PENGARUH TANGGUNG JAWAB PENGALAMAN, OTONOMI TERHADAP...
Transcript of PENGARUH TANGGUNG JAWAB PENGALAMAN, OTONOMI TERHADAP...
1
PENGARUH TANGGUNG JAWAB, PENGALAMAN, OTONOMI
TERHADAP PRESTASI KERJA AUDITOR
DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SEMARANG
Bayu Adi Prasetya
Drs. H. Sudarno, M.Si., Akt., Ph.D
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that affect the Job Performance. Factors that
affect job performan performance will involve the exercised responsibility, experience,
autonomy. The increasing need for quality audits on individual and corporate level, causing
the auditor profession in Indonesia experienced rapid development. In order to meet the needs
and exercised responsibility, professionals are required to improve job performance in his
profession.
Profesionals who work with good job performance can improve client satisfaction,
credibility and existence.This study analyzed the effect of exercised responsibility, autonomy,
experience of job performance improvement in KAP. In addition, to analyze the influence of
exercised responsibility and experience of professional autonomy in KAP. This study used a
sample of 105 respondents with data analysis using path analysis (path analysis).
Based on the results of the study concluded that the exercised responsibility,
experience and autonomy, positive effect on job performance. In addition, exercised
responsibility and experiences variable positive effect on autonomy. Autonomy increases the
influence of exercised responsibility for job performance, as well as autonomy increases the
influence of experience on job performance.
Keywords: exercised responsibility, experience, autonomy, job performance
2
1. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Profesi akuntan publik harus bersifat independen dan berkomitmen secara eksplisit
melayani kepentingan publik. Permintaan terhadap jasa audit, pajak, dan manajemen oleh
berbagai organisasi baik lokal maupun multinasional, merupakan tanggung jawab utama para
akuntan profesional (Setiawan dan Ghozali 2006). Sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah kantor akuntan publik (KAP) adalah
tenaga kerja profesional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor harus
berupaya untuk meningkatkan prestasi kerja dalam menjalankan profesinya. Tercapainya
prestasi kerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik
pula. Seperti yang diungkapkan oleh Don Hellriegel (2001) bahwa prestasi kerja yang baik
dapat dicapai saat 1) tujuan yang diinginkan telah tercapai 2) moderator (kemampuan,
komitmen, motivasi,) telah tersedia dan 3) mediator (petunjuk, usaha, ketekunan, dan
strategi) telah dijalankan.
Penelitian mengenai peningkatan prestasi kerja profesional telah menarik perhatian
banyak peneliti dan menjadi bidang yang selektif. Beberapa variabel yang mencerminkan
keadaan lingkungan kerja profesional (seperti: pengalaman, otonomi, ambiguitas peran) telah
diteliti keterkaitannya terhadap prestasi kerja profesional. Akan tetapi, masih sedikit
penelitian yang mengintegrasikan variabel-variabel tersebut dengan karakter keperibadian
profesional secara comprehensive.
Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan adanya korelasi positif yang kuat
antara pengalaman dengan prestasi kerja. Quinones, Ford, dan Teachout (1995) menyatakan
bahwa seseorang dapat menilai prestasi kerja sesuai dengan tingkat pengalaman yang
dimiliki. Pernyataan itu juga dipertegas Mumford dan Stokes (dalam Quinones, Ford, dan
Teachout, 1995) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan faktor yang paling
menentukan tingkat prestasi kerja, sementara itu Fiedler serta pengalaman bukan merupakan
hal penting bagi prestasi kerja.
Sedangkan pada hubungan antara Otonomi dengan penelitian Xie dan Johns (1995)
telah membuktikan jika otonomi sudah dimiliki maka kebutuhan akan tugas dan prestasi kerja
akan semakin tinggi juga. Menurut Au dan Cheung (dikutip oleh Pearson, et.al., 2009)
otonomi juga dapat mengurangi tekanan saat bekerja dan meningkatkan inisiatif dan
kepercayaan diri saat bekerja. Pada penelitian Tai dan Liu (2007) yang menyatakan bahwa
3
otonomi memiliki pengaruh positif bagi pegawai yang memiliki emosional yang tinggi disaat
mengalami tekanan dan ketegangan. Perusahaan sebaiknya memberikan keleluasan bekerja
bagi pegawai yang memilki emosional tinggi agar dapat bekerja lebih baik. Dengan adanya
otonomi mereka akan lebih bijaksana dalam bekerja tanpa ketegangan dan tekanan.
Pada penelitian ini akan diuji kembali keterkaitan antara pengalaman, dan otonomi
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi kerja auditor di KAP dengan
model yang komprehensif. Konsisten dengan penjelasan diawal, bahwa karakter pribadi
menjadi konsekuensi penting dalam peningkatan prestasi kerja professional di KAP, maka
dalam penelitian ini digunakan variabel kepribadian yang meliputi aspek biografis untuk
mengukur tingkat prestasi kerja profesional di KAP. Variabel tersebut adalah tanggung
jawab.
Variabel tambahan, tanggung jawab merupakan salah satu dari empat faktor dalam
Acsription Responsibility Questionnaire (ARQ) (Hakstian et al., 1986). Skala tanggung
jawab menggunakan aspek biografis untuk mengukur sejauh mana seseorang telah
menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang dimilikinya. Suedfeld, et.al., (1985)
menyatakan bahwa ketujuh item biografis yang digunakan untuk mengukur tingkat tanggung
jawab menunjukkan bahwa seseorang akan termotivasi untuk menjalankan tanggung
jawabnya apabila harapan diyakini dapat dicapai jika menerima suatu tanggung jawab
maupun peran. Berdasarkan teori motivasi tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa didukung oleh kemampuan untuk melaksanakannya. Namun, kemampuan tidaklah
mencukupi untuk menjamin tercapainya prestasi kerja terbaik. Individu harus memiliki
motivasi untuk mencapai prestasi kerja yang baik.
