PENGARUH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP …
Transcript of PENGARUH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP …
Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 16 Pages pp. 33 - 48
33 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
PENGARUH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP PELUANG
PENINGKATAN PETANI GANJA
(STUDI KASUS KECAMATAN BEUTONG ATEUK
KABUPATEN NAGAN RAYA)
Fitrah Afandi1, Prof. Dr. Said Muhammad, MA2,
Prof. Dr. Mohd Nur Syechalad, MS3
Abstract: This study was conducted aimed to determine the effect of socio-economic opportunities to increase
marijuana growers in the study site. Where the research was conducted in the district of Nagan Raya District
Beutong Ateuk using primary and secondary data. Primary data was collected through a structured interview
technique with a number of respondents (heads of household selected) based instrument (questionnaire), as well
as secondary data through review of reports and documents related parties or literature and studies from other
sources that are correlated and its relevance to this study. Then analyzed with descriptive and quantitative
approaches, namely through the presentation and preparation of data into a table and also analyzed in
econometrics. Used in estimating a logistic regression model using quantitative methods. The results obtained
and the discussion that the logistic regression model is able to predict the value of the test observations using
Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test. Where results Hosmer and Lemeshow's test Goodness of Fit Test
showed that the value of Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test significantly greater than α = 0.05. The
value of Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test Chi-square is 0.007 with significant value of 100 and the
degrees of freedom (df) 3. When viewed from the test Omnibus Test of Model Coefficient (Simultaneous Testing)
which aims to see whether the independent variables (total revenue, total spending and education level)
simultaneously affect the dependent variable that is likely to increase in marijuana growers. From the test
results that the amount of revenue generated simultaneously, the amount of spending and education level may
explain the increased chance of marijuana growers.
Keyword: total income, total spending, educational level and marijuana
Abstrak: Penelitian ini dilakukan bertujuan Untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap peluang
peningkatan petani ganja di lokasi penelitian. Dimana penelitian ini dilakukan di Kecamatan Beutong Ateuk
Kabupaten Nagan Raya dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer dilakukan melalui teknik
wawancara secara terstruktur dengan sejumlah responden (Kepala Keluarga terpilih) berdasarkan instrumen
(kuesioner), serta data sekunder dilakukan melalui kajian terhadap laporan dan atau dokumen pihak terkait serta
studi literature dari sumber lainnya yang mempunyai korelasi dan relevansinya dengan penelitian ini.
Selanjutnya dianalisis dengan pendekatan deskriptif dan kuantitatif, yaitu melalui penyajian dan penyusunan data
ke dalam tabel dan juga dianalisis secara ekonometrika. Dalam mengestimasi digunakan model regresi logistik
dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa model regresi
logistik dapat mampu memprediksikan nilai observasinya dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow's
Goodness of Fit Test. Dimana hasil Uji Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test menunjukkan bahwa nilai
Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test signifikan lebih besar dari α = 0,05. Adapun nilai Hosmer and
Lemeshow's Goodness of Fit Test adalah Chi-square sebesar 0,007 dengan nilai signifikan sebesar 100 dan
derajat bebas (df) 3. Bila di l ihat dari u j i Omnibus Test of Model Coefficient (Pengujian Simultan) yang
bertujuan untuk melihat apakah variabel-variabel independen (jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran dan
tingkat pendidikan) secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependennya yaitu peluang peningkatan
petani ganja. Dari Hasil uji simultan dihasilkan bahwa jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran dan tingkat
pendidikan dapat menjelaskan mengenai peluang peningkatan petani ganja.
Kata kunci: total pendapatan, total pengeluaran, tingkat pendidikan dan ganja
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 34
Latar Belakang
Perkembangan kehidupan masyarakat yang
begitu cepat sebagai hasil dari proses
pelaksanaan pembangunan disegala bidang
kehidupan baik bidang sosial, politik, ekonomi,
kebudayaan dan agama membawa dampak
positif dan negatif terhadap masyarakat.
Dampak positif tentu akan membawa kearah
kemajuan sedangkan dampak negatif yang
sangat dirasakan yaitu peningkatan kualitas dan
kuantitas berbagai macam kejahatan yang
sangat merugikan.
Secara hakiki manusia merupakan
makhluk sosial yang akan selau berinteraksi
satu dengan yang lain sehingga bukan tidak
mungkin akan timbul suatu masalah yang
disebabkan oleh interaksi manusia di dalam
masyarakat, salah satunya adalah masalah
narkotika jenis ganja.
Penyalahgunaan ganja di Indonesia sudah
sangat meresahkan masyarakat, dapat merusak
kehidupan dan masa depan generasi muda
sebagai generasi penerus. Masalah narkotika
khususnya ganja merupakan masalah yang
perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
pemerintah dan semua kalangan. Peredaran
narkotika jenis ganja merupakan masalah yang
harus dicari penyelesaiannya, penegakan
hukumnya harus dijalin antara masyarakat dan
aparat penegak hukum sesuai dengan tugas dan
wewenangnya dalam rangka menciptakan
suasana tertib, adil, dan adanya kepastian
hukum bagi pencari keadilan.
