PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP NILAI …digilib.unila.ac.id/33595/3/SKRIPSI TANPA BAB...

66
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016) (SKRIPSI) Oleh ARIF KURNIADI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP NILAI …digilib.unila.ac.id/33595/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANKTERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2013-2016)

(SKRIPSI)

Oleh

ARIF KURNIADI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRACTTHE EFFECT OF HEALTH BANKING ON THE FIRM VALUE BY

USING RGEC METHODS(An Empirical study on banking companies listed in Indonesia Stock

Exchange on 2013-2016)

By

ARIF KURNIADI

This research aimed to analyze the effect of health banking by using RGECmethods on the firm value. RGEC methods is measured with risk profile(NPL/non performing loan), good coporate governance (self assessment), earnings(ROA/return on asset), capital (CAR/capital adequancy ratio), firm value(PBV/price book value).

The population in this research are the banking companies listed in IndonesiaStock Exchange on 2013-2016. The sampling method is done by purposivesampling with some specific criterias. Type of data used in this research issecondary data. Data analysis using multiple linear regression analysis by usingSPSS 22.

The results showed that risk profile variables did not effect the firm value, Goodcorporate governance variables had a positive effect on firm value, earningsvariables had a positive effect on firm value, and capital variables did not effectthe firm value.

Keywords: risk profile, good corporate governance, earnings, capital and firmvalue

ABSTRAKPENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN(studi empiris pada prusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada priode 2013-2016)

Oleh

ARIF KURNIADI

Penelitian ini bertujan untuk menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bankterhadap nilai perusahaan dengan menggunakan metode RGEC. Metode RGECdapat diukur dengan Risk Profile (NPL/non performing loan), Good CorporateGovernance (Self Assessment), Earning (ROA/return on asset), Capital(CAR/capital adequancy ratio), dan Nilai Perusahaan (PBV/price book value).

Populasi penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI(Bursa efek Indonesia) pada tahun 2013-2016. Metode yang digunakan purposivesampling dengan beberapa kritera tertentu. Jenis data yang di gunakan adalah datasekunder. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda denganmenggunakan software SPSS 22.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Risk profile tidak berpengaruhterhadap nilai perusahaan, variabel Good Coporate Governance berpengaruhpositif pada nilai perusahaan, variabel Earning/rentabilitas berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan dan variabel Capital tidak berpengaruh pada nilaiperusahaan.

Kata Kunci: profil resiko, tata kelola perusahaan yang baik, rentabilitas,Permodalan, dan nilai perusahaan.

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANKTERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2013-2016)

Oleh

ARIF KURNIADI

SKRIPSI

Sebagai salah syarat untuk mencapai gelarSARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung tepatnya di Bandar Jaya pada tanggal 1 April

1994. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Orang tua penulis, Ayah

bernama Suparto, Ibu Upik Suryani.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis sebagai berikut:

TK Aisah, Bandar Jaya, Lampung, lulus pada tahun 2001;

SD Negri 267 Tabir Selatan, Jambi, lulus pada tahun 2006;

SMP Negri 23 Merangin, Jambi, lulus pada tahun 2009;

SMA Negeri 3 Merangin, Jambi, lulus pada tahun 2012,

Diploma III Universitas lampung, Lampu, lulus pada tahun 2016

Pada tahun 2013 penulis diterima di perguruan tinggi negeri Universitas Lampung

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program D III Akuntansi melalui non-SBMPTN

dan lalu melanjutkan kulyah S1 Akuntansi pada tahun 2016 – 2018

di Universitas Lampung.

Penulis juga aktif dalam organisasi eksternal Komunitas Jago Akuntansi

Indonesia dan diamanahkan menjadi Staf Personalia 2017/2018. Kemudian pada

periode 2018/2019 penulis diamanahkan menjadi Kepala seksi Personalia

Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Pusat.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang

begitu besar kepada penulis.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Ayah dan Ibu TercintaAyah dan Ibu, yang senantiasa memberi tanpa harap, berdoa tanpa henti,

mendidik dengan penuh cinta dan kasih. Semoga Allah Swt membalas

setiap butir peluh dan jejak langkah Bapak dan Mama dengan kebahagian

di surga.

Keluargaku Tercinta

Keluarga yang selalu menjadi motivator untuk diriku terus maju dan

menjadi kebanggaan bagi keluarga. Terima kasih untuk segenap doa dan

semangat.

Sahabat teman-teman Seperjuangan

Teman-teman seperjuangan serta seseorang yang selalu mendukung dan

membantu penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini dan juga

seseorang yang selalu menjadi semangat hidupku.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

MOTTO

“Selalu Berusaha dan Berjuang Karena Keberhasilan DapatDiraih Dengan Usaha dan Kegigihan Bukan Hanya

Dengan Mengandalkan Seseorang”

(Arif Kurniadi)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris

pada Perusahaan Perbankan yang Terdagtar di Bursa Efek Indonesia Periode

2013-2016) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku

Dosen Pembimbing Pendamping. Terimakasih untuk kesediaannya

memberikan waktu, bimbingan, arahan, masukan dengan penuh kesabaran

selama proses penyelesaian skripsi ini..

4. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, S.E.,M.Si., CPA., CA., Akt. selaku Dosen

Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan,

saran dan nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Einde Evana., S.E., M.Si., Akt., CA., CPA. selaku Dosen

Penguji Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun

mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta

pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama

penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.

8. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Suparto dan Ibunda Upik Suryani

yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada

henti, dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih

untuk segala kepercayaan yang tiada pernah henti. Sehat terus ya Mah,

Bah.

9. Adik-adikku terkasih, Riska Dwi Oktavia dan Juanita Puspita Sari.

Terimakasih untuk segala kasih sayang, pengertian, doa, dan canda tawa

selama ini. Semoga kelak, kalian bisa sampai di tahap ini, bahkan lebih.

10. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah

diberikan.

11. Seluruh teman-teman angkatanku, S1 Akuntansi 2013 Konversi, Dimas,

Yogi, Mery, Tria, Devia, Ruri, Riska, Indah, Melati, Dwinta, Fesa,

Risayanda, Betik, Hurin, Linda, Arifah, Dyah Fitri, Yuli, Tamara, Runi,

dan Satasya, lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses

selalu kawan.

12. Keluarga KKN Desa Babakan Loa, Alvi, Iis, Apis, dan Ida. Terimakasih

untuk kerja sama dan pengalaman hidup selama 40 hari. Semoga

kesuksesan telah menanti kalian di kemudian hari.

13. Anggota Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Chapter Lampung, Robert,

Agnes, Resti, Putri, Paul, Anisa, Rima, Mimin, Umi, Agro, Sobri, dan

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas

kebersamaan, dan momen yang takkan terlupakan. Semoga kita menjadi

besar karena berjiwa besar.

14. Orang yang selalu sabar dengerin keluh kesah oarang yang berharap akan

selalau menjadi teman masa depan hahahaha Rima Resti Alifia (Byyy)

terimakasih ya.

Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik

ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Bandar Lampung, 02 Oktober 2018

Penulis,

Arif Kurniadi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................iABSTRACT......................................................................................... iiABSRTAK .......................................................................................... iiiHALAMAN JUDUL............................................................................ivHALAMAN PERSETUJUAN..............................................................vHALAMAN PENGESAHAAN...........................................................viLEMBAR PERNYATAAN............................................................... viiRIWAYAT HIDUP........................................................................... viiiPERSEMBAHAN.................................................................................xMOTTO ...............................................................................................ixSAWACANA.......................................................................................xiDAFTAR ISI...................................................................................... xiiDAFTAR TABEL............................................................................. xiiiDAFTAR GAMBAR .........................................................................xviDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................xv

BAB I PENDAHUUAN1.1 Latar Belakang ....................................................................11.2 Rumusan Masalah ...............................................................51.3 Tujuan Penelitian ................................................................51.4 Manfaat Penelitian ..............................................................6

1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................61.4.2 Manfaat Praktis .................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Teori Sinyal ........................................................................72.2 Bank ....................................................................................9

2.2.1 Definisi Bank .................................................................92.2.2 Fungsi Bank ...................................................................9

2.3 Arti Penting Kesehatan Bank ............................................102.4 Tingkat Kesehatan Bank ...................................................102.5 Nilai Perusahaan................................................................202.6 Penelitian Terdahulu .........................................................212.7 Pengembangan Hipotesis ..................................................222.8 Kerangka Pemikiran..........................................................25

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Jenis dan Sumber Data ......................................................263.2 Populasi dan Sampel .........................................................263.3 Metode Pengumpulan Data ...............................................273.4 Variabel Penelitian ............................................................28

3.4.1 Variabel Dependen.......................................................283.4.2 Variabel Idependen ......................................................29

3.5 Teknik Analisis Data .........................................................353.5.1 Uji Stasristik.................................................................353.5.2 Uji Asumsi Klasik........................................................35

3.5.2.1 Uji Normalitas ......................................................353.5.2.2 Uji Multikolineriras..............................................363.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas.........................................363.5.2.4 Uji Autokorelasi ...................................................37

3.5.3 Pengujian Hipotesis .....................................................383.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ............................383.5.3.2 Uji Koefisien Determinan .........................................383.5.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi ..................................393.5.3.4 Uji Signifikan Parameter individual .........................39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................404.2 Analisis Data........................................................................41

4.2.1 Analisis Stastistik Deskriptif .......................................414.2.2 Uji Asumsi Klasik........................................................44

4.2.2.1 Uji Normalitas ........................................................444.2.2.2 Uji Multikolinearitas ..............................................454.2.2.3 Uji Autokolerasi .....................................................464.2.2.4 Uji Heterokedastisitas.............................................47

4.2.3 Uji Hipotesis ................................................................484.2.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ..........................484.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..............................494.2.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi ................................504.2.3.4 Uji Stastistik t .........................................................51

4.3 Pembahasan .........................................................................534.3.1 Pengaruh Risk Profile terhadap Nilai Perusahaan .......534.3.2 Pengaruh Good Coporate Governance terhadap nilai

perusahaan...................................................................544.3.3 Pengaruh rentability/ earning terhadap nilai

perusahaan....................................................................554.4.4 Pengaruh capital terhadap nilai perusahaan ................56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan..............................................................................585.2 Keterbatasan .......................................................................595.3 Saran ....................................................................................60

Daftar Pustaka

Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman3.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit ..................303.2 Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG.......................................313.3 Klasifikasi Peringkat Komposit GCG............................................................323.4 Tabel Klasifikasi Skala GCG.........................................................................323.5 Matriks Kriteria Penerapan Peringkat Komponen Rentabilitas (ROA).........333.6 Matriks Kriteria penerapan pringkat komponen Capital (CAR) ...................354.1 Pemilihan Sampel ..........................................................................................404.2 Hasil Uji Stastistik Deskriptif ........................................................................414.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-sampel K-S) sesudah Transofrom .....444.4 Hasi Uji Multikolinearitas .............................................................................464.5 Hasil Uji Autokolerasi ...................................................................................464.6 Hasil Uji Koefisien Regresi ...........................................................................484.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................504.8 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Uji F) ..................................................514.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji T) ............................................................................524.10 Hasil Hipotesis.............................................................................................53

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................................454.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .........................................................................47

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji StastistikLampiran 2 Hasil perhitungan variabel

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh

lapisan masyarakat. Menurut Kasmir (2014:24) fungsi bank merupakan perantara

diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan

dana, disamping menyediakan jasa–jasa keuangan lainya. Sebagaimana dijelaskan

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat merupakan

kegiatan pokok bank. Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan pemodalan

yang kuat sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah yang selanjutnya akan

membantu bank untuk mampu memperkuat permodalan melalui pemupukan

perubahan laba ditahan.

Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menetapkan bank wajib melakukan

penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Adapun yang menjadi tolak

ukur dasar penilaian kesehatan bank umum adalah penilaian faktor CAMELS

yaitu permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen

(management), rentabilitas (Earnings), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas

terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk).

2

Bank Indonesia (BI) menginginkan agar bank mampu mengidentifikasi

permasalahan lebih dini dan meningkatkan kewaspadaan dengan menggunakan

manajemen resiko yang baik. Bank Indonesia (BI) kemudian mengubah sistem

penilaian CAMELS menjadi RGEC. Penilaian tingkat kesehtan bank yang baru

RGEC menilai profil resiko (risk profile), tata kelola perusahaan yang baik (good

corporate governance), rentabilitas (earning), dan pemodalan (capital) yang

tercantum dalam PBI Nomor 13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang

penilaian tingkat kesehatan bank umum. Menurut peraturan Bank Indonesia

No.13/1/PBI/2011 yang sebagaimana telah diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank

Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Kesehatan

Bank Umum. Kemudian sekarang telah adanya pergantian pengawasan bank yang

telah di atur dalam Undang-undang No 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), terhitung sejak 31 Desember 2013 pengawasan kinerja seluruh

bank yang ada di Indonesia dilakukan oleh OJK, Dengan demikian BI akan fokus

pada pengendalian inflasi stabilitas moneter.

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2016 tentang Tingkat Kesehatan Bank

Umum antara lain bahwa Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri

(self-assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan

Risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) baik secara individu maupun secara

konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor profil risiko (risk profile),

Tata Kelola Perusahan yang baik (good corporate governance), rentabilitas

(earnings), dan permodalan (capital) untuk menghasilkan peringkat komposit

3

Tingkat Kesehatan Bank. Setiap bank harus berupaya untuk meningkatkan kinerja

keuangan perbankan dan pentingnya untuk meningkatkan nilai suatu perusahaan

itu sendiri, terutama dalam penilaian tingkat kesehatan bank yang diukur dengan

metode RGEC baik bagi untuk kelangsungan hidup suatu bank itu sendiri maupun

bagi perekonomian.

Perusahaan harus dapat memberikan laporan keuangan yang menggambarkan

kondisi baik atau buruknya suatu perusahaan. Menurut Veithzal (2007:699)

Kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini dilihat dalam analisis laporan

keuangan dimana penilai kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efesiensi

dan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang diukur dalam aspek

financial dan nonfinancial dimana dapat dilihat melalui data–data laporan

keuangan.

Dalam rangka memelihara kepercayaan masyarakat, manajemen bank harus

mempertanggungjawabkan sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pertanggungjawaban manajemen dapat dilakukan melalui penyajian informasi

akuntansi yang berupa laporan keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, baik pihak intern maupun ekstern. Laporan keuangan merupakan

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau

laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan. Bagi investor laporan keuangan juga dapat

4

menjadi pertimbangan suatu keputusan untuk berinvestasi, apakah investor akan

membeli saham atau tidak.

Kondisi kesehatan bank yang baik juga mampu menarik minat dan kepercayaan

kepada bank tersebut baik dari pihak internal maupun pihak eksternal. Adanya

kinerja bank yang baik akan memberikan peningkatan pada harga saham. Nilai

perusahaan akan tergambar dari harga saham perusahaan yang bersangkutan.

