PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, NET PROFIT …repository.umrah.ac.id/1294/1/SITI...
Transcript of PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, NET PROFIT …repository.umrah.ac.id/1294/1/SITI...
1
PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, NET PROFIT
MARGIN, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY
TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Siti Romunah1
, Tumpal Manik2 , Prima Aprilyani Rambe
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh working capital to total asset, net
profit margin, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap perubahan laba.
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Metode
penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
dengan metode ini sampel yang dihasilkan sebanyak 19 perusahaan. Data
penelitian berupa laporan keuangan tahunan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian ini variabel net profit margin dan debt to equity ratio
berpengaruh terhadap perubahan laba. sedangkan variabel working capital to total
dan return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. variabel
working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan return
on equity secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan
sektor industri dasar dan kimia.
Kata kunci : Perubahan laba, working capital to total asset, net profit margin,
debt to equity ratio dan return on equity.
2
PENDAHULUAN
Setiap entitas atau perusahaan yang mendirikan usaha tidak terlepas
dari kebutuhan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut digunakan untuk
melihat perkembangan usahanya setiap tahun, apakah mengalami kemajuan atau
mengalami kemunduran. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan (Fahmi : 2015).
Selain itu laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen
yang dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan di
masa mendatang. Perkembangan usaha tersebut juga digunakan perusahaan untuk
pengambilan kebijakan.
Perusahaan yang mengalami perkembangan setiap tahunnya sangat
diminati oleh investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Investor dapat melihat perkembangan perusahaan tersebut dari laba yang
diperoleh perusahaan setiap tahunnya. Jika laba perusahaan meningkat, investor
tertarik untuk menanamkan modalnya. Laba juga digunakan sebagai tolak ukur
pemerintah untuk pemungutan pajak. Laba yang meningkat mengakibatkan pajak
yang dikenakan semakin besar begitu juga sebaliknya. Laba juga dapat mengukur
kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan, apakah laba mengalami
peningkatan atau penurunan.
Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari perubahan laba.
Perubahan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh
perusahaan pada tahun tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peningkatan laba yang dialami perusahaan menentukan kelangsungan usaha
tersebut.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on
equity terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 baik secara parsial
maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan
return on equity terhadap perubahan laba.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Perubahan Laba
Menurut Dewi (2017), perubahan laba merupakan kenaikan laba atau
juga penurunan laba pada suatu perusahaan pada periode tertentu yang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laba sebelum pajak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh
penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis (Suwarno,
dalam Yusuf: 2012). Menurut Nurmalasari, dalam Dewi (2017), perubahan laba
dapat dirumuskan sebagai berikut :
3
Keterangan :
∆Y = perubahan laba
Yt = laba perusahaan pada periode tertentu
Yt-1 = laba perusahaan pada periode sebelumnya
Working Capital to Total Asset
Menurut Sujarweni (2017: 60), Working Capital to Total Asset
merupakan likuiditas dari total asset dan posisi modal kerja (neto). Working
Capital to Total Asset menunjukkan hubungan antara total aset dengan modal
kerja dan menunjukkan jumlah modal kerja yang dapat diperoleh perusahaan
untuk tiap rupiah total aset (Yusuf: 2012). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan (Sujarweni,
2017: 64). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir (2015: 157), Debt to Equity Ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini menunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono dan Anshari, 2015: 54). Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus :
Return on Equity
Menurut Syamni (2013), Return on Equity merupakan komponen dari
rasio neraca dan rasio laba rugi. Sedangkan menurut Darsono dan Anshari (2005),
Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan kesuksesan manajemen
dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Return on
Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba berdasarkan modal. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
4
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Working Capital to Total Asset terhadap Perubahan Laba
Working capital to total asset yang semakin tinggi menunjukkan
semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibandingkan total asetnya.
Dengan modal kerja yang besar mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan
menjadi lancar sehingga pendapatan meningkat dan laba yang diperoleh juga
meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan perubahan laba yang
meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Diduga Working Capital to Total Asset berpengaruh terhadap perubahan
laba
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Semakin besar Net Profit Margin maka semakin baik kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dengan laba yang tinggi,
perubahan laba pada perusahaan tersebut meningkat. Laba bersih yang lebih besar
dari penjualannya menghasilkan Net Profit Margin yang besar. Hal ini disebabkan
oleh beban-beban yang dikeluarkan perusahaan kecil sehingga menghasilkan laba
yang besar dan mengakibatkan perubahan laba yang meningkat. Sebaliknya, laba
bersih yang lebih kecil dari penjualan menghasilkan Net Profit Margin yang kecil.