Langkah strategis guna memerangi
peredaran narkotika salah satunya adalah
partisipasi masyarakat secara nasional maupun
serta kerjasama internasional. Oleh karena itu,
peran masyarakat tingkat global, regional
maupun nasional dituntut mengerahkan segala
daya upaya untuk memerangi peredaran gelap
narkoba guna melindungi dan menyelamatkan
bangsa dan negara.
Pihak-pihak yang berwenang dituntut
untuk bekerja secara profesional dan
semaksimal mungkin dalam melaksanakan
tugas–tugasnya berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat
harus menyadari bahwa penegakan hukum ini
bukan hanya sekedar tanggung jawab penegak
hukum semata tetapi juga merupakan tanggung
jawab bersama.
Beberapa tahun belakangan ini ganja yang
disalahgunakan semakin merebak, para
pengguna hampir terdapat pada semua lapisan
masyarakat, khususnya remaja, baik miskin,
kaya, pelajar, sampai intelektual. Seorang
pecandu narkotika akan menggunakan segala
cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tak
jarang mereka melakukan berbagai kejahatan
seperti mencuri, mencopet, bahkan sampai
melakukan pembunuhan.
Bila melihat dari kasus yang ada seperti
yang dipaparkan diatas, peredaran dan
perdagangan gelap narkoba akhir-akhir ini
menunjukkan peningkatan yang
mengkhawatirkan dan menimbulkan ancaman
serius terhadap berbagai aspek kehidupan
bangsa. Bila dilihat dari data hasil penelitian
1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3) Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
35 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional
Provinsi Aceh di sejumlah Lembaga
Pemasyarakatan di Aceh menunjukkan bahwa
kecendrungan penghuni Lembaga
Pemasyarakatan adalah pengguna narkoba
(tabel I-1).
Tabel I-1 Jumlah Narapidana Yang Terlibat Kasus Narkoba
di Lembaga Pemasyarakatan Aceh
Tahun 2007 - 2011
No Pekerjaan Tahun
Total % Berdasarkan
Pekerjaan 2007 2008 2009 2010 2011
1. Pelajar 27 30 22 38 31 148 3.81
2. Mahasiswa 30 26 38 48 30 172 4.43
3. PNS 22 13 17 16 9 77 1.98
4. Swasta/Wiraswasta 352 334 376 363 346 1771 45.63
5. TNI 18 16 24 14 8 80 2.06
6. Polri
7. Buruh/Tani dan Nelayan 310 259 173 161 150 1053 27.13
8. Dan lain – lain 63 76 145 126 170 580 14.94
Jumlah 822 754 795 766 744 3881 100.00
Sumber: Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh, 2011
Apabila dilihat dari data tabel I, banyak
indikasi yang menyebabkan masyarkat yang
melakukan peredaran narkoba khususnya ganja
yaitu kemiskinan. Kemiskinan merupakan
faktor salah satu pendorong utama petani mau
mengambil resiko tinggi dengan menanam
ganja. Oleh sebab itu, penulis ingin melihat
seberapa besar pengaruh sosial ekonomi
masyarakat terhadap peluang peningkatan
jumlah petani ganja di areal tanaman ganja.
Dari hal tersebut penulis ingin melihat apakah
benar di dasari oleh faktor sosial ekonomi atau
yang lainnya masyarakat ingin menanam
ganja?.
Perumusan Masalah
Dari uraian di atas maka penulis membuat
sebuah rumusan masalah yaitu seberapa besar
pengaruh sosial ekonomi terhadap peluang
peningkatan petani ganja?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi
terhadap peluang peningkatan petani ganja di
lokasi penelitian.
Studi Kepustakaan
Pengertian Narkotika
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 36
Bila dilihat dari Undang-Undang
Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang
narkotika, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Istilah narkotika
yang dipergunakan disini bukanlah “narcotics”
pada farmacologie (farmasi), melainkan sama
artinya dengan “drug” yaitu sejenis zat yang
apabila akan membawa efek dan pengaruh-
pengaruh tertentu pada tubuh isi pemakai,
yaitu:
a. Mempengaruhi kesadaran.
b. Memberikan dorongan yang dapat
bepengaruh terhadap perilaku
manusia.
c. Pengaruh-pengaruh tersebut berupa :
1. Penenang
2. Perangsang (bukan rangsangan
sex)
3. Menimbulkan halusinasi
(pemakainya tidak mampu
membedakan antara khayalan dan
kenyataan, kehilangan kesadaran
akan waktu dan tempat) (Mohd.
Taufiq, 2006).
Pengertian yang paling umum dari
narkotika adalah zat-zat (obat) baik dari alam
atau sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan.
Efek narkotika di samping membius dan
menurunkan kesadaran, adalah mengakibatkan
daya khayal/halusinasi, serta menimbulkan
daya rangsang/stimulant.
Sehubungan dengan pengertian narkotika
menurut Smith Kline dan Frech (2008)
mengemukakan definisi tentang narkotika
adalah: zat-zat atau obat yang dapat
mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan
dikarenakan zat-zat tersebut bekerja
mempengaruhi susunan saraf sentral individu,
dimana didalamnya sudah terkandung candu
seperti morphine, codein, dan methadone.