Menurut Hakstian et.al., (1986) bahwa tanggung jawab juga memiliki korelasi postif
dengan skala achievement, dominance, affiliation, dan social desirability yang merupakan
"karakteristik pemimpin yang dapat diprediksi". Skala tanggung jawab berkorelasi positif
dengan internal locus of control (self responsibility). Berdasarkan teori dan peneltian Kalbers
dan Cenker (2008), dapat diasumsikan bahwa penambahan variabel tanggung jawab pada
penelitian ini karena tanggung jawab merupakan suatu tanggung jawab yang diyakini sebagai
komponen karakter pribadi profesional yang memiliki peranan penting terhadap peningkatan
prestasi kerja auditor di KAP.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kalbers
dan Cenker (2008) di Amerika. Dalam penelitiannya, Kalbers dan Cenker telah membuktikan
bahwa skala tanggung jawab memiliki hubungan positif yang kuat dengan prestasi kerja
4
auditor. Kalbers dan Cenker juga berpendapat bahwa variabel tanggung jawab diyakini
sebagai konsep baru pada bidang akuntansi keperilakuan yang memiliki peranan penting pada
konsep pengukuran prestasi kerja. Oleh karena itu, penambahan variabel tanggung jawab
diharapkan memberi pemahaman mengenai pengukuran prestasi kerja dari sudut pandang
karakter pribadi profesional. Dengan prestasi kerja yang baik, profesional dapat
meningkatkan kepuasan klien, kredibilitas dan eksistensi. Hal tersebut yang mendorong
penulis meneliti kembali sejauh mana konsep Kalbers dan Cenker (2008) dapat diterapkan
pada profesional di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini dapat
dikaji sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh tanggung jawab terhadap peningkatan prestasi kerja di
KAP
b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman profesional terhadap peningkatan prestasi kerja
di KAP
c. Untuk menganalisis pengaruh tanggung jawab terhadap otonomi profesional di KAP
d. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh otonomi terhadap peningkatan prestasi kerja di
KAP
e. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman profesional terhadap otonomi profesional di
KAP
f. Untuk menganalisis pengaruh tanggung jawab terhadap peningkatan prestasi kerja di KAP
dengan dimediasi oleh otonomi
g. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman profesional terhadap peningkatan prestasi kerja
di KAP dengan dimediasi oleh otonomi
5
2. Landasan Teori
Teori Motivasi
Motivasi adalah masalah yang sangat penting dalam setiap usaha sekelompok orang
yang bekerjasama dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu (Hani, 2004). Setiap
individu mempunyai perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi
kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak atau
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu
(Berelson and Steiner, 1985 dalam Johannes, 2002). Ditambahkan oleh Schiffman dan
Kanuk (2001) bahwa motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri individu yang
mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan. Setiap orang dimotivasi oleh kebutuhan dan
keinginannya yang akan terwujud dalam bentuk suatu tingkah laku yang diarahkan pada
tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.
Motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang menyebabkan
orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada tujuan Setiawan dan
Ghozali (2006). Prinsip dasar motivasi adalah tingkat kemampuan (ability) dan motivasi
individu yang sering dinyatakan dengan formula:
performance = f (ability X motivation)
Menurut prinsip tersebut, tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
didukung oleh kemampuan untuk melaksanakannya. Kemampuan merupakan bakat individu
untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tujuan. Namun, kemampuan tidaklah
mencukupi untuk menjamin tercapainya performance terbaik. Individu harus memiliki
motivasi untuk mencapai performance terbaik Setiawan dan Ghozali (2006).
Model motivasi prestasi kerja menyatakan bahwa input individu dan konteks
pekerjaan adalah dua kategori kunci dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Para
karyawan membawa kemampuan, pengetahuan, watak, dan ciri, emosi, suasana hati,
keyakinan, dan nilai-nilai dalam pekerjaan. Konteks pekerjaan mencakup lingkungan fisik,
tugas yang diselesaikan, pendekatan organisasi terhadap pengakuan, penghargaan,
pengawasan, bimbingan, dan budaya organisasi. Kedua kategori tersebut menjadi faktor yang
mempengaruhi satu sama lain dan berkaitan dengan motivasi.
6
Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini
adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun
pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan
dari pengambil keputusan.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntasi. Akhirnya akuntansi
bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi selalu berkembang agar dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Kerangka Pemikiran
Sumber: Kalbers dan Cenker, 2008
Tanggung Jawab (Exercised Responsibility) dan Prestasi Kerja (Job Performance)
Model motivasi prestasi kerja menyatakan bahwa input individu dan konteks
pekerjaan adalah dua kategori kunci dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Namun
motivasi bukan merupakan satu-satunya kontributor yang mencakupi prestasi kerja. Prestasi
kerja dipengaruhi oleh input individu, faktor konteks pekerjaan, motivasi, dan perilaku
motivasi yang sesuai. Dari konsep motivasi kerja diatas dapat kita yakini bahwa seseorang
yang sudah memiliki kemampuan dan termotivasi untuk melakukan suatu tanggung jawab
yang dibebankan, maka dapat dikatakan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik.
Tanggung
jawab
Otonomi
Pengalaman
Prestasi kerja
7
Sama halnya dengan locus of control dan berdasarkan teori motivasi dapat diasumsikan
bahwa skala tanggung jawab memiliki korelasi positif terhadap prestasi kerja. Penelitian
terdahulu seperti Kalber dan Cenker (2008) juga telah membuktikan bahwa skala tanggung
jawab memiliki hubungan positif terhadap prestasi kerja auditor di KAP. Konsisten dengan
teori dan penelitian terdahulu diatas, dalam penelitian ini diharapkan bahwa tanggung jawab
memiliki korelasi positif terhadap prestasi kerja.
Pengalaman (Experience) dan Prestasi Kerja (Job Performance)
Fiedler, 1970; McCall et.al., 1988 dalam Quinones, et.al., (1995) menyatakan bahwa
pengalaman merupakan pengetahuan tentang pekerjaan yang diperoleh pada waktu tertentu.