Pencapaian maksimal dari nilai perusahaan yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan akan mencerminkan keadaan

perusahaan tersebut, begitu juga dengan perusahaan perbankan.

Nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power aset perusahaan, karena semakin

tinggi earnings power maka semakin efisien perputaran aset dan semakin tinggi

profit margin yang diperoleh. Nilai perusahaan meruapakan suatu hal yang sangat

penting bagi manajer dan investor. Harga saham sering terkait dengan nilai

perusahaan yang mana merupakan persepsi investor terhadap perusahaan.

Peningkatan harga saham akan memberikan sinyal kepada pasar bahwa

perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang baik. Harga saham di pasar modal

terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor,

sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi

nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang

saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.

5

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bank harus berupaya

untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan dan pentingnya untuk selalu

meningkatkan nilai perusahaan tersebut, terutama dalam penilaian tingkat

kesehatan bank yang diukur dengan metode RGEC.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik mengambil

judul: “Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Nilai

Perusahan Pada Perusahaan Perbankan Go Pablic yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini yaitu:

1) Apakah Risk profile berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan?

2) Apakah Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap nilai

Perusahaan?

3) Apakah Earnings berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

4) Apakah Capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1) Untuk mengetahui apakah Risk profile berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan.

2) Untuk mengetahui apakah Good Corporate Governance berpengaruh

positif terhadap nilai Perusahaan.

3) Untuk mengetahui apakah Earnings berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

6

4) Untuk mengetahui apakah Capital berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, selanjutnya

penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukan bagi pengembangan ilmu mengenai positif accounting theory khususnya

risk profile, good corporate governance, earnings, capital (RGEC) sering dapat

memperoleh permodelan tentang tingkat kesehatan bank terhadap nilai

perusahaan. Serta agar dapat dijadikan tambahan pengetahuan, khususnya

mengenai tingkat kesehatan bank terhadap nilai perusahaan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini agar dapat di pemakai oleh pemakai

laporan keuangan dan manajemen perusahaan serta para kepentingan lain dalam

memahami pengaruh kepemilikan perusahaan dan tingkat kesehatan bank

terhadap nilai perusahaan dalam upaya meningkatkan pengendalian laporan

keuangan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

di dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka

memaksimumkan kinerja perusahaan, dan dapat membuat laporan keuangan

sesuai standar yang berlaku.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut T.C.Melewar (2008:100) menyatakan bahwa Teori Sinyal menunjukkan

bahwa perusahaan akan memberikan sinyal melalui tindakan dan komunikasi.

Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini untuk mengungkapkan atribut yang

tersembunyi untuk para pemangku kepentingan. Manajer memberikan informasi

melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi yang

menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan

melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan

keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Untuk itu,

manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

melalui penerbitan laporan keuangan. Teori sinyal mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna

laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah

dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat

berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut

lebih baik dari pada perusahaan lain.

Kesesuaian suatu informasi adalah sebagai bentuk pemantauan dari seorang

investor dalam menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan. Perusahaan

8

yang baik akan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan

investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good

news maupun bad news. Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan

perbankan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news

dapat beupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Hal positif

dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang

bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita

bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal

tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang

kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.

Signal merupakan proses yang memakan biaya berupa deadweight costing,

bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai peruahaan. Signal yang baik

adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang memeiliki nilai lebih

redah, karena faktor biaya.

Sesuai dengan penelitian ini sinyal good news dapat berupa nilai perusahaan

perbankan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dapat di lihat

dari harga sahamnya, sedangkan bad news dapat berupa penurunan nilai

perusahaan yang semakin mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang dilihat

dari penurunan harga sahamnya. Tingkat kesehatan bank menggunakan metode

RGEC diharapkan dapat menjadi sinyal bagi investor dalam menetukan keputusan

investasinya.

9

2.2 Bank

2.2.1 Definisi Bank

Menurut Undang–undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang–undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang.

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam standar akuntansi keuangan No. 31 (2007)

menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakhyat banyak.

2.2.2 Fungsi Bank

Menurut Santoso (2014:9) fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai

tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara spesifik bank dapat berfungsi

sebagai:

1) Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Masyarakat akan mau

menitipkan dananya di bank karena adanya kepercayaan. Pihak bank juga akan

menyalurkan dananya kepada debitur karena adanya unsur kepercayaan.

2) Agent of development

Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan menyalurkan dana memungkinkan

masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan

10

konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi

adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

3) Agent of services

Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain, seperti jasa pengiriman uang,

penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

2.3 Arti Penting Kesehatan Bank

Menurut Kasmir (2007:41) Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai

kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara

normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara

yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku yaitu antara lain:

1. Kemampuan menghimpun dana

2. Kemampuan mengelola dana

3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

4. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain

5. Pemenuhan peraturan yang beraku

Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan

masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dan dapat membantu

kelancaran lalu lintas pembayaran.

2.4 Tingkat Kesehatan Bank

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2016 menjelaskan

bahwa tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan

terhadap risiko dan kinerja bank. Bank wajib memelihara atau meningkatkan

tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen

11

risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dalam rangka melaksanakan

tanggung jawab atas kelangsungan usaha bank, direksi dan dewan komisaris

bertanggung jawab untuk memelihara dan memantau tingkat kesehatan bank serta

mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memelihara dan

meningkatkan tingkat kesehatan bank. Bank wajib melakukan penilaian tingkat

kesehatan bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (risk-

based bank rating) dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai

berikut:

1. Risk Profile

Penilain terhadap faktor profile resiko merupakan penilaian terhadap resiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam organisasi bank yang

dilakukan terhadap 8 (delapan) resiko, masing–masing jenis resiko tersebut

mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank umum.

Adapun resiko tersebut yang wajib dijadikan acuhan oleh bank dalam menilai

profile resiko adalah:

a. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam

memenuhi kewajiban kepada Bank. Dalam menilai resiko inheren atas

risiko kredit, parameter atau indikator yang digunakan adalah: (i)

komposisi portofolio aset dan tingkat kosentrasi; (ii) kuantitas penyediaan

dana dan cakupan pencadangan; (iii) strategi penyediaan dana sumber

timbulnya penyediaan dana; dan (iv) factor eksternal.

12

b. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif

termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisis pasar,

termasuk risiko perubahaan harga option. Dalam menilai risiko inheren

atas risiko pasar, parameter atau indikator yang digunakan adalah: (i)

Volume dan komposisi portofolio, (ii) kerugian potensial (potensial loss)

Risiko suku bunga dalam Banking Book (interenst rate risk in banking

book-IRRBB) dan (iii) Strategi dan kebijakan bisnis.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidak mampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan atas likuid

berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa menggunakan aktivitas dan

kondisi keuangan Bank. Risiko ini disbut juga Risiko Likuiditas

pendanaan (funding liquisity risk). Risiko likuiditas juga dapat disebabkan

oleh ketidakmampuan bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang

material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar

(market disruption) yang parah. Dalam menilai Risiko Inheren atas Risiko

Likuiditas, parameter yang digunakan adalah: (i) komposisi dari aset,

kewajiban, dan transaksi rekening adminitratif; (ii) Kosentrasi dari aset

dan kewajiban; (iii) kerentangan pada kebutuhan pendanaan; dan (iv)

akses pada sumber-sumber pendanaan.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah Risiko akibat ketidak cukupan atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan

13

adaya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Dalam

menilai risiko inheren atas risisko operasional, parameter atau indikator

yang digunakan adalah (i) Karakteristik dan kompleksitas bisnis; (ii)