Definisi lain Hari Sasangkana (2008)
dikutip dikatakan: Bahwa yang dimaksud
dengan narkotika ialah candu, ganja, kokain,
zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari
benda-benda tersebut yakni morphine, heroin,
codein, hasiseh, cocain, dan termasuk juga
narkotika sintetis yang menghasilkan zat-zat,
obat-obatan yang tergolong dalam
hallucinogen dan stimulant.
Dampak Sosial Ekonomi
Social economic impact analysis adalah
analisis yang bertujuan mengukur sejauh mana
suatu kegiatan memberikan dampak secara
sosial maupun ekonomi.
Landry et al (Landry et al, 1993)
mendefinisikan social impact sebagai berikut:
“a dynamic concept which pre-supposes a
relationship of cause and effect. It can be
measured throught the evaluation of the
outcomes of particular actions be that an
initative, a set of initiatives forming a policy or
set of policies which form a strategy.”
Sementara itu, dalam bukunya SIA,
Ronaldo menggunakan istilah “assessment”
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
37 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
untuk kata “analysis”. Ronaldo
mengungkapkan bahwa social impact analysis
adalah deskripsi mengenai penilaian atau
perkiraan mengenai dampak atau akibat yang
timbul dari suatu kebijakan yuang spesifik,
termasuk program-program dan adopsi dari
kebijakan baru, juga kegiatan-kegiatan spesifik
pemerintah seperti pembangunan, proyek besar
dan lain-lain.
Mengukur Dampak Ekonomi
Untuk mengukur dampak ekonomi
(economic impact) umumnya dapat digunakan
tiga tipe analisis ekonomi, yaitu cost, cost-
effectiveness, and benefit-cost analysis
(French, 2003).
Jika merujuk pada ukuran yang digunakan
oleh UNODC maka, analisis terhadap dampak
ekonomi penyalahgunaan dan perdagangan
gelap narkoba terdiri atas:
Analisis cost & benefit
Work, employment & productivity
Prices & income
Trade & balance of payments
Finance & investment
Mengukur Dampak Sosial
Indikator yang digunakan oleh UNODC
untuk dampak sosial penyalahgunaan dan
perdagangan gelap adalah konsekuensi yang
akan dialami oleh:
1. Keluarga dan komunitas
2. Kesehatan
3. Pendidikan
4. Lingkungan Hidup
5. Crime, corruption & dangers yang
akan dialami oleh masyarakat.
Karakteristik Petani dan Kondisi Sosial
Ekonomi.
Manusia merupakan makhluk individual
tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan
jiwa raga, tetapi dalam arti bahwa tiap-tiap
orang itu merupakan pribadi yang khas
menurut corak kepribadiannya, termasuk
kecakapannya sendiri. Allport (Gerungan;
1996), merumuskan kepribadian manusia
sebagai organisasi dinamis dari sistem psiko-
fisik dalam individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik (khas) dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Manusia dengan kekhasannya tersendiri
mempunyai kemampuan dan daya cipta yang
berbeda-beda, hal ini ditentukann oleh
beberapa faktor, antara lain: (1) lingkungan
sosial dan fisiknya, (2) struktur fisiologisnya,
(3) keinginan dan tujuannya, (4) pengalaman
masa lalunya.
Menurut Mead (Krech, Richard, dan
Egerton; 1962), diri pribadi merupakan produk
suatu interaksi sosial dan berkembang sedikit
demi sedikit. Sifat diri pribadi membantu
menentukan pengaturan keinginan, tujuan
individu dan mempertahankan diri sendiri
dapat menjadi salah satu kepentingan
utamanya. Keinginan itu sendiri merupakan
kekuatan yang mengawali dan
mempertahankan suatu perilaku.
Mostache (Krech, Richard, dan Egerton;
1962) mengemukakan bahwa ciri-ciri yang
penting baginya adalah ciri-ciri yang sangat
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 38
dihargai oleh kelompok rujukannya yang
utama, yakni keluarganya. Pendapat ini ingin
mengangkat bahwa seseorang cenderung
menonjolkan ciri pribadinya yang dianggap
baik atau dihargai oleh kelompok anutannya.
Kalau dikaitkan dengan petani, maka petani
cenderung akan menonjolkan ciri pribadi yang
dihargai oleh keluarganya dan kelompok
lainnya.
Pribadi ideal secara signifikan
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan
konsep orang tersebut mengenai pribadi ideal
cenderung mencerminkan nilai-nilai kelompok
yang menjadi anutannya. Kelompok anutan
merupakan suatu kelompok yang digunakan
individu untuk mengidentifikasikan dirinya
secara sedemikian rupa sehingga dia
cenderung menggunakan kelompok tersebut
sebagai standar bagi evaluasi diri pribadi dan
sebagai sumber bagi nilai dan tujuan
personalnya. Kelompok acuan bagi individu
tersebut dapat mencakup keanggotaan
kelompok dan kelompok yang dicita-citakan
untuk dimasuki.