Berdasarkan teori motivasi, prestasi kerja yang baik dapat dicapai apabila kemampuan
(pengetahuan) dan motivasi telah tersedia. Walaupun kedua konsep ini saling berhubungan
namun pengalaman dan pengetahuan tidak boleh disamakan. Quinones, Ford, dan Teachout
(1995) menyatakan bahwa pengalaman berkaitan positif dengan prestasi kerja. Menurut
penelitian ini seseorang dapat menilai prestasi kerja sesuai dengan tingkat pengalaman yang
dimilikinya. Sementara itu Kalber dan Cenker (2008) telah membuktikan bahwa pengalaman
memiliki korelasi negatif terhadap prestasi kerja disaat unsur karakter kepribadian profesional
(tanggung jawab) dimasukkan kedalam model pengukuran.
Berdasarkan asumsi dan penelitian terdahulu diatas dapat dinyatakan bahwa
pengalaman berkaitan dengan prestasi kerja. Dalam penelitian ini diharapkan bahwa
seseorang yang berpengalaman akan memiliki pengetahuan yang baik untuk meningkatkan
prestasi kerja.
Otonomi (Autonomy) dan Prestasi kerja (Job Performance)
Berdasarkan teori motivasi tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
didukung oleh kemampuan untuk melaksanakannya. Namun, kemampuan tidaklah mencukupi
untuk menjamin tercapainya prestasi kerja terbaik. Individu harus memiliki motivasi untuk
mencapai prestasi kerja terbaik. Di dalam suatu organisasi seseorang yang memiliki jabatan
dapat memilih langkah yang tepat untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kenyataan ini
merupakan salah satu fakta yang menunjukkan bahwa otonomi mempengaruhi tingkat prestasi
kerja.
Penelitian terdahulu oleh Kalber dan Cenker (2008) juga telah membuktikan bahwa
otonomi memiliki korelasi positif terhadap prestasi kerja professional. Berdasarkan asumsi
dan penelitian terdahulu diatas dapat dinyatakan bahwa otonomi memiliki keterkaitan dengan
8
prestasi kerja professional. Dalam penelitian ini diharapkan bahwa seseorang yang memiliki
tingkat otonomi yang tinggi akan memliki tingkat Prestasi kerja yang tinggi juga.
Tanggung jawab (Exercised Responsibility) dan Otonomi (Autonomy)
Model motivasi prestasi kerja menyatakan bahwa input individu dan konteks
pekerjaan adalah dua kategori kunci dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Namun
motivasi bukan merupakan satu-satunya kontributor yang mencakupi prestasi kerja. Prestasi
kerja dipengaruhi oleh input individu, faktor konteks pekerjaan, motivasi, dan perilaku
motivasi yang sesuai. Menurut Robbins dan Judge (2008) salah satu unsur dari faktor konteks
pekerjaan adalah otonomi. Dengan otonomi seseorang dapat menyusun pekerjaan dalam cara-
cara yang dianggapnya benar.
Autonomy telah dianggap sebagai moderator antara karakter pribadi dan prestasi kerja
(Barrick dan Mount, 1993). Barrick dan Mount berpendapat bahwa otonomi merupakan
mandat yang mengizinkan maupun menghalangi individu untuk mengekpresikan dan
menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan
penelitian tersebut dapat diyakini bahwa seseorang yang telah melakukan tanggung jawab
dalam pekerjaan, maka orang tersebut telah diberikan otonomi untuk melakukan pekerjaan.
Konsisten dengan teori dan penelitian terdahulu diatas, dalam penelitian ini diharapkan bahwa
seseorang yang memiliki tanggung jawab yang tinggi akan memliki tingkat Otonomi yang
tinggi juga.
Pengalaman (Experience) dan Otonomi (Autonomy)
Penelitian terdahulu oleh Kalber dan Cenker (2008) telah membuktikan bahwa
pengalaman memiliki hubungan positif terhadap otonomi. Dalam literatur psikologi
(Quinones, et.al., 1995) beberapa penelitian menyatakan bahwa pengalaman merupakan
pengetahuan tentang pekerjaan yang diperoleh pada waktu tertentu (Fiedler, 1970; McCall
et.al., 1988). Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang akan diberikan suatu wewenang
apabila memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik untuk menjalankannya.
Otonomi , Tanggung Jawab, Pengalaman dan Prestasi Kerja
Otonomi telah dianggap sebagai modiator antara tanggung jawab, Pengalaman dengan
Prestasi Kerja (Barrick dan Mount, 1993). Barrick dan Mount berpendapat bahwa otonomi
merupakan mandat yang mengizinkan maupun menghalangi individu untuk mengekpresikan
dan menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melaksanakan pekerjaan.
9
3. Metode Penelitian
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, penilaian prestasi kerja auditor berdasarkan pengukuran subjektif
yaitu dengan menggunakan self-reported (tujuh item dari Fogarty, dkk., 2000; Fogarty dan
Kalbers, 2006). Survei meminta responden untuk menilai kinerja mereka berdasarkan tujuh
pertanyaan inti dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. Respon ketujuh pertanyaan tersebut
diukur dengan mengunakan tujuh skala dari 1 sampai dengan 7. Skala rendah (Nilai 1)
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang rendah. Dan sebaliknya, skala tinggi (Nilai 7)
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang tinggi.
Variabel Independen
Tanggung jawab (Exercised Responsibility)
Tanggung jawab merupakan skala Acsription Responsibility Questionnaire (ARQ)
yang dipilih untuk penelitian ini. Pemikiran tentang Ascription of Responsibility telah
disinggung pada penelitian yang membahas locus of responsibility. Tujuan kosep ini untuk
mengukur kesediaan seseorang menganggap tanggung jawab secara spesifik maupun luas.
Dengan skala ini, ditunjukkan bahwa seseorang cenderung memahami bermacam wewenang
dan tangung jawab pada setiap dimensi kehidupan secara eksplisit.