Sumber daya manusia; (iii) Teknologi informasi dan infrastruktur

pendukung; (iv) Fraud, baik internal maupun eksternal, (v) Kejadian

eksternal.

e. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan

kelemahan aspek yuridis. Dalam menilai risiko inheren atas risiko hukum,

parameter atau indikator yang digunakan adalah (i) Faktor Litegasi, (ii)

faktor kelemahan perikatan; dan (iii) faktor ketidakperubahan peraturan

perundang-undangan.

f. Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidak tepatan bank dalam

mengambil keputusan dan pelaksanaan suatu keputusan Stratejik serta

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Dalam

menilai risiko Stratejik, parameter atau indikator yang digunakan adalah:

(i) kesesuaian strategi bisnis bank dengan lingkungan bisnis; (ii) strategi

beresiko rendah dan beresiko tinggi; (iii) posisi bisnis bank; dan (iv)

pencapaian rencana bank.

g. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi

dan tidak melaksanakan peraturan perundang undangan dan ketentuan

yang berlaku. Dalam menilai risiko inheren parameter atau indikator yang

14

digunakan adalah: (i) jenis dan signifikasi pelanggaran yang dilakukan; (ii)

frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidak patuhan

bank dan (iii) pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang

berlaku umum untuk transaksi keuangan tertentu.

h. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Dalam

menilai resiko inheren atas risiko reputasi, parameter atau indikator yang

digunakan adalah: (i) Pengaruh reputasi negatif dari pemilik bank dan

perusahaan terkait ; (ii) pelanggaran etika bisnis (iii) Kompleksitas produk

dan kesejahteraan bisnis bank; (iv) Frekuensi, Materialitas, dan ekponsur

pemberitaan negatif bank dan (v) Frekuensi dan materialitas keluhan

nasabah.

Menurut Wayan (2013:192) Bank yang terkena risiko kredit ditandai oleh kredit

non performing sehingga berakibat pada memburuknya kas masuk. Risiko kredit

dalam penelitian ini diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL). Non

Performing Loan (NPL) merupakan rasio kredit yang menunjukkan jumlah kredit

yang mengalami masalah karena kegagalan debitur dalam memenuhi

kewajibannya pada bank. Menurut SE BI Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret

2010 rasio ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah X 100%Total Kredit

15

2. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut peraturan Bank Indonesia No.15/15/DPNP 2013 Dalam rangka

meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, bank wajib

melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip GCG. GCG

adalah proses untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabiltas

perusahaan guna mewujudkan nilai Pemilik Modal/RPB dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan berlandaskan

peraturan dan nilai etika.

Penilain terhadap faktor GCG merupakan penilain terhadap manajemen bank atas

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang dilakukan sehingga diatur dalam PBI

GCG. Penetapan peningkatan faktor GCG dialukan berdasarkan analisis atas: (i)

pelaksanaan prinsip–prinsip GCG bank sebagaimana yang dimaksud pada angka

1; (ii) kecukupan tata kelola (gevornance) atas struktur, proses, dan hasil

penerapan GCG pada bank dan (iii) informasi lain yang terkait dengan GCG bank

yang didasarkan pada data informasi yang relevan. Pelaksanaan GCG pada

industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 prinsip dasar sebagai

berikut:

1. Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggung jawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara

16

efektif.

3. Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip

pengelolaan bank yang sehat.

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional

tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-

hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan

bank umum dengan menggunakan pendekatan risiko (RBBR), penilaian terhadap

pelaksanaan GCG yang berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar tersebut

dikelompokkan dalam suatu governance system yang terdiri dari 3 (tiga) aspek

governance, yaitu governance structure, governance process, dan governance

outcome. Governance Structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

komisaris dan direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.

Governance process mencakup penerapan fungsi kepatuhan bank, penanganan

benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstren, penerapan

manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada

pihak terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Governance outcomes

mencakup transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal. Adapun penilaian yang telah di atur dalam Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 disebutkan

bahwa bank harus melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala

17

yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian pelaksanaan GCG.

Berikut ini adalah 11 (sebelas) faktor penialain pelaksanaan GCG:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite

4. Penanganan benturan kepentingan

5. Penerapan fungsi kepatuhan

6. Penerapan fungsi audit intern

7. Penerapan fungsi audit ekstern

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana

besar (large exposures)

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal

11. Rencana strategis Bank

3. Rentabilitas (earnings)

Menurut Munawir (2010:33) rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Penilaian terhadap faktor

rentabilitas meliputi penilaian kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan

sustainability earnings bank. Penilain dilakukan dengan mempertimbangkan

tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja bank

dengan kinerja per group, baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun

kualitatif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.

18

Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja

sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata lain, rasio

rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur

tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

Rentabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba

yang dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas pada dasarnya adalah laba (Rp)

yang dinyatakan dalam % profit. Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal

yang tinggi merupakan tujuan setiap bank. Jika dilihat dari perkembangan rasio

profitabilitas menunjukkan suatu peningkatan hal tersebut menunjukkan kinerja

bank efisien. Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada rasio Return on

Assets (ROA). ROA merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum

pajak) secara keseluruhan. Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin

baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Menurut Irawati

(2006:59), yang menyatakan bahwa:

4. Permodalan (Capital)

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilain terhadap tingkat

kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan

perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia

ROA = Laba Bersih X 100%

Total aset

19

yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan modal bagi bank umum. Selain

itu dalam melakukan penilain kecukupan permodalan, Bank juga harus

mengaitkan kecukupan modal dengan profile risisko bank.

Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk

mengatisipasi risiko tersebut. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau

kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas

bank. Rasio-rasio permodalan ini meliputi capital adequacy ratio. Analisis

solvabilitas digunakan untuk:

a) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang

tidak dapat dihindarkan.

b) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai

batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari utang

penjualan aset yang tidak terpakai dan lain-lain.

c) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut (kejayaan) yang

dimiliki oleh para pemegang sahamnya.

d) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang

bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang

dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.

Rasio permodalan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu bank,

antara lain adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR yaitu rasio kewajiban

pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Fungsi dari rasio ini

adalah untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang

aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang

20

diberikan. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan risiko pasar dan risiko

operasional (tergantung dari kondisi bank yang bersangkutan). Menurut

Dendawijaya (2009:114) besarnya CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus

berikut:

2.5 Nilai Perusahaan

Menurut Susanti (2010:32) Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai

perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang

saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai

perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab

dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari

saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan

manajemen aset. Nilai perusahaan merupakan nilai jual perusahaan atau nilai

tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar

sahamnya. Nilai perusahaan dapat juga didefinisikan sebagai nilai pasar, nilai

perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum

apabila harga saham perusahaan meningkat. Untuk mencapai nilai perusahaan

umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional.

Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Nilai

perusahaan juga dapat di hitung dengan Price to Book Value (PBV). Menurut

Rahardjo (2009:80) Rasio harga pasar atas nilai buku (Price to Book Value)

CAR = Modal Bank X 100%

(ATMR)

21

merupakan pembagian harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per

lembar saham. Rasio ini membandingkan nilai pasar investasi pada perusahaan

dengan biayanya. Nilai yang lebih kecil dari 1 berarti bahwa perusahaan gagal

menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya.