Maslow (1984) mengemukakan bahwa
kemampuan mengambil keputusan sendiri
umumnya dimiliki oleh orang-orang yang
mampu mewujudkan diri. Dikaitkan dengan
pribadi petani. Mosher (1987) mengemukakan
bahwa sebagai perseorangan, para petani
memiliki empat kapasitas penting, yaitu:
bekerja, belajar, berpikir kreatif dan bercita-
cita. Di antara ciri lain petani yang
dikemukakan Mosher adalah petani sebagai
manusia berbeda satu sama lain dan
kebanyakan petani hidup dibawah
kesanggupan mereka yang sesungguhnya.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli
yang telah dipaparkan, maka pengenalan
terhadap karateristik dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi sangat penting
dalam upaya pemberdayaan dan pembangunan
yang akan dilakukan. Ada beberapa
karakteristik yang akan dikaji dari responden
dalam penelitian ini, yaitu: umur, pendidikan,
jumlah tanggungan, mata pencaharian, luas
dan status lahan, pengalaman bertani, motivasi
dalam berusaha, keberanian mengambil resiko
dalam berusaha dan persepsi terhadap usaha
petani ganja.
Sementara untuk kondisi sosial ekonomi
dalam penelitian ini akan mengkaji kondisi
sosial, meliputi: (1) dukungan keluarga, (2)
dukungan tokoh masyarakat, (3) norma dalam
masyarakat, dan (4) interaksi masyarakat.
Sedangkan untuk kondisi ekonomi penelitian
ini akan mengidentifikasi: (1) pendapatan
keluarga, (2) kebutuhan pangan dan non-
pangan keluarga, kebutuhan biaya sosial, dan
biaya pendidikan, (3) modal usaha, dan (4)
sumberdaya ekonomi lainnya.
Penelitian Sebelumnya
Nurhayati (2007) mengemukakan bahwa
narkotika apabila digunakan tidak sesuai
dengan fungsinya maka akan berdampak pada
pola hidup pemakai serta berdampak pada
sosial ekonomi, produktivitas hidup,
pendidikan dan keluarga.
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
39 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
Puslitbang BNN (2005) menjelaskan
bahwa penyebab tingginya penyalahgunaan
narkoba di Indoesia diakibatkan semakin
luasnya perdagangan dan peredaran gelap
narkoba dan juga dipicu kurangnya
pengawasan orang tua terhadap anak serta
faktor sosial ekonomi yang mendukung .
Hawari (2003) mengemukakan bahwa
biaya yang dikeluarkan pemakai untuk
menkosumsi narkoba di Indonesia sekitar Rp.
500.000,- perhari sedangkan pemakai
terbanyak adalah kaum remaja (85%).
Karangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan tujuan
penelitian serta landasan teoritis, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam
penelitian ini yaitu pengaruh sosial
ekonomi masyarakat di areal tanaman
berpengaruh terhadap peluang peningkatan
petani ganja (dibatasi dilihat dari jumlah
pendapatan, jumlah pengeluaran dan
tingkat pendidikan formal)
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini digolongkan kedalam
penelitian eksploratif yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
dilakukan melalui “wawancara tak terstruktur
secara mendalam” dengan sejumlah “informan
kunci”, dalam upaya memperoleh informasi
sebanyak mungkin tentang karakteristik dan
kondisi sosial masyarakat di lokasi penelitian.
Di samping itu dilakukan pengamatan secara
langsung terhadap fakta sosial dan interaksi
sosial serta sistem nilai yang dianut
masyarakat sesuai dengan situasi dan
kondisinya.
Pendekatan kuantitatif akan digunakan untuk
memperoleh pemahaman secara general dan
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
ditelaah secara numerik. Penggunaan kedua
pendekatan ini, kualitatif dan kuantitatif,
dimaksudkan untuk menggali informasi
sebanyak – banyaknya.
Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data primer, dilakukan
melalui teknik wawancara secara terstruktur
dengan sejumlah responden (Kepala Keluarga
terpilih) berdasarkan instrumen (kuesioner)
yang telah dipersiapkan untuk mendapatkan
Areal
Ganja
Petani
Tanaman
Ganja
Tingkat
Pendidikan
Formal
Total
Pendapatan
Total
Pengeluaran
n
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 40
data kuantitatif. Sementara itu, untuk
mendapatkan data kualitatif akan dilakukan
pengamatan secara langsung terhadap
berbagai fenomena di lapangan dan Focus
Group Discussion (FGD) secara mendalam
dengan sejumlah masyarakat tokoh untuk
memperkuat dan melengkapi informasi yang
dibutuhkan (seperti yang telah disebutkan di
atas).
Pengumpulan data skunder, dilakukan
kajian terhadap laporan dan atau dokumen
pihak terkait serta studi literatur guna
memperkuat berbagai informasi yang
diperoleh dari data primer. Selanjutnya
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
informasi, akan di”cross-check” dan dicatat
dalam sebuah matrik tabel tringulasi yang telah
dipersiapkan. Dengan demikian diharapkan
informasi yang diperoleh lebih valid untuk
mengambil suatu kesimpulan.
Lokasi Penelitian dan Teknik Sampling
Lokasi penelitian ini adalah
Kabupaten Nagan Raya Kecamatan
Beutong Ateuk Desa Pante Ara, Desa
Blang Baroe Rambung dan Desa Bumi
Sari. Jumlah penduduk di Kecamatan
Beutong Ateuk berjumlah 12.840 jiwa
dengan jumlah penduduk laki–laki
berjumlah 6.308 jiwa sedangkan
perempuan 6.532 jiwa (Sumber Nagan
Raya Dalam Angka 2010).
