antara pihak-pihak yang melakukan transaksi ekonomi.Ini adalah aspek kunci untuk mencegah praktik penipuan seperti yang dijelaskan di atas.Dalam konteks masa kini, kita dapat melihat bahwa krisis ekonomi global baru-baru ini dipicu oleh praktik-praktik kecurangan oleh kalangan kapitalis yang menyebabkan kerugian ekonomi massal dan penderitanya kebanyakan darikelompok ekonomi rendah dan menengah, dan akhirnya mengakibatkanjatuhnya perekonomian negara-negara maju. UUD 1945 mengamanatkanbahwa prinsip utama transaksiadalahdemi kesejahteraan publik, sesuai Pasal 33 sbb.:

Semangat Pasal 33 UUD 1945 menjadi dasar gerakan Koperasi di Indonesia yang dipelopori oleh almarhum Muhammad Hatta, Wakil Presiden pertama Indonesia. Koperasi dan kredit mikro untuk usaha kecil dan menengah merupakan pilar-pilar inti perekonomian Indonesia yang bertujuan pertumbuhan ekonomi, dan pada saat yang sama memastikan akses ke sumber daya ekonomi untuk kalangan-kalangan marjinal di masyarakat.Hukum dan peraturan Islam terkait transaksi ekonomi juga merupakan pemenuhan hak asasi manusia dalam hal perlindungan kepemilikan, aset atau kekayaan dan hak sosial-ekonomi untuk mata pencaharian.Penting untuk ditekankan bahwa hukum dan peraturan Islam tentang transaksi ekonomi adalah aspek-aspek yang paling dinamis karena

Undang Undang Dasar 1945- Pasal 33

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

Page 76: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 76 dari 120

merupakanhasil reinterpretasi melalui penalaran analogis oleh para ulama Islam, guna menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat didalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama dinamis yang dapat menyesuaikan kepada kemajuan-kemajuan selama berabad-abad, terutama sektor perekonomian yang berubah dengan cepat.Sektor ekonomi pada umumnya terkait pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan oleh karenanya memerlukan peraturan progresif dan dinamis untuk mengikuti perubahan dan kemajuan zaman dalam hal praktik ekonomi.Untuk itu, aturan-aturan transaksi ekonomi Islam akan terus berubah dalam menanggapi perubahan di masyarakat.Terkait hal tersebut, Sobhi Mahmassani dalam Filsafat Hukum dalam Islam, (1981: 17), menyatakan: "Adalah fakta sejarah bahwa hubungan sosial berubah-ubaholeh karena perubahan peradaban manusia dalam konteks waktu tertentu.Sehingga, karena undang-undang dan peraturan seyogyanyaadalah bagian dari hubungansosial, kita akan menemukan adanya interaksi antara hukum dengan perubahan hubungan sosial; dan akan ada perbedaan dalam peraturan-peratuan tersebut berdasarkan konteks hubungan sosial, baik berdasarkan kebangsaan atau faktor sosio-budaya lainnya."

Kesimpulannya, pembahasan tentang transaksi ekonomi Islam menunjukkan bahwa ajaran Islam terkait transaksi ekonomi bersifat universal dan berlaku untuk semua agama, suku, ras dan bahkan negara yang berbeda, serta mempromosikan transaksi ekonomi yang adil, jujur, dan transparan demi kesejahteraan masyarakat.Dengan demikian, tidak saja topik ini terkait dengan demokrasi, tetapi juga dengan multikulturalisme dan humanisme.Guru memintasiswa untuk menyebutkan kembali prinsip-prinsip demokrasi, multikulturalisme dan humanisme dalam Islam.3.6.3.Latihan yang diberikan:

Tanyakan kepada siswa “Apakah ada koperasi di sekolah Anda?”Jika ya, mintalah siswa untuk menggambarkan bagaimana koperasi tersebut bekerja dan apakah itu konsisten dengan aturan Islam.Mintalah siswa untuk menyusun rencana pendirian sebuah koperasi siswa berupa langkah-langkah untuk mendirikan dan menjalankan koperasi di sekolah.

Page 77: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 77 dari 120

3.7. Pelaksanaan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah3.7.1.Tujuan

Penyajian topik ini ditujukan untuk menjelaskan berbagai jenis ceramah/dakwah, aturannya, dan prosedur yang harus diikuti.3.7.2.Cara Menyampaikan

Guru menjelaskantentang berbagai jenis ceramah/dakwah agama serta aturan dan prosedur yang berbeda dalam menyampaikannya. Misalnya aturan dalam memberikan khotbah pada shalat Jumat adalah sebagai berikut.Pertama, substansi ceramah harus ditujukan untuk memperkuat keimanan dan karakter manusia yang baik melalui perbuatan amal.Kedua, ceramah-ceramah dapat disampaikan secara lisan, tertulis atau melalui tindakan nyata sehingga ceramah akan diingat lebih lama. Ketiga, khotbah dapat disampaikan oleh orang-orang yang profesional atau keahliannya sesuai dengan metode penyampaian.Seorang khotibmungkin memiliki keterampilan dalam menyampaikan khotbah secara lisan, namun khotbah tertulis sebaiknyadibuat oleh orang yang memiliki keterampilan tulis-menulis yang kuat.Keempat, khotbah harus disampaikan dengan bijaksana untuk menginspirasi dan mencerahkan orang lain dan bukan untuk menghasut kebencian atau kecemburuan.Ceramah agama seringkali dipengaruhi oleh keyakinan radikal seperti ultra-nasionalisme, rasisme, dan chauvinisme yang berusaha meremehkan dan memfitnah kelompok atau individu lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penggunaan kata-kata kotor, fitnah dan pencemaran nama baik didalam ceramah tersebut, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam karena Islam pada dasarnya merupakan agama yang damai dan inklusif. Oleh karenanya penyampaian ceramah bermakna negatif harus dihindaridemi mempertahankan perdamaian, harmoni dan toleransi di masyarakat.

3.7.3. Konstekstualisasi dalam kehidupan sehari-hari:Untuk mengkontekstualisasikan topik tersebut, guru dapat menganjurkan siswa untuk memiliki apresiasi yang lebih besar kepada kearifan lokal dan keragaman budaya di Indonesia yang mempromosikan

Page 78: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 78 dari 120

perdamaian, harmoni, toleransi, kesantunan, dan hormat kepada kelompok lansia dan lainnya.Guru menutup topik ini dengan menyebutkan kembali prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam sebagaimana dipaparkan sebelumnya.3.7.4. Latihan yang diberikan:

Tugaskan siswa untuk menyusun khotbah keagamaan pada topik berikut: Pastikan bahwa khotbah akan mencakup prinsip-prinsip Islam atau ajaran pada topik; "Pentingnya berlatih nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari mengikuti contoh dari Nabi Muhammad di Madinah." prinsip dan contoh bagaimana pemuda atau mahasiswa dapat berlatih baik nilai-nilai demokrasi dan menahan diri dari bahasa berbasis keras, atau merendahkan agama atau kelompok lain. Jika perlu, bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia untuk membantu meninjau draft khotbah dari aspek struktural dan tata bahasa. Draft khotbah terbaik akan disajikan selama shalat Jumat di sekolah atau masjid masyarakat.3.8. Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800-sekarang)

3.8.1.TujuanBahan pengayaan topik ini ditujukan pada para pemimpin Islam Indonesia yang karya-karyanya berisi promosi toleransi beragama, pluralisme, demokrasi dan hak asasi manusia, seperti K.H. Wahid Hasyim, K.H. Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid. Para pemimpin tersebut mengadopsi paradigma 'Islam inklusif' dalam rangka mempromosikan toleransi beragama di Indonesia.

3.8.2.Cara MenyampaikanK.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdatul Ulama yang merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.Dalam periode pra-kemerdekaan, K.H. Wahid Hasyim menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan berpartisipasi dalam penyusunan ideologi nasional Pancasila sertamempromosikan nasionalisme dan Islam inklusif. Salah satu kontribusi K.H.Wahid Hasyim terhadap pendidikan adalah integrasi mata pelajaran 'pendidikan umum' di sekolah-sekolah agama tradisional (pesantren).

Page 79: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 79 dari 120

K.H. Abdurrahman Wahid, anak K.H. Wahid Hasyim, adalah Presiden kelima Republik Indonesia dan di dunia internasional dikenal sebagai ‘bapak pluralisme’ Indonesia. Sebelum ia menjadi Presiden, Abdurrahman Wahid merupakan sarjana Islam terkemuka yang memimpin wacana dan upaya toleransi beragama, etnis dan ras, serta nasionalisme dan inklusifisme. Dia juga mengadvokasikan hak asasi manusia; memperjuangkan kalangan minoritas, korban penganiayaan yang tidak adil dan korban pelanggaran hak asasi manusia lainnya; serta mendorong kebebasan pers. Salah satu kebijakannya adalah mengangkat larangan bagi warga Indonesia Tionghoa untuk mengekspresikan identitas budaya mereka, antara lain melalui perayaan Tahun Baru Cina.Nurcholish Madjid, lebih dikenal sebagai Cak Nur, adalah sarjana Islam yang mempromosikan Islam inklusif dan pluralisme melalui ceramah dan tulisan-tulisannya. Dia bertumpu pada transformasi budaya Islam di Indonesia dengan memasukkan nilai-nilai toleransi dan inklusifisme.Ia juga meminta agar masyarakat Indonesia dapat membedakan secara jelas batas-batas antara hal-hal yang bersifat agama dan non-agama dan untuk membedakan dengan hati-hati hal-hal yang termasuk dalam lingkup masing-masing. Selanjutnya ia menyerukan meminta agar masyarakat Indonesia memiliki keberanian untuk melakukan ijtihadsecara bertanggung jawab, dalam rangka mengurangi ketegangan antar-agama dan kelompok lainnya. Karya-karyanya diterima dan dihargai oleh para pengikutnya dari lintas agama di seluruh Indonesia, dan menyebabkan ia diberi julukan 'bapak bangsa'.Selain ini penting pula mengajarkankepada siswa bahwa dalam era modern terdapat banyak siswa Islam yang telah menempuh pendidikan di bidang ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan di Barat dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan subyek lainnya. Menyangkut hal ini, Syamsul Arifin menyatakan (1996:77):Berkembangnyaideterjadinya Islamisasi Sains berasal dari gagasan bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Barat berdampak negatif terhadap peradaban modern, karena filsafat ilmu modern didasarkan pada metafisika, epistemologi dan aksiologi serta tidak memiliki hubungan dengan moralitas.