Pada penelitian ini variabel tanggung jawab diukur dengan tujuh pertanyaan yang
intinya mengukur tingkat tanggung jawab auditor dalam menjalankan profesinya. Tujuh
pertanyaan inti yang digunakan pada pengukuran variable tanggung jawab dikemukakan oleh
Hakstian et.al., (1986). Respon ketujuh pertanyaan tersebut diukur dengan mengunakan tujuh
skala Likert, dari skala respon “ sangat tidak setuju” sampai dengan “sangat setuju”. Skala
rendah (Nilai 1) menunjukkan tingkat tanggung jawab yang rendah. Dan sebaliknya, skala
tinggi (Nilai 7) menunjukkan tingkat tanggung jawab yang tinggi.
Pengalaman (Experience)
Pengalaman kerja adalah suatu pertimbangan penting untuk perekrutan dan promosi.
Konsep pengalaman meliputi waktu dalam suatu pekerjaan atau organisasi, kuantitas
pekerjaan (misalnya, repetisi pekerjaan), dan jenis pekerjaan (Quinones et.al., 1995). Lama
10
pengalaman kerja adalah jangka waktu (tahun) seorang auditor bekerja (Nugrahaningsih,
2005).
Pada penelitian ini, variabel pengalaman diukur dengan dua pertanyaan yang intinya
menanyakan posisi auditor di kantor akuntan publik dan berapa lama auditor telah
memberikan jasa profesional di KAP. Respon kedua pertanyaan tersebut diukur dengan
mengunakan skala Likert, dari skala minimum = 1 sampai dengan maksimum = 7. Skala
rendah (Nilai 1) menunjukkan golongan dan tingkat pengalaman yang rendah. Dan
sebaliknya, skala tinggi (Nilai 7) menunjukkan golongan dan tingkat pengalaman yang tinggi.
Variabel Antara
Variabel antara dalam penelitian ini adalah Otonomi. Otonomi merupakan tingkat
kebebasan, independensi, dan kebijaksanaan yang dimiliki seseorang dalam merencanakan
suatu pekerjaan dan menentukan cara apa yang digunakan untuk melaksanakan perkejaan
tersebut (Hackman and Oldham 1975; Morgeson, Delaney-Klinger, & Hemingway, 2005).
Dari perspektif professional, otonomi adalah kebebasan atau hak prerogatif profesional untuk
mengimplementasikan aplikasi pengetahuan profesi mereka. (Hall, 1968; Lengermann, 1972)
menyatakan bahwa otonomi adalah salah satu dasar dan nilai karakteristik pada pekerjaan
profesional.
Variabel otonomi diukur dengan empat pertanyaan yang intinya mengukur tingkat
otonomi auditor dalam menjalankan profesinya. Empat pertanyaan inti yang digunakan pada
pengukuran variabel otonomi dikemukakan oleh Lengermann (1972) dan Cenker and Pearson
(1993). Respon keempat pertanyaan tersebut diukur dengan mengunakan skala Likert, dari
skala minimum = 1 sampai dengan maksimum = 7. Skala rendah (Nilai 1) menunjukkan
tingkat otonomi yang rendah. Dan sebaliknya, skala tinggi (Nilai 7) menunjukkan tingkat
otonomi yang tinggi.
Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah Auditor KAP yang ada di Kota Semarang. Jadi
Subjek pada penelitian ini adalah auditor-auditor yang ada dalam masing-masing KAP
tersebut. Sampel ditentukan secara random dalam arti auditor yang bersedia berpatisipasi
dalam penelitian ini.
11
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian survei. Sama halnya dengan penelitian survei
pada umumnya, penelitian ini menggunakan data primer yang mengacu pada informasi yang
diperoleh dari tangan pertama, yang pada penelitian ini adalah auditor. Data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
diteliti (tanggung jawab, pengalaman, otonomi dan prestasi kerja). Data primer dalam
penelitian ini didapat dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh auditor.
Data skunder adalah data yang dimiliki oleh pihak lain, peneliti hanya bersifat sebagai
pengguna data. Data skunder dalam penelitian ini berupa informasi mengenai profil KAP,
dan jumlah auditor yang ada di KAP. Data-data sekunder tersebut diperoleh dari perwakilan
masing-masing KAP dan web site IAPI (www.akuntanpublikindonesia.com).
12
4. Hasil dan Pembahasan
Daftar KAP dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Nama KAP
Kuesioner
Yang
Diberi
Kuesioner
Yang
Kembali
Respon
Rate
1 KAP. DARSONO & BUDI
CAHYO SANTOSO
15 14 93,33
2 KAP. Dra. SUHARTATI &
REKAN (CAB)
15 9 60,00
3 KAP. Drs. LEONARD, MULIA &
RICHARD
15 9 60,00
4 KAP. Drs. IDJANG SOETIKNO 15 7 46,67
5 KAP. Drs. SOEKAMTO 15 11 73,33
6 KAP. Drs. SUGENG PAMUDJI 15 7 46,67
7 KAP. NGURAH ARYA & REKAN
(CAB)
15 10 66,67
8 KAP. RUCHENDI, MARDJITO &
RUSHADI
15 7 46,67
9 KAP. HANANTA BUDIANTO &
REKAN
15 7 46,67
10 KAP. YULIANTI, SE., BAP. 15 15 100,00
11 KAP. HADORI SUGIARTO ADI
& REKAN
15 9 60,00
Jumlah 165 105 63,64
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
13
Uji Validitas
Hasil Pengujian Validitas Butir Pertanyaan
Item Nilai r P value Keterangan
Tanggung Jawab Item-1 Item-2 Item-3 Item-4 Item-5 Item-6 Item-7
0,364 0,279 0,347 0,304 0,334 0,384 0,293
0,000 0,004 0,000 0,002 0,001 0,000 0,002
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pengalaman Item-1 Item-2
0,456 0,432
0,000 0,000
Valid Valid
Otonomi Item-1 Item-2 Item-3 Item-4
0,360 0,391 0,337 0,253
0,000 0,000 0,000 0,003
Valid Valid Valid Valid
Prestasi kerja Item-1 Item-2 Item-3 Item-4 Item-5 Item-6 Item-7
0,437 0,301 0,525 0,386 0,425 0,391 0,408
0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel diatas diketahui dari setiap item pertanyaan diperoleh korelasi (r)
dengan nilai P value yang kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua skor dari
setiap pertanyaan berkorelasi positif, sehingga seluruh item pertanyaan adalah valid.