Menurut Rahardjo (2009:79-80) Price to Book Value dapat dihitung dengan cara:

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian–penelitian terdahulu sebagai perbandingan referensi dalam penelitian

ini adalah:

No Tahun Nama Judul penelitian Hasil penelitian

1 2017 Wulandari Penerapan RegulasiBank terkaitPenilaian RGEC dandampaknya TerhadapNilai PerusahaanPerbankan

Dari paparan pembahasan hasilsebelumnya, kesimpulan adalahrisk profile berpengaruh negatifpada nilai perusahaan, Goodcorporate governance berpengaruhpositif pada nilaiPerusahaan, Earning berpengaruhpositif pada nilai perusahaanperbankan, Capital tidakberpengaruh pada nilai perusahaanperbankan

2 2012 Retno Pengaruh GoodCoporate Governancedan PengukapanCorporate SocialResponbility TerhadapNilai Perusahaaan padaperusahaan yangterdaftar di BEI periode2007-2010

GCG dan Pengungkapan CSRberpengaruh positif terhadap NilaiPerusahaan Hasil ini menunjukkanbahwa penerapan corporategovernance yang baik danpengungkapan CSR dapatmeningkatkan reputasi perusahaan

3 2014 Muliani Pengaruh KinerjaKeuangan TerhadapNilai PerusahaanDengan PengukapanCoporateResponcibilitydan Good CoporateGovernance SebagaiVariabel Pemoderasistudi Kasusdi Bursa

Berdasarkan hasil penelitian ditariksimpulan bahwa, kinerja keuanganberpengaruh positif terhadap nilaiperusahaan.

PBV = Harga Pasar PersahamNilai Buku Per Lembar Saham

22

Efek Indonesia 2010-2012

4 2015 Srihayati Pengaruh KinerjaKeuangan denganmetode Tobin’s Q PadaPerusahaan perbankanyang Listing di Kompas100.

Secara bersama-sama tidak dapatpengaruh yang signifikan antarakinerja keuangan perbankanterhadap Nilai perusahaan

5 2013 Wardoyo Pengaruh GoodCoporate Governance,Coporate Sosial,Responbility &Kinerjakeuangan terhadap NilaiPerusaahaan

Berdasarkan hasil dan pembahasan,simpulan Yang diperoleh adalah,Good Corporate Governancememiliki pengaruh secarasignifikan terhadap nilai perusahaan

6 2016 Lawinataliani

Pengaruh Governancegood Coporate TerhadapNilai Perusahaan

Good Corporate Governancemempunyai pengaruh terhadapnilai perusahaan. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa semakinbaik tata kelola suatu perusahaanakan meningkatkan harga sahamdari suatu perusahaan maka nilaiperusahaan juga meningkat.

7 2017 Ulfa Pengaruh KinerjaKeuangan TerhadapHarga Saham BankUmum MilikPemerintah di BEI

CAR yang tinggi dapat juga berartipenyaluran kredit semakin rendah,itu berarti mengurangi potensimemperoleh laba yang dapatmengurangi minat investor.

8 2014 Hidayat Pengaruh RasioKesehatan PerbankanTerhadap NilaiPerusahaan Terdaftar diBursa Efek Indonesia

Bahwa profil pendapatan danCapital mempunyai peranan yangpaling signifikan terhadap nilaiperusahaan perbankan.

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Pengaruh Risk profile terhadap Nilai Perusahaan

Dalam penilaaian risiko, dilakukan analisis dan penempatan peningkatan risiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen resiko. Penilaian risiko inheren

merupakan penilaian atas risiko melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang

dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengauhi posisi

keuangan bank. Pada penelitian ini melihat dari risiko kredit. Dimana proksi dari

risiko kredit yaitu rasio Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan rasio kredit

23

yang menunjukkan jumlah kredit yang mengalami masalah karena kegagalan

debitur dalam memenuhi kewajibannya pada bank.

Menurut Wardoyo (2015) risiko yang tinggi pada perbankan khususnya risiko

kredit akan memberikan informasi kepada investor yang berdampak pada

penurunan nilai perusahaan. Berdasarkan pada telah literatur yang menjelaskan

non performing loan, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Risk Profile berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.

2.7.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhdap Nilai Perusahaan

Menurut Effendi (2009:2) Good Corporate Governance (GCG) merupakan

seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk

menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan.

Prinsip-prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan

kemajuan terhadap kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Semakin baik

corporate governance yang dimiliki suatu perusahaan maka diharapkan semakin

baik pula kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.

Menurut hasil penelitian Lawinataliani (2016) menunjukkan bahwa Good

Corporate Governance yang diukur dengan nilai komposit berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan PBV maka hipotesis dapat

dirumuskan:

H2: Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

24

2.7.3 Pengaruh Rentabilitas (earnings) terhadap Nilai Perusahaan

Pada perbankan profibiltas lebih sering disebut dengan rentabilitas dari sudut para

investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa

mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profibilitas

perusahaan. Dalam menghitung rentabilitaas perbankan, Bank Indonesia lebih

mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina

dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profibilitas suatu bank yang

diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana dan simpanan

masyrakat. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari total aset bank yang bersangkutan.

ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki. Semakin tinggi laba yang dihasilkan,

maka semakin tinggi pula ROA yang berarti bahwa perusahaan semakin efektif

dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut hasil penelitian wulandari (2017) Rentability dapat memengaruhi

keputusan dari investor dalam membeli saham. Tingginya Rentability dijadikan

informasi bagi para pemegang saham karena manajemen mampu mengelola

secara optimal aset perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya harga

saham. Peningkatan harga saham akan berdampak juga pada peningkatan nilai

perusahaan. Maka hipotesis dapat dirumuskan:

H3 : Rentability berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

25

2.7.4 Pengaruh Capital terhadap Nilai Perusahaan

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator kemampuan bank

dalam menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian yang diderita

bank. Semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri yang digunakan

untuk mendanai aktiva produktif, sehingga semakin rendah pula biaya dana yang

dikeluarkan oleh bank. Semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank

maka laba bank tersebut akan semakin meningkat. Menurut hasil penelitian

Hidayat (2015) yang menemukan bahwa earning dan capital mampu

memengaruhi nilai perusahaan. Maka hipotesis dapat dirumuskan:

H4: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

2.8 Krangka Pemikiran

Krangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Risk Profile(NPL)

Good Corporate Governance(Self assessment)

Rentabilitas / earning(ROA)

Capital(CAR)

Nilai Perusahaan(PBV)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, buku, atau pihak-pihak

lain yang memberikan data yang erat kaitannya dengan objek dan tujuan

penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama 4 (Empat) tahun berturut-turut, yaitu tahun 2013 sampai dengan 2016.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang

diperoleh dari website http://www.idx.co.id.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Pabundu (2006:33) Populasi merupakan himpunan individu atau objek

yang banyaknya terbatas dan tidak terbatas. Populasi terbatas adalah populasi

yang dapat dihitung jumlahnya, sedangkan populasi tidak terbatas adalah populasi

yang jumlahnya sulit untuk dihitung. Populasi dalam penelitian ini merupakan

populasi terbatas, yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang melaporkan laporan keuangannya secara berturut-turut dari tahun

2013-2016. Nilai Perusahaan (Y) Teknik pengambilan sampel yang digunakan

27

dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling

merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu.

Kriteria-kriteria untuk pemilihan sampel pada penelitian ini adalah:

1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2016,

2) Perusahaan perbankan yang selama tahun penelitian 2013-2016 tidak

mengalami delisted,

3) Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan tahunan secara lengkap

periode 2013-2016,

4) Persahaan dengan kelengkapan data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian,

5) Perusahaan yang menerbitkan nilai komposit GCG selama tahun 2013-

2016.