Page 80: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 80 dari 120

Sebagai penutup topik ini guru kembali menekankan pentingnya prinsip-prinsip demokrasi dan multikulturalisme dalam Islam yang dijunjung tinggi oleh para pemimpin Islam di Indonesia yang dibahas dalam topik ini.3.8.3.Latihan yang diberikan:

Bagilah kelas dalam kelompok dengan anggota 3-4 siswa,masing-masing kelompok ditugaskan membaca buku atau artikel yang ditulis oleh Abdurrahman Wahid atau Nurcholish Madjid. Setelah itu minta mereka menulis makalah singkat yang menjelaskan butir-butir utama dari buku atau artikel dan bagaimana mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan siswa. Artikel singkat oleh Abdurrahman Wahid dapat diunduh di www.gusdur.net.Buku-buku oleh Nurcholish Madjid antara lain adalah: Kemoderanan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987, 1988); Islam, Kerakyatan dan KeIndonesiaan, (Bandung: Mizan, 1993); Pintu-pintu menuju Tuhan, (Jakarta, Paramdina, 1994); Islam, Agama Kemanusiaan, (Jakarta, Paramadina, 1995); Dialog Keterbukaan, (Jakarta, Paradima, 1997). Sisihkan waktu di kelas untuk mendengar presentasi kelompok-kelompok tersebut dan adakan diskusi singkat di setiap presentasi.

Page 81: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 81 dari 120

4. Pengayanaan Kurikulum Untuk Kelas 124.1. Tujuan

Tujuan materi pengayaan untuk Kelas 12 adalah agar siswa memahami dan menerapkan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:i. Menganalisis Q.S. Ali Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta Hadits tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis;ii. Memahami hikmah dan manfaat saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan sebagai implementasi prinsip-prinsip multikulturalisme dan humanismeiii. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar;iv. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT;v. Memahami ketentuan pernikahan dalam Islam dalam mendukung nilai demokrasi, multikulturalisme dan humanism;vi. Memahami strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia; danvii. Menganalisis faktor-faktor kemajuan dan kemunduran Islam di dunia.

4.2. Materi PengayaanKompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi PengayaanKI-3Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

3.1 Menganalisis Q.S. Ali Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta hadits tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis

Contoh-contoh praktik demokrasi oleh Nabi Muhammad di Mekah dan Madinah Konsistensi Pancasila dengan musyawarah dalam Islam3.2 Menganalisis Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2):83, serta hadits tentang saling menasehati dan berbuat baik (ihsan)4.5 Menyajikan hikmah dan manfaat saling menasehati dan berbuat baik (ihsan) dalam kehidupan

Memaksimalkan perbuatan baik yang diajarkan oleh semua agama, baik Yahudi, Kristen dan Islam, melalui nabi-nabinya. Memaksimalkan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Membantu orang lain

Page 82: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 82 dari 120

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelompok Materi Pengayaandan kejadian erta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalahKI-4Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

yang membutuhkan, seperti kaum miskin, lemah dan marjinal, serta lintas agama, kelompok etnis dan ras. Memajukan hak asasi manusia bagi semua pihak.3.4 Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT

Beriman kepada Qada dan Qadar tidak berarti memiliki pandangan fatalistik, melainkan memiliki kehidupan yang seimbang, sementara memaksimalkan upaya untuk meningkatkan hubungan sosial danmengembangkan ilmu dan pengetahuan berdasarkan moralitas.3.6 Memahami ketentuan pernikahan dalam Islam Pentingnya memelihara nilai-nilai toleransi, saling menghormati, pandangan moderat, dan menghormati pluralisme dan hak asasi manusia dalam keluarga.3.9 Memahami strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia4.10 Mendeskripsikan strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia

Peran Wali Sanga (9 Wali) dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia melalui pendekatan budaya yang seimbang, harmonis dan toleran melalui beberapa metode: perdagangan, perkawinan, diplomasi, dan seni, menyesuaikan diri dengan konteks dan budaya lokal.3.10 Menganalisis faktor-faktor kemajuan dan kemunduran Islam di dunia4.11 Mendeskripsikan faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di dunia

Memperkaya pandangan tentang kontribusi Islam terhadap kemajuan sosial, politik dan ekonomi dalam kehidupan manusia, dan praktik-praktik negatif yang menghasut kesalahpahaman tentang Islam danmerusak persepsi dunia terhadap Islam.4.3. Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

4.3.1.Tujuan

Page 83: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 83 dari 120

Pembahasan topic ini diberikan untuk memperkaya pemahaman siswa tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis yang sesuai dengan ajaran agama Islam.4.3.2.Cara Menyajikan

Dalam pembahasan topik demokrasi, guru dapat mengulang kembali keseluruhan prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam seperti yang dijelaskan di Bab-bab sebelumnya.Selanjutnya lebih detail, guru menjelaskan dasar bagi pengajaran agama Islam tentang demokrasi yang ditemukan dalam Al Qur’an Surat Ali Imran: 159 yang menceritakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk bermusyawarah dengan kaum yang menolak ajarannya, dengan kesungguhan, kesopanan, penghormatan, menerima perbedaan pendapat, dan berusaha menerapkan hasil musyawarah.“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”(Surat Ali Imran; 159).

Kata syura berarti membuat atau menyatakan pendapat yang terbaik dengan membandingkannya dengan pendapat lain. Pandangan Islam tentang musyawarah atau syura adalah dasar demokrasiyang dirunut dari Al Qur’an Surat As Syura:38:“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Page 84: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 84 dari 120

Dalam surat An Nahl:125Al Qur’an juga mengajak Muhammad untuk berceramah dengan lembut dan mengadakan dialog:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam menentang orang-orang, termasuk orang Muslim, yang memaksakan pendapat terhadap orang lain. Lagipula, Islam memilih jalan non konfrontatif dan bujukan lembut dalam mempengaruhi masyarakat untuk masuk Islam, bukan dengan kekerasan atau penindasan.Terorisme dan kekerasan terhadap sesama, baik itu Muslim atau non Muslim, atau pemaksaan pendapat atau sudut pandang adalah bertentangan dengan nilai-nilaii Islam di atas.Nabi Muhammad memberi contoh proses demokratik untuk pertama kalinya dalam Perjanjian Aqaba. Dalam menyetujuinya, Nabi mengetahui bahwa kekuasaan dipegang oleh rakyat dan beliau tidak bisa memaksa mereka tunduk dan menyerah.Kerelaan rakyat untuk menerima Islam dan dirinya sebagai Nabi mengisyaratkan sebuah kontrak sosial, landasan dari demokrasi.Pemilihan wakil rakyat adalah bagian dari perwujudandemokrasi representatif.Di Madinah, Nabi Muhammad menciptakan negara Islam pertama dengan masyarakat yang majemuk, bermacam agama, suku, dan ras dalam satu negara (ummah wahidah) berlandaskan prinsip-prinsip universal yang sama seperti demokrasi zaman sekarang. Sebagai dasar hukumnya, Nabi menyusun Undang-Undang Dasar Madinah, konstitusi demokratis pertama dalam sejarah yang mengambil prinsip dari Al Qur’an dan Hadits.Dalam pembukaannya, Nabi bertindak sebagai penggagas.Beliau memantapkan setiap lapisan masyarakat dalam hal agama dan kekayaan dan menentukan hak dan kewajiban mereka serta posisi dalam masyarakat, sebagai suatu bangsa (ummah).Konstitusi tersebut diawali dengan Konstitusi Madinah yang mengutamakan keadilan di atas solidaritas agama dan menegaskan pengembalian hak atas korban agresi dan ketidakadilan tanpa memandang hubungan agama dan kesukuan.Konstitusi ini melandasi bentuk negara Islam yang pertama, memdefinisikan hak politik dan kewajiban warga negara (Muslim dan non Muslim), serta menetapkan struktur bagi masyarakat yang baru terbentuk.

Page 85: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 85 dari 120

Kata ‘al taaruf’ dalam surat Al Hujurat 49:13 dalam Al Qur’an berarti pemahaman bersama. Jika ditafsirkan secara bebas, bisa berarti saling menerima dan menghormati, berprasangka baik satu sama lain, mengakui perbedaan pandangan, praktik, dan budaya. Dalam konteks Indonesia, arti kata ini sangat tepat dengan karakter Indonesia yang multikultural yang menuntuk masyarakatnya mengakui dan menghormati perbedaan untuk bisa hidup berdampingan.Kata ‘al-taawun’ dalam Surat Al Maidah ayat 2 bisa diartikan sebagai kerjasama antar agama, budaya, etnik, bangsa, ras, dll, bukan hanya antar Muslim saja. Dalam hubungannya dengan al taaruf dan al syura di atas, Islam mengajak umatnya untuk bermusyawarah dengan senang hati dan tulus bersama kelompok lain berasaskan saling menghormati dan memahami.

Perjanjian Aqaba

Perjanjian Aqaba yang pertama dibuat antara Muhammad dan 11 orang di kota Yatrib (yang kemudian diganti menjadi Madinah) yang berjanji kepada Muhammad bahwa mereka (a) hanya akan menyembah Allah; (b) akan mematuhi perintah Allah; (c) tidak akan melanggar larangan Allah. Sebagai gantinya, Nabi Muhammad bersabda: Allah telah menyediakan Surga dan menjamin pahala bagi kalian yang mematuhi perjanjian ini. Jika salah seorang dari kalian khilaf, dan menutupinya, maka terserah kepada Allah apakah akan mengampuni atau menghukumnya.” Lalu, mereka berjanji bahwa mereka tidak akan membangkang terhadap Muhammad.

Tahun berikutnya, rombongan kembali ke Aqaba dengan membawa 75 pengikut menemui Nabi Muhammad untuk kembali mengucapkan janji serupa. Dua di antaranya wanita. Rombongan kedua ini berjanji: (a) akan menyembah Allah; (b) mendirikan shalat; (c) membayar zakat; (d) menerima Muhammad sebagai utusan Allah; (e) mematuhi Muhammad dan melindunginya seperti keluarganya sendiri. Sama seperti sebelumnya, sebagai gantinya Nabi Muhammad menjanjikan mereka surga dan meminta mereka memilih 12 wakil yang akan bertindak sebagai utusan dalam berkomunikasi dengan Nabi. Mereka lalu memilih 12 orang yang mewakili suku berbeda, dan Muhammad pun menunjuk pemimpinnya, Hazrat As’ad bin Zurara.