Uji Reliabilitas
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha
Cronbach Keterangan
Tanggung Jawab
Pengalaman
Otonomi
Prestasi kerja
0,905
0,984
0,722
0,842
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah
14
Dengan menggunakan 105 responden sebagai obyek penelitian, dilakukan
pengujian reliabilitas dengan menggunakan koefisien alfa. Dari hasil perhitungan
reliabilitas butir pertanyaan untuk setiap variabel apabila kita bandingkan dengan kriteria
alfa reliabilitasnya ternyata semua variabel yang diteliti dalam tingkatan alfa yang tinggi
yaitu diatas 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berstatus
reliabel.
Analisis Deskriptif Variabel
Variabel Teoritis Empiris
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-
rata
Standar
Deviasi
Tanggung jawab 7-49 28 22- 46 29,67 7.03
Pengalaman 2-14 8 6- 14 9.14 2.66
Otonomi 4-28 16 12- 25 17.92 4.03
Prestasi kerja 7-49 28 24- 43 33.66 6.85
Jawaban yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara
7–49 dengan rata-rata teoritis sebesar 28. sedangkan kisaran aktual bobot jawaban responden
adalah antara 22-46 dengan rata-rata jawaban responden sebesar 29.67 dan standar deviasi
7.03 menunjukkan bahwa responden auditor secara umum memiliki pandangan bahwa
dengan adanya tanggung jawab akan memiliki Prestasi kerja yang baik.
Jawaban yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara
2–14 dengan rata-rata teoritis sebesar 8, sedangkan kisaran aktual bobot jawaban responden
adalah antara 6-14 dengan rata-rata jawaban responden sebesar 9.14 dan standar deviasi 2.66
menunjukkan bahwa responden auditor yang berpengalaman akan memiliki pengetahuan
yang baik untuk meningkatkan Prestasi kerja.
Jawaban yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara
4–28 dengan rata-rata teoritis sebesar 16. Sedangkan kisaran aktual bobot jawaban responden
adalah antara 12-25 dengan rata-rata jawaban responden sebesar 17.92 dan standar deviasi
4.03 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat otonomi yang tinggi akan
memiliki Prestasi kerja yang tinggi juga.
Jawaban yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara
7-49 dengan rata-rata teoritis sebesar 28. Sedangkan kisaran aktual bobot jawaban responden
15
adalah antara 24-43 dengan rata-rata jawaban responden sebesar 33.66 dan standar deviasi
6.85 menunjukkan bahwa responden secara umum memiliki keinginan untuk meningkatkan
Prestasi kerja.
Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengujian Normalitas Model I
Pengujian Normalitas II
Dari hasil uji normalitas yang dilihat dari tampilan grafik normal plot dapat
disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, oleh karena itu model regresi memenuhi asumsi normalitas.
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: JOB_PERF
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
Dependent Variable: AUTON
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
16
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas Model I
Variabel Tolerance VIF
Tanggung jawab 0,704 1,421
Pengalaman 0,821 1,218
Otonomi 0,641 1,561
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Uji Multikolinearitas Model II
Variabel Tolerance VIF
Tanggung jawab 0,910 1,099
Pengalaman 0,910 1,099
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas. Semua variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10
atau nilai VIF yang kurang dari 10. maka model regresi diyatakan bebas multikolinearitas.
Uji Heterokedastistas
Uji Heterokedastistas model I
210-1
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
Dependent Variable: JOB_PERF
Scatterplot
17
Uji Heterokedastistas model II
Dari gambar mengenai Scatterplot Uji Heterokedastistas, terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta menyebar baik
diatasmaupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak mengandung
heterokedastistas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi profesionalisme seorang auditor berdasarkan variabel-variabel yang
mempengaruhinya.
Uji Hipotesis
Uji Kelayakan Model
Hasil Uji Kelayakan Model I
Dari tabel uji ANOVA atau F test pada tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 45,611
dengan nilai signifikan 0.000, dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa 0,000<0,05, yang berarti model layak digunakan sehingga variabel tanggung jawab,
pengalaman, dan otonomi dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi kerja auditor di
Kantor Akuntan Publik Kota Semarang.
210-1
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
Dependent Variable: AUTON
Scatterplot
ANOVAb
2810,689 3 936,896 45,611 ,000a
2074,644 101 20,541
4885,333 104
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), AUTON, JOB_EX, EXERCa.
Dependent Variable: JOB_PERFb.
18
Hasil Uji Kelayakan Model II
Dari tabel uji ANOVA atau F test pada tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 28,593
dengan nilai signifikan 0.000, dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa 0,000<0,05, yang berarti model layak digunakan sehingga variabel tanggung jawab
dan pengalaman dapat digunakan untuk memprediksi otonomi di Kantor Akuntan Publik
Kota Semarang.
Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model I
Hasil koefesien determinasi menunjukkan nilai adjusted R2
menunjukkan nilai
sebesar 0.575, hal ini berarti 57,5% variabel Prestasi kerja dapat dijelaskan oleh tanggung
jawab, pengalaman, dan otonomi.
ANOVAb
607,621 2 303,811 28,593 ,000a
1083,769 102 10,625
1691,390 104
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), JOB_EX, EXERCa.
Dependent Variable: AUTONb.
Model Summaryb
,759a
,575
,563
4,53222
,575
45,611
3
101
,000
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df 1
df 2
Sig. F Change
Change Statistics
1
Model
Predictors: (Constant), AUTON, JOB_EX, EXERCa.
Dependent Variable: JOB_PERFb.