Untuk menentukan jumlah sampel
penelitian maka bepedoman pada jumlah
populasi kecamatan daerah penelitian. Bila
dilihat dari jumlah populasi daerah penelitian
maka untuk menentukan jumlah sampel yang
digunakan rumus slovin (Husein, 2003:141),
yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir sebesar 10 %.
)1.0840.12(1
840.122x
n 99.58
n = 99.58 responden = 100 responden
Berdasarkan perhitungan rumus diatas
yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah sebesar 100 sampel.
Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier berganda
(Gujarati, 1999: 233)
Yt = o + 1Xt + t
Dimana : Yt = Variabel terikat
Xt = Variabel bebas
0 = Konstanta
1 = Koefisien
regresi
t = Error term
Spesifikasi persamaan model diatas
dikombinasikan ke dalam model regresi
logistik (Nachrowi, 2002 : 250), yang mana
21 Ne
Nn
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
41 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
variabel dependen dari penelitian ini
merupakan masyarakat yang pernah menjadi
petani ganja dan bukan petani ganja. Adapun
rincian model dapat dilihat sebagai berikut:
3322110
)(1
)(ln XXX
x
xY
Dimana:
Y = Masyarakat Petani Ganja di
notasikan sebagai
0
1lnY ,
sedangkan masyarakat yang bukan
terindikasi petani ganja di notasikan
sebagai
1
0lnY
= Konstanta
1, 23 = Koefisien Regresi
X1 = Pendapatan
X2 = Pengeluaan
X3 = Pendidikan
ε = Error Term
)(x = Merupakan fungsi yang
non linier, yang perlu
dilakukan transformasi ke
dalam bentuk logit
sehingga menghasilkan
fungsi linier.
Defenisi Operasional Variabel
Dalam mengukur variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, maka
dirumuskan ukuran variabel sebagai berikut:
1. Masyarakat petani ganja adalah sejumlah
masyarakat di daerah penelitian yang
merupakan kelompok masyarakat
terindikasi menanam ganja serta
merupakan responden dalam penelitian
ini, dalam satuan jiwa.
2. Tingkat pendidikan formal yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah jenjang
pendidikan (sekolah) terakhir yang pernah
ditempuh oleh setiap responden baik petani
ganja maupun bukan petani ganja serta
informasi tingkat pendidikan masyarakat
yang lainnya (bukan responden) di dapat
melalui Focus Group Discussion (FGD)
dan literatur dalam satuan jiwa.
3. Jumlah pendapatan adalah jumlah
pendapatan yang diterima setiap bulannnya
oleh setiap responden yang terindiikasi
petani ganja maupun yang bukan petani
ganja di daerah studi, dihitung dalam satuan
rupiah.
4. Jumlah Pengeluaran adalah jumlah
pengeluaran yang dikeluarkan setiap
bulannya oleh setiap responden yang
terindikasi petani ganja maupun bukan
petani ganja di daerah studi, dihitung dalam
satuan rupiah.
Pembahasan
Dilihat dari hasil estimasi pengolahan data
yang menggunakan model regresi logistik,
dapat dijelaskan hasil tersebut sebagai berikut:
Uji Hosmer and Lemeshow Test of Fit Test
Kelayakan model regresi logistik dapat
dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow's Goodness of Fit Test. Dimana Jika
nilai statistik Hosmer and Lemeshow's
Goodness of Fit Test lebih besar daripada α =
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 42
0,05 (5%) maka hipotesis nol tidak dapat
ditolak dan berarti model mampu
memprediksikan nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya.
Dari hasil pengujian Hosmer and
Lemeshow's Goodness of Fit Test diperoleh
nilai Chi-square sebesar 0,007 dengan nilai
signifikan sebesar 100 dan derajat bebas (df) 3.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai
signifikan lebih besar dari α = 0,05 yang
berarti keputusan yang diambil adalah
menerima Ho yang berarti tidak ada perbedaan
antara klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi logistik
yang digunakan telah memenuhi kecukupan
data (f i t).
Uji Model Fit
Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 log likelihood
(-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan
nilai -2 log likelihood (-2LL) pada akhir
(Block Number= 1). Adanya pengurangan nilai
antara -2LL awal (initial -2LL function)
dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-
2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data. Log Likelihood
pada regresi logistik mirip dengan pengertian
"Sum of Square Error" pada model regresi
sehingga penurunan log likelihood
menunjukkan model regresi semakin baik.
Bila dilihat dari tabel Uji Model Fit 1 dan
Uji Model Fit 2 menunjukkan perbandingan
antara nilai -2LL blok pertama dengan -2LL
blok kedua. Dari hasil perhitungan nilai -2LL
terlihat bahwa nilai blok pertama (Block
Number = 0) adalah 26.949 dan nilai -2LL
pada blok kedua (Block Number = 1) adalah
sebesar 9.364. Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa model regresi logistik yang
pertama lebih baik daripada model logistik
yang kedua. Hal ini terjadi dikarenakan oleh
penurunan nilai dari blok pertama ke blok
kedua.
Model Summary
Model Summary dalam regresi logistik
sama dengan pengujian “R2” pada model
regresi linear. Tujuan dari model Summary
adalah untuk mengetahui seberapa besar
kombinasi variabel independen yang terdiri
dari jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran
dan tingkat pendidikan untuk mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu jumlah
petani ganja.
Dari hasil pengolahan data dengan metode
regresi logistik diketahui bahwa uji model -
2Log Likelihood menghasilkan sebesar 9,364
dari koefisien determinasi yang dilihat dari
Nagelkerke R Square adalah 0,683 ( 68,3% )
dan nilai Cox & Snell R Square adalah 0,161 (
16,1%). Artinya adalah variabel independen
yaitu jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran
dan tingkat pendidikan mampu menjelaskan
variasi dari variabel dependen yaitu jumlah
petani ganja sebesar 68,3 %, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
diluar dari variabel-variabel yang diteliti.
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
43 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
Omnibus Test of Model Coeficient
(Pengujian Simultan).
Pengujian ini dilakukan untuk menguji
apakah variabel-variabel independen (jumlah
pendapatan, jumlah pengeluaran dan tingkat
pendidikan) secara serentak berpengaruh
terhadap variabel dependennya yaitu jumlah
petani ganja.
Berdasarkan analisa Omnibus Test of
Model Coeficient menunjukkan hasil bahwa
secara simultan jumlah pendapatan, jumlah
pengeluaran dan tingkat pendidikan dapat
menjelaskan mengenai peningkatan petani
ganja. Hal ini dapat dilihat dari hasil Chi-
square sebesar 17.584 dengan degree of
freedom sebesar 3. Adapun tingkat signifikansi
sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil dari
0,05.
Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Tujuan dari pengujian secara parsial
yaitu untuk mengetahui pengaruh secara
parsial masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Berdasarkan
hasil pengujian dengan menggunakan
SPSS versi 18.00 menghasilkan output
sebagai berikut:
Hasil Uji Secara Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Pendidikan 19.924 3509.632 .000 1 .995 4.496E8
Pendapatan 16.721 3022.420 .000 1 .996 1.827E7
Pengeluaran -19.231 3509.632 .000 1 .996 .000
Constant 1.817 4631.689 .000 1 1.000 6.152
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Pendapatan, Pengeluaran.
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2012)
Berdasarkan tabel diatas maka model
Uji Secara Parsial yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Ln
ix
x
)(1
)(
= 1,817 + 16,72 X1 – 19,231 X2 + 19,924 X3
1. Variabel konstan model regresi logistik
mempunyai koefisien positif sebesar 1,817
yang berarti jika variabel lain dianggap
tetap maka peluang peningkatan petani
ganja sebesar 1,817 ≈ 2 orang.
2. Koefisien estimasi pendapatan (X1) adalah
16,72 yang artinya apabila kenaikan jumlah
pendapatan sebesar Rp. 1.000.000,- maka
akan mengakibatkan peluang bertambahnya
penanaman ganja sebesar 16,72 ≈ 17 orang
(dengan asumsi variabel X2 dan X3 adalah
konstan).
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 44
3. Koefisien estimasi pengeluaran (X2) adalah
-19,231 yang artinya apabila menurunnya
jumlah pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000,-
maka akan mengakibatkan peluang
bertambahnya jumlah penanaman ganja
sebesar 19,3 ≈ 19 orang (dengan asumsi
variabel X1 dan X3 adalah konstan).
4. Koefisien estimasi pendidikan (X3) adalah
19,924 yang artinya apabila peningkatan
taraf masyarakat untuk bersekolah/
berpendidikan sebesar 1 orang maka akan
mengakibatkan peluang berkurangnya
jumlah penanaman ganja sebesar 19,924 ≈
19 orang (dengan asumsi variabel X1 dan
X2 adalah konstan).
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan utama dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh sosial
ekonomi masyarakat terhadap peluang
peningkatan petani ganja di lokasi penelitian
serta melihat keterkaitan antara karakteristik
petani ganja terhadap perkebunan ganja. Dari
hasil analisis dan estimasi yang dilakukan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut
1. Kecamatan Beutong Ateuk, Kabupaten
Nagan Raya merupakan salah satu daerah
intens penanaman ganja dengan titik lokasi
perbatasan dengan hutan Negara wilayah
Gayo Lues dan Aceh Tengah.
2. Tiga desa di kecamatan ini (Blang Baroe
Rambung, Bumi Sari dan Pante Ara)
merupakan desa potensial wilayah
penanaman ganja karena langsung
berbatasan dengan kawasan hutan
belantara.
3. Tiga desa tersebut dapat dijadikan wilayah
pengembangan ekonomi masyarakat agar
ketahanan sosial dan ekonominya lebih baik
dalam upaya menangkal kegiatan terlarang
dilihat dari data eksisting desa.
4. Variabel pendapatan berpengaruh positif
sesuai dengan hipotesis dan signifikan
terhadap peluang peningkatan jumlah
petani ganja. Hal ini berdasarkan hasil
koefisien estimasi pendapatan (X1) dimana
kenaikan jumlah pendapatan masyarakat
sebesar Rp. 1.000.000,- maka akan
mengakibatkan peluang bertambahnya
jumlah penanaman ganja sebesar 16,72 ≈
17 orang (dengan asumsi variabel X2 dan
X3 adalah konstan)
5. Variabel pengeluaran berpengaruh negatif
sesuai dengan hipotesis. Hal ini
berdasarkan hasil koefisien pengeluaran
dimana apabila menurunnya jumlah
pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000,- maka
akan mengakibatkan peluang bertambahnya
jumlah penanaman ganja sebesar 19,3 ≈ 19
orang (dengan asumsi variabel X1 dan X3
adalah konstan).
6. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh
positif sesuai dengan hipotesis. Hal ini
berdasarkan hasil koefisien pendidikan
dimana peningkatan taraf masyarakat untuk
bersekolah/ berpendidikan sebesar 1 orang
maka akan mengakibatkan peluang
berkurangnya jumlah penanaman ganja
sebesar 19,924 ≈ 19 orang (dengan asumsi
variabel X1 dan X2 adalah konstan).
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
45 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
Saran
Dari hasil penelitian ini dapat
direkomendasikan beberapa hal, sebagai
berikut:
1. Pemerintah harus dapat melakukan
pembinaan melalui lembaga pendidikan
formal dan non formal serta sosialisasi
terhadap masyarakat yang sudah terjebak
kedalam penyalahgunaan narkoba
khususnya ganja sehingga penggunaan
narkoba khususnya ganja dapat ditekan.
2. Sebagaian besar dari masyarakat daerah
penelitian tidak mengetahui efek yang luas
terhadap penggunaan narkoba khususnya
ganja sehingga mereka hanya mengetahui
dampak positif yang mereka tau yang sehari
–hari mereka lakukan/ konsumsi sebagai
contoh untuk rempah – rempah makanan
sehingga perlu adanya sosialisasi tentang
kegunaan dan dampak yang ditimbulkan
oleh narkoba khususnya ganja di kalangan
masyarakat.
Daftar Pustaka
Badan Narkotika Nasional Indonesia
www.bnn.go.id/.../konten.php?...Progr
am+AD+Ganja+di+Indonesia
Badan Narkotika Nasional Puslibang. 2005.
Napza; Peran Keluarga dan
Mencegah Penyalahgunaan Narkoba.
Jakarta
BPS. 2010. Aceh Dalam Angka. Banda Aceh
Departemen Pertanian Republik Indonesia,
Ditjen Holtikultura, Jakarta DR. Ir. Yul
H. Bahan dalam situs :
http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/in
dex.php?option=com
Farthing, Linda, and Benjamin Kohl. 2005.
Conflicting Agendas: The Politics of
Development Aid in Drug-Producing
Areas. Development Policy Review 23
(2): 183-198.
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial.
Bandung: Penerbit PT. Eresco.
Gill, Lesley. 2002. Colombia: Unveiling U.S.
Policy. Foreign Policy in Focus, April 19.
http://www.fpif.org/pdf/gac/0204colombi
a.pdf.
González, Fernán. 2004. The Colombian
Conflict in Historical Perspective.
ConciliationResources.http://www.c-
r.org/ourwork/accord/colombia/historical
- perspective.php.
Grossman, Marc. 2002. U.S. Support for
Colombia. Roundtable Discussion with
Reporters. August 21, 2002.
http://bogota.usembassy.gov/wwwsmg16.
shtml.
Gujarati, Damodar. (1999). Ekonometrika
Dasar. Terjemahan: Sumarno Zein.
Erlangga. Jakarta.
Hagen, Jason Thor. 2001. Alternative
Development Won’t End Colombia’s
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 46
War. Foreign Policy in Focus, May.
http://www.fpif.org/pdf/gac/0105altdev.p
df.
Hammal, K.B. 1983. “Risk Avertion, Risk
Perception, and Credit Use. The Case of
Small Paddy Farmers in Nepal.” Research
Paper No.21 Kathmandu.
Hari Sasangka. 2008. Narkotika &
Psikotropika dalam Hukum Pidana.
Peberbit Mandar Maju, Bandung.
Hawari, D. 2003. Kesehatan Jiwa dan Pola
Hidup Kosumsi Narkoba. Dana Bhakti
Prima Yasa. Jogjakarta
Interamerican Association for Environmental
Defense. 2006a. Alternative Development
Strategies in Colombia: The Need to
Move Beyond Illicit Crop Spraying.
Executive Summary. Oakland, CA:
Interamerican Association for
Environmental Defense. http://www.aida-
americas.org/templates/aida/uploads/docs
/AIDA- EX_SUMM_ALT_DEVT_06-
08.pdf.
Interamerican Association for Environmental
Defense. 2006b. Estrategias de Desarrollo
Alternativo en Colombia: La Necesidad
de Acciones más allá de las Fumigaciones
a Cultivos Ilícitos. Oakland, CA:
Interamerican Association for
Environmental Defense. http://www.aida-
americas.org/templates/aida/uploads/docs
/AIDA-
INFORME_DESARROLLO_ALTERNA
TIVO_06-08.pdf.
Isacson, Adam. 2001. The Tragedy of
Alternative Development in Colombia.
Colombia Journal On-Line.
http://www.colombiajournal.org/colombi
a92.htm.
---. 2004. The State Department’s Data on
Drug-Crop Cultivation. Memorandum.