Ketika Nabi Muhammad didera ancaman dari kaum musyrik di Mekah, ia mengirim pengikutnya ke Yatrib (Madinah) dan mereka disambut baik oleh Muslim di Madinah. Nabi dan para sahabatnya menyusul dan hijrah ke

Konstitusi Madinah

Konstitusi ini memperkenalkan sejumlah hak-hak politik dan fasilitas yang disediakan oleh negara kepada seluruh warganya, Muslim dan non Muslim, sebagai balasan atas kewajiban mereka. Contohnya, Konstitusi memutuskan:

(i) menentukan hak dan kewajiban seluruh warga;

(ii) mengatur putusan yang berimbang terkait masalah hak;

(iii) perlindungan terhadap warga negara dalam melaksanakan

Page 86: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 86 dari 120

Islam juga mengakui bahwa proses musyawarah akan membawa potensi perubahan, seperti yang digambarkan dalam kata ‘al-taghyir’ dalam Surat Ar-Raad ayat 11. “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”Ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai Setiappeserta musyawarah harus terbuka terhadap perubahan.”Ini berarti setiap peserta musyawarah harus siap menerima perubahan karena perubahan adalah ketetapan dari Allah.Islam mengakui adanya kebutuhan untuk berubah guna menyesuaikan kepada konteks sosial dan periode sejarah yang berbeda.Merujuk kepada Surat Al Ashr:1-3, kata ‘al mashlahah’ berarti baik. Juga bisa diartikan secara bebas sebagai membawa kebaikan terhadap semua.Ini berarti demokrasi bertujuan memberikan manfaat bagi semua orang. Surat An Nisa:58 dan Surat Al Anam:152 menyebut kata ‘adl’ yang berarti keadilan. Dalam sebuah demokrasi, keadilan memberikan kesempatan yang sama kepada semua tanpa kecuali dalam musyawarah untuk menyatakan pendapat. Keputusan musyawarah harus mempunyai rasa keadilan, menaungi kepentingan seluruh peserta.Banyak ulama di Indonesia menolak demokrasi karena kesalahpahaman bahwa demokrasi adalah faham liberal yang dianut negara-negara sekuler di Barat.Pandangan yang mengemuka di antara kalangan cendekiawan Islam yaitu bahwa Islam tidak menerapkan sistem politik tertentu, tapi hanya memberikan kerangka umum prinsip-prinsip pemerintahan dan bahwa suatu sistem yang berdasarkan pemilihan umum diterima dalam Islam.Banyak yang beranggapan bahwa sistem seperti ini tidak hanya diterima, namun juga lebih dipilih daripada pemerintahan diktator militer dan kerajaan, yang dianut sebagian besar negara Muslim.Penerimaan Islam terhadap sistem pemilihan umum diperkuat oleh umat Muslim yang sekarang menerapkannya di sejumlah negara Muslim.Dalam gerakan pro-demokrasi yang baru-baru ini terjadi di kawasan Timur Tengah2, terkenal dengan sebutan ‘Musim Semi Arab’ (Arab Spring), rakyat menuntut sistem demokrasi berdasarkan konstitusi menentang ketidakadilan dan kediktatoran.

2 Musim Semi Arab terjadi pada tahun 2010-2013 di Tunisia, Mesir, Bahrain, Yaman, Siria and Libia

Konstitusi Madinah

Konstitusi ini memperkenalkan sejumlah hak-hak politik dan fasilitas yang disediakan oleh negara kepada seluruh warganya, Muslim dan non Muslim, sebagai balasan atas kewajiban mereka. Contohnya, Konstitusi memutuskan:

(i) menentukan hak dan kewajiban seluruh warga;

(ii) mengatur putusan yang berimbang terkait masalah hak;

(iii) perlindungan terhadap warga negara dalam melaksanakan

Page 87: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 87 dari 120

Al Qur’an menyebutkan beberapa istilah untuk pemimpin pemerintahan: al-mulk, al-Imam, al-Amir, al-Sulthan, Ulil Amri, dan Amirul Mukminin. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui bermacam bentuk pemerintahan yang diciptakan umat manusia dan tidak secara khusus mengharuskan pembentukan negara Islam. Bagi Islam, aspek terpenting dalam pembentukan sebuah negara adalah misi dari negara tersebut untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, damai, tertib, sejahtera. Untuk mencapai hal ini, Islam mengemukakan karaketeristik pemerintahan yang ideal, yaitu: dapat dipertanggungjawabkan (amanah), keadilan (al-adalah), persaudaraan (al-ukhuwah), pluralisme (al-taadudiyah), kesetaraan (al-musawah), demokrasi (as-syura), kesejahteraan (al-silm), dan kontrol sosial dan moral (amar ma’ruf nahi munkar).Jenis demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, diambil dari ajaran Islam.Demokrasi Pancasila cocok dengan Islam karena didasarkan pada kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, dan prinsip musyawarah untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi semua. Lebih jauh, demokrasi Pancasila juga memiliki prinsip yang sama dengan Islam karena dilandasi prinsip saling menghormati (al-taaruf), gotong royong (al-taawwun), keterbukaan terhadap perubahan (al-taghyir), kemaslahatan (al-maslahah), dan keadilan bagi semua (al-‘adl).

Penyelesaian Konflik dalam DemokrasiDalam sebuah demokrasi, perbedaan sudut pandang dan konflik diselesaikan melalui musyawarah dan dialog, bukan dengan kekerasan.Penting untuk dipahami bahwa perbedaan dan konflik tidak bisa dihindari dalam kehidupan.Kita menjumpai perbedaan pendapat, friksi, dan bahkan konflik dalam hubungan sosial.Karena Islam adalah agama yang menyebarkan perdamaian, kekerasan dan initmidasi untuk memaksakan pendapat tidak bisa diterima, walaupun untuk alasan agama sekalipun.Oleh karena itu, dalam demokrasi, sistem penyelesaian konflik penting untuk menghindari kekerasan yang mengancam perdamaian dan demokrasi itu sendiri.

Demokrasi dan hak asasi manusiaDemokrasi dan hak asasi manusia (HAM) merupakan hal yang berbeda namun berkaitan satu sama lain. Demokrasi merujuk kepada

Page 88: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 88 dari 120

pemerintahan oleh rakyat, sedangkan HAM adalah hak universal yang berlaku untuk semua orang di dalam suatu masyarakat. Demokrasi juga meliputi hak politik dan sipil bagi warga negara, terutama kebebasan berekspresi, berkumpul, dan berorganisasi yang menuntut jaminan proses hukum, kebebasan, dan keamanan individu agar bisa efektif. Hak ekonomi, sosial, dan budaya juga merupakan bagian dari demokrasi.Memang benar bahwa hak politik dan sipil (atau mungkin hanya) bisa benar-benar diterapkan oleh mereka yang berkecukupan dalam hal pangan, papan, pendidikan, air bersih, jaminan kesehatan, pekerjaan, dan pendapatan.Secara sosial, demokrasi terkait dengan hak untuk setara dan perlakuan non diskriminatif, terutama bagi kaum terpinggirkan termasuk wanita dan kaum minoritas.Secara budaya, penghargaan terhadap perbedaan dan kemajemukan dikaitkan dengan perlindungan hak asasi yang menyangkut bahasa, agama, dan etnik.Jelaslah bahwa HAM dan demokrasi saling bergantung satu sama lain. HAM tidak bisa diterapkan dalam pemerintahan yang non-demokratis, begitu juga demokrasi tidak akan bertahan tanpa adanya hak-hak asasi. Walaupun hubungan ini tampak jelas secara teori, mungkin akan lebih berguna untuk memahami tentang ketergantungan HAM dan demokrasi melalui contoh kasus demokrasi yang baru berkembang. Islam mengakui dan memajukan pemenuhan dan perlindungan HAM seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an (lihat lampiran).Salah satu ayat yaitu Surat Al An’am:151 yang mengakui hak hidup:“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).”

Page 89: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 89 dari 120

Surat Ali Imran:79 berisi tentang laknat Allah terhadap perbudakan, merujuk kepada hak untuk bebas: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani (shaleh), karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”

4.3.3.Latihan yang diberikanUntuk menguasai materi ini dapat dilakukan tiga jenis latihan yang diberika kepada siswa sbb.Latihan I:

Buatlah tiga kelompok: Matahari, Bulan, dan Bintang. Kelompok ini mewakili sebuah desa di sisi sebuah sungai yang menjadi mata air satu-satunya bagi penduduk desa.Setiap kelompok memilih ketuanya.Desa Matahari paling padat penduduknya, sedangkan Desa Bintang paling sedikit.Desa Bulan terletak di tepi gunung dekat mata air darimana sungai mengalir.Desa Bintang terletak di lembah di mana sungainya membentuk air terjun kecil, sedangkan Desa Matahari terletak di dekat muara sungai. Penduduk Desa Bulan dan Bintang adalah petani buah dan sayuran yang memakai mata air untuk menyirami tanaman mereka. Desa Matahair adalah yang paling makmur karena muara sungai kaya akan ikan. Desa ini juga memiliki pelabuhan kecil sebagai pusat perdagangan dan pusat transportasi dari dan ke kota terdekat. Penduduk desa Bulan dan Bintang pergi ke desa Matahari untuk berdagang dan menggunakan jasa transportasi. Tiga desa itu hanya memiliki satu pusat kesehatan dan sekolah, terletak di desa Bintang. Kepala Desa Bulan berpikir untuk memajukan ekonomi penduduk dengan menanam modal usaha air kemasan. Investasi ini akan menghasilkan cukup modal untuk membangun klinik dan sekolah yang lebih dekat. Si penanam modal juga berjanji untuk membangun pembangkit lisrik kecil di desa itu. Desa yang lain menentang ide ini karena mereka khawatir kehabisan sumber air. Desa Bintang

Page 90: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 90 dari 120

mengancam akan menghalangi akses ke klinik dan sekolah, sedangkan Desa Matahari mengancam tidak akan membuka pasar dan pelabuhan bagi penduduk Desa Bulan jika mereka terus melanjutkan rencana ini. Kepala Desa Bintang ingin memanfaatkan air terjun kecil di dekat desanya untuk membangun PLTA kecil, tapi karena mereka tidak punya cukup uang, mereka hanya bisa membangun pembangkit kecil, hanya cukup untuk mensuplai separo penduduk. Penduduk di Desa Bulan dan Matahari memakai generator untuk listrik. Desa Matahari ingin memperbesar pelabuhan dan pasar karena banyaknya jumlah penggunanya. Untuk membiayai ini, Desa Matahari menaikkan retribusi 20%. Kebijakan ini diprotes desa lain yang bergantung pada pelabuhan ini untuk berdagang dan bepergian ke wilayah lain. Desa Bulan mengancam akan menghentikan aliran air, sedangkan Desa Bintang akan menutup akses ke klinik dan sekolah.