3.3 Metode Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel data dilakukan dengan metode dokumentasi. Dalam metode

ini, sampel data yang dibutuhkan dicari terlebih dahulu, kemudian dikumpulkan

dan dicatat. Data–data mengenai studi kepustakaan diperoleh dari buku–buku

yang berhubungan dengan penilaian kesehatan bank dan ditunjang dengan

literatur-literatur lainnya. Teknik pengmpulan sampel ini yaitu purposive

sampling.

Menurut Sugiyono (2010:218) purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Data yang berhubungan

dengan penilaian tingkat kesehatan bank diperoleh dari laporan keuangan tahunan

28

bank yang dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia pada periode yang

ditentukan yang diunduh dari situs http://www.idx.co.id.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

dependen yaitu nilai perusahaan dan variabel independen yang terdiri dari non

peforming loan, good corporate governance, return on asset dan capital adequacy

ratio.

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Dapat dilihat

bahwa semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang

saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan

pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai

manajer ataupun komisaris. Nilai perusahaan juga dapat di hitung dengan Price to

Book Value (PBV).

Menurut Rahardjo (2009:80) Rasio harga pasar atas nilai buku (Price to Book

Value) merupakan pembagian harga pasar per lembar saham dengan nilai buku

per lembar saham. Rasio ini membandingkan nilai pasar investasi pada

perusahaan dengan biayanya. Nilai yang lebih kecil dari 1 (Satu) berarti bahwa

perusahaan gagal menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Menurut Rahardjo

(2009:79-80) Price to Book Value dapat dihitung dengan cara:

PBV = Harga Pasar PersahamNilai Buku Per Lembar Saham

29

3.4.2 Variabel Independen

Penilaian kesehtan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam

menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal dan kemampuan bank

dalam kewajibannya. Penilaian tingkat kesehatan bank sangat penting untuk

mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya bank-bank yang benar-

benar sehat saja yang dapat melayani masyarakat.

Peraturan tentang penilaian kesehatan bank terdapat pada Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No.10/SEOJK.03/2014, SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tanggal 11

Juni 2014 dan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, SE No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator RGEC yang terdiri dari

(Risk/Resiko (R), Good Corparate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C)).

Penilaian menggunakan skala 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) semakin kecil poin

yang diterima itu menandakan kesehatan bank semakin baik. Indikator RGEC

yang terdiri dari:

1. Risk Profile

Penilaian terhadap faktor profil risiko adalah penilaian terhadap risiko inheren dan

kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktifitas operasional bank. Salah satu

penilaian terhadap resiko yaitu risiko kredit, dalam Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.

30

Dalam paket kebijakan deregulasi bulan mei tahun 1993 di indonesia dikenal dua

golongan kredit bank, yaitu kredit lancar dan bermasalah. Dimana kredit

bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu kredit kurang lancar, kredit

diragukan, dan kredit macet. Kredit macet atau problem loan adalah kredit yang

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur

kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan debitur. Dalam penelitian ini

risk profile diukur menggunakan non performing loan (NPL). Rasio ini

menghitung kredit bermasalah terhadap total kredit, dimana kredit bermaasalah

dihitung secara gross. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah

kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Menurut SE BI Nomor

12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 Rasio ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.1Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit

KomposisiPeringkat

Keterangan Kriteria

1 Strong (0,25%<rasio<2%) Kualitas penerapan manajemenrisiko kredit sangat memadai

2 Satisfactory (2%<rasio<3,75%) Kualitas penerapan manajemenrisiko kredit memadai

3 Fair (3,75%<rasio<5%) Kualitas penerapan manajemenrisiko kredit cukup memadai

4 Marginal (5%<rasio<6,75%) Kualitas penerapan manajemenrisiko kredit kurang memadai

5 Unsatisfactory (rasio < 6,75%) Kualitas penerapan manajemenrisiko tidak kredit memadai

Sumber : Lampiran SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tanggal 11 Juni 2014

2. Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan perinsip-

perinsip GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen CAMELS namun telah

disempurnakan. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP

NPL = Kredit Bermasalah X 100%Total Kredit

31

tanggal 29 April 2013 disebutkan bahwa bank harus melakukan penilaian sendiri

(self assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor

penilaian pelaksanaan GCG. Kesebelas elemen tersebut diukur dengan

menetapkan nilai komposit hasil self assessment, dengan cara membobot seluruh

faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan predikat kompositnya.

Berikut ini pengukuran implementasi tata kelola perusahaan untuk menentukan

nilai komposit:

Tabel 3.2Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG

No. Faktor Nilai1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris Nilai peringkat x 10%

2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Nilai peringkat x 20%3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite Nilai peringkat x 10%4 Penanganan benturan kepentingan Nilai peringkat x 10%5 Penerapan fungsi kepatuhan Nilai peringkat x 5%6 Penerapan fungsi audit intern Nilai peringkat x 5%7 Penerapan fungsi audit ekstern Nilai peringkat x 5%8 Penerapan manajemen risiko termasuk sistem

pengendalian internNilai peringkat x 7,5%

9 Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) danpenyediaan dana besar (large exposures)

Nilai peringkat x 7,5%

10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuanganbank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporaninternal

Nilai peringkat x 15%

11 Rencana strategis bank Nilai peringkat x 5%

Sumber:SE BI No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007

Perhitungan untuk menentukan nilai komposit di atas sudah terdapat pada masing-

masing laporan keuangan perusahaan perbankan yang dijadikan sampel, sehingga

peneliti tidak perlu lagi melakukan perhitungan sendiri untuk menentukan

besarnya nilai komposit. Berikut ini adalah klasifikasi peringkat komposit GCG.

32

Tabel 3.3Klasifikasi Peringkat Komposit GCG

Sumber : Lampiran SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tanggal 11 Juni 2014

Tabel skala 3.4

Sumber: Data yang diolah (2018)

3. Rentabilitas (Earning)

Penilaian rentabilitas meliputi evaluasi terhadap sumber-sumber rentabilitas

kesinambungan (sustainability) rentabilitas, kinerja rentabilitas, dan manajemen

rentabilitas. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui rentabilitas perusahaan

dapat menggunakan rasio keuangan terhadap laporan keuangan perusahaan.

Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur rentabilitas perusahaan

atau keuntungan atas dana yang dimiliki, adalah return on asset (ROA).

Menurut Dendawijaya (2009:199) dalam menghitung rentabilitas perbankan,

Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank

Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai

profibilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari

himpunan masyarakat. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin

Peringkat Nilai Komposit Predikat Komposit1 Nilai Komposit ≤ 1.5 Sangat Baik2 > 1.5 Nilai Komposit ≤ 2.5 Baik3 > 2.5 Nilai Komposit ≤ 3.5 Cukup Baik4 > 3.5 Nilai Komposit ≤ 4.5 Kurang Baik5 Nilai Komposit ≥ 4.5 Tidak Baik

Peringkat Predikat Komposit Skala Likert1 Sangat Baik 52 Baik 43 Cukup Baik 34 Kurang Baik 25 Tidak Baik 1

33

besar ROA suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan

semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan return on asset (ROA). ROA

merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau

pengukuran kinerja perusahaan. Menurut Irawati (2006:59) yang menyatakan

bahwa hasil dari perhitungan rentabilitas perusahaan dengan rasio keuangan akan

dinilai dengan pemberian peringkat komposit. Hasil perhitungan rasio rentabilitas

disesuaikan pada tabel berikut:

Tabel 3.5Matriks Kriteria Penerapan Peringkat Komponen Rentabilitas (ROA)