Center for International Policy.
http://ciponline.org/colombia/040322coca
.pdf.
---. 2006. Plan Colombia – Six Years Later:
Report of a CIP Staff Visit to Putumayo
and Medellín, Colombia. Washington,
D.C.: Center for International Policy.
http://www.ciponline.org/colombia/0611i
pr.pdf.
Krech, D., S.C. Richard, dan L.B. Egerton.,
1962. Individual in Society. New York:
McGraw-Hill Book Company, Inc.
LeGrand, Catherine. 1986. Agrarian
Antecedents of the Violence. In Violence
in Colombia: The Contemporary Crisis in
Historical Perspective, ed. Charles
Bergquist, Ricardo Peñaranda, Gonzalo
Sánchez, 31-50. Repr., Wilmington, DE:
SR Books, 1992.
---. 1986b. Frontier Expansion and Peasant
Protest in Colombia, 1830-1936.
Albuquerque, NM: University of New
Mexico Press.
---. 2003. The Colombian Crisis in Historical
Perspective. Canadian Journal of Latin
American and Caribbean Studies 28
(55/6): 165-209.
http://www.proquest.com/.
Maslow, A.H. 1984. Motivasi dan Kepribadian
(terjemahan).Jakarta: PT. Pustaka
Binaman Pressindo.
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
47 - Volume 1, No. 3, Agustus 2013
Miller, T. Christian. 2002. Colombia’s Drug
War Attracts Dubious Ally. Los Angeles
Times, August 19.
http://www.commondreams.org/headlines
02/0819-01.htm.
Molano, Alfredo. 2000. The Evolution of the
FARC: A Guerrilla Group’s Long
History. North American Congress on
Latin America Report on the Americas 34
(2): 23-31, 48.
http://search.ebscohost.com.
Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan
Membangun Pertanian. Jakarta: CV.
Yasaguna.
Otis, John. 2006. USAID Pulls out of
Colombia’s South. Houston Chronicle,
Sept. 10.
http://www.chron.com/CDA/archives/arc
hive.mpl?id=2006_4187563.
Ramírez, María Clemencia. 2004. The
Construction of Citizenship in the
Context of Armed Conflict, Anti-drug
Policy and Illegality in Putumayo
(Colombia). Trans. Andy Klatt. The
MacMillan Center Program on Order,
Conflict and Violence, Yale University.
http://www.yale.edu/ycias/ocvprogram/Cl
emencia%20Ramirez%203.021.pdf.
---. 2005a. Aerial Spraying and Alternative
Development in Plan Colombia: Two
Sides of the Same Coin or Two Contested
Policies? Revista: Harvard Review of
Latin America, Spring.
http://drclas.fas.harvard.edu/revista/articles/vie
w/844.
---. 2005b. Construction and Contestation of
Criminal Identities: The Case of the
“Cocaleros” in the Colombian Western
Amazon. Trans. Andy Klatt. Journal of
Drug Issues 35 (1): 57- 82.
http://search.ebscohost.com.
Reijntjes, C.B. Haverkort, dan A. Waters-
Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan:
Pengantar Untuk Pertanian
Berkelanjutan Dengan Input Luar
Rendah. ILEIA. Jakarta: Penerbit
Kanisius.
Roldán, Mary. 2004. Citizenship in a
Contested State. WideAngle: An Honest
Citizen Briefing. Public Broadcasting
Service.
http://www.pbs.org/wnet/wideangle/print
able/colombia_briefing_print.html.
Soekartawi, Rusmadi, dan Effi Damaijati.
1993. Resiko dan Ketidakpastian dalam
Agribisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Surbakti, Nurhayati. 2007. Dampak Sosial dan
Ekonomi Penyalahgunaan Narkoba.
Jurnal Administrasi Bisnis Vol 3, Jakarta
Taufik, Makarao, Suhasril dan Moh. Zakky.
A.S. 2006. Tindak Pidana Narkotika.
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
Thoumi, Francisco E. 2002. Illegal Drugs in
Colombia: From Illegal Economic Boom
to Social Crisis. Annals of the American
Academy of Political and Social Science
582: 102-116. http://www.jstor.org.
---. 2005. The Colombian Competitive
Advantage in Illegal Drugs: The Role of
Policies and Institutional Changes.
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 3, Agustus 2013 - 48
Journal of Drug Issues 35 (1): 7-25.
http://search.ebscohost.com.
Vargas Meza, Ricardo, and Martin Jelsma.
2000. Drug Crops and Peace Process in
Colombia: A Proposal for Peace.
Executive Summary. Andina/Bogota:
TransnationalInstitute.
http://www.tni.org/archives/vargas/prop-
summary.htm.
Wilson, Scott. 2003. Colombian Fighters’
Drug Trade is Detailed: Report
Complicates Efforts to End War.
Washington Post, June 26.
http://www.lexis.com.
Umar, Husein .2003. Metode Riset Bisnis,
Gramedia Pustaka utama, Jakarta
United States Agency for International
Development. 2000. USAID Alternative
Development Design Document. United
States Embassy in Bogotá, Colombia.
http://bogota.usembassy.gov/wwwsad03.s
html.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009.
Narkotika. Ghalia Jakarta