Berdasar cerita di atas, tiga kelompok ini harus mencari solusi sehingga masing-masing desa bisa memenuhi keinginannya sekaligus mencegah konflik. Dalam contoh kasus ini, siswa harus mencoba sebisanya untuk mendramatisir perbedaan untuk menunjukkan adanya konflik kepentingan. Suruh siswa berkreasi dalam mengembangkan berbagai karakter di setiap desa, berperan sebagai protagonis dan antagonis. Dalam menemukan solusinya, siswa harus menerapkan prinsip demokrasi yang telah mereka pelajari dan mengikuti contoh Nabi Muhammad. Guru dapat membuat peraturan, misalnya, siapa moderatornya yang akan mencegah dominasi dalam diskusi, bagaimana setiap anggota berpartisipasi menyatakan pendapat, dan siapa yang akan mencatat jalannya diskusi. Di akhir kegiatan, guru akan memimpin diskusi bersama untuk membicarakan proses menemukan solusi di atas dan menanyakan kepada siswa beberapa hal seperti: Bagian mana yang dirasakan paling sulit pada saat proses mencari solusi? Mengapa? Apa yang sangat membantu dalam pencapaian kata mufakat oleh ketiga desa? Apa peranmu selama proses berlangsung? Pelajaran apa saja yang didapat dari latihan ini? Bagaimana caramu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari?

Latihan II

Page 91: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 91 dari 120

Bagi kelas menjadi tiga, enam, atau sembilan kelompok sesuai dengan ukuran kelas.Masing-masing kelompok diberi nama atau cukup dengan menyebut Kelompok A, B, dan C. Setiap kelompok memilih juru bicara. Guru meminta kelompok tersebut memberikan masukan bagaimana mereka memilih juru bicara? Setiap kelompok memiliki selembar kertas yang dibagi atau dilipat tiga. Dengan menggunakan kertas sepertiga paling atas, tuliskan tentang apa yang mereka ketahui tentang hak setiap individu (termasuk guru) dalam kelas. Siswa harus mencatat setiap saran dan menomorinya, lalu memberikannya kepada kelompok lain (A ke B, B ke C, C ke A). Setiap kelompok berdiskusi tentang hak-hak yang ditulis kelompok lain, dengan mengajukan pertanyaan berikut: Apa saja tanggung jawab kita dalam menghormati hak-hak tersebut? Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana perilaku kita? Contohnya: ‘setiap orang berhak untuk didengar.” – ‘Kita wajib mendengarkan.’ Dengan nomor urut yang sama, siswa menulis pasangan hak dan tanggung jawab (jika ada) di bagian tengah kertas. Lalu mereka tukarkan kembali kertasnya (A ke B, B ke C, C ke A). Kelompok-kelompok tersebut mendiskusikan jawaban dari kelompok lainnya dan menyepakati maksimum 5 buah aturan. Aturan ini harus dalam bentuk positif – LAKUKAN sesuatu dibanding JANGAN LAKUKAN sesuatu. Aturan tersebut harus spesifik dan menggambarkan perilaku yang diminta, contohnya: hak untuk didengarkan; kita wajib mendengarkan, aturan – Diam pada saat orang lain berbicara. Tulis aturan ini dalam huruf tebal di bagian ketiga terakhir di kertas yang sama. Tempelkan kertas jawaban ini di dinding (atau dapat juga disalin di kertas lain). Masing-masing kelompok kemudian menunjuk juru bicara untuk menjelaskan aturan ini di depan kelas. Diskusi yang dipimpin guru. Siswa memilah jawaban yang sama dan menyepakati aturan mana yang bisa dihapus. Beberapa kelompok mungkin tidak mau jawabannya dihapus, sedangkan kelompok lainnya bisa saja setuju. Siswa harus berupaya mengambil keputusan aturan mana yang bisa disetujui oleh semua pihak. Daripada menghapus jawaban kelompok tertentu, jawaban yang sama bisa disimpan untuk didiskusikan lebih lanjut. Pengambilan suara atas jawaban. Setiap siswa mempunyai 4 pilihan jawaban yang harus ditempel sebagai aturan di kelas. Mereka bisa memberikan suara semaunya, misal: mereka bisa menngunakan

Page 92: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 92 dari 120

semua pilihan untuk satu jawaban atau banyak jawaban. 4 jawaban dengan suara terbanyak akan keluar sebagai aturan. Bisa ditulis, ditandatangani, dan ditempel di kelas. Perenungan. Apa yang membantu/menghalangi kelancaran kegiatan? Bagaimana peranmu dalam kegiatan ini? Apakah kamu memperhatikan siapa saja yang membantu? Apa yang mereka lakukan? Inilah kesempatan pertama bagi kelas tersebut untuk menerapkan aturan dan menegakkannya. Guru dapat memberikan pujian bagi siswa yang mematuhi aturan.

Latihan IIILihat video YouTube tentang ‘Arab Spring’ dan diskusikan dengan siswa tentang video tersebut berdasarkan pertanyaan berikut: mengapa rakyat Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain memberontak tahun 2011? Kenali akar permasalahan ketidakpuasan mereka terhadap pemimpinnya dan bandingkan dengan zaman Nabi Muhammad memimpin kota Madinah. Apa keinginan masyarakat di negara-negara tersebut? Apakah mereka didengarkan?Dan apakah mereka berhasil mencapai tujuan?Bandingkan Arab Spring dan Gerakan Reformasi tahun 1998 di Indonesia.

Diskusikan pengalaman pribadi siswa dalam menerapkan nilai-nilai demokratis sehari-hari. Apakah mereka ikut menyumbangkan suara dalam pemilihan organisasi siswa? Partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan di masyarakat? Apakah mereka terdaftar sebagai peserta Pemilu 2014? Apa yang mereka tahu tentang hak memilih dalam pemilu? Suruh siswa mengenali bentuk-bentuk demokrasi lokal di Indonesia, seperti Nagari di Sumatra Barat, Pela Gandong di Maluku, dan Pohala’a di Gorontalo. Diskusikan terorisme dan apakah tindakan ini sesuai dengan ajaran Islam tentang demokrasi, saling menghormati, perdamaian, dan non kekerasan. Suruh siswa memberi contoh dari serangan teroris di Indonesia.

4.4. Saling Menasehati Dan Berbuat Baik (ihsan)4.4.1.Tujuan

Page 93: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 93 dari 120

Diskusi topik ini untuk mendalami nilai sikap saling menasehati dan berbuat baik sebagai perwujudan dari penerapan prinsip multikulturalisme dan humanisme.4.4.2.Cara Menyampaikan

Topik ini didasarkan pada beberapa ayat dalam Al Qur'an yang menyerukan umat Islam untuk “berlomba-lomba dan mempercepat pelaksanaan amal baik dalam kehidupan sehari-hari."umber utama dalam Al Qur'an untuk topik ini adalah Ayat Al Baqarah 148 yang menyatakan:"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat)."

Penafsiran ayat di atas adalah penekanan pada kesatuan ajaran semua nabi dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad.Perubahanarah kiblat dari Masjidil Aqsa di Palestina ke Masjidil Haram di Mekah pada masa Nabi Muhammad menyatakan kesatuan ini dalam ajaran Islam. Ka'bah sebagai kiblat terakhir mewujudkan persatuan tersebut karena dibangun oleh Ibrahim dan kedua putranya, salah satunya yaitu Nabi Ishaq yang keturunannyajuga menjadi nabi-nabi sampai dengan Muhammad.Ayat di atas adalah pengakuan Allah atas keragaman umat beragama di dunia, masing-masing dengankepercayaan dan ritual ibadah mereka sendiri-sendiri.Seruan Allah bagi umat manusia untuk 'bersaing dalam melakukan perbuatan baik' ditargetkan kepada seluruh umat manusia, tanpa memandang agama, ras, kebangsaan, budaya atau perbedaan lainnya. Bahkan di masa kini, keragaman keyakinan dan praktik keagamaan adalah fakta yang sudah diterima secara umum.Walau demikian, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan tersebut masing-masing agama menyerukan pengikutnya untuk berbuat kebajikan.Tidak ada larangan atas umat Islam untuk membuat kebajikan terhadap non-Muslim, dalam hal-hal non-agama seperti memberikan pelayanan medis, pelayanan publik, menyediakan makanan dan perbuatan lainnya.Hal ini akan memperkuat hubungan sosial dalam suatu komunitas atau masyarakat. Sebuah contoh aspek multikultural dari perbuatan baik

Page 94: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 94 dari 120

pernah dialami oleh Nabi Muhammad, yang dibantu oleh Abdullah bin Uraiqith – seorang non-Muslim, yang memandu Nabi Muhammad dan para pengikutnya pada saat hijrah dari Mekkah ke Madinah. Di sisi lain, Nabi Muhammad juga berbuat kebajikan dengan membantu para non-Muslim di Madinah. Dalam konteks Indonesia kontemporer, contoh lain yang dapat dikutip adalah sikap umat Islam di sebuah desa di Kudus, Jawa Tengah, yang menahan diri dari menyembelih ternak untuk menghormati minoritas masyarakat Hindu yang tinggal di desa tersebut. Dalam Islam, beberapa kategori perbuatan baik adalah sbb: Al-Khair adalah konsep universal perbuatan baik seperti solidaritas sosial, kejujuran, keadilan dan kesetaraan. Tindakan yang paling konvensional dalam kategori ini ialah membantu orang-orang miskin dan lemah seperti anggota keluarga miskin, yatim piatu, janda dan pengemis. Al-ma'ruf mengacu pada perbuatan baik secara kolektif seperti kebijaksanaan atau kearifan lokal. Sebuah contoh yang baik untuk kategori perbuatan baik ini adalah gotong royong, dan tradisi lokal lainnya yang melibatkan kerjasama dalam masyarakat. Di berbagai tempat di Indonesia terdapat kearifan lokal yang telah dijalankan dan dipertahankan secara turun-temurun yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, toleransi, multikulturalisme dan humanisme. Al-hasanah adalah perbuatan baik dari aspek moral dan spiritual seperti doa yang dibacakan oleh para Muslim: "Ya Allah, berikanlah kepada kami kebahagiaan dalam kehidupan di bumi dan di akhirat." Dalam hal ini, penting bagi umat Islam untuk tidak menunda pelaksanaan ibadah. Al-thayyibah berarti sifat kebaikan yang melekat pada objek fisik dan non-fisik. Sebagai contoh ucapan ibadah: al-hamdulillah. Makanan bergizi disebut makanan thayyibat. Sementara suara merdu disebut suara thayyib. Al-mahmudah bermaksud perilaku yang baik dari perspektif moralitas. Seseorang dengan karakter yang baik disebut sebagai ahlaq al-mahmudah.