Kecilnya laba bersih yang dihasilkan dikarenakan beban-beban yang dikeluarkan
perusahaan cukup besar sehingga menghasilkan laba yang rendah. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Working Capital
to Total Asset
(X1)
Net Profit Margin
(X2)
Return on Equity
(X5)
Debt to Equity
Ratio
(X3)
Perubahan Laba
(Y)
H1
1
H2
H3
H4
H5
5
H2 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba
Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin besar biaya usaha
yang harus dikeluarkan. Semakin besar biaya usaha yang dikeluarkan
mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan menurun sehingga perubahan
laba menurun. Sebaliknya, semakin rendah hutang perusahaan maka semakin
rendah biaya usaha yang harus dikeluarkan sehingga mengakibatkan laba yang
diperoleh perusahaan meningkat dan perubahan laba perusahaan juga mengalami
peningkatan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H3 : Diduga Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba
Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba
Return on Equity yang tinggi diakibatkan oleh perusahaan telah efektif
dalam menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba bersih yang relatif
tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga menghasilkan
perubahan laba yang meningkat. Sebaliknya, Return on Equity yang rendah
diakibatkan oleh tidak efektifnya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada
untuk menghasilkan laba bersih sehingga menghasilkan perubahan laba yang
menurun. Semakin tinggi Return on Equity maka perubahan laba juga semakin
meningkat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H4 : Diduga Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan laba
H5 : Diduga Working Capital to Total Asset, Net Profit Margin, Debt to Equity
Ratio dan Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan laba
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Objek penelitian ini
adalah laporan keuangan akhir tahun setiap perusahaan sektor industri dasar dan
kimia. Penelitian bertujuan untuk menemukan pengaruh working capital to total
asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh
terhadap perubahan laba. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang laporan
keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada kriteria
pemilihan sampel.
6
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel
independen penelitian yaitu working capital to total asset, net profit margin, debt
to equity ratio dan return on equity. Variabel dependennya yaitu perubahan laba
yang dilakukan oleh perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan
diperoleh dari Laporan Keuangan yang diunduh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id).
Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 yaitu
sebanyak 60 perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :
1. Perusahaan yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2013-2016.
2. Selama periode penelitian perusahaan menyajikan laporan keuangan
tahunan yang lengkap.
3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah
(Rp) selama periode penelitian.
4. Perusahaan mengalami laba setiap tahunnya selama periode penelitian.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 60 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 84 perusahaan
dan 87 data observasi.
Metode Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda.Dengan bantuan SPSS 20.0.dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh working capital to total asset, net profit
margin, debt to equity ratio dan return on equity terhadap perubahan laba pada
perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif sebelum Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PL 84 -.9185 2.9654 .128282 .6565977
WCTA 84 .0004 .7323 .306279 .2100802
NPM 84 .0078 .5087 .083307 .0805559
DER 84 .0793 5.1524 .923651 1.0153063
ROE 84 .0129 .8652 .122787 .1096067
Valid N (listwise) 84
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Menurut Ghozali
(2013:164) untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji
non parametrik kolmogorov-smirnov (K-S).Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 84
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .60516055
Most Extreme Differences
Absolute .180
Positive .180
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z 1.649
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
8
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-
smirnov adalah bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,649 dan nilai
Asymp. Sig. (2 tailed) 0,009 < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual
tidak berdistribusi secara normal.
Data Outlier
Karena hasil dari uji Kolmogorov-smirnov tidak menunjukkan
normalitas data maka dilakukan uji outlier. Menurut Ghozali (2013:41), outlier
adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai
ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PL 82 -.9185 2.4034 .069758 .5398217
WCTA 82 .0004 .7323 .309635 .2104444
NPM 82 .0078 .5087 .084157 .0812026
DER 82 .0793 5.1524 .912691 1.0240497
ROE 82 .0129 .8652 .122366 .1099793
Valid N (listwise) 82
Sumber : Data yang diolah (2018)
Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Zscore:
Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b
Mean -.0952404
Std. Deviation .79435845
Most Extreme Differences
Absolute .132
Positive .132
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z 1.198
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
9
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 0,672 dan signifikan pada 0,757 karena p-value = 0,114 > 0,05,
maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
WCTA .664 1.507
NPM .630 1.587
DER .611 1.636
ROE .743 1.345
a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu working capital to
total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF
(variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Menurut Ghozali salah satu
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya terjadi autokorelasi pada data penelitian
adalah dengan menggunakan Uji Durbin – Waston (DW Test). DW Test digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam model
regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Model yang baik
adalah model yang tidak terdapat autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-
Waston du < dw < 4-du (Ghozali, 2013 : 110).