19
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model II
Hasil koefesien determinasi menunjukkan nilai adjusted R2
menunjukkan nilai
sebesar 0.359, hal ini berarti 35,9% variabel otonomi dapat dijelaskan oleh tanggung jawab
dan Pengalaman.
Uji t
Hasil Analisis Regresi Model I
Model Summaryb
,599a
,359
,347
3,25963
,359
28,593
2
102
,000
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
Change Statistics
1
Model
Predictors: (Constant), JOB_EX, EXERCa.
Dependent Variable: AUTONb.
Coefficientsa
6,848 ,329 ,821 ,533
2,344 ,075 ,184 ,138
,338 ,319 ,313
2,921 4,367 4,462 3,869
,004 ,000 ,000 ,000
,602 ,550 ,627
,399 ,406 ,359
,283 ,289 ,251
,704 ,821 ,641
1,421 1,218 1,561
B
Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
BetaStandardized Coef f icients
t
Sig.
Zero-order
Part ial
Part
Correlations
Tolerance
VIF
Collinearity Statistics
(Constant) EXERC JOB_EX AUTON
1
Model
Dependent Variable: JOB_PERFa.
20
Hasil Analisis Regresi Model II
a. Pengaruh Tanggung jawab (Exercised Responsibility) terhadap Prestasi Kerja (Job
Performance)
Pengujian pengaruh variabel tanggung jawab terhadap prestasi kerja secara parsial
diperoleh nilai uji t statistik sebesar 4,367 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan
nilai signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%, tanggung jawab berpengaruh signifikan
terhadap prestasi kerja atau dengan kata lain Hipotesis 1 diterima.
b. Pengaruh Pengalaman (Experience) terhadap Prestasi Kerja (Exercised
Responsibility)
Pengujian pengaruh variabel pengalaman terhadap prestasi kerja akuntan publik secara
parsial diperoleh nilai uji t statistik sebesar 4,462 dengan signifikansi sebesar 0,000.
Berdasarkan nilai signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%, Pengalaman berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja atau dengan kata lain Hipotesis 2 diterima.
c. Pengaruh Otonomi (Autonomy) terhadap Prestasi kerja (Exercised Responsibility)
Pengujian pengaruh variabel otonomi terhadap prestasi kerja akuntan publik secara
parsial diperoleh nilai uji t statistik sebesar 3,869 dengan signifikansi sebesar 0.000.
Berdasarkan nilai signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%, otonomi berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja atau dengan kata lain Hipotesis 3 diterima.
Coefficientsa
6,349 ,261 ,419
1,564 ,048 ,126
,455 ,277
4,058 5,476 3,336
,000 ,000 ,001
,538 ,413
,477 ,314
,434 ,264
,910 ,910
1,099 1,099
B
Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
BetaStandardized Coef f icients
t
Sig.
Zero-order
Part ial
Part
Correlations
Tolerance
VIF
Collinearity Statistics
(Constant) EXERC JOB_EX
1
Model
Dependent Variable: AUTONa.
21
d. Pengaruh Tanggung jawab (Exercised Responsibility) terhadap Otonomi
(Autonomy)
Pengujian pengaruh variabel tanggung jawab terhadap autonomi secara parsial diperoleh
nilai uji t statistik sebesar 5,476 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan nilai
signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%, exercise responbility berpengaruh
signifikan terhadap otonomi atau dengan kata lain Hipotesis 4 diterima.
e. Pengaruh Pengalaman (Experience) terhadap Otonomi (Autonomy)
Pengujian pengaruh variabel Pengalaman terhadap autonomi secara parsial diperoleh
nilai uji t statistik sebesar 3,336 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan nilai
signifikansi t tersebut, menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf 5%, Pengalaman berpengaruh signifikan
terhadap otonomi atau dengan kata lain Hipotesis 5 diterima.
f. Pengaruh Tanggung Jawab (Exercised Responsibility) terhadap Profesionalisme
melalui Otonomi (Autonomy)
Jika membandingkan pengaruh langsung tanggung jawab terhadap prestasi kerja
(0,338) dengan pengaruh secara tidak langsung (0,480), dapat disimpulkan bahwa otonomi
meningkatkan pengaruh tanggung jawab terhadap prestasi kerja. Hipotesis 6 diterima
g. Pengaruh Pengalaman (Experience) terhadap Profesionalisme melalui Otonomi
(Autonomy)
Jika membandingkan pengaruh langsung pengalaman terhadap prestasi kerja (0,319)
dengan pengaruh secara tidak langsung (0,405), dapat disimpulkan bahwa otonomi
meningkatkan pengaruh Pengalaman terhadap Prestasi kerja. Hipotesis 7 diterima
22
Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk pengujian pengaruh secara tidak langsung tanggung jawab dan pengalaman
terhadap prestasi kerja dilakukan perhitungan path analisys sebagai berikut :
Gambar
Pengaruh langsung EXERC ke JOB_PERF = a
Pengaruh tidak langsung EXERC ke PERF = b x c
Total Pengaruh EXERC ke JOB_PERF = a + (b x c)
Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan total pengaruh tanggung jawab terhadap
prestasi kerja adalah sebagai berikut :
Pengaruh langsung EXERC ke JOB_PERF = 0,338
Pengaruh tidak langsung EXERC ke JOB_PERF = 0,455 x 0,313
Total Pengaruh EXERC ke _JOB_PERF = 0,338 + (0,455 x 0,313)
= 0,480
Sedangkan nilai e1 adalah sebagai berikut :
e1 = 21 R
= 575,01 = 0,651
tanggung
jawab
Otonomi
Pengalama
n
Prestasi
kerja
0,338 (a)
e1
e2
0,313(c)
0,319 (e) 0,277
(d)
0,455
(b)
23
Jika membandingkan pengaruh langsung tanggung jawab terhadap prestasi kerja
(0,338) dengan pengaruh secara tidak langsung (0,480), dapat disimpulkan bahwa otonomi
meningkatkan pengaruh tanggung jawab terhadap prestasi kerja.