Berbagai istilah untuk menggambarkan perbuatan kebajikan dalam Islam menunjukkan pengakuan Islam terhadap konteks yang berbeda seputar kehidupan manusia.Oleh karenanya, perbuatan-perbuatan baik tidak terbatas hanya kepada umat Islam. Orang-orang Islam harus bersaing untuk melakukan perbuatan baik terhadap semua agama, budaya serta kelompok lainnya.

Page 95: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 95 dari 120

4.4.3. Kontekstualisasi Dalam Kehidupan Sehari-hariDalam mengkontekstualisasikan topik ini kepada para siswa dalam kehidupannya sehari-hari, guru dapat mencontohkan‘persaingan dalam melakukan perbuatan baik’ dalam hal kegiatan akademik seperti belajar, mendalami pengetahuan ilmiah dan membantu teman-teman yang membutuhkan. Di sisi lain, siswa harus jauh menghindar dari perbuatan-perbuatan ‘negatif’ seperti menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game komputer dan menunda menyelesaikan pekerjaan rumah, mengabaikan pekerjaan rumah tangga untuk membantu orang tua seperti membersihkan rumah atau kamar sendiri. Pada tingkat masyarakat, mahasiswa juga harus ‘bersaing untuk berbuat baik’ dalam komunitas sekolah dan lingkungannya, misalnya dengan berpartisipasi dalam organisasi atau komite siswa untuk merayakan acara keagamaan, berpartisipasi dalam lingkungan yang bersih, memberikan bantuan kepada masyarakat pada saat banjir atau pada saat krisis lainnya.Dalam rangka perbuatan baik melalui bantuan kepada orang miskin dan yang membutuhkan, Surat al-Isra 17:26-27 secara spesifik memerintahkan umat manusia untuk membantu kerabat yang membutuhkan, orang-orang miskin, dan untuk menghindari pemborosan. Bagian ini dapat ditafsirkan sebagai anjuran bagi umat Islam untuk meringankan penderitaan orang miskin dan yang membutuhkan, dan untuk mencegah ketidakstabilan sosial akibat kemiskinan yang merajalela.Surat Al Baqarah 2:177 selanjutnya mengidentifikasi kelompok-kelompok yang layak menerima bantuan, yaitu: anggota keluarga, anak yatim, orang miskin, pengemis dan budak. Dalam surat ini dinyatakan bahwa memberikan bantuan kepada orang-orang miskin merupakan pengamalan Rukun Iman dalam Islam: yaitu percaya pada Allah, Nabi, Kitab (wahyu), Malaikat, dan Hari Kiamat. Selain itu, tindakan tersebut juga sama dengan melakukan shalat dan sedekah (zakat) seperti yang diperintahkan dalam lima Rukun Islam.Penting untuk ditekankan bahwa dalam membantu kaum miskin dan lemah, kita tidak bolehpilih-pilih dalam membantu umat Islam saja, namun harus juga bersedia untuk mengulurkan tangan kepada semua yang membutuhkan, dari agama manapun dan kelompok-kelompok etnis atau ras yang berbeda dengan kita. Sebagai contoh, di Indonesia di mana terjadi

Page 96: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 96 dari 120

berbagai bencana alam yang mempengaruhi kehidupan semua pihak, kita perlu terbuka dan bersedia untuk mengenyampingkan perbedaan kita dengan mereka yang terkena dampak dan membutuhkan bantuan, serta berkonsentrasi untuk memberikan bantuanbagi semua.Hal ini terlihat dalam bencana alam baru-baru ini misalnya tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, Papua dan Nusa Tenggara Timur, letusan gunung berapi di Merapi, Lokon, Gamalama dan Sinabung, dan banjir di Jawa dan Sulawesi Utara.Membantu kaum miskin dan lemah juga merupakan pemenuhan hak asasi manusia, terutama hak hidup, hak sosial dan ekonomi, kebebasan dari diskriminasi, serta hak-hak sipil dan politik.Definisi kaum lemah juga harus mencakup kelompok minoritas, kelompok masyarakat terpinggirkan yang mempunyai akses terbatas ke sumber daya yang memadai untuk hidup dengan martabat sebagai manusia.Dalam hal ini, tanggung jawab untuk mendukung yang lemah, misalnya, juga termasuk upaya untuk menegakkan hak-hak kelompok lemah atau rentan seperti kelompok-kelompok minoritas etnis, ras dan agama, kelompok masyarakat adat, penyandang cacat, dan manula.Humanisme dalam Islam sangat erat dengan ajaran Islam untuk “berlomba-lomba dan mempercepat pelaksanaan amal baik dalam kehidupan sehari-hari."Sumber utama dalam Al Qur'an untuk topik ini adalah Surat Al Baqarahayat 148 yang menyatakan: "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat)."

Page 97: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 97 dari 120

4.4.4.Latihan yang diberikanBacalah kisah-kisah inspiratif tentang Nurrohim, pendiri sekolah untuk anak-anak jalanan di Depok atau Andi Suhandi, pendiri Sanggar Matahari, sebuah sekolah informal untuk anak jalanan di Bekasi. Keduanya berasal dari keluarga sederhana, tetapi mampu mengatasi keterbatasan mereka untuk membantu anak jalanan dan anak miskin untuk mengakses pendidikan dasar.Mereka berdua dinominasikan sebagai pahlawan Kick Andy.

Carilah cerita inspiratif lainnya yang menunjukkan bagaimana perbuatan kebaikan yang sederhana kepada orang lain menyebabkan perbaikan dalam kehidupan orang lain, tanpa memandang agama, kelompok etnis, ras, dan lainnya. Instruksikan kepada siswa untuk merencanakan atau mengatur program bantuan sosial bagi masyarakat disekitarnya. Tugas dapat diimplementasikan sebagai proyek akhir sekolah. Idenya adalah agar siswa dapat membantu komunitas mereka.4.5. Iman Kepada Qadha dan Qadar

4.5.1.TujuannyaDiskusi Iman kepada Qada dan Qadar berpusat pada definisi yang luas dalam Islam yang mengacu pada kehendak Allah dalam bentuk tatanan alam dan benda.

4.5.2.Cara Manyampaikan Manusia diamanatkan untuk menerima tatanan alam seperti pertumbuhan fisik manusia, dari janin menjadi laki-laki dan perempuan dewasa dengan perbedaan fisik dan biologis; tanaman dan pohon membutuhkan air, matahari dan tanah subur untuk tumbuh dan fenomena lain dalam tatanan alam.Kunci iman kepada Qada dan Qadar bukanlahuntuk menerima hal-hal dan situasi seperti yang dihadapi, tetapi menyeimbangkan hal tersebut dengan upaya maksimal untuk meningkatkan kualitas hidup bagi hubungan sosial dan kemanusiaan.Seseorangdapat menerima bahwa kehidupannya di

Page 98: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 98 dari 120

bumi dibatasi oleh kematian, tetapi selama masih bernyawa harus melakukan segala upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, memelihara hubungan

sosial dengan orang lain, dan menyembah Allah. Oleh karena itu, iman kepada takdir tidak berarti bahwa seseorang harus hidup berpandangan fatalistik.

4.5.3. Konstekstualisasi dalam kehidupan sehari-hariDalam konteks saat ini, bencana alam berbentuk letusan gunung berapi adalah kejadian yang harus diterima manusia sebagai bagian dari tatanan alam yang diamanatkan oleh Allah.Namun, manusia dapat melakukan upaya-upayaguna mencegah jatuhnyakorban dengan mempersiapkan untuk situasi darurat dan memberikan bantuan kepada para korban bencana.Sebagai contoh lain, Allah telah menciptakan manusia dalam berbagai ras dan etnis yang merupakan tatanan alam yang harus diterima oleh manusia. Namun, manusia dapat berusaha memperbaiki

KKSetelah kemenangan pada Perang Hunain, Nabi Muhammad harus berhadapan dengan para sahabat dan pengikutnya dalam hal pembagian pampasan perang. Nabi berkeinginan agar tawanan perang dibebaskan serta harta benda yang dijadikan pampasan perang dibagikan kepada kaum mu’alaf yang tingkat keimanannya pada Islam masih lemah. Para sahabat dan pengikut Nabi menentang kehendak Nabi karena beranggapan bahwa mereka lebih berhak atas pampasan perang karena kesetiaan pada Islam. Demikian pula, mereka menginginkan agar tawanan perang dijadikan budak. Melalui persuasi dan komunikasi yang sabar dan penuh kasih saying, akhirnya para sahabat dan pengikut Nabi menerima keputusan tersebut.

Peristiwa tersebut diabadikan dalam QS Ali Imran (3):159 :

Maka dengan sebab rahmat Allah, maka engkau bersikap lembut dan kasih sayang kepada mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan memaksakan diri, niscaya mereka akan berpaling darimu, maka ma’afkanlah mereka dan mintakanlah ampun mereka (kepada Allah), dan bermusyawarahlah dalam urusan, dan apabila engkau telah membulatkan tekad., maka hendaknya engkau bertawakal kepada Allah.

Page 99: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 99 dari 120

hubungan dengan semua kelompok untuk mempromosikan perdamaian dan keharmonisan.4.6. Pernikahan Dalam Islam

4.6.1.TujuanPembahasan ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami system pernikahan dalam Islam.4.6.2.Cara Menyampaikan

Guru membuka topik ini dengan menekankan pentingnya kedudukan keluarga dalam membentuk pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi, multikultural dan humanisme.Islam memandang pernikahan sebagai fondasi masyarakat karena dari pernikahan satuan terkecil masyarakat tercipta. Dalam Suratal - Hujurat: 13, Allah menyatakan:"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal."