10
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .464a .215 .174 .4905085 2.133
a. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM
b. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai
Durbin Waston adalah 2,133 sedangkan du = 1,7446 sehingga disimpulkan 2,133
< 1,7446 < 4-1,7446 (2,2554) yang berarti bahwa model regresi tidak terjadi
autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05maka model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
11
Berdasarkan output pada tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa nilai sig
untuk variabel Working Capital to Total Asset (WCTA) sebesar 0,403. Nilai sig
untuk variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,133. Nilai sig untuk variabel
Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,356. Nilai sig untuk variabel Return on
Equity (ROE) sebesar 0,483. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel
mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.9
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.406 .160 -2.533 .013
WCTA .031 .318 .012 .098 .922
NPM 2.608 .846 .392 3.084 .003
DER .178 .068 .337 2.610 .011
ROE .692 .575 .141 1.203 .233
a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut :
PL = -0,406 + 0,031WCTA + 2,608NPM + 0,178DER + 0,692ROE + Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar -0,406 menyatakan bahwa jika variabel working
capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on
equity dianggap konstan, maka nilai perubahan laba sebesar -0,406 atau -
40,6%.
2. Koefisien Regresi (β1) Variabel Working Capital to Total Asset (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,031. Nilai (β1) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel working
capital to total asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan perubahan laba sebesar 3,1%.
3. Koefisien Regresi (β2) Variabel Net Profit Margin (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 2,608. Nilai (β2) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel net profit
margin, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan
laba sebesar 260,8%.
4. Koefisien Regresi (β3) Variabel Debt to Equity Ratio (X3)
12
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,178. Nilai (β4) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel debt to equity
ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan
laba sebesar 17,8%.
5. Koefisien Regresi (β4) Variabel Return on Equity (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 0,692. Nilai (β5) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel return on
equity, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan
laba sebesar 69,2%.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 5.078 4 1.269 5.276 .001b
Residual 18.526 77 .241
Total 23.604 81
a. Dependent Variable: PL
b. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.10 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,001 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 5,276. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)
sebanyak 82. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (82-5) = 77, sehingga
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,49. Jadi Fhitung > Ftabel
(5,276 > 2,49) dan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya working capital to total
asset (WCTA), net profit margin (NPM), debt to equity ratio (DER), dan return
on equity (ROE) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan laba pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung< -
Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <
13
Ttabel atau - Thitung> - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (uji-t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.406 .160 -2.533 .013
WCTA .031 .318 .012 .098 .922
NPM 2.608 .846 .392 3.084 .003
DER .178 .068 .337 2.610 .011
ROE .692 .575 .141 1.203 .233
a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel
4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel working capital to total asset memiliki tingkat signifikansi 0,922 >
0,05. Variabel working capital to total asset ini juga memiliki nilai thitung
sebesar 0,098 < 1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel
working capital to total asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah modal operasional (aset
lancar dikurang hutang lancar) yang lebih besar atau lebih kecil daripada
total aset tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
2. Variabel net profit margin memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05.
Variabel net profit margin ini juga memiliki nilai thitung sebesar 3,084 >
1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel net profit margin
secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kemampuan menghasilkan laba perusahaan
dengan perubahan laba. Dengan demikian, dengan semakin tingginya nilai
net profit margin perusahaan maka akan meningkatkan perubahan laba.
3. Variabel debt to equity ratio memiliki tingkat signifikansi 0,011 < 0,05.
Variabel debt to equity ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,610 >
1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel debt to equity ratio
secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara penggunaan hutang dalam membiayai
kegiatan perusahaan dengan perubahan laba. Dengan demikian, dengan
semakin tingginya nilai debt to equity ratio perusahaan maka mempengaruhi
perubahan laba.
14
4. Variabel return on equity memiliki tingkat signifikansi 0,233 > 0,05.
Variabel return on equity ini juga memiliki nilai thitung sebesar 1,203 >
1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel return on equity
secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan modal perusahaan yang efektif dalam
menghasilkan laba tidak mempengaruhi perubahan laba.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .464a .215 .174 .4905085 2.133
a. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM
b. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 diatas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,174 atau 17,4% . Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu perubahan laba dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu working capital to total asset, net profit margin,
debt to equity ratio, dan return on equity sebesar 17,4% sedangkan sisanya yaitu
82,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Working Capital to Total Asset terhadap Perubahan Laba
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Paramawardhani (2015), yang menyatakan bahwa WCTA tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba. Hal tersebut dapat terjadi karena WCTA yang menurun
mencerminkan perusahaan memiliki modal kerja yang semakin sedikit dan dapat
mengakibatkan penurunan perubahan laba. Namun, hasil penelitian ini
menunjukkan jumlah modal kerja yang lebih kecil daripada total aset dan
penurunan rata-rata WCTA per tahun tidak mengakibatkan penurunan perubahan
laba. Hal tersebut dapat disebabkan penurunan WCTA tidak mampu menurunkan
risiko yang diindikasikan oleh penurunan perubahan laba. Oleh karena itu,
perubahan WCTA tidak mampu secara signifikan mengubah perubahan laba.
WCTA yang tidak mampu mengubah perubahan laba dapat disebabkan karena
perusahaan masih mempunyai sumber pendanaan lain untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Riana (2016), yang menyatakan bahwa WCTA tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pramono (2015) dan Yusuf (2012), yang menyatakan bahwa WCTA berpengaruh
terhadap perubahan laba.
15
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Net profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih yang memiliki hubungan dengan pendapatan
perusahaan yang akan datang, yang nantinya akan bermanfaat dalam memprediksi
perubahan laba bagi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan net profit
margin berpengaruh terhadap perubahan laba dan memiliki arah positif. Pengaruh
yang positif memberikan arti bahwa setiap kenaikan net profit margin dapat
menaikkan perubahan laba dan setiap penurunan net profit margin dapat
menurunkan perubahan laba. Net profit margin bertambah disebabkan oleh
bertambahnya laba bersih dan penjualan atau pendapatan, jika bertambahnya
penjualan lebih besar dari bertambahnya biaya usaha maka akan mengakibatkan
bertambahnya biaya usaha maka akan mengakibatkan bertambahnya laba di masa
yang akan datang. Dan sebaliknya net profit margin berkurang disebabkan oleh
berkurangnya laba bersih dan penjualan atau pendapatan, jika bertambahnya
penjualan lebih kecil dari berkurangnya biaya usaha maka akan mengakibatkan
menurunnya laba di masa yang akan datang (Putri: 2010). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriainika (2015) dan Gani (2011), yang
menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2012), yang
menyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo
(2015), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap
perubahan laba. Dengan hasil tersebut menunjukkan debt to equity ratio yang
tinggi cenderung mengalami peningkatan perubahan laba, sedangkan debt to
equity ratio yang rendah cenderung mengalami penurunan perubahan laba. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi debt to equity ratio berarti mengindikasikan bahwa
total hutang yang tinggi, dimana banyaknya dana dari kreditor yang masuk
sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan laba. Dana
tersebut dapat digunakan dalam membantu proses barang untuk siap dijual
sehingga dapat meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan (Putri:
2010). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifada
(2016) dan Masyitoh (2016), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak
berpengaruh terhadap perubahan laba.
Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah
(2014), yang menyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Ketidakmampuan return on equity dalam mempengaruhi
perubahan laba dimungkinkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam
mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan laba. Hal ini
dimungkinkan karena sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh perusahaan
kurang tepat sehingga ada sebagian aset yang menganggur dan tidak dapat
digunakan secara efisien, sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu
pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari hutang tidak dapat
digunakan untuk menutupi besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut
16
sehingga harus ditutup oleh sebagian pendapatan yang berasal dari pemegang
saham (Gani : 2011). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hutabarat (2013) dan Hermanda (2015), yang menyatakan bahwa return on
equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Pengaruh Working Capital to Total Asset, Net Profit Margin, Debt to Equity
Ratio dan Return on Equity terhadap Perubahan Laba Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah working capital to total
asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh
terhadap perubahan laba. Hasil penelitian uji signifikansi simultan (Uji-f)
menunjukkan nilai signifikan 0,001 < 0,05 yang berarti hipotesis kelima diterima.