PeringkatKomposit

Keterangan Kriteria

1 Sangat memadai (ROA>2 %) Perolehan laba yang sangat tinggi

2 Memadai (1,26%<ROA<2%) Perolehan laba yang tinggi

3 Cukup Memadai (0,51%<ROA<1,25%)

Perolehan laba yang cukup tinggi

4 Kurang memadai (0%<ROA<0,5%)

Perolehan laba rendah atau cendrungrugi

5 Tidak Memadai (ROA= (-), ataurasio 0%)

Bank mengalami kerugian besar

Sumber : Lampiran SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tanggal 11 Juni 2014

4. Capital

Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal

dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil

risiko yang disertai dengan pengelolaan pemodalan yang sangat kuat sesuai

dengan karakteristik, sekala usaha dan kompleksitas usaha bank. Permodalan

merupakan penilaian terhadap kecukupan modal yang dimiliki oleh bank. Aspek

yang dinilai adalah Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

ROA = Laba Bersih X100%

Total aset

34

Rasio kesehatan bank yang dapat mengukur tersedianya modal minimum bank

adalah Capital adequacy ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal

sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 13/13/PBI/2011 yaitu bank wajib

menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko

(ATMR). Semakin meningkat CAR akan dibarengi dengan meningkatnya modal

sendiri dan semakin kecil biaya yang dikeluarkan bank. Menurut Dendawijaya

(2010:114) besarnya CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan: ATMR (Asset Terimbang Menurit Resiko)

Secara lebih terprinci dijabarkan sebagai berikut:

CAR = Modal Bank X 100%

(ATMR)

CAR = Modal Bank + Modal Perlengkapan X 100%ATMR Neraca+ATMR Rekening Adminitrasi

35

Tabel 3.6

Matriks Kriteria penerapan pringkat komponen Capital (CAR)

PeringkatKomposit

Keterangan Kriteria

1 Sangat Memadai(KPMM > 15%)

Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikandibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan

2 Memadai(10%<KPMM<15 %)

Rasio KPMM lebih tinggi sangat cukupsignifikan dibandingkan dengan rasio KPMMyang di tetapkan dalam ketentuan

3 Cukup Memadai(9%<KPMM<10%)

Rasio KPMM lebih tinggi secara marginaldibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan

4 Kurang memadai(8%<KPMM < 9%)

Rasio KPMM setara dan atau dibawahketentuan yang berlaku

5 Tidak Memadaai(KPMM < 8%)

Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlakudan bank cenderung tidak solvable

Sumber : Lampiran SE OJK No. 10/SEOJK.03/2014 Tanggal 11 Juni 2014

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji Statistik

Analisi statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

dalam penelitian. Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai

rata-rata (mean), deviasi standar, minimum, dan maksimum. Maksimum

digunakan untuk mengetahui jumlah atribut paling banyak yang diungkapkan

disektor perbankan. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang

dianalisis. Standar deviasi adalah angka yang menggambarkan sebaran data

terhadap nilai rata–rata.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:154) menyatakan bahwa Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.

36

Untuk menguji suatu data distribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan

menggunakan grafik plot. Dengan melihat histogram dari residualnya ada

beberapa dasar pengambilan keputusan yaitu:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menujukan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menujukan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan uji korelasi antara variabel-variabel

independen dengan korelasi sederhana. Menurut Ghozali (2016:103) dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara bebas atau

independen. Uji multikolinearitas dilakuan dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakn SPSS.

Apabila tolerance value lebih tinggi dari pada 0,10 atau VIF lebih kecil dari pada

10 maka dapat dismpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134) uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam

penelitian ini digunakan melalui grafik scatterplot. Kesimpulan diambil dengan

meliaht persebaran titik pada scatterplot dengan dasar analisis tidak terdapat pola

37

tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, menyebar, kemudiaan menyempit). Menurut Ghozali (2016:134)

jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:107) Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi linier terjadi korelasi (hubungan) diantara anggota-anggota

sampel penelitian yang diurutkan berdasarkan waktu sebelumnya. Autokorelasi

adalah kondisi dimana dalam sekumpulan observasi yang berurutan sepanjang

waktu untuk variabel tertentu antara observasi yang satu dengan yang lainnya

saling berkaitan. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak

bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui

ada atau tidaknya autokolerasi adalah dengan uji Durbin Waston. Uji Durbin

Waston dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan

yang berurutan. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

1. Nilai d bersekitar antara 0 dan 4, yaitu 0 < d < 4.

2. Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi.

3. Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi Positif

4. Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi Negatif

Pengujian ini dinilai baik jika tidak terjadi autokorelasi antara variabel independen

dengan variabel dependen.

38

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau penolakan suatu

hipotesis:

3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda merupakan perosedur yang dipergunakan untuk melihat

pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya dan juga memperediksi nilai

variabel tergantung bersekala interval dengan menggunakan variabel bebas yang

bersekala interval. Persamaan regresi dengan menggunakan 4 variabel dapat

dinyatakan dalam persamaan:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Keterangan :

Y : Nilai PerusahaanX1 NPL : Profil Risiko (Risk Profil)X2 Self Assessment : Good Corporate Governance (GCG)X3 ROA : Rentabilitas (earning)X4 CAR : Permodalan (Capital)α : Koefisien Konstantaβ1, β2, β3, β4, : Koefisien regresi dari masing-masing variabel

e : Random Error

3.5.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali, (2016:95) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Semakin besar R2 (mendekati 1),

semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0 maka

variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel

dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

39

satu berarti variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi

yang dibutuhkan untuk memperediksi variabel dependen atau hubungan kedua

variabel semakin kuat.

3.5.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Stastistik F)

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk menguji kelayakan model untuk

mengetahui kelayakan model tersebut dapat dilanjutkan atau tidak dilanjutkan.

Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan stastistik F. Menurut Ghozali

(2016:65) Model regresi dinyatakan layak jika nilai signifikan < 0,05, jika

sebaiknya nilai signifikan > 0,05 maka model regresi dinyatakan tidak layak.

3.5.3.4 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Stastistik t)

Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Uji t berdasarkan nilai signifikan:

1. Jika nilai Sig. < 0,005 maka variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai Sig. > 0,005 maka variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan bank (risk

profile, good corporate governance, earning/rentability, dan capital) terhadap

nilai perusahaan. Sampel penelitian ini yaitu 28 perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016, dengan jumlah observasi

sebesar 112. Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, kerangka penelitian, hasil

penelitian, dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Variabel Risk Profile yang diukur dengan NPL tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena risiko kredit yang dihasilkan

oleh perusahaan perbankan masih dikatakan cukup stabil sehingga tidak

terlalu mengganggu besarnya nilai profitabilitas perusahaan, hal ini juga

akan tidak terlalu berpengaruh terhadap minat investor dalam berinvestasi

diindustri perbankan.

2. Variabel Good Corporate Governance (Self Assesment) berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Maka dapat disimpulkakan bahwa good

corporate governance yang baik akan memberikan sinyal baik kepada

59

investor, Sinyal baik ini akan berpengaruh pada peningkatan suatu nilai

perusahaan.

3. Variabel Earning/Rentability (ROA) menunjukkan hasil yang positif

terhadap nilai perusahan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

profabilitas suatu perusahaan akan memberikan sinyal baik kepada

investor. Sinyal baik ini akan berpengaruh pada peningkatan suatu nilai

perusahaan.

4. Variabel Capital (CAR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal

ini karena investor dalam menilai suatu perusahaan tidak melihat dari

sebearapa besar modal suatu perusahaan, melainkan hanya melihat dari

seberapa besar pendapatan dan seberapa baik suatu kinerja perusahaan.

5.2 Keterbatasan

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. keterbatasan populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan

perbankan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2016,

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas, fenomena ini

terjadi karena Nilai Perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh RGEC

namun juga ukuran perusahaan, Pertumbuhan Laba, dan lain-lain.

3. Untuk penilaian variabel risk profile hanya satu resiko saja yang diukur

oleh peneliti dan diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah

variabel risk profile.

60

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas maka saran yang dapat di berikan

peneliti adalah:

1. Bagi investor, dalam pembuatan keputusan yang menyangkut investasi

pada saham-saham perbankan yang terdaftar di BEI, hendaknya

memperhatikan seberapa baik kinerja suatu perusahaan, melihat resiko

yang akan dihadapi dan seberapa baik suatu pendapatan yang memang

dapat menggambarkan kesetabilan harga saham yang akan menjadi nilai

lebih untuk nilai perusahaan.

2. Bagi perbankan, diharapkan selalu dapat mengelola resiko kredit,

meningkatkan kualitas kinerja dan pendapatannya agar memiliki tingkat

kesehatan bank yang lebih baik, dan makin meningkatkan kepercayaan

investor untuk tetap menanamkan saham investasinya dan akan menambah

peningkatan suatu nilai perusahaan.

3. Bagi peneliti, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangan

kembali penelitian ini, seperti menambah periode sampel, menambah

resiko yang mukin dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan menambah

variabel, seperti variabel moderasi yang memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan, yang tidak dapat dijelaskan dan menjadi keterbatasan dalam

penelitian ini, contohnya: variabel moderasi ukuran perusahaan dan yang

lainnya.

Daftar Pustaka

Ayu Vintia Hayuningthias Maramis Suranto, Grace B. Nangoi, Stanley KhoWalandouw. 2017. Aalisis Pengaruh Struktur Modal dan KinerjaTerhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di Bursa EfekIndonesia. Jurnal Akuntansi ISSN 2303-1174.

Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal31 Mei 2004 Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta: BankIndonesia.

Bank Indonesia. 2007. Peratura Bank Indonesia Nomor 9/12/PBI/2004 Tanggal31 Mei 2004 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance BagiBank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2010. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/11/DPNP –Perubahan Kedua atas SE No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001Perihal Laporan Keuaangan Publikasi Triwulan dan Bulanan BankUmum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan Kepada BankIndonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia . 2011. Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Tanggal 5Januari 2012 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta:Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNPTanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BankUmum. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia.2011. Peraturan Bank Indonesia No.12/1/PBI/2011 tentangPenilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/SE+N0.13_24_DPNP_2011.HTM.2013.

Bank Indonesi.2012.Peraturan Bank Indonesia No.14/26/PBI/2012 tentangkegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.Jakarta: Bank Indonesia.http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perb_ankan/pbi_142612.htm.

Bank Indonesia. 2013. Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi BankUmum. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/016AC896-8AB6-409E-8D8E-52FB63F7FEF8F/28929/SEGCGFinal11.pdf.

Dendawijaya Lukman. 2010. Manajemen Perbankan. Edisis Kedua. GaliaIndonesia. Jakarta.

Effendi Muh. Arief. 2009. The Power Of Good Corporate Governance. Teori danImplikasi. Salemba Empat. Jakarta.

Frank Fabozzi J. 2000. Manajemen Investasi. Buku Dua. Salemba Empat.Pearson Educaation Asia Pte. Ltd Prentuce-Hall. Jakarta.

Ghozali Imam dan Anis Chariri. 2007. TeoriAkuntansi. Edisi Ketiga. BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate denga Program SPSS, Edisiskeempat, Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang.

Ghozali Imam, 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang.

Hidayat Muhammad. 2014. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap NilaiPerusahaan Studi Kasus padaPerbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol 4 No 1.

Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. edisi 6. PenerbitRaja Grafindo Persada. Jakarta.

Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ke duabelas. PT.RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Lawinataliani Wayan Putri, Ni Ketut Surasni, I Nyoman Nugraha AP. 2016.Pengaruh Governance good Coporate Terhadap Nilai Perusahaan. JurnalMagister Manajemen Unram.

Melwar, TC (ed). 2008. Facets of Corporate Identity. Comunication andReutation, Reutdge USA.

Muliani Luh Eni, Gede Adi Yuniarta, Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh KinerjaKeuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengukapan CoporateResponcibility dan Good Coporate Governance Sebagai VariabelPemoderasi studi Kasusdi Bursa Efek Indonesia 2010-2012. e-Journal S1Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 No 1.

Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Nur Sundus Halimah , Euis Komariah. 2017. Pengaruh ROA, NPL, LDR, BOPO,Terhadap Nilai Perusahaan Bank Umum. Jurnal Akuntansi, Ekonomi danManajemen Bisnis Vol. 5 No. 1, July 2017, 14-25 E-ISSN: 2548-9836

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Surat Edaran Otoritas Jasa KeuanganNo.10/SEJOK.03/2014. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BankUmum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakrta Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peraturan Otoritas Jasa KeuanganNo.4/PJOK.03/2016. Tentang Kesehatan Bank Umum. Jakrta Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan.2017. Surat Edaran Otoritas Jasa KeuanganNo14/SEOJK.03/2017. Tentang Tngkat Kesehatan Bank Umum. JakartaIndonesia

Pebundu Moh Tika. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Bumi Angkasa. Jakarta.

Raharjo Budi. 2009. Laporan Keuangan Perusahaaan. Edisi Kedua. Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Retno M Reny Dyah, dan Euis Komariah. 2012. Pengaruh Good CorporateGovernance dan Pengukapan Corporate Social Responbility terhadap NilaiPerusahaan Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Periode2007-2010. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012 Nominal1(1), pp: 84-103.

Santoso Totok Budi dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Salemba Empat . Jakarta.

Srihayati, Dian, Dikdik Tandika dan Azib. 2015. Pengaruh Kinerja KeuanganPerbankan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Metode Tobin’s Q PadaPerusahaan Perbankan Yang Listing Di Kompas 100. Prosiding PenelitianSivitas Akademika (Sosial dan Humaniora). pp: 43-49.

Sudirman I Wayan. 2013. Manajemen Perbankan Menuju Bankir Konvensionalyang Profesional. Edisi Pertama. Kencana. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Alfabeta.Bandung.

Sundus Halimah Nur, dan Euis Komariah. 2017. Pengaruh ROA, CAR, NPL,LDR, BOPO Terhadap Niai Perusahaan Bank Umum. Jurnal Akuntansi,Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Vol. 5 No. 1 14-25 E-ISSN: 2548-9836.

Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Pustaka. Bandung.

Susanti Rika.2010. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilaiperusahaan. Universitas Diponogoro. Semarang.

Ulfa Maria. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham BankUmum Milik Pemerintah di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. 3(11),pp:1-18.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan.

Veithzal Rivai. 2007. Bank and Financial Institute Management. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Wardoyo, Theodora Martina Veronica. 2013. Pengaruh Good CoporateGovernance Coporate Sosial, Responbility &Kinerja keuangan terhadapNilai Perusaahaan. JDM Vol. 4, No.2 pp: 132-149. Fakultas Ekonomi.Universitas Gunadarma. Jakarta. Indonesia.

Wulandari Dewa Ayu Eny, Made Mertha. 2017. Penerapan Regulasi Bank terkaitPenilaian RGEC dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan.ISSN:2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.1.Januari (2017): 790-817.

Yuliati Erna, Zakaria. 2016. Anlisis Risk, Earning, dan Capital Terhadap NilaiPerusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2010-2014. Jurnal Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Yapis Papua.