Ayat di atas menyiratkan bahwa pernikahan adalah titik awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih besar dan kemudian membentuk negara dan bangsa. Seorang anak belajar tentang nilai-nilai fundamental dalam kehidupan manusia yang terdiri dari aspek spiritual (keagamaan) serta nilai-nilai sosial dari keluarga.Dengan demikian, guru dapat menyimpulkan bahwa keluarga menjadi sebuah institusi penting di mana nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme dan humanisme pertama kali dipelajari, dan menjadi titik referensi penting yang mempengaruhi kehidupan manusia.Sebuah pernikahan terbentuk dari dua individu dengan latar belakang yang berbeda dan nilai-nilai yang berbeda.Dengan demikian pernikahan dan keluarga yang telah tercipta harus mampu mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut secara damai. Misalnya, perkawinan dua individu yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda menyatukan praktik-praktik budaya dan

Page 100: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 100 dari 120

perspektif tentang isu-isu tertentu dalam kehidupan pribadi dan publik dalam satu pernikahan.Kemudian pasangan ini harus menyelesaikan perbedaan mereka dan mengelola bagaimana praktik budaya dan nilai-nilai keduanyaan diterapkan dalam keluarga secara damai, yang didasarkan pada cinta, toleransi dan saling menghormati. Cara-cara yang digunakan sepasang suami istri dalam menyelesaikan perbedaan mereka didalam pernikahan kemudian akan mempengaruhi bagaimana nilai pencapaian perdamaiandan manajemen perbedaan pendapat akan pindah ke anak-anak mereka.Dari belajar tentang menyelesaikan perbedaan secara damai, orang tua kemudian dapat mengajarkan tentang nilai-nilai demokrasi, multikulturalisme dan humanisme kepada anak-anak mereka pada usia dini. Pembelajaran nilai-nilai ini dapat dipenuhi melalui praktik sehari-hari dalam rumah tangga, seperti pembagian kerja di antara anggota keluarga secara demokratis, membuat keputusan keluarga atau rumah tangga bersama-sama, dan memberikan kesempatan bagi seluruh anggota rumah tangga (termasuk anak-anak yang cukup usia) untuk mengekspresikan perspektif dan pendapat mereka. Misalnya, berdasarkan kebiasaan budaya suami sering bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah keluarga, sementara istri bertanggung jawab sebagai pengasuh dan pengelola rumah tangga.Pembagian tugas ini tidak diamanatkan oleh Islam, sehingga keluarga harus fleksibel dalam menyelesaikan pembagian tugas berdasarkan situasi dan konteks masing-masing.Dalam konteks masa kini, wanita sering mempunyai karir dan bekerja setelah menikah, sehingga pembagian tugas secara 'tradisional' dalam rumah tangga harus diubah untuk memaklumi situasi tersebut.Perubahan ini harus dibicarakan antara suami dan istri secara demokratis dan damai.Orang tua juga dapat mengajarkan anak-anak untuk menghormati keragaman dan pluralisme dengan memperkenalkan mereka kepada keluarga dengan latar belakang agama, etnis dan ras yang berbeda; dan menunjukkan bahwa mereka dapat menjaga hubungan baik dengan keluarga ini meskipun terdapat perbedaan dengannya.Di beberapa daerah di Indonesia di mana komunitas berlatar belakang agama atau etnis yang berbeda hidup bersamaan di sebuah desa atau daerah perumahan, hormat terhadap keragaman harus dikembangkan untuk mencegah ketegangan dan konflik dan hal ini harus dimulai sejak usia dini. Sebaiknya anak tidak diajarkan untuk membenci orang lain berdasarkan agama, suku, ras, atau

Page 101: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 101 dari 120

status sosial ekonomi, melainkan harus didorong untuk bermain dan berinteraksi sebanyak-banyaknya dengan anak-anak seusia mereka yang kemungkinan dari golongan yang berbeda.4.7. Strategi Dakwah Dan Perkembangan Islam di Indonesia

4.7.1.TujuanTopik ini diberikan untuk menggambarkan sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia yang dilakukan secara damai dalam jangka waktu yang cukup panjang.4.7.2.Cara Menyampaikan

Guru menjelaskan bahwa Islam tiba dan dianut oleh penduduk kepulauan Indonesia dengan cara damai selama jangka waktu yang cukup panjang, yang caranya berbeda dengan strategi invasi militer yang terjadi pada fase ekspansi Islam sebelumnya. Oleh karena pendekatan yang bertahap ini, tidak ada ketegangan dan konflik antara Islam dan agama-agama atau keyakinan sebelumnya sebelum kedatangan Islamdi Indonesia. Cara yang ditempuh ini konsisten dengan al-Qur'an Suratal-Nahl: 125-128, bahwa penyebaran agama Islam dilaksanakan secara bijaksana (hikmah), menggunakan bahasa yang sopan (mau'idzah hasanah) dan dialog etika (wajadilhum bil lati hia ahsan). Ulama-ulama pertama Islam seperti Wali Songo (9 Wali) di Jawa danpara Teuku, Tuanku dan ulama di Sumatera terus menggunakan metode ini agar dapat diterima oleh masyarakat setempat, dan menggunakan budaya dan tradisi lokal untuk menyebarkan pesan Islam. Proses Islamisasi secara perlahan-lahan terjadi melalui pendekatan sosial dan budaya dengan perkawinan antara ulama Islam dan wanita setempat, melalui pendidikan dengan memberikan pelajaran dan mendirikan sekolah atau pesantren, dan melalui pedagang Arab Islam dan India Selatan yang datang ke Indonesia untuk berdagang.Beberapa ulama juga mampu memberikan pelayanan kesehatan dan medis dasar untuk menarik orang kedalam agama Islam.Menyebarkan Pesan Seni Islam

Wali Sanga (9 Wali) dikenal karena menggunakan seni lokal dalam menyebarkan syariat Islam. Salah satu Wali, Sunan Ampel, terkenal karena keahliannya dalam memberikan ceramah agama melalui puisi dan menggunakan tradisi lokal. Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga terkenal karena memberikan ceramah agama melalui acara wayang kulit tradisional Jawa dan bahkan menciptakan aransemen musik tradisional untuk gamelan yang menyertai pertunjukan wayang. Sunan Kudus menyampaikan khotbahnya melalui sastra Jawa, dan Sunan Muria menciptakan lagu Islam Jawa yang dikenal sebagai Tembang Sinom dan Tembang Kinanthi.

Page 102: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 102 dari 120

Menyampaikan pesan melalui kesenian tradisional juga efektif untuk menarik pemeluk Islam baru karena kesenian daerah sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti yang terlihat pada strategi Wali Sangadi atas.Dewasa ini kita bisa melihat warisan dari pendekatan tersebut melalui pertunjukan wayang 'Islami' yang masih dilakukan di beberapa daerah di Jawa, pada arsitektur masjid yang dibangun oleh Wali Sanga seperti Masjid Demak di Jawa Tengah danlagu-lagu 'pop'Islami dan musik tradisi marawi yang dibawa oleh seniman Islam dari India Selatan dan dicampur dengan musik tradisional Indonesia.Pendekatan budaya yang dianut oleh para ulama untuk menyebarkan syariat Islam dan menyesuaikan dengan konteks dan budaya lokal menciptakan keragaman praktik Islam di seluruh Indonesia.Ini adalah bukti universalitas Islam.Suksesnya penyebaran Islam di Indonesia juga disebabkan oleh pendekatan egaliter, multikultural dan humanis para ulama dalam menyampaikan pesan Islam; yang absen dalam konteks periode, ketika sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam bentuk kerajaan dengan sistem feodal.Padazaman kolonial ketika Indonesia dikuasai oleh para kekuatan kolonial, Islam berperan penting dalam membentuk sentimen anti-kolonial diantara para pemimpin lokal pada saat itu untuk melawan ketidakadilan yang ditimbulkan oleh kekuasaan kolonial. Keputusan Belanda untuk menyatukan pemerintahan kolonial ke dalam satu struktur pemerintahan sebenarnya menambah sentimen anti-kolonial diantara para pemimpin setempatyang bermula pada awal abad ke-17.Banyak pemimpin dan raja masuk Islam sebagai ungkapan penentangan terhadap penjajahan Belanda dan Kristen, sebagai agama penjajah. Diponegoro di Jawa, Antasari di Kalimantan, Hasanuddin di Sulawesi, Imam Bonjol di Sumatera Barat, dan Teuku Umar di Aceh memanfaatkan kepercayaan dan sentimen Islam untuk menggalang dukungan rakyat.Perjuangan anti-kolonial mereka yang didasari Islam sebagai agama universal menjadi benih sentimen nasionalis di Indonesia.Selanjutnya pada awal abad ke-19 hingga awal abad ke-20 , organisasi-organisasi Islam baru seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al Irsyad dan Sarikat Islam didirikan di Indonesia menanggapi penderitaan

Page 103: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 103 dari 120

rakyat di bawah pemerintahan kolonial dan berusaha untuk memperbaikisituasi sosial, ekonomi dan politik Indonesia melalui pendidikan dan gerakan politik. Organisasi berbasis Islam kemudian membentuk bagian penting dari gerakan nasionalis di Indonesia dan menjadi dasar gerakan kemerdekaan untuk menciptakan bangsa baru.Islam sangat mempengaruhi pembentukan ideologi Pancasila. Nilai-nilai utama Islam yaitu: kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa, humanisme, pentingnya keadilan bagi semua dan permusyawarahan dalam memberikan keadilansocial;semuanya diabadikan dalam Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya merepresentasikan rasa hormat Islam dan pengakuan atas perbedaan di antara umat manusia.

4.7.3.Latihan Yang DiberikanBagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan anggota 5-6 orang siswa.Tugaskan masing-masing kelompok untuk mengumpulkan artikel, foto dan media lainnya yang menceritakan kayanya sejarah perkembangan Islam di Indonesia.Masing-masing kelompok bisa memilih aspek atau tema tertentu, misalnya, organisasi atau partai politik Islam, organisasi wanita Islam, lembaga pendidikan Islam, kesenian dalam Islam, atau lembaga ekonomi Islam.

4.8. Perkembangan dan Kemunduran Islam di Dunia4.8.1.TujuanTopik ini disampaikan oleh guru dengan maksud untuk dikaitkan dengan dengannilai-nilai toleransi, demokrasi dan humanisme.4.8.2.Cara Menyajikan

Dewasa ini Islam telah muncul kembali sebagai agama global yang kuat yang tidak hanya memberikan keselamatan spiritual bagi umat manusia, tetapi juga disertai dengan gaya hidup dan sistem sosial, politik dan ekonomi yang komprehensif. Islam juga memberikan pengikutnya suatu identitas, melalui ibadah dan tradisi tertentu.Hal ini merupakan kekuatan yang tangguh untuk Islam dalam mempengaruhi tidak hanya agenda

Page 104: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 104 dari 120

nasional bagi negara-negara dengan populasi mayoritas Muslim, tetapi juga secara global dalam hubungan internasional.Pada masa kekhalifahan, Islam mampu mengalahkan kerajaan non-Islam di Eropa melalui kekuatan militer. Saat ini, pengaruh Islam dirasakan melalui interaksi langsung seperti migrasi, budaya dan seni, pendidikan, media, perdagangan dan diplomasi.Pengaruh dirasakan perlahan-lahan, tetapi tetap kuat. Islam kini telah menyebar ke bagian lain dunia di lima benua, dengan total 1,57 miliar pengikut – seperempatdari total penduduk dunia. Dengan jangkauan yang komprehensif, Islam kini ditandai oleh keragaman pengikutnya, yang meningkatkan statusnya secara global.Islam adalah agama politik, dan pengaruh Islam di bidang politik saat ini mungkin melampauii pengaruhnya terhadap aspek kehidupan lain.Pertama, banyak negara dengan populasi mayoritas Muslim di Timur Tengah dianugrahi cadangan minyak melimpah.Ini sangat memperkuat kekayaan ekonomi mereka serta pengaruh terhadap perdagangan minyak global yang kemudian tertuang dalam politik.Sayangnya, kekayaan dan pengaruh tersebut tidak digunakan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Bahkan, kekayaan malah memperburuk perbedaan dan ketegangan antara negara-negara Islam, dan menghidupkan kembali konflik berabad-abad lamanya, perpecahan dalam Islam dan antara Islam dengan agama-agama lain. Sebuah contoh dari kebangkitan konflik tersebut adalah ketegangan antara Sunni dan Syiah yang dewasa ini telah diterjemahkan ke dalam ketegangan antara Sunni Arab dan Syiah Iran. Contoh lain adalah konflik berkepanjangan antara negara-negara Islam dan Yahudi Israel. Konflik kuno seperti sekarang dilebih-lebihkan dan diperkuat oleh pengaruh kekayaan minyak dan didukung militer sekutu Barat yang berkepentingan dalam mengendalikan sumber alam tersebut.Beberapa upaya untuk menghasilkan perdamaian telah gagal menyelesaikan konflik tersebut.Kedua, di bidang politik suatu kekuatan politik non-negara telah muncul dari dunia Islam, yang menganut interpretasi radikal Islam dan mendukung penggunaan terorisme untuk mencapai tujuan dominasi global Islam atas kekuatan-kekuatan Barat.Sejak awal abad 1980an, kekuatan ini telah meresap secara global, mengambil identitas lokal dan berkembang menjadi ke jaringan organisasi teror yang lebih kompleks dan canggih. Bersembunyi di balik interpretasi keliru akanjihad, mereka telah menimbulkan korban dan ketakutan di seluruh dunia dan sebagai hasilnya

Page 105: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 105 dari 120

adanya stigma negatif tentang Islam. Serangan terbesar oleh kelompok-kelompok ini adalah serangan terhadap World Trade Centre, Pentagon dan sasaran strategis Amerika lainnya pada September 2001.Dikenal sebagai serangan 9-11, insiden tersebut merusak citra Islam sebagai agama damai dan toleran. Banyak warga Muslim yang tidak bersalah dan tidak menerima interpretasi kekerasan dalam Islam menjadi sasaran dalam reaksi pasca serangan.Namun, di sisi positif, insiden tersebut juga memicu seluruh dunia untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam.Di banyak negara Barat, buku-buku tentang Islam termasuk al Qur’an diterjemahkan dan menjadi buku terlaris.Universitas di negara-negara barat mendirikan pusat studi Islam yang melibatkan pertukaran akademisi dan mahasiswa antara universitas tersebut dengan universitas di negara-negara Islam.Selanjutnya di beberapa negara Barat ada upaya yang lebih besar untuk mengintegrasikan pendekatan dan kebijakan multikultural untuk mendukung populasi Muslim yang semakin meningkat melalui kurikulum sekolah, peraturan sipil lokal, dan perlindungan tempat-tempat ibadah Islam.Ketiga,guna mendorong persatuan di seluruh dunia Islam dan juga hubungan baik dengan dunia non-Muslim, masyarakat Muslim mendirikan Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada tahun 1969. Dari segi ekonomi, Bank Pembangunan Islam didirikan pada tahun 1975 untuk mempromosikan dan membantu pembangunan ekonomi di negara-negara anggota dan bagi umat Islam di negara-negara non-anggota berdasarkan prinsip-prinsip syariah.Meskipun berpengaruh dari sisi politik, dunia Islam belum mampu merebut kembali pengaruh Islam dalam aspek kehidupan sosial dan ekonomi, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan seni.Dengan mendalami perkembangan Islam melalui perjalanan sejarah memberikan kita pelajaran bahwa Islam adalah agama global dan oleh karenanya penganut Islam memiliki latar belakang yang berbeda di seluruh benua.Ini memperkuat komitmen kita dalam mengadopsi toleransi yang lebih besar diantara kelompok yang berbeda, dan mempromosikan perdamaian, keharmonisan dan keadilan dalam Islam dan antara Islam dan masyarakat non-Islam lainnya.Terkait dengan hal di atas, kita perlu mengembangkan kesatuan yang lebih besar di negara-negara Islam dan masyarakat dan mengesampingkan

Page 106: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 106 dari 120

perbedaan-perbedaan dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial bagi seluruh umat manusia, baik di dunia Islam maupun global.Oleh karenanya, konflik diantara atau didalam negara-negara Islam dan di antara negara-negara Islam dan dunia non-Islam harus berakhir melalui inisiatif perdamaian global. Seperti mendiang Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan: "Semua agama menuntut perdamaian.Masalahnya adalah orang-orang keliru dalam menggunakan agama untuk mengejar kemenangan. Ini telah menyebabkan konflik berkepanjangan antara masyarakat dengan keyakinan yang berbeda. Orang yang berkehendak baik dari setiap agama dan bangsa harus bersatu melawan kebencian religius yang mendasari dan menjiwai terorisme."Islam sekarang lebih dikenal sebagai agama politik dan identitas Islam didominasi oleh karakter politiknya. Kita perlu untuk menyampaikan citra Islam yang komprehensif sebagai cara hidup dan sistem sosial yang lengkap. Kita perlu mengintensifkan upaya untuk mengadvokasikan?prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, seni dan budaya.

4.8.3.Latihan Yang Diberikan Bagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, mintalah mereka untuk menyusun kolase atau majalah dinding terdiri untuk mengangkat kemajuan Islam di dunia internasional.Tugaskan setiap kelompok untuk mengangkat aspek yang berbeda misalnya: dalam seni, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial. Susunlah rencana dan panitia untuk menyelenggarakan festival Islam sekolah.Ini dapat dijadikan salah satu kegiatan akhir Semester, akhir tahun atau dalam rangka merayakan Hari Raya Islam.Festival Islam bisa terdiri dari pertunjukkan kesenian, pameran, perlombaan pidato atau debat tentang topik yang terkait dengan Islam, demokrasi, multikuturalisme dan humanisme.Guru dianjurkan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah dan OSIS sedini mungkin agar pendanaan dan dukungan logistik dapat dialokasikan.

-------

Page 107: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 107 dari 120

Daftar Pustaka dan Bahan BacaanAl-Syaibany, Omar Mohammad al-Toumy (1979).Falsafah Pendidikan Islam. (Jakarta:Bulan Bintang).Ali,Moulvi Cherag (t.t). A Critical Exposition of The Popular Jihad (Eksposisi Kritis terhadap Jihad). (Qasinjan, Delhi: Idarah-Adabiyat-i-Delli).Azra, Azyumardi (2006). Islamand Democracy, Dynamics in a Global Context (Islam dan Demokrasi, Dinamika di dalam Konteks Global). (Jakarta&Singapore:The Asia Foundation and SOLSSTICE, ICIP).________. (2005).“Pendidikan Agama: Membangun Multikulturalisme Indonesia,” dalam Zakiyuddin Baidhawy (2005). Kata Pengantar pada buku Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. (Jakarta: Erlangga, 2005).Baidhawy,Zakiyuddin (2005). Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. (Jakarta:Erlangga, 2005).Effendi, Bahtiar (1998).Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia. (Jakarta:Paramadina).Erik, Lincoln dan Irfan AmaLee (2008).12 Nilai Dasar Perdamaian: Buku Panduan Untuk Guru.(Bandung: Penerbit Mizan).Gollob, Rolf and Peter Krapf, Eds (2008).Teaching democracy: A collection of models for democratic citizenship and human rights education (Mengajarkan demokrasi: koleksi model-model untuk pendidikan kewarganegaraan yang demokratis dan berperi kemanusiaan). (Belgium: Council of Europe Publishing).Hasan,Tolhah (2000). Islam dalam Perspektif Sosial Kultural. (Jakarta: Lantabore Press).Jabali, Fuad, dkk. (2011). Islam Rahmatan lil ‘Alamin. (Jakarta:Kantor Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama), cet. I.Jameelah,Maryam (1967). Islam in Theory and Practice (Islam dalam Teori dan Praktik).(Lahore:Sant Nagar).Kuntowijoyo (1997).Identitas Politik Umat Islam. (Bandung:Mizan).Lestari, Dian, S.Ag. danDrs. Hamid Supriyanto, et.al. (2012). Materi Pengayaan Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk SMA: Mengarusutamakan Nilai-nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusif.(Jakarta: Maarif Institute).Lopa, Baharuddin (1991). Al-Qur’an dan Hak Asasi Manusia.(Jakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa).

Page 108: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 108 dari 120

Ma’arif,Ahmad Syafi’I (1985). Studi tentang Percaturan dan Konstituante Islam dan Masalah Kenegaraan. (Jakarta:LP3ES).Masykuri, Abdullah (1999). Demokrasi di Persimpangan Makna, Respon Intelektual Muslim terhadap Konsep Demokrasi. (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya).M, Abdul Hadi W (2008) . “Multikuturalisme VS Nation-State, dalam Titik Temu”. Jurnal Dialog Peradaban, Volume I, Nomor 1, Juli-Desember 2008.Nasution,Harun.(1991). Islam Rasional. (Bandung:Mizan).Nata, Abuddin (1994). Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam.(Jakarta:RajaGrafindo Persada).________. (2012). Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta:Prenada Media Group).________. (2012). Sejarah Sosial Intelektual Pendidikan Islam. (Jakarta:RajaGrafindo Persada).Noer, Deliar (1997). Pemikiran Politik di Negeri Barat. (Bandung:Mizan).Rosyada, Dede., dkk. (2000). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia & Masyarakat Madani, (Jakarta:Kerjasama The Asia Foundation & Prenada Media), cet. I.Sachedina,Abdul Azis (2001).The Islamic Roots of Democratic Pluralism(Akar Islam dalam Pluralisme Demokratis). (New York:Oxford University Press).Sjadzali,H.Munawir (1990). Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. (Jakarta:UI Press).Thoyar, Husni (2011). Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas X.(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia).________. (2011). Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XI.(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia).________. (2011). Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XII.(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia).Tilaar, H.A.R., (2004). Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. (Jakarta:Lembaga Manajemen).Zamroni (2011).Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural. (Yogyakarta:Gavin Kalam Utama).

Page 109: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 109 dari 120

--------

Page 110: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 110 dari 120

Lampiran 1: Pemetaan Materi PengayaanDemokrasi Multikulturalisme HumanismeKelas 10Berprasanga baik (husnuzzan) dan persaudaraan (Ukhuwah)- Iman kepada Allah dengan memahami sifat-sifat-NyaPengelolaan WaqafMetoda dakwah Rasulullah di MekahMetoda dakwah Rasulullah di MadinahKelas 11ToleransiMakna iman kepada Kitab-kitab Allah SWTMakna iman kepada Rasul-rasulPrinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam IslamPelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwahIslam pada abad pertengahanIslam di masa modern (1800-sekarang)Kelas 12Berpikir kritis dan bersikap demokratisMakna iman kepada hari akhirSaling menasehati dan berbuat baik (ihsan)Iman kepada Qadha dan QadarPernikahan dalam IslamStrategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia Ketentuan waris dalam IslamPerkembangan dan kemunduran Islam di dunia

Page 111: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 111 dari 120

Page 112: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 112 dari 120

Lampiran 2: Piagam MadinahPembukaan:Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad, Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.Pasal 1: Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain.Pasal 2: Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 3: Banu ‘Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.Pasal 4: Banu Sa’idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 5: Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 6: Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 7: Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 8: Banu ‘Amr Ibn ‘Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Page 113: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 113 dari 120

Pasal 9: Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 10:Banu al-’Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.Pasal 11:Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diat.Pasal 12:Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya.Pasal 13:Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.Pasal 14:Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.Pasal 15:Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain.Pasal 16:Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya).Pasal 17:Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.Pasal 18:Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain.Pasal 19:Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.

Page 114: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 114 dari 120

Pasal 20:Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.Pasal 21:Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.Pasal 22:Tidak dibenarkan bagi orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat, dan tidak diterima daripadanya penyesalan dan tebusan.Pasal 23:Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘azza wa jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.Pasal 24:Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.Pasal 25:Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka.Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.Pasal 26:Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.Pasal 27:Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.Pasal 28:Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.Pasal 29:Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.Pasal 30:Kaum Yahudi Banu al-’Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.Pasal 31: Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf, kecuali orang zalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan keluarganya.

Page 115: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 115 dari 120

Pasal 32:Suku Jafnah dari Sa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa’labah).Pasal 33:Banu Syutaybah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu ‘Awf. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu lain dari kejahatan (khianat).Pasal 34:Sekutu-sekutu Sa’labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa’labah).Pasal 35:Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).Pasal 36:Tidak seorang pun dibenarkan (untuk perang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan (ketentuan) ini.Pasal 37:Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu-membantu dalam menghadapi musuh Piagam ini.Mereka saling memberi saran dan nasihat.Memenuhi janji lawan dari khianat.Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya.Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.Pasal 38:Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.Pasal 39:Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya “haram” (suci) bagi warga Piagam ini.Pasal 40:Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.Pasal 41:Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya.Pasal 42:Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung Piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah ‘azza wa jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi Piagam ini.Pasal 43:Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.

Page 116: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 116 dari 120

Pasal 44:Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.Pasal 45:Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama.Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.Pasal 46:Kaum Yahudi al-’Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung Piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung Piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan).Setiap orang bwertanggungjawab atas perbuatannya.Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan memandang baik isi Piagam ini.Pasal 47:Sesungguhnya Piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat.Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW.-------

Page 117: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 117 dari 120

Lampiran 3: Naskah Khutbah Haji Wada’ . DهBا ي

B أ هذا مBوNقLفي في هBذBا، عBامي BدNعB ب NمD NقBاك Bل أ B ال لعBلي\ دNرLي،B أ B ال Bي\ فBإن قولي، مBعDوا Nاس \اس، الن أيها

NمD هNرLك Bش LةBرمDحB وك هBذBا NمD BوNمLك ي LةBرمDحB ك ، NمD mك ب Bر NقBوNا Bل ت Nأن إلى rام BرBح NمD عBليك NمD Bك وBأمNوBال NمD دLمBاءBك إن\ mاس، الن

NنBم إلى فليؤDدxها rانةBمB أ DهBدN ن Lع NتB Bان ك NنBمBف بلغت، وقد أعمالكم عن فيسألكم ربكم ستلقون وإنكم هBذBا

أنه الله قضى تظلمون، وال تظلمون ال أموالكم رءوس لكم ولكن موضوع ربا كل وإن Bيها، عBل DهB NتمBن ائ

أول وإن موضوع الجاهلية في كان دم كل وإن كله موضوع المطلب عبد بن العباس ربا وإن ربا، ال

المطلب عبد بن الحارث بن ربيعة ابن دم أضع دمائكم

سوى فيما يطع إن ولكنه أبدا هذه بأرضكم يعبد أن من يئس قد الشيطان فإن الناس أيها بعد أما

. دينكم على فاحذروه أعمالكم من تحقرون بما به رضي فقد ذلك

Dوا DوBاطLئ Lي ل � عBاما DهB مDون xرBحD وBي � عBاما DهB �ون ل LحD ي وا DرBفB ك BينLذm ال LهL ب DضBل� ي LرNفD Nك ال فLي rةBادB زLي DيءLسm الن mمBا Lن إ الناس ﴿أيها

خلق يوم كهيئته استدار قد الزمان وإن الله أحل ما ويحرموا Dهm الل Bم mرBح مBا �وا ل LحD فBي Dهm الل Bم mرBح مBا BةmدLع﴾

ة ي ل ا و ت م ة اث ل ث م ر ح ة ع ب ر أا ا ه ن م ﴾ اا ر هه ش� شر ش� �ش ا شن هث ا �ه ش � ل ا د ن � ر و ه � ل ا ش" ش د �ه ش# ه$ا ﴿ و ض أ'ر ل ا و ت ا و م س ل ا � � ل ا

. وشعبان جمادى بين الذي مضر، ورجب

وBال كم Bغير NمD ك Bش DرDف BئنNوطD ي أال حق\، Nكم Bي عBل ولهن ،� حقا NمD Lك ائ Bنس على لكم فإن الناس، أيها بعد أما

في تهجروهن أن لكم أذن قد الله فإن فعلن فإن ة BشLاحBفL ب Bيأتين وال ، NمD Bك بيوت DهB هDون Bتكر � أحBدا BنNل LخNدD ي

واستوصوا بالمعروف وكسوتهن رزقهن فلهن انتهين فإن مبرح غير ضربا وتضربوهن المضاجع

الله بأمانة أخذتموهن إنما وإنكم شيئا، ألنفسهن يملكن ال عوان عندكم فإنهن خيرا، بالنساء

NمB ل LهL ب اعتصمتم Nإن مBا NمD فLيك DتN Bرك ت NدBوق قولي، الناس أيها فاعقلوا الله بكلمات فروجهن واستحللتم

رسوله، mة ن DسBو Lالله BابB Lت ك بين، أمر أبدا، �وا BضLل ت

. يحل فال إخوة المسلمين وإن للمسلم، أخ مسلم كل أن تعلمن واعقلوه قولي اسمعوا الناس، أيها

. إن . لهم قل بلغت هل اللهم أنفسكم تظلمن فال منه، نفس طيب عن أعطاه ما إال أخيه من المرئ

\هDم\ الل بلغت، اللهم هذا، يومكم كحرمة ربكم تلقوا أن إلى وأموالكم دماءكم عليكم حرم قد الله

اشهد

Wahai manusia sekalian, perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian. Saudara-saudaraku, bahwasanya darah kamu dan harta benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan.Dan pasti kamu

Page 118: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 118 dari 120

akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu diminta pertanggung jawaban atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini.Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.Bahwa semua riba sudah tidak berlaku.Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba Abbas b, Abdul Muttalib semua sudah tidak berlaku.Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliyah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibn Rabi’ah bin al-Harits bin Abd al-Muttalib.Kemudian daripada itu saudara-saudara.Hari ini nafsu setan yang minta disembah di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi kalau kamu turutkan dia walaupun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik.Saudara-saudaraku, menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran.Dengan itu orang-orang kafir itu tersesat.ada satu tahun mereka langgar dan pada tahun ini mereka sucikan, untuk disesuaian dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi ini, Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada dua belas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan suci, tiga bulan berturut-turut, dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.Kemudian daripada itu, saudara-saudara. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas istri kamu, juga istrimu sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan kami ke atas lantaimu.Kalau sampai mereka melakukan semua itu Tuhan mengizinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai mengganggu.Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan santun.Berlaku baikterhadap istri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Tuhan.

Page 119: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 119 dari 120

Perhatikan kata-kataku ini, saudara-saudaraku.Aku sudah menyampaikan ini.Ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan di tangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya: Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.Wahai manusia sekali.Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan. Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara.Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semua bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya.Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.Ya Allah sudahkah kusampaikan.Sementara Nabi mengucapkan itu, Rabi’ah mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya: Rasulullah bertanya “hari apakah ini? Mereka menjawab: Hari Haji Akbar. Nabi bertanya lagi.Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan.Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi: Yaa Allah! Sudahkah kusampaikan? Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: Ya. Lalu katanya: Yaa Allah, saksikan ini.Selesai Nabi mengucapkan pidato, ia turun dari al-Qushwa-untanya itu. Ia masih di tempat itu juga sampai pada waktu sembahyang Dzuhur dan Asar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakhkharat.Pada waktu itulah Nabi SAW membacakan firman Allah ini kepada mereka.Hari ini kusempurnakan agamamu.Hari inilah Kusempurnakan agamamu ini untuk kamu sekalian dengan Kucukupkan nikmat-Ku kepada kamu, dan yang Kusukai Islam inilah menjadi agama kamu.

Page 120: Pengayaan ISRA dalam PAI - OCDP

Draft terakhir sebelum final, hal 120 dari 120

Lampiran 4: Naskah Perjanjian Hudaibiah“Tulis: Inilah yang sudah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah. Dan selanjutnya perjanjian antara kedua belah pihak itu ditulis, bahwa kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata selama sepuluh tahun-menurut sebagian besar penulis sejarah Nabi-atau dua tahun menurut Al-Waqidi-bahwa barangsiapa dari golongan Quraisy menyeberang kepada Muhammad tanpa seizin walinya, harus dikembalikan kepada mereka, dan barangsiapa dari pengikut Muhammad menyeberang kepada Quraisy, tidak akan dikembalikan, bahwa barangsiapa dari masyarakat Arab yang senang mengadakan persekutuan dengan Muhammad diperbolehkan, dan barangsiapa yang senang mengadakan persekutuan dengan Quraisy juga diperbolehkan, bahwa untuk tahun ini Muhammad dan sahabat-sahabatnya harus kembali meninggalkan Mekah dengan ketentuan akan kembali pada tahun berikutnya, mereka dapat memasuki kota dan tinggal selama tiga hari di Mekah dan senjata yang dapat mereka bawa hanya pedang tersarung dan tidak dibenarkan membawa senjata itu.

-------