Hal ini mengindikasikan bahwa working capital to total asset, net profit margin,
debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh secara simultan terhadap
perubahan laba.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah :
1. Working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan
return on equity berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba pada
perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
2. Working capital to total asset tidak berpengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016.
3. Net profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
4. Debt to equity ratio berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
5. Return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
SARAN
1. Variabel working capital to total asset, net profit margin, debt to equity
ratio hanya bisa menjelaskan 17,4% variasi variabel perubahan laba. Itu
artinya masih ada 82,6% variasi variabel yang bisa menjelaskan mengenai
perubahan laba yang ada diluar penelitian, seperti current ratio, return on
asset, return on equity, price earning ratio, gross profit margin, total asset
turnover dan lainnya. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk menggunakan variabel independen lainnya yang belum
terdapat dalam penelitian ini.
2. Penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan variabel baru seperti
variabel kontrol dan variabel intervening.
17
3. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan,
dan lainnya.
4. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2013-2016 dengan jumlah sampel
sebanyak 21 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu
memperbesar ukuran sampel dengan cara menambah tahun pengamatan
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang lebih besar dan memberikan
kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya.
5. Bagi perusahaan diharapkan harus lebih memperhatikan kemampuan
perusahaan dalam menangani keuangan dan dalam menghasilkan laba untuk
keadaan perusahaan yang lebih baik untuk masa yang akan dating dan
mempertahankan modal kerja yang baik dan efisien.
18
Daftar Pustaka
Agustina, Silvia. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Medan:
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol.2 No.2. Oktober 2012.
Darsono dan Anshari. 2005.Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Andi.
Dewi, Teti Fitriani. 2017. Pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total
Asset, Debt to Total Asset, Return on Asset dan Total Asset Turnover
terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Dagang Sub Sektor Retail yang
Terdaftar di BEI. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2. Bandung: Alfabeta.
Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tanjungpinang: Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Gani, Engelwati, dan Almitra Indira. 2011. Analisa Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Telekomunikasi Indonesia.
Jakarta Barat: Binus Business Reviev. Vol.2 No.2 Hal. 883-898.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS21. Semarang : Universitas Diponegoro.
Hermanda, Riza, dan Lailatul Amanah. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap
Perubahan Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.4 No.1. 2015.
Hutabarat, Susanna. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Profitabilitas dan Rasio Pasar terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Sektor Telekomunikasi terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Jurnal
MIX. Vol.III NO.2 Hal 198-210. 2 Juni 2013.
Ifada, Luluk Muhimatul, Tiara Puspitasari. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Perubahan Laba. Semarang: Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol.13
No.1 Tahun 2016.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
Manik, Tumpal. 2015. Pengantar Akuntansi (Accounting Principles). Volume 1,
ISSBN 978-602-71992-3-1. UMRAHPRESS.
Masyitoh, Ratu Ananda. 2016. Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, Debt to
Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Equity terhadap Perubahan
Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
19
terdaftar di BEI Periode 2011-2014. Tanjungpinang: Jurnal Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Nuriainika, Yola, Anissa Amalia Mulya, Prita Andini. 2015. Pengaruh Working
Capital Turnover, Total Assets Turnover, Operating Profit Margin, Retutn
on Assets, dan Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Sub Sektor Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2013. Jakarta: Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.4. No.1 April
2015.
Paramawarhdani,Nindhika, Tatang Ary Gumanti, Novi Puspitasari.2015. Rasio
Keuangan dan Perubahan Laba Perusahaan Agroindustri di Bursa Efek
Indonesia. Jember: Jurnal Universitas Jember.
Pramono,Tanti Dwi. 2015. Pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total
Assets, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover dan Profit Margin
terhadap Perubahan Laba. Surakarta: Jurnal Akuntansi dan Sistem
Teknologi Informasi, Vol.11, Edisi Khusus Desember 2015. Hal: 345-352.
Putri, Thaussie Nurvigia Dwi Prabowo. 2010. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan
terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jakarta: Skripsi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”.
Riana,Devi, Lucia Ari Diyani. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba pada Industri Farmasi (Studi Kasus pada BEI
Tahun 2011-2014).Bekasi: Jurnal Online Insan Akuntansi. Vol.1 No.1. Juni
2016.
Sugiyono,2013. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Edisi 9.
Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.
Sujarweni, V.Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Sujarwo, Rosalina Ariesta, Nur Fadjrih Asyik. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek
Indonesia. Surabaya: Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.4 No.10 2015.
Syamni, Ghazali, dan Martunis. 2013. Pengaruh OPM, ROE dan ROA terhadap
Perubahan Laba pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Kebangsaan. Vol. 2 No.4. Juli 2013.
Yusuf,Ario. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Lampung: Jurnal Universitas Lampung.