Sedangkan untuk perhitungan total pengaruh Pengalaman terhadap prestasi kerja
adalah sebagai berikut :
Pengaruh langsung JOB_EX ke JOB_ PERF = e
Pengaruh tidak langsung JOB_EX ke JOB_PERF = d x c
Total Pengaruh JOB_EX ke JOB_PERF = e + (d x c)
Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan total pengaruh Pengalaman terhadap
prestasi kerja adalah sebagai berikut :
Pengaruh langsung JOB_EX ke JOB_PERF = 0,319
Pengaruh tidak langsung JOB_EX ke JOB_PERF = 0,277 x 0,313
Total Pengaruh JOB_EX ke JOB_PERF = 0,319 + (0,277 x 0,313)
= 0,405
Sedangkan nilai e2 adalah sebagai berikut :
e2 = 21 R
= 359,01 = 0,599
Jika membandingkan pengaruh langsung pengalaman terhadap prestasi kerja (0,319)
dengan pengaruh secara tidak langsung (0,405), dapat disimpulkan bahwa otonomi
meningkatkan pengaruh Pengalaman terhadap Prestasi kerja.
24
5. Penutup
Kesimpulan
1. Hasil pengujian hipótesis (H1) telah membuktikan bahwa tanggung jawab
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja.
2. Hasil pengujian hipótesis (H2) telah membuktikan bahwa pengalaman berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja.
3. Hasil pengujian hipótesis (H3) telah membuktikan bahwa otonomi berpengaruh
positif terhadap prestasi kerja.
4. .Hasil pengujian hipótesis (H4) telah membuktikan bahwa tanggung jawab
berpengaruh positif terhadap otonomi.
5. Hasil pengujian hipótesis (H5) telah membuktikan bahwa pengalaman berpengaruh
positif terhadap otonomi
6. Hasil pengujian hipótesis (H6) telah membuktikan bahwa berpengaruh positif
tanggung jawab terhadap prestasi kerja dengan dimediasi Otonomi.
7. Hasil pengujian hipótesis (H7) telah membuktikan bahwa berpengaruh positif
pengalaman terhadap prestasi kerja dengan dimediasi Otonomi.
Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya menggunakan survey melalui kuesioner, tanpa melakukan
wawancara dan terlibat langsung dalam kativitas instansi, sehingga yang
dikemukakan hanya berdasrkan pada data yang terkumpul melalui instrument secara
tertulis.
2. Jumlah sampel dan jumlah kuesioner yang tersebar pada penelitian ini hanya terbatas
pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Semarang .
Saran
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan, variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi prestasi kerja yaitu tanggung jawab. Auditor diberikan kepercayaan
lebih dalam menjalankan tugas dan kewajibannya akan bertanggung jawab dengan
apa yang dibebankan tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel bebas yang lain
(seperti: pengetahuan, budaya organisasi, umur), melakukan penyempurnaan
kuesioner ini, serta melakukan pemilihan waktu yang tepat ketika menyebar
kuesioner. Hal ini dikarenakan sebagian besar kuesioner penelitian ini tidak kembali
dikarenakan para calon responden tidak punya cukup waktu.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arens dan Loebbeckeke. 1996. Auditing, Edisi Indonesia, Kampus UI, Depok, Penerbit
Salemba Empat.
Augusty Ferdinand. 2005. Structural Equation Model, Universitas Diponegoro, Semarang,
BP UNDIP.
Barrick, M. R and M. K. Mount. 1993. “Autonomy as a Moderator of the Relationships
Between the Big Five Personality Dimensions and Job Performance.” Journal of
Applied Psychology 78 (1): 111-118.
Bommer, W. H., J. L. Johnson, G.A. Rich, P.M. Podsakoff and S. B. MacKenzie.1995. “ On
the Interchangeability of Obejective and Subjective Measure of Employee
Performance: A Meta-analysis.” Personnel Psychology 48 (3): 587-606.
Donnley, D. P., J.J Quirin and D. O’Bryan. 2003. “Auditor Acceptence of Dysfunctional
Audit Bahavior: An Explantory Model Using Auditors’ Personal Charateristics.”
Behavioral Research in Accounting 15:87-110.
Fisher, R. T. 2001. “Role Stress, the Type A Behavior Pattern, and External Auditor Job
Satisfaction and Peformance.” Behavioral Research in Accounting 13:143-170
Fogarty, T. J. and L. P. Kalbers, J. Singh, G. Rhoads and R. Moore. 2000. “Antecedents and
Consequences of Burnout in Accounting: Beyond the Role Stress Model.” Behavioral
Research in Accounting 12: 31-67.
Fogarty, T. J. and L. P. Kalbers. 2006. “The Consequences of Internal Auditor Burnout.”
Advance in Accounting Behavioral Research 9:51-86.
Fred Luthans. 2009. Perilaku Organisasi, Perpustakaan Nasional, Yogyakarta, Penerbit ANDI
Setiawan, I. A dan Ghozali, I. 2006. Akuntansi Keperilakuan (Konsep dan Kajian Empiris
Perilaku Akuntan, Universitas Diponegoro, Semarang, BP UNDIP.
Ghozali, I. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan aplikasi dengan SPSS 17. Universitas
Diponegoro, Semarang BP UNDIP.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Universitas
Diponegoro, Semarang BP UNDIP.
26
Hakstian, A. R., P. Suedfeld, E. J. Ballard and D. S. Rank. 1986. “Ascription of
Responsibility Questionnaire: Development and Empirical Extension.” Journal of
Personality Assesment 50 (2): 229-247.
Hellriegel, D., Slocum, W. J, Woodman, W. R. 2001. Organizational Behavior, South
Western Collage Publising.
Hyat, T. A. and D. F. Prawitt. 2001 “ Does Congruence between Audit Structure and
Auditors’ Locus of Control Affect Job Performance?” The Accounting Review 76 (2):
263-274.
Ivancevich, J. M., dkk. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jakarta, Penerbit Erlangga
Jackson, S. E and R. S. Schuler. 1985. “A Meta-analysis and Conceptual Critique of Research
on Role Ambiguity and Role Conflict in Work Settings.” Organization Behavior and
Human Decision Process 36: 16-78.
Kalbers, L. P. and Cenker, W. J. 2007. “Organizational commitment and auditors in public
accounting” Managerial Auditing Journal Vol. 22 No. 4, 2007 pp. 354-375
Kalbers, L. P. and T. J. Fogarty, 2005. “Antecedents to Internal Auditor Burnout,” Journal of
Managerial Issues 17 (1): 101-118
Kalbers, Lawrence, P. Fogarty, and Timothy, J.1995. “Professionalism and its
Consequences.” Auditing Journal of Practice and Theory 14 (1): 64-86.
Kreitner, R. dan Kinicki, A. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Morgeson, F. P., K. Delaney-Klinger and M. A. Hemingway. 2005. “The Importance of Job
Autonomy, Cognitive Ability, and Job-Related Skill for Predicting Role Breadth and
Job Performance.” Journal of Applied Psychology 90 (2): 399-406
Michael, O., Court, D., and Petal, P. “Job stress and organizational commitment among
mentoring coordinators.” International Journal of Educational Management Vol. 23
No. 3, 2009 pp. 266-288
Patten, D. M. 2005. “An Analysis of the Impact of Locus of Control on Internal Auditor Job
Performance and Satisfaction.” Managerial Auditing Journal 20 (9): 1016-1029.
27
Pearson, A., J. M. Pearson, C. Griffin “Innovating with Technology: The Impact of Overload,
Autonomy, and Work and Family Conflict,” Journal of Information Technology
Theory and Application (JITTA), 9:4, 2009, 41-65.
Quinones, M. A, J. K. Ford and M. S. Teacout. 1995. “The Relationship between Work
Experience and Job Performance: A Conceptual and Meta-analytic Review.” Personal
Psychology 48 (4): 887-910.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi Indonesia, Jakarta, Penerbit
Salemba Empat
Suedfeld, P., A. R. Hakstian, D. S. Rank and E. J. Ballard. 1985. “Ascription of
Responsibility Questionnaire as a Personal Variabel.” Journal Of Applied Social
Psychology 15 (3): 285-311.
Tan, H. T. and K. Jamal. 2001. “Do Auditors Objectively Evaluate Their Subordinates’
work?” The Accounting Review 76 (1): 99-110.
Wei-Tao Tai; Shih-Chen Liu “An Investigation of the Influences of Job Autonomy and
Neuroticim on Job Stressor-Strain Relationship” Social Behavior and Personality;
2007; 35, 8; ProQuest Sociology, pg. 1007
28
KUESIONER
Nama Kantor Akuntan Publik (KAP) :
Nama Responden :
Jabatan : Staff Manager
Senior Partner
Supervisor
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban pernyataan yang
anda anggap benar.
PENGALAMAN (EXPERIENCE)
Pengalaman dapat diartikan sebagai jumlah waktu yang dihabiskan
selama menjalankan profesi audit
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya telah mengaudit
banyak klien, sehingga
audit yang saya lakukan
lebih baik
2 Saya telah melakukan
audit dalam jangka waktu
yang lama, sehingga audit
yang saya lakukan lebih
baik
EXERCISED RESPONSIBILITY
Skala exercised responsibility menggunakan aspek biografis untuk
mengukur sejauh mana seseorang telah menjalankan wewenang yang
dimilikinya.
N
O PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya sering menjadi pemimpin
dalam suatu kelompok
2 Saya senang mengambil alih suatu
tanggung jawab
3 Saya telah menjabati berbagai
posisi tanggung jawab pada
pekerjaan dan kegiatan
ekstrakurikuler dimasa lalu
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
4 Saya lebih suka
memimpin dari pada
mengikuti
5 Saya sering memberikan
saran
6 Saya memiliki banyak
tanggung jawab pada
pekerjaan dan kegiatan
ekstrakurikuler saat ini.
7 Saya diberi banyak
tanggung jawab sebagai
seorang anak
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak
Setuju
Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
29
OTONOMI (AUTONOMY)
Otonomi merupakan tingkat kebebasan, independensi, dan
kebijaksanaan yang dimiliki seseorang dalam merencanakan suatu
pekerjaan dan menentukan cara apa yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya memiliki peluang untuk
berpikir dan bertindak secara
independen pada pekerjaan.
2 Saya memiliki wewenang
pada posisi yang saya jabati.
3 Saya memiliki peluang untuk
berpartisipasi dalam proses
penetapan tujuan.
4 Saya memiliki kebebasan
untuk menerapkan
professional judgment pada
pekerjaan.
Untuk penilaian job performance digunakan penilaian pribadi
responden (self-reported).
JOB PERFORMANCE
Pada hakekatnya job performance merupakan kesuksesan seorang
karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan selama periode waktu
tertentu didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan. Pada
profesi auditor, job performance berkaitan dengan kualitas audit.
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7
1 Nilai seberapa besar kwantitas
pekerjaan yang telah Anda lakukan
dibandingkan dengan rekan-rekan
Anda.
2 Nilai seberapa besar kemampuan
yang Anda miliki untuk mencapai
tujuan pekerjaan dibandingkan
dengan rekan-rekan Anda.
3 Nilai seberapa besar evaluasi yang
Anda terima dari supervisor
dibandingkan dengan rekan-rekan
Anda.
4 Nilai seberapa besar kwalitas
hubungan Anda dengan klien
dibandingkan dengan rekan-rekan
Anda.
5 Nilai seberapa besar kemampuan
Anda dalam mengatur waktu dan
biaya dibandingkan dengan rekan-
rekan Anda.
6 Nilai seberapa besar penghormatan
yang Anda terima atas pekerjaan yang
Anda telah lakukan dibandingkan
dengan rekan-rekan Anda.
7 Nilai seberapa besar kualitas kinerja
Anda dalam menggunakan prosedur
audit yang ada dengan tepat
dibandingkan dengan rekan-rekan
Anda.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju